Upload
phungtuong
View
225
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
MARKAS BESAR ANGKATAN UDARA STAF AHLI
OPTIMALISASI PELIBATAN KEMAMPUAN PASKHAS PADA OPERASI UDARA GUNA MENDUKUNG TUGAS TNI AU
Penulis: Kolonel Pas Elia Adriyanto Marsda TNI Dr. Umar Sugeng H., M.M.
Marsma TNI Agus Yulianto
Pendahuluan
1. TNI Angkatan Udara bertugas melaksanakan tugas TNI matra udara di bidang
pertahanan, menegakkan hukum dan menjaga keamanan di wilayah udara yurisdiksi
nasional sesuai dengan ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang
telah diratifikasi, melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan
kekuatan matra udara, serta melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan udara.
Tugas tersebut dilaksanakan untuk mencegah dan mengatasi segala ancaman, yaitu
segala sesuatu yang mengancam atau membahayakan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah NKRI dan keselamatan bangsa Indonesia yang merupakan kepentingan
keamanan nasional, baik dari segi sumber ancaman (ancaman dari dalam negeri, luar
negeri dan azimutal), dari segi macam ancaman (ancaman militer atau non militer),
maupun dari segi aktor ancaman (ancaman suatu negara atau bukan negara)1.
Wujud nyata dari pelaksanaan tugas TNI AU dalam mencegah dan mengatasi ancaman
tersebut, adalah dengan penggunaan kekuatan tempur TNI AU yang meliputi operasi
pertahanan udara, operasi serangan udara strategis, operasi lawan udara ofensif, operasi
dukungan udara dan operasi informasi2.
2. Korpaskhas yang merupakan salah satu kekuatan TNI AU, memiliki tugas antara
lain membina kemampuan satuan di jajaran terutama dalam mendukung pelaksanaan
operasi udara. Dalam pelaksanaan tugasnya Paskhas memiliki fungsi-fungsi yang
didukung oleh beberapa kemampuan antara lain kemampuan matra udara yang
diaplikasikan oleh Detasemen Matra Paskhas dan kemampuan khusus yang diaplikasikan
oleh Satbravo paskhas. Saat ini kemampuan Paskhas pada operasi udara, baik operasi
udara mandiri maupun operasi udara dalam rangka operasi gabungan sudah dilibatkan
1 Mabesau, Keputusan Kasau nomor Kep/571/X/2012 tanggal 24 Oktober 2012 tentang Doktrin TNI
AU Swa Bhuwana Paksa, hal 24. 2 Ibid, hal 41.
2
namun pelibatannya belum optimal. Belum optimalnya pelibatan kemampuan Paskhas
dalam pelaksanaan operasi udara, disebabkan oleh beberapa kondisi yang meliputi
kesamaan visi tentang pelibatan Paskhas pada operasi udara yang dituangkan dalam
peranti lunak belum maksimal, kemampuan Paskhas yang terlibat langsung dalam
operasi udara belum sesuai dengan yang diharapkan dan peralatan yang belum
memadai.
3. Untuk mengoptimalkan pelibatan kemampuan Paskhas pada operasi udara, maka
diperlukan suatu upaya optimalisasi pelibatan kemampuan Paskhas pada operasi udara
dalam rangka mendukung keberhasilan tugas TNI AU. Diharapkan upaya tersebut dapat
mengoptimalkan pelibatan Paskhas pada operasi udara dalam peranti lunak atau
peraturan yang dapat mewadahi pelibatan Paskhas dalam pelaksanaan operasi udara
secara maksimal dan dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan tugas di lapangan,
meningkatkan kemampuan satuan Paskhas yang mendukung langsung dalam operasi
udara, serta mewujudkan peralatan khusus yang memadai.
4. Pengertian-pengertian. Penulisan naskah ini menggunakan beberapa istilah
yang digunakan dalam dunia penerbangan dan militer. Untuk menghindari adanya salah
persepsi maupun salah mengartikan, maka perlu dibuatkan daftar pengertian berikut:
a. Doktrin. Doktrin adalah sesuatu yang diajarkan/pengajaran atau bahkan
diperjelas secara khusus sebagai sesuatu yang diyakini kebenarannya dan
dianggap sebagai suatu pegangan/pedoman dalam rangka pelaksanaan
tugas/pencapaian tujuan.3
b. DZ (Droping Zone). Dropping zone adalah daerah yang digunakan untuk
melakukan penerjunan pasukan4.
c. EZ (Ekstraksi Zone). Extraction zone adalah suatu daerah untuk
mengeluarkan/menebarkan perlengkapan dan perbekalan dengan teknik extraction
pada ketinggian relatif rendah (dekat tanah)5.
3 Mabesau, Keputusan Kasau nomor Kep/571/X/2012 tanggal 24 Oktober 2012 tentang Doktrin
TNI AU Swa Bhuwana Paksa. 4 Mabesau, Keputusan Kasau Nomor Kep/581/VIII/2016 tentang Buku Petunjuk Teknis TNI AU
Tentang Operasi Perebutan dan Pengendalian Pangkalan Udara. 5 Ibid.
3
d. FAC (Forward Air Control). FAC is the provision of guidance to close air
support (CAS) aircraft intended to ensure that their attack hits the intended target
and does not injure friendly troops.6
e. HAHO (High Altitude High Opening). HAHO adalah suatu teknik dalam
infiltrasi dengan ram air parachute system (RAPT), pesawat tidak harus melintasi
DZ, diterjunkan dari ketinggian 20.000 – 25.000 feet dan pencabutan setelah
melayang 6-10 detik7.
f. HALO (High Altitude Low Opening). HALO adalah suatu teknik dalam
infiltrasi dengan ram air parachute system (RAPT), pesawat terbang tinggi agar
tidak terdeteksi lawan. Personel diterjunkan dari ketinggian 20.000-25.000 feet
dan pencabutan dilakukan di atas DZ dengan ketinggian relatif sangat rendah8.
g. JTAC (Joint Terminal Attack Controller). JTAC is the term used in the
United States Armed forces and some other military forces for a qualified service
member who direct the action of combat air craft engaged in close air support and
other offensife air operation from a foward position.9
h. LZ (Landing Zone). Landing zone adalah area yang terletak di daerah
sasaran yang digunakan sebagai tempat pendaratan bagi pesawat terbang 10.
i. Operasi. Operasi adalah11:
a. Himpunan menyeluruh dari strategi, taktik, logistik, intelijen, dan K3I
yang saling mengadakan interaksi menurut perspektif komando dan
manajemen tertentu dalam rangka melaksanakan tugas hankamneg.
