Upload
sugiarto
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Neonatologi
Dr. Mayetti, Sp.A
Topik Pembicaraan
Asfiksia Neonatal
Termoregulasi
Pengendalian Infeksi
Sepsis
Hipoglikemia
Asfiksia Neonatal
Asfiksia
Keadaan di mana bayi tidak bernafas spontan dan teratur segera setelah lahir (IKA – 1985)
Masalah : Cukup sering ditemukan pada BBL
Kontribusi >> pada morbiditas & mortalitas
Penyebab ke 2 terbanyak dari kematian neonatus 25 %
Kriteria diagnosis
AAP :1. Gangguan metabolisme menetap / mixed asidosis (pH <
7.0)
2. Nilai Apgar 0-3 > 5 menit
3. Manifestasi neurologis pada BBL
4. Disfungsi organ multi-sistem
WHO :
A failure to initiate and sustain breathing at birth.
Faktor Risiko Yang Merupakan Predisposisi Asfiksia Neonatorum
Lihat kembali bab Resusitasi
Apa yang terjadi?
Fetus/neonatus akan mengalami
Hipoksia kekurangan oksigen
&/atau
Iskemia gangguan perfusi
Keduanya menyebabkan kerusakan jaringan
Konsekuensi klinis
Otak Hypoxic Ischemic Encephalopathy/HIE
Perubahan kesadaran Iritabel, letargi, koma
Gangguan tonus otot Hipotonia
Gangguan otonom Hipotensi, hipersalivasi, refleks pupil abnormal
Perubahan refleks-refleks neonatal Moro, refleks isap, refleks telan
Kejang
Konsekuensi klinis
Disfungsi Sistem Multi-Organ
Tubular Necrosis akut oliguria, hematuria, polyuria
Kardiomiopati hipotensi
Hipertensi Paru tachypnea, hipoksemia
Hepatic necrosis amonia, AST/ALT, kuning.
NEC distensi lambung, b.a.b. berdarah
Adrenal insufficiency glukosa, Na, TD
Sekresi ADH yang tidak benar oliguria, Na
Penatalaksanaan
IMPORTANT POINTS!!
Pencegahan merupakan penatalaksanaan terbaik.
Waktu merupakan hal penting dan penundaan beberapa menit saja dapat mengakibatkan kematian atau kecacatan seumur hidup.
Kontrol ketat tanda-tanda vital.
Menjaga oksigenasi dan keseimbangan asam basa.
Memulai ventilasi mekanis jika perlu.
Memantau dan menjaga suhu tubuh.
Penatalaksanaan awal
Rawat neonatus di ruangan dengan temperatur netral suhu kulit 365 – 37,5 oC
Pasang jalur IV restriksi cairan (2/3 dari kebutuhan)
Berikan bolus cairan (NaCl 0,9%) jika CRT > 3 detik atau tekanan darah rendah
Inj vit K1 1 mg IM tetap diberikan
Monitoring klinis
Denyut jantung, frekuensi nafas, warna kulit, CRT, saturasi O2, tekanan darah dan suhu tubuh
Lakukan penilaian status neurologisTonus otot, kejang, kesadaran, ukuran dan reaksi pupil, reflkes isap dan telan
Lingkaran perut
Produksi urine
Monitoring Biokimia
Gas darah & pH
Gula darah random, dilakukan “Bedside“ dengan Dextrostix
Hematokrit
Kadar elektrolit ( Na, K) dan calcium
Ureum dan kreatinin
Pemeriksaan lain
Skrining sepsis & kultur darah untuk menyingkirkan infeksi in-utero atau yang di dapat selama resusitasi
Foto toraks untuk melihat komplikasi pneumotoraks, malformasi dan pembesaran jantung
Neuroimaging
CT scan melihat adanya edema otak atau perdarahan
Ultrasonografi melihat besar ventrikel atau perdarahan peri/intraventrikuler
EEG
Menjaga agar temperatur, perfusi, oksigenasi, ventilasi & metabolik dalam keadaan normal
Temperatur 36.5 C – 37.5 CPerfusi:
Tekanan darah MAP 40-60 mm Hg ( bayi aterm)CRT < 3 detik
OksigenPaO2 60-80mmHgsaturasi 90-93 %
CO2 35-45 mmHgGlukosa 70-110 mg/dlCalcium 9-11 mg/dlUrine >1ml/kg/hr
Tujuan penatalaksanaan
Mencegah asfiksia
Penilaian perinatalPemeriksaan antenatal yang teratur
Antisipasi komplikasi selama persalinan
Intervensi segera ( eg. SC)
Penatalaksanaan perinatalRujukan yang tepat intrauterin
Penatalaksanaan komplikasi maternal (eg. HAP)
Termoregulasi
Latar belakang
Neonatus berisiko terkena hipotermia atau hipertermia karena mekanisme pengaturan panas yang tidak sempurna terutama jika mengalami stres.
