24
Pendahuluan Salah satu aspek pengelolaan yang penting untuk proses pemeliharaan dan penyembuhan penyakit adalah nutrisi pasien. Tubuh manusia membutuhkan makanan untuk hidup dan aktivitas. Zat kimia yang menyusun makanan manusia dalam jumlah besar adalah karbohidrat. lemak, dan protein, dikenal dengan istilah makronutrien. Makronutrien dibutuhkan tubuh untuk memenuhi kebutuhan energi dan pembentukan serta perbaikan struktur tubuh hingga dapat berfungsi semestinya. Kebutuhan energi tubuh dapat dibagi menjadi kebutuhan untuk memenuhi metabolisme basal; untuk aktivitas dan specific dynamic effect. Kebutuhan nutrisi untuk orang sakit sering lebih besar, karena pada saat sakit terdapat peningkatan hormon stres yang memerlukan tambahan energi, misalnya pada keadaan infeksi atau keadaan yang memerlukan pengaturan makanan secara khusus. Di lain pihak, banyak kendala atau kesulitan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi karena pasien tidak mau makan (selera makan lanang) atau tidak mampu makan akibat penyakitnya. Pada keadaan-keadaan tersebut, untuk dapat memenuhi kebutuhan nutrisi, pasien harus tetap mendapat makanan baik secara nutrisi enteral (NE) yaitu melalui selang nasogastrik atau

Nutrisi Parenteral

Embed Size (px)

DESCRIPTION

parenteral

Citation preview

Page 1: Nutrisi Parenteral

Pendahuluan

Salah satu aspek pengelolaan yang penting untuk proses pemeliharaan dan

penyembuhan penyakit adalah nutrisi pasien. Tubuh manusia membutuhkan

makanan untuk hidup dan aktivitas. Zat kimia yang menyusun makanan manusia

dalam jumlah besar adalah karbohidrat. lemak, dan protein, dikenal dengan istilah

makronutrien. Makronutrien dibutuhkan tubuh untuk memenuhi kebutuhan energi

dan pembentukan serta perbaikan struktur tubuh hingga dapat berfungsi semestinya.

Kebutuhan energi tubuh dapat dibagi menjadi kebutuhan untuk memenuhi

metabolisme basal; untuk aktivitas dan specific dynamic effect.

Kebutuhan nutrisi untuk orang sakit sering lebih besar, karena pada saat sakit

terdapat peningkatan hormon stres yang memerlukan tambahan energi, misalnya

pada keadaan infeksi atau keadaan yang memerlukan pengaturan makanan secara

khusus. Di lain pihak, banyak kendala atau kesulitan dalam memenuhi kebutuhan

nutrisi karena pasien tidak mau makan (selera makan lanang) atau tidak mampu

makan akibat penyakitnya. Pada keadaan-keadaan tersebut, untuk dapat memenuhi

kebutuhan nutrisi, pasien harus tetap mendapat makanan baik secara nutrisi enteral

(NE) yaitu melalui selang nasogastrik atau secara nutrisi parenteral (NPE).

Walaupun manfaat klinik yang didapat baik melalui NPE maupun NE boleh dikatakan

setara, tetapi mengingat teknik NE kurang invasif dan lebih murah, maka bila. masih

memungkinkan teknik yang dipilih adalah NE. Tetapi dalam kondisi tertentu, di mana

teknik NE tidak memungkinkan, NPE menjadi pilihan

Pemberian nutrisi dengan cara parenteral tidak dapat menggantikan fungsi

alamiah usus, karena hanya merupakan jalan pintas sementara sampai usus dapat

berfungsi normal kembali. Disadari bahwa harga NPE relatif mahal, tetapi jika

Page 2: Nutrisi Parenteral

digunakan dengan benar pada pasien yang tepat, pada akhirnya akan dapat dihemat

banyak biaya yang semestinya keluar untuk obat-obatan dan waktu tinggal di rumah

sakit. Mengingat teknik NPE yang tidak mudah, makalah ini akan membahas tentang

cara pemilihan, kapan dan bagaimana NPE itu.

