Upload
muhamad-irfan-kurniawan
View
756
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
Prinsip-prinsipNetwork planning
DEFINISI NETWORK PLANNINGMeskipun Network Planning termasuk system informasi pada penyelenggaraan proyek,
tetapi tidak semua informasi bisa diberikan kepada Network Planning untuk diproses dan tidak semua informasi dapat dilaporkan oleh Network Planning. Informasi yang ada kaitannya dengan Network Planning hanya menyangkut kegiatan yang ada dalam Network diagram saja.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, Network Planning adalah salah satu model yang digunakan dalam penyelenggaraan proyek yang produknya adalah informasi mengenai kegiatan-kegiatan yang ada dalam Network diagram proyek yang bersankutan. Informasi tersebut mengenai sumberdaya yang digunakan oleh kegiatan yang bersangkutan dan informasi mengenai jadwal pelaksanaannya.
Network Planning adalahSalah satu model yang dipakai dalam penyelenggaraan proyek.Produk dari model ini adalah informasi kegiatan- kegiatan yang ada dalam model tersebut.Informasi yang dihasilkan mengenai sumberdaya yang dibutuhkan oleh kegiatan- kegiatan beserta jadwalnya.
Tahap-tahap aplikasi Network Planning pada penyelenggaraan proyek.
A. Pembuatan
Tujuan akhir dari tahap pembuatan ini adalah terciptanya suatu model yang dapat dipakai sebagai patokan selama penyelenggaraan proyek, yaitu berupa pelaksanaan berbagai kegiatan, baik jadwal pelaksanaan maupun penyediaan dan pemakaian sumberdaya. Proses pembuatan (disain) meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
A.1. Inventarisasi kegiatanPada tahap ini yang dilakukan adalah menguraikan atau menurunkan proyek menjadi kegiatan- kegiatan. Inventarisasi umumnya berlaku untuk proyek- proyek yang telah sering diselenggarakan.
A.2. Hubungan antar kegiatanPada tahap ini ditentukan hubungan tiap kegiatan dengan kegiatan- kegiatan lainnya. Hubungan yang menentukan adalah hubungan ketergantungan antar kegiatan yang secara logika menuntut ketergantungan tersebut. Sebab-sebab ketergantungan lainnya tidak turut diperhitungkan dalam tahapan ini.
A.3. Network diagramDengan ditentukannya hubungan antar kegiatan, maka dapat dirangkaikan (disambung-sambungkan) berbagai kegiatan yang berkaitan sehingga keseluruhan kegiatan menyusun jaringan kerja (Network diagram) yang mencerminkan proyek secara keseluruhan.
A.4. Data kegiatanSetelah Network diagram tersusun yang terdiri atas kegiatan- kegiatan, maka dicari data kegiatan meliputi : lama kegiatan, biaya, dan sumberdaya yang akan dikendalikan (sebab sesuai dengan hukum Pareto pada umumnya tidak semua sumberdaya perlu dikendalikan).
A.5. Analisa waktu dan sumberdayaTujuan analisa waktu adalah untuk mengetahui saat mulai dan saat selesai pelaksanaan setiap kegiatan, sehingga bila terjadi keterlambatan bisa diketahui bagaimana pengaruhnya dan selanjutnya ditetapkan tindakan apa yang harus diambil. Tujuan analisa sumberdaya adalah untuk mengetahui tingkat kebutuhan sumberdaya sehingga persiapan agar sumberdaya selalu dalam keadaan siap pakai bisa diselenggarakan setepat-tepatnya. Secara nyata, pada tahap ini dihitung atau ditentukan : saat mulai, saat selesai, dan tenggang waktu tiap kegiatan, tenggang waktu peristiwa, histrogram dan kurva S sumberdaya yang dikendalikan.
@. &@%!% >>> PNA -- KTSP
A.6. Batasan dan persyaratanPada tahap ini diinventarisasikan batasan-batasan yang tidak boleh dilanggar, baik mengenai waktu maupun distribusi penggunaan sumberdaya.
A.7. LevelingLeveling adalah suatu hasil usaha pemecahan persoalan yang timbul akibat tidak sesuainya keadaan ideal (tahap A1 sampai A5) dengan batasan-batasan yang berlaku (tahap A6).
