Observasi Teuku Umar

Embed Size (px)

Citation preview

32

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangManajemen dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer untuk mengelola organisasi agar berjalan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Di bidang pendidikan, kita mengenal adanya manajemen pendidikan dan manajemen sekolah. Pada hakikatnya, kedua hal ini memiliki esensi yang sama namun ruang lingkupnya saja yang berbeda. Ruang lingkup manajemen pendidikan lebih luas daripada manajemen sekolah. Dengan kata lain, manajemen sekolah merupakan bagian dari manajemen pendidikan. Bisa juga dikatakan sebagai komponen dari sistem pendidikan yang berlaku.Manajemen sekolah memiliki peranan yang sangat vital di dalam pengelolaan organisasi kependidikan tersebut. Tinggi rendahnya kualitas pendidikan yang diselenggarakan di suatu sekolah dapat dilihat dari bagaimana proses manajemen yang berlaku di sekolah tersebut. Semakin efektif dan efisien proses pelaksanaan manajemen untuk mencapai visi dan misi sekolah, maka kualitas sekolah tersebut juga semakin tinggi. Namun sebaliknya apabila proses pelaksanaan manajemennya buruk, dapat dipastikan pula bahwa kualitas sekolah tersebut rendah. Proses manajemen yang baik di dalamnya terdapat kegiatan manajerial dan kegiatan operasional. Kegiatan kegiatan manajerial merupakan induk dari proses pengelolaan organisasi yang meliputi proses perencanaan, pengorganisaisan, motivasi serta penilaian. Sedangkan, kegiatan operasional adalah kegiatan yang berkaitan langsung dengan lapangan. Di dalam pengelolaan organisasi, kedua hal ini tidak dapat berjalan sendiri sendiri. Kegiatan manajerial tidak akan ada artinya apabila tidak ada kegiatan operatif yang mendukungnya. Sebaliknya, kegiatan operatif juga tidak akan ada tanpa didahului oleh kegiatan manajerial. Secara umum, tujuan dari manajemen sekolah adalah untuk memperlancar proses pencapaian tujuan organisasi. Secara lebih rinci, tujuan pelaksanaan manajemen sekolah adalah untuk :a. Terjadi efektivitas proses dan hasilb. Setiap lulusannya dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau mampu bekerjac. Tercipta kepuasan kerja setiap karyawannya.Mengingat sangat vitalnya peran manajemen sekolah untuk mencapai tujuan serta kegiatan kegiatan yang dilaksanakan sangat kompleks , maka proses pelaksanannya tidak dapat dilakukan sembarangan. Terdapat kaidah kaidah khusus yang harus diperhatikan oleh setiap pelaksana organisasi. Bukan hanya itu, para pelaksana atau penggerak organisasi tersebut juga harus memilki ketrampilan ketrampilan tertentu. Oleh karena itu, diadakan observasi di SMK Negeri 11 Semarang terkait dengan bagaimana proses pelaksanaan manajemen sekolah yang benarbenar nyata dilakukan. Pertama, untuk mengetahui apakah proses pelaksanaan manajemen di sekolah sudah berjalan efektif dan efisien ataukah belum. Kedua, bagaimana kegiatan manajerial dan operatif yang dilaksanakan. Ketiga, untuk mengetahui pula sampai seberapa jauh upaya sekolah dalam mencapai tujuan sekolah. Keempat sekaligus yang terakhir adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan sekolah di tengah tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat.

1.2 Rumusan Masalah1.2.1 Bagaimana proses pelaksanaan komponenkomponen manajemen sekolah di SMK Negeri 11 Semarang ?1.2.2 Apa hambatan yang ditemui di dalam pelaksanaan masingmasing komponen manajemen tersebut?1.2.3 Bagaimana upaya sekolah untuk mengatasi hambatanhambatan tersebut?

1.3 Tujuan Penulisan1.3.1 Memperoleh informasi terkait dengan pelaksanaan komponenkomponen manajemen sekolah di SMK Negeri 11 Semarang.1.3.2 Mengetahui hambatan hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan masing masing komponen manajemen.1.3.3 Mengetahui bagaimana upaya sekolah untuk mengatasi hambata hambatan tersebut.

1.4 Metode Observasi1.4.1 Metode WawancaraWawancara dilaksanakan kepada penanggungjawab ataupun koordinator dari masingmasing komponen manajemen sekolah. Tujuannya adalah untuk memperoleh informasi secara langsung dan lebih valid terkait dengan bagaimana proses pelaksanaan kegiatan manajerial dan operatif dari masing masing komponen manajemen sekolah. Berikut akan diberikan garis besar informasi yang diperlukan untuk masing masing komponen. Manajemen kurikulum Struktur kurikulum Sebaran mata pelajaran umum dan muatan lokal Program pembelajaran Manajemen kesiswaan Penerimaan siswa baru Pembinaan kesiswaan Organisasi kesiswaan dan kegiatan ekstrakurikuler Manajemen personel Struktur organisasi Penerimaan tenaga pendidik dan kependidikan Pembinaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan Manajemen keuangan Rencana Anggaran Belanja Sekolah Pengelolaan SPP, penggajian, sarana dan prasarana Anggaran pengelolaan program kegiatan Manajemen Husemas Pengelolaan husemas Kegiatan bidang husemas Manajemen Layanan Khusus Layanan kesehatan, keamanan dan khusus lainnya Perpustakaan1.4.2 Studi KepustakaanMetode ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memperoleh datadata pendukung terkait dengan penyelenggaraan komponenkomponen manajemen sekolah.

1.5 Rencana Observasi1.5.1 Persiapan Observasi Mengajukan surat permohonan observasi ke SMK Negeri 11 Semarang yang telah dilegalisasi oleh pembantu dekan bidang kurikulum. Mendata informasi apa yang diperlukan. Membuat daftar pertanyaan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan mengenai komponen komponen manajemen sekolah. Membuat jadwal dengan pihak SMK Negeri 11 Semarang untuk melakukan observasi.1.5.2 Pelaksanaan ObservasiObservasi dilaksanakan dalam 2 tahap sebagai berikut: Tahap I Waktu : Selasa, 27 November 2012 pukul 09.00 11.30 WIBBagian observasi: Manajemen kurikulum, manajemen kesiswaan, dan manajemen personel Tahap IIWaktu: Sabtu, 1 Desember 2012Bagian observasi: Manajemen keuangan, manajemen layanan khusus dan manajemen husemas1.5.3 Pelaporan hasil observasiPelaporan ini dibuat dengan tujuan untuk melaporkan hasil obervasi mengenai pelaksanaan masing masing komponen manajemen sekolah. Apakah pelaksanaannya di lapangan sudah memenuhi kaidah kaidah yang dipersyaratkan serta sampai sejauh mana ketercapaian hasil terhadap tujuan organisasi.

