11
DEMOKRASI DAN HAK ASASI MANUSIA (HAM) MAKALAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur Dalam Mata Kuliah Pendidikan Kewarganeraan Warma Yanti Lismaita Winta Nofriani Endang Lastri Selfia Mustafa Husain Hasibuan Dosen pembimbing Aris Irawan, S.H., M.H PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SJECH M. DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI

Numpang ta

  • Upload
    33335

  • View
    7

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Numpang ta

DEMOKRASI DAN HAK ASASI MANUSIA (HAM)

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu

Tugas Terstruktur Dalam Mata Kuliah Pendidikan Kewarganeraan

Warma Yanti

Lismaita

Winta Nofriani

Endang Lastri

Selfia

Mustafa Husain Hasibuan

Dosen pembimbing

Aris Irawan, S.H., M.H

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SJECH M. DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI

Page 2: Numpang ta

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar dari berbagai neraga yang tergolong maju, setidaknya ada dua pelajaran

penting yang harus menjadi pelajaran bagi bangsa Indonesia, yaitu govermance dan Good

Education. Ketika semangat dan gelora demokrasi lahir di tahun 1998, ternyata dalam

berbagai bidang kehidupan kondisinya tidak lebih menggembirakan. Pemerintah bersama

rakyat harus bekerja keras dan cerdas untuk mencari solusi agar kita semua bisa segera

keluar dari krisis berkepanjangan ini. Dalam kaitannya dengan kelemahan yang melekat

sistem demokrasi masih diyakini oleh para pakar politik sebagai sistem terbaik dbanding

dengan sistem yang lain.

Sebuah negara yang memeiliki pemerintahan yang demokratis dan pendidikan

yang bagus berhak untuk optimis untuk tampil dalam pencaturan dan persaingan global.

Indonesia yang amat kaya dengan keragaman flora, fauna, budaya, da bahkan tradisi

agama kesemuanya itu akan menjadi sumber sangketa dan petaka kalau kita tidak bisa

menjaganya dan menyingkapnya dengan arif.

B. Rumusan Masalah

Adapun dalam makalah ini penulis akan membahas tentang :

1. Apa yang dimaksud dengan demokrasi?

2. Bagaimana sejarah lahirnya demokrasi?

3. Bagamana sejarah demokrasi di Indonesia?

4. Apa pengertian HAM?

5. Bagaiman perkmebangan HAM di Eropa?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian demokrasi

2. Untuk mengetahui sejarah demokrasi

3. Untuk mengetahui sejarah perkembangan demokrasi di Indonesia

4. Untuk mengetahui pengertian HAM

BAB II

Page 3: Numpang ta

DEMOKRASI DAN HAK ASASI MANUSIA (HAM)

A. Demokrasi

1. Pengertian Demokrasi

Secara etimologi demokrsi terdiri atas dua kata Yunani, yaitu demos, yang

berarti rakyat atau penduduk suatu tempat, dan creatain atau cratos, yang berarti

kekuasaan atau kedudukan. Jadi demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan dari,

oleh, dan untuk rakyat.

Menurut Joseph A. Schmeter, demokrasi merupakan suatu perencanaan

institusional untuk mencapai keputusan politik dimana individu-individu memperoleh

kekuasaan untuk memutuskan cara perjuangan kompetetif atas suara rakyat. Serta

Philippe C. Schmitter mengatakan, demokrasi sebagai sutu sistem pemerintahan

dimana keputusan-keputusan pemerintah yang penting secara langsung atau tidak

langsung didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari

rakyat dewasa. Sedangkan Hendry B. Mayo menyatakan, demokrasi adalah sistem

politik merupakan suatu sistem yang menunjukan bahwa kebijakan umum dtentukan

atas dasar mayortas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalaam

pemilihan-pemilihan berkala yang didasaarkan atas prinsip kesamaan politik dan

diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik.

Dari beberapa pendapat dia atas, dapat disimpulakan bahwa hakikat demokrasi

adalah peran utama rakyat dalam proses sosial dan politik. Dengan kata lain,

pemerintah demokratis adalah pemerintahan ditangan rakyat yang mengandung

pengertian, pemerintahan dari rakyat, pemerintahan oleh rakyat, dan pemerintahan

ntuk rakyat. Ketiga faktor ini merupakan tolak ukur umum dari suatu pemerintahan

yang demokratis.