B. Pemakaian
Bila pembuatan telah selesai, maka model yang telah jadi tersebu dipakai pada proses pelaksanaan proyek dengan melaporkan kemajuan proses pelaksanaan tiap kegiatan sesuai dengan kegiatan- kegiatan yang ada dalam Network diagram. Terdapat beberapa alternatif secara pelaporan berdasarkan kuantitas dalam bentuk satuan pekerjaan/ kegiatan atau dalam bentuk relative atau persentase; dan berdasarkan jangka waktunya secara kumulaif kegiatant atau periodik.Disimpulkan untuk :B.1. LaporanB.2. Evaluasi
C. Perbaikan
Perbaikan dilakukan karena tidak tepatnya asumsi yang dipakai pada saat pembuatan yang disebabkan oleh berbagai alasan. Cara dan proses perbaikan hampir sama dengan cara dan proses pembuatan, perbedaan hanya terdapat pada ruang lingkup masing-masing. Tahap perbaikan mempunyai ruang lingkup yang terbatas karena tidak seluruh kegiatan ditinjau. Kegiatan yang ditinjau hanya yang mempunyai kaitan dengan perubahan asumsi dan yang dipengaruhi oleh perubahan tersebut.
Proyek adalah lintasan atau lintasan-lintasan kegiatan yang dimulai pada suatu saat awal dan selesai pada suatu saat akhir, yaitu pada saat tujuan proyek tercapai.
Network diagram adalah visualisasi proyek berdasarkan Network Planning. Network diagram berupa jaringan kerja yang berisi lintasan-lintasan kegiatan dan urutan-urutan peristiwa yang ada selama penyelenggaraan proyek. Dengan Network diagram dapat segera dilihat kaitan suatu kegiatan dengan kegiatan- kegiatan lainya, sehingga bila sebuah kegiatan terlambat maka dengan segera dapat dilihat kegiatan apa saja yang dipengaruhi oleh keterlambatan tersebut dan berapa besar pengaruhnya serta dapat diketahui kegiatan- kegiatan mana saja atau lintasan-lintasan mana saja yang kritis, sehingga dengan mengetahui tingkat kekritisannya dapat ditetapkan skala prioritas dalam menangani masalah-masalah yang timbul selama penyelenggaraan proyek.
Simbol dimana jumlah symbol yang digunakan dalam sebuah Network diagram, minimum dua macam dan maksimum tiga macam. Ketiga macam symbol tersebut adalah :a. Anak panah yang melambangkan kegiatan,b. Lingkaran yang melambangkan peristiwa,c. Dummy (anak panah putus-putus) yang melambangkan hubungan antara dua
peristiwa.
Ada enam (6) alternatif cara menggambar anak panah dan dummy (anak panah putus-putus) yaitu :
1. Herisontal2. Miring ke atas3. Miring ke bawah4. Garis patah ke atas5. Garis patah ke bawah6. Garis lengkung
@. &@%!% >>> PNA -- KTSP
1
2
3
5
4
6
1
2
3
5
4
6
Hubungan antarsimbol
Untuk dapat membaca Network diagram sebuah proyek, perlu dijelaskan pengertian dasar hubungan antarsimbol yang ada dalam setiap Network diagram. Hubungan antarsimbol hanya ada dua buah yaitu anak panah dengan lingkaran yang melambangkan hubungan kegiatan dan peristiwa, dan hubungan antara anak panah putus-putus dengan lingkaran yang melambangkan hubungan antara dua peristiwa. Sedangkan hubungan antara anak panah dengan anak panah terputus-putus tidak pernah ada.Notasi yang dipakai dalam penjelasan mengenai hubungan antarsimbol ini adalah sebagai berikut :
X = nama kegiatanL = Lama kegiatan perkiraan (expected time)PAW = peristiwa awal, peristiwa yang terletak pada ekor anak panah atau ekor dummy
(anak panah terputus-putus)PAK = peristiwa akhir, peristiwa yang terletak pada kepala anak panah atau kepala