6 Wikipedia, Forward Air Control, diakses dari https://en.m.wikipedia.org/wiki/Forward_air_control,
pada tanggal 12 Pebruari 2018 pukul 22.39 WIB. 7 Mabesau, Kep/581/VIII/2016.Op.cit. daftar pengertian. 8 Ibid. 9 Wikipedia, Joint Terminal Attack Controller, diakses dari
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Joint_terminal_attack_controller, pada tanggal 12 Pebruari 2018 pukul 22.12 WIB.
10 Mabesau, Kep/581/VIII/2016. Op.cit. daftar pengertian. 11 Ibid.
4
b. Pekerjaan, gerakan, tindakan dan aksi yang dilakukan secara fisik
dan terpimpin dengan waktu yang singkat pada satu tujuan tertentu guna
memperoleh efek penghancuran, melumpuhkan, mencegah, membinasakan
atau meniadakan.
j. Operasi Udara. Operasi udara adalah bentuk operasi dengan
menggunakan unsur-unsur kekuatan udara untuk mencapai suatu tujuan yang
ditentukan12.
Landasan dan Dasar Pemikiran
5. Landasan dan dasar pemikiran yang digunakan dalam penulisan naskah ini adalah
sebagai berikut:
a. Landasan Pemikiran.
1) Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan
Negara. Menurut penjelasan umum dari undang-undang ini adalah,
merupakan dasar dari penyelenggaraan pertahanan negara, sehingga
segala bentuk atau tindakan yang berhubungan dengan penggunaan
kekuatan harus mengacu pada pasal-pasal yang ada di dalam undang-
undang tersebut. Hubungannya dengan penggunaan kekuatan udara oleh
TNI AU yang melaksanakan operasi udara dan melibatkan kemampuan
paskhas, ada beberapa pasal yang menjadi dasar yaitu :
a) Pasal 4. Pertahanan negara bertujuan untuk menjaga dan
melindungi kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan keselamatan segenap bangsa dari segala
bentuk ancaman.
b) Pasal 10 ayat (3). TNI bertugas melaksanakan kebijakan
pertahanan negara untuk mempertahankan kedaulatan negara dan
12 Ibid, daftar pengertian.
5
keutuhan wilayah serta melindungi kehormatan dan keselamatan
bangsa.
2) Undang-Undang RI Nomor 34 Tahun 2004 Tentang TNI. Salah satu
pertimbangan dari dibentuknya undang-undang ini adalah bahwa TNI
dibangun dan dikembangkan secara profesional sesuai kepentingan politik
negara, mengacu pada nilai dan prinsip ketentuan hukum nasional dan
ketentuan hukum internasional yang sudah diratifikasi, sehingga
pelaksanaan tugas-tugas TNI tidak lepas dari pertimbangan hukum. Untuk
itu beberapa pasal yang melandasi pembahasan operasi udara oleh TNI AU
yang melibatkan kemampuan paskhas, adalah:
a) Pasal 10. Landasan ini terdapat dalam huruf (a) yaitu,
Angkatan Udara bertugas melaksanakan tugas TNI matra udara di
bidang pertahanan, dan pada huruf (b) yaitu, menegakkan hukum
dan menjaga keamanan di wilayah udara yurisdiksi nasional sesuai
dengan ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang
telah diratifikasi. Dalam penjelasan huruf (b) ini dijelaskan bahwa,
yang dimaksud dengan menegakkan hukum dan menjaga keamanan
udara adalah segala usaha, pekerjaan dan kegiatan untuk menjamin
terciptanya kondisi wilayah udara yang aman serta bebas dari
ancaman kekerasan, ancaman navigasi, serta pelanggaran hukum di
wilayah udara yurisdiksi nasional.
b) Pasal 20 Ayat (1). Penggunaan kekuatan TNI dalam rangka
melaksanakan Operasi Militer Untuk Perang, dilakukan untuk
kepentingan penyelenggaraan pertahanan negara sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
3) Doktrin TNI AU Swa Bhuwana Paksa Tahun 2012. Berdasarkan
Keputusan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Nomor Kep/571/X/2012 tanggal
24 Oktober 2012 tentang Doktrin TNI AU Swa Bhuwana Paksa, dinyatakan
bahwa TNI AU bertugas melaksanakan tugas TNI matra udara di bidang
pertahanan, menegakkan hukum dan menjaga keamanan di wilayah
6
udara yurisdiksi nasional sesuai dengan ketentuan hukum nasional dan
hukum internasional yang telah diratifikasi, melaksanakan tugas TNI
dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan matra udara, serta
melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan udara. Pelaksanaan
tugas yang dibebankan kepada TNI AU diwujudkan dalam kegiatan operasi
militer untuk perang yang meliputi operasi pertahanan udara, operasi
serangan udara strategis, operasi lawan udara ofensif, operasi dukungan
udara dan operasi informasi. Dengan demikian maka penyelenggaraan
operasi udara, termasuk permasalahan yang ada didalamnya seperti
pelibatan kemampuan paskhas yang belum optimal pada operasi udara juga
berpedoman kepada landasan tersebut.
b. Dasar Pemikiran. Yang menjadi dasar pemikiran dari penulisan naskah ini
adalah beberapa kemampuan Paskhas terutama kemampuan khusus dan
kemampuan matra udara yang dapat mendukung atau meminimalisir beberapa
keterbatasan dari karakteristik kekuatan udara saat ini belum dilibatkan atau
diwadahi secara optimal dalam pelaksanaan operasi udara.