2. Sejarah Lahirnya Demokrasi

Kosep demokratis lahir dari tradisi pemikiran Yunani tentang hubungan negra

dan hukum, yang dipraktikan antara abad ke-6 SM- sampai abad ke 4 M. Demokrasi

yang dipraktikan pada saat itu berbentuk deokrasi langsung, yaitu hak rakyat untuk

membuat keputusan politik dijalankan secara langsung oleh seluruh warga negara

berdasarkan prosedr mayoritas.

Page 4: Numpang ta

Demikrasi Yunani berakir pada Abad Pertengahan. Pada masa ini kehidupan

bermasyarakat Yunani berubah menjadi masyarakat feodal yang ditandai kehidupan

keagamaaan terpusat pada Paus dan pejabat agama kehidupan politik yang diwarnai

dengan perebutan kekuasaan dikalangan bangsa bangsawan.

Demokrasi tumbul kembali di Eropa menjelang akir Abad pertengahan,

ditandai dengan lahirnya Magna Charta di Inggris. Magna Charta adalah suatu

piagam yang memuat perjanjian antara kaum bangsawan dan Raja John Ingris. Dalam

Magna Charta raja mngakui dan menjamin beberapa hak dan hak khusus

bawahannya. Terdapat dua hal yang sangat mendasar pada piagam ini, pertama,

adanya pembatasan kekuasaan raja; kedua, HAM lebih penting dari kedaulatan raja.

Momentum lainnya yang menandai kemunculan kembali demokrasi di Barat

adalah garakan pencerahan (renaissance) dan reformsi. Sebahagian ahli, salah satunya

sejarawan Philip K. Hitti, menyatakan bahwa gerakan pencerahan di Barat merupakan

buah dari kontak Barat dengan dunis Islam yang ketika itu sedang pada puncak

kejayaan peradapan dan ilmu pengetahuan. Dengan kata lain, rasionalitas Islam

memiliki sumbangsih tidak sedikit terhadap kemunculan kembali tradisi berdemokrasi

di Yunani.

Gerakan reformasi merupakan gerakan kritis revolusi agama di Eropa pada

abad ke-16 M. Tujuan dari gerakan ini merupakan gerakan kritis terhadap kebekuan

dokrit gereja. Gerakan ini dimotori oleh Martin Luther King yang menyerukan

kebebasan berpikir dan bertindak. Gerakan kritis terhadap kemujudan gereja dan

monarki absolut tertumpu pada rasionalitas yang berdasar pada hukum alam dan

kontak sosial.

Lahirnya isltilah sosial antara yang berkuasa dan yang dikuasai tidak lepas

dari dua filusuf Eropa, John Locke (Inggris) dan Montesquieu (Prancis). Menurut

Jhon Locke (1632-1704), hak-hak politik rakyat mencakup hak atas hidup, kebebasan

dan hak kepemilikan, sedangkan menurut Montequieu (1689-1744), sistem pokok

yang dapat menjamin hak-hak politik tersebut adalah melalui prinsip Trias Politica.

Trias politica adalah suatu sistem pemisahan kekuasaan dalam negara menjadi tiga

mebntuk kekuasaan; legistalif, eksekutif dan yudikatif.

Gagasan demokrasi dari kedua filsuf Eropa ini pada akirnya berpengaruh pada

kelahiran konsep konstitusi demokrasi barat.

3. Demokrasi di Indonesia

a. Periode 1945-

Page 5: Numpang ta

Demokrasi pada masa ini dikenal dengan demokrasi parlementer, mulai

berlaku sebulan sesudah kemerdekan diproklamirkan. Namun demikian, model ini

dianggap kurang cocok untuk Indonesia. Untuk mempraktikan demokrasi model

barat ini telah memberi peluang sangat besar kepada partai-partai politik untuk

mendomisili kehidupan sosial politik.

Ketiadaan budaya demokrasi yang sesuai dengan siistem demoktasi

parlementer ini akhirnya melahirkan fragmentasi politik berdasarkan afiliasi

kesukuan dan agama. Akhibatnya, pemeritah yang berbasis pada koalisi politik

pada masa ini jarang dapat bertahan lama.

Faktor-faktor disintegrasi di atas, ditambah dengan kegagalan partai-partai

dalam Majelis Konstituante untuk mencapai konsensus menganai dasar negara

untuk undang-undang dasar baru, mendorong Presiden Soekarno untuk

mengeluarkan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959, yang menegaskan

berlakunya kembali UUD 1945. Dengan demikian, masa demokrasi berdasarkan

sistem parlementer berakhir, diantikan oleh Demokrsi Terpimpin.

b. Perode 1959-

Demokras terpimpin adalah dominasi politik presiden dan berkembangnya

partai komunis dan peranan (ABRI) dalam panggung politik nasional. Disebabkan

oleh lahirnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 sebagai usaha untuk keluar dari

kebuntuan politik melalui kepemimpinan personal yang kuat.

