36
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Dalam dunia kesehatan banyak sekali masalah- masalah yang terjadi diantaranya adalah gangguan makan :kegemukan (obesitas), bagi seseorang yang memiliki berat badan lebih atau diatas ukuran normal pastilah hal tersebut sangat mengganggu baik itu dalam segi penampilan ataupun dalam melaksanakan aktvitas sehari- hari. Akan tetapi tidak sedikit juga yang merasa baik- baik saja dan menganggap wajar dengan keadaan dirinya, mereka senantiasa mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Tuhan, iutergantung masing-masing individu tentunya. Kegemukan bisa terjadi karena faktor keturunan tapi juga ada yang di dapat dari individu itu sendiri karena gaya yang diterapkan dan mengkonsumsi makanan yang berlebihan.Kegemukan dapat diatasi jika individu menyadari akan gaya hidup sehat, mampu mengatur porsi makanan (diet) yang sesuai. Dalam segi penampilan obesitas merupakan masalah yang penting untuk diatasi.Kegemukan atau obesitas dapat mengurangi rasa percaya diri pada seseorang,merasa dirinya tidak memiliki kelebihan dibandingkan orang lain. B. Tujuan Tujuan dalam menyusun makalah ini diantaranya ialah : KeperawatanAnak | AskepPadaAnakObesitas 1

Obesitas Sabtu Ini Dikumpul

  • Upload
    roby4

  • View
    235

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

uht6jgjtnmbgng

Citation preview

Page 1: Obesitas Sabtu Ini Dikumpul

BAB IPENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Dalam dunia kesehatan banyak sekali masalah-masalah yang terjadi

diantaranya adalah gangguan makan :kegemukan (obesitas), bagi seseorang yang

memiliki berat badan lebih atau diatas ukuran normal pastilah hal tersebut sangat

mengganggu baik itu dalam segi penampilan ataupun dalam melaksanakan

aktvitas sehari-hari. Akan tetapi tidak sedikit juga yang merasa baik-baik saja dan

menganggap wajar dengan keadaan dirinya, mereka senantiasa mensyukuri

nikmat yang diberikan oleh Tuhan, iutergantung masing-masing individu

tentunya. Kegemukan bisa terjadi karena faktor keturunan tapi juga ada yang di

dapat dari individu itu sendiri karena gaya yang diterapkan dan mengkonsumsi

makanan yang berlebihan.Kegemukan dapat diatasi jika individu menyadari akan

gaya hidup sehat, mampu mengatur porsi makanan (diet) yang sesuai. Dalam segi

penampilan obesitas merupakan masalah yang penting untuk diatasi.Kegemukan

atau obesitas dapat mengurangi rasa percaya diri pada seseorang,merasa dirinya

tidak memiliki kelebihan dibandingkan orang lain.

B. Tujuan

Tujuan dalam menyusun makalah ini diantaranya ialah :

1. TujuanUmum

Untuk mengetahui laporan pendahuluan obesitas pada anak

2. TujuanKhusus

- Mengetahui definisi obesitas pada anak

- Mengetahui tanda dan gejala obesitas pada anak

- Mengetahui patofisiologis obesitas pada anak

- Mengetahui manifestasi klinik obesitas pada anak

- Mengetahui komplikasi obesitas pada anak

- Mengetahui penatalaksanaan obesitas pada anak

- Melatih mahasiswa dalam menyusun askep

KeperawatanAnak | AskepPadaAnakObesitas 1

Page 2: Obesitas Sabtu Ini Dikumpul

C. Manfaat

1. Diharapkan mahasiswa mendapatkan manfaat dari adanya makalah ini

diantaranya :

- Mahasiswa akan semakin terlatih menyusun askep.

- Mahasiswa memahami obesitas pada anak

- Mahasiswa akan semakin faham tentang gangguan obesitas pada anak

KeperawatanAnak | AskepPadaAnakObesitas 2

Page 3: Obesitas Sabtu Ini Dikumpul

BAB IIPEMBAHASAN

A. Definisi

Kegemukan didefinisikan sebagai kelebihan akumulasi lemak tubuh sedikitnya 20 %

dari berat rata-rata untuk usia, jenis kelamin dan tinggi badan. Prognosis umum untuk

peningkatan dan mempertahankan penurunan berat badan buruk. Namun keinginan

untuk pola hidup lebih sehat dan penurunan factor resiko sehubungan dengan

ancaman penyakit terhadap hidup memotivasi beberapa orang mengikuti diet dan

program penurunan berat badan.

a) Obesitas atau kegemukan diartikan sebagai penimbunan jaringan lemak tubuh secara

berlebihan. (ViviJuhanita S.Gizi.Net)

b) Obesitas adalah keadaan patologis dengan terdapatnya penimbunan lemak yang

berlebihan daripada yang diperlukan untuk fungsi tubuh. (Arief Mansjoer, dkk)

B. Etiologi

Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori yang lebih banyak dari

yang diperlukan oleh tubuh / pemasukan makan yang berlebihan ke dalam tubuh.