Pelibatan Kemampuan Paskhas Pada Operasi Udara Saat Ini, Implikasi dan
Permasalahannya
6. Pelibatan Kemampuan Paskhas Pada Operasi Udara Saat Ini. Pelibatan
kemampuan Paskhas pada operasi udara saat ini dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Peranti Lunak atau Peraturan tentang Operasi Udara. Dalam petunjuk
yang mengatur tentang pelaksanaan operasi udara saat ini tertuang beberapa hal
antara lain:
1) Salah satu prinsip penggunaan kekuatan udara adalah serang
potensi perang musuh, untuk itu diperlukan penilaian situasi operasi secara
terus menerus, yaitu semua perencanaan harus dikoordinasikan, sehingga
memiliki kekenyalan untuk menjawab kebutuhan-kebutuhan perang. Oleh
7
karena itu penilaian situasi secara terus menerus mutlak diperlukan.13
Untuk mendapatkan hasil yang optimal dan mencegah serta memperkecil
resiko kegagalan dalam pelaksanaan operasi serangan udara strategis,
diperlukan kegiatan berupa pengamatan dan pengintaian keadaan medan
dan cuaca daerah musuh, pengumpulan data dan identifikasi sasaran untuk
mendapatkan komposisi dan disposisi musuh serta interpretasi dan analisa
sasaran yang diterjemahkan dalam bentuk keterangan intelijen14. Dengan
demikian maka dalam pelaksanaan operasi udara diperlukan informasi yang
akurat tentang keadaan medan dan musuh. Dikaitkan dengan kondisi
tersebut maka Satbravo paskhas yang memiliki kemampuan khusus
Intelijen, kemampuan infiltrasi trimedia melalui udara, air atau disusupkan
melalui darat, pengamatan dan pengintaian langsung di sasaran untuk
mendapatkan informasi tentang keadaan medan, melaksanakan
pengumpulan data dan identifikasi langsung di sasaran untuk mendapatkan
komposisi dan disposisi musuh yang akurat, dapat dilibatkan secara
maksimal dalam mendukung pelaksanaan operasi udara. Kemampuan
tersebut saat ini belum diwadahi dalam peranti lunak atau peraturan yang
mewadahi berupa petunjuk pelaksanaan atau petunjuk teknis operasi
dukungan khusus (intelijen dan kontra intelijen) sebagai penjabaran dari
petunjuk pelaksanaan operasi dukungan udara.
2) Penilaian Hasil serangan atau BDA (Battle Damage Assessment).
Untuk menilai keberhasilan hasil serangan yang digunakan sebagai bahan
evaluasi untuk operasi selanjutnya dilaksanakan dengan penilaian melalui
udara dan penilaian melalui darat.15 Sehingga diperlukan pasukan yang
memiliki kemampuan bertempur di darat dan dapat melaksanakan penilaian
terhadap hasil serangan udara atau BDA (Battle Damage Assessment).
Dikaitkan dengan kondisi tersebut Tim Dalpur Paskhas yang memiliki
Kemampuan matra udara diantaranya pengendalian di darat/FAC (Foward
Air Control) untuk membantu efektif, efisien dan keakuratan serangan udara
yang dilaksanakan secara visual serta kemampuan infiltrasi tri media ke
13 Mabesau, Keputusan Kasau nomor Kep/410/V/2014 tanggal 20 Mei 2014 tentang Buku Petunjuk
Pelaksanaan TNI AU Tentang Operasi Serangan Udara Strategis, hal 39. 14 Mabesau, Keputusan Kasau nomor Kep/410/V/2014 tanggal 20 Mei 2014 tentang Buku Petunjuk
Pelaksanaan TNI AU Tentang Operasi Serangan Udara Strategis, hal 7. 15 Ibid, hal 9.
8
sasaran melalui udara dengan sistim HAHO (High Altitude High Opening)
dan HALO (High Altitude Low Opening), melalui air atau disusupkan melalui
darat serta kemampuan untuk membantu menilai hasil serangan udara dan
menganalisa sasaran yang akan dihancurkan oleh kekuatan udara, maka
kemampuan dalpur sangat relevan untuk dapat dilibatkan secara maksimal
dalam operasi udara. Kemampuan tersebut saat ini belum diwadahi dalam
peranti lunak atau peraturan yang mewadahi berupa petunjuk pelaksanaan
atau petunjuk teknis operasi dukungan matra udara (FAC) sebagai
penjabaran dari petunjuk pelaksanaan operasi dukungan udara.
3) Salah satu keterbatasan dari karakteristik kekuatan udara adalah
sensitif terhadap cuaca yaitu kekuatan udara memiliki sensitifitas tinggi
terhadap kondisi cuaca dan akan berpengaruh langsung pada saat pesawat
tinggal landas, mendarat, bernavigasi, pelaksanaan penerjunan, dan
penembakan sasaran secara visual.16 Oleh karena itu Operasi udara harus
didukung oleh informasi cuaca yang akurat terutama di daerah sasaran agar
pelaksanaan operasi dapat dilaksanakan secara efektif. Dikaitkan dengan
kondisi tersebut Tim Dalpur Paskhas yang memiliki kemampuan matra
udara antara lain melaksanakan observasi cuaca di daerah musuh untuk
mengetahui data cuaca di sasaran yang akan di hancurkan sehingga
pelaksanaan operasi dapat dilaksanakan dengan pertimbangan cuaca yang
akurat di sasaran, sangat membatu pelaksanaan operasi udara.
Kemampuan tersebut saat ini belum diwadahi dalam peranti lunak atau
peraturan yang mewadahi berupa petunjuk pelaksanaan atau petunjuk
teknis operasi dukungan matra udara (weather observer) sebagai
penjabaran dari petunjuk pelaksanaan operasi dukungan udara.
4) Karakteristik kekuatan udara memiliki keterbatasan yaitu kerawanan
dimana kekuatan udara dikatagorikan sebagai sasaran bernilai strategis
sehingga sangat rawan terhadap serangan musuh dari darat, laut dan
udara, sehingga memerlukan sistem pengamanan. Selain itu juga memiliki
kerapuhan yaitu material kekuatan udara dikatagorikan material yang sangat
rentan terhadap kondisi cuaca dan serangan musuh. Sehingga diperlukan
16 Mabesau, Keputusan Kasau nomor Kep/571/X/2012. Op.cit. hal 21.
9
kerahasiaan dan pengamanan yang sangat mutlak untuk melindungi
kekuatan udara dari pantauan radar maupun jangkauan PSU musuh.