Hipotermia atau hipertermia dapat mengakibatkan ketidakseimbangan metabolisme, gangguan pertumbuhan, trauma dingin, dan bahkan kematian.
Termoregulasi
Suhu neonatus normal: 36,5 – 37,5 ºC.Hipotermia: suhu tubuh di bawah 36,5 ºC.Hipertermia: suhu tubuh di atas 37,5 ºC.
Lingkungan suhu netral (NTE) : Kondisi/suhu lingkungan dimana suhu tubuh normal dengan pengeluaran kalori dan konsumsi oksigen yang minimal.
Termoregulasi : Keseimbangan antara kehilangan & produksi panas tubuh. Tujuan mengendalikan lingkungan pertahankan suhu netral dan meminimalkan pengeluaran energi.
Metode kehilangan panas
Evaporasi Kehilangan panas ke udara ruangan melalui kulit yang basah atau selaput mukosa.
Konduksi Terjadi jika bayi diletakkan pada permukaan yang dingin dan padat.
Radiasi Terjadi jika panas berpindah dari bayi ke benda padat lainnya tanpa melalui kontak langsung.
Konveksi Kehilangan panas dari kulit bayi ke udara yang bergerak.
Konduksi
Radiasi
KonveksiEvaporasi
21
Penilaian Suhu
Suhu rektumMerupakan prosedur invasif
Suhu aksilaRisiko bagi BBL rendah, hygiene terjaga, penilaiannya relatif mudah dilakukan.Letakkan termometer di tengah aksila dan tempelkan tangan ke sisi badan BBL selama kurang lebih 5 menit.Kulit di daerah ini tidak bereaksi terhadap suhu rendah melalui vasokonstriksi. Meskipun suhunya sedikit lebih rendah daripada suhu tubuh yang sebenarnya, tapi akan berubah sama dengan suhu tubuh.
22
Mekanisme Termoregulasi
Produksi panas Pada saat lahir suhu tubuh turun seketika dan diikuti dengan stres dingin. Terjadi produksi panas yang diakibatkan oleh pelepasan norepinephrine menyebabkan metabolisme simpanan lemak coklat serta konsumsi oksigen & glukosa.
NB: Karena BBL tidak menggigil, mereka mengandalkantermogenesis tanpa menggigil atau kimiawi untuk memproduksipanas.
23
Hipothermia
Faktor risikoLingkungan yang dingin Asuhan BBL yang tidak tepat segera setelah lahir misalnya tidak cukup kering, baju tidak memadai dan dipisahkan dari ibu.Prosedur penghangatan tidak memadai (sebelum dan selama perjalanan).BBL yang sakit dan stres.
24
Tanda & Gejala
Tanda-tanda awalKaki teraba dingin.
Kemampuan menghisap rendah atau tidak bisa menyusu.
Letargis dan merintih.
Perubahan warna kulit karena pucat dan cyanosis terhadap mottling perifer atau plethora.
Tachypnea dan tachycardia.
25
Tanda-tanda lanjutLetargi
Apnea dan bradycardia
Asidosis metabolik, gawat nafas dan faktor pembekuan abnormal (DIC, perdarahan intraventricular, perdarahan pulmonar).
Tanda & Gejala
26
Hiperthermia
Faktor Risiko:
Suhu lingkungan
Dehidrasi
Perdarahan Intrakranial
Infeksi
NB: Inkubator harus dipantau ketat jika terjadi suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.
27
Tanda Dan Gejala
Kulit hangat dan terlihat kemerahan atau merah muda pada awalnya dan kemudian terlihat pucat.
Berkeringat; tapi ketidakmampuan BBL untuk mengeluarkan keringat mungkin merupakan sebagian besar dari masalah.