BAB IIHASIL OBSERVASI

2.1 Profil Sekolah. 2.1.1 Nama Sekolah: SMK N 11 SEMARANGNo. Statistik: 551036304001NPSN: 20328963Tipe Sekolah: AAlamat Sekolah: Jl. Cemara Raya Banyumanik SemarangKode pos: 50267Kelurahan: PadangsariKecamatan: BanyumanikKabupaten / Kota: Kota SemarangProvinsi: Jawa TengahWeb / email: www.smkn11smg.net / [email protected] / HP / Fax: (024) 7472008/Fax. (024) 7472008Status : Sekolah NegeriNilai Akreditasi: A

1. Sejarah SMK Negeri 11 SemarangSMK N 11 Semarang adalah salah satu sekolah menengah kejuruan negeri di Jawa Tengah yang mengembangkan Program Studi Keahlian; Teknik Grafika dan Teknik Komputer dan Informatika (TKI). Kompetensi Keahlian yang ada meliputi :1. Persiapan Grafika (Pre Press)2. Produksi Grafika (Press & post Press)3. Multimedia4. Animasi.

Sekolah ini didirikan pada tahun 1990, berdasarkan Keputusan menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan nomor : 0389/0/1990 dengan nama SMT Grafika Negeri Semarang dan mendapat NNS : 551036304001. Pada tahun 1997 berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor : 036/0/1997 tentang perubahan nomor klatur SMKTA menjadi SMK, SMT Negeri Grafika Semarang berubah menjadi SMK N 11 Semarang hingga sekarang.Perkembangan terkini SMK N 11 Semarang termasuk dalam kelompok SMK SBI - INVEST (Sekolah Bertaraf Internasional - Indonesian Vocational Education Strengtening). Untuk Kompetensi Keahlian Persiapan Grafika dan Produksi Grafika pada tanggal 13 Oktober 2006 telah terakreditasi dengan nilai A, sedangkan Kompetensi Keahlian Multimedia pada tanggal 12 Desember 2007 juga terakreditasi dengan nilai A.Perkembangan terkini SMK N 11 Semarang termasuk dalam kelompokSMK SBI - INVEST (Sekolah Bertaraf Internasional - Indonesian Vocational Education Strengtening)danbersertifikat ISO 9001 : 2000 dengan nomor ; 01 100 075842.2. Visi dan Misi SMK Negeri Semaranga. VisiMewujudkan SMK yang mampu menciptakan sumber daya manusia yang professional dan berbudi pekerti luhurb. Misi1. Menjadi SMK yang mandiri.2. Menyiapkan tenaga terampil di Bidang Grafika.3. Menyiapkan tenaga terampil di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi(Multimedia dan Animasi)4. Membentuk tamatan yang berkepribadian unggul dan mampu mengembangkan diri.5. Menyiapkan wirausahawan yang handal dan professional3. Kebijakan Mutu1. SMK Negeri 11 Semarang bertekad untuk memberikan layanan pendidikan yang mampu menghasilkan tamatan yang profesional dan berbudi pekerti luhur2. Meningkatkan optimalisasi sumber daya sekolah, khususnya pada tiap program keahlian, sehingga akan tercipta lingkungan pendidikan yang edukatif, kompetitif dan kekeluargaan3. Melakukan perbaikan-perbaikan secara berkesinambungan di setiap aspek sekolah untuk meningkatkan dan menjaga mutu sekolah yang inovatif, kompetitif, partisipatif, dan akuntabel4. Untuk mewujudkan kebijakan diatas, Kepala Sekolah, Guru dan seluruh warga sekolah memiliki komitmen yang kuat dalam menjaga konsistensi pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2000.2.2 Manajemen Komponen Sekolah2.2.1 Manajemen KurikulumKurikulum berasal dari kata curre kemudian dikatabendakan menjadi curriculumyang secara etimologi dapat diartikan sebagai jarak. Di dalam dunia pendidikan, definisi kurikulum ditinjau dari 2 sisi yakni secara tradisional dan modern. Secara tradisional sendiri, kurikulum berarti sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dikuasai untuk mencapai suatu tingkatan atau ijazah. Sedangkan jika ditinjau dari sisi modern, kurikulum berarti keseluruhan usaha sekolah untuk mempengaruhi proses belajar anak.Sedangkan, manajemen merupakan upaya sadar yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan di dalam menjalankan suatu organisasi agar organisasi tersebut dapat berjalan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuannya. Jadi Sutomo, dkk (2011:41) menyimpulkan bahwa manajemen kurikulum merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan sungguh sungguh serta pembinan secara kontinyu terhadap situasi belajar secara efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Setiap lembaga pendidikan menyelenggarakan manajemen kurikulum termasuk SMK Negeri 11 Semarang untuk mencapai tujuan sekolah. Di SMK Negeri 11 Semarang telah dibuka 4 jurusan meliputi:1. Persiapan Grafika (Pre Press)2. Produksi Grafika (Press & post Press)3. Multimedia4. Animasi SMK Negeri 11 Semarang telah menggunakan Kurikulum 2013 meskipun masih terdapat kendala seperti buku dan keahlian guru yang belum sesuai dengan kurikulim 2013. Akibat dari penggunaan kurikulum yang baru tersebut, maka berimbas pada guru-guru dan system pengajaran yang mana setiap guru dituntun untuk mencari materi pembelajaran sendiri untuk diajarkan kepada siswa.Materi mencari

Ktsp yg dikembangkanPendekatan scientificPenilaian otentiksikapMasing masing jurusan terdapat mata pelajaran golongan normatif, adaptif, produktif, muatan lokal dan, pengembangan diri. Untuk mata pelajaran golongan produktif dan muatan lokal, masingmasing jurusan memiliki spesifikasi sendirisendiri. Dari empat mata pelajaran yang tergolong ke dalam muatan lokal, 3 diantaranya diberikan untuk semua jurusan yaitu bahasa jawa, akhlaq dan al-quran. Golongan mata pelajaran produktif terdiri dari berbagai mata pelajaran yang hanya dapat dijumpai di masingmasing jurusan. Artinya setiap jurusan memiliki mata pelajaran golongan produktif yang berbeda beda tergantung dengan kompetensi yang akan dicapai. Di bawah ini akan diberikan tabel mengenai susunan mata pelajaran yang ada di SMK Negeri 11 Semarang untuk mempermudah pemahaman kita terkait dengan mata pelajaran apa saja yang diberikan untuk masingmasing jurusan dan masingmasing kelas.