Dikaitkan dengan Tim bravo paskhas yang memiliki kemampuan sabotase
untuk melemahkan pertahanan udara musuh dengan menghancurkan
sistem radar dan sistem PSU musuh yang menjadi kerawanan dan dapat
menghambat pelaksanaan operasi udara maka kemampuan sabotase
tersebut dapat mendukung kerahasiaan dan keamanan dari kekuatan udara
yang melaksanakan operasi. Saat ini kemampuan tersebut belum diwadahi
dalam peranti lunak atau peraturan yang mewadahi berupa petunjuk
pelaksanaan atau petunjuk teknis operasi dukungan khusus (sabotase)
sebagai penjabaran dari petunjuk pelaksanaan operasi dukungan udara.
b. Kemampuan Khusus dan Kemampuan Matra Udara Paskhas yang
Dapat Dilibatkan Dalam Operasi Udara. Kemampuan khusus dan kemampuan
matra udara pada dasarnya adalah kemampuan Paskhas yang di tujukan untuk
mendukung operasi udara. Kemampuan Paskhas yang secara langsung dapat
dilibatkan pada operasi udara adalah Satbravo yang memiliki kemampuan khusus
untuk melaksanakan operasi intelijen, kontra intelijen dan sabotase serta Tim
Dalpur yang memiliki kemampuan matra udara seperti FAC (Foward Air Control)
yang setara dengan kemampuan Combat Control Team (CCT), dan kemampuan
observasi cuaca di medan pertempuran yang setara dengan kemampuan Special
Operations Weather Team (SOWT). Kemampuan khusus Satbravo berkaitan erat
dengan bagaimana kemampuan Siber dan Pernika personel Satbravo, dikaitkan
dengan perkembangan kemajuan teknologi yang semakin berkembang pesat,
dengan personel yang berkemampuan siber dan pernika, tentunya akan
mengoptimalkan tugas sebagai intelijen, kontra intelijen maupun sabotase untuk
menghentikan dan menyerang lawan. Namun saat ini kemampuan tersebut masih
kurang disesuaikan dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang berkembang
karena dalam waktu yang cukup lama tidak dilaksanakan pendidikan di negara lain
yang memiliki satuan atau kemampuan setara dan dilaksanakan secara berkala.
c. Peralatan Khusus yang dimiliki Paskhas. Peralatan khusus yang dimiliki
dan dapat mendukung tugas Paskhas pada operasi udara meliputi senjata khusus,
peralatan sensor, navigasi dan parasut yang digunakan dalam untuk mendukung
pelaksanaan infiltrasi, termasuk peralatan yang dibutuhkan Tim Dalpur sebagai
10
FAC dan Weather Observer dalam mendukung operasi udara. Peralatan khusus
yang digunakan Paskhas dalam melaksanakan tugas sangat mempengaruhi
keberhasilan tugasnya. Namun saat ini masih ada beberapa peralatan yang perlu
ditingkatkan baik secara kualitas maupun kuantitas dalam mendukung
pelaksanaan tugas-tugas khusus Satbravo dan tugas-tugas matra udara tim Dalpur
dalam mendukung operasi udara.
7. Implikasi pelibatan kemampuan Paskhas pada operasi udara terhadap
terdukungnya pelaksanaan tugas TNI AU. Pelibatan kemampuan khusus dan matra
udara Paskhas yang belum optimal memiliki implikasi terhadap belum optimalnya
pelaksanaan operasi udara. Sedangkan pelaksanaan operasi udara yang belum optimal
akan dapat mempengaruhi pula terhadap belum optimalnya pelaksanaan tugas TNI AU
terutama dalam melaksanakan tugas OMP.
8. Permasalahan. Dari kondisi pelibatan kemampuan khusus dan matra udara
Paskhas pada operasi udara di atas maka dapat ditemukan beberapa permasalahan
yaitu:
a. Perangkat lunak atau peraturan yang belum mewadahi secara maksimal
pelibatan kemampuan Paskhas dalam mendukung operasi udara.
b. Kemampuan khusus dan matra udara Paskhas yang dapat mendukung
operasi udara belum disesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi secara berkala.
c. Peralatan khusus dan matra udara Paskhas dalam mendukung operasi
udara secara kualitas dan kuantitas belum memadai.
Pelibatan Kemampuan Paskhas Yang Diharapkan, Kontribusi dan Indikator
Keberhasilan
9. Pelibatan Kemampuan Paskhas yang Diharapkan. Kondisi pelibatan
kemampuan khusus dan matra udara Paskhas yang diharapkan adalah:
11
a. Peranti lunak atau peraturan yang mewadahi secara maksimal
pelibatan kemampuan Paskhas pada operasi udara. Peranti lunak atau
peraturan tentang pelibatan kemampuan Paskhas pada operasi udara yang
diharapkan adalah peranti lunak pada strata petunjuk pelaksanaan atau strata
petunjuk teknis yang mewadahi secara jelas pelibatan kemampuan khusus yang
dimiliki Satbravo yaitu kemampuan intelijen, kontra intelijen dan sabotase serta
kemampuan matra udara yang dimiliki Tim Dalpur yaitu kemampuan FAC dan
Weather Observer pada setiap kegiatan operasi udara terutama penembakan
udara, yang diaplikasikan pada setiap pelaksanaan operasi dan latihan Satuan,
antar satuan, latihan puncak TNI AU, latihan gabungan dengan angkatan lain atau
latihan bersama dengan negara lain.
b. Kemampuan khusus dan matra udara Paskhas yang di sesuaikan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara berkala.
Kemampuan khusus dan matra udara yang dimiliki Paskhas diharapkan dapat
selalu disesuaikan dengan perkembangan situasi dan kemajuan ilmu dan teknologi
secara berkala dengan mengikutkan pendidikan iptek di negara yang dianggap
memiliki kemampuan setara kepada personel Satbravo yang memiliki kemampuan
intelijen, kontra intelijen dan sabotase serta personel tim Dalpur yang memiliki
kemampuan FAC dan weather observer. Termasuk kegiatan latihan bersama
seperti latihan yang akan dilaksanakan di Menado pada tanggal 2 s.d 22 Maret
2018 yaitu latihan bersama antara Indonesia dengan USAF dengan sandi West-
Spear Iron yang melibatkan Tim Dalpur Paskhas dan JTAC (Joint Terminal Attack
Controller), CSAR (Combat Search And Rescue) kedua negara dalam
melaksanakan operasi CSAR dan Penembakan/pemboman pesawat tempur.
