30
LAPORAN KASUS OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK Oleh: Epi Nurafni H1A010043 Pembimbing: dr. Syabriyansyah , Sp.THT-KL ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK

OMSK

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ENT

Citation preview

LAPORAN KASUSOTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK

Oleh:

Epi NurafniH1A010043Pembimbing:

dr. Syabriyansyah , Sp.THT-KLILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROKFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BENGKULUBENGKULU

2015BAB I

LAPORAN KASUS

STATUS PASIEN A. IDENTITAS PASIEN

Nama

: Tn. YSUmur

: 28 tahun

Jenis Kelamin: Laki-laki

Alamat

: Ds Rena Panjang, Kec. Lubu SelumaPekerjaan: Swasta

Suku Bangsa: Indonesia

Masuk Rumah Sakit: Rabu, 11 Maret 2015

No Rekam Medis: 681666

B. DATA DASAR

AnamnesisAutoanamnesis pada tanggal 11 Maret 2015 di Poliklinik THT RSUD M. Yunus.

a. Keluhan Utama: Keluar cairan dari telinga kiri sejak 2 minggu yang lalub. Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke Poliklinik THT RSUD M. Yunus dengan keluhan keluar cairan dari telinga kiri yang hilang timbul sejak 2 minggu yang lalu. Cairan berwarna kuning kehijauan dan berbau. Selain itu, pasien juga mengeluhkan telinga sebelah kiri berdenging, terasa nyeri dan pendengaran agak berkurang. Keluhan ini juga disertai dengan batuk.

Selain di telinga kiri, telinga kanan pasien juga sering mengalami hal serupa.

Pasien sering mengorek telinga dengan cutton bud karena telinga terasa gatal dan pernah sampai berdarah tetapi hanya sedikit. Sejak kecil, pasien sering berenang di sungai sehingga telinganya sering terisi air. Satu minggu yang lalu pasien sudah berobat ke bidan dengan keluhan yang sama, keluhan membaik kemudian kambuh lagi.

c. Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien sudah mengalami keluhan ini (keluar cairan) pada telinga kiri dan kanan sejak usia 10 tahun. Pasien pernah sakit demam, batuk dan pilek, berobat ke bidan.

d.Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan serupa.

e. Riwayat Pekerjaan, Sosial Ekonomi dan Kebiasaan : Pasien bekerja swasta. Sejak kecil pasien sering berenang di sungai. Pasien juga sering mengorek telinga dengan cutton bud.

C. PEMERIKSAAN FISISTanggal Pemeriksaan: 11 Maret 2015

Status Generalis:

Keadaan Umum: Baik

Kesadaran

: Compos Mentis

TD

: 120/ 80 mmHg

Nadi

: 70x/menit, reguler

Pernapasan

: 19x/ menit

Suhu

: 36o C axillerPemeriksaan Sistemik

Kepala

: Normocephal

Mata

: Konjungtiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-)

Toraks

: DBN

Abdomen: DBN

Ekstremitas: DBN

Status Lokalis THTTelinga

PemeriksaanKelainanDekstraSinistra

Daun telingaKel. Kongenital--

Trauma--

Radang--

Nyeri tarik--

Nyeri tekan tragus--

Liang & dinding telingaCukup lapang (N)++

Sempit--

Hiperemis--

Edema--

Massa-

Sekret/ serumenBau-+

Warna-Kuning kehijauan

Jumlah-Sedikit

Membran timpani

UtuhWarnaSulit dinilai-

Refleks cahayaSulit dinilai-

Bulging--

Retraksi--

Atrofi--

PerforasiJumlah perforasi11

KuadranSentralPosterosuperior dan posteroinferior

PinggirRataRata

Gambar

MastoidNyeri tekan--

Fistel--

Tanda radang--

Sikatrik--

Nyeri ketok--

Tes garpu talaRinne+-

SchwabachNormalNormal

WeberLateralisasi ke kanan

AudiometriTidak dilakukan

Hidung

Hidung luarDeformitas--

Kelainan kongenital--

Trauma--

Radang--

Sinus paranasalNyeri ketok--

Nyeri tekan--

Rinoskopi anterior

VestibulumVibrise--

Radang--

Cukup lapang (N)++

Lapang--

Sempit--

SekretJenis--

Jumlah--

Bau--

Konkha inferiorUkuranEutrofiEutrofi

WarnaNormalNormal

PermukaanLicinLicin

Edema--

UkuranEutrofiEutrofi

Konkha mediaWarnaNormalNormal

PermukaanLicin Licin

Edema--

Cukup lurus/ deviasiDeviasi (-)Deviasi (-)

