165
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKROEKONOMI YANG MEMPENGARUHI PENERBITAN SUKUK DAN OBLIGASI KORPORASI DI INDONESIA Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M

Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

  • Upload
    dothuy

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKROEKONOMI YANG

MEMPENGARUHI PENERBITAN SUKUK DAN OBLIGASI KORPORASI

DI INDONESIA

Oleh

Fahdiansyah Rahman

NIM: 1113081000069

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017 M

Page 2: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

i

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKROEKONOMI YANG

MEMPENGARUHI PENERBITAN SUKUK DAN OBLIGASI KORPORASI

DI INDONESIA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Fahdiansyah Rahman

NIM: 1113081000069

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I

Titi Dewi Warninda, SE., M.Si.

NIP: 19731221 200501 2 002

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/ 2017 M

Page 3: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Kamis, 09 Maret 2017 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Fahdiansyah Rahman

2. NIM : 1113081000069

3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : Analisis Faktor-Faktor Makroekonomi yang

Mempengaruhi Penerbitan Sukuk dan Obligasi Korporasi di

Indonesia

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke

tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 09 Maret 2017

1. Faizul Mubarok, SE., MM. (_________________________)

NIP. Penguji I

2. Rahmat Gunawan, M.Si. (_________________________)

NIP. Penguji II

Page 4: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas
Page 5: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Fahdiansyah Rahman

NIM : 1113081000069

Jurusan : Manajemen

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggunjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau

tanpa izin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya

ini.

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai

sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 10 Maret 2017

Yang Menyatakan

(Fahdiansyah Rahman)

Page 6: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Fahdiansyah Rahman

2. Tempat tanggal lahir : Jakarta, 17 Oktober 1995

3. Alamat : Jl. Fajar Baru Utara Rt.007/08 No.42 Cengkareng

Timur, Jakarta Barat.

4. Telepon : 0878-8000-5219

5. E-mail : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. MI Negeri 7 Cengkareng Timur Tahun 2001-2007

2. SMP Negeri 45 Jakarta Tahun 2007-2010

3. SMA Negeri 33 Jakarta Tahun 2010-2013

4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013-2017

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Budiansyah Rozali

2. Ibu : Mukhlifah

3. Alamat : Jl. Fajar Baru Utara Rt.007/08 No. 42 Cengkareng

Timur, Jakarta Barat

Page 7: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

vi

IV. PENGALAMAN ORGANISASI

2013:

1. Anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Federasi Olahraga Mahasiswa (UKM

FORSA) Divisi Catur UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2014:

1. Anggota Divisi Olahraga Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ)

Manajemen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bendahara Unit Kegiatan Mahasiswa Federasi Olahraga Mahasiswa

(UKM FORSA) Divisi Catur UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Cabang Ciputat.

2015:

1. Anggota Divisi Kemahasiswaan Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Pengurus Bidang PPPA HMI Komisariat Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Cabang Ciputat.

3. Kesekretariatan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Mahasiswa 2015.

4. Anggota Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam (LAPENMI) HMI

Cabang Ciputat

2016:

1. Wasekum Bidang PPPA HMI Komisariat Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Cabang Ciputat.

Page 8: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

vii

V. PELATIHAN DAN SEMINAR YANG DIIKUTI

1. 2013 : Seminar Penanggulangan HIV/AIDS bersama Badan Eksekutif

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis

2. 2014 : Latihan Kader I (Basic Training) HMI Komisariat Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Cabang Ciputat.

3. 2014 : Company Visit Otoritas Jasa Keuangan

4. 2014 : Seminar Pasar Modal bersama Panin Asset Management

5. 2014 : Sosialisasi Kebijakan Fiskal dengan Materi ASEAN 2015,

Threat or Opportunity dan Peran Indonesia dalam Forum APEC

dan Kebijakannya.

6. 2014 : Seminar “ASEAN Economic Comunity 2015” Threat or

Opportunity? Prerape Yourself!!! Bersama Otoritas Jasa

Keuangan.

7. 2015 : Sosialisasi Empat Pilar MPR RI dengan metode Outbound

8. 2015 : Rekrutmen Guru Bangsa (RGB) Lembaga Pendidikan

Mahasiswa Islam (LAPENMI) HMI Cabang Ciputat

9. 2016 : Latihan Kader II (Intermediate Training) HMI Cabang

Pekalongan.

Page 9: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

viii

VI. PENGHARGAAN

1. 2013 : Juara 1 Lomba Catur antar-Mahasiswa Se-UIN Jakarta dalam

acara Pekan Orseni IESP 2013.

2. 2015 : Juara 3 Lomba Catur Cepat Beregu Putra PIONIR VII Tingkat

Nasional, Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN)

3. 2015 : Juara 1 Lomba Catur Cepat Perorangan Putra PIONIR VII

Tingkat Nasional, Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri

(PTAIN)

4. 2015 : Mahasiswa Berprestasi 2015 Kategori Kejuaraan, Pertandingan

dan Perlombaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 10: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

ix

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze the effect of export, exchange rate,

BI rate, inflation, and business tendency index on the publication of sukuk and bond

corporation in Indonesia from 2005 to 2016. The analysis method used in this

research is multiple regression analysis (Ordinary Least Square). The result of this

research showed that simultaneously the variables export, exchange rate, BI rate,

inflation and business tendecy index have significant impact on the publication of

sukuk and bond corporation. For sukuk corporation, partially only the variable

export, exchange rate, BI rate and inflation have significant impact on the

publication of sukuk corporation with the value of adjusted R-squared 94,96%. For

bond corporation, partially only the variable export, exchange rate dan BI rate have

significant impact on the publication of bond corporation with the value of adjusted

R-squared 95,22%.

Keywords : export, exchange rate, BI rate, inflation, business tendency index,

publication of sukuk corporation, publication of bond corporation.

Page 11: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

x

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor

makroekonomi yaitu ekspor, nilai tukar, BI rate, inflasi dan indeks tendensi bisnis

terhadap penerbitan sukuk dan obligasi korporasi di Indonesia periode 2005-2016.

Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda (Ordinary Least

Square). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel ekspor, nilai

tukar, BI rate, inflasi dan indeks tendensi bisnis memiliki pengaruh signifikan

terhadap penerbitan sukuk dan obligasi korporasi. Untuk sukuk korporasi, secara

parsial hanya variabel ekspor, nilai tukar, BI rate dan inflasi yang memiliki pengaruh

terhadap penerbitan sukuk korporasi dengan nilai adjusted R-squared sebesar 94,96

%. Untuk obligasi korporasi, secara parsial hanya variabel ekspor, nilai tukar dan BI

rate yang memiliki pengaruh terhadap penerbitan obligasi korporasi dengan nilai

adjusted R-squared 95,22 %.

Kata Kunci : ekspor, nilai tukar, BI rate, Inflasi, indeks tendensi bisnis, penerbitan

sukuk korporasi, penerbitan obligasi korporasi.

Page 12: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisis Faktor-Faktor Makroekonomi Yang Mempengaruhi Penerbitan

Sukuk dan Obligasi Korporasi di Indonesia” dengan baik. Penyusunan skripsi ini

dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana

Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari masih jauh dari sempurna

baik dalam proses maupun isinya. Namun berkat bantuan serta dukungan dari

berbagai pihak, Alhamdulillah skripsi ini dapat terselesaikan sesuai dengan target

yang diharapkan.

Penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak

baik moral maupun materiil, sudah sepatutnya penulis mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan demi

terselesaikannya penulisan skripsi ini terutama kepada:

1. Kepada Allah SWT yang telah memberikan ridho dan rahmat-Nya sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si. selaku Ketua Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus

menjadi dosen Pembimbing Skripsi yang telah berkenan memberikan

tambahan ilmu dan solusi pada setiap permasalahan atas kesulitan dalam

Page 13: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

xii

penulisan skripsi ini. Bimbingan dan arahan untuk membimbing penulis

selama menyusun skripsi.

4. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah

memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan.

5. Kepada Umi dan Ayah tercinta yang sangat berperan dalam mendidik

penulis, dengan penuh kesabaran dan pengertian dan tiada henti memberikan

dukungan baik secara moril maupun materiil, semoga Allah SWT selalu

melindungi dan memberkahi dengan nikmat rohani dan kesehatan jasmani.

6. Segenap keluarga, terutama saudara penulis, Aa (Fahrizal Falaq) dan Kakak

(Fahliza Romadhoni) yang selalu menyemangati dan membantu penyelesaian

skripsi ini.

7. Teman-teman Manajemen B 2013 (Rio, Irfan, Valdo, Ery, Rudi, Adrul,

Dhani, Debby, Upil, Shaumi, Gita, Lian dan lainnya) dan Manajemen

Keuangan 2013 (Faiz, Alman, Ikhlas, Indi, Tika, Makay, Melani, Laras, dan

lainnya) yang selalu kompak dan memberikan semangat kepada penulis.

8. Teman seperjuangan alm. Hendrawan, yang telah mengajarkan arti sebuah

kehidupan. Dan untuk Habibah Fauziah (beserta keluarga) yang selalu

dengan sabar menemani selama penulisan.

9. Kawan-kawan HMI KAFEIS (Wisnu, Kresna, Nta, Kemal, Fadli, Izzu,

Hisby, Riska, Putri, Nanda, Ajeng), Abang-abang (Bang ojan, Bang hilman,

Bang rizky, Bang kiting, Bang kocung, dan lainnya) dan adik-adik yang telah

mengajarkan penulis sehingga penulis dapat menjadi seperti ini.

Page 14: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

xiii

10. Temen-temen “Toga” (Qibol, Otoy, Zada, dan Akbar) yang selalu membantu

baik berupa kritik maupun saran kepada penulis.

11. Seluruh teman-teman di luar kampus UIN yang memberikan semangat untuk

penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Demikianlah beberapa pihak yang mendukung skripsi ini, terima kasih

penulis ucapkan, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Jakarta, 10 Maret 2017

Yang Menyatakan

(Fahdiansyah Rahman)

Page 15: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

xiv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI............................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF............................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI................................................ iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH....................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP......................................................................... v

ABSTRACT........................................................................................................ ix

ABSTRAK......................................................................................................... x

KATA PENGANTAR....................................................................................... xi

DAFTAR ISI...................................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL............................................................................................. xvi

DAFTAR GRAFIK........................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah...................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................................. 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian........................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 11

A. Landasan Teori..................................................................................... 11

1. Teori Klasik............................................................................... 11

2. Teori Keynes.............................................................................. 12

3. Teori Portofolio Markowitz..................................................... 13

4. Teori Investasi........................................................................... 14

5. Teori Perdagangan Internasional............................................ 16

6. Konsep Ekonomi Islam............................................................. 17

7. Sukuk.......................................................................................... 22

8. Obligasi...................................................................................... 32

9. Ekspor........................................................................................ 39

10. Nilai Tukar................................................................................. 40

11. BI Rate........................................................................................ 43

12. Inflasi.......................................................................................... 44

13. Indeks Tendensi Bisnis (ITB)................................................... 46

B. Keterkaitan Antara Variabel Independen dengan Variabel

Dependen................................................................................................ 49

1. Ekspor dengan Sukuk dan Obligasi........................................ 49

2. Nilai Tukar dengan Sukuk dan Obligasi................................. 50

3. BI Rate dengan Sukuk dan Obligasi........................................ 51

4. Inflasi dengan Sukuk dan Obligasi.......................................... 52

5. Indeks Tendensi Bisnis (ITB) dengan Sukuk dan Obligasi... 52

C. Penelitian Terdahulu............................................................................ 54

D. Kerangka Pemikiran............................................................................. 63

E. Hipotesis................................................................................................. 64

BAB III METODE PENELITIAN.................................................................. 67

A. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................... 67

Page 16: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

xv

B. Metode Penentuan Sampel................................................................... 68

C. Metode Pengumpulan Data.................................................................. 68

D. Metode Analisis Data............................................................................ 69

1. Uji Statistik................................................................................ 71

a. Metode Analisis Linier Berganda................................ 71

b. Uji Parsial (Uji t)........................................................... 72

c. Uji Simultan (Uji F)...................................................... 73

d. Uji Koefisien Determinasi (R2)..................................... 73

2. Uji Asumsi Klasik...................................................................... 75

a. Uji Multikolinieritas..................................................... 75

b. Uji Heteroskedastisitas................................................. 75

c. Uji Normalitas............................................................... 76

d. Uji Otokorelasi.............................................................. 77

E. Definisi Operasional Variabel.............................................................. 79

1. Operasional Variabel Dependen.............................................. 79

2. Operasional Variabel Independen........................................... 79

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN.................................................... 82

A. Gambaran Umum Objek Penelitian................................................... 82

1. Perkembangan Sukuk Korporasi di Indonesia...................... 82

2. Perkembangan Obligasi Korporasi di Indonesia................... 88

3. Analisis Deskriptif..................................................................... 92

B. Pengujian dan Pembahasan Sukuk dan Obligasi............................... 102

1. Pengujian Asumsi Klasik.......................................................... 102

a. Uji Multikolinieritas..................................................... 102

b. Uji Heteroskedastisitas................................................. 104

c. Uji Normalitas............................................................... 105

d. Uji Otokorelasi.............................................................. 107

2. Analisis Regresi Linier Berganda............................................ 108

3. Koefisien Determinasi (R2)....................................................... 112

4. Pengujian Hipotesis................................................................... 113

a. Uji F................................................................................ 113

b. Uji t................................................................................. 115

5. Perbandingan Hasil Analisis Sukuk dan Obligasi

Korporasi................................................................................... 124

BAB V KESIMPULAN.................................................................................... 127

A. Kesimpulan............................................................................................ 127

B. Saran...................................................................................................... 128

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 129

LAMPIRAN....................................................................................................... 135

Page 17: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional.............. 18

Tabel 2.2 Perbedaan antara Bunga dan Bagi Hasil....................................... 21

Tabel 2.3 Perbedaan Obligasi dan Saham...................................................... 33

Tabel 2.4 Jenis-Jenis Obligasi.......................................................................... 34

Tabel 2.5 Penelitian Terdahulu........................................................................ 53

Tabel 3.1 Variabel, Simbol, Satuan dan Sumber Data.................................. 68

Tabel 3.2 Kriteria untuk Memberikan Intrepretasi terhadap Koefisien

Determinasi....................................................................................... 74

Tabel 4.1 Total Emisi dan Emiten Sukuk Korporasi (dalam Miliar

Rupiah).............................................................................................. 84

Tabel 4.2 Indikator Makroekonomi Indonesia 2005-2015............................ 87

Tabel 4.3 Total Emisi dan Emiten Obligasi Korporasi (dalam Miliar

Rupiah).............................................................................................. 90

Tabel 4.4 Perkembangan Total Emisi Sukuk Korporasi............................... 93

Tabel 4.5 Perkembangan Total Emisi Obligasi Korporasi........................... 95

Tabel 4.6 Perkembangan Ekspor.................................................................... 96

Tabel 4.7 Perkembangan Nilai Tukar............................................................. 97

Tabel 4.8 Perkembangan BI Rate.................................................................... 98

Tabel 4.9 Perkembangan Inflasi...................................................................... 99

Tabel 4.10 Perkembangan Indeks Tendensi Bisnis........................................ 101

Tabel 4.11 Uji Multikolinieritas (Korelasi)..................................................... 103

Tabel 4.12 Uji Multikolinieritas (VIF)............................................................ 103

Tabel 4.13 Uji Heteroskedastisitas (White) Sukuk......................................... 104

Tabel 4.14 Uji Heteroskedastisitas (White) Obligasi...................................... 105

Tabel 4.15 Uji Normalitas (Uji J-B) Sukuk..................................................... 106

Tabel 4.16 Uji Normalitas (Uji J-B) Obligasi................................................. 106

Tabel 4.17 Uji Otokorelasi (Uji Breusch-Godfrey) Sukuk............................ 107

Tabel 4.18 Uji Otokorelasi (Uji Breusch-Godfrey) Obligasi......................... 107

Tabel 4.19 Hasil Persamaan Regresi Linier Berganda Sukuk...................... 108

Tabel 4.20 Hasil Persamaan Regresi Linier Berganda Obligasi.................. 110

Tabel 4.21 Koefisien Determinasi (R2) Sukuk................................................ 112

Tabel 4.22 Koefisien Determinasi (R2) Obligasi............................................. 112

Tabel 4.23 Hasil Uji F Sukuk............................................................................ 114

Tabel 4.24 Hasil Uji F Obligasi........................................................................ 114

Tabel 4.25 Hasil Uji t Sukuk............................................................................. 116

Tabel 4.26 Hasil Uji t Obligasi......................................................................... 120

Tabel 4.27 Perbandingan Hasil Analisis Sukuk dan Obligasi Korporasi.... 124

Page 18: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

xvii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Perkembangan Total Emisi Sukuk Korporasi............................. 84

Grafik 4.2 Perkembangan Total Emisi Obligasi Korporasi......................... 89

Page 19: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Sukuk Ijarah..................................................................... 27

Gambar 2.2 Skema Sukuk Mudharabah......................................................... 29

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran................................................................... 64

Page 20: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Total Emisi Sukuk dan Obligasi Korporasi............................ 126

Lampiran 2 : Nilai Ekspor, Nilai Tukar dan BI Rate.................................... 127

Lampiran 3 : Inflasi (IHK) dan Indeks Tendensi Bisnis (ITB).................... 128

Lampiran 4 : Uji Multikolinieritas VIF Sukuk Korporasi............................ 129

Lampiran 5 : Uji Multikolinieritas VIF Obligasi Korporasi........................ 130

Lampiran 6 : Uji Heteroskedastisitas White Sukuk Korporasi.................... 130

Lampiran 7 : Uji Heteroskedastisitas White Obligasi Korporasi................ 131

Lampiran 8 : Uji Normalitas Sukuk Korporasi............................................. 132

Lampiran 9 : Uji Normalitas Obligasi Korporasi.......................................... 132

Lampiran 10 : Uji Otokorelasi Sukuk Korporasi.......................................... 132

Lampiran 11 : Uji Otokorelasi Obligasi Korporasi....................................... 133

Lampiran 12 : Hasil Regresi Sukuk Korporasi.............................................. 134

Lampiran 13 : Hasil Regresi Obligasi Korporasi.......................................... 134

Page 21: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keterbatasan dana atau modal seringkali menjadi alasan utama bagi

dunia usaha untuk tidak melakukan ekspansi sesuai dengan kesempatan atau

peluang bisnis yang tersedia. Tidak sedikit usahawan yang bisnisnya jalan di

tempat karena modal yang terbatas, dan tidak jarang usahawan melewatkan

begitu saja peluang yang tersedia akibat tidak didukung oleh modal yang kuat

untuk jangka panjang.

Dalam bisnis modern, persoalan keterbatasan dana atau modal

sebenarnya bukan salah satu alasan kuat untuk menyebut bahwa perusahaan

tidak bisa berkembang dan melakukan ekspansi sesuai dengan potensi yang

ada. Sebab pada umumnya suatu perusahaan dapat berkembang dengan pesat

menjadi besar sesuai dengan kesempatan atau peluang bisnis yang tersedia

baginya dengan menggunakan dana yang bersumber dari luar. Apabila

beroperasi hanya dengan mengandalkan dana sendiri, maka perkembangan

perusahaan akan menjadi terbatas. Oleh karena itu, agar lebih berkembang

tanpa melepaskan kesempatan bisnis yang tersedia, perusahaan dapat pula

menggunakan sumber yang berasal dari luar perusahaan.

Biasanya dana yang berasal dari pihak luar dapat berupa pinjaman bank

yang merupakan sumber konvensional atau berupa surat utang (debt

instruments). Salah satu instrumen utang yang sangat popular adalah obligasi.

Ada beberapa keuntungan dari perusahaan bila menerbitkan obligasi, antara

Page 22: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

2

lain tidak adanya campur tangan pemilik dana terhadap perusahaan, dan tidak

ada controlling oleh pemilik obligasi terhadap perusahaan seperti halnya

perusahaan yang menerbitkan saham. Kemudian dana obligasi dapat digunakan

dalam jangka panjang. Dengan menggunakan obligasi sebagai sumber dana,

jumlah dana yang diperoleh bisa dalam jumlah yang cukup besar, karena basis

calon investornya luas dan beraneka ragam. Kemudian investor lembaga

seperti dana pensiun, asuransi dan reksadana yang memiliki dana dalam jumlah

besar dan siap diinvestasikan (Suta, 2000).

Salah satu pertumbuhan dalam keuangan Islam adalah perkembangan

dan pertumbuhan produk pasar modal yang dikenal sebagai sukuk. Menurut

Oakley (2009 dalam Lebbe, 2016:9), Pasar keuangan syariah cepat tumbuh dan

berkembang meskipun krisis keuangan baru-baru ini melanda pasar keuangan

global. Di masa lalu, bahkan negara-negara Muslim enggan untuk menerima

keuangan Islam, namun, sekarang situasi telah berubah. SESRIC (Statistical

Economic and Sosial Research and Training Center for Islamic Countries)

(dalam Lebbe, 2016:9) mengatakan 57 negara Muslim tumbuh pada tingkat

yang lebih tinggi dari seluruh negara di Dunia. Negara-negara ini tumbuh dan

memodernisasi, kemudian perbankan dan sektor keuangan akan tumbuh juga,

tapi sejalan dengan prinsip-prinsip Islam. Lebih lanjut Woodruff, J at el, (2007

dalam Lebbe, 2016:9) menambahkan bahwa pusat-pusat keuangan utama di

seluruh dunia juga telah mengadopsi sistem keuangan Islam. Mereka berada

dalam persaingan untuk mengakomodasi keuangan Islam.

Page 23: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

3

Menurut Lebbe (2016), dengan pendekatan yang berbeda untuk

berinvestasi, dengan fokus pada aset berwujud, sukuk menjadi pilihan investasi

yang menarik untuk investor. Dalam dua tahun terakhir, khususnya, industri

keuangan Islam telah mendapatkan momentum dan telah terlihat peningkatan

minat pasar bersama dengan diversifikasi produk dan layanan yang telah

menjadi katalis untuk investasi syariah. Sebagai perubahan, kendaraan

investasi yang mendasar akan terus mendapatkan keuntungan dari kepercayaan

investor sebagai volume investasi membawa tambahan likuiditas dan peluang

untuk menciptakan pasar investor yang lebih inovatif dan dinamis.

Analis IBPA Nicodimus Anggi Kristiantoro (Berita dan Peristiwa

Indonesia Bond Pricing Agency, 2016) mengatakan bahwa obligasi syariah

tetap mencetak kinerja positif sepanjang tahun kemarin. Per 14 November

2016, total return sukuk negara dan korporasi sejak awal tahun mencapai

12,88%. Nico menambahkan, untuk sukuk korporasi terdapat 51 seri dengan

total outstanding senilai Rp11,04 triliun. Lalu obligasi korporasi konvensional

berjumlah 477 seri senilai Rp304,02 triliun. Menurutnya memang terlihat

perbedaan signifikan antara transaksi obligasi konvensional dibandingkan

dengan sukuk. Meskipun begitu, Nico tetap optimistis dengan prospek obligasi

syariah dalam jangka panjang. Sebagai negara dengan penduduk muslim

terbesar di dunia, Nico yakin banyak investor di Indonesia yang menginginkan

instrumen investasi berbasis syariah.

Namun disisi lain, obligasi korporasi pun mencatatkan prestasi yang

cukup membanggakan. Dalam pemberitaan IBPA (Juni, 2013), Asian

Page 24: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

4

Development Bank (ADB) mencatat pasar obligasi di negara-negara

berkembang yang berada di Asia Timur tumbuh sebesar 12,1% year-on-year

menjadi US $6,7 triliun pada akhir Maret 2013. Indonesia tercatat memiliki

pasar obligasi yang tumbuh paling pesat dibandingkan dengan negara-negara

lain di kawasan Asia timur. Dalam rilis ADB, disebutkan pertumbuhan pasar

obligasi di kawasan Asia timur ini lebih banyak ditopang oleh pertumbuhan

pada obligasi korporasi.

Dalam pemberitaan IBPA berikutnya (2016), pada 2016 terjadi

perubahan signifikan pasar obligasi korporasi Indonesia. Pada tahun lalu, untuk

pertama kalinya dalam sejarah, penerbitan obligasi korporasi di Indonesia

menembus Rp100 triliun atau tepatnya Rp114,95 triliun. Salah satu penyebab

maraknya penerbitan obligasi korporasi adalah antisipasi investor terhadap

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No.36/POJK.05/2016 pada 14

November 2016, yang menyatakan penempatan investasi pada obligasi atau

sukuk yang diterbitkan BUMN, BUMD, dan/atau anak perusahaan dari BUMN

secara parsial dapat diperhitungkan sebagai investasi surat berharga negara

(SBN). Peraturan ini disambut positif oleh investor (terutama investor

domestik) dengan meningkatnya minat untuk berinvestasi di obligasi

korporasi, terutama obligasi di sektor infrastruktur.

Peluang berinvestasi pada instrumen sukuk maupun obligasi tentunya

harus dimanfaatkan bagi para investor. Kegiatan investasi yang merupakan

bagian dari kegiatan perekonomian memerlukan iklim yang kondusif. Iklim

investasi kondusif cenderung dikaitkan dengan perbaikan kondisi

Page 25: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

5

makroekonomi dalam negeri (Pratiwi, 2014). Sehingga apabila kondisi

makroekonomi baik maka akan berdampak pada kegiatan investasi yang

menjadi baik (Listya, 2015:7). Menurut Ritonga (2013:7), sukuk/obligasi

perusahaan lebih rentan terhadap perekonomian dan dalam hal bayar terhadap

imbal hasil dan utang/pembiayaan pokok perusahaan daripada obligasi

pemerintah. Oleh sebab itu, untuk menciptakan kondisi investasi sukuk dan

obligasi korporasi yang baik perlu diperhatikan kondisi perekonomian

terutama kondisi makroekonomi dalam negeri.

Salah satu faktor makroekonomi yang juga menentukan perekonomian

negara adalah ekspor. Bersama-sama dengan impor, ekspor merupakan

komponen makroekonomi yang menunjukkan keterbukaan ekonomi. Badan

Pusat Statistik (BPS, 2016) mengatakan bahwa nilai ekspor Indonesia Januari

2016 mencapai US $10,50 miliar atau menurun 11,88% dibanding ekspor

Desember 2015. Demikian juga dibanding Januari 2015 menurun 20,72 persen.

Data BPS (BPS, 2016) juga menyatakan bahwa nilai ekspor Indonesia di bulan

Mei 2016 mencapai US $11,51 miliar atau meningkat 0,31 % dibanding ekspor

April 2016, sementara dibanding Mei 2015, ekspor Indonesia justru menurun

9,75%. Secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari-Mei 2016 mencapai

US 56,59 miliar atau menurun 12,82% dibanding periode yang sama tahun

2015. Ketidakstabilan ekspor Indonesia akan mempengaruhi minat investor

untuk berinvestasi di Indonesia khususnya sukuk dan obligasi korporasi.

Selain ekspor, komponen makroekonomi lain yang tengah menjadi

permasalahan perekonomian Indonesia adalah nilai tukar (kurs). Pergerakan

Page 26: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

6

nilai tukar rupiah ditutup melemah ke Rp13.490 per US $ pada 23 November

2016 (Bank Indonesia, 2016). Pada pemberitaan yang sama, mata uang negara-

negara ASEAN “kompak” melemah dimana Indonesia berada di posisi kedua

terlemah setelah Malaysia (ringgit) yang menjadi mata uang terlemah di

ASEAN. Keadaan nilai tukar menjadi penting karena menentukan nilai

investasinya. Ketika investor berinvestasi pada sukuk/obligasi korporasi

dengan satuan mata uang US $ dan keadaan nilai tukar rupiah sedang

memburuk, maka pengembalian pokok beserta marjin/bunga utangnya pun

akan lebih besar.

Bank Indonesia sebagai bank sentral, mempunyai kebijakan untuk

menerbitkan suku bunga acuan yang disebut BI rate. Menurut Rahardjo

(2004:50) nilai harga suatu obligasi ditentukan oleh nilai tingkat suku bunga di

pasar uang. Jika tingkat suku bunga di pasar menurun maka investor cenderung

membeli obligasi yang kuponnya lebih tinggi dibanding deposito sehingga

harga obligasi cenderung naik.

Hal yang sama juga berarti untuk inflasi. Apabila inflasi naik maka

berdampak pada tingkat suku bunga dan harga barang-barang. Dengan adanya

inflasi yang tinggi akan menyebabkan berkurangnya tingkat konsumsi riil

masyarakat sebab nilai uang yang dipegang masyarakat berkurang. Ini akan

menyebabkan konsumsi masyarakat atas barang yang dihasilkan akan menurun

pula. Hal ini tentu akan mengurangi tingkat pendapatan yang pada akhirnya

akan berpengaruh terhadap harga sukuk dan obligasi. Akhirnya berdampak

pada pasar modal, karena dengan inflasi yang tinggi maka tingkat suku bunga

Page 27: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

7

di perbankan akan naik sehingga akan menurunkan permintaan terhadap sukuk

dan obligasi.

Pertimbangan perusahaan untuk menerbitkan sukuk ataupun obligasi

adalah keadaan bisnis perusahaan itu sendiri yang tentunya memerlukan

kebijakan yang tepat. Salah satu penilaian penting perusahaan dalam berbisnis

adalah indeks tendensi bisnis. Indeks tendensi bisnis adalah indikator

perkembangan ekonomi usaha terkini yang datanya diperoleh dari Survei

Tendensi Bisnis (STB) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik bekerja sama

dengan Bank Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2016). STB dilakukan setiap

triwulan di beberapa kota besar terpilih di seluruh provinsi di Indonesia. ITB

merupakan indeks yang menggambarkan kondisi bisnis dan perekonomian

pada triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulan mendatang (Badan Pusat

Statistik, 2016). Ketika kondisi bisnis dan perekonomian baik, maka

permintaan akan investasi pasar modal pun akan meningkat yang salah satunya

adalah instrumen sukuk dan obligasi korporasi.

Kestabilan kondisi makroekonomi Indonesia sangat mutlak diperlukan

bagi perkembangan pasar modal di Indonesia khususnya penerbitan sukuk dan

obligasi. Penerbitan sukuk dan obligasi korporasi di Indonesia menarik untuk

diteliti lebih lanjut pada era sekarang ini, di mana sukuk dan obligasi terus

berkembang pesat. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka peneliti tertarik

dengan melakukan penelitian berjudul “Analisis Faktor-Faktor Makroekonomi

yang Mempengaruhi Penerbitan Sukuk dan Obligasi Korporasi di Indonesia”.

Page 28: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

8

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka permasalahan-

permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh ekspor, nilai tukar, BI rate, inflasi dan indeks tendensi

bisnis terhadap penerbitan sukuk korporasi di Indonesia periode kuartal III

2005 - kuartal II 2016 ?

2. Bagaimana pengaruh ekspor, nilai tukar, BI rate, inflasi dan indeks tendensi

bisnis terhadap penerbitan obligasi korporasi di Indonesia periode kuartal

III 2005 - kuartal II 2016 ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan yang

diharapkan tercapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh ekspor, nilai tukar, BI rate,

inflasi dan indeks tendensi bisnis terhadap penerbitan sukuk korporasi di

Indonesia periode kuartal III 2005 – kuartal II 2016.

b. Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh ekspor, nilai tukar, BI rate,

inflasi dan indeks tendensi bisnis terhadap penerbitan obligasi korporasi

di Indonesia periode kuartal III 2005 – kuartal II 2016.

