93
SKRIPSI ANALISIS SWOT TERHADAP STRATEGI PEMASARAN RUMAH MAKAN ZAM-ZAM DAN RUMAH MAKAN PERMATA OLEH Dwigo Edghar Yosua Purba 09052200 PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 Universitas Sumatera Utara

okio

Embed Size (px)

DESCRIPTION

okio

Citation preview

  • SKRIPSI

    ANALISIS SWOT TERHADAP STRATEGI PEMASARAN RUMAH MAKAN ZAM-ZAM DAN RUMAH MAKAN PERMATA

    OLEH

    Dwigo Edghar Yosua Purba 09052200

    PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN 2014

    Universitas Sumatera Utara

  • ABSTRAK

    Dwigo Edghar Yosua Purba (2014). 090502200. Analisis SWOT terhadap

    Strategi Pemasaran Rumah Makan Zam-Zam dan Rumah Makan Permata.

    Dosen Pembimbing; Ibu Prof. Dr. Ritha F.Dalimunthe, SE, MSi. Dosen

    Penilai : Ibu Marhaini, MS . Departemen Manajemen. Universitas Sumatera

    Utara.

    Judul penelitian ini adalah Analisis SWOT terhadap Strategi

    Pemasaran Rumah Makan Zam-Zam dan Rumah Makan Permata. Tujuan

    penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis strategi pemasaran pada

    Rumah Makan Zam-Zam dan Rumah Makan Permata.

    Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan

    bauran pemasaran, Matriks SWOT, Evaluasi Faktor Internal (IFE Matriks),

    Evaluasi Faktor Eksternal (EFE Matriks), dan Matriks SPACE.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor internal, kekuatan lebih besar

    dari kelemahan dan faktor eksternal, peluang lebih besar dari ancaman. Hal

    tersebut menunjukkan bahwa kedua Rumah Makan memiliki strategi pemasaran

    yang baik dan sangat dimungkinkan untuk meningkatkan usaha mereka.

    Kata kunci : strategi pemasaran, bauran pemasaran, analisis SWOT

    Universitas Sumatera Utara

  • ABSTRACT

    Dwigo Edghar Yosua Purba (2014). 090502200. Analisis SWOT terhadap

    Strategi Pemasaran Rumah Makan Zam-Zam dan Rumah Makan Permata.

    Dosen Pembimbing; Ibu Prof. Dr. Ritha F.Dalimunthe, SE, MSi. Dosen

    Penilai : Ibu Marhaini, MS. Departemen Manajemen. Universitas Sumatera

    Utara.

    The title of this research is SWOT Analysis of Marketing Strategy of

    Restaurant Zam-Zam and Restaurant Permata. The purpose of this study is to

    know and analyze the marketing strategy in Restaurant Zam-Zam and Restaurant

    Permata.

    The method used is descriptive qualitative research method with

    Marketing Mix, SWOT Matrix, the Internal Factor Evaluation Matrix (Internal

    Factor Evaluation - IFE Matrix), External Factor Evaluation Matrix (External

    Factor Evaluation - EFE Matrix), and SPACE Matrix.

    The results showed that internal factor, the strength are greater than

    weakness and the external factor, the opportunity greater than threat. It means that

    both of Restaurant have a good marketing strategy and very possible to them to

    increase their business.

    Keyword : marketing strategy, marketing mix, analysis SWOT.

    Universitas Sumatera Utara

  • KATA PENGANTAR

    Penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

    telah memberikan berkat dan anugerah-Nya kepada saya sehingga dapat

    menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis SWOT terhadap strategi

    pemasaran Rumah Makan Zam-Zam dan Rumah Makan Permata dengan baik.

    Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

    Ekonomi di Universitas Sumatera Utara.

    Penulis khusus mempersembahkan skripsi ini teruntuk kedua orang tua

    tersayang Ayahanda Kirenius Purba dan Ibunda Risma Sida Sinaga, serta

    kepada kedua saudara saya abang Zego Rizky Alexander Purba, SE dan adik

    Yesi Cika Aska Purba, Terima kasih atas segala kasih sayang, nasihat dukungan,

    pengorbanan serta doa yang tanpa henti diberikan kepada penulis.

    Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran motivasi dan doa dari

    berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

    penulis juga ingin menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah

    memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum M.ec Ac, Ak, selaku Dekan Fakultas

    Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

    2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME., selaku Ketua Departemen Manajemen

    Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

    3. Ibu Dra Marhayanie MSi., selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas

    Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

    Universitas Sumatera Utara

  • 4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, MSi., selaku Ketua Program Studi

    Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

    5. Ibu Dra. Friska Sipayung, MSi., selaku Sekretaris Program Studi Manajemen

    Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

    6. Ibu Prof .Dr Ritha F.Dalimunthe ., SE, MSi., selaku Dosen Pembimbing saya

    yang telah banyak membimbing dan mengarahkan saya dalam penyelesaian

    skripsi ini.

    7. Ibu Dra Marhaini MSi., selaku Dosen Pembaca Penilai saya yang telah banyak

    memberikan pengarahan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan penulisan

    skripsi ini.

    8. Bapak Drs. Syahyunan, MSi., selaku dosen wali yang telah banyak

    membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan studi

    Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

    9. Kepada para dosen Universitas Sumatera Utara khususnya para dosen

    Fakultas Ekonomi yang telah mengajar dan memberikan ilmunya kepada

    penulis dengan baik dan penuh kesabaran.

    10. Kepada seluruh keluarga besar penulis yang selalu memberikan semangat,

    bantuan dan doanya.

    11. Kepada orang yang penulis sayangi bebeb Frischilia Sitopu, SH., terima kasih

    atas segala dukungannya terlebih dan terkhusus buat motivasi, doa,

    kebersamaaan dan segala pengorbanan yang besar sehingga penulis dapat

    menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

    Universitas Sumatera Utara

  • 12. Kepada teman-teman seperjuangan saya Zuber, Mawan, Paul, Robby, Ilham,

    Leo, Fachrul, Guntur, Dyo, Doli, Arief, Sufon, Andri, Evan, Angga dan

    seluruh teman-teman saya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

    13. Terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang tidak dapat penulis

    sebutkan satu persatu, terimakasih atas segala dukungan dan doanya.

    Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

    sempurna. Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran

    yang sifatnya membangun dalam menyempurnakan skripsi ini serta bermanfaat

    dan dapat digunakan sebagai tanbahan informasi bagi semua pihak yang

    membutuhkan.

    Medan, Mei 2014

    Peneliti

    Dwigo Edghar Yosua Purba

    Universitas Sumatera Utara

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    ABSTRAK .............................................................................................................. i ABSTRACT ........................................................................................................... ii KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii DAFTAR ISI .......................................................................................................... v DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1 1.2 Perumusan Masalah ........................................................................... 5 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 6 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 6

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pemasaran dan Srategi Pemasaran .................................................... 7 2.2 Perumusan Strategi Pemasaran ......................................................... 8 2.3 Pengertian Strategi ........................................................................... 12 2.4 Tahapan Strategi .............................................................................. 15 2.5 Implementasi Strategi ...................................................................... 21 2.6 Analisis SWOT ................................................................................ 23 2.7 Pengertian Usaha Kecil dan Ciri-ciri Usaha Kecil .......................... 27 2.8 Kerangka Pemikiran ........................................................................ 29

    BAB III METODE PENELITIAN

    3.1 Jenis Penelitian ................................................................................ 31 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 32 3.3 Defenisi Istilah ................................................................................. 32 3.4 Informan ......................................................................................... 33 3.5 Jenis Data ......................................................................................... 33 3.6 Metode Pengumpulan Data .............................................................. 33 3.7 Teknik Analisis Data ....................................................................... 34

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Gambaran umum usaha Rumah Makan Zam-Zam .......................... 43 4.2 Gambaran umum usaha Rumah Makan Permata ............................. 47 4.3 Analisis SWOT Rumah Makan Zam-Zam ...................................... 49 4.4 Analisis SWOT Rumah Makan Permata ......................................... 51 4.5 Matriks SWOT Rumah Makan Zam-Zam dan Permata .................. 53 4.6 Matrik EFE ....................................................................................... 57 4.7 Matrik IFE ........................................................................................ 61 4.8 Matrik SPACE ................................................................................. 65

    Universitas Sumatera Utara

  • 4.9 Perbedaan Rumah Makan Zam-Zam dan Permata .......................... 68

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 69 5.2 Saran ................................................................................................ 70

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 71 LAMPIRAN ......................................................................................................... 73

    Universitas Sumatera Utara

  • DAFTAR TABEL

    No. Tabel Judul Halaman Tabel 1.1 Data UKM Tahun 2011-2012 .......................................................... 1 Tabel 1.2 Jumlah pendapatan Rumah Makan Zam-Zam dan Permata ............. 3 Tabel 2.1 Kuadran Prioritas ............................................................................ 15 Tabel 3.1 Matriks SWOT ................................................................................ 35 Tabel 4.1 Matriks SWOT Rumah Makan Zam-Zam ...................................... 53 Tabel 4.2 Matriks SWOT Rumah Makan Permata ......................................... 55 Tabel 4.3 Pembobotan Eksternal Rumah Makan Zam-Zam........................... 57 Tabel 4.4 Matrik EFE Rumah Makan Zam-Zam ............................................ 58 Tabel 4.5 Pembobotan Eksternal Rumah Makan Permata ............................. 59 Tabel 4.6 Matrik EFE Rumah Makan Permata ............................................... 60 Tabel 4.7 Pembobotan Internal Rumah Makan Zam-Zam ............................. 61 Tabel 4.8 Matrik IFE Rumah Makan Zam-Zam ............................................. 62 Tabel 4.9 Pembobotan Internal Rumah Makan Permata ................................ 63 Tabel 4.10 Matrik IFE Rumah Makan Permata ................................................ 64

    Universitas Sumatera Utara

  • DAFTAR GAMBAR

    No. Gambar Judul Halaman Gambar 2.1 Kerangka Analistis Perumusan Strategi ......................................... 21 Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian ...................................................... 30 Gambar 3.1 Matriks SPACE .............................................................................. 37 Gambar 4.1 Matriks SPACE Rumah Makan Zam-Zam .................................... 65 Gambar 4.2 Matriks SPACE Rumah Makan Permata ....................................... 67

    Universitas Sumatera Utara

  • DAFTAR LAMPIRAN

    No. Lampiran Judul Halaman 1 Daftar Pertanyaan Penelitian ................................................... 73

    Universitas Sumatera Utara

  • ABSTRAK

    Dwigo Edghar Yosua Purba (2014). 090502200. Analisis SWOT terhadap

    Strategi Pemasaran Rumah Makan Zam-Zam dan Rumah Makan Permata.

    Dosen Pembimbing; Ibu Prof. Dr. Ritha F.Dalimunthe, SE, MSi. Dosen

    Penilai : Ibu Marhaini, MS . Departemen Manajemen. Universitas Sumatera

    Utara.

    Judul penelitian ini adalah Analisis SWOT terhadap Strategi

    Pemasaran Rumah Makan Zam-Zam dan Rumah Makan Permata. Tujuan

    penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis strategi pemasaran pada

    Rumah Makan Zam-Zam dan Rumah Makan Permata.

    Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan

    bauran pemasaran, Matriks SWOT, Evaluasi Faktor Internal (IFE Matriks),

    Evaluasi Faktor Eksternal (EFE Matriks), dan Matriks SPACE.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor internal, kekuatan lebih besar

    dari kelemahan dan faktor eksternal, peluang lebih besar dari ancaman. Hal

    tersebut menunjukkan bahwa kedua Rumah Makan memiliki strategi pemasaran

    yang baik dan sangat dimungkinkan untuk meningkatkan usaha mereka.

    Kata kunci : strategi pemasaran, bauran pemasaran, analisis SWOT

    Universitas Sumatera Utara

  • ABSTRACT

    Dwigo Edghar Yosua Purba (2014). 090502200. Analisis SWOT terhadap

    Strategi Pemasaran Rumah Makan Zam-Zam dan Rumah Makan Permata.

    Dosen Pembimbing; Ibu Prof. Dr. Ritha F.Dalimunthe, SE, MSi. Dosen

    Penilai : Ibu Marhaini, MS. Departemen Manajemen. Universitas Sumatera

    Utara.

    The title of this research is SWOT Analysis of Marketing Strategy of

    Restaurant Zam-Zam and Restaurant Permata. The purpose of this study is to

    know and analyze the marketing strategy in Restaurant Zam-Zam and Restaurant

    Permata.

    The method used is descriptive qualitative research method with

    Marketing Mix, SWOT Matrix, the Internal Factor Evaluation Matrix (Internal

    Factor Evaluation - IFE Matrix), External Factor Evaluation Matrix (External

    Factor Evaluation - EFE Matrix), and SPACE Matrix.

    The results showed that internal factor, the strength are greater than

    weakness and the external factor, the opportunity greater than threat. It means that

    both of Restaurant have a good marketing strategy and very possible to them to

    increase their business.

    Keyword : marketing strategy, marketing mix, analysis SWOT.

    Universitas Sumatera Utara

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia sering dipahami dengan sudut

    pandang yang berbeda. Menurut Departemen Perindustrian, Usaha Kecil

    Menengah (UKM) didefinisikan sebagai perusahaan yang dimiliki oleh Warga

    Negara Indonesia (WNI), memiliki total aset tidak lebih dari Rp 600 juta (di luar

    area perumahan dan perkebunan). Sedangkan UKM menurut Biro Pusat Statistik

    (BPS) adalah usaha skala kecil yang menggunakan kurang dari 5 (lima) orang

    karyawan atau usaha menengah yang menyerap tenaga kerja antara 5 (lima)

    hingga 19 (sembilan belas) orang.

    Menurut data Kementrian Koperasi, pertumbuhan UKM dari tahun 2011-

    2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

    Tabel 1.1 Data UKM Tahun 2011-2012

    No Indikator Satuan Tahun 2011

    Tahun 2012

    Perkembangan dari tahun 2011-2012

    (%) Perkembangan

    1 Usaha Kecil

    (Unit) 602.195 629.418 27.223 4,52

    2 Usaha Mikro

    (Unit) 44.280 48.997 4.717 10,65

    Sumber: Data Kementrian Koperasi (Diolah)

    Usaha kuliner merupakan salah satu jenis Usaha Kecil Menengah (UKM)

    yang berkembang pesat pada tahun 2014 di kota Medan. Perkembangan ini dapat

    dilihat dari semakin bertambahnya jumlah usaha kuliner yang ada, sebagai contoh

    di daerah Dr. Mansyur dan Pd.Bulan. Usaha kuliner yang dimaksud antara lain:

    Universitas Sumatera Utara

  • Mie Sop Kampung, Paris Burger, Ayam Penyet Surabaya, Mie Ayam KQ 5,

    Music Coffe, Coffe Cangkir, Waroeng Steak, Lubuk Arai, Joko Solo, Ayam

    Penyet Jakarta, Texas Fried Chicken, Kuede Kupie UleeKareng, Rumah Makan

    Zam-Zam, A&W, Rumah Makan Permata, Asli Daging Sapi (ADS), Ayam

    Penyet Pasha, Warung Mie Aceh Azir.

    Usaha kuliner merupakan usaha kecil menengah yang dianggap paling

    menguntungkan, karena pada dasarnya makanan merupakan kebutuhan pokok.

    Usaha kuliner juga memberi solusi bagi konsumen sebagai jawaban terhadap

    keterbatasan waktu yang dimiliki untuk menyediakan makanan dan menawarkan

    menu makanan yang bervariasi. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya

    usaha kuliner yang berdiri di sekitar lingkunga kerja dan lingkungan kampus.

    Beragam jenis usaha kuliner yang berda di sekitar lingkungan Dr.Mansyur

    dan Pd.Bulan Medan menjadikan persaingan usaha yang sangat ketat. Hali ini

    menyebabkan banyaknnya bermunjulan jenis usaha kuliner baru di sekitar

    lingkungan tersebut Usaha-usaha kecil menengah (UKM) berjenis kuliner

    terkhusus Rumah Makan yang cukup terkenal dan diminati masyarakat di

    lingkungan Dr. Mansyur dan Pd. Bulan Medan adalah Rumah Makan Zam-Zam

    dan Rumah Makan Permata. Kedua rumah makan ini sebagai contoh rumah

    makan yang cukup terkenal dan laris bahkan tidak asing lagi di mata para

    konsumen di sekitar lingkungan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan

    pendapatan per tahun dan pembukaan berbagai cabang di sekitarnya yang

    ditunjukkan oleh tabel 1.2.

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 1.2 Jumlah Pendapatan Rumah Makan ZAM-ZAM dan Rumah Makan Permata

    TAHUN

    PENDAPATAN

    Rumah Makan Zam-Zam Rumah Makan Permata

    2009 Rp. 175.000.000,00,- Rp. 213.000.000.00,-

    2010 Rp. 245.000.000,00,- Rp. 246.000.000.00,-

    2011 Rp. 192.500.000,00,- Rp. 252.000.000.00,-

    Sumber : Rumah Makan ZAM-ZAM dan Rumah Makan Permata Medan.

    Cabang-cabang Rumah Makan Zam-Zam di berbagai tempat:

    1. Rumah Makan Zam-Zam di jalan Dr. Mansyur

    2. Rumah Makan Zam-Zam di jalan Jamin Ginting (Sumber)

    3. Rumah Makan Zam-Zam di jalan Setia Budi, Tanjung Rejo

    4. Rumah Makan Zam-Zam di Simp. Pemda

    5. Rumah Makan Zam-Zam di jalan Sisingamangaraja.

    Rumah Makan Permata juga membuka beberapa cabang, yaitu:

    1. Rumah Makan Permata dan Ayam Penyet Permata di jalan Jamin Ginting

    P.Bulan

    2. Rumah Makan Permata di jalan Kapten Muslim

    3. Rumah Makan Permata di Belawan

    Pada tabel diatas menunjukkan bahwa Rumah Makan Permata memiliki

    kenaikan pendapatan yang stagnan sedangkan Rumah Makan Zam-Zam

    mengalami penurunan pendapatan. Pada pembukaan cabang, Rumah Makan Zam-

    Zam memiliki lebih banyak cabang dibandingkan dengan Rumah Makan Permata.

    Universitas Sumatera Utara

  • Rumah Makan Zam-Zam dan Rumah Makan Permata dalam

    melaksanakan kegiatannya menggunakan strategi-strategi tertentu dalam upaya

    peningkatan usaha. Salah satu strategi yang sangat penting adalah strategi

    pemasaran maupun bauran pemasaran. Strategi pemasaran ini menjadi alat bagi

    perusahaan untuk memperkenalkan dan memasarkan produknya kepada

    konsumen sehingga konsumen mengenali produk dan ingin mengonsumsi produk

    yang ditawarkan tersebut. Kondisi seperti ini akan memberikan keuntungan bagi

    perusahaan.

    Penentuan strategi pemasaran yang dapat dilakukan oleh perusahaan harus

    didahului dan didasarkan pada pengenalan dan penentuan kondisi perusahaan saat

    ini. Kondisi perusahaan akan sangat menentukan strategi pemasaran seperti apa

    yang dapat dipilih dalam upaya pengembangan usaha. Penentuan ini dapat

    diperoleh dengan berbagai cara salah satunya degan menggunakan analisis yang

    dilakukan terhadap faktor eksternal maupun internal perusahaan. Analisis tersebut

    bertujuan untuk mengetahui dan menentukan posisi perusahaan. Apabila kondisi

    tersebut telah diketahui maka perusahaan dapat menentukan arah pengembangan

    strategi pemasaran yang sesuai dan tepat sasaran.

    Faktor eksternal dan internal memiliki indikator yang diukur

    menggunakan analisis SWOT yaitu, Strenghts (kekuatan), Weaknesses

    (kelemahan), Opportunities (peluang), Threats (ancaman). Analisis SWOT

    adalah evaluasi atas kekuatan dan kelemahan internal suatu organisasi yang

    dilakukan secara hati-hati dan juga evaluasi terhadap peluang dan ancaman dari

    lingkungan. Dalam analisis SWOT, strategi terbaik untuk mencapai misi suatu

    Universitas Sumatera Utara

  • organisasi adalah dengan : (1) mengeksploitasi peluang dan kekuatan suatu

    organisasi, dan pada saat yang sama, (2) menetralisasikan ancamannya, dan (3)

    menghindari atau memperbaiki kelemahannya (Griffin, 2004:228).

    Analisis SWOT akan menghasilkan 4 kemungkinan strategi yang dapat

    digunakan oleh perusahaan untuk semakin meningkatkan posisinya. Tipe-tipe

    strategi tersebut antara lain : strategi SO merupakan strategi yang dibuat

    berdasarkan jalan pikiran perusahaan yaitu dengan menggunakan seluruh

    kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Strategi ST merupakan strategi yang

    menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan dengan cara menghindari

    ancaman. Strategi WO merupakan strategi yang diterapkan berdasarkan

    pemanfaatan peluang yang ada dengan cara mengatasi kelemahan yang dimiliki.

    Strategi WT merupakan strategi yang didasarkan pada kegiatan yang bersifat

    defensif dan ditujukan untuk meminimalkan kelemahan yang ada serta

    menghindari ancaman (Rangkuti, 1997:34).

    Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui strategi yang

    mendorong keberhasilan usaha rumah makan tersebut sehingga penulis membuat

    penelitian yang berjudul Analisis SWOT terhadap Strategi Pemasaran Rumah

    Makan ZAM-ZAM dan Rumah Makan PERMATA.

    1.2 Perumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka penulis merumuskan

    masalah dalam penelitian ini adalah :

    Universitas Sumatera Utara

  • Bagaimana positioning strategi pemasaran pada Rumah Makan ZAM-

    ZAM dan Rumah Makan PERMATA .

    1.3 Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

    Untuk mengetahui dan menganalisis strategi pemasaran yang seharusnya

    digunakan pada Rumah Makan Permata dan Rumah Makan Zam-Zam di

    Medan.