SeptumPermukaan--

Warna--

Spina--

Krista--

Abses--

Perforasi--

Lokasi--

MassaBentuk--

Ukuran--

Permukaan--

Warna--

Konsistensi--

Orofaring dan mulut

Palatum mole dan arkus faringSimetris/tidakSimetrisSimetris

WarnaNormalNormal

Edema --

Dinding faringWarnaNormalNormal

PermukaanLicinLicin

TonsilUkuranT1T1

WarnaNormalNormal

PermukaanLicinLicin

Muara kripti--

Detritus--

Eksudat--

Kelenjar Getah BeningDalam batas normal

D. DIAGNOSIS

Diagnosis utama: Otitis Media Supuratif Kronik Aurikula Dextra Sinistra Tipe Benigna

Diagnosis banding: Otitis Media Akut Stadium Perforasi

E. RESUME

Anamnesis:

Pasien datang ke Poliklinik THT RSUD M. Yunus dengan keluhan keluar cairan dari telinga kiri yang hilang timbul sejak 2 minggu yang lalu. Cairan berwarna kuning kehijauan dan berbau. Telinga sebelah kiri berdenging, terasa nyeri dan pendengaran agak berkurang. Keluhan ini juga disertai dengan batuk. Selain di telinga kiri, telinga kanan pasien juga sering mengalami hal serupa. Pasien sering mengorek telinga dengan cutton bud karena telinga terasa gatal dan pernah sampai berdarah tetapi hanya sedikit. Sejak kecil, pasien sering berenang di sungai sehingga telinganya sering terisi air.

Pemeriksaan Fisis:Pada pemeriksaan telinga, tampak perforasi pada membran timpani telinga kiri dan kanan.

F. PENATALAKSANAANTerapi OMSK memerlukan waktu lama dan harus berulang-ulang karena sekret yang keluar tidak cepat kering atau selalu kambuh lagi. Ciprofloxacin 2x500 mg selama 5 hari Meloxicam 3x7,5 mg

Edukasi pasien:

Jangan sampai air masuk ke dalam telinga sewaktu mandi Tidak mengorek telinga dengan alat apapun Pasien dilarang berenangG. PROGNOSIS

Quo ad vitam

: ad bonam

Quo ad functionam: dubia ad malam

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK

A. DEFINISI

Infeksi kronis di liang telinga dengan perforasi membran timpani dan terdapat sekret keluar dari telinga tengah terus menerus/ hilang timbul. Sekret dapat encer atau kental, bening atau berupa nanah.B. ETIOLOGI

Otitis media akut ditambah perforasi yang berlanjut menjadi otitis media supuratif kronik. Bila < 3 minggu ( otitis media akut. Bila 3 minggu s/d 2 bulan otitis media subakut. Bila > 2 bulan ( otitis media kronik.Beberapa faktor yang menyebabkan otitis media akut menjadi otitis media supuratif kronik ialah terapi yang terlambat diberikan, terapi yang tidak adekuat, virulensi kuman tinggi, daya tahan tubuh pasien rendah (gizi kurang), atau higiene buruk.C. GEJALA DAN PEMERIKSAAN FISIS Otore Bila kosistensi berlendir ( berasal dari mukosa timpani

Derajat kekeruhan tergantung banyak atau sedikitnya sel nanah

Jika ada darah ( kemungkinan ada granuloma

Nanah yang bercampur serpihan putih pada air bilasan ( curiga kolesteatom

Jika nanah berbau ( tergantung dari kontaminasi saprofit

Pendengaran ( tuli ringan

Gambaran membran timpani dan cavum timpani

Kemerahan

Mukosa menebal karena edema

Permukaan licin/ berbintil-bintil

Permukaan selalu basah

Jika kerusakan epitel mencapai epitimpanum ( muncul granuloma yang mudah berdarah bila di sentuh.D. KLASIFIKASIOtitis media supuratif kronis terbagi atas 2 jenis, yaitu OMSK tipe benigna dan OMSK tipe maligna.Otitis media supuratif kronik

