Upload
david-sugiarto
View
36
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
vcxbxc
Citation preview
BAB 1
PENDAHULUAN
Pertumbuhan dan perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu baik faktor internal maupun faktor eksternal. Salah satu faktor eksternal
yang telah dikemukakan adalah nutrisi.
Pemenuhan kebutuhan akan nutrisi sangat penting dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak karena nutrisi dalam tubuh dapat
membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak serta mencegah terjadinya
berbagai penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh seperti kekurangan energi dan
protein, anemia, defisiensi iodium, defisiensi seng (Zn), defisiensi vitamin A,
defisiensi tiamin, defisiensi kalium dan lain-lain yang dapat menghambat proses
tumbuh kembang anak. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi dapat membantu
pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan usia tumbuh kembang dan dapat
meningkatkan kualitas hidup serta mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas.
Selain itu, kebutuhan nutrisi juga dapat membantu dalam aktivitas sehari-hari karena
nutrisi juga sebagai sumber tenaga yang dibutuhkan berbagai organ dalam tubuh, dan
juga sebagai sumber zat pembangun dan pengatur dalam tubuh.
BAB 2
TUMBUH KEMBANG ANAK
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita karena
masa ini merupakan masa pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan
menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini perkembangan
kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia
berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya
(Soetjiningsih, 1995).
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya
berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan. Pertumbuhan adalah
bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh karena adanya multiplikasi ( bertambah
banyak ) sel-sel tubuh dan juga karena bertambah besarnya sel. Perkembangan adalah
bertambahnya kemampuan atau fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
teratur, dapat diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel,
jaringan tubuh, organ-organ dan sistemnya yang terorganisasi. (Nursalam, 2005).
Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik,
sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ atau individu.
Meskipun pertumbuhan dan perkembangan mempunyai arti yang berbeda, namun
keduanya saling mempengaruhi dan berjalan secara bersamaan (Soetjiningsih, 1995).
2.1 Aspek Pertumbuhan
Untuk menilai pertumbuhan anak dilakukan pengukuran antropometri,
pengukuran antropometri meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan (panjang
badan), lingkar kepala. Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil
peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, pengukuran tinggi
badan digunakan untuk menilai status perbaikan gizi disamping faktor genetic
sedangkan pengukuran lingkar kepala dimaksudkan untuk menilai pertumbuhan otak.
Pertumbuhan otak kecil (mikrosefali) menunjukkan adanya reterdasi mental, apabila
otaknya besar (volume kepala meningkat) terjadi akibat penyumbatan cairan
serebrospinal (Hidayat, 2011 )
2.2 Aspek Perkembangan
Frankenburg dan kawan – kawan (1981), melalui DDST (Denver
Development Screening Test), mengemukakan 4 parameter perkembangan yang
dipakai dalam menilai perkembangan anak balita, yaitu:
a. Personal social ( tingkah laku social ).
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya.
b. Fine motor adaptive ( gerakan motorik halus ).
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk melakukan gerakan
yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil,
tetapi memerlukan kondisi yang cermat. Misalnya kemampuan untuk
menggambar, memegang sesuatu benda, dll.
c. Language ( bahasa ).
Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah
dan berbicara spontan.
d. Gross motor ( perkembangan motorik kasar ).
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
Banyak “milestone” perkembangan anak yang penting dalam
mengetahui taraf perkembangan seorang anak (yang dimaksud dengan
“milestone” perkembangan adalah tingkat perkembangan yang harus dicapai
anak pada umur tertentu), misalnya (Nursalam, 2005):
a. 4-6 minggu : tersenyum spontan, dapat mengeluarkan suara 1-2 minggu
kemudian
b. 12-16 minggu: menegakkan kepala, tengkurap sendiri menoleh ke arah
suara memegang benda yang ditaruh di tangannya
c. 20 minggu : meraih benda yang didekatkan kepadanya
d. 26 minggu : Dapat memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya.
Duduk, dengan bantuan kedua tangannya ke depan. Dan Makan biskuit
sendiri
e. 9-10 bulan : Menunjuk dengan jari telunjuk. Memegang benda dengan ibu
jari dan telunjuk. Merangkak. Bersuara da… da…
f. 13 bulan : berjalan tanpa bantuan. Mengucapkan kata-kata tunggal
Dengan mengetahui berbagai “milestone”, maka dapat diketahui apakah
seorang anak perkembangannya terlambat ataukah masih dalam batas-batas
normal.
Pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi pada anak memiliki beberapa dampak yakni:
2.1.1 Dampak Psikologis
Mencakup aspek psikodinamik, psikososial dan maturasi organik.
a. Psikodinamik (Freud)
Pada usia bayi, pemenuhan kebutuhan yang utama adalah kebutuhan
dasar melalui oral. Fase oral berhasil dilalui apabila anak mendapatkan
kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan oral saat makan dan minum.
Dampak psikodinamik yang diperoleh bayi adalah kepuasan karena
terpenuhinya kebutuhan dasar dan kehangatan saat pemenuhan
kebutuhan dasar tersebut.
b. Psikososial (Erikson)
Fase awal dari pertumbuhan dan perkembangan anak menurut
pendekatan psikososial adalah tercapainya rasa percaya dan tidak
percaya. Makanan merupakan stimulus yang dapat meringankan rasa
lapar anak dan pemuasan yang konsisten terhadap rasa lapar dapat
mempengaruhi kepercayaan anak terhadap lingkungannya terutama
lingkungan keluarga.
c. Maturasi Organik (Piaget)
Perkembangan organik yang dilalui anak melalui makanan adalah
pengalaman mendapatkan beberapa sensoris seperti rasa atau
pengecapan, penciuman, pergerkan dan perabaan. Dengan dikenalkan
berbagai macam makanan, anak akan kaya dengan berbagai macam
rasa, demikian juga dengan bertambah kayanya penciuman melaui bau
makanan. Selain itu, dengan makanan anak dapat meningkatkan
keterampilan, seperti memegang botol susu, memegang cangkir,
sendok, dan keterampilan koordinasi gerak, seperti menyuap dan
menyendok makanan.
2.1.2 Dampak Fisiologis
Dampak nutrisi pada anak yang terlihat jelas adalah terhadap pertumbuhan
fisik anak. Selama masa intrauterin, asupan nutrisi yang adekuat pada ibu
berdampak tidak hanya pada kesehatan ibu, tetapi lebih pada pertumbuhan
janin. Dengan asupan nutrisi yang adekuat, dari hari ke hari kehamilan ibu
bertambah besar dan sejalan dengan itu, janin tumbuh dan berkembang
sampai pada usia kehamilan yang matang maka janin siap dilahirkan
dengan berat badan, dan pertumbuhan organ fisik lainnya yang normal.
Terutama pada trimester pertama pada saat terjadi pertumbuhan otak,
asupan nutrisi yang adekuat terutama protein akan mempengaruhi
pertumbuhan otak. Sebaliknya, apabila ibu tidak mendapat asupan gizi
yang adekuat, bayi dapat lahir dengan berat badan rendah. Diet atau
pembatasan makanan pada ibu selama masa kehamilan akan menurunkan
berat badan bayi.
Begitu juga setelah anak dilahirkan, asupan nutrisi yang tepat untuk bayi, toddler, prasekolah, usia sekolah, dan remaja akan sangat berdampak pada pertumbuhan fisik, yaitu anak akan bertambah berat dan bertambah tinggi atau meningkat secara kuantitas.
Nutrisi adalah zat penyusun bahan makanan yang banyak diperlukan oleh
tubuh untuk metabolisme, yaitu: air (H2O), protein, lemak, karbohidrat, vitamin
dan mineral (FKUI Edisi 1, 1985).
Jenis kebutuhan nutrisi yang diperlukan bayi dan anak
2.3.1 Air (H2O)
Air merupakan nutrien yang berfungsi menjadi medium untuk nutrien
lainnya. Berikut ini adalah tabel kebutuhan anak usia bayi untuk
pemenuhan kebutuhan terhadap air:
No. Usia Air per kg BB per hari (ml)
1 3 hari 80 – 100
2 10 hari 125 – 150
3 3 bulan 140 – 160
4 6 bulan 130 – 155
5 9 bulan 125 – 145
6 1 tahun 120 – 135
(Yupi Supartini, 2004)
Sekitar 65% dari bobot tubuh adalah air. Air ini merupakan unsur paling
penting diantara semua nutrien dan terdapat baik dalam makanan padat
maupun dalam minuman. Sejumlah kecil air dihasilkan oleh metabolisme.
Air merupakan media tempat semua proses metabolisme berlangsung.
Kehilangan air terjadi melalui udara pernapasan disamping itu lewat
keringat, urine dan feses. Manusia dapat hidup berminggu-minggu tanpa
makanan, namun tanpa air hidupnya hanya beberapa hari saja (Mery E.
Beck, 2000).