dummy (anak panah terputus-putus)i = nomor peristiwa awalj = nomor peristiwa akhirSPA = saat paling awal suatu peristiwa mungkin terjadiSPL = saat paling lambat suatu peristiwa boleh terjadiSPAi = saat paling awal peristiwa awal mungkin terjadiSPLi = saat paling lambat peristiwa awal boleh terjadiSPAj = saat paling awal peristiwa akhir mungkin terjadiSPLj = saat paling lambat peristiwa akhir boleh terjadiMPA = saat mulai paling awal sebuah kegiatan, selalu sama dengan SPAi
MPL = saat mulai paling lambat sebuah kegiatan, mungkin sama dengan SPL i, tapi umumnya belum tentu sama
FPA = saat selesai paling awal sebuah kegiatan, mungkin sama dengan SPAj, tetapi umumnya belum tentu sama
FPL = saat selesai paling lambat sebuah kegiatan, selalu sama dengan SPLj
Contoh-contoh Kasus
Kasus 1
Alternatif I Alternatif II
Kegiatan Kegiatan Pengikut Kegiatan Kegiatan Pendahulu
ABC
B,C��
ABC
�AA
@. &@%!% >>> PNA -- KTSP
SPAi
SPLi
i
PAW
SPAj
SPLj
j
PAK
XL
A
B
CB
A
C
Kasus 2
Alternatif I Alternatif II
Kegiatan Kegiatan Pengikut Kegiatan Kegiatan Pendahulu
ABCD
B,CDD��
ABCD
�AA
B,C
Kasus 3
Alternatif I Alternatif II
Kegiatan Kegiatan Pengikut Kegiatan Kegiatan Pendahulu
ABCDEF
B,C,D,EFFFF�
ABCDEF
�AAAA
B,C,D,E
@. &@%!% >>> PNA -- KTSP
A
B C
D
A
F B
C
D
E
A B D
C
A
E
D
C
B F
Kasus 4
Alternatif I Alternatif II
Kegiatan Kegiatan Pengikut Kegiatan Kegiatan Pendahulu
BCDE
D,ED,E����
BCDE
���
B,CB,C
Kasus 5
Alternatif I Alternatif II
Kegiatan Kegiatan Pengikut Kegiatan Kegiatan Pendahulu
ABCPQR
P,RP,QQ,R�����
ABCPQR
�����
A,BB,CA,C
@. &@%!% >>> PNA -- KTSP
B C
D
E
A B
P
Q
C
R
B
C
D
E
A P
B R
C Q
Kasus 6
Alternatif I Alternatif II
Kegiatan Kegiatan Pengikut Kegiatan Kegiatan Pendahulu
ABCDPQRS
P,SP,Q,R,SP,Q,R,SP,Q,R��������
ABCDPQRS
��� �� ��
A,B,C,DB,C,DB,C,DA,B,C
Kasus 7
Alternatif I Alternatif II
Kegiatan Kegiatan Pengikut Lama (hari) Kegiatan Kegiatan Pendahulu
ABCDEF
DEFE������
352142
ABCDEF
��� ����A
B,DC
@. &@%!% >>> PNA -- KTSP
A B C D
P
Q
R
S
A S
B
C
P
D
Q
R
A
B
C F
E
D
10
03
5
55
9
9
23
4
42
7
31
5 4
22
Tenggang Waktu Kegiatan
Tenggang waktu kegiatan (activity float) adalah jangka waktu yang merupakan ukuran batas toleransi keterlambatan kegiatan. Dengan ukuran ini dapat diketahui karakteristik pengaruh keterlambatan terhadap penyelenggaraan proyek dan terhadap pola kebutuhan sumberdaya dan pola kebutuhan biaya.Ada tiga macam tenggang waktu kegiatan yaitu : total float, free float, dan independent. Untuk dapat menghitung perlu dipenuhi beberapa syarat :
Syarat menghitung tenggang waktu kegiatan Syarat yang harus dipenuhi agar dapat menghitung tenggang waktu seluruh kegiatan yang ada dalam sebuah network diagram suatu proyek adalah:1. Telah ada network diagram yang tepat yaitu network diagram yang terdiri dari :
kegiatan peristiwa, dan dummy ( bila di perlukan ) yang jumlah tepat hubungan logika antar kegiatan memenuhi persyaratan dan nomor-nomor peristiwanya memenuhi persyaratan yaitu : peristiwa awal di beri nomor 1, peristiwa akhir diberi nomor maksimal ( yang nilai nya sama dengan jumlah peristiwa) prristiwa “ lainya diberi nomor peristiwa akhir ( nomor “ tsb nilainya selalu lebih besar 1 ) dan selalu lebih kecil dari pada nomor maksimal)
2. Lama kegiatan masing2 kegiatan telah ditentukan 3. Berdasarkan network diagram tsb telah dihitung saat paling awal (SPA) dan saat
paling lambat (SPL) semua peristiwa.
Ada tiga macam tenggang waktu kegiatan kegiatan yaitu : Total Float, Free Float, dan Independent Float.
Total Float (TF) sebuah kegiatan adalah jangka waktu antara saat paling lambat peristiwa akhir (SPLj) kegiatan yang bersangkutan dengan saat selesainya kegiatan yang bersangkutan, bila kegiatan tersebut dimulai pada saat paling awal peristiwa awal (SPAi)-nya.
