non-stop services

non-stop servicesmelayani tanpa henti

DAFTAR ISITABLE OF CONTENTS

2 TEMA THEME 4 Layanan Lalu Lintas Traffic Services 8 Layanan Transaksi Transaction Services 12 Layanan Konstruksi Construction

Services

16 PROFIL PERUSAHAAN CORPORATE PROFILE

18Sekilas Jasa Marga Jasa Marga in Brief 22 Ikhtisar Keuangan Financial Highlights 24 Ikhtisar Saham dan Obligasi Stocks and

Bonds Highlights 26 Peristiwa Penting 2011 Significant

Events 2011 21Sertifikasi Mutu Pengoperasian Jalan Tol

Quality Certification For Road Operation 32Penghargaan Tahun 2011 Awards in 2011

35 STRATEGI PERUSAHAAN CORPORATE STRATEGY

36Visi dan Misi Jasa Marga The Vision and Mission Of Jasa Marga

38 Strategi Perusahaan Corporate Strategies

44 Tata Nilai Perusahaan Corporate Values

46 LAPORAN KEPADA PEMEGANG SAHAM REPORT TO THE SHAREHOLDERS

46Laporan Dewan Komisaris Report from the Board of Commissioners

54 Laporan Direksi Report from the Directors

67 ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMEN MANAGEMENT DISCUSSION & ANALYSIS

70Pendapatan Revenues70 Pendapatan Tol Toll Revenues76 Pendapatan Lainnya Other Revenues76 Beban Usaha Operating Expenses77 EBITDA EBITDA78 Laba Usaha Operating Income79 Pendapatan (Beban) Lain Lain Other

Income (Expenses)79 Estimasi Pajak Penghasilan Estimated

Income Tax80 Pendapatan Komprehensif Lain-lain

Other Comprehensive Revenue80 Laba Tahun Berjalan yang Dapat

Diatribusikan kepada Kepentingan Non Pengendali Profit or Loss Attributable to Non-Controlling Interest

80 Laba Tahun Berjalan yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk Profit or Loss Attributable to Owner of the Parent

81 Aset Asset83 Kewajiban Liabilities85 Modal Pemegang Saham/Ekuitas

Shareholders’ Equity86 Informasi Material pada Investasi

dan Divestasi Perseroan Material Information on Investment and Divestment of the Company

86 Solvabilitas dan Kemampuan Membayar Bunga Solvability and Solvency

87 Ikatan yang Material atas Investasi Barang Modal Material Commitments Related to Capital Investment

87 Tingkat Likuiditas Liquidity Level88 Imbal Hasil Keuangan Financial Returns

89 Arus Kas Cash Flows90 Belanja Modal Capital Expenditure91 Pos Luar Biasa Extraordinary Item91 Realisasi Penggunaan Dana IPO dan

Obligasi Use of IPO and Bond Proceeds93 Informasi Material pada Investasi

dan Divestasi Perseroan Material Information on Investment and Divestment of the Company

93 Dampak Perubahan Harga-harga Terhadap Pendapatan Usaha, Laba Usaha dan Laba Bersih Impact of Changes in Prices on Operating Revenue, Operating Income and Net Profit

94 Kejadian Penting setelah Tanggal Neraca Subsequent Events

94 Aspek Pemasaran Marketing Aspect 96 Kebijakan Dividen Dividend Policy 96 Perubahan Peraturan Perundang

undangan yang Berpengaruh Signifikan Terhadap Perusahaan Changes in Rules and Regulations Significantly Affecting the Company

98 Perubahan Peraturan dan Kebijakan Akuntansi yang Berpengaruh Terhadap Perseroan Changes in Legislation and Accounting Policy Affecting the Company

103 Investasi Jalan Tol dan Progres Proyek Jalan Tol Baru Toll Road Investment and Progress of New Toll Road Projects

107 Rencana Kedepan dan Prospek Bisnis Future Outlook and Business Prospect

114 TINJAUAN OPERASIONAL OPERATIONAL REVIEW

115Pelayanan yang Diberikan Perseroan Services Provided by the Company

115 Pemenuhan SPM Jalan Tol Perseroan Tahun 2011 Accomplishment of SPM of the Company’s Toll Roads 2011

135 PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA HUMAN RESOURCES DEVELOPMENT

140Program Pelatihan dan Pengembangan SDM HR Training and Development Program

145 Kesejateraan Karyawan Employees Welfare

147 TATA KELOLA PERUSAHAAN CORPORATE GOVERNANCE

149Dasar dan Penerapan GCG di Jasa Marga The Basis and Implementation of GCG in Jasa Marga

152 Hasil Penilaian Implementasi GCG Result of Assessment on GCG Implementation

153 Struktur dan Mekanisme Penerapan Tata Kelola Perusahaan Jasa Marga Structure and Mechanism of Corporate Governance Implementation in Jasa Marga

155 Rapat Umum Pemegang Saham General Meeting of Shareholders

163 Hubungan Direksi dan Dewan Komisaris Relationship between Directors and Board of Commissioners

164 Dewan Komisaris Board of Commissioners

179 Direksi Directors 186 Komite-komite Committees 197 Sekretaris Perusahaan Corporate

Secretary

200 Hubungan Investor Investor Relations 210 Perlakuan yang Sama terhadap Seluruh

Pemegang Saham Equal Treatment to All Shareholders

211 Laporan Satuan Pengawasan Intern Internal Audit Report

214 Manajemen Mutu Quality Management 221 Pengadaan Barang dan Jasa

Procurement of Goods and Services 223 Manajemen Risiko dan Risiko Usaha

Risk Management and Business Risk 229 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan

Program Kemitraan & Bina Lingkungan Corporate Social Responsibility and Partnership & Community Development Programs

240 Perlindungan Tenaga Kerja dan Pengembangan Seni Budaya Labor Protection and Development of Arts and Culture

242 Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Implementation of Work Safety and Health Management System

248 Perkara Penting yang Dihadapi Material Litigation

250 Akses terhadap Informasi dan Data Perusahaan Access to Corporate Data and Information

251 Etika Bisnis Perusahaan Corporate Business Ethics

259 Auditor Eksternal External Auditor 260 Transaksi yang Mengandung Benturan

Kepentingan dan Transaksi dengan Pihak Afiliasi Conflict of Interest and Related Parties Transactions

260 Pengungkapan Mengenai Whistleblowing System Disclosure on Whistleblowing System

263 DATA PERUSAHAAN CORPORATE DATA 264Profil Dewan Komisaris Profile of the

Board of Commissioners 268 Profil Direksi Profile of the Directors 272 Pejabat Jasa Marga Jasa Marga Key

Personnel 274 Komposisi Kepemilikan Saham Share

Ownership Composition 277 Kronologis Pencatatan Saham dan

Emisi Obligasi Jasa Marga Chronology of Jasa Marga Shares Listing and Bonds Issuance

279 Lembaga dan Profesi Penunjang Institutions and Supporting Professionals

280 Kantor Cabang dan Anak Perusahaan Branch Offices and Subsidiaries

282 Identitas Perusahaan Corporate Identity 283 Struktur Organisasi Organizational

Structure

284 TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN ATAS LAPORAN TAHUNAN 2011 MANAGEMENT’S RESPONSIBILITY FOR 2011 ANNUAL REPORT

286 LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

424 INDEX UNTUK BAPEPAM-LK INDEX FOR BAPEPAM-LK

1

NON-STOP SERVICES

PT Jasa Marga (Persero) Tbk. www.jasamarga.com

LAPORAN TAHUNAN 2011 ANNUAL REPORT LAPORAN TAHUNAN 2011 ANNUAL REPORT

PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

2011 LAPORAN TAHUNAN ANNUAL REPORT

non-stop servicesmelayani tanpa henti

2 3

MELAYANI TANPA HENTI NON-STOP SERVICES

PT Jasa Marga (Persero) Tbk. www.jasamarga.comwww.jasamarga.com PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

LAPORAN TAHUNAN 2011 ANNUAL REPORT LAPORAN TAHUNAN 2011 ANNUAL REPORTTEMA THEME

Saat ini kebutuhan akan infrastrukfur jalan semakin tinggi dimana dari tahun ke tahun jumlah kendaraan yang melewati jalan tol semakin meningkat, yang menandakan pula bahwa keberadaan jalan tol semakin dibutuhkan oleh masyarakat luas dan merupakan sarana infrastruktur yang penting dalam menunjang pergerakan manusia, serta distribusi barang dan jasa.

Menyadari peranan penting jalan tol tersebut maka Jasa Marga sebagai operator jalan tol mempunyai komitmen yang sangat tinggi dalam memberikan pelayanan yang maksimal dalam pengoperasian jalan tol.

Peningkatan pelayanan terus dilakukan oleh Jasa Marga untuk memberikan pelayanan yang terbaik

Over the years, there has been an ever-increasing demand for infrastructure and the fact that the number of vehicles using toll roads keeps increasing also shows the existence of toll roads is needed so much more by a wide range of people since toll roads have become essential infrastructure facility in supporting the movement of people as well as the distribution of goods and services.

Realizing the significant role of toll roads, Jasa Marga as a toll road operator is highly committed to providing maximum services in toll road operation.

Jasa Marga keeps making improvements in services to provide the best possible services to

melayani tanpa henti


bagi pengguna jalan tol. Peningkatan pelayanan jalan tol kami lakukan sejak pengguna jalan tol mulai menggunakan jalan tol, selama berada di jalan tol hingga sampai selesai menggunakan jalan tol tersebut.

Jasa Marga mengupayakan agar kecepatan, kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan dapat terjaga oleh pengguna jalan selama menggunakan jalan tol dengan standar yang ditetapkan oleh regulator jalan tol dan terus mengupayakan inovasi-inovasi pelayanan pengguna jalan yang memudahkan sekaligus memberikan dampak efesiensi biaya pengoperasian bagi Perseroan.

Saat ini Jasa Marga telah banyak melakukan berbagai inovasi dalam memberikan pelayanan. Inovasi bentuk pelayanan transaksi telah dilakukan oleh Jasa Marga dengan mengoperasikan layanan e-Toll Card dan sistem

transaksi elektronik. Otomatisasi baik pembayaran maupun transaksi di gardu-gardu tol merupakan bentuk pelayanan transaksi agar pelayanan yang diberikan menjadi cepat dan akurat sehingga dapat mengurangi antrian pada gerbang-gerbang yang padat serta memberikan kemudahan bagi pengguna jalan untuk bertransaksi secara non tunai

Selama berada di jalan tol kami berusaha agar kenyamanan, keselamatan serta waktu tempuh pengguna jalan dapat terus terjaga dengan baik. Pemeliharaan, pelebaran jalan, manajemen lalu lintas, informasi real time kondisi lalu lintas serta derek gratis merupakan aktivitas yang terus kami lakukan tanpa henti agar pelayanan yang kami berikan dapat memenuhi standar pelayanan yang ditetapkan.

the users of its toll roads. Improvements in toll road services are conducted starting from the time toll road users start using toll roads, while on toll roads, and as they exit toll roads.

Jasa Marga constantly makes the efforts to ensure that speed, comfort and safety of toll road users are well maintained during their journey in accordance with the standard decided by the toll road regulator while continuously making innovations in services to facilitate toll road users and at the same time to make the Company benefit from the efficiency of operational expenses.

Presently, Jasa Marga has made so many innovations in the way it provides services. Innovations in transaction carried out by the Company are shown

in the operation of e-Toll Card and electronic transaction system. The automation in both payment and transactions at toll booths is the form transaction services aimed at providing swift and accurate services in order to reduce the queuing at congested toll gates as well as to provide the toll road users with the ease of non-cash transaction.

In order to maintain toll road users’ comfort, safety and travel speed while on toll roads, the Company provides its services around the clock. Toll road maintenance, toll road widening, traffic management, real time information on traffic condition along with free towing service are among the activities that the Company carries out endlessly so that the services we provide are able to comply with the determined level of service.

non-stop services

TEMA LAYANAN LALU LINTASTHEME TRAFFIC SERVICES

LAYANAN TRANSAKSI LAYANAN KONSTRUKSITRANSACTION SERVICES CONSTRUCTION SERVICES

4 5




LAYANAN LALU LINTASTRAFFIC SERVICES


4 5




MEMBERI KELANCARAN, KEAMANAN DAN KENYAMANAN DI SEPANJANG PERJALANAN.

PROVIDING SMOOTHNESS, SAFETY AND COMFORT ON TOLL ROADS.

6 7



LAPORAN TAHUNAN 2011 ANNUAL REPORT LAPORAN TAHUNAN 2011 ANNUAL REPORTLAPORAN TAHUNAN 2011 ANNUAL REPORT LAPORAN TAHUNAN 2011 ANNUAL REPORT

Layanan Lalu Lintas Traffic Services

Informasi kondisi lalu lintas secara real time selama 24 jam melalui call center memberikan kemudahan di perjalanan di setiap waktu. Petugas yang selalu siap membantu di jalan tol.

Providing real time information on traffic condition for 24 hours through the call center to facilitate the journey at all times. Patrol Officer are always ready to give assistance on toll roads.

TEMA THEME

Kegiatan pelayanan yang diberikan kepada pemakai jalan tol selama melakukan perjalanan di sepanjang jalan tol. Kegiatan ini ditujukan untuk mewujudkan kondisi lalu lintas jalan tol yang lancar, aman dan nyaman.

These represent the service activities provided to toll road users during their journey on toll roads. These activities are aimed at making traffic condition toll roads smooth, safe and comfortable.



8 9




LAYANAN TRANSAKSITRANSACTION SERVICES

8 9



TEMA

THEME



MEMBERIKAN PELAYANAN YANG CEPAT, AKURAT DAN NYAMAN.

PROVIDING COMFORT BY GIVING SWIFT AND ACCURATE SERVICES.

10 11



LAPORAN TAHUNAN 2011 ANNUAL REPORT LAPORAN TAHUNAN 2011 ANNUAL REPORTLAPORAN TAHUNAN 2011 ANNUAL REPORT LAPORAN TAHUNAN 2011 ANNUAL REPORTTEMA THEME

Mengaplikasikan teknologi transaksi yang modern dan menyediakan gardu yang lebih banyak untuk pelayanan yang lebih baik.

Applying modern transaction technology and providing more toll booths to give better services.

Layanan Transaksi Transaction Services

Proses pelayanan kepada pemakai jalan termasuk kontrol atas pelaksanaan transaksi, proses pengamanan dan pengadministrasian pendapatan tol serta proses pendukung lainnya.

These are the process of servicing toll road users. The process includes controlling transaction, securing and administering toll revenue as well as other supporting processes.



12 13




LAYANAN KONSTRUKSICONSTRUCTION SERVICES

12 13





MEMPERTAHANKAN DAN MEMELIHARA KONDISI JALAN TOL AGAR AMAN DAN NYAMAN DILALUI.

MAINTAINING TOLL ROAD CONDITION TO BE COMFORTABLE TO USE.

14 15



LAPORAN TAHUNAN 2011 ANNUAL REPORT LAPORAN TAHUNAN 2011 ANNUAL REPORTLAPORAN TAHUNAN 2011 ANNUAL REPORT LAPORAN TAHUNAN 2011 ANNUAL REPORTTEMA THEME

Menjaga dan memperbaiki kondisi jalan setiap waktu.

Maintaining and repairing toll road condition all the time.

Layanan Konstruksi Construction Services

Kegiatan yang ditujukan untuk memelihara kondisi jalan tol agar tetap nyaman untuk dilalui kendaraan.

These activities are conducted to maintain toll roads condition so that they remain comfortable when vehicles pass.



16 17


18 19

PROFIL PERUSAHAAN CORPORATE PROFILE



Untuk mendukung gerak pertumbuhan ekonomi, Indonesia membutuhkan jaringan jalan yang handal. Melalui Peraturan Pemerintah No. 04 Tahun 1978, pada tanggal 01 Maret 1978 Pemerintah mendirikan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Tugas utama Jasa Marga adalah merencanakan, membangun, mengoperasikan dan memelihara jalan tol serta sarana kelengkapannya agar jalan tol dapat berfungsi sebagai jalan bebas hambatan yang memberikan manfaat lebih tinggi daripada jalan umum bukan tol.

Pada awal berdirinya, Perseroan berperan tidak hanya sebagai operator tetapi memikul tanggung jawab sebagai otoritas jalan tol di Indonesia. Hingga tahun 1987 Jasa Marga adalah satu-satunya penyelenggara jalan tol di Indonesia yang pengembangannya dibiayai Pemerintah dengan dana berasal dari pinjaman luar negeri serta penerbitan obligasi Jasa Marga. Sebagai jalan tol pertama di Indonesia yang dioperasikan oleh Perseroan, Jalan Tol Jagorawi (Jakarta-Bogor-Ciawi) merupakan tonggak sejarah bagi perkembangan industri jalan tol di Tanah Air yang mulai dioperasikan sejak tahun 1978.

Pada akhir dasawarsa tahun 80-an Pemerintah Indonesia mulai mengikutsertakan pihak swasta untuk berpartisipasi dalam pembangunan jalan tol melalui mekanisme Build, Operate and Transfer (BOT). Pada dasawarsa tahun 1990-an Perseroan lebih berperan sebagai lembaga otoritas yang memberikan kuasa penyelenggaraan kepada investor-investor swasta, yang pada saat krisi moneter 1998 sebagian besar gagal mewujudkan proyeknya, sehingga sesuai ketentuan dan perundangan yang berlaku pada saat itu, Perseroan harus mengambil alih hak konsesinya. Beberapa jalan tol yang diambil alih Perseroan antara lain adalah JORR dan Cipularang.

Dengan terbitnya Undang Undang No. 38 tahun 2004 tentang Jalan yang menggantikan Undang Undang No. 13 tahun 1980 serta terbitnya Peraturan Pemerintah No. 15 yang mengatur lebih spesifik tentang jalan tol terjadi perubahan mekanisme bisnis jalan tol diantaranya adalah dibentuknya Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) sebagai regulator industri jalan tol di Indonesia, serta penetapan tarif tol oleh Menteri Pekerjaan

To support the economic growth, Indonesia needs reliable road network. Based on Government Regulation No. 04 of 1978, the Government established PT Jasa Marga (Persero) Tbk. on 01 March 1978 with the main task to plan, build, operate and maintain toll roads along with the facilities so that toll roads are able to function as highway providing more benefits compared to the non-toll roads.

At an earlier stage of its establishment, besides functioning as operator, the Company also had the responsibility of toll road authority in the country. Until 1987, Jasa Marga was the only toll road operator in Indonesia and its development was financed by the Government with fund deriving from foreign loan and the issuance of Jasa Marga bonds. As the country’s first toll road operated by the Company, Jagorawi (Jakarta-Bogor-Ciawi) Toll Road that is operated since 1978 serves as the milestone in the development of toll road industry in Indonesia.

At the end of the 80s, the Government of Indonesia began to include private sectors to participate in toll road development through the Build, Operate and Transfer (BOT) mechanism. In the 90s, the Company’s role is more on the authority, giving concession rights to private investors most of whom, in the time of the monetary crisis in 1998, failed to realize their project, and based on the prevailing rules and regulations then, the Company was required to take over the concession rights. The toll roads that were taken over by the Company include JORR and Cipularang.

The issuance of Law No. 38 of 2004 on Road replacing Law No. 13 of 1980, along with the issuance of Government Regulation No. 15 giving more specific regulations on toll roads have brought changes in toll road business mechanism, which among others include the forming of the Indonesian Toll Road Authority (Badan Pengatur Jalan Tol – BPJT) as the regulator of toll road industry in Indonesia, as

SEKILAS JASA MARGAJASA MARGA IN BRIEF

Tugas utama Jasa Marga adalah merencanakan, membangun, mengoperasikan dan memelihara jalan tol serta sarana kelengkapannya

agar jalan tol dapat berfungsi sebagai jalan bebas hambatan yang memberikan manfaat lebih tinggi daripada jalan umum bukan tol.

Jasa Marga’s main tasks are to plan, build, operate and maintain toll roads along with the facilities so that toll roads are able to function as highway

providing more benefits compared to the non-toll roads.

SEKILAS JASA MARGA IKHTISAR KEUANGAN IKHTISAR SAHAM DAN OBLIGASIJASA MARGA IN BRIEF FINANCIAL HIGHLIGHTS STOCKS AND BONDS HIGHLIGHTS

PERISTIWA PENTING 2011 PENGHARGAAN TAHUN 2011 SERTIFIKASI MUTU PENGOPERASIAN JALAN TOLSIGNIFICANT EVENTS 2011 AWARDS IN 2011 QUALITY CERTIFICATION FOR ROAD OPERATION

20 21

PROFIL PERUSAHAAN CORPORATE PROFILE



Umum dengan penyesuaian setiap dua tahun. Dengan demikian peran otorisator dikembalikan dari Perseroan kepada Pemerintah. Sebagai konsekuensinya, Perseroan menjalankan fungsi sepenuhnya sebagai sebuah perusahaan pengembang dan operator jalan tol yang akan mendapatkan ijin penyelenggaraan tol dari Pemerintah.

Melalui Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) yang ditandatangani pada tanggal 07 Juli 2006, 13 ruas jalan tol Perseroan yang sudah beroperasi saat itu mempunyai masa konsesi selama 40 tahun berlaku efektif sejak 01 Januari 2005, dengan pengecualian PPJT JORR Seksi S, berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan risalah rapat BPJT selama 15 tahun atau dilunasinya kredit sindikasi JORR Seksi S.

Pembangunan dan pengoperasian jalan tol sejak saat itu didasarkan kepada konsep investasi dimana Perseroan sebagai investor akan berinvestasi pada jalan-jalan tol yang mempunyai tingkat kelayakan pengembalian secara finansial sesuai dengan masa konsesi. Proses untuk mendapatkan konsesi jalan tol baru juga harus melalui pembentukan entitas bisnis usaha tersendiri. Melalui anak perusahaan yang dibentuk Perseroan dengan beberapa partner usaha, sampai dengan akhir tahun 2011 Perseroan memiliki tambahan sembilan ruas jalan tol baru dimana Perseroan mempunyai kepemilikan mayoritas lebih dari 51%.

Tahun 2005, Jasa Marga memperoleh tiga konsesi jalan tol baru yaitu, Bogor Outer Ring Road yang konsesinya dipegang oleh PT Marga Sarana Jabar, Semarang-Solo oleh PT Trans Marga Jateng dan Gempol-Pasuruan oleh PT Trans Marga Jatim Pasuruan. Ketiga ruas tersebut mempunyai masa konsesi selama 45 tahun. Tahun 2007 Perseroan kembali memperoleh dua konsesi jalan tol baru yaitu Cengkareng-Kunciran dan Kunciran-Serpong dengan masa konsesi 35 tahun.

Pada tahun 2007 Perseroan menjadi perusahaan terbuka dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta) sejak

well as the decision of toll tariff by the Minister of Public Works along with the adjustment every two years. Therefore, the authorization function is given back from the Company to the Government. Consequently, the Company fully functions as a toll road operator and developer that requires concession license from the Government.

Through the Toll Road Concession Agreement (Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol – PPJT) signed on 07 July 2006, 13 toll road sections operated by the Company have a concession period of 40 years effective from 01 January 2005, with the exception of PPJT of JORR Section S that is operated based on the Decision of the Minister of Public Works and Minutes of Meeting of BPJT for 15 years or the payment of JORR Section S syndicated loan.

Since then, toll road operation and development is based on investment concept and as an investor, the Company will invest in toll roads that are financially feasible in accordance with the concession period. To get new toll road concession also requires the forming of new business entity. Through subsidiaries formed by the Company in cooperation with several business partners, until the end of 2011 the Company has nine new toll road sections in which the Company has majority ownership of more than 51%.

In 2005, Jasa Marga won the concession of three new toll roads i.e. Bogor Outer Ring Road, Semarang-Solo and Gempol-Pasuruan whose concessions are held by PT Marga Sarana Jabar, PT Trans Marga Jateng and PT Trans Marga Jatim Pasuruan, respectively, with a concession period of 45 years. In 2007, the Company won another two toll road concessions i.e. Cengkareng-Kunciran and Kunciran-Serpong with a concession period of 35 years.

Since 2007, the Company has become a public company and has been listed at Indonesia Stock Exchange (IDX) – previously

Pemerintah melepas 30% sahamnya kepada masyarakat pada tanggal 12 November 2007.

Tahun 2009, Perseroan meningkatkan penyertaan kepemilikan saham pada tiga perusahaan yaitu PT Marga Kunciran Cengkareng pemegang konsesi Jalan Tol Cengkareng-Kunciran, PT Marga Trans Nusantara pemegang konsesi Jalan Tol Kunciran-Serpong, PT Marga Nujyasumo Agung pemegang konsesi Jalan Tol Surabaya-Mojokerto yang mempunyai konsesi 35 tahun. Di ketiga ruas tersebut, Perseroan merupakan pemegang saham mayoritas.

Tahun 2011, Jasa Marga meningkatkan penyertaan kepemilikan saham hingga menjadi pemegang saham mayoritas dengan melakukan pembelian saham pemegang saham eksisting pada PT Margabumi Adhikaraya sebagai pemilik konsesi Jalan Tol Gempol-Pandaan dengan masa konsesi 35 tahun. Selain itu, bersama konsorsium tujuh BUMN, Perseroan ditunjuk sebagai pemrakarsa proyek Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa di Bali dengan masa konsesi 50 tahun. Sehingga sampai dengan akhir tahun 2011 Perseroan mempunyai tambahan sembilan ruas jalan tol baru melalui anak perusahaan dimana Perseroan menjadi pemegang saham mayoritas.

Sampai dengan akhir tahun 2011 panjang ruas jalan tol yang dioperasikan Perseroan mencapai 545 km termasuk tiga ruas baru yang dioperasikan secara bertahap yaitu ruas Bogor Outer Ring Road Seksi 1 (3,8 km), Semarang-Solo Seksi 1 (10,8 km) dan Surabaya-Mojokerto Seksi 1A (2,3 km) dan merupakan 73% pangsa pasar industri jalan tol dari segi panjang km di Indonesia. Apabila sembilan jalan tol baru tersebut selesai dibangun dan dioperasikan maka akan menambah panjang km jalan tol yang dioperasikan sepanjang 211 km.

Pendapatan utama Perseroan berasal dari pendapatan tol kendaraan yang melewati jalan tol. Selain itu pendapatan Perseroan juga berasal dari sewa lahan, pendapatan iklan, dan jasa pengoperasian jalan tol pihak lain.

Jakarta Stock Exchange (JSX), when the Government sold its 30% shares to public on 12 November 2007.

In 2009, the Company increased its shares ownership at three companies, namely PT Marga Kunciran Cengkareng, holder of Cengkareng-Kunciran Toll Road concession; PT Marga Trans Nusantara, holder of Kunciran-Serpong Toll Road concession; PT Marga Nujyasumo Agung, holder of Surabaya-Mojokerto Toll Road concession, each with a concession period of 35 years. The Company has become the major shareholder in the three sais companies.

In 2011, Jasa Marga increased its shares ownership at PT Margabumi Adhikaraya, which is the concession holder of Gempol-Pandaan Toll Road with a concession period of 35 years and becomes the major shareholder by acquiring the shares from existing shareholder. Furthermore, together with a consortium of seven SOEs, the Company was appointed developer of Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa Toll Road project in Bali with a concession period of 50 years. Thus until the end of 2011, the Company Perseroan has nine new toll road concessions through its subsidiaries each of which the Company becomes the major shareholder.

Until the end of 2011, the Company has operated 545 km toll roads, including the three new concessions that are operated in stages, namely Bogor Outer Ring Road Section I (3.8 km), Semarang-Solo Section 1 (10.8 km) and Surabaya-Mojokerto Section 1A (2.3 km), representing 73% of the total operating toll roads in the country. When completed and operated, the nine new toll roads will bring additional 211 km operating toll roads.

The Company’s main income derives from the toll payment of vehicles passing its toll roads. The company’s other sources of income also include land rent, advertisements and operation of other party’s toll road.



22 23

PROFIL PERUSAHAAN COMPANY PROFILE



IKHTISAR KEUANGANFINANCIAL HIGHLIGHTS

EV: Enterprise Value EBITDA: Earnings before Interests, Tax and Amortization

*) Akan ditentukan dalam RUPS tahun 2012

EV: Enterprise Value EBITDA: Earnings before Interests, Tax and Amortization

*) Will be decided at GMS in 2012

Angka-angka pada seluruh tabel dan grafik menggunakan notasi Indonesia

Numerical notations in all tables and charts are written in Indonesian

URAIAN DESCRIPTION 2011 2010 2009 2008 2007

PENDAPATAN USAHA OPERATING REVENUE 4,960,473 4,378,584 3,692,000 3,353,632 2,645,043

Beban Usaha Operating Expense 2.679.084 2.390.392 2.175.779 1.982.008 1.629.093

Laba Usaha Operating Income 2.281.388 1.988.192 1.516.221 1.371.624 1.015.949

EBITDA Earnings Before Interest. Tax. Depreciation. Amortization 2.957.981 2.555.241 2.022.214 1.807.401 1.379.580

Beban Bunga Interest Expense 740.400 763.845 742.024 720.097 714.491

Laba Bersih Net Income 1.339.462 1.193.486 992.694 707.798 277.982

Laba Bersih per Saham (Rupiah penuh) Net Income Per Share (full Rupiah amount) 197,68 176,14 146,50 104,11 54,51

Modal Kerja Bersih Net Working Capital 228.145 1.611.862 463.983 2.669.707 2.750.466

Investasi pada Perusahaan Asosiasi Total Investment in Associate Companies 200.922 201.271 207.485 26.426 20.152

Total Aset Total Assets 21.432.134 18.952.129 16.174.264 14.642.760 13.847.227

Total Kewajiban Total Liabilities 12.191.853 10.592.664 8.428.823 7.758.937 7.632.543

Total Ekuitas Total Equity 9.240.280 8.359.466 7.183.379 6.572.008 5.975.316

Hutang yang Memiliki Beban Bunga Interest Bearing Debt 8.717.644 8.072.707 6.379.244 5.897.306 6.277.944

Hak Minoritas pada Anak Perusahaan Minority Interest in Subsidiaries 911.490 619.453 562.062 311.815 239.368

Jumlah Saham yang Beredar (ribuan lembar) Outstanding Shares (thousand shares) 6.775.477 6.775.477 6.775.477 6.791.242 6.800.000

Dividen per Saham (Rupiah penuh) Dividend per Shares (full Rupiah amount) * 105,6888 87,9076 52,2323 14,3264

Arus Kas Operasi Operating Cash Flow 1.785.731 1.533.256 1.074.806 1.022.400 489.735

Belanja Modal Capital Expenditure 2.299.123 1.180.960 1.604.907 1.166.178 942.057

Kapitalisasi Pasar Market Capitalization 28.457.003 23.206.009 12.263.612 6.180.030 12.920.000

Nilai Perusahaan Enterprise Value 33.410.639 27.267.125 15.328.853 8.700.088 15.197.916

RASIO KEUANGAN (%) FINANCIAL RATIOS (%)

Marjin Laba Bersih Net Profit Margin 27,00 27,26 26,89 21,11 10,51

Marjin Operasi Operating Margin 45,99 45,41 41,07 40,90 38,41

Marjin EBITDA EBITDA Margin 59,63 58,36 54,77 53,89 52,16

Tingkat Pengembalian atas Ekuitas Return on Equity 14,50 14,28 13,82 10,77 4,65

Tingkat Pengembalian atas Aset Return on Assets 6,25 6,30 6,14 4,83 2,01

Rasio Lancar Current Ratio 106,05 165,04 115,64 315,77 307,53

Rasio Harga Terhadap Laba Bersih per Saham (kali) Price-Earnings Ratio (times) 21,25 19,44 12,35 8,74 34,86

EV / EBITDA (kali) EV / EBITDA (times) 11,30 10,67 7,58 4,81 11,02

BATASAN KEUANGAN (%) FINANCIAL COVENANTS (%)

Rasio Hutang Terhadap Ekuitas Debt to Equity Ratio 131,94 126,71 117,34 118,06 127,73

Rasio EBITDA Terhadap Beban Bunga (kali) Interest Coverage Ratio (times) 4,00 3,35 2,73 2,51 1,93

PERTUMBUHAN (%) GROWTH RATIOS (%)

Pendapatan Revenue 13,29 18,60 10,09 26,79 15,20

Laba Operasi Operating Income 14,75 31,13 10,54 35,01 23,98

EBITDA EBITDA 15,76 26,36 11,89 31,01 20,54

Laba Bersih Net Income 12,23 20,23 40,25 91,01 (39,90)

Total Aset Total Assets 13,09 17,17 10,46 5,75 35,02

Ekuitas Equity 10,54 7,75 9,30 9,99 150,48

NILAI TUKAR (RUPIAH PENUH) EXCHANGE RATE (FULL RUPIAH AMOUNT) 9.113 9.023 9.400 10.950 9.419

(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (in milion Rupiah, unless stated otherwise)



24 25

PROFIL PERUSAHAAN COMPANY PROFILE



IKHTISAR SAHAM DAN OBLIGASISTOCKS AND BONDS HIGHLIGHTS

Ikhtisar Saham Stock Highlights

Tahun Triwulan Harga per Lembar Saham (Rp) Volume NilaiYear Quarter Price per Share (Rp) Volume Value

Tertinggi Terendah Penutupan High Low Close

2010 Triwulan 1 1Q 1.900 1.660 1.790 12.074.000 21.612.460.000

2010 Triwulan 2 2Q 2.200 1.750 2.025 7.123.000 14.424.075.000

2010 Triwulan 3 3Q 3.375 2.000 3.200 8.456.500 27.060.800.000

2010 Triwulan 4 4Q 3.900 3.150 3.425 9.506.500 32.559.762.500

2011 Triwulan 1 1Q 3.575 2.925 3.400 10.509.500 35.732.300.000

2011 Triwulan 2 2Q 3.650 3.250 3.625 16.022.000 58.079.750.000

2011 Triwulan 3 3Q 4.275 3.400 3.975 6.335.500 25.183.612.500

2011 Triwulan 4 4Q 4.275 3.550 4.200 2.323.500 9.758.700.000

2011

* Tidak Dicatatkan Non Listed** Peringkat Periode 05 Juli 2011-01 Juli 2012 Rating for period of 05 July 2011-01 July 2012

Obligasi Beredar Jasa Marga Jasa Marga Outstanding Bonds

Obligasi Jumlah (Rp Juta) Tingkat Bunga Tanggal JatuhTempo Peringkat** Bond Par Value (Rp Million) Coupon Maturity Date Rating **

1 Jasa Marga XI (P) 1.000.000 12,30% 10-10-2013 idAA

2 JORR I * 274.260 Rata-rata SBI 3 bulan 11-19-2010

SBI 3-month average

3 JORR II (A) * 78.300 15,25% 05-01-2016

JORR II (B) * 78.300 15,25% 05-01-2018

JORR II (C) * 104.400 15,50% 05-01-2021

4 Jasa Marga XII (Q) 1.000.000 13,50% 06-07-2016 idAA

5 Jasa Marga XIII (R) 1.500.000 10,25% 06-21-2017 idAA

6 Jasa Marga XIV (JM-10) 1.000.000 9,35% 10-12-2020 idAA

7 Jasa Marga I (JM-10) 500.000 Tanpa Bunga 10-12-2013 idAA

Zero Coupon

* Tidak Dicatatkan Non Listed** Peringkat Periode 28 Juli 2010-01 Juli 2011 Rating for period of 28 July 2010-01 July 2011

Obligasi Beredar Jasa Marga Jasa Marga Outstanding Bonds

Obligasi Jumlah (Rp Juta) Tingkat Bunga Tanggal JatuhTempo Peringkat** Bond Par Value (Rp Million) Coupon Maturity Date Rating **

1 Jasa Marga X (O) 650.000 16,15% 04-12-2010 idAA

2 Jasa Marga XI (P) 1.000.000 12,30% 10-10-2013 idAA

3 JORR I * 274.260 Rata-rata SBI 3 bulan 11-19-2010

SBI 3-month average

4 JORR II (A) * 78.300 15,25% 05-01-2016

JORR II (B) * 78.300 15,25% 05-01-2018

JORR II (C) * 104.400 15,50% 05-01-2021

5 Jasa Marga XII (Q) 1.000.000 13,50% 06-07-2016 idAA

6 Jasa Marga XIII (R) 1.500.000 10,25% 06-21-2017 idAA

7 Jasa Marga XIV (JM-10) 1.000.000 9,35% 10-12-2020 idAA

8 Jasa Marga I (JM-10) 500.000 Tanpa Bunga 10-12-2013 idAA

Zero Coupon

2010



26 27

PROFIL PERUSAHAAN CORPORATE PROFILELAPORAN TAHUNAN 2011 ANNUAL REPORT LAPORAN TAHUNAN 2011 ANNUAL REPORT


12 Januari January

Kickoffmeeting Penerapan Prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Bertempat di Gedung JMDC, acara tersebut membahas mengenai review pelaksanaan GCG berupa self-assessment dan evaluasi tindak lanjut atas rekomendasi hasil assessment sebelumnya.

Kickoff meeting of Good Corporate Governance Principles Implementation. Taking place at JMDC Building, the meeting was to discuss the review of GCG implementation in the form of self-assessment and evaluation as the follow up from the recommendation of the result of the previous assessment.

17 Maret March

RUPSLB Jasa Marga di Ballroom The Dharmawangsa, Jakarta. Agenda Rapat yang dibahas antara lain: persetujuan untuk melanjutkan sementara masa jabatan anggota Direksi dan Komisaris yang diangkat berdasarkan Keputusan Menteri Negara BUMN No. Kep-32/MBU/2006 dan No. Kep-33/MBU/2006 sampai dengan ditetapkan dalam RUPS Tahunan pada tahun 2011.

EGMS of JasaMarga at The Dharmawangsa Ballroom, Jakarta. The agenda of the Meeting: the approval of temporary continuation of the period of service of members of Directors and Board of Commissioners appointed based on the Decision of State Minister for SOE No. Kep-32/MBU/2006 and No. Kep-33/MBU/2006 until the decision of AGMS in 2011.

11 Mei May

Jasa Marga raih Predikat Terbaik untuk Toll Road Provider di ajang Service Quality Golden Award 2011 di Hotel Mulia, Jakarta.

Jasa Marga was named The Best Toll Road Provider in Service Quality Golden Award 2011 at Mulia Hotel, Jakarta.

13 Januari January

Peresmian Pengoperasian Gerbang Tol Cimanggis Utama. Gerbang Tol Cimanggis Utama merupakan relokasi gerbang tol TMII dengan tujuan untuk mengurangi kemacetan yang sering terjadi di pintu keluar Pasar Rebo.

The inauguration of Cimanggis Main Toll Gate. Cimanggis Main Toll gate is the relocation of TMII toll gate to ease the frequent congestion at Pasar Rebo exit gate.

28 April April

Sebanyak 7 BUMN yang terdiri dari Perseroan, PT Pelindo III (Persero), PT Angkasa Pura I (Persero), PT Wijaya Karya (Persero)Tbk., PT Adhi Karya (Persero) Tbk., PT Hutama Karya (Persero) Tbk., serta PT Pengembangan Pariwisata Bali melakukan Penandatanganan Perjanjian Konsorsium Investasi Pengusahaan Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa, Bali.Seven SOEs consisting of the Company,PT Pelindo III (Persero), PT Angkasa Pura I (Persero), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., PT Adhi Karya (Persero) Tbk., PT Hutama Karya (Persero) Tbk., and PT Pengembangan Pariwisata Bali signed the Consortium Agreement for the investment in the concession of Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa Toll Road, Bali.

03 Maret March

TrafficInformation Center JasaMarga di 021-80880123 meraih “Good” Service Performance untuk kategori Public Service dalam penganugerahan Call Center Award 2011 for Service Excellence yang diadakan oleh Carre dan Majalah Service Excellence (marketing group).

JasaMarga Traffic Information Center through phone number 021-80880123 received “Good” Service Performance for the category Public Service in Call Center Award 2011 for Service Excellence organized by Carre and Service Excellence Magazine (marketing group).

08 Juni June

Jasa Marga raih penghargaan Indonesia Corporate Image Award 2011 untuk kategori Toll Road Infrastructure, The Best in Building and Managing Corporate Image di Hotel Ritz Carlton, Jakarta.

Jasa Marga received Indonesia Corporate Image Award 2011 for the category of Toll Road Infrastructure, The Best in Building and Managing Corporate Image at Ritz Carlton Hotel, Jakarta.

01 Maret March

Peresmian Pengoperasian Gerbang Tol Cikarang Utama. GerbangTol Cikarang Utama merupakan wujud peningkatan pelayanan JasaMarga kepada pengguna jalan dengan menyediakan gardu tol yang lebih banyak dan peralatan tol yang lebih modern.

The inauguration of Cikarang Main Toll Gate. CIkarang Main Toll Gate is the realization of JasaMarga’s service improvement to toll road users by providing more toll booths and more modern toll equipment.

01 Mei May

Pendistribusian perdana Buku “Aku Tertib Berlalu Lintas” di Kantor Pusat Jasa Marga dihadiri Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh.

Premier distribution of the book entitled “Aku Tertib Berlalu Lintas” at Jasa Marga Head Office, attended by Minister of Education and Culture M. Nuh.

09 Maret March

Grand Opening Rest Area Km 97 Cabang Purbaleunyi. Dengan semakin banyaknya TIP baru yang disediakan dengan berbagai fasilitas, dapat semakin meningkatkan pelayanan dan kenyamanan bagi pengguna jalan tol.

The Grand Opening of Rest Area Km 97 Purbaleunyi Branch. More Rest and Service Areas with various facilities are provided to improve services and comfort for toll road users.

14 Juni June

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Jasa Marga di Ballroom The Dharmawangsa, Jakarta. RUPS ini memutuskan susunan kepengurusan Dewan Komisaris dan Direksi adalah tetap sampai dengan penyelenggaraan RUPS Luar Biasa atau RUPS Tahunan berikutnya, mana yang lebih dahulu.

Annual General Meeting of Shareholders of Jasa Marga at The Dharmawangsa Ballroom, Jakarta. The Meeting decided among others that the Board of Commissioners and Directors remain the same until the next Annual GMS or Extraordinary GMS, whichever comes first.

PERISTIWA PENTING 2011SIGNIFICANT EVENTS 2011



16 Agustus August

Jasa Marga meraih berbagai penghargaan dalam The 7th National CS Championship 2011 yang diselenggarakan oleh Global Service Quality Academy bekerja sama dengan Carre (The Customer Company).

Jasa Marga received various awards in The 7th National CS Championship 2011 held by Global Service Quality Academy in cooperation with Carre (The Customer Company).

28 29



24 Oktober October

Jasa Marga berhasil meraih predikat “Sangat Bagus” untuk Kategori Industri Non-Keuangan oleh Infobank dalam BUMN Awards 2011.

Jasa Marga achieved the predicate of “Very Good” for the category of Non-Financial Industry from Infobank in BUMN Awards 2011.

28 September September

Jasa Marga meraih penghargaan Indonesia Green Award 2011. Penghargaan ini diberikan atas usaha Perseroan dalam Program Penghutanan Jalan Tol di Indonesia.

Jasa Marga was awarded Indonesia Green Award 2011. The award is given for the Company’s efforts in the Toll Road Forestation Program in Indonesia.

12 November November

Pencanangan (groundbreaking) proyek Jalan Tol Semarang-Solo ruas Ungaran-Bawen sepanjang 11,9 km oleh Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto, dan Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo, di Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang.

The groundbreaking of Section Ungaran-Bawen (11.9 km) of Semarang-Solo Toll Road Project by Minister of Public Works Djoko Kirmanto and Governor of Central Java Bibit Waluyo, in Pringapus District of Semarang Regency.

27 Agustus August

Jalan Tol Surabaya-Mojokerto seksi IA ruas Waru-Sepanjang (2,3 km) diresmikan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto.

Section IA Waru-Sepanjang (2.3 km) of Surabaya-Mojokerto Toll Road was inaugurated by Minister of Public Works Djoko Kirmanto.


Jasa Marga meraih penghargaan sebagai Peringkat III The Best Corporation for GCG Implementation dan The Best Corporation for Learning Organization dalam Anugerah Business Review 2011.

Jasa Marga was awarded the Third Rank of The Best Corporation for GCG Implementation and The Best Corporation for Learning Organization in Anugerah Business Review 2011.

07 Oktober October

Kenaikan tarif tol sesuai Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 277/KPTS/M/2011 tanggal 28 September 2011 dan berlaku efektif sejak 07 Oktober 2011. Pemerintah melalui Kementrian Pekerjaan Umum menyesuaikan tarif untuk 11 ruas jalan tol yang dimiliki Perseroan.

Increase in toll tariff based on Decision of Ministry of Public Works No. 277/KPTS/M/2011 dated 28 September 2011, effective from 07 October 2011. The Government through the Ministry of Public Works adjusted the tariff of 11 toll road sections operated by the Company.

13 Oktober October

PT Marga Lingkar Jakarta, salah satu anak usaha Jasa Marga pemegang konsesi ruas jalan tol JORR W2 Utara menandatangani kredit sindikasi senilai Rp 1,554 triliun dengan konsorsium sindikasi perbankan yang dipimpin Bank Mandiri.

PT Marga Lingkar Jakarta, one of Jasa Marga’s subsidiary that holds the concession of JORR W2 North Toll Road section signed the syndicated loan agreement worth Rp 1.554 trillion with the bank consortium led by Bank Mandiri.


Jasa Marga mendapat predikat level Good Performance dalam ajang penganugerahan Indonesian Quality Award (IQA) 2011, based on Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence dengan total nilai sebesar 489.

Jasa Marga achieved the level of Good Performance in Indonesian Quality Award (IQA) 2011, based on Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence with a total score of 489.

15 September September

Jasa Marga Raih Excellent Award dalam ICQCC’11, Yokohama. Sebanyak 5 orang perwakilan dari Jasa Marga meraih penghargaan “Excellent Award” dalam Ajang International Convention on QCCircles 2011 yang diselenggarakan di Yokohama, Jepang selama 4 hari (11-14September 2011).

Jasa Marga achieved Excellent Award in ICQCC’11, Yokohama. Five Jasa Marga representatives achieved “Excellent Award” in International Convention on QC Circles 2011 held in Yokohama, Japan for four days on 11-14 September 2011.

21 Oktober October

Pencanangan (groundbreaking) proyek Jalan Tol JORR W2 Utara oleh Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak. Jalan Tol JORR W2 Utara merupakan bagian dari JalanTol JORR yang belum terbangun.

Groundbreaking of JORR W2 North Toll Road Project by Deputy Minister of Public Works Hermanto Dardak. JORR W2 North Toll Road, which is not yet completed is part of the JORR Toll Road.


Jasa Marga dan Bank Mandiri Luncurkan e-Toll Card Nonstop. Jasa Marga bersama Bank Mandiri menghadirkan inovasi baru dalam pembayaran tol dengan meluncurkan e-Toll Card Nonstop,di Jakarta. Inovasi ini dapat mempermudah transaksi pembayaran tol bagi pengguna jalan tol.

Jasa Marga and Bank Mandiri Launched Nonstop e-Toll Card.Jasa Marga and Bank Mandiri present new innovation for toll payment by launching Nonstop e-Toll Card in Jakarta. The innovation will ease toll transaction for toll road users.




01 Desember December

Jasa Marga meraih penghargaan sebagai BUMN terbaik dalam kategori inovasi Tata Kelola Perusahaan (GCG) pada kompetisi Anugerah BUMN 2011 dengan tema Inovasi Kinerja Unggul.

Jasa Marga was awarded The Best SOE in the category of Innovation of Corporate Governance in the competition of Anugerah BUMN 2011 (BUMN 2011 Awards) with the theme “Excellence Performance Innovation”.

30 31




Jasa Marga berhasil meraih penghargaan Corporate Governance Perception Index (CGPI) 2011 sebagai “The Most Trusted Company” kategori “Trusted Company Based on Corporate Governance Perception Index 2011” dan “Trusted Company Based on Investors and Analysts’ Assessment Survey”.

Jasa Marga succeeded in achieving the award of Corporate Governance Perception Index (CGPI) 2011 as “The Most Trusted Company” in the category of “Trusted Company Based on Corporate Governance Perception Index 2011” and “Trusted Company Based on Investors and Analysts’ Assessment Survey”.


Groundbreaking Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa di Pelabuhan Benoa, Bali. Proyek tersebut merupakan salah satu program prioritas Pemerintah Pusat yang termasuk dalam 6 Koridor Ekonomi menghubungkan Bandar Udara Ngurai Rai, Pelabuhan Benoa dan daerah wisata Nusa Dua Bali.

Groundbreaking of Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa Toll Road in Benoa Port, Bali. The project connecting Bali’s Ngurai Rai Airport, Benoa Port and Nusa Dua tourism area is one of Central Government priority programs included in 6 Economic Corridors.


Jasa Marga meraih penghargaan Corporate Governance Award 2011, kategori The Best Most Improve” on IICD CG Conference and Award 2011.

Jasa Marga received Corporate Governance Award 2011, in the category of The Best Most Improve on IICD CG Conference and Award 2011.


Pernyataan mulai penerapan Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System) Jasa Marga.

Statement of commencement of Jasa Marga Whistleblowing System implementation.


Jasa Marga meraih penghargaan Best of The Best Awards 2011 kategori The A List The Top 40 Top Performing Small & Midsized Companies dari Majalah Forbes.

Jasa Marga received Best of The Best Awards 2011 in the category of The A List The Top 40 Top Performing Small & Midsized Companies from Forbes Magazine.


Penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) antara Direktur Utama PT Jasa Marga Bali Tol A.Tito Karim dengan Badan Pengusahaan Jalan Tol (BPJT) di Jakarta, disaksikan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto dan juga Direktur Utama Jasa Marga Frans S.Sunito.

The signing of Toll Road Concession Agreement between President Director of PT Jasa Marga Bali Tol A.Tito Karim and the Indonesian Toll Road Authority in Jakarta, witnessed by Minister of Public Works Djoko Kirmanto and President Director/CEO of Jasa Marga Frans S. Sunito.




SERTIFIKASI MUTU PENGOPERASIAN JALAN TOLQUALITY CERTIFICATION FOR TOLL ROAD OPERATION

Jasa Marga melalui cabang mendapatkan sertifikat mutu pengoperasian jalan tol sebagai berikut:

Through its branches, Jasa Marga receives quality certification for toll roads as follows:

No. Cabang/Anak Perusahaan SertifikasiISOSejak MasaValidSertifikatISO9001:2008 Branch/Subsidiary ISOCertificationSince ValidityPeriodofISO9001:2008Certificate

1 Jagorawi 10/01/2000 23/08/0211– 23/08/2014

2 Jakarta-Cikampek 04/02/2005 04/02/2011 – 04/02/2014

3 Jakarta-Tangerang 22/12/2004 22/12/2010 – 22/12/2013

4 Cawang-Tomang-Cengkareng 15/02/2005 15/02/0211 – 15/02/2014

5 Purbaleunyi 22/12/2005 22/12/2010 – 22/12/2013

6 Surabaya-Gempol 19/04/2001 19/04/2010 – 19/04/2013

7 Semarang 06/01/2005 06/01/2011 – 06/01/2014

8 Belmera 12/10/2004 12/10/2010 – 12/10/2013

9 Palikanci 21/07/2004 21/07/2010 – 21/07/2013

32 33



Penghargaan Award:Penghargaan Anugerah Business Review 2011 sebagai The Best GCG of the Year 2011 Peringkat 3.Anugerah Business Review 2011 Award as The Best GCG of the Year 2011, Third Rank.Lembaga Institution:Business ReviewBusiness ReviewTanggal Date:03-04/11/2011

Penghargaan Award:Indonesian Quality Award 2011 based on Malcolm Baldridge Criteria kategori penilaian “Good Performance”.Indonesian Quality Award 2011 based on Malcolm Baldridge Criteria in the assessment category of “Good Performance”.Lembaga Institution:IQA FoundationIQA FoundationTanggal Date:23/11/2011

Penghargaan Award:Penghargaan Anugerah BUMN 2011 Inovasi untuk Kinerja Unggul sebagai Juara II Inovasi GCG BUMN Terbaik. Anugerah BUMN 2011 Award Innovation for Excellent Performance, Second Rank, Best SOE in GCG Innovation.Lembaga Institution:Majalah BUMN TrackBUMN Track MagazineTanggal Date:01/11/2011

Penghargaan Awards:Penghargaan Corporate Governance Award 2011, kategori “The Best Most Improve” on IICD CG Conference and Award 2011.Corporate Governance Award 2011, in the category of The Best Most Improve” on IICD CG Conference and Award 2011.Lembaga Institution:Indonesian Institute for Corporate Directorship dan Business ReviewIndonesian Institute for Corporate Directorship and Business ReviewTanggal Date:02/11/2011

Penghargaan Award:Penghargaan Best of the Best Awards 2011 kategori The A list The Top 40 Top Performing Small & Midsized Companies.Best of the Best Awards 2011 in the category of The A list The Top 40 Top Performing Small & Midsized Companies.Lembaga Institution:Majalah ForbesForbes MagazineTanggal Date:08/11/2011

Penghargaan Award:Penghargaan Corporate Governance Perception Index (CGPI) 2010 “The Most Trusted Company Award 2011”, kategori Trusted Company Berdasarkan Corporate Governance Perception Index 2010 dan Trusted Company Berdasarkan Investors and Analysts’ Assessment Survey. Corporate Governance Perception Index (CGPI) 2010 Award as “The Most Trusted Company Award 2011”, in the Category of Trusted Company Based on Corporate Governance Perception Index 2010 and Trusted Company Based on Investors and Analysts’ Assessment Survey.Lembaga Institution:Majalah SWA & IICG Tanggal Date:19/11/2011



PENGHARGAAN TAHUN 2011AWARDS IN 2011

Penghargaan Award: Call Center Award 2011 for service excellence, Kategori Public Service atas Keberhasilan Meraih “GOOD” Service Performance. Call Center Award 2011 for service excellence, Category Public Service for Achieving “GOOD” Service Performance.Lembaga Institution:Majalah Marketing dan Carre (the Customer Company) Marketing Magazine and Carre (the Customer Company)Tanggal Date:03/03/2011

Penghargaan Award:Service Quality Award 2011, Kategori Penyedia Jalan Tol atas Keberhasilan dalam Memberikan Excellence Total Service Quality Satisfaction Berdasarkan Customer Perception Survey ISSI 2011 (SQ Golden Award 2011). Service Quality Award 2011 Category Toll Road Provider for Achieving Excellence Total Service Quality Satisfaction Based on Customer Perception Survey ISSI 2011(SQ Golden Award 2011).Lembaga Institution:Majalah Marketing dan Carre (the Customer Company) Marketing Magazine and Carre (the Customer Company)Tanggal Date:11/05/2011

Penghargaan Award:Corporate Image Award 2011 Indonesia’s Most Admired Companies, Kategori Infrastruktur Jalan Tol, The Best in Building and Managing Corporate Image. Corporate Image Award 2011 Indonesia’s Most Admired Companies, Category Toll Road Infrastructure, The Best in Building and Managing Corporate Image.Lembaga Institution:Bloomberg Bussinessweek dan Frontier Consulting Group Bloomberg Bussinessweek and Frontier Consulting GroupTanggal Date:08/06/2011

Penghargaan Award:Penghargaan BUMN Kategori Industri Non-Keuangan yang berpredikat SANGAT BAGUS atas Kinerja Keuangan 2010 (Rating 113 BUMN Tahun 2011 pada The 2nd Infobank BUMN Awards 2011). SOE Award in the Category of Non-Financial Industry with predicate VERY GOOD for 2010 Financial Performance (Rating of 113 SOEs of 2011 in The 2nd Infobank BUMN Awards 2011).Lembaga Institution:Majalah Infobank Infobank MagazineTanggal Date:24/10/2011

Penghargaan Award:Penghargaan Indonesia Green Awards 2011 Visi Biru Aksi Hijau Penghargaan Penginspirasi Bumi. Indonesia Green Awards 2011 Blue Vision Green Action Earth Inspirer Award.Lembaga Institution:Kementerian Kehutanan, Majalah Bisnis & CSR dan La TOFI School. Ministry of Forestry, Bisnis & CSR Magazine and La TOFI SchoolTanggal Date:28/09/2011

Penghargaan Award:Penghargaan Anugerah Business Review 2011 sebagai The Best CORPORATION for LEARNING ORGANIZATION of the Year 2011 Peringkat 3. Anugerah Business Review 2011 Award as The Best CORPORATION for LEARNING ORGANIZATION of the Year 2011, Third Rank.Lembaga Institution:Business Review Business ReviewTanggal Date:03-04/11/2011

34 35



SIGNIFICANT EVENTS 2011 PENGHARGAAN DAN SERTIFIKASI

PERISTIWA PENTING 2011 AWARDS AND CERTIFICATIONS

35



36 37

STRATEGI PERUSAHAAN CORPORATE STRATEGIES



Menjadi perusahaan modern dalam bidang pengembangan dan pengoperasian jalan tol, menjadi pemimpin (leader) dalam industri jalan tol dengan mengoperasikan mayoritas jalan tol di Indonesia, serta memiliki daya saing yang tinggi di tingkat Nasional dan Regional.

To become a modern company in the development and operation of toll roads, to maintain its position as the leader of the toll road industry in Indonesia by operating the majority of Indonesian toll roads and to become a highly competitive company in both national and regional scales.

VISI VISION

Menambah panjang jalan tol secara berkelanjutan, sehingga Perusahaan menguasai paling sedikit 50% panjang jalan tol di Indonesia dan usaha terkait lainnya, dengan memaksimalkan pemanfaatan potensi keuangan Perusahaan serta meningkatkan mutu dan efisiensi jasa pelayanan jalan tol melalui penggunaan teknologi yang optimal dan penerapan kaidah-kaidah manajemen perusahaan modern dengan tata kelola yang baik.

Continuously developing new toll roads to maintain its leading position of operating at least 50% of the total toll road length in Indonesia, along with other related businesses, by making the best use of the Company’s financial strength. Improving its service quality as well as efficiency by applying proper technology and modern management principles.

Berdasarkan Keputusan Direksi No. 194/KPTS/2009 tanggal 08 Desember 2009 tentang Struktur Organisasi PT Jasa Marga (Persero) Tbk.Based on the Decision of the Directors No. 194/KPTS/2009 dated 08 December 2009 on the Organizational Structure of PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

MISI MISSION

VISI DAN MISI JASA MARGATHE VISION AND MISSION OF JASA MARGA

VISI DAN MISI JASA MARGA STRATEGI PERUSAHAANTHE VISION AND MISSION OF JASA MARGA CORPORATE STRATE

TATA NILAI PERUSAHAANCORPORATE VALUES

38 39




STRATEGI PERUSAHAANCORPORATE STRATEGIES

Perseroan konsisten untuk menjadi market leader dalam industri jalan tol dengan memfokuskan usaha pada penambahan panjang jalan tol yang ada melalui pembangunan jalan-jalan tol baru yang terkoneksi dengan jalan tol yang beroperasi. Pembangunan jalan tol baru yang memiliki tingkat kelayakan yang baik dan terkoneksi memberikan sinergi pertumbuhan yang lebih baik pada jalan tol yang lama dan memberikan jaminan adanya volume lalu lintas yang mendukung kelayakan proyek pada jalan tol baru tersebut.

Sesuai Undang Undang Jalan No. 38 tahun 2004, setiap jalan tol baru harus dibangun dan dikelola oleh satu perusahaan yang dibentuk khusus. Untuk jalan-jalan tol baru, Perseroan bekerja sama dengan mitra strategis, dan/atau Perusahaan Milik Pemerintah Daerah (BUMD). Pada Anak Perusahaan pengelola jalan tol baru tersebut, Perseroan menjadi pemegang saham mayoritas agar dapat berperan sebagai pengendali dalam percepatan pengoperasian jalan tol.

Dalam menambah panjang jalannya, selain melalui tender, Perseroan juga mengakuisisi ruas-ruas baru yang potensial, yang pemegang konsesinya memiliki hambatan untuk membangun jalan tol tersebut, terutama jalan tol yang terletak di kota-kota besar yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan sedapat mungkin terhubung dengan jalan tol eksisting Perseroan/Anak Perusahaan.

Untuk usaha lain di luar usaha jalan tol, Perseroan juga menerapkan strategi untuk mengoptimalkan aset-aset yang ada untuk meningkatkan kontribusi pendapatan. Hal ini dilakukan dengan mengkapitalisasi lahan yang ada menjadi area komersil, seperti properti atau jaringan fiber optik. Kerja sama usaha non tol ini dilakukan dengan melibatkan mitra yang memiliki kompetensi dan pengalaman di bisnis tersebut.

The Company consistently makes the effort to maintain its position as the market leader in toll road industry by focusing its business on adding new toll roads to its portfolio by developing new toll roads that have high level of feasibility and are connected to the ones already in operation. The construction of new connected toll roads provides better synergy in the growth of old toll roads while securing the number of traffic volume that is in accordance with the feasibility of the new toll road projects.

Based on Law on Road No. 38 of 2004, each new toll road should be constructed and operated by a specially formed company. For its new toll roads, Jasa Marga cooperates with strategic partners and/or local Government-owned companies (BUMD). It has been the Company’s policy that Jasa Marga becomes the majority shareholder in the subsidiaries operating the new toll roads, so that the Company is able to take part in accelerating toll road operation.

In adding to the length of its toll roads, apart from winning tender, the Company also acquires new potential toll roads whose concession holders have problems that impede the toll roads construction, especially those located in major cities with high economic value and ones that are connected to Jasa Marga’s/Subsidiaries’ existing toll roads.

In businesses other than toll road operation, the Company also implements a strategy of optimizing its existing assets to increase the contribution of revenues by capitalizing available space into commercial areas, such as property or fiber optic network. The non-toll road businesses are carried out by involving business partners competent and experienced in their respective field.

Strategi PengembanganDevelopment Strategies

Penambahan panjang jalan tol dan peningkatan pelayanan serta efisiensi merupakan strategi pokok dalam meningkatkan

nilai perseroan.

Additional length of toll roads as well as improvement in service and efficience are the main strategies to increase the

value of the company.

VISI DAN MISI JASA MARGA STRATEGI PERUSAHAANTHE VISION AND MISSION OF JASA MARGA CORPORATE STRATEGIES


40 41




Dari sisi operasional, pelayanan difokuskan untuk memberikan jasa layanan tol yang modern dan berkualitas. Hal tersebut dilakukan Perseroan melalui peralihan dari sistem yang berbasis (human-based) menjadi berbasis teknologi (technology-based) yaitu penerapan system transaksi elektronik dengan menggunakan e-Toll Card. Penerapan gardu tol Gardu Tol Otomatis (GTO) dilakukan untuk mendukung penerapan e-Toll Card tersebut. Penerapan sistem transaksi elektronik tersebut memberikan layanan transaksi yang lebih cepat serta memberikan kemudahan bagi pengguna jalan tol dengan tidak diperlukannya uang tunai dalam bertransaksi. Selain itu, Perseroan menerapkan sistem informasi dan komunikasi pelayanan lalu lintas terpadu dan efektif, dengan mengintensifkan pemantauan kondisi lalu lintas secara real time melalui kamera CCTV (closed-circuit television), mempercepat proses mendapatkan informasi terkait kondisi lalu lintas secara real time melalui rambu elektronik VMS (Variable Message Sign) dan Jasa Marga Traffic Information Center, sehingga response time bagi petugas di lapangan dan informasi yang disampaikan kepada pengguna jalan tersedia dengan cepat, akurat, dan real time. Selain itu pembakuan standard operating procedures (SOP) mengenai seluruh aspek pelayanan mulai dari aspek keamanan, kelancaran arus lalu lintas serta perawatan dan pemeliharaan jalan tol dilakukan Perseroan untuk mendukung komitmennya terhadap peningkatan pelayanan kepada pengguna jalan tol.

Strategi terkait pemeliharaan jalan tol difokuskan pada penerapan sistem kontrak berdasarkan kinerja dengan minimum 2 (dua) tahun, pelaksanaan peningkatan kapasitas jalan tol, penataan lingkungan jalan tol sesuai karakteristik masing-masing ruas jalan tol serta penambahan lajur jalan tol yang kapasitasnya sudah mendekati 80% dan memiliki lahan yang memadai.

From the operational point of view, the Company focuses on providing modern toll road services of high quality. The Company keeps improving its services by converting human-based into technology-based system, i.e. implementing electronic transaction system called e-Toll Card. Automated toll booths are applied to support e-Toll Card implementation. The implementation of electronic transaction system provides faster transaction service and facilitates toll road users as they no longer need cash in making toll transaction. Furthermore, Jasa Marga also implements an effective and integrated traffic communication and information system by intensifying the use of CCTV (closed-circuit television) cameras to find out real time condition of traffic, speeding up the process of getting information on traffic condition from VMS (Variable Message Sign) and Jasa Marga Traffic Information Center, resulting in faster response time as the field officers are able to give swift, accurate and real time information to toll road users. The Company also standardizes its operating procedures in all aspects of service, which include the safety, free-flowing traffic as well as maintenance of toll roads to prove its commitment to improving the services to the toll road users.

Strategies related to toll road maintenance focuses on the implementation of performance-based contract with minimum of two years guarantee, the increase in toll road capacity, the organization of toll road environment based on their respective characteristics, along with widening on toll roads whose capacity is approaching 80% and still have sufficient space.

Strategi OperasionalOperational Strategies

Untuk menunjang strategi-strategi diatas, Perseroan menjalankan berbagai kebijakan yang terkait dengan pendanaan dan manajemen organisasi sebagai fungsi pendukung untuk menjalankan strategi usaha. Dalam hal pendanaan, Perseroan tidak berhutang dalam valuta asing (valas) karena Pendapatan Perseroan semuanya dalam Rupiah, dengan demikian Perseroan terhindar dari setiap gejolak mata uang. Sumber dana Perseroan berasal dari arus kas internal (pendapatan tol) serta sumber eksternal yang dicari dari sumber yang paling efisien dari segi biaya dan penarikannya pun sesuai dengan kebutuhan. Sumber dana eksternal berasal dari pasar modal, perbankan dan pasar uang. Setelah jalan tol baru beroperasi hutang bank akan di-refinance dengan hutang jangka panjang lainnya yaitu dengan menerbitkan obligasi yang mempunyai tenor lebih panjang. Disamping itu, dana idle ditempatkan secara selektif dengan hasil yang optimal melalui penempatan dana pada instrumen portofolio yang aman, seperti deposito.

To support all of the above strategies, the Company has performed various policies related to the funding and organization management functioning as the support in carrying out its business strategies. As its strategy in funding, given that all its revenues are in Rupiah, Jasa Marga does not carry any liabilities in foreign exchanges and the Company therefore is able to avoid the risk of fluctuation in currencies. Funding sources come from internal cash flows (toll revenue), while external funding is carefully selected from the most efficient sources and it is used as needed. The external source of funding derives from capital market, banking and money market. When new toll roads are operated, bank loans will be refinanced from other long-term investments such as bond issuance. Besides that, to bring optimum results, idle funds are placed selectively in safe portfolio instruments such as time deposits.



InformasikondisilalulintasdijalantolmelaluiVMS(VariableMessageSign).InformationontrafficconditionontollroadthroughVMS(VariableMessageSign).

42 43




Strategi di bidang organisasi dilakukan dengan menjadikan kantor pusat sebagai investment holding company sementara Anak Perusahaan/Kantor Cabang sebagai SBU (Strategic Business Unit). Dengan strategi tersebut sebagian besar wewenang operasional yang ada di kantor pusat didelegasikan ke Kantor Cabang/Anak Perusahaan sehingga proses pengambilan keputusan dapat menjadi lebih efisien dan efektif. Setiap SBU didorong untuk menjadi organisasi yang memiliki knowledge capital. Perseroan terus-menerus melakukan pelatihan dan pengembangan seperti mengikutkan karyawan pada pelatihan-pelatihan yang mengarah pada pembentukan sikap yang berkinerja prima, memberikan pelatihan kepemimpinan yang berorientasi pada kepemimpinan bisnis dan teknis, meningkatkan frekuensi pelatihan GCG, mengembangkan program pelatihan yang membangun budaya kerja yang kompetitif secara berkesinambungan.

Sebagai upaya untuk mendorong karyawan untuk terus berkarya, Perseroan menerapkan sistem remunerasi berdasarkan kompetensi yang dikaitkan dengan kinerja serta standar yang berlaku di industri (best industry practices). Evaluasi dan perbaikan sistem pengelolaan SDM dilakukan secara terus menerus sehingga kinerja karyawan terus meningkat yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja operasional Perseroan.

Perseroan menerapkan strategi manajemen mutu dengan menggunakan kriteria Malcolm Balridge untuk memastikan mutu dan proses kerja Perseroan serta membangun budaya mutu 5Q (Quality of safety, Quality of Time, Quality of Attitude, Quality of Product dan Quality of Cost) dengan kerangka dasar ISO 9001:2000 serta mengembangkan sumber daya mutu sesuai dengan ISO 9001, QCC, SSP sehingga pelayanan prima secara intensif dan terintegrasi dapat tercipta. Di samping itu, Perseroan terus-menerus membangun budaya K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dengan mengadopsi standard OHSAS:18001.

The strategy in the aspect of organization is carried out by making the head office the investment holding company and the Subsidiaries/Branch Offices the SBU (Strategic Business Unit). With this strategy, most of operational authorities at the head office are delegated to branch offices/subsidiaries, therefore, the decision making process becomes more effective and efficient. Each SBU is encouraged to be an organization that has knowledge capital. The Company constantly conducts employees training and development by having them participate in trainings that focus on forming the attitude of service excellence. They are also given leadership training that is oriented to technical and business leadership. The Company also increases the frequency of GCG trainings and continually develops training program that promotes competitive work culture.

As the effort to endorse its employees to keep presenting their best performance, the Company implements competency-based remuneration system, which is related to best industry practices. The system of human resources management is evaluated and improved continuously to boost employees’ performance, which in turn will enhance the operational performance of the Company.

The Company applies the strategy of standard quality management by using Malcolm Baldridge criteria to ensure the work process as well as quality of the Company and building 5Q quality culture based on ISO 9001:2000 while also developing quality resources in accordance with ISO 9001, QCC, SSP so as to create integrated and intensive. The Company also continuously builds the culture of work health and safety by adopting the standard of OHSAS:18001.

Penerapan strategi-strategi tersebut pada akhirnya mendorong peningkatan pendapatan, pelayanan menjadi lebih aman dan nyaman serta penurunan biaya sehingga pada akhirnya meningkatkan nilai Perseroan

The implementation of these strategies will eventually encourage the increase in revenues, the provision of higher quality service with better safety and comfort, along with expenses cut down, leading to the increase in the Company’s profit



43

CORPORATE STRATEGIES


LAPORAN TAHUNAN 2011 ANNUAL REPORT

44 45





INTEGRITASSenantiasa melaksanakan pekerjaan dengan jujur dan penuh tanggung jawab serta beretika, semata-mata untuk kepentingan Perseroan.

MENCINTAI PEKERJAANMemiliki semangat dan gairah dalam bekerja yang dilandasi rasa bangga dan cinta terhadap pekerjaan dan Perseroan.

SENANG BELAJAR UNTUK KEMAJUANSenantiasa belajar hal-hal baru dan berani untuk mencoba gagasan baru dan cara-cara kerja yang lebih baik untuk kemajuan Perseroan.

MEMBANGUN KEPERCAYAANPercaya pada niat baik dan senantiasa menjaga kepercayaan yang diamanahkan pada kami dalam melaksanakan pekerjaan.

INTEGRITYAlways carrying out the duties honestly and responsibly while maintaining work ethics only for the benefits of the Company.

PASSIONHaving high spirit and passion in working that is based on pride and love for the job and the Company.

LEARNINGAlways learning new things and daring to try new ideas and better ways of work for the Company’s improvement.

TRUSTBelieving in good will and always being trustworthy in carrying out the duties.

VISI DAN MISI JASA MARGA STRATEGI PERUSAHAANTHE VISION AND MISSION OF JASA MARGA CORPORATE STRATE


46 47

LAPORAN KEPADA PEMEGANG SAHAM REPORT TO THE SHAREHOLDERS



46 47


AGOESWIDJANARKO

KOMISARIS UTAMACHAIRMAN

Tahun buku 2011 telah berakhir beberapa waktu yang lalu dan Dewan Komisaris dengan penuh rasa hormat dan tanggung jawab dengan ini melaporkan hasil pengawasannya atas pengelolaan Perseroan yang dilaksanakan oleh Direksi selama tahun 2011.

Sebagaimana halnya tahun-tahun sebelumnya, dalam menjalankan roda kepengurusan Perseroan, Dewan Komisaris dan Direksi menyepakati menggunakan acuan yang sama yaitu Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Tahun 2010-2014 dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Tahunan (RKAP) Tahun 2011. Keduanya dituangkan dalam Kontrak Manajemen beserta Indikator Kinerja Kunci (Key Performance Indicator) yang ditandatangani masing-masing Anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris, dan dilaksanakan dengan komitmen yang tinggi, dilandasi semangat dan budaya Perseroan dengan tata kelola perusahaan yang baik, termasuk kepatuhan Manajemen dalam mentaati Anggaran Dasar Perseroan dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kerja keras Direksi, Dewan Komisaris dan seluruh pejabat dan karyawan Perseroan sepanjang tahun 2011 membuahkan hasil yang sangat baik, sebagaimana terlihat dari Pendapatan Usaha, Laba Usaha dan Laba Bersih Tahun Buku 2011 yang melebihi target dan juga melampaui capaian prestasi tahun buku 2010. Kinerja yang baik ini juga tercermin dari nilai dan kapitalisasi saham JSMR yang meningkat cukup signifikan. Capaian ini juga dibarengi dengan berbagai pengakuan dan penghargaan di bidang tata kelola perusahaan. Pada tahun 2011, Perseroan ditetapkan sebagai “The Best Most Improve” on IICD CG Conference and Award 2011, serta memperoleh predikat “Trusted Company 2011” dalam penghargaan Corporate Governance Perception Index 2010.

Dalam setiap kesempatan Dewan Komisaris selalu berusaha dan mendorong agar kinerja Jasa Marga tidak hanya semata-mata untuk kepentingan Jasa Marga sebagai korporasi, tetapi juga berusaha dan mendorong agar aset jalan tol yang dimilikinya menjadi salah satu bagian dari aset nasional hasil program pembangunan infrastruktur yang diperlukan untuk

Pemegang Saham Yang Terhormat,Dear Shareholders,

The fiscal year 2011 has ended a while ago and the Board of Commissioners hereby gratefully and responsibly reports the results of the supervision of the management of the Company carried out by the Directors throughout the year 2011.

Similar to the previous years, in running the organization of the Company, the Board of Commissioners and Directors have agreed to refer to Corporate Long-Term Plan (Rencana Jangka Panjang Perusahaan – RJPP) of 2010-2014 and Annual Corporate Budget and Work Plan (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Tahunan – RKAP) of 2011. The two were then translated into Management Contract along with the Key Performance Indicator signed by each member of Directors and Board of Commissioners, and were carried out with high commitment, accompanied by the basis of the Company’s spirit and culture while holding good corporate governance principles, including management’s compliance with the Company’s Articles of Association as well as prevailing rules and regulations.

The hard work of Directors, Board of Commissioners and the entire managers and employees of the Company throughout the year 2011 has led to excellent results, shown in Operating Revenue, Operating Income and Net Income of Fiscal Year 2011 surpassing both the targets along with the performance achievements of fiscal year 2010. The excellent performance was also reflected in JSMR share price and capitalization that showed quite significant increase. The achievements were also accompanied by numerous recognitions and awards in the field of good corporate governance. In 2011, the Company was awarded “The Best Most Improve” on IICD CG Conference and Award 2011, and was recognized as “Trusted Company 2011” in the award of Corporate Governance Perception Index 2010.

In every opportunity, the Board of Commissioners has always made the efforts and gave encouragement so that Jasa Marga performance does not merely intended to Jasa Marga’s interests as a corporation, but also leads to making its toll road assets a part of national assets resulted from infrastructure development program required to support the growth

46

LAPORAN KEPADA PEMEGANG SAHAM

www.jasamarga.com PT Jasa Marga (Persero) Tbk.


46


Dewan Komisaris berusaha dan mendorong agar kinerja Jasa Marga tidak hanya semata-mata untuk kepentingan Jasa Marga sebagai korporasi, tetapi juga agar aset jalan tol yang dimilikinya menjadi salah satu bagian dari aset Nasional hasil program pembangunan infrastruktur yang diperlukan untuk menunjang pertumbuhan perekonomian Nasional.

The Board of Commissioners has always made the efforts and gave encouragement so that Jasa Marga performance does not merely and always intended to Jasa Marga’s interests as a corporation, but also leads to making its toll road assets a part of national assets resulted from infrastructure development program required to support the growth of national economy.

LAPORAN DEWAN KOMISARISREPORT FROM THE BOARD OF COMMISSIONERS

LAPORAN DIREKSI REPORT FROM THE DIRECTORS

48 49




48 49


menunjang pertumbuhan perekonomian Nasional. Oleh karena itu Dewan Komisaris melalui forum rapat-rapat Dewan Komisaris yang dilaksanakan 2-3 kali dalam setiap bulannya, melakukan pemantauan secara ketat, mengevaluasi dan memberikan masukan, arahan dan solusi-solusi yang diperlukan, agar 9 (sembilan) proyek jalan tol baru yang sedang dipersiapkan dan dilaksanakan konstruksinya dalam tahun 2011 ini tidak akan tertunda lagi. Bahkan Dewan Komisaris berupaya dan mendorong agar proyek-proyek tersebut dapat mengejar ketertinggalannya atau mempercepat pelaksanaannya agar selesai lebih awal dari jadwal semula.

Sebenarnya hal ini dapat dilakukan sebagaimana yang akan kami laporkan kepada para Pemegang Saham yang terhormat berikut ini. Bahwa atas ide dan inisiasi dari salah seorang anggota Dewan Komisaris dan dengan dukungan penuh dari Direksi dan pihak terkait lainnya, pada akhir tahun 2010 telah disusun dan disetujui rencana pembangunan Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa, di Bali. Berbeda dengan proyek jalan tol lainnya yang telah dibangun oleh Perseroan, Proyek ini merupakan proyek sinergi 7 BUMN yang pertama kali berhasil dilakukan, dengan melibatkan keikutsertaan Perseroan, PT Pelindo III, PT Angkasa Pura I, PT Wijaya Karya, PT Adhi Karya, PT Hutama Karya dan PT Pengembangan Pariwisata Bali. Proyek ini merupakan salah satu yang paling cepat persiapannya, dimana studinya saja baru dimulai pada awal tahun 2011, tetapi desain dasar dan perusahaan patungan dengan nama PT Jasamarga Bali Tol telah siap dan terbentuk pada akhir bulan November 2011, sehingga groundbreaking proyeknya dapat dilaksanakan satu bulan kemudian. Jalan tol ini dibangun di atas laut dan dibangun untuk mengurai kemacetan lalu lintas dari dan menuju Bandara Ngurah Rai dan ditargetkan selesai dalam waktu 14 bulan. Proyek ini juga merupakan dukungan nyata Jasa Marga untuk mensukseskan program Pemerintah menyelenggarakan konferensi APEC di Bali pertengahan tahun 2013.

Dalam melakukan tugas pengawasan terhadap investasi pembangunan jalan tol maupun dalam pengembangan usaha lain (non tol), Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Investasi dan Risiko Usaha yang baru dibentuk dan mulai aktif sejak awal tahun 2011. Tujuannya adalah agar pemantauan investasi beserta dengan pengelolaan risiko usaha dapat dilakukan secara lebih efektif dan efisien. Di samping itu, Dewan Komisaris juga tetap mempertahankan keberadaan Tim Percepatan Pembangunan Jalan Tol Baru yang dibentuk Dewan Komisaris beberapa tahun yang lalu karena Tim ini telah berhasil dalam memperlancar dan mempercepat proses pembebasan lahan yang diperlukan.

Selain membangun jalan tol baru tersebut, Dewan Komisaris juga senantiasa mendukung dilakukannya akuisisi terhadap ruas-ruas potensial yang akan menambah aset produktif dan memperkuat pengusahaan bisnis jalan tol Perseroan dalam waktu dekat maupun jangka panjang. Namun demikian, Dewan Komisaris selalu menekankan dan mengawasi proses akuisisi ini secara ketat melalui due diligence yang cermat dan profesional, agar aspek legal, teknis, finansial dan kelayakan akuisisi memenuhi ketentuan dan kriteria kebijakan dan strategi Perseroan. Dalam tahun 2011, fokus diarahkan untuk mengakuisi 2 (dua) jalan tol (proses due diligence-nya sedang berlangsung), yaitu Jalan Tol Aloha-Tanjung Perak dan Cinere-Jagorawi.

Terkait dengan rencana pengembangan Perseroan ke depan dan mengantisipasi dinamika dalam bisnis jalan tol, serta mempertimbangkan kemampuan Perseroan, maka pada pertengahan tahun 2011 Dewan Komisaris bersama Direksi telah melakukan review RJPP Tahun 2010-2014 agar lebih tajam dan lebih realistis. Secara kuantitas sampai dengan akhir tahun 2014 Perseroan diproyeksikan untuk menambah panjang jalan tol baru sekitar 211 km dengan nilai investasi sebesar kurang lebih Rp 25 triliun, termasuk di dalamnya pengambilalihan konsesi jalan tol swasta melalui akuisisi, seperti telah diuraikan sebelumnya.

Hasil review terhadap RJPP Tahun 2010-2014 ini dipakai sebagai dasar legal bagi Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan, kajian dan evaluasi atas usulan RKAP Tahun 2012, yang mana sesuai Anggaran Dasar Perseroan diajukan oleh Direksi 60 hari sebelum dimulainya tahun anggaran berikutnya. Melalui serangkaian rapat pembahasan yang intensif dan mendalam dengan Direksi, akhirnya pada pertengahan bulan November 2011, usulan Direksi disetujui dan ditetapkan Dewan Komisaris sebagai RKAP Tahun 2012 Perseroan dengan program-program yang lebih tajam, realistis dan efisien.

Seiring dengan kemajuan perkembangan Perseroan baik dalam pembangunan jalan tol dan non tol, sampai akhir tahun 2011 Perseroan telah membentuk dan memiliki 11 Anak Perusahaan, di samping 9 Cabang yang selama ini telah mengelola pengoperasian dan pemanfaatan jalan tol yang ada. Kesemuanya ini menuntut Dewan Komisaris untuk lebih meningkatkan kinerjanya dalam melakukan pengawasan, pemantauan dan evaluasi yang lebih ketat dan intensif dalam aspek-aspek pengelolaan Perseroan. Untuk dapat mengukur dan meningkatkan kinerjanya, Dewan Komisaris seperti

of national economy. Therefore, through the forum of Board of Commissioners’ meetings held 2-3 times in each month, the Board of Commissioners has closely supervised, evaluated and provided suggestions, directions and solutions that were required in order that the nine (9) new toll road projects under preparation and construction in 2011 did not experience further delays. The Board of Commissioners has even made the efforts and urged that the projects be able to catch up or speed up the implementation so that they were able to complete ahead of schedule.

The following reports to the honorable Shareholders show how the above was carried out. It is based on the idea and initiative of one of the members of the Board of Commissioners with full support from the Directors along with other related parties that at the end of 2010 the development of Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa Toll Road in Bali was planned and approved. Unlike Jasa Marga’s other toll road projects, this is the first project of synergy of 7 SOEs successfully involving the Company, PT Pelindo III, PT Angkasa Pura I, PT Wijaya Karya, PT Adhi Karya, PT Hutama Karya and PT Pengembangan Pariwisata Bali. The preparation stage of project was one of the fastest: the study only began in early 2011, but the basic design and the joint venture, namely PT Jasamarga Bali Tol, was established at the end of November 2011 hence the groundbreaking was held one month later. Constructed above the sea, the toll road is developed to reduce traffic congestion to and from Ngurah Rai Airport and it is scheduled to complete in 14 months. The project is also the realization of Jasa Marga’s support in making Government program to host the APEC summit in Bali in mid 2013 successful.

In carrying out the task of supervising the Company’s investment in developing both toll roads as well as other businesses (non-toll road), the Board of Commissioners is assisted by Business Risk and Investment Committee that was form and has been active since early 2011. The forming of the Committee was aimed at carrying out investment supervision along with business risk management more effectively and efficiently. Additionally, the Board of Commissioners also maintained the existence of New Toll Road Construction Acceleration Team formed by the Board of Commissioners a few years ago since the Team has succeeded in smoothing and speeding up the required land acquisition process.

Apart from developing new toll roads, the Board of Commissioners also kept encouraging the acquisition of potential toll road sections that will add to the Company’s productive assets and strengthen Jasa Marga’s toll road business both in the short term along with in the long run. Nevertheless, the Board of Commissioners has always emphasized and closely supervised the process through due diligence, conducted thoroughly and professionally, to make sure that the aspects of legal, technical, financial and feasibility meet the Company’s requirements, policies and strategies. In 2011, the focus of acquisition were directed towards two (2) toll roads, of which the due diligence process is on going, namely Aloha-Tanjung Perak and Cinere-Jagorawi Toll Roads.

In relation to the Company’s plan for future development and for anticipating the dynamics of toll road business, while considering the Company’s capabilities, in mid 2011, together with the Directors the Board of Commissioners has reviewed RJPP of 2010-2014 so that it becomes sharper and more realistic. In terms of quantity, until the end of 2014 the Company is projected to have additional 211 km of new toll roads with the cost of investment amounting about to Rp 25 trillion, including the plan to take over private toll road concession by means of acquisition, as previously mentioned.

The results of the review on RJPP of 2010-2014 were used as a legal basis for the Board of Commissioners in carrying out the supervision, review and evaluation on the proposal of 2012 work and budget plan (RKAP), which according to the Company’s Articles of Association is proposed by the Directors 60 days prior to the beginning of the next budget year. Through a series of meetings of intensive and in-depth discussions with the Directors, finally at the end of November 2011, Directors’ proposal was approved and decided by the Board of Commissioners as the Company’s 2012 RKAP with sharper more realistic and efficient programs.

Accompanying the progress of the Company’s development both in toll roads and non-toll road development, until the end of 2011, the Company has founded and owned 11 Subsidiaries, in addition to 9 Branches managing and operating the Company’s existing toll roads. The above has demanded that the Board of Commissioners further enhance the performance by conducting tighter and more intensive supervision, monitoring and evaluation in the management aspects of the Company. To measure and improve its performance, similar to the previous years, the Board of Commissioners has implemented



50 51




50 51


tahun-tahun sebelumnya, telah menerapkan sistem “self assessment” kinerja, dengan menggunakan KPI yang telah disempurnakan dengan bantuan PPA Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, yang meliputi 7 perspektif dan 34 indikator kinerja kunci.

KPI tahun 2011 ini kemudian dijabarkan dan dituangkan dalam program dan agenda kerja tahunan Dewan Komisaris tahun 2011, yang telah dilaksanakan secara ketat dan konsisten, yang meliputi pengawasan, pengendalian serta pemberian nasihat kepada Direksi dalam hal-hal sebagai berikut:

1. Dalam bidang Keuangan, pengendalian yang dilakukan Dewan Komisaris adalah mempertajam program usulan RKAP Tahun 2011 agar ada peningkatan efisiensi dan efektivitas usaha dan kemudian secara periodik memantau dan memperketat pengawasan capaian-capaian kinerja keuangan untuk dapat mencapai dan memenuhi koridor yang disepakati Dewan Komisaris yaitu Return on Equity (ROE) 12,98%, Net Profit Margin 22,89%, Margin Beban Usaha 57,34% dan Debt to Equity Ratio (DER) 1,65. Dalam realisasinya target rasio-rasio keuangan tersebut pada umumnya dapat dicapai dengan baik dan bahkan dilampaui, yaitu ROE 14,50%, Net Profit Margin 27,00%, Margin Beban Usaha 54,01% dan DER 1,32.

Capaian Laba Bersih masih dapat dipertahankan diatas Rp 1,0 triliun, walaupun sebenarnya Perseroan sedang melakukan investasi dalam jumlah yang cukup besar yaitu Rp 2,3 triliun, bahkan Laba Bersih tahun 2011 Rp 1,33 triliun ini 12,23% di atas Laba Bersih tahun 2010.

2. Dalam bidang Investasi, dengan memperhitungkan bahwa ke-9 proyek jalan tol baru yang sedang dibangun harus sudah selesai dan beroperasi seluruhnya paling lambat pada tahun 2014 dan pada dasarnya biaya investasinya sudah dialokasikan secara cukup (kecuali Ruas Jalan Tol Bawen-Solo yang kelayakannya belum cukup jika dibangun sekarang), maka Dewan Komisaris menekankan agar tidak terjadi kemunduran lagi dalam pelaksanaannya.

Dalam pelaksanaan akuisisi jalan tol pengawasan Dewan Komisaris lebih ditekankan pada pemenuhan kelayakan proyek secara teknis, ekonomis, finansial dan legal, dengan melalui proses due diligence oleh konsultan profesional yang telah disepakati bersama. Prioritas jalan-

performance self assessment system, by using perfected KPI with the assistance of PPA of Economic Faculty of the University of Indonesia, resulting in 7 perspectives and 34 key performance indicators.

The 2011 KPI was then described and translated into Board of Commissioners’ 2011 annual work program and agenda, conducted strictly and consistently, which included supervision, control and provision of advice to the Directors concerning the following matters:

1. In the field of Finance, the control conducted by the Board of Commissioners was sharpening 2011 RKAP proposal program so that there was an increase in business efficiency and effectiveness and then periodically monitoring and tightening the supervision of financial performance achievements to be able to reach and meet the corridor agreed by the Board of Commissioners, i.e. Return on Equity (ROE) 12.98%, Net Profit Margin 22.89%, Cost Margin 57.34% and Debt to Equity Ratio (DER) 1.65. The overall realization of the said targeted financial ratios was well accomplished and even exceeded the target with the following results: ROE 14.50%, Net Profit Margin 27.00%, Cost Margin 54.01% and DER 1.32.

The Company has still been able to maintain its achievement in Net Income to be over Rp 1.0 trillion. Despite the Company’s quite significant investment amounting to Rp 2.3 trillion, the Company has still succeeded in achieving Net Income amounting to Rp 1.33 trillion, an increase by 12.23% compared to that of 2010.

2. In the field of Investment, in view of the fact that the 9 new toll road projects that are presently developed should have been completed and operated fully at the latest in 2014 while in principal, the investment cost is sufficiently allocated (except for the section of Bawen-Solo Toll Road that is not yet feasible if constructed at present), the Board of Commissioners has therefore emphasized not to have further delays in the implementation.

In the carrying out of toll road acquisitions, the supervision of the Board of Commissioners was stressed more on the fulfillment of projects feasibility in technical, economic, financial and legal aspects, through the due diligence process conducted by agreed professional consultant. The

jalan tol potensial yang akan diakuisisi dikaji dan diusulkan oleh Direksi untuk kemudian dibahas bersama terlebih dahulu sebelum disetujui oleh Dewan Komisaris. Untuk investasi di bidang pengembangan usaha lain Dewan Komisaris mengarahkan agar perencanaan program dan realisasinya dapat dilakukan secara efektif dan efisien sehingga Perseroan tidak kehilangan opportunity cost. Untuk itu, Dewan Komisaris menekankan agar masalah perijinan dituntaskan terlebih dahulu sebelum mengalokasikan dan membelanjakan dana investasi.

Masalah rekruitmen tenaga pimpinan yang profesional dan berkompetensi serta berkemampuan untuk menangani bisnis di luar jalan tol yang akan dikembangkan, khususnya di bidang properti, juga menjadi perhatian Dewan Komisaris. Bahkan Dewan Komisaris mempersilakan Direksi untuk merekrut ahlinya dari luar Perseroan apabila memang diperlukan.

3. Dalam bidang Operasional, selain fokus pengawasan tetap diarahkan pada pemenuhan kondisi dan kualitas jalan tol sesuai dengan standar pelayanan minimal, Dewan Komisaris juga menaruh perhatian besar agar Direksi meningkatkan kemampuan manajemen personil dalam pengelolaan lalu lintas jalan tol untuk mengurangi kepadatan dan memperlancar lalu lintas tol, termasuk mengurangi antrian kendaraan di jalan tol, dengan melalui peningkatan kapasitas layanan dan pemberian informasi lalu lintas yang real time, serta modernisasi peralatan dan transaksi pembayaran tol.

Dewan Komisaris juga memacu proses penyelesaian pembebasan tanah di Jalan Tol JORR W2 Utara agar pekerjaan konstruksi dapat dimulai dan diselesaikan akhir tahun 2012 atau awal tahun 2013, sehingga akan sangat membantu mengurangi beban lalu lintas Jalan Tol Dalam Kota Jakarta. Selain itu Direksi juga didorong untuk segera menyelesaikan pekerjaan pemindahan dan penyempurnaan gerbang tol, dalam rangka penambahan kapasitas untuk mengimbangi besarnya volume lalu lintas (seperti pemindahan gerbang tol ke Cikarang dan ke Cimanggis). Program-program lainnya yang didorong agar diselesaikan diantaranya adalah program penambahan GTO (gardu tol otomatis), dan memacu penggunaan e-Toll Card khususnya di Jabotabek dengan mempercepat pemasangan fiber optic dan peralatannya di gerbang-gerbang tol. Selanjutnya Dewan Komisaris

priority of potential toll roads to be acquired was reviewed and proposed by the Directors to then be discussed together prior to being approved by the Board of Commissioners. For the investment in the field of other businesses development, the Board of Commissioners has directed that the program planning along with its realization be carried out effectively and efficiently so that the Company does not experience opportunity cost. The Board of Commissioners has therefore urged that licensing matters be resolved prior to allocating and spending the investment fund.

Issues related to recruitment of professional and competent leaders with capabilities to handle non-toll road business to be developed, particularly in the field of property, have also been the concerns of the Board of Commissioners. The Board of Commissioners has even given permission to the Directors recruit the experts from outside the Company.

3. In the field of Operation, beside focusing the supervision on the accomplishment of toll road condition and quality to comply with the minimum level of service, the Board of Commissioners also pays serious attention to make sure that the Directors enhance the management capabilities of its personnel in traffic management, in order to reduce congestion and smoothen traffic on toll roads, including reducing the queue at toll gate by increasing the capacity of services and providing real time traffic information, along with modernizing toll transaction and equipment.

The Board of Commissioners has also encouraged the process of completing land acquisition on JORR W2 North Toll Road so that the construction was able to start and the project is completed by the end of 2012 or early 2013, providing a lot of help to ease the traffic load of Jakarta Inner Ring Road. The Directors were also urged to immediately complete the relocation and perfection of toll gates, in order to increase the capacity to cater for the increasing traffic volume (i.e. toll gate relocations to Cikarang and Cimanggis). Other programs urged to be completed also included providing additional GTO (gardu tol otomatis – automated toll gate), and encouraging the use of e-Toll Card particularly in Jabotabek (Greater Jakarta areas) by speeding up the installation of fiber optic along with the equipment at toll gates. The Board of



52 53




52 53


mengevaluasi dampak berbagai program tersebut untuk mengetahui apakah sudah berhasil seperti yang diharapkan.