Penyebab terjadinya ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori ini masih

belum jelas. Terjadinya obesitas melibatkan beberapa factor:

1. Masukan energi yang melebihi dari kebutuhan tubuh

a. Pada Bayi

- Bayi yang minum susu botol yang selalu dipaksakan oleh ibunya, bahwa

setiap kali minum harus habis.

- Kebiasaan untuk memberikan minuman / atau makanan setiap kali menangis.

- Pemberian makanan tambahan tinggi kalori pada usia yang terlalu dini.

- Jenis susu yang diberikan osmolaritasnya tinggi (terlalu kental, terlalu manis,

kalorinya tinggi), sehingga bayi selalu haus / minta minum.

b. Faktor Psikis

Apa yang ada di dalam pikiran sesorang bisa mempengaruhi kebiasaan

makannya. Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan

makan. Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif.

Gangguan ini merupakan masalah yang serius pada banyak wanita muda yang

KeperawatanAnak | AskepPadaAnakObesitas 3

Page 4: Obesitas Sabtu Ini Dikumpul

menderita obesitas, dan bisa menimbulkan kesadaran yang berlebihan tentang

kegemukannya serta rasa tidak nyaman dalam pergaulan sosial.

Ada dua pola makan abnormal yaitu: makan dalam jumlah yang sangat banyak

(binge) dan makan di malam hari (sindroma makan pada malam hari). Kedua

polamakan ini biasanya dipicu oleh stress dan kekecewaan. Binge mirip dengan

bulimia nervosa, dimana seseorang makan dalam jumlah yang sangat banyak,

bedanya pada binge hal ini tidak diikuti dengan memuntahkan kembali apa yang

telah dimakan. Sebagai akibatnya kalori yang dikonsumsi sangat banyak. Pada

sindroma makan pada malam hari, adalah berkurangnya nafsu makan di pagi hari

dan diikuti dengan makan yang berlebihan, agitasi dan insomnia pada malam hari.

c. Gaya hidup masa kini

Kecenderungan anak-anak sekarang suka makanan “fast food” yang berkalori

tinggi seperti : Hamburger, Pizza, Ayam goreng dengan kentang goreng, ice

cream, aneka makan mie, dll.

2. Penggunaan kalori yang kurang

Berkurangnnya pemakaian energi dapat terjadi pada anak yang kurang aktivitas

fisiknya, seharian nonton TV, dll. Lebih-lebih kalau nonton TV sambil tidak berhenti

makan, maka cenderungan menjadi obesitas akan menjadi besar.

3. Faktor lingkungan

Gen merupakan factor yang penting dalam berbagai kasus obesitas, tetapi

lingkungan seseorang juga memegang peranan yang cukup berarti. Lingkungan ini

termasuk perilaku / pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali

seseorang makan serta bagaimana aktifitasnya). Seseorang tentu saja tidak dapat

mengubah pola genetiknya, tetapi dia dapat mengubah pola makan dan aktifitasnya.

4. Faktor kesehatan

Beberapa penyakit bisa menyebabkan obesitas, diantaranya:

- Sindroma yang diwariskan, contohnya: sindroma cushing, sindroma prader-willi

- Hormonal

KeperawatanAnak | AskepPadaAnakObesitas 4

Page 5: Obesitas Sabtu Ini Dikumpul

Kelenjar pituitary dan fungsi hipotalamus.Penyebab yang jarang dari obesitas adalah fungsi hipotalamus yang abnormal. Sehingga

terjadi hiperfagia (nafsu makan yang berlebihan) karena gangguan pada pusat kenyang di

otak.

- Beberapa kelainan saraf yang bisa menyebabkan seseorang banyak makan seperti :

lesi-lesi hipotalamus, hipofisis, dan lesi otak yang lain.

5. Factor perkembangan

Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak (atau keduanya) menyebabkan

bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh. Penderita obesitas, terutama

yang menjadi gemuk pada masa kanak-kanak bisa memiliki sel lemak sampai lima kali

lebih banyak dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal. Jumlah sel-sel

lemak tidak dapat dikurangi, karena itu penurunan berat badan hanya dapat dilakukan

dengan cara mengurangi jumlah lemak di dalam setiap sel.

6. Aktivitas fisik

Kurang aktifitas fisik kemungkinan merupakan salah satu penyebab utama dari

meningkatnya angka kejadian obesitas di tengah masyarakat yang makmur. Orang-orang

yang tidak aktif memerlukan sedikit kalori. Seseorang yang cenderung mengkonsumsi

makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktifitas fisik yang seimbang, akan mengalami

obesitas.