Pengertian Nutrisi Parenteral

Yang dimaksud dengan terapi nutrisi parenteral ialah semua upaya pemberian

zat nutrien melalui infus. Tujuan NPE tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan energi

basal dan pemeliharaan kerja organ, tetapi juga menambah konsumsi nutrisi untuk

kondisi tertentu, seperti keadaan stres (sakit berat, trauma), untuk perkembangan

dan pertumbuhan. Dengan pengertian tersebut, maka terapi nutrisi parenteral dapat

dibagi menjadi 2 kategori, yaitu :

1. Terapi nutrisi parenteral parsial (suportif atau suplemen), diberikan bila:

Dalam waktu 5-7 hari pasien diharapkan mampu menerima nutrisi enteral

kembali. Masih ada nutrisi enteral yang dapat diterima pasien NPE parsial ini

diberikan dengan indikasi relatif.

2. Terapi nutrisi parenteral total, diberikan jika batasan jumlah kalori ataupun

batasan waktu tidak terpenuhi. NPE total ini diberikan atas indikasi absolut.

Indikasi

Pada terapi NPE, yang perlu ditentukan terlebih dulu ialah apakah memang

ada indikasi atau tidak. Secara umum, NPE diindikasikan pada pasien yang

mengalami kesulitan mencukupi kebutuhan nutrisi untuk waktu tertentu. Tanpa

bantuan nutrisi, tubuh memenuhi kebutuhan energi basal rata-rata 25 kkal/kgBB/hari.

Jika cadangan habis, kebutuhan glukosa selanjutnya dipenuhi melalui proses

glukoneogenesis, antara lain dengan lipolisis dan proteolisis 125- 150 g/hari. Puasa

Page 3: Nutrisi Parenteral

lebih dari 24 jam menghabiskan glukosa darah (20 g), cadangan glikogen di hati (70

g) dan otot (400 g). Sedangkan cadangan energi lainnya, lemak (12.000 g), dan

protein (6.000 g) habis dalam waktu kira-kira 60 hari. Keadaan-keadaan yang

memerlukan NPE adalah sebagai berikut:

a. Pasien tidak dapat makan (obstruksi saluran pencernaan seperti striktur atau

keganasan esofagus, atau gangguan absorbsi makanan).

b. Pasien tidak boleh makan (seperti fistula intestinal dan pankreatitis)

c. Pasien tidak mau makan (seperti akibat pemberian kemoterapi).

Meskipun terdapat ketiga hal tersebut, NPE tidak langsung diberikan pada keadaan:

Pasien 24 jam pascabedah yang masih dalam Ebb phase, masa di mana

kadar hormon stres masih tinggi. Sel-sel resisten terhadap insulin dan kadar

gula darah meningkat. Pada fase ini cukup diberikan cairan elektrolit dan

dçkstrdsa 5%. Jika keadaan sudah tenang yaitu demam, nyeri, renjatan, dan

gagal napas sudah dapat diatasi, krisis metabolisme sudah lewat, maka NPE

dapat diberikan dengan lancar dan bermanfaat. Makin berat kondisi pasien,

makin lambat dosis NPE total (dosis penuh) dapat dimulai. Sebelum keadaan

tenang (flow phase) tercapai, NPE total hanya menambah stres bagi tubuh

pasien. Fase tenang ini ditandai dengan menurunnya kadar kortisol,

katekolamin, dan glukagon.

Pasien gagal napas (p02 <80 dan pC02 >50) kecuali dengan respirator. Pada

pemberian NPE penuh, metabolisme karbohidrat akan meningkatkan produksi

C02 dan berakibat memperberat gagal napasnya.

Pasien renjatan dengan kekurangan cairan ekstraselular.

Page 4: Nutrisi Parenteral

Pasien penyakit terminal, dengan pertimbangan cost- benefit

Strategi Pemberian NPE

Sebelum memulai NPE, tahapan yang perlu dilakukan man: 1). identifikasi

status gizi; 2). menentukan problem nutrisi; 3). menghubungkan tujuan NPE dengan

penyakit primernya; 4). menghitung kebutuhan nutrien per hari; 5), menyusun

kebutuhan nutrien dengan preparat cairan yang tersedia; 6). menentukan cara

pemasangan infus.

