Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Seminar Nasional Toponim – Bandung, 25-06-2013 1
a
OPTIMALISASI PENAMAAN PULAU
GUNA PENGUATAN IDENTITAS BUDAYA BANGSA
DALAM RANGKA KETAHANAN NASIONAL
Sukendra Martha
Tenaga Ahli Pengajar bidang Geografi Lemhannas RI
Jl. Medan Merdeka Selatan 10, Jakart Pusat 10110
e-mal: [email protected]
ALUR PIKIR
V1: Penamaan Pulau V2: Penguatan Identitas Bangsa V3: Ketahanan Nasional
Konsep Ketahanan Nasional: Gatra Geografi sebagai Modal Dasar
Gatra(Kebutuha
n Manusia)
INDIVIDU
SOSIAL KEBER-SAMA-
AN
RUANG HIDUP
SUMBER HIDUP
KEBERSAMAAN HDUP
CITA-CITA
AMAN
MAJU
SEJAHTERA
PEMIMPIN
GEOGRAFI
SKA
DEMOGRAFI
IDEOLOGI
POLITIK
EKONOMI
SOS-BUD
HANKAM
Sumber: Marsma TNI (Purn) A. Gani Jusuf S.IP
WILAYAH RUANG HIDUP
PENDUDUK / MANUSIA
Pisau Analisis TANNAS
ATURAN-ATURAN
KELOLA BANGUN RPJP/RPJPN
GEO SOS- BUD
POL EKO NOMI
DEMO GRAFI
SKA
JAH & KAM
PEMERINTAHAN
NEGARA
IDEO LOGI
HAN KAM
JUMLAH BESAR L/KURANG 17.504 PULAU BAIK PULAU BESAR MAUPUN PULAU KECIL.
• PULAU-PULAU KECIL TERLUAR, RAWAN SENGKETA,
PENYELUNDUPAN, PEROMPAKAN, DLL.
• PENAMAAN BELUM SELESAI, PADAHAL HARUS SUDAH DI-
DEPOSITKAN (DIDAFTARKAN) KE PBB.
• DIKUASAI / DISEWAKAN OLEH DAERAH/PERORANGAN
KEPADA ORANG ASING.
• WALAU SUDAH ADA PERPRES NO.78 TH. 2005 TTG
PENGELOLAAN PULAU-2 TERLUAR TETAPI
PELAKSANANNYA BELUM OPTIMAL.
MASALAH PULAU
10 PULAU KECIL TERLUAR (Rawan)
Sekatung; 30ha, Suar
P. Nipah; 440ha, Suar
Marore; 312ha, Pend, Suar
Batek; 25ha, Suar
Berhala; 2500ha, Suar
Miangas; 3995ha, Pend, Suar
Rondo; 40ha, Suar
Benggala (0,6 ha)
Dana (1300 ha)
Fani; 900ha, Suar
Seminar Nasional Toponim – Bandung, 25-06-2013 2
Kewajiban Negara Berdaulat
“Sebagai negara yang berdaulat, Indonesia harus segera menyelesaikan kewajibannya melakukan inventarisasi pulau-pulau dalam wilayahnya sebagai dokumen resmi negara dan melaporkan kegiatan ini pada UNCSGN dengan lampiran dokumen berupa Gasetir Nasional” (Prof. Jacub Rais, 2009)
Dukungan legislasi untuk melaksanakan kewajiban dimaksud:
UN Conference on the Standardization of Geographical Names (UNCSGN)
Pembentukan Kelompok Pakar PBB untuk Nama-nama Geografi atau United Nation Group of Experts for Geographical Names (UNGEGN).
Peraturan Presiden no. 112/2006 tentang Pembentukan Tim Nasional Pembakuan Nama-nama Rupabumi (Names Authority).
ARTI PENTING NAMA RUPABUMI
1. Sebagian besar unsur rupabumi
NKRI masih belum bernama.
2. Unsur rupabumi di Indonesia yang sudah bernama masih memerlukan pembakuan.
3. Untuk menjamin tertib administrasi wilayah NKRI, perlu segera dilakukan pembakuan nama rupabumi;
4. Dlm rangka pemberian nama rupabumi & perubahannya sebagaimana dimaksud Pasal 7 ayat (2) UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, perlu dilakukan pembakuan nama rupabumi.
