16

Click here to load reader

Nutrien Agar

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hhxhh

Citation preview

Page 1: Nutrien Agar

Nutrien agar merupakan media kultur universal untuk pertumbuhan

mikroorganisme/bakteri. Jenis bakteri yang dapat tumbuh pada nutrient agar lebih

sedikit dibandingkan dengan TSA. Nutrien Agar lebih sering digunakan dibandingkan TSA

untuk menghindari terjadi

Kandungan : Pepton dari dari daging, ekstrak dagingn, agar-agar.

Cara pembuatan : Larutkan 20 g/L nutrien agar (bubuk) autoclave 15 menit pada suhu121 0C,

PH 7.0±0.2

Tutup : kapas putih

Nutrient agar (NA) termasuk medium semi alamiah karena tersusun atas bahan alami

(daging) danbahan sintesis (pepton dan agar). PDA digunakan untuk menumbuhkan semua

mikroba. Fungsi bahan yang digunakan pada medium NA :- Daging : sebagai sumber vitamin

B, mengandung nitrogen organik dan senyawa karbon.- Pepton : sebagai sumber utama

nitrogen organic dan sumber nutrisi- Agar : Untuk memadatkan medium NA.- Aquadest :

Untuk melarutkan agar, pepton, dan daging Pembuatan medium Nutrien Agar (NA)

menggunakan bahan utama beef ekstrak 5 g, peptom 3 g danagar 3 g. Pada awal pengamatan

medium Nutrien Agar, sebelum proses sterilisasi berwarna kuning,setelah sterilisasi warna

medium menjadi agak coklat. Pada pembuatan medium NA ini ditambahkan pepton agar

mikroba cepat tumbuh, karena mengandung banyak N2 (Dwidjoseputro, 1994). Agar yang

digunakan dalam proses ini untuk mengentalkan medium sama halnya dengan yang

digunakan pada medium PDA yang juga berperan sebagai media tumbuh yang ideal bagi

mikroba (Schlegel, 1993)

Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga

digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam

artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari

ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam

prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok

kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam

kultur murni.

Untuk komposisi nutrien adar adalah eksrak beef 10 g, pepton 10 g, NaCl 5 g, air desitilat

1.000 ml dan 15 g agar/L. Agar dilarutkan dengan komposisi lain dan disterilisasi dengan

autoklaf pada 121°C selama 15 menit. Kemudian siapkan wadah sesuai yang dibutuhkan.

Medium NA berdasarkan susunan kimianya merupakan medium non sintetik/semi

ilamiah, berdasarkan konsistensinya merupakan medium padat. Medium ini digunakan untuk

pertumbuhan bakteri. Komposisi NA yang terdiri dari: ekstrak beef berfungsi sebagai sumber

Page 2: Nutrien Agar

karbohidrat, mengandung senyawa nitrogen organik yang dibutuhkan mikroba.Pepton

merupakan sumber protein dan penghasil nitrogen. Bacto agar berfungsi sebagai pemadat

mediumAquadest berfungsi sebagai pelarut.

Potato Dextrose Agar (PDA)

Media yang paling umum digunakan untuk menumbuhkan jamur/kapang/fungi adalah

media PDA (Potato Dextrose Agar). Bahan baku utama media ini adalah ekstrak kentang

dengan penambahan sumber karbon berupa dextrose. Saat ini sudah ada media PDA instant

dari Merk, tetapi harganya selangit. Terakhir aku beli tahun lalu sudah di atas rp. 1 jt/kg.

Membuat PDA sendiri cukup mudah, namun gula dextrose-nya yang harganya juga lumayan

mahal. Untuk penggunaan rutin pemakaian PDA cukup memakan biaya.

Oleh karena itu untuk perlu sedikit kreativitas dan modifikasi agar biaya kultur

menjadi lebih mudah. Salah satu modifikasi media PDA yang sudah sering kami lakukan di

laboratorium adalah dengan menganti sumber karbon dengan sumber karbon yang mudah

didapat dan murah, yaitu: GULA PASIR alias Sukrosa. Kemudian untuk agarnya juga

menggunakan agar teknis yang harganya relatif murah. Kalau terpaksa tidak ada juga bisa

menggunakan agar Swallow yang banyak dijual di warung-warung.

PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang. Dapat

juga digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan.

PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak

kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang

baik untuk pertumbuhan bakteri. Cara membuat PDA adalah mensuspensikan 39 g media

dalam 1 liter air yang telah didestilasi. campur dan panaskan serta aduk. Didihkan selama 1

menit untuk melarutkan media secara sempurna. Sterilisasi pada suhu 121°C selama 15

menit. Dinginkan hingga suhu 40-45°C dan tuang dalam cawan petri dengan pH akhir

5,6+0,2.

Pembuatan medium Potato Dextrose Agar (PDA), kentang sudah ditimbang dan

direbus, dengan ukuran kentang 50,31 g dan agar 4,03 g. Disini menggunakan agar untuk

mengentalkan medium. Ekstrak kentang dan agar disetir dan diatur suhu dan pHnya. Sebelum

dilakukan sterilisasi, medium berawarna kuning, setelah disterilisasi dalam autoklaf medium

berwarna kecoklatan dan didapat endapan berwarna putih. Setelah didinginkan beberapa saat,

medium dapat ditanami bakteri (Schegel, 1993).

Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah,

menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses

Page 3: Nutrien Agar

pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari

kontaminasi pada media. Berikut ini beberapa media yang sering digunakan secara umum

dalam mikrobiologi.

Lactose Broth

Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran koliform dalam

air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-enrichment broth) untuk

Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya. Pepton

dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk memetabolisme bakteri. Laktosa

menyediakan sumber karbohidrat yang dapat difermentasi untuk organisme koliform.

Pertumbuhan dengan pembentukan gas adalah presumptive test untuk koliform. Lactose

broth dibuat dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton; dan 0,5% laktosa.

EMBA (Eosin Methylene Blue Agar)

Media Eosin Methylene Blue mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan

berfungsi untuk memilah mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti S. aureus, P.

aerugenosa, dan Salmonella. Mikroba yang memfermentasi laktosa menghasilkan koloni

dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh

koloninya tidak berwarna. Adanya eosin dan metilen blue membantu mempertajam

perbedaan tersebut. Namun demikian, jika media ini digunakan pada tahap awal karena

kuman lain juga tumbuh terutama P. Aerugenosa dan Salmonella sp dapat menimbulkan

keraguan. Bagaiamanapun media ini sangat baik untuk mengkonfirmasi bahwa kontaminan

tersebut adalah E.coli. Agar EMB (levine) merupakan media padat yang dapat digunakan

untuk menentukan jenis bakteri coli dengan memberikan hasil positif dalam tabung. EMB

yang menggunakan eosin dan metilin bklue sebagai indikator memberikan perbedaan yang

nyata antara koloni yang meragikan laktosa dan yang tidak. Medium tersebut mengandung

sukrosa karena kemempuan bakteri koli yang lebih cepat meragikan sukrosa daripada laktosa.

Untuk mengetahui jumlah bakteri coli umumnya digunakan tabel Hopkins yang lebih dikenal

dengan nama MPN (most probable number) atau tabel JPT (jumlah perkiraan terdekat), tabel

tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah bakteri coli dalam 100 ml dan 0,1 ml

contoh air.

Nutrient Broth

Page 4: Nutrien Agar

Nutrient broth merupakan media untuk mikroorganisme yang berbentuk cair. Intinya

sama dengan nutrient agar. Nutrient broth dibuat dengan cara sebagai berikut :

-          Larutkan 5 g pepton dalam 850 ml air distilasi/akuades.

-          Larutkan 3 g ekstrak daging dalam larutan yang dibuat pada langkah pertama.

-          Atur pH sampai 7,0.

-          Beri air distilasi sebanyak 1.000 ml.

-          Sterilisasi dengan autoklaf.

MRSA (deMann Rogosa Sharpe Agar)

MRSA merupakan media yang diperkenalkan oleh De Mann, Rogosa, dan Shape

(1960) untuk memperkaya, menumbuhkan, dan mengisolasi jenis Lactobacillus dari seluruh

jenis bahan. MRS agar mengandung polysorbat, asetat, magnesium, dan mangan yang

diketahui untuk beraksi/bertindak sebagai faktor pertumbuhan bagi Lactobacillus, sebaik

nutrien diperkaya MRS agar tidak sangat selektif, sehingga ada kemungkinan Pediococcus

dan jenis Leuconostoc serta jenis bakteri lain dapat tumbuh. MRS agar mengandung:

Protein dari kasein 10 g/L

Ekstrak daging 8,0 g/L

Ekstrak ragi 4,0 g/L

D (+) glukosa 20 g/L

Magnesium sulfat 0,2 g/L

Agar-agar 14 g/L

dipotassium hidrogen phosphate 2 g/L

Tween 80 1,0 g/L

Diamonium hidrogen sitrat 2 g/L

Natrium asetat 5 g/L

Mangan sulfat 0,04 g/L

MRSB merupakan media yang serupa dengan MRSA yang berbentuk cair/broth.