TABEL SUSUNAN MATA PELAJARANDI SMK NEGERI 11 SEMARANGMata PelajaranAKTAPPemasarnRPL

101112101112101112101112

Normatif:a Pendidikan Agama Islamb Pendidikan Kewarganegaraanc Bahasa Indonesiad Pend Jasmani, OR & Kesehatane Seni Budaya

-

-

-

-

Adaptif :a Bahasa Inggrisb Matematikac IPAd IPSe KKPIf Kewirausahaan----

Muatan Lokala Bahasa Jawab Akhlaqc Alqurand MYOBe Desain Grafis---

Pengembangan Diri dan Pengembangan Karir

Tabel 1. Susunan Mata Pelajaran Normatif, Adaptif dan Muatan Lokal

Dari tabel tersebut, dapat dijelaskan bahwa untuk semua jurusan baik kelas X, XI dan, XII semuanya memperoleh mata pelajaran golongan normatif yang terdiri dari Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia dan Pendidikan Jasmani kesehatan dan Olahraga. Namun untuk kelas XII tidak memperoleh mata pelajaran seni budaya sedangkan kelas X dan XI memperolehnya. Untuk mata pelajaran normatif yang terdiri dari mapel bahasa Inggris, matematika, IPA, IPS, KKPI dan kewirausahaan mulai dar kelas X, XI dan XII memperolehnya kecuali IPS untuk kelas XII di semua jurusan. Untuk muatan lokalnya sendiri juga berbeda. Jurusan akuntansi memperoleh mata pelajaran MYOB mulai dari kelas X samapai XII sedangkan jurusan administrasi perkantoran dan manjemen pemasaran memperoleh mata pelajaran desain grafis. Namun untuk mata pelajaran bahasa jawa, akhlaq dan al-quran semua jurusan mendapatkannya. Terdapat keunikan tersendiri di SMK Negeri 11 Semarang ini yakni penetapan masing masing porsi jam pelajaran untuk siswa kelas X, XI, XII. Dalam 1 minggu, mereka harus menempuh 47 jam mata pelajaran sedangkan lazimnya yang digunakan oleh sekolah sekolah lain adalah sebanyak 42 jam mata pelajaran. Porsi 42 jam mata pelajaran ini merupakan standar minimal yang harus ditempuh oleh peserta didik selama 1 minggu menurut aturan pemerintah. Namun apabila ada sekolah yang bermaksud untuk mengembangkan lebih dari 42 jam dalam 1 minggu, hal tersebut bukan menjadi persoalan asalkan biayanya ada serta baik guru maupun siswa memiliki kemampuan untuk melakukan pengembangan tersebut. Tugas guru dalam proses belajar mengajar meliputi pembuatan persiapan / perencanaan pembelajaran (desain instruksional) seperti menyiapkan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), melaksanakan pengajaran termasuk pengelolaan kelas, mengevaluasi hasil belajar siswa termasuk menentukan KKM. Membuat desain instruksional merupakan perencanaan pengajaran yang menggunakan pendekatan sistem dimana masing masing komponen yang ada di dalam sistem tersebut tidak dapat berdiri sendiri sendiri. Berbagai hal terkait dengan perencanaan dan pembuatan desain instruksional yaitu: Membuat tujuan instruksional khusus dan tujuan instruksional umum Menentukan materi pembelajaran. Merancang kegiatan pembelajaran Menentukan alat evaluasi apa yang digunakan serta proses evaluasinya.Berbagai hal tersebut dituliskan di dalam silabus dan RPP sebagai pedoman bagi pendidik dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar. Berikut ini adalah contoh format persiapan mengajar yang lazim digunakan oleh pendidikUntuk mendukung kegiatan belajar mengajar, terdapat fasilitas LCD yang terpasang sebanyak 4 buah di 4 ruangan kelas. Sedangkan pihak sekolah juga menyediakan LCD yang tidak terpasang di ruangan. Apabila guru membutuhkannya , mereka tinggal membawa saja ke ruangan kelas. Terkait dengan Kriteria Ketuntasan Minimal yang harus dipenuhi oleh setiap peserta didik, tidak ada patokan khusus dari sekolah untuk menentukannya. Semuanya diserahkan oleh masing masing pengajar yang disesuaikan dengan kemampuan anak dan kesulitan masing masing belajar. Sekolah tidak menentukan patokan minimal untuk semua mata pelajaran yang diberikan. Hal ini dilakukan mengingat kemampuan peserta didik berbeda beda dan yang dianggap paling mengetahui kondisi siswa adalah guru dari masing masing mapel. 1.2.2 Manajemen KesiswaanSutomo (2011:51) menyimpulkan bahwa manajemen peserta didik atau kesiswaan adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinyu terhadap seluruh peserta didik agar dapat mengikuti proses belajar mengajar secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Kegiatan -kegiatan yang termasuk ke dalam manajemen kesiswaan yakni meliputi:a) Proses pendaftaran calon peserta didik sampai penerimaan dan pencatatan ke dalam buku induk.b) Pembinaan peserta didik baik secara mental, spiritual serta intelektualnyac) Penyelenggaraan kegiatan kegiatan pembinaan baik pembinaan kelas, kegiatan ekstrakurikuler maupun intrakurikuler.Penerimaan peserta didik di SMK Negeri 11 Semarang masih dilakukan secara manual atau belum menggunakan sistem on-line. Calon peserta didik datang langsung sesuai waktu pendaftaran yang telah ditentukan dengan membawa persyaratan yang diperlukan meliputi foto kopi ijazah SMP bila sudah ada, foto ukuran 3 x 4, SKHUN yang telah dilegalisasi kepala sekolah SMP sebagai pengganti ijazah bila belum terbit, fotokopi rapot. Kemudian mereka mengisi formulir pendaftaran sekaligus mengikuti tes berdasarkan jurusan yang mereka pilih pada hari itu juga. Calon peserta didik datang langsung mengikuti tes. Sama halnya dengan hari hari berikutnya selama pendaftaran masih dibuka. Materi tes adalah untuk masing masing jurusan berbeda beda sesuai dengan disiplin ilmunya. Tes penerimaan siswa baru meliputi tes tulis dan wawancara. Untuk jurusan akuntansi nilai utama yang dipertimbangkan adalah nilai