28
Tanda Dan Gejala (lanj.)
Pola yang mirip dengan hipotermia mungkin terjadi jika masalah berlanjut: meningkatnya kecepatan metabolik, rewel, tachycardia dan tachypnea.
Dehidrasi, perdarahan intrakranial, stroke panas dan kematian.
29
Pengendalian Suhu Di Unit BBL
Di ruang bersalin Berikan lingkungan hangat & tidak ada udara yang bertiup.
Keringkan BBL segera.
Selimuti ibu dengan BBLnya sekaligus atau tutupi dengan kain. Kontak kulit ibu-bayi langsung sumber panas.
Gunakan radiant warmer pada saat lahir untuk semua BBL dari ibu yang mempunyai faktor risiko atau menunjukkan tanda-tanda stres intrapartum atau nilai Apgar rendah.
Tutup kepala BBL, jika ada, untuk menutupi bagian kepala.
30
Penggunaan Radiant Warmer
BBL tidak menggunakan pakaian kecuali popok dan diletakkan tepat dibawah penghangat di dalam radiant warmer.
Pengukur suhu harus diletakkan rata di kulit BBL, biasanya di bagian kanan perut.
Suhu servo harus diatur di 36,5°C.
Suhu harus diukur setiap 30 menit untuk menentukan bahwa suhu BBL berada pada kisaran yang tepat.
31
Selama Perawatan Inkubator
Perhatikan lokasi inkubator di ruang bayi. Inkubator harus jauh dari jendela yang tidak bisa ditutup rapat. Suhu ruangan harus tepat dan tiupan angin minimal.NB: Jika inkubator terkena sinar matahari langsung atau lampu phototherapy digunakan, pemantauan suhu BBL dan penyesuaian suhu inkubator perlu sering dilakukan untuk mencegah BBL terlalu panas.Walaupun BBL memerlukan perawatan inkubator, penting untuk menganjurkan agar orang tua berkunjung dan memeluk BBL sesering mungkin serta memanfaatkan kontak kulit ibu-bayi agar suhunya stabil.Lubang di inkubator harus digunakan sebisa mungkin saat melakukan perawatan BBL, dan tidak dengan membuka pintu inkubator yang lebih besar.
Pengendalian Infeksi
Latar Belakang
Dilakukan untuk mencegah Infeksi Nosokomial (INOS)Infeksi yang didapat pada waktu intrapartum, selama perawatan atau lebih dari 48 jam setelah keluar dari rumah sakit dan tidak termasuk infeksi transplasental (CDC)
Inos Mengakibatkan sejumlah besar kesakitan dan kematian di antara BBL. Terjadi di semua tingkatan unit perawatan BBL. Insiden di unit perawatan khusus dan intensif serta di antara BBL prematur dan sakit.
Latar Belakang
Berkaitan dengan : Meningkatnya angka kematianPerawatan rumah sakit lebih lama Meningkatnya biaya di unit BBL
Langkah pengendalian infeksi sederhana dan efektif jika diterapkan dengan benar.Pencegahan infeksi nosokomial lebih hemat biaya dibandingkan pengobatan.
Faktor yang berperan
Imaturitas sistem imun terutama pada bayi prematur.Terlalu penuh (overcrowded) dan kurangnya jumlah staf.Penyalahgunaan antibiotik. Ketidakpatuhan kebijakan pengendalian infeksi terutama cuci tangan.Prosedur invasif yang mengganggu barrier kulit normal misalnya jalur intravaskular, kateterisasi dan intubasi.
Penerapan Langkah Pengendalian Infeksi
Menghindari terlalu banyak orang di ruang bayi.Harus ada ruang atau daerah isolasi. Gaun penutup dan fasilitas untuk membuang benda sekali pakai harus ada di dekat pintu masuk.Lantai ruang bayi harus disapu setiap 8 jam untuk menghilangkan debu dan dipel sekali sehari dan kapanpun diperlukan.
Penerapan Langkah Pengendalian Infeksi
Kebersihan tangan (cuci tangan) Paling sederhana sulit dipatuhi karena :
Sarana tempat dan peralatan cuci tangan yang kurang
Pemakaian sarung tangan
Terlalu sibuk
Tidak terpikir untuk melakukan cuci tangan
Iritasi kulit
KAPAN WAJIB CUCI TANGAN ?