Trypticase Soy Broth (TSB)

TSB adalah media broth diperkaya untuk tujuan umum, untuk isolasi, dan

penumbuhan bermacam mikroorganisme. Media ini banyak digunakan untuk isolasi bakteri

dari spesimen laboratorium dan akan mendukung pertumbuhan mayoritas bakteri patogen.

Media TSB mengandung kasein dan pepton kedelai yang menyediakan asam amino dan

Page 5: Nutrien Agar

substansi nitrogen lainnya yang membuatnya menjadi media bernutrisi untuk bermacam

mikroorganisme. Dekstrosa adalah sumber energi dan natrium klorida mempertahankan

kesetimbangan osmotik. Dikalium fosfat ditambahkan sebagai buffer untuk mempertahankan

pH.

Plate Count Agar (PCA)

PCA digunakan sebagai medium untuk mikroba aerobik dengan inokulasi di atas

permukaan. PCA dibuat dengan melarutkan semua bahan (casein enzymic hydrolisate, yeast

extract, dextrose, agar) hingga membentuk suspensi 22,5 g/L kemudian disterilisasi pada

autoklaf (15 menit pada suhu 121°C). Media PCA ini baik untuk pertumbuhan total mikroba

(semua jenis mikroba) karena di dalamnya mengandung komposisi casein enzymic

hydrolisate yang menyediakan asam amino dan substansi nitrogen komplek lainnya serta

ekstrak yeast mensuplai vitamin B kompleks.

APDA

Media APDA berfungsi untuk menumbuhkan dan menghitung jumlah khamir dan

yeast yang terdapat dalam suatu sampel. Khamir dan yeast akan tumbuh dengan optimal pada

media yang sesuai. Adanya asam tartarat dan pH rendah maka pertumbuhan bakteri

terhambat. APDA dibuat dengan merebus kentang selama 1 jam/45 menit, agar dilelehkan

dalam 500 ml air. Campurkan ekstrak kentang dalam agar lalu ditambahkan glukosa dan

diaduk rata. Pada APDA jadi ini juga ditambah asam tartarat.

VRBA (Violet Red Bile Agar)

VRBA dapat digunakan untuk perhitungan kelompok bakteri Enterobactericeae. Agar

VRBA mengandung violet kristal yang bersifat basa, sedangkan sel mikroba bersifat asam.

Bila kondisi terlalu basa maka sel akan mati. Dengan VRBA dapat dihitung jumlah bakteri

E.coli. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat VRBA adalah yeast ekstrak, pepton,

NaCl, empedu, glukosa, neutral red, kristal violet, agar). Bahan-bahan tersebut kemudian

dicampur dengan 1 liter air yang telah didestilasi. Panaskan hingga mendidih sampai larut

sempurna. Dinginkan hingga 50-60°C. Pindahkan dalam tabung sesuai kebutuhan, pH akhir

adalah 7,4. Campuran garam bile dan kristal violet menghambat bakteri gram positif. Yeast

ekstrak menyediakan vitamin B-kompleks yang mendukung pertumbuhan bakteri. Laktosa

Page 6: Nutrien Agar

merupakan sumber karbohidrat. Neutral red sebagai indikator pH. Agar merupakan agen

pemadat.

PGYA

Media ini berfungsi untuk isolasi, enumerasi, dan menumbuhkan sel khamir. Dengan

adanya dekstrosa yang terkandung dalam media ini, PGYA dapat digunakan untuk

mengidentifikasi mikroba terutama sel khamir. Untuk membuatnya, semua bahan dicampur

dengan ditambah CaCO3 terlebih dahulu sebanyak 0,5 g lalu dilarutkan dengan akuades.

Kemudian dimasukkan dalam erlenmeyer dan disumbat dengan kapas lalu disterilisasi pada

suhu 121°C selama 15 menit

Diliello. R. L. 2002. Methods In Rood and Dairy Microbiology. Avy Publishing. Inc. New York.

Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta.

Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Gramedia, Jakarta.

Lim,D. 1998. Microbiology, 2nd Edition. McGrow-hill book, New york.

Schegel, G.H. 1993. General Microbiologi seventh edition. Cambrige University Press, USA.

Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti, Jakarta.

Stanier, Y. R. Dkk. 2001. The Microbial World. Prenticel Hall. Inc. EigleWood. New Jersey.

Volk , W. A & Wheeler. M. F. 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid 1 Edisi ke 5. Erlangga, Jakarta.

Potato dextrose agar merupakan salah satu media yang baik di gunakan. Baik untuk

membiakkan suatu mikroorganisme, baik itu berupa cendawan/fungsi, bakteri,mauoun sel

mahluk hidup. Potato dextrose agar merupakan paduan yang sesuai untuk menumbuhkan

biakan. Agar-agar mengandung karbohidrat, mengenyangkan dan menyegarkan bila disajikan

dalam keadaan dingin, agar-agar bagus untuk usus karena mengandung serat. Bermanfaat

bagi penderita hipertensi, kolestrol, dan diabetes, membuatnya juga mudah ( Bagus, 2010).

Kebanyakan orang beranggapan yang dianggap mikroorganisme adalah semua

organism sangat kecil. Organisme tersebut dapat di biakkan dalam cawan petri atau incubator

Page 7: Nutrien Agar

di dalam laboratorium dan mampu memperbanyak diri secara mitosis. Mikroorganisme

berbeda dengan sel mikroorganisme. Mikroorganisme tidak bisa hidup bebas di alam

melainkan menjadi bagian dari struktur multi selder yang membentuk jaringan, semtara itu

sebagian besar mikroorganisme dapat menjalankan proses kehidupan mandiri, dapat

menghasilkan energy sendiri, dan beradaptasi secara independen tanpa bantu sel lain. Karena

extra potato (kentang) merupakan sumber karbohidrat, dextrose (gugusan gula, baik itu

monosakarida atau polysakarida) sebagai tambahan nutrisi bagi biakan, sedangkan agar

merupakan bahan media/tempat tumbuh bagi bikan yang baik, karena mengandung cukup air

(Ricky, 2009).

Kultur jaringan merupakan salah stu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif.

Kultur jaringan merupakan tehnik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian

tanaman seperti daun, mata tunas, protoplasma, sel, sekelompok sel, jaringan maupun organ,

serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam keadaan aseptik yang kaya nutrisi dan zat

pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat

memperbanyak memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap (sany 2007)

Andrew, 2011. Pengembangan Media PDA http://diansembiring17.blogspot.com. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2013

.Amni, 2009. PDA Dan Sterilisasi http://diansembiring17.blogspot.com. Diakse pada tanggal 26

Oktober 2013.

Anonim, 2010. Tanaman Kentang http://diansembiring17.blogspot.com. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2013.

______, 2013. Media Biakan http://diansembiring17.blogspot.com. Diakses pada tanggal 26 Oktober 20013.

Bagus, 2010. PDA Merupakan http://diansembiring17.blogspot.com. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2013.

Putri, 2010. Media Tumbuh Mikroba http://diansembiring17.blogspot.com. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2013.

Page 8: Nutrien Agar

Ramadhan, 2010. Kentang Merupakan Tanaman Semusim http://diansembiring17.blogspot.com. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2013.

Ricky, 2009. Sterilisasi PDA http://diansembiring17.blogspot.com. Diakses padaenggal 26 Oktober 2013.

Risda, 2007. Media PDA http://diansembiring17.blogspot.com. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2013.

Winda, 2009. Keadaan Tanah Dan Ilim http://diansembiring.blogspot.com. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2013.

Strach Agar (SA)

Media Starch Agar digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme amilolitik dimana terdiri dari pati 1%. Mikroorganisme amilolitik akan memecah pati maupun glikogen. Pati yang ada pada media SA dipecah oleh amylase yang ditandai dengan perubahan warna yaitu warna coklat jika hidrolisis pati tidak berlangsung sempurna, warna kuning (transparan) jika berlangsung sempurna dan warna biru jika tidak memecah pati (Winarno, 2002).

Starch Agar tersusun atas 0.5 gram KNO3 , 1 gram K2HPO4, 0.2 gram MgSO4 · 7H2O , 0.1 gram CaCl2, FeCl2 dan pati kentang 10 gram. Pati akan dipecah menjadi monosakarida yang kemudian dipakai untuk energi ( Fardiaz, 1992).

