33
SELEPAS REMAJA Oleh : Ise Katsura Bagian Satu Pagi yang menyegarkan di hari liburku. Aku terganggu dengan keluhan yang datang dari ponselku. “Ajak aku!” Sikapnya seolah mengancam, teriakannya membuatku menjauhkan ponsel dari telingaku. Sikap egoisnya tidak hanya terjadi saat ini saja, tetapi setidaknya pagi ini sikapnya lebih ramah saat mengantar keberangkatanku. “Kau memintaku untuk mengajakmu, tapi saat ini tidakkah kau kehabisan uang? Lagi pula aku sudah merencanakan perjalanan ini sejak lama bersama Takigawa dan yang lainnya...“ “Karena itulah aku tidak bisa terima! Kenapa kau tidak membicarakan sesuatu yang begitu penting kepadaku!? Sejak kapan kau menjadi angkuh dan sok berkuasa hingga bisa sembunyi – sembunyi lari bersama teman – temanmu dan menikmati perjalanan yang menyenangkan bersama mereka? Dasar bajingan!“ Kemarahan Sugawa tidak menunjukkan tanda – tanda akan mereda sedikitpun, bahkan sekarang terdengar seperti pekikan kikropon yang mendengung. Di satu sisi aku ingin meredakannya, tetapi jika ini tetap aku lanjutkan, sepertinya aku akan terlambat untuk berkumpul. Sekarang sudah saatnya aku harus meninggalkan rumah. “Maaf Sugawa, aku akan mendengarkan keluhanmu lewat e – mail nanti, jadi kau ingin aku membawakan oleh – oleh apa buatmu?” “Kau…, beginikah caramu untuk membujukku dengan membelikanku oleh – oleh?! Kamu tidak akan bisa membodohiku, tidak akan bisa!“

Onani Master Kurosawa - Selepas Remaja

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Novel dari Onani Master Kurosawa - Bahasa Indonesia

Citation preview

Page 1: Onani Master Kurosawa - Selepas Remaja

SELEPAS REMAJA

Oleh :

Ise Katsura

Bagian Satu

Pagi yang menyegarkan di hari liburku. Aku terganggu dengan keluhan yang datang dari ponselku.

“Ajak aku!”

Sikapnya seolah mengancam, teriakannya membuatku menjauhkan ponsel dari telingaku. Sikap egoisnya tidak hanya terjadi saat ini saja, tetapi setidaknya pagi ini sikapnya lebih ramah saat mengantar keberangkatanku.

“Kau memintaku untuk mengajakmu, tapi saat ini tidakkah kau kehabisan uang? Lagi pula aku sudah merencanakan perjalanan ini sejak lama bersama Takigawa dan yang lainnya...“

“Karena itulah aku tidak bisa terima! Kenapa kau tidak membicarakan sesuatu yang begitu penting kepadaku!? Sejak kapan kau menjadi angkuh dan sok berkuasa hingga bisa sembunyi – sembunyi lari bersama teman – temanmu dan menikmati perjalanan yang menyenangkan bersama mereka? Dasar bajingan!“

Kemarahan Sugawa tidak menunjukkan tanda – tanda akan mereda sedikitpun, bahkan sekarang terdengar seperti pekikan kikropon yang mendengung. Di satu sisi aku ingin meredakannya, tetapi jika ini tetap aku lanjutkan, sepertinya aku akan terlambat untuk berkumpul. Sekarang sudah saatnya aku harus meninggalkan rumah.

“Maaf Sugawa, aku akan mendengarkan keluhanmu lewat e – mail nanti, jadi kau ingin aku membawakan oleh – oleh apa buatmu?”

“Kau…, beginikah caramu untuk membujukku dengan membelikanku oleh – oleh?! Kamu tidak akan bisa membodohiku, tidak akan bisa!“

Sugawa melanjutkan ucapannya dengan mengatakan “Jangan berpacaran denganku lagi! Kita putus! Kita putus!” dan sebelum aku mengatakan sepatah katapun, dia telah menutup teleponnya. Yang terdengar hanyalah nada sambungan telepon yang terputus.

“Sepasang kekasih bertengkar sepagi ini? Ssshhh … bahkan saat ini belum jam 8? Seandanya kau ada di posisiku, kau pasti menginginkan pagi yang tenag di hari liburmu, kan?”

Page 2: Onani Master Kurosawa - Selepas Remaja

Saat mengikat tali sepatuku di depan pintu, aku merasakan sesuatu yang mengganggu dipunggungku yang membuatku sadar bahwa aku masih berpiayama! Meski seharusnya hari ini adalah hari yang penuh kegembiraan, tapi aku telah merasakan kekesalan bahkan sebelum aku berangkat.

Saat aku tiba di stasiun tempat kami bertemu, aku melihat semuanya telah berkumpul, kecuali aku.

“Kau lambat-, Pak koordinator terlambat-“

Takigawa melambaikan tangannya dan menyuruhku bergabung dengan rombongan. Disampingnya, Nagaoka dengan senyuman khasnya, dan di sebelah mereka berdirilah Kitahara dan Pizza-ta yang cara berdirinya mengingatkanku dengan patung Budha.

“Maaf, aku tadi sempat bertengkar saat akan meninggalkan rumah… maaf telah membuat kalian menunggu. Selamat pagi semuanya.”

Saat aku menundukkan sedikit kepalaku, aku bias melihat semua wajah dalam pergantian tahun ke- 3, kelas 3,kelompok D, yang tidak aku lihat beberapa saat. Ini adalah pertama kalinya aku melihat mereka kembali sejak awal tahun ajaran baru.

Sosok Takigawa yang menyenangkan semakin bertambah menyenangkan, dan Nagaoka tampaknya mempertahankan gaya rambut kunonya yang seperti permen “arum manis”. Dan, meskipun dia tetap memakai pakaian lusuh seperti preman jalanan, Pizza – ta terlihat lebih kurus dari terakhir aku melihatnya.

Bertemu dengan mereka untuk merencanakan pertemuan ini belumlah berlangsung lama. Hanya sekitar dua minggu yang lalu, atau sekitar itu.

Walaupun begitu, setelah tidak bertemu mereka selama beberapa waktu, aku merasa mereka sedikit berubah. Di usia kita, laki – laki dan perempuan, semuanya tumbuh dan berubah dalam sekejap mata.

Apa hanya Kitahara satu – satunya orang yang belum berubah sam sekali? Meskipun tampaknya teman – teman sekelasnya memanggil dia dengan sebutan “Kitahara – Sinpai” sejak tahun pertama di SMU, ia masih terlihat seperti tupai, dan bmemiliki ekspresi muka yang masam yang benar – benar tidak bisa kubaca. Sepertinya dia tidak tumbuh sama sekali.

Namun, dalam waktu singkat, tak peduli seberapa banyak kita telah bertambah dewasa; satu hal yang tidak pernah berubah adalah atmosfer yang telah kita miliki sejak SMU.

Page 3: Onani Master Kurosawa - Selepas Remaja

-Ketika ia ada, entah bagaimana, aku merasa sedikit lebih lega.

“Hemm, karena Kurosawa-dono sudah datang, ayo secepatnya kita ke Osaka!... Ahh, tapi sebelum itu!”

Tiba – tiba saja tanganya mengepal keatas seakan – akan ia mencoba menembus langit, lalu menurunkannya dengan cepat, Nagaoka berkata:

“Sekarang kita adalah mantan siswa tahun ke- 3, kelas 3… dan ngomong – ngomong Magistel-dono bukan bagian dari kelompok D. ini bukanlah S.O.S.-Dan lagi. Jadi, tidakkah kita memerlukan nama yang baru?!”

Tapi sepertinya hanya aku dan Kitahara yang merasa hal ini sangat bodoh. Takigawa dan Pizza-ta mengetuk – ngetukan jarinya ke mulut seakan – akan mereka menemui soal – soal matematika yang sulit, dan berpikir dengan sungguh – sungguh tentang nama baru untuk tim. Kenapa aku dan Kitahara selalu menjadi minoritas.

Tiba – tiba ia bertepuk tangan, Takigawa menjadi yang pertama mengumumkan kandidat nama baru untuk tim kami.