2.3.2 Protein
Nilai gizi protein ditentukan oleh kadar asam amino esensial. Terdapat dua
jenis protein, yaitu:
1) Protein hewani: yang didapat dari daging hewan.
2) Protein nabati: yang didapat dari tumbuh-tumbuhan.
Nilai gizi protein hewani lebih besar dari pada protein nabati dan lebih
mudah diserap oleh tubuh. Walaupun demikian, kombinasi penggunaan
protein hewani dan protein nabati sangat dianjurkan dalam pemenuhan
protein yang seimbang (Yupi Supartini, 2004).
Fungsi protein merupakan konstituen penting bagi semua jaringan tubuh,
yaitu:
1. Protein menggantikan protein yang hilang selama proses metabolisme
yang normal dan proses pengauasan yang normal. Protein akan hilang
dalam pembentukan rambut serta kuku, dan sebagai sel-sel mati yanfg
lepas dari permukaan kulit serta traktus alimentarius, dan dan dalam
sekresi pencernaan.
2. Protein menghasilkan jaringan yang baru. Jaringan baru terbentuk
selama masa pertumbuhan, kesembuhan dari cidera, kehamilan dan
laktasi.
3. Protein diperlukan dalam pembuatan protein-protein yang barudengan
fungsi khusus didalam tubuh, yaitu: sebagai enzim, hormone dan
hemoglobin.
4. Protein dapat dipakai sebagai sumber energi. (Mary E. Beck, 2000)
2.3.3 Lemak
Pada dasarnya, lemak tidak banyak dibutuhkan dalam jumlah besar kecuali
lemak esensial, yaitu asam linoleat dan asam arakidonat. Pada anak usia
bayi sampai kurang lebih 3 bulan, lemak merupakan sumber gliserida dan
kolesterol yang tidak dapat dibuat dari karbohidrat. Lemak berfungsi untuk
mempermudah absorsi vitamin yang larut dalam lemak, yaitu vitamin A, D,
E, dan K (Yupi Supartini, 2004).
Fungsi dari lemak, sebagai berikut (Mery E. Beck, 2000):
1. Sumber energi, lemak dioksidasi di dalam tubuh untuk memberikan
energi bagi aktivitas jaringan dan guna mempertahankan suhu tubuh.
2. Ikut serta membangun jaringan tubuh. Sebagian lemak masuk ke dalam
sel-sel tubuh dan merupakan bagian esensial dari strutur sel tersebut.
3. Perlindungan. Endapan jaringan lemak di sekitar organ tubuh yang
penting akan mempertahankan organ tubuh dalam posisinya dan
melindunginya terhadap cedera.
4. Penyekat (isolasi). Jaringan lemak subkutan akan mencegah kehilangan
panas dari tubuh.
5. Perasaan kenyang. Adanya lemak di dalam chime ketika lewat dalam
duodenum mengakibatkan penghambatan peristaltik lambung dan
sekresi asam, sehingga menunda waktu pengosongan lambung dan
mencegah timbulnya rasa lapar.
6. Vitamin larut dalam lemak. Membantu proses penyerapan dari dalam
usus dan melarutkan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak.
2.3.4 Karbohidrat
Karbohidrat adalah sumber tenaga pada anak. Bayi yang baru mendapat
asupan makanan dari ASI akan mendapatkan 40% kalori dari laktosa yang
dikandung dalam ASI. Pada anak yang lebih besar yang sudah
mendapatkan makanan yang banyak mengandung tepung, seperti bubur
susu, sereal, nasi tim, atau nasi. Apabila tidak mendapatkan asupan
karbohidrat yang memadai untuk menghasilkan energi, tubuh akan
memecah protein dan lemak cadangan dalam tubuh (Yupi Supartini, 2004).
Dibawah ini kebutuhan kalori untuk bayi dan anak (Marlow, D.R dan
Reeding, B.A, 1988):
No. UsiaBerat
badan (kg)
Permukaan
tubuh (m2)
Cal/kg
(kg)
1 Neonatus 2,5-4 0,2-0,23 50
2 1 minggu-6 bulan 3-8 0,23-0,35 60-70
3 6 bulan-12 bulan 8-12 0,35-0,45 50-60
4 12 bulan-24 bulan 10-15 0,45-0,55 45-50
5 2 tahun-5 tahun 15-20 0,6-0,7 45
6 6 tahun-10 tahun 20-35 0,7-1,1 40-45
7 11 tahun-15 tahun 30-60 1,5-1,7 25-40
8 Dewasa 70 1,75 15-20
Fungsi karbohidrat dioksidasi di dalam tubuh agar menghasilkan panas dan
energi bagi segala bentuk aktivitas tubuh.
