20
1 I. IDENTITAS PASIEN  Nama : Nn. ER  No.Rekam Medik : 154789 Jenis kelamin : Perempuan Tempat, tanggal lahir : Bogor, 29 Mei 1990 Usia : 23 tahun Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : Tidak Bekerja Status pernikahan : Belum Menikah Alamat : Kp. Nangkasari Tiga Rt 01/01 Desa Pamijahan, Kec. Pamijahan, Kab.Bogor, Jawa Barat Diantar oleh : Ayah dan Ibu Masuk IGD Psikiatri : 30 Oktober 2013 Masuk Kresna Wanita : 30 Oktober 2013 Masuk Utari : 04 November 2013 II. RIWAYAT PSIKIATRI Anamnesis diperoleh dengan autoanamnesis pada tanggal 7 dan 8  November 2013 di ruang Utari RSMM ser ta alloanamnesis kepada ibu, nenek dan saudara pasien pada tanggal 9 November 2013 di kediaman pasien. A. Keluhan Utama Pasien datang dengan keluhan marah-marah dan merusak ART sejak ± 1 minggu SMRS. B. Riwayat gangguan sekarang Pasien datang ke IGD psikiatri RSMM pada tanggal 30 Oktober 2013 diantar oleh ibu dan saudaranya karena ia marah-marah dan merusak ART sejak ± 1 minggu SMRS.

Naskah Ujian Psikiatri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Case Psikiatri

Citation preview

I. IDENTITAS PASIEN

Nama: Nn. ERNo.Rekam Medik: 154789Jenis kelamin: PerempuanTempat, tanggal lahir: Bogor, 29 Mei 1990Usia : 23 tahunAgama: Islam Pendidikan : SMAPekerjaan: Tidak BekerjaStatus pernikahan: Belum MenikahAlamat: Kp. Nangkasari Tiga Rt 01/01 Desa Pamijahan, Kec. Pamijahan, Kab.Bogor, Jawa BaratDiantar oleh: Ayah dan IbuMasuk IGD Psikiatri: 30 Oktober 2013Masuk Kresna Wanita: 30 Oktober 2013Masuk Utari: 04 November 2013

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Anamnesis diperoleh dengan autoanamnesis pada tanggal 7 dan 8 November 2013 di ruang Utari RSMM serta alloanamnesis kepada ibu, nenek dan saudara pasien pada tanggal 9 November 2013 di kediaman pasien.

A. Keluhan UtamaPasien datang dengan keluhan marah-marah dan merusak ART sejak 1 minggu SMRS.

B. Riwayat gangguan sekarangPasien datang ke IGD psikiatri RSMM pada tanggal 30 Oktober 2013 diantar oleh ibu dan saudaranya karena ia marah-marah dan merusak ART sejak 1 minggu SMRS. Saat ditemui, pasien mengatakan sering marah-marah karena banyak keinginannya yang tidak bisa diberikan oleh orangtua serta dilarang jajan makanan di warung sehingga pasien sering merusak alat-alat rumah tangga bahkan memecahkan kaca jendela dan merusak pintu untuk melampiaskan kemarahannya. Pasien sering keluyuran sembari berbicara dan tertawa sendiri. Selain itu pasien mengeluhkan sulit tidur setiap malam. Pasien berkata bahwa ia tidak sedang sakit apapun termasuk gangguan jiwa.Pasien juga sering melihat sosok bayangan berwarna hitam seorang wanita yang sering pasien lihat di dapur, pasien mengatakan bahwa sosok itu bernama Setan Jumrah. Setan Jumrah itu sering membuat pasien takut karena wajahnya yang jelek serta sering berbicara dengan bahasa yang tidak dimengerti oleh pasien. Setan itu baru menghilang jika pasen mengatakan kata Husss sambil berusaha untuk menyingkirkannya dari dapur. Hal ini dirasakan jika pasien sedang sendirian.Pasien mengatakan bahwa dia pernah mencakar ibunya dengan tangan kanan, namun perbuatan itu dilakukan tanpa sengaja dan ia tidak tahu kenapa ia melakukan perbuatan tersebut. Ia merasa bahwa ibunya lebih sayang kepada adiknya dan sering memarahi pasien. Selain itu, pasien tidak suka bergaul dan lebih suka menyendiri.Menurut keluarga, prilaku pasien berubah semenjak pasien tidak mau minum obat sejak 1 bulan yang lalu. Sebelumnya pasien rutin kontrol ke RSMM tiap bulan. Keluarga sering memaksanya untuk minum obat namun setiap dipaksa pasien marah-marah dan memaki-maki ibu dan neneknya. Bahkan pasien pernah menumpahkan air yang ada di gelas ke muka neneknya kemudian memukulkan gelasnya ke kepala neneknya sehingga berdarah dan harus di jahit di puskesmas. Menurut keluarga, nenek sering menjadi sasaran pukulan dan kemarahan pasien namun nenek hanya diam dan menangis.Keluarga mengatakan pasien sering masuk ke rumah warga dan mengambil barang-barang warga mulai dari makanan sampai barang elektronik seperti leptop serta mengatakan kepada keluarganya bahwa barang-barang tersebut adalah barang milik pasien. Keluarga selalu mengatakan bahwa barang yang diambil pasien adalah bukan barangnya, namun pasien tetap yakin bahwa barang tersebut adalah miliknya.Oleh karena hal diatas tersebut, keluarga membawa pasien ke RSMM untuk mendapatkan perawatan agar kondisinya menjadi lebih baik.