Sebelum dan sesudah kontak dengan pasien atau benda yang terkontaminasi cairan tubuh pasien.Sebelum dan sesudah melakukan tindakan aseptik.Jika tangan diduga kotor.Diantara dua tindakan atau melakukan pemeriksaan fisik pasien.Segera setelah masuk atau meninggalkan ruangan RS.Segera setelah melepaskan sarung tangan.Sebelum dan sesudah makan.Segera setelah keluar dari toilet atau membersihkan sekresi hidung.
40
Langkah Pengendalian Infeksi
BBL harus dimandikan 3 kali/minggu dengan sabun yang sesuai.
Elektroda harus diganti setiap tiga hari.
Tali pusat harus dirawat dengan alkohol setiap penggantian tugas jaga.
Salep mata profilaktik diberikan kepada semua BBL pada hari pertama.
41
Langkah Pengendalian Infeksi
Gunakan ASI sebisa mungkin infeksi
Insidens INOS bayi prematur dengan ASI : 29,3%
Insidens INOS bayi prematur dengan susu formula : 47,2%
Sterilisasi botol minuman harus dilakukan dengan benar setiap saat.
Penggunaan air steril merupakan keharusan.
Selang minuman harus diganti setiap 2-3 hari.
42
Langkah Pengendalian Infeksi Pada Jalur Infus
Cairan steril harus diganti setiap hari. Periksa kain kasa setiap hari dan catat.Ganti kain kasa setiap minggu dan jika kotor atau basah.Pipa dan semprit infus harus diganti setiap hari (?).JANGAN menggunakan bahan-bahan dan melakukan pembilasan berulang kali. Minimalisasi interupsi pada jalur infus.Sistem pengobatan tertutup (closed system)
Sistem infus tertutup
Sepsis
Definisi Sepsis Pada Bayi Baru Lahir
Penyakit pada bayi berusia kurang dari 1 bulan yang secara klinis terlihat sakit parah dengan kultur darah positif (atau kultur positif di tempat lain yang biasanya steril)
The International Sepsis Forum (2004)Sepsis respon inflamasi sistemik yang disebabkan oleh infeksi
Sepsis berat sepsis yang disertai dengan komplikasi berupa disfungsi organ dan hipotensi
Syok septik ditandai dengan takikardia (> 180x/menit), gangguan perfusi (CRT > 3 dtk dan hipotensi) sehingga memerlukan cairan dan inotropik
Kejadian Sepsis Pada BBL
Asia: 7,1 sampai 38 per 1.000 kelahiran hidup Afrika: 6,5 - 23 per 1.000 kelahiran hidup Amerika Selatan: 3,5 sampai 8,9 per 1.000 kelahiran hidup Amerika Serikat: 6 - 9 per 1.000 kelahiran hidup
Morbiditas Bagi BBL Yang Bertahan Hidup
Kerusakan otak disebabkan oleh meningitis, syok septik, atau hipoksemia
Kerusakan organ lainnya - paru, hati, tungkai, sendi
Sepsis Pada BBL
Awitan Dini
Usia bayi < 72 jam
Didapat saat persalinan
Penularan vertikal dari ibu ke bayi
Awitan Lambat
usia bayi > 72 jam
Didapat dari lingkungan
Didapatkan secara nosokomial atau dari rumah sakit
Perbedaan antara sepsis tahap awal dan tahap lanjut di negara berkembang tidak jelas:
• Bayi lahir di rumah & dibawa ke RS pada usia 3 hari• Bayi dirujuk dari RS lain
Sepsis Awitan Dini
Faktor Risiko Ketuban Pecah Dini >18 jamKorioamnionitis maternal
Ibu demam 38ºC selama persalinan ± nyeri pada uterus ± lekositosis ± Denyut jantung janin meningkat
Cairan ketuban berbau Penanganan oleh bidan yang tidak terlatihInfeksi saluran kemih ibuPersalinan prematur
Sepsis Awitan Lambat
Faktor RisikoPrematuritas/BBLR
Di rawat di RS
Prosedur invasif - ventilator, alat infus, akses vena sentral, kateter urine, pipa torakal
Kontak dengan penyakit infeksi - dokter, perawat, atau bayi lain yang infeksi