Untuk terjadinya obesitas tidak hanya tergantung dari berbagai macam penyebab yang

telah disebutkan di atas, tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor predisposisi lainnya

misalnya :

1. Herediter (faktor keturunan)

Kecenderungan menjadi gemuk pada keluarga tertentu. Kalau salah satu orang

tuanya obesitas, maka anaknya mempunyai resiko 40% menjadi obesitas, sedangkan

kalau kedua orang tuanya obesitas, maka resiko menjadi 80%.

2. Suku / Bangsa

Pada suku / bangsa tertentu kadang-kadang terlihat banyak anggotanya yang

menderita obesitas.

3. Pandangan masyarakat yang salah, yaitu bayi yang sehat adalah yang bayi yang

gemuk.

4. Anak cacat, anak aktifitasnya kurang karena problem fisik/ cara mengasuh.

5. Umur orang tua yang sudah lanjut baru punya anak, anak tunggal, anak “mahal”, anak

dari orang tua tunggal, dll.

KeperawatanAnak | AskepPadaAnakObesitas 5

Page 6: Obesitas Sabtu Ini Dikumpul

6. Meningkatnya keadaan social ekonomi seseorang.

Orang tua yang dulunya berasal dari keluarga yang kurang mampu, maka mereka

cenderung memberikan makanan sebanyak-banyaknya pada anak-anaknya. Atau

keluarga yang migrasi dari Negara berkembang ke Negara yang maju atau kaya.

7. Obat-obatan

Obat-obat tertentu (misalnya steroid dan beberapa anti-depresi) bisa menyebabkan

penambahan berat badan.

C. Patofisiologi

Terjadinya obesitas menurut jumlah sel lemak, adalah sebagai berikut :

1. Jumlah sel lemak normal, tetapi terjadi hipertrofi / pembesaran.

2. Jumlah sel lemak meningkat / hiperplasi dan juga terjadi hipertrofi.

Penambahan dan pembesaran jumlah sel lemak paling cepat pada masa anak-anak dan

mencapai puncaknya pada masa meningkat dewasa. Setelah masa dewasa tidak akan

terjadi penambahan jumlah sel, tetapi hanya terjadi pembesaran sel. Obesitas yang terjadi

pada masa anak selain hiperplasi juga terjadi hipertrofi. Sedangkan obesitas yang terjadi

setelah masa dewasa pada umumnya hanya terjadi hipertrofi pada sel lemak.

Obesitas pada anak terjadi kalau intake kalori berlebihan, terutama pada tahun

pertama kehidupan. Rangsangan untuk meningkatkan jumlah sel terus berlanjut sampai

dewasa, setelah itu terjadi pembesaran sel saja. Sehingga kalau terjadi penurunan berat

badan setelah masa dewasa, bukan karena jumlah sel lemaknya yang berkurang tetapi

besarnya sel yang berkurang.

Disamping itu, pada penderita obesitas juga menjadi resisten terhadap hormone

insulin, sehingga kadar insulin dalam peredaran darah akan meningkat. Insulin berfungsi

untuk menurunkan lipolisis dan meningkatkan pembentukan jaringan lemak.

KeperawatanAnak | AskepPadaAnakObesitas 6

Page 7: Obesitas Sabtu Ini Dikumpul

PATHWAYS

Masukan energi Penggunaan Faktor kesehatan Faktor predisposisiyang melebihi kalori yang dan lingkungan

dari kebutuhan kurang danTubuh Faktor

perkembangan

Pembesaran dan penambahan jumlah sel

lemak

Obesitas

Pemasukan Berat badan meningkat Penimbunan lemakmakanan yang berlebihan diberlebihan ke bawah diafragmadalam tubuh dan di dalam

dinding dadaPerubahnKeterbatasanPenampilanAktifitas fisik

IntoleransiMenekan Paru -

Aktivitasparu

Perubahan Nutrisi Koping Individu Gangguan HargaLebih dari Kebutuhan

Tidak Efektif DiriTubuh

Pola Napas TidakEfektif

KeperawatanAnak | AskepPadaAnakObesitas 7

Page 8: Obesitas Sabtu Ini Dikumpul

D. ManifestasiKlinik

Obesitas dapat terjadi pada usia berapa saja, tetapi yang tersering pada tahun pertama

kehidupan, usia 5 – 6 tahun dan pada masa remaja.

Gejala obesitas antara lain :

1. Anak dengan obesitas lebih berat dari anak seusianya (terlihat sangat gemuk).

2. Pertumbuhan tulangnya lebih cepat matang dan lebih berkembang. Anak yang

obesitas relatif lebih tinggi pada masa remaja awal, tetapi pertumbuhan

memanjangnya selesai lebih cepat, sehingga hasil akhirnya mempunyai tinggi badan

yang lebih pendek dari usia sebayana.