Page 29: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

9

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Peneliti

1) Penemuan dari penelitian ini diharapkan berguna untuk memperkaya

khasanah ilmu pengetahuan pada umumnya dan ekonomi

khususnya.

2) Menambah wawasan dalam aplikasi ilmu yang telah diperoleh dalam

masa perkuliahan serta mengetahui gambaran umum mengenai pasar

modal dan aktivitas di dalamnya baik syariah maupun konvensional.

3) Menambah pengetahuan dan wawasan terutama yang terkait dengan

keadaan ekonomi makro yang terjadi di Indonesia

b. Bagi Pembaca dan Pengembangan Penelitian Selanjutnya

1) Sebagai sumber referensi yang dapat memberikan kontribusi

pemikiran bagi penulis lain dalam kerangka pengembangan yang

ingin menulis tentang sukuk dan obligasi korporasi.

2) Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan tentang sukuk dan

obligasi dan menambah kepekaan terhadap gejolak kondisi ekonomi

makro dan harga sukuk dan obligasi korporasi di Indonesia.

c. Bagi Pemerintah

1) Sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan

khususnya dalam bidang moneter yang berkaitan dengan kebijakan

yang mempengaruhi perdagangan di pasar modal.

2) Sebagai upaya perbaikan moneter dan laju pertumbuhan ekonomi.

Page 30: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

10

3) Sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan moneter

untuk melindungi perusahaan-perusahaan penerbit sukuk dan

obligasi korporasi di Indonesia.

d. Bagi Praktisi dan Investor Pasar Modal

1) Memberikan gambaran mengenai kondisi sukuk dan obligasi

korporasi di Indonesia serta memberikan masukan dan saran yang

diperlukan agar posisi sukuk dan obligasi korporasi selalu dapat

diperdagangkan.

2) Menjadi bahan acuan yang diharapkan memberikan gambaran

mengenai variabel makroekonomi dengan harga sukuk dan obligasi

korporasi.

Page 31: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Klasik

Teori bunga aliran klasik dinamakan “the pure theory of interest”.

Menurut teori ini, tinggi rendahnya tingkat bunga ditentukan oleh

permintaan dan penawaran akan modal. Jadi modal telah dianggap sebagai

harga dari kesempatan penggunaan modal. Sama seperti harga barang-

barang dan jasa, tinggi rendahnya ditentukan oleh permintaan dan

penawaran, demikian pula tinggi rendahnya bunga modal ditentukan oleh

permintaan dan penawaran modal (Medri:2015).

Menurut teori klasik, tabungan merupakan fungsi dari tingkat bunga

dalam perekonomian dan mempengaruhi tabungan (saving) yang terjadi.

Berarti keinginan masyarakat untuk menabung sangat bergantung pada

tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga, semakin besar keinginan

masyarakat untuk menabung atau masyarakat akan terdorong untuk

mengobarkan pengeluaran guna menambah besarnya tabungan. Jadi tingkat

suku bunga menurut klasik adalah balas jasa yang diterima seseorang karena

menunda konsumsinya (Medri:2015).

Investasi merupakan fungsi tingkat suku bunga. Semakin tinggi

tingkat bunga, semakin kecil keinginan masyarakat untuk mengadakan

investasi. Karena keuntungan yang diharapkan dari investasi tersebut akan

Page 32: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

12

lebih rendah dari tingkat bunga (biaya penggunaan pinjaman tersebut)

(Medri:2015).

2. Teori Keynes

Teori ini dikemukakan oleh Keynes dan dinamakan “Liquidity

Preference Theory of Interest”. Menurut Keynes tingkat bunga ditentukan

oleh liquidity preference dan supply of money. Liquidity preference adalah

keinginan memegang atau menahan uang berdasarkan tiga alasan, yaitu

motif transaksi, berjaga-jaga dan spekulasi (Medri:2015).

Ahli-ahli ekonomi sesudah klasik pada umumnya memberikan

sokongan pada pandangan Keynes yang beryakinan bahwa tingkat bunga

merupakan balas jasa yang diterima seseorang karena orang tersebut

mengobarkan liquidity preference (Medri:2015).

Permintaan uang mempunyai hubungan yang negatif dengan tingkat

bunga. Keynes juga menerangkan bahwa adanya tingkat bunga nominal

(natural rate). Bilamana tingkat bunga turun dari tingkat bunga nominal

dalam masyarakat, ada sesuatu keyakinan untuk memegang obligasi (surat

berharga). Pada saat suku bunga naik (harga obligasi mengalami

penurunan), pemegang obligasi tersebut akan menderita kerugian (capital

loss). Guna menghindari kerugian ini, tindakan yang dilakukan adalah

menjual obligasi dengan sendirinya sehingga akan mendapat uang kas, dan

uang kas ini yang akan dipegang pada saat suku bunga naik. Hubungan

inilah yang disebut motif spekulasi permintaan uang karena masyarakat

Page 33: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

13

akan melakukan spekulasi tentang obligasi di masa yang akan datang

(Medri:2015).

Tanggapan Keynes yang kedua adalah berhubungan dengan ongkos

(harga) memegang uang kas, karena makin tinggi tingkat bunga, makin

besar ongkos memegang uang kas. Hal ini akan menyebabkan keinginan

memegang uang kas juga akan semakin menurun. Bila tingkat bunga turun

berarti ongkos memegang uang rendah, sehingga permintaan kas naik

(Medri:2015).

3. Teori Portofolio Markowitz

Teori portofolio Markowitz diperkenalkan oleh Harry Markowitz

dalam kajiannya yang berjudul portofolio selection (1952). Teori portofolio

mengemukakan bagaimana risiko mempengaruhi portofolio untuk

mengoptimalisasi pengembalian yang diharapkan. Teori ini menjelaskan

tentang keuntungan dari diversifikasi. Diversifikasi portofolio membuat

risiko dapat tersebar dalam masing- masing portofolio sehingga risiko dapat

dikurangi dan dapat diperoleh tingkat keuntungan yang lebih tinggi.

Investor harus memegang satu portofolio yang optimal untuk

menanggulangi risiko yang muncul dari portofolio yang lainnya.

Teori portofolio Markowitz dalam Sembel 2002, menjelaskan

bahwa dalam pengelolaan aset sebaiknya dana diinvestasikan pada berbagai

instrumen investasi. Teori portofolio menganjurkan alokasi pada aset bebas

risiko dan portofolio aset berisiko optimal yang memberikan return tertinggi

untuk risiko yang ditanggung dalam konteks investasi finansial. Setiap

Page 34: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

14

instrumen investasi sebaiknya tidak memiliki pergerakan searah, begitu

aturan dari portofolio Markowitz. Artinya, bila memiliki instrumen investasi

yang mengalami kenaikan pada suatu waktu dan peristiwa maka di pihak

lain harus ada instrumen investasi yang mengalami penurunan harga

(Sembel, 2002).

4. Teori Investasi

Investasi seringkali mengarah pada perubahan dalam keseluruhan

permintaan dan mempengaruhi siklus bisnis, selain itu investasi mengarah

kepada akumulasi modal yang bisa meningkatkan output potensial negara

dan mengembangkan pertumbuhan ekonomi jangka panjang (Samuelson,

2003:137).

Menurut Sadono Sukirno (2004:69), teori ekonomi mendefinisikan

investasi sebagai pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang-barang

modal dan peralatan produksi dengan tujuan untuk mengganti dan terutama

menambah barang-barang modal dalam perekonomian yang akan

digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Ketika pengeluaran untuk

membeli barang-barang modal dan peralatan produksi tersebut diperkirakan

akan mendatangkan keuntungan berupa hasil penjualan yang lebih besar

dari pengeluaran yang untuk investasi, maka investor akan memutuskan

untuk melakukan investasi atau penanaman modal.

Investasi pada hakekatnya merupakan awal kegiatan pembangunan

ekonomi. Investasi dapat dilakukan oleh swasta, pemerintah atau kerjasama

antara pemerintah dan swasta. Investasi merupakan suatu cara yang dapat

Page 35: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

15

dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan

untuk jangka panjang dapat menaikkan standar hidup masyarakatnya

(Mankiw, 2003:62).

Menurut Undang-undang Republik Indonesia No.5 Tahun 2007

tentang Penanaman Modal, adapun tujuan penyelenggaraan penanaman

modal antara lain adalah untuk :

a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional

b. Menciptakan lapangan kerja

c. Meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan

d. Meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional

e. Meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional

f. Mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan

g. Mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dengan

menggunakan dana yang berasal, baik dari dalam negeri maupun

dari luar negeri

h. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Investasi merupakan komponen utama dalam menggerakkan roda

perekonomian suatu negara. Secara teori peningkatan investasi akan

mendorong volume perdagangan dan volume produksi yang selanjutnya

akan memperluas kesempatan kerja yang produktif dan berarti akan

meningkatkan pendapatan perkapita sekaligus bisa meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

Page 36: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

16

5. Teori Perdagangan Internasional

Kegiatan ekspor merupakan kegiatan perdagangan internasional

antara dua negara atau beberapa negara yang menjalin hubungan.

Perdagangan internasional dalam arti yang sederhana merupakan suatu

proses yang timbul dengan melakukan pertukaran komoditi antar negara.

Menurut Lindert dan Kindleberger (1995, dalam Widianingsih, 2009:9),

perdagangan internasional terjadi karena adanya interaksi antara permintaan

dan penawaran yang bersaing. Permintaan (demand) dan penawaran

(supply) yang terjadi merupakan hasil interaksi dari kemungkinan produksi

dan preferensi konsumen. Suatu negara akan mengekspor komoditas yang

dihasilkan lebih murah dan mengimpor yang dihasilkan lebih mahal dalam

penggunaan sumber daya.

Definisi lain tentang perdagangan internasional adalah perdagangan

yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain

atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa

antar perorangan (individu dengan individu), individu dengan pemerintah

atau negara, suatu negara dengan negara lainnya. Di banyak negara,

perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk

meningkatkan PDB. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi

selama ribuan tahun, dampak dari perdagangan internasional terhadap

ekonomi, sosial dan politik dirasakan beberapa abad belakangan ini. Selain

mendorong industrialisasi, perdagangan internasional juga mendorong

kemajuan transportasi suatu negara, globalisasi, dan kehadiran perusahaan-

Page 37: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

17

perusahaan multinasional di negara-negara yang melakukan perdagangan

internasional.

Menurut Sukirno (2006:360-361), beberapa keuntungan melakukan

perdagangan internasional adalah sebagai berikut:

a. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri

b. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi

Dengan mengadakan spesialisasi dan perdagangan, setiap

negara dapat memperoleh keuntungan sebagai berikut:

1) Faktor-faktor produksi yang dimiliki setiap negara dapat

digunakan dengan lebih efisien.

2) Setiap negara dapat menikmati lebih banyak barang dari

yang dapat diproduksikan di dalam negeri.

c. Menggunakan teknologi modern dan meningkatkan produktivitas

d. Memperluas pasar industri-industri dalam negeri

6. Konsep Ekonomi Islam

a. Konsep Ekonomi Islam

Artinya : “Dan bahwasanya Dia yang memberikan kekayaan dan

kecukupan.” (Q.S Al-Najm (53) : 48)

Menurut Rini, (2012:13), dalam ekonomi konvensional, motif

aktivitas ekonomi mengarah pada pemenuhan keinginan individu

manusia yang tak terbatas dengan menggunakan faktor-faktor produksi

Page 38: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

18

yang terbatas. Akibatnya, masalah yang dihadapinya adalah kelangkaan

dan pilihan.

Dalam ekonomi Islam, aktivitas ekonomi diarahkan pada

pemenuhan kebutuhan dasar yang ada batasnya dengan menggunakan

faktor-faktor produksi yang tak terbatas. Hal ini sesuai dengan Firman

Allah Swt. Q.S. Lukman (31) ayat 20 sebagai berikut :

Artinya : “Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah

menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang

di bumi dan menyempurnakan untukmu ni'mat-Nya lahir dan batin. Dan

di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa

ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi

penerangan.” (Q.S. Lukman (31) : 20).

Oleh sebab itu, Prinsip-prinsip ekonomi islam yaitu :

1) Hidup hemat dan tidak bermewah-mewahan

2) Menjalankan usaha-usaha yang halal

3) Implementasi zakat

4) Penghapusan/pelarangan riba

5) Pelarangan maysir

Page 39: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

19

Perbedaan antara ekonomi islam dan ekonomi konvensional

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.1

Perbedaan Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional

No. Isu Ekonomi Islam Ekonomi Konvensional

1. Sumber Al Quran dan Hadits Daya Pikir Manusia

2. Motif Ibadah Rasional Materialism

3. Paradigma Shariah Pasar

4. Pondasi

Dasar Muslim Manusia Ekonomi

5. Landasan

Filosofi Falah Utilitarian Individualism

6. Harta Pokok Kehidupan Asset

7. Investasi Bagi Hasil Bunga

8. Distribusi

Kekayaan

Zakat, Infaq,

Shadaqah, Hibah,

Wakaf dan Warisan

Pajak dan Tunjangan

9. Konsumsi-

Produksi

Mashlahah,

Kebutuhan dan

Kewajiban

Egoisme, Materialisme

dan Rasionalisme

10. Mekanisme

Pasar

Bebas dan dalam

pengawasan Bebas

11. Pengawas

Pasar Al-Hisbah NA

12. Fungsi

Negara

Penjamin Kebutuhan

Minimal dan

Pendidikan

pembinaan melalui

Baitul Mal

Penentu Kebijakan

melalui departemen

13. Bangunan

Ekonomi

Bercorak

perekonomian riil

Dikotori Sektoral yang

Sejajar Ekonomi Riil dan

Moneter

Sumber : Ascary, 2006 dalam Rini, 2012:13)

b. Konsep Dasar Keuangan Syariah

Uang merupakan alat tukar atau transaksi dan pengukur nilai

barang dan jasa untuk memperlancar perekonomian. Uang bukan

komoditi. Oleh karena itu motif memegang uang dalam islam adalah

Page 40: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

20

untuk bertransaksi dan berjaga-jaga bukan untuk spekulasi (Ascarya,

2006 dalam Rini, 2012:13).

Dalam sejarah islam, bentuk uang yang biasa digunakan adalah

full bodied money atau uang instrinsik dan nilai instrinsiknya sama

dengan nilai ekstrinsiknya (harga uang sama dengan nilainya). Pada masa

ini jenis uang yang umum digunakan adalah dinar emas seberat 4,25

gram dan dirham perak seberat 2,975 gram (Ascarya, 2006 dalam Rini,

2012:13-14).

c. Konsep Riba dan Maysir

Secara teknis, riba berarti pengambilan tambahan dari harta

pokok atau modal secara bathil (Saed, 1996 dalam Ascarya, 2006, dalam

Rini, 2012:14). Riba dapat timbul dalam perdagangan (riba bai’) dan

dapat pula timbul dalam pinjaman (riba dayn). Riba bai’ terdiri dari dua

jenis, yaitu riba karena pertukaran barang sejenis, tetapi jumlahnya tidak

seimbang (riba fadl) dan riba karena pertukaran barang sejenis dan

jumlahnya dilebihkan karena melihat jangka waktu (riba nasiah). Riba

dayn berarti “tambahan”, yaitu pembayaran “premi” atas setiap jenis

pinjaman dalam transaksi utang-piutang maupun perdagangan yang

harusnya dibayarkan oleh peminjam kepada pemberi pinjaman di

samping pengembalian pokok yang ditetapkan sebelumnya (Ascarya,

2006 dalam Rini, 2012:14).

Maysir secara harfiah berarti memperoleh sesuatu dengan sangat

mudah tanpa kerja keras atau mendapat keuntungan tanpa kerja. Dalam

Page 41: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

21

islam, maysir yang dimaksud adalah segala sesuatu yang mengandung

unsur judi, taruhan, atau permainan berisiko (Ascarya, 2006 dalam Rini,

2012:14).

Dalam islam tidak dikenal adanya bunga karena hal tersebut

merupakan bentuk riba yang diharamkan. Dalam islam yang ada

hanyalah sistem bagi hasil (profit-loss sharing) yang merupakan bentuk

kerja sama untuk melakukan kegiatan usaha antara pemilik modal yang

memiliki kelebihan dana dengan pengusaha yang mengalami kekurangan

dana. Sistem bagi hasil ini berbentuk mudharabah dan musyarakah yang

masing-masing beragam jenisnya (Ascarya, 2006 dalam Rini, 2012:14).

Perbedaan antara sistem bunga dan bagi hasil ini dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 2.2

Perbedaan antara Bunga dan Bagi Hasil

No. Bunga Bagi Hasil

1.

Penentuan bunga dibuat

pada waktu akad dengan

asumsi usaha akan selalu

menghasilkan keuntungan

Penentuan besarnya rasio/nisbah

bagi hasil disepakati pada waktu

akad sesuai dengan

kemungkinan untung rugi

2.

Besarnya presentase

didasarkan pada dana/modal

yang dipinjamkan

Besarnya rasio bagi hasil

didasarkan pada jumlah

keuntungan yang diperoleh

3.

Bunga dapat mengambang

dan besarnya berfluktuatif

sesuai dengan fluktuatif

bunga patokan atau kondisi

ekonomi

Rasio bagi hasil tetap tidak

berubah selama akad masih

berlaku, kecuali diubah atas

kesepakatan bersama

4.

Pembayaran bunga tetap

seperti yang dijanjikan

tanpa pertimbangan

keuntungan/kerugian dari

usaha yang dijalankan

Bagi hasil bergantung pada

keuntungan dan kerugian usaha

yang dijalankan

Page 42: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

22

No. Bunga Bagi Hasil

5.

Jumlah pembayaran bunga

tidak meningkat sekalipun

keuntungan naik berlipat

ganda

Jumlah pembagian laba

meningkat sesuai peningkatan

keuntungan

6.

Eksistensi bunga diragukan

atau dikecam oleh semua

agama

Tidak ada yang meragukan

keabsahan bagi hasil

Sumber : Antonio, 2001 dalam Ascarya, 2006 dalam Rini, 2012

7. Sukuk

a. Pengertian Sukuk

Sukuk berasal dari bahasa Arab shukuk, bentuk jamak dari kata

shakk, yang dalam peristilahan ekonomi berarti legal instrument, deed,

atau check (Nafik, 2009:246). Secara istilah didefinisikan sebagai surat

berharga yang berisi kontrak (akad) pembiayaan berdasarkan prinsip

syariah. Sukuk secara umum dapat dipahami sebagai obligasi yang sesuai

dengan syariah. Sukuk pada prinsipnya mirip seperti obligasi

konvensional, dengan perbedaan pokok antara lain berupa penggunaan

konsep imbalan dan bagi hasil sebagai pengganti bunga, adanya suatu

transasksi pendukung berupa sejumlah aset tertentu yang menjadi dasar

penerbitan sukuk, dan adanya akad atau perjanjian antara para pihak yang

disusun berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Selain itu, sukuk juga harus

distruktur secara syariah agar instrumen keuangan ini aman dan terbebas

dari riba, gharar dan maysir.

Ada beberapa pengertian secara terminologi yang didefinisikan

beberapa lembaga terkait dengan penerbitan sukuk di antaranya :

Page 43: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

23

1) Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial

Institutions (AAOIFI dalam Shari’a Standard No.17)

Sukuk adalah sertifikat dengan nilai yang sama dengan atau

seluruhnya dari kepemilikan harta berwujud untuk mendapatkan

hasil dan jasa di dalam kepemilikan aset dari proyek tertentu atau

aktivitas invenstasi khusus, sertifikat ini berlaku setelah menerima

nilai sukuk saat jatuh tempo dengan menerima dana seutuhnya sesuai

dengan tujuan sukuk.

2) Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI

dalam Fatwa DSN-MUI Nomor 32/DN-MUI/IX/2002)

Obligasi syariah merupakan suatu surat berharga jangka

panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada

pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk

membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa

bagi hasil/margin/fee serta membayar kembali dana obligasi pada

saat jatuh tempo.

3) Otoritas Jasa Keuangan (dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan

Nomor 18/POJK.04/2015 tentang Penerbitan dan Persyaratan

Sukuk)

Sukuk adalah efek syariah berupa sertifikat atau bukti

kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian yang tidak

terpisahkan atau tidak terbagi (syuyu’/undivided share) atas aset

yang mendasarinya. Aset yang menjadi dasar sukuk terdiri atas :

Page 44: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

24

a) Aset berwujud tertentu (a’yan maujudat)

b) Nilai manfaat atas aset berwujud (manafiul a’yan) tertentu

baik yang sudah ada maupun yang akan ada

c) Jasa (al khadamat) yang sudah ada maupun yang akan ada

d) Aset proyek tertentu (maujudat mastru’ mu’ayyan)

e) Kegiatan investasi yang telah ditentukan (nasyath ististmarin

khasah)

4) Direktorat Pembiayaan Syariah Departemen Keuangan

Sukuk adalah sertifikat yang bernilai sama yang mewakili

kepemilikan yang tidak dibagikan atas suatu aset berwujud, nilai

manfaat, atau kepemilikan atas aset dari proyek tertentu atau

kegiatan investasi tertentu dan sukuk tidak memberikan bunga

melainkan imbalan, margin, atau bagi hasil dan penerbitannya sukuk

memerlukan underlying asset sehingga benar-benar aman dari riba

(Rini, 2012).

Dari beberapa pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

sukuk merupakan sertifikat atau bukti kepemilikan suatu aset atau proyek

yang dikelola dengan prinsip syariah yang memberikan keuntungan

berupa bagi hasil/fee/marjin sehingga terhindar dari praktek riba.

Sukuk merupakan pengganti dari istilah sebelumnya yang

menggunakan istilah bond, dimana istilah bond mempunyai makna loan

(utang), dengan menambahkan Islamic maka sangat kontradiktif

maknanya karena biasanya yang mendasari mekanisme utang (loan)

Page 45: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

25

adalah interest (bunga), sedangkan dalam Islam interest tersebut

termasuk riba yang diharamkan (Rodoni, 2009:107). Maka sejak tahun

2007 istilah bond ditukar dengan istilah sukuk sebagaimana disebutkan

dalam peraturan Bapepam Lembaga Keuangan (Sekarang telah menjadi

Otoritas Jasa Keuangan).

Obligasi syariah pada prinsipnya adalah pendanaan jangka

panjang yang berarti modal dari sukuk itu harus kembali kepada para

investor, disamping tambahan keuntungan yang diharapkan (Rodoni,

2009:109). Praktek sukuk harus dilaksanakan secara hati-hati karena

berkaitan dengan kinerja unsur-unsur dari semua pihak yang terlibat.

Pada prinsipnya terdapat tiga pelaku pokok dalam sistem sukuk, yaitu

perusahaan yang memerlukan dana, investor yang kelebihan dana

menginginkan agar dananya produktif dan pihak yang mengatur

pelaksanaan sistem sukuk ini, yaitu mediator dan lembaga pasar modal

syariah.

Sukuk memiliki beberapa karakteristik, antara lain :

1) Merupakan bukti kepemilikan suatu aset, hak manfaat, jasa atau

kegiatan investasi tertentu.

2) Pendapatan yang diberikan berupa imbalan, margin, bagi hasil, sesuai

dengan jenis akad yang digunakan dalam penerbitan.

3) Terbebas dari unsur riba, gharar, dan maysir.

4) Memerlukan adanya underlying asset penerbitan.

5) Penggunaan proceeds harus sesuai dengan prinsip syariah.

Page 46: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

26

b. Jenis-jenis Sukuk

Menurut Rodoni (2009:116), terdapat berbagai jenis sukuk yang

diterbitkan pada masa kontemporer, diantaranya :

1) Sukuk Ijarah

Sukuk Ijarah adalah suatu sertifikat yang memuat nama

pemiliknya dan melambangkan kepemilikan terhadap aset yang

bertujuan untuk disewakan, atau kepemilikan manfaat, dan atau

kepemilikan jasa sesuai jumlah efek yang dibeli dengan harapan

mendapatkan keuntungan dari hasil sewa yang berhasil

direalisasikan berdasarkan transaksi ijarah. Sedangkan akad ijarah

sendiri bermakna akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa

melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan

kepemilikan (ownership/milkiyah) atas barang atau objek ijarah itu

sendiri. Di Indonesia, dasar yang digunakan dalam menerapkan

sukuk adalah manafi wa hiya anwa’ sedangkan yang umum di

negara-negara lain adalah ijarah mumtahiya bit tamlik. Terkait

dengan dasar yang digunakan tersebut, tujuan dari transaksi ijarah

di Indonesia adalah melakukan transaksi lease atau sublease.

Sedangkan dasar yang digunakan di negara-negara lain bertujuan

untuk menjual aset (kepada SPV) kemudian melakukan lease atas

aset tersebut dengan memberikan opsi apakah pada akhir masa

sukuk, aset underlying ijarah beralih kepemiliknya. Berikut skema

sukuk ijarah:

Page 47: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

27

Gambar 2.1

Skema Sukuk Ijarah

Sumber : Direktorat Jendral Pembiayaan Utang, 2012 dalam Rini,

2012:19.

Keterangan :

a) SPV dan Obligor melakukan transaksi jual-beli aset, disertai

dengan Purchase and Sale Undertaking di mana obligor

menjamin untuk membeli kembali aset dari SPV, dan SPV

wajib menjual kembali aset kepada obligor, pada saat sukuk

jatuh tempo atau dalam hal terjadi default.

b) SPV mendistribusikan penerbitan sukuk kepada investor

untuk membiayai pembelian aset.

c) Pemerintah menyewa kembali aset dengan melakukan

perjanjian sewa (Ijara Agreement) dengan SPV untuk

periode yang sama dengan tenor sukuk yang diterbitkan.

Berdasarkan servicing agency agreement, Obligor ditunjuk

sebagai agen yang bertanggung jawab atas perawatan aset.

d) Obligor membayar sewa (imbalan) secara periodik kepada

SPV selama masa sewa.

Page 48: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

28

e) SPV melalui agen yang ditunjuk akan mendistribusikan

imbalan kepada para investor.

f) Pada saat jatuh tempo, SPV melakukan penjualan kembali

aset kepada obligor senilai nominal sukuk. Kemudian hasil

penjualan aset tersebut digunakan SPV untuk melunasi

sukuk kepada investor.

2) Sukuk Mudharabah

Sukuk Mudharabah merupakan sukuk yang diterbitkan

berdasarkan perjanjian atau akad Mudharabah di mana satu pihak

menyediakan modal (rab al-maal) dan pihak lain menyediakan

tenaga dan keahlian (mudharib), keuntungan dari kerjasama tersebut

akan dibagi berdasarkan perbandingan yang telah disetujui

sebelumnya. Kerugian yang timbul akan ditanggung sepenuhnya

oleh pihak yang menjadi penyedia modal. Berikut skema sukuk

mudharabah:

Page 49: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

29

Gambar 2.2.

Skema Sukuk Mudharabah

Sumber : Huda, Nurul dan Mustafa Edwin, 2008, dalam Rini, 2012

Keterangan :

a) Investor menyerah menyerahkan modal untuk kegiatan

usaha.

b) Emiten menyerahkan keterampilan melakukan operasional

dalam kegiatan usaha.

c) Keuntungan yang diperoleh dari kegiatan usaha tersebut

akan dibagi sesuai nisbah masing-masing yang telah

disepakati sebelumnya. Kerugian yang terjadi sepenuhnya

ditanggung oleh pihak pemilik modal, dalam hal ini investor.

d) Pada saat jatuh tempo, modal pokok akan dikembalikan ke

para investor.

3) Sukuk Musyarakah

Sukuk Musyarakah mempunyai persamaan dengan sukuk

mudharabah, namun berbeda dari segi hubungan antara investor

dengan pengelola. Obligasi syariah musyarakah adalah obligasi

syariah yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad

Page 50: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

30

musyarakah dimana dua pihak atau lebih bekerjasama

menggabungkan modal untuk membangun proyek baru,

mengembangkan proyek yang telah ada, atau membiayai kegiatan

usaha. Keuntungan akan dibagi sesuai nisbah yang disepakati

sedangkan kerugian yang timbul ditanggung bersama sesuai

proporsi modal masing-masing pihak.

4) Sukuk Istisna’

Sukuk Istisna’ adalah suatu sertifikat yang melambangkan

kepemilikan terhadap utang yang diakibatkan dari pembiayaan

istisna’. Sukuk Istisna’ melambangkan suatu jual beli dimana para

pihak menyepakati jual beli dalam rangka pembiayaan suatu

proyek/barang. Adapun harga, waktu penyerahan, dan spesifikasi

barang/proyek ditentukan terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan.

5) Sukuk Salam

Sukuk salam adalah sukuk yang mengandung nilai sama yang

diterbitkan untuk mobilisasi modal saham dan barang yang akan

diserahkan berdasarkan akad salam adalah milik dari pemegang

sukuk salam. Dalam sukuk salam, investor berharap bahwa komoditi

salam akan mengalami kenaikan harga pada saat tanggal jatuh

tempo, yang akan menjadi keuntungan efek. Sukuk salam ini tidak

dapat diperdagangkan selama aset yang mendasarinya merupakan

utang. Utang tersebut hanya dapat diubah menjadi aset nyata pada

saat jatuh tempo ketika subjek salam diserahkan.

Page 51: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

31

c. Sukuk Korporasi

Menurut Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), sukuk

dibedakan menjadi dua macam, yaitu sukuk korporasi yang dikeluarkan

oleh perusahaan (korporasi) dan sukuk negara yang dikeluarkan oleh

pemerintah yang dikategorikan sebagai Surat Berharga Syariah Nasional

(SBSN). Sukuk korporasi adalah instrumen berpendapatan tetap yang

diterbitkan berdasarkan prinsip syariah. Pendapatan sukuk korporasi

berdasarkan akad-akad yang tertuang dalam ketentuan OJK tentang

akad-akad efek syariah seperti akad ijarah dan mudharabah (Otoritas

Jasa Keuangan, 2016). Sebagai salah satu instrumen investasi, sukuk

korporasi merupakan sukuk yang dikeluarkan oleh perusahaan-

perusahaan (korporasi) untuk digunakan sebagai pembiayaan, baik itu

pembiayaan usaha ataupun membayar utang. Berdasarkan data yang

dihimpun dari laporan statistik sukuk yang diterbitkan Otoritas Jasa

Keuangan, sukuk korporasi di Indonesia mayoritas berjenis sukuk ijarah

dan mudharabah.

Page 52: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

32

8. Obligasi

a. Pengertian Obligasi

Obligasi (surat berharga) adalah suatu istilah yang dipergunakan

dalam dunia keuangan yang merupakan suatu pernyataan utang dari

penerbitan obligasi kepada pemegang obligasi beserta janji untuk

membayar kembali pokok utang beserta kupon bunganya pada saat

tanggal jatuh tempo pembayaran. Ketentuan lain dapat juga dicantumkan

dalam obligasi tersebut seperti misalnya identitas pemegang obligasi,

pembatasan-pembatasan atas tindakan hukum yang dilakukan oleh

penerbit. Surat utang berjangka waktu 1 hingga 10 tahun disebut Surat

Utang dan utang dibawah 1 tahun disebut Surat Perbendaharaan. Dalam

pengertian lain, Obligasi adalah surat utang jangka menengah-panjang

yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang

menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode

tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan

kepada pihak pembeli obligasi tersebut (Wijayanto, 2015:3).

