Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA FORMULA
KRIM ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH PISANG KEPOK
(Musa paradisiaca L.) : APLIKASI DESAIN FAKTORIAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Gabriella Sharen Allolinggi
NIM : 178114118
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA FORMULA
KRIM ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH PISANG KEPOK
(Musa paradisiaca L.) : APLIKASI DESAIN FAKTORIAL
Skripsi yang diajukan oleh:
Gabriella Sharen Allolinggi
NIM : 178114118
telah disetujui oleh
Pembimbing
apt. Wahyuning Setyani, M.Sc.
Tanggal 6 Juli 2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PENGESAHAN SKRIPSI BERJUDUL
OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA FORMULA
KRIM ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH PISANG KEPOK
(Musa paradisiaca L.) : APLIKASI DESAIN FAKTORIAL
Oleh :
Gabriella Sharen Allolinggi
NIM : 178114118
Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Pada tanggal : 19 Juli 2021
Mengetahui
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Dekan
Dr. apt. Yustina Sri Hartini
Panitia Penguji Tanda Tangan
apt. Wahyuning Setyani, M.Sc.
Dr. apt. Rini Dwiastuti
Dr. apt. Yustina Sri Hartini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, dengan mengikuti ketentuan sebagaimana layaknya
karya ilmiah. Apabila dikemudian hari ditemukan indikasi plagiarism dalam naskah
ini, makka saya bersedia menanggung segala sanksi seusai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Yogyakarta, 8 Juni 2021
Penulis
Gabriella Sharen Allolinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Gabriella Sharen Allolinggi
Nomor Mahasiswa : 178114118
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas
Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA FORMULA
KRIM ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH PISANG KEPOK
(Musa paradisiaca L.) : APLIKASI DESAIN FAKTORIAL
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk
media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas,
dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu
meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis.
Atas kemajuan teknologi informasi, saya tidak berkeberatan jika nama, tanda tangan, gambar
atau image yang ada di dalam karya ilmiah saya terindeks oleh mesin pencari (search
engine), misalnya google.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 22 Juli 2021
Yang menyatakan
Gabriella Sharen Allolinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
ABSTRAK
Kulit buah pisang merupakan salah satu bagian dari tanaman pisang yang
telah diketahui memiliki aktivitas antioksidan karena memiliki kandungan flavonoid
dan fenol. Pemanfaatan senyawa antioksidan tersebut dibuat dalam sediaan krim yang
diaplikasikan secara topikal. Asam stearat dan TEA merupakan kombinasi emulgator
yang dapat mempengaruhi sifat fisik dan stabilitas krim. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bahwa ekstrak etanol kulit buah pisang memiliki aktivitas
antioksidan dan dapat diformulasikan dalam sediaan krim, serta mendapatkan
formula optimal dengan kombinasi asam stearat dan TEA
Pada penelitian ini emulgator dioptimasi menggunakan aplikasi desain
faktorial dengan 2 faktor 2 level untuk mengetahui efek dan interaksi dari asam
stearat dan TEA terhadap sifat fisik yang meliputi organoleptis, homogenitas, tipe
krim, pH, viskositas, dan daya sebar, serta stabilitas fisik yang meliputi uji
sentrifugasi dan freeze-thaw cycle. Hasil dianalisis menggunakan software Design
Expert 13 (free trial) dengan metode ANOVA pada taraf kepercayaan 95%.
Hasil menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit buah pisang memiliki
aktivitas antioksidan yang kuat dengan nilai IC50 sebesar 84,25 ppm. Ekstrak
tersebut dapat diformulasikan sebagai sediaan krim dengan sifat fisik dan stabilitas
fisik yang memenuhi kriteria persyaratan pada komposisi asam stearat sebanyak 10
gram dan TEA sebanyak 2 gram.
Kata Kunci: Antioksidan, asam stearat, desain faktorial, krim, kulit buah pisang,
optimasi, pisang, triethanolamine (TEA).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRACT
Banana peel is a part of a banana plant that is known to have antioxidant
acivities because of its flavonoid and phenol content. The use of these antioxidant
compounds is made in a cream preparation that are applied topically. Stearic acid and
TEA are the combination of emulgator that can affect the physical property and
stability of the cream. This study aims to determine that banana peel ethanol extract
has antioxidant activity and can be formulated in cream preparations, as well as
getting the optimal formula with a combination of stearic acid and TEA.
In this study, the emulgator is optimized using a factorial design application
with 2 factors and 2 levels to determine the effects and interactions of stearic acid and
TEA on physical properties which include organoleptic, homogeneity, type of cream,
pH, viscosity, dispersal power, and also the physical stabilities which include
centrifugation and freeze-thaw cycle. The results are analyzed using Design Expert
13 software (free trial) with an ANOVA method at 95% confidence level.
The results showed that the banana peel ethanol extract has a strong
antioxidant activity with an IC50 value of 84.25 ppm. The extract can be formulated
as a cream preparation with physical properties and physical stability that fulfill the
requirements criteria for the composition of 10 grams stearic acid and 2 grams TEA.