BenignaMaligna

Perforasi sentral

Peradangan terbatas pada mukosa

Biasanya tidak mengenal tulang

Jarang menimbulkan komplikasi

Tidak terdapat kolesteatoma Perforasi marginal

Abses/ fistel retroaurikular

Polip di meatus akustikus eksterna

Kolesteatom pada telinga tengah

Sekret berbentuk nanah dan terdapat bau khas

Ada bayangan kolesteatom pada foto radiologi

Menimbulkan komplikasi fatal

Tanda dan gejala berdasarkan tipe OMSK: OMSK Tipe Benigna

Gejalanya berupa discharge mukoid yang tidak terlalu berbau busuk, ketika pertama kali ditemukan bau busuk mungkin ada tetapi dengan pembersihan dan penggunaan antibiotik lokal biasanya cepat menghilang, discharge mukoid dapat konstan atau intermitten.Gangguan pendengaran konduktif selalu didapat pada pasien dengan derajat ketulian tergantung beratnya kerusakan tulang2 pendengaran dan koklea selama infeksi nekrotik akut pada awal penyakit.Perforasi membrane timpani sentral sering berbentuk seperti ginjal tapi selalu meninggalkan sisa pada bagian tepinya . Proses peradangan pada daerah timpani terbatas pada mukosa sehingga membran mukosa menjadi berbentuk garis dan tergantung derajat infeksi membran mukosa dapat tipis dan pucat atau merah dan tebal, kadang suatu polip didapat tapi mukoperiosteum yang tebal dan mengarah pada meatus menghalangi pandangan membrane timpani dan telinga tengah sampai polip tersebut diangkat. Discharge terlihat berasal dari rongga timpani dan orifisium tuba eustachius yang mukoid da setelah satu atau dua kali pengobatan local abu busuk berkurang. Cairan mukus yang tidak terlalu bau datang dari perforasi besar tipe sentral dengan membrane mukosa yang berbentuk garis pada rongga timpani merupakan diagnosa khas pada omsk tipe benigna. OMSK Tipe Maligna Dengan Kolesteatom

Sekret pada infeksi dengan kolesteatom beraroma khas, sekret yang sangat bau dan berwarna kuning abu-abu, kotor purulen dapat juga terlihat keping-keping kecil, berwarna putih mengkilat.Gangguan pendengaran tipe konduktif timbul akibat terbentuknya kolesteatom bersamaan juga karena hilangnya alat penghantar udara pada otitis media nekrotikans akut. Selain tipe konduktif dapat pula tipe campuran karena kerusakan pada koklea yaitu karena erosi pada tulang-tulang kanal semisirkularis akibat osteolitik kolesteatom.

E. TATALAKSANA1. Tipe Benigna

Prinsip terapi OMSK tipe benigna ialah konstervatif atau dengan medikamentosa. Bila sekret yang keluar terus-menerus, maka diberikan obat pencuci telinga, berupa larutan H2O2 3% selama 3 5 hari. Setelah sekret berkurang terapi dilanjutkan dengan obat tetes telinga yang mengandung antibiotik dan kortikosteroid. Kultur dan tes resisten penting untuk perencanaan terapi karena dapat terjadi strain-strain baru seperti Pseudomonas.Bila sekret telah kering, tetapi perforasi masih ada setelah diobservasi selama 2 bulan, maka idealnya dilakukan miringoplasti atau timpanoplasti. Operasi ini bertujuan untuk menghentikan infeksi secara permanen, memperbaiki membran timpani yang perforasi, mencegah terjadinya komplikasi atau kerusakan pendengaran yang lebih berat.Bila terdapat sumber infeksi yang menyebabkan sekret tetap ada, atau terjadinya infeksi berulang, maka sumber infeksi itu harus diobati terlebih dahulu, mungkin juga melakukan pembedahan, misalnya adenoidektomi dan tonsilektomi.