1. URGENSI LOKAL: tertib administrasi pemerintahan daerah; khususnya administrasi wilayah;
2. URGENSI NASIONAL: tertib administrasi pemerintahan; khususnya administrasi wilayah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia;
3. URGENSI INTERNASIONAL: mandat PBB kepada setiap negara untuk membakukan nama rupabumi di setiap negara.
URGENSI PEMBAKUAN NAMA RUPABUMI
Tujuan Pembakuan Nama Geografi (Perpres no. 112/2006)
1. Dalam rangka tertib administrasi dalam
penamaan unsur rupabumi itu,
2. Menjamin adanya tertib administrasi
wilayah NKRI.
3. Mewujudkan adanya gasetir nasional
sehingga ada kesamaan pengertian mengenai
nama rupabumi di Indonesia, dan
4. Mewujudkan data dan informasi akurat
mengenai nama rupabumi di seluruh wilayah
NKRI, baik untuk pembangunan nasional
maupun internasional.
Permasalahan Penamaan Pulau di Indonesia
Definisi Pulau Pengertian pulau berdasarkan Pasal 121 on Rezim of
Islands – UNCLOS, dinyatakan bahwa: ‘an island is a land naturally formed, surrounded by water, which is above water at high tide’.
Cara Penghitungan Pulau dengan Peta. Menurut prosedur PBB- UNCSGN, no. 4 tahun 1967
Recommendation B on Geographical Names Collection, nama geografis termasuk pulau harus didapatkan dari penduduk setempat dan banyak persyaratan lainnya termasuk ceking lapangan.
Penamaan Pulau Membaca sejarah penamaan pulau, angka jumlah
yang berubah-ubah menjadi menarik bagi kajian toponim.
Penamaan Geografi (Pulau) Memprihatinkan
Banyak nama-nama tempat menggunakan bahasa asing yang akan berdampak pada pelunturan bahasa lokal atau bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam nama geografi di Indonesia dan penamaan yang dimaksud dapat menggunakan bahasa daerah (Pasal 36 UURI no.
24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan)
Seminar Nasional Toponim – Bandung, 25-06-2013 3
Menggunakan abjad Romawi atau huruf Latin
Mengutamakan nama lokal dan singkat
Tidak menggunakan nama yang sudah digunakan di tempat lain dalam wilayah yang sama.
Tidak menggunakan nama yang menimbulkan pertentangan suku, agama, ras dan antar golongan (SARA)
Tidak menggunakan nama orang atau tokoh masyarakat yang masih hidup
Tidak menggunakan nama perusahaan
Tidak menggunakan nama asing atau bahasa asing
Menggunakan kaedah bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam penulisan nama unsur geografi
Menggunakan nama yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku secara nasional dan internasional.
Kaidah Penamaan Unsur Geografi (termasuk Pulau)
Djoeanda diusulkan sebagai Nama Pulau?
@ 2005 BAKAOSURTANAL – Pusat Pemetaan Dasar Rupa Bumi & Tata Ruang
OLD NAMES NEW NAMES
Billabong Park Mutiara Billabong
Bogor Country Bogor Raya Permai
Bogor Lakeside Danau Bogor Raya
Bogor Regency Vila Bogor Indah
Bogor River Valley Graha Bogor Indah
Bogor Riviera Bogor Rivana Sawangan
Bona Indah Garden Taman Bona Indah
Bukit Cimanggu Bogor Megah Indah
Bukit Cimanggu Vila Bogor Indah
Century Garden Taman Century 1
Century Garden Taman Century 2
CONTOH NAMA PEMUKIMAN Definisi Pulau Menurut PBB
UNCLOS 1982 Article 121: Regime of Islands.
“An island is a land naturally formed, surrounded by water, which is above water at high tide”.
Lihat bukunya Prof. J. Rais dkk. (2009).