3. Bentuk muka anak tidak proporsional, hidung dan mulut terlihat kecil, dagu ganda

(double chin).

4. Terdapat timbunan lemak pada daerah payudara adipositas (buah dada seolah-olah

berkembang) yang biasanya terjadi pada anak laki-laki.

5. Penis pada anak laki-laki terlihat kecil, oleh karena sebagian organ tersebut

tersembunyi dalam jaringan lemak pubis.

6. Paha dan lengan atas besar, jari-jari tangan relative kecil dan runcing.

7. Perut menggantung dan sering disertai strie.

8. Sering terjadi gangguan psikologis, baik sebagai penyebab ataupun sebagai akibat

dari obesitasnya.

9. Anak lebih cepat mencapai masa pubertas.

10. Terjadi gangguan pernafasan dan sesak nafas.

Penimbunan lemak yang berlebihan di dalam diafragma dan di dalam dinding

dada bisa menekan paru-paru sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas

meskipun penderita hanya melakukan aktifitas ringan. Biasanya terjadi pada saat tidur

dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu)

sehingga pada siang hari penderitanya sering merasa ngantuk.

KeperawatanAnak | AskepPadaAnakObesitas 8

Page 9: Obesitas Sabtu Ini Dikumpul

E. Komplikasi

Berbagai keadaan yang erat hubungannya dengan obesitas, baik yang terjadi pada

masa bayi maupun masa dewasa, antara lain :

1. Terhadap kesehatan

Obesitas ringan sampai sedang, morbiditasnya kecil pada masa anak-anak.

Tetapi bila obesitas masih terjadi setelah masa dewasa, maka morbiditas maupun

mortalitasnya akan meningkat. Terdapat korelasi positif antara tingkat obesitas

dengan berbagai penyakit infeksi, kecuali TBC. Morbiditas dan mortalitas yang tinggi

tersebut, dikaitkan dengan menurunnya respons imunologik sel T dan aktivitas sel

polimorfonuklear.

2. Saluran pernafasan

Pada bayi, obesitas merupakan resiko terjadinya infeksi saluran pernapasan

bagian bawah, karena terbatasnya kapasitas paru-paru. Adanya hipertrofi tonsil dan

adenoid akan mengakibatkan obstruksi saluran nafas bagian atas, sehingga

mangakibatkan anoksia dan saturasi oksigen rendah, yang disebut sindrom Chubby

Puffer. Obstruksi kronis saluran pernapasan dengan hipertrofi tonsil dan adenoid,

dapat mengakibatkan gangguan tidur, gejala jantung dan kadar oksigen dalam darah

yang abnormal. Keluhan lainnya adalah nafas yang pendek.

3. Kulit

Kulit sering lecet karena gesekan. Anak merasa gerah / panas, sering disertai

miliaria, maupun jamur pada lipatan kulit.

4. Ortopedi

Anak yang obesitas pergerakannya lambat. Sering terdapat kelainan ortopedi

seperti Legg-Perthee disease, genu valgum, slipped femoral capital epiphyses, tibia

vara, dll.

5. Efek psikologis

Kurang percaya diri. Anak pada masa remaja yang obesitas biasanya pasif dan

depresi. Karena sering tidak dilibatkan pada kegiatan yang dilakukan oleh teman

sebayanya, juga sulit mendapatkan pacar karena merasa potongan tubuhnya jelek,

KeperawatanAnak | AskepPadaAnakObesitas 9

Page 10: Obesitas Sabtu Ini Dikumpul

tidak modis, merasa rendah diri sehingga mengisolasi dari pergaulan teman-

temannya.

Gangguan kejiwaan ini juga dapat sebagai penyebab terjadinya obesitas, yaitu

dengan melampiaskan stress yang dialaminya kemakanan.

6. Bila obesitas pada masa anak terus berlanjut sampai masa dewasa, dapat

mengakibatkan :

Hipertensi pada masa adolensi.

Hiperlipidemia, ateroskerosis, penyakit jantung koroner, hipertensi maligna pada

dewasa.

Diabetes.

Sindrom Pickwickian merupakan komplikasi yang berat dari obesitas dewasa,

yaitu gangguan pada jantung dan pernapasan, hipoventilasi. Dengan manifestasi

polisitemia, hipoksemia, sianosis, pembesaran jantung, gagal jantung kongestif,

dan somnolen. Kita harus berhati-hati pada pemberian oksigen konsentrasi tinggi

pada anak ini. Usaha pengurusan badan sangat penting kalau terjadi komplikasi

ini.

Maturitas seksual lebih awal, menstruasi sering tidak teratur.