Penggunaan antibiotik beserta dosis

JenisDosis harianFrekuensi/hari

Amoxicillin 40 mg/KgBB3 kali

Ampicilin 50-100 mg/KgBB4 kali

Co-Amoksiklav 40 mg/KgBB2-3 kali

Eritromisin 30-50 mg/KgBB4 kali

Cefodroxil 25-50 mg/KgBB2 kali

Cefixime 8 mg/KgBB1atau 2 kali

Cotrimoxazole (TMP+SMZ)TMP: 8 mg/KgBB

SMZ: 40 mg/KgBB2 kali

Prinsip terapi OMSK tipe bahaya adalah pembedahan, yaitu mastoidektomi. Jadi bila terdapat OMSK tipe bahaya, maka terapi yang tepat adalah dengan melakukan mastoidektomi dengan atau tanpa timpanoplasti. Terapi konservatif dengan medikamentosa hanyalah merupakan terapi sementara sebelum dilakukan pembedahan. Bila terdapat abses subperiosteal retroaurikuler, maka insisi abses sebaiknya dilakukan tersendiri sebelum mastoidektomi.F. KOMPLIKASIKomplikasi intratemporalKomplikasi intrakranial

Mastoiditis

Petrositis

Labirinitis

Abses retroaurikuler

Parese/paralisis N.fasialis

Abses benzold

Abses citelli Thrombophlebitis sinus sigmoideus

Abses perisinus

Meningitis

Abses subdural

Abses epidural

Abses otak

Hidrosefalus otitis

BAB III

PEMBAHASANAnalisis KasusPasien datang ke Poliklinik THT RSUD M. Yunus dengan keluhan keluar cairan dari telinga kiri yang hilang timbul sejak 2 minggu yang lalu. Cairan berwarna kuning kehijauan dan berbau. Telinga sebelah kiri berdenging, terasa nyeri dan pendengaran agak berkurang. Keluhan ini juga disertai dengan batuk. Selain di telinga kiri, telinga kanan pasien juga sering mengalami hal serupa. Pasien sering mengorek telinga dengan cutton bud karena telinga terasa gatal dan pernah sampai berdarah tetapi hanya sedikit. Sejak kecil, pasien sering berenang di sungai sehingga telinganya sering terisi air.

Pemeriksaan Fisis:

Pada pemeriksaan telinga, tampak perforasi pada membran timpani telinga kiri dan kanan.Diagnosis

Otitis Media Supuratif Kronik Auricula Dextra Sinistra

Terapi1. Ciprofloxacin tablet 2 x 500 mg

Generik:Ciprofloxacin / SiprofloksasinMerk Dagang:Bactiprox,Baquinor, Bernoflox, Bidiprox, Cetafloxo, Ciflos, Ciprec, Ciproxin, Civell, Coroflox, Corsacin, Cylowam, Disfabac, Etacin, Floksid, Floxbio, Floxifar, Floxigra, Girabloc, Interflox, Isotic Renator, Jayacin, Kifarox, Lapiflox, Licoprox, Meflosin, Mensipox, Nilafolx, Poncoflox, Proxcip, Proxitor, Qinox, Quamiprox, Qidex, Quinobiotic, Renator, Rindoflox, Scanax, Siflox, Tequinol, Vidintal, Viflox, Vioquin, Violinol, Wiaflox, Ximex Cylowam, ZumafloxKomposisiTiap tablet salut selaput Ciprofloxacin mengandung siprofloksasin hidroklorida monohidrat yang setara dengan siprofloksasin 500 mg.FarmakologiCiprofloxacin merupakan antibiotik sintetik golongan quinolone yang bekerja dengan menghambat DNA-girase. Ciprofloxacin efektif terhadap bakteri yang resisten terhadap antibiotika lain misalnya penisilin, aminoglikosida, sefalosporin dan tetrasiklin. Ciprofloxacin efektif terhadap bakteri gram-negatif dan gram-positif.