Obligasi secara ringkasnya merupakan utang tetapi dalam bentuk

sekuritas. Penerbit obligasi adalah merupakan pihak peminjam atau

debitur, sedangkan pemegang obligasi adalah pemberi pinjaman atau

kreditur dan kupon obligasi adalah bunga pinjaman yang harus dibayar

oleh debitur kepada kreditur. Dengan penerbitan obligasi ini maka

dimungkinkan bagi penerbit obligasi untuk memperoleh pembiayaan

investasi jangka panjangnya dengan sumber dana dari luar perusahaan.

Page 53: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

33

Pada beberapa negara, istilah obligasi dan surat utang

dipergunakan tergantung pada jangka waktu jatuh temponya. Pelaku

pasar biasanya menggunakan istilah obligasi untuk penerbitan surat

utang dalam jumlah besar yang ditawarkan secara luas kepada publik dan

istilah surat utang digunakan bagi penerbitan surat utang dalam skala

kecil yang biasanya ditawarkan kepada sejumlah kecil investor. Tidak

ada pembatasan yang jelas atas penggunaan istilah ini. Ada juga dikenal

istilah surat perbendaharaan yang digunakan bagi sekuritas

berpenghasilan tetap dengan masa jatuh tempo 3 tahun atau kurang.

Obligasi memiliki risiko yang tertinggi dibandingkan dengan

surat utang yang memiliki risiko menengah dan surat perbendaharaan

yang memiliki risiko terendah dimana dilihat dari sisi durasi surat utang,

makin pendek durasinya memiliki risiko makin rendah. Obligasi dan

saham keduanya adalah merupakan instrumen keuangan yang disebut

sekuritas namun bedanya adalah bahwa pemilik saham merupakan

bagian dari pemilik perusahan penerbit saham, sedangkan pemegang

obligasi adalah semata merupakan pemberi pinjaman atau kreditur

kepada penerbit obligasi. Obligasi juga biasanya memiliki suatu jangka

waktu yang ditetapkan dimana setelah jangka waktu tersebut tiba maka

obligasi dapat diuangkan sedangkan saham dapat dimiliki selamanya

terkecuali pada obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah Inggris yang

disebut gilts yang tidak memiliki jangka waktu jatuh tempo. Berikut

perbedaan antara obligasi dan saham :

Page 54: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

34

Tabel 2.3

Perbedaan Obligasi dan Saham

No. Obligasi Saham

1. Merupakan bukti pengakuan

utang. Merupakan bukti kepemilikan.

2. Diterbitkan atas unjuk. Diterbitkan atas nama.

3.

Jangka waktu terbatas,

tanggal jatuh tempo

ditentukan pada saat emisi.

Dari sisi jangka waktu, umur

saham tidak terbatas.

4.

Pendapatan berasal dari

tingkat bunga dan pokok

yang periode

pembayarannya telah

ditetapkan lebih dahulu.

Saham memiliki hak atas

pembayaran dividen dan

jumlahnya bergantung kepada

keuntungan perusahaan.

5.

Pada umumnya, dalam

keadaan untung ataupun

rugi, perusahaan tetap harus

membayar bunga dan pokok

pada tanggal jatuh tempo.

Dividen dibayar dari keuntungan

perusahaan, potensi laba saham

sulit ditaksir dan umumnya

berupa estimasi.

6.

Harga obligasi relatif stabil

namun sangat sensitif

terhadap tingkat suku bunga

dan inflasi

Harga saham lebih berfluktuasi,

sangat sensitif terhadap kondisi

mikro dan makro perekonomian.

7.

Pemegang obligasi tidak

memiliki hak suara atau hak

untuk menentukan jalannya

perusahaan.

Pemegang saham memiliki hak

suara atau hak untuk

menentukan jalannya

perusahaan.

8.

Pemegang obligasi memiliki

hak klaim terlebih dahulu

(senior) terhadap aktiva

perusahaan.

Jika terjadi likuidasi maka klaim

pemegang saham bersifat

inferior.

Sumber : Wijayanto, 2015

Page 55: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

35

b. Jenis-jenis Obligasi

Menurut Wijayanto (2015:20), secara ringkas beberapa jenis-

jenis obligasi dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 2.4

Jenis-jenis Obligasi

Kategori Jenis Obligasi Keterangan

Penerbit

Government Bonds Obligasi yang diterbitkan

oleh pemerintah pusat.

Municipal Bond

Obligasi yang diterbitkan

oleh pemerintah daerah untuk

membiayai proyek-proyek

yang berkaitan dengan

kepentingan publik (public

utility).

Corporate Bonds

Obligasi yang diterbitkan

oleh perusahaan, baik yang

berbentuk badan usaha milik

negara (BUMN), atau badan

usaha swasta.

Sistem

Pembayaran

Bunga

Zero Coupon

Bonds

Obligasi yang tidak

melakukan pembayaran

bunga secara periodik.

Namun, bunga dan pokok

dibayarkan sekaligus pada

saat jatuh tempo.

Fixed Coupon

Bonds

Obligasi dengan tingkat

kupon bunga yang telah

ditetapkan sebelum masa

penawaran di pasar perdana

dan akan dibayarkan secara

periodik.

Floating Coupon

Bonds

Obligasi dengan tingkat

kupon bunga yang ditentukan

sebelum jangka waktu

tersebut, berdasarkan suatu

acuan (benchmark) tertentu

seperti average time deposit

(ATD) yaitu rata-rata

tertimbang tingkat suku

bunga deposit dari bank

pemerintah dan swasta.

Page 56: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

36

Kategori Jenis Obligasi Keterangan

Hak

Penukaran/Opsi

Convertible Bonds

Obligasi yang memberikan

hak kepada pemegang

obligasi untuk

mengkonversikan obligasi

tersebut ke dalam sejumlah

saham milik penerbitnya.

Exchangeable

Bonds

Obligasi yang memberikan

hak kepada pemegang

obligasi untuk menukar

saham perusahaan ke dalam

sejumlah saham perusahaan

afiliasi milik penerbitnya.

Callable Bonds

Obligasi yang memberikan

hak kepada emiten untuk

kembali obligasi pada harga

tertentu sepanjang umur

obligasi tersebut.

Putable Bonds

Obligasi yang memberikan

hak kepada investor yang

mengharuskan emiten untuk

membeli kembali obligasi

pada harga tertentu sepanjang

umur obligasi tersebut.

Koleteral

Secured Bonds

Obligasi yang dijamin dengan

kekayaan tertentu dari

penerbitannya atau dengan

jaminan lain dari pihak

ketiga.

Unsecured Bonds

Obligasi yang tidak

dijaminkan dengan kekayaan

tertentu tetapi dijamin dengan

kekayaan penerbitnya secara

umum.

Nilai Nominal

Konvensional

Bonds

Obligasi yang lazim

diperjualbelikan dalam satu

nominal, Rp1 Miliar per satu

lot.

Retail Bonds

Obligasi yang

diperjualbelikan dalam satuan

nilai nominal yang kecil, baik

corporate bonds maupun

government bonds.

Page 57: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

37

Kategori Jenis Obligasi Keterangan

Perhitungan

Imbal Hasil

Konvensional

Bonds

Obligasi yang diperhitungkan

dengan menggunakan sistem

kupon bunga.

Syariah Bonds

Obligasi yang perhitungan

imbal hasil dengan

menggunakan perhitungan

bagi hasil.

Sumber : Wijayanto, 2015

c. Obligasi Korporasi

Obligasi korporasi adalah obligasi yang diterbitkan oleh

Perusahaan Swasta Nasional, termasuk BUMN dan BUMD. Obligasi

dapat dijelaskan sebagai surat utang jangka menengah-panjang yang

dapat dipindahtangankan, yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan

untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan

melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak

pembeli obligasi tersebut (Otoritas Jasa Keuangan, 2016).

Penerbitan obligasi korporasi dapat digunakan perusahan

penerbit (emiten) untuk membiayai ekspansi bisnisnya atau untuk

refinancing yakni pelunasan utang perusahaan tersebut baik yang berupa

obligasi yang telah diterbitkan sebelumnya yang akan jatuh tempo atau

pembayaran utang bank jangka pendek.

Pemahaman yang baik terhadap kondisi makroekonomi akan

membantu investor untuk mengambil keputusan investasi termasuk di

dalamnya aset keuangan yang berupa obligasi korporasi. Terdapat

beberapa indikator yang dapat digunakan untuk memahami kondisi

Page 58: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

38

ekonomi yang terkait dengan investasi obligasi korporasi diantaranya

inflasi, BI rate, Kurs mata uang rupiah, dan lain-lain.

d. Karakteristik Obligasi Korporasi

Menurut Wijayanto (2015), secara ringkas beberapa karakteristik

obligasi korporasi dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Nilai Nominal (face value) adalah nilai pokok dari suatu obligasi

korporasi yang akan diterima oleh pemegang obligasi pada saat

obligasi tersebut jatuh tempo.

2) Kupon (interset rate) adalah nilai bunga yang diterima pemegang

obligasi korporasi secara berkala dimana pembayaran kupon

obligasi korporasi adalah setiap 3 bulan. Kupon obligasi dinyatakan

dalam annual persentase.

3) Jatuh tempo (maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi

akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau nilai nominal

obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi

mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang

akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk

diprediksi, sehingga memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan

dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5

tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi,

semakin tinggi kupon/bunganya.

4) Mengetahui dan mengenal penerbit obligasi merupakan faktor

sangat penting dalam melakukan investasi obligasi korporasi.

Page 59: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

39

Mengukur risiko/kemungkinan dari penerbit obligasi tidak dapat

melakukan pembayaran kupon dan atau pokok obligasi tepat waktu

(default risk) dapat dilihat dari peringkat (rating) obligasi yang

dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat seperti PEFINDO, Fitch

Indonesia, dan ICRA Indonesia.

9. Ekspor

Dalam kegiatan perdagangan internasional tentu kata ekspor tidak

akan pernah luput dari setiap pembahasan. Ekspor dan impor merupakan

kegiatan utama dalam perdagangan internasional. Setiap negara

melakukan kegiatan ekspor atas permintaan dari negara lain. Tentu hal ini

memberikan keuntungan bagi negara-negara yang mengekspor komoditas

tertentu ke negara lain yang kemudian disebut dengan salah satu sumber

pendapatan negara.

Ekspor merupakan penjualan barang dan jasa keluar negara. Selain

merupakan kegiatan penjualan, ekspor menjadi salah satu komponen

perdagangan luar negeri yang memberikan sumber devisa bagi negara

yang bersangkutan (Nugroho, 2011:29).

Mankiw (2006:128) juga memaparkan bahwa ekspor adalah

penjualan berbagai macam barang dan jasa yang diproduksi di dalam

negeri ke luar negeri. Sedangkan menurut Paul A. Samuelson dan William

D. Nordhaus, faktor-faktor yang mempengaruhi volume dan nilai ekspor

suatu negara tergantung pada pendapatan dan output luar negeri, nilai tukar

(kurs) serta harga relatif antara barang dalam negeri dan luar negeri.

Page 60: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

40

Todaro (2000) mengemukakan bahwa hasil yang diperoleh dari

kegiatan ekspor berupa nilai sejumlah uang dalam valuta asing atau biasa

disebut dengan istilah devisa, yang juga merupakan salah satu sumber

pemasukan negara. Sehingga ekspor adalah kegiatan perdagangan yang

memberikan rangsangan guna menimbulkan permintaan dalam negeri

yang menyebabkan timbulnya industri-industri pabrik besar, bersamaan

dengan struktur positif stabil dan lembaga sosial yang efisien.

Selain sebagai kegiatan perdagangan internasional yang

mempengaruhi perdagangan internasional yang mempengaruhi sumber

pendapatan negara, ekspor adalah salah satu sektor perekonomian yang

memgang peranan penting dan melalui perluasan pasar sektor industri

akan mendorong sektor industri lainnya dan perekonomian.

Kesimpulannya ekspor merupakan sumber devisa ditambah perluasan

pasar bagi produksi barang domestik dan perluasan tenaga kerja (Pinem,

2009:20-21).

10. Nilai Tukar

Nilai Tukar Rupiah atau disebut juga Nilai Kurs Rupiah adalah

perbandingan nilai atau harga mata uang Rupiah dengan mata uang lain.

Perdagangan antar negara di mana masing-masing negara mempunyai alat

tukarnya sendiri mengharuskan adanya angka perbandingan nilai suatu

mata uang dengan mata uang lainnya, yang disebut nilai tukar valuta asing

atau nilai tukar (Salvatore, 2008).

Page 61: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

41

Nilai tukar terbagi atas nilai tukar nominal dan nilai tukar riil. Nilai

tukar nominal (nominal exchange rate) adalah nilai yang digunakan

seseorang saat menukar mata uang suatu negara dengan mata uang negara

lain. Sedangkan nilai riil (real exchange rate) adalah nilai yang digunakan

seseorang saat menukar barang dan jasa dari suatu negara dengan barang

dan jasa dari negara lain (Mankiw, 2006).

Nilai tukar valuta asing akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan

permintaan dan penawaran valuta asing. Permintaan valuta asing

diperlukan guna melakukan pembayaran ke luar negeri (impor),

diturunkan dari transaksi debit dalam neraca pembayaran internasional.

Suatu mata uang dikatakan kuat apabila transaksi autonomous kredit lebih

besar dari transaksi autonomous debit (surplus neraca pembayaran),

sebaliknya dikatakan lemah apabila neraca pembayaran mengalami defisit,

atau bisa dikatakan jika permintaan valuta asing melebihi penawaran dari

valuta asing (Nopirin, 2000).

Nilai tukar yang melonjak-lonjak secara drastis tak terkendali akan

menyebabkan kesulitan pada dunia usaha dalam merencanakan usahanya

terutama bagi mereka yang mendatangkan bahan baku dari luar negeri atau

menjual barangnya ke pasar ekspor, oleh karena itu pengelolaan nilai mata

uang yang relatif stabil menjadi salah satu faktor moneter yang

mendukung perekonomian secara makro (Pohan, 2008).

Menurut Sukirno (2002), besarnya jumlah mata uang tertentu yang

diperlukan untuk memperoleh satu unit valuta asing disebut dengan nilai

Page 62: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

42

tukar mata uang asing. Nilai tukar adalah nilai mata uang suatu negara

yang diukur dari nilai satu unit mata uang terhadap mata uang negara lain.

Apabila kondisi ekonomi suatu negara mengalami perubahan, maka

biasanya diikuti oleh perubahan nilai tukar secara substansional. Masalah

mata uang muncul saat suatu negara mengadakan transaksi dengan negara

lain, dimana masing-masing negara menggunakan mata uang yang

berbeda. Jadi nilai tukar merupakan harga yang harus dibayar oleh mata

uang suatu negara untuk memperoleh mata uang negara lain.

Nilai tukar dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tingkat suku

bunga dalam negeri, tingkat inflasi, dan intervensi bank sentral terhadap

pasar uang. Nilai tukar yang stabil diperlukan untuk tercapainya iklim

usaha yang kondusif bagi peningkatan dunia usaha. Untuk menjaga

stabilitas nilai tukar, bank sentral pada waktu-waktu tertentu melakukan

intervensi di pasar-pasar valuta asing, khususnya pada saat terjadi gejolak

yang berlebihan. Para ekonom membedakan nilai tukar menjadi dua yaitu

nilai tukar nominal dan nilai tukar riil. Nilai tukar nominal (nominal

exchange rate) adalah harga relatif dari mata uang dua negara. Sebagai

contoh, jika antara dollar Amerika Serikat dan yen Jepang adalah 120 yen

per dollar, maka orang Amerika Serikat bisa menukar 1 dollar untuk 120

yen di pasar uang. Sebaliknya, orang Jepang yang ingin memiliki dollar

akan membayar 120 yen untuk setiap dollar yang dibeli. Ketika orang-

orang mengacu pada nilai tukar di antara kedua negara, mereka biasanya

mengartikan nilai tukar nominal (Mankiw, 2006).

Page 63: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

43

Nilai tukar riil (real exchange rate) adalah harga relatif dari barang-

barang di antara dua negara. Nilai tukar riil menyatakan tingkat dimana

kita bisa memperdagangkan barang-barang dari suatu negara untuk

barang-barang dari negara lain (Mankiw, 2006). Nilai tukar riil adalah nilai

tukar nominal yang sudah dikoreksi dengan harga relatif yaitu harga-harga

di dalam negeri dibandingkan dengan harga-harga di luar negeri. Nilai

tukar dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

𝑄 = 𝑆𝑃

𝑃 ∗

Dimana Q adalah nilai tukar riil, S adalah nilai tukar nominal, P adalah

tingkat harga domestik dan P* adalah tingkat harga di luar negeri.

Nilai tukar inilah sebagai salah satu indikator yang mempengaruhi

aktivitas di pasar saham maupun pasar uang karena investor cenderung

akan berhati-hati untuk melakukan investasi. Menurunnya nilai tukar

rupiah terhadap mata uang asing khususnya dollar AS memiliki pengaruh

negatif terhadap ekonomi dan pasar modal (Sitinjak dan Kurniasari, 2003).

Turunnya nilai tukar menurunkan kemampuan nilai tukar Rupiah terhadap

mata uang asing.

11. BI Rate

BI rate merupakan suku bunga acuan Bank Indonesia dan

merupakan sinyal (stance) dari kebijakan moneter Bank Indonesia. BI rate

adalah suku bunga Bank Indonesia yang ditetapkan pada RDG (Rapat

Dewan Gubernur) bulanan untuk berlaku selama bulan berjalan (satu

bulan), kecuali ditetapkan berbeda oleh RDG bulanan dalam bulan yang

Page 64: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

44

sama (Bank Indonesia, 2016). Sedangkan menurut Siamat (2005:139)

dalam Prasetio (2013:19), BI rate adalah suku bunga dengan tenor satu

bulan yang diumumkan oleh Bank Indonesia secara periodik untuk jangka

waktu tertentu yang berfungsi sebagai sinyal (stance) kebijakan moneter.

BI rate ditetapkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia dalam

Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan. Dalam kondisi tertentu, BI rate

dapat disesuaikan dalam RDG pada bulan-bulan yang lain. Pada dasarnya

perubahan BI rate menunjukkan penilaian Bank Indonesia terhadap

prakiraan Inflasi ke depan dibandingkan dengan sasaran Inflasi yang

ditetapkan. Pelaku pasar dan masyarakat akan mengamati penilaian Bank

Indonesia tersebut melalui penguatan dan transparansi yang akan

dilakukan, antara lain dalam Laporan Kebijakan Moneter yang

disampaikan secara triwulanan dan press release bulanan. Operasi

Moneter dengan BI rate dilakukan melalui lelang mingguan dengan

mekanisme variabel rate tender dan multiple price allotments. Dengan

demikian sinyal respon kebijakan moneter melalui BI Rate yang

ditetapkan oleh Bank Indonesia akan diperkuat melalui berbagai transaksi

keuangan di pasar keuangan (Siamat, 2005:140 dalam Prasetio, 2013:20).

12. Inflasi

Pada awalnya inflasi diartikan sebagai kenaikan jumlah uang beredar

atau kenaikan likuiditas dalam suatu perekonomian. Pengertian tersebut

mengacu pada gejala umum yang ditimbulkan oleh adanya kenaikan

jumlah uang beredar yang diduga telah menyebabkan adanya kenaikan

Page 65: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

45

harga-harga. Inflasi adalah suatu variabel ekonomi makro yang dapat

sekaligus menguntungkan dan merugikan suatu perusahaan. Namun pada

dasarnya inflasi yang tinggi tidak disukai oleh para pelaku pasar modal

karena akan meningkatkan biaya produksi (Case dan Fair, 2007: 212

dalam Prasetio, 2013:17).

Menurut Sukirno (2004:333) Inflasi yaitu kenaikan dalam harga

barang dan jasa, yang terjadi karena permintaan bertambah lebih besar

dibandingkan dengan penawaran barang di pasar. Untuk mengukur tingkat

inflasi, indeks harga yang digunakan adalah indeks harga konsumen.

Indeks harga konsumen adalah indeks harga dari barang-barang yang

selalu digunakan para konsumen. Terdapat berbagai macam jenis inflasi.

Beberapa kelompok besar dari inflasi adalah :

a. Policy induced, disebabkan oleh kebijakan ekspansi moneter yang

juga bisa merefleksikan defisit anggaran yang berlebihan dan cara

pembiayaannya.

b. Cost-push inflation, disebabkan oleh kenaikan biaya-biaya yang bisa

terjadi walaupun pada saat tingkat pengangguran tinggi dan tingkat

penggunaan kapasitas produksi rendah.

c. Demand-pull inflation, disebabkan oleh permintaan agregat yang

berlebihan mendorong kenaikan tingkat harga umum.

d. Inertial inflation, cenderung untuk berlanjut pada tingkat yang sama

sampai kejadian ekonomi yang menyebabkan berubah. Jika inflasi

Page 66: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

46

terus bertahan, dan tingkat ini diantisipasi dalam bentuk kontrak

finansial dan upah, kenaikan inflasi akan terus berlanjut.

13. Indeks Tendensi Bisnis (ITB)

Dewasa ini menurut Dayan (1996), angka indeks merupakan

peralatan statistik yang sangat populer guna mengukur perubahan atau

melakukan perbandingan antara variabel-variabel ekonomi dan sosial.

Perubahan atau perbandingan antara variabel dari waktu ke waktu dan

yang dinyatakan dengan angka-angka indeks umumnya lebih mudah di

mengerti (Soegiri, 2009:68).

Indeks Tendensi Bisnsi (ITB) adalah indikator perkembangan

ekonomi usaha terkini yang datanya diperoleh dari Survei Tendensi Bisnis

(STB) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik bekerja sama dengan

Bank Indonesia. STB dilakukan setiap triwulan di beberapa kota besar

terpilih di seluruh provinsi di Indonesia. Jumlah sampel STB triwulan II-

2016 sebesar 4.138 perusahaan besar dan sedang, dengan responden

pimpinan perusahaan. ITB merupakan indeks yang menggambarkan

kondisi bisnis dan perekonomian pada triwulan berjalan dan perkiraan

pada triwulan mendatang (Badan Pusat Statistik, 2016).

Pembentukan nilai indeks tendensi bisnis berdasarkan persepsi

pengusaha tentang kondisi bisnis/usaha, dimana persepsi pengusaha

tentang kondisi bisnis/usaha ini terbentuk dari dua faktor, yaitu faktor

internal dan eksternal. Faktor internal berkenaan dengan kapasitas

produksi, jam kerja, pendapatan dan lain-lain yang berada dalam

Page 67: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

47

bisnis/usaha. Sedangkan faktor eksternal berkenaan dengan

makroekonomi, penduduk, persaingan dan kebijakan pemerintah yang

mana berada diluar bisnis/usaha itu sendiri. Kedua faktor ini merupakan

kondisi perekonomian makro baik nasional maupun regional yang sering

dijumpai sebagai bahan ukur pertimbangan perekonomian (Soegiri,

2009:71).

Faktor-faktor yang menentukan indeks tendensi bisnis yaitu

pendapatan usaha, penggunaan kapasitas produksi dan rata-rata jam kerja.

Selain itu faktor order dari dalam negeri, order dari luar negeri, harga jual

sekarang dan order barang input juga menentukan nilai indeks tendensi

bisnis (BPS, ITB, 2016).

Penilaian indeks tendensi bisnis (ITB) adalah sebagai berikut

(Berdasarkan BPS, 2016) :

a. Nilai antara 100-200

Kondisi bisnis pada triwulan berjalan meningkat dibanding

periode sebelumnya atau kondisi bisnis pada triwulan mendatang

meningkat dibanding periode triwulan berjalan.

b. Nilai 100

Kondisi pada triwulan berjalan sama dibanding triwulan

sebelumnya atau kondisi bisnis pada triwulan mendatang sama

dibanding periode triwulan berjalan.

Page 68: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

48

c. Nilai kurang dari 100

Kondisi bisnis pada triwulan berjalan menurun dibanding

keadaan triwulan sebelumnya atau kondisi bisnis pada triwulan

mendatang menurun dibanding periode triwulan berjalan.

Dalam data yang sama, 8 sektor usaha yang masuk dalam penilaian

indeks tendensi bisnis adalah :

a. Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan

b. Pertambangan dan penggalian

c. Industri pengolahan

d. Listrik, gas dan air bersih

e. Konstruksi

f. Perdagangan, hotel dan restoran

g. Transportasi dan telekomunikasi

h. Keuangan, persewaan dan jasa

Indeks tendensi bisnis juga sudah banyak digunakan oleh para

peneliti untuk meneliti fluktuasi kondisi makroekonomi (Kaufmann 2014).

Hasil Business Tendency Survey, digunakan untuk melihat kondisi bisnis

serta menentukan kebijakan yang berguna untuk pemerintah, perusahaan

dan investor.

Bagi perusahaan/korporasi, indeks tendensi bisnis merupakan salah

satu indikator penilaian usaha yang sering digunakan. Selain itu, investor

juga menggunakan indeks tendensi bisnis sebagai pertimbangan untuk

melakukan investasi. Indeks tendensi bisnis ini menggambarkan kondisi

Page 69: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

49

bisnis dan perekonomian sekarang dan di masa yang akan datang. Maka

indeks tendensi bisnis ini tidak bisa dipisahkan dengan

perusahaan/korporasi. Oleh sebab itu, pengaruh indeks tendensi bisnis

terhadap sukuk korporasi di Indonesia menjadi pembahasan yang menarik

untuk dibahas.

B. Keterkaitan Antara Variabel Independen dengan Variabel Dependen

1. Ekspor dengan Sukuk dan Obligasi

Menurut Sari (2015:1), Integrasi pasar modal membuat perubahan

ekonomi di suatu negara akan mempengaruhi perkembangan pasar modal di

negara lain atau yang sering disebut dengan contagion effect. Ada tiga faktor

fundamental yang mempengaruhi integrasi pasar modal, yaitu portofolio

asing yang diproksikan dengan nilai pembelian bersih saham investor asing

(FNP), hubungan dagang yang diproksikan dengan ekspor dan foreign

direct investment (FDI). Sebagai salah satu faktor pengaruh, ekspor dapat

menjadi pertimbangan dalam pasar modal, khususnya sukuk dan obligasi.

Sehingga menarik untuk dilihat hasil pengaruh ekspor terhadap sukuk dan

obligasi.

Hasil penelitian Bing Zhu (2012:4) menyatakan bahwa ekspor

memiliki pengaruh negatif terhadap imbal hasil saham pasar modal

Shanghai. Penelitian Janet dan Bozena (2009:20) juga menyatakan bahwa

ekspor (Natural Openness (Ekspor/PDB)) memiliki pengaruh negatif

terhadap perkembangan pasar obligasi. Hasil berbeda dijumpai pada

penelitian Ali Said dan Rihab Grassa (2013:259) bahwa ekspor (Trade

Page 70: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

50

Openness of an Economy) memiliki pengaruh positif yang signifikan

terhadap perkembangan pasar sukuk pada 10 negara. Dan pada penelitian

Jun, et. all. (2015:61) menyatakan bahwa ekspor (Openness of Economy)

memiliki hubungan positif terhadap perkembangan sukuk dan obligasi di

Malaysia.

2. Nilai Tukar dengan Sukuk dan Obligasi

Menurut Rodoni (2010:186), Globalisasi mendorong investasi lintas

negara disamping untuk tujuan diversifikasi. Oleh karena itu, risiko nilai

tukar mata uang merupakan faktor ketidakpastian yang dihadapi investor

apabila melakukan investasi di pasar global. Semakin tinggi fluktuasi nilai

tukar mata uang yang bersangkutan, dengan demikian investor harus

mempertimbangkan pula premi risiko atas nilai tukar tersebut. Nilai tukar

Rupiah terhadap US Dollar mempunyai hubungan positif dan signifikan

dalam mempengaruhi return suatu perusahaan. Dan return tersebut

mempengaruhi kondisi financial distress perusahaan, maka dapat

diasumsikan bahwa sensitifitas perusahaan terhadap nilai tukar

mempengaruhi kondisi financial distress perusahaan.

Selain itu, sukuk didenominasi di dalam Dolar Amerika (US$)

sehingga naik turunnya nilai rupiah terhadap dolar akan menjadikan nilai

pembayaran terhadap investor akan berubah dari nilai awal. Seperti

turunnya nilai rupiah terhadap dolar menjadikan beban pembayaran cicilan

menjadi semakin besar kepada investor.

Page 71: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

51

Hasil penelitian Janet dan Bozena (2009:21) menyatakan bahwa

nilai tukar (Exchange Rate) memiliki hubungan negatif terhadap

perkembangan pasar obligasi. Namun berbeda dengan penelitian Dung,

Quang dan Toan (2015:50) yang menyatakan bahwa nilai tukar (Variability

of Exchange Rates) memiliki hubungan positif terhadap perkembangan

obligasi korporasi.

3. BI Rate dengan Sukuk dan Obligasi

Menurut Rahardjo (2004:50) nilai harga suatu obligasi ditentukan

oleh nilai tingkat suku bunga di pasar uang. Salah satu faktor penentu

apakah harga obligasi menarik atau tidak adalah tingkat suku bunga yang

diberikan kepada investor obligasi. Apabila tingkat suku bunga di pasar

menurun maka investor cenderung membeli obligasi yang kuponnya lebih

tinggi dibanding deposito sehingga harga obligasi cenderung naik. Begitu

juga sebaliknya jika suatu suku bunga lebih kecil dari pada tingkat kupon

yang diberikan suatu obligasi maka orang akan cenderung menanamkan

uangnya dipasar modal khususnya obligasi.

Hasil penelitian Janet dan Bozena (2009:21) menyatakan bahwa

tingkat bunga (volatility of interest rate) memiliki hubungan negatif

terhadap perkembangan pasar obligasi. Penelitian Rini (2012:66)

menyatakan bahwa bonus SBIS (Sertifikat Bank Indonesia Syariah)

berpengaruh signifikan secara negatif terhadap penerbitan sukuk. Hasil

serupa juga terdapat pada penelitian Jun, et. all. (2015:60) yang menyatakan

bahwa tingkat bunga (interest rate) memiliki hubungan negatif terhadap

Page 72: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

52

perkembangan obligasi dan sukuk. Hasil yang sama juga dijumpai pada

penelitian Medri (2015) yang menyatakan bahwa suku bunga BI rate

berpengaruh negatif terhadap penerbitan sukuk korporasi.

4. Inflasi dengan Sukuk dan Obligasi

Menurut Rahardjo (2004:53) kondisi perekonomian yang kuat serta

inflasi yang rendah mengakibatkan tingkat daya beli terhadap produk

investasi juga sangat bagus, sehingga akan timbul dampak positif terhadap

perdagangan dan investasi pada obligasi. Akan tetapi inflasi tidak

mempengaruhi obligasi syariah, hal ini sesuai dengan teori yang ada bahwa

inflasi berbanding terbalik dengan obligasi syariah, ketika inflasi naik maka

obligasi syariah turun, begitu juga sebaliknya, ketika inflasi turun harga

obligasi syariah justru naik.

Hasil penelitian Penelitian Rini (2012:66) menyatakan bahwa inflasi

(IHK) berpengaruh signifikan secara negatif terhadap penerbitan sukuk.

Hasil penelitian Ali Said dan Rihab Grassa (2013:259) menyatakan bahwa

inflasi tidak memiliki hubungan yang kuat terhadap perkembangan pasar

sukuk. Sedangkan penelitian Jun, et. all. (2015:61) menyatakan bahwa

inflasi mempunyai dampak signifikan secara negatif terhadap

perkembangan obligasi dan sukuk.

