109
1

NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

1

Page 2: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

2

KATA PENGANTAR

KETUA SENAT FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

Page 3: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

3

Page 4: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

4

KATA PENGANTAR

DEKAN FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

Puji syukur kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang atas segala nikmat, karunia, dan kemudahan yang diberikan kepada kita sehingga kita semua dapat melaksanakan tugas-tugas yang diamanahkan kepada kita. Bidang kedokteran hewan mengalami perkembangan yang cukup pesat sebagai akibat dari kemajuan IPTEKS dan kebutuhan masyarakat akan kondisi lingkungan yang sehat. Profesi dokter hewan menjadi semakin penting tidak hanya karena kemampuan dan kewenangan medis veteriner yang dimilikinya namun juga kebutuhan terhadap profesi ini untuk berada di dalam kesatuan kerja kesehatan semesta (One Health) mengingat kompleksitas permasalahan dalam perwujudan dunia yang sehat (Global Health). Kondisi ini telah membuat organisasi kesehatan hewan dunia (OIE) mengeluarkan rekomendasi pencapaian Day 1 Graduate Competencies kepada semua institusi pendidikan tinggi kedokteran hewan.

FKH IPB yang telah memulai kegiatan pendidikannya sejak seabad silam, memiliki pondasi yang cukup kokoh untuk mengembangkan diri menghadapi tantangan dan peluang yang ada. Di antara aspek yang penting untuk diadaptasikan terhadap berbagai perubahan yaitu aspek tata kelola dan pengembangan keilmuan. Tata kelola yang berbasis penjaminan mutu dan efisiensi menjadi pilihan utama demikian juga pengembangan keilmuan berbasis bidang ilmu yang spesifik ke arah kolaborasi multi dan transdisiplin.

Sesuai dengan Statuta IPB (PP Nomor 66 Tahun 2013), maka format pengelolaan di FKH IPB yang merupakan satu rumpun ilmu akan berubah menjadi Sekolah. Di samping itu, untuk mengantisipasi tingginya kebutuhan lulusan yang kompeten untuk bekerja dalam bidang biomedis maka akan dibuka Program Studi Sarjana (S1) Sains Biomedis. Dengan demikian FKH IPB akan melakukan perubahan menjadi Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis.

Kami menghaturkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi atas kerja keras, berbagai masukan dan saran dari civitas akademika maupun mitra akademik untuk mewujudkan perubahan ini. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala meridhoi dan memudahkan semua urusan kita untuk memajukan pendidikan kedokteran hewan dan institusi yang kita cintai bersama.

Dekan Fakultas Kedokteran Hewan

Institut Pertanian Bogor

Prof Drh Srihadi Agungpriyono, PhD, PAVet (K)

Page 5: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

5

RINGKASAN EKSEKUTIF

Perkembangan IPTEKS yang semakin pesat di zaman saat ini turut memengaruhi perkembangan dalam dunia kesehatan. Ilmu-ilmu kesehatan meluas seiring dengan perkembangan teknologi dan meningkatnya permintaan terhadap inovasi dalam memenuhi kebutuhan terhadap berbagai jenis tindakan medis. Bidang-bidang seperti bioteknologi, farmasi, teknologi informasi, pengembangan perangkat dan peralatan medis, dan banyak lagi semuanya telah memberikan kontribusi yang signifikan untuk meningkatkan kesehatan manusia di seluruh dunia.

Menyikapi perkembangan IPTEKS yang demikian pesat dan dinamis, Institut Pertanian Bogor memiliki rencana strategis dengan menetapkan visi menjadi perguruan tinggi berbasis riset dan terdepan dalam inovasi untuk kemandirian bangsa menuju techno-socio entrepreneurial university yang unggul di tingkat global pada bidang pertanian, kelautan, dan biosains tropika. Tiga bidang keilmuan tersebut merupakan bidang strategis yang menjadi mandat IPB yang di dalamnya mencakup ilmu terkait yang mendukung pertanian dalam arti luas, termasuk ilmu kesehatan.

Sejak beberapa dekade belakangan, berbagai konsep dalam upaya peningkatan kesehatan tidak lagi mendikotomi kesehatan manusia dengan kesehatan hewan. Berbagai terminologi digulirkan, salah satunya adalah konsep One Health. Namun, meski konsep One Health dikembangkan untuk meningkatkan kualitas kesehatan manusia dan hewan, tidak dapat dipungkiri bahwa bidang kedokteran hewan mengambil peran dalam proporsi yang paling signifikan dibandingkan disiplin ilmu lainnya. Hal ini dibuktikan dengan sebaran publikasi tentang One Health di berbagai jurnal yang sebagian besarnya digulirkan oleh penulis dengan latar belakang kedokteran hewan.

Selain itu, bidang kedokteran hewan pun sejak dahulu sangat lekat dengan konsep yang mirip dengan One Health dan lebih dahulu diperkenalkan seperti One Medicine dan One World One Medicine. Ke depan, bidang kedokteran hewan tidak hanya diperlukan dalam ranah klinik, namun lebih jauh menjadi aktor utama dalam mempromosikan kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan dengan konsep One Health yang diproyeksi akan menjadi trend di kemudian hari. Saat ini, gagasan dan terminologi One Health semakin banyak digunakan untuk memfasilitasi kerja sama antar departemen di lembaga pemerintahan dalam perumusan kebijakan di berbagai negara.

Dalam perjalanannya, pengembangan ilmu-ilmu kesehatan di IPB sejak awal berdirinya hingga saat ini secara umum dilaksanakan oleh Fakultas Kedokteran Hewan dengan konsentrasi di bidang ilmu kesehatan hewan dalam arti luas yang juga mencakup kesehatan masyarakat dan lingkungan. Dengan catatan panjang kontribusi FKH dalam dunia kesehatan, FKH memiliki pondasi yang cukup kuat untuk mengembangkan diri dalam rangka menghadapi tantangan dan peluang di dunia kesehatan yang semakin meluas.

Agar mampu beradaptasi dengan perkembangan IPTEKS di dunia kesehatan dan sekaligus mendukung rencana strategis IPB di bidang kesehatan, berbagai aspek dipandang perlu untuk diadaptasikan. Salah satu aspek yang dimaksud adalah aspek tata kelola dan pengembangan keilmuan. Sebagaimana yang tercantum dalam Statuta IPB (PP Nomor 66 Tahun 2013), format pengelolaan pelaksana unsur akademik dari satu rumpun ilmu adalah berupa sekolah. Hal ini sesuai juga dengan UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi. Penyelenggaraan satu rumpun ilmu kedokteran hewan akan lebih sesuai dan efisien apabila dilakukan dalam bentuk format Sekolah bukan Fakultas. Hal-hal ini memperkuat perubahan FKH IPB menjadi Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis.

Perubahan format pengelolaan menjadi sekolah akan memungkinkan FKH IPB memperluas bidang studi, tidak hanya kesehatan hewan namun juga mencakup ilmu

Page 6: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

6

kesehatan secara umum. Ke depannya, dimungkinkan Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis akan membuka program studi-program studi yang berkaitan dengan ilmu kesehatan apabila dibutuhkan, seperti program studi farmasi dan biomedis/bioteknologi medis.

Page 7: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

7

Page 8: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

8

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARKETUA SENAT FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN iii KATA PENGANTAR DEKAN FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN iv EXECUTIVE SUMMARY vi DAFTAR ISI ix BAGIAN I PENDAHULUAN 1

Mengenal Kedokteran Hewan 1 Program Pendidikan Dokter Hewan di Indonesia 2 Landasan Hukum 4 Landasan Filosofis dan Sosiologis 5

BAGIAN II GAMBARAN UMUM FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN IPB 6 Sejarah Kedokteran Hewan IPB 6 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran 8 Struktur Organisasi 9 Sistem Pendidikan 11 Penjaminan Mutu 14 Pengelolaan Keuangan 16 Sarana dan Prasarana 16 Tenaga Pendidik dan Kependidikan 17 Layanan dan Pengabdian Masyarakat 18 Pendidikan Berkelanjutan 19 Riset dan Kerjasama 21 Kelas Internasional 22 Capaian dan Prestasi 22

BAGIAN III TANTANGAN MASA DEPAN DAN ARAH PERUBAHAN 23 Tantangan Masa Depan 23 Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Kedokteran Hewan IPB 25 Arah dan Tujuan Perubahan 26 Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat (SWOT) 31

BAGIAN IV PENGEMBANGAN SEKOLAH KEDOKTERAN HEWAN DAN BIOMEDIS 32 Latar Belakang 32 Analisis Kebutuhan SDM Biomedis 33 Benchmarking 38 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran 39 Struktur Organisasi dan Tata Pamong 40 Sistem Penjaminan Mutu 41 Sistem Pengelolaan Akademik 42 Program Pendidikan Multistrata dan Multikompetensi 43 Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat 82 Sistem Pengelolaan Sumber Daya Manusia, Sarana, dan Prasarana 82 Jejaring dan Kerjasama 86 Tahapan Implementasi 87

PUSTAKA ACUAN 89 LAMPIRAN 90

Page 9: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

9

Page 10: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru
Page 11: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

1

BAGIAN I PENDAHULUAN

Mengenal Kedokteran Hewan

Kedokteran hewan merupakan bidang ilmu yang hampir sama tuanya dengan kedokteran manusia. Pada awalnya kedokteran hewan merupakan pengembangan dari ilmu kedokteran yang memerlukan perbandingan (comparative medicine) serta memerlukan hewan coba untuk menemukan penyembuhan penyakit manusia. Dalam bahasa Inggris kedokteran hewan disebut sebagai Veterinary Medicine. Kata “Veterinary” berasal dari Yunani kuno yaitu kata veterinarius berarti orang yang memiliki keahlian dalam mengurus hewan-hewan ataupun dawri kata veterinarii yaitu yang memiliki kompetensi khusus mengurus hewan sakral. Profesi ini selanjutnya dikenal sebagai Veterinary Profession atau profesi veteriner. Pada banyak negara di dunia, Kedokteran hewan sering diposisikan bersama dalam kelompok Ilmu Pertanian dikarenakan hewan-hewan yang penting bagi kehidupan manusia utamanya adalah hewan-hewan terkait pertanian yaitu ternak (sebagai penghasil pangan asal hewan berupa daging, susu dan telur) maupun produksi ternak lainnya sebagai komoditi perdagangan/ekonomi. Pada penataan urusan di satu negara, pemberdayaan veteriner dititipuruskan kepada Kementerian Pertanian termasuk Indonesia karena menganut sistem pemerintahan warisan Belanda yaitu continental system. Sistem ini meletakkan veteriner sebagai salah satu bidang yang diurus oleh kementerian pertanian. Namun ciri-ciri dan karakteristik profesi veteriner ini memerlukan pengukuhan dengan aturan hukum khusus veteriner karena banyak kompetensi kerjanya yang tidak bisa dialihkan perannya kepada orang awam/ non kesehatan ataupun non kedokteran. Saat ini aspek-aspek keveterineran telah diatur dengan UU no.18 tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Sejak zaman didirikannya sekolah kedokteran modern di Barat maka para lulusannya disebut sebagai “Profesi Penyembuh (The Healing Profession)” yaitu mereka yang lulus dari sekolah kedokteran dan melakukan tindakan kedokteran sesuai kaidah-kaidah baku ilmu kedokteran. Hal ini termasuk pula Ilmu Kedokteran Hewan yang berkembang dari Ilmu Kedokteran Manusia. Pengertian veteriner dapat dilihat dalam kamus bahasa Indonesia yang diartikan sebagai bidang/ profesi kedokteran hewan. Veteriner di dalam UU No. 18/2009 Bab I Pasal 1 butir 26 juncto UU no. 41/2014 didefinisikan sebagai segala urusan tentang hewan dan penyakit-penyakit hewan. Menilai kinerja dokter hewan sebagai profesi khusus kedokteran dengan obyek profesinya adalah berbagai kategori hewan, harus dapat diukur profesionalismenya melalui beberapa kriteria. Seorang profesional dokter hewan dituntut untuk memadukan tiga tampilan kompetensi yaitu (1) penguasaan ilmu pengetahuan (knowledge) yang terkini (2) keterampilan yang tinggi (skill), dan (3) perilaku (attitude) etikal profesional yang disyaratkan oleh profesinya. Dua tampilan kompetensi pertama akan menunjukkan veterinary medical performance (kinerja medis veteriner), sedangkan kompetensi ketiga akan menunjukan sikap mulia dan bermartabat dalam tanggung jawabnya memperlakukan hewan selaku pasien, manusia selaku klien dan kepada keselamatan masyarakat, bangsa dan Negara dari ancaman kesehatan bersumber hewan (ethical performance).

Pada Undang-undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan pasal 71 ayat 4 mengamanatkan kewajiban dokter hewan untuk mematuhi Sumpah dan Kode Etik. Hal ini menunjukkan tuntutan kepada profesi dokter hewan untuk melakukan pekerjaan profesinya secara berkompeten dan profesional, bertanggung jawab kepada masyarakat dan bangsa karena menyangkut peran perlindungan bagi manusia, hewan dan lingkungan dari adanya ancaman penyakit maupun gangguan

Page 12: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

2

kesehatan bersumber hewan dan kepunahan sumber daya hewani kekayaan bangsa. Bila dokter hewan tidak melaksanakan fungsi dan pekerjaannya dengan konsekuen sesuai kompetensi dan rambu-rambu profesinya, maka akan dapat membencanakan kelestarian dan kesehatan ekosistem (manusia, hewan dan lingkungan).

Program Pendidikan Dokter Hewan di Indonesia

Perjalanan pendidikan kedokteran hewan di Indonesia atau Program Pendidikan Kedokteran Hewan terdiri atas dua tahapan pendidikan, yaitu program pendidikan sarjana kedokteran hewan dan program pendidikan profesi dokter hewan. Kedua program pendidikan tersebut merupakan suatu kesatuan proses dalam menghasilkan dokter hewan atau lebih tegas dikatakan bahwa terminal dari pendidikan di fakultas kedokteran hewan adalah menghasilkan dokter hewan.

Sejak diterbitkannya PP No. 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi telah diadakan pertemuan antara seluruh Fakultas Kedokteran Hewan di Indonesia dengan Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI) dalam membahas dan menyepakati kompetensi dokter hewan yang perlu dihasilkan oleh Pendidikan Tinggi Kedokteran Hewan Indonesia (PTKHI) sesuai tuntutan dan harapan PB PDHI menghadapi tantangan global.

Pertemuan harmonisasi antara PTKHI dan PB PDHI selanjutnya berjalan rutin setiap tahunnya sejak ditanda-tanganinya kesepakatan kerjasama dalam arah pendidikan kedokteran hewan tanggal 7 Juni tahun 2000 di Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga hingga saat ini. Selain itu pertemuan juga melibatkan para staf pengajar dari berbagai FKH dan berbagai bidang ilmu kedokteran hewan untuk memperoleh suatu standar nasional kurikulum yang disamakan dan guna memperoleh kesetaraan kompetensi lulusan FKH.

Menghadapi ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS) yaitu dibukanya persaingan tenaga kerja dengan tenaga kerja asing termasuk di Indonesia, maka semua program pendidikan dan status legalitas lulusan pendidikannya harus dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan aturan hukum yang jelas dan dapat menjadi landasan. Oleh karenanya diperlukan suatu upaya revitalisasi program pendidikan kedokteran hewan yang melibatkan seluruh komponen terkait, yaitu Fakultas/Program Studi Kedokteran Hewan se Indonesia yang tergabung dalam Asosiasi Fakultas Kedokteran Hewan Indonesia (AFKHI) bersama dengan organisasi profesi (Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia) dengan kontribusi masukan dan pencerahan dari berbagai narasumber. Keluaran yang diharapkan dari adanya kegiatan revitalisasi ini adalah antara lain tersusunnya learning outcome, penyempurnaan kurikulum, dan rekomendasi instrumen penjaminan mutu eksternal. Karakteristik Program Studi Kedokteran Hewan

Program Studi Kedokteran Hewan terdiri atas program akademik dan profesi kedokteran hewan yang didedikasikan untuk: 1) menguasai, memanfaatkan, mendiseminasikan, mentransformasikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (Ipteks) dalam bidang studi Kedokteran Hewan; 2) mempelajari, mengklarifikasikan dan melestarikan budaya yang berkaitan dengan bidang studi Kedokteran Hewan; 3) meningkatkan mutu kehidupan masyarakat dalam kaitannya dengan bidang kedokteran hewan. Oleh karena itu, Program Studi Kedokteran Hewan melaksanakan fungsi Tridharma Perguruan Tinggi. Untuk menopang dedikasi dan fungsi tersebut, program studi harus mampu mengatur diri sendiri dalam upaya meningkatkan dan menjamin mutu secara berkelanjutan, baik yang berkenaan dengan masukan,

Page 13: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

3

proses maupun keluaran program akademik dan profesi serta layanan yang diberikan kepada masyarakat selaras dengan bidang studi yang dikelolanya.

Dalam rangka mewujudkan akuntabilitas publik, program studi kedokteran hewan harus secara aktif membangun sistem penjaminan mutu internal. Untuk membuktikan bahwa sistem penjaminan mutu internal telah dilaksanakan dengan baik dan benar, program studi harus diakreditasi oleh lembaga penjaminan mutu eksternal. Dengan sistem penjaminan mutu yang baik dan benar, program studi akan mampu meningkatkan mutu, mengembangkan diri sebagai penyelenggara pendidikan akademik dan profesi yang dikelolanya, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.

Berdasarkan aturan perundang-undangan yang berlaku dan berbagai pertimbangan tersebut di atas, BAN-PT melakukan akreditasi bagi semua program studi kedokteran hewan di seluruh Indonesia. Akreditasi program studi kedokteran hewan merupakan proses evaluasi dan penilaian secara komprehensif atas komitmen program studi terhadap mutu dan kapasitas penyelenggaraan program Tridharma Perguruan Tinggi, guna menentukan kelayakan penyelenggaraan program studi. Kriteria untuk mengevaluasi dan menilai komitmen tersebut dijabarkan dalam sejumlah standar akreditasi program studi kedokteran hewan beserta parameternya. Kualifikasi Program Studi Kedokteran Hewan

Peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui motto Manusya Mriga Satwa Sewaka (mengabdi kepada kemanusiaan untuk kesejahteraan manusia melalui dunia hewan) merupakan tujuan utama pendidikan kedokteran hewan di Indonesia. Menurut Standar Pendidikan Kedokteran Hewan Indonesia, program studi kedokteran hewan merupakan pendidikan yang diselenggarakan untuk menghasilkan dokter hewan yang memiliki kompetensi sesuai standar.

Standar Pendidikan Kedokteran Hewan Indonesia ditetapkan dengan mengacu pada Kerangka Kualifikasi Kedokteran Hewan Indonesia berdasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 08 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia yang meliputi landasan kepribadian, penguasaan ilmu dan keterampilan, kemampuan berkarya, serta sikap dan perilaku berkarya. Kurun Waktu Penyelesaian Studi

Kurikulum pendidikan kedokteran hewan terdiri atas kurikulum pendidikan akademik dan profesi. Kurikulum pendidikan akademik (sarjana) dilaksanakan dalam waktu 8 semester dengan jumlah minimal 144 sks. Pada saat ini setelah menyelesaikan pendidikan akademik, lulusan dianugerahi gelar Sarjana Kedokteran Hewan (SKH). Untuk memperoleh gelar Dokter Hewan (Drh), lulusan pendidikan akademik meneruskan ke pendidikan profesi yang dilakukan antara 12 sampai 18 bulan dengan jumlah minimal 36 sks. Kurikulum pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan berbasis kompetensi dengan menggunakan berbagai metode termasuk Student Centered Learning.

Kurikulum pendidikan kedokteran hewan terdiri dari muatan yang disusun berdasarkan standar kompetensi dokter hewan Indonesia (terdiri atas kurikulum wajib umum dan kurikulum wajib bidang ilmu) dan muatan institusional. Kurikulum institusional dikembangkan sesuai dengan visi, misi dan kondisi intitusi penyelenggara yang dapat menjadi materi wajib dan atau materi elektif. Materi elektif memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan minat khusus. Landasan Hukum

Pengembangan pendidikan kedokteran hewan merujuk kepada: 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Pasal

26, 28, 29, 42, 43, 44, 55).

Page 14: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

4

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Pasal 47).

3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.

4. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan

5. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Pasal 16 Ayat 5)

6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Pasal 86, 87 dan 88).

7. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Pasal 84 dan 85).

8. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2013 tentang Statuta IPB (Pasal 65 Ayat 2).

9. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 178/U/2001 tentang Gelar dan Lulusan Perguruan Tinggi.

10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2005 tentang Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi.

11. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 02/Permentan/OT.140/1/2010 tentang Pedoman Pelayanan Jasa Medik Veteriner.

12. Surat Edaran Rektor Nomor 4707/IT3/OT.01/2018 perihal Usulan Perubahan Fakultas Kedokteran Hewan menjadi Sekolah Kedokteran Hewan IPB.

Landasan Filosofis dan Sosiologis Secara filosofis, keilmuan kedokteran hewan berada dalam ranah keilmuan

kesehatan/kedokteran. 1. Secara umum bidang kedokteran hewan berada dalam ranah keilmuan medis,

hal ini tercermin secara nyata karena dasar ilmu yang diampu, dikembangkan serta diajarkan adalah ilmu medik/ kedokteran sehingga sangat terkait dengan bidang kedokteran manusia.

2. Beberapa fasilitas fisik (laboratorium diagnostik, laboratorium pendidikan), sumber daya manusia (dokter, paramedik, jejaring, dosen dan tenaga penunjang), aplikasi penanganan penyakit zoonotik, penelitian kesehatan dan biomedik serta proses pendidikan yang diajarkan kepada para mahasiswa secara umum memiliki kesamaan antara keilmuan kedokteran hewan dengan keilmuan kedokteran manusia.

3. Sinergi antara bidang kedokteran manusia dan kedokteran hewan akan memberikan keutuhan keilmuan dan aplikasinya.

Beberapa bidang keilmuan dasar dan tenaga SDM yang dapat disinergikan antara

Ilmu Kedokteran Hewan dan Ilmu Kedokteran Manusia antara lain: Fisiologi, Farmakologi, Histologi, Biokimia, Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi, Mikologi), Imunologi, Parasitologi, Embriologi, Patologi Klinik, Bedah, Reproduksi, Kesehatan Masyarakat Veteriner, Epidemiologi, Farmasi. Fasilitas laboratorium yang dapat dipergunakan secara bersama antara lain laboratorium: Kimia, Biokimia, Mikrobiologi, Imunologi, Parasitologi, Embriologi, Histologi, Histopatologi, Farmakologi, Farmasi, Fisiologi, Anatomi.

Sebagai suatu pendidikan keprofesian, program studi kedokteran hewan menghasilkan seorang dokter hewan yang dapat melanjutkan ke tingkat yang lebih

Page 15: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

5

tinggi/lanjut melalui jenis pendidikan akademik (magister dan doktor) atau jenis pendidikan profesi (spesialis 1 dan spesialis 2).

Profesi dokter hewan merupakan keahlian khusus yang dituntut profesionalismenya melalui tindakan dan keputusan medik, memperoleh imbal jasa dan harus dapat dipercaya, yang dijamin dengan sumpah, kode etik dan perizinan dalam layanannya (UU No. 18 tahun 2009 dan Peraturan Menteri Pertanian No. 02/Permentan/OT.140/ 1/2010).

Ilmu kedokteran hewan digunakan untuk menangani urusan mengenai hewan dan penyakit-penyakitnya (fungsi veteriner) yang berkaitan dengan jaminan keamanan (security), risiko yang dapat mengganggu kesehatan (safety) dari hewan ke hewan dan dari hewan ke manusia yang bertujuan untuk menjamin kesehatan manusia, kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan (assurance) dengan mengacu kepada pedoman dan informasi internasional, serta memperhatikan aspek kesejahteraan hewan (animal welfare). Ilmu kedokteran hewan juga mencakup penerapan ilmu medik (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) dan rambu-rambu profesi kedokteran hewan (kode etik dan sumpah dokter hewan).

Secara sosiologis, walaupun jumlah dokter hewan di Indonesia saat ini sekitar 17.000 orang di berbagai bidang kerja namun sebarannya tidak merata. Jumlah ini masih belum mencukupi dan terkonsentrasi di Pulau Jawa. Melihat kenyataan ini maka problematika yang berkaitan dengan penyakit hewan termasuk penyakit zoonotik, kesehatan hewan, keamanan pangan asal hewan dan hal lain yang terkait dengan perlindungan dan kepentingan masyarakat yang memerlukan tenaga bidang kedokteran hewan merupakan tantangan yang harus direspon oleh bidang kedokteran hewan. Selanjutnya, kebutuhan tenaga dokter hewan yang mampu untuk mendukung terselenggaranya fungsi veteriner di Indonesia saat ini sangat mendesak khususnya dengan merebaknya wabah penyakit yang terkategori zoonosis yaitu penyakit menular dari hewan ke manusia dan sebaliknya. Selain itu sebagai usaha guna mengejar target waktu sesuai perjanjian GATT/WTO pada tahun 2020 (persaingan bebas), maka percepatan dalam menghasilkan dokter hewan di Indonesia mutlak diperlukan.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan jumlah lulusan dokter hewan dari program studi kedokteran hewan antara lain dengan meningkatkan daya tampung, kualitas pendidikan, dan kompetensi lulusan.

Page 16: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

6

BAGIAN II GAMBARAN UMUM FAKULTAS KEDOKTERAN

HEWAN IPB Sejarah Kedokteran Hewan IPB

Sejarah profesi dan pendidikan kedokteran hewan di Indonesia dapat dibagi menjadi 3 periode: Periode Hindia Belanda (1861-1942), Periode Penjajahan Jepang (1942-1945), dan Periode Kemerdekaan Indonesia (1945-sekarang). Profesi dokter hewan di Indonesia dimulai pada pertengahan abad ke-19. Pada masa itu, penyakit pada ternak merupakan salah satu konsentrasi utama pemerintahan Hindia Belanda. Beberapa wabah penyakit ternak muncul, termasuk rinderpest (1875), anthraks (1884), trypanosomiasis (1886), serta penyakit mulut dan kuku (1887). Sejak saat itu terjadi kekurangan tenaga ahli untuk menangani penyakit ternak, sehingga dokter hewan dari Belanda dikirim ke Indonesia. Dokter hewan pertama dari kalangan sipil Indonesia adalah Dr. R. A. Coppieters pada tahun 1820. Pada tahun 1820 hingga tahun 1843, secara berkala dokter hewan Belanda pergi ke Indonesia. Penelitian pada penyakit ternak dimotori oleh Dr. J. K. F. De Does. Dia menyelidiki beberapa penyakit ternak di Indonesia di antara tahun 1897 dan tahun 1970 di Arsten Laboratorium (Laboratorium Kesehatan Manusia). Pada tahun 1907, de Does membujuk pemerintah kolonial untuk mendirikan laboratorium penelitian veteriner di Bogor. Laboratorium ini berada di bawah kewenangan Departemen Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, Industri, dan Perdagangan yang saat itu baru terbentuk dan menjadi pemeran penting dalam pendidikan kedokteran hewan, Kampus Kedokteran Hewan yang masih beroperasi hingga saat ini sebagai Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor. Bogor ditetapkan menjadi pusat pendidikan dan penelitian kedokteran hewan. Tabel 1 Sejarah Pendidikan Kedokteran Hewan di Indonesia

Tahun Perubahan Periode Hindia Belanda (1861-1942) 1861 – 1875 Dokter hewan pemerintah J. van der Helde ditugaskan membangun

dan memimpin sekolah kedokteran hewan di Surabaya 1908 Sekolah kedokteran hewan pertama untuk pribumi (Indische Veeartsen

School, IVS) didirikan dibawah kepemimpinan Prof. dr. L. de Blieck. Dia juga mengawasi laboratorium veteriner yang telah dimulai oleh Dr. J. K. F. de Does. Sekolah dan laboratorium kemudian digabung menjadi satu.

1910 Lulusan pertama dari IVS adalah Dr. J. A. Kaligis. Dia menjadi dokter hewan pribumi pertama di Indonesia

1914 Nama IVS berubah menjadi Nederlandsch-Indische Veeartsenschool (NIVS) dengan kurikulum 4 tahun

1915 Salah satu lulusan dari NIVS yang diwisuda adalah Dr. M Soeparwi dan kemudian menjadi rektor pertama Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta

Periode Penjajahan Jepang (1942-1945) Maret 1942 – Agustus 1945

NIVS di Bogor dilanjutkan dengan nama Bogor Zyuui Gakko, yang menjalankan sistem satu periode berupa 4 tahun masa studi. Siswanya terdiri dari eks-NIVS dan sekolah tinggi (MULO, Meer Uitgebreid Lager Onderwijs)

Periode Kemerdekaan Indonesia (1945-sekarang) 1945 – 1946 Bogor Zyuui Gakko kemudian berubah kembali menjadi NIVS 1946 NIVS kemudian berganti nama menjadi Bogor Veterinary School (BVS)

Page 17: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

7

21 Januari 1946 Nood-Universiteit didirikan, terdiri dari 5 fakultas yang sudah ada sejak 1941, yaitu: 1) Geneeskundige Faculteit, 2) Juridische Faculteit, 3) Faculteit der Letteren en Wijsbegeerte, 4) Landbouwkundige Faculteit, dan 5) Technische Faculteit.