Dewan Komisaris juga mendukung program Direksi untuk meningkatkan pengamanan pendapatan tol dan kehandalan jalan tol melalui peningkatan kualitas pemeliharaan kondisi jalan tol, serta efisiensi pengoperasian jalan tol melalui modernisasi fasilitas dan penggunaan renewable technology. Dewan Komisaris menyarankan agar hasil CSI (consumer satisfaction index) yang dilaksanakan oleh konsultan independen dipergunakan sebagai masukan dalam meningkatkan pelayanan Perseroan kepada masyarakat pengguna jalan tol.

4. Dalam bidang Organisasi dan SDM, pengawasan Dewan Komisaris difokuskan agar seluruh posisi formasi jabatan organisasi yang ada telah terisi semua oleh pejabat yang berkompetensi dan berpengalaman, memiliki keahlian di bidangnya, berintegritas dan berdedikasi, berkemauan kuat serta memiliki jiwa dan kemampuan leadership dan aspiratif.

Seiring dengan pengembangan organisasi yang ditandai dengan semakin banyaknya Anak Perusahaan yang dibentuk serta bidang-bidang bisnis non tol yang ditangani, Dewan Komisaris melihat adanya keterbatasan jumlah dan kemampuan profesional dari calon-calon yang ada. Oleh karena itu Dewan Komisaris mendorong dan memacu pengembangan SDM melalui program pembinaan dan pelatihan calon-calon pimpinan yang ada dan yang dapat dipilih dari hasil rekruitmen sekitar 66 orang tenaga berpendidikan S1 dan S2 yang berasal dari berbagai universitas ternama di Indonesia. Hal ini akan diperkuat pada tahun 2012 dengan melakukan rekrutmen manager profesional dari luar Perseroan. Dewan Komisaris pada prinsipnya selalu mendukung penyediaan biaya yang diperlukan untuk memacu pengembangan SDM ini sepanjang didasarkan atas program matang, termasuk memaksimalkan keberadaan JMDC dengan segala fasilitasnya untuk melakukan pelatihan dan pengembangan “in house” untuk SDM Jasa Marga.

Terakhir, Dewan Komisaris menghargai upaya-upaya yang telah dilakukan Direksi dalam tahun 2011 ini dalam rangka meningkatkan penerapan dan pembudayaan prinsip-prinsip GCG di lingkungan

Perseroan dengan menerbitkan Surat Keputusan Direksi tentang code of corporate governance, code of conduct, conflict of interest, pedoman penanganan gratifikasi, whistleblowing system, tata nilai Jasa Marga, penanda tanganan pakta integritas oleh seluruh Insan Jasa Marga, serta keikutsertaan dalam Penghargaan Anugerah Business Review 2011, Indonesian Quality Award 2011 based on Malcolm Baldrige, Penghargaan Anugerah BUMN 2011 dan keikutsertaan Jasa Marga bersama 3 BUMN lainnya sebagai salah satu dari 4 perusahaan pilot project studi prakarsa anti korupsi oleh KPK, serta program assessment dan review pelaksanaan GCG.

Dewan Komisaris menyampaikan selamat atas keberhasilan Direksi berserta seluruh jajarannya dalam meningkatkan pendapatan usaha dan laba usaha secara signifikan di atas capaian prestasi tahun sebelumnya, serta dalam meningkatkan nilai-nilai Perseroan, yang dapat dirasakan dan dinikmati oleh seluruh stakeholder Perseroan. Di lain pihak Dewan Komisaris juga mengajak Direksi untuk segera meminimalkan dan mengatasi segala kekurangan dan kelemahan yang masih ada dalam pengelolaan dan pengembangan usaha.

Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada seluruh mitra kerja dan seluruh Lembaga/Institusi Pemerintah dan swasta atas dukungan, saran dan masukan serta kerja samanya, sehingga bisnis jalan tol Jasa Marga dapat bertambah maju dan marilah kita ke depan bersama-sama terus membangun dan membangun untuk menunjang program Pemerintah melalui MP3EI dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Segala sesuatu yang akan dan telah kita kerjakan dengan niat yang tulus untuk kepentingan negara dan bangsa, kita yakini pasti akan mendapatkan rahmat dan ridho’ dari Tuhan Yang Maha Esa.

Commissioners then evaluated the impact of the said programs to see if they were as successful as expected.

The Board of Commissioners has also supported the Directors program to improve the security of toll revenues and toll roads reliability by means of improving the quality of toll road maintenance, along with the efficiency of toll road operation by modernizing the facilities and applying renewable technology. The Board of Commissioners has suggested that the results of CSI (consumer satisfaction index) conducted by independent consultant be used as input in improving the Company’s services to toll road users.

4. In the field of Organization and Human Resources, the supervision of the Board of Commissioners focused on ensuring that the overall position formations of the organization were filled by competent and experience personnel, with expertise in the respective field, high integrity and dedication, strong will, leadership spirit and capabilities as well as high aspiration.

With the development of organization marked by the increasing number of Subsidiaries together with the fields of non-toll road business the Company is dealing with, the Board of Commissioners has seen the limitation in the number and professional capabilities of existing candidates. The Board of Commissioners has therefore encouraged and urged human resources development through training and development programs for future leaders from available resources, the recruitment of approximately 66 people with bachelor’s and master’s degrees from various prestigious universities in Indonesia. This will be enhanced further in 2012 with the recruitment of professional managers from outside the Company. The Board of Commissioners principally has always supported the provision of fund required to boost human resources development provided that the program is carried out based on careful planning, which includes the maximizing the existence of JMDC along with its facilities to conduct “in house” training and development for Jasa Marga human resources.

Lastly, the Board of Commissioners would like to extend the highest appreciation for all the efforts carried out by the Directors in 2011 in improving the

implementation and culturalization of GCG principle within the Company by issuing the Decision of the Directors concerning code of corporate governance, code of conduct, conflict of interest, gratification handling guidance, whistleblowing system, values of Jasa Marga, signing of integrity pact by all Jasa Marga Individuals, along with participation in Anugerah Business Review Award 2011, Indonesian Quality Award 2011 based on Malcolm Baldrige, Anugerah BUMN Award 2011 as well as the Company’s becoming one of the pilot project companies in anti corruption initiative study of the Corruption Eradication Commission (Komisi Pemberatasan Korupsi – KPK) with three other SOEs, along with GCG implementation review and assessment programs.

The Board of Commissioners would also like to congratulate the Directors along with the management for the success in achieving significant increase in operating revenue and operating income compared to the achievements of the previous years, and in increasing the values of the Company, from which the entire stakeholders of the Company benefit and enjoy. Still, the Board of Commissioners also invites the Directors to immediately minimize and overcome all limitations and weaknesses that still exist in business management and development.

We would also like to extend our gratitude to the entire business partners as well as Government and private institutions for the supports, suggestions and advice along with the cooperation, bringing Jasa Marga toll road business to an improved position and going forward, let us keep developing even more to support Government program through MP3EI in order to bring improvement to the welfare of the people.

We are certain that God Almighty will award His blessings for all of our past and future actions sincerely carried out for the interest of our country.

Atas Nama Dewan Komisaris PT Jasa Marga (Persero) Tbk.,On Behalf of the Board of Commissioners of PT Jasa Marga (Persero) Tbk.,

Agoes Widjanarko

Komisaris Utama Chairman



54 55




54 55


Laporan Tahunan ini merupakan laporan tahunan yang pertama dari Direksi yang diangkat pada tanggal 30 Januari 2012. Sebagai perusahaan yang menjalankan pertumbuhan keberlanjutan kami berkomitmen melanjutkan dan menyelesaikan berbagai program yang telah ditetapkan Perseroan yang akan dilaksanakan dengan didasarkan atas tata kelola perusahaan yang baik.

Pengelolaan perusahaan selama tahun 2011 telah dilakukan Jasa Marga dengan pencapaian yang terus meningkat dari tahun sebelumnya. Pendapatan Usaha Perseroan naik 13,29% yaitu mencapai Rp 4,96 triliun dari tahun sebelumnya yaitu Rp 4,37 triliun. Laba Usaha mencapai Rp 2,28 triliun atau naik 14,75% dari tahun sebelumnya yaitu Rp 1,98 triliun. Laba Sebelum Bunga, Pajak dan Depresiasi Amortisasi (EBITDA) meningkat 15,76% yaitu dari Rp 2,55 triliun tahun 2010 menjadi Rp 2,95 triliun pada tahun 2011, sehingga EBITDA margin naik dari 58,36% menjadi 59,63% di tahun 2011. Laba Bersih Perseroan mencapai Rp 1,33 triliun atau naik 12,23% dibandingkan dengan Laba Bersih tahun 2010 yang mencapai Rp 1,19 triliun. Jumlah Volume Lalu Lintas Transaksi mencapai 1.091,77 juta kendaraan naik dari tahun 2010 yaitu 956,89 juta kendaraan atau naik sebesar 14,10%.

Keberlanjutan pertumbuhan Perseroan tetap terjaga karena pengelolaan Perseroan dijalankan dengan komitmen tinggi dari manajemen dan karyawan Jasa Marga untuk melakukan efisiensi tanpa mengurangi kualitas produksi kerja dan pelayanan yang diberikan.

Pencapaian penting lainnya pada tahun 2011 adalah Jasa Marga melalui Anak Perusahaan PT Marga Nujyasumo Agung dan PT Trans Marga Jateng telah menambah pengoperasian dua ruas baru yaitu ruas Waru-Sepanjang (2,3 km), Seksi 1A dari Jalan Tol Surabaya-Majokerto (36,3 km), yang telah dioperasikan sejak tanggal 05 September 2011 dan ruas Semarang-Ungaran (10,8 km) bagian dari Jalan Tol Semarang-Solo (72,64 km), yang dioperasikan sejak tanggal 12 November 2011. Kedua ruas tersebut merupakan bagian dari jaringan Jalan

This Annual Report is the first annual report of the Directors appointed on 30 January 2012. As a company working on achieving sustainable growth, we are committed to continuing and completing various programs that the Company has determined and we will carry them out while maintaining the principles of good corporate governance.

In the management of the company in 2011, Jasa Marga has succeeded in making higher achievements than the previous year. The Company’s Operating Revenue increased by 13.29% reaching Rp 4.96 trillion from that of the previous year reaching Rp 4.37 trillion. Operating Income reached Rp 2.28 trillion representing a rise by 14.75% from that of last year reaching Rp 1.98 trillion. Earning Before Interest, Tax and Depreciation Amortization (EBITDA) rose by 15.76% from Rp 2.55 trillion in 2010 to Rp 2.95 trillion in 2011, hence increasing EBITDA margin from 58.36% to 59.63% in 2011. The Company’s Net Income reached Rp 1.33 trillion, which increased by 12.23% compared to 2010’s Net Income reaching Rp 1.19 trillion. The number of Transaction Traffic Volume reached 1,091.77 million vehicles, showing a growth by 14.10% compared with that of 2010 reaching 956.89 million vehicles.

The Company’s sustainable growth is well maintained, as the management of the Company is run by hardworking and highly committed management and employees of the Company to realize efficiency without reducing the quality of work and services provided.

Jasa Marga’s other significant accomplishments in 2011 also include the operation of two additional toll road sections through Subsidiaries PT Marga Nujyasumo Agung and PT Trans Marga Jateng, namely Section 1A of Surabaya-Mojokerto Toll Road (36.3 km), i.e. Waru-Sepanjang (2.3 km) that was operated starting from 05 September 2011 and part of Semarang-Solo Toll Road (72.64 km), i.e. Semarang-Ungaran (10.8 km) that was operated since 12 November 2011. The two abovementioned sections are part of the Trans Java Toll Road network. Until the end of 2011, the Company

ADITYAWARMANDIREKTUR UTAMA

PRESIDENT DIRECTOR

Pemegang Saham Yang Terhormat,Dear Shareholders,

Sebagai perusahaan yang menjalankan pertumbuhan keberlanjutan kami berkomitmen melanjutkan dan menyelesaikan berbagai program yang telah ditetapkan Perseroan yang akan dilaksanakan dengan didasarkan atas tata kelola perusahaan yang baik.

As a company working on achieving sustainable growth, we are committed to continuing and completing various programs that the Company has determined and we will carry them out while maintaining the principles of good corporate governance.



54




54


56 57




56 57


Tol Trans Jawa. Sehingga sampai dengan akhir tahun 2011 panjang jalan yang dioperasikan oleh Jasa Marga mencapai 545 km atau merupakan 73% pangsa pasar Industri jalan tol di Indonesia dari segi panjang km jalan tol yang dioperasikan.

Dua ruas tol tersebut menambah ruas baru yang dioperasikan Perseroan setelah ruas Jalan Tol Bogor Outer Ring Road Seksi 1 (3,8 km) yang dioperasikan Perseroan sejak November tahun 2009. Tantangan terbesar penyelesaian jalan tol baru masih di tahap pembebasan lahan, namun dengan upaya yang keras Jasa Marga secara nyata dapat berkontribusi membantu pemerintah untuk mewujudkan penyediaan infrastruktur jalan yang kebutuhannya masih jauh dari cukup.

Pada ruas-ruas jalan tol yang telah dioperasikan, Jasa Marga mempunyai komitmen untuk memberikan pelayanan sesuai dengan Standar Pelayanan Minimum (SPM) yang ditetapkan oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT). SPM ditetapkan oleh Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 392/PRT/M/2005 tanggal 31 Agustus 2005. Selama tahun 2011 inspeksi oleh BPJT atas pemenuhan SPM di ruas jalan tol yang dikelola Jasa Marga telah dilakukan sebanyak 2 kali dengan hasil pemenuhan mencapai 100% sesuai dengan tolok ukur yang disyaratkan. Kami berkeyakinan dengan pemenuhan SPM pada akhirnya akan bemuara pada peningkatan daya saing Perseroan.

Komitmen pelayanan yang kami berikan tidak hanya mencakup pada tolok ukur yang telah ditetapkan regulator, tetapi kami wujudkan pula ke dalam pelayanan yang semakin memudahkan dan memberikan keamanan dan kenyamanan pada pengguna jalan tol. Jasa Marga Traffic Information Center (JMTIC) yang tersedia sejak tahun 2009 adalah salah satu bentuk pelayanan yang tidak dipersyaratkan dalam SPM. Penyempurnaan pengoperasian pelayanan informasi tersebut terus dilakukan Jasa Marga. Melalui upaya modernisasi serta pemanfaatan teknologi, pemberian informasi kondisi lalu lintas kini kami berikan dengan berbagai opsi yang memudahkan pengguna jalan yaitu melalui pemasangan Variable Message Signs (VMS) yang dapat dibaca di lokasi-lokasi strategis pada ruas jalan tol Jasa Marga, pengoperasian call center 24 jam, serta live streaming kondisi lalu lintas secara real time yang dapat diakses melalui smart phone dan perangkat mobile lainnya. Dengan Pelayanan Traffic Information Center, pengguna jalan dapat menikmati

berbagai macam manfaat antara lain mengetahui kondisi lalu lintas pada ruas perjalanan yang dilaluinya sehingga dapat mengantisipasi sebelumnya apabila terjadi kemacetan dan menghubungi petugas secara cepat apabila terjadi keadaan darurat. Pelayanan yang diberikan call center Jasa Marga pada tahun 2011 kembali meraih penghargaan sebagai “Good” Service Performance untuk kategori Public Service Excellence yang diselenggarakan oleh Carre dan Majalah Service Excellence.

Penyediaan sumber daya dalam bentuk penyediaan sarana untuk pengguna jalan siap selama 24 jam untuk memberikan bantuan dan keamanan bagi pengguna jalan. Saat ini Jasa Marga mempunyai 21 ambulan, 76 kendaraan derek, 46 kendaraan Patroli Jalan Raya, 53 kendaraan patroli, dan 13 kendaraan rescue. Jumlah tersebut melebihi dari yang dipersyaratkan dalam SPM. Kemampuan petugas dalam menangani berbagai macam kasus kecelakaan dan emergensi juga kami tingkatkan dalam bentuk lomba petugas jalan tol seperti Rescue, Patroli, Paramedis, Unit Pemadam Kebakaran, serta Petugas Pelayanan Informasi dan Komunikasi. Lomba ini secara rutin dilakukan setiap tahun dengan tujuan untuk menjaga keterampilan dan kemampuan petugas dalam memberikan pelayanan. Perseroan juga melakukan pelatihan frontliner service excellence bagi petugas pengumpul tol yang diadakan setiap tahun secara berkesinambungan agar kualitas pelayanan tetap terjaga.

Peningkatan pelayanan dalam bentuk kecepatan bertransaksi serta kemudahan dalam pembayaran tol terus kami lakukan dengan menambah kapasitas gerbang tol serta modernisasi teknologi transaksi dalam bentuk pengoperasian gardu otomatis untuk e-Toll Card serta penggunaan Kartu Tanda Masuk Elektronik (KTME).

Pada tahun 2011, Jasa Marga memindahkan dua gerbang utama di Jalan Tol Jagorawi dan Jakarta-Cikampek. Di Jalan Tol Jagorawi, Jasa Marga merelokasi gerbang tol TMII ke Gerbang Tol Cimanggis Utama dan di Jalan Tol Jakarta-Cikampek dari gerbang tol Pondok Gede Timur ke Gerbang Tol Cikarang Utama. Relokasi Gerbang Utama tersebut dilakukan karena lahan yang tersedia di lokasi yang lama tidak memungkinkan untuk dilakukan penambahan gardu, sementara kapasitas gerbang tol yang ada sudah tidak memadai lagi melayani jumlah lalu lintas yang melewatinya.

has operated 545 km length of toll roads, which represents 73% of the market share of the country’s toll road industry in terms toll road length operated.

The two said sections has added to the Company’s newly operated toll road after previously Bogor Outer Ring Road Toll Road Section 1 (3.8 km) is operated since November 2009. The greatest challenge in the completion of new toll roads remains in the stage of land acquisition; yet with its serious efforts, Jasa Marga is determined to contribute to assisting the Government in realizing the provision of road infrastructure that currently is far from sufficient.

On its operated toll road sections, Jasa Marga is committed to giving services in accordance with the minimum level of services (Standar Pelayanan Minimum – SPM) decided by the Indonesian Toll Road Authority (Badan Pengatur Jalan Tol – BPJT), based on the Decision of the Minister of Public Works No. No. 392/PRT/M/2005 dated 31 August 2005. During the year under review, BPJT carried out inspections twice to find out the SPM fulfillment on toll roads operated by Jasa Marga with the results of 100% fulfillment in accordance with the required measurements. We are convinced that SPM fulfillment will eventually lead to the improvement of the Company’s competitiveness.

The service commitment that we provide does not only cover the measurements decided by the regulator but it is also realized in the form of services that provide ease, safety and comfort even more to toll road users. The establishment of Jasa Marga Traffic Information Center (JMTIC) in 2009 is among the forms of service that is not required in SPM. The Company continues to make improvements in the operation of information services. By means of various modernization efforts as well as making use of advanced technology, the provision of information on traffic condition is now available in various options that facilitate toll road users i.e. through Variable Message Signs installed on strategic locations of Jasa Marga’s toll roads, 24-hour call center, along with live streaming for real time traffic condition that is accessible from smart phone and other mobile devices. The services provided by Traffic Information Center have made the toll road users enjoy various benefits such as getting information on traffic condition

on the road they will travel to anticipate congestion and reaching operational officers promptly in the event of emergency. With the services it provides, in 2011 Jasa Marga call center has once again succeeded in achieving “Good” Service Performance in the category of Public Service Excellence, an award organized by Carre and Service Excellence Magazine.

The Company provides the facilities that are always ready at any time non-stop to give assistance and security for the toll road users. Jasa Marga currently has 21 ambulances, 76 tow trucks, 46 Highway Patrol vehicles, 53 Jasa Marga Patrol vehicles, and 13 rescue vehicles. The above numbers have exceeded the requirement state in SPM. The capabilities of the operational officers in dealing with a range of cases of accident and emergency are improved by the Company by organizing a championship for operational officers such as Rescue, Patrol, Paramedic, Fire Department, and Communication and Information Service Officers. The championship is held yearly with the purpose of improving officers’ skills and capabilities in providing services to toll road users. The Company also provided trainings on service excellence for the frontliners i.e. toll collectors, carried out every year continuously in order to maintain the quality of service.

We keep improving the services in the form of making transaction time shorter as well as making toll payment easier by increasing toll gates’ capacity, along with modernizing transaction technology by means of operating automated toll booths for e-Toll Card and the use of Electronic Entrance Ticket (Kartu Tanda Masuk Elektronik – KTME).

In 2011, Jasa Marga relocated two main toll gates on Jagorawi and Jakarta-Cikampek Toll Roads. On Jagorawi Toll Road, the Company relocated Taman Mini Main Toll Gate to Cimanggis Main Toll Gate whereas on Jakarta-Cikampek Toll Road from Pondok Gede Timur Toll Gate to Cikarang Main Toll Gate. The relocation of the main toll gates was conducted as land unavailability on the old locations made it impossible for the provision of additional toll booths, while the capacity of the old toll gates was no longer adequate to cater the passing traffic.



58 59




58 59


Relokasi gerbang-gerbang tol tersebut tidak saja dapat mengurangi jumlah antrean kendaraan tetapi sekaligus merupakan strategi Perseroan untuk pengaturan arus lalu lintas yang memasuki Jakarta yang kondisinya sudah sangat padat. Di gerbang tol baru di Cimanggis, Jasa Marga mengoperasikan 23 gardu terdiri dari 5 gardu lurus dan 18 gardu melintang. Jumlah tersebut lebih banyak dari gerbang TMII yang hanya mempunyai 12 gardu. Pada Gerbang Tol Cimanggis Utama tersebut Jasa Marga melakukan inovasi dengan membangun gerbang tol yang memiliki sudut 45 derajat terhadap badan jalan. Hal ini dilakukan karena sulitnya mendapatkan lahan yang cukup luas untuk membangun gerbang tol yang memadai. Disain tersebut sudah melalui Safety Audit yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan (Pusjatan), Balai Teknis Lalu Lintas dan Lingkungan Jalan Kementerian Pekerjaan Umum sebelum diterapkan untuk dibangun dan telah dinyatakan memenuhi syarat teknis dan keselamatan. Di Gerbang Tol Cikarang Utama, Jasa Marga mengoperasikan gardu sebanyak 32 gardu, jumlah ini lebih banyak dari gerbang semula di Pondok Gede Timur yang mengoperasikan sebanyak 25 gardu.

Dari kecepatan transaksi yang diukur, rata-rata kecepatan transaksi seluruh ruas Jasa Marga telah memenuhi SPM. Pada gardu masuk rata-rata waktu transaksi 3,36 detik dari target ≤ 7 detik, gardu keluar rata-rata 6,38 detik dari target ≤ 11 detik dan gardu sistem terbuka dengan sistem 1 kali transaksi 4,29 detik dari target ≤ 8 detik.

Jasa Marga juga mendukung program Pemerintah untuk transaksi non tunai dengan penerapan sistem transaksi secara elektronik, yaitu penggunaan e-Toll Card dalam bertransaksi tol. e-Toll Card pertama kali diterapkan pada ruas tol Dalam Kota dan Prof. Dr. Sedyatmo pada tahun 2009 dan secara bertahap diterapkan pada ruas-ruas lain dengan target pada tahun 2012 semua ruas Jasa Marga akan menerapkan e-Toll Card. Pada tahun 2011, untuk ruas-ruas yang menggunakan sistem terbuka (satu kali transaksi) di Jalan Tol Jagorawi, Jakarta-Cikampek dan Jakarta Outer Ring Road juga telah mulai mengoperasikan e-Toll Card. Jumlah gardu yang menggunakan e-Toll Card pada tahun tersebut bertambah sebanyak 122 gardu, dan penambahan Gardu Tol Otomatis (GTO) sebanyak 9 gardu . Sampai dengan akhir tahun 2011, total gardu yang dapat menggunakan e-Toll Card sebanyak 243 gardu dan 18 GTO di 4 ruas jalan tol Jasa Marga. Pada tahun 2012 Jasa Marga akan menambah GTO diruas-ruas tolnya sebanyak 20 Gardu.

Jumlah transaksi yang menggunakan e-Toll Card juga meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011 jumlah transaksi dengan e-Toll Card mencapai 24,6 juta kendaraan atau naik 73,36% dibandingkan dengan tahun 2010 yang mencapai 14,19 juta kendaraan. Ke depan, Jasa Marga mentargetkan transaksi yang dilakukan dengan menggunakan e-Toll Card dapat terus meningkat dengan target 25% ditahun 2012. Pengoperasian e-Toll Card ini selain memberikan nilai tambah bagi pengguna jalan yaitu mempercepat transaksi dan membantu kendala penyediaan uang tunai juga bermanfaat bagi Jasa Marga, yaitu mendorong efisiensi biaya pengumpulan tol serta pengelolaan manajemen kas pengumpulan tol yang lebih baik.

Selain mendorong penggunaan e-Toll Card, Jasa Marga juga melakukan pengembangan teknologi yang digunakan dalam e-Toll Card, yaitu sistem transaksi tanpa berhenti. Pada tahun 2011 Jasa Marga melakukan uji coba penggunaan On Board Unit (OBU) di pintu tol Cililitan, Halim dan Cengkareng. Penggunaan OBU merupakan pengembangan dari transaksi e-Toll Card dimana pengguna jalan tol tidak perlu berhenti ketika bertransaksi dalam melakukan pembayaran tol. Sistem ini diperkenalkan dengan nama e-Toll Pass. Jasa Marga beserta Bank Mandiri partner dalam penyediaan sistem pembayaran ini telah me-launching secara resmi pada tanggal 30 November 2011. OBU merupakan alat receiver yang dipasang di mobil pengendara dan akan menangkap sinyal yang dipancarkan oleh transreceiver (TRCV) di tiap gardu, sehingga palang akan terbuka secara otomatis. Bank Mandiri sebagai Bank pemasar e-Toll Card juga sudah menambah fasilitas isi ulang e-Toll Card di 9.500 lokasi yang tersebar di Indomaret, Hypermarket, rest area dan mal-mal. Selain itu, Bank Mandiri juga akan memberikan fasilitas isi ulang di 1.000 ATM non tunai dan 3.444 ATM non tunainya, sehingga dapat memberikan kemudahan dalam mengisi ulang Diharapkan penetrasi penggunaan e-Toll Card dapat terus meningkat dengan adanya kemudahan ini.

Untuk meningkatkan pelayanan, Jasa Marga juga melakukan penambahan lajur pada ruas-ruas jalan tol yang rasio volume kapasitasnya telah melebihi dari yang dipersyaratkan. Pada tahun 2011, Jasa Marga melakukan penambahan lajur pada Jalan Tol Jagorawi di lajur TMII-Cibubur jalur A/B, lajur Cibinong-Cibubur jalur A/B sepanjang 47,4 km yang semula 2x3 lajur menjadi 2x4 lajur, di Jalan Tol Tangerang mulai dari

Not only do the toll gate relocations reduce the queuing of vehicles, but they also represent the Company’s strategy in managing the highly congested traffic entering Jakarta. At the new toll gate in Cimanggis, Jasa Marga operates 23 toll booths consisting of five booths in a vertical direction and 18 diagonal booths. The number of toll booths is much higher than the one in Taman Mini with only 12 toll booths. Cimanggis Main Toll Gate shows one of Jasa Marga’s innovations. The Company constructed several booths that are positioned at an angel of 45 degrees against the road bed. This was conducted due to the challenging condition in acquiring land that is wide enough to place a large number of sufficient toll booths. The design has passed the Safety Audit conducted by Center for Research and Development of Roads and Bridges, Traffic Engineering and Road Environment Division of the Ministry of Public Works prior to being constructed and is declared to have fulfilled the technical and safety requirements. Meanwhile, at Cikarang Main Toll Gate, Jasa Marga operates 32 toll booths, which represent more toll booths compared to that in Pondok Gede Timur operating only 25 toll booths.

On the measured transaction speed, the average transaction speed on all Jasa Marga’s toll road sections has fulfilled SPM requirements. At entrance booths average transaction time is 3.36 seconds while the target is ≤ 7 seconds; at exit booths average transaction time is 6.38 seconds while the target is ≤ 11 seconds; and at booths with open system (one transaction) average transaction time is 4.29 seconds while the target is ≤ 8 seconds.

Jasa Marga also supports Government program of non-cash transaction by implementing electronic transaction system, i.e. the use of e-Toll Card in toll transaction. e-Toll Card was first implemented on Inner Ring Road and Prof. Dr. Sedyatmo Toll Roads in 2009 and is implemented gradually on other section with the target that in 2012 all Jasa Marga’s toll roads will implement e-Toll Card. In 2011, on sections applying open system (one-time transaction) on Jagorawi, Jakarta-Cikampek and Jakarta Outer Ring Road Toll Roads have also implemented the operation of e-Toll Card. The number toll booths for e-Toll Card in that year has added to the total of 122 toll booths, with additional nine automated toll booths (Gardu Tol Otomatis – GTO). Until the end of 2011, the Company has operated a total of 243 toll booths and 18 GTOs for e-Toll Card on four of its toll road sections. In 2012, the Company will add 20 more GTOs on its toll road sections.

The number of transactions using e-Toll Card has also increase over the years. In 2011, transaction with e-Toll Card reached 24.6 million vehicles showing a growth by 73.36% compared to that of 2010 with 14.19 million vehicles. Going forward, Jasa Marga is targeting the increase in the use of e-Toll Card for toll transaction with the target 25% in 2012. The operation of e-Toll Card does not only give added value to toll road users by speeding up transaction and providing the ease of non-cash payment, it also benefits Jasa Marga by enhancing efficiency in toll collection expenses as well as providing improved toll collection cash management.

Apart from encouraging the use of e-Toll Card, the Company also supports the improvement of technology in e-Toll Card, namely non-stop transaction. In 2011, Jasa Marga carried out a trial operation for the use of On Board Unit (OBU) at Cililitan, Halim and Cengkareng Toll Gates. OBU is the development of e-Toll Card transaction, which enables toll road users for non-stop transaction. The system is introduced with the name of e-Toll Pass. Jasa Marga in cooperation with Bank Mandiri, the partner in providing the said payment system, has officially launched it on 30 November 2011. OBU is a receiver device that is installed in the vehicle and that will capture the laser beam from the transreceiver (TRCV) at the toll booths, making the barrier open automatically at the time vehicles pass. As a bank that markets e-Toll Card, Bank Mandiri has also provided additional e-Toll Card top up facility at 9,500 locations including Indomaret, Hypermarket, rest areas and malls. In addition, Bank Mandiri will also provide the top up facility in 1,000 cash ATMs and 3,444 non-cash ATMs. The ease in topping up e-Toll Card is expected to increase the penetration of e-Toll Card usage.

To improve its services, Jasa Marga also provides additional lanes on toll road sections whose volume to capacity ratio has exceeded the level required. In 2011, Jasa Marga provided additional lanes on Jagorawi Toll Road on TMII-Cibubur section both directions, Cibinong-Cibubur section both directions for 47,4 km from previously 2x3 lanes to 2x4 lanes; Tangerang Toll Road on Kebun Jeruk Interchange-Tangerang



60 61




60 61


Simpang Susun Kebun Jeruk-Tangerang Barat jalur A/B sepanjang 37,6 km, di Jalan Tol Padaleunyi lajur Padalarang-Pasteur jalur A sepanjang 8,6 km. Dengan dilakukan penambahan lajur di ruas-ruas tersebut, diharapkan kepadatan di ruas tersebut dapat berkurang.

Untuk menambah kenyamanan pengguna jalan tol, Jasa Marga menambah layanan dalam bentuk pembangunan rest area untuk memenuhi kebutuhan pengguna jalan tol. Tahun 2011, Jasa Marga menambah pengoperasian rest area baru di KM 97B Jalan Tol Purbaleunyi. Saat ini di jalan tol yang dikelola oleh Jasa Marga telah beroperasi 26 rest area baik yang dikerjakan oleh Jasa Marga sendiri maupun kerja sama dengan investor.

Selama tahun 2011, volume transaksi pada ruas-ruas jalan tol yang dioperasikan oleh Jasa Marga dan anak perusahaan mencapai 1.091,77 juta kendaraan atau naik 14,10% dari tahun sebelumnya yang mencapai 956,89 juta kendaraan. Jumlah volume lalu lintas mayoritas masih disumbangkan oleh ruas-ruas jalan tol yang berlokasi di daerah Jakarta dan sekitarnya. Jumlah volume transaksinya mencapai 80,58% dari total seluruh transaksi.

Pendapatan tol pada tahun 2011 mencapai Rp 4,96 triliun atau naik 13,29% dibandingkan dengan pendapatan tol pada tahun 2010. Peningkatan pendapatan tol selain disebabkan oleh naiknya volume transaksi juga adanya kenaikan tarif pada 10 ruas jalan tol yang dikelola oleh Jasa Marga dan dua ruas yang dikelola oleh anak perusahaan, yaitu ruas JORR dan BORR.

Sesuai dengan amanat UU No. 38 tahun 2004 serta Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 2005 tentang Jalan Tol, pemerintah menaikan tarif jalan tol setiap dua tahun sekali. Pada tanggal 28 September tahun 2011, 11 ruas yang dioperasikan Jasa Marga telah dinaikan sebesar 7,58%-12,48% sesuai dengan laju inflasi pada periode September 2009-Agustus 2011, dan pada tanggal 06 Desember 2011 pada ruas BORR. Kenaikan tarif tol secara reguler dimaksudkan untuk menciptakan iklim dan kepastian berusaha di sektor infrastruktur jalan tol. Dengan kenaikan tarif, operator jalan tol juga harus memberikan pelayanan yang terbaik bagi pengguna jalan. Kenaikan di 12 ruas jalan tol tersebut juga mengindikasikan bahwa Jasa Marga telah memenuhi semua indikator Standar Pelayanan Minimum yang ditetapkan dan diaudit oleh Badan Pengatur Jalan Tol

(BPJT). Jasa Marga mempunyai komitmen yang tinggi untuk selalu memberikan pelayanan bahkan melebihi SPM yang ditetapkan, komitmen memberikan pelayanan yang terbaik bagi pengguna jalan bukan merupakan usaha Jasa Marga dalam rangka untuk menaikan tarif. Tanpa kenaikan tarif pun Jasa Marga tetap berkomitmen untuk selalu meningkatkan pelayanan.

Di bidang pengembangan usaha, pada tahun 2011 Jasa Marga telah memulai aktivitas konstruksi pada ruas-ruas jalan tol baru yang tanahnya telah siap, yaitu ruas JORR W2 Utara, ruas Ungaran-Bawen (Seksi 2 Jalan Tol Semarang-Solo) dan Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa. Jalan tol lainnya seperti Gempol-Pandaan, Gempol-Pasuruan serta Seksi 2A ruas Kedung Halang-Kedung Badak (2 km) Jalan Tol Bogor Outer Ring Road sampai dengan akhir tahun 2011 sedang dalam persiapan akhir pengadaan tanah dan diperkirakan pada semester I tahun 2012 akan mulai melakukan aktivitas konstruksi. Sehingga pada tahun 2012 merupakan tahun yang penuh dengan kegiatan konstruksi pada jalan-jalan tol baru yang dimiliki oleh Jasa Marga. Pada Seksi 2-4 Jalan Tol Surabaya-Mojokerto, Jalan Tol Cengkareng-Kunciran dan Kunciran Serpong, sedang dalam proses pengadaan tanah dan diperkirakan pada awal tahun 2013 Jasa Marga akan mulai melakukan konstruksi pada ruas-ruas tersebut.

Ruas-ruas jalan tol baru Jasa Marga juga merupakan bagian ruas jalan tol yang ikut dievaluasi oleh pemerintah terkait dengan kelayakan dari ruas jalan tol baru. Selama tahun 2011, Jasa Marga telah mengamandemen Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) baru untuk semua ruas baru sesuai dengan hasil review business plan yang terakhir. Amandemen PPJT tersebut juga mengindikasikan bahwa semua ruas baru yang dimiliki konsesinya oleh Jasa Marga mempunyai kelayakan yang baik secara finansial.

Jalan Tol Gempol-Pandaan dan Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa merupakan penambahan dua ruas yang dimiliki oleh Perseroan pada tahun 2011. Pada Jalan Tol Gempol-Pandaan, Jasa Marga menambah kepemilikan yang semula 0,88% menjadi 52,05% melalui proses pembelian saham Xilin Enterprise menjadikan Jasa Marga sebagai pemegang saham mayoritas pada perusahaan Joint Venture Margabumi Adhikaraya sebagai pemilik konsesi Jalan Tol Gempol-Pandaan. Proses pembelian tersebut dilakukan pada tanggal 11 Mei 2011.

Barat both directions for 37,6 km; and Padaleunyi Toll Road, on Padalarang-Pasteur section one direction for 8,6 km. The additional lanes on the said sections are expected to reduce congestions.

To add to the comfort of toll road users, Jasa Marga has improved its services by providing more rest areas to facilitate the needs of the toll road users. In 2011, Jasa Marga added the operation of another new rest area at KM 97B of Purbaleunyi Toll Road. At present, on Jasa Marga’s operating toll roads, there are 26 rest areas operated either by Jasa Marga itself or by cooperating with other investors.

In 2011, the volume of transactions on toll road sections operated by the Company and its subsidiaries reached 1,091.77 million vehicles, which rose by 14.10% compared to that of the previous year with 956.89 million vehicles. The majority of the traffic volume was still contributed by toll roads sections located in Jakarta and its surrounding areas, which encompassed 80.58% of the total transactions.

Toll Revenues of 2011 reaching Rp 4.96 trillion represents an increase by 13.29% compared to 2010’s Toll Revenues. The increase in Toll Revenues was caused by not only the increase in transaction volume but also tariff adjustment for 10 toll road sections operated by the Company and two toll road sections, namely JORR and BORR, operated by its subsidiaries.

Based on the regulations stated in Law No. 38 of 2004 and Government Regulation No. 15 of 2005 on Toll Road, the Government increased the toll road tariff every two years. On 28 September 2011, the tariffs of 11 toll road sections operated by the Company were increased by 7.58%-12.48% based on the growth of inflation during the period of September 2009-August 2011, while tariff adjustment for BORR took place on 06 December 2011. The regular increase in toll tariff is intended to suggest certainty in business climate in the sector of toll road infrastructure. With tariff increase, toll road operators are required to give the best services to toll road users. The tariff increase in 12 toll road sections also indicates that the Company has fulfilled all indicators of minimum level of service determined and audited by the Indonesian Toll Road Authority. The

Company is highly committed to constantly providing its services more than what SPM requires. The commitment to providing the best possible services for toll road users is certainly not the Company’s effort in relation to tariff increase, as without tariff increase, continuously improving its services remains in the Company’s commitment.

In the field of business development, in 2011 Jasa Marga has started the construction activity of new toll road sections for which land is available, i.e. JORR W2 North, Ungaran-Bawen (Section 2 of Semarang-Solo Toll Road) and Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa Toll Road. Other new toll roads such as Gempol-Pandaan, Gempol-Pasuruan along with Section 2A Kedung Halang-Kedung Badak of Bogor Outer Ring Road Toll Road, until the end of 2011 they were in the final stage of land acquisition and construction activity is expected to start in the first semester of 2012. The year 2012 is therefore the year full of construction activity for new toll roads owned by the Company. On Sections 2-4 of Surabaya-Mojokerto Toll Road, Cengkareng-Kunciran Toll Road (15.2 km) and Kunciran-Serpong Toll Road (11.2 km) are in the process of land acquisition and construction for those sections are scheduled to start in early 2013.

Jasa Marga’s new toll roads were also included in the toll road sections evaluated by the Government in relation to their feasibility. In 2011, the Company has amended the Toll Road Concession Agreement (Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol – PPJT) for all new toll road sections in accordance with the latest result of business plan review. The Amendment to the PPJT also indicated that all of the new sections whose concessions are owned by the Company are financially feasible.

Gempol-Pandaan and Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa Toll Roads are two additional sections to the Company’s toll roads that took place in 2011. On Gempol-Pandaan Toll Road, the Company has increased its ownership from previously 0.88% to 52.05% through the process of acquiring the shares of Xilin Enterprise, making the Company the majority shareholder of Joint Venture Margabumi Adhikaraya, the concession holder of Gempol-Pandaan Toll Road. The acquisition process was carried out on 11 May 2011.



62 63




62 63


Untuk ruas Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa (10 km), Jasa Marga bersama konsorsium tujuh BUMN ditunjuk sebagai pemrakarsa proyek sesuai Perpres No. 13/2010 dan menjadi Preferred Bidder dalam tender (mendapat hak right to match/menyamakan penawaran dengan penawar terendah). Konsorsium telah membentuk perusahaan dengan nama PT Jasa Marga Bali Tol pada tanggal 22 Agustus 2011. Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa di Bali yang menghubungkan airport, pelabuhan dan daerah wisata Nusa Dua dengan penandatangananan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol pada tanggal 16 Desember 2011. Proyek Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa Bali tersebut merupakan salah satu program prioritas Pemerintah Pusat yang termasuk dalam 6 Koridor Ekonomi. Selain untuk mendukung pengembangan ekonomi daerah Bali, jalan tol ini diperlukan untuk mendukung pelaksanan APEC dimana Indonesia menjadi tuan rumah pada tahun 2013 sehingga pada semester I tahun 2013 jalan tol ini siap dioperasikan.

Jasa Marga sebagai investor jalan tol menyambut gembira atas disahkannya Rancangan Undang Undang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum oleh DPR pada tanggal 16 Desember 2011. Dengan UU Pengadaan Tanah Pemerintah memiliki dasar hukum yang kuat serta mekanisme yang jelas dan terukur dalam proses pembebasan lahan. Dengan disahkannya UU tersebut, Jasa Marga berharap pembangunan infrastruktur seperti jalan tol akan lebih cepat. Percepatan pembangunan infrastruktur jalan tol juga merupakan bagian dari program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Program tersebut dicanangkan pemerintah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Seiring dengan ketersedian lahan untuk konstruksi maka Dana IPO yang telah dimanfaatkan adalah 36,25% dari total proceed bersih IPO sebesar Rp 3,36 triliun. Berdasarkan proyeksi yang ada, seluruh dana IPO akan habis dimanfaatkan untuk pembangunan jalan tol pada akhir tahun 2014 bersamaan dengan beroperasinya seluruh ruas baru tol tersebut.

Belanja modal (capex) Jasa Marga sepanjang tahun 2011 mencapai Rp 2,29 triliun atau meningkat 94,68% dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1,18 triliun. Capex terbesar Jasa Marga dialokasikan untuk operasional yang mencapai Rp 1,64 triliun, dimana

dari jumlah tersebut sebesar 58,22% atau Rp 958,16 dialokasikan untuk peningkatan kapasitas. Capex lainnya adalah Pengembangan Jalan Tol Baru, Investasi Usaha Lain serta Investasi Sarana Pendukung yang mencapai total Rp 653 miliar. Dari pengelolaan investasi tersebut Total Aktiva Jasa Marga hingga akhir tahun 2011 mencapai Rp 21,43 triliun atau meningkat 13,09% dibandingkan dengan tahun 2010 yang mencapai Rp 18,95 triliun. Total Kewajiban naik 15,10% atau meningkat dari posisi akhir tahun 2010 yang mencapai Rp 10,59 triliun menjadi Rp 12,19 triliun pada akhir tahun 2011. Jumlah Ekuitas juga meningkat dari Rp 8,35 triliun di akhir tahun 2010 menjadi Rp 9,24 triliun di akhir tahun 2011 atau meningkat 10,54%.

Kinerja harga saham JSMR mengungguli kinerja IHSG yaitu meningkat 22,62% dibandingkan dengan kinerja IHSG yang hanya meningkat 3,20%. Hal ini juga mendukung kenaikan kapitalisasi pasar yang meningkat dari yang semula sebesar Rp 23,29 triliun di akhir tahun 2010 menjadi Rp 28,56 triliun di akhir tahun 2011. Hal tersebut mencerminkan naiknya kepercayaan investor terhadap prospek bisnis dan pengelolaan Perseroan.

Pada bulan Juli tahun 2011, Jasa Marga berhasil mempertahankan peringkat hutang obligasi id AA (Double A; stable outlook) yang diperoleh dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO).

Di bidang organisasi untuk peningkatan kinerja pelaksanaan tugas di lingkungan Perseroan serta optimalisasi pendayagunaan tenaga, Perseroan melakukan restrukturisasi organisasi yang di dalamnya termasuk program analisa jabatan, model kompetensi dan sistem karir. Hal tersebut dilakukan untuk menyelaraskan dengan perkembangan dan lingkungan bisnis Perseroan. Dalam rangka pembinaan dan peningkatan kompetensi karyawan, secara berkesinambungan, Jasa Marga juga melaksanakan program pelatihan dan pengembangan SDM dalam bidang kader kepemimpinan, pembekalan etika dan budaya perusahaan, serta pengembangan kompetensi dan standar profesi. Jasa Marga Development Center (JMDC) yang telah dirintis sejak tahun 2008 melakukan transformasi menjadi unit yang mandiri yang berfungsi sebagai penyelenggara Diklat dan pusat assessment Perseroan.

For the development of Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa Toll Road (10 km), together with the consortium of seven SOEs, Jasa Marga was appointed developer of the project based on Presidential Regulation No. 13/2010 and became Preferred Bidder in the right to match tender. The Consortium has formed a company named PT Jasa Marga Bali Tol on 22 August 2011. Bali’s Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa Toll Road connects the airport, port and Nusa Dua tourism area and the Toll Road Concession Agreement was signed on 16 December 2011. Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa Toll Road project in Bali is one of Central Government’s priority program included in the 6 Economic Corridors. Apart from supporting the economic development in Bali, the said toll road is required to support the carrying out of APEC in 2013 in which Indonesia will become the host, thus the toll road is scheduled to operate in the first semester of 2013.

As one of the country’s toll road investors, the Company is delighted with the ratification of the Legal Draft on Land Acquisition for Public Interest Development by the Parliament on 16 December 2011. The Land Acquisition Law gives the Government a solid legal basis to carry out their actions and provides clear and measured mechanism. The ratification of the said Law, the Company expects the development of infrastructure such as toll roads will be accelerated. The acceleration of toll road infrastructure development is also part of the acceleration and expansion of Indonesia’s economic development masterplan (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia – MP3EI) program that is intended to speed up the economic growth in the country.

In line with land availability for construction, the Company has used 36.25% of the total IPO net proceeds amounting to Rp 3.36 trillion. Based on the Company’s projection, the entire IPO fund will be used up for the development of the Company’s toll roads at the end of 2014 when all the new toll sections are fully operated.

The Company’s Capital Expenditure (capex) along the year 2011 reached Rp 2.29 trillion, which rose by 94.68% compared to the previous year reaching Rp 1.18 trillion. The Company’s highest capex was allocated to operational activities amounting to Rp 1.64

trillion, 58.22% or Rp 958.16 of which was allocated to capacity increase. Other capex includes Development of New Toll Toads, Investment in Other Businesses, along with Investment in Supporting Facilities amounting to Rp 653 billion. From the management of the said investments, the Company’s Total Assets at the end of 2011 reached Rp 21.43 trillion showing an increase by 13.09% compared to that of 2010 amounting to Rp 18.95 trillion. Total Liabilities rose by 15.10% from that of the end of 2010 amounting to Rp 10.59 trillion to Rp 12.19 trillion at the end of 2011. Equity also rose from Rp 8.35 trillion at the end of 2010 to Rp 9.24 trillion at the end of 2011 representing an increase by 10.54%.

The performance of JSMR share price that increased by 22.62% outperformed JCI performance that increased by only 3.20%. This has also supported the increase in market capitalization from Rp 23.29 trillion at the end of 2010 to Rp 28.56 trillion at the end of 2011. This reflects the increase in investors’ trust in the business prospect and the management of the Company.

In July 2011, the Company has succeeded in maintaining its bond rating idAA (Double A; stable outlook) received from PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) – Credit Rating Indonesia.

In the field of organization, to improve the performance of work implementation within the Company as well as to optimize the workforce empowerment, the Company has restructured the organization that includes position analysis program, competencies model, and career system. This is intended to synchronize the Company’s organization with its development and business environment. In order to empower and enhance employees’ competencies, the Company has continuously carried out employees training and development programs in the field of cadre leadership, orientation of corporate ethics and culture, as well as competencies and profession standard development. Jasa Marga Development Center (JMDC) that was established in 2008 has been transformed to an independent unit functioning as organizer of training and education along with the Company’s assessment center.



64 65




64 65


Perseroan juga mendorong tidak hanya terciptanya hubungan yang harmonis bersama dengan Serikat Karyawan Jasa Marga (SKJM) tetapi juga mendorong terciptanya kinerja yang produktif. Kesejahteraan karyawan merupakan hal yang menjadi perhatian manajemen dengan tetap memperhatikan penilaian kinerja. Sebagai bagian dari perbaikan remunerasi, Perseroan merencanakan akan melakukan perubahan sistem penilaian kinerja pada Juli 2012. Sistem penilaian tersebut akan mengakomodasi kenaikan pendapatan karyawan berdasarkan kinerja yang telah dilakukan, bukan berdasarkan kenaikan pendapatan Perseroan.

Di bidang pengelolaan korporasi, Jasa Marga terus berupaya mendorong upaya-upaya peningkatan efisiensi, efektivitas dan produktivitas Perseroan untuk meningkatkan daya saing dan pencapaian kinerja Perseroan serta mendorong upaya peningkatan praktik Good Corporate Governance sehingga menjadi perusahaan yang lebih profesional. Kami gembira upaya Jasa Marga tersebut diakui dengan berhasilnya Jasa Marga berhasil meraih penghargaan Corporate Governance Award 2011 kategori The Best Most Improve on IICD CG Conference and Award 2011 yang diselenggarakan oleh Indonesian Institute for Corporate Directorship and Business Review. Selain itu Jasa Marga juga berhasil mendapatkan penghargaan Corporate Governance Perception Index (CGPI) 2011 sebagai The Most Trusted Company Award 2011. Pada tahun 2011 Jasa Marga masuk sebagai salah satu BUMN yang menjadi Pilot Project Studi Prakarsa Anti Korupsi (SPAK) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Untuk mendorong tercapainya kinerja ekselen Jasa Marga secara aktif membangun kinerja ekselen korporasi melalui kriteria Malcolm Baldridge. Dengan kriteria tersebut diharapkan ada kejelasan mengenai indikator, kriteria dan ukuran kesuksesan performa dalam pencapaian kinerja ekselen dengan batas waktu yang disepakati bersama.

Tanggung Jawab Jasa Marga terhadap lingkungan dan masyarakat tetap kami fokuskan pada peningkatan kualitas hidup masyarakat, khususnya yang berada dilingkungan sekitar jalan tol, pelestarian alam, bantuan korban bencana alam serta usaha-usaha edukasi keselamatan selama mengemudi bagi pengguna jalan tol untuk menekan tingkat kecelakaan di jalan tol. Seperti diketahui, 70%-80% kecelakaan di jalan tol disebabkan oleh faktor kelalaian manusia. Karena itu, pendidikan

berlalu lintas perlu digalakkan terutama bagi operator kendaraan umum. Perseroan telah menyelenggarakan kegiatan pelatihan safety driving dan juga pelatihan etika mengemudi bagi supir-supir angkutan umum. Peserta pelatihan mendapat banyak materi yang mendasar dan filosofis, yang sering diabaikan pengemudi. Selain itu Perseroan juga secara aktif melakukan kegiatan sosialisasi mengenai keselamatan berkendara khususnya di jalan tol antara lain berupa pembagian leaflet. Leaflet tersebut berisi penjelasan beberapa panduan aman berkendara. Salah satunya adalah imbauan untuk memeriksa kesiapan kendaraan sebelum melakukan perjalanan, kapasitas penumpang, dan kecepatan maksimal selama di jalan tol serta informasi beberapa lokasi tempat istirahat di sepanjang jalan tol.

Sebagai komitmen dalam mendukung program disiplin berlalu lintas, serta kelanjutan dari kegiatan peluncuran Buku “Aku Tertib Berlalu Lintas” 01 Mei 2011 lalu dengan Menteri Pendidikan Nasional, Jasa Marga melakukan distribusi buku “Aku Tertib Berlalu Lintas” ke Sekolah Dasar di seluruh Indonesia, dimulai dengan wilayah operasional jalan tol milik Jasa Marga. Buku “Aku Tertib Berlalu Lintas” sebagai salah satu program edukasi jalan tol sejak dini pun akan disebarkan secara bertahap untuk siswa Sekolah Dasar di seluruh Indonesia.

Jasa Marga juga turut aktif berpartispasi dalam mendukung kerja sama dalam pembinaan olahraga nasional berupa dukungan BUMN terhadap pengembangan dan pembinaan olahragawan dan tim nasional pada cabang olahraga prestasi, dukungan kesejahteraan olahragawan dan penyelenggaraan kegiatan olahraga nasional dan menjadi sponsor utama Sea Games XXVI pada cabang olahraga renang.

Di aspek lingkungan, Jasa Marga telah melakukan penanaman pohon di wilayah jalan tol secara berkesinambungan. Sampai dengan saat ini sudah 458.675 pohon yang ditanam di seluruh wilayah jalan tol Jasa Marga. Untuk mempertahankan habitat mangrove di pantai selatan Bali, disain Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa di Bali dibuat semaksimal mungkin tidak mengganggu habitat mangrove yang ada. Jasa Marga bahkan telah menanam 3.000 pohon mangrove dan membuat nurserinya.

The Company also supports not only the harmonious relationship with Jasa Marga Labor Union (Serikat Karyawan Jasa Marga – SKJM) but also the establishment of productive performance. Employees’ welfare remains the management’s focus while still paying attention to performance evaluation. As part of the improvement in remuneration system, the Company plans to make changes in performance evaluation system and it will be implemented in the second semester of 2012. The evaluation system will accommodate employees’ salary raise based on the achieved performance, not based on the Company’s revenue increase

In the field of corporate management, the Company constantly strives to encourage efficiency, effectiveness and productivity initiatives for the improvement of the Company’s competitiveness and performance achievement while also encouraging the efforts to improve Good Corporate Governance practice in order to become a more professional company. Those efforts have made the Company proud as they have managed to receive acknowledgements with the success of being awarded with Corporate Governance Award 2011 in the category of The Best Most Improve on IICD CG Conference and Award 2011 organized by Indonesian Institute for Corporate Directorship and Business Review. Moreover, the Company has also succeeded in achieving the award of Corporate Governance Perception Index (CGPI) 2011 as The Most Trusted Company 2011. In 2011, the Company was among one of SOEs that became the pilot project of Anti Corruption Initiative Study (Studi Prakarsa Anti Korupsi – SPAK) of the Corruption Eradication Commission (Komisi Pemberatasan Korupsi – KPK).

To support the achievement of excellent performance, the Company actively develops corporate excellent performance by means of Malcolm Baldridge criteria. The use of the criteria as basis is expected to provide clarity concerning indicators, criteria and measurements of performance success in achieving excellent performance at the agreed time limit.

The Company’s social responsibility to the environment and the community still focuses on the improvement of people’s quality of life, especially those residing in toll road surrounding, nature conservation, and assistance for natural disaster victims, along with the efforts of education for safety driving for toll road users to reduce accident level on toll roads. As we all know, 70%-80% of accidents on toll roads are caused by the factor of human negligence. Traffic discipline education thus needs to

be promoted particularly for the operator of public transportation. The Company has organized trainings on safety driving and driving ethics for drivers of public transportation. Training participants were given many basic and philosophical materials, yet oftentimes are neglected by drivers. In addition, the Company has also actively carried out socialization activities concerning safety driving especially on toll roads, among others by distribution leaflets. The leaflets consist of explanation on safety driving guidance. One of the things mentioned in the leaflets is the recommendation to check vehicles condition to make sure its readiness before making a long trip, passenger capacity, and maximum speed on toll road along with information on several locations of rest areas along toll roads.

To show its commitment in supporting the traffic disciplined program and as a follow up of the launching of book entitled “Aku Tertib Berlalu Lintas” last 01 May 2011 with the Minister of National Education, the Company distributed the book “Aku Tertib Berlalu Lintas” to elementary schools all across, starting from those located in the Jasa Marga’s toll road operational areas. As one of early toll road education programs, the book “Aku Tertib Berlalu Lintas” (I Obey Traffic Regulations) will be distributed gradually to students of elementary schools in the country.

The Company has also actively participated in supporting the cooperation in empowering national sports in the form of SOE supports for development and empowerment of athletes and national team of competitive sport, supports for athletes’ welfare and national sport events, as well as becoming main sponsor of Sea Games XXVI in the sport of swimming.

In the aspect of environment, Jasa Marga has continuously conducted tree-planting activity in toll road areas. To date, the Company has planted 458,675 trees in all of its areas of toll road operation. To preserve the habitat of mangroves at Bali south beach, the Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa Toll Road in Bali is designed as best as possible not to cause damage to the existing mangroves habitat. The Company has even planted 3,000 mangrove trees and established the nursery.



66




66


Untuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, selama tahun 2011, Perseroan telah mengalokasikan dana sebesar Rp 47,21 miliar untuk kegiatan kemitraan dan Rp 4,3 miliar untuk kegiatan bina lingkungan.

Ke depan kami bertekad untuk memajukan Perseroan dengan pondasi yang sudah terbentuk baik dan membawa Perseroan untuk menjadi lebih maju dengan berfokus pada dua hal utama yaitu pembangunan jalan tol baru, Jasa Marga akan fokus kepada konstruksi pada ruas jalan tol baru yang lahannya telah siap dan pengoperasian jalan tol, Jasa Marga akan fokus kepada peningkatan kualitas pelayanan melalui upaya-upaya modernisasi.

Akhirnya atas nama Direksi, kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang setingi-tingginya kepada semua staf dan karyawan Jasa Marga, Pemegang Saham Pemerintah dan masyarakat, pengguna jalan tol serta para mitra kerja dan stakeholder lainnya atas kerja sama yang telah terjalin dengan baik untuk mencapai semua target dan rencana kerja Jasa Marga selama tahun 2011.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan karuniaNya kepada kita semua.

For the Partnership and Community Development Programs, in 2011, the Company allocated fund amounting to Rp 47.21 billion and Rp 4.3 billion for SMEs partnership activities and for community development activities, respectively.

Going forward, we are determined to advancing the Company with the foundation already form well and to bring the Company to become more superior even further while focusing on two main points, i.e. development of new toll roads: the Company will focus on the construction of new toll road sections whose land is ready for construction activity; and toll road operation: the Company will focus on improving the quality of services through modernization efforts.

Last but certainly not least, on behalf of the Directors, we would like to extend our highest appreciation to and thank to the entire Jasa Marga staff members, Shareholders both the Government and the public, toll road users, along with our business partners and other stakeholders for our well nurtured cooperation to accomplish all targets and plans of the Company throughout 2011.

May God Almighty grant His blessings to all of us.

Atas Nama Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk.,On Behalf of the Directors of PT Jasa Marga (Persero) Tbk.,

Adityawarman

Direktur Utama President Director

67



68 69

ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS



Pada tahun 2011, Jasa Marga mencatat peningkatan pertumbuhan dibanding dengan tahun sebelumnya. Laba Yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk mencapai Rp 1,33 triliun, meningkat 12,23% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Perseroan berhasil mempertahankan kondisi keberlanjutan usaha yang terus meningkat. Pencapaian Laba tersebut merupakan usaha manajemen yang konsisten untuk terus meningkatkan value Perseroan yang berasal dari peningkatan pendapatan dan efisiensi di bidang keuangan dan operasional. Laba tersebut ditopang oleh kenaikan Pendapatan Usaha yang mencapai Rp 4,96 triliun atau naik 13,29%. Sementara itu EBITDA Margin meningkat dari 58,36% menjadi 59,63% dan Cost Margin membaik dari 54,59% menjadi 54,01%.

Analisa dan Pembahasan Manajemen berikut ini didasarkan pada Laporan Keuangan Perseroan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010, dan telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik HLB Hadori Sugiarto Adi & Rekan member of HLB International dengan pendapat wajar dalam semua hal yang material.

In 2011, Jasa Marga recorded an increase in its growth compared to the previous year. Profit Attributable to Owner of the Parent reached Rp 1.33 trillion, which rose by 12.23% compared to that of the previous year.

The Company has succeeded in maintaining the sustainable growth of its business. The achievement in profit represents the efforts of the management to keep enhancing the value of the Company by increasing revenues and improving efficiency in financial and operational activities. The Profit was supported by the increase in Operating Revenue by 13.29% to become Rp 4.96 trillion. Meanwhile EBITDA Margin increased from 58.36% to 59.63% and Cost Margin improved from 54.59% to 54.01%.

The following Management Discussion and Analysis is based on the Company’s Financial Statements for the years ended 31 December 2011 and 31 December 2010, which have been audited by Public Accountant Office HLB Hadori Sugiarto Adi & Rekan member of HLB International. According to the auditor, the said Financial Statements present fairly, in all material respects.

PENDAPATAN PENDAPATAN TOL PENDAPATAN LAINNYA BEBAN USAHA EBITDA LABA USAHA PENDAPATAN (BEBAN) LAIN LAINREVENUES TOLL REVENUES OTHER REVENUES OPERATING EXPENSES EBITDA OPERATING INCOME OTHER INCOME (EXPENSES)ESTIMASI PAJAK PENGHASILAN PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN-LAIN LABA TAHUN BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA KEPENTINGAN NON PENGENDALIESTIMATED INCOME TAX OTHER COMPREHENSIVE REVENUE PROFIT OR LOSS ATTRIBUTABLE TO NON-CONTROLLING INTERESTLABA TAHUN BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK ASET KEWAJIBAN MODAL PEMEGANG SAHAM/EKUITASPROFIT OR LOSS ATTRIBUTABLE TO OWNER OF THE PARENT ASSET LIABILITIES SHAREHOLDERS’ EQUITYINFORMASI MATERIAL PADA INVESTASI DAN DIVESTASI PERSEROAN SOLVABILITAS DAN KEMAMPUAN MEMBAYAR BUNGAMATERIAL INFORMATION ON INVESTMENT AND DIVESTMENT OF THE COMPANY SOLVABILITY AND SOLVENCYIKATAN YANG MATERIAL ATAS INVESTASI BARANG MODAL TINGKAT LIKUIDITAS IMBAL HASIL KEUANGAN ARUS KASMATERIAL COMMITMENTS RELATED TO CAPITAL INVESTMENT LIQUIDITY LEVEL FINANCIAL RETURNS CASH FLOWS

BELANJA MODAL POS LUAR BIASA REALISASI PENGGUNAAN DANA IPO DAN OBLIGASI INFORMASI MATERIAL PADA INVESTASI DAN DIVESTASI PERSEROANCAPITAL EXPENDITURE EXTRAORDINARY ITEM USE OF IPO AND BOND PROCEEDS MATERIAL INFORMATION ON INVESTMENT AND DIVESTMENT OF THE COMPANYDAMPAK PERUBAHAN HARGA-HARGA TERHADAP PENDAPATAN USAHA, LABA USAHA DAN LABA BERSIH KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL NERACAIMPACT OF CHANGES IN PRICES ON OPERATING REVENUE, OPERATING INCOME AND NET PROFIT SUBSEQUENT EVENTSASPEK PEMASARAN KEBIJAKAN DIVIDEN PERUBAHAN PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN YANG BERPENGARUH SIGNIFIKAN TERHADAP PERUSAHAANMARKETING ASPECT DIVIDEND POLICY CHANGES IN RULES AND REGULATIONS SIGNIFICANTLY AFFECTING THE COMPANYPERUBAHAN PERATURAN DAN KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG BERPENGARUH TERHADAP PERSEROAN INVESTASI JALAN TOL DAN PROGRES PROYEK JALAN TOL BARUCHANGES IN LEGISLATION AND ACCOUNTING POLICY AFFECTING THE COMPANY TOLL ROAD INVESTMENT AND PROGRESS OF NEW TOLL ROAD PROJECTSRENCANA KEDEPAN DAN PROSPEK BISNISFUTURE OUTLOOK AND BUSINESS PROSPECT

Perseroan berhasil mempertahankan kondisi keberlanjutan usaha yang terus meningkat. Pencapaian Laba tersebut merupakan usaha manajemen yang

konsisten untuk terus meningkatkan value Perseroan yang berasal dari peningkatan pendapatan dan efisiensi di bidang keuangan dan operasional.

The Company has succeeded in maintaining the sustainable growth of its business. The achievement in profit represents the efforts of the

management to keep enhancing the value of the Company by increasing revenues and improving efficiency in financial and operational activities.

ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN

MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

KinerjaOperasionalOperationalPerformance 2011 2010 ∆%

Volume Lalu Lintas Transaksi (ribuan kendaraan) 1.091,78 956,89 14,10%

Traffic Volume Transaction (thousand vehicles)

Pendapatan Tol Toll Revenue 4.843,23 4.306,10 12,47%

Kinerja Keuangan Financial Performance

KinerjaKeuanganFinancialPerformance 2011 2010 ∆%

Pendapatan Revenues 4.960,47 4.378,58 13,29%

Laba Usaha Operating Income 2.281,39 1.988,19 14,75%

Laba Bersih Net Income 1.339,46 1.193,49 12,23%

EBITDA EBITDA 2.957,98 2.555,24 15,76%

Laba Bersih per Saham (Rupiah penuh) Earning per Share (full amount) 197,68 176,14 12,23%

miliar Rupiah billion Rupiah

70 71




Sepanjang tahun 2011, Perseroan mengoperasikan 16 ruas jalan tol dimana empat ruas dioperasikan oleh Anak Perusahaan dan 12 ruas dikelola oleh sembilan Cabang. Berikut adalah Pendapatan Tol Jasa Marga dan Anak Perusahaan:

Secara keseluruhan pendapatan tol yang dikelola dan dioperasikan oleh cabang dan Anak Perusahaan mengalami kenaikan sebesar 12,47%. Untuk Cabang Jakarta-Tangerang terlihat mengalami penurunan sebesar 13,45% disebabkan sejak awal tahun 2011, pengelolaan Ruas Ulujami-Pondok Aren dikelola oleh PT Jalantol Lingkarluar Jakarta (PT JLJ) yang semula dikelola oleh Cabang Jakarta-Tangerang. Kenaikan terbesar terdapat pada ruas Bogor Outer Ring Road (BORR) yang dikelola oleh PT Marga Sarana Jabar yang kenaikannya mencapai 25,79%. Pendapatan tol ruas BORR tahun 2011 mencapai Rp 29,05 miliar dimana tahun sebelumnya adalah sebesar Rp 23,10 miliar.

Pendapatan Tol terbesar masih berasal dari ruas Jakarta Outer Ring Road yang dikelola oleh PT Jalantol Lingkarluar Jakarta dengan Pendapatan Tol yang mencapai Rp 1,06 triliun kemudian diikuti oleh Cabang Cawang-Tomang-Cengkareng yang mengelola ruas Tol Dalam Kota Jakarta dan Prof. Dr. Ir. Sedyatmo (Bandara) yang mencapai Rp 946,50 miliar.

In 2011, the Company continues to operate 16 toll road sections, four of which are operated by its Subsidiaries whereas 12 sections are operated by its nine Branches. The Toll Revenue of Jasa Marga and its Subsidiaries is as follows:

In general, the toll revenues of the sections operated and managed by the Company’s branches and subsidiaries increased by 12.47%. The decrease was seen in Jakarta-Tangerang Branch by 13.45% due to the change in the management of the section Ulujami-Pondok Aren starting from early 2011 from previously Jakarta-Tangerang Branch to PT Jalantol Lingkarluar Jakarta (PT JLJ). The highest increase was experienced by Bogor Outer Ring Road (BORR) managed by PT Marga Sarana Jabar with an increase by 25.79%. The toll revenue of BORR in 2011 reached Rp 29.05 billion whereas the previous year was Rp 23.10 billion.

The highest Toll Revenue was still contributed by Jakarta Outer Ring Road operated by PT Jalantol Lingkarluar Jakarta with Toll Revenue reaching Rp 1.06 trillion, followed by Cawang-Tomang-Cengkareng Branch operating Jakarta Inner Ring Road and Prof. Dr. Ir. Sedyatmo (airport) Toll Roads reaching Rp 946.50 billion. Toll road sections located in Jabotabek

Pendapatan TolToll Revenues

Pendapatan Tol Toll Revenuesmiliar Rupiah billion Rupiah

Ruas Cabang/Anak Perusahaan 2011 2010 ∆% Section Branch/Subsidiary (2011 vs. 2010)

1 Jagorawi Jagorawi 428,79 410,67 4,41%

2 Jakarta-Cikampek Jakarta-Cikampek 806,84 680,72 18,53%

3 Jakarta-Tangerang Jakarta-Tangerang 323,71 374,01 -13,45%

4 Prof. Dr. Ir. Sedyatmo Cawang-Tomang-Cengkareng 946,50 854,17 10,81%

5 Dalam Kota Jakarta/JIRR

6 Padaleunyi Purbaleunyi 807,89 705,74 14,47%

7 Cipularang

8 Surabaya-Gempol Surabaya-Gempol 206,23 188,25 9,55%

9 Semarang Semarang 79,75 66,29 20,30%

10 Belmera Belmera 62,25 54,35 14,53%

11 Palikanci Palikanci 82,47 77,47 6,46%

12 JORR PT JLJ 1.063,61 871,32 22,07%

13 Ulujami-Pondok Aren

14 BORR PT MSJ 29,05 23,10 25,78%

15 Surabaya-Mojokerto PT MNA 3,27

16 Semarang-Ungaran PT TMJ 2,86

Total 4.843,23 4.306,11 12,47%

PendapatanRevenues

Pendapatan Usaha Perseroan merupakan Pendapatan Tol dan Pendapatan Lainnya yang berasal dari usaha Perseroan lainnya yang terkait dengan pengoperasian jalan tol. Pendapatan Usaha tahun 2011 mencapai Rp 4,96 triliun dimana 97,64% berasal dari Pendapatan Tol dan 2,36% berasal dari Pendapatan Lainnya. Pendapatan Perseroan secara keseluruhan meningkat sebesar 13,29% dibandingkan dengan tahun yang lalu yang mencapai Rp 4,37 triliun.

The Company’s Operating Revenue is resulted from Toll Revenues and Other Revenues deriving from the Company’s other businesses related to toll road operation. The Operating Revenue of 2011 reached Rp 4.96 trillion of which 97.64% and 2.36% were resulted from Toll Revenues and Other Revenues respectively. The total Revenues of the Company increased by 13.29% compared to that of the previous year amounting to Rp 4.37 trillion.

97,64% Pendapatan tol

Toll Revenue

2,36% Lainnya Other

98,35% Pendapatan tol

Toll Revenue

1,6% Lainnya Other

2011 2010

Sumber Pendapatan Usaha Jasa Marga Jasa Marga Sources of Revenues

2011 2010 ∆%

Pendapatan Tol Toll Revenue 4.843,23 4.306,11 12,47%

Lainnya Others 117,24 72,48 61,76%

4.960,47 4.378,58 13,29%




72 73




Ruas-ruas tol yang berlokasi di Jabotabek secara keseluruhan menghasilkan pendapatan sebesar Rp 3,56 triliun atau sebesar 73,70% dari total keseluruhan Pendapatan Tol Perseroan.

Kenaikan pendapatan di semua ruas tersebut antara lain disebabkan adanya kenaikan tarif pada 11 ruas jalan tol sebesar rata-rata 7,58%-12,48%. Kenaikan tarif tersebut berdasarkan KEPMEN PU No. 277/KPTS/M/2011 tanggal 27 September 2011 dan berlaku pada tanggal 07 Oktober 2011. Tarif Bogor Outer Ring Road juga mengalami kenaikan pada tanggal 06 Desember 2011 sebesar 16%, berdasarkan KEPMEN PU 383/KPTS/M/2011 tanggal 29 November 2011 Kenaikan tarif di 12 ruas tersebut merupakan kenaikan yang dijadwalkan setiap dua tahun sekali sesuai dengan amanat UU Jalan No. 38 tahun 2005 serta Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 2005 mengenai Jalan Tol.

Selain dari kenaikan tarif yang sudah terjadwal, selama tahun 2011 terdapat juga perubahan tarif yang disebabkan adanya pengoperasian Simpang Susun Cemara sebagai bagian dari Jalan Tol Belawan-Medan-Tanjung Morawa (Belmera) dan Penetapan Golongan Jenis Kendaraan Bermotor serta Besarnya Tarif Tol pada Gerbang Tol H. Hanif. Penetapan tarif tersebut berdasarkan KEPMEN PU No. 01/KPTS/M/2011 tanggal 03 Januari 2011 dan berlaku pada tanggal 10 Januari 2011.

Kemudian perubahan tarif yang disebabkan adanya relokasi Gerbang Tol Cimanggis Utama di Jagorawi berdasarkan KEPMEN PU No. 02/KPTS/M/2011 tanggal 06 Januari 2011 dan berlaku pada tanggal 13 Januari 2011 untuk Penetapan Perubahan Sistem Pengumpulan Tol Pada seksi Jakarta Interchange-Cimanggis dan Tarif Tol Pada Ruas Jakarta-Bogor-Ciawi.

Dan perubahan tarif yang disebabkan adanya relokasi Gerbang Tol Cikarang Utama berdasarkan KEPMEN PU No. 49/KPTS/M/2011 tanggal 02 Maret 2011 Tentang Penetapan Perubahan Sistem Pengumpulan Tol pada seksi Jakarta Interchange-Cikarang Barat dan Tarif Tol pada Ruas Jakarta-Cikampek.

Selain itu, Volume Transaksi Kendaraan yang melewati jalan tol Jasa Marga secara keseluruhan juga naik sebesar 14,10% yaitu menjadi 1.091,77 juta kendaraan dari tahun sebelumnya yang mencapai 956,89 juta kendaraan dengan persentase kenaikan volume transaksi terbesar juga terjadi di ruas Jalan Tol Bogor Outer Ring Road yang mencapai persentase kenaikan sebesar 24,27%. Cabang Cawang-Tomang-Cengkareng sebagai pengelola ruas Tol Dalam Kota Jakarta dan ruas Tol Prof. Dr. Ir. Sedyatmo (Bandara) tercatat sebagai cabang yang mempunyai volume transaksi kendaraan terbesar yaitu total sebesar 263,17 juta kendaraan, diikuti oleh Jalan Tol Jakarta-Cikampek sebesar 176,35 juta kendaraan. Pada bulan Januari dan Maret 2011 Perseroan memindahkan lokasi gerbang utama di Jagorawi dari Taman Mini ke Cimanggis Utama serta di Jakarta-Cikampek dari Pondok Gede Timur ke Cikarang Utama. Perpindahan Gerbang Utama tersebut memberikan dampak terjadi perubahan sistem operasi di beberapa ruas di Jalan Tol Jagorawi dan Jakarta Cikampek serta Purbaleunyi.

Di ruas Jagorawi para pengguna jalan tol dari arah Ciawi, Bogor, Sentul, Cibinong, Gunung Putri dan Cimanggis yang biasanya melakukan pembayaran tol Ruas Jagorawi di Gerbang Tol TMII atau Pasar Rebo, kini pembayarannya dilakukan di Gerbang Tol

(Greater Jakarta areas) brought a total of Rp 3.56 trillion or 73.70% of the Company’s total Toll Revenue.

The increase in revenue on all toll road sections among others was resulted from the tariff increase of 11 sections by 7.58%-12.48% on average. The tariff increase was based on the Decision of the Minister of Public Works No. 277/KPTS/M/2011 dated 27 September 2011 and it was effective from 07 October 2011. The tariff Bogor Outer Ring Road was also increased by 16% on 06 December 2011, based on the Decision of the Minister of Public Works No. 383/KPTS/M/2011 dated 29 November 2011 the tariff increase in the 12 sections was the increase scheduled every two years in accordance with the mandate of Law on Road No. 38 of 2005 along with Government Regulation No. 15 of 2005 on Toll Road.

Apart from the scheduled tariff adjustment, in 2011 the Company also experienced change in tariff due to the operation of Cemara Interchange as part of Belawan-Medan-Tanjung Morawa (Belmera) Toll Road and the Decision of Vehicles Class along with the Amount of Toll Tariff at H. Hanif Toll Gate. The tariff decision was based on the Decision of the Minister of Public Works No. 01/KPTS/M/2011 dated 03 January 2011 and it was effective from 10 January 2011.

The change of tariff also took place due to the relocation of toll gate resulting in the existence of Cimanggis Main Toll Gate on Jagorawi based on the Decision of the Minister of Public Works No. 02/KPTS/M/2011 dated 06 January 2011 for the Decision of the Change in Toll Collection System on Jakarta Interchange-Cimanggis Section and Toll Tariff of Jakarta-Bogor-Ciawi Section, which was effective from 13 January 2011.

Another change in tariff due to toll gate relocation was seen at Cikarang Main Toll Gate based on the Decision of the Minister of Public Works No. 49/KPTS/M/2011 dated 02 March 2011 on the Decision of the Change in Toll Collection System on Jakarta Interchange-Cikarang Barat Section and Toll Tariff of Jakarta-Cikampek Section.

Moreover, the Vehicles Transaction Volume on Jasa Marga’s toll roads overall also increased by 14.10% with 1,091.77 million vehicles from that of the previous year with 956.89 million vehicles with the highest increase shown by Bogor Outer Ring Road Toll Road by 24.27%. Cawang-Tomang-Cengkareng Branch, the branch operating Jakarta Inner Ring Road and Prof. Dr. Ir. Sedyatmo (airport) Toll Roads was recorded as the branch with the highest traffic volume at a total of 263.17 million vehicles, followed by Jakarta-Cikampek Toll Road with 176.35 million vehicles. In January and March 2011, the Company relocated the Main Toll Gate on Jagorawi from Taman Mini to Cimanggis and on Jakarta-Cikampek from Pondok Gede Timur to Cikarang. The said Main Toll Gate relocations were resulted in the change in the operation system on several sections of Jagorawi and Jakarta Cikampek as well as Purbaleunyi Toll Roads.

Toll road users using Jagorawi Toll Road from Ciawi, Bogor, Sentul, Cibinong, Gunung Putri and Cimanggis used to make the Jagorawi toll payment at TMII or Pasar Rebo Toll Gates, but after the relocation, toll payment is made at Cimanggis Main Toll Gate. Meanwhile,

2011

21,96%PT JLJ

4,26%Semarang

1,70%Palikanci

1,29%Belmera

1,65%PT MSJ

0,60%PT MSJ

0,07%PT MNA

0,07%PT TMJ

8,85% Jagorawi

16,66% Jakarta-Cikampek

6,68% Jakarta-Tangerang

16,68%

Purbaleunyi19,54% Jakarta-Tomang-Cengkareng

2010

16,39% Purbaleunyi

15,81% Jakarta-Cikampek

9,54% Jagorawi

19,84% Cawang-Tomang-Cengkareng

8,69% Jakarta-Tangerang

0,54% PT. MSJ

1,54% Semarang

1,80% Palikanci

1,26% Belmera

4,37% Surabaya-

Gempol

20,23% PT.JLJ

Pendapatan Tol Jasa Marga dan Anak PerusahaanToll Revenue of Jasa Marga and its Subsidiaries



74 75




Cimanggis Utama. Sedangkan kendaraan dari arah Cibubur ke arah Jakarta yang saat ini sistem transaksinya dengan sistem tertutup (mengambil kartu tanda masuk di Gerbang Tol Cibubur dan membayar tol di gerbang keluar), kini menjadi sistem terbuka. Pengguna jalan tol langsung membayar tol pada saat memasuki Gerbang Tol Cibubur, dan bisa keluar di pintu keluar Pasar Rebo, TMII atau di UKI dengan tarif merata. Perubahan sistem transaksi pembayaran dari arah Ciawi/Bogor ke Jakarta yang diikuti dengan pemberlakukan tarif merata ini diberlakukan mulai dari arah Cimanggis sampai dengan Jakarta (ke arah keluar Cawang). Artinya, pengguna jalan tol dari arah Cimanggis dan keluar di Cibubur atau Pasar Rebo/Dukuh atau TMII/Cawang, tarif tolnya diberlakukan sama.

Di ruas Jakarta-Cikampek, dengan beroperasinya Gerbang Tol Cikarang Utama maka berdampak pada pemberlakuan sistem terbuka dan dikenakan tarif merata antara Jakarta (Cawang) sampai Cibitung. Penghitungan ini berdasarkan tarif perjalanan rata-rata antara Jakarta sampai Cibitung, sedangkan untuk kendaraan yang ke arah Karawang, Cikampek, Bandung dan Cileunyi tetap dikenakan tarif tol sesuai asal gerbang (jarak tempuh). Dengan beroperasinya Gerbang Tol Cikarang Utama ini secara otomatis menggantikan fungsi Gerbang Tol Pondok Gede Timur dan Padalarang Barat, sehingga di kedua gerbang tol tersebut tidak lagi melayani transaksi tol. Dengan perubahan di tersebut maka juga berdampak pada perhitungan volume transaksi kendaraan yang masuk dari Cikarang Utama pada Jalan Tol Jakarta-Cikampek dan keluar di gerbang tol ruas Purbaleunyi, sehingga seolah-olah terjadi penurunan di ruas Cipularang dan Purbaleunyi.

vehicles from Cibubur heading to Jakarta, with the transaction system previously applying the close system presently (taking entrance ticket at Cibubur Toll Gate and make payment at exit gate), now use the open system. Hence, toll road users make the toll payment when entering Cibubur Toll Gate with flat tariff and exit at Pasar Rebo, TMII or UKI. The change in transaction system from Ciawi/Bogor to Jakarta followed by the implementation of flat tariff is applied starting from Cimanggis to Jakarta (towards Cawang exit). This means toll road users from Cimanggis that exit at Cibubur or Pasar Rebo/Dukuh or TMII/Cawang will have the same tariff.

On Jakarta-Cikampek section, the operation of Cikarang Main Toll Gate has resulted in the implementation of open system and flat tariff from Jakarta (Cawang) to Cibitung. The calculation is based on the average trip length from Jakarta to Cibitung. As to the vehicles heading to Karawang, Cikampek, Bandung and Cileunyi remain to make toll payment with the toll tariff in accordance with the originating gate (based on travel distance). The operation of Cikarang Main Toll Gate has automatically replaced the function of Pondok Gede Timur and Padalarang Barat Toll Gates, thus the two said toll gates are no longer available for toll transaction. This change also influenced the calculation of transaction volume of the vehicles entering at Cikarang Utama of Jakarta-Cikampek and exiting at toll gate of Purbaleunyi Toll Road, causing as if there had been a decrease in traffic on Cipularang and Purbaleunyi sections.

juta kendaraan million vehiclesVolume Lalu Lintas Transaksi per Ruas Transaction Traffic Volume by Section

Ruas Cabang/Anak Perusahaan 2011 2010 ∆% Section Branch/Subsidiary

1 Jagorawi Jagorawi 169,99 125,22 35,75%

2 Jakarta-Cikampek Jakarta-Cikampek 176,35 132,60 32,99%

3 Jakarta-Tangerang Jakarta-Tangerang 97,88 90,86 7,73%

4 Prof. Dr. Ir. Sedyatmo 66,54 58,34 14,06%

5 Dalam Kota Jakarta/JIRR 196,63 188,27 4,44%

6 Padaleunyi 52,84 57,45 -8,04%

7 Cipularang 5,94 12,18 -51,20%

8 Surabaya-Gempol Surabaya-Gempol 67,68 63,28 6,94%

9 Semarang Semarang 37,72 32,07 17,62%

10 Belmera Belmera 19,49 17,21 13,25%

11 Palikanci Palikanci 16,59 15,44 7,51%

12 JORR 131,08 119,39 9,79%

13 Ulujami-Pondok Aren 41,31 37,26 10,89%

14 BORR Seksi 1 Section 1 PT MSJ 9,08 7,31 24,27%

15 Surabaya-Mojokerto Seksi 1 Section 1 PT MNA 2,12 n/a n/a

16 Semarang-Solo Seksi 1 Section 1 PT TMJ 0,52 n/a n/a

Total 1.091,78 956,89 14,10%

Cawang-Tomang-Cengkareng

Purbaleunyi

PT JLJ

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

100

0

837,13

23,51

945,69

30,0878,0411,24

6,98

94,23

13,498,29 2010

2011

Keterangan Legend

Volume Kendaraan Berdasarkan Golongan Traffic Volume by Vehicle Class

juta kendaraan million vehicles



76 77




Pendapatan Lain Perseroan merupakan pendapatan yang berasal dari pemanfaatan aset Perseroan baik yang tangible maupun yang intangible. Tahun 2011, pendapatan dari bisnis lain-lain ini mencapai Rp 117,24 miliar mengalami kenaikan sebesar 61,76% dibandingkan dengan tahun 2010 yang mencapai Rp 72,47 miliar. Jenis usaha bisnis ini antara lain berupa Sewa Lahan, Pendapatan Iklan dan Jasa Pengoperasian Jalan Tol Pihak Lain. Pendapatan dari Sewa Lahan dan Lainnya meningkat masing-masing sebesar sebesar 108,78% dan 69,76% disebabkan oleh peningkatan pendapatan sewa lahan untuk iklan pada Cabang Jakarta-Cikampek, Cawang-Tomang-Cengkareng dan Purbaleunyi.

The Company’s Other Revenues represents revenues deriving from the utilization of the Company’s assets both tangible and intangible. In 2011, the revenues from other businesses reached Rp 117.24 billion, showing an increase by 61.76% compared to that of 2010 reaching Rp 72.47 billion. Included in the Company’s other businesses are, among others, Land Rent, Advertisements and Toll Road Operating Service. Revenues from Land Rent and Others increased by 108.78% and 69.76% respectively, as a result of revenue increase from land rent for advertisements at Jakarta-Cikampek, Cawang-Tomang-Cengkareng and Purbaleunyi Branches.

Total Beban Usaha Perseroan pada tahun 2011 mencapai Rp 2,67 triliun, meningkat 12,08% dibandingkan dengan tahun 2010 yang mencapai Rp 2,39 triliun. Proporsi Beban Usaha pada dua tahun tersebut adalah sebagai berikut:

The Company’s Total Operating Expenses in 2011 reached Rp 2.67 trillion showing an increase by 12.08% compared to that 2010 reaching Rp 2.39 trillion. The proportion of Operating Expenses in the two said years are as follows:

Earning Before Interest, Tax and Depreciation (EBITDA) pada tahun 2011 mencapai Rp 2,95 triliun, meningkat sebesar 15,76% dibandingan dengan tahun 2010 yang mencapai Rp 2,55 triliun. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya peningkatan Laba Usaha dan Depresiasi. Laba Usaha meningkat sebesar 14,75% yaitu dari Rp 2,28 triliun tahun 2011 dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1,98 triliun. Depresiasi meningkat sebesar 19,32% yaitu dari Rp 567,04 miliar tahun 2010 menjadi Rp 676,59 miliar pada tahun 2011. EBITDA Margin tahun 2011 mencapai 59,63% meningkat dari tahun 2010 yang mencapai 58,36%.

Earning Before Interest, Tax and Depreciation in 2011 reached Rp 2.95 trillion showing an increase by 15.76% compared to that of 2010 reaching Rp 2.55 trillion. The increase was resulted from increase in Operating Income and Depreciation. Operating Income increased by 14.75% from Rp 2.28 trillion in 2011 compared to that of the previous year reaching Rp 1.98 trillion. Depreciation increased by 19.32% from Rp 567.04 billion in 2010 to Rp 676.59 billion in 2011. EBITDA Margin of 2011 reaching 59.63% showed an increase compared to that of 2010 reaching 58.36%.

Pendapatan LainnyaOther Revenues

Beban UsahaOperating Expenses

EBITDAEBITDA

Pendapatan Usaha Lainnya Other Operating Revenues

KinerjaKeuangan 2011 2010 ∆%

Sewa Lahan Land Rent 58,40 27,97 108,80%

Pendapatan Iklan Advertisement 14,26 14,35 -0,64%

Jasa Pengoperasian Jalan Tol Pihak Lain Toll Road Operating Service 10,87 10,31 5,45%

Lainnya Others 33,72 19,85 69,89%

Total 117,25 72,48 61,77%


Kendaraan yang melewati jalan tol terbagi ke dalam lima golongan dengan lima tarif yang berbeda yaitu golongan jenis penumpang atau Golongan I dan jenis niaga yang dikategorikan berdasarkan jumlah gandar mulai dari Golongan II sampai dengan Golongan V. Golongan kendaraan yang melewati jalan tol Jasa Marga mayoritas adalah yang berasal dari Golongan I atau jenis kendaraan penumpang yang pada tahun 2011 mencapai 86,62% sedangkan selebihnya adalah golongan jenis kendaraan niaga.

Vehicles passing toll road are divided into 5 categories with five different tariffs. The vehicle classes are passenger cars or Class I and commercial vehicles categorized based on the number of axles starting from Class II to Class V. The majority of vehicles using Jasa Marga’s toll roads are those included in Class I or passenger cars, which in 2011 reached 86.62% whereas the remaining represented the commercial vehicles.

2011

38% Sumber Daya Manusia Salaries and allowances

12% Kerjasama Operasi Joint Operations

9% Umum dan

Administrasi General and

Administrative

25% Penyusutan dan

Amortisasi Depreciation and

Amorzation6%

Pajak Iuran dan Retribusi Takes,

Contribution and Retribution

2% Operasional

Pemeliharaan Jalan Tol Toll Road

Maintenance Operational

4% Operasi Pelayanan Jalan Tol Toll Road Service Operational

4% Operasional Pengumpulan Tol Toll Collection Operational

2010

38% Sumber Daya Manusia Salaries and allowances

12% Kerjasama Operasi

Joint Operations

9% Umum dan Admin-istrasi General and

Administrative

25% Penyusutan

dan Amortisasi Depreciation and

Amorzation

6% Pajak Iuran dan Retribusi Takes,

Contribution and Retribution

2% Operasional

Pemeliharaan Jalan Tol Toll Road

Maintenance Operational

4% Operasi Pelayanan Jalan Tol Toll Road Service Operational

4% Operasional Pengumpulan Tol Toll Collection Operational

Proporsi Beban Usaha Proportion of Operating Expensesmiliar Rupiah billion Rupiah

Summary Beban Usaha Summary of Operating Expenses

Beban Usaha Operating Expences 2011 2010 ∆%

Sumber Daya Manusia Salaries and Allowances 1.029,53 916,86 12,29%

Operasional Pengumpulan Tol Toll Collection Operational 115,76 110,19 5,05%

Operasional Pelayanan Jalan Tol Toll Road Service Operational 98,70 78,87 25,14%

Operasional Pemeliharaan Jalan Tol Toll Road Maintenance Operational 60,25 77,20 -21,95%

Pajak Iuran dan Retribusi Taxes, Contribution and Retribution 156,29 142,67 9,55%

Penyusutan dan Amortisasi Depreciation and Amortization 676,59 567,04 19,32%

Umum dan Administrasi General and Administrative 234,55 224,23 4,60%

Kerjasama Operasi Joint Operations 307,39 273,30 12,47%

Jumlah Beban Usaha Total Operating Expenses 2.679,08 2.390,39 12,08%




78 79




Perseroan berkomitmen untuk terus melakukan inisiatif efisiensi tanpa mengurangi kualitas pelayanan operasional. Pada tahun 2011 Perseroan berhasil membukukan Laba Usaha sebesar Rp 2,28 miliar, meningkat sebesar 14,75% dibandingkan dengan tahun 2010.

The Company is committed to continuing the carrying out of efficiency initiatives without decreasing the quality of service in its operation. In 2011, the Company succeeded in achieving Operating Income amounting to Rp 2.28 billion which rose by 14.75% compared to that of 2010.

Laba UsahaOperating Income

Pendapatan (Beban) Lain LainOther Income (Expenses)

Beban Lain-lain Bersih Perseroan pada tahun 2011 mencapai Rp 554,91 miliar atau meningkat 8,41% dibandingkan dengan Beban Lain-lain Bersih tahun 2010 yang mencapai Rp 511,84 miliar. Peningkatan ini disebabkan adanya penurunan pada Pendapatan Bunga dimana dana IPO yang sebelumnya dioptimalisasikan mulai dipergunakan seiring dengan meningkatnya aktivitas pembangunan jalan tol di proyek-proyek baru Jasa Marga. Pendapatan Bunga tahun 2011 mencapai Rp 230,79 miliar atau turun sebesar 0,43% dibandingkan dengan tahun 2010 yang mencapai Rp 231,79 miliar. Selain itu, Beban Lainnya bersih meningkat 324,15% yaitu dari surplus Rp 20,21 tahun 2010 menjadi (Rp 45,30) miliar yang disebabkan adanya kenaikan Hutang Jangka Panjang.

The Company’s Other Expenses Net in 2011 amounted to Rp 554.91 billion which rose by 8.41% compared to that in 2010 amounting to Rp 511.84 billion. The increase was resulted from the decrease in Interest Income as the Company has started to use the IPO proceeds in line with the increase in toll road construction activities on Jasa Marga’s new projects. The Company’s Interest Income of 2011 amounted to Rp 230.79 billion or decreased by 0.43% compared to that of 2010 amounting to Rp 231.79 billion. In addition, Other Expenses net rose by 324.15% i.e. from surplus Rp 20.21 in 2010 to (Rp 45.30) billion due to an increase in Long-Term Liabilities.

Estimasi Pajak PenghasilanEstimated Income Tax

Taksiran Pajak Penghasilan tahun 2011 meningkat sebesar 39,68% atau meningkat dari Rp 291,85 miliar menjadi Rp 407,65 miliar yang disebabkan meningkatnya Pajak Kini sebesar 7,82% atau naik dari Rp 298,10 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp 321,41 miliar pada tahun 2011.

The Estimated Income Tax of 2011 rose by 39.68% from Rp 291.85 billion to Rp 407.65 billion which was caused by the increase in Current Tax by 7.82% from Rp 298.10 billion in 2010 to Rp 321.41 in 2011.