F. Penatalaksanaan

a. PenatalaksanaanKeperawatan

Tujuan pengobatan obesitas pada anak berbeda dengan pengobatan obesitas

dewasa, karena tujuannya hanya menghambat laju kenaikan berat badan yang pesat

tersebut dan tidak boleh diit terlalu ketat. Sehingga pengaturan diitnya harus

dipertimbangkan bahwa anak masih dalam masa pertumbuhan. Olah raga atau

aktifitas tubuh yang teratur sangat penting dalam upaya penatalaksanaan obesitas pada

anak.

Pada prinsipnya, pengobatan pada anak dengan obesitas adalah sebagai berikut:

1. Memperbaiki factor penyebab, misalnya kesalahan cara pengasuhan maupun

factor kejiwaan.

KeperawatanAnak | AskepPadaAnakObesitas 10

Page 11: Obesitas Sabtu Ini Dikumpul

2. Motivasi penderita obesitas dewasa tentang perlunya pengurusan badan.

Sedangkan orang tua atau bayi anak yang obesitas harus dimotivasi tentang

pentingnya memperlambat kenaikan berat badan bayi atau anaknya.

3. Memberikan diit rendah kalori yang seimbang untuk memperlambat kenaikan

berat badan.

4. Menganjurkan penderita untuk olah raga yang teratur atau anak bermain secara

aktif sehingga banyak energi yang digunakan.

Baik terapi diet maupun psikoterapi harus diberikan kepada seluruh keluarga sehinga

seolah-olah turut serta dalam usaha pencapaian berat badan tersebut.

Cara pengaturan diitnya adalah sebagai berikut :

1. Pada bayi yang mengalami obesitas, tujuan terapi untuk menurunkan berat badannya

seperti pada obesitas dewasa tetapi memperlambat kecepatan kenaikan berat

badannya. Bayi diberikan diit sesuai dengan kebutuhan normal untuk pertumbuhan,

yaitu 110 kkal/kg.BB/hari untuk bayi kurang dari 6 bulan dan 90 kkal/kg.BB/hari

untuk bayi lebih dari 6 bulan. Susu botol jumlahnya harus dikurangi dengan cara

diselingi dengan air tawar. Tidak dianjurkan memberikan susu yang diencerkan, susu

rendah / lemak. Disamping itu kita anjurkan pada ibunya agar anak tidak digendong

saja, tetapi dibiarkan melakukan aktifitas.

2. Pada anak pra sekolah yang mengalami obesitas, kenaikan berat badannya harus

diperlambat, dengan memberikan diet seimbang 60 kkal/kg.BB perhari. Atau bisa

juga dari makanan keluarga dengan porsi kecil dan menghindari makanan yang

mengandung kalori tinggi. Selain itu kita harus mendorong anak untuk melakukan

aktifitas fisik dan mencegah menonton tv berlebihan.

3. Pada anak usia sekolah (pra pubertas) yang obesitas, kita berusaha mempertahankan

berat badan anak dan menaikkan tinggi badannya. Diet yang diberikan sekitar 1200

kkal/hari atau sekitar 60 kkal/kg.BB perhari. Mendorong anak melakukan aktifitas

fisik secara sendiri-sendiri maupun secara berkelompok. Hindari menonton tv terlalu

lama dan makan makanan yang berkalori tinggi.

4. Pada obesitas dewasa, kita harus menurunkan berat badannya untuk mencapai berat

badan yang diharapkan sesuai dengan tinggi badannya. Diet yang diberikan sekitar

850 kkal/hari, atau kalau ingin menurunkan berat badan 500 gram/minggu, kurangi

kalorinya 500 kkal/hari. Selain itu dorong untuk melakukan aktifitas, baik sendiri-

KeperawatanAnak | AskepPadaAnakObesitas 11

Page 12: Obesitas Sabtu Ini Dikumpul

sendiri maupun berkelompok. Mendorong anak agar mau melakukan interaksi dengan

teman-temannya.

b. Penatalaksanaan Medis

1. Terapi pengobatan

Ada 2 jenis utama obat-obatan yang digunakan untuk mengatasi obesitas:

a) Obat anti obesitas yang mengurangi nafsu makan, obat ini bekerja dengan cara

meningkatkan kadar neurotransmitter pada persambungan diantara ujung-ujung

syaraf di otak( sinaps ). Macam-macamobat anti obesitas :

Fenfluramin ( fen ) dan deksfenfluramin, kedua obat ini menekan nafsu makan

terutama dengan meningkatkan pelepasan serotonin oleh sel-sel syaraf. Efek

dari fen dapat menyebabkan hipertensi pulmoner dan efek dari deksfen

menyebabkan katup jantung.

Fentermin, menekan nafsu makan dengan menyebabkan pelepasan

norepinefrin oleh sel-sel syaraf.

b) Obat yang menghalangi penyerapan zat gizi dari usus, antara lain : orlistat

(menghalangi penyerapan lemak di usus).