    1.4 Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

    a. Bagi Rumah Makan ZAM-ZAM dan Rumah Makan PERMATA

    Memberi masukan kepada pemilik Rumah Makan ZAM-ZAM dan Rumah

    Makan PERMATA untuk mengetahui strategi apa yang sesuai untuk

    diterapkan pada Rumah Makan ZAM-ZAM dan Rumah Makan PERMATA

    dalam pengembangan usaha.

    b. Bagi penulis

    Untuk menambah kontribusi bagi pemikiran guna memperluas cakrawala

    berpikir khususnya dalam bidang kewirausahaan.

    c. Bagi peneliti lain

    Sebagai bahan referensi yang nanti dapat digunakan sebagai perbandingan

    dalam penelitian selanjutnya dengan pembahasan yang sama di masa yang akan

    datang.

    Universitas Sumatera Utara

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pemasaran dan Strategi Pemasaran

    Pemasaran menurut Kotler (2008:5) adalah sebuah proses

    kemasyarakatan di mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka

    butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas

    mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain. Salah satu

    dari aspek penting dari lingkungan pemasaran adalah pesaing, karena apa yang

    mereka lakukan akan sangat mempengaruhi perilaku kita sebagai suatu

    perusahaan.

    Strategi menjelaskan arah yang akan dituju perusahaan dan menuntun

    pengalokasian sumber daya dan upaya. Dari sudut pandang lain, strategi

    menjelaskan bisnis dimana kita berada dan bisnis di mana kita akan berada.

    Strategi memberikan keputusan dan arahan sehubungan dengan variable-variabel

    seperti segmentasi pasar, identifikasi pasar sasaran, pemosisian, elemen bauran

    pemasaran, dan pengeluaran.

    Strategi pemasaran menurut Kotler (1999) adalah logika pemasaran yang

    dilaksanakan dengan harapan unit bisnis dapat mencapai sasaran pemasaran.

    Strategi pemasaran terdiri dari strategi spesifik untuk pasar sasaran, penentuan

    posisi produk, bauran pemasaran, dan tingkat pengeluaran pemasaran. Apa yang

    ingin dicapai oleh perusahaan dalam faktor-faktor seperti pangsa pasar dan

    volume adalah suatu sasaran pemasaran. Strategi tidak akan menjabarkan

    rencana dan taktik yang diperluka namun jalur menuju pencapaian sasaran

    Universitas Sumatera Utara

  • tertentu dan menjelaskan bagaimana sasaran tersebut dapat dicapai. Strategi

    pemasaran mencerminkan pemikiran terbaik perusahaan tentang bagaimana

    perusahaan dapat menerapkan keahlian dan sumber dayanya pada pasar yang

    paling menguntungkan. Dengan demikian, cakupan strategi adalah luas. Rencana

    yang diturunkan dari suatu strategi akan menjabarkan tindakan dan waktu

    pelaksanaan serta berisikan kontribusi apa yang diharapkan dari setiap

    departemen dalam perusahaan.

    2.2 Perumusan Strategi Pemasaran

    Perumusan strategi pemasaran didasarkan pada analisis yang menyeluruh

    terhadap pengaruh faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal perusahaan.

    Lingkungan eksternal perusahaan setiap saat berubah dengan cepat sehingga

    melahirkan berbagai peluang dan ancaman baik yang datang dari pesaing utama

    maupun dari iklim bisnis yang senantiasa berubah. Konsekuensi perubahan faktor

    eksternal juga mengakibatkan perubahan faktor internal perusahaan tersebut.

    Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai

    faktor sosial, budaya, politik, ekonomi, dan manajerial. Akibat dari pengaruh

    berbagai faktor tersebut adalah masing-masing individu maupun kelompok

    mendapatkan kebutuhan dan keinginan menciptakan, menawarkan, dan

    menukarkan produk yang dimiliki nilai komoditas (Rangkuti, 2004:48).

    Rangkuti (2004:49) menyatakan lebih lengkap lagi bahwa unsur-unsur

    utama pemasaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga unsur utama, yaitu:

    1) Unsur Strategi Persaingan. Strategi Persaingan dapat dikelompokkan lagi

    menjadi menjadi beberapa bagian, yaitu:

    Universitas Sumatera Utara

  • a. Segmentasi Pasar

    Segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasikan dan membentuk

    kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah. Masing-masing segmen

    konsumen ini memiliki karakteristik, kebutuhan produk, dan bauran

    pemasaran tersendiri.

    b. Targeting

    Targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar

    yang akan dimasuki.

    c. Positioning

    Positioning adalah penetapan posisi pasar. Dimana tujuan positioning ini

    adalah untuk membangun dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing

    produk yang ada di pasar ke dalam benak konsumen.

    2) Unsur Taktik Pemasaran

    Terdapat dua macam unsur taktik pemasaran, antara lain:

    a. Diferensiasi, yang berkaitan dengan cara membangun strategi pemasaran

    dalam berbagai aspek di perusahaan. Kegiatan membangun strategi

    pemasaran inilah yang membedakan diferensiasi yang dilakukan suatu

    perusahaan dengan yang dilakukan oleh perusahaan lain.

    b. Bauran pemasaran, yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan mengenai

    produk, harga, promosi, dan tempat.

    Universitas Sumatera Utara

  • 3) Unsur Nilai Pemasaran

    Nilai pemasaran dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian, antara lain,

    yaitu:

    a. Merek atau Brand, yaitu nilai yang berkaitan dengan nama atau nilai yang

    dimiliki dan melekat pada suatu perusahaan

    b. Pelayanan atau Service, yaitu nilai yang berkaitan dengan pemberian jasa

    pelayanan kepada konsumen. Kualitas pelayanan kepada konsumen ini

    perlu ditingkatkan secara terus menerus.

    c. Proses, yaitu nilai yang berkaitan dengan prinsip perubahan untuk

    membuat setiap karyawan terlibat dan memiliki rasa tanggung jawab

    dalam proses memuaskan konsumen, baik secara langsung maupun tidak

    langsung.

    Manajer pemasaran harus menyusun suatu strategi pemasaran dalam

    bentuk bauran pemasaran (marketing mix) yang memungkinkan perusahaan untuk

    memuaskan kebutuhan dari pasar sasarannya dan mencapai sasaran

    pemasarannya. Pengertian Marketing Mix menurut Kotler (1999:98) secara umum

    adalah istilah yang dipakai untuk menjelaskan kombinasi empat besar

    pembentuk inti sistem pemasaran sebuah organisasi. Keempat unsur tersebut

    adalah penawaran produk/jasa, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem

    distribusi.

    Kotler (1999:98) mengatakan bahwa Marketing Mix adalah campuran

    dari variabel pemasaran yang dapat dikendalikan (controllable variabels) yang

    Universitas Sumatera Utara

  • digunakan oleh suatu perusahaan untuk mengejar tingkat penjualan yang

    diinginkan dalam pasar sasaran. Berdasarkan definisi dan karakteristik jasa,

    marketing mix produk/barang mencakup 4P (product, price, place, dan

    promotion) masih dirasa kurang mencakupi untuk diterapkan pada produk jasa.

    Para ahli pemasaran menambahkan tiga unsur lagi, yaitu: orang (people), proses

    (process), dan pelayanan pelanggan (customer service). Beberapa penulis

    memasukkan bukti-bukti fisik (physical evidence) sebagai tambahan 4P (Tjiptono,

    2005:30).

    Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan

    pemasaran untuk membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan kepada

    pelanggan (Tjiptono, 2005:30).

    Peralatan pemasaran itu (Tjiptono, 2005:31) adalah :

    1. Produk (Product), merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang

    ditunjukkan untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemasaran kebutuhan

    dan keinginan pelanggan.

    2. Harga (Price), keputusan bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis

    dan taktis.

    3. Promosi (Promotion), bauran harga promosi tradisional meliputi berbagai

    metode untuk mengkomunikasikan manfaat jasa kepada pelanggan pontensial

    dan aktual.

    4. Tempat (Place), keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap

    jasa bagi para pelanggan potensial.

    Universitas Sumatera Utara

  • 5. Orang (People), bagi sebagian jasa, orang merupakan unsur vital dalam

    bauran pemasaran.

    6. Bukti-bukti fisik (Physical Evidence).

    7. Proses (Process), proses produksi atau operasi merupakan faktor penting bagi

    perusahaan.

    8. Pelayanan pelanggan (Customer Service), adalah kualitas total jasa yang

    dipersepsikan oleh pelanggan

    2.3 Pengertian Strategi

    Strategi sebagai sebuah kosa kata pada mulanya berasal dari bahasa

    Yunani, yaitu staregos. Kata strategos ini berasal dari kata stratos yang

    berarti militer dan ag yang artinya memimpin (Purnomo dan Zulkieflimansyah,

    2005: 8). Berdasarkan pemaknaan ini, maka kata strategi pada awalnya bukan

    kosa kata disiplin ilmu manajamen, namun lebih dekat dengan bidang kemiliteran.

    Kata strategi dalam bidang manajemen memang pernah tersentuh oleh

    Drucker pada tahun 1955 dengan ungkapannya tentang manfaat keputusan

    strategis yang didefenisikan sebagai semua keputusan pada sasaran bisnis dan

    pada cara untuk mencapai sasaran tersebut (Amstrong 2003). Namun konsep

    strategi untuk keperluan bisnis pada era tersebut belum cukup populer di kalangan

    para pemerhati manajemen. Tokoh yang memiliki andil besar dalam

    mempopulerkan dan memperkuat konsep-konsep untuk strategi bisnis baru

    muncul mulai era 1960-an, yaitu Kenneth Andews, Igor Ansoff, dan Alfred

    Universitas Sumatera Utara

  • Chandler, Jr. Ketiga nama tersebut saat ini dikenal sebagai tiga pemrakarsa yang

    luar biasa dalam dunia strategi.

    Defenisi strategi menurut beberapa ahli dapat diuraikan sebagai berikut :

    1. Strategi adalah penetapan tujuan dasar jangka panjang dan sasaran

    perusahaan, dan penerapan serangkaian tindakan, serta alokasi sumber daya

    yang penting untuk melaksanakan sasaran ini (Chandler, 1962)

    2. Strategi adalah sekumpulan pilihan dasar atau kritis mengenai tujuan dan cara

    dari bisnis (Child, 1972)

    3. Strategi memperhatikan dengan sungguh-sungguh arah jangka panjang dan

    cakupan organisasi. Strategi juga secara kritis memperhatikan dengan

    sungguh-sungguh posisi organisasi itu sendiri dengan memperhatikan

    lingkungan dan secara khusus memperhatikan pesaingnya. Strategi

    memperhatikan secara sungguh-sungguh pengadaan keunggulan kompetitif,

    yang secara ideal berkelanjutan sepanjang waktu, tidak dengan maneuver

    teknis, tetapi dengan menggunakan perspektif jangka panjang secara

    keeluruhan (Faulkner dan Johnson, 1992)

    4. Strategi adalah arah dan cakupan organisasi yang secara ideal untuk jangka

    yang lebih panjang, yang menyesuaikan sumber dayanya dengan lingkungan

    yang berubah, dan secara khusus, dengan pasarnya, dengan pelanggan dan

    kliennya untuk memenuhi harapan stakeholder (Johnson dan Scholes, 1993).

    5. Strategi bisnis memperhatikan dengan sungguh-sungguh kesesuaian kapasitas

    internal perusahaan dan lingkungan eksternal (Kay, 1999)

    Universitas Sumatera Utara

  • 6. Strategi, apakah strategi SDM atau strategi manajemen yang lain, harus

    memiliki dua elemen utama yang lain, harus ada sasaran strategis (yakni

    sesuatu yang diharapkan dapat dicapai oleh strategi), dan harus ada rencana

    tindakan (yakni cara yang diusulkan untuk memenuhi sasaran). (Richardson

    dan Thompson, 1999).