5. Indeks Tendensi Bisnis (ITB) dengan Sukuk dan Obligasi

Menurut Soegiri (2009:1), dengan berbagai informasi kondisi

makroekonomi Indonesia saat ini maupun yang akan datang, tentunya akan

berimbas pada skala di tingkat lokal baik provinsi maupun kabupaten.

Page 73: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

53

Informasi ini sangat penting terutama bagi kalangan investor baik PMDN

maupun PMA yang akan menanamkan modalnya di Indonesia. Hal yang

paling penting dibutuhkan oleh para investor adalah informasi dini (early

information) tentang kondisi perekonomian terkini, sangat diperlukan oleh

pemerintah maupun dunia usaha maupun para investor. Pemerintah

memerlukan informasi tersebut diantaranya untuk perencanaan dan

pembuatan kebijakan di bidang investasi termasuk dalam pengambilan

keputusan penerbitan obligasi baik syariah maupun konvensional,

sedangkan dunia usaha diantaranya untuk keperluan menghitung nilai

ekspektasi nilai investasi atau ekspansi pasar. Dengan adanya informasi

indeks tendensi bisnis, diharapkan dijadikan masukan dan pedoman

berbagai pihak, sehingga dapat mengambil langkah-langkah yang

diperlukan untuk mengatasi perubahan keadaan supaya tak menimbulkan

kerugian baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Sebagai bentuk perusahaan (korporasi), investor secara umum akan

melihat keadaan bisnis korporasi sebelum menentukan untuk berinvestasi di

sukuk ataupun obligasi yang diterbitkan oleh korporasi tersebut. Cara

menentukan keadaan bisnis suatu korporasi itu baik atau buruk dapat

menggunakan indeks tendensi bisnis (ITB) ini. Ketika ITB mencerminkan

keadaan bisnis yang baik, maka kepercayaan investor akan meningkatkan

minat untuk berinvstasi pada instrumen sukuk dan obligasi korporasi.

Penelitian sebelumnya tentang pengaruh indeks tendensi bisnis

terhadap sukuk dan obligasi korporasi belum ditemukan. Namun Badan

Page 74: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

54

Pusat Statistik (2015) mengatakan bahwa informasi indeks tendensi bisnis

sangat diperlukan oleh pemerintah dan dunia usaha. Pemerintah

memerlukan informasi ITB untuk perencanaan pembangunan, sedangkan

dunia usaha diantaranya untuk keperluan investasi. Melihat pentingnya

informasi indeks tendensi bisnis ini, menjadi menarik untuk melihat

pengaruh indeks tendensi bisnis terhadap sukuk dan obligasi.

C. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai perekonomian syariah, mulai banyak diminati.

Mulai dari industri perbankan syariah beserta produknya sampai dengan

lembaga keuangan lainnya beserta produknya. Walaupun yang secara khusus

membahas tentang hubungan sukuk dengan indikator makroekonomi masih

sangat jarang, namun penulis tetap berusaha untuk melakukan penelitian ini

dengan tetap mengacu pada penelitian sebelumnya. Penulis mengacu pada

penelitian tentang obligasi konvensional yang kemudian diaplikasikan ke

sukuk. Berikut adalah beberapa penelitian tentang sukuk dan obligasi beserta

hubungannya dengan perekonomian.

Tabel 2.5

Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Tahun Judul Metode

Penelitian Hasil Penelitian

1 Ziko Medri

Saputra 2015

Pengaruh Tingkat

Suku Bunga BI

Rate, Jumlah

Uang Beredar, dan

Inflasi terhadap

Penerbitan Sukuk

Korporasi di

Indonesia Periode

2008-2014

Analisis

Regresi

Sederhana

(OLS)

Secara bersama-sama,

tingkat Suku Bunga BI

Rate, Jumlah Uang

beredar dan Inflasi

berpengaruh signifikan

terhadap penerbitan

sukuk korporasi.

Secara parsial, tingkat

suku bunga BI Rate

Page 75: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

55

No. Peneliti Tahun Judul Metode

Penelitian Hasil Penelitian

berpengaruh signifikan

dan negatif terhadap

penerbitan sukuk

korporasi, Jumlah uang

beredar berpengaruh

signifikan dan positif

terhadap penerbitan

sukuk korporasi, dan

inflasi berpengaruh

signifikan dan negatif

terhadap penerbitan

sukuk korporasi.

2. Ina Listya

Widianti 2015

Pengaruh Faktor

Makroekonomi

terhadap

Pertumbuhan

Sukuk Korporasi

di Indonesia

Vector

Error

Correction

Model

(VECM)

Hasil dari analisis

“Impulse Response

Function” (IRF) dan

“Variance

Decomposition” (VD)

disimpulkan bahwa

guncangan yang terjadi

pada jumlah uang

beredar, inflasi dan BI

rate direspon positif

oleh pertumbuhan

sukuk korporasi.

Sedangkan gunacangan

yang terjadi pada nilai

tukar dan bagi hasil

deposito mudharabah

direspon negatif oleh

pertumbuhan sukuk

korporasi. Variabel

makroekonomi yang

memiliki pengaruh

paling besar terhadap

pertumbuhan sukuk

korporasi adalah bagi

hasil deposito

mudharabah,

kemudian diikuti

dengan nilai tukar

rupiah, inflasi, jumlah

uang yang beredar dan

BI rate.

Page 76: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

56

No. Peneliti Tahun Judul Metode

Penelitian Hasil Penelitian

3.

Dung P. Le,

Quang T.

T. Nguyen

dan Toan

M. Nguyen

2015

The Development

of Corporate Bond

Market : A Cross-

Country Analysis

Analisis

Generalized

Method of

Moments

(GMM)

model

Nilai tukar (exchange

rate variability)

memiliki pengaruh

positif terhadap

perkembangan pasar

obligasi. Ekspor

(openess of the

economy) dan ukuran

ekonomi (size of

economy) memiliki

pengaruh negatif

terhadap

perkembangan pasar

obligasi. Sedangakn

ukuran sistem

perbankan (size of

banking system) tidak

berpengaruh sama

sekali.

4.

Low Jun

Xian,

Reagen Lee

Hon Leong,

Wong Kah

Chun,

Wong Suk

Yee, dan

Yong Jing

Wen

2015

Comparasion

Between

Performance of

Sukuk and

Conventional

Bond in Malaysia

Ordinary

Least

Square

Multiple

Linier

Regression

Model

Tingkat bunga dan

inflasi mempunyai

pengaruh negatif

terhadap

perkembangan obligasi

dan sukuk. PDB (GDP)

dan ekspor (Openness

of Economy) memiliki

pengaruh positif

terhadap

perkembangan obligasi

dan sukuk

5.

Dicky

Ageng

Prasetio

2013

Analisis Faktor-

faktor Makro

Ekonomi yang

Mempengaruhi

Fee Ijarah Default

Sukuk PT Berlian

Laju Tanker

Analisis

Regresi

Berganda

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

secara simultan variabel

inflasi, jumlah uang

beredar, kurs

rupiah, dan BI rate

memiliki pengaruh

signifikan terhadap fee

ijarah default sukuk.

Sedangkan secara

parsial hanya variabel

inflasi dan jumlah uang

beredar yang memiliki

Page 77: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

57

No. Peneliti Tahun Judul Metode

Penelitian Hasil Penelitian

pengaruh signifikan

terhadap fee ijarah

default sukuk. Hasil

penelitian juga

menunjukkan memiliki

nilai adjusted R square

sebesar 66, 4 %.

6.

Ali Said

dan Rihab

Grassa

2013

The Determinants

of Sukuk Market

Development :

Does

Macroeconomic

Factors Influence

the Construction

of Certain

Structure of Sukuk

Analisis

Multivariat

(Data

Panel)

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

faktor-faktor ekonomi

makro GDP seperti per

kapita, ukuran ekonomi,

keterbukaan

perdagangan, dan

persentase Muslim

memiliki pengaruh

positif bagi

perkembangan pasar

Sukuk. Krisis keuangan

memiliki efek negatif

yang signifikan pada

perkembangan pasar

sukuk karena jumlah

Sukuk yang diterbitkan

di tahun-tahun telah

menurun jauh. Kualitas

regulasi memiliki

dampak yang signifikan

terhadap perkembangan

pasar sukuk. Ini berarti

bahwa negara-negara

peringkat lebih tinggi

dalam kualitas regulasi

memiliki pasar Sukuk

yang lebih besar. Hal ini

dapat diartikan sebagai

efisiensi dan keandalan

peraturan.

7.

Ghemari

Abd

Elkarim

2012

Factors Influence

Sukuk and

Conventional

Bonds in Malaysia

Analisis

Regresi

Berganda

(OLS)

Hasil analisis regresi

untuk Sukuk

menunjukkan bahwa,

ada efek negatif dan

hubungan yang

signifikan antara PDB,

Page 78: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

58

No. Peneliti Tahun Judul Metode

Penelitian Hasil Penelitian

tingkat inflasi dan suku

bunga dengan

penerbitan Sukuk.

Namun, untuk obligasi

konvensional, hanya

PDB menunjukkan efek

negatif yang signifikan

pada hubungan.

8. Rini 2012

Obligasi Syariah

(Sukuk) dan

Indikator

Makroekonomi

Indonesia :

Sebuah Analisis

Vector Error

Correction Model

(VECM)

Model

Vector

Autoregress

ive (VAR)

kemudian

(karena

stasioner)

Vector

Error

Correction

Model

(VECM).

1. Dalam jangka

pendek penerbitan

sukuk dan indikator

makroekonomi

Indonesia yaitu

pertumbuhan

ekonomi, jumlah

uang beredar, inflasi,

pengangguran

terbuka, dan bonus

SBIS tidak saling

memengaruhi.

2. Dalam jangka

panjang penerbitan

sukuk dipengaruhi

secara positif oleh

pertumbuhan

ekonomi dan jumlah

uang beredar.

3. Penerbitan sukuk

juga dipengaruhi

secara negatif oleh

inflasi,

pengangguran

terbuka, dan bonus

SBIS. Berdasarkan

uji FEDV,

penerbitan sukuk

juga memengaruhi

pertumbuhan

ekonomi, jumlah

uang beredar, inflasi,

dan pengangguran

terbuka dengan porsi

kontribusi antara

lima persen sampai

Page 79: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

59

No. Peneliti Tahun Judul Metode

Penelitian Hasil Penelitian

26 persen.

Kontribusi terbesar

sukuk terdapat pada

jumlah uang beredar.

4. Ketika terjadi

guncangan pada

penerbitan sukuk

maka pengaruhnya

dirasakan oleh

pertumbuhan

ekonomi, jumlah

uang beredar, inflasi,

pengangguran

terbuka, suku bunga

SBI, dan bonus

SBIS. Butuh waktu

antara 20 sampai 35

bulan bagi seluruh

variabel

makroekonomi

Indonesia yang

diamati untuk

kembali stabil.

Ketika terjadi

goncangan terhadap

indikator

makroekonomi di

Indonesia,

penerbitan sukuk

relatif lebih tahan

terhadap goncangan

dan relatif lebih

cepat kembali stabil

pada periode 10

sampai 20 bulan.

8.

Christophe

J.

Godlewski,

Rima Turk-

Ariss and

Laurent

Weill

2011

Do markets

perceive sukuk

and conventional

bonds as different

financing

instruments?

Event

Study, T-

test

(estimate

abnormal

returns)

Temuan menunjukkan

pasar saham netral

untuk pengumuman dari

obligasi konvensional,

tetapi bereaksi negatif

terhadap pengumuman

dari masalah sukuk.

Temuan ini digunakan

untuk kelebihan

Page 80: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

60

No. Peneliti Tahun Judul Metode

Penelitian Hasil Penelitian

permintaan sertifikat

investasi Islam dan

menjelaskan perbedaan

reaksi di pasar saham.

Tidak seperti studi

sebelumnya, temuan ini

menunjukkan pasar

mudah membedakan

antara sukuk dan

obligasi konvensional.

9.

Wahida

Ahmad dan

Rafisah

Mat Radzi

2011

Sustainability of

Sukuk and

Conventional

Bond during

financial Crisis :

Malaysia’s

Capital Market

Ordinary

Least

Square

(OLS)

Hasil penelitiannya

adalah bahwa

penerbitan sukuk dan

obligasi dipengaruhi

oleh PDB dan likuiditas

pasar. Sedangkan valuta

asing tidak berpengaruh

terhadap penerbitan

sukuk dan obligasi

10.

O. Janet

Adelegan

dan Bozena

Radzewicz-

Bak

2009

What Determines

Bond Market

Development in

sub-Saharan

Africa

Analisis

Regresi

Berganda

(OLS)

Ukuran negara,

Hukum/peraturan (law

legal tradition), dan

PDB perkapita (GDP

per capita) memiliki

pengaruh positif

terhadap perkembangan

pasar obligasi.

Sedangkan ekspor

(Openness), korupsi,

ukuran bank, tingkat

bunga (volatility of

interest rate) dan

keseimbangan fiskal

(fiscal balances)

memiliki pengaruh

negatif terhadap

perkembangan pasar

obligasi.

Page 81: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

61

No. Peneliti Tahun Judul Metode

Penelitian Hasil Penelitian

11. Novie Illya

Sasanti 2008

Analisis Pengaruh

Variabel-variabel

Makroekonomi

terhadap

Pertumbuhan

Obligasi

Pemerintah di

Indonesia

Analisis

Kuantitatif

Vector

Auto

Regression

(VAR)

yang

dilanjutkan

dengan

Vector

Error

Correction

Model

(VECM) .

1. Hasil estimasi

VECM, pada jangka

pendek variabel

ekonomi yang

berpengaruh positif

terhadap obligasi

pemerintah riil

adalah obligasi

pemerintah rill itu

sendiri, suku bunga

deposito, nilai tukar

riil, laju inflasi,

sedangkan yang

berpengaruh negatif

terhadap obligasi

pemerintah riil

adalah jumlah uang

beredar, pendapatan

nasional, suku bunga

SBI. Pada jangka

panjang hanya tiga

variabel yang

berpengaruh

terhadap obligasi

pemerintah, karena

ada empat

persamaan yang

terkointegrasi,

variabel yang

berpengaruh positif

terhadap obligasi

pemerintah riil

adalah suku bunga

SBI dan pendapatan

nasional, sedangkan

yang berpengaruh

negatif adalah suku

bunga deposito.

2. Hasil estimasi the

impuls response

function (IRF),

respon negatif

obligasi pemerintah

dihasilkan dari

Page 82: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

62

No. Peneliti Tahun Judul Metode

Penelitian Hasil Penelitian

guncangan variabel

nilai tukar riil, laju

inflasi, suku bunga

deposito, suku bunga

SBI, sedangkan

respon positif

obligasi pemerintah

dihasilkan dari

guncangan variabel

jumlah uang beredar,

pendapatan nasional.

3. Hasil Estimasi

VECM, dari

Variance

Decompisition

(VD), variabel yang

paling

mempengaruhi

obligasi pemerintah

riil (OBGRIIL)

sesuai dengan urutan

pengaruh terbesar

adalah OBGRIIL itu

sendiri, suku bunga

deposito (RDPSTO),

jumlah uang beredar

(MS), nilai tukar

rupiah (RER),

pendapatan nasional

(GDPRIIL), suku

bunga SBI (R), dan

laju inflasi (INF).

12.

Litbang

Provinsi

Sumatera

Utara

2005

Kajian Penerbitan

Obligasi Daerah

Sebagai Salah

Satu Sumber

Pembiayaan

Pembangunan

Analisis

Regresi

Berganda

(OLS)

1. Penelitian ini

menunjukkan bahwa

hasil variabel

ekonomi realisasi

penerimaan

pemerintah

berpengaruh nyata

secara positif

terhadap penerbitan

obligasi daerah pada

tingkat kepercayaan

95 persen.

Page 83: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

63

Sumber : Jurnal-jurnal Ilmiah (Diolah)

D. Kerangka Pemikiran

Menurut Sugiyono (2009:91), Kerangka berpikir merupakan model

konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang

telah diidentifikasi. Kerangka berpikir adalah hasil pemikiran peneliti

berdasarkan teori/konsep yang ada tentang variabel yang diteliti dan

dirumuskan dari masalah penelitian. Berdasarkan landasan teori dan hasil dari

penelitian sebelumnya serta permasalahan yang telah dikemukakan, maka

kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

No. Peneliti Tahun Judul Metode

Penelitian Hasil Penelitian

2. Variabel pendapatan

perkapita, tingkat

ekspor, dan variabel

inflasi tidak

berpengaruh nyata

secara positif

terhadap penerbitan

obligasi daerah pada

tingkat kepercayaan

95 persen.

3. Variabel

pengangguran tidak

berpengaruh nyata

secara negatif Kinerja

ekonomi Pempropsu

memberi dorongan

peluang positif

terhadap penerbitan

Obligasi daerah.

Page 84: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

64

Gambar 2.3

Kerangka Pemikiran

E. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu korelasi yang bersifat masih sementara atau

pernyataan berdasarkan pada pengetahuan tertentu yang masih lemah dan harus

dibuktikan kebenarannya. Dengan demikian hipotesis merupakan dugaan

sementara yang nantinya akan diuji dan dibuktikan kebenarannya melalui

analisis data (Suharsimi Arikunto, 2002:68 dalam Oktavia, 2016:40).

Page 85: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

65

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran yang telah

diuraikan sebelumnya, maka hipotesis penelitian yang dapat dirumuskan

adalah sebagai berikut :

1. Sukuk Korporasi

a. H0.1.1 : Tidak terdapat pengaruh ekspor terhadap penerbitan sukuk

korporasi di Indonesia.

Ha.1.1 : Terdapat pengaruh ekspor terhadap penerbitan sukuk korporasi

di Indonesia.

b. H0.1.2 : Tidak terdapat pengaruh nilai tukar terhadap penerbitan sukuk

korporasi di Indonesia.

Ha.1.2 : Terdapat pengaruh nilai tukar terhadap penerbitan sukuk

korporasi di Indonesia.

c. H0.1.3 : Tidak terdapat pengaruh BI Rate terhadap penerbitan sukuk

korporasi di Indonesia.

Ha.1.3 : Terdapat pengaruh BI Rate terhadap penerbitan sukuk

korporasi di Indonesia.

d. H0.1.4 : Tidak terdapat pengaruh inflasi terhadap penerbitan sukuk

korporasi di Indonesia.

Ha.1.4 : Terdapat pengaruh inflasi terhadap penerbitan sukuk korporasi

di Indonesia.

e. H0.1.5 : Tidak terdapat pengaruh indeks tendensi bisnis terhadap

penerbitan sukuk korporasi di Indonesia.

Page 86: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

66

Ha.1.5 : Terdapat pengaruh indeks tendensi bisnis terhadap penerbitan

sukuk korporasi di Indonesia.

2. Obligasi Korporasi

a. H0.2.1 : Tidak terdapat pengaruh ekspor terhadap penerbitan obligasi

korporasi di Indonesia.

Ha.2.1 : Terdapat pengaruh ekspor terhadap penerbitan obligasi

korporasi di Indonesia.

b. H0.2.2 : Tidak terdapat pengaruh nilai tukar terhadap penerbitan

obligasi korporasi di Indonesia.

Ha.2.2 : Terdapat pengaruh nilai tukar terhadap penerbitan obligasi

korporasi di Indonesia.

c. H0.2.3 : Tidak terdapat pengaruh BI Rate terhadap penerbitan obligasi

korporasi di Indonesia.

Ha.2.3 : Terdapat pengaruh BI Rate terhadap penerbitan obligasi

korporasi di Indonesia.

d. H0.2.4 : Tidak terdapat pengaruh inflasi terhadap penerbitan obligasi

korporasi di Indonesia.

Ha.2.4 : Terdapat pengaruh inflasi terhadap penerbitan obligasi

korporasi di Indonesia.

e. H0.2.5 : Tidak terdapat pengaruh indeks tendensi bisnis terhadap

penerbitan obligasi korporasi di Indonesia.

Ha.2.5 : Terdapat pengaruh indeks tendensi bisnis terhadap penerbitan

obligasi korporasi di Indonesia.

Page 87: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

67

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data-data yang didapat

melalui studi kepustakaan dan data dari internet (data sekunder) dimana ruang

lingkup penelitian ini adalah sukuk dan obligasi korporasi selama periode

2005-2016. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan data

sekunder yang digunakan ialah deret waktu kuartal (time series) dari kuartal

ketiga 2005 hingga kuartal kedua 2016. Adapun yang menjadi variabel

dependen pada penelitian ini adalah total nilai emisi sukuk korporasi dan total

nilai emisi obligasi korporasi dengan variabel independen ekspor, nilai tukar,

BI rate, inflasi dan indeks tendensi bisnis (ITB). Kelima variabel makro

tersebut, dijadikan peneliti sebagai variabel independen dikarenakan hal ini

mudah dimengerti karena indikator tersebut merupakan indikator yang sering

diuji pada penelitian sebelum ini dan digunakan sebagai acuan dalam

berinvestasi termasuk berinvestasi pada instrumen investasi sukuk korporasi

dan obligasi korporasi yang menjadi salah satu alternatif dari sedemikian

banyak alternatif instrumen investasi yang didominasi oleh instrumen

keuangan.

Page 88: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

68

Tabel 3.1

Variabel, Simbol, Satuan dan Sumber Data

Variabel Simbol Satuan Sumber Data

Total Nilai Emisi Sukuk

Korporasi Y1 Rupiah

Otoritas Jasa Keuangan

(OJK)

Total Nilai Emisi Obligasi

Korporasi Y2 Rupiah

Otoritas Jasa Keuangan

(OJK)

Ekspor X1 Rupiah Badan Pusat Statistika

(BPS)

Nilai Tukar X2 Rupiah Bank Indonesia (BI)

BI rate X3 Persen Bank Indonesia (BI)

Inflasi X4 Indeks Badan Pusat Statistika

(BPS)

Indeks Tendensi Bisnis X5 Indeks Badan Pusat Statistika

(BPS)

Sumber : 2017, Diolah

B. Metode Penentuan Sampel

Penelitian ini menggunakan sukuk korporasi dan obligasi korporasi

selama periode 2005-2016. Dari populasi tersebut selanjutnya diambil sampel

yang merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu

populasi, sehingga sampel harus mewakili populasinya. Data yang diperoleh

berasal dari statistik sukuk dan obligasi korporasi yang terdapat di website

Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Data yang digunakan adalah data time series,

yaitu menggunakan total nilai emisi sukuk dan obligasi korporasi di Indonesia

dan juga variabel-variabel makroekonomi dari kuartal III 2005 hingga kuartal

II 2016.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian kepustakaan (library research) dan data sekunder (internet

Page 89: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

69

research). Agar memperoleh hasil penelitian yang diharapkan, diperlukan data

dan informasi yang mendukung penelitian ini.

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan digunakan dengan cara mengumpulkan

pengetahuan teoritis yang relevan dengan cara membaca dan mempelajari

buku-buku, jurnal-jurnal, artikel-artikel, serta literatur-literatur yang

mempunyai hubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam

penelitian ini.

2. Data Sekunder (Internet Research)

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dengan cara

mengumpulkan dokumen atau laporan yang bersumber dari lembaga atau

pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian. Internet Research juga

digunakan dalam penelitian ini yang berguna untuk mempermudah dalam

mengumpulkan data melalui website-website, seperti Badan Pusat

Statistika (www.bps.go.id), Otoritas Jasa Keuangan (www.ojk.go.id) dan

Bank Indonesia (www.bi.go.id).

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data adalah metode untuk mendapatkan pemahaman dan

pengertian yang tepat tentang suatu objek dengan jalan menguraikan bagian-

bagian, menelaah dan mencermati hubungan keterkaitan antara bagian dalam

membentuk konsepsi integral. Tujuan dari analisis data adalah untuk

mendapatkan informasi yang relevan yang terkandung di dalam data tersebut,

dan menggunakan hasil analisis tersebut untuk memecahkan masalah.

Page 90: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

70

Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode model regresi berganda

atau OLS (Ordinary Least Square) yang merupakan suatu model regresi yang

terdiri atas lebih dari satu variabel independen. Dalam penelitian ini terdapat

dua variabel dependen yang diregresikan secara terpisah namun dengan

variabel independen yang sama. Penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik

untuk memberikan kepastian bahwa persamaan regresi yang didapatkan

memiliki ketepatan dalam estimasi, tidak bias dan konsisten. Model regresi

linier memiliki beberapa asumsi dasar yang harus dipenuhi untuk

menghasilkan estimasi yang baik atau dikenal dengan BLUE (Best Linear

Unbiased Estimator). Berikut adalah hasil estimasi yang bersifat BLUE (Ajija

dkk., 2011:34) :

1. Efisien, artinya hasil nilai estimasi memiliki varian yang minimum dan

tidak bias.

2. Tidak bias, artinya hasil nilai estimasi sesuai dengan nilai parameter

3. Konsisten, artinya jika ukuran sampel ditambah tanpa batas, maka hasil

nilai estimasi akan mendekati parameter populasi yang sebenarnya. Jika

asumsi normalitas terpenuhi, dimana error terdistribusi secara normal

dengan rata-rata sama dengan nol dan standar deviasi konstan.

4. Koefisien regresi akan memiliki distribusi normal. Asumsi normalitas

sangat penting untuk penyederhanaan dalam melakukan pendugaan

interval dan pengujian hipotesis secara statistik.

Page 91: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

71

Penelitian ini menguji hipotesis dengan pengujian koefisien determinasi,

koefisien regresi parsial (Uji t) dan koefisien regresi simultan (Uji F). Untuk

semua pengujian dilakukan dengan bantuan software Eviews 9.

1. Uji Statistik

a. Metode Analisis Linier Berganda

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi

linier berganda, yang digunakan untuk penelitian yang variabel X nya

lebih dari satu (Ghozali, 2011). Uji Regresi Linier Berganda dilakukan

sebanyak dua kali untuk dua variabel dependen yang berbeda tetapi

variabel independennya sama. Uji regresi linier berganda ini digunakan

untuk mengetahui pengaruh ekspor, nilai tukar, BI rate, inflasi, dan

indeks tendensi bisnis terhadap penerbitan sukuk korporasi dan

penerbitan obligasi korporasi. Rumus regresi linier berganda adalah :

𝑌1 = 𝛼1 + 𝛽1.1𝑋1 + 𝛽1.2𝑋2 + 𝛽1.3𝑋3 + 𝛽1.4𝑋4 + 𝛽1.5𝑋5 + 𝜀1

𝑌2 = 𝛼2 + 𝛽2.1𝑋1 + 𝛽2.2𝑋2 + 𝛽2.3𝑋3 + 𝛽2.4𝑋4 + 𝛽2.5𝑋5 + 𝜀2

Keterangan :

𝑌1 : Variabel Dependen 1 (Total Nilai Emisi Sukuk)

𝑌2 : Variabel Dependen 2 (Total Nilai Emisi Obligasi)

𝛼1 : Konstanta persamaan 1 (Sukuk)

𝛼2 : Konstanta persamaan 2 (Obligasi)

𝛽1.1−1.5 : Koefisien regresi masing-masing variabel independen

persamaan 1 (Sukuk)

Page 92: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

72

𝛽2.1−2.5 : Koefisien regresi masing-masing variabel independen

persamaan 2 (Obligasi)

𝑋1 : Variabel Independen 1 (Ekspor)

𝑋2 : Variabel Independen 2 (Nilai Tukar)

𝑋3 : Variabel Independen 3 (BI rate)

𝑋4 : Variabel Independen 4 (Inflasi)

𝑋5 : Variabel Independen 5 (Indeks Tendensi Bisnis)

𝜀1 , 𝜀2 : Error term persamaan 1 (Sukuk) dan persamaan 2 (Obligasi)

b. Uji Parsial (Uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh suatu variabel penjelas atau variabel independen secara

individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,

2011:98). Uji t digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial.

Adapun hipotesisnya sebagai berikut :

H0 = tidak ada pengaruh signifikan dari variabel independen

terhadap variabel dependen secara parsial

Ha = ada pengaruh signifikan dari variabel independen terhadap

variabel dependen secara parsial

Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

Jika tingkat signifikan > 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha

Jika tingkat signifikan < 0,05 maka H0 ditolak dan menerima Ha

Page 93: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

73

c. Uji Simultan (Uji F)

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat

(Ghozali, 2011:98).

Adapun hipotesisnya sebagai berikut :

H0 = tidak ada pengaruh signifikan dari variabel independen

terhadap variabel dependen secara simultan

Ha = ada pengaruh signifikan dari variabel independen terhadap

variabel dependen secara simultan

Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

Jika tingkat signifikan > 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha

Jika tingkat signifikan < 0,05 maka H0 ditolak dan menerima Ha

d. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya digunakan untuk

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan

variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:97). Namun R2 ini memiliki

kelemahan yaitu Ŷ atau Y prediksi dengan nilai Y yang diobservasi.

Apabila digunakan untuk memperkirakan data yang tidak (atau belum)

ada di dalam observasi, belum tentu cocok. Dan nilai R2 tidak berkurang

nilainya apabila variabel independen ditambahkan lagi kedalam

persamaan (Winarno, 2009:420).

Page 94: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

74

Cara untuk mengurangi kelemahan tersebut maka digunakan

koefisien determinasi yang telah disesuaikan, Adjusted R Square (R2adj)

(Suliyanto, 2011:59). Koefisien determinasi yang telah disesuaikan

berarti bahwa koefisien tersebut telah dikoreksi dengan memasukkan

jumlah variabel dan ukuran sampel yang digunakan. Hasil nilai

adjusted R square dari regresi digunakan untuk mengetahui besarnya

variabel dependen yang dipengaruhi oleh variabel-variabel

independennya.

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar

kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen yang

dilihat melalui adjusted R square karena variabel dalam penelitian ini

lebih dari satu.

Untuk mendapat memberikan penafsiran terhadap koefisien

korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat

digunakan kriteria sebagai berikut (Sugiono, 2009:231)

Tabel 3.2

Kriteria untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien

Determinasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,000 – 0,199 Sangat Rendah

0,200 – 0,399 Rendah

0,400 – 0,599 Sedang

0,600 – 0,799 Kuat

0,800 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber : Sugiono, 2009 (Diolah)

Page 95: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

75

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali,

2011:105). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi

antar variabel bebasnya. Jika variabel bebasnya saling berkorelasi,

maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah

variabel bebas yang nilai korelasi antara sesama variabel sama dengan

nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam

sebuah model regresi adalah sebagai berikut dapat dilakukan antara lain

dengan melihat nilai koefisien korelasi antar variabel independen dan

melihat nilai variance inflation factor (VIF).

Adapun hipotesisnya sebagai berikut :

H0 = tidak ada multikolinieritas pada variabel independen

Ha = ada multikolinieritas pada variabel independen

Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

Jika nilai koefisien korelasi < 0,8 dan nilai VIF < 10 maka H0

diterima dan menolak Ha

Jika nilai koefisien korelasi > 0,8 dan nilai VIF ≥ 10 maka H0 ditolak

dan menerima Ha

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji varians dalam

model regresi (Ghozali, 2011). Heteroskedastisitas menguji terjadinya

Page 96: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

76

perbedaan variance residual suatu periode ke pengamatan lainnya.

Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model

dapat dilakukan uji pendeteksian heteroskedastisitas, yaitu Uji White

Heteroskedastisitas. Uji White dilakukan dengan mengestimasi fungsi

regresi terlebih dahulu dengan menspesifikasikan variabel bebas dan

variabel terikat (Gujarati, 2007:89). Untuk menentukan ada tidaknya

heteroskedastisitas pada persamaan regresi, dapat dilihat dari nilai

Prob.F dan nilai Prob. Chi-Square.

Adapun hipotesisnya sebagai berikut :

H0 = tidak ada heteroskedastisitas pada persamaan regresi

Ha = ada heteroskedastisitas pada persamaan regresi

Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

Jika nilai Prob.F dan nilai Prob. Chi-Square > 0,05 (α = 5%), maka

H0 diterima dan menolak Ha

Jika nilai Prob.F dan nilai Prob. Chi-Square < 0,05 (α = 5%), maka

H0 ditolak dan menerima Ha

c. Uji Normalitas

Salah satu asumsi dalam analisis statistika adalah data harus

berdistribusi normal. Dalam analisis multivariat, para peneliti

menggunakan pedoman bahwa jika setiap variabel terdiri atas 30 data,

maka data sudah berdistribusi normal. Namun untuk menguji lebih

akurat diperlukan analisis lebih lanjut (Winarno, 2009:53). Uji

normalitas ini sendiri bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah

Page 97: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

77

model regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya

mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik

adalah berdistribusi data normal atau mendeteksi normal (Gujarati,

2007:64).

Uji normalitas residual metode OLS secara formal dapat dideteksi

dari metode yang dikembangkan oleh Carlos Jarque dan Anil K. Bera

yang dikenal dengan Jarque-Bera (J-B). Deteksi dengan melihat

Jarque-Bera test yang merupakan asimtosis (sampel besar dan

didasarkan atas residual OLS). Uji statistik dari J-B menggunakan

perhitungan skewness dan kurtosis. Untuk menentukan data

berdistribusi normal atau tidak, dapat dilihat dari nilai Probability

Jarque-Bera.

Adapun hipotesisnya sebagai berikut :

H0 = data berdistribusi normal

Ha = data tidak berdistribusi normal

Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

Jika nilai Probability Jarque-Bera > 0,05 (α = 5%), maka H0 diterima

dan menolak Ha

Jika nilai Probability Jarque-Bera < 0,05 (α = 5%), maka H0 ditolak

dan menerima Ha

d. Uji Otokorelasi

Secara harfiah otokorelasi berarti adanya korelasi antara anggota

observasi satu dengan observasi lain yang berlainan waktu. Uji

Page 98: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

78

otokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier

terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka

dinamakan ada problem otokorelasi.

Uji autokorelasi yang biasa digunakan adalah dengan uji Durbin-

Watson (DW test). Selain uji Durbin Watson, ada juga uji yang

dikembangkan oleh Bruesch dan Godfrey yang lebih umum dan dikenal

dengan uji Lagrange Multiplier (LM-test). Dalam penelitian ini

menggunakan uji LM-test karena sudah banyak penelitian

menggunakan uji ini dengan menggunakan software Eviews 9 sehingga

mendapatkan hasil yang lebih mudah dipahami. Untuk menentukan ada

tidaknya otokorelasi dalam persamaan regresi, dapat dilihat dari nilai

Prob. F dan Prob Chi-Square.

Adapun hipotesisnya sebagai berikut :

H0 = tidak ada otokorelasi

Ha = ada otokorelasi

Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

Jika nilai Prob. F dan Prob. Chi-square > 0,05 (α = 5%), maka H0

diterima dan menolak Ha

Jika nilai Prob. F dan Prob. Chi-square < 0,05 (α = 5%), maka H0

ditolak dan menerima Ha

Page 99: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

79

E. Definisi Operasional Variabel

Operasional variabel penelitian merupakan spesifikasi kegiatan peneliti

dalam mengukur suatu variabel. Spesifikasi tersebut menunjukkan pada

dimensi-dimensi dan indikator-indikator dari variabel penelitian yang

diperoleh melalui pengamatan dan penelitian terdahulu.

1. Operasional Variabel Dependen

a. Penerbitan Sukuk Korporasi (Y1)

Penelitian ini menggunakan variabel dependen (Y1) yaitu

penerbitan sukuk korporasi yang menggunakan total nilai emisi sukuk

yang diterbitkan oleh korporasi. Laporan total nilai emisi sukuk

korporasi ini dapat dilihat secara online dalam website resmi Otoritas

Jasa Keuangan (OJK).

b. Penerbitan Obligasi Korporasi (Y2)

Pada variabel dependen kedua (Y2) menggunakan penerbitan

obligasi korporasi berdasarkan total nilai emisi korporasi yang

diterbitkan oleh korporasi. Laporan total nilai emisi obligasi korporasi

ini dapat dilihat secara online dalam website resmi Otoritas Jasa

Keuangan (OJK).

2. Operasional Variabel Independen

a. Ekspor (X1)

Ekspor adalah penjualan barang ke luar negeri dengan

menggunakan sistem pembayaran, kualitas, kuantitas dan syarat

penjualan lainnya yang telah disetujui oleh pihak eksportir dan importir

Page 100: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

80

(Pinem, 2009). Proses ekspor pada umumnya adalah tindakan untuk

mengeluarkan barang atau komoditas dari dalam negeri untuk

memasukannya ke negara lain. Ekspor adalah bagian penting dari

perdagangan internasional. Dalam penelitian ini menggunakan ekspor

menurut lapangan usaha karena sering digunakan dan datanya yang

lengkap dan dapat diperoleh melalui website Badan Pusat Statistika

(BPS, 2016).

b. Nilai Tukar (X2)

Nilai tukar adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang

lainnya atau nilai dari suatu mata uang terhadap nilai mata uang lainnya

(Salvatore, 1997:9). Nilai tukar berarti nilai pada tingkat mana dua mata

uang berbeda diperdagangkan satu sama lainnya (Richard Lipsey,

1995:25). Dalam penelitian ini, nilai tukar yang digunakan adalah

antara mata uang Rupiah (Indonesia) dan Dollar (Amerika Serikat)

yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (Bank Indonesia, 2016). Nilai

yang digunakan adalah kurs tengah dari kedua mata uang tersebut

(𝐾𝑢𝑟𝑠 𝑇𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ =𝐾𝑢𝑟𝑠 𝐽𝑢𝑎𝑙+𝐾𝑢𝑟𝑠 𝐵𝑒𝑙𝑖

2).

c. BI rate (X3)

BI rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap

atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan

diumumkan kepada publik. Data yang diperoleh berasal dari website

resmi Bank Indonesia dan dapat diakses secara online (Bank Indonesia,

2016).

Page 101: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

81

d. Inflasi (X4)

Indeks harga konsumen (consumer price index) adalah indeks

yang mengukur harga rata-rata dari barang dan jasa yang dikonsumsi

oleh rumah tangga. IHK sering digunakan untuk mengukur tingkat

inflasi suatu negara dan juga sebagai pertimbangan untuk penyesuaian

gaji, upah, uang pensiun, dan kontrak lainnya. Indeks Harga Konsumen

(IHK) memberikan informasi mengenai perkembangan rata-rata

perubahan harga sekelompok tetap barang/jasa yang pada umumnya

dikonsumsi oleh rumah tangga dalam suatu kurun waktu tertentu.

Perubahan IHK dari waktu ke waktu menggambarkan tingkat kenaikan

(inflasi) atau tingkat penurunan (deflasi) harga barang/jasa kebutuhan

rumah tangga sehari-hari. Data diperoleh dari Badan Pusat Statistik

(BPS, 2016).

e. Indeks Tendensi Bisnis (X5)

Indeks Tendensi Bisnis (ITB) adalah indikator yang memberikan

informasi mengenai kondisi bisnis dan perekonomian dalam jangka

pendek (triwulanan), yang diperoleh melalui Survei Tendensi Bisnis

(STB) (BPS, 2016). Informasi yang dikumpulkan pada STB adalah

perkembangan bisnis secara umum dalam tiga bulan berjalan

dibandingkan dengan tiga bulan sebelumnya dan prospeknya untuk tiga

bulan mendatang. Pada penelitian ini, Indeks Tendensi Bisnis diperoleh

melalui website resmi Badan Pusat Statistik (BPS, 2016).

Page 102: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

81

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Perkembangan Sukuk Korporasi di Indonesia

Sukuk pertama kali diperkenalkan di daerah Timur Tengah pada

abad pertengahan yang dipergunakan dalam konteks perdagangan

internasional. Sukuk berasal dari bentuk jamak “Sakk” dalam Bahasa Arab

yang berarti sertifikat atau surat kepemilikan. Kata tersebut kemudian

menjadi asal dari kata “Cheque” dalam Bahasa Eropa yang berarti

dokumen yang merepresentasikan sebuah kontrak (contracts) atau

pengalihan kepemilikan (conveyance of rights), obligasi (obligations) atau

kewajiban yang harus dipenuhi (monies done) berdasarkan prinsip syariah.

Sukuk digunakan secara luas oleh masyarakat pada zaman itu dalam

bentuk surat berharga yang mewakili kewajiban pembiayaan yang berasal

dari perdagangan dan kegiatan komersil (Kholis, 2011).

Pada tahun 2002 tercatat penerbitan sukuk dunia bernilai 4,9 miliar

dolar AS. Total perkembangan yang terjadi sampai tahun 2007 menjadi

senilai 71,5 miliar dolar AS meningkat sebanyak 14 kali lipat dari tahun

2002. Namun pada tahun 2008 terjadi penurunan yang drastis pada

penerbitan sukuk global dunia yang hanya mencatat angka penjualan

sebesar 14,1 miliar dolar AS. Pada tahun ini penjualan sukuk berkurang

sebesar 54 persen jika dibandingkan dengan penjualan sukuk pada tahun

2007. Penjualan sukuk meningkat kembali pada tahun 2009 menjadi

Page 103: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

82

senilai 20,2 miliar dolar AS. Kembali mengalami penurunan, pada 2010

penjualan sukuk global internasional tercatat hanya mencapai angka 17,1

miliar dolar AS menurun sebesar 15 persen dari penjualan di tahun 2009.

Tercatat sampai Februari tahun 2011 total seluruh penerbitan sukuk global

dunia dari tahun ke tahun mencapai angka 125,7 miliar dolar AS.

Meningkat hampir dua kali lipatnya hanya dalam kurun waktu kurang dari

empat tahun.

Perkembangan sukuk global ini didukung oleh regulator di kawasan

Teluk dan Asia yang semakin kuat. Kini, makin banyak negara yang telah

menerbitkan sukuk sebagai instrumen pembiayaan. Pada tahun 2007, ada

sepuluh negara penerbit sukuk, padahal pada tahun 2001 baru ada dua

negara. Fenomena ini mencerminkan semakin pentingnya sukuk sebagai

sumber pendanaan berskala besar dan semakin diterimanya sukuk sebagai

alternatif investasi para investor global (Muttaqiena, 2009).

Tidak mau menyia-nyiakan potensi sukuk global dunia yang telah

berkembang, Indonesia pun mulai melirik untuk turut serta menerbitkan

sumber pendanaan dengan risiko yang rendah namun berpotensi besar

tersebut. Diawali oleh PT Indosat Tbk yang menerbitkan sukuk korporasi

pada 30 Oktober 2002 dengan akad mudharabah senilai 175 miliar rupiah.

Namun pada saat itu belum ada regulasi yang memadai. Kerangka

peraturan masih menggunakan Peraturan Penerbitan Efek Konvensional,

dengan tambahan dokumen pernyataan kesesuaian syariah dari DSN MUI

(Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia). Pada akhirnya

Page 104: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

83

diterbitkanlah Fatwa DSN MUI No.32 dan No.33 pada tahun 2002 sebagai

basis penerbitan obligasi syariah. Sejak saat itu, penerbitan sukuk

korporasi di Indonesia kian berkembang pesat.

Berselang agak lama dengan penerbitan sukuk korporasi pertama,

sukuk Negara (SBSN) seri IFR0001dan IFR0002 pun diterbitkan oleh

pemerintah sebagai instrumen pendanaan yang digunakan untuk

membiayai defisit anggaran. Sebelumnya pemerintah juga telah

mengeluarkan UU Nomor 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah

Negara (SBSN) pada tanggal 7 Mei 2008 sebagai dasar hukum atas

penerbitan SBSN. Sukuk ini diterbitkan pada 27 Agustus 2008 dengan

akad ijarah senilai 2.714,7 dan 1.985 miliar rupiah. Sukuk seri IFR

merupakan sukuk yang diterbitkan untuk investor institusi yang umumnya

memiliki dana yang banyak untuk membeli sukuk.

Perkembangan sukuk korporasi terus meningkat disetiap tahunnya

dan diikuti oleh perusahaan-perusahaan besar dari berbagai bidang. Dalam

bidang listrik ada PT Perusahaan Listrik Negara, bidang properti ada PT

Summarecon Agung Tbk, bidang perbankan ada PT Bank Muamalat

Indonesia, hingga bidang tambang ada PT Aneka Gas Industri. Jenis sukuk

yang diterbitkan secara umum dalam sukuk korporasi di Indonesia adalah

jenis sukuk ijarah dan mudharabah. Berikut akan disajikan perkembangan

penerbitan sukuk korporasi di Indonesia sampai tahun 2015.

Page 105: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

84

Grafik 4.1

Perkembangan Total Emisi Sukuk Korporasi

Sumber : OJK, Statistik Sukuk Korporasi Juni 2016 (Diolah)

Tabel 4.1

Total Emisi dan Emiten Sukuk Korporasi (dalam Miliar Rupiah)

Sumber : OJK, Statistik Sukuk Korporasi Juni 2016 (Diolah)

175740

14242009 2282

3174

5498

70157815 7915,4

9790,4

11994,412956,4

16114

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

18000

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Emis

i Su

kuk

(dal

am M

iliar

Ru

pia

h)

Tahun

Perkembangan Total Emisi Sukuk Korporasi

Tahun Total Emisi Sukuk Korporasi Jumlah Emiten

2002 175 1

2003 740 6

2004 1424 13

2005 2009 16

2006 2282 17

2007 3174 21

2008 5498 29

2009 7015 43

2010 7815 47

2011 7915,4 48

2012 9790,4 54

2013 11994,4 64

2014 12956,4 71

2015 16114 87

Page 106: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

85

Dari gambar 4.1. dapat dilihat bahwa sejak pertama kali diterbitkan

pada tahun 2002 hingga tahun 2015, penerbitan sukuk mengalami

perkembangan yang sangat menggembirakan. Sukuk korporasi yang

semula hanya diterbitkan oleh satu emiten senilai 175 miliar rupiah, pada

tahun 2015 telah diterbitkan oleh 87 emiten dengan total nilai 16.114

miliar rupiah. Selain itu tercatat pula sukuk yang telah dilunasi senilai

6.212 miliar rupiah oleh 40 emiten.

Perkembangan penerbitan yang sangat menggembirakan ini tidak

lepas dari beberapa faktor yang mempengaruhinya. Menurut Tim Studi

Minat Emiten di Pasar Modal faktor yang mempengaruhi penerbitan sukuk

bagi para emiten sukuk korporasi dapat dikelompokan menjadi tiga faktor,

dari yang paling kuat pengaruhnya, yaitu faktor eksternal, faktor internal,

dan faktor peraturan (Indonesia Pricing Bond Agency, 2016).

Pertama, ditinjau dari faktor eksternal, faktor yang sangat

berpengaruh bagi emiten sukuk dalam menerbitkan sukuk dipasar modal

yaitu adanya kelebihan likuiditas pasar, ketersediaan informasi mengenai

pasar modal syariah dan faktor benchmark risk free rate (SUN/SBSN), dan

cost of fund. Kedua, ditinjau dari faktor internal, faktor yang sangat

berpengaruh bagi emiten sukuk dalam menerbitkan sukuk dipasar modal

yaitu faktor penerbitan sukuk dilakukan ketika industri keuangan syariah

berkembang pesat. Hal ini berdasarkan karakteristik sektor industri, total

aset, persentase saham publik, persentase kepemilikan asing dan debt to

equity ratio. Ketiga, faktor yang berkaitan dengan peraturan yaitu faktor

Page 107: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

86

adanya ketentuan bahwa aset/kegiatan usaha yang mendasari penerbitan

sukuk tidak bertentangan dengan prinsip syariah, faktor perlakuan

perpajakan atas sukuk dan faktor kebijakan perusahaan dalam pendanaan

(financing). Penawaran sukuk yang dilakukan oleh korporasi dan

perusahaan juga dipengaruhi oleh permintaan pasar.

Menurut Achsein (2004) dalam Huda, et al (2008), selain mengalami

perkembangan yang terus meningkat, sukuk di Indonesia juga tidak luput

dari tantangan dan kekurangan yang tak sedikit, diantarnya yaitu

sosialisasi yang masih kurang, opportunity cost yang secara sederhana

diterjemahkan sebagai “second best choice”, perdagangan obligasi syariah

di pasar sekunder yang kurang likuid karena merupakan investasi jangka

panjang. Hal ini dibuktikan oleh porsi sukuk yang diterbitakan di Indonesia

sampai Desember 2015 hanya sebesar 16.114 miliar rupiah jika

dibandingkan dengan obligasi konvesional yang total nilai emisi

penerbitannya sudah mencapai 460,54 triliun rupiah.

Pada selang waktu ini kondisi makroekonomi bersifat fluktuatif.

Ada kalanya mengalami pertumbuhan positif namun ada kalanya pula

mengalami pertumbuhan negatif. Kondisi perekonomian ini dipengaruhi

oleh faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal ikut

mempengaruhi karena Indonesia merupakan negara dengan perekonomian

terbuka dan mengalami arus globalisasi sehingga tidak dapat lepas dari

perekonomian dunia. Salah satu faktor tersebut adalah guncangan ekonomi

dunia seperti krisis subprime mortage pada tahun 2007, krisis keuangan

Page 108: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

87

Eropa, serta krisis Timur Tengah yang mengakibatkan kenaikan harga

minyak dunia. Faktor internal sendiri berasal dari dalam negeri, seperti

guncangan pada kondisi makroekonomi itu sendiri, guncangan pada harga-

harga dalam negeri serta situasi politik. Gambaran kondisi makroekonomi

Indonesia dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.2

Indikator Makroekonomi Indonesia 2005-2015

Tahun

Ekspor

(Miliar

Rupiah)

Nilai

Tukar

(Kurs

Tengah)

BI

Rate

Inflasi

(IHK)

Indeks

Tendensi

Bisnis (ITB)

2005 79.456 9.830 0,1275 136,86 98,45

2006 67.688 9.075 0,1275 139,57 95,12

2007 78.226 9.300 0,125 140,79 108,50

2008 96.927 9.235 0,1125 142,42 108,72

2009 99.215 9.020 0,0975 145,89 107,43

2010 95.447 9.118 0,09 148,67 100,19

2011 94.813 9.054 0,085 148,92 110,96

2012 124.845 9.137 0,0825 152,32 112,58

2013 115.850 9.419 0,08 155,5 112,25

2014 111.439 9.217 0,08 160,81 104,41

2015 108.160 9.225 0,085 110,08 111,72 Sumber : Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistika (Diolah)

Pada tahun 2005 ekspor berada di angka 79.456 miliar rupiah

dengan nilai tukar 9.830 rupiah, tingkat BI rate di 0,1275 (12,75%),

tingkat inflasi (IHK) sebesar 136,86 dan tingkat indeks tendensi bisnis

sebesar 98,45.

Ekspor terburuk pada tahun 2006 yang hanya mencapai 67.688

miliar rupiah. Nilai tukar meningkat di angka 9.419 rupiah pada tahun

2013. Tingkat BI rate terendah berada pada tahun 2013 dan 2014 yang

hanya 0,08 atau 8%. Untuk tingkat inflasi (IHK) tertinggi berada pada

Page 109: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

88

tahun 2014 yaitu sebesar 160,81, namun dapat dikendalikan pada tahun

berikutnya yaitu sebesar 110,08. Sedangkan untuk indeks tendensi bisnis

cenderung meningkat, namun pada tahun 2014 mengalami penurunan.

Kondisi perekonomian mempunyai hubungan dengan pasar modal.

Jika perekonomian membaik maka pasar modal akan berkembang dan

mampu merangsang penerbitan sukuk. Jika kondisi perekonomian

Indonesia mengalami penurunan maka pasar modal pun akan terkena

imbasnya.

2. Perkembangan Obligasi Korporasi di Indonesia

Pada sepuluh tahun pertama sejak diaktifkannya kembali pasar

modal pada tahun 1977 sampai 1987, pasar obligasi Indonesia mengalami

perkembangan yang cukup menggembirakan. Nilai emisinya mencapai

936 miliar rupiah, jauh melampaui nilai emisi saham yang masih Rp 174

miliar. Berarti dalam periode yang sama pada saat itu emisi obligasi lebih

disukai dibandingkan saham. Dalam lima tahun terakhir sejak tahun 1991

sampai oktober 1996 jumlah emiten obligasi terus meningkat. Kalau dalam

10 tahun pertama sejak pasar modal diaktifkan kembali, jumlah emiten

obligasi adalah 9 perusahaan, maka sampai desember 1996 jumlah emiten

tersebut telah meningkat menjadi 55 perusahaan dengan jumlah niali emisi

11,54 triliun rupiah. Berarti terjadi peningkatan sebesar 421% selama lima

tahun atau rata-rata 84,15% per tahun (Putu, 2000:274).

Perkembangan obligasi terus meningkat hingga saat ini. Tercatat

pada tahun 2002, jumlah emiten obligasi meningkat menjadi sebanyak 100

Page 110: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

89

perusahaan dengan nilai total nilai emisi hingga Rp 37,812 triliun. Data

terkini mencatat bahwa pada Juni 2016, jumlah emiten obligasi sudah

sebanyak 242 perusahaan dengan nilai total emisi hingga 494,660 trilun

rupiah. Data ini menunjukkan bahwa perkembangan pasar perdana

obligasi di Indonesia cukup bagus. Kemudian hampir semua penawaran

obligasi dapat digolongkan sukses, bahkan beberapa perusahaan harus

melakukan penjatahan akibat terjadinya kelebihan permintaan

(oversubscribed) terhadap obligasi yang ditawarkan. Berikut gambar

perkembangan total emisi obligasi korporasi dan tabel jumlah emiten

obligasi korporasi.

Grafik 4.2

Perkembangan Total Emisi Obligasi Korporasi

Sumber : OJK, Statistik Obligasi Korporasi Juni 2016 (Diolah)

3781263835

8300591191102641133916148116

175331

215128

260864

328501

385298

429661460540

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

350000

400000

450000

500000

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Emis

i Su

kuk

(dal

am M

iliar

Ru

pia

h)

Tahun

Perkembangan Total Emisi Obligasi Korporasi

Page 111: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

90

Tabel 4.3

Total Emisi dan Emiten Obligasi Korporasi (dalam Miliar Rupiah)

Sumber : OJK, Statistik Obligasi Korporasi Juni 2016 (Diolah)

Dari gambar 4.2., total emisi obligasi dari tahun ke tahun semakin

meningkat. Hal ini sejalan dengan jumlah emiten obligasi pada tabel 4.3.

yang terus meningkat juga. Dapat ditarik kesimpulan bahwa

perkembangan penerbitan obligasi korporasi di Indonesia dari tahun ke

tahun semakin meningkat dan terus berkembang.

Menurut Putu (2000:276), Untuk dapat berkembang, pasar obligasi

harus mampu memberikan tingkat (return) yang lebih menarik

dibandingkan dengan investasi lain dan kemasan produknya (obligasi)

harus menarik bagi investor. Berapa kendala yang menjadi tantangan

dalam pengembangan tersebut, antara lain:

a. Tingkat suku bunga. Tingkat suku bunga tinggi merupakan kendala

yang dianggap sebagai faktor yang memberikan dampak yang

Tahun Total Emisi Obligasi Korporasi Jumlah Emiten

2002 37.812 100

2003 63.835 136

2004 83.005 152

2005 91.191 159

2006 102.641 162

2007 133.916 175

2008 148.116 178

2009 175.331 183

2010 215.128 189

2011 260.864 199

2012 328.501 210

2013 385.298 222

2014 429.661 231

2015 460.540 235

Page 112: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

91

kurang menguntungkan terhadap pengembangan pasar obligasi.

Untuk mengatasi masalah ini perlu upaya untuk menciptakan iklim

kondusif guna merangsang pertumbuhan pasar modal pada

umumnya, dan obligasi pada khususnya.

b. Lemahnya infrastruktur perdagangan obligasi termasuk belum

adanya pembentukan pasar (market maker) dan belum berfungsi

sistem penyelesaian (clearing and settlement) yang efisien.

c. Terbatasnya variasi instrumen di bursa efek. Masalah keterbatasan

variasi efek khususnya obligasi sedikit demi sedikit mulai dapat

diatasi dengan menciptakan produk-produk yang inovatif agar

pasar obligasi tetap menarik. Penawaran obligasi dilakukan

bervariasi, mulai dengan tingkat suku bunga tetap, mengambang,

tetap dan mengambang, obligasi dengan put and call, serta obligasi

dapat ditukarkan menjadi saham (convertible bonds).

d. Masih adanya isu perpajakan yang belum terpecahkan dalam

kaitannya dengan pemodal.

e. Biaya obligasi yang relatif mahal. Indikasi mahalnya biaya obligasi

di dalam negeri tercermin dari masih sedikitnya perusahaan yang

menawarkan obligasi. Hal ini pula yang menyebabkan mengapa

banyak perusahaan segan menjual obligasi di dalam negeri namun

lebih tetarik untuk menjual obligasinya di luar negeri. Biaya yang

harus dibayar oleh perusahaan yang menawarkan obligasi tersebut

relatif cukup besar antara lain terdiri dari komponen:

Page 113: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

92

1) Guarantor, merupakan pihak ketiga yang bertindak sebagai

penanggung yang biasanya merupakan perusahaan yang

mempunyai solvabilitas tinggi.

2) Sinking fund.

3) Pemeringkat obligasi, yang dilakukan oleh perusahaan

pemeringkat efek.

4) Underwriting fee serta biaya lain untuk para profesi

penunjang pasar modal.

Jumlah biaya yang tidak kecil di atas membuat membengkaknya

biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan yang menawarkan

obligasi, padahal di luar hal tersebut perusahaan bersangkutan

mempunyai beban yang tidak ringan untuk membayar bunga

tertentu serta pokok utang pada pemegang obligasi. Biaya yang

dikeluarkan oleh perusahaan guarantor serta sinking fund di atas

sebenarnya merupakan suatu perlindungan yang berlebihan,

namun hal ini masih dilakukan oleh perusahaan karena adanya

kekuatiran bahwa obligasi yang ditawarkan tidak laku terjual.

3. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk melihat bagaimana tren atau

perkembangan data variabel penelitian yang akan diteliti, yaitu data

perkembangan sukuk korporasi, obligasi korporasi, ekspor, nilai tukar, BI

rate, inflasi dan indeks tendensi bisnis.

Page 114: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

93

a. Sukuk Korporasi

Berikut perkembangan penerbitan sukuk korporasi berdasarkan

total nilai emisi sukuk :

Tabel 4.4

Perkembangan Total Emisi Sukuk Korporasi

Sumber : 2017, (Diolah)

Kuartal/Tahun Total Emisi Sukuk

Korporasi Kuartal/Tahun

Total Emisi Sukuk

Korporasi

Kuartal III 2005 Rp 2.009.000.000.000 Kuartal I 2011 Rp 7.815.000.000.000

Kuartal IV 2005 Rp 2.009.000.000.000 Kuartal II 2011 Rp 7.915.400.000.000

Kuartal I 2006 Rp 2.009.000.000.000 Kuartal III 2011 Rp 7.915.400.000.000

Kuartal II 2006 Rp 2.282.000.000.000 Kuartal IV 2011 Rp 7.915.400.000.000

Kuartal III 2006 Rp 2.282.000.000.000 Kuartal I 2012 Rp 7.915.400.000.000

Kuartal IV 2006 Rp 2.282.000.000.000 Kuartal II 2012 Rp 9.265.400.000.000

Kuartal I 2007 Rp 2.282.000.000.000 Kuartal III 2012 Rp 9.390.400.000.000

Kuartal II 2007 Rp 2.682.000.000.000 Kuartal IV 2012 Rp 9.790.400.000.000

Kuartal III 2007 Rp 3.174.000.000.000 Kuartal I 2013 Rp 11.294.400.000.000

Kuartal IV 2007 Rp 3.174.000.000.000 Kuartal II 2013 Rp 11.415.400.000.000

Kuartal I 2008 Rp 3.974.000.000.000 Kuartal III 2013 Rp 11.415.400.000.000

Kuartal II 2008 Rp 4.738.000.000.000 Kuartal IV 2013 Rp 11.994.400.000.000

Kuartal III 2008 Rp 4.738.000.000.000 Kuartal I 2014 Rp 11.994.400.000.000

Kuartal IV 2008 Rp 5.498.000.000.000 Kuartal II 2014 Rp 12.294.400.000.000

Kuartal I 2009 Rp 5.724.000.000.000 Kuartal III 2014 Rp 12.294.400.000.000

Kuartal II 2009 Rp 5.974.000.000.000 Kuartal IV 2014 Rp 12.956.400.000.000

Kuartal III 2009 Rp 5.974.000.000.000 Kuartal I 2015 Rp 12.956.400.000.000

Kuartal IV 2009 Rp 7.015.000.000.000 Kuartal II 2015 Rp 14.483.400.000.000

Kuartal I 2010 Rp 7.015.000.000.000 Kuartal III 2015 Rp 14.483.400.000.000

Kuartal II 2010 Rp 7.715.000.000.000 Kuartal IV 2015 Rp 16.114.000.000.000

Kuartal III 2010 Rp 7.715.000.000.000 Kuartal I 2016 Rp 16.114.000.000.000

Kuartal IV 2010 Rp 7.815.000.000.000 Kuartal II 2016 Rp 18.551.400.000.000

Page 115: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

94

Pada tahun kuartal III dan IV 2005 hingga kuartal V 2006, total

nilai emisi sukuk 2.009 miliar rupiah. Terjadi peningkatan penerbitan

pada kuartal II 2006 menjadi 2.282 miliar rupiah dan bertahan hingga

kuartal I 2007. Kemudian pada kuartal II meningkat menjadi 2.682

miliah rupiah dan meningkat kembali pada kuartal III dan IV menjadi

3.174 miliah rupiah. Dengan demikian, selama tiga tahun (2005-2007)

hanya terjadi tiga peningkatan total nilai emisi sukuk.

Pada periode 2008 hingga 2010, setidaknya terjadi 8 kali

peningkatan total emisi sukuk yaitu pada kuartal I 2008, kuartal II 2008,

kuartal IV 2008, kuartal I 2009, kuartal II 2009, kuartal IV 2009, kuartal

II 2010 dan kuartal IV 2010. Ini menandakan bahwa pada tiga tahun

berikutnya, setidaknya terjadi peningkatan lebih dari dua kali lipat dari

tiga tahun periode sebelumnya.