Pendapatan (Beban) Lain-lain Other Income (Expenses)

2011 2010 ∆%

PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN OTHER INCOME (EXPENSES)

Beban Bunga Interest Expenses (740,40) (763,85) -3,07%

Pendapatan Bunga Interest Income 230,79 231,79 -0,43%

Lainnya - Bersih Other-Net (45,30) 20,21 -324,15%

Jumlah Beban Lain-lain - Bersih Total Other Income (Expenses) - Net (554,91) (511,84) 8,41%


Estimasi Pajak Penghasilan Estimated Income Tax

2011 2010 ∆%

ESTIMASI PAJAK PENGHASILAN ESTIMATED INCOME TAX

Pajak Kini Current Tax (321,41) (298,10) 7,82%

Pajak Tangguhan Deferred Tax (86,24) 6,25 -1480,29%

Jumlah Pajak Penghasilan Total Income Tax (407,65) (291,85) 39,68%


EBITDA EBITDA

2011 2010 ∆%

Laba Usaha Operating Income 2.281,39 1.988,19 14,75%

Depresiasi (Biaya Pengumpulan Tol) Depreciation (Toll Collection Expenses) 35,63 34,85 2,22%

Depresiasi (Biaya Pelayanan Jalan Tol) Depreciation (Toll Service Expenses) 49,99 46,15 8,33%

Depresiasi (Biaya Pemeliharaan Jalan Tol) Depreciation (Toll Road Maintenance Expenses) 341,53 330,81 3,24%

Depresiasi (Biaya Umum Dan Administrasi) Depreciation (General and Administrative Expenses) 63,33 13,13 382,31%

Amortisasi (Biaya Pemeliharaan Jalan Tol) Amortization (Toll Road Maintenance Expenses) 174,72 138,41 26,23%

Amortisasi (Biaya Umum Dan Administrasi) Amortization (General and Administrative Expenses) 11,40 3,69 208,59%

EBITDA 2.957,98 2.555,24 15,76%

Margin EBITDA EBITDA Margin 59,63% 58,36% 2,18%


Rasio Beban Usaha/Pendapatan Usaha 2007-2011Operating Expense/Operating Revenue Ratio 2007-2011

80

70

60

50

40

30

20

10

-

2007 2008 2009 2010 2011

61,5959,10 58,93

54,59 54,01

Rasio Beban Usaha/Pendapatan Usaha 2007-2011Operating Expense/Operating Revenue Ratio 2007-2011

2007 2008 2009 2010 2011

Beban Usaha Operating Expenses 1.629,09 1.982,00 2.175,77 2.390,39 2.679,08

Pendapatan Usaha Operating Revenue 2.645,04 3.353,63 3.692,00 4.378,58 4.960,47

Rasio Ratio 61,59% 59,10% 58,93% 54,59% 54,01%




80 81




Perseroan membukukan Laba Tahun Berjalan yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk sebesar Rp 1,33 triliun pada tahun 2011. Pencapaian Laba ini merupakan peningkatan sebesar 12,23% dari tahun 2010 dimana Laba Tahun Berjalan yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk tercatat sebesar Rp 1,19 triliun. Peningkatan Laba ini juga meningkatkan Laba Bersih per Saham menjadi Rp 197,68 setelah tahun lalu tercatat sebesar Rp 176,14.

Jumlah Aset Perseroan pada akhir tahun 2011 tercatat sebesar Rp 21,43 triliun, bertambah Rp 2,48 triliun atau meningkat 13,09% dari kondisi periode yang sama tahun 2010 yang tercatat sebesar Rp 18,95 triliun.

The Company has recorded Profit or Loss Attributable to Owner of the Parent as much as Rp 1.33 trillion in 2011. The profit achievement of the year under review rose by 12.23% from Rp 1.19 trillion in 2010. The profit increase also caused the Company’s Earning per Share to increase to Rp 197.68 after that of the previous year recorded at Rp 176.14.

The Company’s Total Assets at the end of the year 2011 was recorded to reach Rp 21.43 trillion, representing a rise by Rp 2.48 trillion or by 13.09% compared to that of the previous period in 2010 amounting to Rp 18.95 trillion.

Laba Tahun Berjalan yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas IndukProfit or Loss Attributable to Owner of the Parent

Pendapatan Komprehensif Lain-lainOther Comprehensive Revenue

Pendapatan Komprehensif Lain-lain yang merupakan Keuntungan/Kerugian yang belum direalisasi dari efek tersedia untuk dijual naik 79,05% yaitu dari Rp 1,54 miliar di tahun 2010 naik menjadi Rp 2,75 miliar di tahun 2011.

Other Comprehensive Revenue representing Unrealized Gain/Loss on Securities Available for Sale rose by 79.05% from Rp 1.54 billion in 2010 to Rp 2.75 billion in 2011.

Laba Tahun Berjalan yang Dapat Diatribusikan kepada Kepentingan Non Pengendali pada tahun 2011 tercatat rugi Rp 20,64 miliar, sedangkan pada tahun 2010 tercatat rugi Rp 8,99 miliar. Hal ini disebabkan oleh sebagian besar konsesi untuk ruas-ruas yang dimiliki Anak Perusahaan masih dalam tahap pengembangan atau belum beroperasi.

Profit of Loss Attributable to Non-Controlling Interest in 2011 recorded a loss amounting to Rp 20.64 billion whereas that of 2010 recorded a loss amounting to Rp 8.99 billion. This was because most of the concessions held by Subsidiaries were still at the development stage and not yet operated.

Laba Tahun Berjalan yang Dapat Diatribusikan kepada Kepentingan Non PengendaliProfit or Loss Attributable to Non-Controlling Interest

AsetAssets


Kepentingan Non Pengendali Non-Controling Interest

2011 2010 ∆%

Kepentingan Non Pengendali Non-Controlling Interest (20,64) (8,99) 129,54%

Aset Assets

2011 2010 ∆%

Aset Lancar Current Assets 3.996,74 4.090,14 -2,28%

Aset Tidak Lancar Non Current Assets 17.435,39 14.861,99 17,32%

Jumlah Aset Total Assets 21.432,13 18.952,13 13,09%


ASET LANCAR

Secara keseluruhan Aset Lancar menurun 2,28%. Penurunan tersebut disebabkan berkurangnya Kas dan Setara Kas. Kas dan setara berkurang Rp 247,58 miliar dari posisi pada akhir tahun 2010 yang mencapai Rp 4,01 triliun. Sehingga posisi kas dan setara kas per 31 Desember 2011 mencapai Rp 3,76 triliun. Penurunan ini disebabkan Perseroan mulai menggunakan dana internal untuk proyek-proyek jalan tol baru.

CURRENT ASSETS

The overall Current Assets decreased by 2.28%. The decrease was resulted from the decrease in Cash and Cash Equivalents, which declined by Rp 247.58 billion compared to the previous year’s position amounting to Rp 4.01 trillion. Hence, the Company’s Cash and Cash Equivalents at the end of 31 December 2011 amounted to Rp 3.76 trillion. The decrease was the result of the use of the Company’s internal fund for the new toll road projects.

Aset Lancar Current Assets

2011 2010 ∆%

Kas dan Setara Kas Cash and Cash Equivalents 3.764,01 4.011,59 -6,17%

Investasi Jangka Pendek Short-Terms Investment 38,79 27,47 41,20%

Piutang Lain-lain Other Receivables 87,99 23,63 272,38%

Biaya Dibayar Dimuka Prepaid Expenses 101,99 22,74 348,47%

Pajak Dibayar Dimuka Prepaid Taxes 3,97 4,71 -15,82%

Jumlah Aset Lancar Total Current Assets 3.996,74 4.090,14 -2,28%


Laba Tahun Berjalan yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas IndukProfit or Loss Attributable to Owner of the Parent


2011 2010 ∆%

Laba Tahun Berjalan yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk 1.339,46 1.193,48 12,23%

Profit or Loss Attributable to Owner of the Parent



82 83




ASET TIDAK LANCAR

Aset Tidak Lancar secara keseluruhan naik 17,32% menjadi Rp 17,43 triliun yang disebabkan adanya kenaikan yang signifikan terjadi pada Aset Tetap berupa Hak Pengusahaan Jalan Tol, dimana pada akhir tahun 2011 tercatat sebesar Rp 13,66 triliun atau naik Rp 3,56 triliun atau 35,28% dibandingkan dengan akhir tahun 2010 yang tercatat Rp 10,10 triliun. Kenaikan tersebut disebabkan mulai beroperasinya secara komersial beberapa ruas jalan tol baru yang dikelola oleh Anak Perusahaan yaitu ruas Semarang-Ungaran (10,8 km) pada tanggal 17 November 2011 dan ruas Waru-Sepanjang pada tanggal 05 September 2011.

Aset Dalam Konstruksi tercatat sebesar Rp 1,90 triliun, turun 43,35% dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2010 yang tercatat sebesar Rp 3,36 triliun. Penurunan Asset Dalam Konstruksi disebabkan adanya pengoperasian jalan tol baru seperti yang telah dijelaskan dalam Aset Hak Pengusahaan Jalan Tol.

NON CURRENT ASSETS

The total Non Current Assets rose by 17.32% to become Rp 17.43 trillion as a result of the significant increase in the Company’s Fixed Assets of Toll Road Concession Rights, that reached Rp 13.66 trillion at the end of 2011 showing an increase by Rp 3.56 trillion of 35.28% compared to that at the end of 2010 amounting to Rp 10.10 trillion. The increase was caused by the start of commercial operation of several new toll road sections managed by the subsidiaries, i.e. Semarang-Ungaran (10.8 km) on 17 November 2011 and Waru-Sepanjang on 05 September 2011.

Construction in Progress amounted to Rp 1.90 trillion, which declined by 43.35% compared to that of 2010 amounted to Rp 3.36 trillion. The decrease in Construction in Progress was the result of the operation of new toll roads explained above.

KewajibanLiabilities

Jumlah Total Kewajiban Perseroan pada akhir tahun 2011 mencapai Rp 12,19 triliun atau 56,89% dari total Kewajiban dan Ekuitas Perseroan sebesar Rp 21,43 triliun. Dari total Kewajiban sebesar Rp 12,19 triliun tersebut komposisi Kewajiban Lancar adalah 30,91% dan Kewajiban Tidak Lancar 69,06%. Jumlah Kewajiban tersebut meningkat 15,10% dibandingan dengan posisi akhir tahun 2010 yang mencapai Rp 10,59 triliun.

The Company’s Total Liabilities at the end of 2011 reached Rp 12.19 trillion, representing 56.89% of the total Liabilities and Shareholders’ Equity amounted to Rp 21.43 trillion. Out of the Rp 12.19 trillion Total Liabilities, Current Liabilities and Non Current Liabilities were 30.90% and 69.06% respectively. The Total Liabilities grew by 15.10% compared to that at the end of 2010 amounting to Rp 10.59 trillion.

Aset Tidak Lancar Non Current Assets

2011 2010 ∆%

Dana Ditetapkan Penggunaannya Appropriated Funds 45,20 49,16 -8,05%

Investasi Pada Perusahaan Asosiasi Investment in Associate Companies 200,92 201,27 -0,17%

Investasi Jangka Panjang Lainnya Other Long Term Investments 114,80 116,15 -1,16%

Aset Tetap Fixed Asset Hak Pengusahaan Jalan Tol Toll Road Concession Right 13.663,83 10.100,45 35,28%

Selain Hak Pengusahaan Jalan Tol Other then Toll Road Concession Right 374,66 226,91 65,12%

Aset Tetap Dalam Konstruksi Construction in Progress 1.907,42 3.367,15 -43,35%

Biaya Pelapisan Ulang Ditangguhkan - Bersih Deffered Overlay Charges - Net 646,48 499,31 29,47%

Aset Lainnya Other Assets 440,24 259,06 69,94%

Goodwill 41,85 42,53 -1,61%

Jumlah Aset Tidak Lancar Total Non Current Assets 17.435,39 14.861,99 17,32%


KEWAJIBAN LANCAR

Secara keseluruhan Kewajiban Lancar Perseroan naik sebesar 52,07% menjadi Rp 3,76 triliun pada tahun 2011. Kenaikan tersebut antara lain disebabkan kenaikan penarikan hutang bank sebesar Rp 338,54 miliar yang disebabkan adanya penarikan hutang bank pada tahun 2011, sehingga Hutang Bank pada akhir tahun 2011 mencapai Rp 1,63 triliun meningkat dari posisi tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1,29 triliun. Kewajiban Pembebasan Tanah juga meningkat sangat signifikan yaitu dari Rp 121,90 miliar di tahun 2010 menjadi Rp 867,27 miliar di tahun 2011.

Selain kenaikan pada saldo hutang bank dan pembebasan tanah, terdapat pula kenaikan pada Hutang Kontraktor dan Biaya yang Masih Harus Dibayar. Hutang Kontraktor meningkat 30,30% yaitu dari Rp 384,04 miliar pada akhir tahun 2010 menjadi Rp 500,43 miliar pada akhir tahun 2011. Sedangkan Biaya yang Masih Harus Dibayar naik 46,16% yaitu dari Rp 328, 46 miliar pada akhir tahun 2010 menjadi Rp 480,07 milar pada akhir tahun 2011. Kenaikan-kenaikan di atas menunjukan adanya peningkatan aktivitas konstruksi dan pembebasan tanah yang dilakukan oleh Anak Perusahaan.

CURRENT LIABILITIES

The overall Current Liabilities of the Company increased by 52.07% to Rp 3.76 trillion in 2011. The increase was caused among others by the increase in the withdrawal of bank loans amounting to Rp 338.54 billion at the end of 2011, resulting in the amount of Bank Loans at the end of 2011 reaching Rp 1.63 trillion, which was an increase from that of the previous year amounting to Rp 1.29 trillion. Land Acquisition Liabilities also rose very significantly from Rp 121.90 billion in 2010 to Rp 867.27 billion in 2011.

Apart from the increase in bank loans and land acquisition, Contractor Payables and Accrued Expenses also increased. Contractor Payables rose by 30.30% from Rp 384.04 billion at the end of 2010 to Rp 500.43 at the end of 2011, whereas Accrued Expenses rose by 46.16% from Rp 328.46 billion at the end of 2010 to Rp 480.07 billion at the end of 2011. The abovementioned increases suggest the increase in construction and land acquisition activities conducted by the subsidiaries.

Kewajiban Liabilities

2011 2010 ∆%

Kewajiban Lancar Current Liabilities 3.768,60 2.478,28 52,07%

Kewajiban Tidak Lancar Non Current Liabilities 8.423,26 8.114,38 3,81%

Jumlah Kewajiban Total Liabilities 12.191,85 10.592,66 15,10%




84 85




KEWAJIBAN TIDAK LANCAR

Kewajiban Tidak Lancar Perseroan pada tahun 2011 naik sebesar 3,81% yaitu dari Rp 8,11 triliun di tahun 2010 menjadi Rp 8,42 triliun di posisi akhir tahun 2011. Terdapat kenaikan pada Hutang Bank yang meningkat dari Rp 1,23 triliun menjadi Rp 1,55 triliun atau naik 25,73% yang disebabkan oleh adanya penarikan hutang di Induk Perusahaan berupa Kredit Modal Kerja dan di Anak Perusahaan untuk pembiayaan aktivitas konstruksi. Kewajiban Imbalan Kerja juga meningkat dari Rp 206,71 miliar menjadi Rp 221,90 miliar atau naik 7,35%.

Jumlah Modal Pemegang Saham atau Ekuitas Perseroan pada posisi akhir tahun 2011 mencapai Rp 9,24 triliun atau meningkat 10,54% dari tahun 2010 yang mencapai Rp 8,35 triliun. Hal ini disebabkan adanya kenaikan Saldo Laba pada tahun 2011 yang meningkat sebesar 29,16% yaitu sebesar Rp 2,60 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 2,01 triliun atau meningkat Rp 587,55 miliar.

NON CURRENT LIABILITIES

The Company’s Non Current Liabilities in 2011 increase by 3.81% from Rp 8.11 trillion in 2010 to Rp 8.42 trillion over the same period in 2011. Bank Loans rose from Rp 1.23 trillion to Rp 1.55 trillion representing an increase by 142.68%, caused by the drawdown of loans at Parent Company in the form of working capital loan and at Subsidiaries for funding construction activities. Employee Benefits Obligation also increased from Rp 206.71 billion to Rp 221.90 billion, which was an increase by 7.35%.

The Shareholders’ Equity of the Company at the end of 2011 amounted to Rp 9.24 trillion, rising by 10.54% from that of 2010 amounting to Rp 8.35 trillion. This was caused by the increase in Retained Earnings from Rp 2.01 trillion in the previous year to Rp 2.60 trillion in 2011 showing an increase by Rp 587.55 billion or by 29.16%.

Modal Pemegang Saham/EkuitasShareholders’ Equity

Kewajiban Tidak Lancar Non Current Liabilities

2011 2010 ∆%

Pendapatan Diterima Dimuka Unearned Revenue 49,30 43,40 13,58%

Kewajiban Pajak Tangguhan Deferred Tax Liabilities 489,98 404,02 21,28%

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG - SETELAH DIKURANGI

Bagian Yang Jatuh Tempo Dalam Satu Tahun Long Term Liabilities - Net of current maturity

Hutang Bank Bank Loans 1.550,70 1.233,33 25,73%

Hutang Obligasi Bonds Payable 5.516,49 5.513,02 0,06%

Hutang Bantuan Pemerintah Loan from Government 5,89 20,33 -71,04%

Kewajiban Kerjasama Operasi Liabilities under Joint Operation Agreements 23,98 26,52 -9,57%

Kewajiban Sewa Financial Lease 54,64 66,31 -17,59%

Kewajiban Pembebasan Tanah Land Acquisition Liabilities 307,93 398,28 -22,69%

KEWAJIBAN KARENA PENGAKHIRAN PERJANJIAN KUASA PENYELENGGARAAN 202,45 202,45 0,00%

OBLIGATION DUE TO TERMINATION OF CONCESSION AGREEMENT

Kewajiban Imbalan Kerja Employee Benefits Obligation 221,90 206,72 7,35%

Jumlah Kewajiban Tidak Lancar Total Non Current Liabilities 8.423,26 8.114,38 3,81%


Ekuitas Equity

2011 2010 ∆%

Modal Saham Share Capital 3.400,00 3.400,00 0,00%

Modal Saham Yang Diperoleh Kembali Treasury Stock (12,26) (12,26) 0,00%

Tambahan Modal Disetor Additional Paid in Capital 2.335,53 2.335,53 0,00%

Laba Belum Direalisasi Efek Tersedia Untuk Dijual 2,76 1,54 79,10%

Unrealized Gain(Loss) on Securities Avaliable for Sale

Saldo Laba Retained Earnings 2.602,77 2.015,21 29,16%

Kepentingan Non Pengendali Non-Controling Interest 911,49 619,45 47,14%

Total Ekuitas Total Shareholders Equity 9.240,29 8.359,47 10,54%


Kewajiban Lancar Current Liabilities

2011 2010 ∆%

Hutang Usaha Account Payable 136,14 130,31 4,48%

Hutang Kontraktor Contractor Payable 500,43 384,05 30,30%

Hutang Pajak Tax Payable 84,53 164,29 -48,55%

Hutang Lain-lain Other Payable 42,63 31,79 34,12%

Biaya Yang Masih Harus Dibayar Accrued Expenses 480,07 328,47 46,16%

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG YANG JATUH

Tempo Dalam Satu Tahun Current Maturities of long Term Liabilities

Hutang Bank Bank Loans 1.630,13 1.291,58 26,21%

Hutang Bantuan Pemerintah Loan from Government 14,44 14,44 0,00%

Kewajiban Kerjasama Operasi Liabilities under Joint Operation Agreements 0,82 0,82 0,00%

Kewajiban Pembebasan Tanah Land Acquisition Liabilities 867,27 121,91 611,42%

Kewajiban Sewa Financial Lease 12,12 10,63 14,03%

Jumlah Kewajiban Lancar Total Current Liabilities 3.768,60 2.478,28 52,07%




86 87




Based on the trustee agreement for the Company’s outstanding bonds, namely Jasa Marga Bond XI Series P Year 2003, Jasa Marga XII Series Q Year 2006, Jasa Marga Bond XIII Series R Year 2007, Jasa Marga Bond XIV Series JM-10 and Jasa Marga Bond I Series JM-10, as well as JORR I and JORR II Bonds, the Company is required to comply with consolidated financial obligation based on the latest annual consolidated financial statements that have been audited by public accountant registered at Bapepam-LK while considering the following points: a) Maintaining the ratio of Earning Before

Interest, Tax, Amortization and Depreciation to Interest Expenses at a minimum of 1.25:1.

b) Maintaining the Debt to Equity Ratio not to exceed 5:1.

The Company’s policy is to maintain DER at a maximum of 4 times.

In 2011, the Company did not engaged in material commitments related to capital investment.

Informasi Material pada Investasi dan Divestasi PerseroanMaterial Information on Investment and Divestment of the Company

As of the end of 2011, the Company’s Debt to Equity Ratio reached 1.32 times, which showed an increase compared to that of 2010 reaching 1.27 times, whereas the Company’s ratio of EBITDA to Interest Expense or Interest Coverage Ratio in 2011 reached 4.00 times, which showed an increase compared to that of 2010 reaching 3.35 times. With the said conditions, the Company’s Financial Covenants still comply with what is required based on the trustee agreement and the Company remains in a sound financial condition.

Sesuai dengan perjanjian perwaliamanatan obligasi Jasa Marga yang saat ini masih outstanding yaitu Obligasi Jasa Marga XI Seri P Tahun 2003, Obligasi Jasa Marga XII Seri Q Tahun 2006, Obligasi Jasa Marga XIII Seri R Tahun 2007, Obligasi Jasa Marga XIV Seri JM-10 dan Obligasi Jasa Marga I Seri JM-10, serta Obligasi JORR I dan JORR II, Perseroan berkewajiban untuk memenuhi kewajiban keuangan konsolidasi berdasarkan laporan keuangan konsolidasi tahunan terakhir yang telah diaudit kantor akuntan publik yang terdaftar di Bapepam-LK dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a) Memelihara perbandingan antara Laba

Sebelum Bunga, Pajak, Penyusutan dan Amortisasi dengan Beban Bunga Yang Disesuaikan sedikitnya 1,25:1.

b) Memelihara perbandingan antara Hutang dengan Modal tidak lebih dari 5:1.

Kebijakan perusahaan adalah menjaga DER tidak lebih dari 4 kali.

Solvabilitas dan Kemampuan Membayar BungaSolvability and Solvency

Pada posisi per akhir tahun 2011, rasio Hutang terhadap Modal atau Debt to Equity Ratio Perseroan mencapai 1,32 kali, meningkat dibandingkan pada tahun 2010 yang mencapai 1,27 kali. Sementara EBITDA dibandingkan dengan Beban Bunga atau Interest Coverage Ratio Perseroan pada tahun 2011 mencapai 4,00 kali meningkat dibandingkan dengan pada tahun 2010 yang mencapai 3,35 kali. Dengan kondisi tersebut, Perseroan masih berada dalam koridor Pembatasan Keuangan yang dipersyaratkan dalam perjanjian Perwaliamanatan dan berada dalam kondisi keuangan yang kuat.

Di tahun 2011 Perseroan tidak melakukan ikatan yang material atas investasi barang modal.

Solvabilitas dan Kemampuan Membayar BungaSolvability and Solvency

2011 2010 ∆%

Kewajiban Lancar Current Liabilities 3.768,60 2.478,28 52,07%

Kewajiban Tidak Lancar Non Current Liabilities 8.423,26 8.114,38 3,81%

Ekuitas Equity 9.240,28 8.359,47 10,54%

Rasio Hutang Terhadap Ekuitas Debt Equity Ratio 1,32 1,27 4,13%


Ikatan yang Material atas Investasi Barang ModalMaterial Commitments Related to Capital Investment

Tingkat LikuiditasLiquidity Level

Likuiditas perusahaan diukur dari kemampuan untuk membayar hutang-hutang jangka pendek dengan aset-aset perusahaan yang likuid. Tingkat Likuiditas Perseroan dianggap baik apabila mencapai 1,1 kali dan pada posisi akhir tahun 2011 mencapai 1,06 kali terdapat penurunan apabila dibandingkan dengan tahun 2010 yang mencapai 1,65 kali.

Sementara itu, jumlah modal kerja pada posisi 31 Desember 2011 juga menurun sebesar 85,85% yaitu dari Rp 1,61 triliun tahun 2010 menjadi Rp 228,14 miliar tahun 2010

Penurunan diatas merupakan konsekuensi logis dari meningkatnya aktivitas Perseroan dalam penyelesaian proyek-proyek baru jalan tol.

The liquidity of a company is measured from its ability to settle short-term liabilities using its liquid assets. The Company is considered to have good level of liquidity when Liquidity Level reaches 1.1 times and as at the end of year 2011 it reached 1.06 times representing a decrease compared to that of 2010 with 1.65 times.

Meanwhile, working capital as at 31 December 2011 also showed a decrease by 85.85% from Rp 1.61 trillion in 2010 to Rp 228.14 billion in 2011.

The said decrease was a logical consequence of the increase in the Company’s activities in completing its new toll road projects.

2011 2010 ∆%

EBITDA 2.957,98 2.555,24 15,76%

Beban Bunga Interest Expense 740,40 763,85 -3,07%

Rasio EBITDA terhadap Beban Bunga Interest Coverage Ratio 4,00 3,35 19,43%



88 89




The Company’s Financial Returns is measured based on how efficient assets are empowered to generate profit. In 2011, Return on Asset (ROA) of the Company reached 6.25%, slightly decreased compared to that of 2010 with 6.30%. The decrease reflected the increase in the Company’s assets accompanied with the increase in the Company’s Net Income. The Total Assets and Net Income of the Company increased by 13.09% and 12.23% respectively.

Financial Returns is also measured based on how well the Company uses its investment funds to generate income growth. Return on Equity of 2011 reached 14.50% showing an increase compared to that of 2010 reaching 14.28%. The increase was resulted from the sustainable growth of Operating Income along with the Company’s capability of generating higher increase in operational margin.

NON CURRENT ASSETS

Cash Flows from Operating Activities in 2010 reached Rp 1.78 trillion, which increased by Rp 252.47 billion or by 42.65%. The increase was resulted from among others increase in Receipts in Toll Revenues and Receipts from Other Revenues amounting to Rp 4.84 trillion and Rp 119.20 billion respectively, each of which increased from Rp 4.30 trillion and Rp 111.20 billion respectively.

CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES

Cash Flows from Investing Activities reached Rp 2.23 trillion, which increased by 25.76% from that of 2010 reaching Rp 1.78 trillion. The increase was resulted among others from increase in Overlay Charges Expenditure by 179.43% from Rp 117.71 billion in 2010 to 328.91 billion in 2011. Construction in Progress increased by 1.20% from Rp 1.86 trillion in 2010 to Rp 1.88 trillion in 2011. The Company also gained Receipts from Interest Income from time deposits and other short-term investments amounting Rp 231.10 billion, along with proceeds from short-term investment amounting to Rp 1.3 billion.

Tingkat Likuiditas Liquidity Level

2011 2010 ∆%

Aset Lancar Current Assets 3.996,74 4.090,14 -2,28%

Kewajiban Lancar Current Liablities 3.768,60 2.478,28 52,07%

Rasio Lancar Current Ratio 106,05% 165,04% -35,74%

Modal Kerja Working Capital 228,14 1.611,86 -85,85%


Imbal Hasil Keuangan Perseroan diukur berdasarkan seberapa efisien mendayagunakan aset-asetnya untuk menghasilkan keuntungan. Pada tahun 2011, Return on Assets (ROA) Perseroan mencapai 6,25% sedikit menurun dibandingkan pencapaian pada tahun 2010 yang mencapai 6,30%. Penurunan ini mencerminkan adanya peningkatan terhadap aset-aset Perseroan yang diiringi dengan peningkatan Laba Bersih Perseroan, namun peningkatan Asset melebihi peningkatan Laba Bersih Perseroan. Aset meningkat 13,09%, sementara Laba Bersih meningkat sebesar 12,23%

Sementara itu ukuran Imbal Hasil Keuangan Perseroan yang lain yang diukur berdasarkan seberapa baik Perseroan menggunakan dana investasi untuk menghasilkan pertumbuhan laba. Return on Equity (ROE) pada tahun 2011 juga meningkat, yaitu mencapai 14,50% dibandingkan tahun 2010 dengan capaian 14,28%. Peningkatan ini disebabkan adanya pertumbuhan Laba Usaha yang berkesinambungan serta kemampuan Perseroan untuk meningkatkan marjin operasional yang semakin tinggi.

Imbal Hasil KeuanganFinancial Returns

ARUS KAS AKTIVITAS OPERASI

Arus Kas dari Aktivitas Operasi pada tahun 2011 mencapai Rp 1,78 triliun atau bertambah Rp 252,47 miliar atau meningkat sebesar 42,65%. Peningkatan ini antara lain disebabkan adanya peningkatan Penerimaan Pendapatan Tol dan Penerimaan Pendapatan Lainnya yaitu masing-masing sebesar Rp 4,84 triliun dan Rp 119,20 miliar naik dari Rp 4,30 triliun dan Rp 111,20 miliar.

ARUS KAS AKTIVITAS OPERASI

Arus Kas dari Aktivitas Investasi mencapai Rp 2,23 triliun atau meningkat dari aktivitas investasi tahun 2010 yang mencapai Rp 1,78 triliun atau naik 25,76%. Peningkatan ini antara lain disebabkan adanya peningkatan dalam pembayaran Biaya Pelapisan Ulang yang meningkat 179,43% yaitu dari Rp 117,71 miliar pada tahun 2010 meningkat menjadi Rp 328,91 miliar pada tahun 2011. Perolehan Aset Tetap Dalam Konstruksi mencapai Rp 1,88 triliun meningkat 1,20% dari tahun 2010 yang mencapai Rp 1,86 triliun. Perseroan juga mendapatkan Penerimaan Bunga dari penempatan deposito berjangka serta investasi jangka pendek lainnya sebesar Rp 231,10 miliar, serta pencairan investasi jangka pendek sebesar Rp 1,3 miliar.

Arus KasCash Flows

2011 2010 ∆%

Aset Assets 21.432,13 18.952,13 13,09%


Tingkat Pengembalian atas Aset Return on Assets 6,25% 6,30% -0,76%

Imbal Hasil Keuangan Financial Returnsmiliar Rupiah billion Rupiah

2011 2010 ∆%

Ekuitas Equity 9.240,29 8.359,47 10,54%


Tingkat Pengembalian atas Ekuitas Return on Equity 14,50% 14,28% 1,53%




90 91




CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES

Cash Flows from Financing Activities reached Rp 206.20 billion, showing a decrease compared to that of 2010 reaching Rp 945.12 billion. The decrease was resulted from Payments of Dividend and PKBL (Partnership Program and Community Development Program) amounting to Rp 751.90 billion and Payment of Bank Loans amounting to Rp 608.08 billion, along with Payment of Loan from Government amounting to Rp 14.44 billion. In addition, the Company also gained Proceeds from Bank Loans amounting to Rp 663.07 million.

The net IPO proceeds that the Company received in 2007 amounted to Rp 3.36 trillion. As of the end of 2011, the Company has used the IPO proceeds amounting to Rp 1.22 trillion. In line with land availability for construction, the Company has used 36.25% of the total IPO net proceeds amounting to Rp 3.36 trillion. Based on the Company’s projection, the entire IPO fund will be used up for the development of the Company’s toll roads at the end of 2014 when all the new toll sections are fully operated. IPO fund is used for the Company’s Expansion, Refinancing and Working Capital.

As of the end of 2011, the Company’s Expansion in the form of equity contribution to its Subsidiaries for the construction of new toll roads reached Rp 1,070.35 billion, i.e. PT Marga Sarana Jabar for Bogor Outer Ring Road Toll Road, PT Trans Marga Jateng for Semarang-Solo Toll Road, PT Marga Kunciran Cengkareng for Cengkareng-Kunciran Toll Road, PT Marga Trans Nusantara for Kunciran-Serpong Toll Road, PT Marga Nujyasumo Agung for Surabaya-Mojokerto Toll Road, and PT Trans Marga Jatim Pasuruan for Gempol-Pasuruan Toll Road in the amount of Rp 96.51 billion, Rp 461.19 billion, Rp 81.50 billion, Rp 46.60 billion, Rp 315.56 billion Rp 70 billion, respectively.

In terms of Refinancing, the Company used the proceeds to settle the payment of Jasa Marga Bond VIII Series M Year 2000 amounting to Rp 150 billion, whereas the use for Working Capital has not yet been realized.

ARUS KAS AKTIVITAS PENDANAAN

Arus Kas yang diperoleh dari Aktivitas Pendanaan mencapai Rp 206,20 miliar, turun dibandingkan dengan tahun 2010 yang mencapai Rp 945,12 miliar. Penurunan ini disebabkan adanya Pembayaran Dividen dan PKBL sebesar Rp 751,90 miliar dan pelunasan Hutang Bank Rp 7,16 miliar serta Pembayaran Hutang Bantuan Pemerintah sebesar Rp 14,44 miliar. Selain itu pada tahun 2011 Perseroan juga melakukan Penarikan Hutang Bank sebesar Rp 663,07 miliar.

Proceed Dana IPO bersih yang diterima Perseroan pada tahun 2007 adalah sebesar Rp 3.36 triliun. Sampai dengan akhir tahun 2011, Realisasi Penggunaan Dana IPO telah mencapai Rp 1,22 triliun. Seiring dengan ketersedian lahan untuk konstruksi maka Dana IPO yang telah dimanfaatkan adalah 36,25% dari total proceed bersih IPO sebesar Rp 3,36 triliun. Berdasarkan proyeksi yang ada, seluruh dana IPO akan habis dimanfaatkan untuk pembangunan jalan tol pada akhir tahun 2014 bersamaan dengan beroperasinya seluruh ruas baru tol tersebut. Penggunaan Dana IPO tersebut terdiri dari Ekspansi, Refinancing dan Modal Kerja.

Sampai dengan tahun 2011, Ekspansi Perseroan dalam bentuk kontribusi modal Anak-anak Perusahaan mencapai Rp 1.070,35 miliar yaitu kontribusi modal ke PT Marga Sarana Jabar untuk ruas Jalan Tol Bogor Outer Ring Road sebesar Rp 96,51 miliar, PT Trans Marga Jateng untuk ruas Jalan Tol Semarang-Solo sebesar Rp 461,19 miliar, PT Marga Kunciran Cengkareng untuk ruas Jalan Tol Cengkareng-Kunciran sebesar Rp 81,50 miliar, PT Marga Trans Nusantara untuk ruas Jalan Tol Kunciran-Serpong sebesar Rp 45,60 miliar, PT Marga Nujyasumo Agung untuk ruas Jalan Tol Surabaya-Mojokerto sebesar Rp 315,56 miliar dan PT Trans Marga Jatim Pasuruan untuk ruas Jalan Tol Gempol-Pasuruan sebesar Rp 70 miliar.

Penggunaan Refinancing digunakan untuk melunasi Obligasi Jasa Marga VIII Seri M Tahun 2000 sebesar Rp 150 miliar. Sementara Pengunaan Dana untuk Modal Kerja belum ada.

Realisasi Belanja Modal Perseroan secara keseluruhan pada tahun 2011 mencapai Rp 2,29 triliun. Jumlah ini meningkat apabila dibandingkan dengan realisasi Belanja Modal pada tahun 2010 yang mencapai Rp 1,18 triliun. Peningkatan tersebut mencerminkan peningkatan aktivitas Perseroan di bidang konstruksi baik pelebaran jalan tol yang sudah beroperasi maupun proyek jalan tol baru.

The realization of the Company’s Capital Expenditure in 2011 reached Rp 2.29 trillion. This represents an increase compared to that of 2010 reaching Rp 1.18 trillion. The increase suggested the increase in the Company’s construction activities including widening of operating toll roads as well as the development of new toll road projects.

Belanja ModalCapital Expenditure

Pos Luar BiasaExtraordinary Item

Sepanjang tahun 2011, tidak ada transaksi atau kejadian yang dapat dikategorikan Pos Luar Biasa yang dapat dicatat Perseroan.

Along the year 2011, the Company did not record any transaction or event categorized as Extraordinary Item.

Belanja Modal Capital Expenditure

2011 2010 ∆%

OPERASIONAL OPERATIONAL 1.645,71 904,92 81,86%

Rutin Routine 310,47 188,61 64,61%

Pemeliharaan Periodik Periodic Maintenance 377,07 271,44 38,92%

Peningkatan Kapasitas Capacity Expansion 958,16 444,87 115,38%

PENGEMBANGAN JALAN TOL BARU NEW TOLL ROADS DEVELOPMENT 543,63 156,06 248,35%

Investasi di Jasa Marga Investment in Jasa Marga 17,54 63,57 -72,41%

Penyertaan di Anak Perusahaan Investment in Subsidiaries 526,10 92,49 468,81%

INVESTASI USAHA LAIN OTHER INVESTMENTS 34,58 74,66 -53,69%

INVESTASI SARANA PENDUKUNG INVESTMENT IN NON-OPERATIONAL SUPPORTING FACILITIES 75,21 45,31 65,98%

2.299,12 1.180,95 94,68%

dalam miliar Rupiah in billion Rupiah

Realisasi Penggunaan Dana IPO dan ObligasiUse of IPO and Bond Proceeds

Arus Kas Cash Flows

2011 2010 ∆%

Arus Kas Dari Aktivitas Operasi Cash Flow From Operating Activities 1.785,73 1.533,26 16,47%

Arus Kas Dari Aktivitas Investasi Cash Flow From Investing Activities (2.239,51) (1.780,79) 25,76%

Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan Cash Flow From Financing Activities 206,20 945,12 -78,18%

Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas dan Setara Kas Net Increase (Decrease) Of Cash And Cash Equivalents (247,58) 697,59 -135,49%

Saldo Kas dan Setara Kas Pada Awal Tahun Cash And Cash Equivalent The Beginning Of The Period 4.011,59 3.314,00 21,05%

Saldo Kas dan Setara Kas Pada Akhir Tahun Cash And Cash Equivalent The End Of The Period 3.764,01 4.011,59 -6,17%




92 93




During the year 2011, the Company did not make any material investment or transaction. However, the Company acquired the shares owned by Xilin Enterprise at PT Margabumi Adhikaraya (MBAR) amounting to 78,500,000 shares (51.17%) placing Jasa Marga as majority shareholder of MBAR with 78,850,000 shares (52.05%). The agreed share price was Rp 855.414 per share representing the total of Rp 75 billion for the entire Xilin shares.

PT Margabumi Adhikaraya is the concession holder of Gempol-Pandaan Toll Road.

Penggunaan Dana IPO per 31 Desember 2011 Use of IPO Proceeds as of 31 December 2011

31-12-2011 31-12-2010 ∆%

Jumlah Hasil Penawaran Umum IPO Proceeds 3.468,00 3.468,00

Biaya Penawaran Umum Public Offering Expenses 101,45 101,45

Hasil Bersih Net - Result 3.366,55 3.366,55

Ekspansi Expansion 1.070,36 856,76 24,93%

KONTRIBUSI MODAL ANAK PERUSAHAAN CONTRIBUTION TO SUBSIDIARIES

PT Marga Sarana Jabar, Konstruksi Jalan Tol BORR 96,52 96,52 0,00%

PT Marga Sarana Jabar, BORR Toll Road Construction

PT Trans Marga Jateng, Konstruksi Jalan Tol Semarang-Solo 461,19 341,19 35,17%

PT Trans Marga Jateng, Semarang-Solo Toll Road Construction

PT Marga Kunciran Cengkareng, Konstruksi Jalan Tol Cengkareng-Kunciran 81,50 37,50 117,31%

PT Marga Kunciran Cengkareng, Cengkareng-Kunciran Toll Road Construction

PT Marga Trans Nusantara, Konstruksi Jalan Tol Kunciran-Serpong 45,60 36,00 26,67%

PT Marga Trans Nusantara, Kunciran-Serpong Toll Road Construction

PT Marga Nujyasumo Agung, Konstruksi Jalan Tol Surabaya-Mojokerto 315,56 315,56 0,00%

PT Marga Nujyasumo Agung, Surabaya-Mojokerto Toll Road Construction

PT Trans Marga Jatim Pasuruan, Konstruksi Jalan Tol Gempol-Pasuruan 70,00 30,00 133,33%

PT Trans Marga Jatim Pasuruan, Gempol-Pasuruan Toll Road Construction

Refinancing 150,00 150,00 0,00%

Pembayaran Pelunasan Pokok Obligasi Seri M Payment of Bond Series M Principal 150,00 150,00

Modal Kerja Working Capital - -

TOTAL 1.220,36 1.006,76 21,22%

Sisa Dana Hasil Penawaran Umum Remaining of IPO Proceeds 2.146,19 2.359,79


Penggunaan Dana Obligasi per 31 Desember 2011 Use of Bond Proceeds as of 31 December 2011

31-12-2011

Jumlah Hasil Penawaran Umum Bond Proceeds 1.385,03 Biaya Penawaran Umum Public Offering Expenses 5,62 Hasil Bersih Net - Result 1.379,41 Ekspansi Expansion 15,00

Bidang Engineering - Pemeliharaan Jalan Tol dan Kontruksi Lainnya 15,00 Engineering Field - Toll Road Maintenance and Other Constructions

Refinancing 1.050,00 Pembayaran Pelunasan Pokok Obligasi Seri O Tahun 2002 Payment of Principal of Bond Series O Year 2002 650,00 Percepatan Pelunasan Kredit Investasi PT BCA Tbk Speeding up the Settlement of Investment Credit from PT BCA Tbk 400,00

Modal Kerja Working Capital 29,41 Pelebaran Ruas Jalan Tol Tomang-Tangerang Widening of Tomang-Tangerang Toll Road Section 5,00 Perbaikan Stabilitas Konstruksi Jalan Tol Cipularang Construction Stability Improvement on Cipularang Toll Road 24,41

TOTAL 1.094,41 Sisa Dana Hasil Penawaran Umum Remaining of Bond Proceeds 285,00


Informasi Material pada Investasi dan Divestasi PerseroanMaterial Information on Investment and Divestment of the Company

Selama tahun 2011, Perseroan tidak melakukan investasi atau transaksi yang tergolong material. Namun dapat diinformasikan Perseroan melakukan pembelian saham milik Xilin Enterprise di PT Margabumi Adhikaraya (MBAR) sebanyak 78.500.000 saham (51,17%) sehingga Jasa Marga menjadi pemegang saham mayoritas di MBAR menjadi 79.850.000 saham (52,05%). Harga saham yang telah disepakati sebesar Rp 955,414 per lembar saham atau untuk seluruh saham Xilin Rp 75 miliar.

PT Margabumi Adhikaraya merupakan pemegang konsesi ruas Jalan Tol Gempol-Pandaan.

Dampak Perubahan Harga-harga Terhadap Pendapatan Usaha, Laba Usaha dan Laba BersihImpact of Changes in Prices on Operating Revenue, Operating Income and Net Profit

Dampak perubahan harga-harga terhadap Pendapatan Usaha, Laba Usaha, dan Laba Bersih tidak terlalu berpengaruh, karena kenaikan tarif ruas-ruas jalan tol Perseroan didasarkan pada laju inflasi. Selain itu Perseroan juga melakukan berbagai inisiatif efisiensi yang terlihat pada indikator marjin biaya atau total biaya dibandingkan dengan total Pendapatan Usaha pada tahun 2011 yang membaik yaitu sebesar 54,01% dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar 54,59%.

The change in prices has insignificant impact on the Company’s Operating Revenue, Operating Income and Net Income, since the increase in tariff of the Company’s toll road sections is based on inflation. The Company also carries out efficiency initiatives indicated by the improved cost margin, i.e. the ratio of total cost to total Operating Revenue amounting to 54.01% in 2011 compared to that of 2010 reaching 54.59%

Meanwhile, proceeds from the issuance of Jasa Marga Bond XIV Series JM 10 with Fixed Interest Rate and Jasa Marga Bond I Series JM 10 Zero Coupon amounted to Rp 1.38 trillion. as of the end of 2011, the Realization of the Bond Proceeds amounted to Rp 1.09 trillion used among others for Expansion i.e. Engineering field of toll road maintenance and other constructions amounting to Rp 15 billion, Refinancing i.e. Payment of principal of Bond Series O Year 2002 and Speeding up the settlement of Investment Credit from PT BCA Tbk. amounting to Rp 1.05 trillion, and Working capital i.e. Widening of Tomang-Tangerang Toll Road section and Construction stability improvement on Cipularang Toll Road amounting to Rp 29,41 billion. Therefore, as of the end of 2001 the remaining bond proceeds amounted to Rp 285 billion.

Sementara proceed hasil penerbitan Obligasi Jasa Marga XIV Seri JM 10 dengan Tingkat Bunga Tetap dan Obligasi Jasa Marga I Seri JM 10 Tanpa Bunga adalah sebesar Rp 1,38 triliun. Sampai dengan akhir tahun 2011, Realisasi Penggunaan Dana Obligasi tersebut telah mencapai Rp 1,09 triliun yang antara lain digunakan untuk Ekspansi Bidang engineering pemeliharaan jalan tol dan konstruksi lainnya Rp 15 miliar, Refinancing Pembayaran pelunasan pokok Obligasi Seri O Tahun 2002 dan Percepatan pelunasan Kredit Investasi PT BCA Tbk. Rp 1,05 triliun, serta untuk Modal kerja Pelebaran ruas Jalan Tol Tomang-Tangerang dan Perbaikan stabilitas konstruksi Jalan Tol Cipularang Rp 29,41 miliar. Sehingga sisa dana hasil obligasi tersebut sampai dengan akhir tahun 2011 adalah Rp 285 miliar.



94 95




The increase in the Company’s revenue is achieved because of traffic volume increase and tariff adjustment. Tariff adjustment is regulated by the Road Law No. 38 of 2005 Article 48 and Government Regulation No. 15 of 2005 Article 6 paragraphs 1 and 2, stating that toll road operators are allowed to adjust tariff every two years based on inflation. Tariff adjustment is intended to provide certainty in the return on investment made by the investors. Meanwhile, to increase its traffic volume, the Company makes various efforts

Peningkatan pendapatan Perseroan dapat dicapai melalui adanya peningkatan volume lalu lintas dan penyesuaian tarif. Ketentuan penyesuaian tarif telah ditetapkan dalam UU Jalan No. 38 tahun 2005 Pasal 48 dan PP No. 15 tahun 2005 Pasal 6 ayat 1 dan 2 yang menyebutkan bahwa operator jalan tol dapat menyesuaikan tarif setiap dua tahun sekali berdasarkan laju inflasi. Penyesuaian tarif ini lebih didasarkan untuk kepastian pengembalian atas investasi yang dilakukan oleh investor. Sementara itu untuk peningkatan volume lalu lintas, Perseroan melakukan usaha-usaha agar target volume lalu lintas kendaraan

Direksi Perseroan Directors of the Company

Jabatan Position Nama Name

Direktur Utama President Director/CEO Ir. Adityawarman

Direktur Operasi Operation Director Ir. Hasanudin, M. Eng.Sc

Direktur Pengembangan Usaha Business Development Director Ir. Abdul Hadi Hs. MM.

Direktur Keuangan Finance Director Ir. Reynaldi Hermansjah

Direktur Sumber Manusia dan Umum Human Capital and General Affairs Director Ir. Muh Najib Fauzan, MSc.

Dewan Komisaris Perseroan Board of Commissioners of the Company

Jabatan Position Nama Name

Komisaris Utama Chairman Ir. Agoes Widjanarko, MIP.

Komisaris Commissioner Ibnu Purna, SE., MA.

Komisaris Commissioner DR. Joyo Winoto

Komisaris Commissioner Prof. Dr. Akhmad Syakhroza

Komisaris Independen Independent Commissioner Mayjen. (Purn.) Samsoedin

Komisaris Independen Independent Commissioner Irjen. Polisi (Purn.) Drs. Michael Dendron Primanto, SH., MH.

Aspek PemasaranMarketing Aspect

dapat dicapai. Salah satu usaha tersebut adalah dengan melakukan pelebaran jalan tol pada ruas-ruas jalan tol yang kapasitasnya telah mendekati 80%. Hal ini dilakukan untuk memberi kelancaran arus lalu lintas yang melewati jalan tol tersebut. Perseroan telah melakukan berberapa pelebaran jalan tol yang berdampak pada peningkatan volume lalu lintas pada ruas yang bersangkutan sehingga pada akhirnya juga meningkatkan pendapatan Perseroan.

Untuk ruas-ruas jalan tol yang baru, Perseroan berusaha untuk mendapatkan ruas-ruas jalan tol yang terkoneksi dengan jalan tol yang sudah beroperasi. Hal ini diusahakan agar ruas jalan tol baru mempunyai bangkitan volume lalu lintas yang dapat menjamin kelayakan proyek.

Sejalan dengan Visi Perseroan dalam mempertahankan posisi sebagai pemimpin dalam industri jalan tol di Indonesia serta Misi Perseroan untuk terus menambah panjang jalan tol yang dioperasikannya, Perseroan senantiasa melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan pangsa pasar dan panjang jalan tol yang diusahakannya. Oleh karena jalan-jalan tol Perseroan sebagian besar berada di lokasi-lokasi strategis, sampai dengan akhir 2011, Perseroan menguasai lebih dari 80% dari keseluruhan jumlah volume lalu lintas harian rata-rata di Indonesia dan mengoperasikan 73% jalan tol dari seluruh jalan tol yang beroperasi di Indonesia. Jumlah ini akan terus bertambah di tahun-tahun mendatang seiring dengan jalan-jalan tol yang sedang dikembangkan dan akan dioperasikan Perseroan.

so that traffic volume target is accomplished. One of the efforts the Company carries out is by increasing toll road capacity i.e. widening the sections with capacity approaching 80%. This is aimed at providing free-flowing traffic for users of the toll road. The Company has widened several toll roads and the impact is shown in the increase in traffic volume of the sections widened which leads to the increase in the Company’s revenue.

In view of the new toll roads, the Company always seeks toll road sections that are connected with its existing and operating toll roads. This is carried out in order that the traffic of new toll road is generated thus guarantee the feasibility of the project.

In line with the Company’s Vision to solidify its position as the market leader in toll road industry in Indonesia and its Mission to keep adding new toll roads to its portfolio, the Company constantly makes the efforts to increase its market share and the length of developed and operated toll roads. Since the Company’s toll roads are mostly sited on strategic locations, until the end of 2011, the Company dominates the average daily traffic volume in the country by providing the services to over 80% of the total average daily traffic in the country and leads the industry by operating 73% of the total operating toll roads in Indonesia. This figure is definitely growing in the coming years with its new toll roads in the pipeline that are currently under development stage and will then be operated by the Company.

Kejadian Penting setelah Tanggal NeracaSubsequent Events

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Perseroan tanggal 30 Januari 2012, Pemegang Saham Perseroan memutuskan dan menyetujui pengangkatan Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan dengan susunan sebagai berikut:

Based on the Extraordinary General Meeting of Shareholders of the Company convened on 30 January 2012, the Shareholders of the Company has decided and approved the appointment of the Directors and Board of Commissioners of the Company as follows:



96 97




It is the Company’s policy to give dividend payout a minimum of 20%. However, the Company’s dividend payout of 2008, 2009 and 2010 amounted to 50%, 60% and 60% respectively. The Company plans dividend payment that gives regular earning or return to the Shareholders, yet still enables the Company to benefit from most of the retained earnings to be reinvested in the Company’s business activities. The amount of dividend payout ratio is decided at the Annual General Meeting of Shareholders based on Directors’ proposal.

Since 2006, the Company has distributed cash dividend as follows:

The Law is highly required for the acceleration of infrastructure development, which is supported by land availability. With the Law on Land Acquisition, the Government has firm legal basis along with clear and measured mechanism. In general, the law consisting of 62 articles is quite progressive especially with the existence of articles that set maximum time limit for the cases to come to a decision. The law also includes articles highlighting compensation options other than money.

The ratification of the land bill became the major leap in the country’s development and it is expected to bring accelerative effect to the development and people’s welfare.

The impact on infrastructure development is also expected to ease and cut down the expenses of the Company. It is infrastructure development that will lower logistics cost that is decreasing Indonesia’s competitiveness as two third of logistics components is transportation. The completion of infrastructure development is expected to gradually reduce the cost of logistics of goods. The improvement in transportation system is often impeded by the hurdle in land acquisition. Toll road development is not excluded in the problem. The development of many toll road projects is stalled for years, blocked by land acquisition issues.

For the Company, the issuance of the said Law is expected to speed up the availability of land for the development of new toll roads so that the Company is able to further proceed with the construction hence toll road operation becomes more predictable.

Kebijakan DividenDividend Policy

Kebijakan Perseroan adalah memberikan payout dividen minimal 20%, namun untuk hasil pencapaian tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 payout dividen Perseroan sebesar 50%, 60%, dan 60%. Perseroan merencanakan tingkat pembayaran dividen yang dapat memberikan hasil atau return yang reguler kepada para Pemegang Saham, namun tetap memungkinkan Perseroan untuk memanfaatkan sebagian besar saldo laba untuk diinvestasikan kembali dalam kegiatan usaha Perseroan. Besaran payout ratio untuk Dividen diputuskan dalam mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan berdasarkan usulan dari pengurus Perseroan.

Sejak tahun 2006 Perseroan telah membagikan dividen tunai sebagai berikut:

Perubahan Peraturan Perundang undangan yang Berpengaruh Signifikan Terhadap PerusahaanChanges in Rules and Regulations Significantly Affecting the Company

Pada tanggal 16 Desember 2011, Dewan Perwakilan Rakyat telah mengesahkan Rancangan Undang Undang Pembebasan Lahan Untuk Kepentingan Umum. Undang Undang No. 02 tahun 2012 mengenai Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Kepentingan Umum ini telah pula ditandatangani oleh Presiden pada tanggal 14 Januari 2012 sehingga telah berlaku efektif.

On 16 December 2011, the Parliament has ratified the Legal Draft on Land Acquisition for Public Interest Development. The Law No. 02 of 2012 on Land Acquisition for Public Interest Development has also been signed by the President on 14 January 2012 and has become effective since then.

Undang-Undang ini sangat diperlukan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur yang membutuhkan dukungan lahan. Dengan UU Pengadaan Tanah Pemerintah memiliki dasar hukum yang kuat serta mekanisme yang jelas dan terukur. Secara umurn, UU yang terdiri atas 62 pasal ini cukup progresif terutama ada pasal yang memuat batas waktu maksimal suatu perkara untuk diputuskan. Juga ada pasal yang mengungkapkan ganti rugi tidak hanya berwujud uang tetapi juga opsi-opsi ganti rugi yang lain.

Pengesahan RUU Pengadaan Tanah menjadi langkah besar pembangunan. Hal ini diharapkan memberi efek akseleratif bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat

Dampak pada pembangunan infrastruktur diharapkan juga mempermudah dan menekan biaya yang dikeluarkan Perseroan. Pembangunan infrastruktur inilah yang diharapkan dapat menekan biaya logistik yang mahal dan menurunkan daya saing Indonesia. Dua per tiga komponen logistik adalah transportasi. Selesainya pembangunan infrastruktur diharapkan dapat mengurangi biaya logistik barang secara bertahap. Perbaikan sistem transportasi sering terhambat sulitnya pembebasan lahan termasuk jalan tol. Sejumlah proyek jalan tol banyak yang mangkrak selama bertahun-tahun, terhambat karena pembebasan lahan.

Bagi Perseroan dengan terbitnya Undang Undang tersebut diharapkan lahan bagi pembangunan jalan tol baru akan lebih cepat tersedia sehingga Perseroan akan lebih cepat dalam melakukan konstruksi serta pengoperasian jalan tol akan lebih dapat diprediksi.

Pembayaran Dividen Dividend Payment

2006 2007 2008 2009 2010 2011

Laba Bersih Net Income 462,57 277,98 707,80 992,69 1.193,49

Jumlah Dividen Amount of Dividend 25,00 97,29 353,90 595,62 716,09

Rasio Dividen Dividend Ratio 5% 35% 50% 60% 60%

Waktu Pembayaran Year of Payment 2007 2008 2009 2010 2011

Jumlah Dibayar Amount Paid 25,00 97,29 353,90 595,62 716,09


*) Catatan : Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011, dividen akan ditentukan pada RUPS di tahun 2012 *) Note : Dividend for the year ended 31 December 2011 will be decided at AGMS in 2012



1.193,49

*

98 99




The Indonesian Institute of Accountants has issued several revisions to financial accounting standards that may impact the consolidated financial statements, as follows:

NEW ACCOUNTING STANDARDS

The following amendments to the standards are mandatory to be applied for the first time for the financial year beginning on 01 January 2011.

1. PSAK No. 1 (Revised 2009): Presentation of Financial Statements.

There are changes in the presentation of financial statements, which include the changes of several terms especially in presentation of comprehensive income, there are additional for other comprehensive income that can be reported whether as one or separated with the current year in the statement of income. The Company and its Subsidiaries have elected to present one statement. The consolidated financial statements have been prepared under the revised disclosure requirements.

2. PSAK No. 4 (Revised 2009): Consolidated and Separate Financial Statements.

Among other things, the application of this standard has resulted in:n Presentation of non-controlling

interest in the consolidated statement of financial position within equity, separately from the owner of the parent. Total comprehensive income must be attributed to the non-controlling interest even if this results in the non-controlling interest having a deficit balance.

n Accounting for investment in subsidiaries and associates in the separate financial statements of the parent, at cost or in accordance with PSAK 55, Financial Instruments: Recognition and Measurement. The Company elected to account for its investment in Subsidiaries at cost in its separate financial statements, which are presented as supplementary information to the consolidated financial statements.

3. PSAK No. 5 (Revised 2009): Operating Segments.

The standard requires the Company to disclose operating segment information that enable users of the financial statements to evaluate the nature and financial effects of the business activities which the Company engaged and economic environment through which the Company operated. For this operating segment, the Company disclose in accordance with management policies to valuate business performance with geographical approach. Operating segment information of the Company and its Subsidiaries have been prepared under the revised disclosure requirements.

4. PSAK No. 7 (Revised 2010): Related Parties Disclosures.

The standard requires the Company to disclose related parties involve to amount of transaction, outstanding balance and commitments. The standard describes the parties, which are included into related parties’ category including key management. The Company and its Subsidiaries has classified transaction relates to related party category. The consolidated of financial statements have been prepared under the revised disclosure requirements either the Company or its Subsidiaries.

Perubahan Peraturan dan Kebijakan Akuntansi yang Berpengaruh Terhadap PerseroanChanges in Legislation and Accounting Policy Affecting the Company

Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan beberapa standar akuntasi keuangan revisi yang mungkin berdampak pada laporan keuangan konsolidasian, sebagai berikut:

STANDAR AKUNTANSI BARU

Perubahan atas standar berikut wajib diterapkan untuk pertama kalinya untuk tahun buku yang dimulai pada tanggal 01 Januari 2011.

1. PSAK No. 1 (Revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan.

Terdapat beberapa perubahan dalam penyajian laporan keuangan diantaranya ada beberapa istilah yang berubah dan khususnya dalam penyajian laporan rugi komprehensif terdapat tambahan berupa pendapatan komprehensif lain yang dapat dilaporkan secara satu kesatuan dengan laba tahun berjalan atau dipisah dalam dalam laporan laba komprehensif lain secara tersendiri. Perseroan dan entitas anak telah memilih menyajikan laporan laba rugi komprehensif dalam satu kesatuan. Laporan Keuangan konsolidasian telah disusun sesuai dengan pengungkapan yang dipersyaratkan.

2. PSAK No. 4 (Revisi 2009): Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri.

Akibat dari penerapan standar ini menghasilkan:n Penyajian kepentingan non pengendali

dalam laporan posisi keuangan konsolidasian di ekuitas terpisah dari kepemilikan induk. Jumlah laba rugi komprehensif harus diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepentingan non pengendali dan bahkan jika hal ini mengakibatkan kepentingan non pengendali menjadi deficit.

n Akuntansi untuk investasi pada entitas anak dalam laporan keuangan tersendiri entitas induk, dengan menggunakan biaya perolehan atau sesuai dengan PSAK 55, Instrumen Keuangan; Pengakuan dan Pengukuran. Perseroan memilih menggunakan metode biaya untuk investasi pada entitas anak dan perusahaan asosiasi dalam laporan keuangan tersendiri entitas induk yang disajikan dalam laporan keuangan konsolidasian.

3. PSAK No. 5 (Revisi 2009): Segmen Operasi.

Standar mengharuskan Perseroan mengungkapkan informasi segmen operasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis mana Perseroan terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi. Untuk segmen operasi ini Perseroan mengungkapkan sesuai kebijakan manajemen dalam menilai kinerja bisnis, yaitu dengan pendekatan geografis dari bisnis Perseroan berada. Informasi segmen operasi Perseroan dan entitas anak telah disusun dengan menggunakan pengungkapan yang dipersyaratkan.

4. PSAK No. 7 (Revisi 2010): Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi.

Standar mengharuskan Perseroan mengungkapkan pihak-pihak yang berelasi baik jumlah transaksi, saldo dan komitmen. Standar menjelaskan pihak-pihak mana yang masuk dalam katagori pihak-pihak yang berelasi termasuk manajemen kunci yang ada di Perseroan. Perseroan dan entitas anak telah melakukan klasifikasi bagi transaksi yang merupakan katagori dengan pihak berelasi. Laporan konsolidasian telah mengungkapkan pihak-pihak yang berelasi baik di Perseroan dan entitas anak.



100 101




5. PSAK 19 (Revised 2010), “Intangible Assets”.

The standard enhances the guidance to recognize and measure the carrying amount of intangible assets, and requires specified disclosures about intangible assets. The Company and its subsidiaries has evaluated the recognition and measurement of the carrying amount of its intangible assets and ensured the consolidated financial statements have been prepared under the revised disclosure requirements.

6. PSAK 22 (Revised 2010), “Business Combination”.

The standard enhances the guidance to recognize and measure the identifiable assets acquired, the liabilities assumed and any non-controlling interest in the acquired parties, and also the goodwill acquired in the business combination in financial statements. The Company and its subsidiaries has evaluated the recognition and measurement of the identifiable assets acquired, the liabilities assumed and any non-controlling interest in the acquired parties, and the goodwill acquired from the business combination in financial statements. The consolidated of financial statements have been prepared under the revised disclosure requirements.

7. PSAK 23 (Revised 2010), “Revenue”. The standard enhances the guidance of

accounting treatment of revenue arising from normal transaction and certain events. The Company and its subsidiaries has evaluated the recognition and measurement of revenue and have been prepared under the revised disclosure requirements.

8. PSAK 48 (Revised 2009), “Impairment of Assets”.

The standard enhances the guidance of accounting treatment of indication that an asset may be impaired. If there is any indication, the Company will estimate the recoverable amount of its assets. The

recoverable amount of assets should not exceed the recoverable amount through usage or sale of assets. If assets impaired, the Company should recognize impairment loss. The Company has evaluated the recognition and measurement of revenue and have been prepared under the revised disclosure requirements.

The following Standards of Financial Accounting are mandatory to be applied for the financial year beginning in 2012.

ISAK No. 16 and No. 22 provide accounting guidance for the operator of service concession agreement with the government in which the operator participates in the development, financing, operation, and maintenance of infrastructure for public services, such as toll roads. Both interpretations are generally applied retrospectively and it has expected significant impacts are as follows:

1. In such toll road concession agreement between the operator and the government, the operator shall be deemed to provide at least two separate services, which are the toll road construction services and toll road operation and maintenance services.

2. For the toll road construction services, the operator will record the revenue and cost of construction in accordance with PSAK No. 34 (revised 2010): “Construction Contract”. In the other hand, for the operation and maintenance services, the operator will record when the services performed, in accordance with PSAK No. 23 (revised 2010): “Revenue”. The government provides compensation for both services are in the form of right of the operator to operate the toll road and receives rewards from the people who use toll roads. The operator will record these rights as intangible assets are presented at value of the toll road construction services. Currently, the Company and its Subsidiaries recorded the expenditures of toll roads as fixed assets.

5. PSAK 19 (Revisi 2010), “Aset Tak Berwujud”.

Standar memberikan pedoman untuk mengakui dan mengukur jumlah tercatat aset tak berwujud, serta menentukan pengungkapan yang disyaratkan tentang aset takberwujud. Perseroan dan entitas anak telah melakukan evaluasi terhadap pengakuan dan pengukuran aset takberwujud dan memastikan laporan keuangan konsolidasian telah disusun menggunakan persyaratan pengungkapan yang telah direvisi.

6. PSAK 22 (Revisi 2010), “Kombinasi Bisnis”. Standar memberikan pedoman untuk

mengakui dan mengukur aset teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang diambil-alih dan kepentingan non-pengendali dari pihak yang diakuisisi, serta goodwill yang diperoleh dari kombinasi bisnis dalam laporan keuangan. Perseroan dan entitas anak telah melakukan evaluasi terhadap pengakuan dan pengukuran aset teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang diambil alih kepentingan non pengendali dari pihak yang diakuisisi, serta goodwill yang diperoleh dari kombinasi bisnis dalam laporan keuangan. Laporan keuangan konsolidasian ini telah disusun menggunakan pedoman yang disyaratkan.

7. PSAK 23 (Revisi 2010) “Pendapatan”. Standar memberikan pedoman untuk

pengakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi normal dan kejadian tertentu. Perseroan dan entitas anak telah melakukan evaluasi terhadap pengakuan dan pengukuran pendapatan dan disusun sesuai dengan pengungkapan yang dipersyaratkan.

8. PSAK 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”.

Standar memberikan pedoman untuk pengakuan akuntansi atas indikasi aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, maka Perseroan mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Jumlah aset terpulihkan tidak

boleh melebihi jumlah terpulihkan melalui penggunaan atau penjualan aset. Jika aset mengalami penurunan nilai maka Perseroan harus mengakui rugi penurunan nilai. Perseroan telah mengungkapkan penurunan nilai aset sesuai dengan pengungkapan yang dipersyaratkan.

Standar Akuntansi Keuangan berikut wajib diterapkan Perseroan untuk tahun buku yang dimulai pada tahun 2012.

ISAK No. 16 dan ISAK No. 22 memberikan panduan akuntansi untuk operator atas perjanjian konsesi jasa dengan Pemerintah dimana operator berpartisipasi dalam pembangunan, pembiayaan, pengoperasian, dan pemeliharaan infrastruktur untuk layanan publik, seperti jalan tol. Kedua interpretasi ini secara umum diterapkan secara retrospektif dan diperkirakan membawa dampak-dampak signifikan berikut ini:

1. Dalam perjanjian konsesi pengoperasian jalan tol antara operator dengan pemerintah, operator akan dianggap memberikan paling tidak dua jasa terpisah yakni jasa pembangunan jalan tol dan jasa pengoperasian dan pemeliharaan jalan tol.

2. Untuk jasa pembangunan jalan tol, operator akan mencatat pendapatan dan biaya konstruksi sesuai dengan PSAK No. 34 (revisi 2010): “Kontrak Konstruksi”. Sedangkan untuk jasa pengoperasian dan pemeliharaan, operator akan mencatat pada saat jasa dilakukan sesuai dengan PSAK No. 23 (revisi 2010): “Pendapatan”. Pemerintah memberikan kompensasi atas kedua jasa tersebut dalam bentuk hak bagi operator untuk mengoperasikan jalan tol dan menerima imbalan dari masyarakat yang menggunakan jalan tol. Operator akan mencatat hak tersebut sebagai aset tak berwujud sebesar nilai jasa pembangunan jalan tol. Untuk saat ini, Perseroan & entitas anak mencatat pengeluaran untuk jalan tol sebagai aset tetap.



102 103




3. In operating toll roads, operators have an obligation to maintain the toll roads quality standards, especially covering the toll roads periodically. The cost of lining the toll roads will periodically accreted based on estimation in line with the use of the toll roads so that ultimately the obligation that was accreted enough for overlay expenditures in order to met with the quality standards. Currently, the Company and its Subsidiaries record the cost of lining the toll roads as deferred expenses then amortized over three years.

4. All aspects of service concession agreements considered in determining the appropriate disclosures in the notes of financial statements includes descriptions, requirements and nature of the agreements (the rights and obligations of the operator). The Company and its Subsidiaries are still studying the impact of these changes on its financial position.

Financial accounting standards and interpretation that will be applicable for financial statements covering periods beginning on or after 01 January 2012:

PSAK 10: The Effect of Change in Foreign Exchange Rates.PSAK 24: Employee Benefits.ISAK 15: The Limit on a Defined benefit Asset, Minimum Funding Requirement and Their Interaction.PSAK 53: Share - Based Payment.PSAK 56: Earning Per Share.PSAK 18: Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans.PSAK 61: Accounting for Government Grants and Disclosure of Government Assistance.ISAK 18: Government Assistance - No Specific Relations to Operation Activities.ISAK 16: Service Concession Arrangements.PSAK 34: Construction Contracts.PSAK 45: Financial Reporting for Non-Profit Organization.PSAK 46: Income Taxes.ISAK 20: Income Taxes - Change in the Tax Status of an Entity or its Shareholder.

PSAK 50: Financial Instrument: Presentations.PSAK 60: Financial Instrument: Disclosure.PSAK 63: Financial Reporting In Hyperinflationary Economies.SAK 19: Applying the Restatement Approach under PSAK 61: Financial Reporting in Hyperinflationary Economies.

The Indonesia Institute of Accountants has also withdrawn several financial accounting standards and interpretation which might have impacts on the financial statements as follows:

PSAK 37: Accounting for Toll Roads.PSAK 43: Accounting for Factoring.ISAK 6: Paragraphs 12 and 16 of PSAK No. 55 (1999) on Embedded Derivatives Instruments.

As of the issuance date of the consolidated financial statements, the management is evaluating the effect of these standards and interpretations on the consolidated financial statements.

3. Dalam mengoperasikan jalan tol, Operator mempunyai kewajiban untuk menjaga standar kualitas jalan tol terutama dengan melapisi jalan tol secara berkala. Biaya kewajiban melapisi jalan tol secara berkala akan diakresi berdasarkan estimasi seiring dengan penggunaan jalan tol sehingga pada waktunya kewajiban yang diakresi cukup untuk pengeluaran pelapisan jalan guna memenuhi standar kualitas. Untuk saat ini, Perseroan & entitas anak mencatat biaya pelapisan jalan tol sebagai beban tangguhan pada saat pengeluaran biaya dan kemudian diamortisasi selama tiga tahun.

4. Seluruh aspek perjanjian konsesi jasa dipertimbangkan dalam menetapkan pengungkapan yang tepat dalam catatan atas laporan keuangan diantaranya termasuk deskripsi, persyaratan dan sifat perjanjian (hak dan kewajiban operator). Perseroan & entitas anak masih mempelajari dampak perubahan-perubahan tersebut atas posisi keuangan

Standar akuntansi keuangan dan interpretasi yang akan berlaku untuk laporan keuangan yang periodenya dimulai pada atau setelah 01 Januari 2012:

PSAK 10: Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing.PSAK 24: Imbalan Kerja.ISAK 15: Batas Aset Imbalan Pasti Persyaratan Pendanaan Minimum dan interaksinya.PSAK 53: Pembayaran Berbasis Saham.PSAK 56: Laba Per Saham.PSAK 18: Akuntansi Dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya.PSAK 61: Akuntansi Hibah Pemerintah Dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah.ISAK 18: Bantuan Pemerintah-Tidak Berelasi Spesifik dengan Aktifitas Operasi.ISAK 16: Perjanjian Konsesi Jasa.PSAK 34: Kontrak Konstruksi.PSAK 45: Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba.PSAK 46: Pajak Penghasilan.ISAK 20: Pajak Penghasilan - Perubahan Dalam Status Pajak Entitas Atau Para Pemegang Saham.

PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian.PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan.PSAK 63: Pelaporan Keuangan Dalam Ekonomi Hiperinflasi.SAK 19: Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali Dalam PSAK 63: Pelaporan Keuangan Dalam Ekonomi Hiperinflasi.

Selain itu Ikatan Akuntan Indonesia juga mencabut beberapa standar akuntansi keuangan sebagai berikut:

PSAK 37: Akuntansi Penyelenggara Jalan Tol.PSAK 43: Akuntansi Anjak Piutang.ISAK 6: Interpretasi atas Paragraf 12 dan 16 PSAK No. 55 (1999) tentang Instrument Derivatif Melekat pada Kontrak dalam Mata Uang Asing.

Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian, manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar dan interpretasi terhadap laporan keuangan konsolidasian.

Investasi Jalan Tol dan Progres Proyek Jalan Tol BaruToll Road Investment and Progress of New Toll Road Projects

PANJANG JALAN TOL

Panjang jalan tol yang dioperasikan Perseroan sampai dengan akhir tahun 2011 mencapai 545 km. Sepanjang tahun 2011, Perseroan mengoperasikan Semarang-Ungaran (10,8 km) Seksi 1 Jalan Tol Semarang-Solo pada tanggal 17 November 2011 dan Waru-Sepanjang (2,3 km) Seksi 1A Jalan Tol Surabaya-Mojokerto.

LENGTH OF TOLL ROADS

As of the end of 2011, the Company has operated 545 km length of toll roads. During the year 2011, the Company has operated Semarang-Ungaran Toll Road (10,8 km), which is Section 1 of Semarang-Solo Toll Road, on 17 November 2011 and Waru-Sepanjang (2.3 km), which is Section 1A of Surabaya-Mojokerto Toll Road



104 105




Until the end of 2011, through its Subsidiaries, the Company also holds the concession of nine (9) new toll roads. Within the joint ventures, the Company is the majority shareholder.

Sampai dengan akhir tahun 2011 ini, Perseroan juga memegang konsesi 9 (sembilan) ruas jalan tol baru yang dikelola melalui Anak Perusahaan. Di dalam joint venture Anak Perusahaan tersebut Perseroan merupakan pemegang saham mayoritas.

Perseroan merencanakan sembilan ruas jalan tol baru tersebut dapat dioperasikan secara penuh pada tahun 2014. Perkiraan nilai investasi ke tujuh ruas proyek tersebut adalah sebesar ± Rp 25 triliun.

Sampai dengan akhir tahun 2011, kemajuan proyek-proyek jalan tol tersebut adalah sebagai berikut:

With estimated investment cost amounting to ± Rp 25 trillion, the seven new toll roads are scheduled to be operated fully in 2014.

Up to the end of 2011, the progress of the above-mentioned toll projects is as follows:

Ruas MulaiOperasi[Tahun] Panjang

Section Start to Operate [Year] Length [km]

Jagorawi 1978 59

Jakarta-Cikampek 1988 83

Jakarta-Tangerang 1984 33

Ulujami-Pondok Aren 2001 6

Prof. Dr. Ir. Sedyatmo 1984 14

Dalam Kota Jakarta/JIRR 1987 24

Padaleunyi (Padalarang-Cileunyi) 1990 64

Cipularang (Cikampek-Purwakarta-Padalarang) 2003 59

Surabaya-Gempol 1986 49

Semarang 1983 25

Belmera (Belawan-Medan-Tanjung Morawa) 1986 43

Palikanci (Palimanan-Kanci) 1998 26

Jakarta Outer Ring Road 1991 43

Bogor Outer Ring Road (Seksi Section I) 2009 4

Surabaya-Mojokerto (Seksi Section I) 2011 2

Semarang-Solo (Seksi Section I) 2011 11

TOTAL 545

Panjang Jalan Tol yang Dioperasikan Jasa MargaToll Roads Operated by Jasa Marga

Status 31 Desember 2011 as of 31 December 2011

No Ruas Panjang AnakPerusahaan KepemilikanJasaMarga

No Section Length Subsidiary Jasa Marga’s Ownership

1 Bogor Outer Ring Road 11 km PT Marga Sarana Jabar 55%

2 Semarang-Solo 73 km PT Trans Marga Jateng 60%

3 Surabaya-Mojokerto 36 km PT Marga Nujyasumo Agung 55%

4 Cengkareng-Kunciran 14 km PT Marga Kunciran Cengkareng 75%

5 Kunciran-Serpong 11 km PT Marga Trans Nusantara 60%

6 JORR W2 Utara North 8 km PT Marga Lingkar Jakarta 65%

7 Gempol-Pasuruan 34 km PT Trans Marga Jatim Pasuruan 80%

8 Gempol-Pandaan 14 km PT Margabumi Adhikaraya 52%

9 Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa 10 km PT Jasamarga Bali Tol 60%

211 km

Ruas-ruas Jalan Tol Baru Jasa MargaJasa Marga’s New Toll Road Sections


No. Ruas Jalan Tol Tanah Konstruksi

No. Toll Road Section Land Construction

1 Bogor Outer Ring Road

Seksi 1 Section 1 Sentul-Kd. Halang 100% 100%

Seksi 2 Section 2 Kd. Halang-Yasmin

Seksi 3 Section 3 Yasmin-Darmaga

2 Semarang-Solo

Seksi 1 Section 1 Semarang-Ungaran 100% 94%

Seksi 2 Section 2 Ungaran-Bawen 92% Beji-Tinalun 2,9%

Tinalun-Lemah Ireng 1,3%

Lemah Ireng-Bawen 5,1%

Seksi 3 Section 3 Bawen-Solo

3 Surabaya-Mojokerto

Seksi 1A Section 1A Waru-Sepanjang 100% 78%

Seksi 1B Section 1B Sepanjang-WRR 39%

Seksi 2 Section 2 WRR-Driyorejo 41%

Seksi 3 Section 3 Driyorejo-Krian 58%

Seksi 4 Section 4 Krian-Mojokerto 66% 25%

4 JORR W2 Utara North

Seksi 1 Section 1 Kb. Jeruk-Joglo 94%

Seksi 2 Section 2 Joglo-Ulujami 69%

5 Cengkareng-Kunciran

6 Kunciran-Serpong

7 Gempol-Pasuruan 85%

8 Gempol-Pandaan 98%

9 Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa

Progres Pembangunan Jalan Tol Baru Jasa MargaProgress of Development of Jasa Marga’s New Toll Roads




106 107




Rencana Kedepan dan Prospek BisnisFuture Outlook and Business Prospect

ECONOMIC GROWTH AND THE NEED FOR TOLL ROAD INFRASTRUCTURE

While the world’s economy experiences stagnant growth or even contractions, Indonesia’s economy continues to grow firmly. In 2011, the country’s economy grew by 6.5%. Besides Indonesia’s ever improving credibility in the eyes of foreign investors, proven by the inclusion of Indonesia in the investment grade rating last year, and this has drawn investors’ attention even more to invest in Indonesia. In the future, economic growth is expected to keep increasing. To support Indonesia’s sustainable economic growth, the country needs reliable infrastructure condition.

As one of road infrastructure, toll road currently becomes one of the Government’s priorities of infrastructure development. Toll road development has proven to provide multiplier effect that boosts the growth of regional economy.

PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KEBU-TUHAN INFRASTRUKTUR JALAN TOL

Di saat pertumbuhan ekonomi dunia berjalan stagnan bahkan berkontraksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap tumbuh secara meyakinkan. Tahun 2011 perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 6,5%. Selain kredibilitas Indonesia di mata investor asing terus meningkat, terbukti dengan masuknya Indonesia ke dalam rating investment grade pada tahun lalu, menempatkan Indonesia sebagai negara layak investasi, hal ini akan membuat investor semakin tertarik untuk berinvestasi di Indonesia. Ke depan pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan tetap terus melaju. Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan tersebut Indonesia membutuhkan kondisi infrastruktur yang handal.

Jalan tol sebagai salah satu infrastruktur jalan merupakan salah satu prioritas pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh Pemerintah saat ini. Pembangunan jalan tol terbukti memberikan multiplier effect untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah.

106





ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN

108 109




The development of toll roads as one of the most vital infrastructure in supporting the distribution of goods and services is also making a very slow progress. This has been the cause for traffic congestion, prolonged travel time, hence leading to high cost of distribution and in the end causing of the products and services produced not to be competitive. Infrastructure development, toll roads included, should become the priority in order that the momentum of Indonesia’s economic growth is well maintained.

Currently, the toll concept in the provision of road infrastructure is still highly required given Government’s limited budget for the provision and operation of road infrastructure. The participation of SOEs and private parties in toll road development in the future will still be in need since the infrastructure development allocation no longer rest on the allocation of Government’s budget.

As the leader in toll road industry in Indonesia with a market share of 73% in terms of toll road length in kilometer and 83% in terms of average daily traffic, Jasa Marga evidently possess the capability both in human resources and in funding to accomplish the development of more toll roads in the country.

REGULATION ON LAND ACQUISITION FOR PUBLIC INTERESTS EXPECTED TO ACCELERATE LAND ACQUISITION PROCESS FOR INFRASTRUCTURE PROJECTS

The development of various infrastructures, which include toll roads, in Indonesia still faces the hurdle of land acquisition. The Government has assisted investors in funding aspect, by providing the schemes of revolving fund and land capping. The two mentioned schemes help investors as the toll road concession holder to manage the cash flows and the investment when land acquisition is not yet 100% completed while maintaining project feasibility. However, the available schemes

Pembangunan jalan tol yang merupakan salah satu infrastruktur penting dalam menunjang distribusi barang dan jasa bergerak lambat. Hal ini menyebabkan timbul banyaknya kemacetan, lamanya waktu tempuh perjalanan sehingga menyebabkan tingginya biaya distribusi dan pada akhirnya menyebabkan tidak kompetitifnya produk dan jasa yang dihasilkan. Pembangunan infrastruktur termasuk jalan tol harus menjadi prioritas agar momentum pertumbuhan perekonomian Indonesia dapat tetap terjaga dengan baik.

Saat ini konsep tol dalam penyediaan infrastruktur jalan masih sangat dibutuhkan mengingat kondisi anggaran Pemerintah yang terbatas dalam penyediaan dan pengoperasian infrastruktrur jalan. Partisipasi BUMN dan swasta dalam pembangunan jalan tol di masa yang akan datang masih sangat dibutuhkan karena alokasi pembangunan infrastruktur tidak lagi bertumpu pada alokasi anggaran Pemerintah.

Jasa Marga sebagai leader dalam industri jalan tol di Indonesia dengan pangsa pasar 73% dari segi panjang jalan dalam kilometer dan 83% dari segi lalu lintas harian jelas mempunyai kemampuan baik dari sumber daya dan pendanaan untuk mewujudkan pembangunan jalan tol yang semakin panjang.

REGULASI PENGADAAN LAHAN BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM DIHARAPKAN DAPAT MEMPER-CEPAT PENGADAAN LAHAN UNTUK PROYEK INFRASTRUKTUR

Pembangunan berbagai infrastruktur di Indonesia termasuk jalan tol masih terkendala oleh pembebasan lahan. Pemerintah telah membantu investor dalam hal pendanaan, melalui dana talangan badan layanan umum dan skema land capping. Dengan skema bantuan tersebut investor pemegang konsesi jalan tol terbantu dalam hal pengelolaan arus kas dan investasi pada saat pembebasan lahan belum rampung 100% serta menjaga proyek tetap layak. Bantuan tersebut tetap

YOGYAKARTASURAKARTA

SUMEDANG

Demak

JAKARTATangerang

Merak

BOGOR

Sukabumi BANDUNG

CIKAMPEK

Padalarang

Cirebon

Pemalang SEMARANG

Ngawi

SURABAYA

MALANGBANYUWANGI

Pasuruan

Probolinggo

Gempol

Mojokerto

Ruas Tol Jasa Marga yang sudah beroperasi Jasa Marga’s Operating Toll RoadsRuas Tol Jasa Marga dalam tahap pembebasan Lahan/KonstruksiJasa Marga’s Toll Roads under Construction/Land AcquisitionRuas Tol Investor lain yang sudah beroperasiOther Investors’ Operating Toll RoadsRuang Tol Investor Lain dalam tahap Pembebasan Lahan/KonstruksiOther Investors’ Toll Roads under Construction/Land AcquisitionRuas Tol dalam Rencana Planned Toll Roads



Ruas Tol Dioperasikan oleh Jasa Marga Jasa Marga’s Operating Toll RoadsRuas Tol dalam Rencana Planned Toll RoadsRuas Tol Investor Lain dalam tahap Pembebasan Lahan/KonstruksiOther Investors’ Toll Roads under Construction/Land AcquisitionRuas Tol Investor lain yang sudah beroperasi Other Investors’ Operating Toll Roads

PenjaringanCengkareng Pluit

Antasari

CawangCikunir

Cakung

Cimanggis

Depok

Bogor

Cinere

Serpong

Pondok Aren

Kunciran

Tomang

BatuceperCilincing

CibitungBekasiJORR

E2

JORR

E1S

4

JORR E1S3

JORR E1S1-2JORR S

Harbour Road

BORR S1BORR S2

JORR W2S

Ir. Wiyoto W

iyono, Msc

JORR W2U

JORR W

1

JORR

E3

Kebon Jeruk

Ulujami

JAG O

RAW

I TOLL

RO

AD

JAKARTA-TANGERA NG TOLL ROAD Cawang-Tom

ang-Plui t

JAKARTA-CIKAMPEK TOLL ROAD

Prof, Dr, Sediyat m o

Jaringan Jalan Tol Jakarta dan SekitarnyaGreater Jakarta Toll Road Network

Jaringan Jalan Tol di Pulau JawaToll Road Network in Java Island

110 111




have not yet been able to speed up the realization of more operating toll roads, since the process of land procurement is often hindered by endless negotiation process and many land speculators that deliberately take advantage of the situation. This has resulted in the risk relating to land clearing has not been able to be mitigated by investors.

At present, the Legal Draft on land acquisition for public interest development has been ratified by the Parliament on 16 December 2011 and has been signed by the President on 14 January 2012. Law No. 02 of 2012 on Land Acquisition for Public Interest Development is quite progressive particularly with the existence of articles regulating maximum time limit for a case to be decided. The law also regulates compensation options that consist of not only money but other options as well, thus providing justice and certainty in land acquisition mechanism.

Several important points contained in the Law on Land Acquisition for Public Interest Development among others are as follows: l Fair price is determined by independent

appraisal.l Landowner may refuse through court, yet

the court must reach a verdict in 30 days (final).

l After transaction process (normal) or court’s verdict, project is able to start.

l Re-settlement is also an option.l Government must conduct socialization far

in advance (transparent).l BPN (Badan Pertanahan Nasional –

National Land Agency) is the sole body that is responsible for land acquisition for public interest development.

At the moment, land acquisition for Jasa Marga’s new toll road projects is still on going and the possible problems faced in land acquisition is expected to be resolved using the mechanism available in Law No. 02 of 2012.

COMPLETION OF NEW TOLL ROADS AND ADDITIONAL CONCESSIONS OF CONNECTED TOLL ROADS

The Company currently has additional nine (9) new toll road concessions. In 2011, the Company added two additional sections in which it becomes the majority shareholder of the Subsidiaries that own the concessions, i.e. Gempol-Pandaan (13.61 km) and Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa (10 km). The Company is targeting additional toll road length of its operating toll road by approximately 211 km in addition to the existing 531 km toll roads in operation. The additional length represents an increase in toll road length operated by 38%. Apart from Bogor Outer Ring Road Section 1 of 3.8 km that has been in operation since 23 November 2009, in 2011, the Company has started the operations of Semarang-Solo Toll Road Section 1 i.e. Semarang-Ungaran of 10.8 km on 12 November 2011 and Surabaya-Mojokerto Toll Road Section 1A i.e. Waru-Sepanjang of 2.3 km on 05 September 2011. Furthermore, in 2011, the Company has also held the groundbreaking for the following sections:l JORR W2 North on 21 October 2011.l Ungaran-Bawen on 12 November 2011.l Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa on 21

December 2011.

The Company is targeting to hold groundbreaking in the first semester of 2012 for the following sections:l Bogor Outer Ring Road Stage 2A, Kedung

Halang-Kedung Badak.l Gempol-Pandaan.l Gempol-Pasuruan Section 1, Gempol-

Rembang.

Other toll road sections, i.e. Surabaya-Mojokerto, Cengkareng-Kunciran and Kunciran-Serpong are still in the stage of land acquisition.

belum bisa mempercepat terealisasinya jalan tol yang bisa dioperasikan, karena mekanisme pembebasan lahan banyak terkendala oleh proses negosiasi yang berlarut-larut dan banyaknya spekulan tanah yang sengaja memanfaatkan kesempatan. Hal ini membuat risiko pembebasan lahan belum dapat sepenuhnya dimitigasi oleh investor.

Saat ini Rancangan Undang Undang terkait pembebasan lahan untuk kepentingan publik sudah disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada tanggal 16 Desember 2011 dan sudah ditandatangani oleh Presiden pada tanggal 14 Januari 2012. Undang Undang No. 02 tahun 2012 mengenai Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum cukup progresif terutama ada pasal yang memuat batas waktu maksimal suatu perkara untuk diputuskan. Juga ada pasal yang mengungkapkan ganti rugi tidak hanya berwujud uang tetapi juga opsi-opsi ganti rugi yang lain jadi ada keadilan dan kepastian dalam mekanisme pembebasan lahan.

Beberapa poin penting yang terdapat dalam UU Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum antara lain: l Harga wajar ditetapkan melalui

independent appraisal.l Pemilik lahan dapat menolak melalui

pengadilan, namun pengadilan harus memutuskan dalam 30 hari (final).

l Setelah proses transaksi (normal) atau keputusan pengadilan, proyek dapat dimulai.

l Re-settlement juga merupakan opsi.l Pemerintah harus melakukan sosialisasi

jauh sebelumnya (transparan).l BPN adalah penanggung jawab tunggal

pembebasan tanah bagi kepentingan umum.

Saat ini pembebasan lahan untuk ruas jalan tol baru Jasa Marga masih tetap berlangsung dan apabila pembebasan lahan tersebut menemui kendala diharapkan dapat terselesaikan dengan menggunakan mekanisme yang ada dalam UU No. 02 tahun 2012.

PENYELESAIAAN JALAN TOL BARU DAN PENAMBAHAN KONSESI RUAS JALAN TOL YANG SALING TERKONEKSI

Saat ini Perseroan telah memiliki tambahan total 9 (Sembilan) ruas konsesi jalan tol baru. Pada tahun 2011 Perseroan menambah dua ruas baru dimana Perseroan merupakan pemegang saham mayoritas pada Anak Perusahaan pemegang konsesinya, yaitu ruas Gempol-Pandaan (13,61 km) dan Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa (10 km). Perseroan menargetkan penambahan ruas jalan tol yang dioperasikan sepanjang kurang lebih 211 km dari panjang jalan tol yang saat ini dioperasikan sepanjang 545 km. Penambahan tersebut berarti terdapat penambahan panjang jalan tol yang dioperasikan sebesar 38%. Selain ruas Bogor Outer Ring Road Seksi 1 sepanjang 3,8 km yang telah beroperasi sejak 23 November 2009, pada tahun 2011, Perseroan telah melakukan pengoperasian Seksi 1 Jalan Tol Semarang-Solo, yaitu ruas Semarang-Ungaran sepanjang 10,8 km pada tanggal 12 November 2011 dan Seksi 1A Jalan Tol Surabaya-Mojokerto yaitu ruas Waru-Sepanjang sepanjang 2,3 km pada tanggal 05 September 2011. Selain itu pada tahun 2011 Perseroan telah melakukan groundbreaking pada ruas:l JORR W2 Utara pada tanggal 21 Oktober

2011.l Ungaran-Bawen pada tanggal 12

November 2011.l Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa pada tanggal

21 Desember 2011.

Perseroan menargetkan akan melakukan groundbreaking pada Semester I tahun 2012 untuk ruas:l Bogor Outer Ring Road Tahap 2A, Kedung

Halang-Kedung Badak.l Gempol-Pandaan.l Gempol-Pasuruan Seksi 1, Gempol-

Rembang.

Sementara untuk ruas lainnya, Surabaya-Mojokerto, Cengkareng-Kunciran dan Kunciran-Serpong masih dalam tahap pembebasan lahan.



112 113




Eight out of the nine new toll roads of the Company’s are connected with the its already operating toll roads thus reduce the risk of traffic volume not reaching projection in accordance with project feasibility. The toll road connections are as follows:l Bogor Outer Ring Road Toll Road is

connected with Jagorawi Toll Road.l Semarang-Solo Toll Road is connected with

Semarang Toll Road.l Surabaya-Mojokerto, Gempol-Pandaan

and Gempol Pasuruan Toll Roads are connected with Surabaya-Gempol Toll Road.

l Cengkareng-Kunciran Toll Road is connected with Jakarta-Tangerang and Prof. Dr. Ir. Sedyatmo Toll Roads.

l Kunciran-Serpong Toll Road is connected with Jakarta-Tangerang Toll Road.

In addition, the Company is in negotiation to take over toll road sections with difficulties in the development process. Those sections are financially feasible and are connected with the Company’s already operating toll roads. The Company’s financial condition still enables the taking over up until three toll road concessions. As of the end of 2011, the negotiation process was still carried out.

LONG CONCESSION PERIOD AND INFLATION BASED TARIFF INCREASE

The concession period for Jasa Marga’s toll roads ranges from 35 to 45 years. As much as 13 toll roads operated by Jasa Marga has 40-year concession period that started since 2005. Therefore, the Company will still be enjoying the long remaining concession period of its toll roads.

The increase in toll tariff is regulated by Law No. 38 of 2004 on Road and Government Regulation No. 15 of 2005 on Toll Road stipulated as follows:l Law No. 38 of 2004 Article 48 paragraph

(3): “The evaluation and adjustment of

toll tariff is conducted every two (2) years based on inflation”.

l Government Regulation No. 15 of 2005 Article 68 paragraph (1): “The evaluation and adjustment of toll tariff is conducted every two (2) years by BPJT (Indonesian Toll Road Authority) based on old tariff adjusted with inflation with the formula: New Tariff = Old Tariff (1 + inflation).

As of the present time, tariff increase has been in accordance with the schedule stipulated in the regulations mentioned above. The Government has showed their consistency in maintaining the climate of toll road investment to remain conducive.

BUSINESS DIVERSIFICATION IN LINE WITH CORE BUSINESS

Since 2010, the Company has commenced business diversification to further increase the use of its assets to increase operating revenue. The Company has started this process by establishing subsidiaries in the fields of property, road maintenance and fiber optics. The three independent business lines are expected to boost Jasa Marga’s other revenues. Many property developers nowadays take advantage of toll road existence that provides easy access to the property business. With its potential resources, the Company will also make the most of its assets in cooperation with highly experienced and competent companies in their respective fields.

Going forward, the prospect of the Company’s business will continue to improve. This is supported by the additional concessions with good financial feasibility as well as the integration with existing concessions in its portfolio, sound and trusted financial structure along with making use of assets through prospective businesses, which in the end will support the sustainable business growth of the Company.

Delapan dari sembilan ruas jalan tol baru Jasa Marga tersebut terkoneksi dengan jalan tol yang sudah beroperasi sehingga mengurangi risiko tidak tercapainya volume lalu lintas sesuai dengan kelayakan proyek. Koneksi jalan tol tersebut adalah sebagai berikut:l Jalan Tol Bogor Ring Road terkoneksi

dengan Jalan Tol Jagorawi.l Jalan Tol Semarang-Solo terkoneksi

dengan Jalan Tol Lingkar Semarang.l Jalan Tol Surabaya-Mojokerto, Gempol

Pandaan dan Gempol Pasuruan terkoneksi dengan Jalan Tol Surabaya-Gempol.

l Jalan Tol Cengkareng-Kunciran terkoneksi dengan Jalan Tol Jakarta-Tangerang dan Jalan Tol Prof. Dr. Ir. Sedyatmo.

l Jalan Tol Kunciran-Serpong terkoneksi dengan Jalan Tol Jakarta-Tangerang.

Di samping itu, Perseroan tengah bernegosiasi untuk mengambil alih ruas-ruas jalan tol yang mengalami hambatan. Ruas-ruas tersebut mempunyai kelayakan secara finansial dan terkoneksi dengan jalan tol Perseroan yang sudah beroperasi. Kondisi keuangan Perseroan masih memungkinkan untuk mengambil alih sampai dengan tiga ruas jalan tol lagi. Sampai dengan akhir tahun 2011, proses negosiasi tersebut masih berlangsung.

MASA KONSESI YANG MASIH PANJANG DAN KENAIKAN TARIF YANG SESUAI DENGAN LAJU INFLASI

Masa konsesi ruas-ruas yang dimiliki Jasa Marga berkisar antara 35 sampai dengan 50 tahun. Sebanyak 13 ruas jalan tol yang dioperasikan Jasa Marga mempunyai konsesi 40 tahun dimulai sejak tahun 2005. Jadi sampai saat ini masa konsesi yang dimiliki oleh Perseroan masih panjang.