Tidak diberi ASI
Buruknya kebersihan di NICU
Penyebab Sepsis di Negara Berkembang
Sepsis Awitan DiniBaksil gram negatif
E.coli
Klebsiella
Enterococcus
Group B streptococcus
Sepsis Awitan LambatBaksil gram negatif
PseudomonasKlebsiella
Staph aureusCoagulase negative staphylococci
Organisme yang berkaitan dengan sepsis di negara berkembang (Stoll BJ Clin Perinatol 1997)
% Gram negatif % Group B Streptococcus
India / Pakistan/ Asia Tenggara
46- 85 % 0- 5%
Afrika Sub - Sahara 16 –68 % 0- 30%
Amerika / Karibia 43- 71 % 2- 35%
Sepsis pada BBL di Asia Tenggara: Isolasi bakteri
Negara Isolasi paling umum Negara Isolasi paling umum
Malaysia Acinetobacter, Klebsiella India Klebsiella, Enterobacter
India Staph aureus, Klebsiella Pakistan E.coli, Staph aureus
India Klebsiella, Pseudomonas Papua Nugini Strep pyogenes
India E.Coli, Enterobacter
Diagnosis Sepsis Pada BBL
Tanda dan gejala klinis
Pemeriksaan laboratoriumKultur bakteri patogen
Pemeriksaan laboratorium lain
Tanda & gejala klinis
Tanda klinis: awal tidak spesifik, mungkin samarGawat nafas (90%), apnea
Suhu tidak stabil, suhu lebih sering
Menurunnya aktivitas
Rewel
Asupan yang buruk
Distensi abdomen
Hipotensi, syok, purpura, kejang tanda lanjut
Bila ada dua atau lebih :Laju nafas > 60x/m dengan atau tanpa retraksi dan desaturasi O2Suhu tubuh tidak stabil (<360C atau > 37.50C)Capillary refill time > 3 detik.Hitung leukosit <4000x109/L atau >34000x 109/LCRP > 10 mg/dlIL-6 atau IL-8 >70 pg/ml16 S rRNA gene PCR : Positif
FIRS/SIRS
Ada satu atau lebih criteria FIRS dengan gambaran variabel infeksi. SEPSIS
Sepsis disertai hipotensi dan disfungsi organ tunggal SEPSIS BERAT
Sepsis berat dgn hipotensi dan perlu resusitasi cairan dan obat2 inotropik SYOK SEPSIS
Ada disfungsi multiorgan pada pasien dgn pengobatan optimal MODS
Sumber: Haque, KN Definitions of bloodstream infection in the newborn. Pediat Crit Care Med 2005; 6(3) : S45-S49
Perjalanan penyakit infeksi awitan dini pada neonatus
Variabel diagnostik sepsis neonatal
Variabel klinis Variabel hemodinamik Variabel perfusi jaringan Variabel inflammasi
Kriteria diagnostik
Variabel klinis Variabel hemodinamik Variabel perfusi jaringan Variabel inflammasi
Instabilitas suhu HR abnormal (>180;<100/m) Takipnea (>60/m) disertai dengan
merintih/desaturasi/resesi Letargi Intoleransi glukosa Intoleransi makanan (ASI/SF)
Kriteria diagnostik
Variabel klinis
Variabel hemodinamik Variabel perfusi jaringan Variabel inflammasi
Tekanan darah < 2 SD menurut umur
Systolik < 50 mmHg (hari 1)
Systolik < 65 mmHg (hari 2-28)
Kriteria diagnostik
Variabel klinis Variabel hemodinamik
Variabel perfusi jaringan Variabel inflammasi
CRT > 3 detik Laktat plasma > 3 mmol/L
Kriteria diagnostik
Variabel klinis Variabel hemodinamik Variabel perfusi jaringan
Variabel inflammasi Leukositosis > 34 000/mL Leukopenia < 5000/mL Netrofil imatur >10% Rasio netrofil imatur/total > 0.2 Trombositopenia < 100.000 CRP > 10 mg/dl Procalcitonin > 8.1 mg/dl IL 6 or IL 8 > 70 pg/ml 16 S PCR : positive
Kriteria Klinis Infeksi Bakteri Yang ParahPedoman WHO ‘Integrated Management of Childhood Illnesses’, 2000
