14
STUDI KASUS PASIEN OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS OLEH AldyAyatullah 110.2009.022 Pembimbing dr. Zirmacatra. Sp. THT

Omsk

Embed Size (px)

DESCRIPTION

case report

Citation preview

STUDI KASUS PASIEN

OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS

OLEHAldyAyatullah110.2009.022

Pembimbingdr. Zirmacatra. Sp. THT

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROKRUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOREANGFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSIPERIODE 13 APRIL 2015 16 MEI 2015

A. IDENTITAS PASIENNama : Tn. ZUmur : 9 tahunJenis Kelamin: Laki - lakiPendidikan: SDAgama: IslamAlamat: Sodong Nagrak RT 1 RW 3 Kec.Cangkang BandungTanggal Masuk:20April 2015B. ANAMNESIS1. KELUHAN UTAMA:Keluar cairan dari telinga kanan2. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANGPasien seorang anak laki-laki berumur 9 tahun dikeluhkan oleh orang tuanya keluar cairan melalui telinga kanan sejak lebih kurang 7 hari SMRS. Keluhan keluar cairan berwarna kuning dan berbau yang rasakan hilang timbul. Pasien juga mengeluhkan ada pilek, batuk, dan kepala terasa sakit yang dirasakan sejak 7 hari yang lalu. Kuluhan ini biasanya muncul jika pasien pilek dan batuk.rasa nyeri di dalam dan sekitar telinga, pendengaran berkurang, dan demamdisangkal. Riwayat keluar cairan sebelumnya diakui pasien kurang lebih 4 bulan yang lalu

Keluarga pasienmengaku pasien belum berobat ke klinik manapun dan belum minum obat apapun untuk menghilangkan keluhan..

3. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU Riwayat asma (-) Riwaya Alergi (-)

C. PEMERIKSAAN FISIKI. KEADAAN UMUMKesadaran: Compos mentisTensi : 110/80 mmHgNadi: 86x/menitSuhu: 36.8CPernapasan: 20x/menit

II. TELINGAKANANKIRI

Bentuk Daun TelingaNormalDeformitas (-)NormalDeformitas (-)

Kelainan Kongenital(-)(-)

Tumor(-)(-)

Nyeri tekan tragus(-)(-)

Nyeri penarikan daun telinga(-)(-)

Kelainan regio mastoid(-)(-)

Liang telingaSempit, nanah (-), serumen (-), sekret (+),hiperemis (+), oedem (-)Lapang, nanah (-), serumen (-), sekret (-), hiperemis (-), oedem (-)

Membran timpaniPerforasi central

MT intak, hiperemis (-), edema (-), reflekscahaya (+) jam 7

TES PENALATESTKANANKIRI

RinnePositif (+)Positif (+)

WeberLateralisasikearah yang sakitTidak ada lateralisasi

SwabachMemenjangSama dengan pemeriksa

Penala yang dipakai512 Hz512 Hz

Kesan : Telinga kanan nyeri tekan tragus (-), nyeri tarik auricula (-), canalis auricularis eksternus sempit, edema (-),hiperemis (+), membran timpani perforasi central Telinga kiri dalam batas normal

III. HIDUNG DAN SINUS PARANASAL Bentuk: Normal, tidak ada deformitas Tanda peradangan: Hiperemis (-), Panas (-), Nyeri (-), Bengkak (-) Vestibulum: Hiperemis -/-, sekret +/+ Cavum nasi: Lapang +/+, edema -/-, hiperemis -/- Konka inferior: Hipertrofi/eutrofi Meatus nasi inferior: Eutrofi/eutrofi Konka medius: Eutrofi/eutrofi Meatus nasi medius: Sekret -/- Septum nasi: Deviasi -/- Pasase udara: Hambatan -/- Daerah sinus frontalis: Tidak ada kelainan, nyeri tekan (-) Daerah sinus maksilaris: Tidak ada kelainan, nyeri tekan (-)

IV. RHINOPHARYNX (RHINOSKOPI POSTERIOR) ---- Tidak dilakukan pemeriksaan Koana : - Septum nasi: - Muara tuba eustachius: - Torus tubarius: - Konka inferior dan media: - Dinding posterior: -

V. TENGGOROKPHARYNX Dinding pharynx: merah muda, hiperemis (+), granular (-) Arkus pharynx: simetris, hiperemis (-), edema (-) Tonsil : Ukuran T1/T1 tenang Hiperemis -/- Kripta melebar -/- Detritus -/- Perlengketan -/- Uvula: letak di tengah, hiperemis (-) Gigi: gigi geligi lengkap,caries (-) Lain-lain: radang ginggiva (-),post nasal drip (-)LARING (Laringoskopi) --- tidak dilakukan Epiglotis: - Plika aryepiglotis: - Arytenoid: - Ventrikular band: - Pita suara asli: - Rima glotis: - Cincin trakea: - Sinus piriformis: -

D. RESUMEDari anamnesis didapatkan OS, seoranglaki - laki berumur 9tahun, datang dengan keluar cairan di telinga kanan sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit. Cairan berwarna kuning dan berbau yang dirasakan hilang timbulbersamaan dengan batuk dan pilek yang dideritanya. Rasa nyeri di dalam dan sekitar telinga , pendengaran berkurang, dan demamdisangkal. Riwayat keluar cairan sebelumnya diakui pasien kurang lebih 4 bulan yang lalu Dari pemeriksaan fisik telinga kanan ditemukanhiperemis (+), sekret (+)Membrantimpaniperforasisentral. Pada hidung di temukansekret (+), hiperemis (+). Tenggorokanhiperemis (+)