2.3.5 Vitamin
Vitamin adalah sejumlah zat yang terdapat dalam makanan, yang berfungsi
untuk mempertahankan fungsi tubuh (Marlow, D.R dan Reeding, B.A,
1988). Vitamin terbagi dalam dua bagian besar, yaitu vitamin yang larut
dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak:
1) Vitamin yang larut dalam air
Vitamin yang larut dalam air adalah vitamin B dan C yang tidak disimpan
dalam tubuh, melainkan harus dikonsumsi melalui makanan tertentu.
Vitamin B mencakup vitamin B1, B2 dan B12. Berikut ini adalah fungsi-
fungsi dari vitamin tersebut:
B1 atau tiamin diperlukan tubuh untuk metabolisme karbohidrat dalam
pembentukan energi (sebagai koenzim). Kekurangan vitamin ini akan
menyebabkan tubuh cepat merasa lelah, kurang nafsu makan, kerusakan
pembuluh darah dan sel saraf.
B2 atau riboflavin penting dalam metabolisme karbohidrat, asam amino,
dan asam lemak yaitu sebagai koenzim dari flavin enzim. Kekurangan
vitamin ini akan menyebabkan tubuh merasa lelah sehingga kurang aktif
dalam bekerjaserta dapat mengurangi ketajaman penglihatan.
B12: kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan anemia
2) Vitamin yang larut dalam lemak
Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E, dan K. Berikut ini
peranan penting vitamin A,D, E, dan K dalam tubuh:
A: untuk pertumbuhan, penglihatan, reproduksi, dan pemilihan sel epitel
D: untuk penyerapan dan metabolisme kalsium dan fosfor, pembentukan
tulang dan gigi.
E: untuk berbagai senyawa yang larut dalam lemak dan berperan dalam
fetilisasi manusia.
K: untuk proses pembentukan darah dan mineral yang dibutuhkan tubuh
adalah mineral makro, yaitu Ca, P, Mg, Na, dam K serta mineral mikro
yaitu Fe dan Zn. (Yupi Supartini, 2004)
2.3.6 Mineral
Unsur-unsur mineral terdapat di dalam jaringan tulang, gigi dan protein.
Mineral merupakan unsur esensial bagi fungsi normal sebagian enzim dan
sangat penting dalam pengendalian komposisi cairan tubuh. Unsur-unsur
mineral di dalam tubuh kurang lebih 3% dari keseluruhan bobot tubuh.
Sejumlah mineral yang terlibat dalam pelbagai proses tubuh: kalsium,
fosfor, kalium/potassium, sulfur/belerang, natrium/sodium, klor, besi fluor,
tembaga, seng, yodium, kobalt, mangan, magnesium, kromium dan
selenium.
Fungsi mineral dalam tubuh ada 3, yaitu:
1. Mineral merupakan konstituen tulang dan gigi, yang memberikan
kekuatan serta rigiditas kepada jaringan tersebut, misalnya: kalsium,
fosfor dan magnesium.
2. Mineral membentuk garam-garam yang dapat larut dan dengan
demikian mengendalikan komposisi cairan tubuh.
3. Mineral turut membangun enzim dan protein. (Mery E. Beck, 2000).
Kebutuhan Nutrisi Berdasarkan Usia Tumbuh Kembang
Kebutuhan nutrisi pada setiap anak berbeda, mengingat kebutuhan untuk
pertumbuhan dan perkembangan sel atau organ pada anak berbeda, dan
perbedaan ini yang menyebabkan jumlah dan komponen zat gizi berlainan.
Secara umum kebutuhan nutrisi pada anak dapat dikelompokkan berdasarkan
usia anak, mulai umur 0-4 bulan, 4-6 bulan, 6-9 bulan, 9-12 bulan, usia todlerr
atau prasekolah, usia sekolah dan usia remaja.
2.4.1 Umur 0-4 Bulan
Pada umur ini kebutuhan nutrisi bayi semuanya melalui air susu ibu yang
terdapat komponen yang paling seimbang, akan tetapi apabila terjadi
gangguan dalam air susu ibu maka dapat menggunakan susu formula dan
nilai kegunaan atau manfaat jauh lebih baik dari menggunakan ASI.
Pemberian ASI eksklusif adalah sampai 4 bulan tanpa makanan yang lain,
sebab kebutuhannya sesuai dengan jumlah yang dubutuhkan pada bayi, dan
proses pemberian ASI ini dapat dilakukan melalui proses menyusui.