    7. Amstrong (2003:39-42) dalam kumpulan buku The Art of HRD menambahkan

    bahwa setidaknya terdapat tiga pengertian strategi. Pertama, strategi

    merupakan deklarasi maksud yang mendefinisikan cara untuk mencapai

    tujuan, dan memperhatikan dengan sungguh-sungguh alokai sumber daya

    perusahaan yang penting untuk jangka panjang dan mencocokkan sumber

    daya dan kapabilitas dengan lingkungan eksternal. Kedua, strategi merupakan

    perspektif dimana isu kritis atau faktor keberhasilan dapat dibicarakan, serta

    keputusan strategis bertujuan untuk membuat dampak yang besar serta jangka

    panjang kepada perilaku dan keberhasilan organisasi. Ketiga, strategi pada

    dasarnya adalah mengenai penetapan tujuan (tujuan strategis) dan

    mengalokasikan atau menyesuaikan sumber daya dengan peluang (strategi

    berbasis sumber daya) sehingga dapat mencapai kesesuaian strategis antara

    tujuan strategis dan basis sumber dayanya.

    Berdasarkan keseluruhan defenisi di atas, maka strategi dapat

    didefenisikan sebagai berikut :

    Sekumpulan pilihan kritis untuk perencanaan dan penerapan serangkaian rencana

    tindakan dan alokasi sumber daya yang penting dalam mencapai tujuan dasar dan

    sasaran, dengan memperhatikan keunggulan kompetitif, komparatif, dan sinergis

    Universitas Sumatera Utara

  • yang ideal berkelanjutan, sebagai arah, cakupan, dan perspektif jangka panjang

    keseluruhan yang ideal dari individu atau organisasi.

    2.4 Tahapan Strategi

    Sedikitnya ada enam tahapan umum yang perlu diperhatikan dalam

    merumuskan suatu strategi , yaitu :

    1. Seleksi yang mendasar dan kritis terhadap permasalahan

    Langkah-langkah seleksi yang mendasar dan kritis terhadap permasalahan

    adalah :

    1) Mengidentifikasi dan menginventarisasi seluruh permasalahan.

    2) Mengidentifikasi dan mengelompokkan masing-masing permasalahan

    berdasarkan faktor internal dan eksternalnya.

    3) Mengurutkan permasalahan berdasarkan tingkat kepentingannya.

    4) Menentukan skala prioritas penyelesaian masalah berdasarkan kuadran

    prioritas menurut kepentingan dan urgensi yang telah diurutkan.

    Kuadran prioritas tersebut adalah :

    Tabel 2.1 Kuadran Prioritas

    KUADRAN PRIORITAS

    Urgen Tidak Urgen

    Penting I II

    Tidak Penting III IV

    Sumber : Steven R Covey,( 2001)

    Universitas Sumatera Utara

  • Permasalahan yang bersifat darurat belum tentu merupakan permasalahan

    yang penting, tetapi permasalahan ini tetap membutuhkan penanganan cepat

    dan reponsif. Permasalahan darurat yang butuh kecepatan respon untuk

    segera diselesaikan seperti ini dalam skala prioritas dapat dikategorikan

    sebagai permasalahan urgen. Namun, perlu diperiksa lebih dalam lagi, bahwa

    ternyata permasalahan urgen belum tentu penting. Permasalahan dianggap

    penting jika keterlambatan penanganan masalah ini menyebabkan masa depan

    perusahaan dalam jangka panjang kurang terjamin, dan apabila dilakukan,

    akan lebih menjamin masa depan perusahaan. Ternyata permasalahan penting

    tidak selalu urgen , meskipun demikian, permasalahan penting tetap harus

    diselesaikan karena menyangkut kelangsungan perusahaan. Bukan berarti

    bahwa permasalahan urgen dapat diabaikan. Permasalahan urgen tetap harus

    diselesaikan dengan strategi tertentu, misalnya pendelegasian atau

    menggunakan jasa pihak lain. Tetapi permasalahan penting harus diselesaikan

    tanpa kompromi oleh perusahaan yang berorientasi jangka panjang.

    Berdasarkan kuadran prioritas di atas, maka permasalahan yang

    penyelesaiannya dapat dijadikan tujuan dan sasaran strategi adalah

    permasalahan yang berada pada kuadran II, yaitu penting tapi tidak urgen,

    urutan prioritas penanganan permasalahan setelah kuadran II secara berurutan

    adalah permasalahan kuadran I, III, dan IV.

    2. Menetapkan tujuan dasar dan sasaran strategis

    Tujuan dan sasaran strategis merupakan unsur strategi yang sangat vital

    karena pencapaian tujuan dasar dan sasaran strategis ini merupakan acuan

    Universitas Sumatera Utara

  • yang menjadi dasar pengukuran berhasil atau tidaknya suatu strategi. Apabila

    salah menentukan tujuan dasar dan sasaran strategis, maka akan salah pula

    pemilihan alat ukur keberhasilan pencapaian suatu strategi. Ini merupakan

    kesalahan fatal dalam merumuskan strategis, karena penyusunan strategi

    lanjutannya hanya menjadi pekerjaan sia-sia dan kontra produktif.

    3. Menyusun perencanaan tindakan (action plan)

    Ada dua tipe rencana yang harus diperhatikan dalam konteks penyusunan

    strategi, yaitu pertama, rencana konseptional atau teoritis, sebagai rencana

    yang ideal dan diharapkan dapat terwujud. Kedua, rencana tindakan atau

    action plan, yang lebih mendasarkan kepada faktor-faktor lapangan dengan

    segala perkiraan distorsi yang mungkin terjadi.

    Ada tiga langkah yang harus diperhatikan dalam menyusun rencana

    tindakan atau action plan, yaitu :

    1) Meninjau kembali langkah-langkah dalam rencana strategis yang

    mungkin diterapkan

    2) Mengidentifikasi dan menginventarisasi faktor-faktor operasional baik

    internal maupun eksternal di lapangan yang mendukung dan

    menghambat tingkat keberhasilan rencana konsepsional.

    3) Berdasarkan perhitungan dan pertimbangan atas faktor-faktor

    operasional di lapangan yang telah teridentifikasi dan terinventarisasi

    selanjutnya harus disusun sedikitnya 3 variasi rencana tindakan, yaitu :

    Universitas Sumatera Utara

  • 1. Rencana A, yang mendasarkan pada kemungkinan suksesnya

    operasional sesuai perhitungan di belakang meja,

    2. Rencana B, disebut juga rencana modifikasi atau rencana alternatif,

    yaitu rencana yang mendasarkan kepada kemungkinan terjadinya

    hambatan-hambatan terhadap kelancaran rencana di belakang meja

    oleh faktor-faktor operasionl di lapangan

    3. Rencana C atau disebut juga sebagai rencana darurat, yaitu rencana

    bersifat semi spontan atau bahkan spontan di lapangan yang dilakukan

    apabila segala sesuatu yang direncanakan di belakang meja menjadi

    berantakan oleh satu atau lebih faktor operasional yang berisiko fatal.

    4. Menyusun rencana penyumberdayaan

    Dalam konteks alokasi sumber daya manusia untuk keberhasilan rencana

    tindakan, Amstrong (2003;280-281) menyatakan bahwa strategi itu harus

    dimodifikasi dalam rencana tindakan yang dilandaskan pada hasil aktivitas

    perencanaan yang saling terkait meliputi :

    1) Peramalan permintaan, yaitu memperkirakan kebutuhan di masa yang

    akan datang mengenain orang dan kompetensi dengan acuan rencana

    korporasi dan rencana fungsional serta peramalan tingkat aktivitas di

    masa yang akan datang.

    2) Peramalan persediaan, yaitu memperkirakan ketersediaan orang

    dengan acuan analisis sumber daya saat ini dan kemungkinan

    Universitas Sumatera Utara

  • ketersediaan di masa yang akan datang, setelah memperhitungkan

    pengeluaran. Ramalan ini perlu juga mengaitkan ketersediaan

    keterampilan dan demografi untuk memperhitungkan pasar tenaga

    kerja (market labour).

    3) Kebutuhan peramalan, yaitu menganalisis peramalan permintaan dan

    persediaan untuk mengenali defisit atau surplus di masa yang akan

    datang dengan bantuan model yang sesuai.

    4) Mempersiapkan rencana untuk mengatasi defisit peramalan melalui

    promosi internal, pelatihan, atau perekrutan eksternal. Termasuk di

    dalamnya adalah persiapan rencana untuk mengurangi sumber daya

    manusia yang sulit dihindari, menghindarkan pemutusan hubungan

    kerja apabila strategi melibatkan banyak sumber daya manusia, dan

    mengembangkan strategi retensi dan strategi fleksibilitas.

    5. Mempertimbangkan keunggulan

    Keunggulan organisasi berdasarkan keberadaannya dapat dibedakan menjadi

    dua, yaitu keunggulan internal dan keunggulan eksternal. Keunggulan

    organisasi internal adalah segala kemampuan, kapasitas, dan potensi yang

    dimiliki oleh sebuah organisasi untuk memperkuat daya saingnya. Keuggulan

    organisasi eksternal adalah segala peluang organisasi untuk memanfaatkan

    akses dari pihak lain dan lingkungan sekelilingnya dalam upayanya untuk

    mencapai perkembangan yang lebih baik dan memperkuat daya saingnya.

    6. Mempertimbangkan keberlanjutan

    Universitas Sumatera Utara

  • Pertimbangan keberlanjutan dalam penyusunan strategi dapat disebut sebagai

    langkah penilaian terakhir atas keandalan dan kemantapan strategi. Strategi

    yang andal tentunya strategi yang mampu melewati berbagai kendala dan

    tantangan dalam implementasinya. Kemantapan strategi dapat diukur dari

    konsistensi terhadap fleksibilitas dan stabilitasnya untuk diterapkan dalam

    situasi sesulit apapun.

    Menurut Fred R David, berikut ini adalah tiga tahapan strategi perusahaan:

    1. Tahap masukan (Input Stage)

    Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap faktor internal dan eksternal

    perusahaan. Analisis terhadap faktor-faktor internal perusahaan dilakukan

    dengan menggunakan matrik IFE {Internal Factor Evaluation), sedangkan

    faktor-faktor eksternal perusahaan dianalisis dengan menggunakan matrik EFE

    (External Factor Evaluation).

    2. Tahap Penyesuaian (Matching Stage)

    Setelah melakukan tahap pertama, yaitu tahap masukan (Input Stage) untuk

    membuat matrik IFE dan EFE, maka langkah selanjutnya adalah tahap

    penyesuaian (Matching Stage). Pada tahap ini digunakan matrik SWOT,

    matrik SPACE dan Matrik IE.