1) Identifikasi Status Gizi

Identifikasi status gizi harus dilakukan sebelum memulai terapi NPE. Dengan

mengetahui status gizi pasien, lebih- cukup atau kurang, dapat diputuskan saat mulai

dan komposisi nutrisi yang akan diberikan. Pada pasien dengan gizi cukup, NPE

baru dimulai pada hari ketiga, setelah fase Ebb dilewati. Bila gizi pasien kurang, NPE

bisa dimulai lebih awal yaitu setelah 24-48 jam.

Menentukan Masalah Nutrisi

Pada tahap ini ditentukan sifat dukungan NPE yang akan diberikan, apakah-untuk

suportif (parsial) dan berapa lama, atau NPE total. Keputusan ini berganttmg pada

kondisi pasien:

Apakah bisa menerima makanan per oral penuh, sebagian atau sama sekali

tidak bisa/tidak diperbolehkan.

Berapa lama kondisi tersebut diperkirakan akan berlangsung.

Menghubungkan Tujuan Nutrisi Parenteral dengan Penyakit Primer

Page 5: Nutrisi Parenteral

Keadaan-keadaan seperti status gizi, proses katabolisme dan penyakit pasien

mempengaruhi tujuan, saat mulai, dosis, jenis dan susunan nutrisi yang akan

digunakan. Pasien dengan masalah khusus (gizi kurang, diabetes melitus, gangguan

ginjal dan hati), maka NPE dapat diberikan lebih dini, yaitu setelah 24—48 jam.3,8

Juga, jenis penyakit, seperti gangguan hati atau ginjal misalnya, akan menentukan

pilihan jenis formula maupun dosis yang akan dipakai.l,8 Beberapa pertimbangan

NPE pada pasien dengan gangguan khusus, seperti tersebut di bawah ini:

a. Gangguan hati. Pasien dengan gangguan hati akut atau kronik mengalami

penurunan kadar asam amino rantai cabang (AARC) dan peningkatan asam

amino aromatik (AAA) di plasma dan otak. Laporan penelitian menyebutkan

bahwa nutrisi parenteral dengan formula tinggi AARC dan rendah AAA

memberikan imbangan nitrogen yang lebih baik, mengurangi risiko ensefalopati

dan memperbaiki angka kelangsungan hidup pasien. Peradangan hati akut

dengan sebab apapun, akan didahului stadium preikterik yang ditandai dengan

rasa mual yang sangat, nafsu makan menurun dan nyeri daerah epigastrium,

sehingga memerlukan nutrisi parenteral. 1 Pada saat awal di mana pasien

menampakkan tanda-tanda dehidrasi, sebaiknya diberikan infus kristaloid,

selanjutnya diberikan infus dekstrose 5-10%. Bila perlu dapat diselingi dengan

cairan infus yang mengandung asam amino esensial yang cukup. Pada

gangguan hati kronik, seperti sirosis hati, umumnya nutrisi parenteral baru

diberikan bila disertai komplikasi, misalnya asites masif, hematemesis melena,

ensefalopati, dan formula cairan yang diberikan disesuaikan dengan masalah

klinik yang dihadapi. Pada ensefalopati hepatik misalnya, langkah pertama yang

penting ialah pemberian dekstrosa 10% atau maltosa 10% sebagai sumber

kalori, koreksi gangguan keseimbangan elektrolit, dan langkah berikutnya ialah

Page 6: Nutrisi Parenteral

pemberian cairan kaya AARC. Tujuan pemberian AARC ialah mencegah

masuknya AAA ke dalam jaringan otak, di samping untuk menurunkan

katabolisrne protein dan mengurangi konsentrasi amonia darah.

b. Gangguan ginjal. Pada pasien gagal ginjal, kekurangan air (dehidrasi) dan

kekurangan garam adalah 2 kelainan yang sering ditemukan. Kelainan ini

bersifat reversibel dan apabila koreksi tidak segera dilaksanakan, akan

merupakan tahap pertama dari rangkaian kelainan yang akan menurunkan faal

ginjal. Di samping itu, pada pasien gagal ginjal terdapat gangguan ekskresi

nitrogen, sehingga pengurangan masukan protein akan memperbaiki keadaan.