Kenaikan tarif tol diatur oleh Undang Undang No. 38 tahun 2004 tentang Jalan dan Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 2005 tentang Jalan Tol yang berbunyi sebagai berikut:l UU No. 38 tahun 2004 Pasal 48 ayat

(3): “Evaluasi dan penyesuaian tarif tol

dilakukan setiap 2 (dua) tahun sekali berdasarkan pengaruh laju inflasi”.

l PP No. 15 tahun 2005 Pasal 68 ayat (1): “Evaluasi dan penyesuaian tarif tol dilakukan setiap 2 (dua) tahun sekali oleh BPJT berdasarkan tarif lama yang disesuaikan dengan pengaruh inflasi sesuai dengan formula: Tarif Baru = Tarif Lama (1 + inflasi).

Sampai saat ini implementasi, kenaikan tarif sesuai dengan jadwal yang diatur dalam UU tersebut diatas. Pemerintah telah menunjukan konsistensinya dalam memelihara iklim investasi jalan tol yang kondusif.

DIVERSIFIKASI USAHA YANG SEJALAN DENGAN BISNIS INTI

Sejak tahun 2010, Perseroan telah memulai diversifikasi usaha untuk lebih meningkat penggunaan aset-aset yang dimiliki untuk meningkatkan pendapatan usaha. Perseroan telah memulainya dengan proses untuk mendirikan anak usaha di bidang properti, pemeliharaan jalan dan fiber optik. Diharapkan dengan tiga lini usaha perusahaan mandiri akan meningkatkan pendapatan usaha lain Jasa Marga. Saat ini banyak perusahaan properti memanfaatkan keuntungan dari keberadaan jalan tol yang memudahkan akses ke dalam wilayah usaha properti. Dengan potensi serta sumber daya yang ada Perseroan akan secara langsung pula memanfaatkan hal tersebut dengan berpartner dengan perusahaan yang berpengalaman dan mempunyai kompetensi yang baik di bidang-bidang usaha tersebut.

Ke depan, prospek usaha Perseroan akan semakin baik. Hal tersebut ditunjang oleh tambahan konsesi yang dimiliki dengan memiliki kelayakan finansial yang baik serta integrasi dengan portofolio konsesi yang telah ada, struktur finansial yang kuat dan terpercaya serta pemanfaatan aset-aset ke dalam usaha yang prospektif yang pada akhirnya akan menunjang pertumbuhan usaha Perseroan secara berkelanjutan.



114 115

TINJAUAN OPERASIONAL OPERATIONAL REVIEW



Sebagai perusahaan penyedia jasa layanan tol, Perseroan melakukan kegiatan operasi jalan tol dengan melakukan penyediaan layanan yang terdiri dari:l Layanan Transaksi, merupakan kegiatan

yang menangani pembayaran tol dari pemakai jalan tol kepada Perseroan.

l Layanan Lalu Lintas, merupakan kegiatan yang menangani pengaturan pelayanan dan pengamanan pemakai jalan di sepanjang jalan tol.

l Layanan Konstruksi, merupakan kegiatan pemeliharaan jalan tol untuk memastikan bahwa jalan tol tetap dalam kondisi layak dioperasikan sesuai standar yang ditetapkan.

Seiring dengan perkembangan Perseroan, layanan-layanan tersebut juga berkembang dengan mengikuti dinamika kebutuhan usaha dan masyarakat yang membutuhkan infrastruktur jalan yang handal.

As a toll road service provider, the Company carries out the activities of toll road operation by providing the services consisting of:l Transaction Services, which are the

activities dealing with toll payment from the toll road users to the Company.

l Traffic Services, which represent the activities dealing with the management of services and safety for toll road users along toll roads.

l Construction Services, which are the activities of toll road maintenance to ensure that toll roads remain in the condition that is feasible to operate in accordance with the determined standard.

In line with the development of the Company, the abovementioned services also develop by keeping up with the dynamics of the needs of business and people for reliable road infrastructure.

TINJAUAN OPERASIONAL

OPERATIONAL REVIEW

Pelayanan yang Diberikan PerseroanServices Provided by the Company

Pemenuhan SPM Jalan Tol Perseroan Tahun 2011Accomplishment of SPM of the Company’s Toll Roads 2011

Industri jalan tol di Indonesia mempunyai Standar Pelayanan Minimum (SPM) yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 392/PRT/M/2005 tanggal 31 Agustus 2005 tentang Standar Pelayanan Minimal yang harus dicapai Badan Usaha Jalan Tol dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada pengguna jalan tol.

SPM meliputi substansi pelayanan sebagai berikut:1. Kondisi jalan tol2. Kecepatan tempuh rata-rata3. Aksesibilitas4. Mobilitas5. Keselamatan6. Unit Pertolongan/Penyelamatan dan

bantuan layanan.

The toll road industry in Indonesia has to comply with the minimum level of service (SPM – Standar Pelayanan Minimal) determined based on Regulation of the Minister of Public Works No. 392/PRT/M/2005 dated 31 August 2005 on Minimum Level of Service for Toll Road, which is to be fulfilled by toll road operators in order to improve the service to toll road users.

SPM encompasses the substances of service as follows:1. Toll road condition2. Average travel speed3. Accessibility4. Mobility5. Safety6. Aid/Rescue Unit and service assistance

Seiring dengan perkembangan Perseroan, jasa layanan tol juga berkembang dengan mengikuti dinamika kebutuhan usaha dan

masyarakat yang membutuhkan infrastruktur jalan yang handal.

In line with the development of the Company, toll road services are also developed by keeping up with the dynamics of the needs of

business and people for reliable road infrastructure.

PEMENUHAN SPM JALAN TOL PERSEROAN TAHUN 2011 ACCOMPLISHMENT OF SPM OF THE COMPANY’S TOLL ROADS 2011

PELAYANAN YANG DIBERIKAN PERSEROAN SERVICES PROVIDED BY THE COMPANY

116 117




Terhadap jalan tol yang sudah beroperasi, khusus untuk pemenuhan indikator SPM ketidakrataan diberikan tenggang waktu 5 (lima) tahun dan pemenuhan indikator pagar rumija diberikan tenggang waktu paling lama 3 (tiga) tahun yang dilaksanakan secara bertahap. Pengawasan dan evaluasi SPM dilaksanakan oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).

Menindaklanjuti Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tersebut, BPJT mengeluarkan Keputusan Kepala BPJT No. 03/KPTS/BPJT/2006 tanggal 23 Mei 2006 tentang Pedoman Pemantauan dan Penilaian Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol yang mengatur tentang pedoman pengukuran pemenuhan SPM. Bentuk laporan pemenuhan SPM dan penyampaian laporan oleh Badan Usaha Jalan Tol dilakukan dua kali setahun dan harus disampaikan paling lambat setiap tanggal 10 bulan Februari dan Agustus.

Berikut adalah pencapaian SPM Jasa Marga pada tahun 2011.

Pencapaian SPM 13 ruas jalan tol tahun 2011 menunjukkan bahwa Perseroan, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, memenuhi semua indikator penilaian SPM sebagai berikut:1. Untuk Indikator Ketidakrataan, dengan

tolak ukur IRI ≤ 4m/km, ruas Jagorawi, Jakarta-Tangerang, Padaleunyi, Cipularang, Surabaya-Gempol, Semarang, Belmera dan Palikanci mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Ruas Pondok Aren-Ulujami dan Jakarta-Cikampek mengalami penurunan namun masih dalam batas yang dipersyaratkan.

2. Untuk Indikator Kekesatan dengan tolak ukur >0.33 µm, semua ruas mempunyai kekesatan diatas 0,33 µm dengan pencapaian antara 0,53-0,67.

3. Untuk Indikator Tidak Ada Lubang, semua ruas mencapai Zero Pothole.

4. Untuk Indikator Marka Jalan, Penerangan Jalan Umum Wilayah Perkotaan, serta Pagar Rumija, semua ruas mencapai 100%.

Pemenuhan SPM yang ditetapkan Badan Pengatur Jalan Tol merupakan komitmen Perseroan.

For the already operated toll roads, investors are given time to fulfill the SPM indicator of roughness in no longer than five (5) years and the SPM indicator of ROW fence in no longer than three (3) years, which are carried out gradually. The supervision and evaluation of SPM fulfillment is carried out by the Indonesian Toll Road Authority (BPJT – Badan Pengatur Jalan Tol).

Following up the above Regulation of the Minister of Public Works, BPJT issued a Decision of Chairman of BPJT No. 03/KPTS/BPJT/2006 dated 23 May 2006 on Guidelines on Supervision and Evaluation of the Fulfillment of Toll Road Minimum Level of Service, which regulates the guidelines for measuring the fulfillment of SPM. The report on SPM fulfillment is submitted by the investors twice a year not later than on the tenth day of February and August.

SPM accomplishments of the Company’s toll roads in 2011 are shown in the following table:

The accomplishment of 2011 SPM for the entire 13 operating toll road sections indicate that, similar to the previous years, the Company has fulfilled all SPM indicators as follows:1. For the Indicator of Roughness, with the

standard of IRI ≤ 4m/km, the scores of Jagorawi, Jakarta-Tangerang, Padaleunyi, Cipularang, Surabaya-Gempol, Semarang, Belmera and Palikanci improved from the previous year. The scores of Pondok Aren-Ulujami and Jakarta-Cikampek decreased yet still within the required range.

2. For the Indicator of Skid Resistance with the standard of > 0.33 µm, all sections have skid resistance above 0.33 µm with an accomplishment ranging from 0.53 to 0.67.

3. For the Indicator of Zero Pothole, all toll road sections accomplish Zero Pothole.

4. For the Indicator of Road Marking, Public Street Lighting in Urban Areas, and ROW Fence, all reach 100%.

SPM accomplishment regulated by Indonesian Toll Road Authority has always been the commitment of the Company.

RUAS Ketidakrataan Kekesatan TidakAdaLubang MarkaJalan PJU(Penerangan PagarRumija Keterangan

Jalan Umum) (Ruang Milik Jalan)

Section Roughness SkidResistance ZeroPothole RoadMarking PublicStreetLighting ROW(RightofWay)Fence Remark

IRI ≤ 4 m/km > 0,33 µm % % % %

2010 2011 2010 2011 2010 2011 2010 2011 2010 2011 2010 2011 2010 2011

1 Jagorawi 2,86 2,54 0,64 0,64 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Terpenuhi Fulfilled Terpenuhi Fulfilled

2 Jakarta-Cikampek 3,06 3,28 0,51 0,51 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Terpenuhi Fulfilled Terpenuhi Fulfilled

3 Jakarta-Tangerang

l Jakarta-Tangerang 3,11 3,07 0,40 0,40 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Terpenuhi Fulfilled Terpenuhi Fulfilled

l Pondok Aren-Ulujami 3,08 3,14 0,61 0,61 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Terpenuhi Fulfilled Terpenuhi Fulfilled

4 Cawang-Tomang-Cengkareng 3,21 2,74 0,72 0,63 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Terpenuhi Fulfilled Terpenuhi Fulfilled

5 Purbaleunyi

l Padalarang-Cileunyi 3,70 2,90 0,62 0,67 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Terpenuhi Fulfilled Terpenuhi Fulfilled

l Cipularang 3,43 3,24 0,63 0,53 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Terpenuhi Fulfilled Terpenuhi Fulfilled

6 Surabaya-Gempol 3,70 3,38 0,56 0,56 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Terpenuhi Fulfilled Terpenuhi Fulfilled

7 Semarang 3,21 2,89 0,55 0,48 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Terpenuhi Fulfilled Terpenuhi Fulfilled

8 Belmera 3,03 2,60 0,63 0,62 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Terpenuhi Fulfilled Terpenuhi Fulfilled

9 Palikanci 3,12 2,92 0,59 0,59 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Terpenuhi Fulfilled Terpenuhi Fulfilled

10 JORR 2,74 3,14 0,54 0,53 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Terpenuhi Fulfilled Terpenuhi Fulfilled

Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Jalan Tol Accomplishment of Toll Road Minimum Standard of Service



118 119




PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN

Selain memenuhi SPM Jasa Marga berupaya meningkatkan kualitas pelayanan secara terus menerus melalui modernisasi baik melalui sistem, peralatan dan perilaku kerja. Modernisasi pelayanan ini akan terus dikembangkan sebagai wujud komitmen Perseroan terhadap peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

Selama tahun 2011 Perseroan telah melakukan upaya-upaya modernisasi dalam meningkatkan pelayanan kepada konsumen sebagai berikut:

l PENINGKATAN PELAYANAN TRANSAKSI Pelayanan Transaksi bertujuan untuk

memberi kelancaran pada proses pelayanan kepada pengguna jalan, kontrol atas pelaksanaan transaksi, proses pengamanan dan pengadministrasian pendapatan tol serta proses pendukung lainnya. Selama tahun 2011 Perseroan telah melakukan beberapa langkah strategis dan inovatif berkaitan dengan layanan transaksi yaitu:

n Pemindahan Gerbang Tol Taman Mini Utama ke Cimanggis untuk Jalan Tol Jagorawi

Perseroan melakukan relokasi Gerbang Tol Taman Mini Utama ke lokasi di Cimanggis. Relokasi gerbang tersebut adalah untuk memindahkan barrier traffic yang semula ada di Taman Mini menjadi di Cimanggis. Hal ini dilakukan karena:o Kapasitas Gerbang Tol Taman Mini

Utama (Keluar) untuk jangka panjang sudah tidak mampu lagi melayani beban lalu lintas yang ada sehingga berdampak terjadinya antrian kendaraan yang panjang di gerbang.

o Keterbatasan lahan di lokasi Gerbang Tol Taman Mini Utama, menyebabkan tidak dimungkinkannya untuk menambah jumlah gardu operasi.

o Terlalu dekatnya lokasi Gerbang Tol Taman Mini Utama dengan akses keluar tol di samping Kantor Pusat

Jasa Marga yang menyebabkan sulitnya melakukan manuver bagi kendaraan yang akan keluar di akses tersebut karena pendeknya weaving area.

Jumlah gardu di Gerbang Tol Cimanggis Utama menjadi 23 gardu yang terdiri dari 18 gardu melintang dan 5 gardu lurus. Jumlah tersebut lebih banyak dari Gerbang Tol Taman Mini Utama yang mempunyai gardu sebanyak 12 buah. Gerbang tersebut didisain dengan sudut 45 derajat dari badan jalan tol. Pembangunan dengan pola disain tersebut adalah merupakan inovasi Perseroan untuk mengatasi terbatasnya lahan untuk pembangunan gerbang tol di daerah tersebut.

Pengoperasian gerbang tol ini telah dilakukan pada pukul 00:00 tanggal 13 Januari 2011. Pengoperasian Gerbang Tol Cimanggis Utama sekaligus juga merubah sistem transaksi. Kendaraan yang berasal dari Ciawi, Bogor, Sentul, Cibinong, Gunung Putri, dan Cimanggis

IMPROVEMENT IN THE QUALITY OF SERVICES

Apart from fulfilling SPM, Jasa Marga continuously improves service quality by means of modernization of system, equipment as well as work conduct. Modernization of services will be continually developed as the realization the Company’s commitment to the improvement of services to the community.

In 2011, the Company has conducted the modernization efforts in order to improve its services to the customers. The modernization efforts carried out were as follows:

l IMPROVEMENT IN TRANSACTION SERVICES

Transaction Services are intended to smoothen the service process to toll road users, control the transaction implementation, secure and administer toll revenues along with other supporting process. In 2011, the Company has conducted strategic and innovative actions related to transaction services which among others included:

n Relocation of Taman Mini Main Toll Gate to Cimanggis on Jagorawi Toll Road

The Company relocated Taman Mini Main Toll Gate to new location in Cimanggis. The toll gate relocation was intended to move traffic barrier from previously Taman Mini to Cimanggis. This was conducted with the following reasons:o Taman Mini Main Toll Gate (exit) had

no longer the capacity required to cater for the load of traffic for a long-term period hence resulting in the long queuing of vehicles at toll gate.

o Limited land space at the location of Taman Mini toll gate made adding more operating booths impossible.

o Taman Mini Main Toll Gate was located too close to the exit beside

Jasa Marga head office, leading to the difficulty for vehicles to exit due to short weaving area.

With 23 toll booths consisting of 18 booths positioned diagonally and 5 booths positioned vertically, Cimanggis Main Toll Gate offers more operating booths than the previous Taman Mini Main Toll Gate with merely 12 booths. The toll booths are constructed at an angle of 45 degrees against toll road bed. Constructing the booths with such design is the Company’s innovation to overcome the limited land to construct more booths in that area.

This toll gate has started to operate on 13 January 2011 at 00:00. The operation of Cimanggis Main Toll Gate is also accompanied by the change in transaction system. Vehicles from Ciawi, Bogor, Sentul, Cibinong, Gunung Putri, and Cimanggis previously making the



Gerbang Tol Cimanggis Utama, Jalan Tol Jagorawi.Cimanggis Main Toll Gate, Jagorawi Toll Road.

120 121




yang biasa melakukan pembayaran di Gerbang Tol Taman Mini atau Pasar Rebo, kini dilakukan di Gerbang Tol Cimanggis Utama dengan sistem transaksi tertutup. Adapun kendaraan yang berasal dari Cimanggis-Cibubur menuju ke Cawang, dan keluar di Pintu Keluar Pasar Rebo, Taman Mini atau di UKI, menggunakan sistem transaksi terbuka yaitu hanya satu kali transaksi, dengan tarif yang diberlakukan sebesar Rp 2.000 untuk kendaraan Golongan 1. Sedangkan untuk arah sebaliknya, sistem pembayaran tolnya tidak mengalami perubahan.

n Pemindahan Gerbang Tol Pondok Gede Timur ke Cikarang untuk Jalan Tol Jakarta-Cikampek

Perseroan juga telah melakukan pemindahan Gerbang Tol Pondok Gede Timur ke daerah Cikarang pada pukul 00:00 tanggal 02 Maret 2011. Pembangunan gerbang baru tersebut telah dimulai sejak tahun 2010. Pemindahan ini dilakukan karena volume lalu lintas transaksi di Gerbang Tol Pondok Gede Timur arah ke Cikampek sangat padat dan hanya dilayani oleh 8 gardu tol. Penambahan lajur gardu untuk meningkatkan pelayanan di Gerbang Tol Pondok Gede Timur tidak dimungkinkan karena ketidaktersediaan lahan.

Melihat kondisi tersebut serta memperhitungkan rencana sistem transaksi pada jaringan jalan Jakarta dan sekitarnya pada saat pengoperasian Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta 2 (JORR 2), maka telah diusulkan kepada Menteri Pekerjaan Umum melalui surat No. AA.PR01.1634 tanggal 20 Oktober 2006 dan surat ke Direktur Jenderal Bina Marga No. AA.PR01.187 tanggal 06 Februari 2007 untuk dilaksanakan perubahan sistem transaksi ruas Cawang-Cikarang, sebagai berikut:o Memindahkan gerbang tol barrier

Pondok Gede Timur ke Km 29+200

o Merubah sistem transaksi pada ruas Cawang-Cikarang, dari tertutup menjadi terbuka dengan tarif merata.

Pengoperasian Gerbang Tol Cikarang Utama diharapkan dapat mengurai kemacetan yang sebelumnya sering terjadi di Gerbang Tol Pondok Gede Timur.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 49/KPTS/M/2011 tentang Penetapan Perubahan Sistem Pengumpulan Tol pada Seksi Jakarta Interchange-Cikarang Barat dan Tarif Tol pada Ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek, maka ditetapkan perubahan sistem pengumpulan tol dengan 1 (satu) kali transaksi pada Seksi Jakarta IC-Cikarang Barat Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Dengan berlakunya Keputusan Menteri ini, maka Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 398/KPTS/M/2010 sepanjang tidak bertentangan dengan Keputusan Menteri ini dinyatakan tetap berlaku. Berdasarkan SK Menteri ini, maka akan dilakukan perubahan sistem transaksi di beberapa ruas tol di Jalan Tol Jakarta-Cikampek.

Perubahan sistem transaksi ini diberlakukan dari arah Jakarta sampai dengan Cikarang. Bila sebelumnya kendaraan dari arah Jakarta menuju Bekasi Barat, Bekasi Timur, Tambun, Cibitung dan Cikarang atau sebaliknya menggunakan sistem tertutup, dimana pengguna jalan tol mengambil tiket masuk di Gerbang Tol Pondok Gede Timur dan akan membayar tarif tol yang berbeda sesuai asal gerbang, maka setelah Gerbang Tol Cikarang Utama dioperasikan, akan diberlakukan sistem terbuka dan dikenakan tarif merata antara Jakarta (Cawang) sampai dengan Cibitung. Penghitungan tarif merata ini berdasarkan tarif perjalanan rata-rata antara Jakarta sampai dengan Cibitung. Dengan ditetapkannya tarif

payment at Taman Mini or Pasar Rebo Toll Gate, now make the toll transaction at Cimanggis Main Toll Gate applying close transaction system. Meanwhile, for vehicles from Cimanggis-Cibubur heading toward Cawang exiting at Pasar Rebo, Taman Mini or UKI, open transaction system is implemented with only one transaction at the tariff of Rp 2,000 for vehicles of Class 1. There is no change in the toll payment system for the opposite direction.

n Relocation of Pondok Gede Timur Toll Gate to Cikarang on Jakarta-Cikampek Toll Road

The Company also relocated Pondok Gede Timur Toll Gate to a new location in Cikarang starting from 02 March 2011 at 00:00. The construction of the new gate began in 2010. The relocation was conducted since traffic volume at Pondok Gede Timur Toll Gate to Cikampek direction was highly congested and the transactions were facilitated by merely 8 toll booths while providing additional booths to improve the services at Pondok Gede Timur Toll Gate was not possible as there was no space available.

Given the above condition and the transaction system plan on road network in Jakarta and its surrounding areas when Jakarta Outer Ring Road 2 (JORR 2) Toll Road is operated, the Company has proposed to the Minister of Public Works through letter No. AA.PR01.1634 dated 20 October 2006 and to the Director General of Bina Marga (Highways) through letter No. AA.PR01.187 dated 06 February 2007 to implement a change in transaction system on Cawang-Cikarang Section as follows:o Relocating toll gate barrier Pondok

Gede Timur to Km 29+200

o Shifting transaction system on Cawang-Cikarang Section from close to open system with one flat tariff.

The operation of Cikarang Main Toll Gate is expected to reduce congestion on frequently occurs on Pondok Gede Timur Toll Gate.

Based on the Decision of the Minister of Public Works No. 49/KPTS/M/2011 on the Decision of Change in Toll Collection System on Jakarta Interchange-Cikarang Barat Section and Toll Tariff on Jakarta-Cikampek Toll Road, the toll collection system on Jakarta IC-Cikarang Barat Section of Jakarta-Cikampek Toll Road has changed to one (1) time transaction. As the Decision of the Minister becomes effective, the Decision of the Minister of Public Works No. 398/KPTS/M/2010 remains in force as long as it is not in contradiction with the above Decision of the Minister. Based on the latest Decision of the Minister mentioned above, there is a change in the transaction system on certain sections of Jakarta-Cikampek Toll Road.

The change in transaction system is applied for vehicles heading from Jakarta until Cikarang. Previously, vehicles from Jakarta heading to Bekasi Barat, Bekasi Timur, Tambun, Cibitung and Cikarang and vice versa use the close system, which allows toll road users take entrance ticket at Pondok Gede Timur Toll Gate and pay different toll tariff based on entrance gate. With the operation of Cikarang Main Toll Gate, open system is implemented with flat tariff between Jakarta (Cawang) and Cibitung. The calculation of flat tariff is based on average tariff for traveling between Jakarta and Cibitung. The



122 123




merata ini diharapkan akan mereduksi kepadatan kendaraan yang biasanya terpusat di satu gerbang yaitu Pondok Gede Timur. Sedang untuk kendaraan yang akan ke arah Karawang, Cikampek, Bandung dan Cileunyi atau sebaliknya tetap dikenakan tarif tol sesuai asal gerbang (jarak tempuh).

Gerbang Tol Cikarang Utama ini memiliki 32 gardu tol yang terdiri dari 11 gardu masuk (entrance) dan 21 gardu keluar (exit). Berbeda dengan gardu entrance di gerbang tol lainnya, seluruh gardu entrance di gerbang tol ini merupakan Gardu Tol Otomatis (GTO) yang dioperasikan tanpa petugas (seperti di beberapa gardu tol entrance di Gerbang Tol Pasteur pada Jalan Tol Purbaleunyi). Dengan demikian, pengguna jalan tol yang akan ke arah Cikampek dan Bandung, ketika memasuki gardu tol ini tinggal mengambil kartu tanda masuk di sebuah mesin tol yang sudah disediakan. Sedang di gardu keluar masih ada petugas untuk melayani pembayaran tol.

transaksi pembayaran di gerbang tol. Dengan menggunakan e-Toll Card, pengguna jalan tol hanya memerlukan waktu transaksi selama dua detik dan membantu pengguna jalan dalam kendala penyediaan uang kecil. e-Toll Card diperkenalkan sejak tahun 2009 dan saat ini e-Toll Card telah dapat digunakan secara penuh pada tiga ruas jalan tol Perseroan yaitu: Ruas Dalam Kota Jakarta, Ruas Prof. Dr. Ir. Sedyatmo (Bandara) dan Ruas JORR. Untuk ruas yang menggunakan sistem terbuka pada Jalan Tol Jakarta-Cikampek dan Jagorawi juga telah menggunakan e-Toll Card. Selain itu beberapa operator jalan tol lainnya juga telah menggunakan e-Toll Card, sehingga manfaat e-Toll Card selain mudah dan efisien, penggunaanya juga terintegrasi tidak hanya untuk operator ruas jalan tol tertentu.

Perseroan merencanakan akan mengimplementasikan penggunaan e-Toll Card pada seluruh ruas jalan tol Perseroan pada tahun 2012.

Sampai dengan akhir tahun 2011 jumlah transaksi pengguna jalan tol yang menggunakan e-Toll Card pada ruas jalan tol Perseroan yang telah menggunakan e-Toll Card adalah sebagai berikut:

implementation of flat tariff is expected to reduce traffic congestion that usually focuses on one gate, i.e. Pondok Gede Timur. For vehicles heading to Karawang, Cikampek, Bandung and Cileunyi or vice versa still pay toll tariff based on entrance gate (travel distance).

Cikarang Main Toll Gate is operated with 32 toll booths consisting of 11 entrance booths and 21 exit booths. Different from entrance booths at other toll gates, all entrance booths at this toll gate are automated toll booth (GTO – Gardu Tol Otomatis) that is operated without toll collector (GTO is also implemented at several entrance booths at Pasteur Toll Gate on Purbaleunyi Toll Road). Thus, all the toll road users heading to Cikampek and Bandung need to do when entering the toll booth is just take the entrance ticket from a machine provided. At exit gate, toll payment is still catered for by the toll collectors.

toll gate more efficient. By using the e-Toll Card, toll road users need only two seconds for toll payment while at the same time provides the ease of non-cash transaction. Introduced in 2009, Currently, the e-Toll Card is fully implemented on three of the Company’s toll roads, namely Jakarta Inner Ring Road, Prof. Dr. Ir. Sedyatmo (Airport) and JORR. The sections applying open system on Jakarta-Cikampek and Jagorawi Toll Roads have also implemented e-Toll Card. Moreover, other toll road operators have also implemented the use of e-Toll Card, so apart from being easy and efficient as the benefits of e-Toll Card, the users also benefit from its system that is integrated to more than one toll road operator.

The Company plans to implement the use of e-Toll Card on all of its toll roads in 2012.

Up to the end of 2011, the number of transactions of toll road users using e-Toll Card on the sections that have implemented the system is as follows:Jumlah Gardu Gerbang Utama Jalan Tol Jagorawi dan Jakarta-Cikampek Sebelum dan

Sesudah Relokasi Number of Toll Booths at Main Toll Gates on Jagorawi and Jakarta-Cikampek Toll Roads Before and After Relocation

Sebelum Relokasi Sesudah Relokasi

Jalan Tol BeforeRelocation AfterRelocation

Toll Road Gerbang Tol Jumlah Gardu Gerbang Tol Jumlah Gardu

TollGate NumberofBooths TollGate NumberofBooths

Jagorawi Taman Mini Utama 12 Cimanggis Utama 23

Jakarta-Cikampek Pondok Gede Timur 25 Cikarang 32

Jumlah Transaksi dengan Menggunakan e-Toll Card Number of Transactions Using e-Toll Card

30.000.000

25.000.000

20.000.000

15.000.000

10.000.000

5.000.000

0

4.005.148

14.192.755

24.622.309

2009 2010 2011

n Memperluas Implementasi Penggunaan e-Toll Card dan Kartu Tanda Masuk Elektronik Serta Peluncuran e-Toll Pass

Layanan transaksi dengan menggunakan e-Toll card merupakan salah satu wujud bukti upaya modernisasi yang dilakukan Jasa Marga. Penggunaan e-Toll Card sangat membantu mengefisiensi waktu

n Expansion of e-Toll Card Usage, Electronic Entrance Ticket, and the Launch of e-Toll Pass

The implementation of e-Toll Card in transaction service is one of the realizations of modernization efforts carried out by Jasa Marga. The use of e-Toll Card makes transaction time at



124 125




Selain itu Perseroan juga mulai menggunakan Kartu Tanda Masuk Elektronik (KTME) seiring dengan pemindahan gerbang di Jalan Tol Jagorawi dan Jakarta-Cikampek. Penggunaan KTME ini dapat mempercepat waktu transaksi karena petugas pengumpul tol pada gerbang keluar tidak membedakan warna tiket untuk mengetahui asal gerbang tol pengguna jalan tol ketika melayani pembayaran tol seperti halnya apabila menggunakan kartu tanda masuk manual.

Pada tahun 2011 Perseroan bersama Bank Mandiri sebagai partner dalam penyediaan e-Toll Card menghadirkan inovasi baru dalam pembayaran jalan tol dengan meluncurkan e-Toll Pass. Inovasi ini dapat mempermudah transaksi pembayaran tol serta mampu mengurangi kemacetan. Dengan menggunakan e-Toll Pass, pengguna jalan tol tidak perlu menghentikan kendaraan dan membuka kaca mobil untuk bertransaksi. Pengemudi cukup melintaskan kendaraannya ke gerbang tol dengan kecepatan 10 km/jam, maka sensor di gerbang akan langsung membaca kartu e-Toll Card yang terpasang di on board unit (OBU) pada dashboard mobil. Setelah terdengar bunyi “bip-bip” di OBU, transaksi selesai dan palang pintu gardu tol akan terbuka.

PENINGKATAN PELAYANAN LALU LINTAS

Peningkatan pelayanan lalu lintas bertujuan untuk mewujudkan kondisi lalu lintas yang lancar, aman dan nyaman. Untuk mewujudkan hal tersebut Perseroan telah melakukan penyediaan layanan Traffic Information Center, Penambahan Variable Message System, Penambahan CCTV, serta Penambahan Armada Pelayanan Lalu Lintas.

Selama tahun 2011 beberapa peningkatan pelayanan lalu lintas yang telah dilakukan oleh Perseroan.

l Jasa Marga Traffic Information Center Pembentukan Jasa Marga Traffic

Information Center (JMTIC) didasarkan atas semakin tingginya tuntutan pengguna jalan tol akan informasi kondisi lalu lintas di ruas jalan tol dan pusat pengaduan secara terpadu di seluruh ruas tol yang dioperasikan Jasa Marga. Kebutuhan Pengguna Jalan Tol akan informasi kondisi lalu lintas dan pusat pengaduan menjadi tidak lagi sepotong-sepotong ruas jalan tol, informasi yang dibutuhkan berupa kondisi ruas jalan tol secara menyeluruh, dan pengaduan konsumen juga dapat terpusat, sehingga pada tahun 2008 dibentuklah unit JMTIC, yang melayani kebutuhan informasi seluruh ruas jalan tol dan pusat pengaduan konsumennya.

Pemusatan informasi kondisi jalan tol dan pengaduan konsumen melalui Jasa Marga Traffic Information Center memudahkan terkendalinya sistem informasi pada satu tempat, sehingga informasi lalu lintas secara real time dan penyampaian keluhan/saran pada seluruh ruas jalan tol yang dikelola Perseroan dapat diakses oleh masyarakat umum hanya dengan menekan satu nomor Call Center yaitu JMTIC 021-80880123. Selain menyediakan Layanan Call Center, JMTIC juga menyediakan akses kepada pengguna jalan tol melalui website yaitu www.jasamargalive.com, lalu untuk mempermudah pelayanan untuk pengguna smartphone dapat mengakses m.jasamargalive.com sebagai sumber informasi kondisi lalu lintas jalan tol terkini. JMTIC selain sebagai pusat pengaduan konsumen dirasakan semakin meningkat peranannya seiring bertambahnya volume lalu lintas jalan tol yang dikelola oleh Perseroan.

Besides that, the Company has also started to implement Electronic Entrance Ticket (KTME – Kartu Tanda Masuk Elektronik) as an accompanying activity of toll gate relocation on Jagorawi and Jakarta-Cikampek Toll Roads. The use of KTME is able to speed up transaction time, as when toll road users make toll payment, toll collector at exit gate no longer identifies the ticket’s color to determine toll road users’ entrance gate, which is how transaction works using manual entrance ticket.

In 2011, the Company in cooperation with Bank Mandiri as the partner in the provision of e-Toll Card has presented an innovation in toll payment by launching e-Toll Pass. Apart from providing the ease in transaction even further, the innovation also enables to reduce congestion. By using e-Toll Pass, toll roads users are not required to stop the vehicle and open the windshield for making toll transaction. Drivers are only required to pass the toll gate at the speed of 10 km/hour, and the sensor at the gate will read the e-Toll Card installed in the on board unit (OBU) on the car’s dashboard. After the sound “beep-beep” in OBU, transaction is completed and barrier will open.

IMPROVEMENT IN TRAFFIC SERVICES

Improvement in traffic services is intended to bring the traffic condition that is smooth, safe and comfortable. To realize it, the Company has provided the service of Traffic Information Center, as well as additional Variable Message System, CCTV, along with Fleets of Traffic Services.

In 2011, the Company has conducted numerous improvements in traffic services.

l Jasa Marga Traffic Information Center The establishment of the Company’s

Traffic Information Center also known as Jasa Marga Traffic Information Center (JMTIC) was based on toll road users’ ever increasing demand for information on traffic condition on toll roads and integrated call center for all toll roads operated by Jasa Marga. To cater toll road users’ need for information on traffic condition and call center that is integrated, complete and centralized, the Company established JMTIC unit in 2008. JMTIC serves the need for information on all the Company’s toll roads along with the call center for handling customers’ complaints.

Centralization of information in toll road condition and call center establishment through Jasa Marga Traffic Information Center facilitates the controlled information system hence toll road users are able to seek real time traffic information and make complaints/suggestions on all toll roads operated by the Company by simply accessing one call center namely JMTIC at 021-80880123. Apart from providing call center service, JMTIC also provides toll road users with real time traffic information over the internet at www.jasamargalive.com whereas the smartphone users may access m.jasamargalive.com for real time information on traffic condition on toll roads. The role of JMTIC as call center has now become even more important with the increase in the traffic volume of toll roads operated by the Company.



126 127




l Penambahan jumlah Closed Circuit Television (CCTV)

Pemasangan CCTV di jalan tol membantu dalam memberikan informasi secara real time kepada pengguna kendaraan mengenai kondisi jalan tol. Pemasangan CCTV dilakukan titik-titik rawan kemacetan dan tempat strategis lainnya. CCTV yang dipasang tersebut terintegrasi seluruhnya dengan menggunakan IP Camera (Internet Protocol Camera) dan wireless LAN (Local Area Network).

Selain itu CCTV juga membantu dalam hal mempercepat penanganan gangguan lalu lintas, sehingga membantu mengurangi panjang kemacetan, serta mengurangi frekuensi observasi patroli.

Sampai dengan akhir tahun 2011 Perseroan telah memasang CCTV sebanyak 200 buah dengan kondisi baik.

Pemasangan CCTV di jalan tol yang dikelola oleh Perseroan adalah sebagai berikut:

l Additional Closed Circuit Television (CCTV) Installed CCTV on toll roads helps to

provide real time information on traffic condition to toll road users. CCTVs are installed on spots prone to congestion as well as other strategic spots. All installed CCTVs are integrated by using IP Camera (Internet Protocol Camera) and wireless LAN (Local Area Network).

In addition, CCTV also helps to speed up the handling of traffic disturbance, hence reducing the long queuing of vehicles and reducing the frequency of patrol observation.

Until the end of 2011, the Company has installed 200 CCTVs all in good condition.

The Company has installed CCTV its toll roads as follows:

n Penambahan Variable Message System (VMS)

VMS atau rambu elektronik adalah satu upaya modernisasi Perseroan dalam meningkatkan pelayanan kepada pengguna jalan. Dengan VMS pengguna jalan dapat mengetahui informasi jalan tol terkini atau secara

real time kondisi lalu lintas di jalan tol yang bersangkutan dan jaringan jalan tol lainnya yang terhubung. VMS dipasang di lokasi-lokasi strategis jalan tol yang dioperasikan Perseroan.

Selama tahun 2011, jumlah VMS di jalan tol Perseroan mencapai 22 buah atau meningkat dari jumlah VMS pada tahun 2010 yaitu sebanyak 11 buah.

Berikut adalah VMS yang telah terpasang di jalan tol yang dioperasikan Perseroan:

n Additional Variable Message System (VMS) VMS, an electonic traffic sign, is one of the

Company’s modernization efforts to keep improving its services to toll road users. Through the VMS, toll road users are able to have real time information on traffic

condition on the toll road they are taking as well as other connected toll roads. VMS are installed on strategic locations on toll roads operated by the Company.

In 2011, the Company has installed 22 VMS on its toll roads, which increased from that of 2010 with only 11 VMS.

VMS installed by the Company on its toll roads as follows:

Tabel Jumlah CCTV Number of CCTV Table

No. Lokasi Location Jumlah CCTV NumberofCCTV

1 Jagorawi 14

2 Jakarta-Tangerang 15

3 Dalam Kota Jakarta (JIRR) 20

4 Belmera 12

5 Surabaya-Gempol 15

6 Jakarta-Cikampek 31

7 Purbaleunyi 37

8 Palikanci 17

9 Semarang 14

10 Lingkar Luar Jakarta (JORR) 18

11 Suramadu 7

TOTAL 200

Tabel Jumlah VMS Number of VMS Table

No. Lokasi Location Jumlah VMSNumberofVMS

1 Cawang-Tomang-Cengkareng 10

2 Jakarta-Cikampek 3

3 Jagorawi 4

4 Jakarta-Tangerang 1

5 JORR 4

TOTAL 22

n Pemasangan Remote Traffic Microwave Sensor (RTMS)

Sejak tahun 2011 JMTIC diperlengkapi alat RTMS. Remote Traffic Microwave Sensor (RTMS) adalah sensor kecepatan dan kepadatan kendaraan pada segmen jalan tol sebagai alat bantu sumber informasi kondisi lalu lintas pada Jasa Marga Traffic Information Center. Tahun 2011 JMTIC memonitor 21 RTMS dan akan menambah 5 unit pada tahun 2012.

n Penambahan Armada Pelayanan Lalu Lintas

Perseroan mempunyai komitmen untuk memberikan pelayanan secara maksimal kepada pengguna jalan ketika berada di jalan tol. Saat ini Perseroan memiliki armada pelayanan berupa: o Ambulans, 21 unit.o Mobil derek, 76 unit.o Mobil Patroli Jalan Raya, 46 unit.o Mobil Patroli Internal, 53 unit.o Mobil Penyelamatan, 13 unit.o Alat Berat, 1 unit.

n Remote Traffic Microwave Sensor (RTMS)

Since 2011, JMTIC is equipped with a device called RTMS (Remote Traffic Microwave Sensor). RTMS is a sensor for vehicles speed and congestion on toll road segment and it provides Jasa Marga Traffic Information Center with additional facilities for information on traffic condition. In 2011, JMTIC is equipped with 21 RTMS and will have additional 5 units in 2012.

n Additional Fleet of Traffic Services The Company is committed to providing

maximum services to toll road users while traveling on toll roads. Presently, the Company has the following fleet of service vehicles: o Ambulance, 21 units.o Tow Truck, 76 units.o Highway Patrol Vehicle, 46 units.o Internal Patrol Vehicle, 53 units.o Rescue Vehicle, 13 units.o Multi-purpose Vehicle, 1 unit.



128 129




Armada ini siap selama 24 jam untuk memberikan pelayanan kepada pengguna jalan tol dan siap secara cepat dalam menangani gangguan lalu lintas yang mungkin terjadi di jalan tol. Perseroan juga membangun Pos Pantau pada lokasi-lokasi di jalan tol dimana armada tersebut stand by dan siap segera apabila dibutuhkan.

PENINGKATAN PELAYANAN KONSTRUKSI

Pelayanan Konstruksi bertujuan mengoperasikan jalan tol dengan kondisi jalan yang memberi keamanan, kelancaran dan kenyamanan bagi pengguna jalan tol. Perseroan melakukan program pemeliharaan periodik jalan tol untuk memberikan pelayanan dari segi kondisi jalan dan program peningkatan kapasitas untuk memberikan pelayanan terhadap kecepatan tempuh rata-rata dalam menggunakan jalan tol.

n Peningkatan Kualitas Jalan Melalui Pelaksanaan Program Scrapping Filling dan Overlay

Selama tahun 2011 Perseroan melakukan program pekerjaan scrapping filling dan overlay pada ruas jalan tol yang dimiliki oleh Perseroan. Scrapping Filling dilakukan di ruas Jalan Tol Belmera, sementara untuk overlay atau lapis ulang dilakukan secara periodik dan tahun lalu dilakukan di ruas-ruas Jalan Tol Cawang-Tomang-Cengkareng, Jagorawi, JORR, Ulujami-Pondok Aren, Jakarta-Tangerang, Padaleunyi, Jakarta-Cikampek, Semarang, dan Surabaya-Gempol.

Program-program tersebut dilakukan untuk memelihara kondisi jalan yang prima bagi pengguna yang indikatornya dapat diukur melalui kekesatan, ketidakrataan dan kondisi visual jalan.

Kekesatan dimaksudkan untuk mengetahui gambaran tingkat pelayanan perkerasan dalam kaitannya dengan keselamatan pengguna jalan (makin besar nilai kekesatan, makin aman terhadap terjadinya gelincir).

Ketidakrataan merupakan gambaran profil memanjang perkerasan. Pada jalan raya ketidakrataan merupakan ekspresi ketidaknyamanan berkendaraan. Pengaruh ketidakrataan dapat menimbulkan goncangan akibat profil memanjang yang tidak rata, bahkan akan sangat membahayakan keselamatan pengguna jalan.

Kondisi visual jalan mencakup jenis dan kuantitas kerusakan yang biasanya terjadi seperti alur, retak, amblas, pelepasan butir, gelombang/keriting, lubang, kerusakan tepi dan tambalan.

Selama tahun 2011, berdasarkan survey yang telah dilakukan, upaya Perseroan untuk melakukan program scrapping-filling dan overlay telah menghasilkan kinerja teknis semua ruas jalan tol yang dimiliki Perseroan memenuhi semua parameter tersebut diatas.

The fleet is in service around the clock to provide the services to toll road users and is ready to handle possible traffic disturbances on toll roads promptly. The Company has also established monitoring posts on toll road locations where the fleet stands by and immediately responds whenever needed.

IMPROVEMENT IN CONSTRUCTION SERVICES

Construction Services are aimed at operating toll roads with the condition that provides safety, smoothness, and comfort to toll road users. The Company conducts the program of toll road periodic maintenance to provide the service in the aspect of road condition and the program of capacity increase to facilitate average travel speed on toll roads.

n Periodic Maintenance by Scrapping-Filling and Overlay on All Toll Road Sections

In 2011, the Company has conducted the work of scrapping-filling and overlay on its operating toll road. Scrapping Filling was carried out on Belmera Toll Road, while overlay, which is carried out periodically, was carried out on Cawang-Tomang-Cengkareng, Jagorawi, JORR, Ulujami-Pondok Aren, Jakarta-Tangerang, Padaleunyi, Jakarta-Cikampek, Semarang, and Surabaya-Gempol Toll Roads.

The said programs were carried out to maintain roads to be at their prime condition for toll road users, and the road condition is indicated by the measurements of skid resistance, roughness as well as roads visual condition.

Skid resistance is used to measure the level of service from the condition of pavement, which suggests road users’ safety (the higher the score the safer from slipping).

Roughness represents the description of longitudinal profile of pavement. On road, roughness expresses vehicle ride discomfort. The effect of roughness may result in shake due to uneven longitudinal profile, which will even endanger the safety of toll road users.

Road visual condition includes the type and quantity of the damage usually appearing, such as rutting, crack, depression, raveling, wave/corrugation, pothole, edge crack and patch.

Throughout the year 2011, based on the survey that has been conducted, the Company’s maintenance program by conducting scrapping-filling and overlay activities has resulted in the technical performance for all sections of toll roads operated by the Company fulfilling the each of the parameter mentioned above.



JalanTolProf.Dr.Sedyatmo.Prof.Dr.SedyatmoTollRoad.

130 131




n Peningkatan Kapasitas pada Ruas Jalan Tol dengan Rasio V/C ≥ 0,8

Perseroan perlu melakukan program peningkatan kapasitas pada bagian ruas-ruas jalan tol yang rasio volume/kapasitas (V/C) nya telah mencapai ≥ 0,8 yang berakibat menurunnya kecepatan tempuh pengguna jalan dalam menggunakan jalan tol.

Pada ruas-ruas jalan tol yang waktu tempuhnya menurun mengindikasikan bahwa rasio volume kapasitas ruas tersebut telah tinggi dan Perseroan perlu melakukan program peningkatan kapasitas pada ruas jalan tol tersebut.

Selama tahun 2011 program peningkatan kapasitas dilakukan pada ruas-ruas jalan tol Perseroan sebagai berikut:

TEMU PELANGGAN DAN FORUM DISKUSI JALAN TOL

Penyelenggaraan acara ini merupakan ajang silaturahmi antara pengguna jalan tol, mitra kerja, masyarakat sekitar jalan tol dengan Jasa Marga. Selain itu sebagai bentuk sosialisasi bagi pengguna jalan tol tentang Jasa Marga mengenai ketentuan dan peraturan lalu lintas di jalan tol, saran dan masukan serta umpan balik untuk perbaikan kinerja pelayanan Jasa Marga kedepan yang lebik baik lagi.

Hal-hal yang menjadi keluhan pelanggan menjadi perhatian serius dan masukan yang berharga bagi Perseroan. Perseroan secara aktif melakukan temu pelanggan dan forum diskusi yang bertujuan untuk mendapat masukan termasuk kritik atas pelayanan jalan tol yang diberikan selama ini. Hasil dari temu pelanggan tersebut menjadi bahan evaluasi dan tindak lanjut dalam meningkatkan pelayanan kepada pelanggan.

Selama tahun 2011 di level Cabang serta Kantor Pusat telah dilakukan beberapa Temu Pelanggan dan forum diskusi dengan mengundang pengguna jalan tol, perusahaan angkutan barang dan penumpang, dinas/instansi terkait, Organda, Mitra Kerja, Media elektronik, serta Media cetak sebagi stakeholders Perseroan.

SURVEY KEPUASAN PELANGGAN

Survei Kepuasan Pelanggan dilakukan di seluruh ruas tol milik Jasa Marga dengan melibatkan 2.270 responden yang meliputi Pelanggan Jalan Tol di Jagorawi, Cawang-Tomang-Cengkareng dan Prof. Dr. Sedyatmo, Jakarta-Cikampek, Jakarta-Tangerang, Purbaleunyi, Palikanci, Semarang, Surabaya dan Belmera. Dalam Survey tersebut responden ditanyai kepuasannya mengenai berbagai aspek, seperti kondisi jalan, penerangan jalan, pelayanan di gardu tol, rest area, layanan mobil derek, patroli, tarif, dan lain-lain.

n Capacity Increase on Sections of Toll with V/C Ratio ≥ 0.8

The Company is required to carry out capacity increase program on toll road sections whose ratio of volume/capacity (V/C) have reached ≥ 0.8 causing the slowing down of travel speed of the toll road users.

The slower travel speed on certain section indicates the increasing ratio of volume to capacity and the Company is required to increase the capacity on that section.

In 2011, the Company’s programs to increase capacity were conducted on the following sections of its toll roads:

CUSTOMER GATHERING AND TOLL ROAD DISCUSSION FORUM

The event is held as a means to nurture good relationship between toll road users, business partners and toll road surrounding community and Jasa Marga. It is also a way of socializing the Company along with traffic rules and regulations to toll road users, and obtaining suggestions and feedbacks for the Company’s improved service performance in the future.

Complaints made by toll road users as its customer have always been attended seriously and are considered valuable input to the Company. The Company actively holds customer gathering and discussion forum aimed at receiving inputs and criticism on the toll road services it provides. The results of the gathering serve as evaluation material and are followed up so that the Company is able to improve its services to the toll road users

In 2011, at the level of Branch and Head Offices, the Company has held several Customer Gatherings and discussion forum participated by toll road users, goods and passengers transportation companies, related offices/instances, Organda (Organization of Land Transportation Operators), business partners, electronic and printed media as the stakeholders of the Company.

CUSTOMER SATISFACTION SURVEY Customer Satisfaction Survey was conducted for all Jasa Marga’s operating toll roads with a total of 2,270 respondents consisting of toll road users of Jagorawi, Cawang-Tomang-Cengkareng and Prof. Dr. Sedyatmo, Jakarta-Cikampek, Jakarta-Tangerang, Purbaleunyi, Palikanci, Semarang, Surabaya and Belmera Toll Roads. The survey asked respondents satisfaction concerning various aspects such as road condition, road lighting, service at toll booth, rest area, tow truck service, patrol service, tariff, etc.

Ruas Jalan Tol Toll Road Section Program Program

Padalarang-Cileunyi Penambahan Lajur pada Ruas Padalarang-Pasteur (KM 122+400 – KM 126+700) Jalur A dan B Additional Lane on Padalarang-Pasteur Section (KM 122+400 – KM 126+700)

Both Directions

Jakarta-Tangerang Penambahan Lajur pada Ruas Simpang Susun Kebon Jeruk-Tangerang Barat (KM 07+500 – KM 26+300) Jalur A dan B Additional Lane on Kebon Jeruk Interchange-Tangerang Barat Section

KM 07+500 – KM 26+300) Both Directions

Jagorawi 1. Penambahan Lajur pada Ruas TMII-Cibubur (KM 3+800 – KM 13+800) Jalur A dan B Additional Lane on TMII-Cibubur Section (KM 3+800 – KM 13+800) Both Directions 2. Penambahan Lajur pada Ruas Cibubur-Cibinong ( KM 13+800 – KM 27+500) Jalur A dan B Additional Lane on Cibubur-Cibinong Section (KM 13+800 – KM 27+500) Both Directions

Peningkatan Kapasitas Jalan Tol Tahun 2011 Toll Road Capacity Increase in 2011

Selain Peningkatan Pelayanan untuk Kegiatan Operasional Jalan Tol diatas, selama tahun 2011 Perseroan juga melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan pelayanan dalam bentuk:

Apart from the above Improvements in Services for Toll Road Operational Activities, throughout the year 2011 the Company also conducted the following efforts to improve its services:



132 133




Hasil dari survei tersebut dapat menjadi pijakan penting bagi Perseroan untuk terus meningkatkan kepuasan pelanggannya. Dengan demikian Perseroan dapat mengetahui hal-hal apa saja yang penting bagi para pelanggan dan dapat memberikannya secara tepat.

PELATIHAN PETUGAS LAYANAN LALU LINTAS

Para peserta pelatihan mendapatkan materi pelatihan mengenai rescue, pemadam kebakaran, dan penanganan medis dari SAR dan Pemadam Kebakaran. Diharapkan melalui pelatihan ini, para karyawan dapat meningkatkan kemampuan pelayanan dan bekerja sesuai prosedur kerja.

Perseroan juga melakukan pelatihan frontliner service excellence bagi petugas pengumpul tol yang diadakan setiap tahun secara berkesinambungan agar kualitas pelayanan tetap terjaga.

PERSIAPAN ARUS LALU LINTAS MUDIK DAN ARUS BALIK

Untuk memperlancar arus lalu lintas mudik dan arus balik Lebaran tahun 2011, Perseroan melakukan berbagai persiapan operasional untuk mengantisipasi lonjakan Arus Mudik dan Arus Balik Lebaran 2011/1432H serta untuk meningkatkan pelayanan Jasa Marga dilakukan langkah-langkah operasional untuk memperlancar kegiatan mudik lebaran bagi masyarakat pengguna jalan tol.

LOMBA PELAYANAN LALU LINTAS

Sebagai bentuk komitmen dalam memberikan kualitas pelayanan kepada pengguna jalan tol Perseroan melakukan Lomba Pelayanan Lalu Lintas di Cabang dan Anak Perusahaan. Bentuk lomba yang dilakukan adalah kasus-

kasus yang sering ditemui oleh petugas di jalan tol, seperti Rescue, Patroli, Paramedis, Penanganan PPGD, Unit Pemadam Kebakaran, Petugas Pelayanan Informasi dan Komunikasi, dan unsur-unsur terkait lainnya.

Lomba Pelayanan Lalu Lintas tersebut diadakan untuk mendukung pemenuhan SPM dan untuk mencapai Key Performance Indicator secara optimal. Selain itu untuk menjaga konsistensi implementasi prinsip-prinsip pelayanan lalu lintas yang meliputi pengaturan lalu lintas, penanganan gangguan perjalanan, informasi dan komunikasi. Agar mutu aspek penilaian tetap terjaga, sesuai tata nilai Perseroan yaitu Transparancy, Accountable, Responsible, Independent dan Fairness, maka tim penilai berasal dari institusi luar. Tiga institusi yang terlibat dalam penilaian berasal dari Dinas Kesehatan DKI/Unit 118, Basarnas, dan Dinas Pemadam Kebakaran DKI.

PEMBANGUNAN REST AREA

Untuk menambah kenyamanan pengguna jalan tol, Jasa Marga menambah layanan dalam bentuk pembangunan rest area untuk memenuhi kebutuhan pengguna jalan tol. Tahun 2011, Jasa Marga menambah pengoperasian rest area baru di KM 97B Jalan Tol Purbaleunyi. Saat ini di jalan tol yang dikelola oleh Jasa Marga telah beroperasi 26 rest area baik yang dikerjakan oleh Jasa Marga sendiri maupun kerja sama dengan investor.

PENGHARGAAN DAN MUTU PELAYANAN JALAN TOL

Sebagai pemimpin pasar di industri jalan tol, pengoperasian jalan tol yang dilakukan Jasa Marga merupakan acuan dan telah mendapatkan pengakuan yang dibuktikan dengan keberhasilan meraih Excellent Total Service Quality Satisfaction untuk kategori Toll Road Provider dalam acara Service Quality Award 2011 yang diselenggarakan

Results of the survey have served as important basis for the Company to keep improving the satisfaction of its customers. The Company is therefore able to find out matters that are significant to the customers and fulfill it appropriately.

TRAININGS FOR TRAFFIC SERVICE OFFICERS

Training participants received materials on rescue, firefighting, and medical handling from SAR and Fire Department. The training is expected to enhance employees’ capabilities in providing services while working in accordance with the work procedures.

The Company also provides frontliners service excellence training for the toll collector officers and it is continually held every year in order to maintain the quality of service.

PREPARATION FOR TRAFFICCONDITION DURING MUDIK AND BALIK

To smoothen the flow of traffic during the Idul Fitri holiday in 2011, i.e. mudik (going back to hometown) and balik (the reverse flow), the Company has conducted various operational preparations to anticipate the massive traffic hike during the homecoming (mudik) flow and the reverse (balik) flow of Idul Fitri 2011/1432H. To improve its services, the Company also performed several operational actions to smoothen toll road users’ mudik activity.

TRAFFIC SERVICE CHAMPIONSHIP

As a commitment to providing high quality services to toll road users, the Company held Traffic Service Championship participated by its Branches and Subsidiaries. The championship was made in the forms of cases

frequently faced by toll road officers, such as Rescue, Patrol, Paramedics, emergency handlings, fire extinguishing unit, information and communication officers, along with other related aspects.

The Traffic Service Championship was held to support the accomplishment of SPM and to optimally achieve Key Performance Indicator. Besides that, the championship was also intended to maintain consistency of the implementation of traffic service principles comprising traffic management, traffic disturbance handling, information and communication. In order to maintain the quality of the assessment, in accordance with the Company’s values, namely Transparency, Accountability, Responsibility, Independence and Fairness, the assessment team came from external institutions. Three assessing institutions were Provincial Health Office of DKI/Unit 118, Basarnas (National SAR Agency), and Fire Department of DKI.

DEVELOPMENT OF REST AREA

To provide more comfort to toll road users, Jasa Marga has added its services by developing rest areas to fulfill the needs of toll road users while traveling on toll roads. In 2011, the Company added the operation of its rest areas by operating the new one at KM 97B on Purbaleunyi Toll Road. On toll roads operated by the Company there are presently 26 operating rest areas managed both by Jasa Marga alone and in cooperation with investors.

AWARDS AND QUALITY OF TOLL ROAD SERVICES

The toll road operation carried out by Jasa Marga as the market leader in toll road industry is the benchmark and is recognized and proven with the success of achieving Excellent Total Service Quality Satisfaction in the category of Toll Road Provider in the event of Service Quality Award 2011 organized by Marketing Magazine and Carre-



134

TINJAUAN OPERASIONAL



135


oleh Majalah Marketing dan Carre-Center for Customer Satisfaction and Loyalty (CCSL) dengan nilai yang didasarkan pada Survey Persepsi Pelanggan ISSI (Indonesian Service Satisfaction Index) yang dilakukan lembaga tersebut. Penghargaan tahun 2011 tersebut merupakan yang ketiga kalinya diterima Perseroan.

Selama tiga tahun pengoperasian JMTIC telah dinilai oleh pihak eksternal yaitu Carre-Center for Customer Satisfaction and Loyalty (CCSL) dan Majalah Marketing atas keberhasilan dalam memberikan “Good” service performance dalam kategori public service. Penghargaan ini diterima Perseroan selama dua tahun berturut-turut yaitu pada tahun 2010 dan 2011.

Selain itu beberapa Cabang terus meningkatkan mutu pengoperasian jalan tol dan berhasil meraih kembali (resertifikasi) ISO 9001:2008, serta berbagai inovasi pelayanan yang bermanfaat bagi Perseroan dan diakui oleh berbagai pihak. Semua pelayanan diatas merupakan wujud komitmen kami terhadap service excellence dan modernisasi pengoperasian jalan tol serta kepuasan masyarakat luas pengguna jalan tol di Indonesia, melalui pemberian jasa yang berkualitas dan semakin efisien.

Center for Customer Satisfaction and Loyalty (CCSL) with the score which is based on ISSI (Indonesian Service Satisfaction Index) Customer Perception Survey conducted by the institution. Receiving the award in 2011 marks the Company’s third time achievement after its success in the two previous years.

During its three-year operation, JMTIC has been awarded by an external party i.e. Carre-Center for Customer Satisfaction and Loyalty (CCSL) and Marketing Magazine for the success in achieving “good service performance” in the category of public service. This award has been presented to the Company for two consecutive years i.e. in 2010 and 2011.

In addition, the Branches continues to enhance the quality of toll road operation and have succeeded in acquiring the recertification of ISO 9001:2008, along with creating various service innovations that benefits the Company and are recognized by many parties. The abovementioned services demonstrates our commitment to service excellence and modernization of toll road operation as well as satisfaction of a lot of people who are toll road users in the country, through the provision of more efficient services and that of high quality.


136 137

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA HUMAN RESOURCES DEVELOPMENT



Percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia termasuk jalan tol, memberi peluang dan tantangan bagi Pengelolaan Sumber Daya Manusia Perseroan. Kondisi tersebut menuntut adanya kesiapan Perseroan dalam hal penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten serta mempunyai daya saing tinggi.

Terkait dengan hal tersebut dan sejalan dengan perubahan dan dinamika bisnis Perseroan serta untuk mempersiapkan kebutuhan SDM yang mempunyai daya saing tinggi, selama tahun 2011 Perseroan telah melakukan langkah-langkah strategis di bidang organisasi yaitu:

l Penambahan Fungsi Pokok, Wewenang dan Tanggung Jawab Pejabat Struktural di Lingkungan Perseroan

Dalam rangka menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang Baik maka diperlukan peningkatan fungsi pokok dan wewenang serta tanggung jawab pejabat struktural di lingkungan Perseroan baik pada Kantor Pusat, Kantor Cabang, maupun Proyek. Perseroan telah merevisi Keputusan Direksi No. 194/KPTS/2009 tanggal 09 Desember 2009 yang mengatur tentang penambahan Fungsi Pokok, Wewenang dan Tanggung Jawab Pejabat Struktural di Lingkungan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. ke dalam Keputusan Direksi No. 147/KPTS/2011 tanggal 13 September 2011.

Perseroan melakukan penambahan fungsi dan tanggung jawab pejabat struktural yang terdiri dari Kepala Divisi/Biro/Satuan/Unit, Kepala Bagian, Kepala Sub Bagian dan Kepala Gerbang Tol di lingkungan Perseroan yang wajib antara lain memperhatikan Sasaran Jangka Panjang maupun Tahunan dalam sasaran kerja setiap individu karyawan.

l Restrukturisasi Organisasi Dalam rangka kelanjutan dari perubahan

proses bisnis yang sesuai dengan visi dan misi, Perseroan telah membentuk susunan dan formasi jabatan untuk unit mandiri yaitu Jasa Marga Development Centre (JMDC)

The acceleration of the development of infrastructure including toll roads in Indonesia has brought opportunities as well as challenges in human resources development. Such condition demands the Company’s readiness in the provision of highly competent and competitive human resources (HR).

In relation to the above and in line with the changes and dynamics of the Company’s business along with preparing the need for highly competitive HR, throughout the year 2011 the Company has carried out the following strategic actions in the field of organization:

l Additional Main Functions, Authorities and Responsibilities of Structural Functionaries within the Company

In order to implement Good Corporate Governance the Company needs to improve the main functions, authorities and responsibilities of personnel in structural positions within the Company, either at Head Office, Branch Offices or Project Offices. The Company has revised the Decision of the Directors No. 194/KPTS/2009 dated 09 December 2009, which regulated the additional Main Functions, Authorities and Responsibilities of Structural Functionaries within PT Jasa Marga (Persero) Tbk. by issuing the Decision of the Directors No. 147/KPTS/2011 dated 13 September 2011.

The Company added the functions and responsibilities of employees in structural positions that consist of Head of Division/Bureau/Unit, Head of Department, Head of Sub Department and Head of Toll Gate within the Company. The addition, which is compulsory, among others is giving attention to the implementation of Long-Term and Annual Objectives in the work objectives of every single employee.

l Organization Restructurization Further to the changes in business process

in line with the Vision and Mission, the Company has formed the structure and formation of positions for an independent unit called Jasa Marga Development

PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA

HUMAN RESOURCES DEVELOPMENT

Percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia termasuk jalan tol menuntut adanya kesiapan Perseroan dalam hal penyediaan

Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten serta mempunyai daya saing tinggi.

The acceleration of the development of infrastructure including toll roads demands the Company’s readiness in the provision of highly

competent and competitive human resources (HR).

KESEJATERAAN KARYAWAN EMPLOYEES WELFARE

PROGRAM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM HR TRAINING AND DEVELOPMENT PROGRAM

138 139




Centre (JMDC), along with the change in the structure and number of formations in Maintenance Division at Head Office.

l Changes in Structure and Number of Position Formations

To further optimize the performance of its Head Office, the Company has made changes in structure and number of position formations in Finance and Accounting Bureau as well as Corporate Information and Technology Bureau.

l Reviews on Organization and its Structure Assisted by Consultant

In order to optimize the organization function of the Company, in 2001 assisted by consultant, the Company has made the following reviews:n Completion of the overall organizational

structure with the results as follows:o Micro organizational structure in

2012.o Authority matrix for three levels under

the Directors.o Workload analysis to create the

formation of three levels under the Directors.

n Readiness Survey for the implementation of Performance Management System in view of the plan to implement performance-based employees’ assessment system.

n Engagement Survey in order to find out satisfaction level and commitment of permanent employees.

n Wages Survey to find out employees wages position compared to peer companies.

n Review on retired employees’ health management in view of the plan to implement health management for retired employees.

n Review on implementation of employees’ fixed retirement payment.

n Review on Manpower Planning to find out and identify the Company’s formation needs until the year 2020 in accordance with capabilities of the competency-based human capital.

Apart from the actions related to the overall organization, the Company has also carried out actions of fulfillment of organizational needs in the field of Operation and Development.

l Fulfillment of Organizational Needs in the Field of Operation

In order to fulfill the needs for organization in the operational field, in 2011 the Company has carried out the following:n Forming one (1) organization of project

office dealing with additional lanes on Belmera Toll Road, managed by branch office.

n Changing the structure and number position formations for Project of Additional Lanes on Jagorawi Toll Road and Relocation of Taman Mini Main Toll Gate. This was conducted to speed up and optimize the utility function, hence requiring workforce specially assigned to perform work activities in the field of utility along with work health and safety in the said project.

n Liquidating the organization of Project of Elevated Widening of Prof. Dr. Sedyatmo Toll Road.

n Classifying toll gate working unit and naming toll gates all across the Company’s branch offices. The action was conducted in view of the increasing growth of traffic as well as to improve services to toll road users.

l Fulfillment of Organizational Needs in the Field of Development

In order to fulfill the needs for organization in the field of development, in 2011 the Company has carried out the following:n Forming organization structure of the

Project of Management and Extension of Head Office, Taman Mini Toll Gate, Branch Offices and the surrounding areas. The forming of the organization was carried out to accelerate the development of other businesses, making use of spaces at Jagorawi Branch and ex-workshop.

dan perubahan susunan dan jumlah formasi pada Divisi Pemeliharaan Kantor Pusat.

l Perubahan Susunan dan Jumlah Formasi Jabatan

Untuk lebih mengoptimalkan kinerja Kantor Pusat, Perseroan melakukan perubahan susunan dan jumlah formasi jabatan untuk Biro Keuangan dan Akuntansi serta Biro Teknologi dan Informasi Perusahaan.

l Kajian-kajian Mengenai Organisasi dan Perangkatnya yang Dibantu oleh Konsultan

Dalam rangka mengoptimalkan fungsi organisasi Perseroan, maka pada tahun 2001 dengan dibantu oleh konsultan, Perseroan melakukan kajian-kajian sebagai berikut:n Penyelesaian struktur organisasi secara

menyeluruh dengan hasil:o Struktur organisasi Mikro tahun 2012.o Matriks kewenangan tiga level di

bawah Direksi.o Analisis beban kerja untuk

menghasilkan formasi tiga level di bawah Direksi.

n Survey Kesiapan terhadap penerapan Sistem Manajemen Kinerja dalam rangka rencana penerapan sistem penilaian karyawan berdasarkan kinerja.

n Survey Engagement dalam rangka mengetahui tingkat kepuasan dan komitmen karyawan tetap.

n Survey Gaji untuk mengetahui posisi gaji karyawan dibandingkan dengan perusahaan sejenis.

n Kajian pengelolaan kesehatan pensiun karyawan dalam rangka rencana pengelolaan kesehatan bagi pensiunan karyawan.

n Kajian penerapan pensiunan iuran pasti karyawan.

n Kajian Manpower Planning untuk mengetahui dan mengidentifikasi kebutuhan formasi sesuai kapabilitas human capital berbasis kompetensi yang dibutuhkan Perseroan sampai dengan tahun 2020.

Selain langkah-langkah yang menyangkut organisasi secara keseluruhan, Perseroan juga melakukan langkah pemenuhan kebutuhan organisasi di bidang Pengoperasian dan Pengembangan.

l Pemenuhan Kebutuhan Organisasi di Bidang Pengoperasian

Dalam rangka memenuhi kebutuhan organisasi di bidang pengoperasian, selama tahun 2011 Perseroan telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut:n Membentuk 1 (satu) organisasi proyek

yang menangani penambahan lajur ruas Jalan tol Belmera yang dikelola oleh cabang.

n Merubah susunan dan jumlah formasi jabatan Proyek Penambahan Lajur Jalan Tol Jagorawi dan Relokasi Gerbang Tol Taman Mini Utama. Hal ini dilakukan untuk mempercepat dan mengoptimalkan fungsi utilitas, maka diperlukan tenaga kerja yang secara khusus melaksanakan kegiatan pekerjaan dalam bidang utilitas serta keselamatan dan kesehatan kerja pada proyek tersebut.

n Melikuidasi organisasi Proyek Pelebaran Elevated Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo.

n Melakukan klasifikasi unit kerja gerbang tol dan penamaan gerbang tol di seluruh cabang Perseroan. Langkah ini dilakukan sehubungan dengan meningkatnya pertumbuhan lalu lintas dan dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada pemakai jalan.

l Pemenuhan Kebutuhan Organisasi di Bidang Pengembangan

Dalam rangka memenuhi kebutuhan organisasi di bidang pengembangan, selama tahun 2011 Perseroan telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut:n Membentuk struktur organisasi Proyek

Penataan dan Perluasan Kantor Pusat, Gerbang Tol Taman Mini, Kantor Cabang dan sekitarnya. Pembentukan organisasi ini dilakukan dalam rangka percepatan pengembangan bisnis lain jalan tol, yang menggunakan lahan eks-workshop dan Cabang Jagorawi.



140 141




n Liquidating construction Project of Jakarta Outer Ring Road Toll Road E1 Section IV and Project of Preparation and Development of Gempol-Pasuruan Toll Road by handing over the two activities to the Subsidiaries.

l Fulfillment of Joint Working Agreement To fulfill the Joint Working Agreement

(Perjanjian Kesepakatan Bersama – PKB) between the Company and the labor union (Serikat Karyawan Jasa Marga – SKJM), in 2011 the Company has performed the following:n Making guidelines for determining the

distribution of Employees Bonus.n Regulating Early Retirement Program

in order to fulfill the needs for HR of Subsidiaries.

n Providing loan to employees particularly for educational needs and housing renovation.

n Presenting Loyalty Award to permanent employees with periods of service of 10, 15, 20, 25, and 30 years in the form of certificate.

Training program of Frontliner Service Excellent as one of the Company’s efforts to improve its services was conducted for 21 batches with the number of participants trained reaching 744 employees for Jabodetabek (Greater Jakarta) with the details as follows:

n Melikuidasi Proyek Pembangunan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta E1 Seksi IV dan Proyek Persiapan dan Pembangunan Jalan Tol Gempol-Pasuruan dan keduanya dilimpahkan ke Anak Perusahaan.

l Pemenuhan Perjanjian Kesepakatan Bersama (PKB)

Untuk memenuhi Perjanjian Kesepakatan Bersama (PKB) antara Perseroan dengan Serikat Karyawan Jasa Marga (SKJM), selama tahun 2011 Perseroan telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut:n Membuat Pedoman untuk menetapkan

pembagian Jasa Produksi Karyawan.n Mengatur tentang Program Pensiun Dini

dalam rangka memenuhi kebutuhan SDM Anak Perusahaan.

n Pemberian bantuan pinjaman uang kepada karyawan khususnya untuk keperluan pendidikan dan renovasi rumah tinggal.

n Pemberian Penghargaan Kesetiaan kepada karyawan tetap yang memiliki masa kerja 10, 15, 20, 25, dan 30 tahun berupa piagam penghargaan.

Program Pelatihan dan Pengembangan SDMHR Training and Development Program

Untuk menunjang proses bisnis Perseroan dan dalam dalam rangka pembinaan dan peningkatan kompetensi karyawan, selama tahun 2011 Perseroan melaksanakan program pelatihan dan pengembangan SDM secara in house training maupun public training dengan indeks pelatihan 2 orang per hari yang dikelompokan sebagai berikut:

To support the Company’s business process and in light of developing and advancing employees’ competencies, in 2011 the Company conducted HR training and development program both in house and public trainings with training index of two participants per day classified as follows:

Kader Kepemimpinan 25 39 383 308

Leadership

Pembekalan Etika & Budaya Perusahaan 113 124 2.020 1.834

Training on Ethics & Corporate Culture

Pengembangan Kompetensi 202 260 3.196 2.011

Competencies Development

Standar Profesi 2 5 5 12

Professional Standard

Jumlah Program Jumlah Peserta NumberofPrograms NumberofParticipants

2010 2011 2010 2011

Kelompok Group

Cabang Jumlah Peserta Pelatihan Frontliner Service Excellent

Branch NumberofParticipantsofFrontlinerServiceExcellentTraining

Jagorawi 193

Jakarta-Tangerang 179

Jakarta-Cikampek 187

Cawang-Tomang-Cengkareng 185

Program pelatihan Frontliner Service Excellent sebagai salah satu upaya Perseroan dalam meningkatkan pelayanan dilakukan sebanyak 21 angkatan dengan jumlah peserta yang terlatih sebanyak 744 orang karyawan untuk wilayah Jabodetabek dengan rincian sebagai berikut:

To prepare the successors of the Company’s leaders, the Company conducted leadership training with the details as follows:

Kantor Pusat Head Office 34 36 19 68 31 188

Jagorawi 2 1 1 2 2 8

Jakarta-Tangerang 4 2 0 1 3 10

Surabaya-Gempol 1 2 1 0 0 4

Jakarta-Cikampek 5 0 1 1 2 9

Cawang-Tomang-Cengkareng 7 1 1 1 4 14

Purbaleunyi 2 2 0 2 4 10

Semarang 2 2 0 0 0 4

Belmera 3 1 1 0 0 5

Palikanci 2 2 0 3 1 8

Kantor Proyek Project Offices 8 6 8 1 9 32

Anak Perusahaan Subsidiaries 2 3 10 1 0 16

Jumlah Total 72 58 42 80 56 308

Advanced Basic Corporate Junior Senior

Leadership Leadership Leadership Leadership Leadership

Pelatihan Leadership Leaderships Trainings

Unit JumlahTotal



Untuk mempersiapkan kaderisasi pimpinan Perseroan telah dilakukan pelatihan leadership sebagai berikut:

142 143




Program Pelatihan dan Pengembangan SDM LainnyaSelain melaksanakan program-program tersebut di atas, Perseroan juga melakukan pengembangan SDM melalui:n Pengiriman karyawan sebagai tenaga

pengajar pada Program Diploma 4 (D-IV) Jalan Tol yang bekerja sama dengan Polikteknik Negeri Jakarta. Jumlah karyawan yang dikirim untuk menjadi tenaga pengajar 6 orang dan 1 orang pengawas.

n Penerimaan siswa magang, praktik kerja, penelitian ilmiah dan riset dari sekolah dan perguruan tinggi di daerah Jakarta dan sekitarnya, yaitu:o Magang untuk tingkat SLTA.o Riset untuk tingkat Sarjana dan Diploma

sebanyak 176 mahasiswa dari 39 perguruan tinggi.

Other HR Training and Development ProgramsBesides carrying out the abovementioned programs, the Company also develops its HR through the following activities:n Assigning employees as lecturer for

Diploma 4 (D-IV) Toll Road Program in cooperation with Jakarta State Polytechnic. The employees that the Company has sent were for 6 lecturers and 1 supervisor.

n Admitting students from high schools and universities in Jakarta and its surrounding areas for apprentice, work practice, and scientific research.o Apprentice for high school students.o Research for students of bachelor’s and

diploma programs 176 college students of 39 universities.




KOMPOSISI DAN JUMLAH KARYAWAN

Untuk mendukung pertumbuhan Perseroan yang berkelanjutan, saat ini Perseroan berusaha mengoptimalisasi pendayagunaan SDM yang ada. Jumlah karyawan pada tahun 2011 mencapai 5.154 orang turun 2,89% dibandingkan dengan jumlah karyawan pada tahun 2010 yang mencapai 5.303 orang. Selama lima tahun, jumlah karyawan Perseroan terus turun, namun penurunan ini diimbangi oleh kenaikan panjang km jalan tol yang dikelola Perseroan saat ini dan tiga tahun ke depan melalui pengoperasian jalan tol yang konsesinya saat ini telah dimiliki oleh Perseroan. Penurunan jumlah karyawan Perseroan berada di lokasi cabang dimana hal ini sejalan dengan upaya Perseroan dalam melakukan upaya modernisasi pada jenis pekerjaan pelayanan transaksi melalui implementasi transaksi elektronik dan e-Toll Card. Ke depan Perseroan akan terus memperluas jangkauan pelayanan e-Toll Card untuk meningkatkan pelayanan transaksi serta mengefisienkan biaya pengumpulan tol dan meredistribusi karyawan Jasa Marga ke sejumlah Anak Perusahaan yang akan membangun dan mengelola jalan tol baru.

COMPOSITION AND NUMBER OF EMPLOYEES

To support its sustainable growth, the Company currently makes the efforts to optimize the empowerment of its human resources. In 2011, the Company employed 5,154 people, which showed a decrease by 2.89% compared to the number of employees in the previous year reaching 5,303 people. Over the past five years, the number of employees of the Company continued to decrease while the number of kilometers representing the length of toll roads operated by the Company continued to increase and will continue to increase within the next five years through the operation of toll roads whose concessions are already held by the Company. The decrease in the number of employees lies at the branches and this is in line with the Company’s modernization efforts applied on the types of work of transaction services by implementing electronic transaction and the use of e-Toll Card. In the years to come, the Company will be expanding the range of e-Toll Card service to improve transaction services as well as to make efficient the cost of toll collection while at the same time redistribute Jasa Marga’s employees to the Subsidiaries that will be

Jumlah Karyawan 2007-2011 Number of Employees 2007-2011

2007 2008 2009 2010 2011

5,576 5,489 5,443 5,303 5,154

7.000

6.000

5.000

4.000

3.000

2.000

1.000

0

Jumlah Karyawan Berdasarkan StatusNumber of Employees by Status

Tidak Tetap Outsourced Tetap Permanent

7.000

6.000

5.000

4.000

3.000

2.000

1.000

0

1.993 1.691

5.154 5.303

2010

Keterangan Legend

2011

144 145




Jumlah Karyawan Berdasarkan PendidikanNumber of Employees by Education

S2 S1 D3 SLTA SLTP SD

5.000

4.000

3.000

2.000

1.000

0

6 206 22463

4.411

125 129472

4.521

134 146

2010

2011

Keterangan Legend

Jumlah Karyawan Berdasarkan Lokasi KerjaNumber of Employees by Employment Location

Perusahaan Patungan Kantor Proyek Kantor Cabang Kantor Pusat Joint Ventures Project Offices Branch Offices Head Office

5.000

4.000

3.000

2.000

1.000

0

130

4.465

123

4.624

130429

125431 2010

2011

Keterangan Legend

2010

2011

Keterangan Legend

Jumlah Karyawan Berdasarkan Jenis Pekerjaan Number of Employees by Work Type

4.000

3.000

2.000

1.000

0

3.606

Non Operasional OperasionalNon-Operational Operational

1.548 1.564

3.739



Kesejahteraan KaryawanEmployees Welfare

Jasa Marga memberikan program kesejahteraan yang sudah memenuhi standar Upah Minimum Provinsi (UMP) bagi seluruh karyawan tetap. Program kesejahteraan meliputi jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek), fasilitas kesehatan, program pensiun, tunjangan pajak, tunjangan Hari Raya Keagamaan, tunjangan cuti, jaminan asuransi kecelakaan tinggi (khusus petugas operasional), santunan kematian, seragam dinas, fasilitas pinjaman, pendidikan, perumahan atau kendaraan, mobil dinas, pelatihan dan pengembangan, pencegahan polusi kerja (khusus petugas pengumpul tol), jasa produksi (sesuai kinerja pegawai) serta fasilitas olahraga, kesenian, keagamaan dan rekreasi.

PROGRAM PENSIUN

Perseroan menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti untuk pegawai tetap, untuk memberikan jaminan hari tua kepada karyawan yang telah pensiun. Program pension tersebut dikelola oleh Dana Pensiun Jasa Marga (DPJM). Manfaat pensiun yang akan dibayarkan dihitung berdasarkan penghasilan dasar pensiun dan masa kerja pegawai. DPJM telah mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia No. KEP-370/KM.17/1997

constructing and operating the new toll roads.Jasa Marga has provided its permanent employees with welfare programs that meet the Provincial Minimum Wage. The programs include employees social security; health allowance; pension plan; tax allowance; religious holiday allowance; leave allowance; high risk incident insurance (only for operational employees); death compensation; uniform; education, housing, or car loan; company car; training and development; work pollution prevention (only for toll collectors); bonus (based on employees performance) and facilities for sport, arts, religious as well as recreational activities.

PENSION PLAN

All Jasa Marga permanent employees are eligible to receive a defined benefit pension plan so that retired employees receive continuous earning. The pension plan is organized by Jasa Marga Pension Fund (Dana Pensiun Jasa Marga – DPJM). Pension benefit that will be paid to retired employees is calculated based on employees’ pension base salary and their period of service. DPJM is approved by the Minister of Finance of the

Jumlah Karyawan Berdasarkan UsiaNumber of Employees by Age

>=51 46-50 41-45 36-40 31-35 <=26-30

2,000

1,000

0

793

1.300

692

1.3721.336

1.096

529

100

1.252 1.124

726

137

2010

2011

Keterangan Legend

146

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA



Republic of Indonesia No. KEP-370/KM.17/1997 dated 15 July 1997 and was renewed with Decision Letter No. KEP-379/KM.06/2004 dated 14 September 2004 on the Company’s Regulation and Pension. The employees are retired at the age of 56 and those choosing the early retirement may do so at the age of 45.

Employees’ contribution for pension plan is 3% of base salary while the remaining 7.48% is covered by the Company. In addition, the Company provides retirement benefit equal to 24 times the monthly salary (excluding overtime and tax allowance) to employees that cease to work due to retirement, death or disability. The Company provides pension healthcare program, aimed at allowing pensioners and their family to continue to have a healthy life and high productivity.

LABOR UNION

Jasa Marga Labor Union was formed in 1999 under the name of Serikat Karyawan Jasa Marga (SKJM), in which all Jasa Marga employees become the members. To date, Jasa Marga never experienced any strike, protest or any other labor unrest that disrupt the Company from operating normally. This condition is enabled due to the mutual understanding and respect between the Management of Jasa Marga and SKJM as partners supporting each other.

tanggal 15 Juli 1997 dan diperbaharui dengan surat keputusan No. KEP-379/KM.6/2004 tanggal 14 September 2004 tentang Regulasi dan Pensiun Perseroan. Usia pensiun karyawan adalah 56 tahun, dengan pengecualian usia 45 tahun untuk program pensiun yang dipercepat.

Jumlah iuran karyawan untuk program pensiun sebesar 3% dari gaji pokok dan sisa pendanaan sebesar 7,48% menjadi beban Perseroan. Di samping itu, Perseroan juga memberikan tunjangan purna karya berupa pembayaran sekaligus sebanyak 24 kali penghasilan terakhir (di luar lembur dan tunjangan pajak) kepada karyawan yang berhenti bekerja karena pensiun, meninggal atau cacat. Juga diberikan program kesehatan pensiun, yang bertujuan agar karyawan yang pensiun dan keluarganya dapat terus melakukan pola hidup sehat dan memiliki produktivitas tinggi.

SERIKAT KARYAWAN

Serikat Karyawan Jasa Marga didirikan pada tahun 1999 dengan nama Serikat Karyawan Jasa Marga (SKJM), di mana seluruh karyawan Jasa Marga merupakan anggotanya. Selama ini belum pernah ada pemogokan kerja, demonstrasi atau gangguan lainnya, yang menghentikan kegiatan operasional Jasa Marga. Hal ini karena adanya pemahaman dan saling pengertian yang baik antara Manajemen Jasa Marga dan SKJM sebagai mitra yang saling mendukung satu sama lain.


147



148 149

TATA KELOLA PERUSAHAAN CORPORATE GOVERNANCE



Dasar dan Penerapan GCG di Jasa MargaThe Basis and Implementation of GCG in Jasa Marga

TATA KELOLA PERUSAHAANCORPORATE GOVERNANCE

Sebagai perusahaan yang tumbuh secara berkelanjutan, komitmen untuk secara konsisten menerapkan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik merupakan hal yang mutlak bagi Jasa Marga. Penerapan GCG yang dilaksanakan oleh Perseroan bukan karena adanya paksaan tetapi harus berasal dari diri sendiri.

Semangat yang terkandung dalam penerapan GCG di Jasa Marga adalah niat dan tekad manajemen Jasa Marga untuk menjadikan Perseroan sebuah perusahaan yang terus tumbuh dan berkembang dengan kualitas Produk dan Proses Kerja yang baik, serta memiliki Etika Usaha dan Etika Kerja yang baik, termasuk tanggung jawab terhadap lingkungannya.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Jasa Marga secara konsisten menegakkan penerapan GCG dengan mengacu kepada beberapa aturan formal yang menjadi landasan bagi Perseroan dalam penerapan GCG yaitu:

1. Undang Undang No. 19 tahun 2003 tentang BUMN (Pasal 5 ayat 3).

2. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. PER-01/MBU/2011 tanggal 01 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance)Badan Usaha Milik Negara.

3. Peraturan Bapepam-LK No. XI Tahun 2004 tentang Keterbukaan Informasi.

4. Undang Undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas yang diperbaharui oleh Undang Undang No. 40 Tahun 2007 tanggal 16 Agustus 2007.

5. Keputusan Direksi No. 95/KPTS/2011 tanggal 01 Juni 2011 tentang Tata Nilai Perusahaan.

As a company with a sustainable growth, Jasa Marga considers consistent implementation of Good Corporate Governance principles an absolute commitment. The GCG implementation of carried out by the Company is not under compulsion but it is of its own accord.

The spirit held within GCG implementation in Jasa Marga is the intention and determination of Jasa Marga management to make the Company keep growing and developing while having good Work Process and Product of high quality, along with good Business Ethics and Work Ethics, including responsibility for the environment.

To make the above happen, Jasa Marga has consistently enforced GCG implementation by referring to several regulations based on which the Company has been implementing GCG and they are as follows:

1. Law No. 19 of 2003 on SOE (Article 5 section 3).

2. Regulation of State Minister for State-Owned Enterprises No. PER-01/MBU/2011 dated 01 August 2011 on Implementation of Good Corporate Governance at State-Owned Enterprises.

3. Bapepam-LK Regulation No. XI of 2004 on Information Disclosure.

4. Law No. 1 of 1995 on Limited Liability Company, which was renewed by Law No. 40 of 2007, dated 16 August 2007.

5. Decision of the Directors No. 95/KPTS/2011 dated 01 June 2011 on Corporate Values.

Sebagai perusahaan yang tumbuh secara berkelanjutan, komitmen untuk secara konsisten menerapkan Tata

Kelola Perusahaan Yang Baik merupakan hal yang mutlak bagi Jasa Marga.

As a company with a sustainable growth, Jasa Marga considers consistent implementation of Good Corporate

Governance principles an absolute commitment.

DASAR DAN PENERAPAN GCG DI JASA MARGA HASIL PENILAIAN IMPLEMENTASI GCG STRUKTUR DAN MEKANISME PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN JASA MARGATHE BASIS AND IMPLEMENTATION OF GCG IN JASA MARGA RESULT OF ASSESSMENT ON GCG IMPLEMENTATION STRUCTURE AND MECHANISM OF CORPORATE GOVERNANCE IMPLEMENTATION IN JASA MARGARAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM HUBUNGAN DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS DEWAN KOMISARISGENERAL MEETING OF SHAREHOLDERS RELATIONSHIP BETWEEN DIRECTORS AND BOARD OF COMMISSIONERS BOARD OF COMMISSIONERSDIREKSI KOMITE-KOMITE SEKRETARIS PERUSAHAAN HUBUNGAN INVESTOR PERLAKUAN YANG SAMA TERHADAP SELURUH PEMEGANG SAHAMDIRECTORS COMMITTEES CORPORATE SECRETARY INVESTOR RELATIONS EQUAL TREATMENT TO ALL SHAREHOLDERSLAPORAN SATUAN PENGAWASAN INTERN MANAJEMEN MUTU PENGADAAN BARANG DAN JASA MANAJEMEN RISIKO DAN RISIKO USAHAINTERNAL AUDIT REPORT QUALITY MANAGEMENT PROCUREMENT OF GOODS AND SERVICES RISK MANAGEMENT AND BUSINESS RISK

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DAN PROGRAM KEMITRAAN & BINA LINGKUNGAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DAN PENGEMBANGAN SENI BUDAYACORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY AND PARTNERSHIP & COMMUNITY DEVELOPMENT PROGRAMS LABOR PROTECTION AND DEVELOPMENT OF ARTS AND CULTUREPENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) PERKARA PENTING YANG DIHADAPI AKSES TERHADAP INFORMASI DAN DATA PERUSAHAANIMPLEMENTATION OF WORK SAFETY AND HEALTH MANAGEMENT SYSTEM MATERIAL LITIGATION ACCESS TO CORPORATE DATA AND INFORMATIONETIKA BISNIS PERUSAHAAN AUDITOR EKSTERNAL TRANSAKSI YANG MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGAN DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK AFILIASICORPORATE BUSINESS ETHICS EXTERNAL AUDITOR CONFLICT OF INTEREST AND RELATED PARTIES TRANSACTIONSPENGUNGKAPAN MENGENAI WHISTLEBLOWING SYSTEMDISCLOSURE ON WHISTLEBLOWING SYSTEM

150 151




6. Keputusan Direksi No. 199.1/KPTS/2010 tanggal 16 Desember 2010 tentang Pedoman Tata Kelola Perusahaan (Code of Corporate Governance) yang telah diperbaharui dengan Keputusan Direksi No. 96/KPTS/2011 tanggal 01 Juni 2011 tentang Pedoman Tata Kelola Perusahaan (Code of Corporate Governance) di PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

7. Keputusan Direksi No. 200.1/KPTS/2010 tanggal 16 Desember 2010 yang telah diperbaharui dengan Keputusan Direksi No. 97/KPTS/2011 tanggal 01 Juni 2011 tentang Pedoman Perilaku (Code of Conduct) di PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

Selama tahun 2011, Perseroan melakukan beberapa pemutakhiran aturan internal yang merupakan kristalisasi dari kaidah-kaidah GCG, peraturan perundangan yang berlaku, nilai-nilai budaya yang dianut, Visi dan Misi serta praktik-praktik terbaik (best practices) GCG. Beberapa peraturan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Anggaran Dasar Perseroan yang telah diubah dan telah diumumkan dalam Tambahan No. 27404 dari Berita Negara Republik Indonesia tanggal 12 Desember 2008 No. 100 dan terakhir diubah dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 33 tanggal 05 April 2011 yang dibuat dihadapan Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Wasito, SH., Notaris di Jakarta sebagaimana telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusannya No. AHU-20228.AH.01.02 tahun 2011 tertanggal 21 April 2011.

b. Keputusan Direksi No. 95/KPTS/2011 tanggal 01 Juni 2011 tentang Tata Nilai Perusahaan.

c. Keputusan Direksi No. 96/KPTS/2011 tanggal 01 Juni 2011 tentang Pedoman Tata Kelola Perusahaan (Code of Corporate Governance).

d. Keputusan Direksi No. 97/KPTS/2011 tanggal 01 Juni 2011 tentang Pedoman Perilaku (Code of Conduct).

e. Keputusan Direksi No. 57/KPTS/2011 tentang Perubahan atas Keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk. No. 15/KPTS/2009 tentang Standar Prosedur Operasional Pengadaan Barang dan Jasa di Lingkungan Perusahaan.

f. Surat Edaran No. 10 /SE-DIR/2011 tentang Larangan Pemberian dan Penerimaan Hadiah.

g. Perjanjian Kerja Bersama (PKB).

h. Perbaikan Peraturan Disiplin Perusahaan yang disesuaikan dengan Pedoman Perilaku (Code of Conduct) Perseroan.

i. Keputusan Direksi No. 186/KPTS/2011 tentang Benturan Kepentingan (Conflict of Interest).

j. Keputusan Direksi No. 187/KPTS/2011 tentang Pedoman Penanganan Gratifikasi, yang mengatur tentang Penanganan Pemberian dan Penerimaan Hadiah serta mekanisme pelaporannya.

k. Keputusan Direksi No. 195/KPTS/2011 tentang Pedoman Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System) di Perusahaan, yang meliputi a.I. tentang jenis Pelanggaran, mekanisme Pelaporan Pelanggaran yang terjadi di Perseroan, beserta sanksi atas Pelanggaran.

6. Decision of the Directors No. 199.1/KPTS/2010 dated 16 December 2010 on Code of Corporate Governance, which is renewed by Decision of the Directors No. 96/KPTS/2011 dated 01 June 2011 on Code of Corporate Governance at PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

7. Decision of the Directors No. 200.1/KPTS/2010 dated 16 December 2010, which was renewed by Decision of the Directors No. 96/KPTS/2011, dated 01 June 2011 on Code of Conduct at PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

In 2011, the Company updated several internal regulations that serve as the crystallization of GCG principles, prevailing rules and regulations, cultural values, Vision and Mission along with GGG best practices. The internal regulations, among others are as follow:

a. The Company’s Articles of Association, which has been amended and published in the Supplement No. 27404 of the State Gazette of the Republic of Indonesia dated 12 December 2008 No. 100, was last amended by Deed of Resolutions of General Meeting of Shareholders No. 33 dated 05 April 2011 made before Notary Ny. Poerbaningsih Adi Wasito, SH., a Notary in Jakarta and approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia through the Decision No. AHU-20228.AH.01.02 of 2011 dated 21 April 2011.

b. Decision of the Directors No. 95/KPTS/2011 dated 01 June 2011 on Corporate Values.

c. Decision of the Directors No. 96/KPTS/2011 dated 01 June 2011 on Code

of Corporate Governance.

d. Decision of the Directors No. 97/KPTS/2011 dated 01 June 2011 on Code of Conduct.

e. Decision of the Directors No. 57/KPTS/2011 on the Amendment to Decision of the Directors of PT Jasa Marga (Persero) Tbk. No. 15/KPTS/2009 on Standard Operating Procedures for the Procurement of Goods and Services within the Company.

f. Circular Letter No. 10 /SE-DIR/2011 on Prohibition of Giving and Receiving Gifts.

g. Joint Working Agreement.

h. Revision to the Company’s Disciplinary Regulations adjusted to the Company’s Code of Conduct.

i. Decision of the Directors No. 186/KPTS/2011 on Conflict of Interest.

j. Decision of the Directors No. 187/KPTS/2011 on Guidance for Gratification Handling, which regulates the handling of giving and receiving gifts and the reporting mechanism.

k. Decision of the Directors No. 195/KPTS/2011 on Guidance for Whistleblowing System in the Company, consisting of among others types of misconducts, reporting mechanism of misconducts taking place in the Company, along with the sanctions for such misconducts.