matematika, jurusan RPL mempertimbangkan nilai eksaktanya sedangkan untuk administrasi perkantoran dan manajemen pemasaran lebih mempertimbangkan nilai ilmu sosial dan eksakta. Bagi peserta didik yang tidak lolos untuk jurusan yang dipilihnya, maka mereka diberi arahan untuk memilih jurusan lain yang sekiranya lebih kompeten dilihat dari hasil tes masuk. Namun apabila mereka lebih memilih untuk bertahan, maka hal tersebut pun juga tidak menjadi persoalan. Semua peserta didik diberi waktu selama 1 bulan untuk proses penyesuaian diri di jurusannya masing masing. Apabila ternyata mereka mengalami kesulitan di jurusannya, maka mereka diperbolehkan untuk pindah jurusan asalkan masih dalam tenggang waktu 1 bulan.Peserta didik yang telah diterima, diwajibkan untuk melakukan daftar ulang dalam tenggang waktu 3 hari dengan melengkapi segala keperluan pengadministrasian. Siswa yang telah melengkapi seluruh keperluan adminsitrasi, mereka berhak untuk memperoleh seragam namun dalam bentuk kain. Kartu OSIS dibagikan tidak pada waktu daftar ulang, melainkan menunggu setelah 1 bulan masa penyesuaian siswa. Hal ini terkait dengan adanya pindah jurusan apabila ada siswa yng merasa tidak nyaman dengan jurusan yang telah mereka ambil karena di kartu OSIS tersebut tertera jurusan yang dipilihnya.Sebelum diadakan kegiatan belajar mengajar, sekolah mengadakan MOS atau Masa Orientasi Siswa. Tujuannya adalah untuk mengenalkan seluruh peserta didik baru mengenai kondisi lingkungan pendidikan yang ada di SMK Negeri 11 Semarang. Tidak hanya itu, mereka juga dikenalkan berbagai program pendidikan yang dijalankan di sekolah tersebut untuk memudahkan siswa melakukan penyesuaian diri. Baik guru maupun siswa yang telah berada di kelas XI maupun XII juga terlibat dalam pelaksanaan kegiatan MOS ini. Terkait dengan berbagai kegiatan kesiswaan di SMK Negeri 11 Semarang, terdapat organisasi kesiswaaan dan kegiatan kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan hobi, bakat dan potensi siswa. Organisasi kesiswaan tersebut meliputi Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan Majelis Perwakilan Kelas (MPK). Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan di SMK Negeri 11 Semarang meliputi pramuka, paskibra, bahasa inggris, band, pencak silat, rebana, zapin, jurnalistik dan BTQ.Semua kegiatan yang disebutkan di atas dapat berjalan dengan baik. Bahkan untuk kegiatan ekstrakurikuler pencak silat memperoleh juara III se-Kota Semarang. Sebagai bentuk apresiasi sekolah terhadap prestasi siswa, maka sekolah membebaskan uang SPP selama 1 bulan. Jika memperoleh juara 1 bebas uang SPP selama 3 bulan dan juara 2 bebas uang SPP selama 2 bulan. Selanjutnya prestasi ini akan masuk ke dalam nilai rapot.Pembinaan yang dilakukan oleh sekolah dalam rangka untuk membentuk kualitas siswa yang baik tidak hanya melalui kegiatan kegiatan organisasi maupun ekstrakurikuler saja, namun sekolah mengadakan kegiatan kerohanian setiap 1 minggu sekali dalam bentuk pengajian. Tujuannya adalah untuk membentuk pribadi peserta didik yang memiliki kecerdasan spiritual sebagai upaya untuk mencegah berbagai tindakan penyimpangan sosial. Di samping itu untuk menangkal kenakalan remaja, terdapat mata pelajaran bimbingan dan konseling yang diberikan satu minggu sekali. Hambatan yang sering muncul dalam menjalankan manajemen kesiswaan adalah ketidakkonsistenan baik peserta didik maupun penyelenggaranya. Sebagai contoh, tidak semua kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan di SMK Negeri 11 Semarang dapat berjalan dengan baik. Terkadang, baik guru pembimbing maupun siswanya mengalami kejenuhan sehingga ada beberapa kegiatan ekstra yang tidak begitu menonjol. Untuk mengatasi hal semacam ini, koordinator kesiswaan menyerahkan sepenuhnya kepada masing masing guru pembimbing karena guru pembimbinglah yang mengetahui kondisi peserta didik secara nyata. Sebagai contoh, untuk membangkitkan motivasi para tim paskibra, guru pembimbing membuat proposal kepada koordinator bidang kesiswaan untuk mengadakan outbond. Selama itu demi kepentingan tim paskibra dan memang ada anggaran untuk mengupayakan hal tersebut, maka kegiatan tersebut dapat diloloskan. 1.2.3 Manajemen PersonelManajemen personel merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh sungguh serta pembinaan secara kontinyu para pegawai di sekolah sehingga mereka dapat membantu menunjang kegiatan kegiatan sekolah secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Proses personel harus dikelola atau diadministrasikan dengan baik agar mereka senantiasa aktif dalam menjalankan tugasnya sehari hari. Sama halnya dengan konsep tersebut, pengorganisasian di SMK Negeri 11 Semarang juga diperhatikan dengan seksama. Dikepalai oleh seorang kepala sekolah kemudian di bawahnya persis ada wakil kepala sekolah bidang kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana serta humas. Di bawah waka kurikulum terdapat Ketua Program Kejuruan (KPK) akuntansi, KPK pemasaran, KPK administrasi perkantoran dan KPK Rekayasa Perangkat Lunak (RPL). Di bawah masing masing KPK terdapat wali kelas. Kemudian di bawah waka kesiswaan terdapat guru pembimbing kegiatan kegiatan ekstrakurikuler maupun keorganisasian. Pada intinya, pola penyusunan struktur organisasi tidak memiliki patokan yang baku sehingga penyusunannya disesuaikan dengan kondisi sekolah masing masing. Berikut ini akan digambarkan struktur organisasi SMK Negeri 11 Semarang.