Semakin tahun jumlah peningkatannya pun bertambah hingga pada

kuartal II 2016, total emisi sukuk korporasi sebesar 18.551,4 miliar

rupiah. Padahal pada kuartal III 2005 total emisi sukuk korporasi hanya

sebesar 2.282 miliar rupiah. Ini berarti bahwa telah terjadi kurang lebih

delapan kali lipat peningkatan total nilai emisi sukuk korporasi.

b. Obligasi Korporasi

Berikut perkembangan penerbitan obligasi korporasi berdasarkan

total nilai emisi obligasi :

Page 116: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

95

Tabel 4.5

Perkembangan Total Emisi Obligasi Korporasi

Sumber : 2017, (Diolah)

Total emisi obligasi korporasi memang lebih besar nilainya

dibandingkan dengan sukuk korporasi dengan nilai sudah mencapai

triliunan rupiah. Pada kuartal III 2005, total emisi obligasi korporasi

sebesar 91,14 triliun rupiah. Hingga kuartal II 2016, total emisi obligasi

sudah mencapai 494,66 triliun rupiah. Penerbitan obligasi korporasi

cenderung terus mengalami peningkatan setiap kuartalnya yang

mengartikan bahwa obligasi korporasi cukup diminati di pasar.

Kuartal/Tahun Total Emisi Obligasi

Korporasi Kuartal/Tahun

Total Emisi Obligasi

Korporasi

Kuartal III 2005 Rp 91.140.750.000.000 Kuartal I 2011 Rp 222.240.850.000.000

Kuartal IV 2005 Rp 91.190.750.000.000 Kuartal II 2011 Rp 242.140.850.000.000

Kuartal I 2006 Rp 92.190.750.000.000 Kuartal III 2011 Rp 244.540.850.000.000

Kuartal II 2006 Rp 99.040.850.000.000 Kuartal IV 2011 Rp 260.863.850.000.000

Kuartal III 2006 Rp 100.140.850.000.000 Kuartal I 2012 Rp 269.113.850.000.000

Kuartal IV 2006 Rp 102.640.850.000.000 Kuartal II 2012 Rp 301.918.850.000.000

Kuartal I 2007 Rp 105.815.850.000.000 Kuartal III 2012 Rp 306.495.850.000.000

Kuartal II 2007 Rp 128.365.850.000.000 Kuartal IV 2012 Rp 328.500.850.000.000

Kuartal III 2007 Rp 130.315.850.000.000 Kuartal I 2013 Rp 347.504.850.000.000

Kuartal IV 2007 Rp 133.915.850.000.000 Kuartal II 2013 Rp 371.501.850.000.000

Kuartal I 2008 Rp 142.715.850.000.000 Kuartal III 2013 Rp 374.351.850.000.000

Kuartal II 2008 Rp 145.915.850.000.000 Kuartal IV 2013 Rp 385.297.850.000.000

Kuartal III 2008 Rp 145.915.850.000.000 Kuartal I 2014 Rp 393.501.850.000.000

Kuartal IV 2008 Rp 148.115.850.000.000 Kuartal II 2014 Rp 402.602.850.000.000

Kuartal I 2009 Rp 149.015.850.000.000 Kuartal III 2014 Rp 412.812.850.000.000

Kuartal II 2009 Rp 162.125.130.000.000 Kuartal IV 2014 Rp 429.660.850.000.000

Kuartal III 2009 Rp 164.925.000.000.000 Kuartal I 2015 Rp 436.260.000.000.000

Kuartal IV 2009 Rp 175.330.850.000.000 Kuartal II 2015 Rp 457.390.000.000.000

Kuartal I 2010 Rp 181.330.850.000.000 Kuartal III 2015 Rp 457.890.000.000.000

Kuartal II 2010 Rp 187.380.850.000.000 Kuartal IV 2015 Rp 460.540.000.000.000

Kuartal III 2010 Rp 187.380.850.000.000 Kuartal I 2016 Rp 460.540.000.000.000

Kuartal IV 2010 Rp 215.127.850.000.000 Kuartal II 2016 Rp 494.660.000.000.000

Page 117: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

96

c. Ekspor

Ekspor yang merupakan salah satu variabel makroekonomi yang

menentukan keterbukaan ekonomi juga mengalami fluktuatif. Hal ini

dapat dilihat dari perkembangan nilai ekspor berikut :

Tabel 4.6

Perkembangan Ekspor

Sumber : 2017, (Diolah)

Pada kuartal III 2005 hingga kuartal III 2008, nilai ekspor

cenderung naik dan hanya sedikit nilai yang turun. Nilai ekspor pada

kuartal III 2005 sebesar 77,16 triliun rupiah dan pada kuartal III 2008

menembus 114, 558 triliun rupiah. Tetapi pada kuartal IV 2008 hingga

Kuartal/Tahun Nilai Ekspor Kuartal/Tahun Nilai Ekspor

Kuartal III 2005 Rp 77.160.391.750.820 Kuartal I 2011 Rp 141.810.986.808.885

Kuartal IV 2005 Rp 79.456.946.320.405 Kuartal II 2011 Rp 157.281.161.117.262

Kuartal I 2006 Rp 67.688.103.429.030 Kuartal III 2011 Rp 154.013.580.965.297

Kuartal II 2006 Rp 78.226.070.025.415 Kuartal IV 2011 Rp 154.092.035.028.267

Kuartal III 2006 Rp 81.266.367.053.385 Kuartal I 2012 Rp 157.575.378.537.558

Kuartal IV 2006 Rp 86.252.451.869.900 Kuartal II 2012 Rp 145.659.272.729.154

Kuartal I 2007 Rp 82.236.314.509.776 Kuartal III 2012 Rp 151.668.023.940.180

Kuartal II 2007 Rp 86.100.621.259.653 Kuartal IV 2012 Rp 148.120.552.164.580

Kuartal III 2007 Rp 86.506.827.632.353 Kuartal I 2013 Rp 145.287.666.194.610

Kuartal IV 2007 Rp 102.548.381.451.120 Kuartal II 2013 Rp 145.802.374.392.729

Kuartal I 2008 Rp 110.133.472.586.949 Kuartal III 2013 Rp 169.936.786.049.400

Kuartal II 2008 Rp 117.660.463.880.860 Kuartal IV 2013 Rp 205.785.456.424.064

Kuartal III 2008 Rp 114.558.348.319.233 Kuartal I 2014 Rp 172.392.456.221.125

Kuartal IV 2008 Rp 96.927.349.109.240 Kuartal II 2014 Rp 183.511.654.221.075

Kuartal I 2009 Rp 99.215.797.856.307 Kuartal III 2014 Rp 185.616.810.857.953

Kuartal II 2009 Rp 95.447.168.068.354 Kuartal IV 2014 Rp 178.693.013.116.050

Kuartal III 2009 Rp 94.813.493.012.706 Kuartal I 2015 Rp 177.501.592.342.335

Kuartal IV 2009 Rp 124.845.073.489.262 Kuartal II 2015 Rp 179.264.561.424.935

Kuartal I 2010 Rp 115.850.724.201.996 Kuartal III 2015 Rp 183.588.633.066.664

Kuartal II 2010 Rp 111.439.574.841.962 Kuartal IV 2015 Rp 163.574.284.555.332

Kuartal III 2010 Rp 108.160.677.604.668 Kuartal I 2016 Rp 156.010.525.243.110

Kuartal IV 2010 Rp 150.560.184.963.258 Kuartal II 2016 Rp 170.146.903.269.170

Page 118: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

97

kuartal III 2009 terjadi masa penurunan yang cukup besar. Pada periode

selanjutnya, nilai ekspor kembali membaik dan berfluktuatif. Nilai

tertinggi ekspor berada pada kuartal IV 2013 sebesar 205,785 triliun

rupiah. Hingga kuartal II 2016, nilai ekspor sebesar 170, 146 triliun

rupiah.

d. Nilai Tukar

Perkembangan nilai tukar (kurs) periode kuartal III 2005 hingga

kuartal II 2016 sebagai berikut :

Tabel 4.7

Perkembangan Nilai Tukar

Kuartal/Tahun Nilai Tukar

(Kurs Tengah) Kuartal/Tahun

Nilai Tukar

(Kurs Tengah)

Kuartal III 2005 Rp 10.310 Kuartal I 2011 Rp 8.709

Kuartal IV 2005 Rp 9.830 Kuartal II 2011 Rp 8.597

Kuartal I 2006 Rp 9.075 Kuartal III 2011 Rp 8.823

Kuartal II 2006 Rp 9.300 Kuartal IV 2011 Rp 9.068

Kuartal III 2006 Rp 9.235 Kuartal I 2012 Rp 9.180

Kuartal IV 2006 Rp 9.020 Kuartal II 2012 Rp 9.480

Kuartal I 2007 Rp 9.118 Kuartal III 2012 Rp 9.588

Kuartal II 2007 Rp 9.054 Kuartal IV 2012 Rp 9.670

Kuartal III 2007 Rp 9.137 Kuartal I 2013 Rp 9.719

Kuartal IV 2007 Rp 9.419 Kuartal II 2013 Rp 9.929

Kuartal I 2008 Rp 9.217 Kuartal III 2013 Rp 11.613

Kuartal II 2008 Rp 9.225 Kuartal IV 2013 Rp 12.189

Kuartal III 2008 Rp 9.378 Kuartal I 2014 Rp 11.404

Kuartal IV 2008 Rp 10.950 Kuartal II 2014 Rp 11.969

Kuartal I 2009 Rp 11.575 Kuartal III 2014 Rp 12.212

Kuartal II 2009 Rp 10.225 Kuartal IV 2014 Rp 12.440

Kuartal III 2009 Rp 9.681 Kuartal I 2015 Rp 13.084

Kuartal IV 2009 Rp 9.400 Kuartal II 2015 Rp 13.332

Kuartal I 2010 Rp 9.115 Kuartal III 2015 Rp 14.657

Kuartal II 2010 Rp 9.083 Kuartal IV 2015 Rp 13.795

Kuartal III 2010 Rp 8.924 Kuartal I 2016 Rp 13.276

Kuartal IV 2010 Rp 8.991 Kuartal II 2016 Rp 13.180

Sumber : 2017, (Diolah)

Page 119: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

98

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dollar amerika (USD) pada

kuartal III 2005 sebesar 10.310 rupiah. Kemudian periode berikutnya

menurun hingga 9.378 rupiah pada kuartal III 2008. Namun kuartal

berikutnya naik kembali hingga 10.225 rupiah pada kuartal II 2009.

Dan kembali turun dan berfluktuatif pada periode selanjutnya hingga

sebesar 9.929 rupiah. Tetapi kembali cenderung meningkat pada

periode selanjutnya. Hingga kuartal II 2016, nilai tukar rupiah terhadap

dollar amerika (USD) sebesar 13.180 rupiah. Secara keseluruhan, nilai

tukar mengalami fluktuatif setiap periode baik itu naik maupun turun.

e. BI rate

BI rate sebagai suku bunga acuan mengalami perkembangan

sebagai berikut :

Tabel 4.8

Perkembangan BI Rate

Kuartal/Tahun BI Rate Kuartal/Tahun BI Rate

Kuartal III 2005 10,00% Kuartal I 2011 6,75%

Kuartal IV 2005 12,75% Kuartal II 2011 6,75%

Kuartal I 2006 12,75% Kuartal III 2011 6,75%

Kuartal II 2006 12,50% Kuartal IV 2011 6,00%

Kuartal III 2006 11,25% Kuartal I 2012 5,75%

Kuartal IV 2006 9,75% Kuartal II 2012 5,75%

Kuartal I 2007 9,00% Kuartal III 2012 5,75%

Kuartal II 2007 8,50% Kuartal IV 2012 5,75%

Kuartal III 2007 8,25% Kuartal I 2013 5,75%

Kuartal IV 2007 8,00% Kuartal II 2013 6,00%

Kuartal I 2008 8,00% Kuartal III 2013 7,25%

Kuartal II 2008 8,50% Kuartal IV 2013 7,50%

Kuartal III 2008 9,25% Kuartal I 2014 7,50%

Kuartal IV 2008 9,25% Kuartal II 2014 7,50%

Kuartal I 2009 7,75% Kuartal III 2014 7,50%

Page 120: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

99

Kuartal/Tahun BI Rate Kuartal/Tahun BI Rate

Kuartal II 2009 7,00% Kuartal IV 2014 7,75%

Kuartal III 2009 6,50% Kuartal I 2015 7,50%

Kuartal IV 2009 6,50% Kuartal II 2015 7,50%

Kuartal I 2010 6,50% Kuartal III 2015 7,50%

Kuartal II 2010 6,50% Kuartal IV 2015 7,50%

Kuartal III 2010 6,50% Kuartal I 2016 6,75%

Kuartal IV 2010 6,50% Kuartal II 2016 6,50%

Sumber : 2017, (Diolah)

Nilai BI rate pada kuartal III 2005 sebesar 10% dan berfluktuatif

hingga kuartal III 2006. Pada kuartal IV 2006 nilai BI rate sebesar

9,75% dan berfluktuatif hingga kuartal IV 2008. Kemudian pada kuartal

I 2009 nilai BI rate sebesar 7,75% dan terus berfluktuatif. Hingga

kuartal II 2016, nilai BI rate sebesar 6,5%. Secara keseluruhan, nilai BI

rate cenderung fluktuatif dan stabil dengan range nilai tertinggi 12,75%

dan nilai terendah 5,75%.

f. Inflasi

Berikut adalah perkembangan nilai inflasi yang menggunakan

indikator indeks harga konsumen :

Tabel 4.9

Perkembangan Inflasi

Kuartal/Tahun Inflasi (IHK) Kuartal/Tahun Inflasi (IHK)

Kuartal III 2005 124,33 Kuartal I 2011 126,05

Kuartal IV 2005 136,86 Kuartal II 2011 126,5

Kuartal I 2006 139,57 Kuartal III 2011 128,89

Kuartal II 2006 140,79 Kuartal IV 2011 129,91

Kuartal III 2006 142,42 Kuartal I 2012 131,05

Kuartal IV 2006 145,89 Kuartal II 2012 132,23

Kuartal I 2007 148,67 Kuartal III 2012 134,45

Kuartal II 2007 148,92 Kuartal IV 2012 135,49

Kuartal III 2007 152,32 Kuartal I 2013 138,78

Page 121: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

100

Kuartal/Tahun Inflasi (IHK) Kuartal/Tahun Inflasi (IHK)

Kuartal IV 2007 155,5 Kuartal II 2013 140,03

Kuartal I 2008 160,81 Kuartal III 2013 145,74

Kuartal II 2008 110,08 Kuartal IV 2013 146,84

Kuartal III 2008 113,25 Kuartal I 2014 111,37

Kuartal IV 2008 113,86 Kuartal II 2014 112,01

Kuartal I 2009 114,27 Kuartal III 2014 113,89

Kuartal II 2009 114,1 Kuartal IV 2014 119

Kuartal III 2009 116,46 Kuartal I 2015 118,48

Kuartal IV 2009 117,03 Kuartal II 2015 120,14

Kuartal I 2010 118,19 Kuartal III 2015 121,67

Kuartal II 2010 119,86 Kuartal IV 2015 122,99

Kuartal III 2010 123,21 Kuartal I 2016 123,75

Kuartal IV 2010 125,17 Kuartal II 2016 124,29

Sumber : 2017, (Diolah)

Nilai inflasi berdasarkan indikator indeks harga konsumen

cenderung berfluktuatif. Pada kuartal III 2005, nilai inflasi sebesar

124,33. Dan pada kuartal II 2016 nilai inflasi sebesar 124,29. Nilai

inflasi tertinggi terjadi pada kuartal I 2008 yaitu sebesar 160,81.

Sedangkan nilai inflasi terendah terjadi pada kuartal II 2008 yaitu

sebesar 110,08. Terjadi penurunan nilai ekstrim antara kuartal I 2008

hingga kuartal II 2008. Namun secara keseluruhan, nilai inflasi

cenderung stabil.

g. Indeks Tendensi Bisnis

Indeks tendensi bisnis yang menggambarkan kondisi bisnis juga

mengalami perkembangan yang dapat dilihat sebagai berikut :

Page 122: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

101

Tabel 4.10

Perkembangan Indeks Tendensi Bisnis

Kuartal/Tahun

Indeks

Tendensi

Bisnis (ITB)

Kuartal/Tahun

Indeks

Tendensi

Bisnis (ITB)

Kuartal III 2005 105,70 Kuartal I 2011 102,16

Kuartal IV 2005 98,45 Kuartal II 2011 105,75

Kuartal I 2006 95,12 Kuartal III 2011 107,86

Kuartal II 2006 108,50 Kuartal IV 2011 106,92

Kuartal III 2006 108,72 Kuartal I 2012 103,89

Kuartal IV 2006 107,43 Kuartal II 2012 104,22

Kuartal I 2007 100,19 Kuartal III 2012 107,43

Kuartal II 2007 110,96 Kuartal IV 2012 105,29

Kuartal III 2007 112,58 Kuartal I 2013 102,34

Kuartal IV 2007 112,25 Kuartal II 2013 103,88

Kuartal I 2008 104,41 Kuartal III 2013 106,12

Kuartal II 2008 111,72 Kuartal IV 2013 104,72

Kuartal III 2008 111,12 Kuartal I 2014 101,95

Kuartal IV 2008 102,19 Kuartal II 2014 106,00

Kuartal I 2009 96,91 Kuartal III 2014 107,24

Kuartal II 2009 110,43 Kuartal IV 2014 104,07

Kuartal III 2009 112,86 Kuartal I 2015 96,30

Kuartal IV 2009 108,45 Kuartal II 2015 105,46

Kuartal I 2010 103,41 Kuartal III 2015 106,04

Kuartal II 2010 104,23 Kuartal IV 2015 105,22

Kuartal III 2010 107,29 Kuartal I 2016 99,46

Kuartal IV 2010 106,63 Kuartal II 2016 110,24

Sumber : 2017, (Diolah)

Nilai ITB pada kuartal III 2005 sebesar 105,7. Pada kuartal II

2016, nilai ITB sebesar 110,24. Nilai ITB tertinggi terjadi pada kuartal

III 2007 yaitu sebesar 112,25 dan nilai ITB terendah terjadi pada kuartal

I 2006 yaitu sebesar 95,12. Secara keseluruhan, nilai ITB cenderung

berfluktuatif dan stabil dengan nilai perubahan yang tidak ekstrim

(nilainya tidak terlalu tinggi ataupun rendah).

Page 123: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

102

B. Pengujian dan Pembahasan Sukuk dan Obligasi

Penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda dengan

metode estimasi Ordinary Least Square (pangkat kuadrat terkecil) dengan

tujuan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh antara variabel independen

terhadap variabel dependen. Penelitian ini juga memiliki dua variabel

dependen yang diuji secara terpisah dengan variabel independen yang sama.

Pengolahan data dilakukan secara elektronik dengan menggunakan Microsoft

Excel 2013 dan Eviews 9 untuk memudahkan proses sehingga mempercepat

perolehan hasil yang dapat menjelaskan variabel-variabel yang diteliti.

Penyajian dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa pengujian tahap

awal menggunakan pengujian asumsi klasik berupa : Uji Multikolinieritas, Uji

Heteroskedastisitas, Uji Normalitas, dan Uji Otokorelasi serta uji kesesuaian

model dan hipotesis menggunakan Adjusted R Square, Uji F dan Uji t.

1. Pengujian Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah ada

hubungan linier antar variabel independen. Dalam membuat regresi

berganda, variabel bebas (independen) yang baik adalah variabel bebas

yang mempunyai hubungan dengan variabel terikat, tetapi tidak

mempunyai hubungan dengan variabel bebas lainnya (Djalal, 2006:95).

Model dengan variabel dependen nilai emisi penerbitan sukuk dan

variabel dependen nilai emisi penerbitan obligasi mempunyai variabel

independen yang sama, yaitu ekspor, nilai tukar, BI rate, IHK dan ITB,

Page 124: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

103

sehingga hasil uji multikolinieritasnya sama. Salah satu teknik

mendeteksi multikolinieritas adalah dengan melihat nilai korelasi antar

variabel bebas dan nilai VIF (Variance Inflation Factor). Pedoman

bahwa suatu persamaan regresi tidak terjadi masalah multikolinieritas

adalah data yang mempunyai nilai korelasi antar variabel bebas < 0,8 dan

nilai VIF < 5. Perhatikan nilai korelasi antar variabel bebas dan nilai VIF

berikut

Tabel 4.11

Uji Multikolinieritas (Korelasi)

LNEKSPOR LNKURS LNBIRATE LNIHK LNITB

LNEKSPOR 1 0.552999 -0.657328 -0.305409 -0.04546970

LNKURS 0.552999 1 -0.049416 -0.348794 -0.222337

LNBIRATE -0.657328 -0.049416 1 0.206190 -0.129982

LNIHK -0.305409 -0.348794 0.206190 1 0.049756

LNITB -0.045470 -0.222337 -0.129982 0.049756 1

Tabel 4.12

Uji Multikolinieritas (VIF)

Variance Inflation Factors

Date: 01/01/17 Time: 21:01

Sample: 2005Q3 2016Q2

Included observations: 44 Coefficient Uncentered Centered

Variable Variance VIF VIF C 21.73575 42934.66 NA

LNEKSPOR 0.018561 38651.35 3.376995

LNKURS 0.048245 8125.617 2.114983

LNBIRATE 0.027652 366.5430 2.427340

LNIHK 0.058401 2721.667 1.187092

LNITB 0.330176 14151.28 1.075044

Dapat dilihat pada tabel 4.11 dan tabel 4.12 bahwa nilai semua

korelasi antar variabel bebas kurang dari 0,8 dan nilai VIF semua

Page 125: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

104

variabel kurang dari 10. Hal ini menandakan bahwa persamaan regresi

linier berganda tidak terdapat masalah multikolinieritas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan unuk menguji apakah varian

konsisten atau tidak dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Jika varian konsisten maka disebut homoskedastisitas dan jika

sebaliknya disebut heteroskedastisitas. Metode statistik yang digunakan

adalah dengan uji white. Uji white mengasumsikan bahwa varian error

merupakan fungsi yang mempunyai hubungan dengan variabel bebas,

kuadrat masing-masing variabel bebas, dan interaksi antar variabel

bebas (Djalal, 2006:118). Dalam pengambilan keputusan, jika nilai

Prob. F-statistics > 0,05 (α = 5%) dan Prob. Chi-Square Obs*R-Squared

> 0,05 (α = 5%) maka tidak terjadi heteroskedastisitas (kondisi

homoskedastisitas). Berikut hasil uji heteroskedastisitas menggunakan

uji white :

Tabel 4.13

Uji Heteroskedastisitas (White) Sukuk

Heteroskedasticity Test: White F-statistic 1.716018 Prob. F(18,25) 0.1047

Obs*R-squared 24.31789 Prob. Chi-Square(18) 0.1449

Scaled explained SS 19.33808 Prob. Chi-Square(18) 0.3713

Dari tabel 4.13, dapat diketahui bahwa nilai Prob. F-statistic adalah

0,1047 dan nilai Prob. Chi-Square Obs*R-squared adalah 0,1449.

Sehingga semua lebih dari 0,05 (0,1047 > 0,05 dan 0,1449 > 0,05).

Berarti tidak terdapat masalah heteroskedastisitas dalam model ini.

Page 126: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

105

Maka semua variabel independen yang terdapat dalam model regresi

berganda dengan variabel dependen nilai emisi penerbitan sukuk ini

memiliki sebaran varian yang sama/konsisten. Untuk melihat uji white

dengan variabel dependen nilai emisi penerbitan obligasi sebagai

berikut :

Tabel 4.14

Uji Heteroskedastisitas (White) Obligasi

Heteroskedasticity Test: White F-statistic 1.031965 Prob. F(18,25) 0.4621

Obs*R-squared 18.75639 Prob. Chi-Square(18) 0.4070

Scaled explained SS 12.97899 Prob. Chi-Square(18) 0.7928

Hasil uji white dengan variabel dependen obligasi pada tabel 4.14

menunjukkan bahwa nilai Prob. F-statistic adalah 0,4621 dan nilai Prob.

Chi-Square Obs*R-squared adalah 0,4070. Sehingga semua lebih dari

0,05 (0,4621 > 0,05 dan 0,4070 > 0,05). Berarti sama seperti model

dengan variabel dependen nilai emisi penerbitan sukuk, model dengan

variabel dependen nilai emisi penerbitan obligasi juga memiliki sebaran

varian yang sama/konsisten.

c. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, baik variabel dependen, variabel independen ataupun keduanya

mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik

adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Alat analisis yang

dapat menguji dengan lebih akurat adalah dengan Uji Jarque-Bera (J-

B). Uji J-B adalah uji statistik untuk mengetahui apakah data

Page 127: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

106

berdistribusi normal dengan mengukur perbedaan skewness dan

kurtosis data dan dibandingkan. Bila nilai J-B lebih kecil dari 2 dan nilai

Probability lebih besar dari 5% (0,05), maka data berdistribusi normal.

Perhatikan tabel berikut :

Tabel 4.15 Tabel 4.16

Uji Normalitas (Uji J-B) Uji Normalitas (Uji J-B)

Sukuk Obligasi

Pada tabel 4.15 untuk sukuk di atas, nilai Jarque-Bera sebesar

0,517145 dan nilai Probability sebesar 0,772153. Berarti nilai Jarque-

Bera kurang dari 2 (0,517145 < 2) dan nilai Probability lebih besar dari

0,05 (0,772153 > 0,05), maka artinya seluruh data pada model

persamaan regresi dengan variabel dependen nilai emisi penerbitan

sukuk berdistribusi normal. Pada tabel 4.16 untuk obligasi di atas, nilai

Jarque-Bera sebesar 1,004309 dan nilai Probability sebesar 0,605225.

Berarti nilai Jarque-Bera kurang dari 2 (1,004309 < 2) dan nilai

Probability lebih besar dari 0,05 (0,605225 > 0,05), maka artinya

seluruh data pada model persamaan regresi dengan variabel dependen

nilai emisi penerbitan obligasi berdistribusi normal.

Page 128: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

107

d. Uji Otokorelasi

Uji otokorelasi (autocorellation) adalah hubungan antara residual

satu observasi dengan residual observasi lainnya, artinya bertujuan

untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi

antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada

periode t-1 (sebelumnya). Salah satu cara untuk mendeteksi otokorelasi

adalah dengan uji breusch-godfrey/lagrange multiplier (LM). Model

regresi linier dikatakan terbebas dari otokorelasi jika nilai Prob. F-

statistic > 5% (0,05) dan nilai Prob. Chi-Square Obs*R-Squared > 5%

(0,05). Berikut hasil uji breusch-godfrey :

Tabel 4.17

Uji Otokorelasi (Uji Breusch-Godfrey) Sukuk

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 1.866030 Prob. F(2,36) 0.1694

Obs*R-squared 4.132950 Prob. Chi-Square(2) 0.1266

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai Prob.F-statistic

sebesar 0,1694 dan Prob. Chi-Square Obs*R-squared sebesar 0,1266,

yang mana nilai tersebut lebih besar dari 0,05 (0,1694 > 0,05 dan 0,1266

> 0,05), sehingga model dalam regresi linier terbebas dari masalah

otokorelasi. Untuk uji breusch-godfrey dengan variabel dependen nilai

emisi obligasi sebagai berikut :

Tabel 4.18

Uji Otokorelasi (Uji Breusch-Godfrey) Obligasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 2.285423 Prob. F(2,36) 0.1163

Obs*R-squared 4.957186 Prob. Chi-Square(2) 0.0839

Page 129: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

108

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai Prob.F-statistic

sebesar 0,1163 dan Prob. Chi-Square Obs*R-squared sebesar 0,0839,

yang mana nilai tersebut lebih besar dari 0,05 (0,1163 > 0,05 dan 0,0839

> 0,05), sehingga model dalam regresi linier terbebas dari masalah

otokorelasi.

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menguji seberapa

besar variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Analisis ini

menggunakan Ordinary Least Square (OLS) untuk menguji besar pengaruh

antara variabel ekspor, nilai tukar, BI rate, Inflasi (IHK) dan ITB terhadap

nilai emisi penerbitan sukuk dan nilai emisi penerbitan obligasi. Berikut

adalah hasil analisis dengan menggunakan regresi linier berganda dengan

variabel dependen nilai emisi penerbitan sukuk :

Tabel 4.19

Hasil Persamaan Regresi Linier Berganda Sukuk

Dependent Variable: LNSUKUK

Method: Least Squares

Date: 02/02/17 Time: 16:50

Sample: 2005Q3 2016Q2

Included observations: 44 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -12.06306 4.662162 -2.587439 0.0136

LNEKSPOR 1.004698 0.136239 7.374544 0.0000

LNKURS 1.310347 0.219648 5.965668 0.0000

LNBIRATE -1.234309 0.166290 -7.422631 0.0000

LNIHK -0.722656 0.241662 -2.990355 0.0049

LNITB -0.601628 0.574610 -1.047020 0.3017 R-squared 0.955466 Mean dependent var 29.52993

Adjusted R-squared 0.949606 S.D. dependent var 0.664846

S.E. of regression 0.149248 Akaike info criterion -0.840286

Sum squared resid 0.846453 Schwarz criterion -0.596987

Log likelihood 24.48629 Hannan-Quinn criter. -0.750059

F-statistic 163.0560 Durbin-Watson stat 1.232129

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 130: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

109

Berdasarkan tabel 4.19 hubungan masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen sebagai berikut :

𝑌1 = (−12,06306) + 1,004698 𝑋1 + 1,310347 𝑋2 + (−1,234309) 𝑋3

+ (−0,722656) 𝑋4

Keterangan :

Y1 = Nilai emisi penerbitan sukuk

X1 = Ekspor

X2 = Nilai Tukar (Kurs)

X3 = BI rate

X4 = Inflasi (IHK)

Dari persamaan di atas dapat diketahui bahwa :

a. Hasil regresi menunjukkan konstanta sebesar -12,06360 menyatakan

bahwa jika nilai ekspor, nilai tukar (kurs), BI rate, dan Inflasi (IHK)

adalah nol, maka dapat dikatakan bahwa nilai emisi penerbitan sukuk

sebesar -12,06360 rupiah.

b. Ekspor (X1) menunjukan nilai sebesar 1,004698 yang berarti jika nilai

ekspor naik satu satuan dan nilai tukar (kurs), BI rate, dan Inflasi (IHK)

adalah konstan, maka akan menaikkan nilai emisi penerbitan sukuk

sebesar 1,004698.

c. Nilai tukar (Kurs) (X2) menunjukan nilai sebesar 1,310374 yang berarti

jika nilai tukar (kurs) naik satu satuan dan nilai ekspor, BI rate, dan

Inflasi (IHK) adalah konstan, maka akan menaikkan nilai emisi

penerbitan sukuk sebesar 1,310374.

Page 131: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

110

d. BI rate (X3) menunjukan nilai sebesar -1,234309 yang berarti jika nilai

BI rate naik satu satuan dan nilai ekspor, nilai tukar (kurs), dan Inflasi

(IHK) adalah konstan, maka akan menurunkan nilai emisi penerbitan

sukuk sebesar 1,234309.

e. Inflasi (IHK) (X4) menunjukan nilai sebesar -0,722656 yang berarti jika

nilai IHK naik satu satuan dan nilai ekspor, nilai tukar (kurs), dan BI

rate adalah konstan, maka akan menurunkan nilai emisi penerbitan

sukuk sebesar 0,722656.