    3. Tahap Keputusan (Decision Stage)

    Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM) suatu alat yang

    direkomendasikan bagi para ahli untuk melakukan evaluasi pilihan strategi

    Universitas Sumatera Utara

  • TAHAP 1 : TAHAP INPUT

    TAHAP 2 : TAHAP PENCOCOKAN

    TAHAP 3 : TAHAP KEPUTUSAN

    Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)

    Matriks Profil Kompetitif (CPM)

    Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE)

    Matriks Kekuatan-Kelemahan-

    Peluang-Ancaman (SWOT)

    Matriks Posisi Strategis dan

    Evaluasi Tindakan (SPACE)

    Matriks Boston Consulting Group

    (BCG)

    Matriks Internal-Eksternal (IE)

    Matriks Strtategi Besar

    Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM)

    alternatif secara objekti berdasarkan key success factor internal-eksternal

    yang telah diidentifikasi sebelumnya. Jadi secara konseptual tujuan QSPM

    adalah untuk menetapkan kemenarikan alternatif (relative attractiveness) dari

    strategi-strategi yang bervariasi yang telah dipilih untuk menentukan strategi

    mana yang paling baik untuk diimplementasikan

    Masing-masing tahapan diatas memiliki ketergantungan satu dengan yang

    lainnya karena hasil dari suatu tahapan akan digunakan sebagai input untuk

    langkah selanjutnya dan pada tahap terakhir akan dihasilkan output berupa

    alternatif strategi yang dianggap paling menarik dan paling cocok untuk

    digunakan oleh perusahaan

    Gambar 2.1 Kerangka Analitis Perumusan Strategi Sumber : (Fred R. David, 2009:324) Strategic Management

    2.5 Implementasi Strategi

    Strategi tidak akan bisa diterapkan dengan sukses dalam organisasi yang

    tidak bisa memasarkan barang dan jasanya dengan baik, perusahaan yang tidak

    Universitas Sumatera Utara

  • mampu mengumpulkan modal kerja yang dibutuhkan, perusahaan yang

    memproduksi produk dengan teknologi yang inferior, atau dalam perusahaan yang

    memiliki sistem informasi manajemen yang lemah. Implementasi strategi

    berpengaruh secara langsung terhadap kehidupan manajer pabrik, manajer divisi-

    divisi, manajer departemen-departemen, manajer penjualan, manajer produk,

    manajer proyek, manajer personalia, manajer staff, supervisor dan seluruh

    karyawan. Pada situasi tertentu, seorang individu mungkin sama sekali tidak

    terlibat langsung dalam proses perumusan strategi dan mungkin tidak

    menghargainya, memahami, atau bahkan menerima pekerjaan dan pemikiran yang

    berasal dari perumusan strategi tersebut. Bahkan mungkin juga terjadi penolakan

    di bagian tertentu. Dua variabel yang penting dan sentral bagi implementasi

    stategi: segmentasi pasar dan positioning produk.segmentasi pasar dan positioning

    produk menjadi kontribusi pemasaran paling penting pada manajemen strategis

    (David 2008:396).

    a. Segmentasi pasar

    Segmentasi pasar (market segmentation) secara luas dgunakan untuk

    menerapkan strategi ,khususnya bagi perusahaan kecil dan spesialis.segmentasi

    pasar dapat diartikan sebagai pembagian pasar ke dalam kelompok konsumen

    tergantung dari kebutuhan dan kebiasaan membeli. Segmentasi pasar adalah

    variabel yang penting dalam implementasi stategi karena setidaknya tiga alasan

    utama. Pertama, strategi seperti pengembangan pasar, pengembangan produk,

    penetrasi pasar , dan diversifikasi membutuhkan peningkatan penjualan melalui

    adanya pasar dan produk baru. Untuk menerapkan strategi-strategi ini dengan

    Universitas Sumatera Utara

  • sukses, dibutuhkan pendekatan segmentasi pasar yang baeru atau yang telah

    diperbaiki. Kedua, segmentasi pasar memungkinkan perusahaan untuk beroperasi

    dengan sumber daya yang tidak terbatas karena produksi massal, distribusi missal,

    dan iklan massal tidak diperlukan. Segmentasi pasar memungkinkan perusahaan

    kecil untuk bersaing lebih baik dengan perusahaan besar dengan memaksimalkan

    laba per unit dan perjualanan per segmen. Terakhir, keputusan segmentasi pasar

    secara langsung mempengaruhi variable bauran pemasaran: produk, distribusi,

    promosi, dan harga.

    b. Positioning produk

    Setelah pemasar menetapkan segmentasi sehingga perusahaan dapat

    membidik kelompok konsumen tertentu, langkah selanjutnya adalah menemukan

    ekspektasi dan keinginan konsumen. Ini membutuhkan analisis dan riset.

    Kesalahan yang fatal adalah mengasumsikan perusahaan tahu benar apa keinginan

    dan ekspektasi konsumen. Banyak perusahaan yang berhasil karena bisa

    memperkecil kesenjangan anatara apa yang dilihat konsumen dengan apa yang

    dipikirkan oleh produsen dari suatu pelayanan yang baik. Apa yang diyakini

    konsumen sebagai pelayanan yang baik seharusnya lebih penting ketimbang apa

    yang diinginkan oleh produsen.

    2.6 Analisis SWOT

    Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

    merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat

    memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Oppurtunities), namun secara

    bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).

    Universitas Sumatera Utara

  • Proses pengambilan keputusan strategis selalu barkaitan dengan pengembangan

    misi, tujuan, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis

    perusahaan (kekuatan, kelemahan,peluang,dan ancaman) dalam kondisi yang ada

    saat ini. Hal ini disebut analisis situasi yaitu model yang paling popular untuk

    analisis situasi adalah Analisis SWOT. Telah diketahui pula secara luas bahwa

    SWOT merupakan akronim untuk kata-kata Strength (kekuatan), Weaknesses

    (kelemahan), opportunities (peluang) dan threates (ancaman). Faktor

    kekuatan dan kelemahan terdapat dalam tubuh suatu organisasi, termasuk satuan

    bisnis tertentu, sedangkan peluang dan ancaman merupakan faktor-faktor

    lingkungan yang dihadapi oleh organisasi atau perusahaan atau satuan bisnis yang

    bersangkutan. Jika dikatakan bahwa analisis SWOT merupakan instrument

    yang ampuh dalam melakukan analisis strategi, keampuhan tersebut terletak pada

    kemampuan para penentu strategi perusahaan untuk memaksimalkan peranan

    faktor kekuatan dan pemanfaatan peluang. Hal ini sekaligus berperan sebagai alat

    untuk meminimalisasi kelemahan yang terdapat dalam tubuh organisasi dan

    biasanya upaya untuk memilih dan menentukan strategi yang efektif untuk

    membuahkan hasil yang diharapkan.

    Lingkungan adalah salah satu faktor terpenting untuk menunjang

    keberhasilan perusahaan dalam persaingan. Untuk membuat/menentukan tujuan,

    sasaran dan strategi-strategi yang akan diambil, diperlukan suatu analisa

    mendalam serta menyeluruh mengenai lingkungan dimana perusahaan berada.

    Lingkungan tersebut dapat di bagi dua yaitu:

    1. Lingkungan Eksternal (Lingkungan luar perusahaan)

    Universitas Sumatera Utara

  • 2. Lingkungan Internal (Lingkungan dalam perusahaan)

    Lingkungan Eksternal adalah suatu kekuatan yang berada di luar perusahaan

    dimana perusahaan tidak mempunyai pengaruh sama sekali terhadapnya sehingga

    perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan ini akan mempengaruhi

    kinerja semua perusahaan dalam industri tersebut (Wahyudi 1996:47) Unit bisnis

    harus mengamati kekuatan lingkungan makro yang utama dan faktor lingkungan

    mikro yang signifikan yang mempengaruhi kemampuannya dalam menghasilkan

    laba.unit bisnis harus menetapkan sistem intelijen pemasaran untuk menelusuri

    trend dan perkembangan penting serta semua peluang dan ancaman yang

    berhubungan dengannya. Pemasaran yang baik adalah seni menemukan,

    mengembangkan,dan menghasilkan laba dari peluang-peluang ini. Peluang

    pemasaran adalah wilayah kebutuhan dan minat pembeli, di mama perusahaan

    mempunyai probabilitas tinggi untuk memuaskan kebutuhan tersebut dengan

    menguntungkan (Kotler 2008:51).

    Sedangkan lingkungan internal yaitu kemampuan menemukan peluang yang

    menarik dan kemampuan memanfaatkan peluang tersebut adalah dua hal yang

    berbeda. Setiap bisnis harus mengevaluasi kekuatan dan kelemahan internalnya

    (Kotler 2008:55). Yang merupakan landasan pertama dalam analisis SWOT

    dengan mengidentifikasi Opportunities (Peluang) dan Threats (Ancaman)

    sedangkan, landasan kedua dengan menindentifikasi Strengths (kekuatan) dan

    Weaknesses (Kelemahan) :

    1. Opportunities (peluang)

    Universitas Sumatera Utara

  • Merupakan situasi utama yang mendukung didalam lingkungan perusahaan,

    dan Opportunities berasal dari satu sumber. Yang dapat memberikan

    gambaran mengenai Opportunities adalah identifikasi segmen pasar

    sebelumnya, perubahan atau keadaaan yang teratur, perubahan teknologi dan

    perbaikan hubungan dengan pembeli atau penjual.

    2. Threats (Ancaman)

    Merupakan kebalikan pengertian peluang. Dengan demikian dapat dikatakan

    bahwa ancaman adalah faktor- faktor lingkungan yang tidak menguntungkan

    suatu satuan bisnis jika tidak diatasi, ancaman akan menjadi ganjalan bagi

    satuan bisnis yang bersangkutan baik untuk masa sekarang maupun di masa

    depan. Memahami pokok-pokok peluang dan ancaman yang dihadapi

    perusahaan akan sangat membantu para manager mengidentifikasi pilihan

    yang realistis dari antar strategi yang tersedia.

    3. Strengths (Kekuatan)

    Yang dimaksud dengan kekuatan yang dimiliki oleh suatu perusahaan

    termasuk satuan-satuan bisnis di dalamnya adalah - antara lain kompetensi

    khusus yang terdapat dalam organisasi yang berakibat pada pemilikan

    keunggulan komperatif oleh unit usaha di pasaran. Dikatakan demikian

    karena satuan bisnis memiliki sumber keterampilan, produk andalan dan

    sebagainya yang membuatnya lebih kuat dari para pesaing dalam memuaskan

    kebutuhan pasar yang sudah dan direncanakan akan dilayani oleh satuan

    usaha yang bersangkutan.

    4. Weaknesses (Kelemahan)

    Universitas Sumatera Utara

  • Jika orang berbicara tentang kelemahan yang terdapat dalam tubuh suatu

    satuan bisnis, yang dimaksud ialah keterbatasan atau kekurangan dalam hal

    sumber, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi

    penampilan kinerja organisasi yang memuaskan.dalam praktek,berbagai

    keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki atau tidak dimiliki, kemampuan

    manajerial yang rendah, keterampilan pemasaran yang tidak sesuai dengan

    tuntutan pasar, produk yang tidak atau kurang diminatioleh para pengguna

    atau calon pengguna dan tingkat perolehan keuntungan yang kurang

    memadai.

    2.7 Pengertian Usaha Kecil dan Ciri-ciri Usaha Kecil

    2.7.1 Pengertian Usaha Kecil

    Pengertian usaha kecil secara jelas tercantum dalam Undang-undang

    tentang usaha kecil Nomor 5 tahun 1995, yang disebut usaha kecil adalah

    memenuhi kriteria sebagai berikut:

    1) Memiliki kekayaan (aset) bersih paling banyak Rp 200 juta tidak termasuk

    tanah dan bangunan tempat usaha.