KeperawatanAnak | AskepPadaAnakObesitas 12

Page 13: Obesitas Sabtu Ini Dikumpul

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN OBESITAS

A. PENGKAJIAN

1. Anamnesis

a. Saat mulainya timbul obesitas : prenatal, early adiposity rebound remaja

b. Riwayat tumbuh kembang ( mendukungobesitas endogenous )

c. Adanya keluhan : ngorok (snoring), restless sleep, nyeri pinggul

d. Riwayat gaya hidup :

a) Polamakan / kebiasaan makan

b) Pola aktifitas fisik :sering menonton televisi

e. Riwayat keluarga dengan obesitas (factor genetic), yang disertai dengan resiko

seperti penyakit kardiovaskuler di usia muda, hiperkolesterolemia, hiperstensi dan

diabetes mellitus tipe II.

2. Pemeriksaanfisik :

Adanya gejala klinis obesitas seperti diatas.

2. Pemeriksaan penunjang :

Analisis diet, laboratoris, radiologis, ekokardiografidantesfungsi  paru

(jikaadatanda-tandakelainan).

3. Pemeriksaanantropometri :

Pengukuran berat badan (BB) dibandingkan berat badan ideal (BBI). BBI adalah berat

badan menurut tinggi badan ideal. Disebut obesitas bila BB > 120 % BB ideal.

Body Mass Index = BMI

Sebagai bagian dari perawatan anak sehat, dokter akan menghitung index massa

tubuh ( Body Mass Index =BMI ) dan menentukan dimana posisinya pada tabel

pertumbuhan sesuai usia. Indeks masa tubuh menunjukkan bila anak mengalami

kelebihan berat untuk usia tinggi badannya.

Untuk menghitung index massa tubuh anak, bagi beratnya dengan tinggi badannya

yang dipangkat 2, atau BB/TB2 = kg/meter2.

Cara yang lebih mudah untuk mendapatkan indeks masa tubuh adalah dengan

menggunakan kalkulator indeks massa tubuh. Bila telah dikeahui indeks masa tubuh

anak, kemudian diplot ke tabel indeks masa tubuh yang sudah baku.

KeperawatanAnak | AskepPadaAnakObesitas 13

Page 14: Obesitas Sabtu Ini Dikumpul

Dengan menggunakan tabel pertumbuhan dokter dapat menentukan anak artinya

bagaimana perkemmbangan anak tersebut dibandingkan dengan anak lain dengan usia

dan jenis kelamin yang sama.

Perhitungan dalam tabel pertumbuhan ini, dibuat oleh pusat pengendalian dan

pencegahan penyakit di Amerika. Anak akan dimasukkan dalam salah satu kategori

berikut:

BMI berdasarkan usia dibawah persentil 5 :kekurangan berat

BMI berdasarkan usia antara persentil 5-85 : berat normal

BMI berdasarkanusiaantarapersentil 85-95 : memilikiresikokelebihanberat

BMI berdasarkanusiadiataspersentil 95 : kelebihanberat

BMI bukanlah pengukuran lemak tubuh yang paling sempurna karena ada beberapa

keadaan dimana peghitungan BMI dapat menimbulkan kesan yang salah. Contohnya,

orang yang sangat berotot seringkali memiliki angka BMI yang tinggi walaupun tidak

mengalami kelebihan berat (karena otot tambahan dapat menambah berat badan

seseorang tapi tidak menambah lemak). Sebagai tambahan, BMI seringkali sulit untuk

dijelaskan masa pubertas dimana seorang anak mengalami periode pertumbuhan yang

sangat cepat.

B. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul

1. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan disfungsi pola

makan, factor herediter

2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan obesitas

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gaya hidup monoton, fisik yang besar

4. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan tidak adanya atau kurang olah

raga, gizi buruk, kerentanan individu

5. Gangguan harga diri berhubungan dengan persepsi penampilan fisik, internalisasi

umpan balik negativ

KeperawatanAnak | AskepPadaAnakObesitas 14

Page 15: Obesitas Sabtu Ini Dikumpul

C. Intervensi

1) Perubahannutrisilebihdarikebutuhantubuhberhubungandengandisfungsipolamakan,

factor herediter

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan status nutrisi seimbang

dan BB ideal.