Maret 1946 Kementerian Kemakmuran Republik Indonesia membentuk komite untuk pendirian kampus kedokteran hewan. Berdasarkan proposal dari komite ini, status BVS meningkat menjadi College of Veterinary Medicine (Diergeneeskundige Faculteit)/Perguruan Tinggi Kedokteran Hewan (PTKH) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kemakmuran No. 1280 a/Per. tanggal 20 September 1946, yang dipimpin oleh Dr. Moehede

November 1946 PTKH dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden Moh. Hatta. Tanggal ini ditandai sebagai hari lahirnya Fakultas Kedokteran Hewan di Indonesia

12 Maret 1947 Nama Nood-Universiteit kemudian berubah menjadi Universiteit van Indonesie dengan statuta kampus (Hooger-onderwijs ordonnantie 1946) dikeluarkan oleh Deputi Gubernur Umum Dutch East Indies. Pada pasal 4 statuta kampus 1946 secara spesifik Universiteit van Indonesie terdiri dari 5 fakultas di 3 lokasi

1947 Universiteit van Indonesie mendirikan 4 fakultas baru. Fakultas baru menjadi alasan untuk merevisi statuta kampus tahun 1946 pasal 4 dengan Keputusan No. 4 tanggal 22 September 1948. Statuta secara spesifik menentukan bahwa Universiteit van Indonesie terdiri dari 9 fakultas

Juli 1947 PTKH berhenti beroperasi karena adanya konflik militer antara pemerintah Indonesia dan Belanda

1947 Cabang kampus kemudian dibuka di Klaten, Jawa Tengah Desember 1948 Kampus tersebut kemudian ditutup kembali karena adanya konflik

militer kedua 1 November 1949 Cabang kampus kemudian dibuka kembali di Yogyakarta. 19 Desember 1949 Semua perguruan tinggi yang ada di Yogyakarta bergabung menjadi

Universitit Gajah Mada, dan PTKH-RI menjelma menjadi Fakultit Kedokteran Hewan UGM

1949 Setelah dilakukan diskusi panjang pada Konferensi Meja Bundar di Belanda, Indonesia memperoleh kedaulatan. Semua aset belanda (kecuali di Irian Jaya) secara resmi dipindahkan, termasuk Universiteit van Indonesie

1960 Faculty of Veterinary Medicine berubah menjadi Faculty of Veterinary Medicine and Animal Science (Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan

1963 Tiga tahun berlalu, peternakan berpisah menjadi fakultas tersendiri sampai saat ini

1 September 1963 Universitas Indonesia (sebelumnya Universiteit van Indonesie) di Bogor berubah menjadi universitas baru, Institut Pertanian Bogor (IPB). Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) No. 91 tahun 1963, IPB terdiri dari 5 departemen, yaitu: Pertanian, Kedokteran Hewan, Kehutanan, Peternakan, dan Perikanan

1965 Presiden Republik Indonesia mengganti Surat Keputusan Menteri PTIP No. 91 tahun 1963 dengan Keputusan Presiden No. 279 tahun 1965. Keputusan ini menetapkan bahwa IPB terdiri dari 6 fakultas, yaitu: Pertanian, Kedokteran Hewan, Perikanan, Peternakan, Kehutanan, dan Teknologi Pertanian

Page 18: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

8

Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Visi

Menjadi progam studi yang unggul dalam pengembangan sumberdaya manusia dan IPTEKS di bidang kedokteran hewan dan biomedis di tingkat internasional pada tahun 2020

Misi

a. Menyelenggarakan pendidikan bidang kedokteran hewan dalam jenjang sarjana dan profesi dokter hewan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

b. Mendorong terselenggaranya pembangunan nasional secara berkelanjutan melalui kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat yang berkualitas.

c. Meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui bidang kesehatan hewan dan peternakan melalui harmonisasi hubungan manusia, hewan dan lingkungannya.

Tujuan

a. Menghasilkan Sarjana Kedokteran Hewan (S.KH), dan Dokter Hewan (Drh) yang terampil, kompeten dan memenuhi Standar Kompetensi Dokter Hewan Indonesia, Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) bidang Kedokteran Hewan, dan Day-1 Competencies of Graduating Veterinarians dari Office International des Epizooties (OIE)/ world Organisation for Animal Health, serta memiliki semangat kewirausahaan berdaya saing tinggi di tingkat pasar nasional maupun internasional.

b. Mengembangkan penelitian penelitian dasar, terapan dan strategis yang inovatif untuk mendukung pembangunan nasional secara berkelanjutan.

c. Mengimplementasikan penemuan-penemuan di bidang kesehatan hewan dan biomedis untuk kesejahteraan manusia, hewan, dan lingkungan.

Sasaran Sasaran pendidikan Program Studi Kedokteran Hewan adalah menghasilkan

Sarjana Kedokteran Hewan (SKH) dan Dokter Hewan (Drh) yang kompeten yang dapat mengemban tugas yang terkait dengan kewenangan medis veteriner dalam bidang (1) manajemen dan sistem kesehatan hewan, , (2 pengawasan keamanan dan mutu produk asal hewan.) (3) serta biomedis Struktur Organisasi

Mengacu pada peraturan yang berlaku di IPB, maka sistem tata pamong di Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (FKH IPB) terdiri atas Senat Fakultas sebagai lembaga normatif, Pimpinan Fakultas (Dekan dan Wakil Dekan), Ketua Departemen, Kepala Tata Usaha, Kepala Divisi/Lab, dan Komisi-komisi (Gambar 1). Penyelenggaraan administrasi akademik FKH dilaksanakan oleh Seksi Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan, pengelolaan sumber daya manusia dilakukan oleh Seksi Kepegawaian, serta pengelolaan fasilitas dan properti dilakukan oleh Seksi Umum, Fasilitas dan Properti.

Dalam pelaksanaannya semua seksi berkoordinasi dengan Direktorat dan/atau Kantor yang terkait di tingkat IPB (Direktorat Adminstrasi Pendidikan, Direktorat Kemahasiswaan, Direktorat Sumber Daya Manusia, Direktorat Pengembangan Sarana dan Prasarana, Direktorat Integrasi Data dan Sistim Informasi, Biro Umum, serta Biro Keuangan.

Uraian lebih rinci dari sistem Tata Pamong di FKH IPB adalah sebagai berikut:

Page 19: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

9

1. Senat Fakultas merupakan organ normatif yang bertugas memberikan pertimbangan dalam kebijakan dan arah yang akan dijalankan oleh pimpinan Fakultas. Senat Fakultas memiliki Ketua dan Sekretaris serta beranggotakan para Guru Besar FKH, Dekan dan Wakil Dekan, serta perwakilan dari tiap-tiap Departemen.

2. Dekan dan Wakil Dekan merupakan Pimpinan Fakultas. Dekan FKH merupakan penjamin mutu (QA) atas penyelenggaraan pendidikan yang berlangsung di FKH dan bertanggung jawab kepada Rektor. Wakil Dekan merupakan koordinator kendali mutu (QC) atas penyelenggaraan pendidikan yang bertanggung jawab kepada Dekan. Sampai dengan tahun 2014 Dekan hanya didampingi oleh seorang Wakil Dekan. Oleh karena itu Dekan mengangkat Sekretaris Fakultas dengan Keputusan Dekan No 19/IT3.2/KP/2013 untuk membantu tugas pimpinan dalam mengkoordinasikan penjaminan mutu layanan akademik dan pelaksanaan penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO, serta bidang tata kelola kampus, kerjasama dan Prohumasi. Dalam pelaksanaannya dibantu oleh lima komisi yaitu (1) Komisi Akademik (S1 dan PPDH), (2) Komisi Kemahasiswaan, (3) Komisi PPM (Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat), (4) Komisi Kerjasama, dan (5) Komisi Bina Lingkungan. Sampai dengan tahun 2014 FKH IPB memiliki satu orang wakil dekan. Sesuai dengan Statuta IPB mulai tahun 2015 terdapat dua orang wakil dekan, yaitu Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan (Wadek AK), serta Wakil Dekan Sumber Daya, Kerjasama dan Pengembangan (Wadek SKP).

3. Ketua Departemen bertanggung jawab kepada Dekan dan membawahi Kepala Divisi/Lab dalam pengembangan mandat keilmuan. Departemen di lingkungan FKH IPB adalah Departemen Anatomi Fisiologi dan Farmakologi (AFF), Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (IPHK), dan Departemen Klinik Reproduksi dan Patologi (KRP). Departemen AFF memiliki 3 Divisi/Laboratorium yaitu Divisi Anatomi, Histologi, dan Embriologi, Divisi Fisiologi, serta Divisi Farmakologi dan Toksikologi. Departemen IPHK memiliki 3 Divisi/ Laboratorium yaitu Divisi Parasitologi dan Entomologi Kesehatan, Divisi Mikrobiologi Medik, dan Divisi Kesehatan Masyarakat Veteriner. Departemen KRP memiliki 4 Divisi/Laboratorium yaitu Divisi Penyakit Dalam, Divisi Bedah dan Radiologi, Divisi Reproduksi dan Kebidanan, Divisi Patologi, serta Sub-Divisi Farmasi Veteriner yang saat ini masih berada di Divisi Penyakit Dalam.

4. Kepala Tata Usaha (KTU) mengkoordinasi administrasi bidang-bidang Kepegawaian, Akademik dan Kemahasiswaan, serta Fasilitas dan Properti. KTU bertanggung jawab kepada Pimpinan Fakultas.

5. Unit-unit Penunjang Akademik FKH IPB terdiri atas laboratorium-laboratorium, perpustakaan, Rumah Sakit Hewan Pendidikan IPB, Unit Rehabilitasi Reproduksi (URR), Unit Pengelolaan Hewan Laboratorium (UPHL), Unit Kajian Pengendalian Hama Pemukiman (UKPHP), Rumah Potong Unggas (RPU), serta Laboratorium Riset Terpadu.

Page 20: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

10

Gambar 1 Struktur organisasi Fakultas Kedokteran Hewan IPB

Sistem Pendidikan

Kompetensi dan profil Sarjana Kedokteran Hewan dan Dokter Hewan Indonesia serta standar pendidikan dan ramuan kurikulum pendidikan kedokteran hewan Indonesia telah ditetapkan secara nasional oleh Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI) bersama dengan Asosiasi Fakultas Kedokteran Hewan Indonesia (AFKHI) dan didokumentasikan dalam dokumen Standar Kompetensi Dokter Hewan Indonesia (TAP. No. 18/Kongres ke-16/PDHI/2010), dan dalam dokumen Revitalisasi Pendidikan Profesi Kedokteran Hewan Indonesia (2013). Ketetapan ini menjadi acuan bagi semua Fakultas Kedokteran Hewan di Indonesia dalam menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikannya. Disamping itu dalam menetapkan kompetensi lulusannya FKH IPB juga mengacu pada dokumen The OIE Recommendations on the Competencies of graduating veterinarians (‘Day 1 graduates’) to assure National Veterinary Services of quality (2012). Upaya peningkatan kualitas pembelajaran dilakukan melalui evaluasi dan penguatan kurikulum berbasis learning outcome (LO) dan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), peningkatan kualitas input calon mahasiswa dan mahasiswa asing, exchange program, penetapan standar pembelajaran intramural dan ekstramural program Pendidikan Profesi Dokter Hewan (PPDH) serta program insentif publikasi ilmiah dan penerbitan jurnal ilmiah Acta Veterinaria Indonesiana. Learning outcome dan skema tingkatan pendidikan yang di FKH IPB dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 2.

Semua proses pendidikan diberikan secara terkoordinasi oleh dosen/pengajar dari berbagai disiplin ilmu. Sejak tahun 2005, semua fakultas di IPB termasuk FKH melaksanakan pendidikan yang berbasis departemen, yaitu program studi dilaksanakan oleh departemen yang terkait dengan keilmuan pada program studi tersebut. Untuk Fakultas Kedokteran Hewan, karena sifat pendidikannya kedokteran maka program studi tidak diampu satu departemen tetapi pengelolaannya dilakukan di bawah koordinasi fakultas dan didukung oleh semua divisi yang ada di 3 departemen FKH IPB (AFF, KRP, IPHK). Disisi lain untuk memenuhi persyaratan departemen mengampu program studi, maka departemen di FKH juga mengampu progam pascasarjana (S2, S3). Tabel 2 Capaian pembelajaran (Learning Outcome) pendidikan di FKH IPB

Page 21: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

11

No Learning outcomes Mata kuliah (Kredit) Tingkatan

Program Sarjana

1.

Lulusan mampu mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi biomedis, mengkategorikan hewan yang sehat dan tidak sehat berdasarkan ciri anatomi dan fisiologi, gejala klinis, perubahan patologi, teknik diagnostik laboratorium yang akurat, dan sesuai dengan prosedur.

Anatomi Veteriner II (3), Histologi Veteriner I (2), Histologi Veteriner II (2), Embriologi dan Genetika Perkembangan (3), Fisiologi I (3), Fisiologi II (3). (Total Kredit = 16)

Praklinik

Kimia (3), Biologi Dasar (3), Fisika (3), Anatomi Veteriner I (3), Biokimia Umum (3). (Total Kredit = 15)

Tahun Pertama

Anatomi Topografi (3), Ilmu Teknologi Reproduksi (3), Farmakologi I (2), Imunologi Veteriner (2), Ektoparasit (2), Pengantar Ilmu Nutrisi (3), Teknik Formulasi Ransum dan Sistem Informasi Pakan (3), Endoparasit (3), Biokimia Medis (2), Mikologi dan Bakteriologi Veteriner (3), Virologi Veteriner (2), Metode Statistika (3). (Total Kredit = 31)

Paraklinik

Diagnostik Klinik Veteriner (3), Patologi Umum (3) (Total Kredit = 6 )

Klinik

2.

Lulusan mampu menjelaskan pencegahan, pengendalian, pemberantasan, serta pengobatan pada penyakit hewan termasuk penyakit zoonotik, dan tindakan promotif mengenai kesehatan serta kesejahteraan hewan.

Farmakologi II (3), Kebidanan dan Kemajiran (3), Kesehatan Masyarakat (1), Penyakit Mikotik dan Bakterial (2), Penyakit Viral (2), Higiene Pangan Asal Hewan (3), Manajemen Kesehatan Hewan dan Lingkungan (2), Zoonosis (2), Kesejahteraan Hewan (2), Epidemiologi dan Ekonomi Veteriner (3), Toksikologi Veteriner (2), Mata Kuliah Pilihan I (2): Ilmu Perilaku Hewan, Mata Kuliah Pilihan II (2): Manajemen Kesehatan Hewan Laboratorium, Instrumentasi Biomedis, Manajemen Kesehatan Satwa Akuatik, Manajemen Kesehatan Satwa Liar, Manajemen Kesehatan Unggas. (Total Kredit = 29)

Paraklinik

Patologi Sistemik I (2), Patologi Unggas (2), Ilmu Bedah Umum Veteriner (3), Ilmu Penyakit Dalam I (2), Radiologi (2), Ilmu Bedah Khusus Veteriner I (2), Ilmu Penyakit Dalam II (2), Patologi Klinik (2), Demonstrasi Klinik (1), Dietetik Klinik (2), Terapi Umum dan Sediaan Farmasi (2), Ilmu Bedah Khusus Veteriner II (2). Patologi Sistemik II (3). (Total Kredit = 27)

Klinik

3.

Lulusan mampu menunjukkan jiwa kepemimpinan dan kewirausahaan, menerapkan komunikasi yang baik, mampu bekerja secara mandiri dan berkelompok, mempunyai tanggung jawab, ketekunan, dan komitmen.

Metodologi Ilmiah (2), Seminar (1), Skripsi (5), Etika dan Legislasi Veteriner (2). (Total Kredit = 10)

Praklinik

Agama (3), Ideologi Dasar dan Kewarganegaraan (2), Bahasa Indonesia (2), Bahasa Inggris (3), Olahraga dan Kesenian (1), Pengantar Ilmu Pertanian (2), Landasan Matematika (3), Pengantar Kewirausahaan (1), Penghayatan Profesi Kedokeran Hewan (1), Ekonomi Umum (3), Sosiologi Umum (3). (Total Kredit = 24)

Tahun Pertama

Program Pendidikan Profesi Dokter Hewan 4. Lulusan mampu

menentukan Laboratorium Diagnostik (4), Patologi (4). (Total Kredit = 8)

Klinik

Page 22: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

12

diagnosa penyakit dan melakukan tindakan medis.

5.

Lulusan mampu memecahkan masalah dan menerapkan pencegahan, pengendalian, pemberantasan, dan pengobatan penyakit hewan termasuk penyakit zoonotik.

Reseptir dan Kuliah Umum (2), Penyakit Dalam dan Patologi Klinik (4), Bedah dan Radiologi Veteriner (4), Reproduksi (4), Kesehatan Masyarakat Veteriner (2). (Total Kredit = 16)

Klinik

6.

Lulusan mampu menunjukkan jiwa kepemimpinan dan kewirausahaan, menerapkan komunikasi yang baik, mampu bekerja secara mandiri dan berkelompok, mematuhi sumpah dan kode etik dokter hewan serta mempunyai tanggung jawab, ketekunan, dan komitmen.

(Kesehatan Hewan) Pelayanan Kesehatan Masyarakat Veteriner (2), Magang Pilihan (2), Sapi Perah (2), Kesehatan Kuda (2), Kerumahsakitan (2), Perunggasan (2), Ujian Akhir (1). (Total Kredit = 13)

Klinik

Gambar 2 Skema tahapan pendidikan yang dilaksanakan di FKH IPB

Page 23: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

13

Penjaminan Mutu Proses penjaminan mutu di FKH dilaksanakan dengan mengacu pada sistem

penjaminan mutu IPB yang dituangkan dalam SK Rektor IPB Nomor 169/K13/2004 tentang Sistem Jaminan Mutu Pendidikan dan SK Rektor IPB Nomor 006/13/OT/2008 tentang Sistem Penjaminan Mutu IPB 2008-2012. Pada tingkat institusi, pengembangan sistem dan proses penjaminan mutu dikoordinasikan oleh Kantor Manajemen Mutu (KMM) IPB. Fakultas merupakan unit yang melaksanakan proses penjaminan mutu (quality assurance), sedangkan departemen merupakan unit penyelenggara pendidikan yang melaksanakan proses pengendalian mutu (quality control). Dekan Fakultas bertanggung jawab dalam menjamin kualitas proses akademik. Proses pengendalian mutu dilakukan dengan memonitor proses penyelenggaraan akademik dan tingkat pencapaian sasaran mutu.

Sehubungan dengan adanya perbedaan penyelenggaraan program pendidikan yang ada di FKH IPB dengan fakultas dan departemen lain yang ada di IPB, maka pendidikan S1 dan PPDH diampu di tingkat fakultas, sehingga FKH IPB memodifikasi struktur organisasi penjaminan mutu yang telah dikembangkan oleh IPB. Modifikasi ini dimaksudkan agar struktur organisasi sistem penjaminan mutu menjadi lebih sesuai dengan proses yang ada di FKH IPB, dan sistem penjaminan mutu yang ditetapkan oleh IPB dapat diimplementasikan. Organisasi Penjaminan Mutu Pendidikan S1 di FKH IPB dilaksanakan di bawah tanggung jawab Wakil Dekan dengan menunjuk Komisi Akademik sebagai pejabat pelaksana yang dibantu oleh tim yang terdiri dari Sekretaris Departemen di lingkungan FKH IPB. Kerangka organisasi dan diagram struktur organisasi penjaminan mutu di FKH IPB dapat dilihat pada Tabel 3 dan Gambar 3.

Tabel 3 Kerangka organisasi penjaminan mutu di FKH IPB

Program Tingkat Nama Pelaksana

Pejabat Pelaksana Tim Penanggung

Jawab S1-PPDH-S2/ S3

Fakultas Gugus Penjamin Mutu (GPM)

Wakil Dekan Ketua Departemen

Dekan

Sarjana Fakultas Gugus Penjamin Mutu (GKM)

Wakil Dekan Komisi Akademik S1 dan Sekretaris Departemen

Dekan

PPDH Fakultas Gugus Kendali Mutu (GKM)

Wakil Dekan Komisi Akademik PPDH dan Koordinator Divisi

Dekan

S2/S3 Departemen Gugus Kendali Mutu (GKM)

Sekretaris Departemen

Ditentukan oleh Ketua Departemen

Ketua Departemen

Page 24: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

14

Gambar 3 Struktur organisasi penjaminan mutu di FKH IPB

Pengelolaan Keuangan

Pengelolaan keuangan di FKH IPB mengikuti ketentuan dan aturan yang berlaku di IPB. Pengelolaan keuangan dilakukan secara terpusat di Direktorat Keuangan. Kebutuhan fakultas dan unit-unit di fakultas diajukan ke IPB melalui Wakil Dekan SKP. Dalam pengelolaan keuangan di tingkat fakultas, Wakil Dekan SKP dibantu oleh Kepala Tata Usaha (KTU) dan Pemegang Kas Unit (PKU).

Dana yang diperoleh FKH IPB berasal dari IPB, Kemenristekdikti, dan sumber lain. Dari total dana yang diperoleh FKH IPB, jenis dana yang mempunyai persentase paling tinggi berturut-turut adalah DIPA/Gaji, dana masyarakat (DM), dana penelitian, dan kerjasama pihak luar (Gambar 4).

Page 25: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

15

Gambar 4 Dana yang diperoleh FKH IPB berasal dari IPB, Kemenristekdikti, dan sumber

lain. Dana yang mempunyai persentase paling tinggi adalah DIPA/Gaji (Pendidik & Kependidikan)

Sarana dan Prasarana

Pembelajaran yang dilakukan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor didukung dengan berbagai sarana dan prasarana pembelajaran, seperti:

1. Ruang kelas dan sarana pendukung ruang kelas 2. Laboratorium dan sarana pedukung laboratorium 3. Perpustakaan yang terhubung dengan perpustakan pusat IPB 4. Rumah Sakit Hewan Pendidikan (RSHP) 5. Unit Rehabilitasi Reproduksi (URR) 6. Unit Pengelolaan Hewan Laboratorium (UPHL) 7. Unit Kajian Pengendalian Hama Pemukiman (UKPHP) 8. Laboratorium Riset Terpadu 9. Rumah Potong Unggas (RPU) 10. Sarana pembelajaran lapang: dilaksanakan melalui kerjasama dengan mitra

akademik meliputi sarana pembelajaran dalam perusaahan perunggasan, industri biomedis, klinik hewan swasta, Direktorat Polisi Satwa, dinas peternakan, koperasi sapi perah, balai karantina, dan Detasemen Kavaleri Berkuda (Denkavkud) Parongpong.

Page 26: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

16

Gambar 5 Proses pendidikan di FKH IPB ditunjang oleh sarana dan prasarana yang

memadai seperti ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, Rumah Sakit Hewan Pendidikan, Unit Pengelolaan Hewan Laboratorium, dan Unit Rehabilitasi Reproduksi.

Tenaga Pendidik dan Kependidikan Tenaga Pendidik

Saat ini, FKH IPB mempunyai tenaga pendidik/dosen yang berjumlah 102, terdiri dari 20 orang Guru Besar, 27 orang Lektor Kepala, 29 orang Lektor, 15 orang Asisten Ahli, dan 11 orang belum memiliki jabatan (Gambar 6). Berdasarkan pendidikan terakhir, tenaga pendidik/dosen terdiri dari 78 orang lulusan S3 dan 24 orang lulusan S2 (Gambar 7).

Gambar 6 Jumlah tenaga pendidik berdasarkan jabatan.

0

5

10

15

20

25

30

35

JUM

LAH

JABATAN

Series 1

GURUBESAR

LEKTOR KEPALA

LEKTOR ASISTEN AHLI

BELUMMEMILIKIJABATAN

Page 27: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

17

Gambar 7 Jumlah tenaga pendidik berdasarkan pendidikan terakhir

Tenaga Kependidikan

Saat ini, FKH IPB mempunyai tenaga kependidikan yang berjumlah 118, terdiri dari 66 orang PNS, 46 orang pegawai kontrak non PNS, dan 6 orang Tenaga Harian Lepas (THL) (Gambar 8).

Gambar 8 Jumlah tenaga kependidikan berdasarkan status kepegawaian

Layanan dan Pengabdian Masyarakat Layanan Laboratorium

Selain digunakan sebagai sarana pendidikan, laboratorium yang terdapat di setiap divisi, serta unit penunjang (URR, RSHP, UPHL, UKPHP) juga melayani jasa pengujian dan sebagai sarana penelitian yang mencakup bidang fisiologi, anatomi, mikrobiologi, patologi, parasitologi, farmakologi, , diagnostik, patologi klinik, penyakit dalam, bedah dan

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

JUM

LAH

PENDIDIKAN

Series 1

S1 S2 S3

0

10

20

30

40

50

60

70

JUM

LAH

STATUS KEPEGAWAIAN

Series 1

PNS NON PNS THL

Page 28: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

18

radiologi serta kesehatan masyarakat veteriner. Di samping itu FKH IPB memiliki laboratorium terpadu: teaching lab yang melayani kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Pengabdian Masyarakat

Fakultas Kedokteran Hewan IPB melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) yang bersifat rutin maupun insidental dengan senantiasa melibatkan mahasiswa di dalamnya. Kegiatan ini sekaligus menjadi sarana pembelajaran dan praktik bagi mahasiswa. Pada berbagai kegiatan PkM tersebut mahasiswa dilibatkan penuh dan diberi tanggung jawab mulai dari penyusunan proposal, pencarian dana, pengorganisasian sampai dengan pelaksanaan dan pembuatan laporan/evaluasi kegiatan.

Salah satu bentuk kegiatan PkM yang bersifat rutin (tahunan) adalah pemeriksaan kesehatan hewan kurban yang dilaksanakan oleh FKH IPB bekerjasama dengan pemerintah daerah di wilayah Jabodetabek. Pada kegiatan ini mahasiswa dilibatkan sebagai petugas pemeriksa kesehatan hewan dan daging qurban, serta diberi tanggung jawab mengelola dan mengolah data hasil pemeriksaan. Beberapa PkM yang bersifat insidental adalah membantu program-program pemerintah pusat maupun daerah dalam penjaminan kesehatan hewan seperti vaksinasi dan keamanan pangan asal hewan yang aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH) dalam bentuk sosialisasi.

Bentuk kegiatan PkM lainnya yang juga melibatkan mahasiswa adalah klinik hewan keliling (ambulatoir). Ambulatoir secara rutin mengunjungi sentra peternakan di sekitar Bogor, istal kuda, dan Direktorat Polisi Satwa, Kelapa Dua, Depok. Pelayanan yang dilaksanakan meliputi pemeriksaan klinis, pemeriksaan kebidanan dan kemajiran, serta pemeriksaan dan penyuluhan kesehatan ambing. Salah satu kegiatan pengabdian yang sepenuhnya direncanakan dan dilaksanakan oleh mahasiswa FKH IPB ialah “Mahasiswa Abdi Nusantara”. Kegiatan ini telah diselenggarakan secara rutin setiap tahun oleh mahasiswa dan telah berlangsung sejak 2010. Pendidikan Berkelanjutan

Salah satu standar pendidikan kedokteran hewan adalah pelaksanaan pendidikan berkelanjutan yang rutin bagi para alumni. FKH IPB melaksanakan berbagai bentuk kegiatan pendidikan berkelanjutan sebagai bentuk pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat. Pendidikan berkelanjutan bertujuan untuk meningkatkan softskill dan keterampilan para lulusan/alumni serta masyarakat lain pengguna sehingga FKH berperan aktif di dalam peningkatan mutu SDM dokter hewan dan tenaga biomedis lain yang terkait dengan bidang veteriner.

Saat ini pendidikan berkelanjutan di FKH IPB dilaksanakan melalui kegiatan divisi maupun Rumah Sakit Hewan Pendidikan. Peserta pendidikan berkelanjutan yang diadakan di FKH IPB tidak hanya dari institusi FKH atau IPB sendiri, tetapi juga terbuka luas bagi institusi di luar FKH IPB. Hal ini sebagai bentuk sumbangsih FKH IPB bagi peningkatan SDM bangsa Indonesia. Peserta tidak hanya terbatas pada profesi dokter hewan, tetapi juga berasal dari profesi lain yang berhubungan, seperti dokter umum, dokter spesialis, biologi, biomedis, peternak, dan masyarakat umum yang memerlukan ilmu-ilmu aplikatif terkait veteriner. Permintaan yang semakin meningkat ialah dari dokter spesialis bedah, serta ahli embriologi dari dokter umum, biologi dan obsgin yang ingin mendalami bidang khusus radiologi, bedah, reproduksi, entomologi dan embriologi. Sebagai bentuk usaha untuk meningkatkan mutu dari pendidikan berkelanjutan ini, pakar dapat berasal dari dalam FKH IPB, maupun dari luar IPB, baik dalam maupun luar negeri, yang dinilai kompeten pada bidangnya.

Page 29: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

19

Pada tahun 2016 dan 2017, FKH IPB melalui Rumah Sakit Hewan Pendidikan yang bekerjasama dengan berbagai perusahaan dan asosiasi profesi telah menyelenggarakan sebanyak 36 kegiatan berkaitan dengan pendidikan berkelanjutan (Gambar 9). Pembicara pada kegiatan-kegiatan tersebut mempunyai latar belakang yang berbeda-beda. Pembicara dari kalangan dosen mempunyai persentasi paling besar yaitu 41%, dari kalangan praktisi 35.5%, dan 23.5% berasal dari kalangan ahli dan swasta. Peserta yang mengikuti kegiatan paling banyak berasal dari kategori praktisi dengan persentasi 48.4%, dari kalangan mahasiswa 38.5%, dan 13.1% berasal dari kalangan dosen, pemerintahan, dan umum (Gambar 10).

Gambar 9 Pendidikan berkelanjutan yang dilaksanakan FKH IPB melalui RSHP

bekerjasama dengan berbagai perusahaan dan asosiasi profesi.

Page 30: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

20

Gambar 10 Pembicara dan peserta yang mengikuti pendidikan berkelanjutan berasal dari

berbagai latar belakang Riset dan Kerjasama

Saat ini FKH IPB berpartisipasi secara aktif pada berbagai kegiatan pendidikan maupun riset dan kerjasama bidang kedokteran hewan di tingkat nasional dan internasional misalnya dalam Asosiasi Fakultas Kedokteran Hewan Indonesia (AFKHI), Indonesia One Health University Network (INDOHUN) di tingkat nasional dan South East Asia One Health University Network (SEAOHUN) di tingkat internasional untuk jejaring pengembangan konsep one health, sebagai anggota pada South East Asian Association of Veterinary Schools (SEAVSA) dan Asian Association of Veterinary School (AAVS). Fakultas Kedokteran Hewan IPB juga melaksanakan program kerjasama pendidikan dan riset dengan institusi luar negeri (Malaysia: Universiti Putra Malaysia UPM, Universiti Malaysia Kelantan UMK, Universiti Teknologi Malaysia UTM; Thailand: Kasetsart University, Khon Khaen University, Chulalongkorn University; Australia: University of Sydney, University of Queensland, Murdoch Unversity; Jepang: University of Miyazaki, Hokkaido University, Nagoya University, Gifu University; Belanda: Utrecht University; Jerman: Goettingen University; Swiss: University of Zurich; USA: University of Colorado, University of Minnesota, Tuft University, University of California (UC) Davis), maupun dengan lembaga internasional seperti OIE untuk pengembangan pendidikan dan profesi kedokteran hewan dan dengan World Animal Protection dalam pengembangan dan implementasi aspek kesejahteraan hewan (animal welfare) dalam pendidikan dan penelitian.