E. DIAGNOSIS BANDING Auriculas dextra Otitis Media Supuratif Kronik Banigna Auriculas dextra Otitis Media Supuratif Kronik Maligna Auriculas dextra Otitis media akut

F. DIAGNOSIS KERJAAuricular dextraOtitis Media SupuratifKronik

G. PENATALAKSANAAN Irigasi liang telinga menggunakan H2O2 3% Cetirizine 10 mg 2 x 1 Antibiotik : Cefixime tab 100 mg 2x1 selama 5 hari Kloramfenikol 3 x 3 gtt Methilprendisolon 4 mg 3x

H. ANJURAN Saat mandi atau berenang jangan sampai air masukke dalam telinga Jikapasien flu ataubatuksegeradibawakedokter Pasien dilarang mengorek ngorek telinga dengan instrumen yang tidak tepat seperti cotton bud

I. PROGNOSISAd Vitam: ad bonamAdsanationam: dubia ad malamAd Fungsionam: dubia ad malam

PEMBAHASAN

1. Apakah diagnose pada pasien ini sudah benar?

Pada kasus ini diperoleh informasi yang dapat mendukung diagnosis baik dari anamnesa maupun pemeriksaan fisik yang dilakukan. Dari hasil anamnesa didapatkan: seorang laki - laki berumur 9tahun, datang dengan keluar cairan di telinga kanan sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit. Cairan berwarna kuning dan berbau yang dirasakan hilang timbul bersamaan dengan batuk dan pilek yang dideritanya. Rasa nyeri di dalam dan sekitar telinga , pendengaran berkurang, dan demam disangkal. Riwayat keluar cairan sebelumnya diakui pasien kurang lebih 4 bulan yang lalu Dari pemeriksaan fisik telinga kanan ditemukanhiperemis (+), sekret (+) Membrantimpaniperforasisentral. Pada hidung di temukansekret (+), hiperemis (+). Tenggorokanhiperemis (+)Pemeriksaan endoskopi telinga :Kanalis auricularis externus telinga kananlapang, sekret berwarna kuning dan bebau (+), hiperemis (+). Membran timpani perforasi central.Berdasarkan data pasien diatas dapat mengarahkan diagnosis yaitu Otitis media supuratif kronik AD aktif tipe aman. Diagnosis kronis dapat dilihat dari hasil anamnesis dimana orang tua pasien mengaku bahwa pasien pernah menderita keluhan serupa pada telinga kanan lebih kurang 4 bulan yang lalu sehingga untuk diagnosis banding otitis media akut dapat disingkirkan. Dikatakan aktif karena terlihat adanya otore dari telinga kanan dan tampak adanya perforsai sentral pada membran timpani dengan ukuran sedang. Pasien didiagnosis dengan OMSK tipe aman karena perforasinya letaknya sentral, hal ini berdasarkan teori mengatakan bahwa pada OMSK tipe aman terbatas pada mukosa saja, dan biasanya tidak mengenai tulang, perforasi letaknya di sentral.1

2. Apakah terapi yang di berikan sudah tepat?Untuk terapi medikamentosa pada pasien ini dapat diberikan obat cuci telinga (H2O2 3%) pada telinga yang otore aktif. Dan dapat diberikan antibiotik golongan ampisilin atau eritromisin (bila alergi terhadap penisilin) sebelum ada hasil kultur. idealnya adalah memberikan antibiotik yang sesuai dengan penyebabnya, oleh kerena itu diperlukan pemeriksaan kultur dan uji resistensi antibiotika dari sekret telinga.1Bila terdapat sumberinfeksi yang menyebabkan sekret tetap ada,atau terjadinya infeksi berulang, maka sumber infeksi itu harus di tangani dulu.

KESIMPULAN

Otitis media supuratif kronik (OMSK) merupakan peradangan atau infeksi kronis yang mengenai mukosa dan struktur tulang di dalam kavum timpani, ditandai dengan perforasi membran timpani, sekret yang keluar terus-menerus atau hilang timbul. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien didiagnosis menderita OMSK. Berdasarkan anamnesa, pasien mengeluhkan keluarnya cairan dari telinga kanan yang kumat-kumatan, dimana sekret awalnya berwarna putih, encer dan tidak berbau, kemudian menjadi agak kental, kekuningan, dan berbau. Pasien juga mengeluhkan nyeri kepala dan nyeri pada telinga kanan. Pasien juga mengeluhkan pendengaran pada telinga kanan menurun.

Prinsip pengobatan pasien OMSK benigna tenang adalah tidak memerlukan pengobatan, dan dinasehatkan untuk jangan mengorek telinga, air jangan masuk ke telinga sewaktu mandi, dilarang berenang dan segera berobat bila menderita infeksi saluran nafas atas. Bila fasilitas memungkinkan sebaiknya dilakukan operasi rekonstruksi (miringoplasti, timpanoplasti) untuk mencegah infeksi berulang serta gangguan pendengaran.

DAFTAR PUSTAKA

1. Soepardie EA, Iskandar N, Bashirudin J, Restuti RD, editor. Buku Ajar IlmuKesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Jakarta: FK UI. 2008.2. Djaafar ZA. Kelainan telinga tengah. Dalam: Soepardi EA, Iskandar N, Ed. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala leher. Edisi kelima. Jakarta: FKUI, 2001. h. 49-623. Adams G, Boies L, Higler P. Boies Buku Ajar Penyakit THT. Jakarta: EGC.1997.4. Lee K.J, Essential otolaryngology: head and neck surgery. Stamford: Appleton & Lange. 1995.