    2) Memiliki hasil penjualan tahunan (omset) paling banyak Rp 1 miliyar.

    3) Milik Warga Negara Indonesia.

    4) Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan

    yang dimiliki, atau terafiliasi baik langsung maupun tidak langsung oleh usaha

    besar atau usaha menengah, berbentuk badan usaha perseorangan, badan

    usaha tidak berbadan hukum (Iwantono: 2002:4).

    Universitas Sumatera Utara

  • Menurut UU Nomor 9 Tahun 1999 ditetapkan bahwa usaha kecil adalah

    suatu unit usaha yang memiliki nilai asset neto (tidak termasuk tanah dan

    bangunan) tidak melebihi Rp 200 Juta atau penjualan pertahun tidak lebih besar

    dari Rp 1 Miliar, milik WNI, berdiri sendiri dan berafiliasi langsung atau tidak

    langsung dengan usaha menengah atau besar dan berbentuk badan usaha

    perseorangan, baik berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum.

    Defenisi yang tercantum dalam UU tersebut sebagai dasar dalam

    mengelompokkan jenis-jenis usaha. Menurut Kementrian Negara Koperasi dan

    UMKM, kelompok usaha kecil termasuk di dalam kelompok usaha mikro.

    Usaha mikro adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan

    bersifat tradisional dan informal dalam arti belum terdaftar, belum tercatat dan

    berbadan hukum, dan hasil penjualan tahunan paling banyak RP 100 Juta.

    Sedangkan menurut (Biro Pusat Statistik) BPS (2005), usaha kecil adalah unit

    usaha dengan jumlah pekerja paling sedikit 5 (lima) orang dan paling banyak 19

    (sembilan belas) orang termasuk pengusaha.

    2.7.2 Ciri-ciri Usaha Kecil

    Menurut istilah umum ketenagakerjaan (http://www.usahakecilmenengah

    a) Pemilik adalah golongan ekonomi lemah dan pada umumnya sekaligus

    menjadi pimpinan (single ownership and management).

    )

    ciri-ciri industri berskala kecil adalah:

    b) Hubungan kerja antara pengusaha dan pekerja masih bersifat kekeluargaan.

    c) Tidak mampu menyediakan jaminan (collateral) yang berguna untuk

    mendapatkan kredit dari dunia perbankan.

    Universitas Sumatera Utara

  • d) Administrasi perusahaan pada umumnya masih bersifat sederhana, kurang

    teratur, dan belum berbadan hukum.

    Menurut Hutasuhut dalam (www.smeru.or.id

    a) Mempunyai kepercayaan yang kurang kuat pada diri sendiri.

    ) ciri-ciri dan watak usaha

    kecil adalah sebagai berikut:

    b) Berorientasi pada tugas, hasil yang didorong oleh kebutuhan untuk

    berperstasi, berorientasi pada keuntungan, mempunyai ketekunan dan

    ketabahan, mempunyai tekad dan kerja keras.

    c) Mempunyai kemampuan dalam mengambil resiko dan mengambil keputusan

    secara tepat dan cermat.

    d) Mempunyai jiwa kepemimpinan, suka bergaul dan menanggapi saran dan

    kritik.

    e) Berjiwa inovatif, kreatif dan berorientasi kemasa depan.

    2.8 Kerangka Pemikiran

    Analisis situasi merupakan awal proses perumusan strategi. Selain itu

    situasi juga dapat mengharuskan para manajer strategis untuk menemukan

    kesesuaian strategis antara peluang-peluang eksternal dan kekuatan-kekuatan

    internal, disamping memperhatikan ancaman-ancaman eksternal dan kelemahan-

    kelemahan internal. Mengingat bahwa SWOT adalah akronim untuk Strength,

    Weakness, Opportunity, dan Threats dari organisasi, yang semuanya merupakan

    faktor-faktor strategis. Jadi, analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat

    memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara

    bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).

    Universitas Sumatera Utara

  • Analisis lingkungan internal (Strengths-Weaknesses) dan lingkungan eksternal

    (Opportunities-Threats) perusahaan adalah identifikasi berbagai faktor secara

    sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti, 2004:18).

    Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian

    Strategi Pemasararan

    Rumah Makan Permata

    Rumah Makan Zam-Zam

    Strength (Kekuatan)

    Weakness (Kelemahan)

    Opportunity (Peluang)

    Threat (Ancaman)

    Rumah Makan Zam-Zam

    Rumah Makan Permata

    Universitas Sumatera Utara

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif yaitu

    pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari

    subjek penelitian dengan pengumpulan melalui daftar pertanyaan dalam survei,

    wawancara atau observasi (Kuncoro, 2003;8). Metode deskriptif adalah metode

    yang digunakan untuk meneliti status kelompok manusia, suatu obyek, suatu

    kondisi dan suatu sistem pemikiran serta peristiwa yang akan terjadi (Antara,

    2008).

    Tujuan dari suatu penelitian deskriptif adalah untuk membuat eksploratif

    gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,

    sifat-sifat serta hubungan antara berbagai gejala yang akan diteliti. Berdasarkan

    pemikiran tersebut dan dengan menggunakan metode observasi langsung,

    panduan wawancara, melakukan wawancara mendalam dan studi dokumen, dibuat

    deskripsi apa yang terjadi dan berusaha mendapatkan fakta yang terkait dengan

    strategi yang seharusnya digunakan usaha Rumah Makan (Antara, 2008).

    Berdasarkan penelitian deskriptif dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan

    penelitian analisis SWOT Rumah Makan Zam-Zam dan Rumah Makan Permata

    maka dilakukan dengan metode wawancara dan observasi sehingga data dapat

    dikumpulkan dan disusun laporannya.

    Universitas Sumatera Utara

  • 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

    3.2.1 Tempat Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Zam-Zam Jln. Dr. Mansyur

    Medan dan Rumah Makan Permata Jln. Jamin Ginting, Medan.

    3.2.2 Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei 2014-Juni 2014.

    3.3 Defenisis Istilah

    a. Strength (kekuatan) adalah kompetensi khusus yang terdapat dalam

    Rumah Makan Zam-Zam dan Rumah Makan Permata yang berakibat

    pada kepemilikan keunggulan komparatif oleh usaha di pasaran.

    b. Weaknesses (kelemahan) adalah keterbatasan atau kekurangan dalam

    hal sumber, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang

    serius bagi kinerja Rumah Makan Zam-Zam dan Rumah Makan

    Permata.

    c. Opportunity (peluang) adalah peluang atau kesempatan yang biasanya

    tidak datang berulang-ulang dan dalam waktu yang sangat singkat,

    sehingga diperlukan antisipasi dan waktu yang tepat untuk melihat

    berbagai peluang agar Rumah Makan Zam-Zam dan Rumah Makan

    Permata.

    d. Threat (ancaman) adalah suatu kecenderungan lingkungan yang tidak

    menguntungkan yang dapat merugikan posisi Rumah Makan Zam-

    Zam dan Rumah Makan Permata..

    Universitas Sumatera Utara

  • 3.4 Informan

    a. Pemilik

    Pemilik Rumah Makan Zam-Zam dan Pemilik Rumah Makan Permata

    akan dijadikan sebagai Informan bagi peneliti.

    b. Manager

    Para Manager Rumah Makan Zam-Zam dan Rumah Makna Permata akan

    dijadikan sebagai Informan bagi peneliti.

    c. Karyawan

    Para karyawan Rumah Makan Zam-Zam dan Rumah Makna Permata

    akan dijadikan sebagai Informan bagi peneliti.

    3.5 Jenis Data

    Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer

    adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan/suatu organisasi secara

    langsung dari objek yang diteliti dan untuk kepentingan studi yang bersangkutan

    yang dapat berupa interview dan observasi (Situmorang,2010:2).

    3.6 Metode Pengumpulan Data

    3.6.1 Studi Dokumentasi

    Dengan mengumpulkan data dan informasi dari buku-buku, jurnal,

    internet, dan skripsi yang berkaitan dengan penelitian.

    3.6.2 Wawancara

    Untuk mendapatkan informasi dari informan mengenai Rumah Makan

    Zam-Zam dan Rumah Makan Permata, peneliti akan melakukukan

    Universitas Sumatera Utara

  • wawancara terhadap pemilik maupun karyawan dan karyawati Rumah

    Makan tersebut sehingga data yang didapatkan mendalam, akurat, dan

    dapat dipertanggungjawabkan.

    3.6.3 Observasi

    Pada penelitian ini selain melakukan wawancara, peneliti juga melakukan

    pengamatan (observasi) pada objek penelitian yaitu Rumah Makan Zam-

    Zam dan Rumah Makan Permata untuk mendapatkan hasil yang lebih

    sempurna.

    3.7 Teknik Analisis Data

    3.7.1 Metode Analisis Deskriptif

    Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan Metode Analisis

    Deskriptif Kualitatif. Analisis Deskriptif Kualitatif adalah metode analisis yang

    mencari hubungan secara menyeluruh dan teliti dari suatu keadaan. Dalam hal ini

    data aktual di kumpulkan, disusun, diklasifikasi untuk kemudian diinterpretasikan

    yang memungkinkan dilakukan pemecahan masalah yang diselidiki, sehingga

    memberikan gambaran dan informasi mengenai masalah tersebut.

    3.7.2 Matriks SWOT

    Matriks SWOT merupakan alat yang dipakai untuk menyusun faktor-

    faktor strategis perusahaan. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas

    bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat

    disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dinilikinya. Matrik ini dapat

    menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi.

    Tabel 3.1

    Universitas Sumatera Utara

  • Matriks SWOT

    EFAS

    IFAS

    STRENGTHS (S)

    Tentukan 5-10 faktor

    kekuatan internal

    WEAKNESSES (W)

    Tentukan 5-10 faktor

    kelemahan internal

    OPPORTUNIES (O)

    Tentukan 5-10 faktor

    peluang eksternal

    STRATEGI SO

    Ciptakan strategi yang

    menggunakan kekuatan

    untuk memanfaatkan

    peluang

    STRATEGI WO

    Ciptakan strategi yang

    meminimalkan

    kelemahan untuk

    memanfaatkan peluang

    THREATHS (T)

    Tentukan 5-10 faktor

    ancaman eksternal

    STRATEGI ST

    Ciptakan strategi yang

    menggunakan kekuatan

    untuk mengatasi ancaman.

    STRATEGI WT

    Ciptakan strategi yang

    meminimalkan

    kelemahan dan

    menghindari ancaman

    Sumber : Rangkuti (1997:31)

    IFAS : Internal Strategic Factors Analysis Summary EFAS : External Strategic Factors Analysis Summary

    a. Strategi SO

    Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan

    memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang

    sebesar-besarnya.

    b. Strategi ST

    Universitas Sumatera Utara

  • Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan

    untuk mengatasi ancaman.

    c. Strategi WO

    Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara

    meminimalkan kelemahan yang ada.

    d. Strategi WT

    Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha

    meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

    3.7.3 Matriks SPACE

    Matrik ini merupakan kerangka empat kuadran yang menunjukkan apakah

    strategi agresif, konservatif, defensive atau kompetitif yang paling sesuai untuk

    suatu organisasi tertentu.

