6
Sekretaris : Selamat Pagi, Bu. (bersalaman). Kami telah mensurvei tempat Ibu dan kami berencana untuk membeli tempat tersebut, rencananya kami akan membangun sebuah perumahan disana. Apa benar ibu akan menjual tempat ibu tersebut? Pemilik Tanah : Iya benar. : Kira-kira berapa harga yang ibu patok untuk tanah ibu itu? Direktur Pemilik Tanah : 2M mungkin mewakili. Sekretaris : Apa gak terlalu mahal, Bu? bagaimana dengan 1,5 M? Kakak Pemilik Tanah : Wah turun jauh. Tempat itu sangat bagus, sangat strategis, fasilitas disana hampir lengkap, disamping itu banyak tempat wisata pantai umum yang dapat menunjang kemajuan usaha perumahan kalian. Direktur : Begini saja, bagaimana dengan 1,6 M? Pemilik Tanah : Masih jauh, Bu. yaudah begini saja, 1,8M bagaimana? ya itu pun kalau ibu setuju, kalau tidak saya tidak akan lepas tanah itu. Sekretaris : Gimana bu? apa gak kemahalan? Direktur : Mungkin itu harga yang pas untuk tanah ibu ini. Direktur : Oke bu, saya setuju dengan harga 1,8M. terimakasih atas kerjasamanya. P. Tanah dan Kakaknya : Oh iya, Bu. sama-sama.

Negosiasi Tugas Bin

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tyugas

Citation preview

Page 1: Negosiasi Tugas Bin

Sekretaris : Selamat Pagi, Bu. (bersalaman). Kami telah mensurvei tempat Ibu dan kami berencana untuk membeli tempat tersebut, rencananya kami akan membangun sebuah perumahan disana. Apa benar ibu akan menjual tempat ibu tersebut? Pemilik Tanah : Iya benar.

: Kira-kira berapa harga yang ibu patok untuk tanah ibu itu?

Direktur

Pemilik Tanah : 2M mungkin mewakili. Sekretaris : Apa gak terlalu mahal, Bu? bagaimana dengan 1,5 M? Kakak Pemilik Tanah : Wah turun jauh. Tempat itu sangat bagus, sangat strategis, fasilitas

disana hampir lengkap, disamping itu banyak tempat wisata pantai

umum

yang dapat menunjang kemajuan usaha perumahan kalian. Direktur : Begini saja, bagaimana dengan 1,6 M? Pemilik Tanah : Masih jauh, Bu. yaudah begini saja, 1,8M bagaimana? ya itu pun kalau ibu setuju, kalau tidak saya tidak akan lepas tanah itu. Sekretaris : Gimana bu? apa gak kemahalan? Direktur : Mungkin itu harga yang pas untuk tanah ibu ini. Direktur : Oke bu, saya setuju dengan harga 1,8M. terimakasih atas kerjasamanya. P. Tanah dan Kakaknya : Oh iya, Bu. sama-sama.

Page 2: Negosiasi Tugas Bin

Berikut ini contoh percakapan negosiasi antara orang yang ingin membeli laptop dan pelayan toko.