C. Riwayat Ganguan Sebelumnya1. Riwayat Gangguan PsikiatriPasien dirawat di RSMM yang ketiga kalinya, pertama kali pada tahun 2009, kedua bulan Januari tahun 2012 dan ketiga bulan November tahun 2013. Menurut keluarga, sebenarnya pasien sudah menunjukkan kelainan perilaku seperti sering marah-marah dan memukul orangtua sejak kelas 2 SMA. Pasien sering merasa gelisah, ketakutan dan selalu berprasangka buruk terhadap orang-orang di sekitarnya. Pasien menjadi jarang bergaul dengan teman-temannya, dan jika temannya datang ke rumah, pasien tidak mau menemui mereka, pasien lebih senang sendiri. Pasien mengaku tidak pernah berani menemui atau mengajak temannya baik laki-laki maupun perempuan ke rumahnya karena takut dimarahi ibu pasien. Karena sering mengamuk dan merusak ART, keluarga membawanya ke RSMM pada tahun 2009. Pasien dirawat selama kurang lebih 1 bulan kemudian pasien rutin berobat jalan. Awalnya pasien selalu rutin minum obat, namun setelah kondisinya dirasakan membaik pasien malas minum obat dan sering memarahi ibu dan neneknya ketika dipaksa minum obat.Pada bulan Januari 2012 pasien dibawa ke RSMM karena mengalami gejala yang serupa yaitu sering marah-marah dan merusak ART. Bicara sendiri dan tertawa sendiri. Pasien juga sering membentak orangtuanya. Mudah tersinggung dan susah tidur. Selain itu, pasien sering keluyuran bahkan suka berjalan menuju kuburan pada malam hari. Hal ini dilakukan setelah pasien melihat sosok laki-laki yang berjubah mirip seorang wali yang menyuruh pasien untuk pergi ke kuburan. Suruhan itu pasien lakukan karena pasien merasa bahwa yang menyuruhnya adalah orang baik.

2. Riwayat Gangguan MedisPasien tidak pernah mengalami cedera kepala, kejang, diabetes melitus, asma, penyakit jantung dan penyakit paru. Pasien tidak pernah dirawat selain karena gangguan jiwanya.

3. Riwayat Penggunaan Zat PsikoaktifPasien menyangkal menggunakan obat-obatan terlarang, merokok dan meminum alkohol.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi 1. Prenatal dan perinatal Selama mengandung pasien, ibu rajin memeriksakan kandungannya ke Puskesmas. Selama kehamilan ibu pasien tidak pernah sakit yang menyebabkannya dirawat maupun operasi. Pasien lahir cukup bulan, spontan, dan normal dengan pertolongan bidan Puskesmas.

2. Masa kanak awal (0-3 tahun) Pasien tumbuh dan berkembang sehat sesuai dengan usianya seperti anak lainnya. Pasien menerima ASI dari ibu selama 2 tahun kurang. Ia tinggal dan mendapatkan kasih sayang yang cukup dari kedua orang tuanya.

3. Masa kanak pertengahan (3-11 tahun)Pasien menjalani pendidikan Sekolah Dasar di Pamijahan, Bogor. Pasien tidak pernah tinggal kelas selama duduk di bangku Sekolah Dasar. Pasien selalu juara kelas, pasien sangat pintar. Menurut keluarga pasien, ia selalu langsung pulang setelah sekolah dan langsung belajar dikamar. Di rumah, pasien merupakan anak yang pendiam dan memiliki sedikit teman dan di lingkungan rumah, pasien merupakan seorang anak yang jarang bergaul dan hanya mempunyai beberapa teman dekat di dekat rumahnya.