Keywords: antioxidant, stearic acid, factorial design, cream, banana peel, optimation
banana, triethanolamine (TEA).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................................. ii
PENGESAHAN SKRIPSI BERJUDUL ...................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................................... vi
ABSTRACT ................................................................................................................ vii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xii
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
METODE PENELITIAN .............................................................................................. 5
Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................................ 5
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ........................................................... 5
1. Variabel Penelitian ...................................................................................... 5
2. Definisi Operasional ................................................................................... 5
Alat………………………………………….………………………………………6
Bahan ......................................................................................................................... 6
Tata Cara Penelitian .................................................................................................. 6
1. Determinasi Tanaman Pisang ..................................................................... 6
2. Pembuatan Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang ............................................ 6
3. Skrining Fitokimia ...................................................................................... 7
4. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang .................... 7
5. Formula Standar dan Formula Modifikasi Krim ........................................ 8
6. Cara Pembuatan Krim ................................................................................. 9
7. Uji Sifat Fisik Krim Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang ............................. 9
8. Uji Stabilitas Fisik Krim Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang .................... 10
Analisis Hasil .......................................................................................................... 11
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................... 12
Determinasi Tanaman Pisang Kepok (Musa paradisiaca L.) ................................. 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
Pembuatan Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang Kepok ............................................. 12
Skrining Fitokimia ................................................................................................... 13
Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang Kepok ............ 14
Pembuatan Sediaan Krim Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang Kepok ..................... 16
Hasil Uji Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Sediaan Krim Ekstrak Etanol Kulit Buah
Pisang Kepok ................................................................................................... 16
1. Uji Organoleptis ........................................................................................ 16
2. Uji Homogenitas ....................................................................................... 17
3. Uji Tipe Krim............................................................................................ 17
4. Uji pH ....................................................................................................... 18
5. Uji Viskositas ............................................................................................ 19
6. Uji Daya Sebar .......................................................................................... 20
7. Uji Sentrifugasi ......................................................................................... 21
Desain Faktorial ...................................................................................................... 21
1. Respons Viskositas ................................................................................... 21
2. Respons Daya Sebar ................................................................................. 24
3. Respons Pergeseran Viskositas ................................................................. 27
4. Penentuan Daerah Optimum ..................................................................... 29
KESIMPULAN ........................................................................................................... 31
SARAN ................................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 32
LAMPIRAN ................................................................................................................ 36
BIOGRAFI PENULIS ................................................................................................ 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR TABEL
Tabel I. Formula Acuan Krim ............................................................................... 8
Tabel II. Formula Modifikasi Krim ........................................................................ 8
Tabel III. Hasil Uji Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang Kepok14
Tabel IV. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Buah Pisang Kepok ..... 15
Tabel V. Formula Modifikasi Krim Antioksidan ................................................. 16
Tabel VI. Hasil Uji pH Krim .................................................................................. 18
Tabel VII. Hasil Uji Viskositas Krim ...................................................................... 19
Tabel VIII. Hasil Uji Daya Sebar Krim .................................................................... 20
Tabel IX. Nilai Efek Asam Stearat, TEA, dan Interaksinya terhadap Viskositas .. 22
Tabel X. Nilai Efek Asam Stearat, TEA, dan Interaksinya terhadap Daya Sebar 25
Tabel XI. Nilai Efek Asam Stearat, TEA, dan Interaksinya terhadap Pergeseran
Viskositas ............................................................................................... 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Interaksi Asam Stearat terhadap TEA pada Respons Viskositas ........... 23
Gambar 2. Interaksi TEA terhadap Asam Stearat pada Respons Viskositas ........... 23
Gambar 3. Contour Plot Respons Viskositas .......................................................... 23
Gambar 4. Interaksi Asam Stearat terhadap TEA pada Respons Daya Sebar ......... 25
Gambar 5. Interaksi TEA terhadap Asam Stearat pada Respons Daya Sebar ......... 25
Gambar 6. Contour Plot Respons Daya Sebar ........................................................ 26
Gambar 7. Interaksi Asam Stearat terhadap TEA pada Respons Pergeseran
Viskositas ............................................................................................... 28
Gambar 8. Interaksi TEA terhadap Asam Stearat pada Respons Pergeseran
Viskositas ............................................................................................... 28
Gambar 9. Contour Plot Respons Pergeseran Viskositas ........................................ 28
Gambar 10. Superimposed Contour Plot dari Respons Viskositas, Daya Sebar, dan
Pergeseran Viskositas ............................................................................ 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Determinasi Pisang Kepok ......................................................... 36
Lampiran 2. Kulit Buah Pisang Kepok .................................................................... 36
Lampiran 3. Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang Kepok ........................................... 37
Lampiran 4. Sedian Krim Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang Kepok ...................... 38
Lampiran 5. Uji Homogenitas .................................................................................. 38
Lampiran 6. Uji Tipe Krim Pengenceran dan Dispersi Zat Warna .......................... 39
Lampiran 7. Uji pH .................................................................................................. 39
Lampiran 8. Uji Daya Sebar .................................................................................... 39
Lampiran 9. Uji Viskositas ...................................................................................... 39
Lampiran 10. Uji Sentrifugasi .................................................................................... 39
Lampiran 11. Faktor terhadap Respons Viskositas berdasarkan Design Expert ....... 40
Lampiran 12. Faktor terhadap Respons Daya Sebar berdasarkan Design Expert ..... 40
Lampiran 13. Faktor terhadap Respons Pergeseran Viskositas berdasarkan Design
Expert .................................................................................................. 41
Lampiran 14. Rekomendasi berdasarkan Design Expert terhadap Titik Daerah
Optimum .............................................................................................. 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Antioksidan merupakan substansi yang memberikan perlindungan dari
serangan radikal bebas. Radikal bebas merupakan atom atau molekul yang
mengandung satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan. Elektron tidak
berpasangan tersebut sangat reaktif dan instabil sehingga untuk mencapai kestabilan,
akan cenderung mengambil elektron dari molekul lain. Hal ini dapat menimbulkan
ketidaknormalan molekul lain dan akan memulai reaksi berantai yang dapat merusak
jaringan. Oleh sebab itu, diperlukan senyawa yang dapat meredam efek negatif dari
radikal bebas, yaitu antioksidan (Jami’ah et al., 2018).
Menurut Irmawati (2015), terdapat tiga macam mekanisme kerja antioksidan
pada radikal bebas. Mekanisme kerja pertama adalah antioksidan primer yang
mencegah terbentuknya senyawa radikal baru dan mengubah bentuk molekul pada
radikal bebas menjadi tidak reaktif atau lebih stabil. Contohnya enzim katalase,
superoksida dismutase (SOD), dan glutation peroksidase (GSH-Px). Mekanisme kerja
kedua adalah antioksidan sekunder yang mampu memotong reaksi oksidasi berantai
radikal bebas dengan cara menangkap, contohnya vitamin A (beta karoten), vitamin
C, vitamin E, dan senyawa fitokimia. Mekanisme ketiga adalah antioksidan tersier
berperan memperbaiki biomolekuler rusak yang disebabkan oleh reaksi radikal bebas.
Contohnya sistem enzim DNA-repair.
Berdasarkan sumbernya, antioksidan dapat berupa antioksidan alami dan
sintetik (buatan). Antioksidan sintetik yang paling sering digunakan adalah Propil
Galat (PG), Butylated Hydroxyanisole (BHA), dan Terbutyl Hydroquinone (TBHQ).
Namun, antioksidan sintetik ini dikhawatirkan dapat menimbulkan efek samping
yang berbahaya bagi kesehatan manusia karena bersifat karsinogenik (Katrin and
Bendra, 2015). Selain antioksidan sintetik, terdapat antioksidan alami yang dipercaya
mampu melindungi tubuh. Menurut penelitian Sari et al. (2017), beberapa
antioksidan dapat dihasilkan dari produk alami, seperti dari rempah-rempah, herbal,
sayuran, dan buah. Salah satunya adalah kulit buah pisang yang dihasilkan dari
seluruh daerah Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Tanaman pisang merupakan salah satu tanaman yang tersebar luas di
Indonesia karena budidayanya yang cukup mudah dan juga mengandung antioksidan
pada bagian kulit buahnya. Selama ini, setelah mengonsumsi daging buah pisang,
kulit buah pisang segera dibuang karena dianggap sebagai bagian yang tidak dapat
digunakan atau tidak memiliki manfaat. Kulit buah pisang yang dianggap sebagai
limbah sesungguhnya mengandung senyawa antioksidan yang dapat digunakan
sebagai sumber antioksidan. Kulit buah pisang mengandung vitamin C dan senyawa
fitokimia seperti flavonoid dan fenol yang merupakan salah satu sumber antioksidan
sekunder (Rahmi, 2017).