    Hasil analisis pada tabel Matriks Swot dipetakan pada Matriks Space dengan cara

    sebagai berikut:

    1) Sumbu horisontal (x) menunjukkan kekuatan dan kelemahan, sedangkan

    sumbu vertikal (y) menunjukkan peluang dan ancaman

    2) Posisi perusahaan ditentukan dengan hasil analisis sebagai berikut:

    3) Kalau peluang lebih besar daripada ancaman makan nilai y>0 dan sebaliknya

    ancaman lebih besar daripada peluang maka nilai y0 dan

    sebaliknya kelemahan lebih besar daripada kekuatan maka nilai x

  • (+)

    KONSERVATIF AGRESIF

    Strategic Turn Around Strategic Agresif

    Kuadran II Kuadran I

    (-)

    (+)

    DEFENSIF KOMPETITIF

    Strategic Defensif Strategic diversifikasi

    Kuadran III Kuadran IV

    (-)

    Sumber: David (2009:333) Gambar 3.2 Matriks SPACE

    1. Kuadran I

    Merupakan posisi yang sangat menguntungkan , karena perusahaan

    mempunyai peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang

    yang ada secara maksimal. Dimana perusahaan harus menerapkan strategi

    yang mendukung kebijakan agresif.

    Universitas Sumatera Utara

  • 2. Kuadran II

    Dalam posisi kuadran II ,meskipun perusahaan menghadapi berbagai

    ancaman, perusahaan mempunyai keunggulan sumber daya. Pada posisi ini

    perusahaan dapat menggunakan kekuatannya untuk memanfaatkan peluang

    dalam jangka panjang, dimana dilakukan melalui strategi diversifikasi produk

    atau pasar.

    3. Kuadran III

    Dalam kuadran III, perusahaan menghadapi peluang pasar yang besar tetapi

    sumber dayanya lemah karena itu tidak dapat memanfaatkan peluang tersebut

    secara optimal. Dalam kondisi ini fokus perusahaan adalah meminimalkan

    kendala-kendala internal perusahaan..

    4. Kuadran IV

    Dalam kuadran IV, situasi perusahaan dalam kondisi yang serba tidak

    menguntungkan, karena perusahaan menghadapi berbagai ancaman eksternal

    sementara sumber daya yang dimiliki mempunyai banyak kelemahan.

    3.7.4 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (Matriks EFE)

    Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (External Factor Evaluation EFE

    Matrix) memungkinkan para penyusun strategi untuk merangkum dan

    mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik,

    pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan. Matriks EFE dapat dibuat dengan

    lima tahapan (David 2006 : 143):

    Universitas Sumatera Utara

  • 1) Buat daftar lima faktor eksternal yang diidentifikasikan dalam proses audit

    eksternal. Masukkan dari total sepuluh hingga duapuluh faktor, termasuk

    peluang dan ancaman, yang mempengaruhi perusahaan dan industrinya.

    Tuliskan peluang terlebih dahulu kemudian ancaman, usahakan sespesifik

    mungkin menggunakan persentase, rasio, dan nilai komparatif bila mungkin.

    2) Berikan bobot masing masing faktor dari 0,0 ( tidak penting ) hingga 1,0 (

    paling penting). Bobot mengindikasikan tigkat penting relative dari faktor

    terhadap keberhasilan perusahaan dalam suatu industri. Peluang sering kali

    diberi bobot lebih tinggi daripada ancaman, tetapi ancaman juga dapat diberi

    bobot lebih tinggi jika mereka sangat serius atau sangat mengancam. Bobot

    yang tepat dapat ditentukan dengan membandingkan keberhasilan atau

    kegagalan pesaing atau dengan mendiskusikan faktor dan mencapai konsensus

    kelompok. Penjumlahan dari seluruh bobot yang diberikan kepada semua

    faktor harus sama dengan 1,0.

    3) Berikan peringkat 1 hingga 4 untuk masing-masing faktor eksternal kunci

    tentang seberapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam memproses faktor

    tersebut, di mana 4 = respons perusahaan superior, 3 = respons perusahaan

    diatas rata-rata, 2 = respons perusahaan rata-rata, dan 1 = respons perusahaan

    jelek. Peringkat didasari pada efektivitas strategi perusahaan. Dengan

    demikian, peringkat pada perusahaan ( company- based), sedangakan bobot

    pada Tahap 2 didasarkana pada industri ( industry based ). Penting

    diperhatikan bahwa ancaman dan peluang dapat diberi peringkat 1, 2, 3, atau

    4.

    Universitas Sumatera Utara

  • 4) Kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkatnya untuk memperoleh

    nilai tertimbang.

    5) Jumlahkan nilai tertimbang dari masing-masing variabel untuk menentukan

    total nilai tertimbang bagi organisasi.

    Tanpa memperdulikan jumlah peluang dan ancaman kunci yang

    dimasukkan dalam Matriks EFE, total nilai tertimbang tertinggi untuk suatu

    organisasi adalah 4,0 dan nilai tertimbang terendah adalah 1,0. Total nilai

    tertimbang rata-rata adalah 2,5. Total nilai tertimbang sebesar 4,0

    mengindikasikan bahwa organisasi merespons dengan sangat baik terhadap

    peluang dan ancman yang ada dalam industrinya. Dalam kata lain strategi

    perusahaan secara efektif mengambil keuntungan dari peluang yang ada saat ini

    dan meminimalkan efek yang mungkin muncul dari ancaman eksternal. Total nilai

    1,0 mengindikasikan bahwa strategi perusahaan tidak memanfatkan peluang atau

    tidak menghindari ancaman eksternal.

    3.7.5 Matriks Evaluasi Faktor Internal (Matriks IFE)

    Tahap ekstraksi dalam menjalankan audit manajemen strategis adalah

    dalam membuat Matriks Evaluasi Faktor Internal (Internal Factor Evaluation -

    IFE Matrix). Alat formualsi strategi ini meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan

    kelemahan utama dalam area fungsional bisnis, dan juga memberikan dasar untuk

    mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan untuk mengembangkam Matriks

    IFE, jadi kemunculan pendekatan ilmiah tidak seharusnya diartikan bahwa ini

    adalah teknik yang sangat luar biasa. Pemahaman yang baik atas faktor faktor

    Universitas Sumatera Utara

  • yang dimasukkan lebih daripada angka yang sebenarnya. Matriks IFE dapat

    dikembangkan dalam lima tahap ( David 2006: 206):

    1) Tuliskan faktor internal utama seperti identifiaksi dalam proses audit internal.

    Gunakan total sepuluh hingga duapuluh faktor internal mencakup kekuatan

    dan kelemahan. Tuliskan kekuatan lebih dahulu dan kemudian kelemahan.

    Buatlah sespesifik mungkin, gunakan persentase, rasio, dan angka komparatif.

    2) Berikan bobot berkisar dari 0,0 ( tidak penting) hingga 1,0 ( sangat penting )

    untuk masing-masing faktor. Bobot yang diberikan kepada masing-masing

    faktor mengindikasikan tingkat penting relative dari faktor terhadap

    keberhasilan perusahaan dalam industri. Tanpa memandang apakah faktor

    kunci itu adalah kekuatan atau kelemahan internal, faktor yang dianggap

    memiliki pengaruh paling besar dalam kinerja organisasi harus diberikan

    bobot yang paling tinggi. Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1,0.

    3) Berikan peringkat 1 sampai 4 untuk masing-masing faktor untuk

    mengindikasikan apakah faktor teraebut menunjukkan kelemahan utama

    (peringkat = 1), atau kelemahan minor (peringkat = 2), kekuatan minor

    (peringkat = 3), atau kekuatan utama (peringkat = 4). Perhatikan kekuatan

    harus mendapatkan peringkat 3 atau 4 dan kelemahan harus mendapatkan nilai

    1 atau 2. Peringkat adalah berdasarkan perusahaan, di mana bobot di langkah

    2 adalah berdasarkan industri.

    4) Kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan

    rata-rata tertimbang untuk masing-masing variabel.

    Universitas Sumatera Utara

  • 5) Jumlahkan rata-rata tertimbang untuk menentukan total rata-rata tertimbang

    untuk organisasi.

    Berapapun banyaknya faktor yang dimasukkan dalam Matriks IFE, total

    rata-rata tertimbang berkisar antara yang terendah 1,0 dan tertinggi 4,0 dengan

    rata-rata 2,5. Total rata-rata tertimbang dibawah 2,5 menggambarkan organisasi

    yang lemah secara internal, sementara total nilai di atas 2,5 mengindikasikan

    posisi internal yang kuat. Seperti Matriks EFE, Matriks IFE harus memasukkan

    10 hingga 20 faktor utama. Jumlah faktor tidak memiliki pengaruh terhadap

    kisaran total rata-rata tertimbang karena bobot selalu berjumlah 1,0.

    Universitas Sumatera Utara

  • BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Gambaran Umum Usaha Rumah Makan Zam-Zam

    4.1.1 Sejarah Singkat

    Rumah Makan Zam-Zam didirikan oleh Bapak M. Mahmud, SE sebagai

    pemilik usaha. Usaha ini telah berumur kurang lebih tujuh tahun. Usaha yang

    digeluti ini terus melakukan upaya perbaikan kualitas rasa dan layanan yang

    diberikan kepada pelanggan agar para pelanggan selalu menikmati pelayanan

    yang terbaik dan tidak mengecewakan. Rumah Makan Zam-Zam Medan ini

    berlokasi di Jl. Dr. Mansur No.82 Medan dan memiliki beberapa cabang.

    Bapak Mahmud sebagai pendiri dan pemilik Rumah Makan Zam-Zam

    adalah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Sosial kota Medan.

    Kebiasaan masyarakat kota Medan mengkonsumsi makanan yang pada umumnya

    disajikan di Rumah Makan Padang menjadi alasan bagi Bapak Mahmud

    mengenalkan makanan khas Rumah Makan Padang yang disesuaikan dengan

    selera masyarakat Medan. Menu lain yang disediakan di Rumah Makan Zam-Zam

    adalah minuman teh susu telor (TST) dan minuman lainnya seperti aneka jus buah

    dan minuman ringan.

    Rumah Makan Zam-Zam Medan menyediakan masakan yang tidak jauh

    berbeda dengan rumah makan padang. Cita rasa yang khas adalah rasa pedas dan

    asin. Rasa pedas sebagai penambah nafsu makan dan rasa asin berperan sebagai

    penyedap rasa pada makanan.

    Universitas Sumatera Utara

  • Modal awal Rumah Makan Zam-Zam menghabiskan dana sebesar Rp.

    20.000.000,- (dua puluh juta rupiah). Usaha Rumah Makan ini pada awalnya

    bertempat di Jl. Helvetia Raya No. 74. Rumah Makan ini termasuk bentuk usaha

    perorangan dimana bangunan, peralatan dan perlengkapan maupun gaji karyawan

    merupakan modal pribadi. Tanggal 20 Januari 2008, Rumah Makan Zam-Zam

    resmi beroperasi pertama kali dengan memberikan promo gratis sebanyak 400

    piring kepada calon pelanggan. Saat itu usaha ini masih sangat sederhana, hanya

    tersedia kipas angin untuk mendinginkan ruangan. Selain itu jumlah karyawan

    hanya satu orang untuk membantu kegiatan operasional dan peralatan serta

    perlengkapan yang digunakan juga masih sederhana. Jumlah tempat duduk yang

    tersedia juga masih terbatas jumlahnya.