Yang harus diperhatikan ialah bagaimana caranya memberikan kalori yang

cukup dengan diet rendah protein tanpa membuat pasien mengalami malnutrisi

kalori-protein. Pemberian nutrisi parenteral yang mengandung asam amino

esensial dan glukosa pada gagal ginjal akut memberikan angka kelangsungan

hidup lebih baik dibanding glukosa saja.

c. Diabetes melitus. Pada orang normal, NPE biasanya diberikan pada hari ketiga

Sedang pada pasien DM, karena umumnya mudah jatuh dalam keadaan

hipokalorik, maka NPE pada pasien DM dimulai lebih dini. Syarat NPE pada DM

ialah setelah kadar glukosa darah kurang dari 250 mg/ dl. Bila kadar glukosa

darah masih di atas angka tersebut dan harus segera mulai NPE, untuk

menurunkan kadar glukosa dapat dilakukan regulasi cepat dengan insulin.

Menghitung Kebutuhan Nutrien Per hari

Dalam menghitung kebutuhan nutrien, di samping kebutuhan untuk keadaan

sehat, juga perlu diperhitungkan kondisi penyakit yang men dasarinya. Kalori adalah

unsur yang mutlak harus diberikan cukup. Sumber kalori yang utama dan harus

selalu ada adalah glukosa. Otak dan eritrosit mutlak memerlukan glukosa ini setiap

Page 7: Nutrisi Parenteral

saat. Jika tidak tersedia cukup, tubuh melakukan glukoneogenesis dari substrat lain.

Selain karbohidrat, sumber kalori yang' lain ialah lipid. Untuk keperluan regenerasi

sel, sintesis enzim dan protein diperlukan sumber protein, yaitu asam amino.

Komponen nutrisi penting lainnya ialah vitamin yang larut lemak dan larut air,

elektrolit, trace element. Albumin, insulin, dan obat-obatan lain mungkin diperlukan

sesuai kondisi tubuh.

- Cairan. Pemenuhan kebutuhan cairan dipengaruhi oleh adanya penyakit yang

mendasarinya, seperti gagal jantung, gangguan respirasi, ginjal dan hati.

Kebutuhan cairan pasien dewasa pada umumnya berkisar 2,2 ml/ kkal atau

20-50 ml/kgBB/hari, atau rata-rata 35 ml/kgBB. Bila terdapat kehilangan cairan

yang abnormal, seperti diare atau muntah. cairan perlu ditambahkan sejumlah

yang hilang tersebut. Bila terdapat demam cairan ditambah sebanyak 150 mL/

Peningkatan 1°C. dalam hilangnya cairan lambung, berarti juga hilangnya

komponen mineral/elektrolit, maka perlu di perhitungkan dalam menentukan

formula NPE

- Kalori. Kebutuhan kalori secara sederhana dapat diperkirakan dari berat

badan. Untuk menghitung resting metabolic expenditure (RME), rumusan

yang biasa di gunakan rumusan Harris- Benedict:

Pria ; RME (kkal/hari) = 66,5 + 13,8 x BB (kg) + 5 x TB (cm) – 6,8 x Umur (th)

Perempuan :RME (kkal/hari) = 6555 + 9,6 x BB (kg) + 1,8 x TB (cm) – 4,7 x

Umur (th).

Disamping itu kebutuhan basal tersebut, tambahan kalori di

perhitungkan bila menghadapi stress atau aktivitas sebagai berikut :

- 1,2 x RME untuk kondisi tanpa stress

- 1,5 x RME untuk kondisi stress sedang seperti trauma dan operasi

Page 8: Nutrisi Parenteral

- 2,0 x RME untuk kondisi stress berat seperti sepsis dan luka bakar > 40 %

permukaan tubuh.

Dalam pemberian NPE, tambahan kalori yang di perlukan untuk aktivitas tidak

di perlukan lagi, karena dalam RME kebutuhan untuk spesifik dinamik action

sudah di perhitungkan.