Menurut penelitian Atun et al. (2007), kulit buah pisang kepok mengandung
senyawa bioaktif jenis flavonoid 5, 6, 7, 4’-tetrahidroksi-3-4-flavon-diol yang lebih
banyak dibanding kulit buah pisang yang lainnya sehingga dalam penelitian ini
digunakan kulit buah pisang kepok. Flavonoid dan fenol merupakan metabolit
sekunder yang bersifat polar dan akan larut dalam pelarut yang bersifat polar pula,
seperti etanol. Pada penelitian Sari et al. (2017), ditemukan bahwa kulit buah pisang
kepok yang diekstrak menggunakan pelarut etanol memiliki aktivitas antioksidan
yang tergolong kuat. Oleh sebab itu dalam penelitian ini digunakan etanol sebagai
pelarut. Senyawa antioksidan tersebut terdapat dalam bentuk sediaan krim (Saryanti
et al., 2019), gel (Hasanah et al., 2017), plester patch (Syakri, 2019), dan sabun padat
(Sari et al., 2017).
Krim merupakan sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih
bahan obat terlarut dan terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (Kementerian
Kesehatan RI, 2020). Istilah krim secara luas digunakan dalam industri farmasi dan
kosmetika yang penggunaannya diaplikasikan sebagai obat luar dengan cara
dioleskan secara topikal ke bagian tubuh (Nafisah, 2019). Krim terdiri atas dua tipe,
yaitu krim tipe minyak dalam air (M/A) atau oil in water (O/W) dan air dalam
minyak (A/M) atau water in oil (W/O). Pada penelitian ini dibuat sediaan dalam
bentuk krim karena zat aktif yang digunakan yaitu flavonoid bersifat lipofilik
sehingga lebih cocok diformulasikan dalam bentuk sediaan krim dibanding bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
sediaan lainnya. Krim yang dibuat adalah krim tipe O/W karena menurut Engelina
(2013), salah satu keuntungan krim tipe O/W adalah mampu meningkatkan absorpsi
perkutan sehingga akan memberikan efek optimum.
Salah satu komponen dalam sediaan krim yang berperan penting ialah
emulgator. Emulgator berperan dalam kestabilan dan sifat kohesi antarmuka serta
mempengaruhi konsistensi dan penampakan sediaan (Nonci et al., 2016). Terdapat
beberapa jenis emulgator, yaitu anionik, kationik, non ionik, dan amfoter (Syamsuni,
2006). Emulgator yang sering digunakan dalam sediaan krim di antaranya ialah
kombinasi asam stearat dan TEA yang termasuk dalam emulgator anionik (Nonci et
al., 2016).
Asam stearat dapat berfungsi sebagai emulgator jika direaksikan dengan
basa (KOH) atau TEA yang juga dapat menetralkan krim. Ketika TEA dicampur
dengan asam lemak seperti asam stearat dan asam oleat, akan membentuk sabun
anionik dengan pH sekitar 8 yang dapat digunakan sebagai zat pengemulsi untuk
menghasilkan emulsi minyak dalam air berbutir halus dan stabil (Rowe et al., 2009).
Asam lemak yang sesuai dikombinasikan dengan TEA pada penelitian ini ialah
adalah asam stearat karena asam stearat tidak mengalami perubahan warna seperti
asam oleat. Berdasarkan penelitian Cahyati et al. (2015) menunjukkan bahwa krim
dengan menggunakan kombinasi asam stearat dan TEA stabil selama penyimpanan.
Pada pembuatan sediaan krim, diharapkan diperoleh hasil akhir yang stabil
sehingga aman digunakan selama penyimpanan. Oleh sebab itu, diperlukan formula
yang optimal untuk menjamin kestabilan sediaan krim yang akan dibuat. Salah satu
metode untuk memperoleh formula yang optimal adalah desain faktorial. Menurut
Bolton dan Bon (2010), manfaat desain faktorial ialah memiliki efisiensi maksimum
dalam memperkirakan efek utama dari setiap faktor dengan level yang bervariasi.
Jika terjadi interaksi, desain faktorial dapat mengidentifikasi interaksi tersebut. Selain
itu, efek dapat berlaku untuk berbagai kondisi karena dapat diukur pada berbagai
tingkat faktor lain. Desain faktorial dapat digunakan untuk memprediksi respons
viskositas, daya sebar, dan pergeseran viskositas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Berdasarkan uraian di atas, pemanfaatan kulit buah pisang, khususnya pisang
kepok yang memiliki aktivitas antioksidan belum banyak didokumentasikan dan
diketahui masyarakat. Sejauh ini, kulit buah pisang yang diteliti aktivitas
antioksidannya ialah kulit buah pisang raja (Musa acuminata), sedangkan kulit buah
pisang kepok masih sedikit. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Atun et al.
(2007), fraksi kloroform ekstrak etanol kulit buah pisang kepok menunjukkan
aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 693,15μg/mL, sedangkan oleh Sari et
al. (2017), diperoleh nilai IC50 sebesar 36,28 ppm dengan persen inhibisi sebesar
73.529 %. Selain itu, pengujian yang dilakukan hingga pengoptimasian formula juga
belum banyak dilakukan, melainkan sebatas mengidentifikasi dan menguji aktivitas
antioksidan. Penelitian terdahulu terkait optimasi formula dilakukan oleh Saryanti et
al. (2019) menggunakan pisang raja dan diperoleh rasio perbandingan TEA dan asam
stearat sebesar 2,3:16,7%. Oleh karena itu, penelitian ini perlu dilakukan sebagai
pengembangan bentuk sediaan dari kulit buah pisang dan diharapkan dikemas dalam
sediaan yang baik, stabil, serta bermanfaat. Dengan demikian, nilai ekonomi kulit
buah pisang meningkat dan masyarakat dapat merasakan manfaatnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
METODE PENELITIAN
Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimental yang
meggunakan metode desain faktorial untuk mengetahui formula optimal sediaan krim
dengan menggunakan kombinasi asam stearat dan TEA sebagai emulgator. Penelitian
ini dilakukan di Laboratorium Farmakognosi Fitokmia dan Laboratorium Formulasi
Teknologi Sediaan Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas: konsentrasi asam stearat dan TEA.
b. Variabel tergantung: sifat fisik sediaan krim ekstrak etanol kulit buah pisang
kepok yang meliputi organoleptis, homogenitas, tipe krim, pH, viskositas, daya
sebar, dan daya lekat, serta stabilitas fisik sediaan krim ekstrak etanol kulit
buah pisang kepok melalui proses uji stabilitas freeze-thaw cycle.
c. Variabel pengacau terkendali: alat dan bahan yang digunakan, wadah, suhu
ruangan, proses maserasi, kecepatan pengadukan, lama pembuatan, kelembaban
lingkungan saat proses pembuatan, pengujian, dan penyimpanan krim esktrak
etanol kulit buah pisang kepok.