Laju nafas > 60 kali per menitLekukan dada yang dalamCuping hidung kembang kempisNgorokFontanel menonjolKejangNanah dari telingaKemerahkan di sekitar umbilikus yang melebar ke kulitSuhu > 37,7 C (atau teraba hangat) atau < 35,5C (atau teraba dingin)Letargis atau tidak sadarPenurunan gerakanTidak bisa minumTidak melekat pada payudara ibuTidak mau menyusu
Bila dijumpai satu atau lebih gejala ini:
Curigai Kemungkinan Sepsis Berat
Pemeriksaan Laboratorium
Kultur untuk mengidentifikasi bakteri patogen Baku emas
darah, lcs, urine, lain-lain
positif hanya pada 2 sampai 25% bayi yang dicurigai sepsis secara klinis
Uji hematologis
Hitung leukosit
Hitung trombosit
LED
Pengujian lainnya
C- reactive protein (CRP)
Pungsi Lumbal
Kemungkinan meningitis 1-10% bayi mungkin tidak menunjukkan gejala spesifik
15% bayi meningitis menunjukkan kultur darah negatif
Nilai CSS normal pada BBLJumlah leukosit: 0 - 32 wbc / mm3
Kadar glukose : 24 - 119 mg / dl
Kadar Protein: 20 - 170 mg / dl
Kultur Lainnya
Kultur urineBerguna bagi BBL yang mengalami sepsis awitan lambatSpesimen steril didapat melalui kateterisasi steril atau melalui aspirasi suprapubik kandung kemih.
Kultur permukaanKultur endotrakeaKultur cairan lambung
Menunjukkan sensitivitas dan spesifisitas yang kurang baik
Tidak ada Pengganti untuk Gejala Klinis
Jumlah leukosit mungkin normal pada bayi dengan sepsis Jumlah leukosit yang tinggi pada saat lahir tidak terlalu spesifik- mungkin disebabkan oleh stres, asfiksiaPrediktor Sepsis Yang Lebih Baik
Total jumlah leukosit < 5000 /L Hitungan neutrofil absolut : <1500/LRasio IT abnormal pada usia 12 sampai 24 jam
Pictures
Gejala KlinisBerat
Hasil kultur darah (Hasil Kultur CSS, jika mungkin)
Segera mulai antibiotik
Bayi dengan faktor risiko tapi klinis baik
Jumlah leukosit / CRP mungkin berguna untuk menghilangkan kecurigaan sepsisBayi masih memerlukan observasi ketat selama sedikitnya 48 jamJika ibu mengalami korioamnionitis, lakukan kultur darah untuk menguji CSF dan mulai pemberian antibiotik.
Pemberian: antibiotik
Pilihan disesuaikan dengan organisme yang prevalen di wilayah tersebut
AS:
Sepsis tahap awal: Group B strep / E.Coli
Ampicillin and Gentamicin
Indonesia?
AB pilihan pertama di RS: (WHO 2003)
Ampicillin 50 mg/ kg Setiap 12 jam pada minggu pertama kehidupan bayiSetiap 8 jam pada usia 2- 4 minggu
PLUSGentamicin satu kali sehari.
> usia kehamilan 35 minggu: 4 mg / kg setiap 24 jamusia kehamilan 30 - 34 minggu:
0 - 7 hari: 4.5 mg/kg setiap 36 jam> 8 hari: 4 mg/kg setiap 24 jam
Infus IV selama 30 menitSuntikan IM: absorpsi bervariasi, terutama pada BBLSR
Dugaan Infeksi Staphylococcus
Gunakan Cloxacillin atau flucloxacillin sebagai pengganti Ampicillin.
Plus gentamicin
Terapi Suportif
Suhu lingkungan yang mendukung
Perbaiki gejala GI - muntah, ileus
Antisipasi kardiorespirasi
hipoksia, apnea, ARDS, syok
Perbaiki kelainan hematologis: anemia,
thrombocytopenia, DIC
Dukungan neurologis - kejang
Jangka waktu terapi antibiotik
Septicemiagram negatif: 14 harigroup B Strep: 10-14 hari
Meningitis gram negatif : minimal 21 harigroup B Strep : 14 - 21 hari
Ulangi kultur darah dalam waktu 24 - 48 jam pasca pengobatan untuk memastikan bahwa organisme sudah hilang. Pada meningitis pertimbangkan uji pencitraan susunan syaraf pusat
Hipoglikemia
Latar Belakang
Glukosa merupakan metabolit primer untuk janin dan bayi baru lahir (BBL).