Diharapkan latihan ini dapat dilaksanakan secara berkala setiap tahun untuk
memelihara kemampuan tersebut. Selain itu juga diharapkan personel paskhas
memiliki profesionalitas dibidang pemeliharaan terutama pemeliharaan terhadap
peralatan khusus maupun alutsista yang dimiliki.
c. Peralatan yang mendukung kemampuan khusus dan matra udara
Paskhas dalam mendukung operasi udara yang memadai. Satbravo dan Tim
Dalpur sebagai satuan yang dapat dilibatkan secara langsung mendukung
pelaksanaan operasi udara diharapkan memiliki peralatan yang memadai baik
secara kuantitas maupun kualitas, seperti beberapa peralatan modern yang telah
12
dimiliki Paskhas yaitu GPS Jammer dan Anti Drone yang berfungsi untuk
memanipulasi posisi sasaran apabila akan ditandai oleh musuh dengan
menggunakan Laser designated/Laser Marking, GSRS (Ground Surveilance Radar
system) radar darat yang berfungsi untuk mendeteksi manusia, HND (Hostile
Network Detector) yang berfungsi mendeteksi sinyal GSM/Satelit, Stalion yang
berfungsi untuk mendeteksi nubika, Thermal Sight Identifier yang berfungsi untuk
membantu penembakan pada malam hari. Beberapa peralatan yang diperlukan
dan diharapkan dapat diadakan pada tahap berikutnya antara lain peralatan untuk
melaksanakan infiltrasi seperti peralatan navigasi dan parasut serta pelaksanaan
tugas sabotase, FAC maupun weather observer seperti senjata khusus, peralatan
navigasi dan peralatan sensor.
10. Kontribusi pelibatan kemampuan Paskhas pada operasi udara terhadap
terdukungnya pelaksanaan tugas TNI AU. Pelibatan kemampuan khusus dan matra
udara Paskhas yang optimal memiliki kontribusi terhadap optimalnya pelaksanaan operasi
udara. Sedangkan pelaksanaan operasi udara yang optimal akan dapat mempengaruhi
pula terhadap optimalnya pelaksanaan tugas TNI AU.
11. Indikator keberhasilan. Indikator keberhasilan dalam mengoptimalkan pelibatan
kemampuan Paskhas pada operasi udara guna mendukung tugas TNI AU adalah:
a. Optimalnya perangkat lunak atau peraturan yang mewadahi pelibatan
kemampuan Paskhas dalam mendukung operasi udara.
b. Optimalnya kemampuan khusus dan matra udara Paskhas dalam
mendukung operasi udara yang selalu di sesuaikan dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi secara berkala.
c. Memadainya peralatan khusus dan matra udara Paskhas dalam mendukung
operasi udara secara kualitas dan kuantitas.
13
Optimalisasi Pelibatan Kemampuan Paskhas Pada Operasi Udara
12. Untuk mencapai dan mewujudkan pelibatan kemampuan Paskhas pada operasi
udara maka dalam pelaksanaan perlu adanya kebijakan, strategi dan upaya yang perlu
dilaksanakan.
a. Kebijakan. Terwujudnya pelibatan kemampuan Paskhas pada operasi
udara yang diwadahi dalam perangkat lunak atau peraturan tentang pelibatan
kemampuan Paskhas dalam mendukung operasi udara, peningkatan kemampuan
Paskhas secara optimal dalam mendukung operasi udara dan pengadaan
peralatan Paskhas yang modern dan memadai untuk digunakan pada operasi
udara dalam rangka mendukung tugas TNI AU.
b. Strategi. Untuk mewujudkan pelibatan kemampuan Paskhas yang optimal
pada operasi udara guna keberhasilan tugas TNI AU yang disesuaikan dengan
kebijakan, maka diperlukan strategi sebagai berikut:
1) Strategi pertama. Mewujudkan perangkat lunak atau peraturan yang
mewadahi pelibatan kemampuan Paskhas dalam mendukung operasi udara
melalui Evaluasi, Revisi dan Sosialisasi dalam rangka mencapai kesamaan
visi tentang peran Paskhas dalam mendukung operasi udara secara optimal.
2) Strategi kedua. Mewujudkan kemampuan Satbravo dan Tim Dalpur
Paskhas yang berkualitas dan profesional melalui pendidikan, latihan, kerja
sama dan rekruitmen dalam rangka mencapai kemampuan Paskhas yang
handal dalam mendukung operasi udara.
3) Strategi ketiga. Mewujudkan peralatan Satbravo dan Tim Dalpur
Paskhas yang memadai melalui pengadaan dalam rangka mencapai
peralatan satuan Paskhas yang dapat mendukung operasi udara secara
optimal.
14
c. Upaya. Untuk mewujudkan pelibatan kemampuan Paskhas pada operasi
udara dalam mendukung tugas TNI AU, maka upaya yang dilaksanakan adalah:
1) Strategi pertama. Mewujudkan perangkat lunak atau peraturan yang
mewadahi pelibatan kemampuan Paskhas dalam mendukung operasi udara
melalui Evaluasi, Revisi dan Sosialisasi dalam rangka mencapai kesamaan
visi tentang peran Paskhas dalam mendukung operasi udara secara optimal
dengan upaya sebagai berikut:
a) Evaluasi. Evaluasi dilaksanakan terhadap peranti lunak yang
ada sehingga diharapkan dapat mewadahi secara maksimal pelibatan
kemampuan Paskhas yaitu kemampuan khusus dan kemampuan
matra udara pada operasi udara yang dituangkan dalam buku
petunjuk atau peraturan lain yang mengatur pelaksanaan operasi
udara, maka upaya yang dilakukan adalah:
(1) Kasau dalam hal ini Asops Kasau melaksanakan
evaluasi terhadap petunjuk yang mendasari pelaksanaan
operasi udara untuk memasukan pelibatan kemampuan
khusus dan matra udara Paskhas secara maksimal pada
operasi tersebut.