152 153




Hasil Penilaian Implementasi GCGResult of Assessment on GCG Implementation

Struktur dan Mekanisme Penerapan Tata Kelola Perusahaan Jasa MargaStructure and Mechanism of Corporate Governance Implementation in Jasa Marga

No. AspekPengujianGCGAssessment NilaiMaksimal SkorCapaianJasaMarga TingkatPemenuhanJasaMargaNo. GCGAssessmentAspectsofEvaluation MaximumScore JasaMarga’sScore JasaMarga’sAchievementLevel

1. Hak/Tanggung Jawab Shareholders 9 7,37 81,92%

Shareholders Rights/Responsibilities

2. Kebijakan Good Corporate Governance 8 8,00 100%

Good Corporate Governance Policies

3. Penerapan Good Corporate Governance 66 64,76 98,12%

Good Corporate Governance Implementation

4. Pengungkapan Informasi 7 6,96 99,50%

Information Disclosure

5. Komitmen Commitment 10 8,44 84.45%

Total 100 95,54 95,54%

Tingkat Rentang Skor Capaian Aktual Tingkat Pemenuhan PredikatLevel RangeofScoreLevelofActualAchievement Predicate

1 90 ≤ Skor < 100 90 ≤ Score < 100 Sangat Baik Very Good

2 75 ≤ Skor < 90 75 ≤ Score < 90 Baik Good

3 60 ≤ Skor < 75 60 ≤ Score < 75 Cukup Average

4 50 ≤ Skor < 60 50 ≤ Score < 60 Kurang Poor

5 Skor < 50 Score < 50 Sangat Kurang Very Poor

Kategori Category

Assessment atas Good Corporate Governance di Jasa Marga yang dilakukan secara berkala oleh konsultan independen dilaksanakan dengan menggunakan kriteria dan metodologi yang ditetapkan oleh Kantor Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) No. S-168/MBU/2008 tanggal 27 Juni 2008, yang bertujuan untuk menilai implementasi Good Corporate Governance pada BUMN dengan kajian yang meliputi 5 (lima) aspek pokok yaitu:

1. Hak/Tanggung Jawab Shareholders.

2. Kebijakan Good Corporate Governance.

3. Penerapan Good Corporate Governance.

4. Pengungkapan Informasi.

5. Komitmen.

Dari kelima aspek pokok tersebut, total nilai yang diperoleh oleh Perseroan mengalami peningkatan signifikan pada tahun 2011 yaitu sebesar 95,54 dari total nilai maksimal yaitu sebesar 100 yang setara dengan 95,54% dibandingkan pada tahun 2010 sebesar 87,22%.

Penjabaran pencapaian nilai tersebut adalah sebagai berikut:

Selain itu, Perseroan juga melakukan assessment GCG sejak tahun 2002, dengan hasil sebagai berikut:

The assessment on Good Corporate Governance at Jasa Marga that is conducted by independent consultant on a periodic basis is carried out using the criteria and methodology determined by the State Ministry for State-Owned Enterprises (SOEs) No. S-168/MBU/2008 dated 27 June 2008, with the objectives to assess the implementation of Good Corporate Governance at SOEs based on review covering five (5) following main aspects:

1. Shareholders Rights/Responsibilities.

2. Good Corporate Governance Policies.

3. Good Corporate Governance Implementation.

4. Information Disclosure.

5. Commitment.

For the five mentioned aspects, there was a significant increase in the total score achieved by the Company in 2011 with a score of 95.54 of the total of maximum score of 100 and this score is similar to 95.54% compared to that of 2010 with 87.22%.

Details of the Company’s achievement are as follows:

The Company also conducted GCG assessment since 2002 with the results as follows:

Sesuai dengan Undang Undang No. 40 tahun 2007 Bab I Mengenai Ketentuan Umum Pasal 1, Organ Perusahaan terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Direksi dan Dewan Komisaris.

l Rapat Umum Pemegang Saham, yang selanjutnya disebut RUPS adalah Organ Perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam Undang Undang dan/atau Anggaran Dasar.

Based on Law No. 40 of 2007 Chapter I on General Provisions Article 1, corporate organs consist of General Meeting of Shareholders, Board of Directors and Board of Commissioners.

l General Meeting of Shareholders, hereinafter referred to as GMS, is corporate organ that has the authority that is not granted to Directors or Board of Commissioners within the limit regulated by Law and/or Articles of Association.

Assessment GCG

100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

72,34

2002

80,33

2003

80,33

2004 2008

82,65

2009 2010 2011

80,9

2007

87,2295,54

81,62



154 155




Rapat Umum Pemegang SahamGeneral Meeting of Shareholders

l Direksi adalah Organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar.

l Dewan Komisaris adalah Organ Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar serta memberi nasihat kepada Direksi.

Dalam menjalankan tugas pengawasan, Dewan Komisaris dapat membentuk komite, yang anggotanya seorang atau lebih adalah anggota Dewan Komisaris. Komite-komite tersebut bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Komite-komite yang telah dibentuk oleh Dewan Komisaris Perseroan adalah:

l Komite Audit Komite Audit bertugas mengevaluasi

dan mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian khusus serta memberikan pendapat profesional yang independen kepada Dewan Komisaris di bidang laporan keuangan dari Direksi, laporan dari auditor internal, auditor eksternal, serta laporan ketaatan pada peraturan perundang-undangan dan pelaksanaan manajemen risiko.

l Komite Investasi dan Risiko Usaha Komite Investasi dan Risiko Usaha

bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dan membantu Dewan Komisaris dalam pelaksanaan tugasnya agar pengelolaan Perseroan dapat berlangsung dengan efisien dan efektif melalui sistem dan pelaksanaan pengawasan yang kompeten dan independen.

l Directors are corporate organ that has the authority and full responsibility for the management of the Company for the interest of the Company in accordance with the Company’s objectives and aims, as well as representing the Company both inside and outside the court in accordance with Articles of Association.

l Board of Commissioners is corporate organ that has the duty to perform supervision in general and/or in particular in accordance with Articles of Association as well as to give advice to Directors.

In carrying out the supervising duties, the Board of Commissioners may form committees whose members include with one or more members of the Board of Commissioners. The Committees report to the Board of Commissioners. The Committees that have been formed by the Board of Commissioners of the Company are as follows:

l Audit Committee The duties of Audit Committee are to

evaluate and identify matters requiring special attention and give independent professional opinion to the Board of Commissioners concerning Directors’ financial report, internal and external auditor reports, report on compliance with rules and regulations, as well as the implementation of risk management.

l Business Risk and Investment Committee Business Risk and Investment

Committee reports to the Board of Commissioners and it assists the Board of Commissioners in carrying out of the Board’s duties so that the management of the Company is conducted effectively and efficiently by means of competent and independent supervision system and implementation.

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dalam Perseroan adalah:l Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan

yang diselenggarakan tiap tahun buku selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun buku Perseroan ditutup.

l Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yaitu Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan.

Pada tanggal 17 Maret 2011, Perseroan menyelenggarakan RUPS Luar Biasa dengan agenda sebagai berikut:1. Persetujuan untuk melanjutkan sementara

masa jabatan anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang diangkat berdasarkan Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. Kep-32/MBU/2006 dan No. Kep-33/MBU/2006 sampai dengan ditetapkan dalam RUPS Tahunan pada tahun 2011.

General Meeting of Shareholders (GMS) of the Company is:l Annual General Meeting of Shareholders

convened every fiscal year not later than the sixth month after the fiscal year ends.

l Extraordinary General Meeting of Shareholders, which is General Meeting of Shareholder convened whenever deemed necessary.

On 17 March 2011, the Company has convened the Extraordinary General Meeting of Shareholders (EMGS) with the following agenda:1. Approval of temporary continuation of the

period of service of members of Directors and Board of Commissioners appointed based on the Decision of State Minister for State-Owned Enterprises No. Kep-32/MBU/2006 and No. Kep-33/MBU/2006 until the decision of AGMS in 2011.



Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, 14 Juni 2011.AnnualGeneralMeetingofShareholders,14June2011

156 157




2. Penyesuaian pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan mengenai Maksud dan Tujuan serta Kegiatan Usaha, guna memenuhi Peraturan Bapepam dan LK No. IX.J.1 dan perubahan pasal 18 ayat 3 Anggaran Dasar Perseroan.

Penyelenggaraan RUPS Luar Biasa tersebut telah melalui proses persiapan dan penyelenggaraan sesuai dengan UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 81, 82 dan 83 serta Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-60/PM/1996 tentang Rencana dan Pelaksanaan RUPS.

Proses Rencana dan Pelaksanaan RUPS tersebut telah tertuang dalam surat Perseroan yang telah disampaikan ke Bapepam-LK serta pemasangan iklan Pemberitahuan dan Panggilan masing-masing pada 2 (dua) surat kabar berbahasa Indonesia yang berperedaran Nasional dengan detail sebagai berikut:

KEPUTUSAN AGENDA PERTAMA

Menyetujui melanjutkan sementara masa jabatan:1. Prof. DR. Akhmad Syakhroza selaku

Komisaris;2. Mayjen (Purn.) Samsoedin selaku Komisaris

Independen;3. Ir. Sumaryanto Widayatin, MSCE. selaku

Komisaris;4. Ir. Frans S. Sunito selaku Direktur Utama;5. Ir. Reynaldi Hermansjah selaku Direktur

Keuangan;6. Ir. Abdul Hadi Hs., MM. selaku Direktur

Pengembangan Usaha;terhitung sejak tanggal 14 Maret 2011 dengan masing-masing tetap menjalankan tugas dan kewajibannya dalam jabatannya tersebut sampai dengan ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada tahun 2011.

KEPUTUSAN AGENDA KEDUA

Memberi kuasa kepada Direksi Perseroan untuk mengubah pasal 3 dan pasal 18 ayat 3 Anggaran Dasar Perseroan dalam Akta tersendiri di hadapan Notaris, memberitahukan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan tersebut kepada pihak yang berwenang serta melakukan segala tindakan yang diperlukan sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku sehubungan dengan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan.

Pada tanggal 14 Juni 2011, Perseroan telah menyelenggarakan RUPS Tahunan dengan agenda:1. Persetujuan Laporan Tahunan Perseroan

Tahun Buku 2010 Mengenai Kegiatan Perseroan dan Pelaksanaan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris serta Pengesahan Laporan Keuangan Perseroan yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010.

2. Pengesahan Laporan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan untuk Tahun Buku 2010.

2. Adjustment of article 3 of the Company’s Article of Association concerning Purposes, Objectives and Business Activities, to comply with the Regulation of the Capital Market and Financial Institution Supervisory Board (Bapepam-LK) and change in article 18 paragraph 3 of the Company’s Article of Association.

In convening the EGMS, the Company has carried out all the preparation process in accordance with Law No. 40 of 2007 on Limited Liability Company Articles 81, 82 and 83; and Decision of Chairman of Bapepam No. Kep-60/PM/1996 on the Planning and Conducting GMS.

The planning and the carrying out of the said EGMS is stipulated in the Company’s letter submitted to Bapepam-LK, followed by advertising Notice and Invitation each in two (2) newspapers in Indonesian Language with nationwide coverage with the following details:

RESOLUTIONS FOR THE FIRSTAGENDA

To approve the temporary continuation of the period of service of:1. Prof. DR. Akhmad Syakhroza as

Commissioner;2. Mayjen (Purn.) Samsoedin as Independent

Commissioner;3. Ir. Sumaryanto Widayatin, MSCE. as

Commissioner;4. Ir. Frans S. Sunito as President Director;5. Ir. Reynaldi Hermansjah as Finance

Director;6. Ir. Abdul Hadi Hs., MM. as Business

Development Director;effective from 14 March 2011 and each of them will continue to carry on his tasks and obligations in the said position until the decision of Annual General Meeting of Shareholders in 2011.

RESOLUTIONS FOR THE SECOND AGENDA

To give authority proxy to the Directors of the Company to change article 3 and article 18 paragraph 3 of the Company’s Article of Association in separate Deed before Notary, to inform the said change in the Company’s Article of Association to the authorized parties and to perform any necessary actions in accordance with prevailing rules and regulations in relation to the Change in the Company’s Article of Association.

On 14 June 2011, the Company has convened the Annual General Meeting of Shareholders (AMGS) with the following agenda:1. Approval of Annual Report for Fiscal Year

2010 Concerning the Company’s Activities and the Carrying Out of Supervisory Duty of Board of Commissioners along with Ratification of the Company’s Financial Report for the Year Ended 31 December 2010.

2. Ratification of Partnership and Community Development Programs Report for Fiscal Year 2010.

Penyampaian Pemberitahuan Panggilan / Undangan Penyampaian dan Rencana dan Agenda RUPS Luar Biasa RUPS Luar Biasa Pengumuman Hasil RUPS Luar Biasa RUPS Luar Biasa SubmissionofLetter NoticeofEGMS InvitationtoEGMS Announcementof onthePlanand ResolutionsofEGMS AgendaofEGMS

Penyampaian Rencana Iklan Pemberitahuan Iklan Panggilan / Undangan Iklan Pengumuman Penyelenggaraan dan Agenda RUPS Luar Biasa RUPS Luar Biasa hasil RUPS Luar Biasa RUPS Luar Biasa ke Ketua di Surat Kabar Bisnis di Surat Kabar Bisnis di Surat Kabar Bisnis Bapepam-LK melalui Surat Indonesia dan Investor Daily Indonesia dan Investor Daily Indonesia dan Investor Daily No. AA.AK06.122 pada tanggal 16 Februari 2011 pada tanggal 02 Maret 2011 pada tanggal 18 Maret 2011 tanggal 08 Februari 2011 Submission of the Company’s Advertisement of Advertisement of Advertisement of Letter No. AA.AK06.122 Notice of EGMS in Invitation to EGMS in Announcement of dated 08 February 2011 newspapers Bisnis Indonesia newspapers Bisnis Indonesia Resolutions to EGMS in on the Plan to Convene and Investor Daily and Investor Daily newspaper Bisnis Indonesia EGMS along with the Agenda on 16 February 2011 on 02 March 2011 and Investor Daily to Chairman of Bapepam-LK on 18 March 2011

RUPS Luar Biasa Perseroan yang diselenggarakan pada tanggal 17 Maret 2011 tersebut telah memutuskan hal-hal sebagai berikut:

EGMS of the Company convened on 17 March 2011 has decided the following matters:



158 159




3. Penetapan Penggunaan Laba Bersih Tahun Buku 2010.

4. Penunjukkan Akuntan Publik untuk Mengaudit Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk Tahun Buku 2011 dan Laporan Keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Tahun Buku 2011.

5. Penetapan Tantiem Tahun Buku 2010, Gaji atau Honorarium serta Tunjangan Bagi Anggota Direksi dan Dewan Komisaris untuk Tahun Buku 2011.

6. Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Saham Tahun 2007 dan Obligasi Jasa Marga Tahun 2010.

7. Penetapan Susunan Pengurus Perseroan.

Penyelenggaraan RUPS Tahunan tersebut telah melalui proses persiapan dan penyelenggaraan sesuai dengan UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 81, 82 dan 83 serta Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-60/PM/1996 tentang Rencana dan Pelaksanaan RUPS.

Proses Rencana dan Pelaksanaan RUPS tersebut telah tertuang dalam surat Perseroan yang telah disampaikan ke Bapepam-LK serta pemasangan iklan Pemberitahuan dan Panggilan masing-masing pada 2 (dua) surat kabar berbahasa Indonesia yang berperedaran Nasional dengan detail sebagai berikut:RUPS Tahunan Perseroan yang diselenggarakan pada tanggal 14 Juni 2011 tersebut telah memutuskan hal-hal sebagai berikut:

KEPUTUSAN AGENDA PERTAMA

1. Menyetujui Laporan Tahunan Perseroan Tahun Buku 2010, termasuk Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris untuk Tahun Buku 2010 dan Mengesahkan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Hadori Sugiarto, Adi & Rekan (HLB) International, dengan pendapat wajar dalam semua hal yang material sebagaimana dinyatakan dalam laporan No. 005/LA-JM/III/11 tanggal 22 Maret 2011.

2. Memberikan pelunasan dan pembebasan (acquit et de charge) kepada setiap anggota Direksi dan Dewan Komisaris atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 sepanjang tindakan tersebut bukan merupakan tindakan pidana dan tercermin dalam Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku 2010.

KEPUTUSAN AGENDA KEDUA

1. Mengesahkan Laporan Tahunan yang telah disampaikan Direksi dan Laporan Keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan untuk Tahun Buku 2010 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Hadori Sugiarto Adi & Rekan (HLB) International dengan pendapat wajar untuk semua hal yang material, posisi keuangan, hasil aktivitas dan arus kas Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT Jasa Marga (Persero) Tbk., sebagaimana dinyatakan dalam Laporan No. 005C/LA-PKBL-Jasa Marga/III/11 tanggal 22 Maret 2011.

2. Memberikan pelunasan dan pembebasan (acquit et de charge) kepada setiap anggota Direksi dan Dewan Komisaris atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 sepanjang tindakan tersebut bukan

3. Decision of the Distribution of Net Profit for Fiscal Year 2010.

4. Appointment of Public Accountant to Audit the Company’s Consolidated Financial Report for Fiscal Year 2011, and Partnership and Community Development Programs Financial Report for Fiscal Year 2011.

5. Decision of Tantieme Fiscal Year 2010, Salary and Honorarium along with Allowances for Members of the Directors and Board of Commissioners for Fiscal Year 2011.

6. Report on the Use of 2007 IPO Proceeds and 2010 Jasa Marga Bond Proceeds.

7. Decision of the Management of the Company.

In convening AGMS, the Company has carried out all the preparation process in accordance with Law No. 40 of 2007 on Limited Liability Company Articles 81, 82 and 83; and Decision of Chairman of Bapepam No. Kep-60/PM/1996 on the Planning and Conducting GMS.

The planning and the carrying out of the said AGMS is stipulated in the Company’s letter submitted to Bapepam-LK, followed by advertising Notice and Invitation each in two (2) newspapers in Indonesian Language with nationwide coverage with the following details:

AGMS of the Company convened on 14 June 2011 has decided the following matters:

RESOLUTIONS FOR THE FIRSTAGENDA

1. To approve the Company’s Annual Report for Fiscal Year 2010, including the Board of Commissioners’ Supervisory Report for Fiscal Year 2010 and to ratify the Company’s Consolidated Financial Report for the fiscal year ended 31 December 2010 that has been audited by Public Accountant Office Hadori Sugiarto Adi & Rekan (HLB) International, with unqualified opinion as stated in the report No. 005/LA-JM/III/11 dated 22 March 2011.

2. To grant release and discharge of responsibilities (acquit et de charge) to each member of the Directors and Board of Commissioners for the management and supervision actions they have carried out during the fiscal year ended 31 December 2010 provided that those actions are not criminal acts and are reflected in the Company’s Financial Report for fiscal year 2010.

RESOLUTIONS FOR THE SECOND AGENDA

1. To ratify the Annual Report that has been presented by the Directors and the Financial Report of Partnership & Community Development Programs for fiscal year 2010 that has been audited by Public Accountant Office Hadori Sugiarto Adi & Rekan (HLB) International with fair opinion in all material respects, financial position, results of activities and cash flows of Partnership & Community Development Programs of PT Jasa Marga (Persero) Tbk., as stated in the report No. 005C/LA-PKBL-Jasa Marga/III/11 dated 22 March 2011.

2. To grant release and discharge of responsibilities (acquit et de charge) to each member of the Directors and Board of Commissioners for the management and supervision actions they have carried out during the fiscal year ended 31 December 2010 provided that those actions are

Penyampaian Rencana Pemberitahuan Panggilan / Undangan Penyampaian dan Pengumumandan Agenda RUPS Tahunan RUPS Tahunan RUPS Tahunan Hasil RUPS TahunanSubmissionofLetteronthe NoticeofAGMS Invitation to AGMS AnnouncementofPlanandAgendaofAGMS ResolutionsofAGMS

Penyampaian Rencana Iklan Pemberitahuan Iklan Panggilan / Undangan Iklan Pengumuman hasilPenyelenggaraan dan Agenda RUPS Tahunan di RUPS Tahunan di Surat RUPS Tahunan di SuratRUPS Tahunan ke Ketua Surat Kabar Bisnis Kabar Bisnis Indonesia Kabar Bisnis IndonesiaBapepam-LK melalui Surat Indonesia dan Investor Daily dan Investor Daily pada dan Investor Daily padaNo. AA.AK06.503 pada tanggal 13 Mei 2011 tanggal 30 Mei 2011 tanggal 16 Juni 2011tanggal 06 Mei 2011. Submission of the Company’s Advertisement of Advertisement of Invitation Advertisement ofLetter No. AA.AK06.503 Notice of AGMS in to AGMS in newspapers Announcement of Resolutionsdated 06 May 2011 on the Plan newspapers Bisnis Indonesia Bisnis Indonesia to AGMS in newspaperto Convene AGMS along with and Investor Daily and Investor Daily Bisnis Indonesia and Investorthe Agenda to Chairman of on 13 May 2011 on 13 May 2011 Daily on 16 June 2011Bapepam-LK



160 161




merupakan tindakan pidana dan tercermin dalam Laporan Pelaksanaan PKBL Tahun 2010.

KEPUTUSAN AGENDA KETIGA

Penggunaan Laba Bersih Perseroan untuk Tahun Buku 2010 sebagai berikut:1. Sebesar Rp 716.092.001.221 (Tujuh Ratus

Enam Belas Miliar Sembilan Puluh Dua Juta Seribu Dua Ratus Dua Puluh Satu Rupiah) atau 60% dari laba bersih tahun buku 2010 ditetapkan sebagai dividen tunai untuk Tahun Buku 2010. Selanjutnya memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi untuk mengatur tata cara pembayaran dividen tunai termaksud sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

2. Sebesar Rp 17.902.300.031 (Tujuh Belas Miliar Sembilan Ratus Dua Juta Tiga Ratus Ribu Tiga Puluh Satu Rupiah) atau 1,5% dari laba bersih tahun buku 2010 dialokasikan untuk Program Kemitraan.

3. Sebesar Rp 17.902.300.031 (Tujuh Belas Miliar Sembilan Ratus Dua Juta Tiga Ratus Ribu Tiga Puluh Satu Rupiah) atau 1,5% dari laba bersih tahun buku 2010 dialokasikan untuk Program Bina Lingkungan.

4. Sebesar Rp 25.000.000.000 (Dua Puluh Lima Miliar Rupiah) ditetapkan sebagai Dana Cadangan Wajib untuk memenuhi ketentuan Pasal 70 Undang Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007, yang penggunaannya sesuai dengan Pasal 26 Anggaran Dasar Perseroan.

5. Sisanya sebesar Rp 416.590.067.420 (Empat Ratus Enam Belas Miliar Lima Ratus Sembilan Puluh Juta Enam Puluh Tujuh Ribu Empat Ratus Dua Puluh Rupiah) akan digunakan untuk menambah saldo laba guna mendukung pengembangan Perseroan.

KEPUTUSAN AGENDA KEEMPAT

1. Menunjuk kembali Kantor Akuntan Publik Hadori Sugiarto Adi & Rekan (HLB) International untuk melakukan audit Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk tahun buku 2011 dan Audit Laporan Keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan untuk tahun buku 2011.

2. Memberi kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan persyaratan lain serta besarnya jasa audit dengan memperhatikan kewajaran serta ruang lingkup pekerjaan audit, serta menunjuk akuntan publik pengganti apabila kantor akuntan tersebut diatas tidak dapat melaksanakan tugasnya terkait dengan ketentuan pasar modal di Indonesia.

KEPUTUSAN AGENDA KELIMA

Melimpahkan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Pemegang Saham Seri A Dwiwarna untuk menetapkan besarnya tantiem yang diberikan kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris untuk Tahun Buku 2010 serta menetapkan besarnya gaji anggota Direksi dan honorarium Dewan Komisaris serta tunjangan dan fasilitas bagi Direksi dan Dewan Komisaris untuk Tahun 2011.

KEPUTUSAN AGENDA KEENAM

Direksi melaporkan kepada Pemegang Saham mengenai:1. Laporan Penggunaan Dana Hasil

Penawaran Umum.2. Laporan Penggunaan Dana Hasil Obligasi.

Tidak ada pengambilan keputusan di dalam agenda ini.

not criminal acts and are reflected in the Implementation Report of Partnership & Community Development Programs year 2010.

RESOLUTIONS FOR THE THIRD AGENDA

The use of the Company’s net income for fiscal year 2010 as follows:1. An amount of Rp 716,092,001,221 (Seven

Hundred Sixteen Billion Ninety-Two Million One Thousand Two Hundred Twenty-One Rupiah) or 60% of the net income fiscal year 2010 is decided as cash dividend for Fiscal Year 2010. The Directors is then granted power and authority to arrange the procedures of payment of the said cash dividend in accordance with the prevailing rules and regulations.

2. An amount of Rp 17,902,300,031 (Seventeen Billion Nine Hundred Two Million Three Hundred Thousand Thirty-One Rupiah) or 1.5% of the net income fiscal year 2010 is allocated to Partnership Program.

3. An amount of Rp 17,902,300,031 (Seventeen Billion Nine Hundred Two Million Three Hundred Thousand Thirty-One Rupiah) or 1.5% of the net income fiscal year 2010 is allocated to Community Development Program.

4. An amount of Rp 25,000,000,000 (Twenty-Five Billion Rupiah) is used for Reserve to comply with article 70 of Law on Limited Liability Company No. 40 of 2007 and it is used in accordance with Article 26 of the Company’s Articles of Association.

5. The remaining Rp 416,590,067,420 (Four Hundred Sixteen Billion Five Hundred Ninety Million Sixty-Seven Thousand Four Hundred Twenty Rupiah) will add to the retained earnings to support the Company’s development.

RESOLUTIONS FOR THE FOURTH AGENDA

1. To re-appoint Public Accountant Office Hadori Sugiarto Adi & Rekan (HLB) International to audit the Consolidated Financial Report of the Company for Fiscal Year 2011 and to audit the Financial Report of Partnership & Community Development Programs for Fiscal Year 2011.

2. To grant authority to the Board of Commissioners to decide other requirements along with the amount of audit fee by considering the fairness and scope of audit work, along with appointing a substitute public accountant if the said public accountant are incapable of carrying out its duties in relation to the laws on Indonesian capital market.

RESOLUTION FOR THE FIFTH AGENDA

To grant authority and power to the Board of Commissioners with prior approval from the Shareholder of Series A Dwiwarna to determine the amount of tantieme given to the members of Directors and Board of Commissioners for Fiscal Year 2010 and to decide the amount of salary for members of Directors and honorarium of Board of Commissioners along with allowances and facilities for Directors and Board of Commissioners for Year 2011.

RESOLUTIONS FOR THE SIXTHAGENDA

The Directors reported the following matters to the shareholders:1. Report on the Use of IPO Proceeds.2. Report on the Use of Bonds Proceeds. No decision is taken in this agenda.



162 163




Hubungan Direksi dan Dewan KomisarisRelationship between Directors and Board of Commissioners

Sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan, antar anggota Direksi serta antara anggota Direksi dengan Dewan Komisaris dilarang memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat ketiga baik menurut garis lurus maupun garis kesamping, termasuk hubungan yang timbul karena perkawinan.

Direksi dan Dewan Komisaris memahami dan bekerja sama atas wewenang dan tugas masing-masing. Untuk hal-hal strategis yang menyangkut aktiva, pinjaman, ekuitas, struktur organisasi serta penetapan direksi dan komisaris Anak Perusahaan, Direksi memerlukan persetujuan Dewan Komisaris secara formal.

In accordance with the Company’s Articles of Association, among members of the Directors between each member of the Directors and each member of the Board of Commissioners is prohibited to be related by blood within the third degree both vertically and horizontally, including by marriage.

Directors and the Board of Commissioners understand and cooperate based on their respective authorities and tasks. For strategic matters related to assets, loan, equity, organizational structure as well as appointment of directors and commissioners of Subsidiaries, the Directors require the Board of Commissioners formal approval.

KEPUTUSAN AGENDA KETUJUH

Menetapkan kembali perpanjangan masa jabatan Bapak Ir. Frans S. Sunito sebagai Direktur Utama, Bapak Ir. Reynaldi Hermansjah sebagai Direktur Keuangan, Bapak Ir. Abdul Hadi Hs., MM sebagai Direktur Pengembangan Usaha, Bapak Mayjen. (Purn.) Samsoedin sebagai Komisaris Independen, Bapak Prof. Dr. H. Akhmad Syakhroza sebagai Komisaris dan Bapak Ir. Sumaryanto Widayatin, MSCE sebagai Komisaris, sampai dengan RUPS Tahunan atau RUPS Luar Biasa berikutnya mana yang lebih dahulu.

Dengan demikian susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan pada saat ditutupnya Rapat adalah sama dengan yang menjabat saat ini yaitu sebagai berikut:

DIREKSI

l Ir. Frans S. Sunito sebagai Direktur Utama.l Ir. Adityawarman sebagai Direktur Operasi.l Ir. Abdul Hadi Hs., MM. sebagai Direktur

Pengembangan Usaha.l Ir. Reynaldi Hermansjah sebagai Direktur

Keuangan.l Ir. Firmansyah, CES. sebagai Direktur

Sumber Daya Manusia & Umum.

DEWAN KOMISARIS

l Drs. Gembong Priyono, MSc. sebagai Komisaris.

l Ir. Sumaryanto Widayatin, MSCE. sebagai Komisaris.

l Prof. Dr. H. Akhmad Syakhroza sebagai Komisaris.

l DR. Ir. Joyo Winoto sebagai Komisaris.l Mayjen. (Purn.) Samsoedin sebagai

Komisaris Independen.l Irjen. Polisi (Purn.) Drs. Michael Dendron

Primanto, SH., MH. sebagai Komisaris Independen.

RESOLUTIONS FOR THE SEVENTH AGENDA

To re-decide to prolong the period of service of Ir. Frans S. Sunito as President Director, Ir. Reynaldi Hermansjah as Finance Director, Ir. Abdul Hadi Hs., MM. as Business Development Director, Mayjen. (Purn.) Samsoedin as Independent Commissioner, Prof. Dr. H. Akhmad Syakhroza as Commissioner and Ir. Sumaryanto Widayatin, MSCE. as Commissioner, until the next Annual GMS or Extraordinary GMS, whichever comes first.

Therefore, the composition of the Directors and Board of Commissioners of the Company at the time the meeting ended is the same as present and they are as follows:

DIRECTORS

l Ir. Frans S. Sunito as President Director.l Ir. Adityawarman as Operation Director.l Ir. Abdul Hadi Hs., MM. as Business

Development Director.l Ir. Reynaldi Hermansjah as Finance

Director.l Ir. Firmansyah, CES. as Human Capital &

General Affairs Director.

BOARD OF COMMISSIONERS

l Drs. Gembong Priyono, MSc. as Commissioner.

l Ir. Sumaryanto Widayatin, MSCE. as Commissioner.

l Prof. Dr. H. Akhmad Syakhroza as Commissioner.

l DR. Ir. Joyo Winoto as Commissioner.l Mayjen. (Purn.) Samsoedin as Independent

Commissioner .l Irjen. Polisi (Purn.) Drs. Michael Dendron

Primanto, SH., MH. as Independent Commissioner.



164 165




Dewan KomisarisBoard of Commissioners

KOMPOSISI DEWAN KOMISARIS

Dewan Komisaris Perseroan beranggotakan enam orang, dimana dua diantaranya adalah Komisaris Independen. Dewan Komisaris diketuai oleh seorang Komisaris Utama. Adapun komposisinya adalah sebagai berikut:

Komisaris Utama:Agoes Widjnarko

Komisaris Independen:Mayjen. (Purn.) Samsoedin

Komisaris Independen: Irjen. Polisi (Purn.) Michael Dendron Primanto

Komisaris: Ibnu Purna

Komisaris: Akhmad Syakhroza

Komisaris:Joyo Winoto

INDEPENDENSI DEWAN KOMISARIS

Jumlah Komisaris Independen Jasa Marga telah memenuhi ketentuan sesuai dengan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia No. Kep-305/BEJ/07-2004 tentang Peraturan No. I-A tentang Pencatatan Saham Dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham Yang Diterbitkan Oleh Perusahaan Tercatat, dimana setiap perusahaan publik harus memiliki Komisaris Independen sekurang-kurangnya 30% dari jumlah seluruh anggota Dewan Komisaris. Jasa Marga memiliki dua orang Komisaris Independen atau 33% dari jumlah seluruh anggota Dewan Komisaris Jasa Marga. Dewan Komisaris

Jasa Marga diketuai oleh Komisaris Utama. Antar anggota Dewan Komisaris dan antara anggota Dewan Komisaris dengan anggota Direksi tidak ada hubungan keluarga sedarah sampai dengan derajat ketiga, baik menurut garis lurus maupun garis ke samping atau hubungan semenda.

TUGAS DEWAN KOMISARIS

Dewan Komisaris merupakan organ Perseroan yang secara kolektif bertugas melakukan pengawasan secara umum dan atau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar serta memberikan nasihat kepada Direksi. Dewan Komisaris tidak turut serta dalam mengambil keputusan operasional. Kedudukan masing-masing anggota Dewan Komisaris termasuk Komisaris Utama adalah setara. Tugas Komisaris Utama sebagai primus inter pares adalah mengkoordinasikan kegiatan Dewan Komisaris. Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh RUPS.

Bidang tugas anggota Dewan Komisaris dibagi dalam 6 (enam) bidang tugas yaitu: Bidang Kebijakan dan Strategi Pengembangan Perseroan, Bidang Organisasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Bidang Investasi, Bidang Keuangan, Bidang Teknis Jalan dan Bidang Pelayanan Lalu Lintas Jalan.

KomisarisUtama,AgoesWidjnarko

Menangani tugas Bidang Kebijakan dan Strategi Pengembangan Perseroan, yang meliputi tugas untuk:1. Memberikan masukan, arahan,

rekomendasi dan mengkoordinasikan serta mengintegrasikan masukan dari kelima bidang tugas lainnya, dalam rangka penyiapan, penyusunan Visi dan Misi Perseroan, penyusunan kebijakan dan strategi Rencana Jangka Menengah dan atau Jangka Panjang Perusahaan, termasuk dalam penyiapan dan

COMPOSITION OF BOARD OFCOMMISSIONERS

The Company’s Board of Commissioners consists of six members, two of which are Independent Commissioners. The Board of Commissioners is chaired by a Chairman with the following composition:

Chairman: Agoes Widjnarko

Independent Commissioner: Mayjen. (Purn.) Samsoedin

Independent Commissioner: Irjen. Polisi (Purn.) Michael Dendron Primanto

Commissioner: Ibnu Purna

Commissioner: Akhmad Syakhroza

Commissioner: Joyo Winoto

INDEPENDENCE OF BOARD OF COMMISSIONERS

The number of Jasa Marga’s Independent Commissioners has complied with what is regulated by Decision of the Directors of Indonesia Stock Exchange No. Kep-305/BEJ/07-2004 on Regulation No. I-A on the Listing of Shares and Equities Securities other than Shares Issued by Listed Companies, stating that each public company is required to have the number of Independent Commissioners at least 30% of the total number of Board of Commissioners members. Jasa Marga has two Independent Commissioners, which represents 33% of the total number of members of the

Board of Commissioners. Jasa Marga’s Board of Commissioners is chaired by a Chairman. Among members of the Board of Commissioners and between each member of the Board of Commissioners and each member of the Directors is not related by blood within the third degree, both vertically and horizontally, or by marriage.

TASKS OF BOARD OF COMMISSIONERS

The Board of Commissioners is the Company’s organ that is collectively in charge of conducting supervision, in general and/or in particular, in accordance with the Articles of Association, and giving advice to the Directors. The Board of Commissioners is not involved in making decision regarding operational matters. Each member of the Board of Commissioners, including the Chairman is of equal position. The task of the Chairman as primus inter pares (first among equals) is to coordinate the activities of the Board of Commissioners. Members of the Board of Commissioners are appointed and dismissed by the GMS.

The tasks of members of the Board of Commissioners are divided into six (6) fields, namely: Field of Policy and Strategy for the Company’s Development, Field of Organization and Human Resources Development, Field of Investment, Field of Finance, Field of Road Engineering and Field of Road Traffic Services.

Chairman,AgoesWidjnarko

Responsible for the Field of Policy and Strategy for the Company’s Development consisting of the duties to: 1. Give inputs, directions and

recommendations; coordinate and integrate inputs from five other fields, in order to prepare and arrange the Company’s Vision and Mission, arrange policy and strategy for corporate mid-term plan and or long-term plan, including to prepare and prepare corporate annual budget and



166 167




penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Tahunan serta pengawasan terhadap pelaksanaan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.

2. Memberikan arahan dan rekomendasi atas penetapan, evaluasi dan revisi Visi dan Misi Perseroan, Rencana Jangka Menengah dan atau Jangka Panjang Perusahaan, serta Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan.

3. Memimpin dan menjamin tercapainya efektivitas pengambilan keputusan, atas rapat-rapat Dewan Komisaris, rapat gabungan Dewan Komisaris – Direksi, serta Rapat Umum Pemegang Saham dan penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance di lingkungan Dewan Komisaris.

Komisaris, Akhmad Syakhroza

Menangani tugas Bidang Organisasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia yang meliputi tugas untuk:1. Memberikan masukan, arahan,

rekomendasi dalam rangka penyiapan penetapan dan penyesuaian struktur organisasi Perseroan secara keseluruhan di tingkat Pusat, Cabang, Anak Perusahaan dan penyiapan sistem dan prosedur tata laksana operasionalisasinya.

2. Memberikan arahan dan rekomendasi atas kebijakan pemenuhan kebutuhan penyediaan SDM yang profesional, produktif dan berkompetensi serta pengembangan selanjutnya.

3. Bersama Anggota Dewan Komisaris lainnya, memberikan masukan dan rekomendasi atas usulan calon Direksi Perseroan dan atas usulan calon Dewan Komisaris dan Direksi Anak Perusahaan, kepada Menteri Negara BUMN selaku Pemegang Saham Dwiwarna, serta rekomendasi atas pengangkatan pejabat struktural inti (strategis) satu tingkat di bawah Direksi.

4. Memberikan masukan dan rekomendasi dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektivitas serta pemberdayaan SDM yang kompetitif dan proses bisnis yang berorientasi pada pelanggan/pengguna jalan tol.

Komisaris, Ibnu Purna

Menangani tugas Bidang Investasi, yang meliputi tugas untuk:1. Memberikan masukan, arahan,

rekomendasi dalam rangka menetapkan kebijakan dan strategi investasi pembangunan jalan tol baru, mendapatkan konsesi jalan tol baru secara tender ataupun akuisisi jalan tol dan divestasi atau spin off Anak Perusahaan, serta dalam rangka pengembangan usaha non tol.

2. Memberikan masukan, saran dan rekomendasi dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektivitas perencanaan teknis jalan, biaya konstruksi peningkatan kapasitas jalan dan pembangunan jalan tol baru.

Komisaris, Joyo Winoto

Menangani tugas Bidang Keuangan, yang meliputi tugas untuk:1. Memberikan masukan, arahan,

rekomendasi dalam rangka menetapkan kebijakan dan strategi dalam pengelolaan, rekayasa dan perkuatan struktur keuangan Perseroan serta memperoleh dana yang paling murah yang diperlukan untuk investasi pembangunan jalan tol baru, peningkatan kapasitas, perbaikan dan pemeliharaan jalan tol yang ada.

2. Memberikan masukan, tanggapan, saran dan rekomendasi dalam rangka penyusunan rencana Perseroan dan struktur keuangan yang mendukung pertumbuhan unorganic, pembahasan laporan keuangan tahunan dan triwulanan Perseroan.

3. Memberikan masukan dan rekomendasi dalam rangka pengembangan, peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan administrasi keuangan, pengendalian pinjaman serta pemanfaatan teknologi informasi dalam penyusunan laporan keuangan dan transaksi keuangan.

work plan as well as to supervise the implementation of resolution of General Meeting of Shareholders.

2. Give directions and recommendations concerning the decision, evaluation and revision of the Vision and Mission of the Company, corporate mid-term and or long-term plan, along with corporate budget and work plan.

3. Lead and guarantee the accomplishment of effectiveness in decision making at Board of Commissioners meetings, Board of Commissioners – Directors joint meetings, and General Meeting of Shareholders as well as implementation of Good Corporate Governance principles within the Board of Commissioners.

Commissioner, Akhmad Syakhroza

Responsible for the Field of Organization and Human Resources Development consisting of the duties to:1. Give inputs, directions and

recommendations in order to prepare the decision and adjustment of organizational structure of the Company entirely at the level of Head Office, Branches, and Subsidiaries, along with to prepare the system and procedures of operation.

2. Give directions and recommendations on the policy to fulfill the need for the provision of professional, productive and competent HR along with their development.

3. Together with other members of the Board of Commissioners, give inputs and recommendations on the proposal of candidates for Directors of the Company and candidates for Board of Commissioners and Directors of Subsidiaries to the State Minister for SOEs as Dwiwarna Shareholder, as well as the recommendation on the appointment of main structural managers (strategic) one level below Directors.

4. Give inputs and recommendations in order to improve efficiency, effectiveness and empowerment of competitive HR as well as business processes that are customer/toll road user-oriented.

Commissioner, Ibnu Purna

Responsible for the Field of Investment consisting of the duties to:1. Give inputs, directions, recommendations

in order to decide the policies and strategies in new toll road investment, acquire concessions of new toll roads through tender or toll road acquisition and divestment or spin off in Subsidiaries, as well as to develop non-toll road businesses.

2. Give inputs, suggestions and recommendations in order to improve efficiency and effectiveness of road engineering plan, construction cost for increasing road capacity and new toll road development.

Commissioner, Joyo Winoto

Responsible for the Field of Finance consisting of the duties to:1. Give inputs, directions and

recommendation in order to decide policies and strategies in the managing, engineering and strengthening the Company’s financial structure and to achieve the cheapest fund required for investment in new toll road development, capacity increase, repair and maintenance of existing toll roads.

2. Give inputs, responses, suggestions and recommendation in order to arrange the Company’s plan and financial structure that support un-organic growth, and discuss the Company’s annual and quarterly financial reports.

3. Give inputs and recommendations in order to develop and improve efficiency and effectiveness of financial administration management, control loans and make use of information technology in preparing financial reports and financial transactions.



168 169




KomisarisIndependen,Mayjen.(Purn.)

Samsoedin

Menangani tugas Bidang Teknis Jalan, yang meliputi tugas untuk:1. Memberikan masukan, arahan,

rekomendasi dalam rangka pengelolaan, pemeliharaan dan pengamanan ruas jalan tol untuk memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang ditetapkan Menteri Pekerjaan Umum dan atau mencapai tingkat keandalan jalan tol yang tinggi.

2. Memberikan masukan dan rekomendasi dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektivitas perbaikan dan pemeliharaan jalan tol beserta fasilitas/rambu-rambunya, termasuk pengembangan sistem Performance Based Maintenance Contract, penerapan manajemen risiko serta modernisasi pengoperasionalisasian jalan tol.

KomisarisIndependen,Irjen.Polisi(Purn.)

Michael Dendron Primanto

Menangani tugas Bidang Pelayanan Lalu Lintas Jalan, yang meliputi tugas untuk:1. Memberikan masukan, arahan,

rekomendasi dalam rangka kelancaran pelayanan transaksi yang memenuhi SPM dan pengendalian serta pengamanan pendapatan tol, pengelolaan dan memberikan pelayanan lalu lintas yang memenuhi standar keamanan, kecepatan tempuh serta peningkatan response time penanganan gangguan perjalanan.

2. Memberikan masukan dan rekomendasi dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya untuk pelayanan transaksi dan pelayanan lalu lintas jalan tol.

LINGKUP PELAKSANAAN TUGAS DEWAN KOMISARIS

Secara garis besar, selama tahun 2011, Dewan Komisaris telah melaksanakan beberapa hal yang terkait dengan tugas dan kewajibannya sebagai berikut:1. Memberikan arahan dan persetujuan

atas jadwal dan agenda Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) serta memimpin jalannya RUPS Luar Biasa (RUPS-LB) tanggal 17 Maret 2011 dan RUPS Tahunan Tahun Buku 2011 tanggal 14 Juni 2011, sehingga RUPS dapat memutuskan keputusan-keputusan penting bagi pengelolaan dan pengembangan Perseroan. Dewan Komisaris menilai Direksi yang menyangkut tingkat keberhasilan dalam menjalankan Perseroan dan melaporkannya kepada Pemegang Saham dan Dewan Komisaris melaporkan hal-hal/kejadian luar biasa kepada Pemegang Saham dan mengambil langkah-langkah perbaikan sesuai dengan kewenangannya.

2. Dewan Komisaris melakukan evaluasi atas kinerja Direksi melalui pembahasan dan evaluasi, pemberian arahan, saran dan masukan atas Laporan Manajemen Triwulan I, II, III dan Laporan Tahunan Tahun 2011, atas dasar Kontrak Manajemen dengan lampiran KPI Korporatnya yang telah ditandatangani Direksi dengan Dewan Komisaris pada 17 Februari 2011 dan penilaian kepatuhan Direksi terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Khusus di bidang Pengawasan Keuangan, Dewan Komisaris mengarahkan dan mendorong agar pengelolaan Perseroan dilakukan dengan baik dengan mengikuti koridor-koridor yang berlaku antara lain: Return on Equity 13,88%, Net Profit Margin 22,89%, Marjin Beban Usaha 57,34%, Pendapatan Non Tol tercapai 100% dan Debt to

IndependentCommissioner,Mayjen.(Purn.)

Samsoedin

Responsible for the Field of Road Engineering consisting of the duties to:1. Give inputs, directions and

recommendation in order to manage, maintain and secure toll road sections to comply with the minimum level of service (SPM – Standar Pelayanan Minimal) decided by the Minister of Public Works and or achieve high level of toll road reliability.

2. Give inputs and recommendation in order to improve efficiency and effectiveness in the maintenance of toll roads along with the facilities/traffic signs, including developing the system of Performance-Based Maintenance Contract, implementing risk management as well as modernizing toll road operation.

IndependentCommissioner,Irjen.Polisi(Purn.)

Michael Dendron Primanto

Responsible for the Field of Road Traffic Services consisting of the duties to:1. Give inputs, directions and

recommendations in order to provide smooth transaction services that comply with SPM, control and secure toll revenue, manage and provide traffic services that comply with the standard of security, travel speed as well as improve response time of handling disturbances.

2. Giving inputs and recommendations in order to improve efficiency and effectiveness in the use of resources to provide transaction and traffic services on toll roads.

SCOPE OF BOARD OF COMMISSIONERS TASKS

In general, during the year 2011, the Board of Commissioners has carried out the following tasks and responsibilities:1. Gave directions and approval for the

schedule and agenda of General Meeting of Shareholders (GMS) as well as chaired the Extraordinary GMS (EGMS) convened on 17 March 2011 and Annual GMS Fiscal Year 2011 held on 14 June 2011, so that GMS is able to provide resolutions significant to the management and development of the Company. The Board of Commissioners assessed the Directors in relation to the level of success in running the Company and reported it to the Shareholders and the Board of Commissioners reported extraordinary material/events to the Shareholders and made corrective actions in accordance with their authority.

2. The Board of Commissioners evaluated Directors’ performance by having discussion and evaluation as well as giving directions, suggestions and inputs for the Management Report Quarter I, II, III and Annual Report 2011, based on Management Contract accompanied by the attachment of Corporate KPI that has been signed by the Directors and the Board of Commissioners on 17 February 2011 along with evaluation of Directors’ compliance with prevailing rules and regulations

3. Particularly in the field of Financial Supervision, the Board of Commissioners directed and supported the good management of the Company by following applicable corridors such as: Return on Equity 13.88%, Net Profit Margin 22.89%, Operating Margin 57.34%, Non-Toll Revenues achieved



170 171




Equity Ratio sebesar 1,64 sehingga kinerja keuangan dan kepercayaan para pemegang saham dapat dicapai dengan baik.

4. Di bidang Pengawasan Operasional, Dewan Komisaris dalam tahun 2011 telah melakukan pengawasan secara intensif sehingga value of proportion bagi pelanggan melalui ukuran indeks kepuasan pelanggan yang ditargetkan sebesar 4,0; volume lalu lintas transaksi sebesar 1,05 miliar dan 12 ruas memenuhi indikator pemenuhan SPM, dapat tercapai dengan baik.

5. Di bidang Pengawasan Pengembangan, Dewan Komisaris melakukan pengawasan terhadap upaya Direksi mengakuisisi beberapa ruas jalan tol baru dan dalam tahun 2011 telah berhasil diakuisisi ruas Jalan Tol Gempol-Pandaan dan empat ruas lainnya sedang dalam proses due diligence. Tentang pembangunan ruas jalan tol baru, dari 10 proyek jalan tol baru dalam tahun 2011 telah diselesaikan dua ruas jalan tol yaitu Semarang-Solo Tahap I Seksi 1: Semarang-Ungaran 10,8 km dan Surabaya-Mojokerto Seksi 1A: Waru-Sepanjang 2,3 km. Dalam tahun 2011 proyek jalan tol baru yang sedang dalam tahap konstruksi adalah Surabaya-Mojokerto Seksi 4: Krian-Mojokerto (18,5 km) serta JORR W2 Utara (7,7 km). Proyek yang sedang dalam tahap persiapan konstruksi adalah ruas Jalan Tol Semarang-Solo Tahap I Seksi 2: Ungaran-Bawen (12,30 km) dan Bogor Outer Ring Road Seksi IIA: Kedung Halang-Kedung Badak (2,0 km).

6. Di bidang Pengawasan Sumber Daya Manusia dan Teknologi Informasi, Dewan Komisaris telah mendorong dan memacu Direksi sehingga pemenuhan pengisian seluruh formasi jabatan dalam tahun 2011 dapat dipenuhi seluruhnya. Namun demikian evaluasi terhadap pemenuhan kompetensinya belum seluruhnya dapat

dilakukan dan diselesaikan. Terhadap implementasi teknologi informasi secara umum telah dicapai kemajuan yang cukup signifikan.

7. Di bidang Pengawasan Kepatuhan Perseroan, Dewan Komisaris mengawasi dengan ketat dan mendorong semua jajaran Perseroan untuk menerapkan prinsip dan praktik Good Corporate Governance secara intensif dan konsisten dan dari hasil penilaian konsultan assessor independen dalam tahun 2011 telah diperoleh penilaian yang baik dan meningkat dari skor penilaian tahun sebelumnya. Jasa Marga termasuk 10 besar perusahaan yang terpercaya dalam menjalankan tata kelola perusahaan yang baik (GCG). Jumlah temuan pelanggaran terhadap peraturan dan perundang-undangan dalam tahun 2011 dari hasil audit KAP maupun BPK adalah jauh lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya dan hampir semua temuan telah ditindaklanjuti dan diselesaikan dengan baik. Selain itu Dewan Komisaris mengawasi dan memantau kepatuhan Direksi dalam

100% and Debt to Equity Ratio reaching 1.64, hence financial performance and shareholders’ trust were well accomplished.

4. In the field of Operational Supervision, in 2011 the Board of Commissioners has conducted intensive supervision so that the value of proportion for the customers measured through customers satisfaction index targeted at 4.0, transaction traffic volume of 1.05 billion and 12 toll road sections fulfilling SPM indicators were well accomplished.

5. In the field of Development Supervision, the Board of Commissioners conducted the supervision for the efforts of the Directors in acquiring several new toll road sections and in 2011 the Company succeeded in acquiring Gempol-Pandaan Toll Road whereas four other sections were are in the process due diligence. Concerning the development of new toll road projects, out of the 10 new toll road projects, in 2011 the Company completed two sections i.e. Semarang-Solo Stage I Section 1: Semarang-Ungaran 10.8 km and Surabaya-Mojokerto Section 1A: Waru-Sepanjang 2.3 km. In 2011, the new toll road projects under construction were Surabaya-Mojokerto Section 4: Krian-Mojokerto (18.5 km) along with JORR W2 North (7.7 km). Toll road projects in the stage of construction preparation were Semarang-Solo Toll Road Stage I Section 2: Ungaran-Bawen (12.30 km) and Bogor Outer Ring Road Section IIA: Kedung Halang-Kedung Badak (2.0 km).

6. In the field of Supervision of Human Capital and Information Technology, the Board of Commissioners has encouraged and urged the Directors to fulfill the filling out of the formation of employees’ position was entirely completed in. Nonetheless, evaluation of the fulfillment of the competencies were

not entirely carried out and completed. The implementation of information technology in general has achieved a quite significant progress.

7. In the field of Supervision of the Company’s Compliance, the Board of Commissioners closely supervised and encourages all levels of the Company to implement the principles and practices of Good Corporate Governance intensively and consistently and the assessment made by independent assessor in 2011 has resulted in a good score, which improved from that of the previous year. Jasa Marga has been included in the 10 trusted companies in implementing good corporate governance (GCG). The number of findings of violations of rules and regulations in 2011 based on audit results of both Public Accountant Office and BPK were much lower than that of the previous year and almost all findings were followed up and well resolved. In addition, the Board of Commissioners supervised and monitored Directors’ compliance in running the Company in accordance with corporate long-term



172 173




menjalankan Perseroan sesuai dengan RJPP 2010-2014 dan RKAP tahun 2011, serta Kontrak Manajemennya.

8. Dalam Pengawasan Proses Bisnis Internal, Dewan Komisaris secara tepat waktu telah menyusun dan mengesahkan rencana kerja tahunan Dewan Komisaris tahun 2011 pada rapat pertama Dewan Komisaris tahun 2011 pada tanggal 14 Januari 2011. Setelah Semester I tahun 2011 tepatnya pada akhir bulan Juli telah selesai membahas, memberi masukan dan rekomendasi serta mengesahkan hasil review RJPP tahun 2010-2014 dan pada pertengahan bulan November 2011 untuk hal yang sama menyetujui dan mengesahkan RKAP tahun 2012. Dewan Komisaris juga telah mengarahkan agar penggunaan dana Program Kemitraan dan penyaluran dana Bina Lingkungan lebih efektif dan tepat sasaran dan diadministrasikan secara lebih baik, yaitu dengan menugasi Komite Audit untuk membantu memperbaiki sistem administrasinya agar dapat dilakukan secara on line. Secara umum hampir seluruh rapat-rapat Dewan Komisaris dan rapat gabungan Dewan Komisaris – Direksi dalam tahun 2011 dilakukan secara tepat waktu walaupun ada 1-2 kali rapat yang pelaksanaannya mundur 2-3 hari karena terbentur dengan rapat level Nasional yang harus dihadiri Direktur Utama dan/atau Komisaris Utama. Dewan Komisaris dalam tahun 2011 telah mengevaluasi pelaksanaan rencana tindak lindung atas resiko yang dihadapi Perseroan dalam melakukan investasi keuangan, pengembangan dan operasional jalan tol. Dalam tahun 2011 telah dilakukan 7 (tujuh) kali kunjungan ke Cabang dan Proyek dalam rangka mengecek apakah kebijakan-kebijakan Perseroan telah dilaksanakan dengan baik di samping mendorong kemandirian dan inisiatif Cabang dalam memaksimalkan pengelolaan dan pemanfaatan aset Perseroan. Dalam setiap rapat Dewan Komisaris dan rapat

gabungan Dewan Komisaris – Direksi, setiap anggota Dewan Komisaris sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing memberikan masukan, rekomendasi dan/atau nasihat kepada Direksi dalam mengelola Perseroan dan dalam setiap rapat gabungan Dewan Komisaris – Direksi selalu diawali dengan agenda pengecekkan dan pembahasan tindak lanjut keputusan rapat yang lalu. Untuk mengevaluasi dan menilai kinerja Komite Audit dan Komite Investasi dan Risiko Usaha, Dewan Komisaris dalam tahun 2011 ini telah 4 (empat) kali mengagendakan rapat Dewan Komisaris untuk membahas dan mengesahkan program kerja Komite, membahas dan mengevaluasi laporan Komite dan menilai kinerja Komite untuk dipakai sebagai dasar memutuskan diteruskan atau diakhirinya penugasan anggota Komite. Yang terakhir Dewan Komisaris dalam tahun 2011 ini telah dapat menunjuk Kantor Akuntan Publik untuk melakukan audit umum tahun buku 2011 secara tepat waktu sehingga dapat diajukan dan disetujui oleh RUPS Tahunan Tahun Buku 2011.

9. Secara umum Dewan Komisaris dalam tahun 2011 ini telah mengkaji kelayakan Visi dan Misi Perseroan serta memberi masukan perbaikannya, memberikan arahan dan masukan tentang manajemen risiko Perseroan, menindaklanjuti semua hal penting yang perlu mendapat perhatian/persetujuan Dewan Komisaris secara tepat waktu, relevan dan akurat, menjalin komunikasi yang intensif dan efektif dengan Direksi dan jajarannya dalam rangka pelaksanaan tugas Dewan Komisaris, serta melakukan otorisasi atas transaksi atau tindakan yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris dan berpartisipasi aktif dalam meningkatkan citra Perseroan. Dalam tahun 2011 Dewan Komisaris secara aktif melalui fit and proper test melakukan pemilihan

plan (RJPP) 2010-2014 and corporate budget plan of 2011, along with the Management Contract.

8. In the supervision of Internal Business Process, the Board of Commissioners has made and legalized the 2011 Board of Commissioners annual work plan in a timely manner i.e. on the first Board of Commissioners’ meeting in 2011 on 14 January 2011. After the first Semester I of 2011 at the end of July precisely the Board of Commissioners has completed discussing, giving inputs and recommending along with legalizing the results of review on RJPP 2010-2014 and in mid November 2011 for the same subject approved and legalized RKAP of 2012. The Board of Commissioners has also directed that the use of funds for Partnership Program and the distribution of funds for Community Development be more effective, targeted and well administered, i.e. by assigning Audit Committee to provide assistance in improving the administration system to enable on line process. In general, almost all Board of Commissioners’ meetings and Board of Commissioners’ – Directors’ joint meetings in 2011 were conducted as scheduled despite the 2-to-3-day delays once or twice due to the meeting in the national level at the same time that had to be attended by President Director and/or Chairman. In 2011, the Board of Commissioners has evaluated the implementation of mitigation plan on the risks faces by the Company in carrying out its investments in the aspects of finance, development and toll road operation. In 2011, the Board of Commissioners made seven (7) visits to the Branches and Projects in order to check if the Company’s policies were well carried out, in addition to boosting Branches’ independence and initiatives in maximizing management and making use of the Company’s assets. In every Board of Commissioners’ meeting and Board of Commissioners’

– Directors’ joint meeting, each member of the Board of Commissioners in accordance with his field of task gave inputs, recommendation and/or advice to the Directors in managing the Company and every Board of Commissioners’ – Directors’ joint meeting was always started with the agenda of checking and discussing the follow up of the last meeting. To evaluate and assess the performance of Audit Committee and Business Risk and Investment Committee, in 2011 Board of Commissioners has scheduled four (4) Board of Commissioners’ meetings to discuss and legalized Committees’ work program, discuss and evaluate report of Committees’ and assess the performance of Committees to be used as a basis in deciding the carrying on or dismissal of the assignment of Committees’ members. Lastly, in 2011 the Board of Commissioners has appointed Public Accountant Office to perform general audit for fiscal year 2011 in a timely manner so that the appointment could be proposed and approved by Annual GMS Fiscal Year 2011.

9. In 2011, generally the Board of Commissioners has reviewed the feasibility of the Company’s Vision and Mission as well as provided corrective suggestion, direction and inputs concerning the Company’s risk management, followed up all important matters requiring attention/approval of Board of Commissioners in a timely fashion, relevantly and accurately, nurtured intensive and effective communication with the Directors and the management in order to carry out Board of Commissioners’ duties, and performed authorization for transactions or actions requiring Board of Commissioners’ approval as well as actively participated in advancing the Company’s image. In 2011, through fit and proper test, the Board of Commissioners actively selected the candidates for members



174 175




calon anggota Direksi dan Komisaris Anak Perusahaan serta dengan kriteria dan penilaiannya sendiri Dewan Komisaris mengusulkan calon anggota Direksi Perseroan kepada Pemegang Saham.

PROSEDUR PENETAPAN REMUNERASI ANGGOTA DEWAN KOMISARIS

Merujuk pada Pasal 96 ayat (1) UU Perseroan Terbatas No. 40 tahun 2007 yang mengatur besarnya gaji dan tunjangan Direksi ditetapkan berdasarkan keputusan RUPS. Kewenangan tersebut berdasarkan Pasal 96 ayat (2) dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris.

Sedangkan Pasal 113 UU Perseroan Terbatas No. 40 tahun 2007 diatur bahwa ketentuan mengenai besarnya gaji dan honorarium serta tunjangan bagi anggota Dewan Komisaris ditetapkan oleh RUPS. Bentuk Tunjangan dan Fasilitas, serta komponen lain yang termasuk di dalam komponen penghasilan (selain gaji) mengacu pada peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-02/MBU/2009 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas BUMN sebagaimana diubah dengan PER-03/MBU/2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-02/MBU/2009 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas BUMN.

Remunerasi Dewan Komisaris Perseroan saat ini telah mengikuti peraturan tersebut dimana Remunerasi Dewan Komisaris terdiri dari:1. Gaji/Honorarium.2. Tunjangan.3. Fasilitas.4. Tantiem/Insentif Kinerja.

Dengan proporsi besaran Gaji sebagai berikut: l Komisaris Utama: 40% dari Direktur

Utama.l Anggota Komisaris: 36% dari Direktur

Utama.

Penetapan penghasilan berupa gaji/honorarium, tunjangan dan fasilitas yang bersifat tetap dilakukan dengan mempertimbangkan faktor pendapatan, aktiva, serta kondisi dan kemampuan keuangan Perseroan, serta tingkat inflasi dan faktor-faktor lain yang relevan serta tidak bertentangan dengan peraturan perundang undangan. Sedangkan tunjangan dan tantiem yang bersifat variabel dilakukan dengan mempertimbangkan faktor pencapaian target, tingkat kesehatan dan kemampuan keuangan serta faktor-faktor lain yang relevan (merit system).

Penghasilan Dewan Komisaris Perseroan ditetapkan oleh RUPS yang berlaku selama satu tahun.

REMUNERASI DEWAN KOMISARIS

Berikut adalah Remunerasi Dewan Komisaris Perseroan:

of Directors and Commissioners of Subsidiaries, and with their own criteria and evaluation, the Board of Commissioners proposed the candidates for members of the Directors of the Company to the Shareholders.

PROCEDURES FOR DETERMINING REMUNERATION OF BOARD OF COMMISSIONERS

Referring to Article 96 paragraph (1) of Law on Limited Liabilities Company No. 40 of 2007 stating that the amount of salary and allowances of Directors is decided based on GMS resolution. Based on Article 96 paragraph (2), this authority may be delegated to the Board of Commissioners.

Article 113 of Law on Limited Liabilities Company No. 40 of 2007 regulates that the amount of salary, honorarium and allowances of the Board of Commissioners are decided by GMS. The form of allowance, facility, and other components included in the component of income (other than salary as stated above) refers to the Regulation of the State Minister for SOEs No. PER-02/MBU/2009 on Salary Determination Guidance for Directors, Board of Commissioners, and SOEs Supervisory Board, as amended by PER-03/MBU/2009 on Changes of Regulation of the State Minister for SOEs No. PER-02/MBU/2009 on Salary Determination Guidance for Directors, Board of Commissioners, and SOEs Supervisory Board.

The Remuneration of the Board of Commissioners of the Company complies with the said regulation. The Board of Commissioners’ remuneration comprises the following:1. Salary/Honorarium.2. Allowances.3. Facilities.4. Tantieme/Work Incentive.

The proportion of salary for the Board of Commissioners is as follows: l Chairman: 40% of President Director’s

salary.l Members of the Board of Commissioners:

36% of President Director’s salary.

Fixed remuneration such as salary/honorarium, allowances and facilities is decided while considering the factors of the Company’s revenues, assets, financial condition and capability, along with inflation rate and other relevant factors not contradicting with prevailing rules and regulations. Meanwhile, allowances and tantieme that are on variable basis are decided while considering the factors of target achievements, financial condition and health along with other relevant factors (merit system).

Remuneration of the Directors and Board of Commissioners is decided by GMS and is valid for one year.

REMUNERATION OF BOARD OF COMMISSIONERS

The remuneration of the Board of Commissioners is as follows:

Gaji Tunjangan Jumlah/ Jumlah/ Salary Allowances Bulan Tahun Bulanan Tahunan Total/ Total/ Monthly Yearly Month Year Trnsportasi Komunikasi THR Tantiem Transportation Communication Religious Tantieme

32.000.000 6.400.000 1.600.000 32.000.000 733.643.235 40.000.000 1.245.643.235

28.800.000 6.000.000 1.440.000 28.800.000 660.278.912 36.240.000 1.123.958.912

28.800.000 6.000.000 1.440.000 28.800.000 660.278.912 36.240.000 1.123.958.912

28.800.000 6.000.000 1.440.000 28.800.000 660.278.912 36.240.000 1.123.958.912

28.800.000 6.000.000 1.440.000 28.800.000 660.278.912 36.240.000 1.123.958.912

28.800.000 6.000.000 1.440.000 28.800.000 660.278.912 36.240.000 1.123.958.912

Nama Name

Jabatan Position

Gembong Priyono* Komisaris UtamaChairmanAkhmad SyakhrozaKomisarisCommissionerSumaryanto Widayatin*KomisarisCommissionerJoyo WinotoKomisarisCommissionerMayjen. (Purn.) Samsoedin Komisaris Independen Independent Commissioner

Irjen. Pol. (Purn.) Michael Dendron Primanto Komisaris Independen Independent Commissioner

* Sudah tidak menjabat berdasarkan keputusan RUPS LB 30 Januari 2012* No longer in office based on resolutions of EGMS 30 January 2012



176 177




Gaji Tunjangan Jumlah/ Jumlah/ Salary Allowances Bulan Tahun Bulanan Tahunan Total/ Total/ Monthly Yearly Month Year Trnsportasi Komunikasi THR Tantiem Transportation Communication Religious Tantieme

32.000.000 6.400.000 1.600.000 32.000.000 40.000.000

28.800.000 6.000.000 1.440.000 28.800.000 36.240.000

Nama Name

Jabatan Position

Agoes Widjanarko Komisaris UtamaChairmanIbnu PurnaKomisarisCommissioner

Remunerasi Komisaris Baru Yang Diangkat Berdasarkan RUPS LB Tanggal 30 Januari 2012The Remuneration of New Commissioners Appointed Based on EGMS on 30 January 2012

RAPAT DEWAN KOMISARIS

Selama tahun 2011 Dewan Komisaris telah mengadakan rapat-rapat baik Rapat Dewan Komisaris itu sendiri maupun Rapat Gabungan Dewan Komisaris dengan Direksi.

BOARD OF COMMISSIONERS MEETING

During the year 2011, the Board of Commissioners has conducted meetings both meetings of the Board of Commissioners and joint meetings of the Board of Commissioners and the Directors.

No. Materi/Acara Tanggal & Tempat Penyelenggara Dihadiri olehNo. Topic/Event Date & Venue Organizer Attendee

1. Undangan Retreat BUMN 11 Februari 2011, 11 February 2011 Kementerian Negara Gembong Priyono

Invitation to SOE Retreat Istana Kepresidenan, Bogor BUMN State Ministry

Presidential Palace, Bogor for SOEs

2. Undangan Rapat Kerja “Peranan 21-22 Februari 2011, Sekretaris Kabinet Gembong Priyono

BUMN Dalam Percepatan 21-22 February 2011 Republik Indonesia

Pembangunan Nasional”. Istana Kepresidenan, Bogor Cabinet Secreatary

Invitation to Work Meeting Presidential Palace, Bogor of the Republic of

“Role of SOEs in Accelerating Indonesia

National Development”.

3. ECIIA Conference 2011, 15-23 Oktober 2011, PAII, PAII 1. Gembong Priyono

On-Site Learning. 15-23 October 2011 2. Irjen. Polisi (Purn.)

Madrid, Barcelona M.D. Primanto

4. Undangan Simposium “Enhancing 08-09 November 2011, Bali Ambasador/Permanent Irjen Polisi (Purn)

ASEAN Connectivity to Support 08-09 November 2011, Bali Representative of M.D. Primanto

the ASEAN Community 2015”. Indonesia to ASEAN

Invitation to the Symposium Indonesian

“Enhancing ASEAN Connectivity Representative

to Support the ASEAN Community 2015”. to the ACCC

5. Rapat Koordinasi BUMN 27-28 November 2011 Deputi Bidang Usaha Gembong Priyono

Kedeputian Bidang Usaha 27-28 November 2011 Infrastruktur dan

Infrastruktur dan Logistik. Hotel Inna Putri Bali, Logistik Deputy for

Coordinating Meeting of Nusa Dua, Bali Infrastructure

SOEs Deputy for Infrastructure and Logistics

and Logistics. and Logistics

Pelatihan Dewan Komisaris Tahun 2011 Training Participated by Board of Commissioners in 2011

PROGRAM PELATIHAN DEWAN KOMISARIS

TRAINING PROGRAMS PARTICIPATED BY BOARD OF COMMISSIONERS

Dewan Komisaris Rapat Dewan Komisaris Rapat GabunganBoardofCommissioners BoardofCommissioners’Meeting JointMeeting

Kehadiran Attendance % Kehadiran Attendance %

Gembong Priyono 19 95 14 100

Akhmad Syakhroza 8 40 7 50

Sumaryanto Widayatin 9 45 8 57

Mayjen. (Purn.) Samsoedin 18 90 12 86

Joyo Winoto 1 5 1 7

Irjen. Pol. (Purn.) M. D. Primanto 20 100 13 93

Kehadiran Dewan Komisaris dalam Rapat Dewan Komisaris dan Rapat Gabungan Dewan Komisaris & Direksi Attendance of Board of Commissioners at Board of Commissioners’ Meeting and Board of Commissioners’ and Directors’ Joint Meeting



178 179




MEKANISME PENILAIAN KINERJA DEWAN KOMISARIS

Mekanisme penilaian kinerja Dewan Komisaris didasarkan atas Sistem Self-Assessment Kinerja Dewan Komisaris, sesuai Surat Keputusan Dewan Komisaris No. KEP-0061/VI/2011 tanggal 01 Juni 2011.

Self Assessment Kinerja Dewan Komisaris dilakukan secara kolektif untuk mengevaluasi pelaksanaan tugas Dewan Komisaris secara periodik dan mengacu pada prinsip-prinsip Good Corporate Governance, yang meliputi:l Perspektif Rapat Umum Pemegang

Saham.l Perspektif Pengawasan Keuangan.l Perspektif Pengawasan Operasional.l Perspektif Pengawasan Pengembangan.l Perspektif Sumber Daya Manusia dan

Teknologi Informasi.l Perspektif Pengawasan Kepatuhan.l Perspektif Proses Bisnis Internal.

Hasil evaluasi dipakai sebagai masukan dalam rangka meningkatkan kinerja Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan, pengendalian, dan pemberian nasehat kepada Direksi atas kebijakan dalam pengurusan dan pengelolaan Perseroan.

MECHANISM OF BOARD OF COMMISSIONERS’ PERFORMANCE EVALUATION

The mechanism for evaluating the performance of the Board of Commissioners is based on the Board of Commissioners Performance Self-Assessment System, based on Decision Letter of the Board of Commissioners No. KEP-0061/VI/2011 dated 01 June 2011.

The Board of Commissioners Performance Self-Assessment System is carried out collectively to periodically evaluate the implementation of Board of Commissioners duties with reference to the principles of Good Corporate Governance. The duties include:l Perspective of General Meeting of

Shareholders.l Perspective of Financial Supervision.l Perspective of Operational Supervision.l Perspective of Development Supervision.l Perspective of Human Capital and

Information Technology.l Perspective of Compliance Supervision.l Perspective of Internal Business Process.

The results of the evaluation is used as inputs in order to improve Board of Commissioners performance in conducting supervision and control, as well as in giving advice to the Directors concerning the policies in running and managing the Company.

DireksiBoard of Directors

Para anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dimana dalam RUPS tersebut harus dihadiri oleh Pemegang Saham Seri A Dwiwarna dan keputusan RUPS tersebut disetujui oleh Pemegang Saham Seri A Dwiwarna.

KOMPOSISI DIREKSI

Komposisi Direksi Perseroan ditetapkan untuk dapat menjalankan aktivitas manajemen sesuai dengan Visi dan Misi serta rencana Perseroan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Direksi Perseroan terdiri dari lima orang Direktur dengan komposisi sebagai berikut:

Direktur UtamaAdityawarman

Direktur OperasiHasanudin

Direktur Pengembangan UsahaAbdul Hadi Hs.

Direktur KeuanganReynaldi Hermansjah

Direktur Sumber Daya Manusia & UmumMuh Najib Fauzan

INDEPENDENSI DIREKSI

Direksi ditetapkan untuk menjalankan segala tindakan pengurusan Perseroan atau hubungan dengan pihak lain secara independen tanpa campur tangan pihak-pihak lain atau yang bertentangan dengan peraturan perundang undangan dan Anggaran Dasar Perseroan yang secara material dapat menganggu keobjektifan dan kemandirian tugas Direksi yang dijalankan

Members of the Directors are appointed and dismissed by the General Meeting of Shareholders (GMS), in which the Shareholder of Series A Dwiwarna Shares is required to attend and the decision of GMS is approved by the Shareholder of Series A Dwiwarna Shares.

COMPOSITION OF DIRECTORS

The composition of the Directors are decided in order that management activities are carried out in accordance with the Company’s Vision and Mission, as well as short-term and long-term plan. The Company’s Directors consists of five Directors with the following composition:

President Director/CEOAdityawarman

Operation DirectorHasanudin

Business Development DirectorAbdul Hadi Hs.

Finance DirectorReynaldi Hermansjah

Human Capital & General Affairs DirectorMuh Najib Fauzan

INDEPENDENCE OF DIRECTORS

The Directors are appointed to run all actions related to the management of the Company or relationship with other parties independently without interference of any other parties or of those that would conflict with the rules and regulations as well as with the Company’s Articles of Association, which materially may intrude on the objectivity and independence of the Directors in carrying



180 181




semata-mata untuk kepentingan Perseroan. Sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan, antar anggota Direksi serta antara anggota Direksi dengan anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keluarga sampai derajat ketiga baik menurut garis lurus maupun garis kesamping termasuk hubungan yang timbul karena perkawinan.

FUNGSI DAN LINGKUP TUGAS DIREKSI

Sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan, tugas pokok Direksi adalah:l Memimpin dan mengurus Perseroan

sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan dan senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektifitas Perseroan.

l Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan Perseroan.

Direksi menjalankan tugas pelaksanaan pengurusan Perseroan untuk kepentingan dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan sebagai amanat dari Pemegang Saham yang ditetapkan dalam RUPS. Para anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh RUPS. Untuk lebih menyelaraskan dengan Visi dan Misi Perseroan, berdasarkan Keputusan Direksi No. 60/KPTS/2009 tertanggal 30 Maret 2009, fungsi dan tugas masing-masing anggota Direksi adalah sebagai berikut:

Direktur Utama

Tugas dan wewenang Direktur Utama adalah memimpin dan memastikan:a. Tercapainya sasaran Perseroan

berdasarkan maksud dan tujuan, Visi dan Misi serta Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP), dan bertanggung jawab atas jalannya Perseroan.

b. Terlaksananya pengelolaan dan pengendalian fungsi Sekretaris Perusahaan, fungsi pengawasan intern dan fungsi manajemen risiko.

out their tasks that are intended solely for the interests of the Company. Based on the Company’s Articles of Association, among members of Directors and between each member of the Directors and each member of the Board of Commissioners is not related by blood within the third degree, both vertically and horizontally, or by marriage.

FUNCTIONS AND SCOPE OF DIREC-TORS TASKS

Based in the Company’s Articles of Association, Directors’ main tasks are follows:l To lead and manage the Company in

accordance with the Company’s objectives and aims, as well as to continuously make every effort to improve efficiency and effectiveness of the Company.

l To control, maintain and manage the Company’s assets.

The Directors undertake their duties of managing the Company for the interest and objectives of the Company, and represent the Company both inside or outside the court in accordance with the mandate of the Shareholders as stated in the in the resolution of GMS. Members of the Directors are appointed and dismissed by GMS. In order to synchronize with the Vision and Mission of the Company, based on the Decision of the Directors No. 60/KPTS/2009 dated 30 March 2009, the functions and duties of each member of the Directors are as follows:

President Director/CEO

The tasks and authorities of President Director are to lead and ensure:a. The achievement of the Company’s

targets based on its objectives and aims, Vision and Mission, as well as RJPP (corporate long-term plan) and the responsibility of the running of the Company.

b. The implementation of management and control of the functions the Corporate Secretary, Internal Control and Risk Management.

Direktur Operasi

Tugas dan wewenang Direktur Operasi adalah memimpin dan memastikan tercapainya sasaran Perseroan berdasarkan maksud dan tujuan, Visi dan Misi serta RJPP, dan bertanggung jawab atas jalannya Perseroan dalam bidang pengoperasian dan pemeliharaan jalan tol, meliputi:a. Pengoperasian jalan tol dalam rangka

memberikan pelayanan terhadap pengguna jalan tol.

b. Pengumpulan pendapatan jalan tol.c. Pemeliharaan dan peningkatan jalan tol

beserta seluruh kelengkapannya baik yang dilaksanakan oleh Perseroan sendiri maupun bekerja sama dengan mitra usaha.

d. Sistem pengamanan jalan tol.e. Manajemen risiko yang terkait

dengan pengoperasian jalan tol serta pemeliharaan dan peningkatan jalan tol beserta seluruh kelengkapannya.

Direktur Pengembangan Usaha

Tugas dan wewenang Direktur Pengembangan Usaha adalah memimpin dan memastikan tercapainya sasaran Perseroan berdasarkan maksud dan tujuan, Visi dan Misi serta RJPP, dan bertanggung jawab atas jalannya Perseroan dalam bidang pengembangan usaha meliputi:a. Pengelolaan kegiatan investasi

pembangunan jalan tol baru yang dilakukan oleh Perseroan sendiri, Anak Perusahaan dan/atau bekerja sama dengan mitra usaha.

b. Pengelolaan kegiatan pengembangan usaha lain dengan memanfaatkan potensi sumber daya Perseroan sendiri, Anak Perusahaan dan/atau bekerja sama dengan mitra usaha.

c. Pemantauan dan pengendalian kinerja Anak Perusahaan.

d. Pengelolaan dan pengembangan teknologi pembangunan jalan tol dan usaha lain.

e. Manajemen risiko yang berkaitan dengan investasi pembangunan jalan tol baru dan investasi usaha lain.

Operation Director

The tasks and authorities of Operation Director are to lead and ensure the achievement of the Company’s targets based on the Company’s objectives and aims, Vision and Mission, and RJPP, and being responsible for the running of the Company in the field of toll road operation and maintenance, comprising:a. Toll road operation in order to provide

excellent service to toll road users.b. Toll fees collection.c. Maintenance and improving toll roads

along with the facilities carried out either by the Company or in cooperation with business partner.

d. Toll road security system.e. Risk management related to toll road

operation as well as maintenance and improving toll roads along with the facilities.

Business Development Director

The tasks and authorities of Business Development Director are to lead and ensure the achievement of the Company’s targets based on the Company’s objectives and aims, Vision and Mission, and RJPP, and being responsible for the running of the Company in the field of business development, which covers:a. Management of investment activities in

developing new toll roads carried out either by the Company, Subsidiaries and/or in cooperation with business partner.

b. Management of activities of developing other businesses by maximizing the potential sources of the Company, Subsidiaries and/or in cooperation with business partner.

c. Supervision and control the performance of the Subsidiaries.

d. Management and development of technology in toll roads and other businesses development.

e. Risk management related to investments in new toll road development and in other businesses.



182 183




Direktur Keuangan

Tugas dan wewenang Direktur Keuangan adalah memimpin dan memastikan tercapainya sasaran Perseroan berdasarkan maksud dan tujuan, Visi dan Misi serta RJPP, dan bertanggung jawab atas jalannya Perseroan dalam bidang keuangan serta teknologi dan informasi Perseroan, meliputi:a. Rencana Kerja dan Anggaran

Perusahaan (RKAP) dan RJPP.b. Pengendalian keuangan Perseroan.c. Pengelolaan portofolio investasi

keuangan Perseroan.d. Pengelolaan teknologi informasi

Perseroan.e. Manajemen risiko terkait dengan

kebijakan-kebijakan di bidang keuangan.f. Pengelolaan Program Kemitraan dan

Program Bina Lingkungan (PKBL).

Direktur Sumber Daya Manusia & Umum

Tugas dan wewenang Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum adalah memimpin dan memastikan tercapainya sasaran Perseroan berdasarkan maksud dan tujuan, Visi dan Misi serta RJPP, dan bertanggung jawab atas jalannya Perseroan dalam bidang pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia, aktivitas bidang umum dan hukum, meliputi:a. Pengembangan organisasi Perseroan

dan manajemen.b. Pengembangan sistem dan prosedur

pengelolaan sumber daya manusia.c. Pengembangan kompetensi sumber

daya manusia.d. Pengembangan dan pemeliharaan

budaya perusahaan.e. Pengelolaan aktivitas logistik,

pengamanan aset Perseroan dan aktivitas umum lainnya.

f. Pengelolaan fungsi pelayanan hukum.g. Manajemen risiko yang berkaitan

dengan kebijakan-kebijakan di bidang pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia, bidang umum dan bidang hukum.

Finance Director

The tasks and authorities of Finance Director are to lead and ensure the achievement of the Company’s targets based on the Company’s objectives and aims, Vision and Mission, and RJPP, and being responsible for the running of the Company in the field of finance along with information and technology, comprising:a. RKAP (corporate work and budget plan)

and RJPP.b. Financial control of the Company.c. Management of the Company’s financial

investment portfolio.d. Management of the Company’s

information technology.e. Risk management for finance-related

policies.f. Management of partnership program

and community development program (PKBL).

HumanCapital&GeneralAffairsDirector

The tasks and authorities of the Human Capital & General Affairs Director are to lead and ensure the achievement of the Company’s targets based on the Company’s objectives and aims, Vision and Mission, and RJPP, and being responsible for the running of the Company in the field of human capital development, activities in general affairs and legal, comprising:a. Development of the Company’s

organization and management.b. Development of system and procedure of

the human capital management.c. Development of competency of the

human capital.d. Development and preservation of

corporate culture.e. Management of the activities of logistics

and the Company’s assets security as well as other general affairs activities.

f. Management of legal service function.g. Risk management related to policies in

management and development of human capital, general affairs and legal matters.

PROSEDUR PENETAPAN REMUNERASI ANGGOTA DIREKSI

Merujuk pada Pasal 96 ayat (1) UU Perseroan Terbatas No. 40 tahun 2007 yang mengatur besarnya gaji dan tunjangan Direksi ditetapkan berdasarkan keputusan RUPS. Kewenangan tersebut berdasarkan Pasal 96 ayat (2) dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris.

Sedangkan Pasal 113 UU Perseroan Terbatas No. 40 tahun 2007 diatur bahwa ketentuan mengenai besarnya gaji dan honorarium serta tunjangan bagi anggota Dewan Komisaris ditetapkan oleh RUPS. Bentuk Tunjangan dan Fasilitas, serta komponen lain yang termasuk di dalam komponen penghasilan (selain gaji) mengacu pada peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-02/MBU/2009 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas BUMN sebagaimana diubah dengan PER-03/MBU/2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-02/MBU/2009 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas BUMN.

Remunerasi Direksi Perseroan saat ini telah mengikuti peraturan tersebut dimana Remunerasi Dewan Direksi terdiri dari:1. Gaji/Honorarium.2. Tunjangan.3. Fasilitas.4. Tantiem/Insentif Kinerja.

Dengan proporsi besaran Gaji Direktur adalah 90% dari Direktur Utama.

Penetapan penghasilan berupa gaji/honorarium, tunjangan dan fasilitas yang bersifat tetap dilakukan dengan mempertimbangkan faktor pendapatan, aktiva, serta kondisi dan kemampuan keuangan Perseroan, serta tingkat inflasi dan faktor-faktor lain yang relevan serta tidak bertentangan dengan peraturan perundang undangan. Sedangkan tunjangan dan tantiem yang bersifat variabel

PROCEDURES FOR DETERMINING REMUNERATION OF DIRECTORS

Referring to Article 96 paragraph (1) of Law on Limited Liabilities Company No. 40 of 2007 stating that the amount of salary and allowances of Directors is decided based on GMS resolution. Based on Article 96 paragraph (2), this authority may be delegated to the Board of Commissioners.

Article 113 of Law on Limited Liabilities Company No. 40 of 2007 regulates that the amount of salary, honorarium and allowances of the Board of Commissioners are decided by GMS. The form of allowance, facility, and other components included in the component of income (other than salary as stated above) refers to the Regulation of the State Minister for SOEs No. PER-02/MBU/2009 on Salary Determination Guidance for Directors, Board of Commissioners, and SOEs Supervisory Board, as amended by PER-03/MBU/2009 on Changes of Regulation of the State Minister for SOEs No. PER-02/MBU/2009 on Salary Determination Guidance for Directors, Board of Commissioners, and SOEs Supervisory Board.

The remuneration of the Directors of the Company complies with the said regulation. The Directors’ remuneration comprises the following:1. Salary/Honorarium.2. Allowances.3. Facilities.4. Tantieme/Work Incentive.

The proportion of salary for members of Directors is 90% of President Director’s salary.

Fixed remuneration such as salary/honorarium, allowances and facilities is decided while considering the factors of the Company’s revenues, assets, financial condition and capability, along with inflation rate and other relevant factors not contradicting with prevailing rules and regulations. Meanwhile, allowances and tantieme that are on variable basis are decided while considering the factors of target achievements, financial



184 185




dilakukan dengan mempertimbangkan faktor pencapaian target, tingkat kesehatan dan kemampuan keuangan serta faktor-faktor lain yang relavan (merit system).

Penghasilan Direksi Perseroan ditetapkan oleh RUPS yang berlaku selama satu tahun.

REMUNERASI DIREKSI

Berikut adalah Remunerasi Direksi Perseroan:

condition and health along with other relevant factors (merit system).

Remuneration of the Directors and Board of Commissioners is decided by GMS and is valid for one year.

REMUNERATION OF DIRECTORS

The remuneration of the Directors is as follows:

Gaji Tunjangan Jumlah/Bulan Jumlah/Tahun

Salary Allowances Total/Month Total/Year

Bulanan Tahunan

Monthly Yearly

Perumahan Utilitas THR Cuti Tahunan Tantiem

Housing Utility Religious Annual Leave Tantieme

80.000.000 21.000.000 6.300.000 80.000.000 21.000.000 107.300.000

72.000.000 21.000.000 6.300.000 72.000.000 21.000.000 99.300.000

72.000.000 21.000.000 6.300.000 72.000.000 21.000.000 99.300.000

Nama Name

Jabatan Position

Adityawarman* Direktur Utama President Director/CEOHasanudin* Direktur Operasi Operation DirectorMuh Najib Fauzan*Direktur SDM & Umum Human Capital & General Affairs Director

* Diangkat berdasarkan keputusan RUPS LB 30 Januari 2012* Appointed based on resolutions of EGMS 30 January 2012

Remunerasi Direksi Baru Yang Diangkat Berdasarkan RUPS LB Tanggal 30 Januari 2012 The Remuneration of New Directors Appointed Based on EGMS on 30 January 2012

Gaji Tunjangan Jumlah/Bulan Jumlah/Tahun

Salary Allowances Total/Month Total/Year

Bulanan Tahunan

Monthly Yearly

Perumahan Utilitas THR Cuti Tahunan Tantiem

Housing Utility Religious Annual Leave Tantieme

80.000.000 21.000.000 6.300.000 80.000.000 21.000.000 1.834.108.086 107.300.000 3.222.708.086

72.000.000 21.000.000 6.300.000 72.000.000 21.000.000 1.650.697.279 99.300.000 2.935.297.279

72.000.000 21.000.000 6.300.000 72.000.000 21.000.000 1.650.697.279 99.300.000 2.935.297.279

72.000.000 21.000.000 6.300.000 72.000.000 21.000.000 1.650.697.279 99.300.000 2.935.297.279

72.000.000 21.000.000 6.300.000 72.000.000 21.000.000 1.650.697.279 99.300.000 2.935.297.279

Nama Name

Jabatan Position

Frans S. Sunito *Direktur Utama President Director/CEOAdityawarman** Direktur Operasi Operation DirectorAbdul Hadi Hs. Direktur PengembanganUsaha Business Development DirectorReynaldi HermansjahDirektur Keuangan Finance DirectorFirmansjah*Direktur SDM & Umum Human Capital & General Affairs Director

* Sudah tidak menjabat berdasarkan keputusan RUPS LB 30 Januari 2012 No longer in office based on resolutions of EGMS 30 January 2012** Menjadi Direktur Utama berdasarkan keputusan RUPS LB 30 Januari 2012 Appointed President Director based on resolutions of EGMS 30 January 2012



RAPAT DIREKSI DIRECTORS MEETING

MEKANISME PENILAIAN KINERJA DIREKSI

Dalam mekanisme pengukuran kinerja Direksi Perseroan, telah dilakukan hal-hal sebagai berikut: l Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan

telah menandatangani Berita Acara No. 04/BA/DIR/2010 tanggal 22 Januari 2010 tentang Kesepakatan Ukuran Kinerja Utama (Key Performance Indicator) yang didasari atas Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Tahun Buku 2010

l Dewan Komisaris mengevaluasi pencapaian kinerja secara periodik sesuai KPI yang disepakati.

MECHANISM OF DIRECTORS’ PERFORMANCE EVALUATION

In the mechanism for evaluating the performance of the Directors of the Company, the following things have been carried out: l The Board of Commissioners and the

Directors have signed the Official Report No. 04/BA/DIR/2010 dated 22 January 2010 on Agreement on Key Performance Indicator based on Corporate Budget and Work Plan Fiscal Year 2010.

lThe Board of Commissioners evaluates performance achievement periodically based on the agreed KPI.

Kehadiran Direksi dalam Rapat Direksi dan Rapat Gabungan Dewan Komisaris & Direksi Attendance of Directors at Directors’ Meeting and Board of Commissioners’ and Directors’ Joint Meeting

Direksi Rapat Direksi Directors’ Meeting Rapat Gabungan Joint Meeting

Directors Kehadiran Attendance % Kehadiran Attendance %

Frans S. Sunito 49 98 14 100

Adityawarman 50 100 14 100

Abdul Hadi Hs. 44 88 13 93

Reynaldi Hermansjah 47 94 13 93

Firmansjah 48 96 13 93

186 187




Komite-KomiteCommittees

KOMITE AUDIT

DASAR HUKUM PEMBENTUKAN KOMITE AUDIT

Komite Audit Perseroan dibentuk berdasarkan peraturan-peraturan/perundangan sebagai berikut:1. Undang Undang Republik Indonesia No.

19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.

2. Keputusan Direksi PT BURSA EFEK JAKARTA No. Kep-305/BEJ/07-2004 tanggal 19 Juli 2004 tentang Peraturan No. I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham Yang Diterbitkan Oleh Perusahaan Tercatat.

3. Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-29/PM/2004 tanggal 24 September 2004 Lampiran: Peraturan IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Komite Audit.

4. Undang Undang Republik Indonesia No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

5. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. PER-05/MBU/2006 tanggal 20 Desember 2006 tentang Komite Audit bagi Badan Usaha Milik Negara.

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KOMITE AUDIT

Sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. PER-05/MBU/2006 tanggal 20 Desember 2006 tentang Komite Audit bagi Badan Usaha Milik Negara, fungsi utama Komite Audit adalah membantu Dewan Komisaris dalam memenuhi fungsi pengawasannya yaitu agar pengelolaan Perseroan dapat berjalan efektif dan efisien. Dalam pelaksanaan tugas dan dalam pelaporannya, Komite Audit bersifat mandiri dan bertanggung jawab langsung kepada Dewan Komisaris.

AUDIT COMMITTEE

LEGAL BASIS ON THE FORMING OF AUDIT

COMMITTEE

The Audit Committee of the Company was formed based on the following rules/regulations:1. Law of the Republic of Indonesia No. 19

of 2003 on State-Owned Enterprises.2. Decision of the Directors of the Jakarta

Stock Exchange No. Kep-305/BEJ/07-2004 dated 19 July 2004 on Regulation No. I-A on the Listing of Shares and Equity Securities apart from the Shares Issued by the Public Company.

3. Decision of Chairman of BAPEPAM No. Kep-29/PM/2004 dated 24 September 2004 Attachment: Regulation IX.I.5 on the Forming and Implementation Guidelines for Audit Committee.

4. Law of the Republic of Indonesia No. 40 of 2007 on Limited Liability Company.

5. Regulation of State Minister for State-Owned Enterprises No. PER-05/MBU/2006 dated 20 December 2006 on Audit Committee for State-Owned Enterprises.

DUTIES AND RESPONSIBILITIES OF AUDIT

COMMITTEE

In accordance with Regulations of the State Minister for State-Owned Enterprises No. PER-05/MBU/2006 dated 20 December 2006 on Audit Committee for State-Owned Enterprises, the main function of Audit Committee is to assist the Board of Commissioners in fulfilling the supervision function in order that the management of the Company is able to take place efficiently and effectively. In carrying out the duties and report, Audit Committee is independent and reports directly to the Board of Commissioners.



Tugas dan tanggung jawab Komite Audit sebagaimana yang tertuang dalam Piagam Komite Audit (Committee Audit Charter) yang disyahkan dalam keputusan Dewan Komisaris No. KEP-00.06/I/2008 tanggal 22 Januari 2008 tentang Penetapan Piagam Komite Audit PT Jasa Marga (Persero) Tbk. terdiri atas:a. Membantu Dewan Komisaris untuk

memastikan efektivitas sistem pengendalian intern dan efektivitas pelaksanaan tugas eksternal auditor dan internal auditor.

b. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang akan dilakukan oleh Satuan Pengawas Intern (SPI) maupun auditor eksternal.

c. Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian manajemen serta pelaksanaannya.

d. Memastikan bahwa telah dipatuhi review yang memuaskan terhadap informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan, termasuk laporan keuangan berkala, proyeksi/prognosa keuangan dan lain lain informasi keuangan yang disampaikan ke pemegang saham.

e. Memastikan bahwa telah dipatuhi prosedur review yang memuaskan terhadap penyelenggaraan kegiatan-kegiatan perusahaan sesuai dengan Standar Operating Procedures yang berlaku.

f. Memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris.

g. Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Komisaris, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan tugas Dewan Komisaris, antara lain meliputi:1. Melakukan penelahaan atas informasi

keuangan yang akan dikeluarkan Perseroan seperti Laporan Keuangan, Rencana Jangka Panjang, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan, Laporan Manajemen, dan informasi keuangan lainnya.

2. Melakukan penelahaan atas ketaatan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan dibidang Pasar

Based on Audit Committee Charter legalized by the Board of Commissioners in the Decision of the Board of Commissioners No. KEP-00.06/I/2008 dated 22 January 2008, the duties and responsibilities of the Audit Committee are as follows:a. Assisting the Board of Commissioners in

making sure the effectiveness of internal control systems and the effectiveness of the implementation of internal and external auditors’ duties.

b. Evaluating the implementation of audit works and audit results undertaken by both internal and external auditors.

c. Recommending improvements for the internal control system of the Company along with its implementation.

d. Assuring the existence of excellent review procedures of all information disclosed by the Company.

e. Identifying matters requiring the attention of the Board of Commissioners, along with other Commissioners’ duties.

f. Giving opinions to the Board of Commissioners regarding report or other matters submitted to the Directors or the Board of Commissioners.

g. Identifying issues requiring attention of the Board of Commissioners, and undertaking other duties related to the Board of Commissioners, including:1. Reviewing financial information that

will be published by the Company such as financial report, Long-Term Plan, Work and Budget Plan, Management Report as well as other financial information.