“Aha, hei, hei, bagaimana dengan ini?”

“Hohohohoho, apa itu?”

“…The Order of the Black Knights!!”

“Hei, hei, Takigawa, aku tidak tahu asal mula nama itu, kedengarannya tidak keren… pikirkan sesuatu yang lebih biasa. Pikiranku berkata “tidak” tapi sekali lagi aku menjadi minoritas.

“Bagus Sekali!”

Nagaoka bertepuk tangan, dan dengan satu kata, nama tim kami dengan cepat diputuskan, Bagaimanapun juga, dengan selera penamaan … seolah – olah selera Takigawa menjadi lebih mirip denagn selera Nagaoka, hingga ke dalam – dalamnya, hal ini mengkhawatirkan.

Demikianlah, mantan tahun ke-3, kelas 3, kelompok D, S.O.S.-Dan, dan sekarang menjadi The Order of the Black Knights, naik kereta mono rel, dan pergi menuju Osaka. Ini hanyalah salah satu hari di tengah Golden week yang diikuti awal tahun kedua kami di perguruan tinggi.

Pada Study Tour dua tahun yang lalu, kami hanya menginap dua hari satu malam di tempat yang kami kunjungi – perjalanan yang singkat. Ini adalah mimpi seorang gadis muda yang masih lajang yang saat itu juga merupakan mimpiku. Dua tahun adalah waktu yang lama. Aku sangat

Page 4: Onani Master Kurosawa - Selepas Remaja

senang akhirnya aku bisa menyapa hari ini dengan keadaan yang baik – baik saja.

Kami diguncang di kereta api selam tiga jam.

Setelah naik kereta mono rel, kemudian kereta api bawah tanah, The Order of the Black Knights tiba di Pelabuhan Desa Gunung Tenpou di Pelabuhan Osaka. Ini adalah pertama kalinya kami mengunjungi tempat ini dalam dua tahun. Persis seperti yang saya bayangkan, bahkan warna langit sama seperti dua tahun yang lalu,-hari yang cerah tanpa awan terlihat.

“oh… inilah pemandangan yang aku rindukan! Yang membawa kembali kenangan – kenangan sekilas semasa SMU.”

Aku sedang memikirkan saat itu, Nagaoka dua tahun lalu juga gembira danbermain-main di sekitar sini seperti anak kecil. Seperti biasa, ekspresi wajah Kitahara dan Pizza-ta tetap tidak berubah.

“Hei, inikah pelabuhan Osaka? Baru kali ini aku melihatnya, sungguh pengalaman baru.”

Takigawa dengan cepat menggandenga tangan Nagaoka begitu ia melangkah keluar, tanpa ragu sedikitpun. Seperti yang kuduga, matanya cerah dan berkilau.

Sekarang aku sedang memikirkan saat itu, pada hari kedua study Tour, ketika kami dibagi kedalam kelompok, Takigawa pergi bersama Misaki-san untuk menuju daerah lain. Satu – satunya kenanganku di hari kedua terdiri dari: pertama, bagaimana membosankannya saat itu, dan yang kedua, gangguan dari Kitagawa yang ditujukan padaku.

“Sekarang, mana yang akan kita kunjungi? Ke aquarium? Atau ke pusat perbelanjaan?” di situasi apapun, Nagaoka tampak bersemangat sekali.

Aku merasa lelah karena harus duduk berjam – jam di bangku kereta yang tidak nyaman. Akhirnya aku bisa menghirup udara segar. Aku ingin istirahat sebentar disini.

Saat aku sedang memikirkan hal itu, Pizza-ta dengan suara ragu mengajukan usul kepada Nagaoka dan Takigawa, yang terlihat seolah – olah akan beralari.

“Ee… Emm… Inikan sudah siang, j-jadi kenapa kita tidak ke restaurant saja…”

Page 5: Onani Master Kurosawa - Selepas Remaja

Aku setuju. Sampai sekarang aku tidak pernah sekalipun mengucapkan terimakasih pada Pizza-ta.

Kami makan siang di sebuah restaurant Cina, lalu pergi ke akuarium. Ketika kami melewati sebuah terowongan yang menyerupai tangki, kami melihat ikan yang warna – warnanya sungguh menakjubkan.

Jujur saja, orang sepertiku tidak tertarik dengan misteri alam semesta, hal yang membosankan dalam perjalanan kedua di akuarium ini. Puncaknya, karena ini hari liburjadi banyak orang yang dating, dan keramaian sungguh memekakkan telingaku. Menurutku, aku lebih suka berada dalam suasana perpustakaan daripada berjejal – jejal seperti ini.

Tapi, melihat Nagaoka dan Takigawa tersenyum – senyum dan berlarian dengan gembira, kagum melihat – lihat spesies yang beraneka ragam, bisa – bisa membuat perutku mual di tambah dengan orang – orang yang ramai.

Sudah kedua kalinya aku merasa seperti ini.

Tentu saja saat berpergian kau tidak butuh tujuan atau sesuatu semacam itu. Kau akan selalu bersama teman – temanmu dan akan melakukan sesuatu yang sedikit berbeda setiap waktunya. Hal itu sudah cukup membuat perjalanan terasa menarik.

“Nah, Selanjutnya komidi putar! Magistel-Dono , ayo naik kita naik bersama – sama-“

“Baiklah, mari kta lihat pemandangan Osaka yang indah-“

Keluar dari akuarium, pasangan yang sedang kasmaran itu mengajak kami ke komidi putar, suara mereka peuh semangat.

Tepat dibelakang mereka adalah kami bertiga; Kitahara dan aku menatap lekat – lekat pada keringat Pizza-ta yang membasahi punggungnya saat kami berjalan berderet.

Saat menuju komidi putar, aku membisikkan sesuatu yang telah kupikirkan sebelumnya ke telinga Kitahara.

“Kitahara, apa kita akan naik bersama lagi?”

Ia menggelang – gelengkan kepalanya seperti anjing yang mencoba mengeringkan tubuhnya dengan mengibas- ngibaskan air yang menempel dipunggungnya.

“Kenapa aku harus naik komedi putar dengan Kurosawa-kun untuk kedua kalinya?”

Page 6: Onani Master Kurosawa - Selepas Remaja

“Eh?”

“Kau tidak mau naik denganku, kan? Kalo begitu, naiklah dengan Pizza-ta. Sepertinya Nagaoka dan Takigawa naik bersama. Aku akan menunggu diluar.

Saat aku berkata seperti itu, Kitahara menunjukkan ekspresi tersipu malu pertamanya seharian ini. Terlihat sangat tidk menyenangkan.

“kenapa harus begitu? Kenapa kita tidak naik bertiga saja?”

“Dengan Pizza-ta? Bertiga? Jangan konyol, kita akan melebihi muatan, dan komidi putar pasti akan berhenti.”

“Itu tidak akan terjadi!... aku jamin.”

Nah, keliatannya perkataanku yang berisi sedikit kebenaran, maka sepertinya aku tidak mempunyai jalan lain. Ini tidak akan membantu, sepertinya tujuanku tidak akan tercapai.

“… Apa kau benar – benar sangat membeci Pizza-ta?”

Setelah kutanyakan hal itu, Kitahara merenung dan menundukkan kepalanya karena malu.

”Bukannya… aku membenciny… tapi, sekarangpun, kadang kala ia membuatku merasa muak. Sebelumnya saat di akuarium, saat aku berjalan di depan Seki – kun, aku merasa dia sedang menatap pantatku. Tentu saja, aku berterima kasih karena ia selalu baik kepadaku, tapi … ahh, dia itu bau badan … kotor banget …”

Ahh, Pizza-ta, bangsat kau, ini dapat disebut mengagumkan. Dalam batas ini, aku masih bisa memaklumi hasrat itu. Dalam hal ini, laki – laki yang benar – benar bisa memahami tingkah lakunya sendiri dan mengabaikannya pasti akan berani melakukan hal – hal asusila. Sjak SMU sampai sekarang aku sudah mengerti; namun, aku tidak bisa memikirkan Kitahara sebagai sesuatu kecuali sebagai seseorang yang telah terguncang hingga kedasar jiwanya.