(2) Dankorpaskhas melakukan evaluasi dan merumuskan
serta mengajukan konsep pelibatan kemampuan khusus dan
matra udara Paskhas dalam operasi udara kepada Mabesau
untuk dirumuskan dan disahkan.
b) Revisi. Revisi yang dilaksanakan terhadap peranti lunak atau
peraturan yang ada, diharapkan dapat mewadahi pelibatan
kemampuan Paskhas pada operasi udara secara maksimal pada
pelaksanaan operasi udara yang dituangkan dalam peraturan atau
buku petunjuk operasi tersebut, upaya yang dilaksanakan adalah:
(1) Kasau dalam hal ini Asops Kasau merencanakan dan
merumuskan revisi Juklak atau Juknis TNI AU yang mewadahi
15
pelibatan kemampuan khusus dan matra udara Paskhas
dalam operasi udara secara maksimal untuk dipergunakan
sebagai pedoman dalam pelaksanaanya.
(2) Dankorpaskhas merumuskan dan mengajukan konsep
revisi Juklak atau Juknis TNI AU tentang pelibatan
kemampuan terutama kemampuan khusus dan matra udara
Paskhas secara maksimal pada pelaksanaan operasi udara.
c) Sosialisasi. Sosialisasi yang diharapkan dapat
mengoptimalkan pelibatan kemampuan khusus dan matra udara
Paskhas pada operasi udara sehingga dapat tercapai kesamaan visi
di lingkungan TNI AU tentang pelibatan kemampuan Paskhas, upaya
yang dilaksanakan yaitu Kasau dan Dankorpaskhas melaksanakan
sosialisasi secara simultan di lingkungan TNI dan TNI AU untuk
memberikan pemahaman tentang pelibatan kemampuan paskhas
dalam pelaksanaan operasi udara yang dapat meningkatkan daya
gempur operasi udara.
2) Strategi kedua. Mewujudkan kemampuan Satbravo dan Tim Dalpur
Paskhas yang berkualitas dan profesional melalui pendidikan, latihan,
kerjasama dan rekruitmen dalam rangka mencapai kemampuan Paskhas
yang handal dalam mendukung operasi udara dengan upaya yang
dilaksanakan adalah:
a) Pendidikan. Pendidikan kualifikasi khusus dan pedidikan iptek
yang diharapkan dapat diikuti personel Paskhas secara berkala untuk
meningkatkan kemampuan personel Satbravo dan Tim Dalpur dalam
mendukung operasi udara, dilaksanakan dengan upaya sebagai
berikut:
(1) Kasau dalam hal ini Aspers Kasau sebagai pejabat
yang bertanggung jawab terhadap pembinaan personel
TNI AU menyetujui usulan tentang pendidikan luar negeri
16
personel Korpaskhas dengan merumuskan dalam rencana
pendidikan tahunan secara berkala.
(2) Kadisdikau sebagai pelaksana pusat Mabes TNI AU
yang menyelenggarakan pendidikan TNI AU, merumuskan dan
menindaklanjuti dengan mengadakan program pendidikan
kualifikasi khusus dan pendidikan Iptek bagi peningkatan
kemampuan personel Paskhas secara berkala.
(3) Dankorpaskhas sebagai pejabat yang bertanggung
jawab terhadap pembinaan kemampuan prajurit Paskhas
khususnya Satbravo dan Tim Dalpur, yaitu mengusulkan
pendidikan tahunan untuk dimasukan dalam program
pendidikan TNI AU baik pendidikan kualifikasi khusus maupun
pendidikan iptek, antara lain:
(a) Combat Control Operator Course di Keesler Air
Force Base, Texas selama 15 Minggu. Materi kursus
adalah Air Craft Recognition and Performance, Air
Navigation Aids, Weather, Airport Traffic Control, Flight
assistance service, comunication Procedures,
conventional aproach control, radar procedures and air
traffic rules.
(b) Special Operations Weather Selection Course di
Lackland Air Force Base, Texas (2 minggu) Kursus ini berfokus
pada pembinaan fisik dan mental, latihan dasar kemiliteran dan
sejarah SOWT.
(c) Combat Control School di laksanakan di Pope
Field, North Carolina, kursus dilaksanakan selama 30
Minggu dengan materi antara lain Small Unit Tactics,
Land Navigation, Assault Zone, Demolition, fire support
and Field Operation.
17
(d) Special Operations Weather Initial Skills di Keesler
Air Force Base, Mississipi (30 minggu) Kursus ini merupakan
kursus dasar meteorologi bagi setiap personel SOWT yang
meliputi meteorologi satelit, analisis tabel cuaca, pengoperasian
alat observasi cuaca, meteorologi tropis, teknik prediksi cuaca,
meteorologi sinoptik, dan pengoperasian alat observasi
meteorologi di medan tempur. Selama mereka mengikuti
kursus ini, setiap peserta didik juga mengalami kerasnya
hukuman fisik dan mental dari pelatih. Hasil akhir kursus ini,
diharapkan setiap peserta didik mampu bekerja sebagai tim
dalam melaksanakan tugas pokok mereka dalam
mengobservasi dan menganalisis cuaca di medan pertempuran.
(e) Air Force Basic Survival School di Fairchild Air
Force Base, Washington (2,5 minggu) Kursus ini mengajarkan
para peserta didik dasar teknik survival agar mampu bertahan
hidup di medan ekstrem yang mungkin ditempuh ketika
melakukan pengamatan cuaca.
(f) Special Operations Weather Apprentice Course
(Combat Control School) di Pope Field, North Carolina (13
minggu) Kursus selama 13 minggu ini merupakan kursus
terakhir calon SOWT, sebelum mereka mendapatkan kualifikasi
sebagai personel meteorologi tempur. Kursus ini meliputi
operasi meteorologi tempur di lingkungan ekstrem, observasi
cuaca taktis, taktik bertempur dalam unit kecil, navigasi darat,
komunikasi lapangan, demolisi dan ditutup dengan latihan
berganda berupa penerjunan. Setelah melalui tahap ini, para
peserta didik berhak atas kualifikasi meteorologi tempur tingkat 3.
(g) Special Tactics Training Squadron, Hurlburt Field,
Florida (12 –15 bulan) Para personel meteorologi tempur baru
tersebut harus melalui tahap orientasi skuadron guna mengenal
tugas pokok dan berlatih kesiapan kerja sebelum mereka
diterjunkan ke medan operasi yang sesungguhnya.
18
(h) Kursus Bahasa sesuai yang dibutuhkan dalam rangka
melaksanakan infiltrasi dan operasi intelijen antara lain bahasa
Inggris dan Mandarin.