2. Definisi Operasional
a. Kulit buah pisang kepok: kulit buah pisang kepok yang diperoleh dari Lembaga
Pendampingan Usaha Buruh Tani dan Nelayan (LPUBTN) Sleman yang telah
dibersihkan dan dipisahkan dari daging buahnya.
b. Ekstrak etanol kulit buah pisang kepok: ekstrak kental yang diperoleh dari
maserasi 150 g serbuk kulit buah pisang kepok dengan 750 ml pelarut etanol
70% pada suhu kamar selama 3x24 jam.
c. Krim ekstrak etanol kulit buah pisang kepok: sediaan krim (semisolid) yang
mengandung 1 g ekstrak etanol kulit buah pisang kepok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
d. Sifat fisik krim: parameter kualitas fisik sediaan krim yang meliputi
organoleptis, homogenitas, tipe krim, pH, viskositas, dan daya sebar.
e. Stabilitas fisik krim: parameter kualitas kestabilan krim yang meliputi
keterpisahan fase setelah pengujian sentrifugasi dan perubahan organoleptis,
homogenitas, tipe krim, pH, viskositas, dan daya sebar setelah pengujian
stabilitas dengan metode freeze-thaw cycle selama tiga siklus.
Alat
Neraca analitik (KERN), blender (Waring), oven (Memmert BE 500),
shaker, vakum (GAST DIA-P504 BN), rotary evaporator (BUCHI Rotavapor R-
300), waterbath (Dijkstra), hot plate (Cenco), mixer (Cosmos), magnetic stirrer,
aluminium foil, batang pengaduk, erlenmeyer (Pyrex), labu ukur (Pyrex), ayakan no.
50, kertas saring, spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu), viskometer Rheosys (Micra
Merlyn VR), pH meter (OHAUS), alat uji daya sebar, dan alat gelas lainnya.
Bahan
Kulit buah pisang kepok yang diperoleh dari Lembaga Pendampingan Usaha
Buruh Tani dan Nelayan (LPUBTN) Sleman, setil alkohol (teknis), asam stearat
(teknis), TEA (teknis), gliserin (teknis), propilen glikol (teknis), metil paraben
(teknis), propil paraben (teknis), etanol 70% (teknis), DPPH (PA), etanol (PA),
aquadest, NaOH 10% (teknis), FeCl3 1% (teknis), metilen blue.
Tata Cara Penelitian
1. Determinasi Tanaman Pisang
Kulit buah pisang kepok yang digunakan ialah buah yang diperoleh dari
Lembaga Pendampingan Usaha Buruh Tani dan Nelayan (LPUBTN) Sleman.
Determinasi dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi,
Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
2. Pembuatan Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang
Ekstrak etanol kulit buah pisang kepok dibuat melalui metode maserasi.
Kulit buah pisang kepok yang sudah matang dan berwarna kuning dikeringkan di
oven, lalu diserbuk dan diayak dengan ayakan no. 50. Serbuk hasil ayakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
dimaserasi selama tiga hari dengan perbandingan serbuk : pelarut (1:5), lalu
diremaserasi sebanyak setengah dari jumlah pelarut dari volume awal
(Kementerian Kesehatan RI, 2017). Serbuk 150 g dimaserasi menggunakan pelarut
etanol 70% sebanyak 750 ml pada suhu kamar selama 3x24 jam dengan
penggojokan dan sesekali diaduk, serta ditutup menggunakan aluminium foil.
Setelah tiga hari, larutan disaring dengan kertas saring dan bantuan pompa vakum
sehingga didapatkan filtrat pertama. Ampas hasil penyaringan pertama diambil
lalu diremaserasi menggunakan pelarut sebanyak 375 ml selama satu hari dengan
perlakuan yang sama seperti sebelumnya. Setelah itu, larutan kedua disaring
menggunakan kertas saring dan bantuan pompa vakum sehingga diperoleh filtrat
kedua. Filtrat pertama dan kedua digabung lalu diuapkan pada evaporator hingga
kental, kemudian dimasukkan dalam oven. Dilakukan penetapan bobot tetap untuk
memastikan bahwa semua pelarut telah teruap sehingga diperoleh ekstrak yang
lebih pekat.
3. Skrining Fitokimia
a. Flavonoid
Ekstrak sebanyak 1 ml ditetesi dengan beberapa tetesan pereaksi
NaOH 10%. Reaksi positif jika terjadi perubahan warna orange atau jingga
(Ikalinus et al., 2015).
b. Fenolik
Ekstrak ditambahkan pereaksi FeCl3 1%. Rekasi positif jika terjadi
perubahan warna menjadi lebih hitam jika dibandingkan dengan ekstrak murni
(Ikalinus et al., 2015).
4. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang
Mengacu pada penelitian Handayani et al. (2014), larutan uji ekstrak
etanol kulit buah pisang dibuat dengan cara memipet 0,5 ml larutan sampel
dengan konsentrasi 10 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, dan 200 ppm lalu
ditambahkan 3,5 ml larutan DPPH konsentrasi 50 ppm. Larutan blanko digunakan
sebagai kontrol negatif mengandung 4 ml larutan DPPH konsentrasi 50 ppm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Larutan uji dan blanko dimasukkan dalam tabung reaksi, divortex, lalu diinkubasi
selama 30 menit dengan suhu 37°C. Selanjutnya, serapan diukur dengan panjang
gelombang 517 nm. Apabila masing-masing konsentrasi yang diuji memiliki
aktivitas antioksidan, maka radikal DPPH yang berwarna ungu gelap akan
tereduksi menjadi bentuk non radikal yang berwarna kuning. Aktivitas penangkal
radikal bebas diekspresikan sebagai persen inhibisi yang dapat dihitung dengan
rumus berikut:
5. Formula Standar dan Formula Modifikasi Krim
a. Formula Acuan Krim
Tabel I. Formula Acuan Krim (Saryanti et al., 2019)
Nama Bahan (%) Formula
Ekstrak kulit buah pisang 6
Setil Alkohol 4
Asam Stearat 16,5
TEA 2,5
Gliserin 4
Propilen Glikol 7
Metil Paraben 0,2
Propil Paraben 0,02
Aquadest ad 100
b. Formula Modifikasi Krim
Tabel II. Formula Modifikasi Krim
Nama Bahan (%) F1 FA FB FAB
Ekstrak kulit buah pisang 1 1 1 1
Asam Stearat 10 15 10 15
TEA 2 2 4 4
Setil Alkohol 4 4 4 4
Propilen Glikol 7 7 7 7
Gliserin 4 4 4 4
Propil Paraben 0,02 0,02 0,02 0,02
Metil Paraben 0,2 0,2 0,2 0,2
Aquadest 60 60 60 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
6. Cara Pembuatan Krim
Pembuatan krim diawali dengan pemisahan bahan-bahan yaitu fase
minyak (asam stearat dan setil alkohol) dimasukkan dalam cawan porselin,
ditambahkan propil paraben kemudian dilelehkan di atas waterbath. Fase air
(TEA, propilenglikol, gliserin dan aquades) dimasukkan dalam gelas beaker,
ditambah dengan metil paraben. Fase minyak yang sudah meleleh dituang dalam
mortir hangat, diaduk sampai homogen menggunakan mixer. Fase air ditambah
sedikit demi sedikit sambil diaduk perlahan-lahan hingga terbentuk massa krim.