Dalam pandangan sejarawan Ahamad syafi’i Ma’arif, Demokrasi

Terpimpin sebenarnya ingin menepatkan Presiden Soekarno ibarat seorang ayah

dalam sebuah keluarga besar yang bernama Indonesia dengan kekuasaan terpusat

berada di tanganya1. Dengan demikian kekeliruan yang sangat besar dalam

Demokrasi Terpimpin model Presiden Soekarno adalah pengingkaran terhadap

nilai-nilai demokrasi, yakni lahirnya absolutisme dan terpusatnya kekuasaan pada

diri pemimpin, dan pada saat yang sama hilangnya kontrol sosial an check and

balance dari legislatif terhadap eksekutif.

c. Periode 1965-

1 Abdul Rozak, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan,(Jakarta:Kencana Prenada Media Groub, 2008) hal.45

Page 6: Numpang ta

Periode ini merupakan masa pemerintah Presiden Soeharto dengan nama

Orde Baru. Orde baru, sebagaimana dinyatakan oleh pendukungnya, adalah upaya

untuk meluruskan kembali terhadap penyelewangan Undang-undang dasar 1945

yang terjadi pada masa Demokrasi Terpimpin

Demokrasi pancasila secara garis besar menawarkan tiga komponen

demokrasi. Pertama, demokrasi dalam bidang politik pada hakikatnya adalah

menegakan kembali asas-asas negara hukum dan kepastian hukum. Kedua,

demokrasi dalam bidang ekonomi pada hakikatnya adalah keidupan yang layak

bagi setiap warga negara. Ketiga, demokrasi dalam bidang hukum pada akikatnya

bahwa pengakuan dan perlindungan HAM, peradilan yang bebas yang tidak

memihak.

Hal yang sangat disayangkan adalah, alih-alih pelaksanaan ajaran

Pancasila secara murni dan konsekuen, Demokrasi Pancasila yang dikampanyekan

oleh Orde Baru sebatas retorika politik belaka. Dalam praktik kenegaraan dan

pemenrintahannya, penguasa Orde Baru bertindak jauh dari prinsip-prinsip

demokrasi. Seperti dikatakan oleh M.Rusdi Karim, ketidakharmonisan penguasa

Orde Baru dtandai oleh;

1) Dominannya peranan militer (ABRI)

2) Birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan politik

3) Pengibirian peran dan fungsi partai politik

4) Campur tangan pemerintah dalam berbagai urusan partai politik dan publik

5) Politik masa mengambang

6) Monolitisasi ideologi negara

7) Inkorporasi lembaga nonpemerintah

d. Era Reformasi

Pengalaman pahit yang menimpa Pancasila, yang pada dasarnya sangat

terbuka, inklusif, dan penuh nuansa HAM, berdampak pada kalangan tokoh

reformasi untuk menambahkan atribut tertentu pada kata demokrsi. Wacana

demokrasi pada masa Era Reformasierat kaitannya dengan pemberdayaan

masyarakat madani (civil society) dan penegakan HAM secara bersungguh-

sungguh.

B. Hak Asasi Manusia (HAM)

Page 7: Numpang ta

1. Pengertian HAM

Menurut Teaching Human Rights yang diterbitkan oleh PBB, hak asasi

manusisa (HAM) adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia, yang tanpanya

manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia. Menurt John Locke hak asasi manusia

adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai

sesuatu yang bersifat kodrati. Karena sifatnya demikian, maka tidak ada kekuasaan

apapun di dunia yang dapat mencabut hak asasi manusia.

Sedangkan menurut UU No. 39 tahun 1999, hak asasi manusia adalah

seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai mahluk

ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati,

dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang

demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

2. Perkembangan HAM di Eropa

a. Sebelum Deklarasi Universal HAM 1948

Wacana awal HAM di Eropa dimulai dengan lahirnya Magna Charta yang

membatasi kekuasaan absolute para penguasa atau raja-raja. Sejak lahirnya Magna

Charta pada tahun 1512, raja yang melanggar atran kekuasaan harus diadili dan

mempertanggungjawabkan kebijakan pemehrintahannya dihadapan para

parlemen.