(i) Pendidikan yang dapat meningkatkan kemampuan
Satbravo untuk tugas intelijen, kontra intelijen dan
sabotase dalam rangka mendukung operasi udara
adalah kemampuan IT, Siber dan Pernika yang dilaksanakan:
i. Dalam negeri. Sampai dengan saat ini,
pendidikan atau kursus dibidang siber dan
pernika khusus untuk militer masih belum ada,
hanya sebatas pelatihan, namun demikian
banyak universitas di Indonesia yang memiliki
kredibiltas dan melahirkan SDM dibidang siber
dan pernika yang bisa diandalkan, sehingga
Satbravo dapat diberikan kesempatan untuk
menempuh kursus ataupun pendidikan tentang
siber dan pernika didalam negeri. Adapun
universitas yang terkemuka di Indonesia yang
membidangi kedua hal tersebut adalah ITB, UI,
ITS, UGM dan beberapa Universitas lainnya.
ii. Luar negeri. Ada 3 negara besar yang
memiliki kemampuan siber dan Pernika
disamping negara negara maju yang lainnya.
Ketiga negara tersebut adalah Amerika Serikat,
Rusia dan Cina.
b) Latihan. Diharapkan Latihan secara berkala yang
dilaksanakan dapat meningkatkan kemampuan Satbravo dan Tim
Dalpur dalam mendukung operasi udara seperti latihan satuan dan
antar satuan termasuk latihan bersama dengan negara-negara yang
memiliki kemampuan setara, seperti latihan bersama West-Spear Iron
antara Indonesia dengan USAF yang melibatkan Tim Dalpur Paskhas
19
dan JTAC (Joint Terminal Attack Controller) dalam melaksanakan
operasi CSAR dan Penembakan/pemboman pesawat tempur. maka
dilaksanakan upaya sebagai berikut :
(1) Kasau dalam hal ini Asops Kasau sebagai pejabat
TNI AU yang bertanggung jawab terhadap pembinaan
kemampuan TNI AU, merencanakan, merumuskan dan
mendukung pelaksanaan latihan Paskhas dengan satuan
TNI AU lainnya termasuk dengan negara lain secara berkala
sehingga pembinaan kemampuan Paskhas dapat diwujudkan.
(2) Dankorpaskhas merencanakan dan melaksanakan
latihan satuan Paskhas, antar satuan Paskhas dan antar
Paskhas dengan satuan TNI AU seperti Koopasau I, II dan
Kohanudnas. Sedangkan untuk perbandingan kemampuan
Paskhas dengan negara lain, Korpaskhas merencanakan dan
mengusulkan konsep untuk latihan bersama dengan negara
lain yang memiliki kemampuan setara dengan Paskhas secara
berkala.
c) Kerja sama. Kerja sama antara Komandan Satuan Paskhas
dan para Komandan Satuan TNI atau TNI AU sekitar Satuan Pakhas
sangat diperlukan dalam rangka memelihara dan meningkatkan
kemampuan, keterampilan serta pengetahuan personel Paskhas
secara perorangan dalam bentuk job training sesuai dengan
keterampilan yang dimiliki seperti PLLU, Meteo, Keslap, Zilap, PK.
d) Rekruitmen. Dalam rangka mengawaki organisasi Paskhas
dimasa mendatang sehingga memiliki kualitas, kriteria dan
kemampuan yang profesional termasuk personel yang handal dalam
melaksanakan pemeliharaan peralatan dan alutsista Paskhas dengan
upaya sebagai berikut:
(1) Kasau dalam hal ini Aspers Kasau sebagai pembina
personel TNI AU dalam melaksanakan rekruitmen diharapkan
20
melibatkan Korpaskhas sebagai panitia ditingkat pusat
maupun daerah sehingga hasil yang diperoleh dapat
meningkatkan kuantitas dan kualitas prajurit Paskhas.
Rekruitmen diharapkan secara khusus untuk Paskhas
sehingga mengurangi penurunan motivasi prajurit Paskhas.
(2) Dankorpaskhas merumuskan kriteria dan kualitas yang
harus dipenuhi oleh calon prajurit Paskhas sebagai pedoman
dalam pelaksanaan rekruitmen terutama yang diproyeksikan
untuk mengawaki Satbravo dan Tim Dalpur serta merumuskan
teknis atau strategi perekrutan prajurit Paskhas sehingga
mendapat animo yang tinggi terutama di tingkat daerah.
Selain itu juga dilakukan upaya merekrut personel TNI AU
terutama yang memiliki kemampuan perawatan terhadap
peralatan dan alutsista untuk di tempatkan di jajaran
Korpaskhas.
3) Strategi ketiga. Mewujudkan peralatan Satbravo dan Tim Dalpur
Paskhas yang memadai melalui pengadaan peralatan yang dibutukan oleh
Satbravo untuk melaksanakan tugas intelijen, kontra intelijen dan sabotase
serta Tim Dalpur untuk melaksanakan tugas sebagai FAC maupun
observasi cuaca di daerah pertempuran. Dalam rangka mencapai
peralatan satuan Paskhas yang dapat mendukung operasi udara secara
optimal tersebut, dilaksanakan dengan upaya sebagai berikut:
a) Kasau dalam hal ini Asrena Kasau dan Asops Kasau
merencanakan pengadaan kebutuhan peralatan pendukung tugas
terutama sebagai G-fac dan observasi cuaca.
b) Dankorpaskhas merencakan dan mengajukan kebutuhan
peralatan pendukung tugas Satbravo dan Tim Dalpur secara
berjenjang ke Mabesau yang antara lain:
21
(1) Laser Designator. Peralatan sensor yang digunakan
untuk menandai sasaran yang akan dihancurkan oleh pesawat
tempur atau Helly sekelas Apache.
(2) Aqualung Close Circuit. Peralatan selam yang
digunakan untuk melaksanakan infiltrasi melalui air.
(3) Sea Rider. Kendaraan atas air untuk menempuh jarak
yang cukup jauh dalam melaksanakan infiltrasi.
(4) Sub Skimmer. Perlengkapan kendaraan air berbentuk
LCR yang dilengkapi motor air untuk bergerak di atas/d ibawah
air sesuai kebutuhan dan dapat di gunakan dalam rubber duck
operation maupun heloborne.
(5) BCD bullet proof. Perlengkapan selam yang berbentuk
vest untuk menyeimbangkan di level tertentu dan berbahan
anti peluru.