Untuk mengetahui hasil terhadap obligasi, berikut adalah hasil

analisis dengan menggunakan regresi linier berganda dengan variabel

dependen nilai emisi penerbitan obligasi :

Tabel 4.20

Hasil Persamaan Regresi Linier Berganda Obligasi

Dependent Variable: LNOBLIGASI

Method: Least Squares

Date: 02/02/17 Time: 16:54

Sample: 2005Q3 2016Q2

Included observations: 44 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -14.45519 3.757086 -3.847448 0.0004

LNEKSPOR 1.087456 0.109790 9.904840 0.0000

LNKURS 1.236140 0.177007 6.983555 0.0000

LNBIRATE -0.657031 0.134008 -4.902934 0.0000

LNIHK 0.283085 0.194748 1.453597 0.1543

LNITB -0.496312 0.463059 -1.071809 0.2906 R-squared 0.957783 Mean dependent var 33.02377

Adjusted R-squared 0.952228 S.D. dependent var 0.550285

S.E. of regression 0.120274 Akaike info criterion -1.271957

Sum squared resid 0.549706 Schwarz criterion -1.028659

Log likelihood 33.98306 Hannan-Quinn criter. -1.181730

F-statistic 172.4225 Durbin-Watson stat 1.560221

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 132: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

111

Berdasarkan tabel 4.20 hubungan masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen sebagai berikut

𝑌2 = (− 14,45519) + 1,087456 𝑋1 + 1,236140 𝑋2 + (−0,657031) 𝑋3

Keterangan :

Y2 = Nilai emisi penerbitan obligasi

X1 = Ekspor

X2 = Nilai Tukar (Kurs)

X3 = BI rate

Dari persamaan di atas dapat diketahui bahwa :

a. Hasil regresi menunjukkan konstanta sebesar -14,45519 menyatakan

bahwa jika nilai ekspor, nilai tukar (kurs), dan BI rate adalah nol,

maka dapat dikatakan bahwa nilai emisi penerbitan obligasi sebesar

-14,45519 rupiah.

b. Ekspor (X1) menunjukan nilai sebesar 1,087456 yang berarti jika

nilai ekspor naik satu satuan dan nilai tukar (kurs), dan BI rate,

adalah konstan, maka akan menaikkan nilai emisi penerbitan

obligasi sebesar 1,087456.

c. Nilai tukar (Kurs) (X2) menunjukan nilai sebesar 1,236140 yang

berarti jika nilai tukar (kurs) naik satu satuan dan nilai ekspor, dan

BI rate adalah konstan, maka akan menaikkan nilai emisi penerbitan

obligasi sebesar 1,236140.

d. BI rate (X3) menunjukan nilai sebesar -0,657031 yang berarti jika

nilai BI rate naik satu satuan dan nilai ekspor, dan nilai tukar (kurs)

Page 133: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

112

adalah konstan, maka akan menurunkan nilai emisi penerbitan sukuk

sebesar -0,657031.

3. Koefisien Determinasi (R2)

Untuk menentukan seberapa besar prediktor dapat menjelaskan

variabel terikatnya dapat ditunjukkan dengan nilai koefisien determinasi

yang diperoleh dari nilai adjusted R square. Hasil nilai adjusted R square

dari regresi digunakan untuk mengetahui besarnya variabel dependen yang

dipengaruhi oleh variabel independennya. Berikut adalah hasil koefisien

determinasi :

Tabel 4.21

Koefisien Determinasi (R2) Sukuk

R-squared 0.955466

Adjusted R-squared 0.949606

Berdasarkan hasil koefisien determinasi pada tabel 4.21 untuk

variabel dependen nilai emisi penerbitan sukuk, diperoleh nilai adjusted R2

adalah sebesar 0,949606. Hal ini berarti 94,9606% variabel dependen dapat

dijelaskan oleh kelima variabel independen yaitu ekspor, nilai tukar (kurs),

BI rate, IHK dan ITB. Sedangkan 5,0394% dijelaskan oleh variabel lain

yang tidak dimasukkan dalam model regresi. Sedangkan untuk variabel

dependen nilai emisi penerbitan obligasi dapat dilihat di tabel berikut :

Tabel 4.22

Koefisien Determinasi (R2) Obligasi

R-squared 0.957783

Adjusted R-squared 0.952228

Page 134: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

113

Berdasarkan hasil koefisien determinasi pada tabel 4.22 untuk

variabel dependen nilai emisi penerbitan obligasi, diperoleh nilai adjusted

R2 adalah sebesar 0,957783. Hal ini berarti 95,7783% variabel dependen

dapat dijelaskan oleh kelima variabel independen yaitu ekspor, nilai tukar

(kurs), BI rate, IHK dan ITB. Sedangkan 4,2217% dijelaskan oleh variabel

lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi.

4. Pengujian Hipotesis

a. Uji F

Pengujian model secara simultan dengan uji F digunakan untuk

menguji pengaruh secara simultan variabel independen terhadap

variabel dependen nya atau untuk menguji ketepatan model. Jika

variabel independen memiliki pengaruh secara simultan terhadap

variabel dependen, maka model persamaan regresi masuk dalam

kriteria cocok atau fit. Hipotesis uji F adalah sebagai berikut :

H0 = variabel independen tidak berpengaruh secara simultan

terhadap variabel dependen

Ha = variabel independen berpengaruh secara simultan

terhadap variabel dependen

Kriteria keputusannya adalah sebagai berikut :

1) Apabila F hitung < F tabel atau memiliki tingkat signifikansi >

0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak.

2) Apabila F hitung > F tabel atau memiliki tingkat signifikansi <

0,05 (5%) maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Page 135: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

114

Dari pengujian simultan diperoleh hasil output untuk variabel dependen

nilai emisi penerbitan sukuk sebagai berikut :

Tabel 4.23

Hasil Uji F Sukuk

Berdasarkan hasil uji F pada tabel 4.23 di atas diperoleh hasil bahwa

nilai F hitung sebesar 163,0560 dengan tingkat signifikan sebesar

0,0000. Nilai F tabel dengan df1 = 5 (df1 = k – 1 = 6 – 1) dan df2 = 38

(df2 = n – k = 44 – 6) sebesar 2,46. Sehingga nilai F hitung > F tabel

(163,0560 > 2,46) dan tingkat signifikansinya < 5% (0,000 < 0,05),

maka berarti variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap

variabel dependen (h0 ditolak dan ha diterima). Sedangkan untuk

variabel dependen emisi penerbitan obligasi sebagai berikut :

Tabel 4.24

Hasil Uji F Obligasi

Berdasarkan hasil uji F pada tabel 4.24 di atas diperoleh hasil bahwa

nilai F hitung sebesar 172,4225 dengan tingkat signifikan sebesar

0,0000. Nilai F tabel dengan df1 = 5 (df1 = k – 1 = 6 – 1) dan df2 = 38

(df2 = n – k = 44 – 6) sebesar 2,46. Sehingga nilai F hitung > F tabel

(172,4225 > 2,46) dan tingkat signifikansinya < 5% (0,000 < 0,05),

F-statistic 163.0560

Prob(F-statistic) 0.000000

F-statistic 172.4225

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 136: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

115

maka berarti variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap

variabel dependen (h0 ditolak dan ha diterima).

b. Uji t

Uji t adalah pengujian untuk mengukur seberapa jauh pengaruh

variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ekspor,

nilai tukar (kurs), BI rate, IHK dan ITB secara parsial mampu

menjelaskan variabel dependennya yaitu nilai emisi penerbitan sukuk.

Hipotesis uji t adalah sebagai berikut :

H0 = variabel independen tidak berpengaruh secara parsial

terhadap variabel dependen

Ha = variabel independen berpengaruh secara parsial

terhadap variabel dependen

Kriteria keputusannya adalah sebagai berikut :

1) Apabila t hitung < t tabel atau memiliki tingkat signifikansi >

0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak.

2) Apabila F hitung > F tabel atau memiliki tingkat signifikansi <

0,05 (5%) maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Dari pengujian secara parsial, diperoleh hasil output untuk variabel

dependen nilai emisi penerbitan sukuk sebagai berikut :

Page 137: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

116

Tabel 4.25

Hasil Uji t Sukuk

Dependent Variable: LNSUKUK

Method: Least Squares

Date: 02/02/17 Time: 17:02

Sample: 2005Q3 2016Q2

Included observations: 44 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -12.06306 4.662162 -2.587439 0.0136

LNEKSPOR 1.004698 0.136239 7.374544 0.0000

LNKURS 1.310347 0.219648 5.965668 0.0000

LNBIRATE -1.234309 0.166290 -7.422631 0.0000

LNIHK -0.722656 0.241662 -2.990355 0.0049

LNITB -0.601628 0.574610 -1.047020 0.3017

Berdasarkan tabel 4.25 di atas diketahui bahwa tidak semua variabel

independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel

dependen. Berikut penjelasan lebih mendalam untuk setiap variabelnya:

1) Variabel Ekspor (Uji t)

Dari hasil pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa

variabel ekspor berpengaruh signifikan terhadap nilai emisi

penerbitan sukuk. Hal ini dapat dilihat bahwa tingkat

signifikansi < 0,05 yaitu sebesar 0,0000. Selain itu, nilai t hitung

sebesar 7,374544 lebih besar dari t tabel sebesar 2,02439. Oleh

karena itu, dari hasil penelitian tersebut menolak H0 dan

menerima Ha yaitu variabel ekspor berpengaruh terhadap nilai

emisi penerbitan sukuk.

Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian Janet dan Bozena

(2009) yang menyatakan bahwa ekspor berpengaruh negatif

terhadap perkembangan pasar obligasi. Namun hasil ini sesuai

Page 138: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

117

dengan penelitian Ali Said dan Rihab Grassa (2013) dan Jun dkk

(2015) yang menyatakan bahwa ekspor memiliki hubungan

positif terhadap perkembangan sukuk dan obligasi. Maka berarti

jika nilai ekspor meningkat, akan meningkatkan penerbitan

sukuk korporasi dan begitu juga sebaliknya.

2) Variabel Nilai Tukar (Kurs) (Uji t)

Dari hasil pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa

variabel nilai tukar (kurs) berpengaruh signifikan terhadap nilai

emisi penerbitan sukuk. Hal ini dapat dilihat bahwa tingkat

signifikansi < 0,05 yaitu sebesar 0,0000. Selain itu, nilai t hitung

sebesar 5,965668 lebih besar dari t tabel sebesar 2,02439. Oleh

karena itu, dari hasil penelitian tersebut menolak H0 dan

menerima Ha yaitu variabel nilai tukar (kurs) berpengaruh

terhadap nilai emisi penerbitan sukuk.

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu

yaitu penelitian Janet dan Bozena (2009) yang menyatakan

bahwa nilai tukar memiliki hubungan negatif terhadap

perkembangan pasar obligasi. Tetapi penelitian ini sesuai

dengan penelitian Dung Quang dan Toan (2015) dan Medri

(2015) bahwa nilai tukar memiliki hubunfan positif terhadap

perkembangan obligasi korporasi. Maka berarti jika nilai tukar

meningkat, penerbitan sukuk korporasi pun akan meningkat

begitu pula sebaliknya.

Page 139: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

118

3) Variabel BI rate (Uji t)

Dari hasil pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa

variabel BI rate berpengaruh signifikan terhadap nilai emisi

penerbitan sukuk. Hal ini dapat dilihat bahwa tingkat

signifikansi < 0,05 yaitu sebesar 0,0000. Selain itu, nilai t hitung

sebesar -7,422631 lebih kecil dari t tabel sebesar -2,02439

(karena uji dua arah). Oleh karena itu, dari hasil penelitian

tersebut menolak H0 dan menerima Ha yaitu variabel BI rate

berpengaruh terhadap nilai emisi penerbitan sukuk.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya,

yaitu Janet dan Bozena (2009) dan Jun dkk (2015) bahwa

tingkat bunga memiliki hubungan negatif dengan

perkembangan pasar obligasi. Penelitian ini juga sesuai dengan

penelitian Rini (2012) dan Medri (2015) yang menyatakan

bahwa suku bunga BI rate berpengaruh negatif terhadap

penerbitan sukuk korporasi. Maka berarti jika nilai BI rate

meningkat, penerbitan sukuk korporasi akan menurun begitu

juga sebaliknya.

4) Variabel Inflasi (IHK) (Uji t)

Dari hasil pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa

variabel Inflasi (IHK) berpengaruh signifikan terhadap nilai

emisi penerbitan sukuk. Hal ini dapat dilihat bahwa tingkat

signifikansi < 0,05 yaitu sebesar 0,0049. Selain itu, nilai t hitung

Page 140: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

119

sebesar -2,990355 lebih kecil dari t tabel sebesar -2,02439

(karena uji dua arah). Oleh karena itu, dari hasil penelitian

tersebut menolak H0 dan menerima Ha yaitu variabel Inflasi

(IHK) berpengaruh terhadap nilai emisi penerbitan sukuk.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya,

yaitu penelitan Rini (2012) dan Jun dkk (2015) yang

menyatakan bahwa inflasi mempunyai dampak signifikan

secara negatif terhadap perkembangan obligasi dan sukuk. Maka

berarti jika nilai inflasi meningkat, maka penerbitan sukuk

korporasi menurun begitu pula sebaliknya.

5) Variabel ITB (Uji t)

Dari hasil pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa

variabel ITB tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai emisi

penerbitan sukuk. Hal ini dapat dilihat bahwa tingkat

signifikansi > 0,05 yaitu sebesar 0,3017. Selain itu, nilai t hitung

sebesar -1,047020 lebih besar dari t tabel sebesar -2,02439

(karena uji dua arah). Oleh karena itu, dari hasil penelitian

tersebut menerima H0 dan menolak Ha yaitu variabel ITB tidak

berpengaruh terhadap nilai emisi penerbitan sukuk.

Hasil penelitian ini merupakan penelitian pertama pengaruh

ITB terhadap sukuk korporasi di Indonesia. Diharapkan

kedepannya banyak penelitian menggunakan variabel ini agar

mendapatkan hasil yang maksimal.

Page 141: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

120

Untuk melihat output terhadap obligasi, dari pengujian secara parsial,

diperoleh hasil output untuk variabel dependen nilai emisi penerbitan

obligasi sebagai berikut :

Tabel 4.26

Hasil Uji t Obligasi

Dependent Variable: LNOBLIGASI

Method: Least Squares

Date: 02/02/17 Time: 17:03

Sample: 2005Q3 2016Q2

Included observations: 44 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -14.45519 3.757086 -3.847448 0.0004

LNEKSPOR 1.087456 0.109790 9.904840 0.0000

LNKURS 1.236140 0.177007 6.983555 0.0000

LNBIRATE -0.657031 0.134008 -4.902934 0.0000

LNIHK 0.283085 0.194748 1.453597 0.1543

LNITB -0.496312 0.463059 -1.071809 0.2906

Berdasarkan tabel 4.26 di atas diketahui bahwa tidak semua variabel

independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel

dependen. Berikut penjelasan lebih mendalam untuk setiap variabelnya:

1) Variabel Ekspor (Uji t)

Dari hasil pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa

variabel ekspor berpengaruh signifikan terhadap nilai emisi

penerbitan obligasi. Hal ini dapat dilihat bahwa tingkat

signifikansi < 0,05 yaitu sebesar 0,0000. Selain itu, nilai t hitung

sebesar 9,904840 lebih besar dari t tabel sebesar 2,02439. Oleh

karena itu, dari hasil penelitian tersebut menolak H0 dan

menerima Ha yaitu variabel ekspor berpengaruh terhadap nilai

emisi penerbitan obligasi.

Page 142: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

121

Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian Janet dan Bozena

(2009) yang menyatakan bahwa ekspor berpengaruh negatif

terhadap perkembangan pasar obligasi. Namun hasil ini sesuai

dengan penelitian Ali Said dan Rihab Grassa (2013) dan Jun dkk

(2015) yang menyatakan bahwa ekspor memiliki hubungan

positif terhadap perkembangan sukuk dan obligasi. Maka berarti

jika nilai ekspor meningkat, akan meningkatkan penerbitan

obligasi korporasi dan begitu juga sebaliknya.

2) Variabel Nilai Tukar (Kurs) (Uji t)

Dari hasil pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa

variabel nilai tukar (kurs) berpengaruh signifikan terhadap nilai

emisi penerbitan obligasi. Hal ini dapat dilihat bahwa tingkat

signifikansi < 0,05 yaitu sebesar 0,0000. Selain itu, nilai t hitung

sebesar 6,983555 lebih besar dari t tabel sebesar 2,02439. Oleh

karena itu, dari hasil penelitian tersebut menolak H0 dan

menerima Ha yaitu variabel nilai tukar (kurs) berpengaruh

terhadap nilai emisi penerbitan obligasi.

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu

yaitu penelitian Janet dan Bozena (2009) yang menyatakan

bahwa nilai tukar memiliki hubungan negatif terhadap

perkembangan pasar obligasi. Tetapi penelitian ini sesuai

dengan penelitian Dung Quang dan Toan (2015) dan Medri

(2015) bahwa nilai tukar memiliki hubunfan positif terhadap

Page 143: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

122

perkembangan obligasi korporasi. Maka berarti jika nilai tukar

meningkat, penerbitan obligasi korporasi pun akan meningkat

begitu pula sebaliknya.

3) Variabel BI rate (Uji t)

Dari hasil pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa

variabel BI rate berpengaruh signifikan terhadap nilai emisi

penerbitan obligasi. Hal ini dapat dilihat bahwa tingkat

signifikansi < 0,05 yaitu sebesar 0,0000. Selain itu, nilai t hitung

sebesar -4,902934 lebih kecil dari t tabel sebesar -2,02439

(karena uji dua arah). Oleh karena itu, dari hasil penelitian

tersebut menolak H0 dan menerima Ha yaitu variabel BI rate

berpengaruh terhadap nilai emisi penerbitan obligasi.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya,

yaitu Janet dan Bozena (2009) dan Jun dkk (2015) bahwa

tingkat bunga memiliki hubungan negatif dengan

perkembangan pasar obligasi. Maka berarti jika nilai BI rate

meningkat, penerbitan obligasi korporasi akan menurun begitu

juga sebaliknya.

4) Variabel Inflasi (IHK) (Uji t)

Dari hasil pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa

variabel Inflasi (IHK) tidak berpengaruh signifikan terhadap

nilai emisi penerbitan obligasi. Hal ini dapat dilihat bahwa

tingkat signifikansi > 0,05 yaitu sebesar 0,1543. Selain itu, nilai

Page 144: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

123

t hitung sebesar 1,453597 lebih kecil dari t tabel sebesar

2,02439. Oleh karena itu, dari hasil penelitian tersebut

menerima H0 dan menolak Ha yaitu variabel Inflasi (IHK) tidak

berpengaruh terhadap nilai emisi penerbitan obligasi.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Rini

(2012) dan Jun dkk (2015) yang menyatakan bahwa inflasi

mempunyai pengaruh terhadap penerbitan sukuk dan obligasi.

Namun penelitian ini sesuai dengan penelitian Ali Said dan

Rihab Grassa (2013:259) yang menyatakan bahwa inflasi tidak

memiliki hubungan yang kuat terhadap perkembangan pasar

sukuk.

5) Variabel ITB (Uji t)

Dari hasil pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa

variabel ITB tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai emisi

penerbitan sukuk. Hal ini dapat dilihat bahwa tingkat

signifikansi > 0,05 yaitu sebesar 0,2906. Selain itu, nilai t hitung

sebesar -1,071809 lebih besar dari t tabel sebesar -2,02439

(karena uji dua arah). Oleh karena itu, dari hasil penelitian

tersebut menerima H0 dan menolak Ha yaitu variabel ITB tidak

berpengaruh terhadap nilai emisi penerbitan obligasi.

Hasil penelitian ini merupakan penelitian pertama pengaruh

ITB terhadap sukuk korporasi di Indonesia. Diharapkan

Page 145: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

124

kedepannya banyak penelitian menggunakan variabel ini agar

mendapatkan hasil yang maksimal.

5. Perbandingan Hasil Analisis Sukuk dan Obligasi Korporasi

Sebelumnya telah diketahui hasil analisis pengaruh variabel-variabel

makroekonomi terhadap penerbitan sukuk dan obligasi korporasi. Dari hasil

tersebut, dapat terlihat perbedaan seberapa besar pengaruh variabel

makroekonomi terhadap penerbitan sukuk dan obligasi korporasi. Berikut

perbedaannya :

Tabel 4.27

Perbandingan Hasil Analisis Sukuk dan Obligasi Korporasi

No. Pembanding Sukuk Korporasi Obligasi Korporasi

1. Koefisien

Determinasi

R-Square : 0,955466

Adjusted R-Square :

0,949606

R-Square : 0,957783

Adjusted R-Square :

0,952228

2. Konstanta -12,06306 -14,45519

3. Ekspor 1,004698 1,087456

4. Nilai Tukar 1,310347 1,236140

5. BI Rate -1,234309 -0,657031

6. Inflasi -0,722656 -

7. Indeks Tendensi

Bisnis - -

Sumber : 2017, (Diolah)

Berdasarkan tabel perbandingan di atas, dapat diketahui bahwa

koefisien determinasi obligasi korporasi lebih besar dibandingkan sukuk

korporasi baik dari nilai R-Square maupun Adjusted R-Square (0,957783 >

0,955466 dan 0,952228 > 0,949606). Hal ini berarti variabel makroekonomi

lebih dapat menjelaskan variabel obligasi korporasi dibandingkan dengan

sukuk korporasi.

Page 146: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

125

Dilihat dari nilai konstanta, maka nilai konstanta sukuk korporasi

lebih besar dibandingkan dengan obligasi korporasi (-12,06306 > -

14,45519). Nilai negatif ini dikarenakan bahwa dalam penerbitan

sukuk/oblgiasi terdapat biaya-biaya tambahan lain seperti biaya

administrasi yang mengurangi nilai emisi sehingga bernilai negatif. Berarti

jika variabel makroekonomi bernilai 0, maka nilai emisi yang lebih besar

adalah sukuk korporasi dibandingkan dengan obligasi korporasi.

Berdasarkan pengaruh variabel ekspor terhadap sukuk dan obligasi

korporasi, ternyata ekspor memiliki nilai koefisien lebih besar terhadap

obligasi dibandingkan sukuk korporasi (1,087456 > 1,004698). Hal ini

berarti bahwa pengaruh ekspor lebih besar terhadap obligasi korporasi

dibandingkan dengan sukuk korporasi.

Hal berbeda ditunjukkan pada variabel. Variabel nilai tukar memiliki

nilai koefisien lebih besar terhadap sukuk korporasi dibandingkan obligasi

korporasi (1,310347 > 1,236140). Hal ini berarti bahwa pengaruh nilai tukar

lebih besar terhadap sukuk korporasi dibandingkan dengan obligasi

korporasi.

Variabel BI rate memiliki hasil yang sama dengan nilai tukar.

Variabel BI rate memiliki nilai koefisien lebih besar terhadap sukuk

korporasi dibandingkan obligasi korporasi dengan nilai negatif (-) tidak

didiperhitungkan (1,234309 > 0,657031). Nilai negatif (-) memberikan arti

bahwa ada hubungan negatif antara BI rate dengan sukuk/obligasi. Hal ini

berarti bahwa pengaruh BI rate lebih besar terhadap sukuk korporasi

Page 147: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

126

dibandingkan dengan obligasi korporasi. Sedangkan untuk variabel inflasi

dan indeks tendensi bisnis tidak dapat dibandingkan karena salah satu

variabel tidak dipengaruhi inflasi dan kedua variabel tidak dipengaruhi

indeks tendensi bisnis.

Secara keseluruhan, baik sukuk maupun obligasi korporasi memiliki

nilai yang tidak jauh berbeda yang berarti bahwa pandangan terhadap sukuk

dan obligasi korporasi itu sama. Padahal terdapat perbedaan diantara

keduanya. Pemahaman masyarakat yang minim tentang perbedaan ini yang

membuat nilai sukuk dan obligasi tidak jauh berbeda. Selain itu, menarik

juga untuk dibahas tentang variabel-variabel lain (tidak hanya

makroekonomi) yang mempengaruhi penerbitan sukuk dan obligasi

korporasi di Indonesia. Sehingga diharapkan dikemudian hari dapat terlihat

dengan jelas pengaruh-pengaruh yang mencirikan dari sukuk korporasi dan

obligasi korporasi. Dengan begitu, penentuan keputusan penerbitan obligasi

korporasi dapat lebih terukur dan terarah.

Page 148: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

127

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini mencoba menganalisa seberapa besar pengaruh variabel

makroekonomi terhadap penerbitan sukuk dan obligasi korporasi di Indonesia.

Sampel yang digunakan dalam penelitan ini adalah total nilai emisi sukuk dan

obligasi korporasi yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan. Dalam

penelitian ini peneliti mencoba menggunakan data time series dimana sampel

yang diambil dari kuartal ketiga tahun 2005 hingga kuartal kedua tahun 2016.

Variabel makroekonomi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ekspor,

Nilai Tukar, BI rate, Inflasi, dan Indeks Tendensi Bisnis. Berdasarkan hasil

analisis data dan pembahasn yang telah dikemukakan pada Bab IV, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Secara simultan, variabel independen yaitu Ekspor, Nilai Tukar, BI Rate,

Inflasi dan Indeks Tendensi Bisnis berpengaruh signifikan terhadap

penerbitan sukuk korporasi yang berarti H0 ditolak sedangkan Ha diterima.

2. Secara parsial, variabel independen yang mempengaruhi penerbitan sukuk

korporasi adalah Ekspor, Nilai Tukar, BI Rate dan Inflasi dengan nilai sig

sebesar 0,0000, 0,0000, 0,0000, 0,0049. Sedangkan variabel Indeks

Tendensi Bisnis tidak mempengaruhi penerbitan sukuk korporasi yaitu

dengan nilai sig 0,3017.

Page 149: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

128

3. Secara simultan, variabel independen yaitu Ekspor, Nilai Tukar, BI Rate,

Inflasi dan Indeks Tendensi Bisnis berpengaruh signifikan terhadap

penerbitan obligasi korporasi yang berarti H0 ditolak sedangkan Ha diterima.

4. Secara parsial, variabel independen yang mempengaruhi penerbitan sukuk

korporasi adalah Ekspor, Nilai Tukar dan BI Rate dengan nilai sig sebesar

0,0000, 0,0000, 0,0000. Sedangkan variabel Inflasi dan Indeks Tendensi

Bisnis tidak mempengaruhi penerbitan sukuk korporasi yaitu dengan nilai

sig 0,1543 dan 0,2906.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka peneliti

dapat sampaikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Peneliti menggunakan jumlah sampel yang masih sedikit dibandingkan

populasi penerbitan sukuk dan obligasi korporasi di Indonesia. Sehingga

memungkinkan adanya ketidakakuratan pada hasil penelitian. Oleh karena

itu, disarankan dalam penelitian selanjutnya diharapkan agar jumlah sampel

dapat ditambah menjadi lebih banyak. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh

hasil yang lebih akurat.

2. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan menambah periode penelitiannya.

Selain itu, perlu untuk menambah indikator variabel independennya

khususnya variabel makroekonomi. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh

hasil yang lebih akurat. Serta menggunakan alat analisis penelitian yang lain

sehingga dapat menghasilkan informasi tentang pengaruh penerbitan sukuk

dan obligasi yang lebih akurat.

Page 150: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

129

DAFTAR PUSTAKA

A. Samuelson, dkk, “Ilmu Makro Ekonomi”, PT Media Global Edukasi, Jakarta,

2003.

Abd, Ghemari Elkarim. “Factor Influence Sukuk and Conventuonal Bonds in

Malaysia”. Universiti Utara Malaysia, Malaysia, 2012.

Ahmad, Wahida dan Rafisah Mat Radzi, “Sustainability of Sukuk and Conventional

Bond during financial Crisis : Malaysia’s Capital Market”, Universiti Sains

Malaysia, Malaysia, 2011.

Ajija, Shochrul Rohmatul, dkk, “Cara Cerdas Menguasai Eviews”, Salemba

Empat, Jakarta, 2011.

Badan Pusat Statistik, “Ekspor Indonesia Januari 2016 Mencapai US$10,50 miliar

dan Nilai Impor Indonesia Januari 2016 Mencapai US$ 10,45 Miliar”,

artikel diakses tanggal 11 Februari 2017 pukul 06.57 WIB, dari

www.bps.go.id/brs/view/id/1067.

Badan Pusat Statistik, “Konsep dan Metodologi Indeks Tendensi Bisnis (ITB)”,

artikel diakses tanggal 11 Februari 2017 pukul 07.29 WIB, dari

www.bps.go.id/Subjek/view/id/25#subjekViewTab2|accordion-daftar-

subjek1.

Dajan, Anto, “Pengantar Metode Statistik”, Jilid II, PT Pustaka LP3ES, Jakarta,

1996.

Djalal, Nachrowi, “Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika untuk Analisis

Ekonomi dan Keuangan”, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia, Jakarta, 2006.

DSN MUI, “Fatwa Dewan Shari’ah Nasional Nomor : 32/DSN-MUI/IX/2002

Tentang Obligasi Syariah”, Dewan Shariah Nasional MUI, Jakarta, 2002.

Dung P. Le, et. all., “The Development of Corporate Bond Markets : A Cross-

Country Analysis”, International Journal of Economics and Finance, Vol. 8

No.1, 2016

Ghozali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”, Badan

Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2011.

Global Islamic Finance, “Shari’ah Standard No. 17 on Investment Sukuk”, artikel

diakses tanggal 11 Februari 2017 pukul 07.50 WIB, dari www.global-

islamic-finance.com/2009/10/sharia-standard-no-17-investment-

sukuk.html.

Page 151: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

130

Godlewski, J. Christophe, Rima Turk-Ariss dan Laurent Weill, “Do Markets

Perceive Sukuk and Conventional Bonds as Different Financing Instruments

?”, Bank of Finland (BOFIT), Finlandia, 2011.

Gujarati, Damodar N, “Dasar-Dasar Ekonometrika”, Erlangga, Jakarta, 2007.

Himawan, Adhitya, “Ekspor Indonesia Januari-Mei 2016 Menurun 12,82 Persen”,

artikel diakses tanggal 11 Februari 2017 pukul 07.02 WIB, dari

www.suara.com/bisnis/2016/06/15/115116/ekspor-indonesia-januari-mei-

2016-menurun-1282-persen.

HR, Muhammad Nafik, “Bursa Efek dan Investasi Syariah”, PT Ikrar

Mandiriabadi, Jakarta, 2009.

Huda, Nurul et al, “Ekonomi Makro Islam : Pendekatan Teoritis”, Kencana

Prenada Media Group, Jakarta, 2008.

Illya, Novie Sasanti, “Analisis Pengaruh Variabel-Variabel Makroekonomi

terhadap Pertumbuhan Obligasi Pemerintah di Indonesia”, Institut

Pertanian Bogor, Bogor, 2008.

Indonesia Bond Pricing Agency, “Emisi Obligasi Korporasi 2016 : Nilai

Penerbitan Tumbuh 85,97 %”, artikel diakses tanggal 9 Februari 2017 pukul

16.10 WIB, dari

http://www.ibpa.co.id/BeritadanPeristiwa/ArsipBerita/tabid/126/EntryId/7

363/EMISI-OBLIGASI-KORPORASI-2016-Nilai-Penerbitan-Tumbuh-

85-97.aspx.

Indonesia Bond Pricing Agency, “Sepanjang 2016, Penerbitan Obligasi dan Sukuk

Capai Rp90,53 Triliun”, artikel diakses tanggal 9 Februari 2017 pukul 16.15

WIB, dari

http://www.ibpa.co.id/BeritadanPeristiwa/ArsipBerita/tabid/126/EntryId/7

296/Sepanjang-2016-Penerbitan-Obligasi-dan-Sukuk-Capai-Rp90-53-

Triliun.aspx.