IndikasiIndikasi antibiotik Ciprofloxacin adalah pengobatan infeksi yang disebabkan oleh kuman patogen yang peka terhadap siprofloksasin pada infeksi berikut ini :

Infeksi saluran kemih (kecuali prostatitis)

Uretritis dan servisitis gonore

Infeksi saluran pernafasan kecuali pneumonia oleh streptokokus

Infeksi kulit dan jaringan lunak

Infeksi tulang dan sendi

Infeksi saluran pencernaan termasuk demam tifoid dan paratifoid

KontraindikasiKontraindikasi Ciprofloxacin adalah penderita yang hipersensitif terhadap siprofloksasin atau hipersensitif/alergi terhadap antibiotik golongan quinolone lainnya, wanita hamil atau menyusui, anak-anak dan remaja yang masih dalam masa pertumbuhan.

Dosis dan aturan pakai 2 kali sehari 100-750 mg.

Gonore akut : dosis tunggal sebesar 250 mg.

Kurangi dosis jika klirens kreatinin kurang dari 20 ml/menit.

Sistitis akut : 2 kali sehari 100 mg selama 3 hari.

Efek samping Dapat terjadi keluhan pada saluran pencernaan seperti mual, diare, muntah, dispepsia, sakit perut, kembung dan anoreksia.

Dapat terjadi gangguan SSP seperti pusing, sakit kepala, rasa letih.

Jarang terjadi gangguan penglihatan.

Efek Ciprofloxacin terhadap darah dapat terjadi eosinofilia, leukositopenia, leukositosis, anemia.

Reaksi alergi atau hipersensitivitas terhadap Ciprofloxacind dapat berupa ruam/reaksi kulit.

Pada penderita gangguan fungsi hati, dapat meningkatkan serum transaminase.

Interaksi obatPenyerapan Ciprofloxacin dipengaruhi oleh antasida yang mengandung aluminium hidroksida atau magnesium hidroksida. Bila Ciprofloxacin diberikan bersama teofilin, akan terjadi peningkatan kadar teofilin dalam plasma yang tidak diinginkan. Apabila pemberian bersamaan dengan teofilin tidak dapat dihindari, maka konsentrasi teofilin dalam plasma harus dimonitor, bila perlu dosis teofilin dikurangi. Hindarkan pemberian bersama dengan probenesid dan antikoagulan kumarin.2. Meloxicam tablet 3 x 7,5mg

Meloxicam yang tergolong dalam generasi terbaru obat-obatan Non Steroid Anti-Inflamatory Drug (NSAID) efektif bisa mengobati nyeri dan inflamasi atau rematik (osteoarthritis dan rheumatoid arthritis).

FarmakokinetikKadar puncak dalam plasma dicapai dalam 3 jam setelah pemberian per oral. Bila diberi bersama makanan yang kaya lemak, kadar puncak dalam plasma tertunda 1-2 jam. Kadarnya akan menurun sebanyak 37% bila diberikan bersama antasid yang mengandung alumunium dan magnesium. Celecoxib dimetabolisme oleh sitokrom P450 2C9 dan menghasilkan metabolit yang tidak aktif dan diekskresikan melalui feses sebanyak 57% dan 27% melalui urine.

Cara kerja obat :Artrilox adalah obat NSAI (Non Steroid Anti Inflammatory) baru dari golongan asam enolat. Mekanisme kerja meloxicam sebagai efek anti-inflamasi, analgesik, dan antipiretik melalui penghambatan biosintesa prostaglandin yang diketahui berfungsi sebagai mediator peradangan. Proses penghambatan oleh meloxicam lebih selektif pada COX2 daripada COX1. Penghambatan COX2 menentukan efek terapi NSAI, sedang penghambatan COX1 menunjukan efek samping pada lambung dan ginjal.