Pembuatan Media  SA dilakukan dengan cara melarutkan pati dengan air suling dalam erlenmeyer dan diukur dengan volume yang sesuai, selanjutnya pH (derajat keasaman atau kebasaan) medium fluida ditentukan dan disesuaikan (dengan penambahan larutan basa atau asam) denga nilai yang optimum bagi pertumbuhan mikroorganisme. Lalu medium tersebut dituang pada wadah yang sesuai seperti labu, tabung atau botol dan ditutup dengan sumbat kapas atau tutp plastik atau logam sebelum disterilisasi dan langkah terakhir adalah mensterilkan medium menggunakan autoklaf yang dilakukan pada suhu di bawah tekanan uap (Pelczar,1986).

1.1.3 Skim Milk Agar

Media Skim Milk Agar (SMA) terdiri dari PCA steril dan susu skim. Susu skim digunakan sebagai sumber substrat. Susu skim merupakan susu yang mengandung protein tinggi 3.7 % dan lemak 0.1% ( Jay, 1991).

Susu skim mengandung kasein sebagi protein susu dimana akan dipecah oleh mikroorganisme proteolitik menjadi senyawa nitrogen terlarut sehingga pada koloni dikelilingi area bening. Menunjukkan mikroba tersebut mempunyai aktivitas proteolitik ( Fardiaz,1992).

Media SMA mempunyai komposisi 5 gram kasein, 2.5 gram ekstrak yeast, 1 gram Skim Milk Agar, 1 gram glukosa, dan 10.5 gram agar (Sunardi, 1992 ).

Page 9: Nutrien Agar

Pembuatan media SMA  diawali dengan penyiapan bahan. Media alamiah seperti susu skim, tidak menimbulkan masalah di dalam penyiapannya sbagai media, hanya semata – mata dituang ke dalam wadah-wadah yang sesuai seperti tabung reaksi atau labu dan disterilkan sebelum digunakan. Selanjutnya dilakukan pengaturan pH yang sesuai dengan pertumbuhan mikroba yang akan dikulturkan. Pengaturan ini bisa dilakukan dengan penambahan asam atau basa. Selanjutnya medium di masukkan dalam wadah yang sesuai dan lalu disterilisasi dengan menggunakan panas di bawah tekanan uap (Pelczar,1986).

1.1.4     Na + 1% Margarin

Nutrient Agar tersusun atas 5 gram peptone, 3 gram beef ekstrak dan 10 gram agar. Media ini dibuat dengan mencampur bahan pada 1 liter aquades, disterilisasi pada autoklaf 121OC selama 15 menit, pH 7±0.2 (Brock,et.al., 1994).

Untuk mengidentifikasi mikroorganisme lipolitik, media NA ditambah dengan 1% margarine (lemak) dan indikator sebagai substrat yang dirombak oleh mikroorganisme lipolitik dan menghasilkan asam lemak dan gliserol. Asam lemak yang tebentuk akan menurunkan pH medium yang akan diindikasikan oleh pembentukan warna merah pada kondisi asam dan pada kondisi netral tidak berwarna. Sedangkan indicator yang digunakan adalah indikator phenol red, dimana indicator ini akan menunjukkan perubahan warna merah menjadi kuning dalam suasana asam dengan range ph 6.9 berwarna kunig dan akan berubah warna menjadi merah apabila pH 8.5 (Fardiaz, 1992).

1.1.5     Nutrient Agar

Nutrient Agar merupakan suatu medium yang mengandung sumber nitrogen dalam jumlah cukup, yaitu 0,3 % ekstrak daging sapi, 0,5 % peptone tetapi tidak mengandung sumber karbohidrat, jadi baik untuk pertumbuhan bakteri, namun kapang dan khamir tidak dapat tumbuh dengan baik (Fardiaz,1993).

Cara pembuatannya adalah larutkan bahan-bahn tersebut dalam air suling sebanyak 1 liter kemudian dipanaskan hingga mendidih dan dituangkan kedalam labu atau tabung dan disterilisasikan selama 15 menit pada suhu 1210C, pH akhirnya 7,4 ±0,2 pada suhu 370C. medium kemudian dibuka dan disimpan pada suhu dibawah 80C dan terlindung dari sinar secara langsung (anonymous,2004).