Pada proses menyusui ini akan memberikan dampak yang baik seperti pada
proses awal menyusui, setelah bayi lahir terdapat zat kekebalan tubuh yang
terdapat pada kolostrom yang kaya akan protein dan mengandung
imunoglobulin A yang tinggi melalui keluarnya pertama dari ASI,
disamping itu proses menyusui akan membantu reflek bayi untuk mengisap
yang menyebabkan kebutuhan kasih sayang (ASI) pada bayi terpenuhi dan
membantu proses bonding. Proses pengeluaran ASI dapat terjadi karena
adanya reflek menghisap juga dapat dipengaruhi proses hormonal terutama
oksitosin dan prolaktin.
ASI merupakan makanan yang ideal pada bayi, disamping mempunyai zat
gizi yang ideal juga mempunyai beberapa manfaat seperti harganya murah
dan sederhana, tersedia pada suhu yang ideal dan tidak perlu dipanaskan
atau disterilkan dahulu, bebas dalam pencemaran kuman yang dapat
mengurangi kemungkinan timbulnya gangguan saluran pencernaan, akan
mempercepat pengembalian besarnya rahim pada bentuk dan ukuran
sebelum mengandung.
ASI mempunyai peran yang penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan bagi anak mengingat zat gizi yang ideal terdapat
didalamnya, diantaranya imunoglobulin (IgA, Ig G, Ig M, IgD, Ig E)
lisozim merupakan satu enzim yang tinggi jumlahnya yang berfungsi
bakteriostatik terhadap enterobakteria dan kuman gram negatif dan sebagai
pelindung terhadap berbagai macam virus, kemudian laktoperoksidase
enzim yang berfungsi membunuh streptokokus, faktor bifidus merupakan
karbohidrat yang mengandung nitrogen yang berfungsi mencegah
pertumbuhan organisme yang tidak diinginkan, faktor anti stafilokokus
merupakan asam lemak yang melindungi serangan stafilokokus, laktoferin,
dan transferin komponen protein yang dapat mengurangi tersedianya zat
besi pada pertumbuhan kuman, komponen komplemen yaitu C3 dan C4
yang berfungsi untuk pertahanan tubuh, adanya sel makrofag dan metrofil
yang berfungsi menfagosit kuman, adanya lipase yang merupakan zat anti
virus.
Tidak semua anak mendapatkan ASI secara langsung, banyak kita temukan
anak-anak kebutuhan nutrisinya melalui susu formula. Untuk itu dalam
pemakaian susu formula atau susu botol juga perlu perhatian diantaranya:
sterilkan dahulu sebelum memberikan pada bayi dengan cara dipanaskan
jangan membuat lama-lama susu dalam botol, ikuti petunjuk pamakaian
susu formula, dan lain-lain.
2.4.2 Umur 4-6 Bulan
Pada usia ini kebutuhan nutrisi pada anak tetap yang utama adalah ASI
kemudian di tambah lagi dengan bubur susu, dan sari buah, pemenuhan
kebutuhan nutrisi pada anak terdapat tambahan mengingat seiring dengan
perkembangan fungsi sistem pencernaan. Perubahan kebutuhan nutrisi anak
hanya perubahan bentuk makan akan tetapi kadar zat gizi tetap seimbang
dengan komposisi yang ada.
2.4.3 Umur 6-9 Bulan
Kebutuhan nutrisi pada anak usia ini adalah tetap diteruskan kebutuhan
nutrisi dari ASI kemudian ditambah dengan bubur susu, bubur tim saring,
dan buah, penambahan bentuk kebutuhan nutrisi disesuaikan dengan
ukuran kebutuhan nutrisi pada usia anak, makanan lembut padat dari usia
sebelumnya mengingat perkembangan gigi sudah mulai dan pada usia ini
bayi mulai mengunyah apa saja dan memasukkan semua makanan ke
dalam mulut, untuk itu perlu pengawasan dalam setiap aktivitas.
2.4.4 Umur 10-12 Bulan
Pada usia anak ini masih tetap diberikan ASI dengan penambahan pada
bubur, susu, bubur tim kasar dan buah, bentuk makanan yang disediakan
dapat lebih padat dan bertambah jumlahnya mengingat pertumbuhan gigi
dan kemampuan fungsi pencernaan sudah bertambah. Pada usia ini anak
sering senang makan sendiri dengan sendok atau suka mencoba makan
sendiri dan makan dengan tangan, pada anak seusia ini adalah merupakan
usaha yang baik dalam menuntun ketangkasan dan merasakan bentuk
makanan.