STRUKTUR ORGANISASI SMK NEGERI 11 SEMARANG

Gambar 3. Struktur Organisasi SMK Negeri 11 Semarang Tahun 2012/2013

Keterangan : Garis KoordinasiGaris Komando

1.2.4 Manajemen KeuanganManajemen keuangan merupakan salah satu substansi manajemen sekolah yang akan turut menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di sekolah. Menurut Depdiknas (2000), manajemen keuangan merupakan tindakan pengurusan / ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban, dan pelaporan. Dengan demikian, manajemen sekolah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan, pembelanjaaan, pengawasan, dan pertanggungjawaban keuangan sekolah serta dilaksanakan pembinaan secara kontinyu terhadap biaya operasional sekolah sehingga kegiatan kegiata operasional pendidikan dapat berjalan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuannya. Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektivitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Hal tersebut lebih terasa lagi dalam implementasi MBS (Manajemen Berbasis Sekolah) yang menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi, serta mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah. Selain itu, komponen pembiayaan juga perlu dikelola sebaik-baiknya agar dana yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Hal inilah yang sedang berusaha dilaksanakan oleh SMK Negeri 11 Semarang, Semarang. Pihak keuangan berusaha mengelola keuangan sekolah secara efektif dan efisien untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan.Sumber dana yang sebagian besar diperoleh dari SPP. Di SMK Negeri 11 Semarang, istilah SPP lebih dikenal dengan nama IBOP (Infaq Biaya Operasional Pendidikan) dan uang gedung siswa dikelola dalam RAPBS untuk meningkatkan mutu sekolah itu sendiri serta untuk kegiatan yang menunjang pengembangan prestasi peserta didik. Dalam RAPBS, dana yang berasal dari peserta didik tersebut digunakan untuk membiayai kegiatan operasional sekolah, menggaji guru dan karyawan, perbaiakan dan pembangunan gedung, pengadaan sarana dan prasarana, serta beasiswa, baik bagi peserta didik yang berprestasi maupun bagi peserta didik yang secara ekonomi dikatakan kurang mampu. Beasiswa tersebut tidak diberikan dalam bentuk uang tunai, tetapi berupa pembebasan pembayaran SPP (IBOP) dalam jangka waktu tertentu. Sumber dana yang diperoleh dari uang IBOP siswa, digunakan untuk kegiatan operasional yang berkaitan langsung dengan kegiatan kegiatan operasional siswa. Sebagai contoh digunakan untuk tabungan pariwisata, biaya bimbingan belajar, biaya pembuatan majalah siswa, biaya pembelajaran komputer, biaya ujian, infaq kegiatan OSIS, dan infaq UHT.Banyak hambatan yang dialami oleh SMK Negeri 11 Semarang dalam melakukan pengelolaan keuangan. Yang paling mencolok adalah tunggakan SPP (IBOP) peserta didik. Mengingat sumber dana yang utama di SMK Negeri 11 Semarang berasal dari siswa, maka pihak keuangan harus pandai-pandai mengatur strategi jika menghadapi kondisi tersebut. Oleh sebab itu, kebijakan yang sering diambil adalah dengan mengalokasikan dana dari kegiatan yang dirasa belum terlalu penting ke dalam kegiatan yang memang benar-benar penting dalam menunjang peningkatan prestasi peserta didik. Jadi hambatan tersebut dapat teratasi tanpa ada yang merasa dirugikan karena di sini pihak sekolah tidak memaksakan peserta didik untuk langsung membayar SPP (IBOP), melainkan memberikan kelonggaran untuk melunasi tunggakan mereka sampai sebelum ujian. Namun, terkadang masih ada beberapa siswa yang belum melunasi SPP sampai waktu kelulusan. Menghadapi masalah ini, maka pihak sekolah mengambil kebijakan untuk tidak memberikan ijazahnya sebelum melunasi SPP tersebut. Masalah lain yang dihadapi oleh SMK Negeri 11 Semarang terkait dengan masalah keuangan adalah keterbatasan dana yang tersedia untuk pengembangan sekolah. Terkadang pihak sekolah mengalami kesulitan jika harus meminta dana ke dinas pendidikan untuk mengupayakan pengembangan sekolah seperti pengadaan buku maupun sarana dan prasarana lainnya. Hal terjadi karena di dinas sendiri terdapat penumpukan proposal dari sekolah sekolah lain yang mempunyai maksud sama. Apabila tetap menunggu, jelas prosesnya membutuhkan waktu yang sangat lama. Di satu sisi jika hanya mengandalkan dana yang sepenuhnya berasal dari siswa, maka hal tersebut sulit terwujud mengingat latar belakang ekonomi keluarga masing masing peserta didik tidak semuanya berasal dari ekonomi menengah ke atas sedangkan perkembangan dan kemajuan zaman semakin pesat. Untuk mengatasi hal semacam ini, terkadang pihak sekolah dengan sepengetahuan dari pihak yayasan membuat proposal kepada perusahaan perusahaan besar agar bersedia untuk mendanai biaya pengembangan sekolah. Oleh perusahaan, biaya yang dikeluarkan tersebut dalam bentuk Corporate Social Responsibility (CSR). Pengelolaan keuangan di SMK Teuku Umat sudah baik. Tahap pelaporan dan pertanggungjawaban dari pengelolaan keuangan pun dirasa sudah baik karena mengendepankan asas transparansi. Hal ini tercermin pada saat ada kegiatan yang membutuhkan dana, pihak sekolah membuat proposal terlebih dahulu untuk disetujui oleh pihak yayasan. Transparansi dalam pengelolaan, serta penggunaan dana secara efektif dan efisien untuk menunjang pencapaian tujuan sekolah dan pendidikan menjadikan SMK Negeri 11 Semarang sebagai salah satu SMK unggul di Semarang. Berikut akan dijelaskan berbagai pengeluaran Infaq Biaya Operasional Sekolah yang dananya berasal dari uang yang dibayarkan oleh siswa setiap bulannya.