Ekstrak kental kulit buah pisang dimasukkan ke dalam massa krim sedikit demi
sedikit, sambil diaduk sampai homogen.
7. Uji Sifat Fisik Krim Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang
a. Uji Organoleptis
Uji organoleptis merupakan pengujian tentang karakter fisik sediaan
krim yang dilakukan dengan bantuan panca indra, meliputi bentuk, warna, bau,
dan rasa sediaan (Saryanti et al., 2019).
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan cara mengoleskan krim pada kaca
objek kemudian ditutup dengan kaca objek yang lainnya, lalu dilihat apakah
krim yang dioleskan pada kaca objek tersebut homogen dan apakah
permukaannya halus dan merata (Saryanti et al., 2019).
c. Uji Tipe Krim
Uji tipe krim dilakukan dengan pengenceran dan pewarnaan. Metode
pengenceran dilakukan dengan melarutkan krim dalam air. Jika krim dapat larut
dalam air maka krim tersebut merupakan tipe O/W (Elcistia and Zulkarnain,
2019). Metode pewarnaan dilakukan dengan menambahkan 1 tetes indikator
metilen blue pada sediaan krim. Jika warna biru dari metilen blue dapat
tercampur merata pada sediaan krim, maka krim merupakan tipe O/W (Saryanti
et al., 2019).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
d. Uji pH
Uji pH dilakukan dengan menggunakan pH meter. Pengujian pH
dilakukan terhadap krim yang baru dibuat dan krim yang telah disimpan. pH
yang sesuai dengan kulit adalah 4,5-6,5 (Tranggono and Latifah, 2007).
e. Uji Viskositas
Uji viskositas dilakukan dengan memasukkan sediaan krim ke dalam
plate dan cone viskometer Rheosys menggunakan spindle yang sesuai yang
menyentuh sediaan. Parameter pengukuran diatur, kemudian dijalankan
komputer dengan aplikasi Rheosys Micra (Puspita et al., 2020).
f. Uji Daya Sebar
Uji daya sebar dilakukan dengan meletakkan kaca transparan ke atas
kertas milimeter blok. Pada kaca tersebut diletakkan 0,5 g krim, kemudian
ditutup dengan kaca transparan yang lain dan dibiarkan selama 1 menit untuk
mendapatkan diameter penyebaran. Kemudian dilanjutkan dengan
menambahkan beban diatas kaca transparan tersebut seberat 50, 100, dan 150 g
dan diamati diameter penyebaran yang terbentuk (Saryanti et al., 2019).
8. Uji Stabilitas Fisik Krim Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang
a. Uji Sentrifugasi
Uji sentrifugasi dilakukan sebanyak 3 kali replikasi dengan
memasukkan krim pada tabung sentrifugator lalu disentrifugasi pada kecepatan
3750 rpm selama 5 jam. Diamati apakah terjadi pemisahan atau tidak pada
sediaan krim (Magdalena et al., 2016).
b. Uji Freeze-Thaw Cycle
Uji freeze-thaw cycle dilakukan dengan menyimpan sediaan pada suhu
4°C selama 24 jam, lalu pada suhu 40°C selama 24 jam (1 siklus) sebanyak 3
siklus dan 1 siklus berlangsung 2 hari. Diamati perubahan fisik meliputi
viskositas, daya sebar, dan pergeseran viskositas (Lumentut et al., 2020).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Analisis Hasil
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini berupa sifat fisik meliputi
organoleptis, homogentias, pH, viskositas, daya sebar, dan stabilitas fisik. Data sifat
fisik berupa viskositas, daya sebar, dan pergeseran daya sebar dianalisis
menggunakan analisis statistik melalui aplikasi desain faktorial dengan software
Design Expert 13 (free trial) untuk menentukan formula sediaan krim yang paling
optimal. Software tersebut dapat menunjukkan perbedaan efek dari level konsentrasi
asam stearat, TEA, dan kedua interaksi dan juga signifikansi dari efek yang
ditimbulkan setiap faktor menggunakan prinsip uji two-way ANOVA taraf
kepercayaan 95%. Faktor dapat dikatakan berpengaruh secara signifikan jika p-value
<0,05. Setiap respons akan menghasilkan contour plot dan gabungan dari contour
plot tersebut dapat digunakan untuk menentukan daerah optimum yang menjadi
komposisi optimum pada faktor dan level yang diteliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
HASIL DAN PEMBAHASAN
Determinasi Tanaman Pisang Kepok (Musa paradisiaca L.)
Buah pisang kepok yang diperoleh dari Lembaga Pendamping Usaha Buruh
Tani dan Nelayan (LPUBTN) Sleman dideterminasi di Departemen Biologi Farmasi,
Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Hasil Determinasi
menunjukkan bahwa tanaman yang digunakan telah sesuai dengan tanaman yang
dimaksud, yaitu buah pisang kepok (Musa paradisiaca L.) (lampiran 1).
Pembuatan Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang Kepok
Buah pisang kepok yang berumur ± 115 hari sejak bunga pisang terbuka
(matang) diperoleh dari LPUBTN Sleman, Yogyakarta. Penggunaan pisang dengan
umur tersebut menurut penelitian Saputri et al. (2020), menyatakan bahwa senyawa
fenolik lebih banyak terkandung pada pisang dengan tingkat kematangan matang
dibanding yang mentah.
Kulit buah pisang dikupas dan dipisahkan dari daging buahnya, lalu
dilakukan sortasi basah untuk memisahkan kotoran yang tidak diperlukan sehingga
diperoleh herba yang layak digunakan. Setelah itu, kulit buah pisang dicuci bersih
lalu dirajang untuk memudahkan dan mempercepat proses pengeringan. Pengeringan
dilakukan menggunakan oven dengan suhu 40℃ selama 4 hari. Setelah kulit buah
pisang kering, dilakukan sortasi kering untuk memisahkan pengotor lainnya yang
masih ada. Total berat simplisia kering yang diperoleh setelah pengeringan ialah
509,74 gram dengan karakteristik kering, berwarna coklat tua, mudah dipatahkan, dan
berbunyi kriuk saat dipatahkan. Simplisia tersebut diserbuk menggunakan blender
dan didapatkan bobot 500,5 gram serbuk kulit buah pisang (lampiran 2).