Bisakah disebut Pulau? RUMAH DIATAS BATU – SERBIA Rumah dibangun di atas batu. Terletak di sungai di tengah Sungai Drina di Serbia, rumah satu kamar ini dibangun pada 1968. Meski dihantam banjir dan angin, rumah ini tetap
bertahan melawan waktu. Bangunan ini terletak dekat kota Bajina Basta menjadi atraksi buat para turis di kawasan tersebut.
Publikasi Penamaan Pulau
Seminar Nasional Toponim – Bandung, 25-06-2013 4
Pulau Berhala
Pulau Berhala adalah sebuah pulau di Jambi, Indonesia. Pulau ini merupakan
pulau terluar Indonesia di Selat Malaka. Pulau yang kaya akan hutan
akar bahar ini menyimpan berbagai jenis terumbu karang (Intertidal Coral Reef dan Karang Tengah) dalam radius
200 M dari bibir pantai yang tidak kurang dari 22 spesies dan jenis ikan
karang dapat terlihat dari 11 spesies, bila anda menyelam kesana. Luasnya
adalah 2,5 km². Berhala memiliki topografi bergunung dengan hutan lebat dan pantai yang putih bersih.
Pada awal dan akhir tahun, pantai Pulau Berhala menjadi tempat
persinggahan penyu untuk bertelur. Pulau yang kaya akan hutan akar
bahar ini menyimpan berbagai jenis
terumbu karang (Intertidal Coral Reef dan Karang Tengah) dalam radius 200 M dari bibir pantai yang tidak kurang
dari 22 spesies dan jenis ikan karang dapat terlihat dari 11 spesies, bila
anda menyelam kesana.
Publikasi tentang Jumlah Pulau
Tergantung kondisi pasang air laut
Kenampakan batu karang yang terekam dalam Sensor Penginderaan Jauh.
1 Pulau 2 nama atau 1 nama 2 pulau ?
Seminar Nasional Toponim – Bandung, 25-06-2013 5
Dokumen
Nama-nama Pulau
Nama-nama Pulau di Hawaii
Geopolitics: Laut Filipina Selatan?
Pulau2 sekitar Laut
Cina Selatan: Spratly Islands
Virgin Island: antara UK vs USA
Seminar Nasional Toponim – Bandung, 25-06-2013 6
Falkland Islands
Apa keuntungan Toponimi untuk Kepentingan Budaya?
1. Dapat Menunjukkan Budaya suatu Bangsa.
2. Keberlangsungan Sejarah dan Peninggalan.
3. Melibatkan Sejarah, Linguistik, Sosiologi
dan Etnografi.
4. Dapat Menjawab Pertanyaan Historis
5. Pengalaman Era Kolonial.
6. Satu Tempat, Banyak Nama.
Pertanyaan menyangkut Kepentingan Budaya?
1) Kapan nama itu pertamakali tercatat sebagai
dokumen?
2) Dalam bentuk apa nama itu pada saat itu?
3) Apakah pernah mengalami perubahan nama sejak
itu?
4) Siapa yang memberikan nama pada tempat itu?
5) Mengapa mereka memilih nama itu?
Toponimi dan Kartografi 1. UNGEGN
2. Divisi dalam IGU 3. Joint Commission ICA-IGU
Komunitas Tanpa Nama
Seminar Nasional Toponim – Bandung, 25-06-2013 7
Penutup (1)
1. Pemerintah berkewajiban menyelesaikan penamaan pulau-pulau di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), karena pulau-pulau merupakan identitas Negara Kepulauan (archipelagic states).
2. Begitu penamaan pulau selesai dilakukan maka persoalan pengadministrasian data yang akan menghasilkan angka jumlah pulau, dengan sendirinya akan terjawab.
Penutup (2)
3. Penting melaksanakan pemberian nama - melalui sensus pulau atau Survey Toponimi Pulau dengan sistem pengecekan langsung ke lapangan. Dengan demikian persoalan jumlah pulau yang banyak dipertanyakan warga masyarakat itu disertai nama-nama baku dengan sendirinya akan menjadi terpecahkan.
4. Penamaan pulau mempunyai manfaat besar sebagai identitas budaya bangsa kita. Identitas budaya kuat akan berkontribusi terhadap mantapnya ketahanan nasional.