Empat abad kemudian, tepatnya pada 1689, lahir Undang-Undang HAM di

Inggris. Pada masa itu pula muncul istlah Equality before the law, kesetaraan

manusia di muka hukum. Pandangan ini mendorong timbulnya wacana negara

hukum dan negara demokrasi pada kurun waktu selanjutnya. Menurut Bill of

rights, asas perasan manusia di muka hukum harus diwujudkan betapapun berat

rintangan yang dihadapi, karena tanpa hak kesamaan maka hak kebebasan

mustahil dapat terwujud.

Teori kontrak sosial adalah teori yang menyatakan bahwa hubungan antara

penguasa (raja) dan rakyat didasari oleh sebuah kontrak yang ketentuan-

ketentannya mengikat kedua belah pihak. Menurut kontrak sosial,penguasa diberi

kekuasaan oleh rakyat untuk menyelenggarakan ketertiban dan menciptakan

keamanan agar hak alamiah manusia terjamin dan terlaksana secara aman.

Page 8: Numpang ta

Teori hukum kodrati adalah teori yang menyatakan bahwa di dalam

masyarakat manusia ada hak-hak dasar manusia yang tidak dapat dianggar oleh

negara dan tidak diserahkan kepada negara.

Pada tahun 1789, lahir deglarasi Prancis, yang memuat aturan-aturan yang

menjamin HAM dalam proses hukum, seperti laranang penangkapan dan

penahanan seseorang secara sewenang-wenang tanpa alasan yang sah. Prinsip

presumption of innocent adaah bahwa orang-orang yang ditangkap dianggap tidak

bersalah sampai ada keputusan pengadilan yang mengelurkan hukum tetap yang

menyatakan ia bersalah.

Perkembangan HAM selanjutnya ditanda oleh munculnya wacana empat

hak kekebasan manusia (the four freedoms) di Amerika Serikat pada 6 Januari

1941, yang diproklamirkan oleh presiden Theodore Roosevelt. Keempat hak itu

adalah hak kebebasan mememeluk agama yang dipeluknya, hak kebebasan

berbicara dan mengeluarkan pendapat, hak bebas dari kemiskinan, dan hak bebas

dari rasa takut.

Tahun 1944 dalam konfrensi Buruh Internasional di Philadephia, Amerika

Serikat, dihasilkan sebuah deglarasi HAM. Deglarasi ini memuat pentingnya

menciptakan perdamaian dunia berdasarkan keadilan sosial dan perlindungan

seluruh manusia apapun ras, kepercayaan, dan jenis kelaminnya. Deglarasi ini

juga memuat prinsip HAM yang menyerukan jaminan setiap orang untuk

mengejar pemenuhan material dan spiritual secara bebas dan bermartabat.

b. Pasca Deklarsi Universal HAM 1948

Generasi pertama. Menurut generasi ini pengertian HAM hanya terpusat

pada bidang hukum dan politik. Dampak Perang Dunia II sangat mewarnai

pemikiran generasi ini, dimana totaliterisme dan munculnya keinginan negara-

negara yang baru merdeka untuk menciptakan tertib hukum yang baru sangat kuat.

Seperangkat hukum yang disepakati sangat sarat dengan hak-hak yuridis, seperti

hak untuk hidup, hak untuk tidak menjadi budak, dan hak untuk tidak disiksa.

Generasi kedua. Pada era ini pemikiran HAM tidak saja menuntut hak

yuridis seperti yang dikampanyekan generasi pertama, tetapi juga menyerukan

hak-hak sosial, ekonomi, politik, dan budaya.

Generasi ketiga. Generasi ini menyerukan wacana kesatuan HAM antara

hak ekonomi, sosial budaya, politik, dan hukum dalam satu bagian internal yang

Page 9: Numpang ta

dikenal dengan istilah hak-hak melaksanakan pembangunan (the rights of

development), sebagaimana dinyatakan oleh Komisi keadilan Internasonal

(international commition of justice).

Generasi keempat.di era ini ditandai oleh lahirnya pemikiran kritis HAM.

Pemikiran ini dipelopori oleh negara-negara di kawasan Asia yang pada tahun

1983 melahirkan deglarasi HAM yang terkenal dengan Declaration of te Basic

Duties of Asia People and Goverment. Tidak hanya masalah hak asasi, Deglarasi

HAM Asia ini juga berbicara tentang masalah kewajiban asasi yang dilakukan

oleh setiap negara. Secara positif deklarasi ini mengukuhkan keharusan imperatif

setiap negara untuk memenuhi hak asasi rakyatnya.