Untuk kepentingan praktis, mengingat rumus Haris Benedict rumit, Howard

Lyn6 menyederhanakan perhitungan menjadi :

- 25 kkal/kgBB, untuk kondisi tanpa stress

- 30 kkal/ kgBB, untuk stress ringan

- 35 kkal/ kgBB, untuk stress sedang

- 40 kkal/kgBB, untuk stress berat

Sumber Kalori

Dua sumber utama kalori adalah karbohidrat dan lemak. Tetapi bila kebutuhan

NPE hanya dipenuhi oleh karbohidrat, ada beberapa hal yang harus di perhatikan,

terutama bila cairan dektrosenya bersifat hipertonis, yaitu : thrombosis,

meningkatkan kebutuhan insulin, bahaya hipoglikemia bila infus dektrose hipertonis

di hentikan mendadak, meningkatkan BMR, meningkatkan produksi CO2. Untuk

mengatasi keadaan ini, setengah sumber kalori nonprotein dapat di gantikan dengan

emulsi lemak karena produksi CO2 akan di tekan. Jangan menggunakan protein

sebagai sumber energy, karena protein penting untuk regenerasi sel dan sintesis

protein visceral seperti enzim, albumin, immunoglobulin.

- Karbohidrat

Glukosa. Glukosa adalah karbohidrat pilihan untuk nutrisi parenteral,

karena glukosa merupakan substrat paling fisiologis, secara natural ada

Page 9: Nutrisi Parenteral

dalam darah, banyak persediaan, murah, dapat diberikan dalam berbagai

konsentrasi, dengan nilai kalori 4 kkal/g. Untuk dapat memberikan

pengaruh maksimum terhadap keseimbangan nitrogen, minimal diperlukan

100-150 g glukosa. Kebutuhan tersebut juga digunakan untuk memenuhi

energi yang diperlukan oleh susunan saraf pusat dan perifer, eritrosit,

leukosit, ñbroblas yang aktif dan fagosit tertentu yang menggunakan

glukosa sebagai satu-satunya sumber energi. Untuk menghindari

hiperglikemi yang tiba-tiba, peningkatan konsentrasi glukosa, misalnya dari

5% menuju 20% harus bertahap, (star! slow ® go slow). Kecepatan infus

yang dianjurkan ialah 6-7 mg/kgBB/ menit. Beban glukosa akan

merangsang pankreas mengeluarkan insulin. Pada keadaan produksi

insulin menurun, seperti pada sepsis, infus glukosa yang berlebihan atau

kecepatan infus lebih dari yang dianjurkan berakibat meningkatnya

konsumsi oksigen, produksi dan konsumsi energi akibat lipogenesis, yang

akan memperburuk keadaan. Bila terjadi hiperglikemia, untuk selanjutnya

lebih baik mengurangi kecepatan infus glukosa dibanding dengan

pemberian insulin. Jika larutan glukosa diselingi cairan lain, besar

kemungkinan kadar glukosa darah bertiuktuaSi karena overshoot insulin

dari waktu ke waktu. Agar fluktuasi seminimal mungkin, larutan karbohidrat

dibagi rata sepanjang 24 jam.

Fruktosa. Fruktosa merupakan sumber kalori yang potensial karena tidak

memerlukan insulin untuk masuk ke dalam sel, lebih sedikit iritasi vena,

dimetabolisasi lebih cepat di hati dan mempunyai efek hemat nitrogen

lebih baik. Tetapi kebanyakan jaringan tidak menggunakan fruktosa secara

langsung. Perubahan menjadi glukosa terutama terjadi dalam hati, dan

Page 10: Nutrisi Parenteral

jaringan hanya dapat menggunakan glukosa sebagai sumber energi.

Kerugian lain penggunaan fruktosa ialah bila infus terlalu cepat atau

berlebihan dapat menyebabkan asidosis laktat, hipoposfatemia, penurunan

nukleotida adenin hati, peningkatan bilirubin dan asam urat.

Gula alkohol (sorbitol dan xylitol). Jenis karbohidrat ini juga tidak

memerlukan insulin untuk menembus dinding sel. Keduanya tidak dapat

digunakan langsung sebelum diubah menjadi glukosa di hati. Mengingat

adanya risiko asidosis laktat, peningkatan asam urat darah dan diuresis

osmotik, gula alkohol ini tidak mempunyai keunggulan dibanding glukosa.

Untuk mendapatkan efek positif, xyli~ tol diberikan dalam kemasan

kombinasi dengan glukosa dan fruktosa (GFX-Glukosa-Fruktosa-Xylitol)

dengan perbandingan 4221 yang dianggap ideal secara metabolik.