Free Float (FF) sebuah kegiatan adalah jangka waktu antara saat paling awal peristiwa akhir (SPAj) kegiatan yang bersangkutan dengan saat selesainya kegiatan yang bersangkutan, bila kegiatan tersebut dimulai pada saat paling awal peristiwa awal (SPAi)-nya.
Independent Float (IF) sebuah kegiatan adalah jangka waktu antara saat paling awal peristiwa akhir (SPAj) kegiatan yang bersangkutan dengan saat selesainya kegiatan yang bersangkutan, bila kegiatan tersebut dimulai pada saat paling lambat peristiwa awal (SPLi)-nya.
@. &@%!% >>> PNA -- KTSP
Kasus 8
Kegiatan
Kegiatan Pendahulu
Lama(hari)
ABCDEFGHI
�AABBB
D,EC,E,FG,H
85112107394
1 0
0 2
8
8 3
13
13 4
23
23 7
32
32 8
36
36
5 23
29
6 23
23
A
8
B
5
E
10
I
4
C
11
F 7
H 9
G 3
D 2
RUMUS menghitung tenggang waktuSPAj = SPAi + L
SPLi = SPLj � L
Waktu kritis : SPA = SPL
TF = SPLj � L � SPAi
FF = SPAj � L � SPAi
IF = SPAj � L � SPLi
Keterangan L = Lama kegiatan perkiraan (expected
time)SPAi = saat paling awal peristiwa awalSPLi = saat paling lambat peristiwa awalSPAj = saat paling awal peristiwa akhirSPLj = saat paling lambat peristiwa akhirTF = Total Float FF = Free Float IF = Independent Float
Skema
PENILAIAN KETERLAMBATAN
A. KASUS 1Keterlambatan lebih kecil atau sama dengan FF ( T ≤ FF )a. Umur proyek tetap b. Lintasan kritis tetapc. Saat mulai kegiatan pengikut tetapd. Pola kebutuhan sumber dayanya berubah
B. KASUS 2
1. T > FF → Keterlambatan lebih besar dari pada FF2. T < TF → Keterlambatan lebih kecil dari pada TFMaka :a. Umur proyek tetapb. Lintasan kritis tetapc. Saat mulai kegiatan pengikut di undur d. Pola kebutuhan sumber daya berubah
C. KASUS 3
@. &@%!% >>> PNA -- KTSP
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
X
X
SPLj
SPL9
L = 7
L = 7
SPA5 SPL5
SPAj
SPA9
SPAi SPLi
TF
FFFF
IF
X5
10
129
21
25L = 7
Keterlambatan sama dengan total float ( T = TF )a. Umur proyek tetapb. Lintasan kritis tetap ( bila kegiatan yang terlambat bermuara kelintasan kritis yang
ada ), atau bertambah (bila kegiatan yang terlambat tidak bermuara kelintasan kritis yang telah ada ). Bila kegiatan pengikutnya mempunyai independent float, maka lintasan yang mengikutinya tidak akan menjadi kritis.
c. Saat mulai kegiatan pengikut di undur d. Pola kebutuhan sumber daya berubah.
D. KASUS 4
Keterlambatan lebih besar dari pada total float (T > TF)a. Umur proyek bertambahb. Lintasan kritis tetap (bila kegiatan yang terlambat bermuara kelintasan kritis yang ada)
atau berubah (bila kegiatan yang terlambat tidak bermuara kelintasan kritis yang telah ada).
c. Saat mulai kegiatan pengikut berubahd. Pola kebutuhan sumber daya berubah
Kesimpulan dari keempat kasus diatas :
1. Keterlambatan 1 atau beberapa kegiatan a. Belum tentu merubah umur proyekb. Pasti mengubah pola kebutuhan sumber daya
2. Perubahan pola kebutuhan sumber dayaa. Pasti memperlabat 1 atau beberapa kegiatan b. Belum tentu mengubah umur proyek
3. Umur proyek bertambah bila ada 1 atau beberapa kegiatan terlambat lebih besar daripada Total Float-nya.
E. CONTOH PEMAKAIANDiket : 1. Network diagram2. Lama kegiatan / perkiraan masing kegiatan (L)3. Saat paling awal (SPA) dan saat paling lambat (SPL) masing-masing peristiwa
Di minta menilai pengaruh keterlambatan kegiatan D terhadap penyelenggaraan proyek. Keterlambatan tsb masing masing sbb:1) Kasus 1 : kegiatan D terlambat 2 hari ( T ≤ FF )2) Kasus 2 : kegiatan D terlambat 6 hari ( T > FF, T < TF )3) Kasus 3 : kegiatan D terlambat 9 hari ( T = TF )4) Kasus 4 : kegiatan D terlambat 15 hari ( T > TF )
Catatan: Kegiatan-kegiatan lainnya tidak ada yang terlambat.