Melalui kerja sama riset tersebut, FKH IPB mendapatkan manfaat antara lain: peningkatan mobilitas dosen dan mahasiswa ke luar negeri, berbagai training metoda riset mutakhir, peningkatan publikasi pada jurnal internasional, dan pembangunan Laboratorium Riset BSL-3.

Page 31: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

21

Kelas Internasional Sejak 1970an, FKH sudah menerima mahasiswa asing terutama yang berasal dari

Malaysia. Secara rata-rata jumlah mahasiswa Malaysia yang menempuh studi di FKH IPB antara 5-10 orang per tahun. Para dokter hewan asal Malaysia alumni FKH IPB kembali dan bekerja di negara asalnya dan menunjukkan prestasi kerja yang sangat baik. Seiring dengan implementasi program internasionalisasi dari kemerinstekdikti terhadap perguruan tinggi unggulan di Indonesia, IPB menetapkan pelaksanaan kelas internasional di FKH IPB sejak 2015. Melalui program ini FKH IPB menerima 20-25 mahasiswa asing per tahun.

Capaian dan Prestasi Publikasi Internasional

Sampai saat ini FKH IPB secara berkala terus mengalami peningkatan dalam hal publikasi nasional maupun interasional. Status publikasi dosen FKH IPB pada publikasi ilmiah tingkat internasional dapat dilihat di pangakalan data publikasi semisal Scopus. Publikasi internasional FKH IPB tergolong paling tinggi diantara 5 FKH lain di Indonesia (Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, Universitas Udayana, Universitas Syiah Kuala) (Gambar 11).

Gambar 11 Publikasi internasional FKH IPB tergolong paling tinggi diantara 5 FKH lain

di Indonesia Prestasi

Pada bidang kemahasiswaan, FKH IPB mempunyai mahasiswa yang berprestasi baik di tingkat nasional maupun internasional. Lulusan

Fakultas Kedokteran Hewan IPB sampai saat ini telah meluluskan sebanyak 6475 dokter hewan. Lulusan FKH IPB mempunyai rata-rata masa tunggu kerja kurang dari 3 bulan. Masa tunggu kerja lulusan FKH IPB tergolong pada katergori cepat dibanding dengan fakultas lain di IPB. Terdapat berbagai bidang pekerjaan yang ditempati lulusan diantaranya adalah pertanian on farm, jasa profesi, pendidikan, pemerintahan, karantina, dan jasa lainnya. Sebaran secara umum 50% industri perunggasan dan industri terkait lainnya, praktisi hewan kecil 10%, praktisi hewan besar 5%, praktisi satwaliar, akuatik, dan eksotik 5%, lembaga pemerintahan 10%, lembaga riset dan lembaga akademik 10%, jasa lainnya 10%. Lulusan FKH IPB rata-rata mempunya gaji pertama pada rentang Rp. 3.000.000 – Rp. 4.000.000 per bulan.

Page 32: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

22

Akreditasi dan Sertifkasi

Dalam rangka peningkatan kualitas tata kelola dan sistem pendidikan, FKH IPB telah mendapatkan sertifikasi dan akreditasi di tingkat nasional maupun regional. Beberapa capaian di bidang akreditasi dan sertifkasi yang diperoleh FKH IPB, antara lain:

1. Pada tahun 2016, FKH IPB memperoleh akreditasi “A” (Sangat Baik) dari BAN-PT (SK No. 0057/SK.BAN-PT/Akred/PSPKH/I/2016) untuk Program Studi Sarjana Kedokteran Hewan dan Profesi Dokter Hewan

2. Pada tahun 2016, FKH mendapatkan Sertifikasi Kualitas Sistem Pendidikan oleh ASEAN University Network-Quality Assurance (AUN-QA) (Nomor Sertifikat: AP154IPBMAY16)

3. Sejak tahun 2013, FKH IPB melaksanakan Sistem Manajemen Mutu berbasis ISO 9001:2015 untuk Penyelenggaraan Akademik (Nomor Sertifikat: QSC 01147)

Page 33: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

23

BAGIAN III TANTANGAN MASA DEPAN DAN ARAH PERUBAHAN

Tantangan Masa Depan

Pesatnya perkembangan sistem dan alat transportasi dan berbagai teknologi mutakhir telah memberikan dampak yang positif dalam kehidupan manusia. Namun demikian, hal ini sekaligus dapat memfasilitasi tersebarnya kotaminan atau penyakit dari satu wilayah ke wilayah lain dengan sangat cepat. Hal tersebut tentunya menjadi ancaman dan masalah yang serius pada kesehatan manusia maupun lingkungan. Saat ini penyakit infeksius yang menyerang manusia dengan mudah menyebar. Tujuh puluh persen dari penyakit menular yang ada merupakan penyakit yang dapat ditularkan dari manusia ke hewan atau sebaliknya (zoonosis).

Manusia dan hewan merupakan penghuni utama di planet bumi, pemahaman mengenai ekosistem dan perubahan iklim sangat penting dibutuhkan karena berdampak langsung pada kesehatan manusia, hewan peliharaan, ternak, dan satwa liar. Pada tahun 2007, Intergovernmental Panel on Climate Change – organisasi ilmiah di bawah naungan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), menyatakan bahwa peningkatan suhu, dikombinasikan dengan perubahan curah hujan, dan kelembaban memiliki dampak yang signifikan terhadap satwa liar, hewan domestik, kesehatan manusia, dan penyebaran penyakit. Perubahan iklim juga dapat meningkatkan kebutuhan air, mempercepat kerusakan habitat, dan meningkatkan peluang transmisi penyakit antara hewan dan manusia. Selain itu munculnya spesies invasif, urbanisasi, polusi lingkungan, alih fungsi lahan menjadi bangunan, perang dan bencana alam akan berdampak pada keseimbangan populasi dan ekosistem.

Melihat kompleksitas permasalahan yang dapat menimbulkan wabah penyakit maka upaya pencegahan dan penanggulangannya tidak dapat diselesaikan hanya oleh satu bidang keahlian saja. Saat ini semua negara, organisasi kesehatan dunia (World Health Organization/WHO), organisasi kesehatan hewan dunia, Office International des Epizooties (OIE/WOAH), bersama organisasi lingkungan dan disiplin illmu lain sedang mengembangkan konsep One Health. Konsep One Health merupakan suatu pendekatan dalam menangani masalah kesehatan yang dilakukan secara kolaboratif oleh multidisiplin ilmu antara dokter, dokter hewan, sarjana kesehatan masyarakat, sarjana biomedis, pakar kesehatan lingkungan, ilmuwan lain dan bahkan bidang ilmu lain seperti ekonomi, sosial, dan budaya. One Health menggambarkan bahwa manusia merupakan bagian dari ekosistem yang lebih besar, dan masalah penyakit akan mudah ditangani dengan lebih efektif melalui peningkatan komunikasi dan kolaborasi. Dalam konsep One Health, dokter hewan berada pada titik penghubung karena berinteraksi dengan kesehatan manusia, peternakan, satwaliar, lingkungan dan badan internasional pengatur kesehatan masyarakat. Dokter hewan semakin dibutuhkan untuk dapat bekerja lintas displin.

Meskipun konsep One Health dikembangkan untuk meningkatkan kualitas kesehatan manusia dan hewan, tidak dapat dipungkiri bahwa bidang kedokteran hewan mengambil peran dalam proporsi yang paling signifikan dibandingkan disiplin ilmu lainnya. Hal ini dibuktikan dengan sebaran publikasi tentang One Health di berbagai jurnal yang sebagian besarnya digulirkan oleh penulis dengan latar belakang kedokteran hewan. Sejak terminologi One Health mulai diperkenalkan tahun 2008, sebanyak 61% publikasi tentang One Health merupakan artikel-artikel dengan latar keilmuan kedokteran hewan.

Bidang kedokteran hewan pun sejak dahulu sangat lekat dengan konsep yang mirip dengan One Health dan lebih dahulu diperkenalkan seperti One Medicine dan One World

Page 34: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

24

One Medicine. Publikasi yang berkaitan dengan kedua konsep tersebut juga didominasi oleh artikel-artikel dari bidang kedokteran hewan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa bidang kedokteran hewan ke depannya tidak hanya diperlukan dalam ranah klinik, namun lebih jauh menjadi aktor utama dalam mempromosikan kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan dengan konsep One Health yang diproyeksi akan menjadi tren di kemudian hari. Saat ini, gagasan dan terminologi One Health semakin banyak digunakan untuk memfasilitasi kerja sama antar departemen di lembaga pemerintahan dalam perumusan kebijakan di berbagai negara.

Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat juga menjadi tantangan di dunia kedokteran hewan. Peningkatan populasi manusia akan menyebabkan meningkatnya kebutuhan pangan. Pada tahun 2050 diperkirakan dunia membutuhkan pelipatgandaan produksi pangan untuk memenuhi populasi global yang diperkirakan 9,1 miliar. Pasokan pangan berkelanjutan yang aman dan sehat harus dipastikan oleh berbagai sektor dan hal ini termasuk dalam tanggung jawab dokter hewan. Dokter hewan harus memastikan dan menjamin keamanan pangan terutama pangan asal hewan.

Perubahan yang signifikan dalam persyaratan pendidikan kedokteran hewan telah terjadi selama beberapa tahun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di abad ke-21. Pengaruh dari perubahan ini menjadi kemajuan besar dalam bidang ilmu dan teknologi kedokteran hewan; peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas dan keampuhan layanan kedokteran hewan; peningkatan pendanaan untuk penelitian lanjutan; peningkatan kebutuhan dokter hewan untuk memastikan pangan asal hewan yang sehat, mencegah bioterorisme, serta penyakit baru yang mempengaruhi kesehatan manusia; keinginan untuk melindungi keseimbangan ekosistem dan kesehatan lingkungan.

Dokter hewan mempunyai banyak peluang kerja berdasarkan pendidikan dan keahlian unik yang dimilikinya. Dokter hewan dapat bekerja dalam berbagai bidang, seperti praktik pribadi/praktik bersama, aparatur pemerintahan, spesialis kesehatan satwa liar, pengawas daging dan perunggasan, tenaga dalam pengendalian penyakit, tenaga militer kenegaraan, pengajaran atau penelitian di fakultas maupun di bidang farmasi, bioteknologi, diagnostik, agrokimia, atau perusahaan bidang lain. Perkembangan ilmu dan teknologi keteknikan telah menyebabkan berkembangnya berbagai peralatan dan industri medis meliputi robotik, nanoteknologi, dan sistem produksi massal produk asal hewan.

Kemajuan pembangunan dan sistem kehidupan telah membuat adanya kecenderungan peningkatan hubungan antara hewan dan manusia. Banyak orang saat ini memelihara hewan kesayangan dan ramainya kunjungan orang ke area konservasi satwa semisal kebun binatang, pusat penangkaran dan sebagainya. Di sisi lain berbagai riset-riset dalam kedokteran hewan dan biomedis telah mencapai level yang tinggi dan banyak menggunakan hewan sebagai model maupun hewan laboratorium. Hal ini telah meningkatkan isu-isu yang terkait dengan kesejahteraan hewan sehingga kesejahteraan hewan telah menjadi hal yang harus dipahami oleh semua mahasiswa dan lulusan kedokteran hewan.

Meningkatnya jumlah mahasiswa wanita di seluruh Fakultas Kedokteran Hewan di dunia perlu diantisipasi karena hal ini mempengaruhi proses pembelajaran dan tren dunia kerja. Pada kehidupan modern, masyarakat mengharapkan pelayanan dokter hewan yang berkualitas dan spesifik. Banyak orang mampu membayar jasa layanan yang cukup mahal asalkan dapat memberikan kepuasan dari ketepatan tindakan diagnosis dan pengobatan yang dilakukan. Hal ini telah memicu perkembangan pendidikan kedokteran hewan ke arah pendidikan dokter hewan spesialis.

Page 35: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

25

Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Kedokteran Hewan IPB Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan kedokteran hewan, PDHI bersama

FKH se-Indonesia membangun satu kerjasama dan aliansi strategis dan telah menghasilkan berbagai kesepakatan seperti disebut di bawah ini:

1. Lokakarya Kurikulum Nasional Pendidikan Tinggi Kedokteran Hewan se-Indonesia tanggal 3-5 Maret 2000 dan tanggal 6-7 Juni 2000 di Surabaya.

2. Ditandatanganinya Perjanjian kerjasama antara PDHI dan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor, Universitas Airlangga, Universitas Gadjah Mada, Universitas Udayana dan Universitas Syiah Kuala tentang Penyelenggaraan pendidikan profesi Dokter Hewan tanggal 7 Juni 2000 di Surabaya.

3. Lokakarya Nasional Pendidikan Profesi Dokter Hewan tanggal 13 Agustus 2002 di FKH UGM, Yogyakarta

4. Pertemuan Nasional Pendidikan Profesi Dokter Hewan Oktober 2002 bersamaan Kongres PDHI ke 14 di Hotel Lombok Raya, Mataram NTB

5. Lokakarya Pendidikan Kedokteran Hewan Indonesia pada tanggal 4 Februari 2005 di FKH IPB Bogor.

6. Pertemuan nasional Pendidikan Kedokteran Hewan Indonesia bersamaan Kongres ke 15 PDHI bulan 6-8 Juni 2006 di Hotel Millenium, Jakarta

7. Ketetapan Kongres XV Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia tahun 2006 Nomor 08/ Kongres XV/PDHI/2006 tentang Standar Kompetensi dan Pendidikan Berkelanjutan.

8. Kesepakatan Bersama antara PDHI dan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor, Universitas Airlangga, Universitas Gadjah Mada, Universitas Udayana, dan Universitas Syiah Kuala tanggal 20 Desember 2006 di Surabaya tentang: a. Majelis Pendidikan Profesi Kedokteran Hewan b. Standar Kompetensi Dokter Hewan c. Standar Kompetensi Paraprofesional Veteriner d. Pendidikan Berkelanjutan e. Deklarasi Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor,

Universitas Air-langga, Universitas Gadjah Mada, Universitas Udayana, dan Universitas Syiah Kuala tanggal 20 Desember 2006 di Surabaya tentang: Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) sebagai satu-satunya Organisasi Induk Profesi Dokter Hewan di Indonesia.

9. Lokakarya Pendidikan Kedokteran Hewan Indonesia 18-19 Juli 2007 di FKH Universitas Udayana, Bali.

10. Pendirian Asosiasi Fakultas Kedokteran Hewan Indonesia (AFKHI), penetapan Ujian Nasional Kompetensi Dokter Hewan Indonesia (Ujinas KDHI) serta pendirian Asosiasi Rumah Sakit Hewan Indonesia (ARSHI) pada tanggal 18 Februari 2010 di Surabaya.

11. Ketetapan Kongres XVI PDHI tahun 2010 di Semarang, Nomor 16/Kongres XVI/PDHI/2010 tentang Standar Kompetensi Dokter Hewan Indonesia.

12. Penetapan Standar Pendidikan Kedokteran Hewan di Indonesia, dilakukan oleh AFKHI, PDHI bersama Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi pada tahun 2013.

Arah dan Tujuan Perubahan Arah Perubahan

Sejak berdirinya IPB pada tahun 1963, FKH IPB telah mengalami beberapa kali perubahan pada sistem pembelajaran. Program pendidikan dokter hewan 6 tahun pernah

Page 36: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

26

berubah menjadi program pendidikan 4 tahun ditambah 6 bulan (berupa 4 tahun sarjana dan 6 bulan koasisten) pada tahun 1980-an. Kemudian pada tahun 2000 semua Fakultas Kedokteran Hewan yang ada di Indonesia saat itu menyepakati kurikulum yang berlaku secara nasional mengacu pada sistem kredit semester (SKS), yaitu program pendidikan sarjana 144 SKS dilanjutkan dengan program pendidikan dokter hewan untuk menyelesaikan 35-39 SKS. Kemudian pada tahun 2013, semua FKH yang ada di Indonesia bersama PDHI menetapkan standar pendidikan kedokteran hewan di Indonesia dengan penekanan pada ketersediaan sarana dan prasarana pendukung pembelajaran klinikal. Sebagai contoh, fakultas harus menyediakan klinik hewan atau rumah sakit hewan, kandang-kandang hewan serta pembelajaran lapangan terkait hewan ternak unggas dan ruminansia besar.

Sifat pembelajaran di pendidikan kedokteran hewan adalah pembelajaran berbasis ilmu kesehatan (medical sciences) seorang mahasiswa akan belajar secara bertahap dan berjenjang mulai dari pembelajaran dasar yang terkait sistem tubuh, perilaku hewan, landasan biokimia dan fisiologi, genetik, dan tumbuh kembang. Periode tadi dalam sistem pendidikan kedokteran disebut dengan tahap preklinik (kedokteran dasar). Kemudian setelah itu mahasiswa akan mempelajari tahap para-klinik, mempelajari tentang mekanisme kejadian penyakit, jenis-jenis mikroorganisme dan faktor penyebab penyakit (sifat dan daur hidup), ilmu tentang obat-obatan dan kerja obat, serta berbagai pengetahuan pendukung seperti pengetahuan perundangan, ekonomi, dan sosiologi. Pada tahap klinikal mahasiswa akan belajar untuk menguasai keterampilan klinik, seperti melakukan diagnosa, mengenal penyakit, melakukan tindakan terapi, melakukan tindakan bedah, dan kemampuan untuk melakukan diagnostik postmortem termasuk berbagai kasus dan penyakit terkait reproduksi hewan dan pengetahuan pendukung lainnya seperti penulisan resep, undang-undang/legislasi, etika, serta kesejahteraan hewan.

Semua proses pembelajaran di atas diberikan secara terkoordinasi oleh dosen/pengajar dari berbagai disiplin ilmu. Sejak tahun 2005, semua fakultas di IPB melaksanakan pendidikan yang berbasis departemen, dimana program studi dilaksanakan oleh departemen yang terkait dengan keilmuan pada program studi tersebut. Untuk Fakultas Kedokteran Hewan, karena sifat pendidikannya kedokteran maka program studi tidak diampu di satu departemen tetapi pengelolaannya dilakukan di bawah koordinasi fakultas dan didukung oleh semua divisi yang ada di 3 departemen FKH IPB (AFF, KRP, dan IPHK). Di sisi lain untuk memenuhi persyaratan departemen mengampu program studi, maka departemen di FKH IPB hanya mengampu program pascasarjana (S2, S3).

Berdasarkan SWOT dan sistem pelaksanaan pendidikan satu rumpun ilmu (kedokteran hewan) yang diselenggarakan FKH IPB sampai saat ini, terdapat beberapa kendala administratif, antara lain:

1. Penyelenggaraan kurang efisien karena fakultas melaksanakan program studi (S1) dan departemen juga melaksanakan program studi (S2, S3).

2. Sistem pengelolaan keuangan yang ada di IPB belum dapat mengakomodir kebutuhan yang besar pada pelaksanaan pendidikan di FKH IPB.

3. Sistem penjaminan mutu di FKH IPB harus dimodifikasi karena sistem tata pamong dan pengelolaan akademik di FKH IPB berbeda dengan fakultas lain di IPB.

Menurut statuta (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Statuta Institut Pertanian Bogor pada Pasal 65 ayat 2), IPB dapat membentuk sekolah sebagai pelaksana unsur akademik dari satu rumpun ilmu. Dengan kekhasan penyelenggaraan pendidikan satu rumpun ilmu kedokteran hewan yang selama ini dilakukan oleh FKH IPB, maka sesuai dengan Statuta IPB pelaksanaan ini akan dapat

Page 37: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

27

lebih sesuai jika dilakukan dalam bentuk Sekolah. Dengan adanya perubahan dari Fakultas menjadi Sekolah, maka terdapat beberapa manfaat, antara lain:

1. Penyelenggaraan satu rumpun ilmu kedokteran hewan akan lebih efisien apabila dilakukan dalam bentuk Sekolah bukan Fakultas, karena adanya efisiensi akibat pelaksanaan hanya di tingkat fakultas dan kemudahan berbagai divisi untuk melakukan koordinasi mendukung proses pembelajaran.

2. Dengan bentuk Sekolah akan memungkinkan proses pengelolaan keuangan yang lebih berbasis pada kebutuhan langsung proses pembelajaran dan operasional.

3. Memudahkan dalam memenuhi persyaratan jumlah dosen pada pangkalan data perguruan tinggi (PDPT) Kemenristekdikti.

4. Pelaksanaan tri dharma (pendidikan, penelitian, dan pengabdian) dapat dilakukan secara lebih terpadu antar divisi di bawah koordinasi sekolah sehingga diharapkan dapat memberikan dampak nyata kepada masyarakat serta efisiensi dalam pelibatan dana, sarana, dan prasarana.

5. Pengembangan keilmuan dan riset tiap divisi menjadi lebih terbuka ke arah transdisiplin.

6. Mudah beradaptasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan sistem pendidikan yang lebih maju.

Perubahan Fakultas Kedokteran Hewan menjadi Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis akan membuka peluang terbentuknya program-program studi lainnya yang berkaitan dengan ilmu kesehatan (medical sciences), seperti sains biomedis, bioteknologi medis, farmasi, dan sebagainya. Di kawasan Benua Asia, Amerika, Australia, dan Eropa terdapat sekitar 44 universitas yang menawarkan program pendidikan yang berkaitan dengan kedokteran hewan dengan nama “Sekolah”, sedangkan terdapat 6 universitas yang menawarkan program pendidikan kedokteran hewan yang menggunakan nama unit (Departemen/Fakultas/Sekolah) disertai dengan sains biomedis. Daftar nama universitas dapat dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6.

Tabel 4 Nama Unit yang Menawarkan Jurusan Kedokteran Hewan dengan Nama

“Sekolah” No. Negara Institusi Nama Unit 1.

Australia Charles Sturt University School of Animal and Veterinary Sciences

Murdoch University School of Veterinary and Life Sciences

University of Adelaide School of Veterinary Science University of Queensland School of Veterinary Science

2. Jepang Azabu University School of Veterinary Medicine

Gifu University

United School of Veterinary Sciences

Hokkaido University

Graduate School of Veterinary Medicine

Kitasato University School of Veterinary Medicine

Obihiro University of Agriculture and Veterinary Medicine

School of Veterinary Medicine

Page 38: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

28

Rakuno Gakuen University

School of Veterinary Medicine

Tokyo University of Agriculture and Technology

United Graduate School of Veterinary Sciences

Tottori University School of Veterinary Medicine

3. Taiwan National Taiwan University

School of Veterinary Medicine

4. India Desh Bhagat University

Desh Bhagat School of Veterinary Sciences, Mandi Gobindgarh, Punjab

5. Filipina Isabela State University, Luzon

School of Veterinary Medicine

Aklan State University, Visayas

School of Veterinary Medicine

6. Iran Islamic Azad University Babol Branch School of Veterinary Medicine Garmsar Branch School of Veterinary Medicine Shabestar Branch School of Veterinary Medicine Tabriz Branch School of Veterinary Medicine

Lorestan University School of Veterinary Medicine

University of Shiraz School of Veterinary Science 7. Israel Hebrew University of

Jerusalem Koret School of Veterinary Medicine

8. Costa Rica National University of Costa Rica

School of Veterinary Medicine

9. Saint Kitts and Nevis

Ross University School of Veterinary Medicine

10. Brazil Federal University of Goiás

Veterinary and Husbandry School

Pontifical Catholic University of Paraná

School of Agriculture and Veterinary Medicine

11. Grenada St. George's University School of Veterinary Medicine

12. Meksiko University of the Valley of Mexico

Coyoacán School of Veterinary Medicine and Zootechnics

13. Perancis National Veterinary School of Alfort

National Veterinary School of Toulouse

National Veterinary School of Lyon

14. Portugal University of Trás-os-Montes and Alto Douro

School of Agrarian and Veterinary

Page 39: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

29

15. United of Kingdom

St. Matthew's University

School of Veterinary Medicine

University of Bristol School of Veterinary Science University of Cambridge Veterinary School University of Nottingham

School of Veterinary Medicine and Science

University of Surrey School of Veterinary Medicine

University of Edinburgh Royal (Dick) School of Veterinary Studies

University of Glasgow

School of Veterinary Medicine

16. Denmark UCPH School of Veterinary Medicine and Animal Science (2012–)

17. United of States Louisiana State University

School of Veterinary Medicine

Tufts University Cummings

School of Veterinary Medicine

Tuskegee University School of Veterinary Medicine

University of California

Davis School of Veterinary Medicine

University of Wisconsin at Madison

School of Veterinary Medicine

University of Pennsylvania

School of Veterinary Medicine

Tabel 5 Nama Unit yang Menawarkan Jurusan Kedokteran Hewan disertai Sains

Biomedis No. Negara Institusi Nama Unit 1. Bangladesh Sylhet Agricultural

University Faculty of Veterinary, Animal and Biomedical Sciences

2. Meksiko Autonomous University of Juárez City

Institute of Biomedical Sciences

3. Filipina Cavite State University College of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences

4. United States Colorado State University

College of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences

Texas A&M University College of Veterinary Medicine & Biomedical Sciences

5. Portugal University of Porto Abel Salazar Biomedical Sciences Institute

Tujuan Perubahan

Page 40: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

30

Peningkatan kualitas pendidikan kedokteran hewan di IPB dilakukan dengan merubah tata organisasi dari Fakultas Kedokteran Hewan menjadi Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis. Tujuan perubahan tersebut antara lain:

1. Merespon perubahan dan kebutuhan pengembangan keilmuan di IPB 2. Merespon perubahan dan kebutuhan yang terjadi di bidang kedokteran hewan

dan biomedis. 3. Penyesuaian terhadap statuta IPB, yaitu Sekolah sebagai wadah

penyelenggaraan program multistrata satu rumpun ilmu kedokteran hewan. 4. Efisiensi dalam penyelenggaraan dan tata kelola proses pendidikan program

studi dan pelaksanaan tri dharma. 5. Penguatan peran bidang ilmu/Divisi dalam mendukung pendidikan kedokteran

hewan dan sains biomedis. Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat (SWOT)

Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat (SWOT) FKH IPB secara rinci dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 SWOT FKH IPB STRENGTH ● Sebanyak 74% staf akademik mempunyai gelar PhD di

bidangnya dan 20.1% adalah profesor ● Selain dana yang bersumber pemerintah dan masyarakat, FKH

IPB juga memperoleh dana dari berbagai kerjasama dan layanan ● Mempunyai unit-unit penunjang akademik (Rumah Sakit Hewan

Pendidikan, Unit Rehabilitasi Reproduksi, Unit Pengelolaan Hewan Laboratorium , Laboratorium Riset Terpadu)

● Publikasi internasional yang dihasilkan oleh staf akademik FKH IPB adalah yang tertinggi di antara staf akademik IPB.

● Masa tunggu kerja lulusan kurang dari 3 bulan

WEAKNESS ● Perekrutan staf akademik tergantung pada kebijakan pemerintah ● Sistem pengelolaan keuangan yang ada di IPB belum dapat

mengakomodir kebutuhan yang besar pada pelaksanaan pendidikan di FKH

● Masih ada siswa sarjana yang lulus lebih dari 54 bulan. (Kelulusan tepat waktu masih 82.5%)

● Masih rendahnya keterlibatan stakeholder untuk meningkatkan kompetensi lulusan

● Sistem tata pamong dan pengelolaan akademik di FKH IPB berbeda dengan fakultas lain di IPB

OPPORTUNITY ● Peluang IPB untuk melakukan rekruitmen staf secara mandiri ● Ketersediaan beasiswa untuk dosen melanjutkan pendidikan ke

jenjang lebih tinggi ● Penetapan standar pendidikan kedokteran hewan secara

nasional ● Adanya wahana sekolah yang sesuai dengan karakteristik untuk

pengelolaan pendidikan kedokteran hewan

THREAT ● Kesempatan bekerja di luar negeri untuk dosen dengan fasilitas yang lebih baik

Page 41: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

31

● Kompetisi antar lulusan FKH se-Indonesia dan luar negeri ● Adanya FKH di tingkat regional (Asia Tenggara dan Asia) yang

mengembangkan sistem pendidikan masing-masing

Page 42: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

32

BAGIAN IV PENGEMBANGAN SEKOLAH KEDOKTERAN HEWAN

DAN BIOMEDIS Latar Belakang

Perkembangan IPTEKS yang semakin pesat di zaman ini turut memengaruhi perkembangan dalam dunia kesehatan. Ilmu-ilmu kesehatan semakin berkembang seiring dengan kemajuan teknologi dan peningkatan permintaan terhadap inovasi dalam memenuhi kebutuhan terhadap berbagai jenis pelayanan medis. Bidang-bidang seperti bioteknologi, farmasi, teknologi informasi, pengembangan perangkat, dan peralatan medis, dan lain sebagainya telah memberikan kontribusi yang signifikan untuk meningkatkan kesehatan penduduk dunia. Dari inovasi "kecil" seperti perban perekat dan kawat gigi pergelangan kaki, hingga teknologi yang lebih besar dan lebih kompleks seperti mesin MRI, organ buatan, dan anggota badan palsu robot, teknologi telah pasti membuat dampak signifikan di dunia kedokteran.

Menyikapi perkembangan IPTEKS yang demikian pesat dan dinamis ini, Institut Pertanian Bogor mencanangkan rencana strategis dengan menetapkan visi menjadi perguruan tinggi berbasis riset dan terdepan dalam inovasi untuk kemandirian bangsa menuju techno-socio entrepreneurial university yang unggul di tingkat global pada bidang pertanian, kelautan, dan biosains tropika. Tiga bidang keilmuan tersebut merupakan bidang strategis yang menjadi mandat IPB yang di dalamnya mencakup ilmu terkait yang mendukung pertanian dalam arti luas, termasuk ilmu kesehatan.