Proses ekstraksi dilakukan menggunakan metode maserasi. Metode maserasi
dilakukan dengan merendam serbuk simplisia yang umumnya tidak tahan panas
dalam cairan penyari pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya selama waktu
tertentu. Perendaman sampel akan menyebabkan perbedaan tekanan antara dalam dan
luar sel sehingga terjadi pemecahan dinding dan membran sel. Dengan demikian,
metabolit sekunder yang ada dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
sesuai kelarutannya dan terjadilah ekstraksi senyawa (Hasma and Winda, 2019).
Pelarut yang digunakan dalam penelitian ini ialah etanol 70% karena etanol
merupakan pelarut universal yang dapat menarik senyawa polar maupun non polar.
Selain itu, hal ini juga sesuai dengan Kementerian Kesehatan RI (2017) yang
menyatakan bahwa jika tidak dinyatakan lain, pelarut yang digunakan untuk
melakukan maserasi ekstrak simplisia adalah etanol 70%.
Ekstrak cair yang diperoleh dari maserasi diuapkan menggunakan vacuum
rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak kental. Selanjutnya ekstrak kental
dimasukkan pada oven dengan suhu 60℃ untuk dipekatkan dan mendapatkan bobot
tetap. Suhu 60℃ merupakan suhu optimum untuk mengekstrak flavonoid
menggunakan pelarut etanol (Annu et al., 2015). Bobot dinyatakan tetap jika hasil
penimbangan ekstrak dua kali berturut-turut memiliki perbedaan tidak lebih dari
0,25% atau tidak melebihi 0,5 mg (Farmakope Herbal Indonesia, 2008). Pada
penelitian ini, diperoleh bobot tetap sebanyak 40,28 g sehingga diperoleh hasil
rendemen sebesar 26,83% (lampiran 3).
Skrining Fitokimia
Skrining fitokimia ekstrak etanol kulit buh pisang kepok (Musa paradisiaca
L.) dilakukan secara kualitatif untuk memastikan bahwa ekstrak yang digunakan
dalam penelitian benar mengandung senyawa flavonoid dan fenolik. Hasil yang
diperoleh sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Rahmi, 2017) yang
menyatakan bahwa kulit buah pisang kepok mengandung senyawa metabolit
sekunder seperti flavonoid dan fenolik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Tabel III. Hasil Uji Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang
Kepok
Golongan
senyawa Pereaksi
Hasil positif
(pustaka)
Hasil penelitian
Gambar Keterangan
Flavonoid
HCl pekat
+ serbuk
Mg
Perubahan warna
menjadi
kuning/orange
(Ikalinus et al.,
2015).
(+)
Terjadi
perubahan
warna menjadi
orange
Fenolik FeCl3 1%
Perubahan warna
menjadi lebih
hitam
(Ikalinus et al.,
2015)
(+)
Terjadi
perubahan
warna menjadi
lebih hitam
dibanding
ekstrak asli
Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang Kepok
Uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol kulit buah pisang kepok dilakukan
menggunakan reagen DPPH (1,1-Diphenyl-2-Picrylhydrazyl). Pengujian dilakukan
dengan membuat larutan baku DPPH dengan konsentrasi 1000 ppm. Larutan seri
DPPH dibuat dari larutan baku tersebut dengan variasi konsentrasi 10 ppm, 50 ppm,
100 ppm, 150 ppm, 150 ppm, dan 200 ppm menggunakan etanol sebagai pelarutnya.
Larutan uji berisi 0,5 ml larutan seri DPPH dari berbagai konsentrasi ditambah 3,5 ml
larutan DPPH 50 ppm. Larutan blanko digunakan sebagai kontrol negatif berisi 4 ml
larutan DPPH 50 ppm. Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol kulit buah pisang
kepok terdapat pada tabel di bawah ini.
sebelum sesudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Tabel IV. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Buah Pisang Kepok
Replikasi IC 50 (ppm) Rata-rata ± SD
I 83,24
84,25 ± 0,95 II 85,12
III 84,38
Nilai IC50 diperoleh dari persamaan regresi linear antara nilai absorbansi
sampel dan nilai persentase inhibisinya. Pada penelitian ini dibuat 3 replikasi,
sehingga diperoleh 3 persamaan regresi linear, yaitu y = 0,1473x + 37,739; y =
0,1124x + 40,432; dan y = 0,1492x + 37,41. Hasil IC50 dari ketiga replikasi
menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit buah pisang kepok memiliki aktivitas
antioksidan dengan nilai IC50 rata-rata sebesar 84,25 ppm. Menurut Putri dan
Hidajati (2015), suatu senyawa yang memiliki nilai IC50 sebesar 50–100 ppm
tergolong dalam antioksidan yang kuat. Kekuatan aktivitas antioksidan tersebut
selanjutnya akan mempengaruhi konsentrasi yang dibutuhkan untuk dapat
menghasilkan efek terapi. Ekstrak yang dibuat dalam penelitian ini diformulasikan
dalam sediaan krim yang ditujukan untuk memberikan efek penyembuhan luka.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Waehama (2016), ekstrak dengan
aktivitas antioksidan kuat dapat diformulasikan dalam sediaan krim dan
menimbulkan efek yang optimal pada rentang konsentrasi sebesar 1-5%. Dengan
demikian, ekstrak yang dihasilkan dengan aktivitas antioksidan kuat dapat diartikan
bahwa pada penggunaan konsentrasi yang kecil, senyawa tersebut sudah bisa
menghasilkan aktivitas antioksidan yang besar dan optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Pembuatan Sediaan Krim Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang Kepok
Tabel V. Formula Modifikasi Krim Antioksidan
Nama Bahan (g) F1 FA FB FAB
Ekstrak kulit buah pisang 1 1 1 1
Asam Stearat 10 15 10 15
TEA 2 2 4 4
Setil Alkohol 4 4 4 4
Propilen Glikol 7 7 7 7
Gliserin 4 4 4 4
Propil Paraben 0,02 0,02 0,02 0,02
Metil Paraben 0,2 0,2 0,2 0,2
Aquadest 60 60 60 60
Total 88,22 93,22 90,22 95,22
Formula terdiri atas 2 fase, yaitu fase minyak (asam stearat, setil alkohol,
metil paraben) dan fase air (TEA, propilen glikol, gliserin, propil paraben, aquadest).
Fase minyak dan fase air masing-masing dipanaskan di atas waterbath pada suhu
70℃ hingga melebur sempurna. Ketika kedua fase telah melebur, kedua faase
dicampurkan pada wadah yang sudah dipanaskan sambil diaduk menggunakan mixer
selama 5 menit. Ketika massa krim telah terbentuk dan suhunya sudah tidak panas
lagi, ekstrak kulit buah pisang kepok dimasukkan perlahan sambil diaduk hingga
homogen. Saat fase air dan minyak dicampurkan, terjadi reaksi penyabunan antara
TEA dan asam stearat, sehingga terbentuk sabun trietanolamin-stearat. Sabun
tersebutlah yang berfungsi sebagai emulgator untuk meningkatkan kestabilan pada
sediaan krim tipe O/W (Dina et al., 2017).