Maltosa. Maltosa memiliki beberapa keuntungan sebagai karbohidrat

alternatif, terutama pada pasien DM, karena: mengandung 2 molekul

glukosa, tidak memerlukan insulin saat menembus dinding sel, isotonis

sehingga dapat diberikan melalui vena perifer, dan dapat dicampur dengan

cairan lain yang hipertonis (untuk menurunkan osmolaritas). Meskipun

tidak memerlukan insulin untuk masuk sel, tetapi proses intraselular mutlak

masih memerlukannya. Pemberian dosis yang aman dan efisien adalah

1,5 g/kgBB/ hari. Infus yang berlebihan menyebabkan pemborosan melalui

urin, bisa sampai eksla'esi melebihi 25% dari maltosa yang diinfuskan.

- Lemak

Selain karbohidrat, lemak juga berfungsi sebagai sumber energi dengan

nilai 9 kkal/g, lebih tinggi nilai energinya per unit volume dibanding karbohidrat.

1,8 Hati merupakan organ terpenting dalam metabolisme lemak, karena hati

Page 11: Nutrisi Parenteral

dapat menggunakan asam lemak sebagai sumber energi, sekaligus mensintesis

asam lemak untuk penyimpanan energi. Lemak penting untuk integritas dinding

sel, sintesis prostaglandin dan sebagai pelarut vitamin yang larut lemak. Nutrisi

parenteral dengan kemasan bebas lemak untuk jangka lama menyebabkan

defisiensi asam lemak esensial yang terlihat sebagai alopesia, dermatitis,

perlemakan hati dan gangguan fungsi imunitas. Berbagai penelitian menunjukkan

bahwa pemberian emulsi lemak sebesar 30- 40% dari kalori total merupakan

jumlah yang optimal. Untuk mencegah defisiensi asam lemak esensial, perlu

diberikan asam lemak esensial sebanyak 4-8% dari kalori total sehari. Emulsi

lemak 10% dan 20% tidak hipertonis, dapat diberikan melalui vena perifer.

Kecepatan infus emulsi lemak tidak melebihi 0,5 g/kgBB/jam, sesuai dengan

batas maksimal kemampuan ambilan lemak. Tiap 500 mL diberikan dalam waktu

6-8 jam, dapat diteteskan bersama karbohidrat dan asam amino. Sebagai sumber

kalori, lemak perlu dikombinasi dengan kalori karbohidrat dalam perbandingan l: l.

Misalnya untuk 1200 kkal, diberikan 150 g glukosa dan 70 g lemak.5,8

Keuntungan kombinasi sumber kalori ini adalah dihindarkannya penyulit

hiperosmolar dan hiperglikemia. Mengingat harga emulsi lemak mahal untuk

digunakan secara rutin, emulsi cukup diberikan sekali tiap minggu.

- Sumber Protein

Asam amino yang menyusun protein hampir seluruhnya tergolong asam

amino-a. Asam amino yang tidak disintesis tubuh disebut asam amino esensial.

Asam amino diperlukan untuk regenerasi sel, pembentukan enzim dan sintesis

protein somatik dan viseral, hormon peptida (in- sulin dan glukagon).

Pemberiannya harus dilindungi kalori agar asam amino teursebut tidak dibakar

Page 12: Nutrisi Parenteral

menjadi energ*` (glukoneogenesis). Jangan memberi asam amino jika kebutuhan

dasar belum terpenuhi. Untuk melindungi tiap gram nitrogen diperlukan 80-150

kkal karbohidrat (25 kkal per gram asam amino). Kalori yang berasal dari asam

amino tidak ikut diperhitungkan sebagai sumber protein untuk kalori. Kebutuhan

nitrogen berkisar 0,2 g/kgBB/hari, setara dengan protein 1,25 g/kgBB/hari, atau

1,5 g/kgBB/ hari asam amino. Kebutuhan ini akan berkurang pada keadaan

gangguan fungsi ginjal dan hati dan meningkat pada keadaan katabolik.l,6

Kebutuhan protein pada keadaan katabolik bisa sampai 1,5 g/kgBB/hari untuk

menginduksi keseimbangan nitrogen positif dan membangun kembali massa

tubuh yang normal.