Kriteria hasil:

1. Pasien akan mendekati berat badan ideal

2. Mengalami asupan yang adekuat, tetapi tidak berlebihan, menyangkut kaori,

lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, besi dan kalsium

3. Menahan diri untuk tidak makan banyak dalam satu waktu

Intervensi :

1. Kaji pola makan klien

R/ : Mengetahui segala sesuatu yang dimakan, termasuk waktu jumlah yang

dimakan, dimanan makanan tersebut dikonsumsi, aktivitas yang dilakukan selama

makan, perasaan pada waktu makan, dan sebagainya

2. Kaji lingkungan makan

R/ : untuk menentukan kemungkinan efek pada obesitan ( dimanan, dengan siapa,

aktivitas saat makan )

3. Ajarkan kepada pasien atau keluarga tentang pemilihan makanan yang tepat

R/ : untuk mengendalikan jumlah lemak dna kalori yang dikandung oleh suatu

makanan

4. Bantu dengan menyesuaikan diet terhadap gaya hidup dan tingkat

aktivitas

R/ : untuk mengetahui jangkauan aktivitas dan mobilitas klien

5. Timbang berat badan pasien dalam interval yang

tepat

R/ : Mengetahui perubahan berat badan klien

6. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam menentuknan diit yang sesuai untuk

pasien R/ : Memberikan nutrisi yang tepat dan seimbang

KeperawatanAnak | AskepPadaAnakObesitas 15

Page 16: Obesitas Sabtu Ini Dikumpul

2) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan obesitas

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pola nafas pasien dapat

adekuat.

Kriteria hasil : Pasien atau keluarga akan

1. Kedalaman inspirasi dan kemudahan bernafas

2. Frekuensi respirasi dalam batas normal

Usia Frekuensi nafas per menit

BBL

35 – 40

0 – 1 th 30 – 50

1 – 3 th 25 – 32

4 – 11 th 20 – 30

12 – 18 th 16 – 19

3. Tidak ada nafas pendek

Intervensi :

1. Kaji pola nafas

R/ : Mengetahui adanya kelainan sistem pernapasan

2. Berikan oksigenasi

R/ : Mencukupi kebutuhan oksigen yang adekuat

3. Pantau respirasi yang berbunyi seperti mendengkur

R/ : mendengkur merupakan tanda adanya obstruksi jalan napas

4. Posisikan pasien untuk mengoptimalkan pernafasan seperti posisi semi

fowler R/ : posisi semi fowler memberi kelonggaran jalan napas

5. Pantau peningkatan kegelisahan, ansietas dan tersengal-

sengal R/ : kecemasan memperburuk keadaan saluran napas

klien.

KeperawatanAnak | AskepPadaAnakObesitas 16

Page 17: Obesitas Sabtu Ini Dikumpul

3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gaya hidup monoton, fisik yang besar

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat beraktifitas

dengan normal.

Kriteria hasil:

1. Pasien akan meningkatkan aktivitas fisik

2. Tingkat daya tahan adekuat untuk beraktifitas

3. Menyeimbangkan aktivitas dan istirahat

Intervensi :

1. Kaji pola aktivitas dan minat pasien untuk meningkatkan aktivitas

R/ : Mengetahui aktivitas yang perlu dan yyang tidak perlu

dilakukan

2. Motivasi aktivitas rutin seperti berjalan, naik tangga, dan

sebagainya R/ : Mendorong klien memulai olahraga kecil tapi

bermanfaat

3. Rencanakan aktivitas dengan pasien atau keluarga yang meningkatkan

kemandirian dan daya tahan, misalnya:

R/ : motivasi tujuan yang sederhana dan realities dapat dicapai oleh pasien yang

meningkatkan kemandirian dan daya tahan

4. Motivasi aktivitas yang menekankan perbaikan diri bukan kompetisi untuk

menghindari rasa gagal dan perasaan ditolak

R/ : Mendorong klien memahami kebutuhan aktivitas bagi dirinya

5. Anjurkan keluarga pasien untuk membantu aktivitas pasien dalam meningkatkan

kemandirian dan daya tahan serta mengajarkan kepada keluarga mengenai

aktivitas pasien.

R/ : Motivasi keluarga meningkatkat percaya diri klien

KeperawatanAnak | AskepPadaAnakObesitas 17

Page 18: Obesitas Sabtu Ini Dikumpul

4) Koping individu tidak efektif berhubungan dengan tidak adanya atau kurang olahraga,

gizi buruk, kerentanan individu

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan koping individu kembali

efektif

Kriteria hasil:

1. mengidentifikasikan kekuatan personal yang dapat mengembangkan koping yang

efektif

2. menggunakan pernyataan verbal dan nonverbal yang sesuai dengan situasi

3. melaporkan penurunan perasaan negative

Intervensi :

1. Nilai kesesuaian pasien terhadap gambaran diri dan dampak dari situasi kehidupan

pasien terhadap peran dan hubungannya dengan orang lain

R/ : Mengajarkan klien untuk menerima keadaan dirinya

2. Berikan informasi - informasi factual yang terkait dengan penyakit kepada pasien

maupun keluarga

R/ : Mengurangi kecemasan klien terhadap penyakitnya

3. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan dan ciptakan suasana

penerimaan

R/ : Memudahkan klien dalam mengekspresikan perasaannya

4. Turunkan rangsangan lingkungan yang dapat disalah artikan sebagai suatu

ancaman R/ : mendorong kenyamanan diri klien secara optimal.