2. Reviewing the Company’s compliance to prevailing laws and regulations of the Capital Market as well as other

188 189




Modal dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan Perseroan.

3. Melakukan penelahaan atas pemeriksaan oleh auditor internal dan mengkaji kecukupan fungsi audit internal termasuk jumlah auditor, rencana kerja tahunan dan penugasan yang telah dilaksanakan.

4. Melaporkan kepada Dewan Komisaris berbagai risiko yang dihadapi perusahaan dan pelaksanaan manajemen risiko oleh Direksi.

5. Melakukan penelahaan dan melaporkan kepada Dewan Komisaris atas pengaduan yang berkaitan dengan Perseroan.

6. Mengkaji kecukupan pelaksanaan audit eksternal termasuk di dalamnya perencanaan audit dan jumlah auditornya.

PELAKSANAAN KEGIATAN

Sesuai dengan Program Kerja Komite Audit tahun 2011 yang ditetapkan dengan surat Komisaris Utama No. DK/0033/IV/2011 tanggal 04 April 2011 perihal Persetujuan Program Kerja Komite Audit Tahun 2011, sepanjang tahun 2011 Komite Audit telah melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:1. Menyusun Program Kerja Komite Audit

Tahun 2011 dan Laporan Pelaksanaan Kegiatan Komite Audit (Triwulanan dan Tahunan) Tahun 2011.

2. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil Audit yang dilakukan Satuan Pengawas Intern.

3. Penunjukan/Seleksi Auditor Independen.4. Monitoring kegiatan Auditor Eksternal

(Kantor Akuntan Publik/KAP).5. Menilai efektifitas Program Kemitraan dan

Bina Lingkungan (PKBL).6. Review atas laporan manajemen,

termasuk laporan keuangan.

7. Melakukan/mengikuti rapat-rapat yang terdiri atas:l Rapat Internal Komite Audit sebanyak

15 kali.l Rapat dengan SPI sebanyak 6 kali.l Rapat Tim Negosiasi/Panitia

Pengadaan Jasa KAP sebanyak 5 kali.

l Rapat dengan Direksi/Manajemen Perseroan sebanyak 11 kali.

8. Peninjauan lapangan sebanyak 1 kali.9. Memberikan masukan data kepada

Dewan Komisaris untuk bahan rapat Dewan Komisaris maupun rapat gabungan sesuai dengan program kerja Dewan Komisaris.

10. Mengikuti kunjungan kerja Dewan Komisaris ke Cabang Palikanci, Cabang Jagorawi, Cabang Belmera, Cabang Purbaleunyi, Cabang Surabaya-Gempol dan Jembatan Suramadu, PT Jalantol Lingkarluar Jakarta (PT JLJ), PT Trans Marga Jateng (PT TMJ) dan PT Marga Nujyasumo Agung (PT MNA).

11. Kegiatan lain berupa penugasan dari Dewan Komisaris, antara lain mengikuti seminar 1 kali dan Forum Komite Audit 1 kali.

Komite Audit Perseroan tahun 2011 ditetapkan dengan Keputusan Dewan Komisaris Perseroan No. KEP-0009/I/2011 tanggal 24 Januari 2011 tentang Pemberhantian dan Pengangkatan Pejabat Komite Audit Perseroan. Susunan keanggotaan Komite Audit Perseroan adalah sebagai berikut:

No. Nama JabatanNo. Name Position

1 Irjen. Pol. (Purn.) M. D. Primanto Ketua merangkap anggota Chairman and member

2. Agita Widjajanto Anggota Member

3. Rustam Wahjudi Anggota Member

regulations related to the Company.3. Reviewing the audit undertaken

by internal auditor and reviewing adequacy of internal audit function including the number of auditors, annual work plan and carried out assignment.

4. Reporting to the Board of Commissioners on various risks the Company faces and the implementation of risk management by the Directors.

5. Reviewing and reporting to the Board of Commissioners on complaints related to the Company.

6. Reviewing adequacy of external audit implementation including audit plan and the number of auditors.

IMPLEMENTATION OF ACTIVITIES

In accordance with the Audit Committee Work Program of 2011 based on the letter of the Board of Commissioners No. DK/0033/IV/2011 dated 04 April 2011 concerning Approval of Audit Committee Work Program of 2011, in the said year, Audit Committee has carried out the following activities:1. Arranging Audit Committee 2010 Annual

Work Program.2. Assessing the carrying out of activities

and results of audit carried out by Internal Auditing Unit (Satuan Pengawasan Intern – SPI).

3. Appointing/selecting Independent Auditor. 4. Monitoring the activities of External

Auditor (Public Accountant Office).5. Assessing the effectiveness of

Partnership and Community Development Programs (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan – PKBL).

6. Reviewing management report, including financial report.

7. Attending meetings consisting of:l Audit Committee internal meeting 15

times.l Meeting with SPI 6 times.l Meeting of Negotiation Team/Committee

of Procurement of the Service of Public Accountant Office 5 times.

l Meeting with Directors/management of the Company 11 times.

8. Conducting field visit one time.9. Providing data to the Board of

Commissioners for both Board of Commissioners’ meeting and Board of Commissioners’ – Directors’ joint meeting in accordance with the work program of the Board of Commissioners.

10. Joining the Board of Commissioners’ work visit to Palikanci Branch, Jagorawi Branch, Belmera Branch, Purbaleunyi Branch, Surabaya-Gempol Branch & Suramadu Toll Bridge, PT Jalantol Lingkarluar Jakarta (PT JLJ), PT Trans Marga Jateng (PT TMJ) and PT Marga Nujyasumo Agung (PT MNA).

11. Other activities that are assigned by the Board of Commissioners, among others were participating seminar and Audit Committee Forum, once for each.

The Company’s Audit Committee of 2011 was appointed based on the Decision of the Board of Commissioners of the Company No. KEP-0009/I/2011 dated 24 January 2011 on the Appointment and Dismissal of the Company’s Audit Committee. The members of the Company’s Audit Committee is as follows:



190 191




INDEPENDENSI KOMITE AUDIT

Komite Audit diketuai oleh Komisaris Independen dan dua anggota profesional lainnya berasal dari luar Perseroan serta mempunyai latar belakang Keuangan dan Teknik sesuai dengan bidang industri Perseroan. Hal tersebut telah memenuhi ketentuan dalam Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. Kep-29/PM/2004 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. Dalam Pelaksanaan tugasnya, Komite Audit bekerja secara profesional dan independen.

PROFIL KOMITE AUDIT

KOMITE INVESTASI DAN RISIKO USAHA

DASAR HUKUM PEMBENTUKAN KOMITE

INVESTASI DAN RISIKO USAHA

Komite Investasi dan Risiko Usaha Perseroan dibentuk berdasarkan peraturan-peraturan/perundangan sebagai berikut:1. Undang Undang Republik Indonesia No.

19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.

2. Undang Undang Republik Indonesia No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

3. Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. KEP-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

4. Keputusan Dewan Komisaris PT Jasa Marga (Persero) Tbk. No. Kep-OO94/VIII/2010 tentang Penetapan Pembentukan Komite Investasi dan Risiko Usaha Perusahaan Perseroan PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

INDEPENDENCE OF AUDIT COMMITTEE

The Audit Committee is chaired by an Independent Commissioner who assisted by two other professional members from outside the Company with Financial and Engineering background, in accordance with the Company’s field of industry. This complies with the regulation stipulated in the Decision of Chairman of Capital Market Supervisory Agency No. Kep-29/PM/2004 on the Forming and Guidelines on Work Implementation of Audit Committee. In carrying out their duties, the Audit Committee works professionally and independently.

PROFILE OF AUDIT COMMITTEE

BUSINESS RISK AND INVESTMENT COMMITTEE

LEGAL BASIS ON THE FORMING OF BUSINESS RISK

AND INVESTMENT COMMITTEE

The Business Risk and Investment Committee of the Company was formed based on the following rules/regulations:1. Law of the Republic of Indonesia No. 19

of 2003 on State-Owned Enterprises.2. Law of the Republic of Indonesia No. 40

of 2007 on Limited Liability Company.3. Decision of State Minister for State-

Owned Enterprises No. KEP-117/M-MBU/2002 on Implementation of Good Corporate Governance Practice at State-Owned Enterprises (SOEs).

4. Decision of the Board of Commissioners of PT Jasa Marga (Persero) Tbk. No. Kep-OO94/VIII/2010 on Decision of the Forming of Business Risk and Investment Committee of PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

IrjenPolisi(Purn.)MichaelDendronPrimanto,Ketua Chairman

Menjadi Ketua Komite Audit Jasa Marga sejak Januari 2010. Saat ini juga menjabat sebagai Komisaris Independen Jasa Marga.

He was appointed Chairman of Jasa Marga Audit Committee since January 2010. At present, he is also Jasa Marga’s Independent Commissioner.

RustamWahjudi, Anggota Member

Lahir di Cirebon pada tanggal 20 Mei 1952 dan bergabung dengan Komite Audit Jasa Marga sejak tahun 2011. Meraih gelar Sarjana Akuntansi (S1) dari Institut Ilmu Keuangan Departemen Keuangan pada tahun 1981 dan mulai berkarir di BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) pada tahun 1975. Beberapa jabatan penting di BPKP yang pernah dijabat sebelumnya diantaranya adalah Direktur Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah II pada BPKP Pusat (2008-2010), Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Riau (2005-2008), Kepala Bagian Tata Usaha pada Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur (2004-2005), Kepala Sub Direktorat Pengawasan Produksi dan SDA pada BPKP Pusat (2002-2004), Kepala Sub Direktorat Pengawasan Perminyakan pada BPKP Pusat (2000-2002), Kepala Bidang Pengawasan BUMN/BUMD pada Perwakilan BPKP NAD (1998-2000), Kepala Seksi Pengawasan Agraris pada Perwakilan BPKP Jawa Timur (1995-1997) dan Kepala Seksi Perencanaan, Analisa dan Evaluasi pada Perwakilan BPKP Provinsi Maluku (1990-1995).

Born in Cirebon on 20 May 1952, he was appointed member of Jasa Marga Audit Committee in 2011. He graduated from Financial Institute of the Department of Finance majoring in Accounting in 1981 and started his career at BPKP (Financial and Development Supervisory Board) in 1975. His positions at BPKP among others include Director in Supervising Managing State Financial Sector, Region II at BPKP Head Office (2008-2010), Head of BPKP Riau Province Representative Office (2005-2008), Head of Administration Division at BPKP East Java Province Representative Office (2004-2005), Head of Sub Directorate for Supervising Natural Resources and Production at BPKP Head Office (2002-2004), Head of Sub Directorate for Oil Supervisory at BPKP Head Office (2000-2002), Head of BUMN/BUMD Supervisory Division at BPKP NAD Province Representative Office (1998-2000), Head of Agrarian Supervisory Section at BPKP East Java Representative Office (1995-1997), and Head of Planning, Analysis and Evaluation Section at BPKP Maluku Province Representative Office (1990-1995).

AgitaWidjajanto,AnggotaMember

Lahir di Jember pada tanggal 18 Agustus 1971 dan bergabung dengan Komite Audit Jasa Marga sejak tahun 2011. Meraih gelar Insinyur Teknik Sipil dari Institut Teknologi Bandung pada tahun 1995 dan gelar Master dalam Bidang Teknik Terowongan dari International Institute for Infrastructures, Hydraulic and Environmental Engineering (IHE) Delft, Netherlands pada tahun 2001. Saat ini menjabat sebagai Kepala Bidang Pengembangan Pola Investasi, Pusat Pembinaan Sumber Daya Investasi, Badan Pembinaan Konstruksi, Departemen Pekerjaan Umum. Sebelumnya pernah menjadi Kepala Sub Bidang Pengendalian Investasi, Bidang Investasi, Sekretariat BPJT, Department Pekerjaan Umum (2005-2011). Sejak 2005 aktif dalam berbagai kepanitiaan tender, kelompok kerja, proyek, task force, dan lain-lain di Departemen Pekerjaan Umum diantaranya BPJT dan Direktorat Jenderal Bina Marga, baik sebagai anggota, counterpart, maupun sebagai narasumber. Menerima beberapa penghargaan diantaranya Satya Lancana Karya Satya X Tahun dari Pemerintah (2008) dan Singapore Cooperation Programme Training Awards (SCPTA) pada Lee Kuan Yew School of Public Policy and Civil Service College International, Singapore (2006).

Born in Jember on 18 August 1971, he was appointed member of Jasa Marga Audit Committee in 2011. He earned his Bachelor’s degree in Civil Engineering from Bandung Institute of Technology in 1995 and Master of Science in Tunnel Engineering from International Institute for Infrastructures, Hydraulic and Environmental Engineering (IHE) Delft, Netherlands in 2001. He is currently Deputy Director for Investment Development, Center for Investment Resource Development, Construction Development Agency, Ministry of Public Works. His previous positions include Chief of Sub Division for Investment Implementation Control, Investment Division, Secretariat of Indonesian Toll Road Authority (BPJT), Ministry of Public Works (2005-2011). Since 2005, he has been actively involved in numerous tender committees, working groups, projects, task forces, etc. of the Ministry of Public Works, among others, BPJT and Directorate General of Highways, as a member, counterpart, source person, etc. He received several awards, among others, Satya Lancana Karya Satya X Tahun from the Government (2008) and Singapore Cooperation Programme Training Awards (SCPTA) at Lee Kuan Yew School of Public Policy and Civil Service College International, Singapore (2006).



192 193




TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KOMITE INVESTASI

DAN RISIKO USAHA

Komite Investasi dan Risiko Usaha bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dan membantu Dewan Komisaris dalam pelaksanaan tugasnya agar pengelolaan Perseroan dapat berlangsung dengan efisien dan efektif melalui sistem dan pelaksanaan pengawasan yang kompeten dan independen. Berdasarkan Piagam Komite Investasi dan Risiko Usaha, tugas dan tanggung jawab Komite Investasi dan Risiko Usaha adalah:1. Melakukan evaluasi atas perencanaan

investasi jangka panjang dan jangka pendek yang tersebut dalam RJPP dan RKAP Perseroan dan menyampaikan hasil evaluasinya kepada Dewan Komisaris sebagai masukan dalam membahas penyusunan dan atau review RJPP, serta dalam membahas usulan RKAP Tahunan yang diajukan oleh Direksi.

2. Melakukan evaluasi atas pelaksanaan investasi, kebijakan dan strategi investasi dan manajemen risiko yang ada dan memberikan masukan dalam rangka me-review dan menetapkan kebijakan dan strategi investasi dan risiko usaha yang baru.

3. Menyiapkan bahan, informasi, materi, analisis dan kajian terkait dengan pelaksanaan investasi dan manajemen risiko, dalam rangka menekan dan atau menghindarkan Perseroan dari terjadinya cost overrun dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas di bidang investasi jalan tol dan non tol.

4. Masukan dan kajian tentang kelayakan investasi jalan tol dan non tol serta risikonya, terkait dengan ketepatan proyeksi volume trafik, pembebasan lahan, rekayasa pembiayaannya dan ketepatan penggunaan teknologi dan inovasinya serta value engineering.

5. Menyusun program kerja tahunan Komite Investasi dan Risiko Usaha untuk mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris dan membuat laporan periodik untuk disampaikan dan di evaluasi oleh Dewan Komisaris.

6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Dewan Komisaris.

7. Dalam melaksanakan tugas Komite Investasi dan Risiko Usaha melapor dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris.

PELAKSANAAN TUGAS

Sepanjang tahun 2011, Komite Investasi dan Risiko Usaha telah melakukan tugas-tugas sebagai berikut:1. Menyusun Program Kerja Tahunan

Komite Investasi dan Risiko Usaha 2011.2. Rapat Internal Komite Investasi dan

Risiko Usaha dan Rapat dengan manajemen Perseroan.

3. Menghadiri Rapat Dewan Komisaris dan Rapat Gabungan Dewan Komisaris – Direksi.

4. Menyusun masukan-masukan Komite Investasi dan Risiko Usaha kepada Dewan Komisaris.

5. Menyusun Tanggapan Komite Investasi dan Risiko Usaha atas permintaan Dewan Komisaris.

Terhitung sejak tanggal 01 Februari 2012, berdasarkan Keputusan Dewan Komisaris Perseroan No. KEP-00030/II/2012 tanggal 20 Februari 2012, susunan keanggotaan Komite Investasi dan Risiko Usaha Perseroan adalah sebagai berikut:

DUTIES AND RESPONSIBILITIES OF BUSINESS RISK

AND INVESTMENT COMMITTEE

Business Risk and Investment Committee reports to and assist the Board of Commissioners in carrying out their tasks in order that the management of the Company is able to take place efficiently and effectively through competent and independent control and system. Based on Business Risk and Investment Committee Charter, the duties and responsibilities of the Business Risk and Investment Committee are as follows:1. Evaluating short-term and long-term

investment plan stated in the Company’s RJPP and RKAP and submitting the evaluation to the Board of Commissioners as inputs in arranging and or reviewing RJPP, as well as in discussing the annual RKAP proposed by the Directors.

2. Evaluating the implementation of investment, existing investment policies and strategies along with risk management and giving recommendation in order to review and decide new investment policies, strategies and business risks.

3. Preparing documents, information, material, analysis and review in relation to investment implementation and risk management, in order to minimize and or avoid the Company from cost overrun and improve efficiency and effectiveness in toll road and non-toll road investments.

4. Giving inputs and review on feasibility and risks of toll road and non-toll road investment, in relation to traffic volume projection, land acquisition, project financing and appropriate use of technology and innovation as well as value engineering.

5. Preparing annual work program of Business Risk and Investment Committee to get approval from the Board of Commissioners and creating periodic report to be submitted to and evaluated by the Board of Commissioners.

6. Carrying out other tasks assigned by the Board of Commissioners.

7. Reporting to the Board of Commissioners in the carrying out of the duties of Business Risk and Investment Committee.

IMPLEMENTATION OF ACTIVITIES

In 2011, Business Risk and Investment Committee has carried out the following tasks:1. Making 2011 Annual Work Program of

Business Risk and Investment Committee.2. Having internal meeting of Business Risk

and Investment Committee and meeting with the management of the Company.

3. Attending Board of Commissioners’’ meeting and Board of Commissioners’ – Directors’ joint meeting.

4. Providing inputs of Business Risk and Investment Committee to the Board of Commissioners.

5. Providing feedbacks Business Risk and Investment Committee based on the request of the Board of Commissioners.

Effective from 01 February 2012, based on the Decision of the Board of Commissioners of the Company No. KEP-00030/II/2012 dated 20 February 2012, the composition of the Company’s Business Risk and Investment Committee is as follows:

No. Nama JabatanNo. Name Position

1 Ibnu Purna Ketua merangkap anggota Chairman and member

2. Bambang Widijanto Soewignjo Anggota Member

3. Harun Al-Rasyid S. Lubis Anggota Member



194 195




INDEPENDENSI KOMITE INVESTASI DAN RISIKO

USAHA

Komite Investasi dan Risiko Usaha menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara independen dan profesional sesuai dengan peraturan perundang undangan. Komite Investasi dan Risiko Usaha diketuai oleh salah seorang Komisaris dan anggotanya terdiri dari profesional dengan latar belakang sesuai dengan bidang industri Perseroan.

PROFIL KOMITE INVESTASI DAN RISIKO USAHA

KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI

Saat ini Perseroan belum memiliki Komite Remunerasi dan Nominasi. Namun Perseroan memiliki sistem dan prosedur dalam penetapan remunerasi yang akan diberlakukan di Perseroan dengan mengacu kepada peraturan yang berlaku, yaitu Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. PER-02/MBU/2009 tanggal 27 April 2009 tentang Pedoman Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara.

Kajian mengenai remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi dilakukan oleh Biro Manajemen SDM yang hasilnya dibahas dalam rapat gabungan Dewan Komisaris dan Direksi untuk kemudian disepakati dan diusulkan dalam RUPS.

Agar sistem remunerasi Perseroan dapat mengikuti praktek terbaik dalam sistem remunerasi dalam industrinya, Perseroan juga menggunakan konsultan independen.

Dalam nominasi calon Direksi, Dewan Komisaris mengusulkan kepada Pemegang Saham Seri A Dwiwarna pejabat satu level di bawah Direksi berdasarkan hasil assessment, kinerja dan integritas untuk mengikuti fit and proper test yang diselenggarakan oleh Pemegang Saham seri A Dwiwarna. Pemegang Saham Seri A Dwiwarna, sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan mengusulkan calon-calon Direksi untuk mendapat persetujuan RUPS.

Selain itu, untuk pemilihan Pengurus Anak Perusahaan, Direksi mengusulkan kandidat berdasarkan hasil penilaian kinerja dan integritas ke Dewan Komisaris. Berdasarkan hasil Fit dan Proper Test, Dewan Komisaris mengusulkan kepada Pemegang Saham mayoritas untuk mendapat persetujuan.

INDEPENDENCE OF BUSINESS RISK AND

INVESTMENT COMMITTEE

Business Risk and Investment Committee carries out the duties and responsibilities independently and professionally in accordance with prevailing rules and regulations. Business Risk and Investment Committee is chaired by one of the Commissioners and the members are professionals with the background in accordance with the Company’s field of industry.

PROFILE OF BUSINESS RISK AND INVESTMENT

COMMITTEE

REMUNERATION AND NOMINATION COMMITTEE

The Company presently does not have Remuneration and Nomination Committee. However, the Company does have system and procedure in deciding the remuneration that will be implemented within the Company by referring to the prevailing rules, i.e. Regulation of the State Minister for State-Owned Enterprises No. PER-02/MBU/2009 dated 27 April 2009 on Guidelines on Remuneration of Directors, Board of Commissioners and State-Owned Enterprises Supervisory Board.

Review on remuneration of the Board of Commissioners and Directors is conducted by HR Management Bureau and the result is discussed in the Board of Commissioners and Directors Joint Meeting to be agreed and proposed to the GMS.

In order that the Company’s remuneration system is in line with remuneration system best practice in the industry, the Company also uses independent consultant.

In nominating prospective Directors, the Board of Commissioners proposes to the Shareholder of Series A Dwiwarna that managers one level below Directors, based on results of their assessment, performance and integrity, take fit and proper test held by Shareholder of Series A Dwiwarna and in accordance with the Company’s Articles of Association, Shareholder of Series A Dwiwarna, proposes the prospective Directors to GMS to get approval.

In addition, to appoint the management of Subsidiaries, the Directors propose the candidates based on evaluation of performance and integrity to the Board of Commissioners. Next, based on the result of Fit and Proper Test, the Board of Commissioners proposes to the majority Shareholder to get approval.

Ibnu Purna, Ketua Chairman

Menjadi Ketua Komite Investasi dan Risiko Usaha Jasa Marga sejak 20 Februari 2012. Saat ini juga menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris Jasa Marga.

He was appointed Chairman of Jasa Marga Business Risk and Investment Committee on 20 February 2012. At present, he is also a member of Jasa Marga’s Board of Commissioner.

BambangWidijantoSoewignjo, Anggota Member

Bergabung dengan Komite Investasi dan Risiko Usaha Jasa Marga sejak tahun 2011. Meraih gelar Sarjana Teknik Sipil ITB pada tahun 1977 dan Magister bidang Transportasi dari Purdue University, USA pada tahun 1989. Saat ini juga menjabat sebagai Ahli Teknik Jalan dan Jembatan Madya Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum sejak tahun 2001. Sebelumnya menjabat sebagai Direktur Penilaian Mutu pada Deputi Bidang Mutu & Manfaat, Badan Penetapan dan Pengendalian Penyediaan Prasarana dan Sarana Pekerjaan Umum (BP4S-PU).

He was appointed member of Jasa Marga Business Risk and Investment Committee in 2011. He graduated from Bandung Institute of Technology majoring in Civil Engineering in 1977 and from Purdue University, USA for Master’s degree in Transportation in 1989. At present, he also holds the position of Mid-Level Road and Bridge Technical Expert of Directorate General of Bina Marga of the Ministry of Public Works (since 2001) where he was previously the Quality Assessment Director in the Deputy for Quality & Benefits Assessment of the Agency for Procurement and Development of Public Works Infrastructure (BP4S-PU).

Harun Al-Rasyid S. Lubis, Anggota Member

Bergabung dengan Komite Investasi dan Risiko Usaha Jasa Marga sejak tahun 2011. Lahir di Medan pada tanggal 19 Oktober 1961. Meraih gelar Sarjana Teknik Sipil pada tahun 1984 dari Institut Teknologi Bandung, gelar MSc. (Eng). pada tahun 1989 dari Institute for Transport Studies, University of Leeds, U.K., serta gelar Ph.D. pada tahun 1995 dari Institute for Transport Studies, University of Leeds, U.K. Saat ini menjabat sebagai Lektor Kepala di Institut Teknologi Bandung (sejak 2001). Sebelumnya pernah menjabat sebagai Direktur Pusat Penelitian dan Pengembangan Wilayah dan Infrastruktur, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITB (2003-2004) dan Kepala Pusat Penelitian Transportasi dan Komunikasi, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITB (2001-2002). Sejak 1997 aktif melakukan berbagai kegiatan penelitian utama serta membuat berbagai karya tulis dalam bidang transportasi baik untuk jurnal/konferensi maupun media massa.

He was appointed member of Jasa Marga Business Risk and Investment Committee in 2011. Born in Medan on 19 October 1961, he acquired his bachelor’s degree in Civil Engineering in 1984 from Bandung Institute of Technology, master’s degree of MSc. (Eng.) in 1989 from Institute for Transport Studies, University of Leeds, U.K., and earned his Ph.D. in 1995 from Institute for Transport Studies, University of Leeds, U.K. At present, he is Associate Professor at Bandung Institute of Technology (since 2001). Previously he was Director for the Infrastructure and Regional Research and Development Center, Institute for Research and Community Services (LPPM) of Bandung Institute of Technology (2003-2004) and Head of Communication and Transportation Research Center, LPPM of Bandung Institute of Technology (2001-2002). Since 1997, he has been actively involved in main research activities along with writing articles concerning transportation either for journals/conferences or mass media.



196 197




KOMITE TATA KELOLA PERUSAHAAN

Saat ini Perseroan belum memiliki Komite Tata Kelola Perusahaan. Namun demikian, Perseroan secara berkala mengikuti assessment yang dilakukan oleh pihak independen untuk memastikan bahwa penerapan tata kelola perusahaan telah dilakukan dengan baik sesuai aturan yang berlaku.

CORPORATE GOVERNANCE COMMITTEE

The Company presently does not have Corporate Governance Committee. Nevertheless, the Company periodically participated in assessment conducted by independent party to ensure corporate governance implementation is carried out in accordance with the prevailing rules.

Sekretaris PerusahaanCorporate Secretary

Sekretaris Perusahaan mempunyai beberapa tugas dan tanggung jawab pokok yang meliputi komunikasi perusahaan baik secara internal dan eksternal, hubungan investor dan kesekretariatan pimpinan perusahaan. Keberadaan Sekretaris Perusahaan sesuai dengan Peraturan Bapepam No. IX.I.4 tentang pembentukan Sekretaris Perusahaan yang pada dasarnya adalah dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada investor bagi perusahaan publik. Selain itu Sekretaris Perusahaan mempunyai peranan kunci dalam penerapan GCG perusahaan. Hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. KEP-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Milik Negara.

Tugas Sekretaris Perusahaan termasuk namun tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut:l Mengelola informasi yang berkaitan

dengan lingkungan bisnis dan menjalin hubungan baik antara Perseroan dengan para pihak lembaga penunjang industri pasar modal dan regulator pasar modal.

l Memastikan Perseroan menjalankan prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) serta memenuhi peraturan perundangan yang berlaku.

l Menyelenggarakan kegiatan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan.

l Menyelenggarakan kegiatan komunikasi antara Direksi/Manajemen dengan stakeholder (pemangku kepentingan) dalam rangka membangun citra Perseroan.

l Menyelenggarakan kegiatan kesekretariatan pengurus Perseroan serta memfasilitasi hubungan Perseroan/pimpinan dengan para stakeholders.

Corporate Secretary has a number of main tasks and responsibilities consisting of corporate communication either internal or external, investor relations and secretarial activities of Management of a company. The existence of Corporate Secretary is based on Bapepam Regulation No. IX.I.4 on the forming of Corporate Secretary, which is basically intended to improve the service, delivered to investors of public companies. Furthermore, Corporate Secretary is the key role in GCG implementation in a company. This is in line with the Decision of State Minister for State-Owned Enterprises No. KEP-117/M-MBU/2002 on Implementation of Good Corporate Governance Practices at State-Owned Enterprises.

The tasks of Corporate Secretary includes but not limited to the following activities:l Managing information related to business

environment and maintaining the good relationship between the Company and capital market supporting institutions and regulators.

l Ensuring that the Company implements the GCG principles and complies with prevailing rules and regulations.

l Convening General Meetings of Shareholders of the Company.

l Carrying out communication activities between the Board of Directors/Management and the stakeholders in order to improve the Company’s image.

l Undertaking secretarial activities of the Company’s management along with facilitating the relationship between the Company/Management and the stakeholders.



198 199




Program kerja Sekretaris Perusahaan tahun 2011 difokuskan untuk mencapai sasaran:l Meningkatkan stakeholder relationship

yang diharapkan dapat meningkatkan performance dan image Perseroan.

l Sebagai penghubung yang dapat menjembatani komunikasi antara Direksi/Manajemen dengan berbagai pihak stakeholder.

l Terlaksananya compliance Perseroan sesuai dengan kewajiban yang harus dilaksanakan Perseroan berdasarkan peraturan-peraturan yang berlaku.

Selama tahun 2011 beberapa kegiatan pokok yang telah dilaksanakan oleh Sekretaris Perusahaan antara lain sebagai berikut:l Kegiatan-kegiatan terkait dengan

stakeholder Perseroan.n Menyelenggarakan Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa yang dilaksanakan pada tanggal 17 Maret 2011.

n Menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan 2011 yang dilaksanakan pada tanggal 14 Juni 2011.

n Menyelenggarakan kegiatan Public Expose melalui kegiatan Investor Summit yang diselenggarakan Bursa Efek Indonesia pada tanggal 05 Oktober 2011.

n Menyelenggarakan kegiatan Analyst Meeting, site visit, Non Deal Roadshow, serta berpartisipasi dalam berbagai Investor Conference.

l Kegiatan-kegiatan terkait dengan komunikasi perusahaan baik secara internal maupun eksternal antara lain adalah sebagai berikut:n Penyelenggaraan konferensi pers,

media visit, wawancara, talk show dan pembuatan advertorial.

n Temu Pelanggan Jalan Tol.n Koordinasi dan sosialisasi kebijakan-

kebijakan Direksi serta kegiatan internal korporat.

n Komunikasi dan koordinasi dengan Kementrian Negara BUMN, Departemen Keuangan, Bapepam-LK, Bursa Efek Indonesia, KSEI dan Pemerintah Daerah.

n Rapat Dengar Pendapat dan Kunjungan Kerja dengan DPR.

n Mengembangkan dan melakukan up-date situs web Perseroan www.jasamarga.com

l Mempersiapkan dan menghadiri Rapat-rapat Direksi serta Rapat Gabungan Direksi dan Komisaris, membuat notulen serta menindaklanjuti hasil-hasil rapat tersebut.

l Mengkoordinasikan self-assessment pelaksanaan GCG Perseroan.

In 2010, the programs of Corporate Secretary focused on achieving the following objectives:l Improving stakeholder relationship

expected to boost performance and image of the Company.

l Serving as liaison connecting the communication between the Board of Directors/Management and all stakeholders.

l Ensuring the Company’s compliance based on prevailing rules and regulations.

During the course of 2010, the main activities that are carried out by the Corporate Secretary among others are as follows:l The activities related to the Company’s

stakeholder.n Convening Annual General Meeting of

Shareholders 2010 taking place on 26 May 2010.

n Conducting General Meeting of Bondholders for Bonds of Jasa Marga XI Series P Year 2003, Jasa Marga XII Series Q Year 2006, Jasa Marga XII Series R Year 2007, Jasa Marga XIV Series JM-10 and Jasa Marga I Series JM-10 Zero Coupon, convened on 16 December 2010.

n Conducting Public Expose on 26 May 2010 and participating in Investor Summit event held by the Indonesia Stock Exchange on 10 November 2010.

n Organizing Analyst Meeting, site visit, Non Deal Roadshow, along with participating in various Investor Conferences.

l The activities related to corporate communication either internally or externally among others are as follows:n Conducting press conference, media

visit, interview, talk show and creating advertorial.

n Customer (Toll Road Users) Gathering.

n Coordinating and socializing Directors’ policies as well as corporate internal activities.

n Communicating and coordinating with State Ministry for State-Owned Enterprises, Ministry of Finance, Bapepam-LK, Indonesia Stock Exchange, KSEI (Indonesian Central Securities Depository) and local Government.

n Arranging hearing with and work visit of the Parliament.

n Developing and updating the Company’s website www.jasamarga.com

l Preparing and attending Directors Meetings and Directors-Board of Commissioners Joint Meetings, taking minutes of the meetings along with following up the results of the meetings.

l Coordinating the self-assessment of the Company’s GCG implementation.

Okke Merlina, Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary

Bergabung dengan Jasa Marga pada tahun 1986. Menjalani karir di Jasa Marga pada Divisi Pemeliharaan, Divisi Perencanaan, Divisi Pengembangan Investasi dan menjadi Sekretaris Perusahaan sejak September 2006. Beliau juga menjadi Tim Kerja IPO Jasa Marga tahun 2007. Meraih gelar S1 dari Universitas Trisaksi Jurusan Arsitektur Lansekap dan gelar Master of Bussiness Administration dari University of the City of Manila.

She joined Jasa Marga in 1986. She was posted in Maintenance Division, Planning Division and then Investment Development Division prior to being appointed Corporate Secretary in September 2006. She was also member of Jasa Marga IPO Working Team in 2007. She graduated from Trisakti University majoring in Landscape Architecture and earned a master’s degree in Business Administration from the University of the City of Manila.



200 201




Hubungan InvestorInvestor Relations

Sebagai perusahaan terbuka salah satu fungsi penting untuk memaksimalkan nilai perusahaan adalah melalui fungsi Hubungan Investor. Bagian Hubungan Investor Jasa Marga berada di bawah unit Sekretaris Perusahaan dan saat ini tiga fungsi utama yang dijalankan oleh Bagian Hubungan Investor Jasa Marga adalah:lMenjembatani kepentingan para investor

dengan Perseroan.lMenjalankan kepatuhan atas peraturan

pengawas pasar modal dan otoritas bursa.

lMelakukan kegiatan komunikasi dengan masyarakat pasar modal.

Fokus utama Bagian Hubungan Investor Jasa Marga adalah melakukan strategi-strategi yang dapat mendukung ke arah nilai perusahaan yang lebih tinggi. Hal ini dilakukan dengan upaya-upaya sebagai berikut:lMeningkatkan coverage analis. Pendapat para analis merupakan

salah satu sumber informasi yang diandalkan oleh investor. Oleh karena itu peningkatan jumlah analis yang meng-cover merupakan salah satu tujuan kunci dari Bagian Hubungan Investor Jasa Marga. Rekomendasi analis yang favorable terhadap Perseroan akan dapat meningkatkan harga saham Perseroan yang pada akhirnya dapat meningkatkan nilai Perseroan. Sampai dengan akhir tahun 2011 Saham JSMR di-cover oleh 23 analis yang berasal dari broker asing maupun lokal.

l Selama tahun 2011, Bagian Hubungan Investor Jasa Marga juga memformulasikan strategi peningkatan nilai Perseroan ke dalam komunikasi dengan derajat yang cukup intens dengan beragam konstituen yang harus dihadapi seperti analis, broker, investor, dan Direksi melalui berbagai macam alat atau media yang ada seperti:

One of the essential functions of being a public company in maximizing company’s value is through the function of Investor Relations. Jasa Marga Investor Relations Department is part of Corporate Secretary unit and presently carries out three main functions:lBridging the investors’ need to the

Company.l Complying with the regulations of the

capital market supervisory agency and stock exchange.

l Carrying out communication activities with the capital market society.

The main focus of Jasa Marga Investor Relations Department is performing strategies that support the efforts leading to higher value of the company. This was carried out by:l Increasing the number of analyst

coverage. Analysts’ opinion is one the resources

of information that investors rely on. Hence, the increasing number of analysts covering the Company is one of the key purposes of Jasa Marga Investor Relations Department. Analysts’ favorable recommendation on the Company will increase the Company’s share price that will finally bring the increase in the value of the Company. Until the end of 2011, the Company’s JSMR was covered by 23 analysts from both foreign and local brokerages.

l In 2011, Jasa Marga Investor Relations Department also formulated the strategies in improving the Company’s value into intensive communications with various constituents namely analysts, brokers, investors, and Directors by making use of various tools or media available, such as:

nPembuatan Annual Report.n Penyelenggaraan RUPS.n Pembuatan Press Rilis.n Website.n Iklan.n Pembuatan Newsletter.n Partisipasi Investor Broker

Conference.n Penyelenggaraan Roadshow.n Conference Call.n Penyelenggaraan Public Expose.

Bagian Hubungan Investor Jasa Marga terus berusaha secara proaktif memberikan dan meningkatkan kualitas informasi yang diberikan melalui website, newsletter, atau e-mail dengan memperbaiki baik dari struktur informasi, isi informasi maupun bahasa, yang tersedia juga dalam Bahasa Inggris.

Melalui Bagian Hubungan Investor, Perseroan selalu memprioritaskan komunikasi dua arah dengan pihak-pihak yang terkait dengan pasar modal. Perseroan selalu terbuka dan merespon semua pertanyaan dan tanggapan terhadap isu-isu yang berkembang seputar Perseroan dengan secepat dan semudah mungkin. Informasi mengenai kontak Perseroan bagi kalangan pasar modal kami cantumkan dalam website Perseroan, untuk memudahkan siapapun yang ingin bertanya mengenai Jasa Marga.

Sampai dengan akhir tahun 2011, harga saham JSMR ditutup di harga Rp 4.200 meningkat 147,06% dibandingkan dengan harga pada tahun 2007 pada saat penawaran perdana yaitu Rp 1.700. Peningkatan harga saham JSMR juga merupakan kepercayaan investor terhadap komitmen Perseroan untuk meningkatkan kinerja dan juga refleksi keberhasilan atas komunikasi atau pesan yang disampaikan oleh Perseroan.

Dalam hal pemenuhan kapatuhan, Bagian Hubungan Investor Jasa Marga

nAnnual Report.nGMS.nPress Releases.nWebsite.nAdvertisements.nNewsletters.nParticipation in Investor Broker

Conferences.nRoadshows.nConference Calls.nPublic Expose.

Jasa Marga Investor Relations Department keeps making the efforts to proactively provide information by means of website, newsletters, and e-mail while constantly improving the quality of the provided information by enhancing information structure and content, as well as the language by making available the English Language.

Through its Investor Relations Department, the Company has always prioritized the two-way communication with parties related to the capital market. The Company has constantly disclosed and responded to all questions and responses regarding the Company’s issues in prompt and convenient manner. We provide information on points of contact for the capital market community at the Company’s website to facilitate anyone seeking for information on Jasa Marga.

At the end of 2011, JSMR share price was close at the price of Rp 4,200, an increase by 147.06% compared to the price of 2007 at the time of initial offering which was Rp 1,700. The increase in the share price of JSMR also represents investors’ trust to the Company’s commitment to keep improving its performance. It as also the reflection of the success of communication for the messages the Company conveys.

In activities related to compliance, Jasa Marga Investor Relations Department



202 203




mempersiapkan penyelenggaraan RUPS dan memastikan pemenuhan peraturan-peraturan Bapepam-LK dan Bursa Efek Indonesia termasuk kewajiban pelaporan dalam rangka Keterbukaan Informasi seperti pelaporan dalam rangka RUPS, laporan keuangan triwulanan, tengah tahunan dan tahunan.

Beberapa pelaporan ke Bapepam-LK dan Bursa Efek Indonesia sepanjang tahun 2011 adalah sebagai berikut:

prepares the carrying out of GMS and ensures compliance with regulations of Bapepam-LK and Indonesia Stock Exchange, including obligatory reports on Information Disclosure such as those regarding GMS along with quarterly, half-yearly and yearly financial reports.

Reports to Bapepam-LK and Indonesia Stock Exchange during the year 2011 are shown in the following table:

Keterbukaan Informasi dalam Rangka Pemenuhan Kepatuhan Information Disclosure for Compliance

TanggalDate

10/01/2011

10/01/2011

10/01/2011

11/01/2011

11/01/2011

11/01/2011

13/01/2011

28/01/2011

08/02/2011

08/02/2011

No. SuratReff.No.

BF.HM01.129

BF.HM01.130

BF.HM01.131

BF.HM01.160

BF.HM01.161

BF.HM01.162

BF.HM01.237

BF.HM01.487

BF.HM01.661

AA.AK06.122

KegiatanActivities

Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum

PT Jasa Marga (Persero) Tbk. per 31 Desember 2011. Report on

Realization of Usage of Fund from Public Offering of PT Jasa

Marga (Persero) Tbk. as of 31 December 2011


PT Jasa Marga (Persero) Tbk. per 31 Desember 2011. Report on




PT Jasa Marga (Persero) Tbk. per 31 Desember 2011 Report on




Obligasi PT Jasa Marga (Persero) Tbk. per 31 Desember 2011.

Report on Realization of Usage of Fund from Public Offering of

Bonds of PT Jasa Marga (Persero) Tbk. as of 31 December 2011









Penjelasan Penelaahan Laporan Keuangan Tengah Tahunan

Periode 30 Juni 2010 PT Jasa Marga (Persero) Tbk. dan Anak

Perusahaan. Explanation on Analysis of Half-Yearly Financial

Statements for the Period of 30 June 2010 of PT Jasa Marga

(Persero) Tbk. and its Subsidiaries

Komite Audit dan Komite Investasi & Risiko Usaha. Audit

Committee and Investment & Business Risk Committee

Penyampaian Tambahan Data Realisasi Penggunaan Dana IPO.

Submission of Additional Data on Realization of Usage of IPO

Fund

Rencana Penyelenggaraan RUPSLB. Plan to Convene EGMS

MediaMedia

Bapepam-LK up. Ka. Biro Penilaian Keuangan

Perusahaan Sektor Jasa. Bapepam-LK cq.

Head of Corporate Financial Appraisal Bureau,

Service Sector

BEI up. Direktur Pencatatan. IDX cq. Listing

Director

BEI up. Ka. Div. Pencatatan Surat Hutang. IDX

cq. Head of Debt Listing Division




Service Sector


Director






Service Sector




Service Sector




Service Sector




Service Sector

16/02/2011 BF.HM02.807

16/02/2011 BF.HM02.808

16/02/2011 BF.HM02.809

02/03/2011 BF.HM02.1100

02/03/2011 BF.HM02.1101

02/03/2011 BF.HM02.1102

02/03/2011 BF.HM02.1103

02/03/2011 BF.HM02.1104

18/03/2011 BF.HM01.1447

18/03/2011 BF.HM01.1448

18/03/2011 BF.HM01.1449

18/03/2011 BF.IN02.03.1479

18/03/2011 BF.IN02.03.1480

18/03/2011 BF.IN02.03.1481

18/03/2011 BF.IN02.03.1482

18/03/2011 BF.IN02.03.1483

18/03/2011 BF.IN02.03.1484

18/03/2011 BF.IN02.03.1485

Penyampaian Bukti Pemasangan Iklan RUPSLB 17 Maret 2011.

Submission of Proof of Advertisement of EGMS 17 March 2011





Penyampaian Bukti Pemasangan Iklan Panggilan RUPSLB 17

Maret 2011. Submission of Proof of Advertisement of Invitation

to EGMS 17 March 2011










Perubahan Agenda RUPSLB 17 Maret 2011. Changes in Agenda of

EGMS 17 March 2011

Rencana Akuisisi Saham PT Xilin Enterprise dalam saham PT

Margabumi Adhikaraya. Plan to Acquire Shares of PT Xilin

Enterprise at PT Margabumi Adhikaraya







Hasil RUPSLB 17 Maret 2011 Notaris Ny. Poerbaningsih.

Resolutions of EGMS 17 March 2011 Notary Ny. Poerbaningsih







Penyampaian Bukti Pemasangan Iklan Hasil RUPSLB 17 Maret

2011. Submission of Proof of Advertisement of Resolutions of

EGMS 17 March 2011



EGMS 17 March 2011



EGMS 17 March 2011.



EGMS 17 March 2011




Service Sector




Director




Service Sector


Director



Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

Indonesian Central Securities Depository




Service Sector




Service Sector


Director






Service Sector


Director








Service Sector




Director



TanggalDate

No. SuratReff.No.

KegiatanActivities

MediaMedia



204 205




28/03/2011 BF.HM01.1736

30/03/2011 BF.AK06.1786

30/03/2011 BF.AK06.1787

30/03/2011 BF.AK06.1788

30/03/2011 BF.AK06.1789

31/03/2011 BF.AK06 .1793

31/03/2011 BA.AK06.307

11/04/2011 F.KU09.02.2008

11/04/2011 F.KU09.02.2009

11/04/2011 BF.KU09.02.

2010

11/04/2011 BF.KU09.03.

1976

11/04/2011 BF.KU09.03.

1976

11/04/2011 BF.KU09.03.

1976

11/04/2011 AA.AK06.349

28/04/2011 BA.KU06.418

28/04/2011 BF.AK02.2402

28/04/2011 BF.AK02.2403

28/04/2011 BF.AK02.2404

29/04/2011 BF.KU09.2421

Konfirmasi Berita Media Massa. Confirmation of News on Mass

Media

Penyampaian Laporan Keuangan Tahunan 2010 dan Bukti Iklan

Laporan Keuangan Tahunan 2010. Submission of Yearly Financial

Statements 2010 and Proof of Advertisement of Annual Financial

Statements 2010




Statements 2010




Statements 2010




Statements 2010

Penyampaian Laporan Keuangan Tahunan 2010. Submission of

Yearly Financial Statements 2010

Penyampaian Laporan Keuangan Tahunan 2010. Submission of

Yearly Financial Statements 2010

Laporan Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Obligasi Jasa

Marga per 31 Maret 2011. Report on Usage of Fund from Public

Offering of Jasa Marga Bonds as of 31 March 2011







Laporan Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Saham Jasa


Offering of Jasa Marga Shares as of 31 March 2011







Usulan Tanggal Pelaksanaan RUPST 2011. Proposal of the Date

for Convening AGMS 2011

LKTP 2010 (Audited). LKTP 2010 (Audited)

Penyampaian Laporan Tahunan 2010 (Annual Report).

Submission of Annual Report 2010





Penyampaian Laporan Keuangan TW I 2011. Submission of

Financial Statements 1Q2011

BEI up. Ka. Div. Pencatatan Sektor Jasa. IDX

cq. Head of Listing Division Service Sector




Service Sector


Director





Dewan Komisaris PT Jasa Marga (Persero)

Tbk.. Board of Commissioners of PT Jasa Marga

(Persero) Tbk.

Kementerian Negara BUMN Deputi Bidang.

Infrastruktur dan Logistik. State Ministry for

SOEs Deputy for. Infrastructure and Logistics

Ketua Bapepam-LK up. Kepala Biro Penilaian

Keuangan Perusahaan Sektor Jasa. Chairman

of Bapepam-LK cq. Head of Corporate Financial

Appraisal Bureau, Service Sector


Director



Ketua Bapepam-LK up. Kepala Biro Penilaian.

Keuangan Perusahaan Sektor Jasa. Chairman

of Bapepam-LK cq. Head of Corporate Financial

Appraisal Bureau, Service Sector





Kementerian Negara BUMN. State Ministry

for SOEs

Departemen Perindustrian dan Perdagangan.

Departement of Industry and Trade




Service Sector


Director




Director

TanggalDate

No. SuratReff.No.

KegiatanActivities

MediaMedia

29/04/2011 BF.KU09.2422

29/04/2011 BA.KU04.441

06/05/2011 AA.AK06. 502

06/05/2011 AA.AK06. 503

06/05/2011 AA.AK06. 504

06/05/2011 AA.AK06. 505

13/05/2011 BF.HM01.2711

13/05/2011 BF.HM01.2712

13/05/2011 BF.HM01.2713

13/05/2011 BF.HM01.2714

13/05/2011 BF.HM01.2701

13/05/2011 BF.HM01.2702

13/05/2011 BF.HM01.2703

13/05/2011 BF.HM01.2704

30/05/2011 AA.AK06.638

30/05/2011 BF.HM01.2996

30/05/2011 BF.HM01.2997

30/05/2011 BF.HM01.2998

30/05/2011 BF.HM01.2999

15/06/2011 BF.IN02.03.3289

15/06/2011 BF.IN02.03.3290

15/06/2011 BF.IN02.03.3291

15/06/2011 BF.IN02.03.3291

Penyampaian Laporan Keuangan TW I 2011. Submission of


Penyampaian Dokumen (Laporan Keuangan 2010, Risalah RUPS).

Submission of Documents (Financial Statements 2010, Minutes

of GMS)

Rencana Penyelenggaraan RUPST 2011. Plan to Convene AGMS

2011


2011


2011


2011

Penyampaian Informasi Pelaksanaan Akuisisi PT MBAR.

Submission of Information on Acquisition of PT MBAR







Penyampaian Bukti Iklan Pemberitahuan RUSPT 2011.

Submission of Proof of Advertisement of AGMS 2011

Announcement



Announcement



Announcement



Announcement

Penyampaian Informasi Penyelenggaraan RUPST 2011 &

Agendanya. Submission of Information on the Convening of

AGMS 2011 and the Agenda

Penyampaian Bukti Pemasangan Iklan Panggilan RUPST 2011.

Submission of Proof of Advertisement of Invitation to AGMS 2011







Hasil RUPST 2011 (Notaris). Resolutions of AGMS 2011 (Notary)




Penyampaian Bukti Iklan Pemberitahuan Hasil RUPST 2011.

Submission of Proof of Advertisement of AGMS 2011 Resolutions



Menteri Keuangan. Minister of Finance


for SOEs

Ketua Bapepam-LK. Chairman of Bapepam-LK


Director






Director




Service Sector

Wali Amanat-Bank Mega. Trustee-Bank Mega




Service Sector


Director






for SOEs




Service Sector


Director







Director






TanggalDate

No. SuratReff.No.

KegiatanActivities

MediaMedia



206 207




16/06/2011 BF.HM01.3299

16/06/2011 BF.HM01.3300

16/06/2011 BF.HM01.3301

16/06/2011 BF.HM01.3302

07/07/2011 BF.HM01.3702

07/07/2011 BF.HM01.3703

07/07/2011 BF.HM01.3704

07/07/2011 BF.HM01.3705

07/07/2011 BF.HM01.3706

07/07/2011 BF.HM01.3707

08/07/2011 BF.HM01.3724

08/07/2011 BF.HM01.3725

08/07/2011 BF.HM01.3726

08/07/2011 BF.HM01.3727

08/07/2011 BA.KU01.02.753

11/07/2011 BF.HM01.3770

11/07/2011 BF.HM01.3771

11/07/2011 BF.HM01.3772

12/07/2011 BF.IN02.03.

3807

12/07/2011 BF.IN02.03.

3808









Penyampaian Data Penggunaan Dana IPO Jasa Marga 30 Juni

2011. Submission of Data on Usage of Fund from Jasa Marga IPO

as of 30 June 2011



as of 30 June 2011



as of 30 June 2011

Penyampaian Data Penggunaan Dana Hasil Obligasi Jasa Marga

30 Juni 2011. Submission of Data on Usage of Fund from Jasa

Marga Bonds as of 30 June 2011







Penyampaian Informasi Pemeringkatan Obligasi Jasa Marga.

Submission of Information on Rating of Jasa Marga Bonds







Penyampaian Permohonan Penundaan Pembayaran Dividen

Tunai Bagian Pemerintah Tahun Buku 2010. Submission

of Request to Postpone the Payment of Cash Dividend for

Government for Fiscal Year 2010

Penyampaian Bukti Iklan Koran Informasi Pemeringkatan

Obligasi Jasa Marga. Submission of Proof of Advertisement of

Information on Rating of Jasa Marga Bonds







Bukti Iklan Revisi Pengumuman Pembagian Dividen Tahun Buku

2010. Proof of Advertisement of Revision to Announcement of

Distribution of Dividends for Fiscal Year 2010






Director








Service Sector


Director






Service Sector


Director






Service Sector


Director




Menteri Keuangan (Dirjen. Anggaran). Ministry

of Finance (Directorate General of Budget)


Director






Service Sector




Service Sector


Director

TanggalDate

No. SuratReff.No.

KegiatanActivities

MediaMedia

12/07/2011

BF.IN02.03.3809

12/07/2011 BF.IN02.03.3810

12/07/2011 BF.KU01.02.

3833

28/07/2011 BF.IN02.03.4195

28/07/2011 BF.IN02.03.4196

28/07/2011 BF.IN02.03.4197

28/07/2011 BF.IN02.03.4198

28/07/2011 BF.IN02.03.4199

28/07/2011

BF.IN02.03.4200

29/07/2011 BF.KU11.4232

20/09/2011 BF.HM01.5260

20/09/2011 BF.HM01.5261

16/09/2011 BF.KU09.03.

5228

20/09/2011 BF.HM01.5261

20/09/2011 BF.HM01.5260

27/09/2011

BF.KU09.03.5517

27/09/2011 BF.KU09.03.

5516

28/09/2011 BA.KU03.1062

30/09/2011 BF.TR05.5610

30/09/2011 BF.HM01.5604







Surat Bukti Setor Pembayaran Dividen Bagian Pemerintah Tahun

Buku 2010. Proof of Payment of Dividend to Government for

Fiscal Year 2010

Penyampaian Laporan Keuangan Semester I 2011. Submission of

Financial Statements First Half 2011











Penyampaian Bukti Transfer Dividen Bagian Pemerintah Tahun

Buku 2010. Submission of Proof of Payment of Dividend to

Government for Fiscal Year 2010

Penyampaian Public Expose pada acara Investor Summit 2011.

Public Expose at Investor Summit 2011

Penyampaian Public Expose pada acara Investor Summit 2011.

Public Expose at Investor Summit 2011

Laporan Transaksi Penjualan Saham. Report on Transaction of

Shares Selling

Penyampaian Rencana Public Expose (Investor Summit 2011) PT

Jasa Marga (Persero) Tbk.. Submission of Plan to Convene Public

Expose (Investor Summit 2011) PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

Penyampaian Rencana Public Expose (Investor Summit 2011) PT

Jasa Marga (Persero) Tbk.. Submission of Plan to Convene Public


Keterbukaan Informasi Mengenai Hasil Keputusan Badan

Arbitrase Nasional Indonesia terkait JORR W1. Information

Disclosure on Verdict of Indonesian National Board of

Arbitration in relation to JORR W1

Keterbukaan Informasi Mengenai Hasil Keputusan Badan

Arbitrase Nasional Indonesia terkait JORR W1. Information

Disclosure on Verdict of Indonesian National Board of

Arbitration in relation to JORR W1

Hasil Evaluasi Saham JSMR. Result of Evaluation on JSMR

Penyampaian Informasi Penyelenggaraan Investor Summit 2011.

Submission of Information on Investor Summit 2011

Penyampaian Materi Public Expose (Investor Summit 2011) PT

Jasa Marga (Persero) Tbk.. Submission of Material for Public









Perusahaan Sektor Jasa. Bapepam-LK cq. Head

of Corporate Financial Appraisal Bureau, Service

Sector




Director



(Persero) Tbk.

Kementerian Negara BUMN Deputi Bidang



Menteri Keuangan (Dirjen. Kekayaan Negara).

Ministry of Finance (Directorate General of State

Assets Management)




Director





(Persero) Tbk.




Director




Sector

Direktur BEI. IDX Director

Kementerian Negara BUMN Asisten Deputi

Bidang Infrastruktur dan Logistik. State Ministry

for SOEs Deputy for Infrastructure and Logistics





Sector

TanggalDate

No. SuratReff.No.

KegiatanActivities

MediaMedia



208 209




30/09/2011 BF.HM01.5606

30/09/2011 BF.HM01.5605

07/10/2011 BF.HM01.5732

07/10/2011 BF.HM01.5733

07/10/2011 BF.HM01.5734

07/10/2011 BF.KU10.03.

5729

07/10/2011 BF.KU10.03.

5730

07/10/2011 BF.KU10.03.5731

28/10/2011 BF.IN02.03.6102

28/10/2011 BF.IN02.03.6103

28/10/2011 BF.IN02.03.6104

28/10/2011 BF.IN02.03.6105

28/10/2011 BF.IN02.03.6106

15/12/2011

BF.KU01.03.6812

22/12/2011 AA.AK06.1617

22/12/2011 AA.AK06.1618

22/12/2011 AA.AK06.1619

23/12/2011 AA.AK06.1621

23/12/2011 AA.AK06.1622

28/12/2011 AA.AK06.1650







Penyampaian Laporan Hasil Public Expose (Investor Summit

2011) PT Jasa Marga (Persero) Tbk.. Submission of Report on

Results of Public Expose (Investor Summit 2011) PT Jasa Marga

(Persero) Tbk.




(Persero) Tbk.




(Persero) Tbk.

Penyampaian Data Penggunaan Dana IPO Jasa Marga 30

September 2011. Submission of Data on Usage of Fund from Jasa

Marga IPO as of 30 September 2011







Penyampaian Laporan Keuangan TW III 2011. Submission of










Penjelasan Penyampaian Surat Realisasi Penggunaan Dana IPO

per 30 September 2011. Explanation of Submission of Letter on

Realization of IPO Fund Usage as of 30 September 2011






Revisi Jadwal Iklan Pemberitahuan Penyelenggaraan RUPSLB.

Revision to Schedule of Advertisement of EGMS Announcement




Director


Director






Director




Director





(Persero) Tbk.




Menteri Keuangan (Dirjen. Kekayaan Negara).

Ministry of Finance (Directorate General of

State Assets Management)




Service Sector



Director








(Persero) Tbk.






TanggalDate

No. SuratReff.No.

KegiatanActivities

MediaMedia

28/12/2011 BF.HM01.7097

29/12/2011 BF.HM02.7108

29/12/2011 BF.HM02.7109

29/12/2011 BF.HM02.7110

Penjelasan Terkait Berita di Media Massa. Explanation Related

to News on Mass Media

Penyampaian Bukti Iklan Pemberitahuan RUPSLB. Submission

of Proof of Advertisement of EGMS Announcement









Director



TanggalDate

No. SuratReff.No.

KegiatanActivities

MediaMedia



Analyst Meeting, 11 Mei 2011.Analyst Meeting, 11 May 2011.

210 211




Perlakuan yang Sama Terhadap Seluruh Pemegang SahamEqual Treatment to All Shareholders

Jasa Marga menjamin adanya perlakuan yang sama terhadap seluruh pemegang saham, termasuk pemegang saham minoritas dan asing. Seluruh pemegang saham memiliki kesempatan untuk mendapatkan penggantian atau kompensasi jika terbukti terjadi pelanggaran yang merugikan hak-hak mereka. Jasa Marga juga memberikan perlakuan yang adil terhadap saham-saham yang berada dalam satu kelas, melarang praktek-praktek insider trading dan self-dealing, dan mengharuskan Dewan Komisaris untuk melakukan keterbukaan jika menemukan transaksi yang mengandung benturan kepentingan (conflict of interest). Di samping itu Jasa Marga mengakui hak-hak stakeholders, seperti ditentukan dalam Undang Undang, dan mendorong kerja sama yang aktif antara Perseroan dengan para stakeholders tersebut.

Dalam tahun 2011 tidak terjadi hal-hal yang dikategorikan sebagai penyimpangan (internal fraud) yang dilakukan oleh manajer maupun karyawan Jasa Marga

Jasa Marga ensures equal treatment to all of the Company’s shareholders, including minority and foreign shareholders. The entire shareholders have the opportunity to be compensated when suffering from the loss due to proven misconducts. Jasa Marga also applies fair and equal treatments to shares that belong to same category, prohibits insider trading and self-dealing, and requires the Board of Commissioners to disclose all transactions that contain a conflict of interest. In addition, Jasa Marga recognizes stakeholders’ rights, as protected by law, and seeks to promote active cooperation with the stakeholders.

In 2011, there were no instances categorized as internal fraud, neither by the management nor by the employees of Jasa Marga.

211

CORPORATE GOVERNANCE



Laporan Satuan Pengawasan InternInternal Audit Report

PENGENDALIAN INTERNALPERSEROAN

Satuan Pengawasan Intern (SPI) adalah bagian dari Sistem Pengendalian Internal Perseroan yang dibentuk untuk membantu Direktur Utama dalam memenuhi kewajibannya kepada Pemegang Saham, adanya kepastian pencapaian tujuan operasional Perseroan, serta selalu menjadi mitra stratejik bagi manajemen yang dipercaya, profesional, obyektif, dan independen yang dapat memberikan nilai tambah bagi pencapaian tujuan Perseroan. Satuan Pengawasan Intern dipimpin oleh seorang Kepala Satuan yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama atas persetujuan Dewan Komisaris.

Satuan Pengawasan Intern Perseroan telah memiliki Audit Charter sejak 01 Maret 2003 dan mulai 28 Mei 2009 Perseroan telah memiliki Audit Charter yang baru hasil revisi pertama sesuai dengan peraturan BAPEPAM-LK yang berlaku. Audit Charter juga dijadikan dasar keberadaan dan pelaksanaan tugas-tugas pengawasan para auditor, untuk diketahui oleh seluruh karyawan dan pihak lain yang terkait supaya terjalin saling pengertian dan kerja sama yang baik dalam mewujudkan Visi, Misi, dan Tujuan Perseroan.

Tugas dan tanggung jawab Satuan Pengawasan Intern sesuai Audit Charter meliputi:l Menyusun dan melaksanakan Program

Kerja Pemeriksaan Tahunan.l Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan

pengendalian intern dan sistem manajemen risiko sesuai dengan kebijakan Perseroan.

l Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang keuangan, akuntansi, operasional, sumber daya manusia, teknologi informasi dan kegiatan lainnya.

THE COMPANY’S INTERNAL CONTROL

Internal Auditing Unit is part of the internal control system of the Company to assist President Director to fulfill his obligation to the Shareholders with the existence of certainty in the accomplishment of the Company’s objectives, and reports directly to the President Director, as well as constantly become the strategic partner of trusted, professional, objective, and independent management, which will give added value and in the achievement of the Company’s goals. The Internal Auditing Unit is led by a unit head that is appointed and dismissed by the President Director with the approval from Chairman of the Board of Commissioners.

The Company’s Internal Auditing Unit has had Audit Charter since 01 March 2003 and starting from 28 May 2009, the Company has the new Audit Charter as a result of the first revision based on the prevailing regulation of BAPEPAM-LK. Audit Charter has also become the basis of existence and implementation of supervision tasks of auditors to be informed to the entire employees along with other related parties in order to create mutual understanding and cooperation to realize the Vision, Mission and Objectives of the Company.

Referring to the Audit Charter, the tasks and responsibilities of Internal Auditing Unit are as follows:l Planning and carrying out Annual Audit

Work Program.l Testing and evaluating the

implementation of internal control and risk management system in accordance with the Company’s policy.

l Conducting audit and assessment on efficiency and effectiveness in the area of finance, accounting, operation, human resources, information technology and other activities.



212 213




l Memberikan saran perbaikan dan informasi yang obyektif tentang kegiatan yang diperiksa pada semua tingkat manajemen.

l Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris.

l Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah disarankan.

l Bekerja sama dengan Komite Audit.l Menyusun program untuk mengevaluasi

mutu kegiatan audit internal yang dilakukannya.

l Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.

Audit operasional dilaksanakan dengan pendekatan Risk Based Audit Planning dan mengacu pada Audit Charter, Audit Manual, Standar Audit Prosedur dan Peraturan Perundangan. Laporan Hasil Audit disampaikan kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris melalui Komite Audit, serta Laporan Hasil Tindak Lanjut dilaporkan oleh auditee setiap triwulan kepada Direktur Utama.

Sesuai dengan Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT) tahun 2011, Satuan Pengawasan Intern merencanakan 28 (dua puluh delapan) kali kunjungan ke unit kerja (auditee) baik di Kantor Pusat, Cabang Operasional dan Proyek dengan melibatkan 11 auditor yang terlatih dan memiliki sertifikat Qualified Internal Auditor (QIA). Realisasi sampai dengan 31 Desember 2011 telah dilaksanakan 26 (dua puluh enam) kali kunjungan audit

Disamping itu ada beberapa kegiatan yang dilakukan di tahun 2011 selain daripada Kegiatan Audit rutin yang antara lain adalah meningkatkan manajemen audit dengan berbantuan Aplikasi Komputer, serta setiap auditor mengikuti pendidikan profesional berkelanjutan untuk memenuhi Standar Profesi Audit Internal dan penilaian kinerja menggunakan Key Performance Indicators (KPI) untuk unit kerja Satuan Pengawasan Intern.

l Providing corrective advice and objective information to all level of management concerning all audited activities.

l Making report on audit results and submitting the said report to President Director and the Board of Commissioners.

l Monitoring, analyzing and reporting the follow-up activities further to the corrective advice given.

l Working together with Audit Committee.l Designing program to evaluate the

quality of internal audit activities conducted.

l Conducting special audit whenever necessary.

Operational audit was conducted using the approach of Risk Based Audit Planning that refers to Audit Charter, Audit Manual, Standard Auditing Procedure and prevailing rules and regulations. The Report on Audit Results was submitted to the President Director and the Board of Commissioners through Audit Committee, whereas Report on Follow Up Results was reported quarterly by auditees to the President Director.

In accordance with Annual Audit Work Program of 2011, Internal Auditing Unit planned 28 (twenty-eight) visit to work units (auditees) at he Head Office, Branch Offices and Project Offices involving 11 trained and certified auditors with Qualified Internal Auditor (QIA) certification. The realization until 31 December 2011, the unit carried out 26 (twenty-six) audit visits.

In addition to routine audit activities, several other activities were also carried out during the course of 2011, which among others included audit management with computer application, and participation of each auditor in continuous professional education to qualify the Internal Audit Professional Standard and performance evaluation using Key Performance Indicators (KPI) for Internal Auditing Unit.

STRUKTUR ORGANISASI SATUAN PENGAWASAN

INTERN PERSEROAN

Satuan Pengawasan Intern dipimpin oleh seorang Kepala Unit yang membawahi dua Kepala Bagian setingkat Manajer, yaitu: lKepala Bagian Perencanaan dan

Pelaporan.lAuditor.

ORGANIZATIONAL STRUCTURE OF INTERNAL

AUDITING UNIT OF THE COMPANY

The Internal Auditing Unit is led by Unit Head supervising two Department Heads as follows: lHead of Planning and Reporting

DepartmentlAuditor.

DjokoDwijono,KepalaSatuanPengawasanIntern HeadofInternalAuditingUnit

Lahir di Jakarta tanggal 20 April 1959 dan menjadi Kepala Satuan Pengawasan Intern sejak tahun 2008 berdasarkan Keputusan Direksi No. 054/AA.P-6a/2008 tanggal 15 Agustus 2008. Bergabung di Jasa Marga sejak tahun 1986, di tahun yang sama setelah lulus Sarjana Teknik Sipil ITB. Gelar Master of Engineering Science di bidang Transportasi didapat dari the University of Melbourne, Australia pada tahun 1994. Berbagai posisi di Perseroan pernah dilalui, diawali dengan karier di Divisi Operasi dan di Kantor Cabang yang berkaitan dengan monitoring dan pengembangan Sistem Pengumpulan Tol, kemudian juga pernah ditugaskan di Proyek Pembangunan Jalan Tol di tahun 1995. Sebelum menjadi Kepala Satuan Pengawasan Intern, beliau menjabat sebagai Kepala Divisi Perencanaan Perusahaan, Sistem Informasi dan Pengembangan Teknologi (1999) dan Kepala Divisi Pengembangan Usaha Lain (2006).

He was born in Jakarta on 20 April 1959 and appointed Head of Internal Auditing Unit in 2008 based on Decision of the Directors No. 054/AA.P-6a/2008 dated 15 August 2008. He started his career at Jasa Marga in 1986, when he graduated from Bandung Institute of Technology majoring in Civil Engineering. In 1994, he earned a degree of Master of Engineering Science in Transportation from the University of Melbourne, Australia. He was previously posted in various divisions in the Company, starting from Operation Division, followed by Branch Office dealing with monitoring and development of toll collection system and later he was posted in Toll Road Construction Project in 1995. Prior to his present position, he was Head of Corporate Planning, Information System and Technology Development Division (1999) and Head of Other Businesses Development Division (2006).

Struktur Organisasi Satuan Pengawasan Intern Organizational Structure of Internal Auditing Unit

BAGIAN PERENCANAAN DAN PELAPORANPLANNING AND

REPORTING DEPARTEMENT

AUDITOR

SATUAN PENGAWAS INTERNINTERNAL AUDITING UNIT

KELOMPOK STAF UTAMA

EXPERT STAFF

SUB BAGIAN ADMINISTRASI PENGENDALIAN PROGRAM

PROGRAM CONTROL ADMINISTRATION SUB

DEPARTEMENT

KELOMPOK STAFSTAFF



214 215




Manajemen MutuQuality Management

Sebagai pemimpin pasar dalam industri jalan tol di Indonesia, Perseroan berkeyakinan bahwa mutu hasil dan proses kerja merupakan faktor penting yang dapat mendukung agar Perseroan dapat tumbuh secara berkelanjutan. Untuk menghasilkan produk bermutu tinggi yang dapat memberikan kepuasan pelanggan melebihi harapan pelanggan perlu dilakukan proses kerja bermutu. Kegiatan Mutu di Jasa Marga telah dilaksanakan sejak tahun 1992 dan saat ini Perseroan telah mempunyai Sistem Manajemen Mutu.

DASAR PELAKSANAAN SISTEM MANAJEMEN MUTU

a. Keputusan Direksi No. 129/KPTS/2010 tanggal 22 Juli 2010 tentang Kebijakan Mutu dan K3, Manual Manajemen Mutu dan Pedoman Perbaikan Berkelanjutan di Lingkungan PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

b. Keputusan Direksi No. 111/KPTS/2010 tanggal 24 Juli 2011 tentang Pedoman Pelayanan Ekselen di Lingkungan PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU YANG DILAKUKAN PERSEROAN

Penerapan Sistem Manajemen Mutu yang dilakukan Perseroan dilakukan secara terstruktur dan sistematis guna meningkatkan mutu proses mapun hasil kerja. Berikut adalah hal-hal yang dilakukan Perseroan dalam penerapan sistem manajemen mutu:

PENGELOLAAN ORGANISASI MUTU

Pengelolaan Organisasi Mutu dilakukan di tingkat Perseroan dan Cabang.

Organisasi Mutu di tingkat Perseroan dipimpin

As the market leader in toll road industry in Indonesia, the Company is certain that the quality of work process and results are of essential factors that support the Company to have sustainable growth. In order to produce high quality products that give customers satisfaction beyond expectation, work process of high quality needs to be performed. The Company has been conducting activities related to Quality since 1992 and currently the Company has applied the Quality Management System.

BASIS FOR IMPLEMENTATION OF QUALITY MANAGEMENT SYSTEM

a. Decision of the Directors No. 129/KPTS/2010 dated 22 July 2010 on Quality Policy and K3, Quality Management Manual and Guidelines on Continuous Improvement within PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

b. Decision of the Directors No. 111/KPTS/2010 dated 24 July 2011 on Guidelines on Service Excellence within PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

IMPLEMENTATION OF THE COMPA-NY’S QUALITY MANAGEMENT SYSTEM

The implementation of Quality Management System is carried out by the Company structurally and systematically in order to enhance the quality of both work process and results. The activities that the Company has carried out in applying quality management system are as follows:

MANAGEMENT OF QUALITY ORGANIZATION

The management of Quality Organization is carried out at the Company and Branch levels.

Quality Organization at the Company level is led

oleh Direktur Utama. Perseroan menunjuk seorang Wakil Manajemen Perusahaan Bidang Mutu (Quality Management Representatif) yang bertugas mewakili Direksi dalam kegiatan mutu. Wakil Manajemen Perusahaan Bidang Mutu secara ex-officio dijabat oleh Kepala Biro Manajemen Mutu dan Risiko sesuai Keputusan Direksi No. 194/KPTS/2009 tanggal 08 Desember 2009 tentang Struktur Organisasi PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Susunan pokok organisasi terdiri dari Wakil Manajemen Perusahaan, Sekretariat Mutu Perusahaan dan Koordinator Bidang Kegiatan.

Organisasi Mutu di tingkat Cabang dipimpin oleh Kepala Cabang yang selanjutnya menunjuk seorang Wakil Manajemen Cabang Bidang Mutu (Quality Management Representatif) yang bertugas dan bertanggung jawab mewakili Kepala Cabang dalam kegiatan mutu. Susunan pokok organisasi terdiri dari Wakil Manajemen Cabang, Sekretariat Mutu Cabang, dan Koordinator Bidang Kegiatan. Cabang sudah menetapkan susunan organisasi ini sesuai dengan aturan ISO 9001:2008.

PERBAIKAN BERKELANJUTAN

Tantangan ke depan di bidang mutu telah berubah, yaitu menjadi bagaimana standar mutu mampu berperan secara signifikan dalam meningkatkan kinerja Perseroan. Untuk itu diperlukan perbaikan mutu secara terus-menerus. Perseroan melakukan perbaikan berkelanjutan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

l Peningkatan Pengetahuan Fasilitator Agar proses restrukturisasi organisasi

mutu dan aktivitas mutu berjalan lancar maka Fasilitator sebagai Manajer setingkat Kepala Sub Bagian atau Kepala Gerbang Tol dengan kelas jabatan IV dan V perlu ditingkatkan pengetahuan dan kemampuannya agar seluruh karyawan yang ada dalam lingkup tugasnya dapat berkontribusi terhadap ide Perbaikan Mutu sehingga budaya Improvement dan Inovation dapat diterapkan di seluruh lini kegiatan. Pada tahun 2011 telah dilakukan

by the President Director. The Company has appointed Quality Management Representative assigned to represent the Directors in quality related activities. Quality Management Representative as ex-officio is assigned to Head of Risk and Quality Management Bureau based on Decision of the Directors No. 194/KPTS/2009 dated 08 December 2009 on Organizational Structure of PT Jasa Marga (Persero) Tbk. The main structure of the organization consists of Management Representative, Quality Secretariat and Activity Coordinator.

Quality Organization at Branch level is led by Branch Manager that later appoints Quality Management Representative whose tasks and responsibilities include representing the Branch Manager in quality related activities. The main structure of the organization consists of Branch Management Representative, Branch Quality Secretariat, and Branch Activity Coordinator. The Branches have decided the organizational structure in accordance with ISO 9001:2008.

CONTINUOUS IMPROVEMENT

Future challenges in the field of quality have changed into how quality standards play significant role in improving the performance of the Company. It is therefore necessary to continually make improvement in quality. the Company has carried out continuous improvement through the activities as follows:

l Advancing Facilitators’ Knowledge In order that the process of restructuring

quality organization and quality activities runs smoothly, the knowledge and capabilities of Facilitators that are Managers at the levels of Head of Sub Department or Head of Toll Gate with job grades IV and V need to be enhanced so that the overall employees within their scope of work are able to contribute to the ideas of Quality Improvement and that the culture of Improvement and Innovation is applicable to all lines of activities. In 2011,



216 217




peningkatan pengetahuan kepada 23 peserta yang mengikuti pelatihan Fasilitator Perbaikan Berkelanjutan.

l Peningkatan Pengetahuan Penilai Agar aktivitas mutu berjalan lancar perlu

dilakukan Penilaian Kinerja Perbaikan sebagai evaluasi kinerja proses perbaikan dan inovasi dan hasil karya dengan standar penilaian yang ditetapkan oleh Perseroan dalam hal ini Wakil Manajemen Perusahaan.

Penilai Perbaikan Berkelanjutan adalah jabatan profesional yang memenuhi kriteria dengan pengetahuan dan kemampuan sebagai penilai dan memiliki sertifikat penilai yang masih berlaku. Penilai internal adalah penilai yang sudah mengikuti pelatihan penilai yang dilaksanakan Biro Manajemen Mutu dan Risiko serta memiliki sertifikat penilai dari Manajemen Perusahaan. Penilai nasional adalah penilai yang sudah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan pihak luar dan sudah pernah melakukan penilaian di perusahaan lain atau event yang diselenggarakan berskala nasional.

Penilai berfungsi untuk mengevaluasi sampai dimana proses perbaikan berkelanjutan di Cabang masing-masing itu berjalan sesuai dengan ketentuan Perseroan dan memberikan suatu usul tentang hasil penilaian. Para penilai memiliki kompetensi yang lebih dari pada fasilitator.

Sampai dengan tahun 2011 Perseroan telah memiliki 51 Penilai Internal dan 6 Penilai Nasional.

l Pertumbuhan Jumlah Perbaikan Berkelanjutan

Perubahan metodologi perbaikan berkelanjutan yang mempermudah proses perbaikan mulai dilaksanakan tahun 2008 serta telah dibakukan dengan Keputusan Direksi No. 129/KPTS/2010 tanggal 22 Juli 2010. Perubahan metodologi ini menunjukkan peningkatan hasil perbaikan

berkelanjutan. Perbaikan berkelanjutan dikelompokkan berdasarkan Kelompok Perbaikan Mutu (KPM) dan Perbaikan Praktis (PP). Baik jumlah perbaikan KPM maupun PP menunjukkan trend yang meningkat.

l Perkembangan Jumlah Karyawan yang Aktif dalam Perbaikan Berkelanjutan

Jumlah karyawan yang mengikuti kegiatan Perbaikan Berkelanjutan baik KPM maupun PP di setiap Cabang terus meningkat. Sampai dengan tahun 2011 jumlah peserta KPM mencapai 610 peserta dan PP mencapai 990 peserta.

l Penetapan Prestasi dengan Jenjang Reward Sesuai yang Diraih dalam Kegiatan Perbaikan Berkelanjutan

Berdasarkan Keputusan Direksi No. 129/KPTS/2010 ditetapkan Penilaian Karya Mutu dengan Range Penilaian sebagaimana tabel di bawah ini.

knowledge advancement was carried out to 23 participants of training for Facilitators of Continuous Improvement.

l Advancing Assessors’ Knowledge In order that quality related activities run

smoothly, it is necessary to carry out Improvement Performance Assessment as a performance evaluation to the process of improvement and innovation along with the creation using assessment standards determined by the Company through Quality Management Representative.

Assessors of Continuous Improvement are professionals that fulfill the criteria and have knowledge and capabilities of assessors with valid assessor certificate. Internal assessors are assessors having participated training for assessors conducted by Risk and Quality Management Bureau and hold assessor certificate issued by Company Management. National assessors are those having participated training conducted by external party and having conducted assessment in other companies or nationwide events.

The functions of assessors are to evaluate to what extent does the process of continuous improvement at each Branch run based on the Company’s regulations and to give suggestion based on assessment results. Assessors have higher competencies than facilitators.

Until the end of 2011, the Company has 51 Internal Assessors and 6 National Assessors.

• Growth of Continuous Improvement The changes in the methodology of

continuous improvement that simplify improvement process have been applicable since 2008 and have been legalized by the Decision of the Directors No. 129/KPTS/2010 dated 22 July 2010. Methodology changes show the increase in the results of continuous improvement.

Continuous improvement is divided into Quality Improvement Group (Kelompok Perbaikan Mutu – KPM) and Practical Improvement (Perbaikan Praktis – PP). The number of improvements of both KPM and PP has shown an increasing trend.

l Increasing Number of Active Employees in Continuous Improvement

The number of employees participating in the activities of Continuous Improvement either KPM or PP at every Branch continues to increase. Until the end of 2011, the number of participants of KPM and PP has reached 610 and 990 participants, respectively.

l Reward Presented based on Achievements Made in Continuous Improvement Activities

The Decision of the Directors No. 129/KPTS/2010 has decided Quality Creation Assessment with Assessment Range shown in the following.

No. Range Penilaian Scoring Range Predikat/JenjangRewardReward/Predicate

1 950-1000 Berdaya Saing Competitive Quality

2 860-949 Berinovasi Innovation Quality

3 760-859 Bermanfaat Benefit Quality

4 610-759 Berkreasi Early Improvement

5 0-609 Berpartisipasi Learning

Penilaian berdasarkan Range ini akan menentukan kemampuan Kelompok Perbaikan Mutu dalam melakukan Siklus.

l Kegiatan dalam Lingkup Nasional Untuk mengukur tingkat kemampuan dalam

mengembangkan dan mengaplikasikan Perbaikan Berkelanjutan, tim yang berhasil dalam lingkup Perseroan dikirim untuk melakukan studi banding pada tingkat Nasional. Pada tahun 2011 Perseroan telah mengirimkan KPM Sangkuriang Sakti dari Cabang Purbaleunyi, KPM Prakarsa Lintas dari Cabang Jakarta-Tangerang, dan KPM Mandiri dari Cabang Cawang-Tomang-Cengkareng dimana ketiga Tim tersebut berhasil meraih kategori Emas, serta KPM

The Range-based assessment will determine the capabilities of Quality Improvement Group in carrying out the Cycle.

l Activities in National Scale To measure the level of capabilities in

developing and applying Continuous Improvement, the teams that have succeeded at the Company level is assigned to perform a comparative study at national level. In 2011, the Company has sent KPM Sangkuriang Sakti of Purbaleunyi Branch, KPM Prakarsa Lintas of Jakarta-Tangerang Branch, and KPM Mandiri of Cawang-Tomang-Cengkareng Branch to National Quality Convention in which the three teams succeeded in achieving Gold category,



218 219




Paskoja dari Cabang Purbaleunyi yang berhasil meraih kategori Perak. Keikutsertaan Tim Jasa Marga dalam Konvensi Mutu Tingkat Nasional sejak tahun 2008 dan prestasi dan popularitas Jasa Marga di Konvensi Mutu baik Nasional maupun Internasional sudah tidak diragukan lagi.

l Kegiatan dalam Lingkup Internasional Tim yang mendapat nilai terbaik pada

tingkat Nasional diikutsertakan pada Konvensi Internasional. Pada tahun 2011 KPM Inatek dari Cabang Purbaleunyi berhasil meraih kategori Excellent pada Konvensi Mutu Internasional yang diselenggarakan di Jepang.

l Komisi Standarisasi Tugas dan tanggung jawab Komisi:

a. Melakukan pembahasan kriteria standarisasi dan implementasi hasil inovasi.

b. Merekomendasi hasil inovasi yang akan distandarisasi dan diimplementasi di tingkat Perseroan kepada Direksi untuk disetujui.

Saat ini ada 2 (dua) karya inovatif yang sudah diproses untuk mendapatkan hak paten yaitu Karya KPM Inatek dan KPM Sangkuriang Sakti dari Cabang Purbaleunyi.

PENERAPAN ISO 9001:2008

l Sertifikasi ISO 9001:2008 Saat ini 9 Cabang Operasional dan

whereas KPM Paskoja of Purbaleunyi Branch achieved Silver category. Jasa Marga Team’s participation in the national quality convention since 2008 as well as Jasa Marga’s achievements and popularity in Quality Convention in both national and international scales are beyond doubt.

l Activities in International Scale The team with the best score at national

level has participated in International Convention. In 2011, KPM Inatek of Purbaleunyi Branch succeeded in achieving Excellent category in the International Quality Convention held in Japan.

l Standardization Commission Commission’s Task and responsibilities:

a. Conducting discussion on standardization criteria and implementation of innovation results.

b. Recommending results of innovation to be standardized and implemented at the Company level to the Directors to get approval.

There are currently two (2) innovative creations in the process of obtaining patent rights, i.e. creations of KPM Inatek and KPM Sangkuriang Sakti of Purbaleunyi Branch.

IMPLEMENTATION OF ISO 9001:2008

• ISO 9001:2008 Certification At present, the Company’s 9 operational

PT Jalantol Lingkarluar Jakarta telah menerapkan ISO 9001:2000 dan telah ditingkatkan menjadi ISO 9001:2008 untuk bidang operasional jalan tol.

l Pelatihan Auditor/Lead Auditor Tujuan pelatihan Auditor/Lead Auditor

adalah:a. Agar setiap unit kerja mempunyai

Auditor/Lead Auditor ISO 9001:2008.b. Agar Tinjauan Manajemen sesuai dalam

kegiatan Sistem Mutu dan berjalan sesuai prosedur.

c. Pelatihan Auditor/Lead Auditor ISO 9001:2008 sudah terintegrasi dengan OHSAS 18001:2007.

Jumlah karyawan yang telah mengikuti Pelatihan Auditor/Lead Auditor ISO 9001:2008 sampai dengan tahun 2011 mencapai 22 orang dari 9 Cabang dan 2 Anak Perusahaan.

PENERAPAN ISO 50001:2011

Saat ini Perseroan belum menerapkan ISO 50001:2011 dan masih dalam proses pembelajaran dan pemahaman untuk penerapan ISO 50001:2011 dengan mengundang beberapa nara sumber untuk memberikan masukan.

Standar ISO 50001:2011 akan memberikan panduan bagi Perseroan dengan kerangka kerja yang diakui untuk mengintegrasikan efisiensi energi dalam praktek pengelolaan perusahaan, yaitu:1. Membantu Perseroan dalam memanfaatkan

aset energi yang ada dengan lebih baik.2. Memberikan panduan tentang pembandingan,

pengukuran, mendokumentasikan, dan pelaporan perbaikan intensitas energi dan dampaknya diproyeksikan pada pengurangan emisi gas rumah kaca.

3. Menciptakan transparansi dan memfasilitasi komunikasi pada manajemen sumber daya energi.

4. Mempromosikan praktik manajemen energi terbaik dan memperkuat perilaku manajemen energi yang baik.

Branches and PT Jalantol Lingkarluar Jakarta have implemented ISO 9001:2000 and it has been improved to ISO 9001:2008 for the field of toll road operation.

l Training for Auditors/Lead Auditors The objectives of training for Auditors/Lead

Auditors are as follows:a. To make available Auditors/Lead Auditors

ISO 9001:2008 at each work unit.b. To make sure Management Review

is in accordance with Quality System activities and runs according to procedures.

c. To make sure training for Auditors/Lead Auditors ISO 9001:2008 is integrated with OHSAS 18001:2007.

Until the end of 2011, the number of employees that have participated the Training for Auditors/Lead Auditors ISO 9001:2008 has reached 22 participants from 9 Branches and 2 Subsidiaries.

IMPLEMENTATION OF ISO 50001:2011

At the moment, the Company has not yet implemented ISO 50001:2011 and is still in the process of learning and comprehending its implementation by inviting various resources to get advice.

The standard of ISO 50001:2011 will serve as guidance for the Company with recognized framework to integrate energy efficiency in the practice of corporate management, namely:1. Assisting the Company in making better

use of available energy assets.2. Providing guidelines on comparison,

measurement, documentation, and reporting of energy intensity improvement and its impacts that are projected to reducing greenhouse gas emission.

3. Creating transparency and facilitating communication in the management of energy resources.

4. Promoting energy management best practice and strengthening good conducts of energy management.

No. Cabang/Anak Perusahaan SertifikasiISOSejak MasaValidSertifikatISO9001:2008 Branch/Subsidiary ISOCertificationSince ValidityPeriodofISO9001:2008Certificate

1 Semarang 06/01/2005 06/01/2011 – 06/01/2014

2 Jagorawi 10/01/2000 23/08/0211– 23/08/2014

3 Cawang-Tomang-Cengkareng 15/02/2005 15/02/0211 – 15/02/2014

4 Surabaya-Gempol 19/04/2001 19/04/2010 – 19/04/2013

5 Belmera 12/10/2004 12/10/2010 – 12/10/2013

6 Palikanci 21/07/2004 21/07/2010 – 21/07/2013

7 Jakarta-Cikampek 04/02/2005 04/02/2011 – 04/02/2014

8 Purbaleunyi 22/12/2005 22/12/2010 – 22/12/2013

9 Jakarta-Tangerang 22/12/2004 22/12/2010 – 22/12/2013



220 221




Pengadaan Barang dan JasaProcurement of Goods and Services

Standar prosedur operasional pelaksanaan pengadaan barang dan jasa di lingkungan Perseroan mengacu pada:1. Undang Undang No. 18 tahun 1999

tentang Jasa Konstruksi.2. Undang Undang No. 19 tahun 2003

tentang Badan Usaha Milik Negara.3. Undang Undang No. 40 tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas.4. Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 2000

tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi.

5. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.

6. Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi.

7. Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara.

8. Peraturan Menteri Negara BUMN No. Per-05/MBU/2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa BUMN.

9. Anggaran Dasar Perseroan.

Salah satu prioritas program kerja Direksi adalah melakukan perbaikan peraturan pengadaan barang dan Jasa di lingkungan Perseroan. Hal ini terealisasi dengan diterbitkannya Keputusan Direksi No. 01 tahun 2007. Semangat penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik dalam peraturan pengadaan tersebut benar-benar direpresentasikan dalam setiap pasal dan petunjuk peraturan tersebut sehingga dapat memberi petunjuk dan arahan yang jelas dalam praktek pengadaan yang adil, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan serta jauh dari praktek KKN.

The standard operating procedures for the implementation of procurement of goods and services within the Company refer to the following:1. Law No. 18 of 1999 on Construction

Service.2. Law No. 19 of 2003 on State-Owned

Enterprises.3. Law No. 40 of 2007 on Limited Liability

Company.4. Government Regulation No. 28 of 2000

on Business and Roles of the Society of Construction Service.

5. Government Regulation No. 29 of 2000 on the Carrying Out of Construction Service.

6. Government Regulation No. 30 of 2000 on the Carrying Out of Construction Service Guidance.

7. Government Regulation No. 45 of 2005 on Establishment, Management, Supervision and Closing Down of State-Owned Enterprises.

8. Regulation of the State Minister for SOEs No. Per-05/MBU/2008 on General Guidelines for the Implementation of Procurement of Goods and Services at SOEs.

9. The Company’s Articles of Association.

One of the main priorities of work program of the Directors is to improve the regulations relating to the procurement of goods and services within the Company. This was realized with the issuance of the Decision of the Directors No. 01 of 2007. The spirit of implementing good corporate governance in the said procurement regulation is indeed represented in every article and the regulation guidelines in order to provide clear guidance and direction in the practice of procurement that is fair, transparent, accountable, and far from KKN practices.

5. Membantu fasilitas dalam mengevaluasi dan memprioritaskan implementasi teknologi hemat energi baru.

6. Menyediakan kerangka kerja untuk mempromosikan efisiensi energi di seluruh rantai suplai.

7. Memfasilitasi perbaikan manajemen energi dalam konteks proyek pengurangan emisi gas rumah kaca.

PELAYANAN PELANGGAN (FRONTLINER EKSELEN)

Perkembangan Pembudayaan:a. Agar kegiatan pelayanan pelanggan bagi

petugas garda depan (Frontliner Ekselen) telah disusun Manual dan Pedoman Pelayanan Prima.

b. Agar proses pelayanan pelanggan dan operasional jalan tol terlaksana sesuai kebijakan Pelayanan Prima secara konsisten.

c. Meningkatkan kesadaran dari dalam bagi para Frontliners Management akan pentingnya menerapkan pelayanan yang berkualitas untuk pelanggan.

d. Mengikutsertakan target audience yang lebih luas, yakni mengajak semua komponen Perseroan untuk menerapkan budaya pelayanan untuk meningkatkan daya saing.

e. Pelatihan dan Sosialiasi Pelayanan Pelanggan pada semua frontliner agar Restrukturisasi organisasi mutu dapat menunjang aktivitas Pelayanan Prima berjalan lancar.

Perkembangan Frontliner yang telah mengikuti pelatihan:a. Fasilitator Frontliner Ekselen sebanyak 62

orang.b. Frontliner Ekselen sebanyak 729 orang.

CUSTOMER SERVICE CHAMPHIONSIP

Kegiatan mengikuti Customer Service Championship adalah sebagai studi banding dan mengukur tingkat pengetahuan dan kemampuan Frontliner dalam melaksanakan pelayanan ekselen.

5. Facilitating the evaluation and prioritizing the implementation of new energy saving technology.

6. Providing framework to promote energy efficiency in all chain supplies.

7. Facilitating improvement in energy management in the context of reducing gas emission.

CUSTOMER SERVICE (FRONTLINER EKSELEN)

Progress of Culturalization:a. Performing the activities of customer

service by the frontliners (Frontliner Ekselen) based on Service Excellence Manual Guideliness.

b. Carrying out the process of customer service and toll road operation consistently based on the Service Excellence policy.

c. Increasing self-awareness for Frontliners Management of the importance of implementing high quality services to customers.

d. Involving a wider range of target audience by inviting all components of the Company to apply service culture to increase competitivenes.

e. Conducting Training and Socialization of Customer Service to all frontliners so that the restructuring of quality organization is able to support the smooth-running of Service Excellence activities.

The Frontliners that have participated the training are as follows:a. Frontliners Excellent Facilitators 62 people.b. Frontliners Excellent 729 people.

CUSTOMER SERVICE CHAMPHIONSIP

The activity of participating in Customer Service Championship serves as a comparative study and as a means of measuring the level knowledge and capabilities of the Frontliners in providing excellent services.



222 223




IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO

Penerapan Manajemen Risiko Perseroan dilakukan dengan pendekatan yang sistimatis, terstruktur dan terintegrasi untuk mengantisipasi suatu ketidakpastian atau kerugian yang mungkin terjadi dalam pengelolaan Perseroan yang meliputi bidang operasional, investasi, keuangan dan SDM dan lainnya.

Saat ini Perseroan telah mempunyai Manual dan Prosedur Pengelolaan Risiko yang berbasis ISO 31000:2009.

Manajemen Risiko dimulai dari proses Komunikasi & Konsultasi, Menentukan Konteks, Asesmen Risiko (identifikasi risiko, penilaian risiko), Perlakukan Risiko (mitigasi) dan monitoring dan evaluasi. Proses sosialisasi atas perubahan ini juga dilakukan secara bertahap dalam rangka meningkatkan kompetensi dan pendalaman bagi para Risk Owner, Risk Officer dan Tim Evaluasi Pengelolaan Risiko Perusahaan (Tim EPRP).

Proses identifikasi atas risiko-risiko Perseroan telah dilakukan yang selanjutnya disusun menjadi Profil Risiko Perseroan. Profil Risiko Perseroan dibagi menjadi empat bidang yaitu Bidang Operasional, Bidang Investasi, Bidang Keuangan dan SDM.

l Pada profil risiko bidang operasional terdapat 10 risiko (1 risiko tinggi dan 9 risiko moderat). Risiko yang signifikan “Tinggi” terdapat pada kecelakaan lalu lintas. Evaluasi hasil tindak lanjut tahun 2010 sudah dilakukan oleh semua unit kerja pemangku risiko dan risiko yang diidentifikasi tidak terjadi. Risiko yang di identifikasi tahun 2011 merupakan risiko baru. Secara keseluruhan risiko tersebut di atas tertimbang pada level “Moderat”.

l Pada profil risiko bidang investasi

IMPLEMENTATION OF RISK MANAGEMENT

The Company’s Risk Management is implemented by means of systematic, structured and integrated approach to anticipate uncertainty or possible loss in the running of the Company in the fields of operational, investment, finance, human resources, and others.