Kebutuhan asam amino pada keadaan sepsis lebih tinggi lagi, 2-3

g/kgBB/hari. Jika pasien sepsis tidak mendapat kalori eksogen, akan terjadi

destruksi jaringan otot 750-1000 gram sehari. Namun pemberian protein yang

dianjurkan cukup 1-1,5 g/kgBB/hari. Proteolisis akan mengganggu dan

menghabat sintesis protein viseral waktu paruh pendek, terutama enzim-enzim

dihati.

- Elektrollt

Elektrolit merupakan komponen esensial pada NPE. Kebutuhan elektrolit pada

NPE bervariasi tergantung keadaan klinik Umumnya kebutuhan dasar elektrolit

per kgBB/hari pada dewasa adalah:

a) Natrium (Na) 1,0-2,0 mmol atau 100-200mEq/hari

b) Kalium (K) 0,7-1 mmol atau 50-100 mEq/hari

c) Kalsium (Ca) 0,1 mmol atau 7,5-10 mEq/hari

d) Magnesium (Mg) 0,1 mmol atau 10-12 mEq/hari

e) Fosfor (P) 0,4 mrnol atau 12-16 mEq/hari

Page 13: Nutrisi Parenteral

Kalium merupakan elektrolit esensial untuk sintesis protein. Kebutuhan K

biasanya lebih banyak pada awal- awal NPE(Total), diduga karena disimpan dalam

hati dan masuk ke dalam sel. Kebutuhan K meningkat pada saat terjadi masukan

glukosa.

Kalsium diperlukan pada NPE jangka lama, di mana biasanya terdapat

kehilangan Ca endogen akibat imobilisasi. Kalsium 'juga diperlukan lebih banyak

pada pankreatitis.

Fosfor diperlukan untuk metabolisme tulang, sintesis jaringan dan fosforilasi

ATP. Hipopospatemia dapat terjadi segera pada kemasan NPE tanpa P. Akibat yang

berbahaya ialah menurunnya kadar eritrosit yang berakibat berkurangnya suplai 02

ke jaringan, otot menjadi lemah dan berpengaruh pada respirasi.

Magnesium penting dalam anabolisme dan pada sistem enzim, khususnya

enzim yang berkaitan dengan aktivitas metabolik di otak dan hati. Kebutuhan

meningkat pada keadaan diare, poliuria, pankreatitis dan keadaan hiperkatabolik.

Kehilangan Mg paling banyak melalui cairan gastrointestinal.

Vitamin diperlukan untuk penggunaan komponen -komponen nutrisi.

Defisiensi vitamin yang sering dilaporkan pada NPE Total 1-2 minggu sampai 3

bulan ialah defisiensi asam folat dengan gambaran pansitopenia, detisiensi tiamin

dengan gambaran ensefalopati, detisiensi vitamin K dengan gambaran

hipoprotrombinemi. Kebutuhan vitamin yang diberikan melalui intravena lebih besar

dibanding melalui oral, diduga akibat ekskresi melalui ginjal yang lebihbesar.

Sedangkan kelebihan vitamin A dan D dapat menyebabkan berturut-turut dermatitis

eksfoliativa dan hiperkaisemia.

Page 14: Nutrisi Parenteral

Kebutuhan vitamin yang direkomendasikan: Vitamin A mg (IU) 1-(3300), Vitamin D

ug 5 (200) IU, Vitamin E ug (IU) 10(10) , VitaminC lOOmg , Asam Folat 400 ug,

Nikotinamid40 mg, Riboflavin 3,6 mg, Tiamin 3 mg, Piridoksin 4 mg,

Sianokobalamin 5 ug, Asam Pantotenat 15 mg, Biotin 60 ug.

Trace Elment

Seng (Zn) merupakan unsur esensial dari berbagai enzim. Defisiensi Zn

menyebabkan dermatitis dan penyembuhan luka lambat yang dapat terjadi dalam

beberapa minggu. Defisiensi ini dapat dicegah dengan pemberian 3 mg Zn perhari,

dan ada diare perlu tambahan 12 mg per hari setiap 1 liter cairan yang keluar. 1,2,7

Besi (Fe) penting untuk sintesis hemoglobin (Hb) sedang cadangan dalam tubuh

sedikit. Tembaga (Cu) diperlukan untuk maturasi eritrosit dan metabolisme lipid.