5. Dukung pengungkapan secara verbal tentang perasaan, persepsi dan

ketakutan

R/ : Mengurangi ansietas klien

KeperawatanAnak | AskepPadaAnakObesitas 18

Page 19: Obesitas Sabtu Ini Dikumpul

5) Gangguan harga diri berhubungan dengan persepsi penampilan fisik, internalisasi

umpan balik negativ

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan harga diri meningkat.

Kriteria hasil:

1. Mengungkapkan penerimaan diri secara verbal

2. Menerima kritikan dari orang lain

3. Menceritakan keberhasilan dalam sekolah atau kelompok social

Intervensi :

1. Tentukan rasa percaya diri pasien dalam penilaian

diri

R/ : mengetahui tingkat percaya diri klien

2. Ajarkan orang tua akan pentingnya ketertarikan dan dukungannya terhadap

perkembangan konsep diri yang positif pada anak

R/ : membantu menghilangkan kelainan perkembangan pada anak

3. Hindari tindakan yang dapat melemahkan pasien

R/ : menghindari terjadinya penurunan percaya diri klien

4. Kaji pencapaian keberhasilan sebelumnya

R/ :Mengoptimalkan potensi yang telah ada

5. Berikan penghargaan atau pujian terhadap perkembangan pasien dalam

pencapaian

R/ : memenuhi kebutuhan aktualisasi diri klien

KeperawatanAnak | AskepPadaAnakObesitas 19

Page 20: Obesitas Sabtu Ini Dikumpul

D. Evaluasi

1) Dx 1 : Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

disfungsi pola makan, factor herediter

Evaluasi : tidak ada perubahan nutrisi dan berat badan ideal , asupan yang

adekuat, tetapi tidak berlebihan, menyangkut kalori, lemak, karbohidrat, vitamin,

mineral, besi dan kalsium.

2) Dx 2 : Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan obesitas

Evaluasi : kemudahan bernafas dan Frekuensi respirasi dalam batas normal

3) Dx 3 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gaya hidup monoton, fisik yang

besar

Evaluasi :intoleransi aktivitas dapat berkurang/hilang.

4) Dx 4 : Koping individu tidak efektif berhubungan dengan tidak adanya atau

kurang olahraga, gizi buruk, kerentanan individu

Evaluasi : klien mampu mengembangkan koping yang efektif menggunakan

pernyataan verbal dan nonverbal yang sesuai dengan situasi dan melaporkan

penurunan perasaan negative.

5) Dx 5 :Gangguan harga diri berhubungan dengan persepsi penampilan fisik,

internalisasi umpan balik negativ

Evaluasi : berkurang/hilangnya gangguan harga diri dan klien terlihat nyaman.

KeperawatanAnak | AskepPadaAnakObesitas 20

Page 21: Obesitas Sabtu Ini Dikumpul

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak

tubuh yang berlebihan.Obesitas adalah keadaan patologis dengan terdapatnya

penimbunan lemak yang berlebihan daripada yang diperlukan untuk fungsi tubuh.

Etiologinya yaitu masukan energi yang melebihi dari kebutuhan tubuh,

penggunaan kalori yang kurang, faktor lingkungan, faktor kesehatan, factor

perkembangan, aktivitas fisik.

Gejala obesitas antara lain : tubuh terlihat sangat gemuk, pertumbuhan tulangnya

lebih cepat matang, bentuk muka anak tidak proporsional, Terdapat timbunan

lemak pada daerah payudara, penis terlihat kecil, paha dan lengan atas besar dan

lain – lain.

Penatalaksanaannya dengan memperbaiki factor penyebab, memotivasi penderita,

memberikan diit rendah kalori yang seimbang, menganjurkan penderita untuk olah

raga yang teratur dan obat – obatan.

B. Saran

Agar mahasiswa mampu memahami melaksanakan asuhan keperawatan

tentang obesitas pada anak , maka harus mengetahui dan memahami tentang

materi lebih lanjut dan mendalam.

KeperawatanAnak | AskepPadaAnakObesitas 21

Page 22: Obesitas Sabtu Ini Dikumpul

DAFTAR PUSTAKA

Behrman, Richard E. 1998. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : EGC.

Mansjoer, Arif., dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 2. Jakarta : Media

Aesculapius.

Pudjiad, Solihin. 1990. Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Jakarta : FKUI.

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC.

Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi NIC

danKriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC.

Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Perawatan Pediatrik Edisi 4. Jakarta : EGC.

http : // www.medicastore.com . http : // www.depkes.go.id . http : // www.farmacia.com .

http : // www.gizi.net .

KeperawatanAnak | AskepPadaAnakObesitas 22