2.4.5 Usia Todler Dan Prasekolah
Pada usia ini kemampuan kemandirian dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi
sudah mulai muncul, sehingga segala peralatan yang berhubungan dengan
makan seperti garpu, piring, sendok, dan gelas semuanya harus dijelaskan
pada anak atau diperkenalkan dan dilatih tentang pengguanaan, sehingga
dapat mengikuti aturan yang ada. Dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi
pada usia ini sebaliknya penyediaan bervariasi menunya untuk mencegah
kebosanan, berikan susu dan makanan yang dianjurkan antara lain, daging,
sup, sayuran, dan buah-buahan, pada anak ini juga perlu makanan padat
sebab kemampuan mengunyahnya sudah kuat.
2.4.6 Usia Sekolah
Pada usia sekolah ini kebiasaan makan pada anak tergantung pada
kehidupan sosial disekolah, kadang-kadang anak malas makan di rumah
karena kondisi yang tidak disukai, pada usia ini kemampuan makan dengan
menggunakan sendok, piring, dan garpu sudah baik. Pada usia sekolah
tatacara dalam makan seperti makan dengan duduk, mencuci tangan
sebelum makan, tidak mengisi mulut secara penuh dan mengambil
makanan secara bersamaan dan lain-lain kebiasaan tersebut harus
dilakukan. Kadang-kadang usia sekolah juga malas untuk makan akibat
stress dan sakit sehingga perlu pemantauan, dan anak sekolah cenderung
suka makan secara bersamaan dengan teman sekolahnya.
2.4.7 Usia Remaja
Pada masa remaja kebutuhan kalori semakin meningkat karena perubahan
menjadi pubertas dan aktifitas. Pada masa remaja sangat menyadari akan
gambaran diri sehingga perlu pemantauan diit dalam makanan, seperti takut
akan obesitas dan takut timbulnya akne atau jerawat akibat makanan. Pada
masa ini terjadi pertumbuhan yang cepat baik tinggi maupun berat badan
sehingga kebutuhan gizipun meningkat (Behrman, RE dkk, 1996).
2.5 Daftar Makanan/Nutrisi sesuai Usia Anak
2.4.1 Bayi 0-12 bulan
a. 0-4 bulan
Susu ASI atau susu formula. Sereal dan roti Sereal dicampur dengan
susu.
b. 5-6 bulan
Dilanjutkan dengan roti dan sereal lainnya bisa sampai 18 bulan.
c. 6-7 bulan
Diberikan nasi tim bertahap. Bisa diselingi buah dan sayur dijus. Mulai
dengan jus 1 mangkok, memenuhi kebutuhan vitamin C, 1 mangkok jus,
buah lunak dan sayur yang dimasak.
d. 8-12 bulan
Nasi tim atau sayur dan buah bisa diberikan 4 kali sehari termasuk jus.
Daging dan sumber protein lain, daging giling dan daging yang
dipotong, daging sapi, telur, ikan, kacang, polong-polongan, keju.
Daging ataupun protein diberikan 2 kali sehari.
2.4.2 Toodler dan Preschool
Rata-rata anak-anak toddler atau preschool umumnya membutuhkan:
• Susu 2 atau 3 kali dalam 1 hari. Dalam I kali minum kira-kira 1/2-1 gelas.
• Daging; 2 kali atau lebih dalam 1 hari.
• Sereal dan roti; 4 kali atau lebih dalam 1 hari. 1 kali pemberian kira-kira
1/2-1 potong roti atau 1/2-1 gelas bubur.
• Sayur dan buah-buahan; 4 kali atau lebih dalam 1 hari. Itu meliputi
sekurang-kurangnya 1 kali atau lebih pemberian jeruk dan 1 kali pemberian
sayuran hijau/kuning.
2.4.3 Anak Sekolah
Anak sekolah membutuhkan jumlah yang sama dengan penyediaan makanan
dasar yang dibutuhkan oleh anak usia preschool. Tapi kebutuhan lebih banyak
dari anak preschool.
Contoh:
Susu satu gelas, daging 6-8 potong, sayur 1/3-1/2 gelas, roti 1-2 iris, sereal 1/2-
1 mangkok.
2.4.4 Adolesence
Remaja membutuhkan energi untuk kebutuhan mereka dan didalam
makanannya membutuhkan susu, daging, sayuran hijau dan kuning. Orang tua
dianjurkan memberikan sayur dan buah.