Presently the Company has Risk Management Manual with the basis of ISO 31000:2009.

Risk Management begins with the process of Communication & Consultation, Context Determination, Risk Assessment (risk identification, risk assessment), Risk Mitigation, along with monitoring and evaluation. The socialization of the changes is carried out gradually in order to increase the competency and provide deepening for the Risk Officers and Corporate Risk Management Evaluation (EPRP – Evaluasi Pengelolaan Risiko Perusahaan) Team.

The process of identifying the risks of the Company that has been conducted was then arranged into Risk Profile of the Company. The Company’s Risk Profile is categorized into four fields, namely the fields of Operational, Investment, Finance and Human Recourses.

l The risk profile of operational field had 10 risks (1 high risk and 9 moderate risks). The risk that was significantly “high” was on traffic accident. Evaluation of 2010 follow up results has been carried out by all working units as risk owners and the identified risks did not take place. The risks identified in 2011 are new. Overall, the abovementioned risks were weighted at the level “Moderate”.

l The risk profile of investment field had 10

Manajemen Risiko dan Risiko UsahaRisk Management and Business Risk

Peraturan pengadaan barang dan jasa tersebut diperbaharui seiring dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. Per-05/MBU/2008 Tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa yang dilakukan BUMN. Perseroan mengadakan beberapa kali perubahan peraturan tersebut dan yang terakhir menerbitkan Surat Keputusan No. 57/KPTS/2011 tentang Standar Prosedur Operasional Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa di Lingkungan Perseroan yang diberlakukan sejak tanggal 11 April 2011. Di peraturan tersebut Perseroan melakukan Pengembangan/Modernisasi sistem Pengadaan Barang/Jasa di Perusahaan dengan online system (e-procurement).

Selaku Badan Usaha Milik Negara, Perseroan perlu melakukan pengadaan barang dan jasa secara cepat, fleksibel, efisien dan efektif agar tidak kehilangan momentum bisnis yang dapat menimbulkan kerugian, sehingga diperlukan Standar Prosedur Operasional Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa di lingkungan Perseroan yang dapat memenuhi kebutuhan usaha dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip:l efisien l efektifl kompetitifl transparanl adil dan wajarl akuntabelsehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi fisik dan keuangan bagi kelancaran tugas operasional Perseroan, pengembangan usaha Perseroan serta bagi masyarakat.

The regulation on the procurement of goods and services is improved in line with the issuance of Regulation of State Minister for State-Owned Enterprises No. Per-05/MBU/2008 on General Guidelines for the Implementation of Goods and Services Conducted by SOEs. The Company amended the regulation several times and the last amendment was resulted in the issuance of Decision Letter No. 57/KPTS/2011 on Standard Operating Procedures for the Procurement of Goods and Services within the Company effective from 11 April 2011. In the new regulation, the Company included the development/modernization of the system of procurement of goods/services within the Company by applying online system (e-procurement).

As a State-Owned Enterprise, the Company needs to carry out the procurement of goods and services in fast, flexible, efficient and effective so that the Company does not miss the business momentum possibly causing loss. This is the reason why it is necessary to have the Standard Operating Procedures for the Implementation of Goods and Services within the Company in order to fulfill the business needs while observing the principles of:l efficient l effectivel competitivel transparentl fair and equitablel accountableso that the result is physically and financially accountable for the benefit of the Company in view of its operation and business development, as well as the society.



224 225




terdapat 10 risiko (2 risiko tinggi, 7 risiko moderat dan 1 risiko rendah). Risiko yang signifikan terdapat pada “Tinggi” tertundanya investasi karena masalah tanah dan Kehilangan Hak Pengoperasian Jalan Tol. Evaluasi hasil tindak lajut tahun 2010 sudah dilakukan oleh semua unit kerja pemangku risiko akan tetapi belum mengalami penurunan tingkat risiko. Secara keseluruhan risiko tersebut di atas tertimbang pada level “Moderat”.

l Pada profil risiko bidang keuangan terdapat 9 risiko (2 risiko moderat dan 7 rendah). Evaluasi hasil tindak lajut tahun 2010, sudah dilakukan oleh semua unit kerja pemangku risiko dan risiko yang diidentifikasi tidak terjadi.

Selain itu unit Manajemen Risiko Perseroan pada tahun 2011 telah disusun dan disahkan prosedur manajemen risiko, yang diantaranya melakukan penyempurnaan Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan Risiko (RPR) yang semula hanya berorientasi pada program menjadi sebagai berikut:l RPR RJP yaitu RPR Sasaran RJP yang

dibuat pada saat menyusun/mereview RJP.

l RPR Sasaran Unit yaitu RPR Sasaran RKAP/KPI/Mutu yang dibuat 1 tahun sekali dan direview apabila ada perubahan.

l RPR Program yaitu RPR sasaran program tindak lindung terhadap nilai program ≥ 5 miliar dan merupakan risiko strategis.

Hal tersebut telah diimplementasikan khususnya penyusunan RPR Sasaran Unit Kerja pada saat penyusunan RKAP 2012.

Di tahun 2011, Tim EPRP juga telah melakukan:

Evaluasi Rencana Pengelolaan Risiko, Laporan Pengelolaan Risiko, rencana Perseroan dan perubahan kondisi eksternal yang terkait dengan risiko investasi, risiko operasional jalan tol dan risiko keuangan Perseroan, serta melakukan kaji ulang atas eksposur risiko yang terjadi.

risks (2 high risks, 7 moderate risks and low 1 risk). The risk that was significantly “high” was on the investment delay due to land issues and the loss of toll road operation rights. Evaluation of 2010 follow up results has been carried out by all working units as risk owners however risk level was not yet lowered. Overall, the abovementioned risks were weighted at the level “Moderate”.

l The risk profile of investment field had 9 risks (2 moderate risks and 7 low risks). Evaluation of 2010 follow up results has been carried out by all working units as risk owners and the identified risks did not appear.

Furthermore, in 2011, the Company’s Risk Management unit has arranged the making and legalization of risk management procedures, which included the improvement of Guidelines on Arranging Risk Management Plan (RPR – Rencana Pengelolaan Risiko) from previously oriented to program only to the following:l RPR of corporate long-term plan (RJP),

i.e. RPR of RJP Targets, made during the preparation/review of RJP.

l RPR of Unit’s Targets, i.e. RPR of RKAP/KPI/Quality Targets, made once a year and reviewed whenever changes available.

l RPR of Programs, i.e. RPR of targets of mitigation programs for programs worth ≥ 5 billion and representing strategic risks.

The above have been implemented, particularly the making of RPR Target of Work Unit during the making of RKAP 2012.

In 2011, EPRP Team has also conducted the following:

Evaluated Risk Management Plan, Risk Management Report, the Company’s plan and changes in external condition relating to investment risks, toll road operational risks and financial risks of the Company; as well as reviewed the risk exposures.



225




226 227




RISIKO USAHA

A. RISIKO OPERASIONAL

BUSINESS RISK

A. OPERATIONAL RISKS

No.No.

1

2

3

4

5

6

7

Risiko Risk

Longsor

Landslide

Kerusakan

konstruksi jalan

dan jembatan

Damage in

construction

of roads and

bridges

Banjir.

Flood

Kecelakaan.

Accident

Demo.

Protest

V/C Ratio < 8

V/C Ratio < 8

Kriminal

Crime

Penyebab Cause

Saluran tidak berfungsi akibat

tersumbat semak-semak sehingga

aliran air tidak terkendali dan meluber

di lereng badan jalan. Water channel

is clogged up by bushes resulting

in uncontrolled water flow and

overflowing water to the roadbed.

Akibat beban yang berlebih lantai

jembatan berlubang dan expansion

joint jebol. Hole in bridge deck

and broken expansion joint due to

overload.

1. Intensitas hujan tinggi. High

intensity of rain.

2. Sungai dan kali di sekitar jalan

tol tidak mampu menampung

air hujan. Rivers in toll road

surrounding are not.

1. Kendaraan berat (truk/trailer)

mengalami kecelakaan terbakar di

tengah lajur. Heavy vehicle (truck/

trailer) has accident and is burned

in the middle lane.

2. Kendaraan bermuatan bahan kimia

(beracun) terbalik. Vehicles loaded

with toxic chemicals flipped over.

1. Sengketa kepemilikan tanah antara

berbagai pihak. Dispute in land

ownership among various parties.

2. Huru-hara masyarakat. Civil

disturbances.

1. Kapasitas gardu transaksi tidak

sesuai volume kendaraan. Booth

capacity does not meet traffic

volume.

2. Arus kendaraan yang masuk dan

keluar jalan tol terhambat oleh lalu

lintas dan kendaraan di jalan arteri.

Vehicles entering and exiting toll

roads are blocked by traffic and

vehicles on arterial roads.

1. Perampokan/penjarahan

pendapatan tol dan pemakai jalan.

Robbery/raid of toll revenue and

road users.

2. Kondisi gerbang tol berada di

lingkungan yang rawan kriminal.

Toll gates located in crime-prone

areas.

Tindak LindungRisk Mitigation

1. Memasang konstruksi penahan tanah (sheet pile dan bronjong).

Constructing retaining wall (sheet pile and gabion).

2. Perkuatan/stabilisasi lereng. Strengthening and stabilizing slope.

3. Memperbaiki sistem drainase dan weep holes. Improving drainage

system and weep holes.

4. Inspeksi rutin dan pemantau efektivitas patok geser dan

inklinometer sebagai Early Warning System. Carrying out routine

inspections and monitoring effectiveness of displacement pegs and

inclinometer as Early Warning System.

1. Perbaikan dan perkuatan jembatan. Repairing and strengthening

bridges.

2. Inspeksi rutin. Carrying out routine inspections.

1. Merubah saluran tertutup menjadi terbuka dan memantau

efektivitas perubahan tersebut. Shifting from closed to open water

channel and monitoring the effectiveness of the change.

2. Memasang patok ukur sebagai Early Warning System. Installing

measuring pole as Early Warning System.

3. Pembersihan rutin lumpur dan sedimentasi kali dan sungai. Carrying

out routine cleaning of mud and river sedimentation.

4. Koordinasi dengan pihak terkait. Coordinating with related parties.

1. Menyiapkan armada alat berat (Si Komo, forklif, crane). Preparing

heavy equipment (multi-purpose vehicles, forklift, crane)

2. Menerapkan 3 E (Engineering, Education, Law Enforcement).

Implementing 3E (Engineering, Education, Law Enforcement).

3. Melengkapi sistem perambuan. Equipping traffic sign system.

4. Menginformasikan melalui VMS mengenai keadaan dan pengalihan

arus. Informing situation and traffic diversion through VMS.

1. Koordinasi dengan pihak terkait dan penyiapan contra flow.

Coordinating with related parties and preparing contra flow.

2. Penyelesaian status kepemilikan tanah dipercepat melalui Biro

Hukum dan instansi terkait. Speeding up the settlement of land

ownership status through Legal Bureau and related offices.

1. Pelebaran lajur jalan dan penataan geometrik. Widening road and

carrying out geometric design.

2. Peningkatan kapasitas lajur transaksi. Increasing transaction

capacity.

1. PJR dan Patroli melakukan pengamanan di daerah dan gerbang tol

yang rawan kriminal. Securing toll gates located in crime-prone areas

by Highway patrols and Jasa Marga Patrol.

2. Pemasangan PJU di lokasi rawan kriminal. Installing public street

lightings in crime-prone areas.

3. Koordinasi dengan pihak terkait. Coordinating with related parties.

B. RISIKO INVESTASI

No.No.

1

2

3

4

5

6

7

8

Risiko Risk

Tertundanya investasi

karena masalah tanah.

Delay in investment due

to land issue.

Kehilangan hak

pengusahaan.

Loss of concession right.

Prediksi lalu lintas jalan

tol baru tidak tercapai.

Unaccomplished traffic

projection.

Penangguhan

Pembayaran Kontrak

Pengoperasian. Delay in

receiving payment of toll

road operation contract.

Kehilangan pendapatan.

Loss of revenue.

Penambahan biaya

pembangunan ruas jalan

tol baru. Additional cost

for the construction of

new toll road sections.

Kehilangan investasi

konstruksi jalan tol. Loss

of investment in toll

road construction.

Keterlambatan realisasi

proyek-proyek usaha

lain. Delay in the

realization of projects of

other businesses.

Penyebab Cause

Keterlambatan konstruksi

disebabkan karena

terhambatnya proses

pembebasan tanah oleh

Pemerintah. Impediment in land

acquisition process conducted by

Government causes the delay of

construction.

Keputusan pengadilan. Court

verdict.

1. Kebijakan sistem jaringan dan

tata ruang wilayah yang tidak

konsisten. Inconsistent policy

on road network system and

spatial plan.

2. Pengaturan sistem dan moda

transportasi yang tidak

terpadu. Unintegrated system

and mode of transportation.

Tidak tersedianya anggaran

untuk membayar. Unavailable

fund to make payment

Unavailable fund to make

payment.

Perselisihan dengan pihak lain.

Dispute with other parties.

Adanya klaim dari Mitra Kerja.

Claims from business partners.

Konstruksi ada pada zona tidak

aman (zona rawan bencana). Toll

road is constructed in unsafe

zone (disaster-prone zone).

1. Perijinan. Licensing.

2. Kepastian Mitra. Certainty in

partner.

3. Kesiapan SDM. Readiness of

human resources.


1. Mengupayakan Jasa Marga ditunjuk langsung untuk pengoperasian

periode ke depan. Biaya yang belum dibayar diperhitungkan dalam

masa pengoperasian. Making the effort so that Jasa Marga is directly

appointed for the operation of the next period. The overdue payment

is calculated in the period of operation.

2. Mengupayakan bentuk kontrak konsesi pengoperasian (Jasa

Marga memperoleh pendapatan tol, namun Jasa Marga membayar

kompensasi ke Pemerintah). Making the effort to form a contract

of operational concession (Jasa Marga gets toll revenue yet gives

compensation payment to the Government).

1. Menunjuk pengacara untuk mengajukan memori kasasi. Appointing

lawyer to propose cassation statement.

2. Mengawal proses pengajuan kasasi ke MA. Following closely the

process of proposing cassation to the Supreme Court.

3. Menyiapkan data-data untuk memperkuat posisi Jasa Marga.

Preparing data to strengthen Jasa Marga’s position.

1. Melakukan negosiasi ulang. Conducting renegotiation.

2. Menggunakan konsultan appraisal independen. Using independent

appraisal.

3. Menempuh penyelesaian dengan jalur hukum. Seeking judicial

settlement to resolve the matter.

1. Mengusulkan kompensasi biaya pembangunan yang diperhitungkan

dalam penetapan kenaikan tarif. Proposing the inclusion of

compensation for development cost calculated in the decision of

tariff hike.

2. Mengusulkan asuransi yang biayanya dimasukan dalam biaya

pembangunan. Proposing insurance whose cost is included in the

development cost.

1. Mengawal proses perijinan agar selesai tepat pada waktunya.

Following the licensing process closely so that it is completed on

time.

2. Mendorong perwujudan wacana kerja sama dengan pihak lain.

Encouraging the realization of discourse on cooperation with other

parties.

3. Melakukan kaji ulang atas target-target investasi usaha lain.

Reviewing the targets of investments of other businesses.

1. Melakukan negosiasi ulang. Conducting renegotiation.

2. Menggunakan konsultan appraisal independen. Using independent

appraisal.

3. Menempuh penyelesaian dengan jalur hukum. Seeking judicial

settlement to resolve the matter.

1. Mengusulkan kompensasi biaya pembangunan yang diperhitungkan

dalam penetapan kenaikan tarif. Proposing the inclusion of

compensation for development cost calculated in the decision of

tariff hike.

2. Mengusulkan asuransi yang biayanya dimasukan dalam biaya

pembangunan. Proposing insurance whose cost is included in the

development cost.

1. Mengawal proses perijinan agar selesai tepat pada waktunya.

Following the licensing process closely so that it is completed on time.

2. Mendorong perwujudan wacana kerja sama dengan pihak lain.

Encouraging the realization of discourse on cooperation with other

parties.

3. Melakukan kaji ulang atas target-target investasi usaha lain.

Reviewing the targets of investments of other businesses.

B. INVESTMENT RISKS



228 229




Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan Program Kemitraan & Bina LingkunganCorporate Social Responsibility and Partnership & Community Development

Programs

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

Sebelum membangun dan selama mengoperasikan jalan tol, Jasa Marga berusaha untuk menempatkan seluruh stakeholders Perseroan sebagai bagian yang penting dan menyatu dari proses bisnis Perseroan. Faktor yang paling penting yang dapat menjamin keberlanjutan bisnis Perseroan adalah masyarakat dan lingkungan. Sejak awal pembangunan jalan tol Perseroan telah meletakkan upaya-upaya agar pembangunan jalan tol mempunyai manfaat yang sebesar-besarnya bagi pembangunan dalam jangka panjang tanpa menimbulkan efek yang merugikan bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.

Secara internal Jasa Marga berusaha untuk memperbaiki implementasi tata kelola perusahaan yang baik dan secara eksternal Jasa Marga aktif melaksanakan program-program dan aktifitas kepedulian terhadap lingkungan, masyarakat dan pengguna jalan agar manfaat keberadaan jalan tol dapat dirasakan seluas-luasnya untuk meningkatkan kesejahteraan.

Aktivitas pelaksanaan program tanggung jawab sosial yang dilakukan Perseroan ditujukan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dimana suatu jalan tol berlokasi. Kesejahteraan yang dimaksud adalah bantuan Perseroan di bidang pendidikan, keagamaan serta peningkatan kualitas lingkungan. Masyarakat, lingkungan sekitar dan keberadaan jalan tol harus memberikan harmoni agar dapat saling memberikan manfaat dan kebaikan satu sama lain. Sebagai wujud tanggung jawab sosial, selama tahun 2011, Perseroan

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

Prior to the development and during the operation of its toll roads, Jasa Marga constantly makes the efforts to place the Company’s entire stakeholders as a significant and united part of its business process. The most essential factor that guarantees the sustainability of the Company’s business is people and environment. Since the beginning of toll road development the Company has carried out the efforts in order that toll road development brings maximum benefits for long-term development without creating harmful effects on the surrounding community and environment.

Internally, Jasa Marga has made the efforts to improve the implementation of good corporate governance and externally the Company actively carried out programs and activities of social and environmental awareness so that the benefits of toll road existence is widely felt to improve people’s welfare.

The activities relating to social responsibility programs conducted by the Company are intended to improve the welfare of the people residing on the location where toll road is operated. The Company takes part in the improvement of people’s welfare by assisting them in the fields of education, health and religious activities. Both the surrounding community and the existence of toll roads must be able to present harmony for the mutual benefits of both parties.

To demonstrate its social responsibility, during the course of 2011, the Company

C. RISIKO PENEMPATAN DEPOSITO

No.No.

1

2

Risiko Risk

Kehilangan uang. Loss

of money.

Berkurangnya

penerimaan. Decrease in

proceeds.

Penyebab Cause

Bank kolaps. The banks collapse.

1. Penerimaan deposito apabila tingkat suku

bunga lebih besar 7% tidak dilindungi

Pemerintah. Proceeds from deposit with

interest rate higher than 7% are not

protected by the Government.

2. Suku bunga fluktuatif tergantung kondisi

ekonomi. Fluctuation of interest rates

depending on economic condition.


1. Memilih bank yang mengasuransikan deposito.

Selecting banks with deposit insurance.

2. Memilih bank yang berkinerja baik. Selecting banks

with good performance.

1. Melakukan penempatan pada bank yang menawarkan

tingkat suku bunga lebih tinggi dengan tetap

memperhatikan kondisi kesehatan bank. Placing

fund at banks offering higher interest rates while still

paying attention to banks’ health.

2. Memilih bank BUMN dan BUMD. Selecting SOE and

ROE banks.

C. DEPOSIT PLACEMENT RISK

D. RISIKO PENEMPATAN REKSADANA

No.No.

1

2

Risiko Risk


of money.

Berkurangnya

penerimaan. Decrease in

proceeds.

Penyebab Cause

Manajer investasi yang tidak kompeten.

Incompetent investment manager.

1. Nilai investasi turun. Decrease in

investment value.

2. Nilai yield turun. Decrease in yield.


Memilih manajer investasi dengan track record yang baik

dan berpengalaman. Selecting experienced investment

manager with a good track record.

1. Melakukan penempatan pada bank yang menawarkan

tingkat suku bunga lebih tinggi dengan tetap

memperhatikan kesehatan bank. Placing fund at

banks offering higher interest rates while still paying

attention to banks’ health.

2. Memilih bank BUMN dan BUMD. Selecting SOE and

ROE banks.

D. MUTUAL FUND PLACEMENT RISKS

E. RISIKO PENEMPATAN SURAT HUTANG NEGARA

No.No.

1

Risiko Risk


of money.

Penyebab Cause

Negara Bangkrut. The country goes bankrupt.


1. Memilih analis batas portopolio penempatan. Selecting

analyst for setting the limit of portfolio placement.

2. Mengikutsertakan program asuransi. Including

insurance program.

E. SOVEREIGN BOND PLACEMENT RISKS



230 231




menggunakan anggarannya untuk kegiatan-kegiatan sebagai berikut:l Program penghematan dari energi listrik

ke tenaga surya untuk Penerangan Jalan Umum (PJU) jalan tol yang dioperasikan Perseroan.

Program tersebut sudah dilakukan Perseroan sejak dua tahun lalu. Cabang Purbaleunyi telah membangun 254 unit PJU tenaga surya di sepanjang ruas tol Bandung-Jakarta dengan alokasi anggaran Rp 3,8 miliar.

l Program pendidikan terkait dengan disiplin dan keselamatan berlalu lintas berupa kegiatan distribusi Buku Aku Tertib Berlalu Lintas ke Sekolah Dasar di seluruh Indonesia, pelatihan dan edukasi safety driving behavior dan sosialisasi keselamatan berkendara di jalan tol kepada pengguna jalan tol Jasa Marga.

l Untuk mendukung Program Indonesia Emas 2011, sebanyak 57 BUMN bersama 27 induk cabang olahraga sepakat menandatangani nota kesepahaman. BUMN akan memberikan bantuan pembinaan atlet dalam bentuk sponsorship yang saling menguntungkan berlandaskan prinsip korporasi dan profesionalisme. Dengan program tersebut, diharapkan Indonesia dapat menjadi juara umum SEA Games 2011. Jasa Marga dalam hal ini adalah sponsor utama untuk cabang renang.

PROGRAM KEMITRAAN & BINA LINGKUNGAN

Melalui Unit Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan (PKBL), Perseroan melakukan penyaluran dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. PER-005/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, dana untuk program tersebut diambil dari Laba Perseroan maksimal 2%.

Dana yang telah disalurkan untuk program tersebut adalah sebagai berikut:

Penyaluran dana PKBL dilakukan oleh Perseroan melalui Kantor Pusat dan sembilan Cabang Jasa Marga.

PROGRAM KEMITRAAN

Program Kemitraan adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil dan menengah (UKM) agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Program Kemitraan Perseroan dimulai sejak tahun 1992 yang dilaksanakan oleh Unit Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan (PKBL) yang bertanggung jawab kepada Direksi melalui Direktur Keuangan.

Kegiatan Program Kemitraan yaitu:lPinjaman modal kerja yang

diperuntukkan bagi masyarakat sekitar operasional Perseroan dengan ketentuan sebagai berikut:1. Memiliki kekayaan maksimal Rp 200

juta di luar tanah dan bangunan.2. Memiliki omset setinggi-tingginya

sebesar Rp 1 miliar setahunnya.lPembinaan Usaha yaitu berupa pelatihan

dan pameran bagi mitra binaan dengan kategori lancar.

utilized its budget to carry out the following activities:l Energy saving program by shifting

to solar cell for public street lightings (Penerangan Jalan Umum – PJU) on toll roads operated by the Company.

The said program has been carried out by the Company since two years ago. Purbaleunyi Branch has installed 254 units of solar cell PJU along the toll road connecting Bandung and Jakarta with budget allocation of Rp 3.8 billion.

l Education program related to traffic discipline and safety by conducting the activities of distributing book Aku Tertib Berlalu Lintas to Elementary Schools all over Indonesia, training and education on safety driving behavior and socialization on safety driving on toll road for the Company’s toll road users.

l To support the 2011 Golden Indonesia Program, 57 SOEs together with 27 national sports federations have agreed and signed memorandum of understanding. The SOEs will provide assistance in athletes’ development in the form of sponsorship that is mutually beneficial based on the principles of corporation and professionalism. The said program is expected to take Indonesia to become the overall champion of SEA Games 2011. Jasa Marga was the main sponsor for swimming.

PARTNERSHIP & COMMUNITY DEVELOPMENT PROGRAMS

The Company distributed fund for Partnership and Community Development Programs through its Partnership Program and Community Development Program (PKBL) Unit. Based on the Regulation of State Minister for State-Owned Enterprises No. PER-005/MBU/2007 dated 27 April 2007 on Partnership Program between State-Owned Enterprises and Small Enterprises and Community Development Program, the fund for the said programs are taken from the Company’s Profit maximum of 2%.

The fund distributed for the said programs is as follows:

The distribution of PKBL fund is carried out by the Company through the Head Office and nine Jasa Marga Branches.

PARTNERSHIP PROGRAM

Partnership Program is aimed at increasing the capability of small and middle enterprises (SMEs) so that they gain strength and independence by making use of part of the profit of SOEs. The Company’s Partnership Program began in 1992 and has been carried ever since by Unit Partnership Program and Community Development Program (PKBL) Unit that reports to the Directors through the Finance Director.

Partnership Program activities include:lWorking capital loan intended to people

surrounding the Company’s operational activities with the following conditions:1. In possession of wealth of maximum

Rp 200 million apart from land and building.

2. Having turnover amounting to maximum of Rp 1 billion annually.

lBusiness Development in the forms of trainings and exhibitions for assisted SMEs with good track records in paying the installments.



232 233






232 233




234 235




Tujuan dari pelaksanaan Program Kemitraan adalah mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi dan terciptanya pemerataan pembangunan melalui perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha sehingga UKM menjadi tangguh dan mandiri. Dengan berkembangnya UKM yang dibina oleh Perseroan, diharapkan dapat memberikan efek berupa peningkatan taraf hidup masyarakat serta mendorong tumbuhnya kemitraan antara Perseroan dengan UKM yang berada di lingkungan operasional Perseroan. Adapun dana Program Kemitraan tersebut sesuai dengan UU No. 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, bersumber dari penyisihan laba BUMN setelah pajak maksimal 2%.

PROGRAM BINA LINGKUNGAN

Program Bina Lingkungan adalah program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Program Bina lingkungan terdiri dari:1. Program Bina Lingkungan BUMN

Pembina yaitu Program Bina Lingkungan yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh BUMN Pembina di wilayah operasional Perseroan.

2. Program Bina Lingkungan BUMN Peduli yaitu Program Bina Lingkungan yang dilakukan secara bersama-sama oleh BUMN Pembina dan pelaksanaannya ditetapkan serta dikoordinir oleh Menteri Negara BUMN.

Program Bina Lingkungan dimulai sejak tahun 2002 dan untuk tahun 2011, Program Bina Lingkungan yang disalurkan sebesar Rp 4.312.531.696.

Dana Program Bina Lingkungan digunakan untuk tujuan yang memberikan manfaat kepada masyarakat di wilayah operasional Perseroan. Jasa Marga mendukung pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan kualitas hidup oleh karena itu program-program Bina Lingkungan

Perseroan dilakukan dengan melakukan program-program bantuan di bidang:l BANTUAN KORBAN BENCANA ALAM Bantuan korban bencana alam sebesar

Rp 153.053.200 untuk korban bencana alam longsor dan banjir di Garut Selatan, penyediaan air bersih paska bencana Gunung Merapi, dan bantuan paska bencana alam di Tarutung, Tapanuli Selatan.

l BANTUAN PENDIDIKAN DAN/ATAU PELATIHAN

Bantuan pendidikan dan/atau pelatihan sebesar Rp 2.160.127.369 berupa pemberian beasiswa bekerja sama dengan Karya Salemba Empat untuk mahasiswa berprestasi UI, Unpad dan IPB, beasiswa untuk siswa/i berprestasi sebanyak 95 orang siswa/i, perbaikan sarana belajar, pembuatan buku “Aku Tertib Berlalu Lintas”, dan pelatihan pemetaan untuk Joki 3 in 1.

l BANTUAN PENINGKATAN KESEHATAN Bantuan peningkatan kesehatan sebesar

Rp 927.277.500 berupa pengobatan gratis dan sunatan masal bagi anak yang tidak mampu yang pelaksanaannya pada saat libur sekolah.

l BANTUAN PENGEMBANGAN PRASARANA DAN/ATAU SARANA UMUM

Bantuan pengembangan prasarana dan sarana umum sebesar Rp 276.731.215 berupa perbaikan-perbaikan prasarana dan sarana umum di wilayah operasional Perseroan.

l BANTUAN SARANA IBADAH Bantuan sarana ibadah sebesar Rp

551.807.242 berupa perbaikan sarana ibadah dan sumbangan peralatan sarana ibadah.

The purpose of carrying out Partnership Program is to encourage the activities and growth of economy as well as to create even distribution of development through the expansion of work and business opportunities so that the SMEs become solid and independent. The growth of SMEs assisted by the Company is expected to bring the effect seen in the increase in people’s standard of living and in the growing partnership between the Company and SMEs located in the surrounding of the Company’s operational activities. Based on Law No. 19 of 2003 on State-Owned Enterprises, the fund to carry out the Partnership Program derives from the part of SOE’s net profit maximum of 2%.

COMMUNITY DEVELOPMENT PROGRAM

Community Development Program is the program intended to empower the social condition of the community. The Community Development Program includes:1. Community Development Program

of Mentoring SOE, i.e. Community Development Program determined and carried out by Mentoring SOE within the operational areas of the Company.

2. Community Development Program of BUMN Peduli (SOEs Care), i.e. Community Development Program carried out together with Mentoring SOE and its implementation is determined and coordinated by State Minister for SOEs.

Community Development Program has started since 2002 and in 2011, the Company has distributed fund amounting to Rp 4,312,531,696.

Fund allocated to the Community Development Program is used with the purpose of giving benefits to the community residing in the surrounding areas of the Company’s operation. Jasa Marga fully supports people empowerment by means of enhancing the quality of life and therefore the Company’s community development

activities are carried out by providing assistance in the following areas:l ASSISTANCE TO VICTIMS OF NATURAL

DISASTERS The assistance to victims of natural

disasters amounted to Rp 153,053,200 fof the victims of landslide and flood in South Garut, provision of clean water post disaster of Mount Merapi, and post disaster aid in Tarutung, South Tapanuli.

l ASSISTANCE IN EDUCATION AND/OR TRAINING

The assistance in education and/or training amounted to Rp 2,160,127,369 in the form of giving scholarship in cooperation with Karya Salemba Empat for achieving college students of UI, Unpad and IPB, scholarship for 95 achieving students, improvement of learning facilities, publishing book “Aku Tertib Berlalu Lintas”, and conducting training for 3-in-1 jockeys.

l ASSISTANCE IN HEALTH IMPROVEMENT

The assistance in health improvement amounted to Rp 927,277,500 was given in the form of free medication and mass circumcision for underprivileged children, which was carried out during school holiday.

l ASSISTANCE IN DEVELOPING PUBLIC FACILITIES

The assistance in developing public facilities amounted to Rp 276,731,215 was given in the form of renovations of various public facilities located in the areas of the Company’s operation.

l ASSISTANCE IN RELIGIOUS FACILITIES The assistance in religious facilities

amounted to Rp 551,807,242 was given in the form of renovation of religious facilities and donation for religious equipment.



236 237




l BANTUAN PELESTARIAN ALAM Bantuan pelestarian alam sebesar Rp

243.535.170 berupa penanaman pohon di sekitar wilayah operasional Perseroan, kegiatan kebersihan lingkungan, dan penanaman hutan bakau di pesisir pantai Benoa, Bali.

PEMBENTUKAN JASA MARGA TRAFFIC

INFORMATION CENTER SEBAGAI BENTUK

KOMITMEN PERSEROAN TERHADAP

PERLINDUNGAN KONSUMEN

Sejalan dengan Visi Jasa Marga untuk menjadi perusahaan yang modern, leader dalam industri jalan tol dengan mengoperasikan mayoritas jalan tol di Indonesia serta memiliki daya saing yang tinggi di tingkat Nasional dan Regional, Perseroan memerlukan langkah-langkah strategis agar dapat mempertahankan eksistensinya serta posisinya sebagai pemimpin dalam pengoperasian jalan tol yang pada saat ini telah semakin berkembang dengan adanya operator-operator lain sebagai pesaing baru.

Dalam rangka meningkatkan pelayanan terhadap pengguna jalan tol terutama yang berkaitan dengan informasi kondisi jalan tol pada ruas-ruas yang dioperasikannya, Perseroan membangun pusat informasi lalu lintas yang dikenal dengan nama “Jasa Marga Traffic Information Center” (JMTIC) sesuai dengan SK Direksi No. 134/KPTS/2008 tanggal 23 September 2008. Sebagai call center, JMTIC merupakan suatu sistem yang terintegrasi antara manusia, proses, teknologi dan strategi yang memberikan akses kepada pemakai jalan tol untuk memanfaatkan sumber daya Perseroan melalui jalur komunikasi yang sesuai untuk memungkinkan terjadinya interaksi yang bernilai dengan pemakai jalan tol sebagai konsumen Perseroan.

Kehadiran JMTIC sebagai call center Perseroan diharapkan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pengguna jalan tol. Pengoperasian JMTIC dikelola oleh Perseroan namun untuk pelayanan pada call center dilakukan dengan sistem kerja sama dengan pihak kedua, baik untuk sistem, peralatan, maupun operatornya.

Maksud utama pengoperasian JMTIC adalah untuk dapat meningkatkan kepuasan pelanggan melalui pelayanan terpadu yang mudah dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dan sekaligus meningkatkan citra Perseroan, serta mempermudah Perseroan untuk mendeteksi masalah-masalah yang terjadi di masyarakat berkaitan dengan operasional jalan tol, dengan cara:

1. Menyediakan pusat layanan informasi kondisi lalu lintas dan pengaduan yang dapat diakses dengan mudah.

2. Memudahkan pemakai jalan tol menyampaikan berbagai keluhan dan informasi lainnya yang perlu mendapat

l ASSISTANCE IN NATURAL CONSERVATION

Assistance in natural conservation amounted to Rp 243,535,170 was given in the form of tree-planting activities in the surrounding of the Company’s operational areas, activities of environmental hygiene, and planting mangrove at the coastal area of Benoa beach, Bali.

THE FORMING OF JASA MARGA TRAFFIC

INFORMATION CENTER SHOWS THE COMPANY’S

COMMITMENT TO CONSUMER PROTECTION

With the Vision to become a modern company and a leader in the development and operation of toll roads by operating the majority of Indonesian toll roads as well as to become a highly competitive company in both national and regional scales, Jasa Marga requires strategic steps to be able to maintain its existence and its leading position in toll road operation which presently has become more challenging with new operators taking part in the business.

In order to improve the service to toll road users particularly in providing information on toll road condition on operating sections, the Company has developed traffic information center in the name of “Jasa Marga Traffic Information Center” (JMTIC) based on Directors’ Decision Letter No. 134/KPTS/2008 dated 23 September 2008. Functioning as a call center, JMTIC serves as a system, integrating human, process, technology and strategy that provide access and opportunity to toll road users to make use of the Company’s resources by means of preferred communication to enable valued interaction with toll road users as the Company’s customers.

The presence of JMTIC as the Company’s call center is expected to provide improved services to toll road users. JMTIC operational activities are managed by the Company, while the call center service, i.e. the system, equipment, as well as the operators, is conducted in cooperation with another party.

The main purpose of operating JMTIC is to improve consumer’s satisfaction through an integrated service that is easily reached by all levels of community while at the same time enhancing the Company’s image, and to ease the Company’s ways of detecting toll-road-operation related problems experienced by people, by means of:

1. Providing accessible traffic information and call center.

2. Facilitating toll road users in making complaints as well as giving other information that requires the Company’s



JasaMargaTrafficInformationCenter021-80880123.JasaMargaTrafficInformationCenter021-80880123.

238 239




respon yang cepat dari Perseroan untuk memuaskan pelanggan.

3. Memudahkan pemakai jalan menyampaikan kebutuhan, keinginan dan harapannya atas jasa yang diberikan oleh Perseroan sebagai masukan dalam pengembangan di masa mendatang.

Dalam melayani pemakai jalan tol, melalui nomor telefon 021-8088 0123, JMTIC memberikan pelayanan operasional yang antara lain mencakup hal-hal sebagai berikut:1. Pemberian respon atas permohonan

informasi.2. Pemberian respon atas permohonan

bantuan (derek, patroli, dan lain-lain).3. Penerimaan informasi.4. Penerimaan saran.5. Penanganan keluhan.

Agar dapat melayani pemakai jalan tol dengan baik, kegiatan operasional JMTIC didukung dengan berbagai peralatan untuk memantau kondisi lalu lintas di jalan tol, diantaranya penggunaan kamera CCTV (closed-circuit television) yang telah terpasang di berbagai lokasi strategis sepanjang ruas tol. Gambar dari kamera-kamera CCTV tersebut dikirimkan ke monitor-monitor di JMTIC sehingga petugas call center Jasa Marga dapat mengetahui kondisi seluruh ruas jalan tol Perseroan yang dapat dijadikan informasi bila dibutuhkan pemakai jalan. Gambar-gambar dari kamera CCTV tersebut juga dapat diakses langsung (live streaming) oleh pemakai jalan melalui http://www.jasamargalive.com atau http://m.jasamargalive.com pada smart phone untuk seluruh ruas-ruas jalan tol yang dioperasikan Perseroan.

Selain memanfaatkan CCTV, pemakai jalan juga dapat mengetahui kondisi jalan tol yang akan dilalui melalui VMS (variable message sign) yang telah terpasang di berbagai lokasi jalan tol Perseroan. VMS merupakan alat untuk menyampaikan informasi mengenai kondisi lalu lintas serta himbauan keselamatan kepada pemakai jalan tol agar

prompt response to fulfill costumer satisfaction.

3. Facilitating toll road users in extending what they need, want and hope for with regard to the service provided by the Company as they are treated as feedbacks for future improvement.

In catering the needs of the toll road users, JMTIC, which is reachable at 021-8088 0123, provides operational services consisting among others as follows:1. Responding to request on information.2. Responding to request on assistance

(towing service, patrol officer, etc).3. Receiving information.4. Taking suggestions.5. Handling complaints.

In order that the Company is able to provide excellent service to toll road users, JMTIC operational activities are supported with varied equipment that monitors traffic condition on toll roads, such as the use of CCTV (closed-circuit television) cameras that are installed in the strategic locations across the toll roads. Images captured by the CCTV cameras are transmitted to the monitors at JMTIC hence informing Jasa Marga call center officers on the condition of all toll road sections of the Company and this information is passed on to toll road users whenever required. Toll road user are also able to observe the images transmitted from the CCTV cameras by accessing the live streaming at http://www.jasamargalive.com or http://m.jasamargalive.com on smart phone for all toll road sections operated by the Company.

Apart from making use of CCTV, toll road users are able to find out the condition of toll road they are going to take by observing the VMS (variable message sign) installed on the Company’s toll roads at various locations. VMS provides information on traffic condition along with safety reminder to toll

pemakai jalan tol dapat mengantisipasi kondisi jalan tol yang akan dilalui.

Dalam memantau kondisi lalu lintas, JMTIC juga didukung RTMS (remote traffic microwave sensor) sebagai alat pemantau kecepatan dan kepadatan pada ruas tol, dimana informasi tersebut menggambarkan kondisi ruas jalan tol untuk kemudian disampaikan ke pemakai jalan tol melalui VMS dan call center. Selain itu, JMTIC juga didukung radio komunikasi sebagai sarana koordinasi dengan cabang dan unit pelayanan lalu lintas bila terjadi gangguan perjalanan dari pemakai jalan tol.

Dengan bekerja sama dengan kantor Cabang Jasa Marga, JMTIC menjadi media bagi pemakai jalan tol yang ingin menyampaikan kritik dan saran serta keluhan mengenai pelayanan Perseroan yang selalu ditanggapi Perseroan dengan baik untuk meningkatkan kualitas layanan kepada pemakai jalan. Komitmen Perseroan terhadap perlindungan konsumen dibuktikan dengan keseluruhan sistem call center pada JMTIC yang mempunyai kehandalan selama beroperasi 24 jam non stop. Kerusakan sistem segera diperbaiki demi keberlangsungan operasional JMTIC secara kontinyu untuk mendukung Customer Serice Officer sebagai operator call center, Kepala Shift, Petugas Radio dan Supervisor yang merupakan ujung tombak JMTIC.

road users so that they are able to anticipate the condition of toll road they will travel.

In monitoring traffic condition, JMTIC is also supported with RTMS (remote traffic microwave sensor), a device to monitor speed and congestion on toll roads. This information, which describes toll road condition, is passed on to toll road users through VMS and call center. Moreover, JMTIC is also supported with radio communication as a means of coordinating with the branch offices and traffic service unit in case toll road users experience disturbances when traveling.

In cooperation with Jasa Marga branch offices, JMTIC helps the Company to welcome criticisms and suggestions as well as complaints from toll road users concerning the Company’s service and, as always, the Company treats every single one of them as a gift that will improve the quality of its service to the toll road users. The Company’s commitment to consumer protection is proven by the overall call center system at JMTIC that is reliable during the entire 24/7 operating time. In the event of system failure, repair is immediately carried out so that JMTIC continues to operate to support Customer Service Officers as call center operators, Head of Shift, Radio Officers and Supervisors who are the front liners of JMTIC.



240 241




Perlindungan Tenaga Kerja dan Pengembangan Seni BudayaLabor Protection and Development of Arts and Culture

PERLINDUNGAN, KESEJAHTERAAN DAN KETERAMPILAN TENAGA KERJA

Jasa Marga berkomitmen dalam perlindungan karyawan dengan menerapkan kebebasan berorganisasi bagi karyawan sebagai wadah menyalurkan aspirasi karyawan. Wujud dari komitmen tersebut adalah dibentuknya Serikat Pekerja. Serikat Karyawan Perseroan didirikan pada tahun 1999 dengan nama Serikat Karyawan Jasa Marga (SKJM), dimana seluruh karyawan Jasa Marga merupakan anggotanya. Selama ini belum pernah ada pemogokan kerja, demonstrasi atau gangguan lainnya, yang menghentikan kegiatan operasional Jasa Marga. Hal ini karena adanya pemahaman dan saling pengertian yang baik antara Manajemen Jasa Marga dan SKJM sebagai mitra yang saling mendukung satu sama lain. Hubungan antara SKJM dengan Perseroan bukan hanya harus berlangsung harmonis, tetapi juga sebaiknya mendorong terciptanya kinerja yang produktif.

SKJM Dewan Pimpinan Pusat saat ini dipimpin oleh Ari Wibowo sejak tahun 2011. SKJM mempunyai 10 Dewan Pimpinan Cabang (DPC) yang masing-masing dipimpin oleh seorang Ketua DPC yang merupakan organisasi Serikat Karyawan di tingkat Cabang dan Kantor Pusat.

Pada tanggal 19 Desember 2011 selama 3 hari telah dilakukan Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) SKJM yang dihadiri oleh 57 peserta dari Dewan Pimpinan Cabang seluruh Indonesia, yakni dari Belmera, Surabaya Gempol, Semarang, Purbaleunyi, Jakarta-Tangerang, Jagorawi, Palikanci, Jakarta-Cikampek, Cawang-Tomang-Cengkareng dan dari Kantor Pusat. Masing-masing DPC diwakili oleh enam orang. Dalam Rakernas tersebut selain diisi dengan acara dialog dengan Direksi dibahas pula mengenai Perjanjian Kerja Bersama 2012-

LABOR PROTECTION, WELFARE AND SKILLS

Labor Protection, Welfare and SkillsJasa Marga’s commitment to its employees is shown in the implementation of employees’ freedom to participate in organizations as a means of realizing employees’ aspiration. The commitment is realized in the forming of Labor Union. The Company’s Labor Union was formed in 1999 under the name of Serikat Karyawan Jasa Marga (SKJM – Jasa Marga Labor Union), in which all Jasa Marga employees become the members. To date, Jasa Marga never experienced any strike, protest or any other labor unrest that disrupt the Company from operating normally. This condition is enabled due to the mutual understanding and respect between the Management of Jasa Marga and SKJM as partners supporting each other. The Relationship between SKJM and the Company does not only have to be harmonious but also have to encourage the creation of productive performance.

The Central Executive Board of SKJM is led by Ari Wibowo since 2011. SKJM has 10 Branch Executive Boards (DPC – Dewan Pimpinan Cabang), each of which is headed by a Chairman. DPC represents the organization of Labor Union at Branch Offices and Head Office.

On 19 December 2011, SKJM held a three-day SKJM National Work Meeting (Rapat Kerja Nasional – RAKERNAS) attended by 57 participants from Executive Boards (DPC) from all branches, i.e. Belmera, Surabaya Gempol, Semarang, Purbaleunyi, Jakarta-Tangerang, Jagorawi, Palikanci, Jakarta-Cikampek, Cawang-Tomang-Cengkareng and Head Office. Each DPC was represented by six people. Apart from facilitating a dialog with Directors, the Rakernas also discussed Joint Working

2014 dan program kerja 2012, peningkatan konsolidasi organisasi, peningkatan koordinasi dan komunikasi, pengembangan kemampuan dan wawasan pengurus, dan rencana Rakernas 2012.

PENGEMBANGAN OLAH RAGA, SENI DAN BUDAYA

Untuk mewadahi kegiatan olah raga, seni dan budaya karyawan, saat ini Perseroan telah membentuk Badan Pembina Olahraga dan Kesenian (Baporseni). Kegiatan Baporseni mencakup 14 kegiatan olah raga, yaitu bola voli, bulu tangkis, tenis lapangan, futsal/sepakbola, bridge, gerak jalan, bowling, sepeda, golf, aerobik dan senam, catur, tenis meja, bela diri, serta pecinta alam dan 3 bidang kesenian, yaitu musik, karawitan Jawa, serta degung. Susunan pengurus dibentuk secara resmi melalui surat Keputusan Direksi Perseroan.

Agreement 2012-2014 and work program 2012, enhancement of organization consolidation, improvement of coordination and communication, development of boards’ capabilities and knowledge, and 2012 Rakernas plan.

DEVELOPMENT OF SPORTS, ARTS AND CULTURE

To facilitate employees activities in the fields of sports, art and culture, the Company has formed the Governing Body for Sports and Arts (Baporseni). The activities of Baporseni include 14 sport activities, i.e. volley ball, badminton, tennis, futsal/soccer, bridge, walk, bowling, cycling, golf, aerobic, chess, table tennis, martial arts, along with nature club, and 3 areas of art-related activities, i.e. music, karawitan Jawa (Javanese traditional music), and degung (Sundanese traditional music). The said body is formally legalized by the Decision Letter of the Directors of the Company.



RapatKerjaNasional(Rakernas)SerikatKaryawanJasaMarga(SKJM).NationalWorkMeetingofJasaMargaLaborUnion(SKJM).

242 243




Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan KerjaImplementation of Work Safety and Health Management System

Untuk mencapai kinerja Perseroan yang memiliki daya saing yang tinggi di tingkat nasional dan regional serta agar pelaksanaan kegiatan Perseroan dalam melakukan jasa pelayanan tol dapat berlangsung secara sistematis dan komprehensif, maka Perseroan perlu mengembangkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang diakui secara nasional dan internasional. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja bertujuan melindungi karyawan, pelanggan, aset, mitra kerja dan lingkungan dari potensi bahaya yang mungkin terjadi.

DASAR PELAKSANAAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Dasar pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di lingkungan Perseroan mengacu pada peraturan-peraturan sebagai berikut:a. Undang Undang No. 01 tahun 1970

tentang Keselamatan Kerja.b. Undang Undang No. 13 tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan:l Pasal 86 bahwa pekerja/buruh

mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja.

l Pasal 87 bahwa setiap perusahaan wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang terintegrasi dengan manajemen perusahaan.

c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. Per-05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).

d. OHSAS 18001: 2007.e. Keputusan Direksi No. 129/KPTS/2010

tanggal 22 Juli 2010 tentang Kebijakan Mutu dan K3, Manual Manajemen Mutu

In order to accomplish the Company’s highly competitive performance in both national as well as regional scales and to guarantee that the implementation of the Company’s activities in providing toll road services is conducted systematically and comprehensively, it is therefore necessary for the Company to develop Work Safety and Health Management System that is recognized nationally and internationally. The Work Safety and Health Management System is aimed at protecting employees, customers, assets, business partners along with the environment from potential dangers that may occur.

BASIS FOR IMPLEMENTATION OF WORK SAFETY AND HEALTH MAN-AGEMENT SYSTEM

The basis for the implementation of Work Safety and Health Management System (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja – SMK3) within the Company refers to the following regulations:a. Law No. 01 of 1970 on Work Safety.b. Law No. 13 of 2003 on Labor:

l Article 86 stipulates that workers/labors have the right to obtain protection for work safety and health.

l Article 87 stipulates that every enterprise is obligated to apply Work Safety and Health Management System that is integrated with the management of the company.

c. Regulation of the Minister of Labor of the Republic of Indonesia No. Per-05/MEN/1996 on Work Safety and Health Management System.

d. OHSAS 18001: 2007.e. Decision of the Directors No. 129/

KPTS/2010 dated 22 July 2010 on Quality Policies and Work Safety and

dan Pedoman Perbaikan Berkelanjutan di Lingkungan PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

f. Keputusan Direksi No. 162/KPTS/2010 tentang Manual Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) serta Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perusahaan Proyek Konstruksi di Lingkungan PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

g. Surat Edaran Direksi No. 20/SE-DIR/2010 perihal Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

h. Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) pada BUMN: l Pasal 36, Direksi wajib memastikan

bahwa aset dan lokasi usaha serta fasilitas BUMN lainnya, memenuhi peraturan perundang-undangan berkenaan dengan kesehatan dan keselamatan kerja serta pelestarian lingkungan.

PELAKSANAAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Sesuai dengan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara Perseroan dengan Serikat Karyawan Jasa Marga disepakati Perseroan akan menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen Perseroan. Untuk itu Perseroan telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

l Pembentukan Organisasi Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) adalah badan pembantu di tempat kerja yang merupakan wadah kerja sama antara pengusaha dan karyawan untuk mengembangkan kerja sama, saling pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan kesehatan

Health, Quality Management Manual and Guidelines on Continuous Improvement within PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

f. Decision of the Directors No. 162/KPTS/2010 on Work Safety and Health Management System Manual along with Guidelines on Work Safety and Health for Construction Projects within PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

g. Circular Letter of the Directors No. 20/SE-DIR/2010 on Work Safety and Health (Keselamatan dan Kesehatan Kerja – K3).

h. Regulation of the State Minister for SOEs No. PER-01/MBU/2011 on Implementation of Good Corporate Governance at SOEs: l Article 36 stipulates that the Directors

are obligated to assure that the assets and business location along with other facilities of the SOE comply with regulations related to work safety and health as well as preservation of the environment.

IMPLEMENTATION OF WORK SAFETY AND HEALTH MANAGEMENT SYSTEM

In accordance with the Joint Working Agreement between the Company and Jasa Marga Labor Union, it is agreed that the Company shall implement Work Safety and Health Management System that is integrated with the Company’s management system. The Company has thus carried out the following activities:

l Forming the Organization of Guiding Committee of Work Safety and Health

Guiding Committee of Work Safety and Health (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja – P2K3) is assisting body at work place to provide a means for the cooperation between employer and employees to nurture the cooperation, mutual understanding and effective participation in implementing work safety and health. The forming of



244 245




kerja. Pembentukan organisasi P2K3 merupakan amanat dalam Undang Undang No. 01 tahun 1970 dimana P2K3 bertugas memberikan pertimbangan dan dapat membantu pelaksanaan usaha pencegahan kecelakaan kerja dan sakit penyakit akibat kerja dalam Perseroan serta dapat memberikan penerangan efektif pada para pekerja.

Dalam rangka memenuhi Undang Undang tersebut, maka Perseroan telah membentuk Organisasi P2K3 di lingkungan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Sampai dengan saat ini ada 8 Cabang, Kantor Pusat dan 1 Anak Perusahaan yang sudah membentuk P2K3, sedangkan Cabang Purbaleunyi belum membentuk P2K3 namun hanya memiliki Koordinator K3 pada struktur organisasi perbaikan mutu. Susunan pengurus P2K3 berasal dari unit yang bervariasi dan keterlibatan wakil dari pekerja.

l Jenis Kompetensi K3 Ahli Keselamatan dan Kesehatan

Kerja adalah tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar Departemen Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya Undang Undang Keselamatan Kerja. Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja memiliki kewenangan untuk memasuki tempat kerja sesuai dengan keputusan penunjukkan, meminta keterangan dan atau informasi mengenai pelaksanaan syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan keputusan penunjukannya, memonitor, memeriksa, menguji, menganalisa, mengevaluasi dan memberikan persyaratan serta pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja. Guna memenuhi ketentuan tersebut maka Perseroan telah melakukan pelatihan Ahli Muda K3 Umum, Ahli K3 Konstruksi dan Safety Officer pada Unit Kantor Pusat, setiap Cabang dan Anak Perusahaan.

Jumlah karyawan pada Perseroan yang memiliki Kompetensi K3 yaitu Ahli K3

the organization of P2K3 is based on Law No. 01 of 1970 assigning P2K3 to give consideration in assisting the carrying out of the efforts to prevent work accident and work illness in the Company as well as to provide effective explanation to workers.

In order to comply with the said Law, the Company has formed the Organization of P2K3 within PT Jasa Marga (Persero) Tbk. At present, 8 Branches, the Head Office and 1 Subsidiary have formed P2K3, whereas Purbaleunyi Branch has not yet formed P2K3 yet has K3 Coordinator in the organizational structure of continuous improvement. Members of P2K3 management come from various units involving workers representatives.

• TypeofK3Competencies Work Safety and Health Expert is

technical specialist with from the Department of Labor to supervise the compliance of the Work Safety Law. Work Safety and Health Expert has the authority to enter into work place based on the decision of assignment, demand explanation and or information on the carrying out of work safety and health requirements at the assigned work place, monitor, check, test, analyze, evaluate and give conditions and guidance on work safety and health. In order to comply with the said regulations, the Company has conducted trainings for K3 General Expert, K3 Construction Expert and Safety Officer of the Head Office, all Branches and Subsidiaries.

The Company’s employees having K3 Competencies are 15 employees as K3

Umum sebanyak 15 orang, Ahli K3 Konstruksi sebanyak 25 orang dan Safety Officer sebanyak 29 orang.

Sedangkan Persebaran Karyawan dengan Kompetensi K3 di Perseroan adalah sebagai berikut:

General Experts, 25 employees as K3 Construction Experts and 29 employees as Safety Officers.

Meanwhile, the distribution of employees with K3 Competencies in the Company is as follows:

l Sertifikasi OHSAS 18001:2008 dan Sertifikasi SMK3

Daftar sertifikasi K3 yang telah dimiliki Cabang dan Anak Perusahaan sebagaimana pada tabel berikut:

• CertificationofOHSAS18001:2008andCertification of SMK3

The list of K3 certification owned by the Branches and Subsidiaries is provided in the following table:

No.No.

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

Unit/Cabang/Anak Perusahaan Unit/Branch/Subsidiary

Kantor Pusat Head Office

Jagorawi

Cawang-Tomang-Cengkareng

Jakarta-Cikampek

Jakarta-Tangerang

Purbaleunyi

Semarang

Palikanci

Surabaya-Gempol

Belmera

PT Jalantol Lingkarluar Jakarta

Ahli K3 Umum General K3 Expert

Ahli K3 KostruksiConstruction K3 Expert

SafetyOfficerSafetyOfficer

HiperkesHiperkes

Keterangan Notes:Ada Available Belum Ada Not Yet Available *Hiperkes = Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja Industrial-Occupational Hygiene

No.No.

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

Unit/Cabang/AnakPerusahaan Unit/Branch/Subsidiary


Jagorawi

Cawang-Tomang-

Cengkareng

Jakarta-Cikampek

Jakarta-Tangerang

Purbaleunyi

Semarang

Palikanci

Surabaya-Gempol

Belmera

PT Jalantol Lingkarluar

Jakarta

JenisSertifikasi TypeofCertificationOHSAS 18001:2007

SMK3

Lembaga AuditAuditInstitution

SGS

SGS

SGS

SGS

SGS

SGS

SGS

SGS

SGS

SGS

Sucofindo

TanggalTerbitDateofIssuance

23/03/2011

03/03/2011

31/01/2011

04/01/2011

28/12/2010

10/05/2011

31/01/2011

20/05/2011

(SMK3)

22/12/2010

(OHSAS)

Masa BerlakuValidity Period

23/03/2014

03/03/2014

31/01/2014

04/01/2014

28/12/2013

11/05/2014

31/01/2014

21/05/2014

(SMK3)

22/12/2014

(OHSAS)

KeteranganRemarks

Rencana tahun 2012.Planned in 2012

Masih dalam proses

di SGS. Still in

process by SGS

Belum dilakukan

Not yet conducted



246 247




Dalam rangka implementasi SMK3 di Perseroan sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER.05/MEN/1996 haruslah dibuktikan dengan sertifikat Audit Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Dalam hal ini dari 9 Cabang, Kantor Pusat, Anak Perusahaan Perseroan yang melaksanakan Audit SMK3 baru PT Jalantol Lingkarluar Jakarta (JLJ).

Hasil Audit OHSAS 18001:2008 menunjukkan bahwa temuan/Corrective Action Request (CAR) di Cabang yang paling banyak muncul adalah pada bidang P2K3/MR, diantaranya mengenai tugas dan tanggung jawab P2K3 yang belum sepenuhnya dilaksanakan, kompetensi anggota P2K3 belum memadai dan kurangnya komunikasi mengenai K3 kepada karyawan dan pengunjung.

Selain itu juga ada beberapa temuan/CAR mayor, yaitu pada:1. Cabang Cawang-Tomang-

Cengkareng.n Satu temuan bidang kepatuhan

terhadap hukum, mengenai kepatuhan terhadap hukum tidak dievaluasi dan tidak dilakukan.

2. Cabang Purbaleunyi.n Dua temuan bidang P2K3,

mengenai (1) kebijakan yang tidak komitmen memenuhi peraturan dan persyaratan hukum yang berlaku; (2) Jaminan/Kontrol terhadap kontraktor dan pengunjung lain tidak diimplementasikan dan dipelihara.

n Satu temuan bidang investigasi kecelakaan, mengenai tidak dilakukannya investigasi terhadap kecelakaan.

3. Cabang Surabaya-Gempol.n Satu temuan bidang P2K3,

mengenai pemenuhan perundang-undangan dan ketentuan lainnya yang belum dilakukan penyesuaian secara berkala.

KECELAKAAN KERJA

Kecelakaan adalah suatu proses kejadian yang tidak direncanakan, datangnya tiba-tiba dan dapat menghentikan proses yang sedang berlangsung serta akibatnya tidak diinginkan. Pada tahun 2011 terdapat kejadian 4 luka ringan, dan 7 luka berat dan tidak ada kejadian meninggal dunia.

The implementation of SMK3 in the Company based on Regulation of the Minister of Labor No. PER.05/MEN/1996 needs to be proven by the certificate of Audit of Work Safety and Health Management System (SMK3). Out of the 9 Branches, the Head Office and Subsidiaries of the Company, Audit of SMK3 has been conducted only at PT Jalantol Lingkarluar Jakarta (JLJ).

Results of Audit OHSAS 18001:2008 showed that the finding/Corrective Action Request (CAR) at the Branches occurred the most in the field of P2K3/MR, which among others included P2K3 tasks and responsibilities that were not completely carried out, insufficient competencies of P2K3 members and lack of communication concerning K3 to employees and visitors.

Other major findings/CAR were as follows:1. Cawang-Tomang-Cengkareng

Branch.n One finding in the field of legal

compliance, i.e. legal compliance was not evaluated and carried out.

2. Purbaleunyi Branch.n Two findings in the field of P2K3,

i.e. (1) policy not committed to complying with prevailing rules and legal requirements; (2) Guarantee/Control for contractors and visitors were not implemented and maintained.

n One finding in the field of accident investigation, i.e. accident investigation was not conducted.

3. Surabaya-Gempol Branch.n One finding in the field of P2K3,

i.e. compliance with rules and regulations was not yet periodically adjusted.

WORK ACCIDENT

Accident is the process of unplanned incident, occurring suddenly and may halt on going process while bringing undesired results. In 2011, there were incidents causing 4 minor injuries, and 7 major injuries with no incidents causing death.



Petugas Layanan Jalan Tol.TollRoadServiceOfficer.

248 249




Perkara Penting yang DihadapiMaterial Litigation

GUGATAN GANTI RUGI DARI PEMILIK TANAH

Perseroan masih menghadapi perkara litigasi/gugatan dari beberapa pemilik tanah yang tanahnya digunakan untuk pembangunan jalan tol pada ruas-ruas JORR W2, E1, W2 Utara, SS Cikunir, Jalan Tol Serpong-Bintaro, Jalan Tol Jakarta-Cikampek km 9, dan saat ini masih dalam proses peradilan di Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi, dan kasasi di Mahkamah Agung.

PERKARA PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL (PHI)

Perseroan masih menyelesaikan gugatan Perseroan terhadap karyawan Cabang Surabaya-Gempol. Saat ini masih dalam proses pemeriksaan di Mahkamah Agung.

PERKARA NON TANAH DAN NON PHI

1. Gugatan Jasa Marga terhadap PT Bangun Tjipta Sarana untuk Pelebaran Jalan Tol Jakarta-Cikampek Ruas Cikampek-Cibitung. Pada tingkat Pengadilan Negeri Jasa Marga kalah dan saat ini Jasa Marga melalui kuasa hukum telah mengajukan Kasasi.

2. Gugatan PT Sumber Mitra Jaya (SMJ) terhadap Jasa Marga berkaitan dengan Pekerjaan Penambahan Lajur Ruas Cikarang Timur-Karawang Barat (km 41+400 – km 47+200 Jalur A/B) pada Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Di tingkat Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi, Jasa Marga menang. Oleh karena SMJ mengajukan memori kasasi, maka Perseroan telah mengajukan kontra memori.

3. Gugatan Jasa Marga terhadap PT Marga Utama Nusantara (MUN) terkait dengan perbuatan ingkar janji MUN terhadap

CLAIMS FROM LAND OWNERS

The Company is still facing claims from several land owners whose land were used for toll roads on sections JORR W2, E1, W2 North, Cikunir Junction, Serpong-Bintaro Toll Road, Jakarta-Cikampek Toll Road km 9. These litigations are still in process in the District Court, High Court, and Supreme Court.

CASES AT INDUSTRIAL RELATIONS COURT

The Company is still settling its lawsuit against employee of Surabaya-Gempol Branch. At the moment, the case is under the investigation of the Supreme Court.

CASES OF NON-LAND AND NON-IN-DUSTRIAL COURT

1. Jasa Marga has filed a lawsuit against PT Bangun Tjipta Sarana in relation to the widening of Jakarta-Cikampek Toll Road on Cikampek-Cibitung Section. Jasa Marga lost the case at the District Court and through its attorney at law has filed a Cassation.

2. Lawsuit from PT Sumber Mitra Jaya (SMJ) to Jasa Marga in relation to Widening Work on Cikarang Timur-Karawang Barat Section (km 41+400 – km 47+200 both directions) of Jakarta-Cikampek Toll Road. Jasa Marga won the case at the District Court and High Court. As SMJ filed a memorandum of appeal, the Company has therefore filed a counter-memorandum of appeal.

3. Jasa Marga has filed a lawsuit against PT Marga Utama Nusantara (MUN) in relation to MUN’s breach of contract on

Akta Perjanjian Penyertaan Saham PT Jakarta Lingkar Baratsatu dengan status akhir sebagai berikut:1) Telah diputuskan dalam Putusan

BANI pada tanggal 25 Agustus 2011, yang pada intinya berisi:a. Menyatakan Jasa Marga dan

MUN telah cidera janji dengan tidak melaksanakan kewajiban yang diatur dalam Perjanjian dan sehubungan dengan Perjanjian Kredit Sindikasi.

b. Menyatakan Jasa Marga dan MUN tidak berhak atas hak opsi untuk membeli 27% saham milik BTS dan Rekadaya.

c. Menghukum MUN untuk mengembalikan biaya administrasi, biaya pemeriksaan dan biaya arbiter kepada Jasa Marga sebesar Rp 302.459.500 (tiga ratus dua juta empat ratus lima puluh sembilan ribu lima ratus rupiah).

2) Pada tanggal 23 September 2011, Konsultan Hukum Jasa Marga telah menyampaikan Putusan Arbitrase dan telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan No. 12/ARB/HKM/2011.PN.JAK.SEL tanggal 22 September 2011.

3) Jasa Marga melalui Surat No. BA.KU06.1259 tanggal 31 Oktober 2011, melakukan penagihan kepada MUN atas biaya arbitrase yang menjadi kewajiban berdasarkan Putusan No. 372/XI/ARB-BANI/2010.

4. Gugatan PT Tirtobumi Prakarsatama melalui BANI sehubungan dengan Perjanjian Kerjasama Bagi Hasil Proyek Pelebaran Jalan Tol Ruas Kebon Jeruk-Tangerang Barat. Dalam proses penanganan di BANI dengan status terakhir PT Tirtobumi Prakarsatama dan Jasa Marga menyerahkan Kesimpulan kepada BANI.

Deed of Equity Participation Agreement in PT Jakarta Lingkar Baratsatu with the following results:1) BANI (Indonesia National Board of

Arbitration) verdict on 25 August 2011 stated the following main points:a. Jasa Marga and MUN have

been in default for not carrying out the obligation regulated in the Agreement and in relation to Syndicated Loan Agreement.

b. Jasa Marga and MUN do not have the right to the option right to buy 27% shares owned by BTS and Rekadaya.

c. MUN is sentenced to pay back administration fee, hearing fee and arbitrator fee amounting to Rp 302,459,500 (three hundred and two million four hundred fifty-nine thousand five hundred rupiah) to Jasa Marga.

2) On 23 September 2011, Jasa Marga Legal Consultant has submitted Arbitration Verdict and has been registered at South Jakarta District Court No. 12/ARB/HKM/2011.PN.JAK.SEL dated 22 September 2011.

3) Through Letter No. BA.KU06.1259 dated 31 October 2011, Jasa Marga has made payment collection to MUN for the obligation of costs of arbitration based on Verdict No. 372/XI/ARB-BANI/2010.

4. Lawsuit from PT Tirtobumi Prakarsatama through BANI in relation to the Cooperation Agreement of Revenue Sharing of Toll Road Widening Project on Kebon Jeruk-Tangerang Barat Section. The case was still in the process at BANI, the latest status was PT Tirtobumi Prakarsatama, and Jasa Marga submitted Conclusion to BANI.



250 251




Akses terhadap Informasi dan Data PerusahaanAccess to Corporate Data and Information

Sebagai perusahaan terbuka, Jasa Marga selalu menyediakan informasi yang memadai, akurat dan terkini agar investor atau stakeholders lainnya dapat membuat keputusan terhadap risiko dan keuntungan dari investasinya. Frekuensi penyebaran informasi dilakukan baik secara rutin maupun berkala seperti laporan keuangan triwulanan, laporan keuangan semesteran, laporan keuangan tahunan dan laporan tahunan (annual report). Perseroan juga memberikan informasi yang berkaitan dengan kebijakan operasional, kondisi keuangan, aksi korporasi, risiko usaha, nilai saham, serta perkembangan usaha Perseroan.

Selain pelaporan yang bersifat wajib kepada Bursa Efek Indonesia dan Bapepam-LK, penyebaran informasi juga dilakukan dengan ke berbagai media melalui siaran pers maupun melalui website Perseroan, yakni www.jasamarga.com. Perseroan telah

As a public company, Jasa Marga constantly provides sufficient, accurate and updated information in order that investors or stakeholders are able to make decision related to the risk and return of their investment. The frequency of information distribution is made on a routine and periodical basis such as quarterly financial reports, half-yearly financial reports, yearly financial reports and annual reports. The Company also provides information relating to its operational policies, financial condition, corporate actions, business risk, share price, as well as business development.

Apart from compulsory reporting to the Indonesia Stock Exchange and Bapepam-LK, distribution of information is also carried out with the use of various mass media by issuing press releases, along with making use of the Company’s website at www.jasamarga.com. The Company has added

menambah fitur-fitur baru pada website tersebut dengan menambahkan informasi-informasi penting antara lain harga saham historis, Data volume lalu lintas transaksi bulanan, laporan Tahunan online, laporan CSR online, presentasi hubungan investor “Jasa Marga Update” dan newsletter. Penyajian informasi diberikan dalam dua bahasa termasuk bahasa Inggris untuk mengakomodir stakeholders yang berbahasa non Indonesia.

more features on its website by making available important information such as historical share price, online annual report, online CSR report, investor relations presentations “Jasa Marga Update” and newsletter. The information is presented bilingual – Indonesian and English – to accommodate stakeholders who are non-Indonesian native speakers.

Etika Bisnis PerusahaanCorporate Business Ethics

Manajemen Perseroan saat ini berusaha menjadikan Jasa Marga menjadi perusahaan yang modern. Modern dalam arti pemutakhiran cara bertindak dan berpikir yang diwujudkan dalam penggunaan teknologi dan sistem yang mampu menunjang kemajuan Perseroan demi terwujudnya Jasa Marga sebagai perusahaan modern.

Terdapat 4 (empat) hal yang dapat diterapkan untuk mencapai Jasa Marga sebagai perusahaan modern.

1. INTEGRITAS (INTEGRITY)a. Bekerja hanya untuk kepentingan

Perusahaan.b. Tidak pernah menyalahgunakan

wewenang untuk kepentingan lain di luar kepentingan Perusahaan.

c. Bertanggung jawab dan senantiasa dapat menjelaskan keputusan dan langkah-langkah yang diambil dalam pekerjaan.

d. Senantiasa menggunakan etika dalam bekerja.

e. Senantiasa menjadi panutan bagi lingkungannya.

The management of the Company presently tries to make Jasa Marga a modern company. The term modern represents an advanced way of behaving and thinking that is shown in the use of technology and system capable of supporting the Company’s advancement for the realization of Jasa Marga as a modern company.

In order to achieve the purpose of Jasa Marga as a modern company, four (4) things are implemented.

1. TO HAVE INTEGRITYa. To work only for the benefits of the

Company.b. To never misuse the authority, i.e.

using it for the interests of other than the Company’s.

c. To be responsible and to always be able to explain the reasons behind the decisions and measures taken in carrying out the duties.

d. To apply work ethics at all times.e. To constantly become the role model

for the surroundings.



WebsitePerseroandenganalamatwww.jasamarga.com.TheCompany‘swebsiteatwww.jasamarga.com.

252 253




2. MENCINTAI PEKERJAAN (PASSION)a. Semangat dan keinginan yang kuat

untuk senantiasa berbuat yang terbaik di bidangnya.

b. Menyenangi tugasnya dan selalu berpikir positif dalam bekerja.

c. Memiliki kepedulian yang tinggi terhadap masalah-masalah Perusahaan.

d. Bangga terhadap Perusahaan sebagai wujud dari kebanggaan pada Bangsa dan Negara.

e. Senantiasa menghasilkan kualitas pekerjaan yang terbaik.

3. SENANG BELAJAR UNTUK KEMAJUAN (LEARNING)

a. Selalu ingin mengetahui dan belajar hal-hal baru untuk kemajuan Perusahaan.

b. Melihat jauh ke depan dan senantiasa berusaha untuk membawa Perusahaan ke tingkat yang lebih tinggi.

c. Berani mencoba hal-hal baru dengan niat semata-mata untuk memperbaiki kualitas proses dan produk Perusahaan.

4. MEMBANGUN KEPERCAYAAN (TRUST)

a. Percaya pada niat baik.b. Senantiasa membangun kepercayaan

diantara seluruh jajaran Perusahaan.c. Tidak terkotak-kotak, selalu saling

membantu untuk kepentingan Perusahaan semata.

d. Selalu berorientasi kepada pelayanan yang maksimal untuk memperoleh kepercayaan dari pelanggan.

Ke empat hal tersebut adalah nilai-nilai pokok yang dianut Perseroan untuk menjalankan Etika Usaha dan Etika Kerja.

Untuk menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang Baik, Perseroan telah melakukan Inisiatif Strategis melalui:

2. TO HAVE PASSION FOR THE JOBa. To have high spirit and strong will to

always do the best in the respective fields.

b. To love the job and to always develop positive-thinking attitudes in working.

c. To have high awareness of the Company’s predicaments.

d. To take pride in the Company as the realization of being proud of the country.

e. To constantly produce the work of the best quality.

3. TO BE EAGER TO LEARN

a. To always be curious and to learn new things for the Company’s improvement.

b. To look things forward and to constantly make efforts to take the Company to a higher level.

c. To dare to try new things for the sole purpose of improving the quality of processes and products of the Company.

4. TO BUILD TRUST.

a. To believe in good will.b. To always build trust among all levels

of the Company.c. To avoid being fragmented by

constantly helping each other to bring benefits to the Company only.

d. To be service-oriented by providing the best service to earn customers’ trust.

The four items mentioned above are the main values adhered by the Company in conducting Business Ethics and Work Ethics.

1. Komitmen Dewan Komisaris dan Direksi serta Karyawan untuk menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang Baik dalam setiap langkah Perseroan, yang tertuang dalam Pakta Integritas yang diperbaharui setiap awal tahun.

2. Keteladanan Pimpinan dengan memberi contoh sikap dan perilaku yang tidak bertentangan dengan kebijakan dan peraturan Perseroan mengenai Tata Kelola Perusahaan yang Baik.

Perseroan mempunyai kebijakan-kebijakan dalam mewujudkan etika bisnis yaitu:1. Seluruh pernyataan dan tindakan

manajemen serta semua peraturan Perseroan didasarkan atas prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik.

2. Menginformasikan setiap langkah-langkah strategis Perseroan maupun hasil kinerja Perseroan secara akurat dan tepat waktu serta menyediakan media informasi Perseroan yang mudah diakses oleh seluruh Pemangku Kepentingan.

3. Senantiasa memenuhi (comply) terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam menjalankan proses bisnis Perseroan.

4. Menjalankan usaha secara prudent dan pengelolaan risiko bisnis yang baik melalui analisis risiko yang tersistem.

5. Menolak secara tegas, dengan tata krama yang baik, segala intervensi yang merugikan Perseroan.

6. Memperlakukan para Pemangku Kepentingan secara adil dan setara yang tercermin dalam setiap aktivitas bisnis Perseroan.

7. Senantiasa menginformasikan kepada Pemangku Kepentingan mengenai komitmen dan konsistensi Jasa Marga dalam menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang Baik melalui berbagai sarana komunikasi.

In implementing Good Corporate Governance, the Company has conducted Strategic Initiatives through:1. Commitment of the Board of

Commissioners and Directors along with Employees to implement Good Corporate Governance in every activities of the Company, and this was stated in the Integrity Pact that is renewed every beginning of the year.

2. Role model by providing examples of behaviors and conducts that do not contradict the Company’s policy and regulations on Good Corporate Governance.

The Company has applied the following policies in realizing business ethics:1. The entire statements and actions of the

management along with the regulations of the Company are based on the principles of Good Corporate Governance.

2. The Company informs each of its strategic actions and its performance results accurately and punctually, and provides information media of the Company that are easily accessed by all entire stakeholders.

3. The Company always complies with prevailing rules and regulations in running its business process.

4. The Company carries out its business prudently with good business risk management through systematic risk analysis.

5. The Company firmly yet politely refuses all interventions causing the Company’s loss.

6. The Company treats the stakeholders fairly and equally and this has been reflected in every activities of the Company’s Business.

7. The Company constantly informs the stakeholders its commitment and consistency in implementing Good Corporate Governance through various means of communications.



254 255




PEDOMAN PERILAKU

Saat ini Perseroan telah mempunyai Pedoman Perilaku (Code of Conduct) yang telah disahkan melalui Keputusan Direksi Nomor 97/KPTS/2011 tanggal 01 Juni 2011 tentang Pedoman Perilaku (Code of Conduct).

Perseroan menyadari bahwa implementasi Good Corporate Governance secara konsisten sebagai budaya Perseroan merupakan salah satu langkah yang dapat meningkatkan nilai dan tumbuh kembangnya bisnis Perseroan secara berkesinambungan. Oleh karena itu perlu adanya penerapan pengelolaan Perseroan secara baik dan benar.

Pedoman Perilaku tersebut disusun untuk melaksanakan pengelolaan perusahaan yang baik dan benar sehingga diperlukan suatu pedoman yang bertujuan untuk membentuk dan mengatur kesesuaian tingkah laku sehingga mencapai penerapan GCG yang konsisten sebagai budaya Perseroan yang memaksimalkan penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik sehingga tercapainya Visi dan Misi Perseroan.

Dengan semangat perubahan, telah dilakukan revisi terhadap buku Pedoman Perilaku (Code of Conduct) PT Jasa Marga (Persero) Tbk. yang merupakan bagian dari implementasi Good Corporate Governance yang diharapkan dapat menjadi landasan dalam melaksanakan tugas bagi seluruh jajaran Manajemen dan Insan Jasa Marga.

Pedoman Perilaku (Code of Conduct) merupakan acuan bagi seluruh insan Perseroan dalam bekerja dan berinteraksi dengan segenap stakeholders Perseroan. Dengan nilai-nilai pokok Perseroan dan melaksanakan Pedoman Perilaku Perseroan secara konsisten seluruh insan Jasa Marga, dimanapun ia berada dan bekerja senantiasa mendukung terlaksananya Tata Kelola Perusahaan yang Baik yang pada akhirnya akan meningkatkan citra perusahaan (corporate image) bagi seluruh stakeholders-nya.

CODE OF CONDUCT

The Company currently has Code of Conduct that has been legalized through the issuance of Decision Letter of the Directors No. 97/KPTS/2011 dated 01 June 2011 on Code of Conduct.

The Company realizes that the implementation of Good Corporate Governance consistently as the Company’s culture is one of the steps that will enhance the values as well as the sustainable growth and development of the Company. Thus, it is necessary to have good and right implementation of management of the Company.

Code of Conduct is arranged to for the carrying out of good and right company management, hence it requires guidelines that are intended to form and regulate the accordance of behavior to achieve consistent GCG implementation as the Company’s culture that maximizes the implementation of the principles of good corporate governance for the accomplishment of the Company’s Vision and Mission.

With the spirit of change, there has been a revision to the book of Code of Conduct on PT Jasa Marga (Persero) Tbk. and this serves as part of Good Corporate Governance implementation that is expected to be the basis for all level of Jasa Marga Management and Individuals in carrying out their duties.

Code of Conduct is the guidelines for all individuals of the Company in working and interacting with the entire stakeholders of the Company. With the main values of the Company while carrying out the Company’s Code of Conduct consistently, all Jasa Marga individuals, wherever they are, they will constantly support the implementation of good corporate governance, which in the end will lead to the increase in corporate image for the benefit of the entire stakeholders.



Pedoman perilaku Perseroan mengatur kebijakan nilai-nilai etis yang dinyatakan secara eksplisit sebagai suatu standar perilaku yang harus dipedomani oleh seluruh Insan Jasa Marga. Pedoman Perilaku Perseroan mengatur Etika Bisnis.

Penerapan Etika Bisnis telah diwujudkan Perseroan terhadap pemangku-pemangku kepentingan yang merupakan pelaku-pelaku yang berperan dalam dalam menegakan Tata Kelola Perusahaan yang Baik di dalam lingkungan Perseroan:

1. TERHADAP INSAN JASA MARGA

a. Penandatanganan Pakta Integritas oleh seluruh Karyawan Perseroan, yang diperbaharui setiap awal tahun.

b. Pemenuhan kewajiban-kewajiban Perseroan kepada Karyawan sesuai dengan Perjanjian Kerja Bersama (PKB).

c. Perseroan memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh Karyawan Perseroan dalam hal karir/penempatan.

d. Penerapan sistem penggajian Karyawan berbasis kinerja.

e. Pengembangan kompetensi berupa pelatihan bagi Insan Jasa Marga.

f. Pemberian Reward and Punishment.

2. TERHADAP PEMERINTAH

a. Pemenuhan kewajiban Perseroan terhadap ketentuan, peraturan perundang-undangan serta peraturan lainnya.

b. Pemenuhan kewajiban pelaporan LHKPN dan Pajak-pajak Perseroan.

c. Penyampaian Laporan Perseroan kepada Instansi Pemerintah terkait seperti Bapepam-LK, Bursa Efek Indonesia dan Kementerian Negara BUMN atau BPJT.

The Company’s Code of Conduct regulates the ethical values that are explicitly stated as standards of behavior to which all Jasa Marga Individuals must refer. The Company’s Code of Conduct also regulates Business Ethics and Work Ethics.

The Company has implemented Business Ethics to the following stakeholders that are the executors playing roles in enforcing Good Corporate Governance within the Company:

1. TO JASA MARGA INDIVIDUALS

a. Integrity Pact that is signed by all employees and is renewed every beginning of the year.

b. Compliance of the Company’s obligations with Employees in accordance with Joint Working Agreement.

c. Provision of equal opportunity to all employees of the Company in career/placement.

d. Implementation of performance-based employee remuneration system.

e. Competency development by trainings for Jasa Marga Individuals.

f. Reward and Punishment.

2. TO THE GOVERNMENT

a. Compliance of the Company’s obligation with prevailing rules and regulations.

b. Compliance of the Company’s obligation in LHKPN reporting and taxes.

c. Submission of the Company’s reports to related Government Offices such as Bapepam-LK, Indonesia Stock Exchange, State Ministry for SOEs and BPJT.

256 257




d. Penyusunan mekanisme penanganan dan pelaporan atas Penerimaan Gratifikasi yang tidak dapat dihindarkan oleh Pimpinan dan seluruh Karyawan Perseroan untuk kemudian dibuat rekapitulasi dan dilaporkan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

e. Berpartisipasi aktif dalam keanggotaan Komunitas Pengusaha Anti Suap (KUPAS) dan menjadi bagian dari Studi Prakarsa Anti Korupsi (SPAK) yang dilakukan KPK.

3. TERHADAP PEMEGANG SAHAM

a. Menjamin setiap Pemegang Saham mendapatkan hak-haknya sesuai ketentuan Anggaran Dasar Perseroan, semua keputusan yang diambil secara sah dalam RUPS serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Memberikan informasi material yang lengkap, akurat dan tepat waktu kepada Pemegang Saham sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Melaksanakan pembayaran Deviden bagi para Pemegang Saham secara tepat waktu, adil dan transparan.

4. TERHADAP MITRA USAHA/PEMASOK/

KONTRAKTOR

a. Proses Pengadaan Barang dan Jasa secara adil, transparan, dan menghindari praktik-praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), diantaranya melalui e-Procurement System.

b. Penandatanganan Pakta Integritas dalam rangka Pengadaan Barang dan Jasa di Perseroan, baik oleh Panitia Pengadaan maupun oleh para Peserta Pengadaan.

d. Mechanism for handling and reporting of Receiving Gratification inevitable by management and all employees of the Company to be recapitulated and reported to the Corruption Eradication Commission (Komisi Pemberantasan Korupsi – KPK).

e. Active participation in the membership of Anti-Bribery Entrepreneurs Community (Komunitas Pengusaha Anti Suap – KUPAS) and becoming part of Anti Corruption Initiative Study (Studi Prakarsa Anti Korupsi – SPAK) conducted by KPK.

3. TO SHAREHOLDERS

a. Making sure that each Shareholder has his/her rights in accordance with the Company’s Articles of Association, all resolutions legally approved by GMS and prevailing rules and regulations.

b. Providing material information to the Shareholders completely, accurately and punctually in accordance with prevailing rules and regulations.

c. Carrying out dividend payment for the Shareholders punctually, fairly and transparently.

4. TO BUSINESS PARTNERS/SUPPLIERS/

CONTRACTORS

a. Fair and transparent process of Procurement of Goods and Services while avoiding the practices of corruption, collusion and nepotism (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme – KKN), among others through e-Procurement System.

b. Signing of Integrity Pact for the Procurement Goods and Services in the Company by both the Procurement Committee and Procurement Participants.



257




258 259




b. Pelaksanaan penghutanan jalan tol di sepanjang koridor jalan tol Perseroan secara terencana sejak tahun 1987.

c. Mengedukasi masyarakat mengenai etika berlalu lintas antara lain melalui pembuatan buku “Aku Tertib Berlalu Lintas” dan pelatihan etika berkendara di jalan tol.

d. Melakukan AMDAL sebelum pembangunan jalan tol dan pengelolaan RKL dan RPL pada saat jalan tol beroperasi.

e. Penggunaan sumber daya yang ramah lingkungan dan efisien, misalnya penggunaan solar cell dan lampu LED untuk penerangan jalan tol.

b. Implementation of planned toll road forestation along the corridor of the Company’s toll roads since 1987.

c. People’s education on traffic ethics by among others publishing book “Aku Tertib Berlalu Lintas” (I Obey Traffic Regulations) and training on driving ethics on toll road.

d. Carrying out of AMDAL (Environmental Impact Analysis) prior to toll road development along with RKL (Environmental Management Plan) and RPL (Environmental Monitoring Plan) when toll roads are operated.

e. Use of environmentally friendly and efficient resources, such as the use of solar cell and LED lamps for toll road lightings.

Auditor EksternalExternal Auditor

Dalam pelaksanaan audit Laporan Keuangan Perseroan dan Anak Perusahaan, Perseroan telah menunjuk Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar di Bapepam-LK yaitu Kantor Akuntan Publik HLB-Hadori Sugiarto Adi & Rekan. Penunjukkan KAP tersebut telah diputuskan dalam RUPS pada tanggal 14 Juni 2011 berdasarkan rekomendasi Dewan Komisaris Perseroan. Lingkup Audit yang dilakukan KAP HLB-Hadori Sugiarto Adi & Rekan juga mencakup audit Laporan Keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Perseroan untuk Tahun Buku 2011.

Total biaya yang dikeluarkan untuk audit Laporan Keuangan Konsolidasi tahun 2011 adalah sebesar Rp 965.000.000 (sudah termasuk PPN dan tidak termasuk Out of Pocket Expenses/OPE). Penunjukkan KAP HLB-Hadori Sugiarto Adi & Rekan untuk mengaudit Perseroan dilakukan sejak tahun buku 2008. KAP yang ditunjuk telah menyelesaikan tugasnya secara independen

To audit the Financial Report of the Company and its Subsidiaries, the Company has appointed Public Accounting Firm listed at Bapepam-LK namely Public Accounting Office HLB-Hadori Sugiarto Adi & Rekan. The appointment of the said public accounting firm has been decided in the Annual General Meeting of Shareholders held on 14 June 2011 based on recommendation of the Board of Commissioners of the Company. The scope of audit performed by Public Accounting Office HLB-Hadori Sugiarto Adi & Rekan has also included the audit of Financial Report of Partnership and Community Development Programs for Fiscal Year 2011.

The total cost for auditing the 2011 Consolidated Financial Report was Rp965,000,000 (including value added tax and excluding Out of Pocket Expenses/OPE). Public Accounting Office HLB-Hadori Sugiarto Adi & Rekan has been appointed to audit the Company starting from fiscal year 2008. The appointed public accounting

c. Iklan di 2 (dua) surat kabar Nasional menjelang Hari Raya perihal komitmen Perseroan untuk tidak menerima dan memberikan hadiah.

d. Memilih Mitra Usaha yang memiliki nilai-nilai serta etika bisnis yang sama dengan Perseroan.

e. Melaksanakan hak/kewajiban yang telah disepakati bersama secara konsisten

5. TERHADAP PESAING

Senantiasa melaksanakan kaidah-kaidah persaingan yang sehat dan beretika, diantaranya dengan ikut berpartisipasi dan berkompetisi dalam proses yang telah ditetapkan oleh Pemerintah dalam rangka memperoleh konsesi jalan tol secara fair sesuai dengan peraturan dan kaidah-kaidah etika bisnis yang berlaku.

6. TERHADAP KREDITUR/INVESTOR

a. Menyediakan keterbukaan informasi yang aktual dan prospektif diantaranya melalui ketersediaan informasi seperti saham Perseroan (JSMR) antara lain di website Perseroan, Laporan Tahunan Perseroan, Paparan Publik dan Media Massa.

b. Melaksanakan kewajiban Perseroan kepada Kreditur/Investor secara tepat waktu.

c. Melaksanakan hak/kewajiban yang telah disepakati bersama secara konsisten.

7. TERHADAP MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN

SEKITAR

a. Pelaksanaan Program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dikembangkan dan dilaksanakan ke arah peningkatan kualitas hidup masyarakat di sekitar jalan tol Perseroan, dengan fokus utama kepada Program Kemitraan, Bantuan Pendidikan dan Kesenian, Bantuan Kesehatan, Fasilitas Ibadah, dan Pendidikan terkait lalu lintas.

c. Advertisement in two (2) national newspapers at the time nearing Hari Raya concerning the Company’s commitment to not receiving and giving gifts.

d. Selection of business partners having the same values and business ethics as the Company’s.

e. Carrying out of the agreed rights/obligations consistently.

5. TO COMPETITORS

Constantly carrying out healthy and ethical competition principles, among others by participating and competing in the process decided by the Government in winning toll road concessions fairly in accordance with prevailing rules and regulations along with existing business ethics principles.

6. TO CREDITORS/INVESTORS

a. Disclosing actual and prospective information on among others the Company’s shares (JSMR) by means of among others the Company’s website, annual report, public expose and mass media.

b. Carrying out the Company’s obligation to the creditors/investors in a timely fashion.

c. Carrying out the agreed rights/obligations consistently.

7. TO SURROUNDING COMMUNITY AND

ENVIRONMENT

a. Implementation of Corporate Social Responsibility (CSR) programs developed and carried out towards the improvement of the life quality of the people living in the Company’s toll road surroundings, while focusing mainly on Partnership Program, Education and Art Assistance, Health Assistance, Religious Facilities, and Education related to traffic.



260 261




Selama tahun 2011, tidak ada transaksi material yang mengandung benturan kepentingan dan transaksi dengan pihak afiliasi.

Perseroan terus melaksanakan penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik secara konsisten dan berkesinambungan dalam melaksanakan pengelolaan Perseroan. Dalam menjalankan bisnisnya, Perseroan senantiasa dituntut untuk melaksanakannya dengan penuh amanah, transparan dan akuntabel, serta senantiasa memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku di Perseroan dalam menjalankan kegiatan usahanya.

During the year 2011, the Company did not have any conflict of interest transaction nor related parties transaction.

The Company continues to carry out the implementation of Good Corporate Governance principles consistently and sustainably in the management of the Company. In carrying out its business, the Company is constantly demanded to be trustworthy, transparent and accountable, while always complying with the Company’s rules and regulations.

Transaksi yang Mengandung Benturan Kepentingan dan Transaksi dengan Pihak AfiliasiConflict of Interest and Related Parties Transactions

Pengungkapan Mengenai Whistleblowing SystemDisclosure on Whistleblowing System

sesuai standar profesional akuntan publik dan perjanjian kerja serta ruang lingkup audit yang telah ditetapkan.

Selain audit terhadap laporan keuangan, lingkup kerja Eksternal Auditor juga mencakup konsultasi terhadap Laporan Manajemen, Laporan Kepatuhan, Pengendalian Internal dan Laporan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).

has completed its duties independently in accordance with professional standard for public accountant and work agreement along with the agreed scope of audit.

Apart from auditing financial report, the scope of work of the External Auditor also includes the consultation on Management Report, Compliance Report, Internal Control and PKBL (Partnership and Community Development Program) Report.

Violation of Good Corporate Governance principles, ethical values, as well as the Company’s rules and regulations must be avoided by all Jasa Marga Individuals. Therefore, as the realization of the Company’s commitment to providing the system to enforce the principles of Good Corporate Governance to create clean and responsible working environment, the Company has designed and implemented Whistleblowing System in order to provide opportunity to the entire Jasa Marga Individuals along with other external parties to be able to submit report on alleged violation of the Good Corporate Governance principles, along with the ethical values applied in the Company, based on accountable evidences accompanied by good will for the interest of the Company.

The Company’s Whistleblowing System is managed professionally by Whistleblowing Commission, assisted by Administration Management of Whistleblowing System, particularly on reporting/disclosure administration. The existence of Whistleblowing System is expected to avoid and detect potential misconducts in the Company.

Whistleblowing System is a reporting system on violation as a means of encouraging employees’ and public’s participation as well as giving them more courage to avoid and identify violations, misconduct and corruption by reporting it to the parties that are to deal with the issues within a company/organization.

The regulation and implementation of the Whistleblowing System will be evaluated and socialized continuously to all Jasa Marga Individuals, and will be updated/improved periodically in order to make continuous improvement in accordance with the development of the Company’s business.

Pelanggaran terhadap prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik, nilai-nilai etika, serta peraturan perundang-undangan yang berlaku di Perseroan adalah hal yang harus dihindari oleh seluruh Insan Jasa Marga. Oleh karena itu, sebagai wujud komitmen Perseroan untuk menyediakan sistem bagi penegakan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik, sehingga menciptakan situasi kerja yang bersih dan bertanggung jawab, Perseroan menyusun dan menerapkan Sistem Pelaporan Pelanggaran dalam rangka memberikan kesempatan kepada segenap Insan Jasa Marga dan pihak eksternal lainnya untuk dapat menyampaikan laporan mengenai dugaan pelanggaran terhadap prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik, serta nilai-nilai etika yang berlaku kepada Perseroan, berdasarkan bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan serta dengan niat baik untuk kepentingan Perseroan.

Sistem Pelaporan Pelanggaran Perseroan dikelola secara profesional oleh Komisi Pelaporan Pelanggaran, yang dibantu oleh Pengelola Administrasi Sistem Pelaporan Pelanggaran, khususnya mengenai administrasi pengaduan/penyingkapan. Dengan adanya Sistem Pelaporan Pelanggaran, maka diharapkan dapat mencegah dan mendeteksi potensi terjadinya pelanggaran di Perseroan.

Peraturan dan penerapan terhadap Sistem Pelaporan Pelanggaran ini akan disosialisasikan dan dievaluasi secara berkelanjutan kepada seluruh Insan Jasa Marga, dan secara berkala akan dilaksanakan pemutakhiran/penyempurnaan Sistem Pelaporan Pelanggaran ini dalam rangka perbaikan berkelanjutan sesuai dengan perkembangan bisnis Perseroan.