Dalam perjalanannya, pengembangan ilmu-ilmu kesehatan di IPB sejak awal berdirinya hingga saat ini secara umum dilaksanakan oleh Fakultas Kedokteran Hewan dengan konsentrasi di bidang ilmu kesehatan hewan dalam arti luas yang juga mencakup kesehatan masyarakat dan lingkungan. Dengan catatan panjang kontribusi FKH dalam dunia kesehatan, FKH memiliki pondasi yang cukup kuat untuk mengembangkan diri dalam rangka menghadapi tantangan dan peluang di dunia kesehatan yang semakin meluas.

Agar mampu beradaptasi dengan perkembangan IPTEKS di dunia kesehatan sekaligus mendukung rencana strategis IPB di bidang kesehatan, berbagai aspek dipandang perlu untuk diadaptasikan. Salah satu aspek yang dimaksud adalah aspek tata kelola dan pengembangan keilmuan. Sebagaimana yang tercantum dalam Statuta IPB (PP Nomor 66 Tahun 2013), format pengelolaan pelaksana unsur akademik dari satu rumpun ilmu adalah berupa sekolah. Hal ini sesuai juga dengan UU No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Penyelenggaraan satu rumpun ilmu kedokteran hewan akan lebih sesuai dan efisien apabila dilakukan dalam bentuk format sekolah dan bukan fakultas. Hal ini karena format sekolah memungkinkan terwujudnya efisiensi penyelenggaraan pendidikan dan kemudahan berbagai divisi untuk melakukan koordinasi yang mendukung proses pembelajaran. Hal-hal ini memperkuat perubahan Fakultas Kedokteran Hewan menjadi Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis.

Analisis Kebutuhan SDM Biomedis

Saat ini pertumbuhan industri biomedis di Indonesia semakin meningkat, di antaranya industri peralatan kesehatan, farmasi, dan alat penunjang kesehatan. Pada tahun 2019, tercatat sebanyak 364 perusahaan bergerak di bidang tersebut (duniainsdustri.com). Selain itu, industri-industri tersebut tidak hanya berkembang untuk kebutuhan manusia, namun juga merambah pada industri alat kesehatan hewan dan obat hewan.

Page 43: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

33

Berkaca dari pandemi Covid-19 yang tengah melanda dunia saat ini, sumber daya yang berkaitan dengan biomedis sangat dibutuhkan untuk pengendalian kasus. Masa pandemi Covid-19 saat ini mendorong semua bidang yang terkait untuk melakukan percepatan pencegahan dan pengendalian wabah Covid-19. Salah satu upaya yang dilakukan adalah percepatan untuk melakukan kajian epidemiologi dengan melakukan tes massal baik dengan menggunakan covid-rapid test ataupun dengan melakukan uji PCR atau Tes Cepat Molekuler (TCM). Namun, dalam pelaksanaannya muncul kendala-kendala, salah satunya adalah terbatasnya sumber daya manusia dan laboratorium yang mampu melakukan uji PCR khususnya. Terhambatnya faktor tersebut menyebabkan terjadi penumpukan sampel swab yang pada akhirnya mengakibatkan keterlambatan penetapan diagnosis yang tepat untuk melakukan konfirmasi pasien Covid-19. Dengan keterbatasan tersebut, pemerintah Indonesia khususnya Kementerian Kesehatan tidak dapat mengandalkan laboratorium yang memang menangani kesehatan manusia saja, namun juga memerlukan sumber daya medis dari bidang di luar itu. Oleh karena itu, tepatnya pada bulan April 2020 pemerintah kota Bogor mengikutsertakan Fakutas Kedokteran Hewan (FKH) IPB University dalam mengakselerasi pemeriksaan swab test, meskipun FKH notabene tidak bersinggungan langsung dengan kesehatan manusia.

Kondisi tersebut menggambarkan bahwa di masa depan ketersediaan sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan atau keahlian di bidang biomedis menjadi sangat penting dan genting. Hal ini karena SDM di bidang kedokteran manusia umumnya difokuskan pada clinical practice dan sangat sedikit pada pengembangan riset. Saat ini, beberapa perguruan tinggi mulai mengembangkan program studi teknologi biomedis, hanya saja, SDM yang dihasilkan lebih fokus kepada produksi dan pengembangan produk teknologi dan bukan dititikberatkan pada riset dan kompetensi untuk mengoperasikan teknologi tersebut secara komprehensif.

Selain itu, jumlah publikasi skala nasional dan internasional dalam bidang biomedis belum dapat dikatakan mumpuni untuk kepentingan pengembangan dunia kesehatan. Padahal, ilmu biomedis merupakan bidang yang mampu menjembatani dunia kesehatan dan dokter hewan yang mampu bekerja di bidang multispesies. Pengembangan SDM di bidang biomedis sangat dibutuhkan untuk mewujudkan kualitas pelayanan kesehatan secara komprehensif. Metode Pengumpulan Informasi

Analisis kebutuhan SDM Sains Biomedis dilakukan dengan metode pengumpulan informasi melalui survei. Survei dilakukan dengan menggunakan kuesioner terstruktur yang disebarkan menggunakan platform google form (kuesioner terlampir).

Analisis Data

Responden yang digunakan pada survey analisis kebutuhan ini merupakan para stakeholders sebanyak 103 perusahaan/instansi terdiri dari beberapa instansi pemerintah yaitu LIPI, BPPT, BPOM, BPMSOH, PUSVETMA, BBLITVET, BBVET/BVET, Lab Tipe B Provinsi, BUTTMKP, BPMSPH, BUSKP, Pusat Karantina Ikan, Labkesda tingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi, Rumah Sakit Pemerintah, Lembaga-lembaga Penelitian di bawah Kementerian Kesehatan, dan Rumah Sakit Hewan, Biofarma (BUMN), perusahaan swasta yaitu perusahaan farmasi, perusahaan alat kesehatan, distributor farmasi, laboratorium pemeriksaan kesehatan swasta (Prodia, dll), klinik/Rumah Sakit Swasta, dan klinik hewan/RSH. Selain itu juga, terdapat responden dari universitas yang memiliki program studi farmasi, biologi, bioteknologi, sains biomedis, teknik biomedis, kedokteran, kedokteran hewan, poltekkes, dan STIKES, serta organisasi internasional/UN. Distribusi kuesioner terhadap bidang pekerjaan responden disajikan dalam Tabel 7.

Page 44: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

34

Tabel 7 Distribusi bidang pekerjaan responden analisis kebutuhan Sarjana Sains

Biomedis Bidang Pekerjaan Jumlah

IGO 1 Instansi Pemerintah bidang Benih 1 International organization 1 Karantina Pertanian 2 Kementerian pertanian 1 Laboratorium 22 Lembaga Pelatihan 2 Lembaga pembuat kebijakan (Dinas

Kabupaten/Provinsi, Kementerian, dll.) 32 Lembaga Penelitian 12 Lembaga Pengawas 1 Lembaga Penjamin Mutu 1 Pengelola Kawasan Konservasi dengan berbagai

Keanekaragaman Hayatinya 1 Penyidikan dan Pengujian PHMS/Z 1 People Development Dept 1 Perunggasan dan Feed mill 1 Perusahaan Aquacullture 1 Perusahaan Farmasi 4 Perusahaan Vaksin 5 Peternakan 1 Rumah Sakit/Klinik 3 Perserikatan Bangsa Bangsa (United Nations) 1 Universitas 7 UPT KEMENTAN,dengan tupoksi produksi vaksin

hewan, antigen dan antisera 1 Total 103

Berdasarkan hasil survei, diketahui pada perusahaan/instansi responden sebesar

67% menyetujui adanya kebutuhan terhadap SDM sains biomedis. Hasil survei tersebut menunjukkan prospek kerja yang lumayan tinggi sebagai pangsa pasar dengan rasionalitas yang kuat. Hasil survei kebutuhan SDM sains biomedis dapat dilihat pada Gambar 12.

Page 45: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

35

Gambar 12 Presentase hasil survei kebutuhan SDM sains biomedis

Hasil survei mengenai jumlah kebutuhan lulusan sains biomedis saat ini

menunjukkan perbedaan jumlah kebutuhan yang sangat variatif berdasarkan kebutuhan instansi/perusahaan responden (Tabel 8). Maka dilakukan pula survei perkiraan penambahan sarjana sains biomedis sebagai perencanaan selanjutnya pada instansi/perusahaan responden (Gambar 13). Diketahui dari 93 instansi/perusahaan yang menyertakan jumlah kebutuhan terhadap Sarjana Sains Biomedis, menunjukkan presentase sebanyak 46% diantaranya menyetujui diperlukannya penambahan Sarjana Sains Biomedis dan sebanyak 49% menyatakan kemungkinan akan diperlukannya penambahan tersebut.

Tabel 8 Hasil survei jumlah kebutuhan Sarjana Sains Biomedis saat ini

Jumlah Kebutuhan Jumlah

0 2

1 19

2 31

3 13

4 7

5 6

6 3

7 1

8 2

10 4

20 3

Mungkin23%

Tidak 10%

Ya67%

Mungkin

Tidak

Ya

Page 46: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

36

30 1

40 1

Total 93

Gambar 13 Presentase perkiraan penambahan Sarjana Sains Biomedis

Berdasarkan hasil survei juga diketahui terdapat beberapa kompetensi biomedik

yang diperlukan oleh lulusan sains biomedis menurut instansi/perusahaan responden. Kompetensi biomedik yang diperlukan, antara lain: Bioteknologi, Ilmu kedokteran Hewan, Embriologi, Farmasi, Imunologi, Virologi, Virologi molekuler, Ilmu Kedokteran, Mikrobiologi, Biopropestif, Bioforensik, Sumberdaya Hewan, Parasitologi, Kesehatan Masyarakat Veteriner, dan Patologi Anatomi.

Tabel 9 Pemenuhan kompetensi yang dibutuhkan oleh stakeholder pada kurikulum inti Program Studi Sains Biomedis

Mata Kuliah Kompetensi*

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11

12

13

14

15

Fisika Biomedis v v Pengantar Sains Biomedis v v v v v Biokimia Umum v v v Genetika v v v v v v v v Gross Anatomy dan Fungsi Manusia v v v Gross Anatomy dan Fungsi Hewan v v v Fisiologi v v v Mikrobiologi v v v v v Biologi Sel dan Perkembangan v v v Histologi v v v v Dasar-Dasar Evolusi v Farmakologi dan Toksikologi v v v Imunologi v v v v v

Mungkin49%

Tidak5%

Ya46% Mungkin

Tidak

Ya

Page 47: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

37

Fisiologi Reproduksi Komparatif v v v Biokimia Medis v v v Nutrisi v Teknik Laboratorium Dasar Biomedis v v v Bioteknologi v v v v v v v Biostatistik Medis v v Fitofarmaka v v Biomedis Seluler dan Molekuler v v Molecular Diagnostics Laboratory v v Epidemiologi v Bioinformatika v v v Kesehatan Lingkungan v v Hewan Laboratorium v v v Patofisiologi v v v Bioengineering System v v Genom v v v v Degenerative Medicine and Tissue Engineering v v v Vaksinologi v v v v Teknologi Reproduksi Berbantuan v v v v v Infeksi dan Sistem Kekebalan v v v v v Neuroscience v v Mekanisme dan Patologi Penyakit v v v Gen dan Environment v v v v Mikrobiologi Molekuler v v v v Riset dan Perkembangan Biofarmasetika v v One Health v v v

*Keterangan: 1. Bioteknologi 2. Ilmu Kedokteran Hewan 3. Embriologi 4. Farmasi 5. Imunologi 6. Virologi 7. Virologi Molekuler 8. Ilmu Kedokteran 9. Mikrobiologi 10. Bioprospektif 11. Bioforensik 12. Sumberdaya Hewan 13. Parasitologi 14. Kesehatan Masyarakat Veteriner 15. Patologi Anatomi

Data lulusan yang menjalankan tugas di bidang biomedik di instansi/perusahaan

responden saat ini, antara lain: Biologi, Farmasi, Dokter Hewan, Bioteknologi, Biomedik, Sarjana Kimia, Dokter Manusia, Sarjana Peternakan, Sarjana Perikanan, Sarjana Kedokteran Hewan, Sarjana Ekonomi, Genetika, Paramedik Veteriner (D3), Sarjana Pertanian, Lulusan Snakma, dan Kesehatan Hewan (D3).

Page 48: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

38

Prospek Karir Sarjana Sains Biomedis

Sarjana lulusan Program Studi Sains Biomedis memiliki kompetensi dalam keilmuan biologi manusia dan hewan yang terkait dengan kesehatan dan kesejahteraannya.

Sarjana lulusan Program Studi Sains Biomedis dapat bekerja di berbagai sektor industri life-science biomedis, vaksin, obat-obatan, biofarmaka, alat kesehatan, forensik, pendidikan, lembaga penelitian, serta bidang umum lainnya (bidang media komunikasi, jurnalisme ilmiah, dan komersialisasi penemuan baru).

Benchmarking

Walaupun masih banyak perguruan tinggi yang mengemas pendidikan kedokteran atau kedokteran hewan dalam bentuk fakultas, pada dasarnya proses pelaksanaannya sangat khas untuk satu rumpun ilmu saja. Proses koordinasi pendidikan dilakukan di tingkat fakultas didukung oleh divisi dari berbagai keilmuan. Beberapa perguruan tinggi telah menjalankan dan menetapkan bentuk pendidikan kedokteran hewan dalam format Sekolah Kedokteran Hewan seperti yang ada di Australia, Amerika Serikat, dan Inggris (Gambar 14). Salah satu hal yang menarik dan inovatif pada proses pembelajaran sekolah-sekolah kedokteran hewan tersebut adalah pelaksanaan pembelajaran yang terkoordinasi dan saling mendukung antar divisi. Sebagai contoh, pada tingkat awal mahasiswa belajar tentang sistem tubuh dan dalam pelaksanaannya satu mata kuliah tersebut diisi oleh dosen-dosen dari berbagai divisi/bidang keilmuan seperti anatomi, fisiologi, biokimia, nutrisi, dan sebagainya. Contoh lain pada mata kuliah terkait agen penyakit, mata kuliah ini akan dapat diisi oleh dosen dari bidang ilmu mikrobiologi, virologi, patologi, imunologi, farmakologi parasitologi dan sebagainya. Bentuk kurikulum seperti ini telah lazim digunakan di Sekolah Kedokteran Hewan di Eropa dan Amerika Serikat.

Universitas di beberapa negara hingga saat ini sudah banyak yang menggabungkan Program Studi Sains Veteriner dan Biomedis, diantaranya adalah Texas A&M College of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences (USA), Collorado State University (USA), College of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences (USA), Cavite State University, College of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences (The Philipines), Sylhet Agricultural University Faculty of Veterinary, Animal and Biomedical Sciences (Bangladesh), dan University of Melbourne (Australia). Oleh karena itu, dengan melihat analisa perkembangan yang telah dijabarkan di atas, kebutuhan pendirian Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis sangatlah dibutuhkan untuk mencukupi SDM yang mempunyai kemampuan atau keahlian di bidang tersebut.

Page 49: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

39

Gambar 14 Pendidikan kedokteran hewan dalam bentuk sekolah yang ada di Eropa dan

Amerika Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Visi

Menjadi progam studi yang unggul dalam pengembangan sumberdaya manusia dan IPTEKS di bidang Kedokteran Hewan dan Sain Biomedis di tingkat nasional dan internasional

Misi

1. Menyelenggarakan pendidikan bidang Kedokteran Hewan dan bidang Sain Biomedis yang terintegrasi dengan jenjang multi-strata dan multi-kompetensi yang terdiri dari jenjang pendidikan sarjana (S.Biomed dan SKH), profesi (Dokter Hewan/Drh), pascasarjana (Magister dan Doktor) dan spesialis (Spesialis/Sp. dan Sub Spesialis/Sub.Sp.) sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

2. Mendorong terselenggaranya pembangunan nasional secara berkelanjutan melalui kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat) yang berkualitas di bidang Kedokteran Hewan dan bidang Sain Biomedis.

3. Meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui penerapan dan pengembangan bidang Kedokteran Hewan dan bidang Sain Biomedis melalui harmonisasi hubungan antara manusia, hewan dan lingkungan.

4. Membangun jejaring melalui penjalianan kerjasama dengan berbagai institusi baik dalam maupun luar negeri dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Sasaran

1. Menghasilkan Sarjana Sain Biomedis (S.Biomed) dan pascasarjana (Magister dan Doktor) Biomedis yang terampil, kompeten dan memenuhi Standar Kompetensi, Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) bidang sain biomedis, serta memiliki semangat kewirausahaan berdaya saing tinggi di tingkat nasional dan internasional.

Page 50: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

40

2. Mengembangkan penelitian penelitian dasar, terapan dan strategis dalam bidang kedokteran hewan dan bidang sains biomedis yang inovatif untuk mendukung pembangunan nasional secara berkelanjutan.

3. Mengimplementasikan penemuan-penemuan di bidang kedokteran hewaan dan sain biomedis untuk kesejahteraan manusia, hewan, dan lingkungan

Tujuan

Menghasilkan Sumber Daya Manusia, penemuan dan pengembangan keilmuan di bidang Kedokteran Hewan dan bidang Sains Biomedis melalui multi strata pendidikan dan kompetensi serta penelitian dan pengabdian pada masyarakat. SDM dihasilkan dapat mengemban tugas yang terkait dengan bidang (1) manajemen dan sistem kesehatan hewan, (2) pengawasan keamanan dan mutu produk asal hewan, (3) biomedis dan (4) industri kesehatan. Struktur Organisasi dan Tata Pamong

Struktur organisasi Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis mengacu pada peraturan yang berlaku di IPB (Gambar 15). Senat Sekolah merupakan organ normatif yang bertugas memberikan pertimbangan dalam kebijakan dan arah yang akan dijalankan oleh pimpinan Sekolah. Senat Sekolah memiliki Ketua dan Sekretaris serta beranggotakan para Guru Besar FKH, Dekan dan Wakil Dekan, serta perwakilan dari tiap-tiap Divisi.

Pimpinan sekolah terdiri dari Dekan dibantu oleh Wakil Dekan. Pimpinan sekolah membawahi Unit Administrasi/Tata Usaha dan Unit Akademik/Program Studi. Unit Administrasi dikepalai oleh seorang Kepala Tata Usaha dan membawahi Kepala Seksi (Kasi) Akademik dan Kemahasiswaan, Kasi Kepegawaian, Kasi Umum dan Sarana, Prasarana, serta Kasi Keuangan. Unit Akademik/Program Studi terbagi atas Program Studi Diploma, Sarjana Kedokteran Hewan (S1), Sarjana Biomedis, Program Pendidikan Profesi Dokter Hewan (PPDH), dan Program Studi Pascasarjana (S2/S3) serta Program Dokter Hewan Spesialis. Unit Akademik/Program Studi didukung oleh 11 divisi, yaitu Divisi Anatomi, Histologi, dan Embriologi, Divisi Fisiologi, Divisi Farmakologi dan Toksikologi, Divisi Kesehatan Masyarakat Veteriner, Divisi Mikrobiologi Medik, Divisi Parasitologi dan Entomologi Kesehatan, Divisi Penyakit Dalam, Divisi Bedah dan Radiologi, Divisi Reproduksi dan Kebidanan, dan Divisi Patologi, serta Divisi Farmasi Veteriner, Masing-masing program studi dipimpin oleh ketua dan sekretaris program studi.

Page 51: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

41

Gambar 15 Struktur organisasi Sekolah Kedokteran Hewan dan Sains Biomedis

Selain itu, proses pembelajaran juga didukung oleh Unit Penunjang Teknis

Akademik (UPT) yang telah tersedia, yaitu Rumah Sakit Hewan Pendidikan IPB, Unit Reproduksi dan Rehabilitasi (URR), Unit Pengelolaan Hewan Laboratorium (UPHL), Unit Kajian Pengendalian Hama Pemukiman (UKPHP), dan Rumah Potong Unggas (RPU), serta Laboratorium Riset Terpadu. Untuk mengelola kegiatan-kegiatan rutin pimpinan dibantu pula oleh Komisi Pendidikan, Komisi Penelitian, Komisi Etik yang terdiri dari Komisi Etika Kehidupan Kampus dan Komisi Etik Penelitian, dan komisi yang lain sesuai kebutuhan. Sistem Penjaminan Mutu

Proses penjaminan mutu di Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis dilaksanakan dengan mengacu pada sistem penjaminan mutu IPB yang dituangkan dalam Peraturan Rektor IPB Nomor 20/IT3/PP/2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Rektor IPB Nomor 3/IT3/PP/2018 tentang Standar Mutu Pendidikan IPB. Di tingkat institusi, pengembangan standar dan sistem penjaminan mutu dikoordinasikan oleh Kantor Manajemen Mutu dan Audit Internal (KMMAI) IPB. Sekolah merupakan unit yang melaksanakan proses penjaminan mutu (quality assurance), sedangkan program studi merupakan unit penyelenggara pendidikan yang melaksanakan proses pengendalian mutu (quality control). Dekan Sekolah bertanggung jawab dalam menjamin kualitas proses akademik secara keseluruhan. Proses pengendalian mutu dilakukan dengan memonitor proses penyelenggaraan akademik dan tingkat pencapaian sasaran mutu. Kerangka organisasi dan diagram struktur organisasi penjaminan mutu di Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis dapat dilihat Tabel 7 dan Gambar 16 di bawah ini.

Komisi Etik

UPT

Page 52: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

42

Tabel 10 Kerangka organisasi penjaminan mutu di Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis

Program Tingkat

Nama Pelaksana

Pejabat Pelaksana Tim

Penanggung Jawab

Diploma, S1-PPDH-S2/ S3 (Semua) Sekolah

Gugus Penjamin Mutu (GPM) Wakil Dekan

Tingkat Fakultas Dekan

Diploma Prodi Gugus Kendali Mutu (GKM)

Kaprodi Diploma

Tingkat Prodi Wakil Dekan AK

Sarjana Prodi Gugus Kendali Mutu (GKM) Kaprodi S1

Tingkat Prodi Wakil Dekan AK

PPDH Prodi Gugus Kendali Mutu (GKM)

Kaprodi PPDH

Tingkat Prodi Wakil Dekan AK

S2/S3 Prodi Gugus Kendali Mutu (GKM)

Kaprodi S2/S3 Tingkat Wakil Dekan AK

Spesialis Prodi Gugus Kendali Mutu (GKM)

Kaprodi Spesialis Tingkat Wakil Dekan AK

Gambar 16 Struktur organisasi penjaminan mutu di Sekolah Kedokteran Hewan dan

Biomedis Sistem Pengelolaan Akademik

Sekolah Kedokteran Hewan dan Sains Biomedis menyelenggarakan kegiatan akademik multi-strata dan multi-kompetensi, dari jenjang Sarjana, Pascasarjana dan Program Profesi (Dokter Hewan dan Dokter Hewan Spesialis). Program studi sarjana pada Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis terdiri atas Program Sarjana Kedokteran Hewan dan Program Sarjana Biomedis serta sarjana lainnya (pengembangan ke depan). Koordinasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan langsung oleh Dekan dan Wakil Dekan serta tiap-tiap program studi memiliki Ketua dan Sekretaris Program Studi. Dekan menugaskan para dosen dari berbagai bidang ilmu (divisi) untuk mengajar di program studi-program studi tersebut. Divisi berfungsi sebagai pelaksana pengembangan keilmuan, pelayanan mata kuliah, dan pengelolaan sumber daya manusia sesuai dengan mandat dan ruang lingkup keilmuan tertentu. Divisi dipimpin oleh seorang kepala divisi.

Page 53: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

43

Program Pendidikan Multistrata dan Multikompetensi Program Studi Sarjana Kedokteran Hewan Struktur, Komposisi dan Durasi Kurikulum

1. Tahap pendidikan sarjana kedokteran dilakukan minimal 7 semester (112 minggu atau minimal 4480 jam atau minimal 144 SKS) dan diakhiri dengan gelar Sarjana Kedokteran Hewan (SKH).

2. Kurikulum dilaksanakan dengan pendekatan/strategi SPICES (Student-centred, Problembased, Integrated, Community based, Elective/Early clinical Exposure, Systematic).

3. Materi elektif memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan minat khusus.

Penilaian Hasil Belajar 1. Penilaian hasil belajar didasarkan pada pencapaian kompetensi sesuai strata

(sarjana, profesi, pascasarjan dan spesialis) 2. Penilaian hasil belajar disusun berdasarkan asas validitas, reliabilitas, kelayakan

dan mendorong proses belajar 3. Kriteria kelulusan merupakan hasil pencapaian kompetensi dan penilaian proses

pendidikan (akademik dan non-akademik). Capaian pembelajaran (learning outcomes) Program Pendidikan Sarjana

Kedokteran Hewan (SKH) diselaraskan dengan jenjang kualifikasi VI pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (Tabel 11). Tabel 11 Capaian pembelajaran (learning outcomes) Program Pendidikan Sarjana

Kedokteran Hewan (SKH) UNSUR

DESKRIPSI DESKRIPSI

UMUM LEARNING OUTCOMES

PROGRAM STUDI DESKRIPSI

LEARNING OUTCOMES Kemampuan Kerja

Mampu mengaplikasikan bidang keahliannya dan memanfaatkan IPTEKS pada bidangnya dalam penyelesaian masalah serta mampu beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi.

1. Mampu menyimpulkan kondisi hewan sehat dan sakit melalui gambaran anatomis, fisiologis, gejala klinis, perubahan patologis dan teknik diagnostik laboratorium secara tepat dan lege artis untuk mendasari diagnosa penyakit hewan

2. Mampu merancang konsep kesehatan hewan untuk melindungi, mengamankan dan menjamin kesehatan dan kesejahteraan hewan, manusia dan lingkungan melalui penolakan, pencegahan, pengendalian, pemberantasan, dan pengobatan penyakit hewan dan zoonosis secara tepat berdasarkan

Mampu: 1. Menguasai tatacara

melakukan anamnesis dan kemampuan komunikasi (communication skills) seta Standar Operasional Prosedur (SOP) pemeriksaan klinis dengan benar.

2. Menguasai dasar teoritis dalam melakukan analisis gejala, penetapan diferensial diagnosis penyakit hewan serta alternatif tindakan medis dengan benar.

3. Merancang konsep pengendalian serta pemberantasan penyakit hewan dan zoonosis berdasarkan tinjauan epidemiologis dan peraturan perundangundangan

Page 54: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

44

peraturan perundang-undangan di bidang penyelenggaraan kesehatan hewan.

3. Mampu memberikan desain alternatif pemecahan masalah kesehatan hewan, mutu dan keamanan produk hewan, serta kesejahteraan hewan untuk memajukan kesehatan hewan, masyarakat dan lingkungan melalui tindakan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

kesehatan hewan yang berlaku serta kesejahteraan hewan.

4. Melaksanakan pemeriksaan dasar pada hewan berdasarkan konsep praktik diagnostik klinik, reproduksi dan diagnostik laboratorium.

5. Menilai dengan benar status gizi hewan (body scoring condition) sehat dan masa penyembuhan dengan menjelaskan kebutuhan kandungan dan komposisi pakan dalam Good Management Practice (GMP)

6. Melakukan pengambilan, penyimpanan dan pengiriman, pengujian sampel laboratorium standar, dan membaca hasil pemeriksaan laboratorium.

7. Menggunakan peralatan radiografi, ultrasonik, dan peralatan lainnya yang dapat digunakan sebagai alat bantu diagnostik, dengan prinsip keamanan dan prosedur yang tepat.

8. Menerapkan prinsip sterilisasi peralatan bedah medik dan peralatan tindakan bedah aseptis untuk meminimalkan risiko kontaminasi, dan infeksi cemaran (nosocomial infection) di tempat operasi.

9. Menguasai teori pemeriksaan ante- dan post-mortem hewan untuk dapat melakukan identifikasi kualitas kesehatan dan kemananan produk hewan.

10. Melakukan perhitungan analisis resiko dan desain alternatif tindakan pencagahan dengan metode yang terukur untuk meminimalkan resiko kontaminasi, infeksi cemaran in situ dan ex situ.

Page 55: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

45

11. Menyiapkan laporan kesehatan hewan dan memelihara rekam medik dalam bentuk tertulis.

12. Menyiapkan sediaan obat hewan berdasarkan resep dokter hewan sesuai dengan ilmu farmasi.

Pengetahuan yang Harus Dikuasai

Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidang pengetahuan tersebut secara mendalam, sehingga mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural.

1. Menguasai ilmu-ilmu kedokteran hewan sehingga secara konseptual dapat menyimpulkan kondisi hewan sehat dan sakit.

2. Menguasai konsep kesehatan hewan sehingga dapat melindungi, mengamankan dan menjamin kesehatan masyarakat, dan kesejahteraan hewan, manusia dan lingkungan.

1. Menguasai ilmu-ilmu kedokteran hewan (anatomi, fisiologi, biokimia, genetika, farmakologi, mikrobiologi, parasitologi, patologi, imunologi, reproduksi, bedah, penyakit dalam) untuk menentukan struktur dan fungsi sistemik hewan yang sehat, dan semua aspek pengelolaan hewan.

1. Menguasai pengetahuan untuk menilai perilaku hewan dan faktor lingkungan dalam menangani dan mengendalikan hewan

2. Menguasai metode penelitian dan penerapannya ke semua aspek ilmu kedokteran hewan

3. Menguasai pengetahuan konsep dasar penyakit hewan tentang etiologi, patogenesis, gejala klinis, langkah penetapan diagnosis, serta fisiopatologis yang terjadi pada hewan.

4. Menguasai pengetahuan tentang perundang-undangan veteriner serta bidang terkait dan etika profesi

5. Menguasai pengetahuan tentang jenis bahan farmasi, sediaan obat dan cara penyiapan berdasarkan formula dokter.

6. Menguasai pengetahuan tentang kandungan nutrisi bahan pakan hewan, menyusun formulasi pakan rasional ekonomis dan dietetik/nutrisi kesehatan.