Aku sangat senang percakapan kami tidak pernah terdengar oleh pizza – ta. Aku sudah terbiasa dilecehkan dan dihina oleh Sugawa, tapi jika Takigawa melakukan hal itu kepadakau, mungkin aku tidak akan pulih.

“Yah, hanya untuk beberapa saat. Kumohon, Kitahara, naiklah komidi putar dengan Pizza-ta.”

Jika aku merendahkan diriku, kali ini Kitahara pasti akan melihatku dengan rasa bersalah.

Page 7: Onani Master Kurosawa - Selepas Remaja

“… Ada apa denganmu? Kenapa kau bersikeras memintaku untuk naik bersama Seki-kun?”

Aku tidak tahu harus berkata apa, akhirnya aku hanya bisa menjawab:

“Hanya karena.”

“…Kau aneh.”

Aku tidak tahu apakah itu tanda setuju atau tidak, tetapi aku segera meninggalkan Kitahara dan berjalan menuju Pizza-ta.

Ide gila yang aku temukan ini… sepertinya semua terselesaikan sebagaimana mestinya, dan akupun menepuk dadaku, merasa lega.

Kembali ke musim dingin tahin ke-3 ku di SMU, aku berdiri di depan semua orang yang ada di kelasku dan meminta maaf atas kesalahanku. Kecuali pada satu orang, meskipun dia adalah teman dekatku, aku tetap memiliki rahasia yang buruk yang aku sembunyikan darinya.

Selama Study Tour kami, aku telah melakukan hal yang buruk pada Pizza-ta.

Oleh karena itu, aku ingin memberikan kenangan yang indah pada perjalanan ini.

Keranjang yang dinaiki semua orang terus meninggi. Aku menuju bangku terdekat untuk duduk dan menghabiskan waktu.

Sesekali tanganku membuka dan menutup ponselku beberapa kali. Tidak ada tanda – tanda Sugawa mengirimkan jawaban ke e-mail yang telah aku kirim. Walaupun aku tahu ini tindakan yang sia – sia, aku tetap mengecek mailbox ku, dan tetap menampilkan “Anda tidak memiliki pesan baru”. Sepertinya aku benar – benar sudah membuat Sugawa kesal saat ini.

Ini bukan berarti aku memiliki maksud tersembunyi atau perasaan bersalah; aku tidak bermaksud menyembunyikan perjalanan ini dari Sugawa,. Hanya saja aku, untuk beberapa alasan atau semacamnya, tidak ada kesempatan untuk menyampaikan hal itu.

Sekalipun kami berpacaran, kami tidak saling bertemu setiap hari. Aku juga tidak terlalu tahu jadwalnya secara lengkap. Untuk memulainya, meskipun kami telah berpacaran selama lima bulan, kami belum pernah berciuman ataupun berpegangan tangan. Jika terus seperti ini, aku tidak akan pernah bisa menyentuh payudara besarnya yang membuat aku menelan air liur saat membayangkannya.

Kami masih di tahap itu.

Page 8: Onani Master Kurosawa - Selepas Remaja

Meskipun demikian, aku tidak berpikira bahwa dia adalah tipe orang yang mempermasalahkan hal sepele seperti itu.

“aku hanya tidak dapat mengerti hati seorang gadis…”

Kata – kata semacam itu keluar begitu saja dari mulutku. Terdengar seakan – akan orang yang mengatakan ini puas dengan hidupnya. Mereka membuatku tertawa, meskipun aku hanyalah anak laki – laki bodoh, dan hanya memikirkan perempuan jalang…

Tidak lama lagi semua orang akan turun dari komidi putar berkelompok – kelompok.

“Bagaimana? Apakah menyenangkan?”

Saat aku bertanya, Takigawa memasang senyum yang dibuat – buat dan menjawab, “Emm, ya. Pemandangannya bagus.”

… Ada sesuatu yang ganjil disini.

Aku merasa ada keganjilan baru yang tidak ada pada gadis yang ada disini lima belas menit yang lalu. Bahkan Nagaoka yang memiliki senyuman khas, entah kenapa kini tertawanya terasa canggung. Orang – orang ini begitu bersemangat saat mereka akan naik komidi putar. Aku tidak berfikir kalau mereka takut ketinggian atau semacamnya.

Melihat mereka sekarang, tampak seperti orange asing dibandingkan dengan sebelumnya. Aku seolah – olah mendengar nafas yang terasa berat. Mereka seolah – olah terbebani awan yang berat yang mengambang diatas mereka.

… Apa yang telah terjadi di komidi putar?

Di sisi lain, Kitahara dan Pizza-ta waja mereka tanpa ekspresi, seakan – akan mereka ditarik dari sebuah lukisan. Aku ingin bertanya pada mereka, apakah mereka ada masalah.

Dalam perjalanan kami selanjutnya, aku mencoba berbisik pada Kitahara menanyakan apa yang sedang ia pikirkan. Sudah kuduga, ia menjawab terus terang seperti aktris “tidak ada yang istimewa”. Bagaimanapun aku tidak dapat menyembunyikan keherananku pada kata – kata berikutnya yang keluar dari mulutnya.

“…Tahun depan Seki pindah ke Kyoto.”

“Apa?”

Page 9: Onani Master Kurosawa - Selepas Remaja

Entah bagaimana, aku merasa gelisah, seolah – olah ada kekuatan yang mencengkram dadaku.

“…Kenapa ia lakukan itu?”

“Aku berani bertaruh. Sepertinya ada perusahaan animasi terkenal di Kyoto. Dia bilang dia akan mengikuti sekolah profesi. Aku tidak begitu tahu jelasnya. Kenapa kamu tidak menanyakannya sendiri?”

Sesekali aku memandangi punggung Pizza-ta yang sedang berjalan beberapa langkah didepanku dan Kitahara. Punggungnya tidak berubah, seperti biasa basah kuyup oleh keringat. Bagaimanapun juga, aku tidak dapat membaca apa yang ada di dalam hatinya.

Aku yakin Nagaoka dan Takigawa tidak tahu bahwa Pizza-ta akan meninggalkan tempat tinggalnya. Jika ia mengatakan pada yang lain, pasti akan sampai ke telingaku.

Aku penasaran, hal apa yang mendorong Pizza-ta mengatakan hal ini pada Kitahara.

Aku ingin menanyakan tentang hal itu, tapi hal yang sepenting ini, aku tidak dapat menggunakan informasi dari orang lain sebagai dasar dari pertanyaanku.

Sejak mereka turun dari komidi putar: Entah bagaimana, SItuasi antara Nagaoka dan Takigawa mulai memburuk, dan Pizza-ta menyembunyikan masalh penting dalam dirinya dengan wajah datar.

------ Dari hal – hal yang terlihat, tampaknya perjalannan ini tidak akan berakhir denga bahagia.

Saat sore hari berlanjut di perkampungan Amerika (Amerikamura), kami berjalan mengelilingi Dotonbori, cara Nagaoka dan Takigawa bersikap terlihat aneh. Walaupun mereka lengket saat berjalan kemanapun, tampaknya terlihat aneh, pemandangan yang janggal. Jika kau menyuruhku untuk mengatakan hal konkrit apa yang salah pada mereka, aku tidak bisa menjawabnya. Tetapi menurut penglihatanku, jelas ada sesuatu yang berbeda dari keduanya.

Pada Study tour kali ini, sepertinya kelompok Takigawa mengunjungi perkampungan Amerika pada hari ke-2, dan mereka menghabiskan hari di took etalase disekitar Distrik Horie. Meskipun saai ini kami tidak terikat oleh aturan sepert Study Tour di sekolah, dia tetap memutuskan untuk mengunjungi perkampungan Amerika.

Page 10: Onani Master Kurosawa - Selepas Remaja

“Ada toko yang menjual roti gulung di sudut sana, Apa kau mau membelinya Pizza-ta?”

“Tidak, terimakasih…., aku sedang diet…”

“Oh. Pizza-ta, ada seorang pria yang menjual pakaian Hip – hop. Bukankah kau suka dengan hal – hal seperti itu?”