(6) Small/Medium MRCV (Multi Role Combat Vehicle).
Kendaraan tempur yang digunakan satuan khusus dalam
melaksanakan tugas.
(7) IPP Set. Pakaian atau perlengkapan yang digunakan
oleh satuan-satuan khusus.
(8) Satcom Ranger. Alkom up grade dari radio yg dimiliki
saat ini.
(9) Long Range Thermal binocullar. Teropong yang
menggunakan suhu panas dalam membuat gambaran
sehingga lebih memperoleh gambaran lebih jelas dan jarak
capai lebih jauh pada malam hari.
22
(10) GSM (Global System For Mobile Comunication) Mobile
Interceptor. Peralatan untuk mendeteksi, mendata dan
menyimpan segala bentuk data audio maupun video dengan
memanfaatkan jangkauan frekwensi yang digunakan oleh
pihak operator dengan BTS(Base Tranceiver Station) yang ada
disekitar area yang ditentukan.
(11) Jamming System Devices. Peralatan untuk
melaksanakan jamming terhadap alat komunikasi yang berada
di area yang telah ditentukan.
Penutup
13. Kesimpulan. Dari pembahasan mengenai optimalisasi pelibatan kemampuan
Paskhas pada operasi udara guna mendukung tugas TNI AU, dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
a. Pelibatan Kemampuan Paskhas pada operasi udara guna mendukung tugas
TNI AU saat ini masih belum optimal, hal tersebut disebabkan karena beberapa hal
yaitu peranti lunak yang mengatur pelibatan kemampuan Paskhas dalam
mendukung operasi udara perlu diwadahi secara maksimal, kemampuan Paskhas
perlu disesuaikan secara berkala terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi yang
berkembang dan kondisi peralatan yang digunakan Satuan Paskhas dalam
mendukung operasi udara saat ini perlu ditingkatkan.
b. Untuk mewujudkan pelibatan kemampuan Paskhas yang optimal dalam
rangka pelaksanaan operasi udara adalah dengan melaksanakan upaya sebagai
berikut:
1) Mewujudkan perangkat lunak yang mewadahi pelibatan kemampuan
Paskhas dalam mendukung operasi udara melalui Evaluasi, Revisi dan
Sosialisasi dalam rangka mencapai kesamaan visi tentang peran Paskhas
dalam mendukung operasi udara secara optimal.
23
2) Mewujudkan kemampuan Satbravo dan Tim Dalpur Paskhas yang
berkualitas dan profesional melalui pendidikan, latihan, kerjasama dan
rekruitmen dalam rangka mencapai kemampuan khusus dan matra udara
Paskhas yang handal dalam mendukung operasi udara.
3) Mewujudkan peralatan khusus Satbravo dan Tim Dalpur Paskhas
yang memadai melalui pengadaan dalam rangka mencapai peralatan satuan
Paskhas yang dapat mendukung operasi udara secara optimal.
14. Saran. Dalam mewujudkan optimalisasi peran paskhas pada operasi udara guna
mendukung tugas TNI AU maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut :
a. Mabes TNI selaku pemegang kewenangan pengelolaan sistem pertahanan
yang diwujudkan dalam pembangunan, pemeliharaan, dan pengembangan
kekuatan pertahanan disarankan mendukung rencana pengadaan peralatan
khusus yang diperlukan Paskhas dalam mendukung operasi udara.
b. Mengingat paskhas saat ini merupakan Kotama Pembinaan yang tidak
memiliki rencana operasi, maka disarankan Kotama Operasi di lingkungan TNI AU
untuk melibatkan kemampuan Paskhas secara maksimal dalam rencana operasi
yang dibuat setiap tahun.
15. Wusana Kata. Demikianlah penulisan tentang optimalisasi pelibatan kemampuan
Paskhas pada operasi udara guna mendukung tugas TNI AU yang dibuat sebagai
sumbangan pemikiran dan bahan masukan bagi pimpinan dalam menentukan kebijakan
lebih lanjut, sehingga terwujud perpaduan dari komponen kekuatan udara dan komponen
kekuatan pasukan yang dapat meningkatkan daya gempur operasi udara.
Jakarta, Maret 2018
24
UU, Peraturan, Keputusan
Mabesau. 2012. Keputusan Kasau nomor Kep/571/X/2012 tanggal 24 Oktober 2012
tentang Doktrin TNI AU Swa Bhuwana Paksa. Jakarta: Setumau. Mabesau. 2014. Keputusan Kasau Nomor Kep/410/V/2014 tanggal 20 Mei 2014 tentang
Buku Petunjuk Pelaksanaan TNI AU Tentang Operasi Serangan Udara Strategis. Jakarta: Setumau.
Mabesau. 2016. Keputusan Kasau Nomor Kep/581/VIII/2016 tentang Buku Petunjuk
Teknis TNI AU Tentang Operasi Perebutan dan Pengendalian Pangkalan Udara. Jakarta; Setumau.
Buku:
Jono Hatmodjo. 2003. Intelijen sebagai Ilmu. Jakarta: Balai Pustaka Internet: Wikipedia, Forward air control, https://en.m.wikipedia.org/wiki/Forward_air_control, (diakses 12 Februari 2018 pukul 22.39 WIB). Wikipedia, Joint Terminal Attack Controller, https://en.m.wikipedia.org/wiki/Joint_terminal_attack_controller, (diakses 12 Februari 2018 pukul 22.12 WIB). Wikipedia, Laser Designator, https://en.m.wikipedia.org/wiki/laser_designator, (diakses) 12 Februari 2018 pukul 22.12 WIB). Militaryan Profesional, Aqualung, http://www.aqualung.com/militaryanprofesional/us-en_mildiv.shtml, (diakses 12 Februari 2018 pukul 22.12 WIB). Wikipedia, Subskimmer, https://en.m.wikipedia.org/wiki/subskimmer, (diakses 12 Februari 2018 pukul 22.12 WIB). Wikipedia, Radio Jamming, https;//en.m.wikipedia.org/wiki/Radio_jamming, (diakses 26 Februari 2018 pukul 20.00 WIB). Global Telecoms Insight, GSM (Global System for Mobile Communication), www.mobilecomms-technology.com, (diakses 26 Februari 2018 pukul 20.00 WIB).
DAFTAR PUSTAKA