Penyelesaian Kasus 1:
@. &@%!% >>> PNA -- KTSP
10
03
12
15
525
25
212
14
420
26
A
12
B12
E
23
H
25
L
30
C
25
737
40
635
37
855
55F
8
D5
I8
G
11
K
15
J18
Untuk kegiatan D kiketahui :a. Lama kegiatan perkiraan L = 5b. Saat paling awal peristiwa awal, SPAi = SPA2 = 12c. Saat paling lambat peristiwa awal, SPLi = SPL2 = 14d. Saat paling awal peristiwa akhir, SPAj = SPA4 = 20e. Saat paling lambat peristiwa akhir, SPLj = SPL4 = 26Maka didapat :Total Float (TF) = SPLj � L � SPAi
26 � 5 � 12 = 9Free Float (FF) = SPAj � L � SPAi
20 � 5 � 12 = 3Independent Float (IF) = SPAj � L � SPLi
20 � 5 � 14 = 1Kegiatan D terlambat dua hari, sehingga bisa dianggap lama kegiatan perkiraannya menjadi tujuh hari. Terlambat dua hari ini lebih kecil dari pada Free Float (FF), kegiatan D = 3 hari.
Jadi kesimpulan kasus 1 :Umur proyek tidak berubah.Tidak ada perubahan saat mulai kegiatan pengikut.Lintasan Kritis tidak berubah atau bertambah.Ada pemindahan waktu pemakaian sumberdaya dan berarti terjadi perubahan pola kebutuhan sumberdaya.
Kasus 2:Kegiatan D terlambat enam hari
Jadi kesimpulan kasus 2 :Umur proyek tidak berubah.Ada perubahan penundaan saat mulai kegiatan pengikut selama 3 hari.Lintasan Kritis tidak berubah atau bertambah.Ada pemindahan waktu pemakaian sumberdaya dan berarti terjadi perubahan pola kebutuhan sumberdaya.
Kasus 3:Kegiatan D terlambat sembilan hari
@. &@%!% >>> PNA -- KTSP
10
03
12
15
525
25
212
14
420
26
A
12
B12
E
23
H
25
L
30
C
25
737
40
635
37
855
55F
8
D5+27
I8
G
11
K
15
J18
10
03
12
15
525
25
212
14
423
26
A
12
B12
E
23
H
25
L
30
C
25
737
40
635
37
855
55F
8
D11
I8
G
11
K
15
J18
10
03
12
15
525
25
212
12
426
26
A
12
B12
E
23
H
25
L
30
C
25
737
40
637
37
855
55F
8
D14
I8
G
11
K
15
J18
Jadi kesimpulan kasus 3 :Umur proyek tidak berubah.Ada perubahan penundaan saat mulai kegiatan pengikut selama 6 hari.Lintasan Kritis tidak berubah dan ada penambahan Lintasan Kritis.Ada pemindahan waktu pemakaian sumberdaya dan berarti terjadi perubahan pola kebutuhan sumberdaya.
Kasus 4:Kegiatan D terlambat limabelas hari
Jadi kesimpulan kasus 4 :Umur proyek berubah.Ada perubahan penundaan saat mulai kegiatan pengikut di kegiatan G, I, J dan K.Lintasan Kritis berubah yang semula C, L = 55 menjadi A, D, G, J = 61Ada pemindahan waktu pemakaian sumberdaya dan berarti terjadi perubahan pola kebutuhan sumberdaya.
MEMPERCEPAT UMUR PROYEK
A. SYARAT MEMPERCEPAT UMUR PROYEKSyarat yang harus dipenuhi agar dapat membuat rencana dengan umur proyek yang lebih cepat daripada keadaan semula adalah :1. Telah ada network diagram yang tepat2. Lama kegiatan perkiraan masing-masing kegiatan telah ditentukan 3. Berdasarkan ketentuan diatas, dihitung saat paling awal (SPA) dan saat paling akhir
(SPL) semua peristiwa.4. Ditentukan pula umur rencana proyek (UREN)
B. PROSEDUR MEMPERCEPAT UMUR PROYEKProsedur yang harus dipenuhi gar dapat mempercepat umur proyek adalah:
@. &@%!% >>> PNA -- KTSP
10
03
12
21
525
31
212
12
432
32
A
12
B12
E
23
H
25
L
30
C
25
740
46
643
43
861
61F
8
D20
I8
G
11
K
15
J18
1. Buat network diagram dengan nomor-nomor peristiwa sama seperti semula dengan lama kegiatan. Perkiraan baru untuk langkah ulangan, dan sama dengan semula untuk langkah siklus pertama.