Membeli Laptop Pelayan: Selamat datang di toko kami. Ada yang bisa saya bantu? Pembeli: Begini Mas. Saya ingin beli laptop. Pelayan: Silakan mau pilih merk apa. Pembeli: Di sini ada merk apa saja? Pelayan: Banyak. Ada Asus, Acer, Toshiba, dan lain-lain. Kalau boleh tahu, mau beli laptop yang seperti apa? Pembeli: Yang bagus dan awet, kira-kira merk apa? Pelayan: Oh kalau itu relatif. Awet atau tidaknya tergantung si pemakai. Ini ada katalog. Masnya bisa lihat-lihat dulu spesikasi laptop. Silakan pilih yang punya tur sesuai dengan yang Mas inginkan. Pembeli: Malah jadi bingung. Bagus-bagus saya kira. Pelayan: Begini saja. Masnya mau laptop yang punya tur apa saja? Pembeli: Yang bisa buat internetan, ada WiFi, dan yang pakai OS Windows 8. Pelayan: Kalau OS Windows 8 stok kami hanya ada sedikit. Hanya merk Acer dan Asus saja. Pembeli: Baiklah kalau begitu saya coba pilih yang Asus. Pelayan: Ukuran layar mau berapa inci? Pembeli: Yang 14 inci saja Mas. Pelayan: Ini Mas. Silakan dilihat-lihat dulu. Mau coba dinyalakan juga boleh. Pembeli: Ada yang warna hitam tidak? Saya ingin yang hitam saja. Pelayan: Oh sebentar saya ambilkan. Pembeli: Harganya berapa Mas? Pelayan: Ini yang warna hitam. Kalau yang ini harganya Rp 4.500.000. Pembeli: Bisa kredit tidak? Pelayan: Maaf Mas, kami hanya menerima pembayaran tunai. Pembeli: Harga bisa diturunin tidak jadi Rp 4.000.000? Pelayan: Tidak bisa Mas. Paling Rp 4.400.000. Pembeli: Rp 4.200.000 boleh? Pelayan: Rp 4.300.000 pas. Ini sudah murah Mas dibandingkan toko-toko lain. Pembeli: Baiklah saya setuju harga Rp 4.300.000. Sebentar saya ambil uang dulu. Pelayan: Kalau begitu saya ambil dulu di dalam. Pembeli: Bukan yang ini Mas? Pelayan: Bukan. Ini cuma contoh. Pembeli: Oh begitu.

Beberapa saat kemudian…

Pelayan: Ini laptopnya Mas. Ini sudah bonus mouse, keyboard protector, kipas pendingin, dan kabel USB. Silakan diperiksa. Pembeli: Ini sudah dipasang Windows 8? Pelayan: Sudah dari sananya. Pembeli: Saya periksa dulu. Pelayan: Mau sekalian beli modem tidak? Pembeli: Boleh-boleh. Ada merk apa saja? Pelayan: Di sini ada Smartfren, ZTE, Huawei, dan masih banyak lagi. Pembeli: Yang cepat yang mana? Pelayan: Itu tergantung jaringannya. Pembeli: Saya pilih Smartfren saja. Berapa harganya? Pelayan: Rp 200.000. Pembeli: Baiklah saya beli. Pelayan: Jadi totalnya Rp 4.500.000. Pembeli: Ini uangnya. Pelayan: Ini laptopnya. Modem sudah saya masukkan ke dalam kotak bersama laptop. Pembeli: Terima kasih ya Mas. Pelayan: Terima kasih kembali.

Page 3: Negosiasi Tugas Bin

NEGOSIASI PEMECAHAN KONFLIK Para siswa heboh karena mendengar pengumuman bahwa uang iuran PHBN sebesar Rp 100.000,00 per siswa. Salah seorang siswa memberanikan diri untuk menghadap waka kesiswaan perihal siswa yang tidak setuju dengan nominal iuran PHBN tersebut.

Wakil siswa : Assalamu’alaikum Wr. Wb., Waka kesiswaan : Wa’alaikumsalam Wr. Wb., silakan duduk. Wakil siswa : Terimakasih pak. Waka kesiswaan : Ada apa ini? Sepertinya ada hal yang penting? Wakil siswa : Iya, pak. Ini mengenai iuran PHBN. Waka kesiswaan : Ada apa dengan iuran PHBN? Wakil siswa : Kami merasa keberatan pak dengan iuran sebesar Rp 100.000,00. Kami ingin meminta keringanan biaya pak. Waka kesiswaan : Begini mas. Dari pihak guru dan kepala sekolah dan jajarannya sudah merapatkan hal ini. Jadi sepertinya tidak mungkin untuk diturunkan. Wakil siswa : Apa benar-benar tidak bisa turun pak? Kasihan teman-teman yang mempunyai adik yang berada di bangku SMP dan SD. Orang tua mereka harus bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya saat PHBN. Kami harap iuran dapat diturunkan menjadi Rp 60.000,00 Waka kesiswaan : Kalo Rp 60.000,00 kurang mas. Dalam PHBN nanti kita membutuhkan dana ± Rp 80.000.000,00. Dari sekolah dan guru sudah terkumpul uang sebesar Rp 21.000.000,00, maka dengan 679 siswa akan didapat Rp 67.900.000,00. Jika iuran Rp 60.000,00 nanti hanya hanya didapat Rp 40.740.000,00. Itu kurang sekali dari kebutuhan sekolah kita. Wakil siswa : Mohon diturunkan pak. Kami akan membantu dalam pembuatan maskot, persiapan - persiapan dan lain-lain. Yang penting iurannya bisa turun. Waka kesiswaan : Baiklah saya akan mengusulkan Rp 75.000,00. Tapi kamu harus menkoordinasikan teman-teman untuk membantu persiapan – persiapan sekolah. Wakil siswa : Baik pak, akan saya lakukan. Terimakasih pak. Wasalamu’alaikum. Waka kesiswaan : Ya, sama – sama. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.,