1.1.6     Plate Count Agar

Komposisi dari media PCA yaitu Tryptone 3, Dekstrose 1 , dan Agar 9 . Media disimpan dibawah suhu 80C dan dilindungi dari cahaya langsung. pH akhir adalah 7 pada suhu 370C. dalam bentuk bubuk, disimpan ditempat kering dan container yang tertutup pada suhu 20-250C. cara pembuatan PCA yaitu dengan mensuspensikan 17,9 gram bubuk PCA dalam 1 liter air terdestilasi. Larutkan dan didihkan sambil terus diaduk, campur dan distribusikan dalam container akhir. Sterilisasi dengan menggunakan autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit (Anonymous,1990).

PCA direkomendasikan untuk mengisolasi organisme dalam susu dan diary product lainnya. Tryptone menyediakan substansi asam amino dan nitrogen kompleks yang lain, sedangkan yeast ekstrak menyuplai vitamin b kompleks. Karakterisasi kultur setelah 24 jam pada suhu

Page 10: Nutrien Agar

35 0C. organisme yang tumbuh yaitu E. coli, B. subtilis, L. lactis, Lysteria monocytogenes, S. aureus, S. agalatus, dan L. achidophilus (Anonymous, 1990).

1.1.7     Salmonella shigella Agar

Salmonella Shigella (SS) agar merupakan media agar diferensial yang digunakan untuk mengisolasi Enterobacteriaceae patogen, khususnya Salmonella spp. dan Shigella spp. dari makanan, alat-alat kesehatan lain, dan bahan percobaan klinik. Aksi penghambatan pada bakteri koliform dan gram-positif dilakukan oleh campuran garam bile dan brilliant green pada medium. Sodium sitrat menghambat bakteri gram-positif. Neutral red merupakan pH indikator bagi bakteri yang memfermentasi laktosa akan menghasilkan koloni berwarna merah jambu. Beberapa Salmonella and Proteus spp. menghasilkan bulatan hitam (presipitat ferri sulfat) di tengah koloni sebagai hasil produksi gas H2S.

Formula SSA per liter air destilat (Anonymous m, 2006)

Beef Extract                                               : 5.0 g Pancreatic Digest of Casein                 : 2.5 g Peptic Digest of Animal Tissue           : 2.5 g Lactose                                                        : 10.0 g Bile Salts                                                      : 8.5 g Sodium Citrate                                          : 8.5 g Sodium Thiosulfate                                 : 8.5 g Ferric Citrate                                             : 1.0 g Neutral Red                                                : 0.025 g Agar                                                               : 13.5 g Brilliant Green                                           : 0.330 mg

1.1.8        PDA (Potato Dextrose Agar)

Media PDA (Potato Dextrose Agar) digunakan untuk pertumbuhan, isolasi dan enumerasi dari kapang dan khamir pada bahan makanan dan bahan lainnya. Karbohidrat dan senyawa yang diambil dari kentang mendukung pertumbuhan khamir dan kapang dan pada kondosi pH yang diturunkan dapat menghambat pertumbuhan kontaminan (bakteri yang ikut). Jika medium ini dipakai untuk perhitungan jamur, pH medium harus diturunkan hingga 3,5 karena jamur akan tumbuh pada medium ini untuk mengembangkan morfologinya (Thatcher and Clark, 1987).

Fungsinya sebagai media selektif untuk pertumbuhan jamur dan yeast hingga sering digunakan sebagai uji untuk menentukan jumlah jamur dan yeast yang dilakukan dengan menumbuhkan mikroba pada permukaan sehingga akan membentuk koloni yang dapat diikat atau dihitung (Fardiaz, 1993).

1.1.9      VRBA (Violet Red Bile Agar)

Violet Red Bile Agar merupakan media untuk menghitung jumlah bakteri gram negatif dengan menambahkan komponen yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram positif kedalam medium. Dengan menambahkan garam bile maka VRB digunakan untuk menyeleksi anggota dari famili Enterobactericeae (Fardiaz, 1993).

Page 11: Nutrien Agar

Komposisi dari media VRBA yaitu ekstrk yeast 3 g.L-1, pepton 1 g.L-1, NaCl 9 g.L-1,   Garam Bile 1,5 g.L-1, laktosa 10 g.L-1, neutral red 0.03 g.L-1, violet kristal 0,002 g.L-1, dan bacteriocal agar 12 g.L-1. pH akhir dari media campuran ini adalah 7,1 ± 0,2 (Anonymous, 1990b).

Mekanisme kerjanya adalah kristal violet dan garam bile menghambat pertumbuhan primer dari bakteri gram positif. Degradasi laktosa menjadi asam diindikasikan oleh pH indikator neutral red yang mengubah warna menjadi merah dan mengendapkan asam bile (Anonymous, 1992).