4. Masa Kanak Akhir dan RemajaPasien menjalani pendidikan Sekolah Menengah Pertama. Kemudian pasien melanjutkan sekolahnya di Sekolah Menengah Atas. Selama pendidikan di SMP pasien tidak pernah tinggal kelas, ia tidak suka bergaul. Saat inilah pasien mulai menyukai lawan jenis hanya ia takut. Namun selama pendidikan SMA kelas II pasien memutuskan untuk keluar dari sekolah akibat gejala yang diderita pasien yang mengharuskan dirawat di RSMM. Padahal saat itu sedang berlangsung ujian akhir sekolah. Setelah selesai dirawat, ia memutuskan untuk melanjutkan SMA namun pihak sekolah mewajibkan untuk memulai sekolah dari kelas II SMA lagi. Karena hal itu, akhirnya pasien memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah lagi.

5.Masa-masa DewasaRiwayat PendidikanPasien hanya menjalani pendidikan di SD, SMP, dan SMA kelas II tidak selesai dikarenakan gejala yang dialami pasien yang mengharuskan dirawat di RSMM.

Riwayat PekerjaanPasien tidak pernah bekerja dan hanya tinggal dirumah, bergantung dengan ayah dan ibunya.

Riwayat Pernikahan/Berpacaran/ Berpasangan/PsikoseksualPasien mulai menyukai lawan jenis sejak SMP. Ia mengatakan pernah mengalami cinta segitiga. Pasien belum menikah.

Riwayat AgamaPasien beragama Islam dan mengaku rajin shalat 5 waktu namun terkadang lupa shalat subuh karena bangun kesiangan. Pasien juga rajin membaca Al-Quran.

Aktivitas SosialPasien tidak memiliki kegiatan sosial di lingkungannya. Pasien jarang keluar rumah sebab pasien merasa malu karena dia mengalami gangguan jiwa.

Riwayat Pelanggaran HukumPasien tidak memiliki riwayat berurusan dengan polisi atau pelanggaran hukum lainnya.

E. Situasi kehidupan sekarangPasien tinggal bersama nenek, ibu, ayah tiri dan satu orang adik laki-lakinya. Pasien bersama keluarganya tinggal di rumah kontrakan. Ibu dan ayahnya bekerja serabutan dan adiknya bekerja di Jakarta. Biaya hidup keluarga diperoleh dari hasil kerja ibu dan ayahnya yang dirasakan masih kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

F. Riwayat KeluargaPasien merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Pasien mempunyai satu orang adik laki-laki, belum menikah dan bekerja di Jakarta. Ayah kandung pasien meninggal saat berusia lima tahun. Kemudian ibunya menikah lagi.

GENOGRAM

G. Persepsi Pasien tentang Diri dan KehidupanPasien menyadari ia sakit jiwa, tetapi ia tidak tahu penyebabnya

H. Impian, Fantasi, dan Nilai-NilaiSaat ini pasien ingin pulang ke rumah, bertemu dengan keluarganya. Pasien bercita-cita ingin melanjutkan pendidikan SMA paket C. Pasien masih memiliki semangat untuk belajar.

III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

Berdasarkan pemeriksaan pada tanggal 31 Januari 2012 :

A. Deskripsi Umum1. PenampilanPasien seorang wanita berpenampilan sesuai umur, berperawakan pendek, rambut hitam dan panjang, serta berkulit sawo matang. Pada saat pemeriksaan pasien memakai seragam RSMM berwarna biru, dan beralas kaki. Kuku tangan dan kaki tidak panjang.2. KesadaranPasien kompos mentis, dapat mengenal waktu, tempat, dan orang. 3. Perilaku dan aktivitas psikomotorSelama pemeriksaan pasien tampak tenang, tidak ada gerakan streotipik. Kontak mata dengan pemeriksa baik.4. PembicaraanPasien berbicara spontan, lancar, volume cukup, artikulasi jelas, perbendaharaan kata cukup.5. Sikap terhadap pemeriksaPasien menunjukkan sikap kooperatif.