7. Menguasai prinsip-prinsip pencegahan penyakit dan

Page 56: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

46

promosi kesehatan serta kesejahteraan hewan

8. Menguasai pengetahuan terkait kesehatan. Masyarakat veteriner, epidemiologi dan ekonomi veteriner, serta zoonosis.

9. Menguasai teknologi tentang kebidanan normal dan abnormal, sistem reproduksi serta teknologi reproduksi hewan.

10. Menguasai konsep kepemimpinan, kewirausahaan, dan teknik komunikasi personal mapun sosial.

Kewenangan dan Tanggung jawab

Mampu merancang desain alternatif pengambilan tindakan keputusan yang tepat berdasarkan analisis informasi dan data, dan mampu memberikan petunjuk dalam memilih berbagai alternatif solusi secara mandiri dan kelompok. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja organisasi.

1. Mampu mempertanggungjawabkan secara akademik susunan rancangan konsep secara mandiri maupun kelompok kerja di bawah bimbingan.

2. Memiliki etika dan moral yang tinggi, berjiwa mandiri, unggul, dan bertanggungjawab, serta mampu berkomunikasi untuk keperluan medik veteriner secara lesan maupun tertulis.

1. Memiliki kemampuan menulis karya ilmiah secara mandiri dan kelompok, berdasarkan kaidah penulisan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademik.

2. Menyajikan alternatif pengambilan keputusan medik dengan memperhatikan etika dan estetika partisipatif dan tanggung jawab.

3. Menguasai teknik komunikasi personal maupun sosial yang baik dan benar

Program Studi Sarjana Sains Biomedis

Kekhasan Program Studi Sains Biomedis IPB: 1. Merupakan Program Studi Sains Biomedis pertama di lingkungan Kedokteran

Hewan di Indonesia 2. Memiliki dosen dan staf pengajar yang memadai dan sebagian besar bergelar

Doktor.

Page 57: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

47

3. Bidang Kedokteran Hewan memiliki jumlah publikasi ilmiah terbanyak di lingkungan fakultas kedokteran hewan di Indonesia dan sebagian besar publikasi tersebut dalam bidang biomedis.

4. Program studi ini dikembangkan berbasis kedokteran hewan yang multispesies (kedokteran komparatif) sehingga menjadi faktor pengayaan yang signifikan terhadap proses pembelajaran biomedis.

5. Memiliki sarana dan prasarana laboratorium dan peralatan yang mendukung pembelajaran biomedis, bio-imaging dan molecular medicine.

6. Memiliki jejaring kerjasama yang luas dengan institusi dan industri ternama dalam dan luar negeri.

Struktur, Komposisi dan Durasi Kurikulum

1. Tahap pendidikan sarjana Biomedis dilakukan minimal 7 semester (112 minggu atau minimal 4480 jam atau minimal 144 SKS) dan diakhiri dengan gelar Sarjana Sain Biomedis (S.Biomed).

2. Kurikulum dilaksanakan dengan pendekatan/strategi SPICES (Student-centred, Problembased, Integrated, Community based, Elective/Early clinical Exposure, Systematic).

3. Materi elektif memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan minat khusus.

Penilaian Hasil Belajar

1. Penilaian hasil belajar didasarkan pada pencapaian kompetensi bidang Sains Biomedis sesuai strata (sarjana dan pascasarjan)

2. Penilaian hasil belajar disusun berdasarkan asas validitas, reliabilitas, kelayakan dan mendorong proses belajar

3. Kriteria kelulusan merupakan hasil pencapaian kompetensi bidang Sains Biomedis dan penilaian proses pendidikan (akademik dan non-akademik).

Penyelenggaraan Pendidikan Pada Program Studi Sarjana Kedokteran Hewan, Program Profesi Dokter Hewan,

dan Program Studi Sarjana Sains Biomedis proses pembelajaran dilakukan dengan dua sistim penyelenggaraan yaitu:

1. Kelas Reguler; dan 2. Kelas Internasional (maksimal mahasiswa asing 10% dari jumlah total maha-

siswa) Capaian Pembelajaran Capaian pembelajaran (learning outcomes) Program Studi Sarjana (S1) Sains Biomedis adalah:

1. Mampu menjelaskan dan mengaplikasikan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam bidang Biomedis berbasis keilmuan pra-klinik dan para-klinik serta mampu mengintegrasikan ilmu pengetahuan dari level molekuler hingga level individu dan populasi yang melibatkan factor lingkungan.

2. Mampu mengembangkan hipotesis dan eksperimen ilmiah, serta memiliki keterampilan menulis dan mengomunikasikannya.

3. Menguasai konsep biomedis dan keterampilan laboratorium yang efektif untuk dapat memberikan saran kebijakan, teknis atau diagnostik pada perusahaan bioteknologi yang inovatif, perusahaan di sektor farmasi, biomedis, atau pertanian pada lembaga penelitian, perguruan tinggi, lembaga pemerintah atau

Page 58: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

48

otoritas lokal, dan mampu bekerja sebagai ilmuwan riset, pengajar, peneliti, teknisi sains, dan manajer produk.

4. Memiliki jiwa leadership, kemampuan wirausaha, mampu berkomunikasi, gigih, dan bertanggung jawab pada pekerjaan secara mandiri maupun berkelompok, serta memiliki spiritualitas dan komitmen yang tinggi.

Detail capaian pembelajaran Program Studi Sarjana (S1) Sains Biomedis dapat

dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 Capaian pembelajaran (learning outcomes) Program Studi Sarjana Sains

Biomedis

UNSUR DESKRIPSI

DESKRIPSI UMUM

LEARNING OUTCOMES PROGRAM STUDI

DESKRIPSI LEARNING OUTCOMES

Kemampuan Kerja

Mampu mengaplikasikan bidang keahliannya dan memanfaatkan IPTEKS pada bidangnya dalam penyelesaian masalah serta mampu beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi.

1. Mampu menyimpulkan kondisi hewan sehat dan sakit melalui gambaran anatomis, fisiologis, perubahan patologis dan berbagai metoda serta teknik laboratorium secara tepat dan lege artis.

2. Mampu merancang konsep lingkungan yang sehat untuk kesejahteraan hewan dan manusia yang sesuai konsep biosafety, biosecurity, dan ramah lingkungan (green concept)

3. Mampu memberikan desain alternatif pemecahan masalah terkait kesehatan hewan, manusia, dan lingkungan melalui pendekatan riset dan implementasi konsep One Health.

Mampu: 1. Menguasai dasar teoritis

dalam melakukan analisis proses-proses fisiologis tubuh, perubahan patologi, serta mekanisme terjadinya penyakit, dan berbagai teknik serta metoda laboratorium biomedis.

2. Merancang konsep lingkungan dan laboratorium yang sehat yang sesuai dengan konsep biosafety dan biosecurity.

3. Melakukan pengambilan, penyimpanan dan pengiriman, pengujian sampel laboratorium standar, dan membaca hasil pemeriksaan laboratorium.

4. Menggunakan peralatan radiografi, ultrasonik, dan peralatan lainnya yang dapat digunakan sebagai alat bantu diagnostik dan berbagai peralatan analisis molekuler dengan prinsip keamanan dan prosedur yang tepat.

5. Melakukan analisis resiko dan desain riset untuk memecahkan masalah terkait kesehatan hewan, manusia, dan lingkungan melalui implementasi konsep One Health.

Page 59: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

49

6. Mengembangkan model bisnis dalam bidang biomedis

Pengetahuan yang Harus Dikuasai

Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidang pengetahuan tersebut secara mendalam, sehingga mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural.

1. Menguasai ilmu-ilmu biomedis sehingga secara konseptual dapat menyimpulkan kondisi kesehatan hewan, manusia, dan lingkungan.

2. Menguasai konsep bioimaging, biomaterial, kedokteran komparatif, herbal dan molecular medicine sehingga dapat melindungi, mengamankan dan menjamin kesehatan masyarakat, dan kesejahteraan hewan, manusia dan lingkungan.

1. Menguasai ilmu-ilmu dasar kesehatan serta biomedis untuk menentukan proses fisiologis tubuh, perubahan patologi, serta mekanisme terjadinya penyakit, dan berbagai teknik serta metoda laboratorium biomedis.

2. Menguasai metode penelitian dan penerapannya ke semua aspek ilmu kedokteran hewan dan biomedis.

3. Menguasai pengetahuan ilmu-ilmu bioimaging, biomaterial, kedokteran komparatif, herbal dan molecular medicine

4. Menguasai pengetahuan tentang etika dan perundang-undangan bidang kesehatan dan biomedis.

5. Menguasai pengetahuan tentang jenis bahan farmasi, sediaan obat, dan cara kerjanya.

6. Menguasai pengetahuan tentang dietetik/nutrisi kesehatan.

7. Menguasai prinsip-prinsip pencegahan penyakit dan promosi kesehatan serta kesejahteraan hewan dan manusia.

8. Menguasai konsep kepemimpinan, kewirausahaan, dan teknik komunikasi personal mapun sosial.

Kewenangan dan Tanggung jawab

Mampu merancang desain alternatif pengambilan tindakan keputusan yang tepat berdasarkan analisis informasi

1. Mampu mempertanggungjawabkan secara akademik susunan rancangan konsep secara mandiri maupun kelompok kerja yang terstruktur.

2. Memiliki etika dan moral yang tinggi, berjiwa mandiri, unggul, dan bertanggungjawab, serta

1. Memiliki kemampuan menulis karya ilmiah secara mandiri dan kelompok, berdasarkan kaidah penulisan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademik.

2. Menyajikan alternatif pengambilan keputusan

Page 60: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

50

dan data, dan mampu memberikan petunjuk dalam memilih berbagai alternatif solusisecara mandiri dan kelompok. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja organisasi.

mampu berkomunikasi dan bekerjasama untuk mewujudkan masyarakat dan lingkungan yang sehat.

medik dengan memperhatikan etika dan estetika partisipatif dan tanggung jawab.

3. Menguasai teknik komunikasi personal maupun sosial yang baik dan benar

Rencana kurikulum sarjana sain biomedis (S.Biomed), program studi sains biomedis dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 Capaian pembelajaran (learning outcomes) Program Studi Sarjana Sains

Biomedis

Kode Mata Kuliah Kredit Sumber

Semester 1

IPB 106 Bahasa Indonesia 2 (1-1) 1

IPB 107 Pengantar Ilmu Pertanian 2 (2-0) 1

MAT 101 Landasan Matematika 3 (2-1) 1

KIM 101 Kimia 3 (2-1) 1

BIO 101 Biologi 3 (2-1) 1

FIS 100 Fisika Biomedis 3 (2-1) 2

AGB 100 Pengantar Kewirausahaan 1 (1-0) 1

Pengantar Sain Biomedis 2 (2-0)

Total 19

Semester 2

IPB 100 Agama 3 (2-1) 1

IPB 111 Pendidikan Pancasila 2 (1-1) 1

IPB 108 Bahasa Inggris 3 (2-1) 1

Page 61: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

51

IPB 112 Olahraga dan Seni 1 (0-1) 1

EKO 100 Ekonomi Umum 3 (2-1) 1

BIK 201 Biokimia Umum 3 (2-1) 1

KPM 130 Sosiologi Umum 3 (2-1) 1

Genetika 2 (2-0) 2

Total 20

Semester 3

Gross Anatomy dan Fungsi Manusia 3 (2-1) 2

Gross Anatomy dan Fungsi Hewan 3 (2-1)

Fisiologi 3 (2-1) 2

Mikrobiologi 3 (2-1) 2

Biologi Sel dan Perkembangan 2 (2-0) 3

Histologi 3 (2-1)

Dasar-dasar Evolusi 2 (2-0)

Total 19

Semester 4

Farmakologi dan Toksikologi 3 (2-1) 2

Imunologi 2 (2-0) 3

Fisiologi Reproduksi Komparatif 3 (2-1)

Biokimia Medis 3 (2-1) 1

Nutrisi 2 (2-0)

Teknik Laboratorium Dasar Biomedis 3 (2-1)

Bioteknologi 2 (2-0) 2

Biostatistik Medis 3 (2-1) 2

Total 21

Semester 5

Fitofarmaka 3 (2-1)

Biomedis Seluler dan Molekuler 2 (2-0) 3

Molecular Diagnostics Laboratory 3 (2-1)

Epidemiologi 3 (2-1)

Page 62: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

52

Bioinformatika 3 (2-1)

Kesehatan Lingkungan 2 (2-0)

Etika Penelitian (hewan dan manusia) 1 (1-0)

Hewan Laboratorium 1 (1-0)

Metodologi Penelitian 2 (2-0) 1,2

Total 20

Semester 6

Patofisiologi 3 (2-1) 2

Bioengineering System 3 (2-1) 3

Genom 2 (2-0)

Degenerative Medicine and Tissue Engineering 2 (2-0)

Vaksinologi 3 (2-1)

Teknologi Reproduksi Berbantuan 3 (2-1)

Infeksi dan Sistem Kekebalan 2 (2-0)

Total 18

Semester 7

Neuroscience 3 (2-1) 2,3

Mekanisme dan Patologi Penyakit 2 (2-0)

Gen and Environment 2 (2-0)

Mikrobiologi Melekular 3 (2-1)

Riset dan Perkembangan Biofarmasetika 3 (2-1)

One Health 2 (2-0)

Magang (Internship) 3 (0-3)

Total 18

Semester 8

FKH 401 KKN - T 3 1

FKH 498 Seminar 1 (0-1) 1

FKH 499 Skripsi 5 (5-0) 1

Total 9

Program Studi Pascasarjana (S2 dan S3)

Page 63: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

53

Program Pascasarjana yang dimaksudkan sebagai program studi yang menghasilkan lulusan Magister dan Doktor. Sesuai dengan Naskah Akademik Merger Program Studi Pascasarjana di Fakultas Kedokteran Hewan, telah dilakukan penataan ulang terhadap keberadaan program-program studi di Fakultas dan telah dibentuk tim khusus dalam menelaah keberadaan program studi tersebut. Hasil penelaahan menetapkan adanya merger program studi yang berada di Program Studi Pascasarjana. Hal ini menjadikan beberapa program studi yang telah ada di FKH IPB menyatakan diri berfungsi menjadi satu program studi dalam pengelolaannya dan nama program studinya. Walaupun hanya terbentuk satu program studi, tetapi sangat disadari bahwa masih dimungkinkan dapat mengekpresikan jati diri dan pengembangan bidang keilmuan program studi yang ada sebelumnya masih dapat terwadahi dalam peminatan, sehingga kompetensi keilmuan para dosen masih tersalurkan dan dapat terus dikembangkan.

Penggabungan program studi ini dilakukan dengan tujuan untuk efisiensi penempatan sumber daya manusia terutama dosen dalam program studi, sehingga memiliki pengelolaan yang lebih efektif dengan tetap menempatkan para dosen sesuai dengan kompetensinya, menjamin legalnya lulusan dan pengelolaan sesuai dengan peraturan yang berlaku, dan untuk mendapatkan pengakuanakreditasi dari lembaga yang kompeten. Hasil kesepakatan tim mengarah pada terbentuknya Program Studi Sains Veteriner dan Biomedis sebagai wadah hasil merger yang terdiri dari beberapa peminatan, yaitu 1). Ilmu Faal dan khasiat Obat (IFO); 2). Mikrobiologi Medik (MKM); 3). Kesehatan Masyarakat Veteriner (KMV); 4) Parasitologi dan Entomologi Kesehatan (PEK); 5). Biologi Reproduksi (BRP), dan 6). Ilmu Biomedis Hewan (IBH). Program Studi Magister: Sains Veteriner dan Biomedis (SVB) Lulusan program magister Program studi Sains Veteriner dan Biomedis memiliki kemampuan sebagai berikut: Kompetensi lulusan Magister (S2)

1. Mampu menguasai dan menerapkan IPTEKS di bidang kedokteran hewan dan biomedis melalui penerapan metode analisis dan sintesis berbasis keilmuan fisiologi, farmakologi dan toksikologi, anatomi, histologi, embriologi, mikrobiologi medis, parasitologi dan entomologi kesehatan, kesehatan masyarakat veteriner dan epidemiologi, bedah, penyakit dalam, reproduksi, patologi dan farmasi melalui riset dengan pendekatan inter, multi dan transdisipliner.

2. Memiliki perilaku dan moral yang baik, jujur, bertanggung jawab, profesional, mandiri, komunikatif, apresiatif dan partisipatif.

Kompetensi lulusan Doktor (S3)

1. Mampu mengembangkan IPTEKS di bidang kedokteran hewan dan biomedis melalui penerapan metode analisis dan sintesis berbasis keilmuan fisiologi, farmakologi dan toksikologi, anatomi, histologi, embriologi, mikrobiologi medis, parasitologi dan entomologi kesehatan, kesehatan masyarakat veteriner dan epidemiologi, bedah, penyakit dalam, reproduksi, patologi dan farmasi melalui riset dengan pendekatan inter, multi dan transdisipliner.

2. Mampu merancang, mengelola, melaksanakan dan mengevaluasi riset untuk menghasilkan karya yang memiliki kebaharuan, inovatif dan teruji untuk memecahkan permasalahan di bidang kedokteran hewan dan biomedis.

Page 64: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

54

3. Memiliki perilaku dan moral yang baik, jujur, bertanggung jawab, profesional, komunikatif, apresiatif dan partisipatif.

Tabel 1. Kurikulum Program Studi Magister Sain Veteriner (SVT) Peminatan Ilmu Faal dan Khasiat Obat (IFO)

Kode Mata Kuliah Kredit Semester Mata Kuliah Wajib SPs (3 SKS)

PPS500 Metodologi Penelitian (Research Methodology)

3(2-1) 1

Mata Kuliah Dasar/Pilar Prodi (6 SKS) FKH xxx Falsafah Kesehatan

(Phylosophy of Health) 1 1

FKH xxx Biomedis Veteriner (Veterinary Biomedicine)

2 2

STK511 Biostatistik (Biostatistics)

3 1

Mata Kuliah Wajib Peminatan (8 SKS) FKH 523 Analisis Komparatif Struktur Seluler

(Comparative Analysis of Cellular Structure) 2 (2-0) 2

FKH 522 Dinamika dan Kinetika Bahan Berkhasiat (The Kinetics and Dynamics of Active Compounds)

3 (2-1) 1

FKH 521 Fisiologi Komparatif (Comparative Physiology)

3 (3-0) 2

FKH P4 Mata Kuliah Pilihan Peminatan (6 SKS) 6 2 Tugas Akhir (14 SKS)

Kolokium 1 Seminar 1 Proposal 2

Tesis 6 Publikasi Ilmiah 2 Ujian Akhir 2

Mata Kuliah Pilihan Tersedia Sub Peminatan Anatomi, Histologi, dan Embriologi

AFF61E Teknik Histologi (Techniques of Histology) 3(2-1) Ganjil/Genap

AFF61F Teknik Histokimia dan Immunohistokimia (Histochemistry and Immunohistochemistry Techniques)

3(2-1) Ganjil/Genap

AFF512 Komparatif Morfofungsi Vertebrata (Comparative Morphofunction of Vertebrate) 2(2-0) Ganjil/Genap

AFF611 Produksi dan Rekayasa Embrio (Embryos Production and Engineering) 2(2-0) Ganjil/Genap

AFF612 Teratologi (Teratology) 2(2-0) Ganjil/Genap

Sub Peminatan Farmakologi dan Toksikologi

AFF62D Eksplorasi Bahan Aktif (Exploration Studies of Active Compounds) 2(1-1) Ganjil/Genap

AFF62I Analisis Khasiat dan Keamanan Bahan Alam (Analytical Methods for Efficacy and Safety of Natural Compounds)

2(2-0) Ganjil/Genap

Page 65: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

55

AFF62M Sistem Penghantaran Obat (Drug Delivery System) 2(2-0) Ganjil/Genap

AFF62O

Hewan Coba untuk Analisis Efikasi dan Keamanan Obat (Experimental Methods for Efficacy and Safety of Drugs)

2(1-1) Ganjil/Genap

AFF62S

Farmakologi Imunomodulator, Antikanker, dan Antimikrob (Pharmacology of Immunomodulator, Anticancer, and Antimicrobe)

2(2-0) Ganjil/Genap

Sub Peminatan Fisiologi

FKH 621 Ekofisiologi (Ecophysiology) 3(3-0) Ganjil/Genap

FKH 622 Teknik dan Instrumentasi Fisiologi (Physiological Techniques and Instrumentation) 3(2-1) Ganjil/Genap

FKH 623 Fisiologi Produksi (Physiology of Animal Production) 3(3-0) Ganjil/Genap

FKH 624 Fisiologi Unggas (Avian Physiology) 3(2-1) Ganjil/Genap

FKH 625 Anatomi dan Fisiologi Satwa Primata (Anatomy and Physiology of Primate Animals) 3(2-1) Ganjil/Genap

Total SKS 37 Tabel 2. Kurikulum Program Studi Magister Sains Veteriner (SVT) Peminatan Kesehatan Masyarakat Veteriner (KMV)

Kode Mata Kuliah Kredit Semester

Mata Kuliah Wajib SPs (3 SKS) PPS500 Metodologi Penelitian

(Research Methodology) 3(2-1) 1

Mata Kuliah Dasar /Pilar Prodi (6 SKS) FKH xxx Falsafah Kesehatan

(Philosophy of Health) 1 1

FKH xxx Biomedis Veteriner (Veterinary Biomedicine)

2 2

STK 511 Biostatistik (Biostatistics)

3 1

Mata Kuliah Wajib Prodi/ Wajib Peminatan (9 SKS) FKH 5xx Bahaya Biologis Pangan Asal Hewan

(Biological Hazards in Food of Animal Origin) 3(2-1) 1

FKH 5xx Kesehatan Masyarakat dan Zoonosis (Public Health and Zoonoses) 3(2-1) 1

FKH 5xx Epidemiologi (Epidemiology) 3(2-1) 2

Mata Kuliah Pilihan Prodi (6-7 SKS) FKH 5xx Higiene Pangan dan Sanitary

(Food Hygiene and Sanitary) 2(2-0) 2

FKH 5xx Kesehatan Lingkungan (Environmental Health)

2(2-0) 2

Page 66: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

56

FKH 6xx Analisis Risiko Impor Hewan dan Produk Hewan (Import Risk Analysis for Animals and Animal Products)

3(2-1) 2

FKH 6xx Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan Hewan (Economy and Policy in Animal Health) 2(1-1) 2

FKH 6xx Pengolahan dan Analisis Data Epidemiologik (Management and Analysis of Epidemiological Data) 2(1-1) 1

FKH 6xx Kesejahteraan Hewan dan Kehalalan Produk Hewan (Animal Welfare and Halalness of Animal Products) 2(2-0) 1

FKH 6xx Teknik Diagnostik Modern Keamanan Produk Hewan (Modern Diagnostic Techniques in Animal Product Safety)

2(2-0) 2

Tugas Akhir (14 SKS) Kolokium 1 Seminar 1 Proposal 2 Tesis 6 Publikasi 2 Ujian Akhir 2

Total SKS Program Magister KMV 38 - 39

Tabel 3. Kurikulum Program Studi Magister Sains Veteriner (SVT) Peminatan Parasitologi dan Entomologi Kesehatan (PEK)

Kode Mata Kuliah Kredit Semester Mata Kuliah Wajib SPs (3 SKS)

PPS500 Metodologi Penelitian (Research Methodology)

3(2-1) 1

Mata Kulah Wajib Prodi (6 SKS) FKH xxx Falsafah Kesehatan

(Philosophy of Health) 1 1

FKH xxx Biomedik (Biomedics)

2 2

STK511 Biostatistik (Biostatistics)

3 1

Mata Kuliah Wajib Peminatan (6SKS) PEK Bioekologi dan Klasifikasi Parasit

(Bioecology and Classification of Parasites)

3 (2-3) 1

PEK Teknik Parasitologi (Technique of Parasitology)

3 (2-3) 2

a. Mata Kuliah Sub Peminatan Entomologi Kesehtan (10 SKS )

PEK Struktur dan Fungsi Alat Tubuh Serangga (Stucture and Function of Insect Bodies) 2 (1-3) 1

PEK Arthropoda Pengganggu Kesehatan (Medical Arthropods) 3 (2-3) 2

PEK Biosistematik Nyamuk (Mosquito Biosytematics) 2 (1-3) 2

PEK Pengendalian Vektor dan Hama Permukiman (Vector and Urban Pest Control)

3 (2-3) 2

Page 67: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

57

b. Mata Kuliah Sub Peminatan Parasitologi (10 SKS )

PEK Pengendalian Helminth dan Protozoa Parasitik (Helminth and Protozoa Control)

3 (2-3) 2

PEK Parasitik Zoonotik (Zoonotic Parasites) 2 (2-0) 2

PEK Imunoparasitologi Parasit (Immunoparasitology of Parasites) 2 (1-3) 2

PEK Patofisiologi Helminth dan Protozoa Parasitik (Parasite Patophysiology)

3 (2-3) 2

Tugas Akhir (14 SKS) Kolokium 1 Seminar 1 Proposal Penelitian 2 Tesis 6 Publikasi 2 Ujian Akhir 2

Total SKS Program Magister PEK 39

Tabel 4. Kurikulum Program Studi Magister Sains Veteriner (SVT) Peminatan Ilmu Biomedis Hewan (IBH)

Kode Mata Kuliah Kredit Semester Mata Kuliah Wajib Program Pascasarjana (3 SKS)

FKH xxx Metodologi Penelitian Kesehatan Research Methodology in Health Science 3 1

Mata Kuliah Dasar/Pilar dan Wajib Program Studi/Wajib Peminatan (11-15 SKS)

STK 511 Analisis Statistik/ Biostatistik Statistical Analysis / Biostatistic 3 1

FKH 501 Falsafah Kesehatan Philosophy of Health 1 1

FKH xxx Bioteknologi Medik Medical Biotechnology 2 2

FKH xxx Bioetika dan Hewan Laboratorium Bioethical and Laboratory Animal 2(2-0) 1

IBH 521 Patofisiologi Pathophysiology 2(2-0) 2

IBH 541 Patogenesis Penyakit Pathogenesis of Disease 2(1-1) 2

IBH 651 Interaksi Obat dalam Farmasi Veteriner Drug Interaction in Veterinary Pharmacy 2(2-0) 2

Mata Kuliah Pilihan Program Studi (4-9 SKS)

IBH 611 Peminatan Divisi Ilmu Penyakit

Dalam

Penyakit Dalam Khusus Advance Topic In Vet Internal Medicine 3(2-1) 2

IBH 612 Klinik & Kimia Klinik Eksperimental Clinic and Clinical Chemistry of

Eksperimental Medicine 3(2-1) 2

Page 68: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

58

IBH 613 Major in

Veterinary Internal Medicine

Konferensi Klinik dan Patologi Clinic and Pathology Conference

2(2-0) 2

IBH 621 Peminatan Divisi Bedah

Major in Veterinary Surgery

Bedah Eksperimental Experimental Surgery 3(2-1) 2

IBH 622 Anestesi Veteriner Lanjut Advance Veterinary Anesthesiology 3(2-1) 2

IBH 623 Radiologi Veteriner Lanjut Advance Veterinary Radiology 2(1-1) 2

IBH 542 Peminatan Divisi Patologi Major in

Veterinary Pathology

Teknik Patologi dan Imunohistokimia Pathology and Immunohistochemical

Techniques 3(2-1) 2

IBH 543 Mikrofotografi dan Digital Patologi Microphotography and Digital Pathology 2(1-1) 2

IBH 641 Kultur Jaringan dan Analisa Genetika Tissue Culture and Genetic Pathology 3(2-1) 2

IBH 551 Peminatan Divisi Farmasi Veteriner

Major in Veterinary Pharmacy

Farmasetika Bahan Alam Natural Product Pharmaceuticals 3(2-1) 2

IBH 552 Teknologi dan Formulasi Obat Hewan Technology and Formulation of

Veterinary Medicine 2(2-0) 2

IBH 652 Pemodelan Obat (In Silico) In Silico Drug Design 3(2-1) 2

Mata Kuliah Pilihan/Pengayaan dari Luar Program Studi (1- Merdeka) 1-M

Tugas Akhir (14 SKS)

Kolokium 1(0-1) PPS 690 Seminar 1(0-1) Proposal Penelitian 2(0-2) Penelitian dan Tesis 6(0-6)

Publikasi 2(0-2) Ujian Tesis 2(0-2) Total SKS Program Magister IBH 36-39 Tabel 5. Kurikulum Program Studi Magister Sains Veteriner (SVT) Peminatan Biologi Reproduksi (BRP)

Kode Mata Kuliah Kredit Semester Mata Kuliah Wajib SPs (3 SKS)

PPS500 Metodologi Penelitian 3(2-1) 1

Mata Kulah Dasar dan Wajib Prodi (15 SKS) FKH xxx Falsafah Kesehatan

(Phylosophy of Health) 1(1-0) 1

FKH xxx Biomedis Veteriner (Veterinary Biomedicine)

2 (2-0) 2

STK511 Analisis Statistika/Biostatistik (Biostatictic)

3(2-1) 1

Mata Kuliah Wajib Prodi /Peminatan

Page 69: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

59

BRP531 Fisiologi dan Endokrinologi Reproduksi (Physiology and Reproductive Endocrinology)

3 (2-1) 1

BRP532 Diagnostik dan Instrumentasi Kedokteran (Diagnostic and Medical Instrument)

3(2-1) 1

BRP631 Sitologi (Reproductive Cytology)

3(2-1) 2

Mata Kuliah Pilihan (6-7 SKS) BRP632 Transfer Embrio dan Fertilisasi in vitro

(Embryo Transfer and In Vitro Fertilization) 3(2-1) 2

BRP633 Kesehatan dan Penyakit Reproduksi (Health and Reproductive Diseases)

2(1-1) 2

BRP634 Inseminasi Buatan (Artificial Insemination) 2(1-1) 2 BRP635 Manajemen Reproduksi

(Reproductive Management) 2(2-0) 2

Tugas Akhir (14 SKS) BRP 601 Kolokium 1

Seminar (Sebagai EC) 1 Proposal Penelitian 2 Tesis 6 Publikasi 2 Ujian Akhir 2

Total SKS Proogram Magister BRP 38-39

Tabel 6. Kurikulum Program Studi Doktor Sains Veteriner (SVT) Peminatan Ilmu Faal dan Khasiat Obat (IFO) Kode Mata Kuliah Kredit Semester Mata Kuliah Wajib SPs (2 SKS) PPS 702 Falsafah Sains

(Philosophy of Science) 2(2-0) 1

Mata Kuliah Dasar/Pilar Prodi (2 SKS) One Health (One Health) 2(2-0) 1 Mata Kuliah Wajib Prodi/Wajib Peminatan (6 SKS) Bioteknologi Medis

(Medical Biotechnology) 2(2-0) 1

Topik Khusus 1 (Special Topic 1)

2(2-0) 1

Topik Khusus 2 (Special Topic 2)

2(2-0) ….