1.2.5 Manajemen Layanan KhususLayanan khusus adalah suatu usaha yang tidak secara langsung berhubungan dengan proses belajar-mengajar di kelas, tetapi secara khusus diberikan kepada peserta didik oleh lembaga pendidikan agar mereka lebih optimal dalam melaksanakan kegiatan belajarnya.Dalam sebuah pendidikan harus mempunyai unsur-unsur yang meliputi administrasi sekolah. Unsur-unsur dalam administrasi sekolah tersebut masing-masing mempunyai fungsi, hubungan, dan ketergantungan dengan komponen-komponen lainnya. Unsur-unsur tersebut meliputi: (a) administrasi murid, (b) administrasi kurikulum, (c) administrasi personil, (d) administrasi materiil, (e) administrasi keuangan, (f) administrasi hubungan sekolah dan masyarakat, dan (g) administrasi pelayanan khusus. Tidak hanya keenam fungsi administrasi yang mendominasi terbentuknya kondisi pembelajaran yang nyaman, dengan menambah layanan khusus di sekolah peserta didik atau murid akan dapat melengkapi usaha pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Hingga saat ini layanan khusus di anggap sangat penting dalam perwujudan pendidikan. Maka hampir setiap sekolah di Indonesia menyediakan layanan khusus bagi peserta didik. Memang perlu adanya usaha pemerintah untuk terus mendukung teraplikasinya layanan khusus bagi peserta didik ini agar peserta didik merasa nyaman, senang dan betah di lingkungan sekolah. Manajemen layanan khusus di sekolah ditetapkan dan diorganisasikan untuk memudahkan atau memperlancar pembelajaran, serta dapat memenuhi kebutuhan khusus siswa di sekolah. Pelayanan khusus atau pelayanan bantuan diselenggarakan di sekolah dengan maksud untuk memperlancar pelaksanaan pengajaran dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.Pelayanan khusus yang diberikan antar sekolah satu dengan sekolah lainnya pada umumnya sama, tetapi proses pengelolan dan pemanfaatannya yang berbeda. Beberapa bentuk manajemen layanan khusus yang ada di SMK Negeri 11 Semarang antara lain:a. Layanan perpustakaan peserta didikPerpustakaan merupakan salah satu unit yang memberikan layanan kepada peserta didik, dengan maksud membantu dan menunjang proses pembelajaran di sekolah, melayani informasi-informasi yang dibutuhkan serta memberi layanan rekreatif melalui koleksi bahan pustaka.Perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah bertujuan untuk menunjang program belajar mengajar di lembaga pendidikan formal seperti sekolah, baik sekolah tingkat dasar maupun menengah, baik sekolah umum maupun kejuruan. Selain itu, perpustakaan sekolah adalah salah satu unit sekolah yang memberikan layanan kepada peserta didik di sekolah sebagai sentra utama, dengan maksud membantu dan menunjang proses belajar mengajar di sekolah, melayani informasi-informasi yang dibutuhkan serta memberikan layanan rekreatif melalui koleksi bahan pustaka. Dari definisi-definisi tersebut tampaklah jelas bahwa perpustakaan sekolah merupakan suatu unit pelayanan sekolah guna menunjang proses belajar mengajar di sekolah.Namun, fasilitas buku yang tersedia di SMK Negeri 11 Semarang masih terbilang sangat minim. Buku buku yang tersedia di perpustakaan sebatas buku buku yang di-UANkan. Untuk buku mata pelajaran produktif yang terkait dengan penjurusan malah belum tersedia banyak, sehingga siswa hanya sebatas menggunakan buku pegangan. Hal ini terjadi karena penganggaran untuk buku masih minimal Bahkan yang lebih ironis lagi jika pihak sekolah bermaksud untuk melakukan pengadaan buku, harus menunggu dana sisa pembelian sarana dan prasarana lainnya. Sekolah tidak dapat menentukan sendiri karena sekolah bernaung di bawah yayasan. Jadi segala keperluan pembiayaan, yayasanlah yang berwenang untuk mengaturnya. b. Layanan kesehatan peserta didikLayanan kesehatan di sekolah biasanya dibentuk sebuah wadah bernama Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Usaha kesehatan sekolah adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan sekolah. Layanan kesehatan adalah sebuah klinik yang didirikan sebagai bagian dari universitas atau sekolah yang berdiri sendiri yang menentukan diagnosa dan pengobatan fisik dan penyakit jiwa dan dibiayai dari biaya khusus dari semua siswa. Selain itu layanan kesehatan juga dapat diartikan sebagai usaha sekolah dalam rangka membantu (mungkin bersifat sementara ) murid-muridnya yang mengalami persoalan yang berkaitan dengan kesehatan. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu ... manusia yang memiliki kesehatan jasmani dan rohani (UUSPN, bab II pasal 4). Untuk kepentingan tersebut di sekolah-sekolah dikembangkan program pendidikan jasmani dan kesehatan, menyediakan pelayanan kesehatan sekolah melalui usaha kesehatan sekolah (UKS).Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa layanan kesehatan peserta didik adalah suatu layanan kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah dan menjadikan peserta didik sebagai sasaran utama, dan personalia sekolah yang lainnya sebagai sasaran tambaan. c. Layanan bimbingan dan konselingLayanan bimbingan dan konseling adalah proses bantuan yang diberikan kepada siswa dengan memperhatikan kemungkinan dan kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapi dalam rangka perkembangan yang optimal, sehingga mereka memahami dan mengarahkan diri serta bertindak dan bersikap sesuai dengan tuntutan dan situasi lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan bimbingan dan konseling adalah salah satu kegiatan bantuan dan tuntunan yang diberikan kepada individu pada umumnya dan siswa pada khususnya di sekolah dalam rangka meningkatkan mutunya.Layanan bimbingan dan konseling di SMK Negeri 11 Semarang diupayakan secara optimal. Terdapat mata pelajaran bimbingan dan konseling dengan alokasi waktu 1 jam mata pelajaran setiap minggunya di semua jurusan dengan semua tingkatan kelas. Hal ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mencegah berbagai tindak penyimpangan sosial yang lazim terjadi di kalangan siswa. Di samping itu, upaya BK dalam mencegah tindakan penyimpangan sosial adalah dengan memberikan sosialisasi ketika Masa Orientasi Siswa (MOS). BK juga memberikan layanan informasi terkait dengan informasi kerja serta perguruan tinggi bagi lulusannya yang ngin melanjutkan ke pendidikan tinggi.d. Layanan kafetaria peserta didikKantin/ warung sekolah diperlukan adanya di tiap sekolah supaya makanan yang dibeli peserta didik terjamin kebersihannya dan cukup mengandung gizi. Para guru diharapkan sekali-kali mengontrol kantin sekolah dan berkonsultasi dengan pengelola kantin mengenai makanan yang bersih dan bergizi. Peran lain kantin sekolah yaitu supaya para peserta didik tidak mencari makanan keluar lingkungan sekolah dengan alasan keamanan.