“Sudah tidak lagi… saat ini anak – anak berandal di jepang bahkan tidak memakai Bape dan Stussy…”

Sial, bahkan setelah aku mengobrol dengan Pizza-ta, dia tidak memperluas topic pembicaraan. Sebenarnya, dia adalah tipe cowo yang suka berbicara tentang fashion… bagaimana seharusnya aku memanfaatkan hal ini; biasanya, manyahut percakapan tidak akan menjadi masalah, tetapi Pizza-ta, dia adalah seorang laki – laki yang tidak akan mudah begitu saja terjebak dalam sebuah percakapan, bahkan ketika kau berusaha memancing dia masuk dal;am percakapan itu.

Setelah mengatakan hal ini, Nagaoka dan Takigawa keduanya berada dalam suasana yang membuat mereka saling canggung untuk berbicara, dan Kitahara tidak bersikap ramah seperti biasanya. Apa yang aku lakukan dalam situasi seperti ini?

Jika Sugawa ada disini, dia akan merasa betah, dan sangat bersemangat…

Ketika aku memikirkan hal itu, aku mulai merindukannya.

Ketika hari sudah gelap, kami pergi ke Theme Park Pangan di Dotonburi dan makan Okonomiyaki; setelah itu kami pergi ke hotel, disana aku melihat sebuah pemandangan yang langka.

…. Nagaoka dan Takigawa berdebat.

Malam ini kami tinggal disebuah hotel yang sebelumnya kami telah membuat reservasi. Berbeda dengan hotel murah yang dipesan oleh mahasiswa dengan dana yang sedikit, ini adalah hotel yang bagus. Lorong sempit dan ruang kamar yang kotor tidak ditemukan.

Sepertinya kami akan tidur nyenyak disini.

Tidak seperti yang aku pikirkan. bahkan setelah lampu mati, aku masih saja tidak bisa tidur.

Meskipun pikiran dan tubuhku mulai lelah, ketegangan dari mulai memikirkan hal –hal tentang Nagaoka dan Pizza-ta tetap saja tidak membutku mengantuk.

Page 11: Onani Master Kurosawa - Selepas Remaja

Akhirnya, setelah kami melewati hari ini, aku tetap tidak mendapat balasn dari Sugawa. Hal ini juga sangat menggangguku.

Semakin aku berpikir mencoba untuk tidur, aku semakin tidak bisa menenagkan diri. Akhirnya aku merubah posisi tidurku beberapa kali, akhirnya sebuah tirai jatuh di otakku, dan indraku pun mulai memudar. Saat itu aku mendengar suara berisik di sampingku, aku membuka sedikit mataku dan melihat Nagaoka mulai bangun dari tempat tidurnya.

Awalnya aku piker dia Cuma mau pergi ke toilet, jadi aku hanya membiarkannya saja dan tidak menggubriasnya, tetapi nampaknya Nagaoka memiliki tujuan yang berbdeda dalam pikirannya. Dia berjalan sangat pelan agar tidak membangunkan aku dan Pizza-ta, kemudian ia membuka pintu denganpelan – pelan dan berjalan ke lorong.

Saat aku melihat jam di ponselku, aku melihat sekitar jam 01.00 dini hari. Sialan Nagaoka, dia pura – puar tidur dan menunggu aku dan Pizza-ta tidur.

Aku penasaran, jadi aku memutuskan untuk mengikuti nagaoka keluar ruangan. Aku tidak melihatnya di lorong, kemungkinan dia pergi ke lobi di lantai satu, aku akan naik lift, dan mencoba memastikannya.

Saat aku turun dari lift dan berbelok kde arah pintu masuk, aku melihat Kitahara disana. Seharusnya, ia ada dikamarnya dengan Takigawa. Namun, ia menggunakan yukata yang tidak pas sampai menyeret di tanah, dan menempel di dinding seolah –olah dia adalah seorang mata – mata.

“Hei kitahara, apa yang kau lakukan disini-…?”

Saat aku berkata seperti itu dan berdiri lebih dekat dengannya, dia meletakkan jari di muludnya , dan memberiku tanda kecil , “SHH!”

“Takigawa dan Nagaoka ada di loby. Jika kau berbicara terlalu keras mereka akan tahu keberadaan kita.”

Menguping adalah hal yang buruk. Walaupun begitu, bukankah alasan aku datang kesini juga untuk melakukan hal itu?

“Takigawa tiba – tiba meninggalkan ruangan di tengah malam. Aku penasaran, jadi aku mengikutinya,” Kitahara menjelaskan situasinya. Tuhan, ternyata apa yang pertama kami pikirkan sama persis.

Aku menjulurkan kepala keluar dari belakang Kitahara agar dapat lebih jelas melihat ke lobi yang berhadapan dengan pintu masuk. Takigawa dan Nagaoka duduk saling berhadapan di salah satu meja bundar yang tertata

Page 12: Onani Master Kurosawa - Selepas Remaja

rapi. Mereka berdua tampak berwajah serius, dan kelihatannya mereka sedang berdebat.

“Apa yang terjadi disini?”

Saat itu aku bertanya dengan suara yang pelan, Kitahara menyenggolkan sikunya ke arahku.

“Jika kau memperhatikannya, kau akan mengerti. Dan jangan terlalu dekat denganku, atau aku akan memukulmu.”

“Ah.eh…celaka.”

“Seperti permintaanmu, aku akan menjauh dan konsentrasi mendengarkan.”

Selain resepsionis di pintu masuk, tidak ada lagi tanda – tanda kehidupan di lobi; suara yang aku dengar hanyalah suara musik yang keras yang secara tiba – tiba dari speaker.

Kemudian aku mendenngar dengan jelas percakapan Nagaoka dan takigawa yang ada di kejauhan.

“Aku… aku tidak mau seperti ini, aku tidak ingin dipisahkan dengan Takigawa!”

“Aku sudah katakana berulang kali, bukan berarti kita putus. Ini tidak berarti bahwa kita tidak akan pernah bertemu lagi...”

“Ta… tapi!”

Terlihat tidak begitu baik.

Setelah mendengarkan sebentar, aku mulai memahami situasi yang terjadi.

Kelihatannya, sore ini di komidi putar, Takigawa membuat pengakuan yang sama dengan Pizza-ta. Dengan kata lain, disaat lulusan SMU. Dia akan pindah ke prefektur lain.

Seperti keinginan Pizza-ta untuk menjadi animator, Takigawa juga mempunyai cita – cita suatu saat nanti dia bisa terjun di dunia fashion dan aksesoris. Untuk mewujudkan mimpinya, tampaknya ia akan pergi ke suatu tempat dimana ia bisa belajar di tingkatan lebih tinggi. Namun, sepertinya Nagaoka kekasihnya, tidak menyetujui.

Sebuah negoisasi antara impian dan cinta, ya? Aku mengerti, kenapa sore tadi sikap merasa teras begitu janggal.

Page 13: Onani Master Kurosawa - Selepas Remaja

“Apa yang kamu pikirkan?”

Kitahara dengan yukata nya yang kebesaran, tiba – tiba berbicara seperti itu.

Sepertinya untukku … hmm.

Jika aku berada di posisi mereka, aku akan mengerti apa yang mereka rasakan. Jika Sugawa mengatakan hal yang sama dengan Takigawa, akuntidak yakin aku dapt mendukung mimpinya. Jika ia pergi ke suatu tempat yang jauh, dimana aku tidak mengetahuinya, aku bukan hanya akan kesepian. Aku akan tersiksa dengan kesedihan yang mendalam.

Jika kami hidup terpisah, tali yang mengikat kami suatu saat nanti pasti akan hancur. Aku yakin di kan mendapatkan pacar baru di tempat barunya. Aku tidak yakin aku bisa mengikat perasaannya.

“Aku akan mendukung impian Takigawa. Tapi aku juga bisa mengerti bagaimana perasaan Nagaoka.”

----- Disamping itu, jika Takigawa pergi, aku akan merasa sedih.