Mata Kuliah Pilihan Peminatan (6 SKS) 2 TugasAkhir (28 SKS) Proposal Penelitian 2 Prelim Tertulis 2 Prelim Lisan 2 Kolokium 1

Page 70: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

60

Seminar 1 Disertasi 12 Publikasi Nasional 2 Publikasi Internasional 3 UjianTertutup 3 SidangPromosi - Mata Kuliah Pilihan Tersedia Sub Peminatan Anatomi, Histologi dan Embriologi

AFF61M

Radikal Bebas Seluler dan Proses Degeneratif (Cellular Free Radicals and Degenerative Process)

3(2-1) Ganjil/Genap

AFF610 Sel Punca: Teori dan Aplikasi (Stem Cells: Theory and Application) 2(2-0) Ganjil/Genap

AFF612 Antioksidan dan Metabolisme Sel (Antioxidants and Cell Metabolism) 2(2-0) Ganjil/Genap

Sub Peminatan Farmakologi dan Toksikologi

AFF62E Toksikologi Lingkungan (Environmental Toxicology) 2(2-0) Ganjil/Genap

AFF62I

Analisis Khasiat dan Keamanan Bahan Alam (Analytical Methods for Efficacy and Safety of Natural Compounds)

2(2-0) Ganjil/Genap

AFF62L

Pengembangan Obat Konvensional dan Bahan Alam (Herbal) (Development of Conventional and Natural Compound as Drugs Candidate)

2(2-0) Ganjil/Genap

AFF62M Sistem Penghantaran Obat (Drug Delivery System) 2(2-0) Ganjil/Genap

FKH723 Farmakologi Molekuler (Molecular Pharmacology) 3(2-1) Ganjil/Genap

Sub Peminatan Fisiologi FKH 621 Ekofisiologi

(Ecophysiology) 3(3-0) Ganjil/Genap

FKH 622 Teknik dan Instrumentasi Fisiologi (Physiological Techniques and Instrumentation)

3(2-1) Ganjil/Genap

FKH 623 Fisiologi Produksi (Physiology of Animal production)

3(3-0) Ganjil/Genap

FKH 624 Fisiologi Unggas (Avian Physiology) 3(2-1) Ganjil/Genap

FKH 625 Anatomi dan Fisiologi Satwa Primata (Anatomy and Physiology of Primate Animals)

3(2-1) Ganjil/Genap

FKH 721 Fisiologi Molekuler (Molecular Physiology) 2(2-0) Ganjil/Genap

Total SKS Program Doktor IFO 44

Page 71: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

61

Tabel 7. Kurikulum Program Studi Doktor Sains Veteriner (SVT) Peminatan Kesehatan Masyarakat Veteriner (KMV)

Kode Mata Kuliah Kredit Semester

Mata Kuliah Wajib PPs (2 SKS)

PPS 702 Falsafah Sains (Philosophy of Science) 2(2-0) 1

Mata Kuliah Dasar/ Pilar Prodi (2 SKS)

FKH 7xx One Health (One Health) 2(2-0) 1

Mata Kuliah Wajib Prodi/ Wajib Peminatan (6 SKS)

FKH 7xx Higiene dan Kehalalan Produk Hewan (Hygiene and Halalness of Animal Products) 2(2-0) 1

FKH 7xx Perancangan Kajian Epidemiologik (Design of Epidemiological Study) 2(1-1) 1

FKH 7xx Topik khusus 2 2

Mata Kuliah Pilihan Prodi (6-7 SKS)

FKH 7xx Intoksikasi Pangan Asal Hewan (Intoxication of Food of Animal Origin) 2(2-0) 2

FKH 7xx Penyakit Zoonotik melalui Pangan (Foodborne Zoonotic Diseases) 2(2-0) 2

FKH 6xx Teknik Diagnostik Modern Keamanan Produk Hewan (Modern Diagnostic Techniques in Animal Product Safety)

2(2-0) 2

FKH 6xx Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan Hewan (Economy and Policy in Animal Health) 2(1-1) 2

FKH 6xx Kesejahteraan Hewan dan Kehalalan Produk Hewan (Animal Welfare and Halalness of Animal Products) 2(2-0) 1

FKH 6xx Analisis Risiko Impor Hewan dan Produk Hewan (Import Risk Analysis for Animals and Animal Products) 3(2-1) 2

FKH 6xx Pengolahan dan Analisis Data Epidemiologik (Management and Analysis of Epidemiological Data) 2(1-1) 1

Tugas Akhir (28 SKS) Proposal 2 Prelim Tertulis 2 Prelim Lisan 2 Kolokium 1 Seminar 1 Disertasi 12 Publikasi Nasional 2 Publikasi Internasional 3

Page 72: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

62

Ujian Tertutup 3 Total SKS Program Doktor KMV 44-45

Tabel 8. Kurikulum Program Studi Doktor Sains Veteriner (SVT) Peminatan Mikrobiologi Medik (MKM)

Kode Mata Kuliah Kredit Semester Mata Kuliah Wajib SPs (2 SKS)

PPS702 Falsafah Sains 2(2-0) Ganjil/Genap Mata Kuliah Wajib Program Studi

One Health 2 Mata Kuliah Wajib Peminatan (9 SKS)

MKM7xx Strategi Pengendalian Penyakit Infeksius 1(0-1) I MKM7xx Sistem Mikrobiologi 3(2-1) I MKM7xx Sistem Imunologi 3(2-1) I

Mata Kuliah Pilihan (Minimal 6 SKS)1 MKM7xx Topik Khusus 2 II MKM6xx Vaksinologi 2(1-1) Ganjil/Genap MKM6xx Imunogenetik 2(1-1) Ganjil/Genap MKM6xx Metagenomik Mikrobial 2(1-1) Ganjil/Genap MKM6xx Nanobioteknologi Medik 2(1-1) Ganjil/Genap MKM7xx Resistensi Antimikroba: Mekanisme dan Strategi 2(1-1) Ganjil/Genap MKM7xx Bakteriologi Lanjut 2(1-1) II MKM7xx Virologi Lanjut 2(1-1) II MKM7xx Mikologi Lanjut 2(1-1) II

Tugas Akhir (28 SKS) Ujian Kualifikasi Tertulis 2 Ganjil/Genap Ujian Kualifikasi Lisan 2 Ganjil/Genap Proposal 2 II Kolokium 1 Ganjil/Genap Publikasi Nasional 2 Ganjil/Genap Publikasi Internasional 3 Ganjil/Genap Seminar 1 Ganjil/Genap Penelitian dan Disertasi 12 Ganjil/Genap Ujian Tertutup 3 Ganjil/Genap

Total SKS Program Doktor MKM 45 Tabel 9. Kurikulum Program Studi Doktor Sains Veteriner (SVT) Parasitologi dan Entomologi Kesehatan (PEK)

Kode Mata Kuliah Kredit Semester Mata Kuliah Wajib PPs (2 SKS)

PPS 702 Falsafah Sains 2(2-0) 1 Mata Kuliah Wajib Prodi PS (3 SKS)

FKH One Health 3(3-0) 1

Mata Kuliah Peminatan Entomologi Kesehatan (9 SKS)

1

Page 73: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

63

PEK Entomologi dan Akarologi Kesehatan Lanjut (Advance in Medical Entomology and Acarology) 3(2-3) 1

PEK Kevektoran dan transmisi penyakit (Vector and and its role in diseasesTransmission) 3(3-0) 1

PEK Pestisida untuk Serangga Kesehatan (Pesticide of Medical Pests) 3(2-3) 1

Mata Kuliah Peminatan Parasitologi (9 SKS)

PEK Parasitologi Lanjut (Advance in Parasitology) 3(2-3) 1

PEK Parasitologi Molekuler (Molecular Parasitology) 3(2-3) 1

PEK Obat anti parasit (Chemoteraphy of Parasitic Diseases)

3(1-3) 1

Topik khusus 3 1/2

Tugas Akhir (28 SKS) Proposal 2 Ujian Kualifikasi Tertulis 2 Ujian Kualifikasi Lisan 2 Kolokium 1 Seminar 1 Disertasi 12 Publikasi Nasional 2 Publikasi Internasional 3 Ujian Tertutup 3

Total SKS Program Doktor PEK 45

Tabel 10. Kurikulum Program Studi Doktor Sains Veteriner (SVT) Ilmu Biomedis Hewan (IBH)

Kode Mata Kuliah Kredit Semeste

r Mata Kuliah Wajib Program Pascasarjana (2 SKS)

PPS 702 Falsafah Sains 2(2-0) 1

Mata Kuliah Dasar/Pilar dan Wajib Program Studi/Wajib Peminatan (2 SKS) FKH 701 One Health 2(2-0) 1

Mata Kuliah Pilihan Program Studi (12 SKS)

IBH 614 Peminatan Divisi Ilmu Penyakit

Dalam Major in Veterinary

Internal Medicine

Endokrinologi Klinis Clinical Endocrinology 2(1-1) 1

IBH 711 Hematologi Medik Veteriner Veterinary Medical Hematology 2(1-1) 1

IBH 712 Patologi Klinik Khusus

Special Topic in Vet Clinical Pathology

3(2-1) 1

IBH 713 MK pilihan dan atau topik khusus* Elective courses and / Special Topic

Mak 5

Page 74: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

64

*) MK Pilihan dan/ Topik Khusus dapat diambil dari luar divisi peminatan

IBH 721

Peminatan Divisi Bedah

Major in Veterinary Surgery

Bedah Lanjut Advanced Surgery 2(1-1) 1

IBH 722 Bedah Komparatif Comparative Surgery 2(2-0) 1

IBH 723

Tata Laksana Tindakan Darurat Veteriner

Veterinary Emergency Care Medicine

3(2-1) 1

IBH 724

MK pilihan dan atau topik khusus* Elective courses and / Special Topic

*) MK Pilihan dan/ Topik Khusus dapat diambil dari luar divisi peminatan

Mak 5

IBH 642

Peminatan Divisi

Patologi Major in

Veterinary Pathology

Toksikopatologi Toxicopathology 2(1-1) 1

IBH 643 Patologi Seluler Cellular Pathology 2(1-1) 1

IBH 741 Patologi Tumor-Molekuler Molecular Tumor Pathology 3(2-1) 1

IBH 742

MK pilihan dan atau topik khusus* Elective courses and / Special Topic

*) MK Pilihan dan/ Topik Khusus dapat diambil dari luar divisi peminatan

Mak 5

IBH 653

Peminatan Divisi

Farmasi Veteriner Major in

Veterinary Pharmacy

Fitoterapi Veteriner Veterinary Phytotherapy 3(2-1) 1

IBH 654 Nanoteknologi Veteriner

Nanotechnology in Veterinary Medicine

2(1-1) 1

IBH 751 Farmasi Klinis Clinical Pharmacy 2(2-0) 1

IBH 752

MK pilihan dan atau topik khusus* Elective courses and / Special Topic

*) MK Pilihan dan/ Topik Khusus dapat diambil dari luar divisi peminatan

Mak 5

Mata Kuliah Pilihan/Pengayaan dari Luar Program Studi (1- Merdeka)*

1-M

Tugas Akhir (28 SKS)

Page 75: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

65

Proposal Penelitian 2 Prelim Tertulis/ Ujian Kualifikasi Tulis 2 Prelim Lisan/ Ujian Kualifikasi Lisan 2 Kolokium 1 Seminar 1 Penelitian dan Disertasi 12 Publikasi Nasional 2 Publikasi Internasional 3 Ujian Tertutup 3 Total SKS Program Doktor IBH 42-45

Tabel 11. Kurikulum Program Studi Doktor Sains Veteriner (SVT) Biologi Reproduksi (BRP)

Kode Mata Kuliah Kredit Semester Mata Kuliah Wajib SPs (3 SKS)

PPS500 Metodologi Penelitian 3(2-1) 1

Mata Kulah Dasar dan Wajib Prodi (15 SKS) FKH xxx Falsafah Kesehatan

(Phylosophy of Health) 1(1-0) 1

FKH xxx Biomedis Veteriner (Veterinary Biomedicine)

2 (2-0) 2

STK511 Analisis Statistika/Biostatistik (Biostatictic)

3(2-1) 1

Mata Kuliah Wajib Prodi /Peminatan (9 SKS) BRP531 Fisiologi dan Endokrinologi Reproduksi

(Physiology and Reproductive Endocrinology) 3 (2-1) 1

BRP532 Diagnostik dan Instrumentasi Kedokteran (Diagnostic and Medical Instrument)

3(2-1) 1

BRP631 Sitologi (Reproductive Cytology)

3(2-1) 2

Mata Kuliah Pilihan (6-7 SKS) BRP632 Transfer Embrio dan Fertilisasi in vitro

(Embryo Transfer and In Vitro Fertilization) 3(2-1) 2

BRP633 Kesehatan dan Penyakit Reproduksi (Health and Reproductive Diseases)

2(1-1) 2

BRP634 Inseminasi Buatan (Artificial Insemination) 2(1-1) 2 BRP635 Manajemen Reproduksi

(Reproductive Management) 2(2-0) 2

Tugas Akhir (14 SKS) BRP 601 Kolokium 1

Seminar (Sebagai EC) 1 Proposal Penelitian 2 Tesis 6 Publikasi 2 Ujian Akhir 2

Total SKS 38-39

Page 76: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

66

Program Studi Pendidikan Profesi Dokter Hewan (PPDH)

Struktur, Komposisi dan Durasi Kurikulum 1. Tahap pendidikan profesi dokter hewan dilakukan minimal 2 semester (minimal 48

minggu atau minimal 2880 jam atau minimal 35 SKS) meliputi kegiatan di dalam kampus dan luar kampus, kegiatan di Rumah Sakit Hewan Pendidikan atau Klinik Hewan dan wahana pendidikan lain, serta diakhiri dengan gelar Dokter Hewan (Drh) dan mengucapkan Sumpah Dokter Hewan.

2. Kurikulum dilaksanakan dengan pendekatan/strategi SPICES (Student-centred, Problembased, Integrated, Community based, Elective/Early clinical Exposure, Systematic).

3. Kurikulum pendidikan profesi dokter hewan disusun berdasar Standar Kompetensi Dokter Hewan yang disahkan melalui Ketetapan Kongres PDHI Nomor 16/Kongres Ke-16/PDHI/2010 tentang Standar Kompetensi Dokter Hewan Indonesia 2010. Muatan kurikulum dikembangkan oleh setiap institusi sesuai dengan visi, misi dan kondisi institusi penyelenggara, dapat merupakan materi wajib dan atau materi elektif.

4. Materi elektif memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan minat khusus.

Penilaian Hasil Belajar

1. Penilaian hasil belajar didasarkan pada pencapaian kompetensi sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter Hewan Indonesia. Pencapaian kompetensi dinilai dengan menggunakan Penilaian Acuan Patokan (Criterion referenced).

2. Kriteria kelulusan merupakan hasil pencapaian kompetensi dan penilaian proses pendidikan (akademik dan non-akademik).

3. Penilaian hasil belajar disusun berdasarkan asas validitas, reliabilitas, kelayakan dan mendorong proses belajar.

4. Pada akhir pendidikan, dilaksanakan uji kompetensi yang dilaksanakan oleh Asosiasi Fakultas Kedokteran Hewan Indonesia (AFKHI) bersama sama dengan Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB-PDHI), untuk memperoleh Sertifikat Kompetensi Dokter Hewan Indonesia (SKDHI).

Capaian pembelajaran (learning outcomes) Program Pendidikan Profesi Dokter

Hewan (PPDH) diselaraskan dengan jenjang kualifikasi VII pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (Tabel 14).

Tabel 14 Capaian pembelajaran (learning outcomes) Program Pendidikan Profesi Dokter

Hewan (PPDH) UNSUR

DESKRIPSI DESKRIPSI

UMUM LEARNING

OUTCOMES PROGRAM STUDI

DESKRIPSI LEARNING OUTCOMES

Kemampuan Kerja

Mampu merencanakan dan mengelola sumberdaya di bawah tanggung jawabnya, dan mengevaluasi secara komprehensif

1. Mampu melakukan diagnosa penyakit hewan, perencanaan dan keputusan pelaksanaan tindakan medik dan nutrisi dietetik, pengawasan keamanan dan mutu

Mampu: 1. Menetapkan diagnosis

berbagai penyakit hewan dan melakukan tindakan medik berdasarkan praktik diagnostik klinik dan diagnostik laboratorium klinik secara lengkap dan akurat dari masing-masing individu atau kelompok.

Page 77: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

67

kerjanya dengan memanfaatkan IPTEKS untuk menghasikan langkahlangkah pengembangan strategis organisasi.

produk hewan, pengawasan dan pengendalian mutu obat hewan dan bahan-bahan biologis, termasuk pemakaian dan peredarannya melalui penerapan Iptek dalam bidang kedokteran hewan,eamanan mutu produk dan kesejahteraan hewan, serta sistem kesehatan hewan dan lingkungan untuk tujuan pencegahan, pengendalian, pemberantasan dan pengobatan penyakit hewan dan zoonosis

2. Mampu melakukan keputusan tindakan medik, penulisan resep, menyusun rekam medik, membuat surat keterangan dokter serta melakukan komunikasi, edukasi dan memberikan informasi kepada klien, serta mampu menerapkan legislasi veteriner melalui peraturan perundangan yang berlaku untuk mewujudkan kesehatan hewan

2. Mampu melakukan tindakan medik reproduksi yang meliputi pemeriksaan kebuntingan, kebidanan, penanganan gangguan reproduksi dan aplikasi inseminasi buatan.

3. Menggunakan peralatan elektro radiografi, ultrasonik, dan pn sebagai alat bantu penetapan diagnostik, secara aman dan akurat sesuai dengan prosedur standar.

4. Menangani gangguan kesehatan semua spesies hewan dalam keadaan darurat dan mampu melakukan pertolongan pertama.

5. Menangani dan mengendalikan hewan secara aman sesuai dengan kaidah kesejahteraan hewan.

6. Menilai status gizi hewan (body scoring condition), menyusun formula ransum pakan rasional ekonomis dan nutrisi dietetik untuk pemulihan kesehatan.

7. Membuat resep sediaan obat dan menyetujui pengeluaran/ pemakaian obat secara benar, memastikan pengelolaan obat-obatan dan limbah dengan baik dan benar dan bertanggung jawab sesuai dengan peraturan yang berlaku.

8. Menerapkan prinsip sterilisasi peralatan bedah dan tindakan bedah aseptis untuk meminimalkan risiko kontaminasi (nosocomial infection).

9. Melakukan tindakan operasi dengan langkah yang benar meliputi

Page 78: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

68

sedasi, anestesi umum dan regional, pain management secara aman, serta menilai dan mengontrol tindakan yang dilakukan.

10. Mengumpulkan, menyimpan dan cara pengiriman sampel sesuai dengan data analisis yang dibutuhkan, melakukan tes laboratorium standar, dan menginterpretasikan hasil pemeriksaan laboratorium lengkap.

11. Memutuskan tindakan euthanasia dengan menggunakan metode yang tepat berdasarkan alasan yang mendasar dan prinsip kesejahteraan hewan, dan tindakan pemusnahan sesuai prosedur.

12. Melakukan pemeriksaan ante- dan post-mortem hewan serta mengidentifikasi kondisi yang dapat mempengaruhi kualitas dan keamanan produk hewan, untuk tujuan penjaminan kesehatan masyarakat.

13. Melakukan analisis resiko terhadap penyakit hewan, keamanan dan jaminan mutu produk hewan, serta analisis ekonomi veteriner.

14. Menyiapkan laporan kasus secara detail termasuk tindakan yang dilakukan dan memelihara rekam medik.

15. Berkomunikasi secara efektif dengan klien dan masyarakat secara efektif dengan membuat informed consent pada tindakan medik.

Page 79: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

69

Pengetahuan yang Harus Dikuasai

Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan monodisipliner.

Menguasai ilmu kedokteran hewan sesuai dengan profesi veteriner, yaitu safety, security, assurance, dan animal welfare, serta pelayanan kesehatan hewan melalui kemampuan melakukan tindakan medik (promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif) dan melakukan komunikasi integratif sebagai upaya penjaminan kesehatan dan kesejahteraan hewan serta mutu produk pangan asal hewan.

1. Menguasai ilmu-ilmu kedokteran hewan meliputi anatomi, histologi, fisiologi, biokimia, genetika, farmakologi, mikrobiologi, parasitologi, patologi, imunologi, reproduksi dan kebidanan, bedah, penyakit dalam) untuk menentukan struktur dan fungsi hewan yang sehat atau sakit, dan semua aspek pengelolaan hewan.

2. Menguasai pengetahuan untuk menilai perilaku hewan dan faktor lingkungan dalam menangani dan mengendalikan hewan.

3. Menguasai metode penelitian dan penerapannya ke semua aspek ilmu kedokteran hewan

4. Menguasai pengetahuan tentang etiologi penyakit, patogenesis, gejala klinis, penetapan diagnosis, serta gangguan patofisiologis pada hewan.

5. Menguasai pengetahuan tentang perundang-undangan veteriner dan yang terkait, serta etika profesi

6. Menguasai dan mampu menyusun sediaan obat dalam bentuk resep secara benar, melakukkan transakti terapeutik dan mengetahui prinsip pembuatan obat.

7. Menguasai pengetahuan tentang jenis dan kandaungan bahan pakan, mampu menyusun formulasi ransum pakan rasional ekonomis, dan dietetik/nutrisi kesehatan.

8. Menguasai prinsip-prinsip pencegahan penyakit dan

Page 80: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

70

promosi kesehatan serta kesejahteraan hewan

9. Menguasai dan menetapkan tindakan pencegahan penyakit berdasarkan prinsip-prinsip kesehatan hewan dan menguasai promosi kesehatan serta kesejahteraan hewan.

10. Menetapkan tindakan yang benar terkait masyarakat veteriner, epidemiologi dan zoonosis.

11. Melakukan tindakan reproduksi medik yang meliputi kebuntingan dan kebidanan serta gangguan reproduksi dan inseminasi buatan sebagai salah satu teknologi reproduksi.

12. Menguasai pengetahuan kewirausahaan dan teknik komunikasi dan kepemimpinan, dan melakukannya dalam menjalankan fungsi profesi veteriner.

13. Memiliki dan menguasai pengetahuan dasar tentang organisasi dan manajemen dari praktek dokter hewan serta melakukannya dalam menjalankan fungsi profesi veteriner.

Kewenangan dan Tanggung jawab

Mampu melakukan riset dan mengambil keputusan strategis dengan akuntabilitas dan tanggung jawab penuh atas semua aspek yang berada di bawah

1. Mampu mempertanggungjawabkan tindakan medik secara lege artis, baik mandiri maupun berkelompok atas keputusan diagnosis yang dibuatnya

2. Memiliki jiwa kepemimpinan dan kewirausahaan,

1. Mampu menetapkan dan memberikan saran tentang pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian penyakit hewan.

2. Mampu melakukan tindakan medik veteriner secara lege artis

3. Mampu bekerja secara mandiri maupun kelompok dalam pelayanan kesehatan hewan dan

Page 81: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

71

tanggung jawab bidang keahliannya.

mampu berkomunikasi, bekerja mandiri maupun kelompok, menerapkan etika veteriner, sumpah dan kode etik dokter hewan serta menunjukkan profesionalisme yang tinggi.

zoonotik serta kesehatan masyarakat veteriner.

4. Mampu bertindak secara profesional medik dan berlandaskan legislasi veteriner serta menerapkan kode etik Dokter Hewan Indonesia

Tabel 2. Kurikulum Program Pendidikan Dokter Hewan (PPDH)

Kode Mata Kuliah Kredit Pelaksanaan (minggu)

Semester Pertama (19 SKS) Stadium Generale & Pembinaan Karakter Non Kredit

wajib 1

FKH511 Reseptir dan Aplikasi Obat 3 4 FKH512 Bedah Dan Radiologi 4 4 FKH513 Penyakit Dalam dan Patologi Klinik 4 4 FKH514 Reproduksi dan Kebidanan 4 4 FKH517 Laboratorium Diagnostik 4 4

Semester Kedua (14 SKS) Stadium Generale Non Kredit

wajib 1

FKH515 Diagnostik Patologi 4 4 FKH516 Kesmavet dan Epidemiologi 2 2 FKH520 Praktik Kerja Lapangan, RPH-R/RPH-U 2 2 FKH522 Praktik Kerja Lapangan Kesehatan Sapi 2 4 FKH523 Praktik Kerja Lapangan Kerumahsakitan Hewan

Kecil 2 4

FKH524 Praktik Kerja Lapangan Kesehatan Unggas 2 4 Semester Ketiga (4 SKS)

Stadium Generale Non Kredit Wajib

1

Praktik Kerja Lapangan Pilihan (memilih 1 dari 7): 2 4 FKH521 Praktik Kerja Lapangan Kesehatan Kuda FKH525 Praktik Kerja Lapangan Profesi Pilihan FKH526 Praktik Kerja Lapangan Kesehatan Satwa Liar FKH528 Praktik Kerja Lapangan Karantina FKH529 Praktik Kerja Lapangan Industri Produk Veteriner FKH530 Praktik Kerja Lapangan Kesehatan Satwa Akuatik FKH532 Praktik Kerja Lapangan Kesehatan Hewan

Laboratorium

FKH527 Praktik Kerja Lapangan Kesejahteraan Hewan 1 1 FKH531 Ujian Akhir Dokter Hewan 1 10

Total SKS PPDH 37

Prodi Pendidikan Profesi Dokter Hewan Spesialis Isi Pendidikan

Page 82: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

72

1. Isi pendidikan merupakan kajian dan pemecahan masalah berbagai penyakit dan atau masalah kedokteran hewan dan kesehatan masyarakat veteriner, terutama di Indonesia, serta pengembangan ilmu terkait.

2. Isi pendidikan mencakup: a. Pengetahuan lanjut dan terapan meliputi pengetahuan biomedik dan

klinik yang terkait dengan kebutuhan pelayanan kesehatan hewan. b. Keterampilan menengah dan lanjut yang meliputi keterampilan

intelektual untuk menerapkan metoda ilmiah baik dalam upaya pendekatan pemecahan masalah, pengambilan keputusan, penelitian dan manajemen serta ketrampilan interpersonal termasuk di dalamnya hubungan dokter-klien, berkomunikasi, melakukan pemeriksaan fisik dan berbagai prosedur keterampilan menengah dan lanjut yang dibutuhkan.

c. Pemahaman dan penerapan ilmu sosial dan perilaku serta etika. 3. Dalam melakukan pelayanan kepada pasien, isi pendidikan dokter hewan

spesialis ditetapkan oleh kolegium dokter hewan spesialis. 4. Kompetensi dalam kurikulum Pendidikan Dokter Hewan Spesialis memuat

komponen-komponen pendidikan yang bersifat akademik dan profesional. Penilaian Hasil Belajar

1. Selama proses pendidikan, penilaian dilakukan secara terstruktur pada tiap tahap pendidikan yang dilaksanakan oleh KPS berkoordinasi dengan Kolegium terkait, dengan memperhatikan kompetensi yang harus dicapai sesuai dengan tahap pendidikan.

2. Kriteria kelulusan merupakan hasil pencapaian kompetensi dan penilaian proses pendidikan (akademik dan non-akademik).

3. Pada akhir pendidikan, metoda penilaian dan uji kompetensi dilakukan oleh Kolegium terkait dengan mengikut sertakan penguji luar (external examiner) guna mendapatkan Sertifikat Kompetensi Dokter Hewan Spesialis Indonesia (SKDHSI),

Capaian pembelajaran (learning outcomes) Program Pendidikan Dokter Hewan

Spesialis (PPDHS) diselaraskan dengan jenjang kualifikasi VIII pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (Tabel 15). Tabel 15 Capaian pembelajaran (learning outcomes) Program Pendidikan Dokter Hewan

Spesialis (PPDHS) UNSUR

DESKRIPSI DESKRIPSI

UMUM LEARNING OUTCOMES PROGRAM STUDI

DESKRIPSI LEARNING OUTCOMES

Kemampuan Kerja

Mampu mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan atau seni di dalam Bidang hewan mealui riset terapan terpadu untuk menghasilkan karya inovatif dan

teruji

1. Mampu mengembangkan ipteks kedokteran hewan melalui karya yang inovatif dan teruji untuk melakukan praktik profesional kedokteran hewan sesuai dengan bidang khusus yang di tekuni/spesialisasinya

2. Mampu memecahkan permasalahan kesehatan hewan

Mampu: 1. Mengembangkan tindakan

dan karya inovatif yang teruji dalam bidang kedokteran

hewan dengan memperhatikan informed Consent

2. Melakukan praktik profesional kedokteran hewan secara mendalam dan khusus sesuai dengan pendalaman materi medik Profesi 3. Memecahkan masalah kesehatan hewan dengan

Page 83: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

73

dengan tingkat kesulitan yang tinggi melalui pendekatan ipteks kedokteran hewan secara inter- atau multidisiplin maupun melalui praktik pada bidang khusus yang di tekuni/ profesional kedokteran hewan sesuai dengan bidang spesialisasinya

3. Mampu mengkomunikasikan

hasil riset bidang kedokteran hewan melalui publikasi dalam lingkup nasional dan internasional untuk kemaslahatan masyarakat luas.