B. Mood dan AfekMood: EutimAfek: TumpulKeserasian : Terdapat keserasian antara emosi dan isi pembicaraan

C. Gangguan Persepsi Halusinasi auditorik berupa mendengar suara dari Setan Jumrah yang bahasanya tidak dimengerti oleh pasien dan mendengar suara dari sosok yang mirip seorang wali yang menyuruh pasien untuk pergi ke kuburan. halusinasi visual berupa melihat kuntilanak dan bayangan hitam.

D. PikiranProses dan Bentuk Pikir : KoherenIsi Pikir:

E. Kesadaran dan Kognisi1. Taraf Kesadaran: Compos mentis2. OrientasiWaktu: Baik, pasien mengetahui hari, tanggal tahun saat ditanya.Tempat : Baik, pasien mengetahui dimana ia berada sekarang.Orang: Baik, pasien mengenali pemeriksa.3. Daya IngatSegera: Baik, pasien dapat menyebutkan nama-nama benda yang disebutkan pemeriksa.Jangka Pendek: Baik, pasien dapat menceritakan kegiatan pada hari itu.Jangka menengah: Baik, pasien dapat menceritakan kegiatan satu minggu sebelumnyaJangka Panjang: Baik, pasien dapat menceritakan masa lalunya. Misalnya masa kecil.4. Konsentrasi Baik, pasien mampu mengurangi 100 dikurangi 7 hanya satu kali 5. Perhatian: pasien sangat mudah teralihkan terhadap stimulus eksternal (distraktibilitas)6. Kemampuan membaca dan menulisBaik, pasien dapat membaca tulisan yang ditunjuk pemeriksa dan menuliskan sebuah kalimat.

7. Pikiran abstrakBaik, pasien dapat mengetahui persamaan jeruk dan apel. Pasien juga mengerti peribahasa yang umum seperti air susu dibalas dengan air tuba.8. Kemampuan visuospasialBaik, pasien mampu menggambarkan bangunan berbentuk segi tiga dan segi empat.9. Intelegensia dan informasiIntelegensia baik, pasien dapat menghitung penjumlahan dan perkalian. Kemampuan informasi juga baik, pasien mengetahui nama presiden saat ini. 10. Kemampuan menolong diriBaik, pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari sendiri.

F. Pengendalian ImpulsPasien dapat mengendalikan dirinya dan bersikap sopan selama proses wawancara.

G. Daya nilai dan tilikan1. Daya nilai sosial :Baik, pasien bersikap sopan selama wawancara. Pasien juga menyadari bahwa memukul adinya itu merupakan hal yang tidak baik.2. Uji Daya nilai: Baik. Pasien mengatakan apabila menemukan dompet di jalan maka akan diambil kemudian ditanyakan kepemilikan atas dompet itu. Jika tidak ada yang mengakuinya maka pasien aakan mengambilnya.3. Penilaian realita : Terdapat gangguan dalam menilai realita, pasien perrnah memiliki halusinasi auditorik dan visual.

4. Tilikan: Tilikan I yaitu pasien menyangkal bahwa dirinya sakit.

H. Taraf dapat dipercaya Secara keseluruhan pasien dapat dipercaya.

IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT

A. Status Internus (Pemeriksaan tanggal 7 November 2013)Keadaan umum: BaikKesadaran: Kompos mentisTekanan darah: 110/70 mmHgFrekuensi napas: 18x/menitFrekuensi nadi: 80x/menit, teratur, kuatSuhu: 36,5 CKulit: Sawo matang, kesan normalKepala: Tidak ada deformitasRambut: Tidak berambutMata: Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterikTHT : Serumen telinga(-), deviasi septum pada hidung (- ), tenggorok tidak ada kelainan.Gigi dan mulut: gigi geligi lengkap, gingsul, Oral Hygiene cukup baikLeher: Pembesaran KGB (-)Jantung: Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop(-)Paru: Simetris, vesikuler, rh-/-, wh-/-Abdomen: Datar, lemas, bising usus (+) normalEkstremitas: Akral hangat, edema (-)

B. Status Neurologis1. GCS: 15 (E4,V5,M6)2. Kaku kuduk: (-)3. Pupil: Bulat, isokhor, reflex cahaya langsung-tak langsung +/+4. Kesan parase nervus kranialis: (-)5. Motorik: Kekuatan dan tonus baik, rigiditas (-), spasme (-), hipotoni (-), eutrofi, gangguan keseimbangan dan koordinasi (-)6. Sensorik: gangguan sensibilitas (-)7. Reflex fisiologis: Normal8. Gejala ekstrapiramidal : (-)9. Gaya berjalan dan postur tubuh: Normal10. Stabilitas postur tubuh: Normal11. Tremor di kedua tangan : (-)