Layanan kafentaria adalah layanan makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh peserta didik disela-sela mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah sesuai dengan daya jangkau peserta didik. Makanan dan minuman yang tersedia di kafentaria tersebut, terjangkau dilihat dari jumlah uang saku peserta didik, tetapi juga memenuhi syarat kebersihan dan cukup kandungan gizinya.e. Layanan laboratorium peserta didikLaboratorium diperlukan peserta didik apabila mereka akan mengadakan penelitiam yang berkaitan dengan percibaan-percobaan tentang suatu obyek tertentu. Laboratorium adalah suatu tempat baik tertutup maupun terbuka yang dipergunakan untuk melakukan penyelidikan, pecobaan, pemraktekan, pengujian, dan pengembangan. Laboratorium sekolah adalah sarana penunjang proses belajar mengajar baik tertutup maupun terbuka yang dipergunakan untuk melaksanakan praktikum, penyelidikan, percobaan, pengembangan dan bahkan pembakuan.Laboratorium yang ada di SMK Negeri 11 Semarang meliputi lab akuntansi, lab AP, lab manajemen pemasaran, lab RPL dan lab komputer. Masing masing laboratorium memiliki pengelolaan sendiri sendiri. Sarana dan prasarana yang ada sudah memenuhi standar minimal yang dibutuhkan dalam proses belajar mengajar walaupun dapat dikatakan masih jauh dari sempurna.f. Layanan koperasi peserta didikLayanan koperasi mendidik para peserta didik untuk dapat berwirausaha. Hal ini sangat membantu peserta didik di kehidupan yang akan datang. Koperasi sekolah adalah koperasi yang dikembangkan di sekolah, baik sekolah dasar, sekolah menengah, maupun sekolah dan dalam pengelolannya melibatkan guru dan personalia sekolah. Sedangkan koperasi peserta didik atau biasa disebut disebut koperasi siswa (Kopsis) adalah koperasi yang ada di sekolah tetapi pengelolaanya adalah oleh pesera didik, kedudukan guru di dalam Kopsis adalah sebagai pembimbing saja.

g. Layanan keamanan Layanan keamanan yaitu layanan yang dapat memberikan rasa aman pada siswa selama siswa belajar di sekolah misalnya adanya penjagaan oleh satpam sekolah. Hal ini dapat memberikan proses pembelajaran berjalan dengan aman dan tentram sehingga proses belajar dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan harapan.

BAB IIIPEMBAHASAN

Dewasa ini, setiap sekolah memang dituntut untuk menerapkan prinsip MBS dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan. Hal ini bertujuan agar sekolah dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Penerapan prinsip MBS ini harus melibatkan seluruh komponen yang ada di dalam instansi pendidikan mulai dari kepala sekolah sampai ke penjaga sekolah dan cleaning service. Implementasi dari prinsip MBS ini akan berlangsung secara efektif dan efisien apabila didukung oleh sumber daya yang profesional baik tenaga pendidik maupun tenaga kependidikannya, sarana dan prasarana yang lengkap, serta adanya dukungan dari pihak eksternal baik masyarakat maupun pemerintah.Sekarang ini, SMK Negeri 11 Semarang Semarang sedang mengupayakan implementasi MBS yang meliputi manajemen kurikulum, kesiswaan, personal, anggaran, layanan khusus dan husemas. Masing masing bidang tersebut diupayakan agar proses pengelolaannya dapat berjalan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan.Terkait dengan manajemen kurikulum, penentuan KKM yang diserahkan kepada masing masing guru mata pelajaran dirasa kurang tepat walaupun dengan pertimbangan gurulah yang lebih mengetahui kondisi siswa. Akan lebih baik jika KKM ditentukan oleh pihak sekolah sehingga kemampuan siswa dapat benar benar terukur secara keseluruhan. Di samping itu, KKM yang ditentukan oleh sekolah dapat menjadi patokan yang cukup jelas bagi guru untuk melakukan tindakan kelas. Terkadang jika guru yang menentukan KKM dan tidak ada patokan yang cukup jelas, dikhawatirkan akan ada unsur unsur subyektif yang dapat mengaburkan keakuratan penilaian atas peserta didik. Penentuan KKM oleh sekolah diharapkan juga untuk mewujudkan kualitas peserta didik yang setara.Di dalam penetuan KKM, sekolah juga harus mempertimbangkan faktor faktor tertentu misal kemampuan siswa secara keseluruhan, kondisi belajar, saranan dan prasarana pendukung serta kecakapan tenaga pendidiknya. Sekolah tidak boleh menentukan KKM terlalu rendah maupun terlalu tinggi. Jika KKM yang ditetapkan terlalu rendah, dikhwatirkan banyak siswa ataupun tenaga pendidiknya yang terlalu santai sehingga kualitas siswa akan stagnan. Sedangkan jika KKM terlalu tinggi dan melebihi kemampuan minimal rata rata peserta didik, dikhawatirkan pula mereka akan merasa sangat tertekan. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa kemampuan intelektual siswa berbeda beda, namun di sinilah harusnya tantangan bagi guru dalam membimbing siswa. Seorang guru dengan kecakapan profesional yang baik hendaknya mampu mengkondisikan lingkungan belajar yang kondusif dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar agar peserta didik dapat menangkap apa yang disampaikan oleh guru. Di samping itu, guru juga harus mampu menciptakan strategi pembelajaran yang menarik. Kebanyakan siswa dapat menangkap materi yang disampaikan oleh guru karena didahului dengan adanya faktor ketertarikan dengan pelajaran yang disampaikan. Maka dari itu, strategi pembelajaran juga harus benar benar diperhatikan.Untuk dapat meningkatkan kualitas personal baik tenaga pendidik maupun tenaga kependidikannya, maka perlu diadakan pelatihan pelatihan khusus yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru maupun tenaga kependidikan dalam rangka menjalankan tugas - tugasnya. Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, agar kegiatan kelas dapat berjalan secara efektif dan efisien maka perlu diadakan pelatihan khusus untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang tepat. Tidak hanya pelatihan tentang strategi pembelajaran saja, namun pelatihan pelatihan lain yang sekiranya sangat diperlukan seharusnya juga benar benar diupayakan agar sumber daya manusianya dapat bekerja secara efektif dan efisien. Pelatihan tersebut mungkin bisa juga tentang bagaimana melakukan pengadministrasian yang baik, pelatihan pembuatan perangkat pembelajaran yang tepat, serta pelatihan pelatihan lain sesuai dengan keadaan sekolah yang bersangkutan. Peran motivasi sangat mempengaruhi kinerja dari masing masing personil. Motivasi kerja ini sebenarnya bisa datang dari hal hal yang sepele misalnya saja pemimpin atau dalam hal ini adalah kepala sekolah hendaknya menciptakan lingkungan kerja yang nyaman. Sikap ramah dan bersahabat antara pimpinan dan bawahan maupun antar sesama karyawan juga dapat mempengaruhi kondisi psikologis bawahan ke arah positif yang nantinya dapat meningkatkan kinerjaya. Alangkah lebih baik lagi jika pada suatu tempo, sekolah mendatangkan seorang motivator yang mampu memberikan motivasi motivasi kehidupan kepada tenaga pendidik, tenaga kependidikan maupun siswanya agar mereka bersemangat dalam menjalankan segala kewajibannya Terkait dengan manajemen kesiswaan, disini kami hanya menyoroti pada bagian pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler. Terdapat beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang mungkin kurang menonjol di SMK Negeri 11 Semarang. Kondisi ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor misalnya pembinaan yang dilakukan kurang efektif atau bisa juga kegiatan ekstrakurikuler tersebut jarang diminati oleh siswa karena mungkin tidak populer di mata mereka.Untuk mengatasi masalah tersebut, pihak sekolah seharusnya berlaku lebih bijaksana. Sebelum diputuskan untuk membuka kegiatan ekstrakurikuler tertentu, sekolah hendaknya melihat terlebih dahulu data data siswa terkait dengan hobi, minat dan prestasi peserta didik. Hal ini bertujuan agar anggaran tidak terbuang sia sia. Di samping itu, pengelolaan kegiatan yang telah ada pun juga harus diperhatikan. Guru pembina kegiatan ekstrakurikulerlah yang berperan aktif untuk menggiatkan kegiatan yang dibinanya dengan cara membuat terobosan baru untuk menghilangkan kebosanan siswa.