4. Mampu menerapkan, dan mengembangkan hasil riset maupun keterampilan khusus dalam bidang kedokteran hewan melalui praktik profesional kedokteran hewan sesuai dengan bidang spesialisasinya

tingkat kesulitan tinggi melalui pendekatan kekhususan bidang medik kedokteran hewan spesialis dan dengan pengintegrasian ilmu-ilmu yang relevan 4. Memimpin pelayanan kesehatan hewan sesuai dengan kekhususan bidang spesialisasinya medik kedokteran hewan 5. Menyiapkan dan Menggunakan peralatan kedokteran dan teknologi penunjangnya dalam melaksanakan kedokteran hewan kekhususan bidang medik kedokteran hewan. 6. Menangani spesies tertentu yang relevan dengan bidang spesialisasinya. 7. Menerapkan kaidah kesejahteraan hewan dan teknik penyeliaannya. 8. Mengembangkan kewirausahaan di bidang kedokteran hewan spesialis kekhususan bidang medik

kedokteran hewan

Pengetahuan Mampu 1. Menguasai ilmu 1. Menguasai ilmu-ilmu kedokteran hewan spesialis dengan fokus klinis khusus penyakit dalam, bedah veteriner, patologi veteriner, hewan laboratorium, dan medik reproduksi

2. Menguasai ilmu-ilmu klinis khusus yang berkaitan dengan pengambilan keputusan berdasarkan etika profesi, kepemimpinan veteriner, kesejahteraan hewan, dan peraturan perundangan dalam penyelenyenggaraan kesehatan hewan.

3. Menguasai metode penelitian dan perancangan riset dalam bidang kedokteran hewan dalam rangka pengayaan aspek klinik khusus yang ditekuni

4. Menguasai dan melakukan teknik-teknik penyeliaan

yang memecahkan kedokteran hewan Harus permasalahan bidang yang di dalami Dikuasai sains, teknologi, /spesialis yang bersifat Dan mendasar, normatif, atau seni di dalam adaptif, dan aplikatif Bidang melalui kemampuan Keilmuannya khusus dalam Melalui melakukan tindakan Pendekatan medik secara inovatif, inter- atau menerapkan dan multidisiplin. mengembangkan hasil riset, sebagai upaya pemecahan masalah berupa tindakan medik serta Mengkomunikasikan

secara integratif untuk kemajuan

Penyelenggaraan kesehatan hewan

Page 84: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

74

dalam penyelenggaraan kesehatan hewan.

5. Menguasai pengetahuan tentang obat, seluk-beluk dan aplikasinya terutama sesuai dengan bidang klinik khusu yang ditekuni / spesialisasinya.

6. Menguasai dan mampu mengetrapkan pengetahuan kewirausahaan, kepemimpinan dan teknik komunikasi.

7. Memiliki serta menguasai pengetahuan dasar dan mampu menerapkan pengetahuan tentang organisasi dan manajemen praktek dokter hewan

Kewenangan Mampu

mengelola riset dan pengembangan yang bermanfaat bagi masyarakat dan keilmuan, serta mampu mendapat pengakuan nasional atau internasional.

1. Mampu Mempertanggung Jawabkan tindakan Medik secara khusus dengan tingkat kesulitan tinggi secara etikal dan lege artis, baik mandiri maupun berkelompok atas keputusan medik yang dibuatnya

2. Memiliki jiwa kepemimpinan dan kewirausahaan, mampu berkomunikasi, bekerja mandiri maupun kelompok, menerapkan sumpah dan kode etik dokter hewan, maupun etika dan legislasi veteriner dengan menunjukkan profesionalisme yang tinggi.

1. Mampu memimpin pelayanan kesehatan hewan sesuai dengan bidang spesialisasinya. 2. Mampu menjalankan praktik

professional kedokteran hewan spesialis sesuai dengan bidang spesialisasinya 3. Memberikan alternatif

pemecahan masalah kesehatan hewan secara khusus dengan pendekatan yang komprehensif 4. Mampu bekerja secara

mandiri maupun kelompok dalam memajukan penyelenggaraan kesehatan hewan 5. Mampu menunjukkan

keteladanan sebagai professional dokter hewan yang memperhatikan aspek keilmuan, kesejawatan, kemasyarakatan, kenegarawanan, dan kelestarian lingkungan hidup

Dan Tanggung Jawab KURIKULUM PPDHS 1. Program Pendidikan Dokter Hewan Spesialis (PPDHS) Bedah Veteriner Kompetensi Lulusan Program Studi Pendidikan Dokter Hewan Spesialis Bedah Veteriner bertujuan membentuk lulusan yang mempunyai kemampuan teori dan praktek untuk penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada bidang keahlian bedah dan

Page 85: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

75

radiologi sehingga mampu memahami dan memecahkan masalah di bidang profesinya secara ilmiah menjunjung tinggi etika ilmu dan profesi serta mengupayakan penggunaannya secara langsung dalam bentuk pelayanan medik veteriner sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Learning Outcome Program pendidikan Dokter hewan Spesialis Bedah Veteriner diarahkan agar lulusan memiliki kemampuan untuk: a. Mengembangkan IPTEKS kedokteran hewan melalui praktik spesialis profesional

kedokteran hewan bidang bedah dan radiologi hewan maupun melalui pengembangaan riset yang menghasilkan karya inovatif dan teruji serta dapat diaplikasikan.

b. Menentukan tindakan medik yang lebih baik sesuai dengan penekunan bidang bedah dan radiologi veteriner

c. Memecahkan permasalahan biomedis melalui pendekatan ipteks secara inter- atau multidisiplin dan mampu memimpin pengelolaan riset kesehatan hewan melalui bidang bedah dan radiologi veteriner sesuai dengan kompetensinya

d. Mengelola dan mengembangkan riset biomedis, serta menyebarluaskan hasil riset yang bermanfaat bagi masyarakat nasional dan/atau internasional.

e. Mempimpin dan mengelola, serta mengembangkan fasilitas bedah dan radiologi veteriner dalam lingkup praktek mandiri, klinik dan rumah sakit hewan.

Kompetensi Bahan Kajian Bahan kajian kasus dalam program spesialis bedah adalah dapat menangani kasus bedah pada hewan kesayangan meliputi 200 kasus bedah bertindak sebagai asisten, 100 kasus bedah bertindak sebagai anestesiolog, 100 kasus bedah bertindak sebagai operator utama dan 100 kasus diagnostik pencitraan bertindak sebagai interpretator. Kompetensi Mata Kuliah Kompetensi mata kuliah Program Pendidikan Dokter Hewan Spesialis Bedah Veteriner didasarkan oleh kemampuan peserta didik untuk menangani kasus bedah yang terdiri dari 72 SKS untuk Spesialis dan 72 SKS untuk Subspesialis. Lama masa studi SPESIALIS dan SUBSPESIALIS adalah 4-6 semester terdiri dari 30% kuliah (teori) dan 70% praktikum (praktek). Silabus Pembelajaran

No Materi Pendidikan Kuliah SKS

Semester

I II III IV V

1 Pengetahuan teori dan keterampilan bedah dasar veteriner

Anatomi dan fisiologi klinik 2 2 - - - -

(Bobot 22,5%) Nutrisi Klinik** 2 2 - - - -

Anastesi dan Bedah Dasar 3 3 - - - -

Page 86: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

76

Tata Laksana Tindakan Darurat

2 2 - - - -

Sub Total (9 SKS)

2 Pengetahuan teori dan ketrampilan bedah lanjut veteriner

Bedah Gastrointestinal 2 - - 2 - -

(Bobot 40%) Bedah Urogenital 3 - - 3 - -

Bedah Abdominal 2 - 2 - - -

Bedah Rongga Mulut, Kepala dan Leher

2 - - 2 - -

Bedah Kulit dan Rekonstruksi

2 - 2 - - -

Bedah Thoraks 2 - - - 2 -

Bedah Ortopedik dan Syaraf

3 - - - 3 -

Sub Total (16 SKS)

3 Pengetahuan teori dan ketrampilan diagnostik pencitraan dan instrumensi kedokteran mutakhir

Diagnostik pencitraan dan instrumentasi kedokteran mutakhir

4 - 2 2 - -

(Bobot 10%)

Sub Total (3 SKS)

4 Pengembangan kemampuan tanggung jawab dokter bedah untuk penanganan kasus mandiri

Kasus Mandiri 3 - - - 3 -

(Bobot 7,5%)

Sub Total (3 SKS)

5 Kemampuan menyusun dan menyajikan karya ilmiah

Metode Penelitian Klinik 2 - 2 - - -

(Bobot 5%) Sub Total (2 SKS)

6 Usulan Penelitian dan Tesis 6 - - - - 6

(Bobot 15%) Sub Total (6 SKS)

Total 40 9 8 9 8 6

Utama = 70%; Penunjang = 30%

● Jumlah kasus bedah hewan kecil dan hewan besar yang harus dipenuhi selama masa studi :

Page 87: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

77

● 200 kasus bedah, peserta bertindak sebagai asisten

● 100 kasus bedah, peserta bertindak sebagai anestesiolog

● 100 kasus bedah, peserta bertindak sebagai operator utama

● 100 kasus diagnsitika pencitraan Kerangka Kurikulum

Kelompok Mata Ajar

SKS Mata Ajar Deskriptor KKNI RPPK

H Sp.PDVe

t Pengetahuan Normatif-Adaptif

9

X X X

1. Etika profesi dan Kesrawan 2. Metodologi Penelitian Kedokteran 3. Kepemimpinan Veteriner

8.1 8.2; 8.3 8.1; 8.2

Pengetahuan Dasar Medik

12 X X X X

1. Radiodiagnostika Veteriner 2. Terapi Klinik 3. Patofisiologi Veteriner 4. Klinikopatologi

8.2 8.2 8.2 8.2

Pengetahuan Keterampilan Spesialistik (Residensi)

30 X X X X X X X X

1. Neurologi 2. Muskuloskeletal 3. Kardiovaskular 4. Gastrointestinal-Hepatologi 5. Respirasi 6. Mata-Telinga 7. Endokrin-Metabolik 8. Urologi 9. Genital 10. Dermatologi

8.2 8.2 8.2 8.2 8.2 8.2 8.2 8.2 8.2 8.2

Residensi khusus (Kurlok)

8

Ketrampilan Inovatif

18 X

1. Karya Akhir (proposal s/d Publikasi) : praproposal, seminar proposal, penelitian, diskusi/pembimbingan, , seminar hasil penelitian, sidang, publikasi

2. Proposal thesis 3. studi kasus (per semester 2 sks)

8.1; 8.3

TOTAL SKS 72 (min)

XX 11 Mata Ajar

2.2 Gelar Kelulusan

Page 88: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

78

Peserta didik pada Program Pendidikan Dokter Hewan Spesialis Bedah Veteriner akan diberikan gelar Spesialis Bedah Veteriner (Sp.BV). 2. Program Pendidikan Dokter Hewan Spesialis (PPDHS) Penyakit Dalam Kompetensi lulusan Setelah menyelesaikan PPDHS, lulusan menjadi Dokter Hewan Spesialis Penyakit Dalam yang memiliki integritas moral, etika ilmu dan profesi, serta mampu memimpin pengelolaan pelayanan kesehatan hewan dan pelaksanaan medik veteriner dengan keahlian khusus (spesialis) dan sangat khusus (subspesialis) secara profesional, inovatif dan memperhatikan kesejahteraan hewan. Kompetensi Lulusan Program Studi Dokter Hewan Spesialis Penyakit Dalam mampu: a) Mengembangkan IPTEK kedokteran hewan melalui praktik spesialis profesional

kedokteran interna veteriner maupun melalui pengembangaan riset yang menghasilkan karya inovatif dan teruji sehingga dapat diaplikasikan dalam penetapan diagnosa dan tindakan penyakit dalam.

b) Memecahkan permasalahan dan menentukan tindakan yang komprehensif pada bidang kedokteran interna veteriner melalui pendekatan ipteks secara inter-atau multidisiplin dan pengelolaan pelayanan kesehatan hewan sesuai dengan kompetensinya

c) Mengelola dan mengembangkan riset kedokteran interna veteriner, serta menyebarluaskan hasil riset yang bermanfaat bagi masyarakat nasional dan/atau internasional.

d) Menentukan tindakan medik yang lebih dalam sesuai dengan penekunan bidang penyakit dalam.

Kompetensi bahan kajian Bahan kalian yang digunakan merupakan bahan kajian yang masih yang selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan hasil-hasil penelitian yang terbaru. Kompetensi mata pelajaran Kompetensi mata pelajaran meliputi: ● SKS: 72 (SPESIALIS dan SUBSPESIALIS): 90% kurikulum nasional dan 10%

kurikulum lokal ● Lama masa studi SPESIALIS dan SUBSPESIALIS: 4-6 semester ● Kuliah-praktikum (30% teori – 70% praktik) ● Mengikuti residensi ● Konferensi “penyakit dalam veteriner” ● Seminar ● Ujian Nasional

Silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik Kerangka Kurikulum

Page 89: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

79

Kelompok Mata Ajar

SKS Mata Ajar Deskriptor KKNI RPPK

H Sp.PDVe

t Pengetahuan Normatif-Adaptif

9 X X X

4. Etika profesi dan Kesrawan 5. Metodologi Penelitian Kedokteran 6. Kepemimpinan Veteriner

8.1 8.2; 8.3 8.1; 8.2

Pengetahuan Dasar Medik

12 X X X x

5. Radiodiagnostika Veteriner 6. Terapi Klinik 7. Patofisiologi Veteriner 8. Klinikopatologi

8.2 8.2 8.2 8.2

Pengetahuan Keterampilan Spesialistik (Residensi)

30 X X X X X X X X

11. Neurologi 12. Muskuloskeletal 13. Kardiovaskular 14. Gastrointestinal-Hepatologi 15. Respirasi 16. Mata-Telinga 17. Endokrin-Metabolik 18. Urologi 19. Genital 20. Dermatologi

8.2 8.2 8.2 8.2 8.2 8.2 8.2 8.2 8.2 8.2

Residensi khusus (Kurlok)

8

Ketrampilan Inovatif

18

X

4. Karya Akhir (proposal s/d Publikasi) : praproposal, seminar proposal, penelitian, diskusi/pembimbingan, , seminar hasil penelitian, sidang, publikasi

5. Proposal thesis 6. studi kasus (per semester 2 sks)

8.1; 8.3

TOTAL SKS 72 (min)

XX 11 Mata Ajar

Peserta Didik Peserta didik Pendidikan Dokter Hewan Spesialis Penyakit Dalam adalah Dokter

Hewan yang lulus dari Fakultas Kedokteran Hewan terakreditasi dan telah mempunyai Sertifikat Kompetensi Dokter Hewan Indonesia, Surat Tanda Registrasi Veteriner dan Surat Ijin Praktek Dokter Hewan dan telah berpraktek sedikitnya 2 tahun

Kelulusan Peserta Didik dan Gelar Kelulusan Beban studi Pendidikan Dokter Hewan Spesialis Penyakit Dalam adalah 72 satuan kredit semester (SKS) yang ditempuh dalam waktu 4 – 6 (8) semester. Lulusan

Page 90: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

80

Pendidikan Dokter Hewan Spesialis Penyakit Dalam bergelar Sp.PDVet. (Spesialis Penyakit Dalam Veteriner). 3. Program Pendidikan Dokter Hewan Spesialis (PPDHS) Patologi Veteriner Learning outcome

a. Dokter hewan spesialis patologi veteriner yang memiliki integritas moral, etika ilmu dan profesi, serta mampu memimpin pengelolaan pelayanan kesehatan hewan dan pelaksanaan medik veteriner dengan keahlian khusus (SPESIALIS) patologi secara profesional, inovatif dan memperhatikan kesejahteraan hewan.

b. Dokter hewan spesialis patologi veteriner yang memiliki integritas moral, etika ilmu dan profesi, serta mampu memimpin pengelolaan pelayanan kesehatan hewan dan pelaksanaan medik veteriner dengan keahlian sangat khusus (SUBSPESIALIS) patologi secara profesional, inovatif dan memperhatikan kesejahteraan hewan.

Kompetensi Lulusan 1. Menetapkan diagnosa penyakit berdasarkan gambaran patologi anatomi dan

histopatologi dengan mengaplikasikan teknik diagnostik patologi yang mutakhir 2. Mengembangkan IPTEKS kedokteran hewan melalui praktik spesialis patologi

veteriner melalui pengembangaan riset yang menghasilkan karya inovatif dan teruji. 3. Memecahkan masalah patologi veteriner dalam upaya menetapkan diagnosa serta

pembacaan perubahan patologi anatomi melalui pendekatan ipteks secara inter-atau multidisiplin dan mampu memimpin pengelolaan pelayanan kesehatan hewan sesuai dengan kompetensi patologi veteriner.

4. Mengelola dan mengembangkan riset patologi veteriner, untuk pengayaan bidang praktik medik veteriner serta menyebarluaskan hasil riset yang bermanfaat bagi masyarakat nasional dan/atau internasional.

5. Menentukan tindakan medik yang lebih dalam sesuai dengan penekunan bidang patologi veteriner.

6. Memimpin, mengelola dan mengembangkan laboratorium diagnostik patologi veteriner Lulusan program studi dokter hewan spesialis patologi veteriner mampu berkomunikasi efektif dengan pasien, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan profesi lain.

7. Mampu melakukan tatalaksana penyakit hewan kesayangan secara promotif, prefentif, kuratif dan rehabilitatif sesuai standar layanan medik veteriner dengan benar dan baik

8. Mampu mengelola sumber daya manusia dan sarana – prasarana secara efektif dan efisien dalam pelayanan kesehatan hewan

9. Mampu menerapkan sikap profesional yang luhur serta menjunjung etika ilmu dan profesi dengan baik

10. Mampu mengembangkan profesi melalui kegiatan riset dan pengetahuan terkini dalam bidang spesialis patologi veteriner

Kompetensi Bahan Kajian

Page 91: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

81

Bahan kajian kasus dalam Program Pendidikan Dokter Hewan Spesialis Patologi Veteriner adalah dapat menangani kasus patologi beserta pelaporannya pada berbagai organ sistem dan spesies hewan meliputi minimal 50 kasus nekropsi patologi pada berbagai spesies hewan bertindak sebagai asisten, minimal 150 kasus nekropsi patologi pada berbagai spesies hewan bertindak sebagai operator utama dan minimal 200 kasus histopatologi pada berbagai spesies hewan sebagai penentu diagnosis. Kompetensi Mata Kuliah Program spesialis patologi veteriner didasarkan oleh kemampuan peserta didik untuk menangani kasus patologi yang terdiri dari 72 SKS untuk Spesialis dan 72 SKS untuk Subspesialis yang tercakup dalam 90% kurikulum nasional (65 sks) dan 10% kurikulum lokal (7 sks) Lama masa studi adalah 6-8 semester yang terdiri dari 30% kuliah dan 70% praktek. Detail mata kuliah disajikan pada tabel kurikulum. Kerangka Kurikulum Kelompok Mata

Ajar SKS Mata Ajar Deskripto

r KKNI RPPKH

Sp. PVet

Pengetahuan Normatif-Adaptif

6-9 X 1. Etika profesi dan Kesrawan 2. Metodologi Penelitian

Kedokteran 3. Kepemimpinan Veteriner

(Veterinary Leadership)

8.1 8.1, 8.3 8.1, 8.2

Pengetahuan Dasar Medik

4-6 X 1. Molekuler Onkologi Veteriner 2. Teknik Pewarnaan Jaringan

8.2 8.2

Pengetahuan- Keterampilan Spesialitik (Residensi)

22-32 X 1. Patologi Komparatif Integumentum (mata dan telinga)

2. Patologi Komparatif Organ Lokomosi

3. Patologi Komparatif Organ Syaraf

4. Patologi Komparatif sistem Respirasi

5. Patologi Komparatif sistem Digesti

6. Patologi Komparatif sistem Urinari

7. Patologi Komparatif sistem Kardiovaskuler dan Limforetikuler

8. Patologi Komparatif Organ Endokrin dan Genitalia

9. Residensi I (Ruminansia dan Monogastrik

10. Residensi II (Hewan Kesayangan dan Unggas)

8.2 8.2 8.2 8.2 8.2 8.2 8.2 8.2 8.2 8.2 8.2

Page 92: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

82

11. Residensi III (Satwa Akuatik, Hewan Laboratorium, Hewan Satwa Liar)

Kurikulum Loka 6-8 Residensi Khusus

Keterampilan inovatif

14-20 X 1. Karya Akhir 2. Sidang Akhir

8.1, 8.3 8.1, 8.3

TOTAL SKS 72 SKS (min) Mata Ajaran Gelar Kelulusan Peserta didik pada Program Pendidikan Dokter Hewan Spesialis Patologi Veteriner akan diberikan gelar Spesialis Patologi Veteriner (Sp.PVet). 4. Program Pendidikan Dokter Hewan Spesialis (PPDHS) Hewan Laboratorium Kompetensi Lulusan Program Studi Pendidikan Dokter Hewan Spesialis Hewan Laboratorium bertujuan membentuk lulusan yang mempunyai kemampuan teori dan praktek untuk penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada bidang keahlian hewan laboratorium sehingga mampu memahami dan memecahkan masalah di bidang profesinya secara ilmiah menjunjung tinggi etika ilmu dan profesi serta mengupayakan penggunaannya secara langsung dalam bentuk pelayanan medik veteriner sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat Kompetensi Dokter Hewan Spesialis Hewan Laboratorium disusun berdasarkan kompetensi KKNI, khususnya KKNI level 8 dan Kolegium Hewan Laboratorium Indonesia. Lulusan Pendidikan Dokter Hewan Spesialis Hewan Laboratorium yang berakhlak dan mempunyai kompetensi: 1. Mampu melakukan tatalaksana hewan laboratorium sesuai prinsip-prinsip

kesejahteraan hewan dengan benar dan baik 2. Mampu mengelola sumber daya manusia dan sarana – prasarana hewan laboratorium

secara efektif dan efisien 3. Mampu menerapkan sikap profesional yang luhur serta menjunjung etika ilmu dan

profesi dengan baik 4. Mampu berkomunikasi efektif dengan klien, masyarakat dan kolega. 5. Mampu mengembangkan profesi melalui kegiatan riset dan pengetahuan terkini dalam

bidang spesialis hewan laboratorium.

Learning Outcome Program pendidikan Dokter hewan Spesialis Hewan Laboratorium diarahkan agar lulusan memiliki kemampuan untuk:

1. Mengembangkan ipteks kedokteran hewan melalui praktik spesialis profesional kedokteran hewan laboratorium maupun melalui pengembangaan riset yang menghasilkan karya inovatif dan teruji serta dapat diaplikasikan.

2. Memecahkan permasalahan biomedis melalui pendekatan ipteks secara inter- atau multidisiplin dan mampu memimpin pengelolaan riset kesehatan hewan melalui hewan laboratorium sesuai dengan kompetensinya

3. Mengelola dan mengembangkan riset biomedis, serta menyebarluaskan hasil riset yang bermanfaat bagi masyarakat nasional dan/atau internasional.

Page 93: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

83

4. Menentukan tindakan medik yang lebih baik sesuai dengan penekunan bidang hewan laboratorium.

5. Mempimpin dan mengelola, serta mengembangkan fasilitas hewan laboratorium Kompetensi Bahan Kajian Bahan kajian yang akan diacu pada Program Studi Pendidikan Dokter Hewan Spesialis Hewan Laboratorium adalah dokter hewan peserta didik yang telah mengikuti satu penelitian menggunakan hewan laboratorium rodensia dalam peran sebagai asisten dokter hewan penanggung jawab, dan telah mengikuti satu penelitian dengan hewan laboratorium lainnya (non-rodensia) sebagai asisten dokter hewan penanggung jawab. Mata Kuliah dan Silabus Beban studi pada Program Studi Pendidikan Dokter Hewan Spesialis Hewan Laboratorium adalah 72 satuan kredit semester (SKS) yang ditempuh dalam waktu 6 (enam) semester. Kerangka Kurikulum.

Kelompok Mata Ajar

SKS Mata Ajar Deskriptor KKNI RPPK

H Sp.HLa

b Pengetahuan Normatif-Adaptif

6-9 2 2 2

7. Etika profesi dan Kesrawan 8. Metodologi Penelitian

Kedokteran 9. Kepemimpinan Veteriner

8.1 8.2; 8.3 8.1; 8.2

Pengetahuan Dasar Medik

8-12

2

2

2 2

10. Legislasi, Kesejahteraan Hewan, Aspek Etika

11. Dasat-dasar Anestesi, analgesik dan etanasi

12. Patogenesa penyakit 13. Metode Diagnostik dan Patologi

Klinik

8.1; 8.3 8.1; 8.3 8.1; 8.3 8.1; 8.3

Pengetahuan Keterampilan Spesialistik (Residensi)

38-42* 2

2

2

2 2 2 2

12 12

14. Manajemen dan desain fasilitas hewan laboratorium

15. Biosafety dan Biosecurity bekerja dengan hewan Laboratorium

16. Biologi dan perawatan hewan laboratorium (Rodensia dan Kelinci)

17. Patologi Hewan Laboratorium 18. Penyakit Hewan Laboratorium 19. Desain Eksperimen Hewan

Percobaan 20. Hewan Model 21. Rotasi untuk hewan

laboratorium mencit-tikus 22. Rotasi untuk hewan

laboratorium kelinci

8.1; 8.2

8.1; 8.2

8.1; 8.2 8.1; 8.2 8.1; 8.2 8.2; 8.3 8.2; 8.3 8.1; 8.2 8.1; 8.2;

8.3

8.1; 8.2; 8.3

Kurlok 6-8 6 23. Residensi khusus (kurikulum

lokal) 8.1; 8.2;

8.3

Page 94: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

84

Ketrampilan Inovatif

14-20 14

24. Karya Akhir dan Publikasi Ilmiah

8.1; 8.3

TOTAL SKS 72 (min)

72

Peserta Didik Peserta didik Pendidikan Dokter Hewan Spesialis Hewan Laboratorium adalah Dokter Hewan yang lulus dari Fakultas Kedokteran Hewan terakreditasi dan telah mempunyai Sertifikat Kompetensi Dokter Hewan Indonesia (SKDHI), Surat Tanda Registrasi Veteriner (STRV), Surat Ijin Praktek Dokter Hewan (SIP) dan telah menyelenggarakan kegiatan menggunakan hewan laboratorium selama 2 (dua) tahun atau bekerja sebagai Dokter Hewan Penanggungjawab (attending veterinarian) di fasilitas hewan laboratorium selama 1 (satu) tahun. Jumlah peserta didik Pendidikan Dokter Hewan Spesialis Hewan Laboratorium yang diterima secara nasional sesuai dengan daya tampung, jumlah pendidik dan sarana/ prasarana lainnya dengan tetap memperhatikan kualitas peserta sehingga akan terjamin berlangsungnya pendidikan yang berkualitas. Kelulusan Peserta Didik dan Gelar Kelulusan 1. Kriteria kelulusan merupakan hasil pencapaian kompetensi dan penilaian proses

pendidikan (akademik dan non-akademik). 2. Gelar diberikan kepada peserta didik yang telah memenuhi syarat kelulusan. 3. Bukti kelulusan berupa ijasah dan transkrip yang dikeluarkan oleh institusi (home

base) tempat peserta didik terdaftar. 4. Gelar spesialis yang didapatkan dari Program Studi Dokter Hewan Spesialis Hewan

Laboratorium adalah Spesialis Hewan Laboratorium (Sp.Hlab) 5. Program Pendidikan Dokter Hewan Spesialis (PPDHS) Reproduksi Veteriner Kompetensi Lulusan Program Studi Pendidikan Dokter Hewan Spesialis Reproduksi Veteriner bertujuan membentuk lulusan yang mempunyai kemampuan teori dan praktek untuk penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada bidang keahlian reproduksi sehingga ma mpu memahami dan memecahkan masalah di bidang profesinya secara ilmiah menjunjung tinggi etika ilmu dan profesi serta mengupayakan penggunaannya secara langsung dalam bentuk pelayanan medik veteriner sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. a) Mampu mengembangkan pengetahuan dan teknologi reproduksi veteriner yang

aplikatif dan bermanfaat bagi masyarakat nasional dan/atau internasional b) Memecahkan permasalahan dan menentukan tindakan yang komprehensif pada

bidang kedokteran reproduksi veteriner melalui pendekatan ipteks secara inter-atau multidisiplin dan pengelolaan pelayanan kesehatan hewan sesuai dengan kompetensinya

c) Mampu melakukan pengelolaan riset melalui pengkajian dan pengembangan di bidang reproduksi veteriner yang hasilnya dapat diaplikasikan pada tindakan medik reproduksi yang ditetapkan serta layak dipublikasikan di tingkat nasional dan internasional.

Page 95: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

85

d) Mampu menentukan tindakan medik yang lebih dalam sesuai dengan penekunan bidang reproduksi veteriner.

e) Mampu memimpin, mengelola dan mengembangkan fasilitas reproduksi veteriner.

Learning Outcome Program pendidikan Dokter hewan Spesialis Reproduksi Veteriner diarahkan agar lulusan memiliki kemampuan untuk: f. Mengembangkan ipteks kedokteran hewan melalui praktik spesialis profesional

kedokteran hewan bidang reproduksi hewan maupun melalui pengembangaan riset yang menghasilkan karya inovatif dan teruji serta dapat diaplikasikan.

g. Menentukan tindakan medik yang lebih baik sesuai dengan penekunan bidang reproduksi veteriner

h. Memecahkan permasalahan biomedis melalui pendekatan ipteks secara inter- atau multidisiplin dan mampu memimpin pengelolaan riset kesehatan hewan melalui bidang reproduksi veteriner sesuai dengan kompetensinya

i. Mengelola dan mengembangkan riset mengenai reproduksi veteriner, serta menyebarluaskan hasil riset yang bermanfaat bagi masyarakat nasional dan/atau internasional.

j. Mempimpin dan mengelola, serta mengembangkan fasilitas reproduksi veteriner Kompetensi Bahan Kajian Bahan kajian kasus dalam Program Pendidikan Dokter Hewan Spesialis Reproduksi Veteriner adalah dapat menangani kasus reproduksi meliputi 200 kasus reproduksi pada hewan kesayangan, 100 kasus reproduksi pada ternak unggas, 100 kasus reproduksi pada ternak sapi, dan 100 kasus reproduksi pada kuda. Kompetensi Mata Kuliah

Kompetensi mata kuliah program spesialis reproduksi veteriner didasarkan oleh kemampuan peserta didik untuk menangani kasus reproduksi yang terdiri dari 72 SKS untuk Spesialis dan 72 SKS untuk Subspesialis. Lama masa studi SPESIALIS dan SUBSPESIALIS adalah 4-6 semester terdiri dari 30% kuliah (teori) dan 70% praktikum (praktek). Detail mata kuliah disajikan pada tabel kurikulum. Kerangka Kurikulum

Kelompok Mata Ajar

SKS Mata Ajar Deskriptor KKNI RPPK

H Sp.