Tahun Year Kantor Akuntan Publik Public Accountant Firm Kontrak Contract*

Rp

2008 HLB Hadori Sugiarto Adi & Rekan 1.162.194.750

2009 HLB Hadori Sugiarto Adi & Rekan 858.000.000



*sudah termasuk PPN dan tidak termasuk Out of Pocket Expenses/OPE*including value added tax and excluding Out of Pocket Expenses/OPE

262

TATA KELOLA PERUSAHAAN



263


LANDASAN PENYUSUNAN WHISTLEBLOWING SYSTEM

Berikut adalah hal-hal yang menjadi landasan bagi Perseroan untuk menyusun sistem Whistleblowing di dalam Perseroan:1. Keinginan Perseroan untuk terus

menegakkan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik di seluruh lingkungan Perseroan, khususnya yang berkaitan dengan integritas dan transparansi.

2. Sebagai komitmen Perseroan untuk menyediakan media bagi penegakan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik, sehingga menciptakan situasi kerja yang bersih dan bertanggungjawab.

3. Sebagai salah satu alat yang ampuh dalam mencegah dan mendeteksi potensi terjadinya pelanggaran di Perseroan.

Maksud, Tujuan dan Manfaat Penyusunan Whistleblowing System untuk Perseroan1. Tersedianya cara penyampaian informasi

penting dan kritis bagi Perseroan kepada pihak yang harus segera menanganinya secara aman.

2. Tersedianya mekanisme deteksi dini (early warning system).

3. Tersedianya kesempatan untuk menangani masalah pelanggaran secara internal terlebih dahulu, sebelum meluas menjadi masalah pelanggaran yang bersifat publik.

4. Timbulnya keengganan untuk melakukan pelanggaran (pengawasan oleh semua pihak).

Saat ini Perseroan telah mempunyai Pedoman Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System) melalui Keputusan Direksi No. 195/KPTS/2011 tertanggal 15 Desember 2011, tentang Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System), yang mengatur tentang penerapan Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System) di Perusahaan, yang meliputi antara lain tentang jenis pelanggaran, mekanisme pelaporan pelanggaran yang terjadi di Perseroan, beserta sanksi atas pelanggaran.

THE BASIS OF DESIGNING WHISTLEBLOWING SYSTEM

Following are the basis used by the Company in designing its Whistleblowing System:1. The Company’s willingness to continue

to enforce Good Corporate Governance principles within the entire Company, particularly in relation to integrity and transparency.

2. The Company’s commitment to providing means for the enforcement of Good Corporate Governance principles, thus creating clean and responsible work situation.

3. One of the powerful tools in avoiding and detecting potential violations in the Company.

Objectives, Purposes and Benefits of Whistleblowing for the Company1. Providing the means of submitting

important and critical information for the Company to the parties that that is required deal with the issues securely.

2. Making available of early warning system mechanism.

3. Providing opportunity to first deal with the issues of misconduct internally prior to becoming public violation.

4. Creating reluctance to commit any violations (supervision by all parties).

Currently the Company has had Guidelines for Whistleblowing System based on the Decision of the Directors No. 195/KPTS/2011 dated 15 December 2011 on Whistleblowing System, which regulates the implementation of Whistleblowing System in the Company, and consists of among others types of misconducts, whistleblowing mechanism taking place in the Company, sanctions for misconducts.


264 265

DATA PERUSAHAAN CORPORATE DATA



1. AGOES WIDJANARKO Komisaris Utama Chairman

2. IRJEN. POLISI (Purn.) MICHAEL DENDRON PRIMANTO Komisaris Independen

Independent Commissioner

3. IBNU PURNA Komisaris Commissioner

4. MAYJEN. (Purn). SAMSOEDIN Komisaris Independen Independent Commissioner

5. AKHMAD SYAKHROZA Komisaris Commissioner

6. JOYO WINOTO Komisaris Commissioner

PROFIL DEWAN KOMISARISPROFILE OF THE BOARD OF COMMISSIONERS

AGOES WIDJANARKOKOMISARIS UTAMA

CHAIRMAN

Lahir pada tanggal 09 Agustus 1954. Saat ini juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Kementrian Pekerjaan Umum (2008-Sekarang), Komisaris Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (2007-Sekarang). Sebelumnya menjabat sebagai Direktur Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum (2005-2008), Staf Ahli Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) Bidang Sosial Budaya dan Peran Masyarakat (2003-2005) dan Direktur Pembiayaan Perumahan, Direktorat Jenderal Permukiman, Departemen Kimpraswil (2001-2003). Meraih gelar S1 Teknik Sipil Bidang Konstruksi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, sedangkan S2 bidang Infrastructure Planning dari University Stuttgart, Jerman Barat. Diangkat menjadi Komisaris Utama berdasarkan Keputusan RUPSLB tanggal 30 Januari 2012.

He was born on 09 August 1954. At the moment, he is the Secretary General of the Ministry of Public Works. (2008-present), Chairman of PT Wijaya Karya (persero) Tbk. (2007-present), Director General of Cipta Karya, Ministry of Public Works (2005-2008), Expert Staff of Minister of Settlement and Regional Infrastructure for Social Culture and Community Role (2003-2005) and Director of Housing Fund, Directorate General of Settlement, Department of Settlement and Regional Infrastructure (2001-2003). He acquired his bachelor’s degree in civil engineering from Sepuluh Nopember Institute of Technology, Surabaya and master’s degree in Infrastructure Planning from University of Stuttgart, West Germany. He was appointed Chairman based on the Resolution of EGMS on 30 January 2012.

IBNU PURNAKOMISARIS

COMMISSIONER

Lahir pada tanggal 07 September 1954. Saat ini juga menjabat sebagai Wakil Sekretaris Kabinet (2011-Sekarang). Sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Kementerian Sekretaris Negara (2010) dan Deputi Menteri Sekretaris Negara Bidang Dukungan Kebijakan (2007-2010). Meraih gelar S1 Ekonomi dari Universitas Airlangga Surabaya, sedangkan S2 Master of Arts dari University of Flinders, Australia. Diangkat menjadi Komisaris berdasarkan Keputusan RUPSLB tanggal 30 Januari 2012.

He was born on 07 September 1954. At the moment he is also Deputy Cabinet Secretary (2011-present). He was previously Secretary of the Ministry of the State Secretariat (2010) and Deputy Minister of the State Secretariat for Policy Support (2007-2010). He acquired his bachelor’s degree in Economy from Airlangga University, Surabaya and Master of Arts from University of Flinders, Australia. He was appointed Commissioner based on the Resolution of EGMS on 30 January 2012.

KRONOLOGIS PENCATATAN SAHAM DAN EMISI OBLIGASI JASA MARGA KANTOR CABANG DAN ANAK PERUSAHAAN LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PROFESICHRONOLOGY OF JASA MARGA SHARES LISTING AND BONDS ISSUANCE BRANCH OFFICES AND SUBSIDIARIES INSTITUTIONS AND SUPPORTING PROFESSIONALSIDENTITAS PERSEROAN STRUKTUR ORGANISASI CORPORATE IDENTITY ORGANIZATIONAL STRUCTURE

PROFIL DEWAN KOMISARIS PROFIL DIREKSI PEJABAT JASA MARGA KOMPOSISI KEPEMILIKAN SAHAMPROFILE OF THE BOARD OF COMMISSIONERS PROFILE OF THE DIRECTORS JASA MARGA KEY PERSONNEL SHARE OWNERSHIP COMPOSITION

1 2 4356

266 267




AKHMAD SYAKHROZAKOMISARIS

COMMISSIONER

Lahir pada tanggal 30 November 1963. Saat ini menjabat sebagai Deputi Pengendalian Keuangan (BPMIGAS) (Agustus 2011-sekarang) dan menjabat sebagai Anggota Badan Supervisi Bank Indonesia (Maret 2010-sekarang). Pernah menjabat sebagai Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (2009-2011), Kepala Pusat Pengembangan Akuntansi FEUI (2002-Juli 2009), Tenaga Ahli Badan Pemeriksa Keuangan RI (2005-2007) dan Penasehat Ekonomi & Investasi Gubernur Provinsi Lampung (2006). Saat ini juga sebagai Staff Pengajar Tetap Fakultas Ekonomi Unversitas Indonesia pada Program S1, S2 dan S3 (1986-sekarang) dan Guru Besar Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (2004-sekarang). Sebelumnya pernah berkarir di Citibank Jakarta (1989-1990), Bimantara Group (1988-1989) dan Kantor Akuntan Publik Amir Abadi Jusuf (1986-1988). Meraih gelar S1 Akuntansi dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (1987), S2 bidang Accounting, Finance and Information System dari Cleveland State University, Ohio, USA (1991), S3 bidang Organization Behavior and Management Accounting dari Faculty of Business and Public Management dari Edith Cowan University, Perth, Australia (2002). Diangkat menjadi Komisaris berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara BUMN No. 33/MBU/2006 tanggal 14 Maret 2006 yang diperpanjang berdasarkan Keputusan RUPSLB tanggal 17 Maret 2011 dan RUPST tanggal 14 Juni 2011. Diangkat kembali menjadi Komisaris berdasarkan Keputusan RUPSLB tanggal 30 Januari 2012.

He was born on 30 November 1963. He is currently Deputy Financial Control (BPMIGAS) (since August 2011) and Member of the Supervisory Board of Bank Indonesia (since March 2010). He was previously Expert Staff for the Minister of Energy and Mineral Resources (2009-2011), Head of Accountancy Development Center of Economic Faculty of University of Indonesia (2002-July 2009), Expert Staff of National Auditing Agency (2005-2007) and Advisor on Economy and Investment to Governor of Bengkulu Province (2006). At present he is also lecturer at Economic Faculty of University of Indonesia for bachelor, master and doctoral programs (since 1986) and professor of Economic Faculty of University of Indonesia (since 2004). He previously worked at Citibank Jakarta (1989-1990), Bimantara Group (1988-1989) and Public Accountant Amir Abadi Jusuf (1986-1988). He earned his bachelor’s degree in Accounting from Faculty of Economics of University of Indonesia (1987), master’s degree in Accounting, Finance and Information System from Cleveland State University, Ohio, USA (1991), and doctoral degree in Organizational Behavior and Management Accounting from the Faculty of Business and Public Management of Edith Cowan University, Perth, Australia (2002). He was appointed Commissioner based on the Decision Letter of the State Minister for SOEs No. 33/MBU/2006 dated 14 March 2006 and the period of service was extended based on the Resolution of EGMS on 17 March 2011 and AGMS on 14 June 2011. He was reappointed Commissioner based on the Resolution of EGMS on 30 January 2012.

JOYO WINOTOKOMISARIS

COMMISSIONER

Lahir pada tanggal 16 November 1961. Saat ini menjabat Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (Juli 2005-sekarang). Sebelumnya menjabat Direktur Pangan, Pertanian, dan Pengairan Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) Republik Indonesia; Kepala Biro Pangan, Pertanian dan Pengairan Bappenas; dan Kepala Biro Kerjasama Ekonomi Luar Negeri Bappenas. Saat ini masih aktif sebagai Direktur Senior Brighten Institute Bogor, dan sebagai Dosen di Institut Pertanian Bogor. Meraih gelar PhD (Ekonomi Politik Sumber Daya dan Wilayah) dari Department of Resource Development, Michigan State University, USA (1995). Diangkat menjadi Komisaris berdasarkan Keputusan RUPSLB tanggal 09 Januari 2008.

He was born on 16 November 1961. At present, he is Head of National Land Authority of the Republic of Indonesia (July 2005-present). Hi is also Senior Director of Brighten Institute Bogor and lecturer at Institut Pertanian Bogor (Bogor Agricultural Institute). His previous posts were Director of Food, Agriculture and Irrigation of National Development Planning Agency of the Republic of Indonesia (Bappenas); Head of Bureau of Food, Agriculture and Irrigation of Bappenas; and Head of Bureau of Foreign Economic Cooperation Bureau of Bappenas. He acquired his PhD from Department of Resource Development, Michigan State University, USA (1995). He was appointed Commissioner based on the Resolution of EGMS on 09 January 2008.

MAYJEN (PURN.) SAMSOEDINKOMISARIS INDEPENDEN

INDEPENDENT COMMISSIONER

Lahir pada tanggal 21 Agustus 1942. Karier militer penting sebelumnya pernah sebagai Koordinator Staf Ahli KASAD (1996), Kepala Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Darat (1995), Komandan Pusat Kesenjataan Artileri AD (1993), Komandan Resort Militer 162 Kodam Udayana (1988), Komandan Pusat Pendidikan Artileri AD (1985), Komandan Resimen dari ARMED 2 KOSTRAD (1983) dan Komandan Distrik Militer, Komandan Batalion ARMED. Pernah menjadi Komisaris PT Telekomindo Prima Bhakti (2000), Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (1997-1999) serta Widyaiswara Utama Lemhanas (1996). Meraih gelar sarjana di bidang Administrasi Negara (1995) dan magister manajemen dari Universitas Philipina (UPI) (1996). Diangkat menjadi Komisaris Independen berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara BUMN No. 33/MBU/2006 tanggal 14 Maret 2006 yang diperpanjang berdasarkan Keputusan RUPSLB tanggal 17 Maret 2011 dan RUPST tanggal 14 Juni 2011. Diangkat kembali menjadi Komisaris Independen berdasarkan Keputusan RUPSLB tanggal 30 Januari 2012.

He was born on 21 August 1942. His military career includes the posts of Army Chief of Staff Coordinator Advisor (1996), Head of Army Research and Development (1995), Commander of Artillery Center (1993), Commander of Military Resort 162 Kodam Udayana (1988), Commander of Artillery Training and Education Center (1985), Commander of Regiment ARMED 2 KOSTRAD (1983) and Commander of Military District, Battalion Commander of the ARMED. He was Commissioner of PT Telekomindo Prima Bhakti (2000), member of the House of Representatives of the Republic of Indonesia (1997-1999) and Widyaiswara Utama (Senior Lecturer) at National Resilience Institute (1996). He holds a bachelor’s degree in State Administration (1995) and master’s degree in Management from University of the Philippines (1996). He was appointed Independent Commissioner based on the Decision Letter of the State Minister for SOEs No. 33/MBU/2006 dated 14 March 2006 and the period of service was extended based on the Resolution of EGMS on 17 March 2011 and AGMS on 14 June 2011. He was reappointed Independent Commissioner based on the Resolution of EGMS on 30 January 2012.

IRJEN POLISI (PURN.) MICHAEL DENDRON PRIMANTO

KOMISARIS INDEPENDEN INDEPENDENT COMMISSIONER

Lahir pada tanggal 29 September 1949. Diangkat menjadi Anggota Komisaris pada tahun 2007. Beliau adalah Purnawirawan POLRI dengan jabatan terakhir sebagai Gubernur Akademi Kepolisian di Semarang dengan pangkat Inspektur Jenderal Polisi. Lulus dari Akademi Kepolisian tahun 1973 dan lulus dari Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) tahun 1981, Sekolah Staf & Pimpinan POLRI (Sespimpol) di Lembang Jawa Barat (1985-1986), Sekolah Staf & Komando Gabungan ABRI (Seskogab) di Bandung, Jawa Barat (1995-1996). Karirnya di Kepolisian termasuk Kapolda Lampung (2002) dan Kapoltabes Medan (1996). Meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Negeri Lampung tahun 2000 dan gelar Magister Hukum dari Universitas Negeri Lampung tahun 2001. Sejak 2010 menjabat sebagai Ketua Komite Audit Jasa Marga. Diangkat menjadi Komisaris Independen berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara BUMN No. RIS-292/D.VI.MBU/2007 tanggal 12 September 2007.

He was born on 29 September 1949. He was assigned Commissioner in 2007. He has retired from the National Police and his last position was Governor of Police Academy in Semarang with the rank of Police Inspector General. He graduated from the Police Academy in Semarang in 1973 and from the College of Police Science (PTIK) in 1981. He joined the School of Police Staff & Leadership (Sespimpol) in Lembang, West Java (1985-1986) and the Joint Forces Command (Seskogab) in Bandung, West Java (1995-1996). His career in the Police force includes Chief of Lampung Regional Police (2002) and Head of Medan City Police (1996). He earned his bachelor’s degree in Law (2000) and master’s degree in Law (2001) both from State University of Lampung. Since 2010, he was appointed Chairman of Jasa Marga Audit Committee. He was appointed Independent Commissioner based on the Decision Letter of the State Minister for SOEs No. RIS-292/D.VI.MBU/2007 dated 12 September 2007.



268 269




1. ADITYAWARMAN Direktur Utama President Director/CEO

2. ABDUL HADI HS. Direktur Pengembangan Usaha Business Development Director

3. MUH NAJIB FAUZAN Direktur Sumber Daya Manusia & Umum Human Capital & General Affairs Director

4. REYNALDI HERMANSJAH Direktur Keuangan Finance Director

5. HASANUDIN Direktur Operasi Operation Director

PROFIL DIREKSIPROFILE OF THE BOARD OF DIRECTORS

ADITYAWARMANDIREKTUR UTAMA

PRESIDENT DIRECTOR

Lahir pada tanggal 25 Oktober 1955, bergabung dengan Jasa Marga tahun 1983. Sebelumnya menjabat sebagai Direktur Operasi Jasa Marga (2008-2012). Beliau juga pernah menjabat Komisaris PT Citra Waspphutowa (2006-2008), Komisaris Utama PT Citra Margatama Surabaya (2002-2009), Direktur Operasi & Pengembangan Usaha PT CMNP (2002-2007), Direktur Operasi PT CMNP (2000-2002), Komisaris PT CMNP (1998-2000), Kepala Cabang Cawang-Tomang-Cengkareng (1997-2000), Kepala Cabang Jagorawi (1993-1997), Kepala Sub Divisi Peralatan Operasi Tol (1989-1993), Kepala Sub Divisi Manajemen Lalin dan Peralatan Tol (1988-1989), Kepala Bagian Peralatan Pengaturan Lalin dan Tol (1984-1988), Pgs. Kepala Bagian Operasi (1983-1984), Staf Sub Divisi Pengelolaan (1983). Menyelesaikan gelar S1 Fakultas Teknik Sipil Universitas Diponegoro dan S2 Magister Management Universitas Trisakti. Diangkat sebagai Direktur Utama berdasarkan Keputusan RUPSLB tanggal 30 Januari 2012.

Born on 25 Oktober 1955, he was previously Operation Director of Jasa Marga (2008-2012). He started his career at Jasa Marga in 1983. His previous experiences also include Commissioner of PT Citra Waspphutowa (2006-2008), President Commissioner of PT Citra Margatama Surabaya (2002-2009), Operation & Business Development Director of PT CMNP (2002-2007), Operation Director of PT CMNP (2000-2002), Commissioner of PT CMNP (1998-2000), Cawang-Tomang-Cengkareng Branch Manager (1997-2000), Jagorawi Branch Manager (1993-1997), Head of Toll Operational Equipment Sub Division (1989-1993), Head of Traffic Management and Toll Equipment Sub Division (1988-1989), Head of Toll and Traffic Management Equipment Department (1984-1988), Acting Head of Operation Department (1983-1984), and Staff of Management Sub Division (1983). He acquired his bachelor’s degree in Civil Engineering from Diponegoro University and master’s degree in Management from Trisakti University. He was appointed President Director/CEO based on the Resolution of EGMS on 30 January 2012.



1 2 345

270 271




HASANUDINDIREKTUR OPERASIONAL

OPERATION DIRECTOR

Lahir pada tanggal 26 September 1963. Bergabung dengan Jasa Marga tahun 1988. Sebelumnya menjabat sebagai Kepala Divisi Pemeliharaan (2006-2012), Komisaris PT Marga Mandala Sakti (2008-2010), dan Pemimpin Proyek Pembangunan Jalan Tol Cipularang (2004-2005). Gelar S1 Teknik Transportasi, dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya dan Gelar S2 Master Engineering bidang Transportasi, dari University of New South Wales, Sydney, Australia. Diangkat sebagai Direktur Operasi berdasarkan Keputusan RUPSLB tanggal 30 Januari 2012.

He was born on 26 September 1963. He started his career at Jasa Marga in 1988. He was previously Head of Maintenance Division (2006-2012), Commissioner of PT Marga Mandala Sakti (2008-2010) and Cipularang Toll Road Construction Project Manager (2004-2005). He acquired his bachelor’s degree in Transportation Engineering from Sepuluh Nopember Institute of Technology, Surabaya and master’s degree in Transportation Engineering from University of New South Wales, Sydney, Australia. He was appointed Operation Director based on the Resolution of EGMS on 30 January 2012.

ABDUL HADI HS.DIREKTUR PENGEMBANGAN USAHABUSINESS DEVELOPMENT DIRECTOR

Lahir pada tanggal 13 Juni 1957. Bergabung dengan Jasa Marga tahun 1987. Sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama PT Jalantol Lingkarluar Jakarta (2001-2005), Kepala Divisi Pengembangan Investasi (1994-2001), Komisaris PT Bukaka Marga Utama (1995-2001) dan sebagai Ketua Tim Penanaman Modal Jalan Tol (1994-2001). Gelar S1 Teknik Sipil dari Universitas Trisakti (1982) dan Gelar S2 Magister Manajemen Jalur Profesi dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (1992). Diangkat sebagai Direktur Pengembangan Usaha berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara BUMN No. 32/MBU/2006 tanggal 14 Maret 2006 yang diperpanjang berdasarkan Keputusan RUPSLB tanggal 17 Maret 2011 dan RUPST tanggal 14 Juni 2011. Diangkat kembali menjadi Direktur Pengembangan Usaha berdasarkan Keputusan RUPSLB tanggal 30 Januari 2012

Born on 13 June 1957, he started his career at Jasa Marga in 1987. He was previously President Director of PT Jalantol Lingkarluar Jakarta (2001-2005), Head of Investment Development Division (1994-2001), Commissioner of PT Bukaka Marga Utama (1995-2001) and Head of Toll Road Investment Team of Jasa Marga (1994-2001). He got his bachelor’s degree in Civil Engineering from Trisakti University in 1982 and master’s degree in Management-Professional Track from Faculty of Economy of University of Indonesia in 1992. He was appointed Business Development Director based on the Decision Letter of the State Minister for SOEs No. 32/MBU/2006 dated 14 March 2006 and the period of service was extended based on the Resolution of EGMS on 17 March 2011 and AGMS on 14 June 2011. He was reappointed Business Development Director based on the Resolution of EGMS on 30 January 2012.

REYNALDI HERMANSJAHDIREKTUR KEUANGAN

FINANCE DIRECTOR

Lahir pada tanggal 16 Mei 1967. Menjabat sebagai Direktur Keuangan sejak 2006. Meraih gelar dari Universitar Trisakti dan memiliki pengalaman selama 15 tahun di bidang investasi dan pasar modal di sektor keuangan. Karirnya dimulai tahun 1991 di Nomura Securities dan setelah itu menjabat di beberapa tempat yaitu Mees Pierson Finas Investment Management, BII Lend Lease Investment Services dan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Sebelum menjabat di Jasa Marga adalah sebagai Presiden Direktur di PT PNM Investment Management pada tahun 2003 sampai 2006. Saat ini memiliki lisensi manajer investasi dari Bapepam (No. KEP-38/PM-PI/1993). Diangkat sebagai Direktur Keuangan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara BUMN No. 32/MBU/2006 tanggal 14 Maret 2006 yang diperpanjang berdasarkan Keputusan RUPSLB tanggal 17 Maret 2011 dan RUPST tanggal 14 Juni 2011. Diangkat kembali menjadi Direktur Keuangan berdasarkan Keputusan RUPSLB tanggal 30 Januari 2012.

He was born on 16 May 1967. He was appointed Finance Director since 2006. He graduated from Trisakti University and has 15 years of investment and capital market experience in the financial sector. He began his career in 1991 with Nomura Securities. His experience also includes working for Mees Pierson Finas Investment Management, BII Lend Lease Investment Services and Indonesian Bank Restructuring Agency (BPPN). Prior to being assigned at Jasa Marga, he was the President Director of PT PNM Investment Management from 2003 until 2006. He presently holds an Investment Manager License from Bapepam (No. KEP-38/PM-PI/1993). He was appointed Finance Director based on the Decision Letter of the State Minister for SOEs No. 32/MBU/2006 dated 14 March 2006 and the period of service was extended based on the Resolution of EGMS on 17 March 2011 and AGMS on 14 June 2011. He was reappointed Finance Director based on the Resolution of EGMS on 30 January 2012.

MUH NAJIB FAUZANDIREKTUR SUMBER DAYA MANUSIA & UMUM

HUMAN CAPITAL & GENERAL AFFAIRS DIRECTOR

Lahir pada tanggal 02 Juni 1960. Bergabung dengan Jasa Marga pada tahun 1990. Saat ini juga menjabat sebagai Komisaris PT Marga Nujyasumo Agung (2009-sekarang). Sebelumnya menjabat sebagai Kepala Biro Perencanaan Perusahaan (2006-2012), Ketua Tim IPO Jasa Marga (2006), Ketua Tim Penerbitan Obligasi Jasa Marga Seri P (2003) dan Ketua Tim Penerbitan Obligasi Jasa Marga Seri O (2002). Gelar S1 Teknik Sipil dari Institut Teknologi Bandung dan Gelar S2 Magister Teknik Jalan Raya dari Institut Teknologi Bandung. Diangkat sebagai Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum berdasarkan Keputusan RUPSLB tanggal 30 Januari 2012

He was born on 02 June 1960. He joined Jasa Marga in 1990. At present, he is also Commissioner of PT Marga Nujyasumo Agung (2009-present). Previously, he was Head of Corporate Planning Bureau (2006-2012), Head of Jasa Marga IPO Team (2006), Head of Jasa Marga Bond Series P Issuance Team (2003) and Head of Jasa Marga Bond Series O Issuance Team (2002). He acquired his bachelor’s degree in Civil Engineering from Bandung Institute of Technology and master’s degree in Highway Engineering from Bandung Institute of Technology. He was appointed Human Capital and General Affairs Director based on the Resolution of EGMS on 30 January 2012.



272 273




PEJABAT JASA MARGAJASA MARGA KEY PERSONNEL

Nama Name Jabatan Position

Hendro Atmojo Kepala Cabang Jagorawi Jagorawi Branch Manager

Subakti Syukur Kepala Cabang Cawang-Tomang-Cengkareng Cawang-Tomang-Cengkareng Branch Manager

Budi Pramono Kepala Cabang Jakarta-Cikampek Jakarta-Cikampek Branch Manager

Ricky Distawardhana Kepala Cabang Jakarta-Tangerang Jakarta-Tangerang Branch Manager

Hardjono Santoso Kepala Cabang Purbaleunyi Purbaleunyi Branch Manager

Agus Purnomo Kepala Cabang Surabaya-Gempol Surabaya-Gempol Branch Manager

Supratowo Kepala Cabang Semarang Semarang Branch Manager

Roy A. Darwis Kepala Cabang Belmera Belmera Branch Manager

Dadang Sumaryana Kepala Cabang Palikanci Palikanci Branch Manager

Kantor Cabang Branch Office

Nama Name Jabatan Position

Okke Merlina Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary

Djoko Dwijono Kepala Satuan Pengawasan Intern Head of Internal Auditing Unit

Agung Purnomo Kepala Biro Manajemen Mutu dan Risiko Head of Risk and Quality Management Bureau

Unggul Cariawan Kepala Biro Pengembangan Organisasi dan Manajemen Head of Management & Organization Development Bureau

Sutirya Wiriasastra Kepala Unit Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Head of Community Development Program and Partnership Program Unit

Dedi Krisnariawan Sunoto Kepala Divisi Pengembangan Usaha Jalan Tol Head of Toll Road Business Development Division

D. Hari Pratama Kepala Divisi Pengembangan Usaha Lain Head of Other Businesses Development Division

Hestu Budi Husodo Kepala Divisi Teknik Head of Engineering Division

Septerianto Sanaf Kepala Divisi Manajemen Operasi Head of Operation Management Division

Kepala Divisi Pemeliharaan Head of Maintenance Division

Emil Irfan Kepala Biro Manajemen Sumber Daya Manusia Head of Human Resources Management Bureau

Tolu Ismed Arief Kepala Biro Hukum Head of Legal Bureau

Bambang Sancoyo Kepala Biro Umum Head of General Affairs Bureau

M. Sofyan Kepala Biro Perencanaan Perusahaan Head of Corporate Planning Bureau

Syachriani Atim Kepala Biro Keuangan & Akuntansi Head of Accounting & Finance Bureau

Bambang Sulistyo Kepala Biro Teknologi Informasi Perusahaan Head of Corporate Information Technology Bureau

Enkky Sasono A. W. Kepala Unit Jasa Marga Development Center Head of Jasa Marga Development Center Unit




274 275




KOMPOSISI KEPEMILIKAN SAHAMSHARE OWNERSHIP COMPOSITION

Komposisi Kepemilikan Saham Share Ownership Composition

31 Desember 2011 31 December 2011

Pemegang Saham Jumlah Pemegang Saham Jumlah Saham %Shareholder NumberofShareholders NumberofShares %

PEMERINTAH RI GOI

Saham Dwi Warna Dwi Warna Shares 1 1

Saham Seri B Series B Shares 1 4.759.999.999

Jumlah Total 2 4.760.000.000 70,000%

PEMODAL NASIONAL DOMESTIC

Perorangan Individual/Retail 9.626 105.997.997 1,559%

LBG/BDN Usaha Institution 257 462.510.603 6,802%

Reksadana Mutual Fund 88 430.371.764 6,329%

Jumlah Total 9.971 998.880.364 14,689%

PEMODAL ASING FOREIGN

Jumlah Total 196 1.041.119.636 15,311%

TOTAL TOTAL 10.169 6.800.000.000 100,000%

Perorangan LBG/BDN Usaha Reksadana Pemodal Asing Individual/Retail Institution Mutual Fund Foreign

Komposisi Kepemilikan Saham Share Ownership Composition


1,59%

6,80%6,32%

15,31%15 %

10 %

5%



276 277




Sepuluh Pemegang Saham Terbesar Ten Largest Shareholders


No Nama Jumlah Saham %No Name NumberofShares %

1 NEGARA REPUBLIK INDONESIA 4.760.000.000 70,0000

2 MORGAN STANLEY & CO INTL PLC - IPB CLIENT ACCOUNT 134.289.500 1,9748

3 PT JAMSOSTEK (PERSERO) - JHT 85.833.500 1,2623

4 JPMORGAN CHASE BANK NA RE NON-TREATY CLIENTS - 2157804006 85.141.500 1,2521

5 PT AIA FINL - UL EQUITY 78.000.000 1,1471

6 PT JAMSOSTEK (PERSERO) - NON JHT 55.293.000 0,8131

7 RD BNP PARIBAS EKUITAS - 897634000 42.714.500 0,6282

8 MELLON BANK NA S/A FOR PUBLIC EMPLOYEE RETIREMENT SYSTEM OF IDAHO 41.000.000 0,6029

9 REKSA DANA SCHRODER DANA PRESTASI PLUS 90829.40.00 38.295.000 0,5632

10 SCHRODER DANA ISTIMEWA 31.930.500 0,4696

Kepemilikan Saham Komisaris, Direksi dan Karyawan Share Ownership of Commissioners, Directors and Employees

31 Januari 2011 31 January 2011

No Nama Jabatan Jumlah Saham %No Name Position NumberofShares %

1 Agoes Widjanarko Komisaris Utama 80.000 0,0012

Chairman

2 Adityawarman Direktur Utama 134.500 0,0020

President Director/CEO

3 Hasanudin Direktur Operasi 8.500 0,0001

Operation Director

4 Abdul Hadi Hs. Direktur Pengembangan Usaha 260.500 0,0038

Business Development Director

5 Reynaldi Hermansjah Direktur Keuangan 489.000 0,0072

Finance Director

6 Muh Najib Fauzan Direktur Sumber Daya Manusia & Umum 107.500 0,0016

Human Capital & General Affairs Director

1.080.000 0,0159

KRONOLOGIS PENCATATAN SAHAM DAN EMISI OBLIGASI JASA MARGACHRONOLOGY OF JASA MARGA SHARES LISTING AND BONDS ISSUANCE

Kronologis Pencatatan Saham Jasa Marga The Chronology of Jasa Marga Shares Listing

01 November 2007 Pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK.

01 November 2007 Effective date of BAPEPAM-LK registration statement.

12 November 2007 Pencatatan di Bursa Efek Indonesia.

12 November 2007 Shares Listing on Indonesia Stock Exchange.

13 Oktober 2007-12 Januari 2009 Program Buyback.

13 October 2007-12 January 2009 Buyback Program.

No Nama Jumlah Saham %No Name NumberofShares %

1 Karyawan Employees Jumlah Total 29.914.919 0,4400



278 279




Kronologis Pencatatan Obligasi Jasa Marga The Chronology of Jasa Marga Bonds Issuance

Obligasi Jumlah (Rp Juta) Tenor (Tahun) Tgl Penerbitan Tgl Jatuh Tempo Peringkat StatusBonds Par Value Tenor (Year) Issuance Date Maturity Date Rating Status (Rp Million)

Jasa Marga I (A) 23,718 5 11-03-1983 11-03-1988 Lunas Paid

Jasa Marga II/1 (B) 40,000 5 31-10-1983 31-10-1988 Lunas Paid

Jasa Marga II/2 (C) 20,000 5 06-02-1984 06-02-1989 Lunas Paid

Jasa Marga II/2 (D) 20,000 5 05-03-1984 05-03-1989 Lunas Paid

Jasa Marga II/2 (E) 20,000 5 31-03-1984 31-03-1989 Lunas Paid

Jasa Marga III/1 (F/1) 40,000 5 28-12-1984 28-12-1989 Lunas Paid

Jasa Marga III/2 (F/2) 30,000 5 01-03-1985 01-03-1990 Lunas Paid

Jasa Marga IV/1 (G/1) 40,000 5 27-12-1985 27-12-1990 Lunas Paid

Jasa Marga IV/2 (G/2) 60,000 5 24-03-1986 24-03-1991 Lunas Paid

Jasa Marga V/1 (H) 60,000 5 06-07-1987 06-07-1992 Lunas Paid

Jasa Marga V/2 (I) 40,000 5 19-11-1987 19-11-1992 Lunas Paid

Jasa Marga VI/1 (J) 75,000 8 20-6-1988 20-06-1996 Lunas Paid

Jasa Marga VI/2 (K) 50,000 8 01-02-1989 01-02-1997 Lunas Paid

Obligasi Indeks Pendapatan Tahap I 40,000 12 31-07-1989 31-07-2001 Lunas PaidRevenue Indexed Bond Phase I

Obligasi Indeks Pendapatan Tahap II 30,000 12 21-09-1989 21-09-2001 Lunas PaidRevenue Indexed Bond Phase II

Jasa Marga VII (L) 100,000 8 08-06-1990 08-06-1998 Lunas Paid

Jasa Marga VIII (M) 150,000 8 27-03-2000 27-03-2008 idA+ Lunas Paid

Jasa Marga IX (N) 400,000 5 12-04-2002 12-04-2007 Lunas Paid

Jasa Marga X (O) 650,000 8 04-12-2002 04-12-2010 Lunas Paid

Jasa Marga XI (P) 1,000,000 10 10-10-2003 10-10-2013 idAA Blm Lunas Outstanding

JORR I *) 274,260 10 19-11-2003 19-11-2010 Blm Lunas Outstanding

JORR II (A) *) 78,300 10 05-01-2006 05-01-2016 Blm Lunas Outstanding

JORR II (B) *) 78,300 12 05-01-2006 05-01-2018 Blm Lunas Outstanding

JORR II (C) *) 104,400 15 05-01-2006 05-01-2021 Blm Lunas Outstanding

Jasa Marga XII (Q) 1,000,000 10 06-07-2006 06-07-2016 idAA Blm Lunas Outstanding

Jasa Marga XIII (R) 1,500,000 10 06-21-2007 06-21-2017 idAA Blm Lunas Outstanding

Jasa Marga XIV (JM-10) 1,000,000 10 10-12-2010 10-12-2020 idAA Blm Lunas Outstanding

Jasa Marga I (JM-10) 500,000 3 10-12-2010 10-12-2013 idAA Blm Lunas Outstanding

*) Tidak Dicatatkan Non Listed



279

CORPORATE DATA



LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANGINSTITUTIONS AND SUPPORTING PROFESSIONALS

AKUNTAN PUBLIKPUBLIC ACCOUNTANT

HLB Hadori Sugiarto Adi & Rekan (dahulu HLB Hadori & Rekan)Wisma Staco Lantai 3 Suite D

Jln. Casablanca Kav. 18Jakarta 12870

Tel.: 62-21 831 7046-48Fax.: 62-21 831 7050

BIRO ADMINISTRASI EFEK (BAE)SECURITIES ADMINISTRATION AGENCY

PT Datindo EntrycomPuri Datindo - Wisma SudirmanJln. Jend. Sudirman Kav. 34-35

Jakarta 10220Tel.: 62-21 570 9009Fax.: 62-21 570 9026

PERUSAHAAN PEMERINGKATRATING AGENCY

PT Pemeringkat Efek IndonesiaPanin Tower Senayan City 17th Floor

Jln. Asia Afrika Lot 19Jakarta 10720

Tel.: 62-21 7278 2380Fax.: 62-21 7278 2370

280 281




KANTOR PUSATHEAD OFFICE

Plaza Tol Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta 13550Tel.: 62 21 841 3526/3630 Fax.: 62 21 840 1533, 841 3540

e-mail: [email protected] Webiste: www.jasamarga.com

KANTOR CABANGBRANCH OFFICE

JASA MARGA TRAFFIC INFORMATION CENTER:62-21 8088 0123

CABANG JAKARTA-TANGERANGJAKARTA-TANGERANG BRANCHPlaza Tol TangerangJln. Raya Serpong, Tangerang, Banten 15001Jawa BaratTel.: 62 21 5575 3904/6237Fax.: 62 21 5575 4029e-mail: [email protected]

CABANG PALIKANCI PALIKANCI BRANCHJln. Jend. Sudirman No. 138, CipernaCirebon 45171Tel.: 62 231 489 800, 484 268Fax.: 62 231 483 457e-mail: [email protected]

CABANG PURBALEUNYIPURBALEUNYI BRANCHPlaza Tol PasteurJln. Dr. Djundjunan No. 257, Bandung 40164Tel.: 62 22 200 0867/68Fax.: 62 22 201 1433e-mail: [email protected]

CABANG JAGORAWI JAGORAWI BRANCHJln. Raya Taman Mini Indonesia IndahJakarta 13560Tel.: 62 21 841 3632, 840 0732Fax.: 62 21 840 0055e-mail: [email protected]

CABANG CAWANG-TOMANG-CENGKARENGCAWANG-TOMANG-CENGKARENG BRANCHPlaza Tol Cililitan BesarJln. Cililitan Besar, Jakarta 13510Tel.: 62 21 8088 7227Fax.: 62 21 8088 7228e-mail: [email protected]

CABANG JAKARTA-CIKAMPEKJAKARTA-CIKAMPEK BRANCHJln. Teuku Umar, Sepanjang Jaya, Rawa LumbuBekasi 17114Tel.: 62 21 821 6515, 8243 0045/48Fax.: 62 21 821 6507e-mail: [email protected]

KANTOR CABANG DAN ANAK PERUSAHAANBRANCH OFFICE AND SUBSIDIARIES

CABANG SEMARANGSEMARANG BRANCHPlaza Tol ManyaranJln. Tol Semarang, Semarang 50147Tel.: 62 24 760 6012/14Fax.: 62 24 762 3940e-mail: [email protected]

CABANG SURABAYA-GEMPOLSURABAYA-GEMPOL BRANCHPlaza Tol Kota SatelitJln. Mayjen. SungkonoSurabaya 60189Tel.: 62 31 567 9401/2008Fax.: 62 31 732 9941e-mail: [email protected]

CABANG BELMERABELMERA BRANCHJln. Simpang Tanjung No. 1AMedan 20241Tel.: 62 61 661 1701/2920Fax.: 62 61 661 1055e-mail: [email protected]

ANAK PERUSAHAANSUBSIDIARIES

PT JALANTOL LINGKARLUAR JAKARTAPlaza Tol Jati AsihBekasi 17423Tel.: 62 21 822 3232 Fax.: 62 21 820 5151e-mail: [email protected]

PT MARGA SARANA JABARJln. Bincarung No. 2, Bogor, Jawa BaratTel.: 62 251 837 1310 , 833 3375Fax.: 62 251 834 6232

PT TRANS MARGA JATENGJln. Murbei No. 1Sumur Boto Banyumanik, Semarang, Jawa TengahTel.: 62 24 747 5735Fax.: 62 24 747 5735

PT MARGA KUNCIRAN CENGKARENGRuko Business Park Tangerang City No. A 19Jln. Jend. Sudirman No. 1 CikokolTangerang 15117Tel.: 62 21 5578 2453Fax.: 62 21 5578 2456

PT MARGA TRANS NUSANTARARuko Bidex Blok H. No. 7Jln. Pahlawan Seribu, BSD City, Tangerang Tel.: 62 21 5315 4680Fax.: 62 21 5315 4681

PT MARGA LINGKAR JAKARTAPlaza Pondok Indah 3 Blok B No. 7Jln. T. B. Simatupang, Jakarta

PT MARGA NUJYASUMO AGUNGJln. Pagesangan Baru No. 9, Surabaya Tel.: 62 31 829 7696/32Fax.: 62 31 827 5419

KANTOR JAKARTATel.: 62 21 798 0394/7640Fax.: 62 21 799 4694, 798 0464



282 283






IDENTITAS PERUSAHAANCORPORATE IDENTITYNAMA PERUSAHAANPT Jasa Marga (Persero) Tbk.Berkedudukan di Jakarta

TANGGAL PENDIRIAN01 Maret 1978

DASAR HUKUM PENDIRIANPP No. 4 Tahun 1978MODAL DASARRp 9,52 triliun

MODAL DITEMPATKANRp 3,4 triliun

MODAL DISETORRp 3,4 triliun

KEPEMILIKANPemerintah Indonesia 70%Masyarakat 30%

BIDANG USAHAMerencanakan, membangun, mengoperasikan dan memelihara jalan tol, serta mengembangkan dan mengusahakan lahan di ruang milik jalan tol dan usaha lain yang terkait.

INFORMASI PENCATATAN SAHAMSaham Perseroan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 12 November 2007 dengan kode saham JSMR.Bloomberg Ticker: JSMR IJYahoo! Finance Quote: JSMR.JK

KANTOR PUSATPT Jasa Marga (Persero) Tbk.Plaza Tol Taman Mini Indonesia IndahJakarta 13550IndonesiaTel.: 62-21 841 3526, 841 3630Fax.: 62-21 841 3540Website: www.jasamarga.com

JASA MARGA TRAFFIC INFORMATION CENTER (JMTIC)

(62-21) 8088 0123

COMPANY NAMEPT Jasa Marga (Persero) Tbk.Incorporated in Jakarta

DATE OF ESTABLISHMENT01 March 1978

LEGAL BASISGovernment Regulation No. 4 of 1978AUTHORIZED CAPITALRp 9.52 trillion

ISSUED CAPITALRp 3.4 trillion

FULLY PAID CAPITALRp 3.4 trillion

OWNERSHIPGovernment of Indonesia 70%Public 30%

LINE OF BUSINESSPlanning, constructing, operating and maintaining toll roads along with developing and maximizing the use of land in toll road areas and other related business.

SHARE LISTING INFORMATIONThe Company’s shares were listed on the Indonesia Stock Exchange on 12 November 2007 under the code of JSMR.Bloomberg Ticker: JSMR IJYahoo! Finance Quote: JSMR.JK

HEAD OFFICEPT Jasa Marga (Persero) Tbk.Plaza Tol Taman Mini Indonesia IndahJakarta 13550IndonesiaTel.: 62-21 841 3526, 841 3630Fax.: 62-21 841 3540Website: www.jasamarga.com

STRUKTUR ORGANISASIORGANIZATIONAL STRUCTURE

ReynaldiHermansjahDIREKTUR KEUANGAN

FINANCE DIRECTOR

DjokoDwijonoSatuan Pengawas

InternInternal Auditing

Unit

Okke MerlinaSekretaris

PerusahaanCorporate Secretary

SepteriantoSanafDivisi Manjemen

OperasiOperation

Management Division

Dedi K. S.Divisi

Pengembangan Usaha Jalan Tol

Toll Road Business

Development Division

EmilIrfanBiro Manajemen

Sumber Daya Manusia

Human Resources Management

Bureau

M.SofyanBiro Perencanaan

PerusahaanCorporate Planing

Bureau

.............................Divisi

Pemeliharaan Maintenance

Division

D. Hari PratamaDivisi Pengem-

bangan Usaha LainOther Businesess

Development Division

ToluIsmedAriefBiro Hukum

Legal Bureau

Bambang SulistyoBiro Teknologi

Informasi PerusahaanCorporate

Information Technology Bureau

Proyek Konstruksi Jalan Tol

Toll Roads Construction

Projects

Hestu Budi Husodo

Divisi TeknikEngineering

Division

Bambang SancoyoBiro Umum

General Affairs Bureau

Syachriani AtimBiro Keuangan &

AkuntansiAccounting &

Finance Bureau

Unggul CariawanBiro Pengem-

bangan Organisasi & Manjemen

Management &OrganizationDevelopment

Bureau

SutiryaWiriasastra

Unit Program Kemitraan &

Program Bina LingkunganCommunity

Development Program & Partnership

Program Unit

Agung PurnomoBiro Manajemen Mutu & resikoRisk & Quality Management

Bureau

Abdul Hadi HsDIREKTUR

PENGEMBANGAN USAHABUSINESS

DEVELOPMENT DIRECTOR

AdityawarmanDIREKTUR UTAMA

PRESIDENT DIRECTOR

HasanudinDIREKTUR OPERASI

OPERATION DIRECTOR

MuhNajibFauzanDIREKTUR SUMBER

DAYA MANUSIA & UMUMHUMAN CAPITAL &GENERAL AFFAIRS

DIRECTOR

Unit Pusat PembelajaranLearning Center

Unit

Anak PerusahaanSubsidiaries

CabangBranches

284 285






PERNYATAAN DEWAN KOMISARIS

Kami, Dewan Komisaris PT Jasa Marga (Persero) Tbk., menyatakan telah menyetujui dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan 2011.

Laporan Tahunan 2011 juga memuat Laporan Keuangan Konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 serta untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011 dan 2010.

BOARD OF COMMISSIONERS’ STATEMENT

We, the Board of Commissioners of PT Jasa Marga (Persero) Tbk., have approved and are fully responsible for the 2011 Annual Report.

The 2011 Annual Report also includes the Consolidated Financial Statements as at 31 December 2011 and 2010 and for the years ended 31 December 2011 and 2010.

TANGGUNG JAWAB MANAJEMENATAS LAPORAN TAHUNAN 2011MANAGEMENT’S RESPONSIBILITY FOR 2011 ANNUAL REPORT

ADITYAWARMAN

Direktur Utama President Director/CEO

HASANUDIN

Direktur Operasi Operation Director

REYNALDI HERMANSJAH

Direktur Keuangan Finance Director

ABDUL HADI HS.

Direktur Pengembangan UsahaBusiness Development Director

MUH NAJIB FAUZAN

Direktur Sumber Daya Manusia & Umum Human Capital & General Affairs Director

PERNYATAAN DIREKSI

Kami, Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk., menyatakan telah menyetujui dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan 2011.

Laporan Tahunan 2011 juga memuat Laporan Keuangan Konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 serta untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011 dan 2010.

DIRECTORS’ STATEMENT

We, the Directors of PT Jasa Marga (Persero) Tbk., have approved and are fully responsible for the 2011 Annual Report.

The 2011 Annual Report also includes the Consolidated Financial Statements as at 31 December 2011 and 2010 and for the years ended 31 December 2011 and 2010.

AGOES WIDJANARKO

Komisaris Utama Chairman

AKHMAD SYAKHROZA

Komisaris Commissioner

MAYJEN. (PURN.) SAMSOEDIN

Komisaris Independen Independent CommissionerJOYO WINOTO


IBNU PURNA


IRJEN. POL. (PURN.) MICHAEL DENDRON PRIMANTO

Komisaris Independen Independent Commissioner

286 287

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI CONSOLIDATED FINANCIAL REPORTLAPORAN TAHUNAN 2011 ANNUAL REPORT LAPORAN TAHUNAN 2011 ANNUAL REPORT


LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIANCONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

ON THE CONSOLIDATED FINANCIAL

STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED

DECEMBER 31, 2011 AND 2010

PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk.

AND IT’S SUBSIDIARIES

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN TAHUN YANG BERAKHIR

TANGGAL 31 DESEMBER 2011 DAN 2010

PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk.

DAN ENTITAS ANAK

288 289



290 291



HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

THIS PAGE IS INTENTIONALLY LEFT BLANK

292 293



294 295



296 297



298 299



300 301



302 303



304 305



306 307



308 309



310 311



312 313



314 315



316 317



318 319



320 321



322 323



324 325



326 327



328 329



330 331



332 333



334 335



336 337



338 339



340 341



342 343



344 345



346 347



348 349



350 351



352 353



354 355



356 357



358 359



360 361



362 363



364 365



366 367



368 369



370 371



372 373



374 375



376 377



378 379



380 381



382 383



384 385



386 387



388 389



390 391



392 393



394 395



396 397



398 399



400 401



402 403



404 405



406 407



408 409



410 411



412 413



414 415



416 417



418 419



420 421



422 423



Halaman ini sengaja dikosongkanThis page is intentionally left blank

424 425


LAPORAN TAHUNAN 2011 ANNUAL REPORT LAPORAN TAHUNAN 2011 ANNUAL REPORTINDEK UNTUK BAPEPAM-LK INDEX FOR BAPEPAM-LK

PEMBAHASAN & PENJELASAN

I. UMUM1. Laporan Tahunan disajikan dalam Bahasa Indonesia yang baik

dan benar dan dianjurkan menyajikan juga dalam Bahasa Inggris.

2. Laporan Tahunan dicetak dengan kualitas yang baik dan menggunakan jenis dan ukuran huruf yang mudah dibaca.

3. Laporan tahunan mencantumkan identitas perusahaan dengan jelas.

Nama Perusahaan dan Tahun Annual Report ditampilkan di: 1. Sampul muka; 2. Samping; 3. Sampul belakang; dan 4. Setiap

halaman.4. Laporan Tahunan ditampilkan di website Perusahaan.

II. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING1. Informasi hasil usaha perusahaan dalam bentuk perbandingan

selama 5 (lima) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 5 (lima) tahun.

Informasi memuat antara lain: 1. Penjualan/pendapatan usaha. 2. Laba (rugi). 3. Total laba (rugi) komprehensif. 4. Laba (rugi) bersih per saham.

2. Informasi posisi keuangan perusahaan dalam bentuk perbandingan selama 5 (lima) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 5 (lima) tahun.

Informasi memuat antara lain: 1. Modal kerja bersih. 2. Jumlah investasi pada entitas lain. 3. Jumlah aset. 4. Jumlah kewajiban. 5. Jumlah ekuitas.

3. Rasio keuangan perusahaan dalam bentuk perbandingan selama 5 (lima) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 5 (lima) tahun.

Informasi memuat 5 (lima) rasio keuangan yang umum dan relevan dengan industri perusahaan.

4. Informasi harga saham dalam bentuk tabel dan grafik. Informasi dalam bentuk tabel dan grafik yang memuat: 1.

Harga saham tertinggi, 2. Harga saham terendah, 3. Harga saham penutupan, 4.

Volume saham yang diperdagangkan untuk setiap masa triwulan dalam 2 (dua) tahun buku terakhir (jika ada).

5. Informasi dalam 2 (dua) tahun buku terakhir mengenai obligasi, sukuk atau obligasi konvertibel yang diterbitkan.

Informasi memuat 1. Jumlah obligasi/sukuk/obligasi konversi yang beredar (outstanding). 2. Tingkat bunga/imbalan. 3. Tanggal jatuh tempo. 4. Peringkat obligasi/sukuk.

III. LAPORAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

1. Laporan Dewan Komisaris. Memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Penilaian atas kinerja

Direksi mengenai pengelolaan perusahaan. 2. Pandangan

HlmnPage

22-23

22-23

22-23

24

25

46-53

SUBJECT AND EXPLANATION

I. GENERAL1. Annual Report is presented in good and correct Indonesian

Language and it is also recommended to present it in English Language.

2. Annual Report is printed on paper with good quality and easy to read font size and type.

3. Annual Report should state the identity of the company clearly.

Company name and year of Annual Report is presented on: 1. The front cover; 2. Sides; 3. Back cover; 4. Each page.

4. Annual Report is presented on the company’s website.

II. HIGHLIGHTS OF FINANCIAL DATA1. Information on company’s results of operation in comparative

form over a period of five (5) financial years or since the commencement of business if the company has been running its business activities for less than five (5) years.

The information includes: 1. Sales/income from business. 2. Profit (loss).

3. Comprehensive profit (loss). 4. Net profit (loss) per share.2. Information on company’s financial position in comparative

form over a period of five (5) financial years or since the commencement of business if the company has been running its business activities for less than five (5) years.

The information includes: 1. Net working capital. 2. Total investment in other entities. 3. Total assets. 4. Total liabilities. 5. Total equity.

3. Financial Ratios in comparative form over a period of five (5) financial years or since the commencement of business if the company has been running its business activities for less than five (5) years.

The information contains five (5) general financial ratios and those relevant to the industry.

4. Information regarding share price in the form of tables and charts.

The information includes: 1. Highest share price, 2. Lowest share price, 3. Closing share price, 4. Share volume

for each three-month period in the last 2 (two) financial years (if any).

5. Information regarding the number of bonds or convertible bonds issued which remain outstanding, the interest rate, and date of maturity in the last 2 (two) financial years.

The information includes: 1. The number of outstanding bonds/convertible bonds.

2. Interest rate. 3. Maturity date. 4. Bonds rating.

III. REPORTS FROM THE BOARD OF COMMISSIONERS AND THE DIRECTORS

1. Report from the Board of Commissioners. The report contains the following: 1. Assessment on the

performance of the Directors in managing the company. 2.

atas prospek usaha perusahaan yang disusun oleh Direksi. 3. Komite-komite yang berada dibawah pengawasan Dewan Komisaris. 4. Perubahan komposisi Dewan Komisaris (jika ada).

2. Laporan Direksi. Memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Analisis atas kinerja

perusahaan misalnya kebijakan strategis, perbandingan antara hasil yang dicapai dengan yang ditargetkan, dan kendala-kendala yang dihadapi perusahaan. 2. Prospek usaha. 3. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik yang telah dilaksanakan oleh perusahaan. 4. Perubahan komposisi Direksi (jika ada).

3. Tanda tangan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris. Memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Tanda tangan dituangkan

pada lembaran tersendiri. 2. Pernyataan bahwa Direksi dan Dewan Komisaris bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan. 3. Ditandatangani seluruh anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi dengan menyebutkan nama dan jabatannya.

4. Penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari yang bersangkutan dalam hal terdapat anggota Dewan Komisaris atau Direksi yang tidak menandatangani Laporan Tahunan, atau penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari anggota yang lain dalam hal tidak terdapat penjelasan tertulis dari yang bersangkutan.

IV. PROFIL PERUSAHAAN1. Nama dan alamat perusahaan. Informasi memuat antara lain nama dan alamat, kode pos, no.

telp, no. fax, email, dan website.2. Riwayat singkat perusahaan. Mencakup antara lain: tanggal/tahun pendirian, nama dan

perubahan nama perusahaan (jika ada).3. Bidang usaha. Uraian mengenai antara lain: 1. Bidang usaha yang dijalankan

sesuai dengan anggaran dasar yang telah ditetapkan. 2. Penjelasan mengenai produk dan atau jasa yang dihasilkan.

4. Struktur Organisasi. Dalam bentuk bagan, meliputi nama dan jabatan.5. Visi dan Misi Perusahaan. Mencakup: 1. Visi dan misi perusahaan. 2. Keterangan bahwa

Visi dan Misi tersebut telah disetujui oleh Direksi/Dewan Komisaris.

6. Identitas dan riwayat hidup singkat anggota Dewan Komisaris. Informasi memuat antara lain: 1. Nama. 2. Jabatan (termasuk

jabatan pada perusahaan atau lembaga lain). 3. Umur. 4. Pendidikan. 5. Pengalaman kerja. 6. Tanggal penunjukkan pertama kali sebagai anggota Dewan Komisaris.

7. Identitas dan riwayat hidup singkat anggota Direksi. Informasi memuat antara lain: 1. Nama. 2. Jabatan (termasuk

jabatan pada perusahaan atau lembaga lain). 3. Umur. 4. Pendidikan. 5. Pengalaman kerja. 6. Tanggal penunjukkan pertama kali sebagai anggota Direksi.

8. Jumlah karyawan (komparatif 2 tahun) dan deskripsi pengembangan kompetensinya (misal: aspek pendidikan dan pelatihan karyawan)

Informasi memuat antara lain: 1. Jumlah karyawan untuk masing-masing level organisasi. 2. Jumlah karyawan untuk masing-masing tingkat pendidikan. 3. Pelatihan karyawan yang telah dilakukan dengan mencerminkan adanya persamaan kesempatan kepada seluruh karyawan. 4. Biaya yang telah dikeluarkan.

View on the prospects of the company’s business established by the Directors. 3. Committees under the Board of Commissioners. 4. Changes in the composition of the Board of Commissioners (if any).

2. Report from the Directors. The report contains the following: 1. Analysis on the company’s

performance, for instance strategic policies, comparison between achievement of results and targets, and challenges faced by the company. 2. Business prospects. 3. Implementation of Good Corporate Governance by the company. 4.Changes in the composition of the Board of Directors (if any).

3. Signatures of members of the Directors and the Board of Commissioners.

Contains the following: 1. Signatures are presented on a separate page. 2.Signature page should include a statement that the Directors and the Board of Commissioners are fully responsible for the accuracy of Annual Report. 3.Signature page should be signed by all members of the Board of Commissioners and the Directors, stating their names and job titles.

4. A written explanation in a separate letter should be presented from each member of the Board of Commissioners or the Directors refusing to sign the Annual Report. In the event that there is no written explanation provided by such member, written explanation in a separate letter from the other members should then be presented.

IV. COMPANY PROFILE1. Name and address of the company. Information includes company name and address, zip code,

telephone and/or facsimile, email, website. 2. Brief history of the company. Information includes among others date/year of

establishment, name and change in the company name, if any.3. Field of business. Information includes among others: 1. Field of business in

accordance with articles of association. 2. Explanation on the products and or services produced.

4. Organizational structure. Presented in the form of a chart, stating names and job titles.5. Company’s Vision and Mission. Information includes: 1. Company’s vision and mission. 2.

Information stating that the Vision and Mission have been approved by Directors/Board of Commissioners.

6. Brief curriculum vitae of the members of the Board of Commissioners.

Information should include: 1. Name. 2. Title (including that in other companies or institutions). 3. Age. 4. Education. 5. Work experience. 6. Date of being appointed member of Board of Commissioners.

7. Brief curriculum vitae of the members of the Directors. Information should include: 1. Name. 2. Title (including that in

other companies or institutions). 3. Age. 4. Education. 5. Work experience. 6. Date of being appointed member of Directors.

8. Number of employees (in two years comparative) and description of competency development (e.g. employees training and education).

Information includes among others: 1. The number of employees for each level of the organization. 2. The number of employees for each level of education. 3. Employees training that has been conducted while reflecting equal opportunity to all employees. 4. Expenses incurred.

INDEKS UNTUK BAPEPAM-LKINDEX FOR BAPEPAM-LK

PEMBAHASAN & PENJELASAN HlmnPage

54-66

284-285

-

280-281

18-21

282

283

36-37

264-267

268-271

136-146

SUBJECT AND EXPLANATION

426 427



9. Komposisi Pemegang Saham. Mencakup antara lain: 1. Nama pemegang saham yang

memiliki 5% atau lebih saham. 2. Direktur dan Dewan Komisaris yang memiliki saham. 3. Kelompok pemegang saham masyarakat dengan kepemilikan saham masing-masing kurang dari 5% dan persentase kepemilikannya.

10. Daftar entitas anak dan/atau entitas asosiasi. Informasi memuat antara lain: 1. Nama entitas anak/asosiasi. 2.

Persentase kepemilikan saham. 3. Keterangan tentang bidang usaha entitas anak atau entitas asosiasi. 4. Keterangan status operasi entitas anak atau entitas asosiasi (telah beroperasi atau belum beroperasi).

11. Kronologis pencatatan saham. Mencakup antara lain: 1. Kronologis pencatatan saham. 2. Jenis

tindakan korporasi (corporate action) yang menyebabkan perubahan jumlah saham. 3. Perubahan jumlah saham dari awal pencatatan sampai dengan akhir tahun buku. 4. Nama bursa dimana saham perusahaan dicatatkan.

12. Kronologis pencatatan Efek lainnya. Mencakup antara lain: 1. Kronologis pencatatan efek lainnya. 2.

Jenis tindakan korporasi (corporate action) yang menyebabkan perubahan jumlah efek lainnya. 3. Perubahan jumlah efek lannya dari awal pencatatan sampai dengan akhir tahun buku. 4. Nama Bursa dimana efek lainnya perusahaan dicatatkan. 5. Peringkat efek.

13. Nama dan alamat lembaga dan atau profesi penunjang pasar modal.

Mencakup antara lain: 1. Nama dan alamat BAE. 2. Nama dan alamat Kantor Akuntan Publik. 3. Nama dan alamat Perusahaan Pemeringkat Efek.

14. Penghargaan dan atau sertifikasi yang diterima perusahaan baik yang berskala nasional maupun internasional.

Informasi memuat antara lain: 1. Nama penghargaan dan atau sertifikasi. 2. Tahun perolehan. 3. Badan pemberi penghargaan dan atau sertifikasi. 4. Masa berlaku (untuk sertifikasi).

15. Nama dan alamat entitas anak dan atau kantor cabang atau kantor perwakilan (jika ada).

V. ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ATAS KINERJA PERUSAHAAN

1. Tinjauan operasi per segmen usaha. Memuat uraian mengenai: 1. Produksi/kegiatan usaha. 2.

Peningkatan/penurunan kapasitas produksi. 3. Penjualan/pendapatan usaha. 4. Profitabilitas.

untuk masing-masing segmen usaha yang diungkapkan dalam laporan keuangan (jika ada).

2. Uraian atas kinerja keuangan perusahaan. Analisis kinerja keuangan yang mencakup perbandingan

antara kinerja keuangan tahun yang bersangkutan dengan tahun sebelumnya (dalam bentuk narasi dan tabel), antara lain mengenai: 1. Aset lancar, aset tidak lancar, dan jumlah aset. 2. Liabilitas jangka pendek, liabilitas jangka panjang dan total liabilitas. 3. Penjualan/pendapatan usaha, beban dan laba (rugi). 4. Pendapatan komprehensif lain dan total laba (rugi) komprehensif. 5. Arus kas.

3. Bahasan dan analisis tentang kemampuan membayar utang dan tingkat kolektibilitas piutang Perseroan.

Penjelasan tentang: 1. Kemampuan membayar utang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. 2. Tingkat kolektibilitas piutang.

9. Shareholders composition. Information includes among others: 1. Name of shareholders

having 5% or more shares. 2. Directors and Board of Commissioners who own shares. 3. Group of public shareholders with share ownership of less than 5% along with the percentage.

10. List of subsidiaries and/or affiliated companies. Information among others include: 1. Name of subsidiaries/

affiliated companies. 2. Percentage of share ownership. 3. Information on the

field of business of the subsidiaries or affiliated companies. 4. Explanation regarding the operational status of the subsidiaries or affiliated companies (operated or not yet operated).

11. Chronology of shares listing. Information among others include: 1. Chronology of shares

listing. 2. Corporate action that caused changes in the number of shares. 3. Changes in the number of shares from the beginning of listing up to the end of the financial year. 4. Name of Stock Exchange where company shares are listed.

12. Chronology of other securities listing. Information among others include: 1. Chronology of other

securities listing. 2. Corporate action that caused changes in the number of securities. 3. Changes in the number of securities from the initial listing up to the end of the financial year. 4. Name of Stock Exchange where the other securities are listed. 5. Rating of the securities

13. Name and address of capital market institutions and or supporting professionals.

Information among others include: 1. Name and address of the Securities Administration Agency. 2. Name and address of the Public Accountant Office. 3. Name and address of the Rating Agency.

14. Award and certification received by the company, both national and international scale.

Information among others include: 1. Name of awards and or certifications. 2. Year awarded. 3. Institution presenting awards and or certifications. 4. Validity period (for certification).

15. Name and address of subsidiaries and or branch offices or representative offices (if any).

V. MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS ON COMPANY PERFORMANCE

1. Operational review per business segment. Description include: 1. Production/business activity. 2.

Increase/decrease in production capacity. 3. Sales/income from business. 4. Profitability.

in each business segment that is disclosed in financial statements (if any).

2. Operational review per business segment. Analysis on financial performance including a comparison

between the financial performance of the current year and that of the previous year (in the form of narration and tables), among others concerning: 1. Current assets, non-current assets, and total assets. 2. Short-term liabilities, long-term liabilities, and total liabilities. 3. Sales/income from business, expenses and profit (loss). 4. Other comprehensive revenue and comprehensive income (loss). 5. Cash flows.

3. Discussion and analysis on the capacity to pay debts and the company’s collectable accounts receivable.

Explanation concerning: 1. Capacity to pay debts, both short-term and long-term. 2. Collectable accounts receivable.

4. Discussion on capital structure, and capital structure policies. Explanation concerning: 1. Capital structure. 2. Capital

structure policies.

5. Discussion on material ties for the investment of capital goods.

Explanation concerning: 1. The purpose of such ties. 2. Source of funds expected to fulfil the said ties. 3. Currency of denomination. 4. Steps taken by the company to protect the position of related foreign currency against risks.

Note: if the company has no material ties in investments in capital goods, it should be disclosed.

6. If the financial statement discloses a material increase or decrease in the sales or net income, then provide an explanation concerning the extent that such changes are related to, among others, the amount of goods or services sold, and or the existence of new products or services.

Explanation concerning: 1. Increase/decrease in sales or net income. 2. Increase/decrease in material from the sales or net income related to the amount of goods or services sold, and or any new products or services.

7. Discussion on the impact of price changes to the company’s sales and net income and the operational profit of the company for the past 2 (two) years or since the company commenced its business, if the company has been operating for less than two years.

Disclosed or not disclosed.8. Material information and facts occurring after the date of

accountant’s report. Description of important events after the date of the

accountant’s report including their impact on performance and business risks in the future.

Note: if there is no significant events after the date of accountant report, it should be disclosed.

9. Description of the company’s business prospects. Information on the company prospects in relation to the

industry, economy in general, accompanied with supporting quantitative data from reliable data sources.

10. Information on marketing aspects. Information on the marketing of the company’s products and/

or services, including among others market share.11. Statement regarding dividend policy along with the amount

of cash dividend per share and amount of dividend per year announced or paid during the past 2 (two) years.

Information includes: 1. Amount of dividend. 2. Dividend per share. 3. Payout ratio

for each year. Note: if there is no dividend payment, the reasons should be

disclosed.12. Use of Proceeds from public offering (in the event that the

company is still obliged to submit report of use of proceeds). Information includes: 1. Total funds obtained. 2. Fund usage

plan. 3. Details of use of fund. 4. Balance. 5. Date of AGMS Approval on change in the fund usage (if any).

4. Bahasan tentang struktur modal (capital structure), dan kebijakan manajemen atas struktur modal (capital structure policies).

Penjelasan atas: 1. Struktur modal (capital structure). 2. Kebijakan manajemen atas struktur modal (capital structure policies).

5. Bahasan mengenai ikatan yang material untuk investasi barang modal.

Penjelasan tentang: 1. Tujuan dari ikatan tersebut. 2. Sumber dana yang diharapkan untuk memenuhi ikatan-ikatan tersebut. 3. Mata uang yang menjadi denominasi.

4. Langkah-langkah yang direncanakan perusahaan untuk melindungi risiko dari posisi mata uang asing yang terkait.

Catatan: apabila perusahaan tidak mempunyai ikatan terkait investasi barang modal, agar diungkapkan.

6. Jika laporan keuangan mengungkapkan peningkatan atau penurunan yang material dari penjualan/pendapatan bersih, maka berikan bahasan tentang sejauh mana perubahan tersebut dapat dikaitkan antara lain dengan, jumlah barang atau jasa yang dijual, dan atau adanya produk atau jasa baru.

Penjelasan mengenai: 1. Besaran peningkatan/penurunan penjualan atau pendapatan bersih. 2. Peningkatan/penurunan material dari penjualan atau pendapatan bersih dikaitkan dengan jumlah barang atau jasa yang dijual, dan atau adanya produk atau jasa baru.

7. Bahasan tentang dampak perubahan harga terhadap penjualan/pendapatan bersih perusahaan serta laba operasi perusahaan selama 2 (dua) tahun atau sejak perusahaan memulai usahanya, jika baru memulai usahanya kurang dari 2 (dua) tahun.

Ada atau tidak ada pengungkapan.8. Informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal

laporan akuntan. Uraian kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan

termasuk dampaknya terhadap kinerja dan risiko usaha di masa mendatang.

Catatan: apabila tidak ada kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan, agar diungkapkan.

9. Uraian tentang prospek usaha perusahaan. Uraian mengenai prospek perusahaan dikaitkan dengan

industri, ekonomi secara umum disertai data pendukung kuantitatif dari sumber data yang layak dipercaya.

10. Uraian tentang aspek pemasaran. Uraian tentang pemasaran atas produk dan/atau jasa

perusahaan, antara lain meliputi pangsa pasar.11. Uraian mengenai kebijakan dividen dan jumlah dividen kas per

saham dan jumlah dividen per tahun yang diumumkan atau dibayar selama 2 (dua) tahun buku terakhir.

Memuat uraian mengenai: 1. Jumlah dividen. 2. Jumlah dividen per saham. 3. Payout Ratio

untuk masing-masing tahun. Catatan: apabila tidak ada pembagian dividen, agar

diungkapkan alasannya.12. Realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum (dalam hal

perusahaan masih diwajibkan menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana).

Memuat antara lain mengenai: 1. Total perolehan dana, 2. Rencana penggunaan dana, 3. Rincian penggunaan dana, 4. Saldo dana, dan 5. Tanggal persetujuan RUPS atas perubahan penggunaan dana (jika ada).

PEMBAHASAN & PENJELASAN SUBJECT AND EXPLANATIONPEMBAHASAN & PENJELASAN SUBJECT AND EXPLANATION HlmnPage

85

87

-

93

94

103-105

94-95

96

91-93

HlmnPage

274-275

104

277

278

279

31-33

280-281

68-81

81-89

86

428 429



13. Material information concerning, among others investment, expansion, divestment, acquisition, debt/capital restructuring.

Information includes: 1. Purpose of transaction. 2. Value of transactions or amount restructured. 3. Source of funds.

Note: if there are no such transactions, it should be disclosed.

14. Information on material transactions with conflict of interest and/or transactions with related parties.

Information includes: 1. Name of the transacting parties and the nature of affiliation. 2. Description of the fairness of the transaction. 3. Reason for making the transactions. 4. Realization of transactions during the period. 5. Company policy related to mechanism of review on the transactions. 6. Compliance with related rules and regulations.

Note: if there are no such transactions, it should be disclosed.

15. Description of changes in regulation which have a significant effect on the company.

Description includes among others: any changes in regulation and its impact on the company.

Note: if there is no change in regulation which have a significant effect, it should be disclosed.

16. Description of changes in the accounting policy. Description should include among others: any revision to

accounting policies, rationale and impact on the financial statement.

VI. CORPORATE GOVERNANCE1. Description of the Board of Commissioners. Information includes: 1. Description of responsibility of the

Board of Commissioners. 2. Disclosure of procedure for determining remuneration. 3.

Remuneration structure showing remuneration components and nominal amount of each component for each member of the Board of Commissioners. 4. Frequency of meetings and attendance of the Board of Commissioners in the meetings. 5. Training programs to enhance the compentencies of the Board of Commissioners.

2. Description of the Board of Directors. Information includes: 1. Scope of work and responsibility

of each member of the Directors. 2. Frequency of meetings. 3. Attendance of the Directors in the meetings. 4. Training programs to improve the competence of the Directors.

3. Assessment of members of Board of Commissioners and/or Directors.

Information includes: 1. Assessment process of the performance of members of Board of Commissioners and/or Directors. 2. Criteria used in the implementation of assessment of members of Board of Commissioners and/or Directors. 3. Party conducting the assessment.

4. Description of remuneration policy for the Directors related to company performance

Information includes: 1. Disclosure on remuneration determination procedures. 2. Remuneration structure showing types and amount of short-term and long-term/post work payment for each member of Directors. 3. Performance indicators to measure the performance of the Directors.

13. Informasi material mengenai investasi, ekspansi, divestasi, akuisisi atau restrukturisasi hutang/modal.

Memuat uraian mengenai: 1. Tujuan dilakukannya transaksi. 2. Nilai transaksi atau jumlah yang direstrukturisasi. 3. Sumber dana.

Catatan: apabila tidak mempunyai transaski dimaksud, agar diungkapkan.

14. Informasi transaksi material yang mengandung benturan kepentingan dan/atau sifat transaksi dengan pihak afiliasi.

Memuat uraian mengenai: 1. Nama pihak yang bertransaksi dan sifat hubungan afiliasi. 2. Penjelasan mengenai kewajaran transaksi. 3. Alasan dilakukan transaksi. 4. Realisasi transaksi pada periode berjalan. 5. Kebijakan perusahaan terkait dengan mekanisme review atas transaksi. 6. Pemenuhan peraturan dan ketentuan terkait.

Catatan: apabila tidak mempunyai transaski dimaksud, agar diungkapkan.

15. Uraian mengenai perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan terhadap perusahaan.

Uraian memuat antara lain: perubahan peraturan perundang-undangan dan dampaknya terhadap perusahaan.

Catatan: apabila tidak terdapat perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan, agar diungkapkan.

16. Uraian mengenai perubahan kebijakan akuntansi. Uraian memuat antara lain: perubahan kebijakan akuntansi,

alasan dan dampaknya terhadap laporan keuangan

VI. TATA KELOLA PERUSAHAAN1. Uraian Dewan Komisaris. Uraian memuat antara lain: 1. Uraian tanggung jawab Dewan

Komisaris. 2. Pengungkapan prosedur penetapan remunerasi. 3. Struktur remunerasi yang menunjukkan komponen remunerasi dan jumlah nominal per komponen untuk setiap anggota Dewan Komisaris. 4. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Dewan Komisaris dalam pertemuan. 5. Program pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi Dewan Komisaris.

2. Uraian Direksi. Uraian memuat antara lain: 1. Ruang lingkup pekerjaan dan

tanggung jawab masing-masing anggota Direksi. 2. Frekuensi pertemuan. 3. Tingkat kehadiran anggota Direksi dalam pertemuan. 4. Program pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi Direksi.

3. Assessment terhadap anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi.

Uraian mengenai: 1. Proses pelaksanaan assessment atas kinerja anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi. 2. Kriteria yang digunakan dalam pelaksanaan assessment atas kinerja anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi. 3. Pihak yang melakukan assessment.

4. Uraian mengenai kebijakan remunerasi bagi Direksi. Mencakup antara lain: 1. Pengungkapan prosedur penetapan

remunerasi. 2. Struktur remunerasi yang menunjukkan jenis dan jumlah imbalan jangka pendek dan jangka panjang/pasca kerja untuk setiap anggota Direksi. 3. Indikator kinerja untuk mengukur performance Direksi.

PEMBAHASAN & PENJELASAN SUBJECT AND EXPLANATIONPEMBAHASAN & PENJELASAN SUBJECT AND EXPLANATION

5. Komite Audit. Mencakup antara lain: 1. Nama dan jabatan anggota Komite

Audit. 2. Kualifikasi pendidikan dan pengalaman kerja anggota Komite Audit. 3. Independensi anggota Komite Audit. 4. Uraian tugas dan tanggung jawab. 5. Laporan singkat pelaksanaan kegiatan Komite Audit. 6. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Komite Audit.

6. Komite Nominasi. Mencakup antara lain: 1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup

singkat anggota Komite Nominasi. 2. Independensi anggota Komite Nominasi. 3. Uraian tugas dan tanggung jawab. 4. Uraian pelaksanaan kegiatan Komite Nominasi. 5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Komite Nominasi.

7. Komite Remunerasi. Mencakup antara lain: 1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup

singkat anggota Komite Remunerasi. 2. Independensi anggota Komite Remunerasi. 3. Uraian tugas dan tanggung jawab. 4. Uraian pelaksanaan kegiatan Komite Remunerasi. 5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Komite Remunerasi.

8. Komite-komite lain di bawah Dewan Komisaris yang dimiliki oleh perusahaan.

Mencakup antara lain: 1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota komite lain. 2. Independensi anggota komite lain. 3. Uraian tugas dan tanggung jawab. 4. Uraian pelaksanaan kegiatan komite lain. 5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite lain.

9. Uraian tugas dan fungsi Sekretaris Perusahaan. Mencakup antara lain: 1. Nama dan riwayat jabatan singkat

Sekretaris Perusahaan. 2. Uraian pelaksanaan tugas Sekretaris Perusahaan. 10. Uraian mengenai Unit Audit Internal. Mencakup antara lain: 1. Nama ketua Unit Audit Internal.

2. Jumlah pegawai pada Unit Audit Internal. 3. Kualifikasi/Sertifikasi sebagai profesi Audit Internal. 4. Struktur atau kedudukan Unit Audit Internal. 5. Uraian pelaksanaan tugas. 6. Pihak yang mengangkat/memberhentikan ketua Unit Audit Internal.

11. Akuntan Perseroan. Informasi memuat antara lain: 1. Jumlah periode akuntan telah

melakukan audit laporan keuangan perusahaan. 2. Jumlah periode Kantor Akuntan Publik telah melakukan audit laporan keuangan perusahaan. 3. Besarnya fee audit dan jasa atestasi lainnya (dalam hal akuntan memberikan jasa atestasi lainnya bersamaan dengan audit). 4. Jasa lain yang diberikan akuntan selain jasa financial audit.

12. Uraian mengenai manajemen risiko perusahaan. Mencakup antara lain: 1. Penjelasan mengenai sistem

manajemen risiko. 2. Penjelasan mengenai evaluasi yang dilakukan atas efektivitas sistem manajemen risiko.

3. Penjelasan mengenai risiko-risiko yang dihadapi perusahaan. 4. Upaya untuk mengelola risiko tersebut.

13. Uraian mengenai sistem pengendalian intern. Mencakup antara lain: 1. Penjelasan singkat mengenai sistem

pengendalian intern. 2. Penjelasan mengenai evaluasi yang dilakukan atas efektivitas sistem pengendalian intern.

5. Audit Committee. Information includes: 1. Name and job title of members of Audit

Committee. 2. Qualification of education and work experience of members of Audit Committee. 3. Independence of members of Audit Committee. 4. Description of tasks and responsibilities. 5. Brief report on the activities carried out by Audit Committee. 6. Frequency of meetings and the attendance of Audit Committee.

6. Nomination Committee. Information includes: 1. Name, job title, and brief curriculum

vitae of the members of Nomination Committee. 2. Independence of members of Nomination Committee.

3. Description of the tasks and responsibilities. 4. Activities carried out by Nomination Committee. 5. Frequency of meetings and the attendance of Nomination Committee.

7. Remuneration Committee. Information includes: 1. Name, job title, and brief curriculum

vitae of the members of Remuneration Committee. 2. Independence of members of Remuneration Committee. 3. Description of the tasks and responsibilities. 4. Activities carried out by Remuneration Committee. 5. Frequency of meetings and the attendance of Remuneration Committee.

8. Other committees under the Board of Commissioners Information includes: 1. Name, job title, and brief curriculum

vitae of members of other committees. 2. Independence of members of other committee. 3. Description of the tasks and responsibilities. 4. Activities carried out by other committees. 5. Frequency of meetings and the attendance of other committees.

9. Description of tasks and function of the Corporate Secretary. Information includes: 1. Name and brief work experience

of Corporate Secretary. 2. Description of the tasks implementation of Corporate Secretary.

10. Description of company’s Internal Auditing Unit. Information includes: 1. Name of head of Internal Auditing

Unit. 2. Number of employees in Internal Auditing Unit. 3. Qualification/certification as an internal audit.

4. Structure or position of Internal Auditing Unit. 5. Description of tasks implementation. 6. Party appointing/dismissing head of Internal Auditing Unit.

11. Company’s accountant. Information among others includes: 1. Periods of audit of

accountant in auditing financial statements of the company. 2. Periods of audit of Public Accountant Office in auditing the financial statements of the company. 3. Audit fee along with other attestation services (in the event accountant provides other attestation services at the same time of audit). 4. Other services provided by the accountant in addition to financial audit service.

12. Description of company’s risk management. Information includes: 1. Description of risk management

system. 2. Description of evaluation on effectiveness of risk management system. 3. Description of risks faced by the company. 4. Efforts to manage such risks.

13. Description of internal control system. Information among others includes: 1. Brief explanation on

internal control system. 2. Explanation on evaluation on effectiveness of internal control system.

HlmnPage

186-191

195

195

191-195, 196

197-199

211-213

259-260

223-228

211-213

HlmnPage

86

264

96-97

98-103

164-178

179-185

178, 185

184-188

430 431



14. Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan lingkungan hidup.

Mencakup antara lain informasi tentang: 1. Kebijakan. 2. Kegiatan yang dilakukan. 3. Dampak keuangan dari kegiatan terkait program lingkungan hidup, seperti penggunaan material dan energi yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang, sistem pengelolaan limbah perusahaan, dan lain-lain. 4. Sertifikasi di bidang lingkungan yang dimiliki.

15. Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan ketenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan kerja.

Mencakup antara lain informasi tentang: 1. Kebijakan. 2. Kegiatan yang dilakukan. 3. Dampak keuangan dari kegiatan terkait praktik ketenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan kerja, seperti kesetaraan gender dan kesempatan kerja, sarana dan keselamatan kerja, tingkat turnover karyawan, tingkat kecelakaan kerja, pelatihan, dan lain-lain

16. Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan pengembangan sosial dan kemasyarakatan.

Mencakup antara lain informasi tentang: 1. Kebijakan. 2. Kegiatan yang dilakukan. 3. Dampak keuangan dari kegiatan terkait pengembangan sosial dan kemasyarakatan, seperti penggunaan tenaga kerja lokal, pemberdayaan masyarakat sekitar perusahaan, perbaikan sarana dan prasarana sosial, bentuk donasi lainnya, dan lain-lain

17. Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan tanggung jawab kepada komitmen.

Mencakup antara lain informasi tentang: 1. Kebijakan. 2. Kegiatan yang dilakukan. 3. Dampak keuangan dari kegiatan terkait tanggung jawab produk, seperti kesehatan dan keselamatan konsumen, informasi produk, sarana, jumlah dan penanggulangan atas pengaduan konsumen, dan lain-lain.

18. Perkara penting yang sedang dihadapi oleh perusahaan, entitas anak, anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris yang menjabat pada periode Laporan Tahunan.

Mencakup antara lain: 1. Pokok perkara/gugatan. 2. Status penyelesaian perkara/gugatan. 3. Pengaruhnya terhadap kondisi keuangan perusahaan.

Catatan: dalam hal tidak berperkara, agar diungkapkan19. Akses informasi dan data perusahaan. Uraian mengenai tersedianya akses informasi dan data

perusahaan kepada publik, misalnya melalui website, media massa, mailing list, buletin, pertemuan dengan analis, dan sebagainya.

20. Bahasan mengenai kode etik. Memuat antara lain: 1. Keberadaan kode etik. 2. Isi kode etik.

3. Pengungkapan bahwa kode etik berlaku bagi seluruh level organisasi. 4. Pernyataan mengenai budaya perusahaan (corporate culture) yang dimiliki perusahaan.

21. Pengungkapan mengenai Whistleblowing System. Memuat uraian antara lain: 1. Penyampaian laporan

pelanggaran. 2. Perlindungan bagi whistleblower. 3. Penanganan pengaduan. 4. Pihak yang mengelola pengaduan.

VII. INFORMASI KEUANGAN1. Surat Pernyataan Direksi tentang Tanggung Jawab Direksi atas

Laporan Keuangan. Kesesuaian dengan peraturan Bapepam-LK No. VIII.G.11

tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan.2. Opini Auditor Independen atas Laporan Keuangan.3. Deskripsi Auditor Independen di Opini Deskripsi memuat tentang: 1. Nama & tanda tangan. 2. Tanggal

Laporan Audit. 3. No. ijin KAP dan nomor ijin Akuntan Publik.

4. Laporan keuangan yang lengkap. Memuat secara lengkap unsur-unsur laporan keuangan:

1. Laporan posisi keuangan (neraca). 2. Laporan laba rugi komprehensif. 3. Laporan perubahan ekuitas. 4. Laporan arus kas. 5. Catatan atas laporan keuangan. 6. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya (jika relevan).

5. Pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara restrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.

Ada atau tidak ada pengungkapan sesuai dengan PSAK.6. Perbandingan tingkat profitabilitas. Perbandingan laba/rugi tahun berjalan dengan tahun

sebelumnya.7. Laporan Arus Kas. Memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1. Pengelompokan

dalam tiga kategori aktivitas: aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. 2. Penggunaan metode langsung (direct method) untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi. 3. Pemisahan penyajian antara penerimaan kas dan atau pengeluaran kas selama tahun berjalan pada aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. 4. Pengungkapan transaksi non kas dalam catatan atas laporan keuangan.

8. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi. Meliputi sekurang-kurangnya: 1. Pernyataan kepatuhan

terhadap SAK. 2. Dasar pengukuran dan penyusunan laporan keuangan. 3. Pengakuan pendapatan dan beban. 4. Aset tetap. 5. Instrumen keuangan.

9. Pengungkapan transaksi pihak berelasi. Hal-hal yang diungkapkan antara lain: 1. Nama pihak berelasi,

serta sifat dan hubungan dengan pihal berelasi. 2. Nilai transaksi beserta persentasenya terhadap total pendapatan dan beban terkait. 3. Jumlah saldo beserta persentasenya terhadap total asset atau liabilitas. 4. Syarat dan ketentuan transaksi dengan pihak berelasi.

10. Pengungkapan yang berhubungan dengan Perpajakan. Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain: 1. Penjelasan

hubungan antara beban (penghasilan) pajak dan laba akuntansi. 2. Rekonsiliasi fiskal dan perhitungan beban pajak kini. 3. Pernyataan bahwa Laba Kena Pajak (LKP) hasil rekonsiliasi menjadi dasar dalam pengisian SPT Tahunan PPh Badan. 4. Rincian aset dan kewajiban pajak tangguhan yang diakui pada laporan posisi keuangan untuk setiap periode penyajian, dan jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan yang diakui pada laporan laba rugi apabila jumlah tersebut tidak terlihat dari jumlah aset atau liabilitas pajak tangguhan yang diakui pada laporan posisi keuangan. 5. Pengungkapan ada atau tidak ada sengketa pajak.

11. Pengungkapan yang berhubungan dengan Aset Tetap. Hal-hal yang harus diungkapkan: 1. Metode penyusutan yang

digunakan. 2. Uraian mengenai kebijakan akuntansi yang dipilih antara model nilai wajar dan model biaya. 3. Metode dan asumsi signifikan yang digunakan dalam mengestimasi nilai wajar aset tetap (model revaluasi) atau pengungkapan nilai wajar aset tetap (model biaya). 4. Rekonsiliasi jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan aset tetap pada awal dan akhir periode dengan menunjukkan: penambahan, pengurangan dan reklasifikasi.

PEMBAHASAN & PENJELASAN SUBJECT AND EXPLANATIONPEMBAHASAN & PENJELASAN SUBJECT AND EXPLANATION

14. Description on corporate social responsibility related to environmental activities.

Information includes among others: 1. Policy. 2. Activities carried out. 3. Financial impact of environment-related activities, such as the use of environmentally friendly and recyclable materials, company waste management system, etc. 4. Certification of environmental management.

15. Description on corporate social responsibility related to labor, work health and safety.

Information includes among others: 1. Policy. 2. Activities carried out. 3. Financial impact of activities related to practices of labor, work health and safety such as gender equality and employment opportunity, work safety and facilities, employee turnover, level of work accident, trainings, etc.

16. Description on corporate social responsibility related to community and social development.

Information includes among others: 1. Policy. 2. Activities carried out. 3. Financial impact of activities related to community and social development such as the use of local workforce, empowerment of community surrounding the company, improvement of social facilities and infrastructure, other forms of donation, etc.

17. Description of corporate social responsibility related to responsibility to the consumers.

Information includes: 1. Policy. 2. Activities carried out. 3. Financial impact of activities related to product responsibilities, such as consumers health and safety, product information, customers complaints facilities, number and handling, etc.

18. Material litigation faced by the company, subdisiaries, members of the Directors and/or the Board of Commissioners during the period of Annual Report.

Information includes: 1. Material of the case/claim. 2. Status of settlement of case/claim. 3. Impacts on the financial condition of the company.

Note: if there is no material litigation, it should be disclosed.19. Access to corporate information and data. Description of availability of access to corporate information

and data for public, e.g. through website, mass media, mailing list, bulletin, analyst meeting, etc.

20. Discussion on code of ethics. Information includes: 1. Existence of code of ethics. 2.

Contents of code of ethics. 3. Disclosure of code of ethics is applied to all levels of

organization. 4. Statement of the company’s corporate culture.21. Disclosures of Whistleblowing System. Information includes: 1. Submission of report on misconducts.

2. Protection for whistleblower. 3. Handling of whistleblowing. 4. Party managing whistleblowing.

VII. FINANCIAL INFORMATION1. Statement of the Directors regarding Responsibility of the

Directors on the Financial Statements. In compliance with Bapepam-LK Regulation No.VIII.G.11 on

Responsibility of the Directors on the Financial Statements.2. Independent Auditor’s Opinion on the Financial Statements.3. Description of Independent Auditor in the Opinion. Information includes: 1. Name and signature. 2. Date of audit report. 3.

License numbers of Public Accountant Office and Public Accountant.

4. Comprehensive Financial Statements. Contains complete elements of Financial Statements: 1.

Balance sheets. 2. Comprehensive profit and loss statement. 3. Statement of changes in equity. 4. Cash flows. 5. Notes to Financial Statements. 6. Balance sheets in the beginning comparative period presented when entity applies accounting policy retrospectively or restating accounts in financial statements, or when entity reclasiflies accounts in financial statements (whenever relevant)

5. Disclosure in notes to financial statements when entity applies accounting policy retrospectively or restating accounts in financial statements, or when entity reclasiflies accounts in financial statements.

Disclosed or not disclosed in accordance with IFRS.

6. Comparison of profitability. Comparison of profit/loss of the current year to that of the

previous year.7. Cash Flows Report. Based on the following items: 1. Groups into three categories

of activity: operational, investment, and funding activities. 2. Uses a direct method in reporting cash flows for operational activity. 3. Separates the presentation into cash receipt and or cash during the current year for operational, investment, and funding activities. 4. Discloses non-cash transactions in the notes to financial statements.

8. Summary of Accounting Policy. Information includes at least: 1. Statement of compliance

to FAS. 2. Basis of measuring and presenting financial statements. 3. Recognition of income and expenses. 4. Fixed assets. 5. Financial instruments.

9. Disclosures of transactions with related parties. Issues to be disclosed: 1. Name of related parties along

with nature and relation with related parties. 2. Amount of transactions along with the percentage of the related income and expenses. 3. Amount of balance along with the percentage of the total assets or liabilities. 4. Terms and conditions of related parties transactions .

10. Disclosure related to taxation. Issues to be disclosed among others: 1. Explanation on

relationship between tax charge (income) and accounting profit. 2. Fiscal reconciliation and calculation of current tax. 3. Statement that the amount of Taxable Profit as calculated through reconciliation is in accordance with the Tax Return. 4. Details of the assets and liabilities in deferred tax presented in the balance sheet in each period of presentation, and amount of charge (income) of deferred tax acknowledged in the profit loss statement if the said amount is not evident in the asset or liability of deferred tax acknowledged in the balance sheet. 5. Disclosure of whether or not there is a tax dispute.

11. Disclosure related to Fixed Assets. Issues to be disclosed: 1. Depreciation method used. 2. Description

of the selected accounting policies between revaluation model and cost model. 3. Methods and significant assumptions used in estimating the fair value of fixed assets (revaluation model) or disclosure of the fair value of fixed assets (cost model). 4. Reconciliation of gross amount and accumulated depreciation of fixed assets at the beginning and end of the period showing: addition, substraction and reclassification.

HlmnPage

296-422

313-332

298

300

318-332

387-389

334-338

355-361

HlmnPage

229-230,234-236

240-241, 242-247

238-240

240-243

248-249

250-251

251-259

260-262

284-285

291-294291-294

432 PB


LAPORAN TAHUNAN 2011 ANNUAL REPORT INDEK UNTUK BAPEPAM-LK

12. Perkembangan terakhir Standar Akuntansi Keuangan dan peraturan lainnya.

Uraian mengenai SAK/peraturan yang telah diterbitkan tetapi belum berlaku efektif, yang belum diterapkan oleh perusahaan, dengan mengungkapkan: 1. Jenis dan tanggal efektif SAK/peraturan baru tersebut. 2. Sifat dan perubahan yang belum berlaku efektif atau perubahan kebijakan akuntansi. 3. Dampak penerapan awal SAK dan peraturan baru tersebut atas laporan keuangan.

13. Pengungkapan yang berhubungan dengan Instrumen Keuangan.

Hal-hal yang harus diungkapkan: 1. Persyaratan, kondisi dan kebijakan akuntansi untuk setiap kelompok instrumen keuangan. 2. Klasifikasi instrumen keuangan.

3. Nilai wajar tiap kelompok instrumen keuangan. 4. Penjelasan risiko yang terkait dengan instrumen keuangan: risiko pasar, risiko kredit dan risiko likuiditas. 5. Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangannya.

VIII. LAIN-LAIN1. Menyampaikan Laporan Berkelanjutan (Sustainability Report/

CSR/PKBL) yang disusun berdasarkan standar pelaporan yang berlaku secara internasional (GRI Sustainability Reporting Guidelines).

PEMBAHASAN & PENJELASAN SUBJECT AND EXPLANATION

12. Latest updates on Financial Accounting Standards and other regulations.

Description on FAS/regulations already issued but not yet effective, that are not yet implemented by the company, by disclosing: 1. Type and effective date of new FAS/regulations. 2. Nature and changes that are not yet effective or changes in accounting standards. 3. Impact of early implementation of such FAS and new regulations on financial statements.

13. Disclosures related to Financial Instruments. Issues to be disclosed: 1. Terms, conditions and accounting

policies for each classification of financial instruments. 2. Classification of financial instruments.

3. The fair value of each classification of financial instruments. 4. Explanation of risks related to financial instruments: market risk, credit risk and liquidity risk. 5. Objectives and policies of financial risk management.

VIII. OTHERS1. Submission of Sustainability Report/CSR Report/PKBL Report

based on international reporting standard (GRI Sustainability Reporting Guidelines).

HlmnPage

313-317

318-332