3. Perkembangan HAM di Indonesia

a. Periode sebelum kemerdekaan

Pemikiran HAM dalam periode sebelum kemerdekaan dapat dijumpai

dalam sejarah kemunculan organisasi pergerakan nasional, seperti Boedi Oetomo

(1908), Serikat Islam (1911), Indische Partij (1912), Partai komunis Indonesia

(1920), Prhimpunan Indonesia (1925), dan Partai Nasional Indonesia (1927).

Lahirnya organisasi pergerakan nasional ini tidak bisa dilepaskan dari sejarah

pelanggaran HAM yang dilakukan oleh penguasa kolonial, penjajahan, dan

pemerasan hak-hak masyarakat terjajah.

b. Periode setelah merdeka

1) Perode 1945-

Pemikiran HAM pada periode awal pasca kemerdekaan masih

menekankan pada wacana hak untuk merdeka, hak kebebasan untuk berserikat

melalui organisasi politik yang didirikan, serta hak kebebasan menyampaikan

pendapat terutama di parlemen.

2) Periode 1950-

Periode ini disebut dengan masa demokrasi parlementer. Sejarah pemikiran

HAM pada masa ini dicatat sebagai masa yang sangat kondusif bagi sejarah

perjalanan HAM di Idonesia. Menurut Bagir Manan, masa gemilang sejarah

HAM Indonesia pada masa ini tercermin pada 5 indikator HAM :

Page 10: Numpang ta

a) Munculnya partai-partai politik dengan beragam ideologi

b) Adanya kekebasan pers

c) Pelaksanaan pemilihan umum

d) Perdebatan HAM secara bebas dan demokratis

e) Kontrol parlemen atas eksekutif

3) Periode 1959-

Pada masa ini hak-hak asasi warga negara dipasung oleh model pemerintahan

yang sangat indivudual.

4) Periode 1966-

Komitmen Orde Baru terhadap pelaksanaan HAM secara murni dan

konsekuen masih jauh dari harapan msyarakat. Masa ini masih sarat dengan

pelanggaran HAM yang dilakukan oleh aparat negara atas warga negara.

Akumulasi pelanggaran HAM pada periode ini tercermin dengan tuntutan

mundur Presiden Soeharto dari kursi kepresidenan yang disuarakan oleh

mahasiswa dan kelompok reformasi pada tahn 1998.

5) Periode reformasi

Pada periode ini HAM menjadi tujuan utama. Komitmen pemerintah terhadap

penegakan HAM ditunjukan dengan pengesahan Undang-undang tentang

HAM, pembukaan Kantor Menteri Negara Urusan HAM yang kemudian

digabung dengan Depertemen Hukum dan Perundang-undangan.

4. HAM dan Islam

Islam adalah agama yang universal yang mengajarkan keadilan bagi semua

manusia tanpa pandang bulu. Dalam Islam, sebagaimana dinyatakan oleh Abu A’la

Al-Maududi, HAM adalah hak kodrati yang dinugrahi Allah SWT kepada setiap

manusia dan tidak dapat dicabut atau dikurangi oleh kekuasaan yang bersifat

permanen dan kekal.

Menurut kalangan ulama Islam, terdapat dua konsep tentang hak dalam Islam,

hak manusia (haq al insan) dan hak Allah. Satu dan yang lainnya saling terkait dan

saling melandasi. Hak Allah melandasi hak manusia demikian juga sebaliknya,

sehingga dalam praktiknya tidak bisa dipisahkan antara yang satu dengan yang

lainnya.

Page 11: Numpang ta

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Demokrasi adalah sebuah sistem sosial politik yang paling baik dari sekian

banyak sistem yang ada dewasa ini. Pengertian umum demokrasi adalah suatu model

pemerintaan atau sistem sosial yang tertumpu pada kepentingan rakyat dari, oleh dan

untuk rakyat.

Prinsip-prinsip ini merupakan tiga faktor yang menjadi tolak ukur umum dari

suatu pemerintahan yang demokratis, yaitu pemerintaan dari rakyat, pemerintah oleh

rakyat, dan pemerintahan untuk rakyat.

Hak asasi manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan

keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah-

Nya yang wajib dihormati, dijinjung tinggi, dan dilingdungi oleh negara, hukum,

pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat

manusia.

Islam adalah agama yang sangat peduli dengan penegakan HAM yang berjalan

dengan keadilan gender, kebebsan beragama, dan lingkungan hidup.

B. Saran

Sebagai warga negara yang baik hendaknya kita memahami hakikat demokrasi

dan HAM, agar kehidupan bernegara kita dapat berjalan dengan lancar.