Efek samping :Saluran cerna : dispepsia, rasa mual, muntah-muntah, rasa sakit di perut,konstipasi, rasa kembung, diare, bersendawa, esofagitis, ulkus gastro- duodenal, pendarahan gastro-intestinal makroskopik, jarang terjadi kolitis.- Fungsi hati menjadi abnormal untuk sementara waktu dengan peningkatan kadar transaminase dan btlirubin.- Fungsi ginjal menjadi abnormal dengan peningkatan kadar serum kreatinin dan/atau serum urea.- Pada kulit : pruritus, ruam kulit, stomatitis, urtikaria, jarang terjadi fotosensitisasi.- Anemia, gangguan jumlah sel darah : lekosit, lekopenia dan trombosito penia. Bila diberikan bersama-sama dengan obat mielotoksik yang potent, terutama methotrexate, akan menyebabkan terjadinya sitopenia.- Kardiovaskuler: edema, peningkatan tekanan darah, palpitasi, muka kemerahan.- Pernafasan : jarang terjadi timbulnya asma akut setelah pemberian aspirin atau obat-obat NSAI lainnya termasuk meloxicam. Sistem susunan saraf pusat : kepala terasa ringan, pusing, vertigo, tinitus, ngantuk.

Interaksi obatSecara umum berinteraksi dengan obat yang menghambat sitokrom P450 2C9. Potensial berinteraksi dengan flukonazol, litium,furosemid, dan inhibitor ace. Tidak ada interaksi yang secara klinis bermakna dengan gliburid, ketokonazol, metotreksat, fenitoin, dan tolbutamid.

DAFTAR PUSTAKAHendley O.M.D. Otitis Media. 2002. New England Journal Medicine . Vol: 347. No.15 http://www.nejm.orgOtitis Media (Ear Infection). http:// www.nidcd.nih.gov/health/hearing/otitism.asp.Chronic Otitis Media (Middle Ear Infection) and Hearing Loss. http://www.entnet.org.KidsENT/hearing_loss.cfmSoepardi, Efiaty A. Iskandar, Nurbaiti. Bashiruddin, Jenny; Restuti, Ratna D. Dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi Keenam. 2010. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.Nagel, Patrick. Gurkov, Robert. Dasar-dasar Ilmu THT Edisi 2. 2012. Jakarta: EGC.Adams, George L. Boeis, Lawrence R. Highler, Peter H. Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6. 2012. Jakarta: EGC.Kowalak, Jennifer P. Welsh, William. Mayer, Brenna. Buku Ajar Patofisiologi. 2013. Jakarta: EGC.Syarif, Amir. Ascobat, Purwantyastuti. Estuningtyas, Ari. Setiabudy, Rianto. Setiawati, Arini. Sunaryo, R. Dkk. Farmakologi dan Terapi Edisi Lima. 2009. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.Theodorus. Penuntun Praktis Peresepan Obat. Jakarta: EGC. 2012.DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

DAFTAR ISIii

BAB I. LAPORAN KASUS

A. Identitas Penderita1

B. Data Dasar1

C. Pemeriksaan Fisik2D. Diagnosis 5

E. Resume6F. Penatalaksanaan6G. Prognosis7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi8

B. Etiologi8

C. Gejala dan Pemeriksaan Fisis8D. Klasifikasi9E. Tatalaksana11F. Komplikasi13

BAB III. PEMBAHASAN14

DAFTAR PUSTAKA22

OMSK Benigna

Aktif

Tenang

Cuci telinga, antibiotik topikal, antibiotik sistemik.

Stimulasi epitelial tepi perforasi

Otore menetap > 1 minggu

Otore stop

Perforasi menutup

Perforasi menetap

Antibiotik berdasarkan kultur

X-ray mastiod (schuller x-ray), audiogram

Tuli konduktif

(+)

Menetap > 3 bulan

Tuli konduktif (-)

Ideal: Mastoidektomi+timpanoplasti

Ideal: timpanoplasti dengan atau tanpa mastoidektomi

OMSK + Kolesteatoma (Maligna)

OMSK maligna bersifat progresif

Kolesteatoma yang semakin luas akan mendestruksikan tulang yang dilewatinya

Infeksi sekunder akan menyebabkan keadaan septik lokal dan nekrosis septik dijaringan lunak yang dilalui kolesteatom dan sekitarnya, juga menyebabkan destruksi jaringan lunak yang mengancam akan terjadinya komplikasi

Satu-satunya pengobatan adalah bedah

Pilihan :

Atikotomi anterior

Timpanoplasti dinding utuh (canal wall up tympanoplasty)

Timpanoplasti dinding runtuh (canal wall down tympanoplasty)

Atticoantroplasty

Open dan close tympanoplasty method