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien seorang perempuan, berusia 23 tahun, bertempat tinggal di Pamijahan Bogor, belum menikah, tidak bekerja, beragama Islam, dan pendidikan terakhir SMA kelas II. Pasien datang ke IGD psikiatri RSMM pada tanggal 30 Oktober 2013 diantar oleh ibu dan saudaranya karena ia marah-marah dan merusak ART sejak 1 minggu SMRS disertai melakukan kekerasan, sering keluyuran, bicara dan tertawa sendiri, melihat dan mendengar suara dari Setan Jumrah, mengakui barang milik orang lain tidak suka bergaul dan lebih suka menyendiri. Pasien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya dan pernah dirawat yaitu tahun 2009 dan 2012 kemudian rawat jalan di RSMM sejak tahun 2009, tidak teratur minum obat. Tidak terdapat riwayat kejang dan cedera kepala. Tidak pernah merokok, minum alkohol, dan obat terlarang. Keluarga pasien mengalami kesulitan dalam masalah ekonomi. Pasien adalah seorang anak yang pendiam, pemalu, dan jarang bergaul saat masih bersekolah. Pasien lebih suka menyendiri.Dari pemeriksaan fisik didapatkan bahwa secara keseluruhan dalam batas normal. Dari pemeriksaan status mental tampak seorang perempuan berpenampilan sesuai umur, tampak tenang, giggling (-), grimaces (-),kooperatif dan perawatan diri cukup baik. Mood pasien eutim dengan afek tumpul dan serasi. Pasien berbicara spontan, lancar, volume cukup, artikulasi jelas, perbendaharaan kata cukup. Terdapat gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik dan visual. Proses pikir pasien koheren dengan isi pikir. Pengendalian impuls baik. Daya nilai sosial dan uji daya nilai baik sedangkan penilaian realita terdapat gangguan, dan tilikan derajat I.

VI. FORMULASI DIAGNOSIS

Pada pasien terdapat pola perilaku atau psikologis yang secara bermakna dan khas berkaitan dengan suatu gejala yang menimbulkan hendaya (disfungsi) dalam berbagai fungsi psikososial dan pekerjaan. Terdapat pula penderitaan (disstres) yang dialami oleh pasien. Dengan demikian dapat disimpulkan pasien mengalami gangguan jiwa.

1. Diagnosis Aksis I

Berdasarkan anamnesis, pasien tidak memiliki riwayat cedera kepala, riwayat tindakan operatif, dan riwayat kondisi medik lain yang dapat secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi fungsi otak. Berdasarkan pemeriksaan fisik juga tidak ditemukan kondisi medis umum yang dapat mempengaruhi fungsi otak. Pasien tidak mengalami gangguan yang bermakna yang menimbulkan gangguan jiwa. Oleh karena itu, gangguan mental organik (F00-09) dapat disingkirkan.Pada pasien tidak ditemukan riwayat penggunaan zat psikoaktif dan alkohol dari anamnesis. Sehingga diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif (F10-19) dapat disingkirkan.Pada pasien terdapat gejala-gejala psikotik seperti halusinasi auditorik, halusinasi visual dan juga terdapat ide-ide paranoid. Dari gejala dan tanda diatas, diagnosis lebih diberatkan pada F.20.0 yaitu gangguan schizofrenia paranoid, dimana terdapat gejala dan tanda halusinasi auditorik, halusinasi visual, dan ide paranoid yang cukup menonjol.

2. Diagnosis Aksis IIBerdasarkan anamnesis yang dilakukan, didapatkan ciri kepribadian yang khas yaitu cenderung menyendiri dan pendiam (skizoid).

3. Diagnosis aksis IIIPada pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya kelainan.

4. Diagnosis aksis IVBerdasarkan anamnesis, permasalahan berkaitan dengan keluarga, perekonomian dan kepatuhan minum obat.

5. Diagnosis Aksis VBerdasarkan skala Global Assesment of Functioning (GAF) dalam satu tahun terakhir the high level past year (HLPY) adalah 61-70 (gejala ringan dan menetap,disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik). Skala GAF pada saat pemeriksaan current didapatkan nilai 65 (gejala ringan dan menetap,disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik).