RepV Pengetahuan Normatif-Adaptif

6-9 X 1. Etika profesi dan Kesrawan 2. Metodologi Penelitian

Kedokteran 3. Kepemimpinan Veteriner

(Veterinary Leadership)

8.1 8.1, 8.3 8.1, 8.2

Pengetahuan Dasar Medik

4-6 X 1. Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan 2. Diagnostika dan Instrumentasi Reproduksi

8.2 8.2

Page 96: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

86

Pengetahuan- Keterampilan Spesialitik (Residensi)

22-32 X 1. Fisiologi Reproduksi Lanjutan

2. Teknologi Reproduksi Berbantuan

3. Ethologi dan Reproduksi Komparatif

4. Penatalaksanaan Perinatal dan Senilitas

5. Reproduksi Mutakhir 6. Fisiologi Reproduksi Lanjutan 7. Residensi I (Ruminansia dan

Monogastrik 8. Residensi II (Hewan

Kesayangan dan Unggas) 9. Residensi III (Satwa Akuatik,

Hewan Laboratorium, Satwa Liar)

8.2 8.2 8.2 8.2 8.2 8.2 8.2 8.2 8.2

Kurikulum Lokal 6-8 Residensi Khusus

Keterampilan inovatif

14-20 X 1. Karya Akhir 2. Sidang Akhir

8.1, 8.3 8.1, 8.3

TOTAL SKS 72 SKS (min) Mata Ajaran Peserta Didik Peserta didik Pendidikan Dokter Hewan Spesialis Reproduksi Veteriner adalah Dokter Hewan yang lulus dari Fakultas Kedokteran Hewan terakreditasi dan telah mempunyai Sertifikat Kompetensi Dokter Hewan Indonesia (SKDHI), Surat Tanda Registrasi Veteriner (STRV), Surat Ijin Praktek Dokter Hewan (SIP) dan telah menyelenggarakan kegiatan medik reproduksi selama 2 (dua) tahun. Jumlah peserta didik Pendidikan Dokter Hewan Spesialis Hewan Laboratorium yang diterima secara nasional sesuai dengan daya tampung, jumlah pendidik dan sarana/ prasarana lainnya dengan tetap memperhatikan kualitas peserta sehingga akan terjamin berlangsungnya pendidikan yang berkualitas. Kelulusan Peserta Didik dan Gelar Kelulusan Kriteria kelulusan merupakan hasil pencapaian kompetensi dan penilaian proses pendidikan (akademik dan non-akademik). Gelar diberikan kepada peserta didik yang telah memenuhi syarat kelulusan. Bukti kelulusan berupa ijasah dan transkrip yang dikeluarkan oleh institusi (home base) tempat peserta didik terdaftar. Gelar spesialis yang didapatkan dari Program Studi Dokter Hewan Spesialis Reproduksi Veteriner adalah Spesialis Reproduksi Veteriner (Sp.RepV.) 6. Program Pendidikan Dokter Hewan Spesialis (PPDHS) Radiologi Veteriner Kompetensi Lulusan Program Studi Pendidikan Dokter Hewan Spesialis Radiologi Veteriner bertujuan membentuk lulusan yang mempunyai kemampuan teori dan praktek untuk penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada bidang keahlian radiologi sehingga mampu memahami dan memecahkan masalah di bidang profesinya secara ilmiah, menjunjung tinggi etika, ilmu dan profesi serta mengupayakan penggunaannya

Page 97: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

87

secara langsung dalam bentuk pelayanan medik veteriner sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Kompetensi lulusan adalah :

1. Mampu berkomunikasi efektif dengan pasien, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan profesi lain.

2. Mampu melakukan tatalaksana penyakit dalam hewan kesayangan secara promotif, prefentif, kuratif dan rehabilitatif sesuai standar layanan medik veteriner dengan benar dan baik.

3. Mampu mengelola sumber daya manusia dan sarana – prasarana secara efektif dan efisien dalam pelayanan kesehatan hewan.

4. Mampu menerapkan sikap profesional yang luhur serta menjunjung etika ilmu dan profesi dengan baik.

5. Mampu mengembangkan profesi melalui kegiatan riset dan pengetahuan terkini dalam bidang spesialis penyakit dalam veteriner.

Learning Outcome Program pendidikan Dokter Hewan Spesialis Radiologi Veteriner diarahkan agar lulusan memiliki kemampuan untuk:

1. Memiliki integritas moral, etika ilmu dan profesi, serta mampu memimpin pengelolaan pelayanan kesehatan hewan dan pelaksanaan medik veteriner dengan keahlian khusus (SPESIALIS) secara profesional, inovatif dan memperhatikan kesejahteraan hewan.

2. Memiliki integritas moral, etika ilmu dan profesi, serta mampu memimpin pengelolaan pelayanan kesehatan hewan dan pelaksanaan medik veteriner dengan keahlian sangat khusus (SUBSPESIALIS) secara profesional, inovatif dan memperhatikan kesejahteraan hewan.

3. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran hewan melalui praktek spesialis profesional kedokteran hewan bidang radiologi hewan maupun melalui pengembangaan riset yang menghasilkan karya inovatif dan teruji serta dapat diaplikasikan.

4. Menentukan tindakan medik yang lebih baik sesuai dengan penekunan bidang radiologi veteriner.

5. Memecahkan permasalahan biomedis melalui pendekatan iptek secara inter- atau multidisiplin dan mampu memimpin pengelolaan riset kesehatan hewan melalui bidang bedah dan radiologi veteriner sesuai dengan kompetensinya.

6. Mengelola dan mengembangkan riset biomedis, serta menyebarluaskan hasil riset yang bermanfaat bagi masyarakat nasional dan/atau internasional.

7. Mempimpin dan mengelola, serta mengembangkan fasilitas radiologi veteriner dalam lingkup praktek mandiri, klinik dan rumah sakit hewan.

Kompetensi Bahan Kajian Bahan kajian kasus dalam Program Pendidikan Dokter Hewan Spesialis Radiologi adalah dapat menginterpretasikan kasus diagnostik pencitraan pada hewan 2000 interpretasi

Page 98: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

88

kasus x-ray, 500 kasus ultrasonografi, 100 interpretasi kasus CT Scan dan 100 interpretasi kasus MRI. Kompetensi Mata Kuliah Kompetensi mata kuliah Program Pendidikan Dokter Hewan Spesialis Radiologi didasarkan oleh kemampuan peserta didik untuk menangani kasus bedah yang terdiri dari 72 SKS untuk Spesialis dan 72 SKS untuk Subspesialis. Lama masa studi SPESIALIS dan SUBSPESIALIS adalah 4-6 semester terdiri dari 30% kuliah (teori) dan 70% praktikum (praktek).

Silabus Pembelajaran

No Materi Pendidikan Kuliah SKS

Semester

I II III IV V

1 Pengetahuan teori dan keterampilan radiologi dasar veteriner

Anatomi dan fisiologi hewan 2 2 - - - -

(Bobot 30%) Prinsip dasar radiologi (X-ray, ultrasonografi, CT Scan, MRI)

3 3 - - - -

Evaluasi radiografi abdomen dan thoraks

2 2 - - - -

Evaluasi radiografi kepala dan ekstremitas Ultrasonografi abdomen dan thoraks dasar Pemeriksaan CT Scan dan MRI

2 2 - - - -

2 2 - - - -

2 2 - - - -

Sub Total (13 SKS)

2 Pengetahuan teori dan ketrampilan radiologi lanjut veteriner

Prosedur kontras radiografi Interpretasi radiografi abdomen dan thoraks Interpretasi radiografi kepala dan ekstremitas Ultrasonografi abdomen dan thoraks lanjutan Prosedur kontras ultrasonografi Interpretasi hasil CT Scan Interpretasi hasil MRI

3 - - 3 - -

(Bobot 40%) 2 - - 3 - -

2 - 2 - - -

2 - - 2 - -

3 - 2 - - -

2 - - - 2 -

2 - - - 3 -

Sub Total (16 SKS)

Page 99: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

89

3 Pengembangan kemampuan tanggung jawab dokter spesialis radiologi veteriner untuk penanganan kasus mandiri

Kasus Mandiri 3 - - - 3 -

(Bobot 7,5%) Sub Total (3 SKS)

4 Kemampuan menyusun dan menyajikan karya ilmiah

Metode Penelitian Klinik 2 - 2 - - -

(Bobot 5%) Sub Total (2 SKS)

5 Usulan Penelitian dan Tesis

6 - - - - 6

(Bobot 15%) Sub Total (6 SKS)

Total 40 9 8 9 8 6

Utama = 70%; Penunjang = 30%

● Jumlah kasus radiologi hewan kecil dan hewan besar yang harus dipenuhi selama masa studi :

● 2000 interpretasi kasus x-ray ● 500 kasus ultrasonografi ● 100 interpretasi kasus CT Scan ● 100 interpretasi kasus MRI

Kerangka Kurikulum

Kelompok Mata Ajar

SKS Mata Ajar Deskriptor KKNI RPPK

H Sp.

RVet Pengetahuan Normatif-Adaptif

6-9 X 1. Etika profesi dan Kesrawan 2. Metodologi Penelitian

Kedokteran 3. Kepemimpinan Veteriner

(Veterinary Leadership)

8.1 8.1, 8.3 8.1, 8.2

Pengetahuan Dasar Medik

4-6 X 1. Prinsip dasar radiologi (X-ray, ultrasonografi, CT Scan, MRI)

2. Evaluasi radiografi abdomen dan thoraks

3. Evaluasi radiografi kepala dan ekstremitas

4. Ultrasonografi abdomen dan thoraks dasar

1. Pemeriksaan CT Scan dan MRI

8.2 8.2 8.2 8.2

Page 100: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

90

8.2 Pengetahuan- Keterampilan Spesialitik (Residensi)

22-32 X 1. Prosedur kontras radiografi 2. Interpretasi radiografi abdomen

dan thoraks 3. Interpretasi radiografi kepala

dan ekstremitas 4. Ultrasonografi abdomen dan

thoraks lanjutan 5. Prosedur kontras ultrasonografi 6. Interpretasi hasil CT Scan 7. Interpretasi hasil MRI

8.2 8.2 8.2 8.2 8.2 8.2 8.2

Kurikulum Lokal 6-8 Residensi Khusus

Keterampilan inovatif

14-20 X 1. Karya Akhir 2. Sidang Akhir

8.1, 8.3 8.1, 8.3

TOTAL SKS 72 SKS (min) Mata Ajaran Kelulusan Peserta Didik dan Gelar Kelulusan Sistem pelaksanaan pembelajaran yang digunakan pada Program Pendidikan Dokter Hewan Spesialis Radiologi Veteriner terdiri atas Metode Pembelajaran dan Media Pembelajaran. Materi dan Metode pembelajaran dipilih dengan tujuan untuk memaksimalkan sumber daya dan capaian pembelajaran yang diinginkan. Berbagai metode pembelajaran digunakan agar peserta didik mencapai kompetensi-kompetensi yang ditetapkan. Metode pembelajaran yang dipilih meliputi ceramah, Bed Side Teaching (BST), prosedur tindakan terbimbing, Problem-based Learning (PBL), Block Schedule, Case-based Discussion, Diskusi, Tutorial dan Hands on. Media pembelajaran yang digunakan berupa papan tulis, LCD, video, Computer-based learning, slide radiografi, peranti ECG, peranti USG, Rekam medik veteriner, dan modul. Evaluasi tahap pembelajaran program studi pendidikan dokter spesialis radiologi veteriner meliputi beberapa model bentuk evaluasi antara lain ujian tulis, tugas, Objective Structured Clinical Examination (OSCE), Student Oral Case Analysis (SOCA), Case-based Discussion (CbD) dan penulisan naskah ilmiah (riset atau kasus) yang diseminarkan dan dipublikasikan minimal pada jurnal nasional terakreditasi. Lulusan Program Pendidikan Dokter Hewan Spesialis Radiologi bergelar Spesialis Radiologi Veteriner (Sp.RV) . Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

Sistem Pengelolaan Sumber Daya Manusia, Sarana, dan Prasarana Sarana dan Prasarana

Pembelajaran yang dilakukan di Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis dapat memanfaatkan berbagai sarana dan prasarana pembelajaran yang sudah tersedia (Tabel 16; Tabel 17).

Tabel 16 Ruang kuliah yang dapat digunakan pada proses pendidikan

Nama Ruangan Kapasitas (Orang)

Ruang Kuliah A 250 Ruang Kuliah B1 150 Ruang Kuliah B2 150

Page 101: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

91

Ruang Kuliah Klinik 60 Ruang Kuliah Kitwan Kesmavet 60 Ruang Kuliah Reproduksi 60 Ruang Kuliah Fisiologi & Farmakologi 60 Ruang Kuliah Parasitologi & Patologi 60 Ruang Kuliah Anatomi 60 Ruang Kuliah Sikar 60 Ruang Kuliah RSHP 1 50 Ruang Kuliah RSHP 2 50 Ruang Kuliah Soewondo (Kelas Internasional)

30

Ruang Kuliah Klinik (Kelas Internasional) 30 Ruang Kuliah QL (Kelas Internasional) 30

Tabel 17 Sarana praktikum yang dapat digunakan untuk proses pembelajaran

Nama Unit Mata Kuliah

S1 Kedokteran Hewan dan PPDH Rumah Sakit Hewan Pendidikan (RSHP) Ilmu Bedah Umum Veteriner, Ilmu Bedah

Khusus Veteriner, Radiologi, Diagnostik Klinik, Parasitologi, Mikrobiologi

Unit Rehabilitasi Reproduksi Ilmu Teknologi Reproduksi, Ilmu Kebidanan & Kemajiran

Unit Pengelolaan Hewan Laboratorium Etika Penggunaan Hewan

Laboratorium Pendidikan dan Layanan Instrumentasi Biomedis

Laboratorium Praktikum Bersama Histologi Veteriner, Embriologi & Genetika Perkembangan

Laboratorium Riset BSL-3 Disesuaikan dengan kebutuhan Unit Kajian Pengendalian Hama Pemukiman (UKPHP)

Entomologi Kesehatan

Unit Produksi Vaksin Disesuaikan dengan kebutuhan Laboratorium di setiap Divisi Sesuai dengan bidang ilmu

Manpower Planning Fakultas Kedokteran Hewan IPB memiliki 102 orang tenaga pendidik/dosen (per

2013) yang berkualitas dan bereputasi di tingkat nasional, regional maupun internasional dan sebagian besar (60%) terindeks di Scopus (www.scopus.com). Berdasarkan SK Rektor Nomor 105/IT.3/KP/2017, dosen-dosen tersebut telah ditugaskan di berbagai program studi yang ada saat ini.

Seluruh dosen tetap dan tenaga kependidikan tetap berstatus pegawai negeri sipil (PNS). Oleh karena itu, sistem seleksi, perekrutan, penempatan, pengembangan, retensi dan pemberhentian dosen dan tenaga kependidikan mengikuti peraturan pemerintah yang berlaku. Unit Fakultas atau Departemen juga dapat melakukan proses rekrutmen tenaga kependidikan kontrak. Keseluruhan dari mekanisme tersebut dikoordinasikan secara terpusat oleh Direktorat Sumber Daya Manusia (SDM) IPB dengan berpedoman pada SOP POB/SDM-20 tentang Pengadaan Pegawai IPB.

Sekolah merencanakan kebutuhan SDM (manpower planning) sesuai dengan kebutuhan pada masing-masing Divisi dan Laboratorium serta Unit-unit Penunjang lainnya. Penentuan kebutuhan antara lain didasarkan pada jumlah pegawai yang

Page 102: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

92

memasuki masa pensiun, usia dan tingkat pendidikan (kompetensi), serta jalur rekrutmen. Seleksi dan rekrutmen yang dilakukan oleh Direktorat Sumber Daya Manusia (SDM) IPB disertai dengan pertimbangan dari pihak Fakultas, baik melalui Jalur PNS, Pegawai Tetap IPB non PNS, dan jalur pegawai honorer. Dosen dan tenaga kependidikan Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis mengikuti sistem remunerasi IPB (SRI) yang peraturannya dilakukan secara terpusat di IPB. Disamping itu, dosen dan pegawai sekolah juga mendapatkan hal dan pelayanan kesehatan.

Gambar 17 Perencanaan kebutuhan tenaga pendidik/dosen di Sekolah Kedokteran

Hewan dan Biomedis

Tenaga kependidikan di FKH IPB saat ini berjumlah 66 orang. Upaya dalam mengatasi kekurangan tenaga kependidikan di FKH IPB dilakukan dengan mempekerjakan 46 tenaga kependidikan non PNS dan 6 tenaga harian lepas, sehingga jumlah total tenaga kependidikan sebanyak 118 orang. Komposisi tenaga kependidikan di FKH IPB saat ini, dilihat berdasarkan umur terbagi atas tenaga kependidikan dengan usia 41-60 tahun (61,8%) dan usia 31-40 tahun (25,4%). Komposisi tersebut memperlihatkan bahwa regenerasi tenaga kependidikan masih perlu diperbaiki dan perlu dilakukan penambahan sumber daya manusia yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan pelayanan di Fakultas atau Departemen.

Page 103: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

93

Gambar 18 Perencanaan kebutuhan tenaga kependidikan di Sekolah Kedokteran

Hewan dan Biomedis

Selain itu, untuk mencukupi kebutuhan tenaga pengajar, SKHB dapat melakukan perekrutan tenaga pendidik dari lintas Fakultas yang mempunyai kompetensi dan mendukung kurikulum SKHB, misalnya

Pengelolaan keuangan di Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis mengikuti ketentuan dan aturan yang berlaku di IPB untuk sekolah. Secara umum pengelolaan keuangan masih tetap dilakukan secara terpusat di Direktorat Keuangan, namun Sekolah diberi keleluasaan dalam mengelola dana. Sekolah menerima alokasi pendanaan dari IPB untuk berbagai kebutuhan penyelenggaraan pendidikan multistrata. Kebutuhan yang bersifat umum seperti sarana prasarana pembelajaran, pemeliharaan, dan operasional rutin serta yang bersifat khusus seperti pengembangan SDM dan sistem keamanan sekolah dikelola secara langsung di bawah koordinasi Wakil Dekan SKP. Kebutuhan operasional proses pembelajaran serta bahan-bahan pendukungnya dialokasikan kepada program studi dan divisi di bawah koordinasi Wakil Dekan AK. Dalam pengelolaan keuangan di tingkat Sekolah, Wakil Dekan SKP dibantu oleh Kepala Tata Usaha (KTU), Kepala Seksi Keuangan, dan Pengelola Keuangan Unit (PKU). Secara lebih terperinci, alur keuangan sekolah dijelaskan pada Gambar 19.

Gambar 19 Alur keuangan dari IPB ke tingkat unit

Dana yang diperoleh Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis bersumber dari

Perguruan Tinggi (IPB), Kemerinstekdikti, dan sumber lain berupa Dana Masyarakat (UKT program reguler dan kelas internasional) dan dana kerjasama, layanan kepakaran, dan Rumah Sakit Hewan Pendidikan. Dalam penyelenggaraan program pendidikan, estimasi Biaya Kuliah Tunggal (BKT) per mahasiswa per semester adalah Rp25.000.000. Adapun besaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang merupakan BKT dikurangi biaya yang ditanggung pemerintah bervariasi sesuai dengan kondisi sosial-ekonomi mahasiswa dan dibagi ke dalam beberapa golongan. Per tanggal 27 Februari 2019 melalui Surat Keputusan Rektor Nomor 66/IT3/KU/2019, besaran UKT Fakultas Kedokteran Hewan ditetapkan seperti pada Tabel 18.

Musyawarah Perencanaan

Pembangunan Tahunan Penyusunan

RKAT IPB Penyusunan RKAT Unit

Pengelolaan oleh Direktorat Keuangan dan

Akuntansi Pengelolaan

oleh Unit

Page 104: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

94

Tabel 18 UKT Fakultas Kedokteran Hewan IPB

Fakultas Uang Kuliah Tunggal (Rp/semester) I II III IV V

Kedokteran Hewan 2.400.000 5.000.000 8.000.000 10.000.000

12.000.000

Bagi mahasiswa yang masuk melalui jalur UTM dan jalur Undangan Seleksi

Khusus IPB dikenakan Biaya Pengembangan Institusi dan Fasilitas (BPIF). BPIF ini murni digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di lingkungan IPB. Mahasiswa program sarjana yang diterima melalui jalur Seleksi Undangan Khusus untuk Ketua OSIS ataupun siswa berprestasi internasional dan nasional dikenakan paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari besaran BPIF. BPIF dibayarkan hanya satu kali pada saat registrasi sebagai mahasiswa baru IPB. Besaran BPIF sesuai dengan Surat Keputusan Rektor Nomor 110/IT3/KU/2019 tanggal 25 April 2019 adalah Rp.45.000.000. Besar BPIF bagi mahasiswa baru yang masuk melalui jalur Program Internasional berdasarkan Surat Keputusan Rektor IPB Nomor 109/IT3/KU/2019 Tanggal 25 April 2019 adalah paling sedikit Rp.75.000.000.

Dengan perubahan format fakultas menjadi sekolah, jumlah mahasiswa yang diterima akan bertambah seiring dengan penambahan Prodi S1 Biomedis sehingga dana yang diperoleh dengan faktor jumlah mahasiswa akan turut meningkat. Selain itu, pembentukan Prodi S1 Biomedis akan menambah peluang kerja sama dengan berbagai stakeholder sehingga perolehan dana melalui kerja sama diprediksi akan meningkat. Tabel 19 Perkiraan jumlah mahasiswa di Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis

Program Studi Daya Tampung SNMPTN SBMPTN Mandiri (UTM) Total

Kedokteran Hewan 66 58 41 165 Biomedis (tahun pertama) 25 15 10 50 Biomedis (tahun kedua) 27 20 13 60 Biomedis (tahun ketiga) 28 25 17 70

Jejaring dan Kerjasama

Adapun jejaring dan kerjasama Program Studi biomedis diantaranya adalah industri seperti life-science biomedis, vaksin, obat-obatan, bidang Pendidikan (perguruan tinggi), lembaga pemerintah, manajemen, pengusaha, lembaga penelitian, forensik, rumah sakit, dan laboratorium klinik. Selain itu, peluang pengembangan kerjasama juga dapat dilakukan pada skala Internasional, diantaranya seperti asosiasi biomedis Internasional. Tabel 20 Mitra kerjasama FKH IPB yang terkait dengan bidang biomedis

No

Mitra Kerjasama Bentuk kerjasama

1. PT. Medion Pengujian toksisitas obat 2. Bayer (South East Asia) Pengujian toksisitas obat 3. Pt. Sistar Indonesia Pengujian toksisitas 4. Kolegium Bedah Anak Indonesia dan UKK

Endolaparoskopik Bedah Anak Perbani Kerjasama dalam program Pendidikan dan Pelatihan Bedah Endolaparoskopik Beda Anak

5. PT Bundamedik

Pengembangan serta pertukaran tentang pemanfaatan IPTEK di bidang medis dan kesehatan reproduksi

Page 105: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

95

6. PT. Boehringer Ingelheim Indonesia dengan FKH IPB

Kerjasama Penelitian Uji Lapang Volvac AC Plus ND+IB+EDS KV

7. PT Mega Medika Mandiri kerjasama uji lapang produk rapid tes 8. PT Lohmann Animal Health Indonesia /

Drh Haryono Jatmiko

Surat Perjanjian tentang Uji Cross Reaction antara vaksin Avipro Salmonela Vac E dengan Salmonela Enteritidis, S. Pulloru dan S. Typhiumrium Isolat Indonesia

Tahapan Implementasi

Implementasi perubahan Fakultas Kedokteran Hewan menjadi SKHB merupakan tahapan yang berjalan sesuai dengan rencana strategis (Renstra) IPB. Rencana strategis (Renstra) adalah dokumen perencanaan lima tahunan IPB yang berisi visi, misi, nilai-nilai, tujuan dan strategi pengembangan yang disusun sesuai dengan sistematika tertentu, serta berpedoman pada perencanaan dan penganggaran yang dikeluarkan pemerintah, sumber pendanaan masyarakat, hibah dan mitra kerjasama institusional dengan mempertimbangkan aspek-aspek internal dan eksternal yang mempengaruhi dan mungkin akan mempengaruhi keberhasilan mencapai tujuan yang ditetapkan. Sesuai dengan rencana strategis IPB periode 2019-2023, memiliki fokus pengembangan berupa penguatan berbasis riset atau Research-Based University (RBU) yang juga sebagai langkah awal transformasi menuju Techno-Socio-Entrepreneurial University pada rencana jangka panjang selanjutnya. Visi IPB dalam rangka menjawab tantangan era industri 4.0 dan menyelaraskan dengan visi jangka panjang IPB pada periode tahun 2019 - 2023 adalah menjadi perguruan tinggi berbasis riset dan terdepan dalam inovasi untuk kemandirian bangsa menuju techno-socio enterpreneurial university yang unggul di tingkat global, pada bidang pertanian, kelautan, dan biosains tropika. Bidang pertanian, kelautan, dan biosains tropika merupakan tiga bidang strategis yang menjadi mandat IPB sesuai dengan statuta IPB, yang meliputi rumpun ilmu pertanian dan ilmu-ilmu terkait yang mendukung perkembangan dan pembangunan pertanian dalam arti luas untuk kemajuan bangsa Indonesia. Ilmu kesehatan merupakan salah satu bidang ilmu yang mendukung perkembangan dan pembangunan pertanian Indonesia. Maka, peningkatan ilmu kesehatan sangat perlu dilakukan dalam mendukung perkembangan dan pembangunan pertanian sesuai dengan visi di dalam Renstra IPB 2019 – 2023.

Peningkatan ilmu kesehatan di bidang biomedis dapat mendukung penguatan Research-Based University melalui realisasi pengembangan Sekolah Kedokteran ke depannya. Hal ini dapat didukung penuh dengan pembentukan Program Studi Biomedis, diawali dengan transformasi Fakultas Kedokteran Hewan menjadi Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB). Pembentukan Program Studi Biomedis sebagai salah satu pemenuhan sasaran Renstra IPB dan program kerja Rektor dalam mendukung penguatan Research-Based University dengan bertambahnya inovasi dan riset yang berkaitan dengan kesehatan dan bidang biomedis. Selain itu juga dapat membuka wawasan ilmu yang lebih luas di bidang kesehatan. Skenario pentahapan transformasi SKHB dan pembentukan Program Studi Biomedis dapat dilihat pada Gambar 20.

Page 106: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

96

Gambar 20 Skenario pentahapan transformasi SKHB dan pembentukan Program Studi

Biomedis

Penyusunan Naskah Akademik SKHB dan Program Studi Biomedis Sharing best practice: Penyelenggaraan sosialisasi pemantapan

untuk memperkenalkan Program Studi Biomedis dengan mengundang narasumber dalam bidang biomedis, baik lokal maupun regional yang ada di Indonesia dan negara lain.

Tahun 2020

Target pengajuan draft Naskah Akademik SKHB ke IPB

September 2020

Perubahan struktur dan nama Fakultas Kedokteran Hewan menjadi Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB).

Pembentukan tim khusus bertujuan untuk mempersiapkan pembentukan Program Studi Biomedis dalam segi struktur organisasi dan kurikulum pendidikan.

Awal Tahun 2021

Pembukaan Program Studi Biomedis (S1)

September 2021

Pelaksanaan evaluasi dan akreditasi Program Studi Biomedis

Tahun 2022

Pelaksaan evaluasi Program Studi Biomedis

Tahun 2023

Page 107: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

97

PUSTAKA ACUAN

1. Ardhian M. 2017. BPS Catat Industri Farmasi Tumbuh Paling Tinggi di 2016. KATADATA [Internet]. [diunduh 17 April 2018]. Tersedia pada: https://katadata.co.id/berita /2017/02/01/bps-industri-farmasi-tumbuh-palingtinggi-di-2016.

2. Damanik C. 2013. Lulusan 10 Jurusan Ini Paling Mudah Cari Kerja. Kompas.com [internet]. [diunduh 17 April 2018]. Tersedia pada: https://nasional.kompas.com/read/ 2013/03/09 /07563955/lulusan.10.jurusan.ini.paling.mudah.cari.kerja.

3. Rencana Strategis Institut Pertanian Bogor 2014-2018. 4. Rencana Jangka Panjang IPB 2018-2045 . 5. [Kemenkes] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.. 2016. Laporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016. Jakarta (ID): Kemenkes. 6. [PDHI] Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia. 2013. Revitalisasi Program Pendidikan

Kedokteran Hewan. Jakarta (ID): PDHI. 7. Priosoeryanto BP dan I Arifiantini. 2014. The history of the veterinary profession and

education in Indonesia. ARGOS. 50(5):342-345. 8. [Setkab] Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Presiden Jokowi Terbitkan Inpres

Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan. Setkab [Internet]. [diunduh 17 April 2018]. Tersedia pada: http://setkab.go.id/presiden-jokowi-terbitkan-inpres-percepatan-pengembangan-industri-farmasi-dan-alat-kesehatan/.

9. [UC] University of Califronia. 2015. An Era of Change: A Closer Look at Veterinary Education and Practice. Califronia (US): University of Califronia.

Page 108: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

98

LAMPIRAN

Page 109: NASKAH AKADEMIK SKHB Baru

99