Pengaturan makanan untuk bayi dan anak sehatBerikut ini adalah beberapa pengaturan makanan untuk bayi dan anak sehat :a. Untuk bayi, makanan utama adalah ASI ditambah makanan pelengkap.Pada usia 0 – 4 bulan, ASI harus langsung diberikan sesaat setelah melahirkan hindari pemberian makanan tambahan seperti madu, glukosa dan makanan pralakteal lainnya. Pada usia di atas 4 bulan boleh diberikan makanan luamat berupa bubur susu 1 kali dan buah 1 kali.Untuk bayi usia 5 – 6 bulan diberikan 2 kali bubur susu, buah – buahan dan telur.Untuk bayi usia 6 – 7 bulan dapat dimulai dengan pemberian nasi tim dengan campuran antara beras, sayuran dan daging atau ikan.Bayi umur 8 – 12 bulan diberikan nasi tim dengan frekuensi 3 kali sehari, dan bubur susu tidak diberikan lagi.
b. Makanan padat. Makanan padat mulai diberikan pada usia di atas 4 bulan, saat bayi mulai belajar duduk, kuat menahan leher dan kepalanya, serta dapat menyatakan keinginannya.Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian makanan padat :Bayi telah siap menerima makanan dalam bentuk padatBerikan makanan padat sesuai dengan kemampuan anak mengunyah.Observasi tanda alergi makanan (misalnya : kulit merah, flatus terus, perubahan konsistensi feses).Kenalkan jenis makanan untuk satu waktu.Bila bayi berasal dari keluarga vegetarian atau hanya memakan sayuran saja, maka tambahkan zat besi (Fe).Apabila jumlah makanan yang dikonsumsi lebih banyak, asupan susu harus dikurangi.Biarkan bayi mencoba mengenal cara makan (misalnya memainkan sendoknya)Jangan terburu – buru dalam memberikan makanan, terutama makanan padat.Berikan makanan secara bertahap (misalnya 1 atau 2 sendok di hari pertama kemudian meningkat menjadi 3 – 4 sendok pada hari berikutnya dan seterusnya).Berikan makanan pada saat anak lapar.
D. Dampak yang Ditimbulkan Akibat nutrisi yang tidak Seimbang
Pengaruh kurang gizi pada tumbuh kembang anak antara lain :
a. Pada pertumbuhan anak :
1. berat badan tidak sesuai dengan umur
2. tinggi badan tidak sesuai dengan umur
3. berat badan tidak sesuai dengan tinggi badan
4. lingkar kepala dan lingkar lengan kecil
b. Pada perkembangan anak :
1. berat, besar otak tidak bertambah, tingkah laku anak tidak normal
2. tingkat kecerdasan menurun
Disamping itu, gizi kurang juga dapat menyebabkan beberapa penyakit, yaitu:
a. Penyakit Kurang Kalori dan Protein (KKP)
Penyakit ini terjadi karena ketidakseimbangan antara konsumsi kalori
atau karbohidrat dan protein dengan kebutuhan energi atau terjadinya
defisiensi atau defisit energi dan protein. Pada umumnya Anak Balita
merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat kekurangan
gizi. Hal ini disebabkan anak Balita dalam periode transisi dari makanan bayi
ke makanan orang dewasa, sering kali tidak lagi begitu diperhatikan dan
pengurusannya sering diserahkan kepada orang lain, dan belum mampu
mengurus dirinya sendiri dengan baik terutama dalam hal makanan. Hal ini
juga di karenakan pada umur tersebut anak mengalami pertumbuhan yang
pesat. Apabila konsumsi makanan tidak seimbang dengan kebutuhan kalori
maka akan terjadi defisiensi tersebut (kurang kalori dan protein).
Penyakit ini dibagi dalam tingkat-tingkat, yakni :
Ø KKP ringan, kalau berat badan anak mencapai 84-95 % dari berat badan
menurut standar Harvard.
Ø KKP sedang, kalau berat badan anak hanya mencapai 44-60 % dari berat
badan menurut standar Harvard.
Ø KKP berat (gizi buruk), kalau berat badan anak kurang dari 60% dari berat
adan menurut standar Harvard.
Beberapa ahli hanya membedakan antara 2 macam KKP saja, yakni
KKP ringan atau gizi kurang dan KKP berat (gizi buruk) atau lebih sering
disebut marasmus (kwashiorkor). Anak atau penderita marasmus ini tampak
sangat kurus, berat badan kurang dari 60% dari berat badan ideal menurut
umur, muka berkerut seperti orang tua, apatis terhadap sekitarnya, rambut
kepala halus dan jarang berwarna kemerahan.