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I: F.20.0 Skizofrenia paranoidAksis II: Ciri kepribadian skizoidAksis III : Tidak ada diagnosisAksis IV : Permasalahan berkaitan dengan keluarga, perekonomian dan kepatuhan minum obat.Aksis V : GAF current = 65 , GAF HPLY= 61-70

VIII. DAFTAR MASALAH

a. Organobiologis: Tidak ditemukan kelainanb. Psikolog: Halusinasi auditorik dan visualc. Sosial ekonomi: Keluarga, perekonomian, dan kepatuhan minum obat.

IX. RENCANA TERAPI

1. PsikofarmakaHaloperidol3x5mgChlorpromazine1x100mgTrihexyphenidyl 3x2mg

2. Psikoterapi :Psikoterapi dilakukan bersamaan dengan pemberian psikofarmaka, dilakukan terhadap pasien dan keluarga.

Terhadap Pasien Pasien diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mengungkapkan isi hatinya atau permasalahan yang sedang dihadapinya, sehingga pasien lebih merasa tenang dan berarti. Memberikan psikoterapi suportif dengan memotivasi pasien untuk terus minum obat teratur, memiliki semangat untuk sembuh, memberikan dukungan terhadap hal positif yang dilakukan pasien. Memberikan psikoterapi Reedukatif yaitu memberikan edukasi dan informasi tentang penyakit yang dideritanya, yaitu gejala, dampak, faktor penyebab, cara pengobatan, prognosis dan kekambuhan. Selain itu, harus dijelaskan pula bahwa pengobatan akan berlangsung lama, adanya efek samping obat dan pengaturan dosis obat hanya boleh diatur oleh dokter. Pasien diharuskan mengisi waktunya dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, tidak banyak tidur, melamun dan menyendiri.

Terhadap Keluarga Memberikan informasi dan edukasi tentang penyakit yang diderita pasien, gejala-gejala, dampak-dampak faktor-faktor penyebab, cara pengobatan, prognosis dan kekambuhan. Menjelaskan bahwa pengobatan akan berlangsung lama, adanya efek samping obat dan pengaturan dosis obat hanya boleh diatur oleh dokter. Keluarga harus menjadi perawat utama, yaitu berpartisipasi dalam pengobatan pasien, bersikap sabar, menjadi sosok yang hangat dan pendengar yang baik bagi pasien. Membuatkan agenda kegiatan yang bermanfaat untuk pasien. Menciptakan suasana rumah atau tempat sekitar pasien nyaman. Memberikan informasi dan percontohan kepada keluarga terkait keluarga kecil bahagia. Sehingga keluarga dapat meminimalisir segala bentuk perselisihan dan kekerasan di dalam rumah. Memberikan motivasi kepada keluarga agar selalu sabar, berdoa dan berserah kepada Allah SWT atas kesembuhan pasien.

X. PROGNOSIS

Faktor yang mendukung prognosis :1. Kemauan pasien untuk sembuh agar dapat menjalani kehidupan yang lebih baik. 2. Kondisi pasien masih baik dan kemampuan merawat diri sendiri masih baik.3. Keluarga yang sangat mendukung pengobatan pasien.4. Keluarga sangat menyayangi pasien.

Faktor yang memperburuk prognosis :1. Pasien tidak sadar bahwa dirinya sakit 2. Minum obat tidak teratur3. Adanya riwayat gangguan jiwa sebelumnya.4. Pasien tidak bekerja5. Memiliki ciri kepribadian skizoid6. Penghasilan keluarga dibawah rata rata

PrognosisQuo ad vitam: BonamQuo ad funtionam: BonamQuo ad sanactionam: Dubia

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI Direktorat Jendral Pelayanan Medik. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III (PPDGJ III). Depkes RI: 1993. Maslim, rusdi. PPDGJ III diagnosis gangguan jiwa: pt.Nuh Jaya-Jakarta 2001 Maslim, Rusdi. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Edisi ketiga. 2001 Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & sadocks Synopsis of Psikiatry: Behavioral Sciences/ Clinical Psychiatry. 10th ed. USA: Lippincott, Williams and Wilkins: 2007.

LAMPIRAN

Genogram Riwayat Keluarga

Grafik perjalanan penyakit

Denah Rumah

19

W

Kamar mandiDapurRuang TamuLuas bangunan sekitar 3x5 m, dihuni 5 orangKamar TidurKamar TidurLantai 1Lantai 2ccc= laki-laki= perempuan= pasien= gangguan jiwacc= tinggal serumah