Hasil Uji Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Sediaan Krim Ekstrak Etanol Kulit
Buah Pisang Kepok
1. Uji Organoleptis
Uji organoleptis berhubungan dengan kenyamanan pengguna saat
menggunakan sediaan sekaligus untuk memantau stabilitas sediaan krim selama
masa penyimpanan. Uji ini meliputi warna, bau, dan bentuk sediaan. Hasil
penelitian menunjukkan keempat formula sediaan krim berwarna krem, berbau
khas ekstrak kulit pisang, dan memiliki konsistensi semi padat. Dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
demikian, dapat disimpulkan bahwa krim yang dihasilkan telah sesuai dengan
kriteria sediaan krim yang baik jika ditinjau dari segi organoleptis (Roosevelt et
al., 2019).
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk memastikan gel yang dibuat sudah
tercampur merata dan homogen. Uji homogenitas juga berhubungan dengan
kenyamanan penggunaan, karena jika terdapat butiran kasar, pasti akan muncul
ketidaknyamanan pada pengguna. Hasil yang diperoleh menunjukkan semua
formula sediaan krim tidak terdapat butiran-butiran kasar, krim berbentuk halus,
dan warna serta tekstur tercampur merata. Hal ini menunjukkan bahwa krim yang
dihasilkan telah sesuai dengan kriteria sediaan krim yang baik dari segi
homogenitasnya (Roosevelt et al., 2019).
3. Uji Tipe Krim
Uji tipe krim bertujuan untuk memastikan bahwa sediaan krim yang
dihasilkan sesuai dengan tujuan penggunaan krim. Pada penelitian ini, pengujian
tipe krim dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan pengenceran dan dispersi
larutan zat warna. Metode pengenceran dilakukan dengan melarutkan sediaan
kirm pada aquadest. Krim akan terlarut sempurna jika sediaan krim adalah tipe
O/W. Sedangkan pada metode dispersi larutan zat warna, methylene blue akan
tercampur merata dengan krim jika krim adalah tipe O/W. Pada pengujian ini,
sediaan krim terlarut sempurna dalam aquadest dan tercampur merata saat
ditambahkan methylene blue. Hasil tersebut membuktikan bahwa sediaan krim
yang dihasilkan merupakan krim tipe oil in water (O/W). Menurut Sopianti dan
Susello (2021), hal tersebut disebabkan oleh jumlah fase terdispersi (minyak)
yang digunakan pada krim tipe O/W lebih sedikit dari fase pendispersi (air),
sehingga globul-globul minyak akan terdispersi merata ke dalam fase air dan
membentuk emulsi minyak dalam air dengan bantuan emulgator.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
4. Uji pH
Uji pH bertujuan untuk mengetahui tingkat keasaman sediaan krim, dan
memastikan bahwa sediaan krim aman dan tidak mengiritasi kulit saat digunakan
(Wibowo et al., 2017). Menurut Tranggono dan Latifah (2007), sediaan krim
yang baik memiliki nilai pH pada rentang 4,5-6,5. Sediaan krim yang terlalu
asam akan mengiritasi kulit, sedangkan jika terlalu basa makan akan membuat
kulit terasa licin, mudah kering, bersisik, dan mempengaruhi elastisitas kulit
(Mahyuna and Kurniaty, 2020). Hasil pengujian pH dapat dilihat pada tabel VII.
Tabel VI. Hasil Uji pH Krim
Formula pH Siklus 0
(𝒙 ± SD)
pH Siklus 3
(𝒙 ± SD)
Pergeseran pH
(%)
1 6,50 ± 0,00 6,53 ± 0,06 0,51
A 6,27 ± 0,12 6,30 ± 0,10 0,53
B 7,40 ± 0,00 7,43 ± 0,06 0,45
AB 7,30 ± 0,00 7,30 ± 0,00 0,00
Pada hasil penelitian, formula 1 dan formula A masuk dalam rentang pH
yang baik, sedangkan formula B dan formula AB tidak masuk dalam rentang.
Perbedaan nilai tersebut dikarenakan perbedaan konsentrasi asam stearat dan TEA
yang digunakan. Roosevelt et al. (2019) menyatakan bahwa semakin tinggi
konsentrasi asam stearat dapat menurunkan nilai pH karena banyaknya gugus
asam yang terkandung dalam asam stearat. Sedangkan penambahan TEA yang
merupakan basa kuat akan membentuk sabun anioik dengan reaksi netralisasi.
Penambahan TEA akan mempercepat proses netralisasi dan menghasilkan pH
yang semakin mendekati basa (Elcistia and Zulkarnain, 2019). Formula B dan AB
menggunakan jumlah basa yang sama pada level tinggi, namun jumlah asam yang
digunakan berbeda. Komposisi jumlah asam yang digunakan pada formula AB
lebih lebih banyak dibandingkan formula AB. Dengan demikian, kemampuan basa
untuk menetralisasi asam lebih sulit pada formula AB karena jumlah asamnya
lebih banyak, sehingga pH yang dihasilkan pada formula AB lebih rendah. Oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
sebab itu, pH yang dihasilkan formula B sebesar 7,4 sedangkan formula AB
sebesar 7,3.
Pada penelitian ini juga dilakukan uji stabilitas sediaan dengan
membandingkan pH sediaan saat siklus 0 dengan siklus 3. Berdasarkan data yang
ditampilkan dalam tabel VII setelah siklus 3, formula 1 dan formula A masih
masuk dalam rentang pH yang baik yaitu 4,5-6,5, dan pada penelitian ini diperoleh
nilai pH yang tidak berbeda jauh dengan nilai pH saat siklus 0, yaitu 6,53 dan
6,30. Pada penelitian Nurdianti et al. (2018) dinyatakan bahwa suatu sediaan
memiliki stabilitas yang baik jika nilai pergeserannya kurang dari 10%. Hasil yang
diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa semua formula sediaan stabil
karena nilai pergeseran pH kurang dari 10%, yaitu 0% hingga 0,53%.
5. Uji Viskositas
Uji viskositas bertujuan untuk mengetahui kekentalan sediaan krim yang
nantinya akan mempengaruhi konsistensi dan stabilitas sediaan krim (Wibowo et
al., 2017). Rentang viskositas sediaan krim yang baik ialah 4-40 Pa.s (Genatrika et
al., 2016). Hasil pengujian viskositas dapat dilihat pada tabel VIII.