Janet. O Adelegan dan Bozena Radzewicz-Bak, “What Determines Bond Market

Development in sub-Saharan Africa ?”, International Monetary Fund

Working Paper, 2009.

Jun, Low Xian dkk, “Comparison Between Performance of Sukuk and

Conventional Bond In Malaysia”, Universiti Tunku Abdul Rahman,

Malaysia, 2015.

Kaufmann, Daniel dan Rolf Scheufele, “Business Tendency Surveys and

Macroeconomic Fluctuation”, Swiss National Bank, Swiss, 2014.

Page 152: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

131

Lebbe, Ahamed Abdul Rauf, “Relationship between Risk and Return : Evidence

from Dow Jones Sukuk Price Index”, Eastern Journal of Economics and

Finance, Sri Lanka, 2016.

Listya, Ina Widianti, “Pengaruh Faktor Makroekonomi terhadap Pertumbuhan

Sukuk Korporasi di Indonesia (Periode 2011-2015)”, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2015.

Mankiw, N. Gregory, “The Macroeconomist as Scientist and Engineer”, Harvard

University, Amerika Serikat, 2006.

Markowitz, Harry, “Portofolio Selection”, The Journal of Finance, Vol. 7, No.1,

1952.

Medri, Ziko Saputra, “Pengaruh Tingkat Suku Bunga BI Rate, Jumlah Uang

Beredar, dan Inflasi terhadap Penerbitan Sukuk Korporasi di Indonesia

Periode 2008-2014”, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2015.

Natalia, Gloria Dolorosa, “Korporasi Lanjutkan Emisi”, diakses tanggal 9 Februari

2017 pukul 16.00 WIB, dari

http://www.ibpa.co.id/BeritadanPeristiwa/ArsipBerita/tabid/126/EntryId/7

313/Korporasi-Lanjutkan-Emisi.aspx.

Nopirin, “Ekonomi Moneter”, Buku II Edisi ke 1 (Cetakan Kesepuluh), BPFE

UGM, Yogyakarta, 2000.

Nugroho, Adiyatma, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Tekstil

dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia ke China Menghadapi Era CAFTA”,

Universitas Diponegoro, Semarang, 2011.

Oktavia, Hafizah Habsari, “Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Capital Adequacy

Ratio (CAR) dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas

(ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2014”, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2016.

Otoritas Jasa Keuangan, “Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

18/POJK.04/2015 Tentang Penerbitan dan Persyaratan Sukuk”, Otoritas

Jasa Keuangan, Jakarta, 2015.

Pinem, Juniartha R, “Analisis Pengaruh Ekspor, Impor, Kurs Nilai Tukar Rupiah

terhadap Cadangan Devisa Indonesia”, Universitas Sumatera Utara,

Medan, 2009.

Pohan, Aulia, “Potret Kebijakan Moneter Indonesia”, Grafindo, Jakarta, 2008.

Page 153: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

132

Prasetio, Dicky Ageng, “Analisis Faktor-Faktor Makro Ekonomi yang

Mempengaruhi Fee Ijarah Default Sukuk PT Berlian Laju Tanker”, UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2013.

Pratiwi, Fuji, “Ini Penyebab Sukuk Korporasi Kurang Diminati”, artikel diakses

tanggal 11 Februari 2017 pukul 06.42 WIB, dari

www.republika.co.id/berita/ekonomi/syariah-ekonomi/14/11/12/nex7et-

ini-penyebab-sukuk-korporasi-kurang-diminati.

Priyo, Bambang Jatmiko, “Pasar Obligasi RI Tumbuh Paling Pesat se-Asia

Timur”, diakses tanggal 9 Februari 2017 pukul 16.30 WIB, dari

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/06/04/22373937/Pasar.Oblig

asi.RI.Tumbuh.Paling.Pesat.seAsia.Timur.

Rahardjo, Sapto, “Panduan Investasi Obligasi”, PT Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta, 2004.

Rini, Mustika, “Obligasi Syariah (Sukuk) dan Indikator Makroekonomi Indonesia

: Sebuah Analisis Vector Error Correction Model (VECM)”, Institut

Pertanian Bogor, Bogor, 2012.

Ritonga, Habibullah, “Pengaruh Tingkat Inflasi, Rating, Yield, Tenor, Size dan

Tingkat Bagi Hasil Deposito terhadap Permintaan Sukuk Korporasi Pada

Pasar Modal Syariah”, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta, 2013.

Rodoni, Ahmad dan Herni Ali, “Manajemen Keuangan”, Mitra Wacana Media,

Jakarta, 2010.

Rodoni, Ahmad, “Investasi Syariah”, Lembaga Penelitian UIN Jakarta, Jakarta,

2009.

Said, Ali dan Rihab Grassa, “The Determinants of Sukuk Market Development :

Does Macroeconomic Factors Influence the Construction of Certain

Structure of Sukuk ?”, Journal of Applied Finance & Banking, Vol. 3, 2013.

Salvatore, Dominick, “Theory and Problem of Micro Economic Theory 3rd Edition

(Alih Bahasa oleh Rudi Sitompul)”, Erlangga, Jakarta, 2008.

Sari, Kartika, “Analisis Faktor-Faktor Pendorong Integritas Pasar Modal di

Indonesia”, Universitas Brawijaya, Malang, 2015.

Sembel, Roy dan Tedy Fardiansyah, “Sekuritas Derivatif : Madu atau Racun ?.

Jakarta : PT Salemba Emban Patria, Jakarta, 2002.

Sian, Petrus Edvansa, “Obligasi Syariah Masih Menawan”, diakses tanggal 9

Februari 2017 pukul 15.20 WIB, dari

Page 154: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

133

http://www.ibpa.co.id/BeritadanPeristiwa/ArsipBerita/tabid/126/EntryId/7

308/Obligasi-syariah-masih-menawan.aspx.

Sitinjak, Elyzabeth Lucky Mareta dan Widuri Kurniasari, “Indikator-indikator

Pasar Saham dan Pasar Uang yang Saling Berkaitan Ditinjau dari Pasar

Saham Sedang Bullish dan Bearish”, Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen

Vol. 3 No.3, 2003.

Soegiri, Hari, “Prospek Indeks Tendensi Bisnis Jawa Timur Tahun 2009”, Jurnal

Riset Ekonomi dan Bisnis Vol. 9 No.2 September 2009.

Sofie, Renat Andriani dan Aprianto Cahyo Nugroho, “Kurs Rupiah 23 November :

Spot Berakhir Melemah 0,35%”, diakses tanggal 11 Februari 2017 pukul

07.21 WIB, dari www.market.bisnis.com/read/20161123/93/605389/kurs-

rupiah-23-november-indeks-dolar-as-lanjut-di-zona-merah-rupiah-

melemah-30-poin-ke-13.473.

Sugiyono, “Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D)”, Alfabeta, Bandung, 2009.

Sukirno, Sadono, “Ekonomi Pembangunan Proses Masalah dan Dasar

Kebijaksanaan”, UI-Press, Jakarta, 2002.

Sukirno, Sadono, “Makro Ekonomi Teori Pengantar”, PT Raja Grafindo Perkasa,

Jakarta, 2004.

Sukirno, Sadono, “Ekonomi Pembangunan (Proses, Masalah, dan Dasar

Kebijakan)”, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2006.

Suliyanto, “Ekonomika Terapan : Teori dan Aplikasi dengan SPSS”, Penerbit Andi,

Yogyakarta, 2011.

Suta, I Putu Gede Ary, “Menuju Pasar Modal Modern”, Yayasan Sad Satria Bhakti,

Jakarta, 2000.

Todaro, Michael P, “Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga”, Erlangga, Jakarta,

2000.

Widianingsih, Yuli, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan

Ekspor Biji Kakao Indonesia Di Malaysia, Singapura dan Cina”, Institut

Pertanian Bogor, Bogor, 2009.

Wijayanto, Setyo, “Strategi Jitu Investasi Obligasi Korporasi : Sudut Pandang

Investasi dari Seorang Analis”, Elex Media Komputindo, Jakarta, 2015.

Page 155: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

134

Winarno, Wing Wahyu, “Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews”,

UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2009.

Zhu, Bing, “The Effects of Macroeconomic Factors on Stock Return of Energy

Sector in Shanghai Stock Market”, International Journal of Scientific and

Research Publications, Vol. 2 Issue 11, November 2012.

Page 156: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

135

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Total Emisi Sukuk dan Obligasi Korporasi

No. Kuartal/Tahun Total Emisi Sukuk

Korporasi

Total Emisi Obligasi

Korporasi

1 Kuartal III 2005 Rp 2.009.000.000.000 Rp 91.140.750.000.000

2 Kuartal IV 2005 Rp 2.009.000.000.000 Rp 91.190.750.000.000

3 Kuartal I 2006 Rp 2.009.000.000.000 Rp 92.190.750.000.000

4 Kuartal II 2006 Rp 2.282.000.000.000 Rp 99.040.850.000.000

5 Kuartal III 2006 Rp 2.282.000.000.000 Rp 100.140.850.000.000

6 Kuartal IV 2006 Rp 2.282.000.000.000 Rp 102.640.850.000.000

7 Kuartal I 2007 Rp 2.282.000.000.000 Rp 105.815.850.000.000

8 Kuartal II 2007 Rp 2.682.000.000.000 Rp 128.365.850.000.000

9 Kuartal III 2007 Rp 3.174.000.000.000 Rp 130.315.850.000.000

10 Kuartal IV 2007 Rp 3.174.000.000.000 Rp 133.915.850.000.000

11 Kuartal I 2008 Rp 3.974.000.000.000 Rp 142.715.850.000.000

12 Kuartal II 2008 Rp 4.738.000.000.000 Rp 145.915.850.000.000

13 Kuartal III 2008 Rp 4.738.000.000.000 Rp 145.915.850.000.000

14 Kuartal IV 2008 Rp 5.498.000.000.000 Rp 148.115.850.000.000

15 Kuartal I 2009 Rp 5.724.000.000.000 Rp 149.015.850.000.000

16 Kuartal II 2009 Rp 5.974.000.000.000 Rp 162.125.130.000.000

17 Kuartal III 2009 Rp 5.974.000.000.000 Rp 164.925.000.000.000

18 Kuartal IV 2009 Rp 7.015.000.000.000 Rp 175.330.850.000.000

19 Kuartal I 2010 Rp 7.015.000.000.000 Rp 181.330.850.000.000

20 Kuartal II 2010 Rp 7.715.000.000.000 Rp 187.380.850.000.000

21 Kuartal III 2010 Rp 7.715.000.000.000 Rp 187.380.850.000.000

22 Kuartal IV 2010 Rp 7.815.000.000.000 Rp 215.127.850.000.000

23 Kuartal I 2011 Rp 7.815.000.000.000 Rp 222.240.850.000.000

24 Kuartal II 2011 Rp 7.915.400.000.000 Rp 242.140.850.000.000

25 Kuartal III 2011 Rp 7.915.400.000.000 Rp 244.540.850.000.000

26 Kuartal IV 2011 Rp 7.915.400.000.000 Rp 260.863.850.000.000

27 Kuartal I 2012 Rp 7.915.400.000.000 Rp 269.113.850.000.000

28 Kuartal II 2012 Rp 9.265.400.000.000 Rp 301.918.850.000.000

29 Kuartal III 2012 Rp 9.390.400.000.000 Rp 306.495.850.000.000

30 Kuartal IV 2012 Rp 9.790.400.000.000 Rp 328.500.850.000.000

31 Kuartal I 2013 Rp 11.294.400.000.000 Rp 347.504.850.000.000

32 Kuartal II 2013 Rp 11.415.400.000.000 Rp 371.501.850.000.000

33 Kuartal III 2013 Rp 11.415.400.000.000 Rp 374.351.850.000.000

34 Kuartal IV 2013 Rp 11.994.400.000.000 Rp 385.297.850.000.000

35 Kuartal I 2014 Rp 11.994.400.000.000 Rp 393.501.850.000.000

Page 157: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

136

36 Kuartal II 2014 Rp 12.294.400.000.000 Rp 402.602.850.000.000

37 Kuartal III 2014 Rp 12.294.400.000.000 Rp 412.812.850.000.000

38 Kuartal IV 2014 Rp 12.956.400.000.000 Rp 429.660.850.000.000

39 Kuartal I 2015 Rp 12.956.400.000.000 Rp 436.260.000.000.000

40 Kuartal II 2015 Rp 14.483.400.000.000 Rp 457.390.000.000.000

41 Kuartal III 2015 Rp 14.483.400.000.000 Rp 457.890.000.000.000

42 Kuartal IV 2015 Rp 16.114.000.000.000 Rp 460.540.000.000.000

43 Kuartal I 2016 Rp 16.114.000.000.000 Rp 460.540.000.000.000

44 Kuartal II 2016 Rp 18.551.400.000.000 Rp 494.660.000.000.000

Lampiran 2 : Nilai Ekspor, Nilai Tukar dan BI Rate

No. Kuartal/Tahun Nilai Ekspor

Nilai Tukar

(Kurs

Tengah)

BI Rate

1 Kuartal III 2005 Rp 77.160.391.750.820 Rp 10.310 10,00%

2 Kuartal IV 2005 Rp 79.456.946.320.405 Rp 9.830 12,75%

3 Kuartal I 2006 Rp 67.688.103.429.030 Rp 9.075 12,75%

4 Kuartal II 2006 Rp 78.226.070.025.415 Rp 9.300 12,50%

5 Kuartal III 2006 Rp 81.266.367.053.385 Rp 9.235 11,25%

6 Kuartal IV 2006 Rp 86.252.451.869.900 Rp 9.020 9,75%

7 Kuartal I 2007 Rp 82.236.314.509.776 Rp 9.118 9,00%

8 Kuartal II 2007 Rp 86.100.621.259.653 Rp 9.054 8,50%

9 Kuartal III 2007 Rp 86.506.827.632.353 Rp 9.137 8,25%

10 Kuartal IV 2007 Rp 102.548.381.451.120 Rp 9.419 8,00%

11 Kuartal I 2008 Rp 110.133.472.586.949 Rp 9.217 8,00%

12 Kuartal II 2008 Rp 117.660.463.880.860 Rp 9.225 8,50%

13 Kuartal III 2008 Rp 114.558.348.319.233 Rp 9.378 9,25%

14 Kuartal IV 2008 Rp 96.927.349.109.240 Rp 10.950 9,25%

15 Kuartal I 2009 Rp 99.215.797.856.307 Rp 11.575 7,75%

16 Kuartal II 2009 Rp 95.447.168.068.354 Rp 10.225 7,00%

17 Kuartal III 2009 Rp 94.813.493.012.706 Rp 9.681 6,50%

18 Kuartal IV 2009 Rp 124.845.073.489.262 Rp 9.400 6,50%

19 Kuartal I 2010 Rp 115.850.724.201.996 Rp 9.115 6,50%

20 Kuartal II 2010 Rp 111.439.574.841.962 Rp 9.083 6,50%

21 Kuartal III 2010 Rp 108.160.677.604.668 Rp 8.924 6,50%

22 Kuartal IV 2010 Rp 150.560.184.963.258 Rp 8.991 6,50%

23 Kuartal I 2011 Rp 141.810.986.808.885 Rp 8.709 6,75%

24 Kuartal II 2011 Rp 157.281.161.117.262 Rp 8.597 6,75%

25 Kuartal III 2011 Rp 154.013.580.965.297 Rp 8.823 6,75%

Page 158: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

137

26 Kuartal IV 2011 Rp 154.092.035.028.267 Rp 9.068 6,00%

27 Kuartal I 2012 Rp 157.575.378.537.558 Rp 9.180 5,75%

28 Kuartal II 2012 Rp 145.659.272.729.154 Rp 9.480 5,75%

29 Kuartal III 2012 Rp 151.668.023.940.180 Rp 9.588 5,75%

30 Kuartal IV 2012 Rp 148.120.552.164.580 Rp 9.670 5,75%

31 Kuartal I 2013 Rp 145.287.666.194.610 Rp 9.719 5,75%

32 Kuartal II 2013 Rp 145.802.374.392.729 Rp 9.929 6,00%

33 Kuartal III 2013 Rp 169.936.786.049.400 Rp 11.613 7,25%

34 Kuartal IV 2013 Rp 205.785.456.424.064 Rp 12.189 7,50%

35 Kuartal I 2014 Rp 172.392.456.221.125 Rp 11.404 7,50%

36 Kuartal II 2014 Rp 183.511.654.221.075 Rp 11.969 7,50%

37 Kuartal III 2014 Rp 185.616.810.857.953 Rp 12.212 7,50%

38 Kuartal IV 2014 Rp 178.693.013.116.050 Rp 12.440 7,75%

39 Kuartal I 2015 Rp 177.501.592.342.335 Rp 13.084 7,50%

40 Kuartal II 2015 Rp 179.264.561.424.935 Rp 13.332 7,50%

41 Kuartal III 2015 Rp 183.588.633.066.664 Rp 14.657 7,50%

42 Kuartal IV 2015 Rp 163.574.284.555.332 Rp 13.795 7,50%

43 Kuartal I 2016 Rp 156.010.525.243.110 Rp 13.276 6,75%

44 Kuartal II 2016 Rp 170.146.903.269.170 Rp 13.180 6,50%

Lampiran 3 : Inflasi (IHK) dan Indeks Tendensi Bisnis (ITB)

No. Kuartal/Tahun Inflasi (IHK) Indeks Tendensi Bisnis (ITB)

1 Kuartal III 2005 124,33 105,70

2 Kuartal IV 2005 136,86 98,45

3 Kuartal I 2006 139,57 95,12

4 Kuartal II 2006 140,79 108,50

5 Kuartal III 2006 142,42 108,72

6 Kuartal IV 2006 145,89 107,43

7 Kuartal I 2007 148,67 100,19

8 Kuartal II 2007 148,92 110,96

9 Kuartal III 2007 152,32 112,58

10 Kuartal IV 2007 155,5 112,25

11 Kuartal I 2008 160,81 104,41

12 Kuartal II 2008 110,08 111,72

13 Kuartal III 2008 113,25 111,12

14 Kuartal IV 2008 113,86 102,19

15 Kuartal I 2009 114,27 96,91

16 Kuartal II 2009 114,1 110,43

Page 159: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

138

17 Kuartal III 2009 116,46 112,86

18 Kuartal IV 2009 117,03 108,45

19 Kuartal I 2010 118,19 103,41

20 Kuartal II 2010 119,86 104,23

21 Kuartal III 2010 123,21 107,29

22 Kuartal IV 2010 125,17 106,63

23 Kuartal I 2011 126,05 102,16

24 Kuartal II 2011 126,5 105,75

25 Kuartal III 2011 128,89 107,86

26 Kuartal IV 2011 129,91 106,92

27 Kuartal I 2012 131,05 103,89

28 Kuartal II 2012 132,23 104,22

29 Kuartal III 2012 134,45 107,43

30 Kuartal IV 2012 135,49 105,29

31 Kuartal I 2013 138,78 102,34

32 Kuartal II 2013 140,03 103,88

33 Kuartal III 2013 145,74 106,12

34 Kuartal IV 2013 146,84 104,72

35 Kuartal I 2014 111,37 101,95

36 Kuartal II 2014 112,01 106,00

37 Kuartal III 2014 113,89 107,24

38 Kuartal IV 2014 119 104,07

39 Kuartal I 2015 118,48 96,30

40 Kuartal II 2015 120,14 105,46

41 Kuartal III 2015 121,67 106,04

42 Kuartal IV 2015 122,99 105,22

43 Kuartal I 2016 123,75 99,46

44 Kuartal II 2016 124,29 110,24

Lampiran 4 : Uji Multikolinieritas VIF Sukuk Korporasi

Variance Inflation Factors

Date: 02/11/17 Time: 10:48

Sample: 2005Q3 2016Q2

Included observations: 44 Coefficient Uncentered Centered

Variable Variance VIF VIF C 21.73575 42934.66 NA

LNEKSPOR 0.018561 38651.35 3.376995

LNKURS 0.048245 8125.617 2.114983

Page 160: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

139

LNBIRATE 0.027652 366.5430 2.427340

LNIHK 0.058401 2721.667 1.187092

LNITB 0.330176 14151.28 1.075044

Lampiran 5 : Uji Multikolinieritas VIF Obligasi Korporasi

Variance Inflation Factors

Date: 02/11/17 Time: 10:49

Sample: 2005Q3 2016Q2

Included observations: 44 Coefficient Uncentered Centered

Variable Variance VIF VIF C 14.11569 42934.66 NA

LNEKSPOR 0.012054 38651.35 3.376995

LNKURS 0.031332 8125.617 2.114983

LNBIRATE 0.017958 366.5430 2.427340

LNIHK 0.037927 2721.667 1.187092

LNITB 0.214424 14151.28 1.075044

Lampiran 6 : Uji Heteroskedastisitas White Sukuk Korporasi

Heteroskedasticity Test: White F-statistic 1.716018 Prob. F(18,25) 0.1047

Obs*R-squared 24.31789 Prob. Chi-Square(18) 0.1449

Scaled explained SS 19.33808 Prob. Chi-Square(18) 0.3713

Test Equation:

Dependent Variable: RESID^2

Method: Least Squares

Date: 02/11/17 Time: 10:51

Sample: 2005Q3 2016Q2

Included observations: 44

Collinear test regressors dropped from specification Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 52.85908 86.00973 0.614571 0.5444

LNEKSPOR^2 -0.045421 0.116026 -0.391475 0.6988

LNEKSPOR*LNKURS 0.208806 0.445585 0.468610 0.6434

LNEKSPOR*LNBIRATE -0.986513 0.415581 -2.373814 0.0256

LNEKSPOR*LNIHK -0.231301 0.495361 -0.466934 0.6446

LNEKSPOR*LNITB -0.109408 0.552166 -0.198143 0.8445

LNKURS^2 -0.122665 0.422895 -0.290059 0.7742

LNKURS*LNBIRATE 1.157950 0.584070 1.982553 0.0585

LNKURS*LNIHK 1.033723 1.094437 0.944524 0.3539

LNKURS*LNITB 0.537724 1.246617 0.431347 0.6699

LNKURS -8.879298 10.73309 -0.827282 0.4159

Page 161: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

140

LNBIRATE^2 -0.623170 0.288287 -2.161632 0.0404

LNBIRATE*LNIHK -0.120016 0.502588 -0.238796 0.8132

LNBIRATE*LNITB 1.077472 0.633249 1.701497 0.1013

LNBIRATE 13.59228 9.321968 1.458092 0.1573

LNIHK^2 0.014473 0.868961 0.016656 0.9868

LNIHK*LNITB -1.125844 1.458820 -0.771750 0.4475

LNIHK 2.736855 15.30598 0.178810 0.8595

LNITB^2 0.731104 1.458042 0.501429 0.6205 R-squared 0.552679 Mean dependent var 0.019238

Adjusted R-squared 0.230609 S.D. dependent var 0.028416

S.E. of regression 0.024925 Akaike info criterion -4.247529

Sum squared resid 0.015532 Schwarz criterion -3.477084

Log likelihood 112.4456 Hannan-Quinn criter. -3.961811

F-statistic 1.716018 Durbin-Watson stat 2.067225

Prob(F-statistic) 0.104679

Lampiran 7 : Uji Heteroskedastisitas White Obligasi Korporasi

Heteroskedasticity Test: White F-statistic 1.031965 Prob. F(18,25) 0.4621

Obs*R-squared 18.75639 Prob. Chi-Square(18) 0.4070

Scaled explained SS 12.97899 Prob. Chi-Square(18) 0.7928

Test Equation:

Dependent Variable: RESID^2

Method: Least Squares

Date: 02/11/17 Time: 10:54

Sample: 2005Q3 2016Q2

Included observations: 44

Collinear test regressors dropped from specification Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 58.37772 59.00887 0.989304 0.3320

LNEKSPOR^2 -0.044980 0.079602 -0.565060 0.5771

LNEKSPOR*LNKURS 0.005634 0.305704 0.018428 0.9854

LNEKSPOR*LNBIRATE -0.299718 0.285119 -1.051203 0.3032

LNEKSPOR*LNIHK 0.308093 0.339853 0.906548 0.3733

LNEKSPOR*LNITB 0.126928 0.378826 0.335057 0.7404

LNKURS^2 0.007810 0.290137 0.026919 0.9787

LNKURS*LNBIRATE -0.030076 0.400714 -0.075057 0.9408

LNKURS*LNIHK 0.016976 0.750863 0.022609 0.9821

LNKURS*LNITB -0.245182 0.855269 -0.286673 0.7767

LNKURS 0.687588 7.363675 0.093376 0.9263

LNBIRATE^2 -0.124179 0.197785 -0.627847 0.5358

LNBIRATE*LNIHK 0.276727 0.344812 0.802544 0.4298

LNBIRATE*LNITB 0.027364 0.434455 0.062986 0.9503

LNBIRATE 7.850093 6.395542 1.227432 0.2311

LNIHK^2 1.004534 0.596170 1.684979 0.1044

LNIHK*LNITB 0.404619 1.000856 0.404273 0.6894

LNIHK -21.09769 10.50100 -2.009112 0.0554

Page 162: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

141

LNITB^2 -0.414255 1.000322 -0.414122 0.6823 R-squared 0.426281 Mean dependent var 0.012493

Adjusted R-squared 0.013204 S.D. dependent var 0.017215

S.E. of regression 0.017101 Akaike info criterion -5.001074

Sum squared resid 0.007311 Schwarz criterion -4.230629

Log likelihood 129.0236 Hannan-Quinn criter. -4.715356

F-statistic 1.031965 Durbin-Watson stat 2.780538

Prob(F-statistic) 0.462128

Lampiran 8 : Uji Normalitas Sukuk Korporasi

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

-0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3

Series: ResidualsSample 2005Q3 2016Q2Observations 44

Mean -5.37e-15Median 0.003499Maximum 0.269114Minimum -0.396996Std. Dev. 0.140303Skewness -0.257180Kurtosis 3.132335

Jarque-Bera 0.517145Probability 0.772153

Lampiran 9 : Uji Normalitas Obligasi Korporasi

0

1

2

3

4

5

6

7

-0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2

Series: ResidualsSample 2005Q3 2016Q2Observations 44

Mean 1.06e-14Median 0.005127Maximum 0.223226Minimum -0.274417Std. Dev. 0.113066Skewness -0.362947Kurtosis 2.855495

Jarque-Bera 1.004309Probability 0.605225

Lampiran 10 : Uji Otokorelasi Sukuk Korporasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 1.866030 Prob. F(2,36) 0.1694

Obs*R-squared 4.132950 Prob. Chi-Square(2) 0.1266

Test Equation:

Dependent Variable: RESID

Page 163: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

142

Method: Least Squares

Date: 02/11/17 Time: 10:57

Sample: 2005Q3 2016Q2

Included observations: 44

Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.344318 4.675526 0.073643 0.9417

LNEKSPOR 0.009796 0.136470 0.071781 0.9432

LNKURS -0.026622 0.216247 -0.123110 0.9027

LNBIRATE 0.012165 0.163771 0.074282 0.9412

LNIHK 0.005492 0.237060 0.023165 0.9816

LNITB -0.088329 0.565852 -0.156099 0.8768

RESID(-1) 0.319803 0.169259 1.889429 0.0669

RESID(-2) -0.145638 0.174470 -0.834750 0.4094 R-squared 0.093931 Mean dependent var -5.37E-15

Adjusted R-squared -0.082249 S.D. dependent var 0.140303

S.E. of regression 0.145959 Akaike info criterion -0.848016

Sum squared resid 0.766945 Schwarz criterion -0.523618

Log likelihood 26.65636 Hannan-Quinn criter. -0.727714

F-statistic 0.533151 Durbin-Watson stat 1.811050

Prob(F-statistic) 0.803535

Lampiran 11 : Uji Otokorelasi Obligasi Korporasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 2.285423 Prob. F(2,36) 0.1163

Obs*R-squared 4.957186 Prob. Chi-Square(2) 0.0839

Test Equation:

Dependent Variable: RESID

Method: Least Squares

Date: 02/11/17 Time: 10:57

Sample: 2005Q3 2016Q2

Included observations: 44

Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.778938 4.181590 -0.186278 0.8533

LNEKSPOR 0.028192 0.109801 0.256760 0.7988

LNKURS 0.005079 0.175607 0.028923 0.9771

LNBIRATE 0.015179 0.130549 0.116274 0.9081

LNIHK 0.109600 0.237455 0.461560 0.6472

LNITB -0.145407 0.456807 -0.318311 0.7521

RESID(-1) 0.214962 0.175872 1.222266 0.2295

RESID(-2) -0.329618 0.196498 -1.677465 0.1021 R-squared 0.112663 Mean dependent var 1.06E-14

Adjusted R-squared -0.059874 S.D. dependent var 0.113066

Page 164: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

143

S.E. of regression 0.116401 Akaike info criterion -1.300579

Sum squared resid 0.487774 Schwarz criterion -0.976181

Log likelihood 36.61273 Hannan-Quinn criter. -1.180276

F-statistic 0.652978 Durbin-Watson stat 1.990780

Prob(F-statistic) 0.709476

Lampiran 12 : Hasil Regresi Sukuk Korporasi

Dependent Variable: LNSUKUK

Method: Least Squares

Date: 02/11/17 Time: 11:00

Sample: 2005Q3 2016Q2

Included observations: 44 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -12.06306 4.662162 -2.587439 0.0136

LNEKSPOR 1.004698 0.136239 7.374544 0.0000

LNKURS 1.310347 0.219648 5.965668 0.0000

LNBIRATE -1.234309 0.166290 -7.422631 0.0000

LNIHK -0.722656 0.241662 -2.990355 0.0049

LNITB -0.601628 0.574610 -1.047020 0.3017 R-squared 0.955466 Mean dependent var 29.52993

Adjusted R-squared 0.949606 S.D. dependent var 0.664846

S.E. of regression 0.149248 Akaike info criterion -0.840286

Sum squared resid 0.846453 Schwarz criterion -0.596987

Log likelihood 24.48629 Hannan-Quinn criter. -0.750059

F-statistic 163.0560 Durbin-Watson stat 1.232129

Prob(F-statistic) 0.000000

Lampiran 13 : Hasil Regresi Obligasi Korporasi

Dependent Variable: LNOBLIGASI

Method: Least Squares

Date: 02/11/17 Time: 11:00

Sample: 2005Q3 2016Q2

Included observations: 44 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -14.45519 3.757086 -3.847448 0.0004

LNEKSPOR 1.087456 0.109790 9.904840 0.0000

LNKURS 1.236140 0.177007 6.983555 0.0000

LNBIRATE -0.657031 0.134008 -4.902934 0.0000

LNIHK 0.283085 0.194748 1.453597 0.1543

LNITB -0.496312 0.463059 -1.071809 0.2906 R-squared 0.957783 Mean dependent var 33.02377

Adjusted R-squared 0.952228 S.D. dependent var 0.550285

S.E. of regression 0.120274 Akaike info criterion -1.271957

Page 165: Oleh Fahdiansyah Rahman NIM: 1113081000069repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35476/2/FAHDIANSYAH... · 3. Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

144

Sum squared resid 0.549706 Schwarz criterion -1.028659

Log likelihood 33.98306 Hannan-Quinn criter. -1.181730

F-statistic 172.4225 Durbin-Watson stat 1.560221

Prob(F-statistic) 0.000000