NEGOSIASI JUAL-BELI Siang itu di pasar Klewer, seperti biasa terjadi kegiatan jual beli. Anton yang sedang berekreasi ingin membelikan oleh-oleh untuk ibunya. Dia ingin membelikan kerudung. Terjadilah tawar menawar antara Anotn dan Penjual kerudung. Penjual : Selamat siang. Anton : Selamat siang. Penjual : Mau beli apa mas? Anton : Ini mbak mau beli kerudung untuk ibu saya. Penjual : Yang modelnya bagaiamana? Anton : Yang biasa saja mbak. Penjual : Silakan mas kesini ----------------------------------------- setelah sampai ------------------------------------------------Penjual : Silakan mas dipilih, banyak pilihannya. Anton : Saya suka yang hijau mbak, kalo dilihat segar. Penjual : Iya mas. Cocok kalo dipakai oleh ibu mas. Anton : Ini berapa mbak? Penjual : Rp 50.000,00. Anton : Wah, kok mahal mbak? Rp 30.000,00 tidak boleh? Penjual : Tidak boleh mas, itu bahannya bagus soalnya. Anton : Tidak bisa kurang mbak? Penjual : Rp 45.000,00 boleh mas. Anton : Rp 40.000,00 ya mbak? Ini untuk oleh-oleh ibu saya. Penjual : Benar-benar tidak boleh mas. Nanti toko saya bisa bangkrut. Anton : Ya sudah mbak Rp 45.000,00, saya ambil yang ini. Penjual : Mau beli apa lagi mas? Anton : Itu saja mbak. Ini uangnya mbak. Penjual : Uangnya Rp 50.000,00 , kembali Rp 5.000,00.

Page 4: Negosiasi Tugas Bin

Trimakasih mas. Anton : Iya mbak, sama-sama.

NEGOSIASI PENGUSAHA DAN BANK Pihak Bank : Selamat siang, pak. Silakan duduk. Pengusaha : Selamat siang. Ya, terimakasih. -------------------------------------------[ setelah duduk ]---------------------------------------------Pengusaha : Begini mbak. Saya mempunyai usaha-usaha furnitur. Saya ingin mengajukan proposal peminjaman uang. Pihak Bank : Bisa saya lihat proposalnya? Pengusaha : Silakan mbak. -------------------------------------------[ Setelah dibaca ]--------------------------------------------Pengusaha : Usaha ini sudah turun temurun dari kakek saya. Saya berencana memperluas penjualan sampai luar negeri. Karena sudah ada permintaan dari luar negeri. Pihak Bank : Begini pak. Untuk proposal ini tidak ada masalah , cuma untuk Rp 800.000.000,00 kami dari pihak bank tidak bisa memenuhinya. Pihak bank hanya sanggup memenuhi Rp 500.000.000,00 dengan bunga 5 % Pengusaha : Tidak bisa tambah mbak? Saya yakin usaha ini akan sangat sukses. Pihak Bank : Mungkin jika tambah sedikit bisa. Pengusaha : Jika Rp 700.000.000,00 bagaimana mbak? Pihak Bank : Maaf pak, kami maksimal hanya mampu menyediakan Rp 650.000.000,00 Pengusaha : Baiklah mbak Rp 650.000.000,00 tidak apa-apa. Pihak Bank : Silakan pak menunggu sebentar. --------------------------------------[ Setelah beberapa menit]---------------------------------------Pihak Bank : Ini pak uangnya Rp Rp 650.000.000,00 dengan bunga 5 %. Pengusaha : Iya mbak. Terimakasih. Selamat siang. Pihak Bank : Selamat siang.