Selama kehidupan dalam uterus, janin bergantung pada plasenta untuk pasokan makanan secara konstan.
Pada saat lahir, BBL dengan tiba-tiba dipindahkan dari lingkungan tersebut dan terjadi perubahan-perubahan hormonal serta metabolik yang memfasilitasi adaptasi terhadap kehidupan di luar uterus dan mengatur homeostasis glukosa.
Definisi dan tatalaksana hipoglikemia masih kontroversi
....lanj. Latar Belakang …
Insidens : 1-5 per 1000 kelahiran8% pada bayi BMK 15% pada bayi prematur & bayi KMK30% pada bayi risiko tinggi
Dulu….Transient Hypoglycaemia dan gejala klinis yang jarang timbul dianggap fisiologik dan tidak berbahaya
Cornblath dkk,1959 Hipoglikemia berhubungan dengan gejala apne, sianosis, koma dan kejang Haworth dkk, 1971
Hipoglikemia simtomatik long term outcome 35% gangguan neurologikHipoglikemia asimtomatik 20% gangguan neurologik
Definisi
Statistik Kadar gula darah < 2 SD dari nilai rata-rata kadar gula
darah pada populasi bayi yang sehat. Hasilnya tergantung pada :
• Sumber sampel darah• Metode• Apakah whole blood atau glukosa plasma (Glukosa plasma
18% lebih tinggi dari whole blood)
Neurofisiologikal Koch dkk, 1988 : secara laten respons evoked auditory
bila kadar gula darah < 46,8 mg/dL (< 2,6 mmol)
Definisi
Secara Neurodevelopmental
Lucas dkk, 1988 :● Penelitian pada bayi prematur
● Bayley score rendah pada kadar glukosa < 45 mg/dL
● Hipoglikemia sedang yang berulang sangat berhubungan dengan gangguan perkembangan dibandingkan dengan hipoglikemia berat yang jarang berulang
Insulin
Aktivitas metabolik Efek
-Uptake glukosa ke otot-Uptake glukosa ke jaringan lemak-Pengeluaran asam amino dari otot-Pengeluaran asam lemak dari jaringan lemak-Glukoneogenesis-Ketogenesis
DirangsangDirangsangDihambatDihambatDihambatDihambat
• Sel pankreas menjadi respons terhadap kadar glukosa pada trimester III kehamilan
• Pada trimester III terjadi pertumbuhan cepat pada janin, terutama deposisi lemak, sebagai persiapan energi pada saat lahir.
World Health Organization 1997
Homeostasis Glukosa
Intrauterin :Glukosa, asam amino dan laktat zat energi pada fetus50% kebutuhan energi berasal dari glukosaGlukosa melewati plasenta secara difusiKonsentrasi glukosa bayi 70-80% dari glukosa ibu
Saat lahir :Glukoneogenesis terjadi pada 3-4 jam pertama kehidupan
katekolamin dengan produksi glukagon dan terjadi pelepasan asam lemak dan asam amino rasio insulin : glukagon produksi glukosa
Jenis Hipoglikemia
Hipoglikemia simtomatikPerubahan kesadaran : iritabel, apatis, letargi, stupor, komaApnea, cyanotic spellsToleransi minum yang tidak baikHipotermia, keringatanHipotonia, tremor, kejangTakipnea, bradikardi
Hipoglikemia asimtomatik
Penyebab dan Mekanisme
Berkurangnya persediaan dan menurunnya produksi glukosa.
IUGR atau SGA
BBL prematur atau lebih bulan.
BBL yang mengalami penundaan pemberian makan.
BBL yang menderita asfiksia perinatal
BBL dengan hipotermia dan atau stres dingin
Penyebab dan Mekanisme
Peningkatan pemakaian glukosa (hiperinsulinisme).IDM (infant of diabetic mother) - LGABBL dengan polisitemiaBBL yang menderita eritroblastosis fetalis (isoimunisasi RH- parah)BBL dengan sindrom Beckwith-Wiedemann.BBL dengan nesidioblastosis atau adenoma pankreatik. Malposisi kateter UA.
Kedua mekanisme tersebut.Lain-lain.
Penyebab dan Mekanisme
Kedua mekanisme tersebut.