2. Dengan dasar saat paling awal peristiwa awal, SPA1 = 0 dihitung saat peristiwa awal lainnya. Umur perkiraan proyek (UPER) = saat paling awal peristiwa akhir (SPAm, m adalah nomor peristiwa akhir network diagram dan nomor maksimal peristiwa).
3. Dengan dasar paling lambat peristiwa akhir network diagram (SPLm) = umur proyek yang direncanakan (UREN), dihitung saat paling lambat semua peristiwa.
4. Dihitung TF semua kegiatan yang ada, bila tidak ada TF yang berharga negative, proses perhitungan selesai. Bila masih ada TF yang berharga negative, lanjutkan ke langkah berikut :
5. Cari lintasan-lintasan yang terdiri dari kegiatan-kegiatan yang TF masing-masing besarnya :TF = UREN – UPER
= SPLm – SPAm berharga negative= SPLi – SPAi
6. Lama kegiatan dari kegiatan tsb diatas adalah Ln, n adalah nomor urut kegiatan tsb dalam satu lintasan, n = 1,2,3,…………………. z.
7. Hitung lama kegiatan baru dari kegiatan tsb diatas (langkah ke – 5 dam ke – 6)dengan mengggunakan rumus :
Ln (baru) = Ln (lama) + Ln (lama) x (UREN – UPER) Li
Keterangan :Ln (baru) = lama kegiatan baruLn (lama) = lama kegiatan lamaLi = jumlah kegitan pada satu lintasan yang harus dipercepatUREN = umur rencana proyekUPER = umur perkiraan proyek
8. Kembali kelangkah 1.
Contoh Soal:
Diket:1. Sebuah network diagram suatu proyek yang telah dilengkapi dengan lama kegiatan perkiraan
semua kegiatan, saat paling awal dan saat paling lambat semua peristiwa. Dari network diagram tersebut diketahui bahwa umur perkiraan proyek (UPER) = 61 hari.
2. Kerena satu dan lain hal, proyek tersebut harus dipercepat penyelesaiannya, sehingga umur rencana proyek (UREN) = 50 hari.
Diminta :Kegiatan-kegiatan mana saja yang harus dipercepat waktu pengerjaannya agar proyek dapat diselesaikan dalam waktu 50 hari.
Penyelesaian :Langkah 1:
@. &@%!% >>> PNA -- KTSP
10
03
12
21
525
31
212
12
432
32
A
12
B12
E
23
H
25
L
30
C
25
740
46
643
43
861
61F
8
D20
I8
G
11
K
15
J18
10
-113
12
10
525
20
212
1
432
21
A
12
B12
E
23
H
25
L
30
C
25
740
35
643
32
861
50F
8
D20
I8
G
11
K
15
J18
}
Kegiatan SPLj Ln SPAi TFLama kegiatan
(baru)A 1 12 0 - 11 10
B 10 12 0 - 2
C 20 25 0 - 5
D 21 20 12 - 11 16
E 32 23 12 - 3
F 21 8 12 1
G 32 11 32 - 11 9
H 35 25 12 - 2
I 35 8 32 - 5
J 50 18 43 - 11 15
K 50 15 40 - 5
L 50 30 25 - 5
Langkah 2:
Kegiatan SPLj Ln SPAi TFLama kegiatan
(baru)A 10 10 0 0
B 10 12 0 -2
C 20 25 0 -5 23
D 26 16 10 0
E 35 23 10 2
F 26 8 12 6
G 35 9 26 0
H 35 25 12 -2
I 35 8 26 1
J 50 15 35 0
K 50 15 37 -2
L 50 30 25 -5 27
Langkah 3:
@. &@%!% >>> PNA -- KTSP
10
-53
12
10
525
20
210
10
426
26
A
10
B12
E
23
H
25
L
30
C
25
737
35
635
35
855
50F
8
D16
I8
G
9
K
15
J15
10
-53
12
10
523
23
210
10
426
26
A
10
B12
E
23
H
25
L
27
C
23
737
35
635
35
852
50F
8
D16
I8
G
9
K
15
J15
10)11(61
1212 x
16)11(61
2020 x
9)11(61
1111 x
15)11(61
1818 x
Kegiatan SPLj Ln SPAi TFLama kegiatan
(baru)A 10 10 0 0
B 10 12 0 -2 12
C 23 23 0 0
D 26 16 10 0
E 35 23 10 2
F 26 8 12 6
G 35 9 26 0
H 35 25 12 -2 23
I 35 8 26 1
J 50 15 35 0
K 50 15 37 -2 15
L 50 27 23 0
Langkah 4:
Kegiatan SPLj Ln SPAi TF
A 10 10 0 0
B 12 12 0 0
C 23 23 0 0
D 26 16 10 0
E 35 23 10 2
F 26 8 12 6
G 35 9 26 0
H 35 23 12 0
I 35 8 26 1
J 50 15 35 0
K 50 15 35 0
L 50 27 23 0
Dengan melihat langkah 4, semua hasil perhitungan akhir Total Float (TF) tidak ada yang bernilai negatif lagi, jadi prosedur perhitungan sudah selesai.