Penyakit KKP pada orang dewasa memberikan tanda-tanda klinis :
oedema atau honger oedema (HO) atau juga disebut penyakit kurang makan,
kelaparan atau busung lapar. Oedema pada penderita biasanya tampak pada
daerah kaki.
Jenis KKp atau PCM di kenal dalam 3 bentuk yaitu :
1. Kwarshiorkor
Kata “kwarshiorkor” berasal dari bahasa Ghana-Afrika yang berati
“anak yang kekurangan kasih sayang ibu”. Kwashiorkor adalah salah satu
bentuk malnutrisi protein berat yang disebabkan oleh intake protein yang
inadekuat dengan intake karbohidrat yang normal atau tinggi.
Tanda-tanda Tanda-tanda yang sering dijumpai pada pada penderita
Kwashiorkor yaitu :
Gagal untuk menambah berat badan
wajah membulat dan sembap
Rambut pirang, kusam, dan mudah dicabut
Pertumbuhan linear terhenti
Endema general (muka sembab, punggung kaki, dan perut yang
membuncit).
Diare yang tidak membaik
Dermatitis perubahan pigmen kulit
Perubahan warna rambut yang menjadi kemerahan dan mudah
dicabut
Penurunan masa otot
Perubahan mentak seperti lathergia, iritabilitas dan apatis yang terjadi
Perlemakan hati, gangguan fungsi ginjal, dan anemia
Pada keadaan akhir (final stage) dapat menyebabkan shok berat,
coma dan berakhir dengan kematian.
v Cara mengatasi kwarshiorkor
Dalam mengatasi kwashiorkor ini secara klinis adalah dengan
memberikan makanan bergizi secara bertahap. Contohnya : Bila bayi
menderita kwashiorkor, maka bayi tersebut diberi susu yang diencerkan.
Secara bertahap keenceran susu dikurangi, sehingga suatu saat mencapai
konsistensi yang normal seperti susu biasa kembali.
2. Marasmus
Marasmus adalah berasal dari kata Yunani yang berarti kurus-kering.
Sebaliknya walau asupan protein sangat kurang, tetapi si anak masih
menerima asupan hidrat arang (misalnya nasi ataupun sumber energi
lainnya). Marasmus disebabkan karena kurang kalori yang berlebihan,
sehingga membuat cadangan makanan yang tersimpan dalam tubuh
terpaksa dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan yang sangat diperlukan
untuk kelangsungan hidup.
Penderita marasmus yaitu penderita kwashiorkor yang mengalami
kekurangan protein, namun dalam batas tertentu ia masih menerima “zat gizi
sumber energi” (sumber kalori) seperti nasi, jagung, singkong, dan lain-lain.
Apabila baik zat pembentuk tubuh (protein) maupun zat gizi sumber energi
kedua-duanya kurang, maka gejala yang terjadi adalah timbulnya penyakit
KEP lain yang disebut marasmus.
Tanda-tanda yang sering dijumpai pada pada penderita marasmus,
yaitu:
Sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit bahkan sampai berat
badan dibawah waktu lahir.
Wajahnya seperti orang tua
Kulit keriput,
pantat kosong, paha kosong,
tangan kurus dan iga nampak jelas.
Gejala marasmus adalah seperti gejala kurang gizi pada umumnya
(seperti lemah lesu, apatis, cengeng, dan lain-lain), tetapi karena semua zat
gizi dalam keadaan kekurangan, maka anak tersebut menjadi kurus-kering.
3. Marasmus-Kwashiorkor
Gambaran dua jenis gambaran penyakit gizi yang sangat penting. Dimana
ada sejumlah anak yang menunjukkan keadaan mirip dengan marasmus
yang di tandai dengan adanya odema, menurunnya kadar protein (Albumin
dalam darah), kulit mongering dan kusam serta otot menjadi lemah.
b. Busung Lapar
Busung lapar atau bengkak lapar dikenal jiga dengan istilah Honger
Oedeem (HO). Adalah kwarshiorkor pada orang dewasa. Busung lapar
disebabkan karena kekurangan makanan, terutama protein dalam waktu
yang lama secara berturut-turut. Pada busung lapar terjadi penimbunan
cairan dirongga perut yang menyebabkan perut menjadi busung (oleh
karenanya disebut busung lapar).
Tanda-tanda yang terjadi yaitu :
Kulit menjadi kusam dan mudah terkelupas