Setelah aku menjawab, Kitahara menatapku dengan wajah kesal dan berkata:

“…Aku setuju dengan Takigawa. Nagaoka benar. Dan jika mereka nantinya putus, itu akan menjadi suatu hal yang cukup menarik”

…Inilah kekuatan seorang gadis.

Apa dia masih memiliki perasaan dendam karena ditolak, dan pria ini telah direbut darinya? Yah, aku tidak benar – benar berpikir itulah yang terjadi, tapi… bagaimanapun, daripada berbohong, aku tidak bisa menganggapnya sebagi prasangka buruk saja.

“Aku merasa bosan melihat mereka, dan aku ingin buang air kecil, jadi aku akan kembali ka kamarku. Kurosawa, jangan tidur terlalu larut…”

Setelah mengatakan itu, Kitahara menepuk bahuku dan berjalan menuju lift. Dia mungkin bicara seenaknya, tetapi mungkin dia berpikir tidak baik terlalu banyak menguping pembicaraan pribadi teman kita, lebih dari ini.

Aku mengikuti Kitahara naik ke lift.

Begitu aku kembali ke kamar, aku tidak bisa tidur, aku khawatir kenapa Nagaoka tidak juga kembali ke kamar.

Akhirnya, Nagaoka dan aku tertidur sekitar pukul 02.30 dini hari.

Page 14: Onani Master Kurosawa - Selepas Remaja

Bagian Kedua

Hari kedua perjalanan kami, kami berncana untuk menghabiskan waktu di Universal Studio Jepang, dan kami akan bersenang – senang dari pagi sampai malam sepuasnya.

Tempat ini sangat diminati untuk dikunjungi oleh siswa – siswa selama Study Tour, dan bagiku, ini adalah tempat yang penuh dengan kenangan yang mendalam. Tentunya, setiap orang dari the Order of the Black Knight, telah mengenang perjalanan disini. Tidak terlalu berlebihan jika menyebut tempat ini sebagi puncak liburan kami.

Namun …

Bagaimana dengan suasana yang terasa canggung?

Sejak kejadian tadi malam, kelihatannya Nagaoka dan Takigawa tidak kompak lagi, bahkan Pizza-ta, yang biasanya cuek, merasa bingung juga melihat sikap mereka berdua. Kitahara eksperinya tetap seperti biasa, sehingga aku tidak bisa mengatakan apa yang sedang ia pikirkan. Karena aku mengetahui rahasia semua orang, aku jadi tidak tahu bagaimana cara untuk berinteraksi dengan Nagaoka, Takigawa, dan Pizza-ta.

Sebelum memasuki gerbang, kami semua merasa seolah – olah sedang menonton film yang sngat membosankan. Perasaan itu berlangsung selama beberapa saat.

“Heeeeyy, Seki! Lihat papan Bilboard itu ada pria yang terkenal di internet, Spider-Man”-

“Hey, hey, Kitahara, ada Snoopy, Lucu sekali!”

“udaranya sedikit panas … jadi, aku akan membeli es krim dan beristirahat sebentar… ah, tidak, nanti berat badanku bisa naik.”

Semua orang bertingkah seolah – olah mereka bahagia, tapi aku pikir, kebahagian ini hanyualah kebahagiaan semu. Semua orang memaksakan diri mereka untuk tampak bahagia, semakin lama perpecahan dalam kelompok kami semakin terlihat. Karena saat ini adalah pertengahan Golden Week, tama ini penuh dengan orang – orang yang berekreasi. Kenapa hanya kami satu – satunga yang berperilaku canggung.

“… Ini sangat aneh.”

“Benar.”

Page 15: Onani Master Kurosawa - Selepas Remaja

Satu – satunya orang yang paham maksudku hanyalah Kitahara. Kenyataannya kami berdua telah mengetahui rahasia semua orang.

Saat kami makan siang di restaurant, aku memutar otak, kira – kira apa yang harus dilakukan. Yang terpenting, yang paling cepat berubah adalah hubungan antara pemimpin kelompok kami, Nagaoka dan Takigawa. Jika mereka tetap seperti ini, maka tidak akan ada seorangpun dari kami yang akan bersemangat.

Mungkin, masalah antara keduanya bukanlah suatu masalah yang bisa diselesaikan dalam waktu sehari. Itu sebabnya masih ada ketegangan diantara mereka, sejak malam di waktu mereka bertengkar. Disamaping itu, ini bukanlah hal yang aku bisa ikut campur di dalamnya.

Dan, hal ini akhirnya hanya disimpan saja. Pada akhirnya, tanpa menemukan solusi, kami kembali mengunjungi atraksi.

“Ah, lihat, ada yang menjual jas hujan. Jangan sampai kita basah kuyup lagi. Kitahara, ayo kita beli sebelum kita naik Jurassic Park.”

Takigawa…!

Kau tidak hanya membuat hal –hal yang aneh dan terasa canggung, kau juga akan mencuri kesenangan terbesarku …?! Tolong sedikit saja kasihanilah aku…!

Keinginan saya tidak dikabulkan, dan waktupun berlalu dengan kejamnya.

Jika kami tidak meninggalkan tempat ini pada pukul 5.30, maka kita tidak akan bisa mengejar kereta mono rel untuk pulang. Pada pukul 4.30, kami menetapkan tempat untuk bertemu kembali, dan pergi sendiri – sendiri untuk mengunjungi toko hadiah.

Aku adalah orang pertama yang tiba di tempat yang telah kami tentukan.

Aku tidak berfikir bahwa ada banyak orang yang akan senang menerima souvenir dariku. Sebagian besar souvenir yang ada di dalam kantong plastik ini untuk Sugawa. Aku tidak bisa menebak apa yang ia sukai, sehingga cukup sulit memilih barang untuknya. Saat ini, aku hanya mengisi keranjang belanjaan dengan barang – barang yang dapat di pajang di kamar, atau barabg – barang yang dapat di makan oleh keluarga untuk menghabiskan waktu.

Aku ingin tahu apa yang bisa aku berikan untuk membuat Sugawa bahagia. Aku tidak yakin kalau memberikannya souvenir akan membuatnya merasa lebih baik, tapi itu satu – satunya hal yang bisa aku pikirkan.

Page 16: Onani Master Kurosawa - Selepas Remaja

Dengan pesimis, aku duduk di bangku tempat pertemuan kami, dan memeriksa kotak masuk lagi.

Tidak ada jawaban dari e-mail yang aku kirim kemarin, atau yang aku kirim saat ini. Hal ini sangat aku benci. Kenapa dia begitu mudah membuat orang lain gila, dan sulit untuk membuat mereka tersenyum? Aku tidak mengerti teori cinta, dan semua yang aku lakukan selalu saja gagal.

Melihat awan yang berarak, aku menarik nafas panjang. Saat aku melakukan itu, aku mendengar suara yang sudah akrab di telingaku.

“Apa yang kau pikirkan, anak sastra?”

“Takigawa…?”

Dia tersenyum padaku sambil memegang kantong kertas besar hingga tangannya tak muat untuk memegangnya.

Takigawa duduk disebelahku dan berkata “Haa, aku lelah.” Dia kemudian meletakkan kakinya diatas barang yang ia bawa dengan suara berdebam.

“Aku membeli barang untuk semua teman – temanku, jadi banyak begini, aku akan memaketkannya nanti.”

“Dimana Nagaoka? Bukankah dia bersamamu?”

“Ya, ku ingin memikirkan sesuatu, jadi aku meninggalkannya dan datang kesini lebih dulu.”

“Aku mengerti…”

Meskipun kami sudah bersama selama dua hari, tapi rasanya sudah lama sekali kami bisa berbicara bersam seperti ini. Biasanya, dia selalu bersama dengan Nagaoka, sehingga kami tidak memiliki kesempatan untuk berbicara berdua. Entah bagaimana, ini rasanya seperti sedang nostalgia.

“Apa kau sedang memikirkan Nagaoka?”

Saat aku bertanya, Takigawa tampak terkejut dan berkata “bagaimana kau tahu?”

“Aku bisa tahu hanya dengan melihatmu.”

“sepertinya kau tahu rahasia itu, ya?”

“Ini adalah saat yang tepat untuk mengungkapkan semuanya.”