JADWAL KEGIATAN(Bar-Graph)
@. &@%!% >>> PNA -- KTSP
10
03
12
12
523
23
210
10
426
26
A
10
B12
E
23
H
23
L
27
C
23
735
35
635
35
850
50F
8
D16
I8
G
9
K
15
J15
SPAi
SPLi
i
PAW
SPAj
SPLj
j
PAK
XL
0
01
PAW
2
52
PAK
A2 hari
Bar-Graph : kumpulan jadwal semua kegiatan yang ada dalam proyek tersebut
Bar-Graph kegiatan tersebut yang merupakan batas (limit) yaitu :Tipe I, kegiatan dimulai dan selesai seawal mungkin.
i. Dimulai pada hari ke-HM1, yaitu :HM1 = SPAi + 1 = 0 + 1 = 1
ii. Diselesaikan pada hari ke-HS1 yaitu :HS1 = SPAi + L = 0 + 2 = 2
Tipe II, kegiatan dimulai dan diselesaikan selambat mungkin.i. Dimulai pada hari ke-HM2, yaitu :
HM2 = SPLj � L + 1 = 5 � 2 + 1 = 4ii. Diselesaikan pada hari ke-HS2 yaitu :
HS2 = SPLj = 5Tipe III, kegiatan dilaksanakan dengan cara menghabiskan free Float atau selesai pada saat
paling awal peristiwa selesai (SPAj)i. Dimulai pada hari ke-HM3, yaitu :
HM3 = SPAj � L + 1 = 2 � 2 + 1 = 1ii. Diselesaikan pada hari ke-HS3 yaitu :
HS3 = SPAj = 2
Tipe I
Tipe II
Tipe III
Histogram : Grafik yang sumbu horisontalnya menyatakan waktu pelaksanaan dalam hari dan sumbu vertikalnya menyatakan kebutuhan sumberdaya per satuan waktu (per hari).
Kurva S : Grafik yang sumbu horisontalnya menyatakan waktu pelaksanaan dalam hari dan sumbu vertikalnya menyatakan jumlah pemakaian sumberdaya kumulatif dari mulai hari pertama sampai dengan hari tertentu.
Contoh Soal:Diket: Kebutuhan sumberdaya proyek PROFIK untuk setiap kegiatan :
Penyelesaian :1. Diagram Network
@. &@%!% >>> PNA -- KTSP
1
104
PAW
8
127
PAK
K2 hari
12345678910111213
Pertanyaan:
1. Buatkan Diagram Network-nya.
2. a. Hitunglah Umur proyek & Lintasan Kritisnya.