Lain-lain.Insufisiensi adrenal
Sepsis
Penyakit penyimpanan glikogen (glycogen storage)
Transfusi tukar
Penyakit jantung kongenital – hipopituitarisme kongenital
Obat untuk ibu: steroid, beta blocker
Faktor Risiko Hipoglikemia
Bayi dari ibu dengan diabetes (IDM)BBL yang besar untuk usia kehamilan (LGA)BBL yang kecil untuk usia kehamilan (SGA)BBL prematur dan lebih bulanBBL sakit atau stres (sindrom gawat nafas, hipotermia)BBL puasaBBL dengan polisitemiaBBL dengan eritroblastosisObat-obat maternal misalnya steroid, beta simpatomimetik dan beta blocker.
Penatalaksanaan
AntenatalKontrol Ibu dengan diabetesCegah infus glukosa dan kadar yang tinggi pada ibu
PascanatalIdentifikasi bayi dengan risikoSkrining yang adekuat Pemberian minum yang diniMenyediakan suhu lingkungan yang normalTatalaksana yang cepat dan tepat
Penatalaksanaan
Skrining rutinSeluruh bayi dengan faktor risikoBayi 2500 gramBayi 4000 gramBayi gestasi 36 minggu
Segera setelah lahir, dalam 2-3 jam setelah lahir, sebelum makan, atau bila ada gejala klinisKemudian setiap 2-4 jam selama 48 jam atau sampai pemberian minum berjalan baik dan kadar glukosa normal tercapaiIntervensi dibutuhkan bila glukosa plasma < 45 mg/dL (2,5 mmol/L)
Pencegahan
Menghindari faktor risiko yang dapat dicegah (misalnya hipotermia).Pemberian makan enteral merupakan tindakan preventif tunggal paling pentingJika bayi tidak mungkin menyusui atau diberi asupan dengan selang, mulailah pemberian minum gavage dalam waktu 1-3 jam setelah lahir. BBL yang berisiko tinggi harus dipantau nilai glukosanya sampai asupannya penuh dan tiga kali pengukuran normal sebelum pemberian minum berada di atas 40-45 mg/dl.Jika ini gagal, terapi IV jaga dengan glukosa 10% harus dimulai dan kadar glukosa dipantau.
GD< 25mg/dL atau dengan gejala GD > 25-<47 mg/dL
Nutrisi oral/enteral segera: ASI atau PASI, maks. 100mL/kg/hari (hari pertama), bila ada kontraindikasi oral atau
enteral**
GD ulang (1 jam)
GD36-<47mg/dLGD<36mg/dL
- Koreksi secara IV bolus dekstrosa 10% 2 cc/kgBB- **IVFD Dekstrosa10%, minimal 60 ml/kg/hari (hari pertama) sampai mencapai GIR 6-8mg/kg/menit- Oral tetap diberikan bila tidak ada kontra indikasi
GD ulang (30 menit-1jam)
Oral: ASI atau PASI yang dilarutkan dengan Dektrosa 5%Dekstrosa *, cara:
- volume sampai maks 100 mL/kg/hari (hari pertama), atau - konsentrasi : vena perifer maks.12,5%; umbilikal dapat mencapai 25%,
Ulang GD tiap 2-4 jam, 15 menit sebelum jadwal minum berikut, sampai 2 kali berturut-turut normal
GD ulang (1jam)
GD >47mg/dL
GD<47mg/dL
GD>36-<47mg/dL**
GD <47 mg/dl
* Hitung Glucose Index Rate (GIR): 6-8 mg/kgBB/menit untuk mencapai gula darah maksimal, dapat dinaikkan 2 mg/kgBB/menit sampai 10-12 mg/kgBB/menit
Bila dibutuhkan >12 mg/kgBB/menit, pertimbangkan obat-obatan: Glukagon, Kortikosteroid, Diazoxide konsul
** Bila ditemukan hasil GD 36 – < 47 mg/dl 2 kali berturut – turut, berikan IVFD Dekstrosa 10%, sebagai tambahan asupan per oral
Catatan
Hipoglikemia Persisten dan Berulang
Bila membutuhkan GIR >12 mg/kg/menit
Menetap dan berulang di atas 3-7 hari pertama kehidupan
Pikirkan penyebab lain
Berhubungan dengan penyakit berat dengan outcome yang buruk