Page 17: Onani Master Kurosawa - Selepas Remaja

Setelah aku berkata seperti itu, Takigawa menambahkan “Sepertinya tebakanmu tidak benar,” dan tertawa dengan cara yang memalukan.

Nagaoka dan Takigawa adalah tipe orang yang tidak pandai berbohong atau menyembunyikan sesuatu dari orang lain. Itu sebabnya, terlepas dari penjelasan mereka, jika ada sesuatu yang terjadi pada mereka, sangat mudah bagi orang lain untyk mengetahuinya. Karena itu, ketika aku ingin mendekati mereka pada hari berikutnya seolah –olah untuk menilai mereka seperti CERO. Berbeda terbalik dengan bagaimana mereka terlihat bahagia, aku adalah orang yang pendiam.

Namun, karena mereka berdualah aku bisa tertawa dan terhubung dengan orang lain. Karena mereka, bagian yang canggung initidak bisa disepelekan, mereka sangat berharga bagiku.

“Kurosawa, apa yang mengganggu pikiranmu? Sepertinya dari tadi kau menarik nafas panjang.”

“Apakah seperti ada sesuatau yang menggangguku?”

“Sepertinya begitu. Tentang Sugawa kan? Ini adalah waktu yang tepat untuk mengungkapkan semuanya.”

“Sepertinya tebakanmu tidak benar.”

Senyum keluar begitu saja. Suasana hati yang sebelumnya sedih sekarang sudah tidak tampak lagi.

Tentu, selanjutnya yang terjadi ialah aku memberi tahu Takigawa tentang pertengkarn yang terjadi antara aku dan Sugawa. Bagaimana aku tidak memberi tahu Sugawa tentang perjalanan kami sebelum aku pergi. Bagaimana aku menyinggung perasaannya. Bagaimana aku tidak mendengar kabar lagi darinya. Aku mengaku segalanya.

Lebih baik daripada berbicara serius tentang cinta, aku merasa lebih enak berbicara santai seperti di kafe. Cara bagaimana perasaanku dapat keluar dengan lancar dari mulutku, seolah –olah seperti membaca dari sebuah buku. Setelah aku selesai berbicara, Takigawa berpikir sebentar, memasang wajah yang lemah lembut, dan berkata:

“Itu adalah kesalahanmu, Kurosawa.”

Aku tidak tahu, dia bersimpati denganku atau apa,tapi setelah itu penjelasannya membuatku agak terkejut.

“A – Apa…?”

Page 18: Onani Master Kurosawa - Selepas Remaja

“Benar. Perjalan ini mungkin tidak ada hubungannya dengan Sugawa, Tapi kamu harus menceritakan hal – hal yang penting seperti ini jauh hari sebelumnya. Dan bukan malam sebelum keberangkatan!”

Yah, sepertinya aku sudah menyadari kesalahanku. Meskipun begitu, aku merasa kemarahan Sugawa berbeda dari biasanya. Meskipun takigawa mengatakan padaku bahwa “Dia hanya merajuk,” mungkin tidak menerima jawaban dari e-mail ku adalah karena sifatnya yang ke-kanak – kanakan, atau mungkin dia melakukannya dengan sengaja ...

“Dia merasa cemburu. Aku pikir dia mungkin frustasi karena Kurosawa bersenang – senang dengan kami, dan dia merasa ditinggalkan.”

“Ah…”

Aku mengerti

Setiap kali aku berbicara tentang Takigawa dan yang lainnya, dia selalu menunjukkan wajah bosan, dan hanya memberikan jawaban yang tidak berarti seperti “He-eh” dan “Benarkah”. Bukan berarti dia tidak tertarik dengan teman – temanku, melainkan bahwa dia benar – benar tidak bisa menikmati waktu denganku, dan menunjukkan rasa sepinya. Itu sebabya di pagi hari keberangkatanku, ia melakukan hal gila seperti menelponku dan berkata “Ajak aku!”

Bagiku, jika aku melihat Sugawa ramah adan mengobrol dengan orang lain, aku akan merasa sangat terganggu. Dadaku akan mualia sakit, dan aku akan merasa sepertinya dia akan semakin menjauh dariku.

Aku benar – benar tidak menyadari bahwa hubungan manusia begitu sederhana, sampai aku ditunjukkan hal ini. Bahkan setelah membaca semua buku – buku, dan mampu menjadi juara ketiga perlombaan sastra untuk pendatang baru, tidak tahu bagaimana hubungan manusia itu terjadi benar – benar menunjukkan bateapa polosnya aku, dan betapa aku kurang pengalaman.

“Ah, ya ampun, kalo sudah seperti ini, tidak peduli berapa banyak waktu yang sudah aku lalui dengannya, aku tidak akan bisa berpegangan tangan, apalagi berciuman…”

“Eh, aku tidak yakin ada hubungan antara masalah ini dengan tangan…”

Serahkan saja ke Takigawa untuk keluar dari situasi yang tidak menyenangkan ini dengan senyum pahitnya dan perkataannya “Nah, bagaimana ku harus mengatakannya, kau adalah harta yang paling berharga bagi orang yang paling dekat denganmu.”

Page 19: Onani Master Kurosawa - Selepas Remaja

Takigawa berdiri seolah – olah dia telah membulatkan pikirannya, menggeliat, dan menggumam seolah – olah berbicara pada dirinya sendiri, “… Aku juga harus melakukan hal yang sama.”

Tatapannya terpaku pada Nagaoka dan yang lainnya, yang dating kea rah kami membawa tas penuh souvenir. Aku agak enggan untuk berhenti, tapi tampaknya percakapan kami akan berakhir disini.

Namun, aku harus mengucapkan terima kasih karena telah mau mendengarkan ceritaku.

“Hey, Takigawa.”

“Ada apa?”

Takigawa bebalik ke arahku dengan senyum yang misterius, seakan muncul dari sebuah lukisan. Seperti yang aku duga, wajahnya tampak tidak se-serius wajahku.

“Terima kasih telah mendengarkanku. Kamu juga telah memberikan yang terbaik.”

“… Yah.”

Pada akhirnya, hanya itulah yang bisa aku katakan. Walaupun aku mengetahui keadaan antara Nagaoka dan Takigawa, aku tidak bisa memberikan solusi. Namun, hanya dengan sedikit waktu, aku yakin mereka akan mendapatkan jalan keluarnya. Selain itu, pasangannya Nagaoka. Dia pasti bisa menyelesaikan lebih baik dari pada pihak ketiga seperti saya yang membiarkan imajinasiku berjalan liar. Istilah “Konflik” dan “Konfortasi” benar – benar tidak dapat berjalan beriringan.

Satu kata sudah cukup untuk meyakinkanku.

Kami menutup perjalanan kami dengan mengambil foto kenangan.

Lima orang, berdiri dalam satu baris, di dalam taman hiburan. Sebuah bangunan sebagai latar belakanngnya dengan kata – kata “Universal Studio Jepang”.

Susunan yang sudah biasa, bukan?

Sebenarnya, tujuan kami merencanakan perjalanan ini adalah untuk mengambil gambar ini.

-Itu telah menjadi impian saya sejak tahun ketiga di SMU.

Di kereta monorel yang membaea kami pulang, aku mencoba menelepon Sugawa dari lorong yang menghubungkan antar kereta.

Page 20: Onani Master Kurosawa - Selepas Remaja

Setelah beberapa saat mendengar nada dering, layanan pesan suara tiba – tiba terdengar.

Aku ingin tahu dimana Sugawa sekarang, dan apa yang dilakukannya. Aku ingin tahu apakah dia memikirkanku. Aku mulai khawatir dan terus saja gelisah. Aku tidak tahu kalau tidak mengetahui jadwalnya dan komunikasi kami terputus, akan sangat menyakitkan bagiku. Mulai sekaranga aku akan bercerita tentang semua hal kepadanya, meskipun itu hal yang sepele.

“Eh… hallo, ini Kurosawa. Saat ini aku berada di dalam kereta monorel, aku akan tiba sekitar pukul 8.30. Aku belum makan malam. Kalau kamu juga belum, mari kita pergi kesuatu tempat dan makan malam bersama. Aku akan menunggu balasanmu.”