BAB IVPENUTUP

4.1 KesimpulanManajemen berbasis sekolah merupakan prinsip manajemen yang diterapkan di sekolah sekolah agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Penerapan prinsip ini pun terjadi di bidang bidang manajemen seperti bidang kurikulum, kesiswaan, personel, anggaran, husemas dan, layanan layanan khusus. Berdasarkan hasil yang telah kami peroleh, proses pelaksanaan masing masing bidang manajemen sudah cukup baik mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan sampai ke hasilnya. Namun di dalam pelaksanaannya sering terjadi hambatan misalnya dari segi pembiayaan. Sarana dan prasarana yang berfungsi sebagai komponen penunjang pelaksanaan proses pendidikan masih belum dikatakan lengkap namun sudah bisa memenuhi standar minimal. Keadaan tersebut memang masih bisa ditolerir mengingat pendanaan sepenuhnya bersumber dari uang iuran siswa setiap bulannya serta uang gedung, sedangkan latar belakang ekonomi masing masing siswa berbeda beda. Terkadang ada siswa yang masih menunggak sampai pada waktu mendekati ujian. Di samping itu, komponen komponen yang harus didanai juga sangat banyak. Jadi anggaran yang dialokasikan pun juga terbatas.

4.2 SaranPenerapan prinsip MBS di sekolah sekolah termasuk di SMK Negeri 11 Semarang tidak akan berjalan efektif tanpa ada peran dari semua pihak. Masing masing personel yang terlibat langsung di dalam penerapan MBS hendaknya memiliki kualitas yang cukup baik agar mampu melaksanakan prinsip tersebut dengan baik dan benar. Maka dari itu, proses evaluasi harus sering dilaksanakan setiap waktu baik berbentuk resmi maupun tidak resmi. Proses evaluasi itu bisa dilakukan oleh pelaksana sendiri maupun orang lain. Hal hal yang diuraikan berikut mungkin bisa menjadi pertimbangan sekolah dalam melaksanakan perbaikan kualitas penyelenggaraan pendidikan.a. Sekolah Diadakan pelatihan pelatihan demi peningkatan kualitas tenaga pendidik maupun tenaga kependidikannya. Seorang kepala sekolah hendaknya mampu menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif. Bisa juga diupayakan dalam bentuk pemberian motivasi motivasi kerja baik kepada tenaga pendidik, tenaga kependidikan, siswa, penjaga sekolah maupun cleaning service agar mereka dapat mencurahkan kinerjanya secara optimal. Pengadaan buku hendaknya lebih diperhatikan mengingat buku merupakan fasilitas utama untuk menunjang pembelajaran. Pengelolaan kegiatan kegiatan ekstrakurikuler harus lebih diperhatikan agar potensi siswa bisa benar benar tersalurkan dan berkembang.b. MasyarakatMereka hendaknya mendukung program program yang telah dirancang oleh sekolah demi peningkatan mutu pendidikan. Bisa juga memberikan masukan yang bermanfaat demi kemajuan sekolah.c. SiswaDalam rangka menyukseskan penerapan MBS, siswa hendaknya mendukung program program yang telah ditetapkan oleh sekolah. Hal itu dapat diwujudkan dengan mematuhi segala peraturan yang telah ditentukan, membayar uang SPP tepat waktu kecuali untuk alasan alasan tertentu yang sifatnya sangat mendesak dan, mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik.d. PembacaPembaca mungkin bisa berperan untuk memberikan masukan kepada sekolah terkait dengan bagaimana upaya pembenahan yang bisa dilakukan atau bisa juga memberikan masukan terkait dengan bagaimana pembenahan yang harus dilakukan atas laporan hasil observasi ini.DAFTAR PUSTAKA

Mulyasa, E. 2009. Kurikulum yang Disempurnakan. Bandung : PT Remaja RosdakaryaSutomo. 2011. Manajemen Sekolah. Semarang: Pusat Pengembang MKU / MKDK LP3