Mangan (Mg) penting untuk metabolisme Kalsium/Fosfor, proses reproduksi dan

pertumbuhan. Kobalt (Co) merupakan unsur penting vitamin B-12.

Trace elemen yang direkomendasikan (ug/hari):

Seng 2500-6000 Tembaga 500-1500

Iodine 130-910 Mangan 150-800

Florid 950 Kromium 10- 15

Selenium 200 Molibdenum 20

Menyusun Kebutuhan Nutrien dengan Kemasan Cairan yang Tersedia

Setelah berhasil menentukan kebutuhan nutrien perhari kita dapat memilih kemasan

infus yang sesual dengan kebutuhan tersebut, antara lain Nutrisi parenteral

komersial yang dapat dipakai:

Page 15: Nutrisi Parenteral

- Mengandung kalori karbohidrat saja. Dekstrose 5%; Dekstrose 10; Dekstrose

40%

- Mengandung karbohidrat dan elektrolit. Triparen 1 : Trriparen 2; KA-EN 1B ;

KA-EN 3A/B

- Mengandung asam amino . Aminovel 600; Aminofusin 1000; pan Amin G

- Mengandung Lemak, Intralipid 60%; Intralipid 20%.

Cara Pemasangan Infus

Program nutrisi parenteral parsial untuk jangka pendek dapat diberikan

melalui vena perifer, karena sebagian besar larutannya bersifat isotonis (osmolaritas

<800 mOsm/ kgBB).6 Vena perifer dapat menerima osmolaritas cairan sampai

maksimal 900 mOsm.5 Makin tinggi osmolaritas (makin bipenonis) makin mudah

terjadi kerusakan dinding vena perifer seperti tromboñebitis atau tromboemboli.

Sedangkan NPE total yang diprogram untuk jangka panjang, harus diberikan melalui

vena sentral karena lamtannya bersifat hipertonis dengan osmolaritas >900 mOsm.

Melalui vena sentral, aliran darah menjadi lebih cepat sehingga tidak sampai

merusak dinding vena.

Komplikasi

Dari berbagai komplikasi yang ada, dapat dikelompokan menjadi 3, yaitu:

- Mekanik

Komplikasi mekanik yang sering terjadi ialah akibat pemasangan

kateter vena sentral, yaitu pneumototaks, hidrotoraks, trombotlebitis, dan

emboli udara. Oleh karena itu pemasangan vena sentral harus dikerjakan oleh

dokter yang terampil untuk itu.

- Metabolik

Page 16: Nutrisi Parenteral

Komplikasi metabolik yang terjadi antara lain gagal jantung akibat

kelebihan cairan, hiperglikemia, hipoglikemi, hiperosmolar,

ketidakseimbangan elektrolit, deñsiensi asam lemak esensial. Untuk

mengatasi maslah ini, terapi NPE harus dimulai dengan dosis renda 1 (start

low) dan dinaikkan secara perlahan (go slow), dengan pemantauan yang

ketat.

- Infeksi

Infeksi melalui kateter pada NPE jarang terjadi pada 72 jam pertama.

Bila ada panas selama 72 jam pertama, harus dicari kemungkinan penyebab

dari sumber lain. Untuk memastikan adanya infeksi melalui kateter harus

dilaluikan kultur mikroorganisme ujung kateter.

Kesimpulan

Nutrisi pasien merupakan salah satu aspek penting dalam pengelolaan

penyakit. Namun disadari bahwa kondisi sakit menyebabkan pasien mengalami

kesulitan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi yang sering lebih banyak dari

kebutuhan dalam keadaan biasa. Pada keadaan pasien tidak bisa makan, tidak

boleh makan atau tidak mau makan maka terapi nutrisi parenteral meqiadi pilihan.

Mengingat teknik NPE yang tidak mudah, komplikasi yang bisa teij adi, dan harga

relatif mahal, perlu dipahami betul pemilihan pasien (tepat pasien), bagaimana

menghitung kebutuhan nutrisi, kapan dimulai, berapa lama, dan bagaimana cara

pemberiannya. Yang tidak kalah penting ialah pemantauan timbulnya komplikasi,

sehingga secara keseluruhan akan memberikan hasil terapi nutrisi yang maksimal.