Sebelum aku punya waktu untuk berpikir, aku telah mengatakan hal itu di pesan suara. Ini tidak berjalan lancar sesuai rencanaku, tapi inilah yang bisa aku lakukan.

Aku meletakkan kembali ponsel kedalam saku celanaku, dan kembali duduk bersama yang lainnya.

Aku duduk menghadap kursi pada baris ketiga, dimana semua orang terkantuk – kantuk dan mendengkur. Semua orang merasa kelelahan dan jatuh tertidur, seperti study tour dulu.

Semuanya tertidur, kecuali Kitahara, dia tetap terjaga seperti terakhir kali aku melihatnya. Meskipun ia menatap keluar jendela, menikmati pemandangan yang lewat tanpa ia katakana padaku, tapi aku tidak melakukan hal yang sama.

“… Hey, Kitahara.”

“Ada apa?”

“Apa kau mengetahui alamat E-mail ponsel Pizza-ta?”

Kitahara menggeleng – gelengkan kepalanya seolah – olah dia jengkel.

Setahuku kau tidak menyukai Pizza-ta atau sesuatu yang berhubungan dengannya. Aku tidak berniat mengatakan hal itu di dalam pikiranku.

“Baiklah, aku akan mengirimkan alamat Pizza – ta sekarang.”

Saat aku mulai sibuk dengan ponselku, Kitahara bertanya dengan suara ragu – ragu: “ …. Kenapa kau lakukan hal itu?”

“Tidak masalah kalau kau tidak menyukainya. Sesekali hubungilah dia.”

Page 21: Onani Master Kurosawa - Selepas Remaja

Itulah permintaanku.

Rasanya sulit tiba – tiba dipisahkan dengan orang yang penting untukmu. Bahkan tidak ada kontak selama beberapa hari saja sudah membuatku gelisah. Penderitaan harus hidup jauh dari kota tempat tinggal orang yang penting bagi kita akan menjadi 100 – 200 kali lebih buruk.

Mungkin aku terlalu ikut campur, tapi aku tidak ingin Pizza – ta pergi dengan perasaan semacam itu.

“… Nah, jika itu hanya sesekali…”

“Silahkan”

Aku memeriksa untuk memsatikan bahwa Kitahara telah menerima E-mail ku, dan kemudian perlahan – lahan aku menutup mata.

Oh Tuhan. Apakah hatiku dipenuhi kecemasan karena tidak cukup tidur…? Aku rasa aku sudah mulai mengantuk.

“Ba- Baiklah ini adalah tempat dimana aku tinggal landas, dah – dah.”

Setelah tiba di kota asal kami, kami kembali kerumah kami masing – masing. Setelah berjalan bersama untuk beberapa saat, yang pertama mengucapkan selamat tinggal adalah Pizza-ta. Seperti biasanya, dia sedikit membungkuk pada kami, dan kemudia pergi.

Semua orang melambaikan tangan pada Pizza –ta hingga ia hilang di telan malam.

“Aku akan berpisah dengan kalian disini. Dua hari terakhir ini MEGASSA, Menyenangkan! Sampai jumpa lagi disaat kita bermain bersama lagi.

“Baiklah, aku juga akan pamit disini. Kurosawa, Kitahara, terimakasih untuk dua hari ini.”

Anggota dari The Order of the Black Knight berkurang lagi, Nagaoka dan Takigawa pun pergi, aku bersumpah pada diriku sendiri bahwa aku akan segera melihat mereka lagi. Kami hidup di kota yang sama. Akubisa bertemu mereka kapan saja aku mau.

Namun, suatu hari, semua orang aka pergi dengan cara merka sendiri.

Tahun depan Pizza-ta pindah ke Kyoto. Berbicara tentang masa depan, itu tidaklah terlalu jauh. Dua tahun kemudian, takigawa akan lulus dari Universitas, dan dia berkata, dia akan pindah ke prefektur lain. Satu tahun, dua tahun, mereka lalui dalam sekejap mata.

Page 22: Onani Master Kurosawa - Selepas Remaja

Tidak ada jaminan aku aka bersama Nagaoka dan Kitahara selamanya, Mungkin akan dating saatnya kami harus mengatakan satu sama lain “Kita akan bertemu lagi.”

Mungkin akan dating hari dimana aku akan merasaka kesedihan yang teramat sangat saat aku melambaikan tangan untuk melepas kepergian mereka.

Pada komidi putar, dimana Pizza-ta berani berterus terang pada Kitahara. Situasi yang berbeda antara Nagaoka dan Takigawa sepertinya adalah masalah yang penting.

-Kedua situasi ini bukanlah hanya masalah sesorang saja.

“Akan menjadi sangat kesepian … “

Aku tiba – tiba bergumam seperti itu dengan Kitahara, yang berjalan pelan disampingku. Tanpa kusadari, dia adalah orang terakhir yang masih bersamaku dalam perjalanan pulang.

Aku merasa bernostalgia. Aku ingat setengah tahun yang lalu, kami berjalan – jalan di malam yang cerah dengan cara yang sama, dan aku mendorong sepeda.

“Kenapa kau akan merasa kesepian?... itu konyol Kurasawa.”

Melihat Kitahara memiringkan kepalanya, membuatnya terlihat sangat mirip dengan tupai, aku sengaja tertawa terbahak – bahak.

Kitahara benar – benar tidak berubah. Meskipun kepribadiannya agak sedikit aneh, dan dia cenderung menggunakan bahasa yang kasar, dia menunjukkan padaku sisi lain dari dirinya yang kekanak – kanakan.

“Ah tidak apa – apa. Sampai jumpa.”

“Ok. Dah – dah.”

Aku harus melambaikan tangan sebagai salam perpisahan di tempat ini.

Akhirnya aku sendirian.

Saat aku melewati jalan yang berkubang dengan perasaan sentimen ini sendirian di malam hari, perjalanan kembali kerumah terasa lebih lama dari biasanya. Kepala dan bahu terasa lelah membawa tas yang menggantung di bahuku dan tas souvenir yang aku bawa di tanganku. Ini terasa singkat, perjalanan dua hari satu malam telah berakhir, membuatku merasa lalah hingga sampai ke tulang.

Tetapi yang lebih kuat dari rasa kelelahanku adalah rasa kesepian.

Page 23: Onani Master Kurosawa - Selepas Remaja

Saat – saat bahagia seperti ini akan berakhir suatu saat nanti. Sebuah mimpi di hari ini, dimana kami semua bisa berbaris dan berfoto bersama – sama, tidak akan mungkin terjadi di masa depan. Kenyataan ini membuatku merasa labih kesepian.

Anggota dari The Order of the Black Knights, benar – benar teman yang tak tewrgantikan bagi pecundang sepertiku. Aku bahkan tidak ingin berpikir akan berpisah dengan mereka.

Pada akhirnya, aku tidak mendapat balasan dari pesan suara yang aku kirimkan pada Sugawa. Pada awalnya aku tidak berpikir apa – apa, tapi sebelum aku menyadarinya, ponselku yang tidak bordering telah memilukan hati. Aku benar – benar seperti pecundang.

Saat aku merenung di sepanjang perjalanan, sesuatu menarik perhatianku, dan membuatku berhenti.

“Dalam dua hari ini, wajahmu menjadi sangat menyedihkan, hei kau cowok bajingan yang suka masturbasi.”

Aku merasa lega. Bukan hanya karena aku merindukan kata – kata itu. Itu adalah suara kasar yang telah aku tunggu – tunggu. Diatas pagar yang memisahkan antara taman dan jalan, gadis ini, mengayun – ayunkan kakinya yang putih bersih dan sensual itu…

“Sugawa!”

“Keterlaluan! Apa kau selalu berjalan lambat seperti ini?! Bodoh. Kau benar – benar lambat. Aku pikir aku harus menunggu selamanya!”

Aku sangat merindukan tingkahnya. Entah bagaimana aku merasa senag, hatiku seolah –olah akan runtuh. Begitu banyak pertanyaan yang ingin aku tanyakan, seperti kenapa dia ada disini, namun semuanya menghilang saat aku melihatnya.