b. Jika kegiatan E terlambat 10 hari
c. Proyek di percepat menjadi 17 hari
3. Hitunglah TF, FF dan IF
4. Hitunglah Kebutuhan Sumberdayanya untuk Tipe I, Tipe II dan Tipe III pada masing2 Sumberdaya.
5. Buatlah Histogramnya.
6. Buatlah Kuerva S-nya untuk semua tipe.
10
03
8
8
58
82
2
5
44
13
A
2
H4
B
3
E
2
F
4
D
8
711
15
610
168
20
20
J5
C12
G3
I2
Biaya Tenaga Mobil Solar
(Rp Juta) (hari-orang) (hari-truk) (liter)
A B 2 30 20
B C 3 60 18 15 1800
C 12 120 60 36 4320
D C,E,G 8 80 40
E F 2 40 18 12 1440
F 4 60 20
G J 3 45 18 9 1080
H I 4 80 16 16 1920
I J 2 100 20
J 5 50 30 10 1200
Nama Kegiatan
Kegiatan Pengikut
Lamanya Kegiatan
(hari)
Jumlah Sumberdaya yang dibutuhkan
0
01
PAW
2
52
PAK
A2 hari
2. Umur proyek = 20 hari dan Lintasan kritisnya = D, C
3. Total Float (TF), Free Float (FF), dan Independent Float (IF)TF = SPLj � L � SPAi
FF = SPAj � L � SPAi
IF = SPAj � L � SPLi
4. Kebutuhan Sumberdayanya untuk Tipe I, Tipe II dan Tipe III pada masing2 Sumberdaya.
a. Kebutuhan biaya, bila semua kegiatan dimulai dan diselesaikan seawal mungkin (Tipe I)
b. Kebutuhan biaya, bila semua kegiatan dimulai dan diselesaikan selambat mungkin (Tipe II)
@. &@%!% >>> PNA -- KTSP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A 15 15 15 30
B 20 20 20 20 60
C 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 120
D 10 10 10 10 10 10 10 10 10 80
E 20 20 20 40
F 15 15 15 15 15 60
G 15 15 15 15 45
H 20 20 20 20 20 80
I 50 50 50 100
J 10 10 10 10 10 10 50
45 45 50 50 80 60 10 10 45 45 40 35 35 35 20 20 10 10 10 10
45 90 140 190 270 330 340 350 395 440 480 515 550 585 605 625 635 645 655 665 665
Jumlah Per Hari
Jumlah Kumulatif
Kegiatan
Keb
utuh
an
Per
Har
i Kebutuhan Sumberdaya Per Hari (Biaya dalam Rp 000,000)
Keb
utuh
an
Keg
iata
n
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A 15 15 15 30
B 20 20 20 20 60
C 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 120
D 10 10 10 10 10 10 10 10 10 80
E 20 20 20 40
F 15 15 15 15 15 60
G 15 15 15 15 45
H 20 20 20 20 20 80
I 50 50 50 100
J 10 10 10 10 10 10 50
10 10 10 25 25 30 30 30 10 30 30 30 45 75 95 40 35 35 35 35
10 20 30 55 80 110 140 170 180 210 240 270 315 390 485 525 560 595 630 665 665
Kegiatan
Keb
utuh
an
Per
Har
i
Kebutuhan Sumberdaya Per Hari (Biaya dalam Rp 000,000)
Keb
utuh
an
Keg
iata
n
Jumlah Per Hari
Jumlah Kumulatif
Kegiatan SPLj SPAj Ln SPLi SPAi TF FF IFA 5 2 2 0 0 3 0 0B 8 8 3 5 2 3 3 0C 20 20 12 8 8 0 0 0D 8 8 8 0 0 0 0 0E 16 10 2 8 8 6 0 0F 20 20 4 16 10 6 6 0G 15 11 3 8 8 4 0 0H 13 4 4 0 0 9 0 0I 15 11 2 13 4 9 5 -4J 20 20 5 15 11 4 4 0
c. Kebutuhan biaya, bila semua kegiatan dilaksanakan menghabiskan Free Float (Tipe III)
5. Histogram
6. Kurva S
@. &@%!% >>> PNA -- KTSP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A 15 15 15 30
B 20 20 20 20 60
C 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 120
D 10 10 10 10 10 10 10 10 10 80
E 20 20 20 40
F 15 15 15 15 15 60
G 15 15 15 15 45
H 20 20 20 20 20 80
I 50 50 50 100
J 10 10 10 10 10 10 50
45 45 30 30 10 30 30 30 45 95 75 10 10 10 10 20 35 35 35 35
45 90 120 150 160 190 220 250 295 390 465 475 485 495 505 525 560 595 630 665 665Jumlah Kumulatif
Kegiatan
Keb
utuh
an
Per
Har
i
Kebutuhan Sumberdaya Per Hari (Biaya dalam Rp 000,000)
Keb
utuh
an
Keg
iata
n
Jumlah Per Hari
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Tipe I
Tipe II
80
100
Hari
Rp
00
0,0
00
60
40
20
45 90 140 190 270 330 340 350 395 440 480 515 550 585 605 625 635 645 655 66510 20 30 55 80 110 140 170 180 210 240 270 315 390 485 525 560 595 630 665
800
400
500
600
700
100
200
300
19 2015 16 17 1811 12 13 147 8 9 103 4 5 6Jumlah KumulatifJumlah Kumulatif
1 2
Tipe
I
Korid
or Oper
asio
nal
@. &@%!% >>> PNA -- KTSP