    Keunggulan dari usaha ini adalah bahan baku yang digunakan pada

    masakan tanpa bahan pengawet dan diolah sendiri oleh Bapak Mahmud. Selain itu

    adanya kupon permintaan lagu yang tersedia disetiap meja pelanggan,

    memungkinkan pelanggan untuk memilih lagu yang diinginkan untuk diputar.

    Seiring perkembangannya, Bapak Mahmud berupaya meningkatkan kualitas rasa

    dan layanan dengan menambah menu makanan dan minuman, menambah jumlah

    karyawan, memberikan pelayanan pesanan yang diantar ke tempat pemesanan

    dengan ketentuan membeli minimal sebanyak 50 (lima puluh) bungkus serta

    bersedia melayani pemesanan dengan partai besar.

    Universitas Sumatera Utara

  • 4.1.2 Tujuan Kegiatan Usaha

    Adapun tujuan dari usaha adalah:

    a) Mencari keuntungan/laba secara wajar dan berusaha meningkatkan laba yang

    diperoleh demi kelangsungan hidup dan perluasan usaha dimasa yang akan

    datang, serta menjaga citra atau nama baik.

    b) Memberikan kepuasan bagi para konsumen melalui pemenuhan kebutuhan

    pokok/utama mereka.

    4.1.3 Struktur Organisasi

    Organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu struktur dari hubungan-

    hubungan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Sesuai dengan pengertian

    tersebut maka tujuan utama dari organisasi adalah mempermudah pelaksanaan

    tugas dan pencapaian tujuan disamping menghasilkan spesialisasi dari setiap tugas

    ataupun pekerjaan.

    Rumah Makan Zam-Zam Medan merupakan usaha makanan yang masih

    bersifat sederhana, yang sangat berbeda dengan perusahaan berbadan hukum yang

    memiliki struktur organisasi yang jelas dan terorganisir, namun ini tidak berarti

    bahwa usaha makanan ini tidak memiliki manajemen yang baik. Meskipun tidak

    memiliki struktur organisasi secara tertulis, namun usaha ini dapat terus berjalan,

    hal ini disebabkan adanya manajemen yang baik serta pembagian kerja yang jelas

    yang telah dibuat pemilik.

    Pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian telah

    ditetapkan pemilik Rumah Makan Zam-Zam Medan secara sederhana sebagai

    berikut:

    Universitas Sumatera Utara

  • 1. Pimpinan

    a) Sebagai pemilik usaha.

    b) Mengangkat pegawai dan menentukan tanggung jawab.

    c) Menentukan kebijakan dan pengambilan keputusan.

    d) Memberikan persetujuan atau penolakan terhadap penggunaan sumber

    dana dalam perusahaan.

    2. Bagian Pembelian

    a) Bertugas membeli bahan-bahan kebutuhan makanan dan minuman.

    b) Melaporkan kekurangan dan kelebihan bahan-bahan makanan dan

    minuman

    3. Bagian makanan dan minuman

    a. Bertugas menyiapkan makanan dan minuman pesanan pelanggan.

    4. Pelayan

    a) Bertugas mencatat pesanan konsumen.

    b) Bertugas mengantarkan makanan kepada konsumen.

    c) Bertugas mengambil piring kotor dan membersihkan meja.

    5. Kasir

    a. Bertugas menghitung jumlah makanan dan minuman yang dipesan

    konsumen.

    b. Bertugas mendata semua pemasukan yang ada.

    Adapun fasilitas dari usaha makanan ini terdiri dari:

    1) Meja makan dan tempat tissu, tempat sendok dan garpu.

    2) Musholla

    Universitas Sumatera Utara

  • 3) Toilet

    4) Tempat parkir, meskipun masih tergolong sempit

    5) Kipas angin

    6) TV

    7) PC untuk permintaan lagu

    4.2 Gambaran Usaha Rumah Makan Permata

    4.2.1 Sejarah Singkat

    Rumah Makan Permata didirikan oleh Bapak Supriadi,SE. Jiwa

    kewirausahaannya telah tumbuh sejak tahun 1986 sewaktu Bapak Supriadi masih

    menduduki bangku SMA, beliau telah berjualan sate keliling dengan

    menggunakan gerobak dorong. Usaha Rumah Makan sendiri diawali dengan

    membuka warung nasi di jalan Oreon (samping Medan Plaza) pada tahun 1996

    dengan modal awal sekitar Rp 5.000.000,00 dengan menggunakan gerobak sorong

    dan berjualan di kaki lima.

    Pada tahun 1998, bertempat di Jalan Jamin Ginting, Simp. Kampus, Bapak

    Supriadi membuka untuk pertama kalinya Rumah Makan Permata. Karyawan

    yang dimiliki pada saat itu hanya sekitar 10 orang. Seiring berjalannya waktu,

    usaha ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pembukaan cabang-

    cabang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan konsumen dan perkembangan

    usaha.

    Tahun 2000, Rumah Makan Permata membuka cabang di Jalan Iskandar

    Muda (samping Bank Danamon). Sejak tahun itu pula, Rumah Makan Permata

    telah menerima pesanan nasi kotak maupun prasmanan. Pada tahun yang sama,

    Universitas Sumatera Utara

  • Rumah Makan ini juga mulai menerima catering untuk beberapa perusahaan

    seperti Carefour, Sogo, PT. Eko Green di Belawan, Pamindo, dan PT. Sinar Mas.

    Tahun 2008, Rumah Makan ini membuka salah satu cabang yang khusus

    memasarkan makanan khas ayam penyet untuk memenuhi perubahan selera

    masyarakat di Jalan Jamin Ginting, tidak jauh dengan lokasi Rumah Makan yang

    merupakan pusat dari usaha ini. Rumah Makan Permata juga menambahkan menu

    dimsum di depan outlet mereka yang berada di Jl.Jamin Ginting. Tahun 2010,

    Rumah Makan ini kembali mengembangkan usahanya dengan membuka cabang

    di Belawan. Tiga tahun kemudian, pada 2013 juga membuka cabang di Jalan

    Kapten Muslim (dekat Rumah Sakit Sari Mutiara Medan).

    Teknik pemasaran yang dilakukan Rumah Makan Permata tergolong

    sederhana yaitu menawarkan test food product ke perusahaan-perusahaan yang

    menjadi calon pengguna catering. Adanya pesan dan kesan yang disampaikan

    pelanggan kepada calon pelanggan lain sehingga secara tidak langsung menjadi

    metode pemasaran Rumah Makan ini. Pada tahun 2001, Rumah Makan ini telah

    menjalin kerjasama dengan beberapa wisma dan makanan yang dipesan diantar ke

    tempat pemesan (delivery order). Jumlah karyawan yang dimiliki oleh usaha ini

    sampai sekarang sekitar 250 orang.

    4.2.2 Tujuan Usaha

    Seperti halnya usaha Rumah Makan lainnya, Rumah Makan Permata juga

    memiliki tujuan, meliputi :

    a) Mencari keuntungan dari hasil penjualan

    b) Mencari kesejahteraan bagi pemilik

    Universitas Sumatera Utara

  • c) Member lapangan pekerjaan

    d) Memenuhi kebutuhan dasar pelanggan sesuai dengan selera dan tren yang ada

    4.2.3 Struktur Organisasi

    Rumah Makan Permata memiliki struktur organisasi yang tidak jauh

    berbeda dengan Rumah Makan Zam-Zam. Srturktur tersebut masih sederhana

    namun telah dapat ditentukan tugas masing-masing bagian.

    Fasilitas yang dimiliki juga sama dengan rumah makan lain meliputi :

    a) Meja

    b) Kursi

    c) Kipas Angin

    d) Toilet

    e) Parkir

    4.3 Analisis SWOT {Kekuatan(Strengths), Kelemahan(Weaknesses), Peluang

    (Opportunities), serta Ancaman (Threats) } Rumah Makan Zam-Zam

    4.3.1 Kekuatan (Strengths) Rumah Makan Zam-Zam

    Kekuatan yang dimiliki Rumah Makan Zam-Zam yaitu :

    a. Rumah Makan Zam-Zam telah dikenal luas oleh masyarakat di kota

    Medan

    b. Lokasinya strategis karena dekat dengan lingkungan kampus dan

    mudah diakses

    c. Harga sangat terjangkau

    d. Menajdi pilihan banyak mahasiswa

    e. Variasi makanan yang cukup beragam

    Universitas Sumatera Utara

  • f. Memiliki menu makanan favorit yang dikenal masyarakat

    g. Memiliki cabang di daerah lain sehingga mudah ditemukan

    4.3.2 Kelemahan (Weaknesses) Rumah Makan Zam-Zam

    Kelemahan yang terdapat padd Rumah Makan Zam-Zam yaitu :

    a. Belum memiliki tata ruang yang baik sebagai penambah estetika

    ruangan

    b. Tidak memiliki laporan keuangan yang sistematis

    c. Memerlukan modal yang besar untuk membenahi dan meningkatkan

    pelayanan

    d. Jumlah SDM pelayan tidak sebanding dengan jumlah pelanggan yang

    terus bertambah

    e. Pendingin ruangan tidak memadai karena tidak seimbang jumlahnya

    dengan pelanggan

    f. Area parkir kurang memadai

    4.3.3 Peluang (Opportunities) Rumah Makan Zam-Zam

    Peluang yang dimiliki Rumah Makan Zam-Zam yaitu :

    a. Mendapatkan pelanggan baru yang akan menjadi pelanggan loyal

    b. Memiliki pelanggan tetap

    c. Menambah jumlah variasi menu sesuai kebutuhan pelanggan

    d. Pertumbuhan jumlah penduduk di daerah tersebut akan meningkatkan

    permintaan dan penjualan

    4.3.4 Ancaman (Threats) Rumah Makan Zam-Zam

    Ancaman yang terdapat pada Rumah Makan Zam-Zam yaitu :

    Universitas Sumatera Utara

  • a. Semakin banyak pesaing baru

    b. Kehilangan pelanggan yang akan berpindah kepada pesaing

    c. Semakin bervariasinya menu-menu baru dan promosi yang dilakukan

    oleh pesaing

    d. Menu makanan dan harga yang terjangkau ditiru oleh pesaing.

    4.4 Analisis SWOT { Kekuatan (Strenght), Kelemahan (Weakness), Kesempatan

    (Opportunities), Ancaman (Threats) } Rumah Makan Permata

    4.8.1 Kekuatan (Strenght) Rumah Makna Permata

    Kekuatan yang dimiliki Rumah Makan Permata yaitu:

    a. Kualitas makanan yang baik dan terjamin.

    b. Lokasinya cukup strategis, berada di sekitar lingkungan kampus dan

    lingkungan kerja.

    c. Variasi makanan yang cukup banyak.

    d. Memiliki menu makanan yang sedang tren di kalangan masyarakat.

    e. Memiliki beberapa cabang di daerahyang strategis.

    f. Strruktur organisasi terperinci dan terorganisir dengan baik.

    g. Telah berbadan hukum yang sah berbentuk CV.

    h. Rumah Makan Permata banyak bekerja sama denga perusahaan-