Di tengah jalan yang remang – remang itu, Sugawa diterangi oleh lampu jalanan, dan seakan – akan mataku melihat seperti lubang yang dikelilingi kegelapan.

Sugawa melompat dari pagar dimana ia duduk, dengan tangan yang dimasukkan di kantong jaketnya, sebuah senyum kecil menghiasi bibirnya.

“Selamat datang.”

Aku pulang

Page 24: Onani Master Kurosawa - Selepas Remaja

Karena Sugawa mengatakan bahwa dia lapar, jadi kami memutuskan untuk pergi makan malam. Setelah berdiskusi beberapa saat, akhirnya kami memutuskan makan di gerobak ramen terdekat. Atau lebih tepatnya, dia terus menerus merengek “Gerobak ramen saja. Gerobak ramen saja.” dan mendorongku. Selalu saja seperti ini. Bahakan jika aku telah mengajaknya ke sebuah restaurant yang suasananya menyenangkan, dia akan merasa malu untuk berkata – kata. Itu juga merupakan ciri khasnya.

Sepertinya dia tidak benar – benar menungguku di kamar untuk mengejutkanku. Sugawa mengatakan, “Jika orang lain yang menjemputmu pu aku tidak peduli, aku hanya merasa bosan.” Meskipun begitu, alangkah baiknya jika dia mengirimiku e-mail.

Saat kami duduk bersama di meja dalam gerobak itu, sambil menunggu Ramen yang kami pesan siap di hidangkan, kami terbenam dalam perbincangan.

“Maaf, itu semua kesalahanku. Mulai sekarang aku akan membicarakan hal – hal yang penting kepadamu terlebih dulu.”

“Yupz, aku juga kekanak – kanakan, aku tidak akan marah lagi padamu.”

Sugawa mengatakan hal itu dengan mengalihkan pandangannya dariku, dan menatap bilah – bilah kayu yang terdapat di meja.

“ A – aku rasa, aku hanya sedikit merajuk. Tapi… yah… eum…err, aku rasa aku juga sedikit keterlaluan melakukan hal itu.”

Menakjubkan. Sepertinya prediksi Takigawa tepat. Penampilan mereka terlihat sangat berbeda, Sepertinya mereka berdua mempunyai pikiran yang sama karena mereka sama – sama perempuan.

“Te – tetapi yang lebih penting.”

Dengan wajahnya yang merona merah, Sugawa berusaha mengubah topic pembicaraan. Dia menanyakan bagaimana perjalananku. Aku katakana sejujurnya “Terjadi banyak hal, tapi menyenangkan.”

“Oh iya, aku membeli sangat banyak souvenir untukmu.”

“… Apa, Aku tidak memintamu untuk membawakan oleh – oleh itu!”

“Semua barang di kantong kertas ini untukmu.”

Saat mengatakan hal itu, akupun menyerahkan tas kertas itu pada Sugawa. Sebuah boneka binatang, permen, dan semua jenis barang yang di buat dari kertas dengan bentuk yang aneh. Itu adalah hasil dari semua

Page 25: Onani Master Kurosawa - Selepas Remaja

kerja kerasku. Akan sangat menyenangkan jika dia menerimanya dengan senang hati.

Sugawa mengerutkan kening saat membuka tas dan melihat isinya.

“Haaah, apa – apaan ini boneka binatang yang jelek?! Benar – benar aneh! Dan semua ini, kamu harus mendapatkan ET! Bagaimana seleramu itu …. Tidak seharusnya ini menjadi kejutan dari dalam kantong, tahu kamu! Kau benar – benar membeli terlalu banyak.

Komentar yang sangat menyebalkan. Aku tahu itu akan dikatakan olehnya, tapi hatiku masih saja agak sakit. Namun …

“Tapi, terimakasih.”

Dengan satu kata itu, semuanya menjadi lebih baik.

Aku tidak lagi merasakan rasa lelah di bahuku. Mungkin karena aku sudah kenyang dan kekuatanku telah kembali, eum.. aku tidak bisa mengatakan hal odoh seperti itu. Ini semua karena gadis yang berjalan disampingku yang membuatku tidak merasakan lagi rasa lelah.

Setelah berdebat tentang souvenir, kami berdua terdiam. Aku berjalan dengan seenaknya. Sugawa menghisap rokok seperti biasanya dengan cara yang memuakkan.

Selama di perjalan, aku terus saja memikirkan pembicaraan kami di gerobak tadi.

“Ayo kita jalan – jalan saat musim panas nanti.”

“Eh? Ki – kita berdua?”

Suara Sugawa agak mengeras dan di luar kendali. Aku tidak berpikir kamu akan memberikan respon TERKEJUT seperti itu.

Menghargai seseorang yang ada di sampingmu… itulah yang dikatakan Takigawa padaku kan? Ini juga seperti apa yang ia katakan. Setelah ini, aku tidak ayakin apa yang akan terjadi antara aku dan Sugawa.

Itu sebabnya aku harus membuat kesempatan ini sekarang.

Mimpi takigawa di SMU akhirnya dua tahun kemudian dapat terwujud. Aku harus berpikir tentang Sugawa dengan cara yang sama, bahwa “suatu hari” kami bisa membuat kenangan.

Yang aku pelajari dari perjalanan ini adalah, bahwa suatu hari nanti semua orang akan terpisah satu sama lain; sesuatu yang mungkin akan menjadi tidak mungkin lagi. Kali ini kami beruntung bisa berfoto, tapi jika

Page 26: Onani Master Kurosawa - Selepas Remaja

seseorang terpisah, kita tidak akan mampu menciptakan adegan itu. Suatu saat nanti, akan tiba waktunya.

Mungkin saat ini kita hanya dapat mewujudkan mimpi pada masa remaja kita dengan cara seperti ini. Suatu hari nanti akan tiba saatnya, kenangan yang kita bangun selama masa anak – anak suatu saat nanti akan berubah menjadi debu dan kemudian diterbangkan oleh angin. Tapi lihatlah, Sugawa. Aku ingin membawamu bersamaku ke dunia luar setelah kita dewasa nanti. Aku ingin seterusnya membuat kenangan bersamamu, melanjutkan semua yang ada di usia remaja kita.

Ketika aku memikirkan konsep “Suatu hari” … Aku tahu apapun yang terjadi di masa depan, Kita akan terus bersama.

“ayo kita buat banyak kenangan indah, sampai saat itu tiba, kita harus menabung, oke?”

“Ba – baiklah… tunggu, aku bahkan belum memberi jawaban. Jangan memutuskan hal itu sendiri!”

Aku sedikit menendang kaki bawahnya, dia merasa kesakitan seperti biasanya.

Setelah itu, kami berdua saling meraih tangan, dan kamipun berpegangan tangan di perjalanan pulang.

Setelah perjuangan lima bulan. Inilah pertama kalinya aku memegang tangan Sugawa; terasa kecil dan lembut.

“Jadi seperti ini ya rasanya tangan perempuan.”

“Diam… diam dan tetaplah berjalan!”

Menjadi sedikit malu, percakapan kami telah naik ke tingkat yang lebih tinggi dari sebelumnya. Namun karena hal ini, kenangan indahku bertambah.

Kenangan ini pasti akan berlanjut ke masa depan.

TAMAT

Catatan penerjemahan

Page 27: Onani Master Kurosawa - Selepas Remaja

1. CERO adalah Computer Entertainment Rating Organization, ini adalah perusahan penilaian tingkat game di Jepang. Seperti ESRB jika anda membeli game dari AS.

2. “Megassa” adalah ekspresi yang suka digunakan Tsuruya dalam drama seri Haruhi.

3. Lupa garis sebelum “Sugawa…” tambahnya, deskripsi yang benar – benar aneh tentang kakinya, ia benar – benar mengatakan mereka “putih seperti telur segar” ” 「新鮮な卵のように白い」, tapi itu benar – benar terasa aneh, jadi aku mengubahnya ke putih pucat … mungkin “putih seperti salju” adalah cara yang terbaik untuk mengartikan itu.