Tabel VII. Hasil Uji Viskositas Krim
Formula
Viskositas
Siklus 0
(𝒙 ± SD) (Pa.s)
Viskositas
Siklus 3
(𝒙 ± SD) (Pa.s)
Pergeseran
Viskositas (%)
1 12,17 ± 1,43 12,21 ± 1,34 0,33
A 16,23 ± 1,47 16,03 ± 1,32 1,23
B 7,74 ± 0,31 7,63 ± 0,22 1,39
AB 11,04 ± 2,05 10,72 ± 1,97 2,90
Berdasarkan hasil pengujian, semua formula masuk dalam kriteria
sediaan krim yang baik jika ditinjau dari viskositasnya. Nilai viskositas terendah
dihasilkan pada formula B, sedangkan viskositas tertinggi pada formula A. Hal ini
dikarenakan pada formula A, komposisi asam stearat yang digunakan paling
banyak (level tinggi) dan TEA yang paling sedikit (level rendah). Variasi nilai
viskositas dikarenakan perbedaan komposisi asam stearat dan TEA. Dina et al.
(2017) menyatakan bahwa semakin tinggi komposisi asam stearat maka viskositas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
yang dihasilkan akan semakin tinggi, sedangkan semakin tinggi komposisi TEA
maka viskositas yang dihasilkan akan semakin rendah. Hasil yang diperoleh sesuai
dengan penelitian tersebut, yaitu formula A memiliki nilai viskositas paling tinggi
dengan komposisi asam stearat level tinggi.
Hasil yang diperoleh setelah siklus 3 menunjukkan semua formula masih
masuk dalam rentang viskositas krim yang baik, yaitu 4-40 Pa.s. Pada penelitian
ini diperoleh rentang nilai viskositas 7,63 Pa.s - 16,03 Pa.s. Menurut Nurdianti et
al. (2018), suatu sediaan dinyatakan stabil jika nilai pergeseran viskositasnya
kurang dari 10%. Berdasarkan hasil yang diperoleh, semua formula memiliki
stabilitas yang baik karena nilai pergeseran viskositasnya kurang dari 10%.
6. Uji Daya Sebar
Uji daya sebar bertujuan untuk mengetahui kemampuan penyebaran krim
pada kulit. Menurut Roosevelt et al. (2019), nilai daya sebar krim yang baik adalah
5-7 cm. Hasil pengujian daya sebar dapat dilihat pada tabel IX.
Tabel VIII. Hasil Uji Daya Sebar Krim
Formula
Daya Sebar
Siklus 0
(𝒙 ± SD) (cm)
Daya Sebar
Siklus 3
(𝒙 ± SD) (cm)
Pergeseran
Daya Sebar
(%)
1 5,39 ± 0,33 5,12 ± 0,10 5,10
A 4,83 ± 0,39 5,14 ± 0,29 6,56
B 6,86 ± 0,29 6,65 ± 0,09 3,04
AB 5,95 ± 0,33 6,07 ± 0,47 1,96
Berdasarkan hasil yang diperoleh, seluruh formula memiliki daya sebar
yang baik karena masuk dalam rentang kriteria daya sebar krim yang baik. Nilai
daya sebar tertinggi dihasilkan pada formula B. Perbedaan nilai daya sebar
disebabkan oleh variasi komposisi asam stearat dan TEA. Daya sebar memiliki
keterkaitan dengan viskositas, yaitu berbanding terbalik. Semakin kecil nilai
viskositas, maka daya sebar akan semakin besar. Hal ini dikarenakan daya tahanan
cairan untuk mengalir semakin berkurang sehingga daya sebar krim semakin
meningkat (Dina et al., 2017).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Pengujian daya sebar yang dilakukan setelah siklus 3 memperoleh hasil
yang menunjukkan bahwa keempat formula masuk dalam rentang daya sebar yang
baik yaitu 5-7 cm. Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh nilai pergeseran daya
sebar pada rentang 1,96% - 6,56%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa formula
yang dihasilkan merupakan sediaan yang stabil karena memiliki nilai pergeseran
daya sebar kurang dari 10% (Nurdianti et al., 2018).
7. Uji Sentrifugasi
Uji sentrifugasi berfungsi sebagai indikator kestabilan fisik sediaan semi
padat selama penyimpanan. Pada penelitian ini, pengujian dilakukan menggunakan
sentrifugator dengan kecepatan 3750 rpm selama 5 jam karena dianggap setara
dengan efek gaya gravitasi yang akan diterima krim saat penyimpanan selama satu
tahun (Magdalena et al., 2016). Hasil pengujian yang diperoleh adalah keempat
formula tidak mengalami pemisahan fase sehingga dapat disimpulkan bahwa
keempat formula stabil.
Desain Faktorial
Perbedaan level konsentrasi asam stearat dan TEA dari setiap formula
menyebabkan perbedaan efek, yaitu perbedaan respons fisik dan stabilitas. Efek dari
perbedaan level tersebut menghasilkan interaksi dan dapat dilihat melalui software
Design Expert 13 (free trial) menggunakan 2 faktor dan 2 level. Analisis data
menggunakan uji ANOVA pada tingkat kepercayaan 95%.
1. Respons Viskositas
Respons viskositas dan interaksi yang dihasilkan dari asam stearat dan
TEA diuji menggunakan software Design Expert 13 (free trial). Persamaan desain
faktorial terhadap respons viskositas adalah sebagai berikut:
Y = 6,92667 + 0,967333(X1) – 1,44500(X2) – 0,077000(X1 )(X2)……………..(2)
Pada persamaan tersebut, Y merupakan respons viskositas yang
dihasilkan, X1 merupakan jumlah asam stearat yang digunakan, X2 merupakan
jumlah TEA yang digunakan, dan X1 X2 merupakan interaksi yang terjadi oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
asam stearat dan TEA (lampiran 11). Persamaan di atas memiliki model yang
signifikan yaitu <0,0001 sehingga dapat digunakan untuk menghitung nilai
viskositas berdasarkan jumlah asam stearat dan TEA yang digunakan, serta
mengetahui nilai prediksi viskositas pada overlay plots. Efek, kontribusi, dan p-
value dari asam stearat, TEA, dan interaksinya terhadap viskositas (lampiran 11)
dapat dilihat pada tabel X.
Tabel IX. Nilai Efek Asam Stearat, TEA, dan Interaksinya terhadap Viskositas
Faktor Efek % Kontribusi p-value p-value Model
Asam Stearat 3,68 35,56 0,0002 <0,0001
(Signifikan) TEA -4,82 60,82 <0,0001
Interaksi -0,39 0,39 0,4286
Pada tabel X efek asam stearat bernilai positif artinya asam stearat
memberikan efek peningkatan viskositas, sedangkan efek TEA dan interaksi kedua
faktor bernilai negatif artinya TEA dan interaksi antara asam stearat dan TEA
memberikan efek penurunan viskositas. Persentase kontribusi menginterpretasikan
seberapa besar faktor memberikan efek terhadap respons viskositas sediaan. Pada
perhitungan ANOVA, efek yang signifikan dihasilkan oleh asam stearat dan TEA
dengan nilai p-value <0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa asam stearat dan
TEA memiliki efek yang signifikan terhadap respons viskositas sediaan. TEA
memberikan efek paling besar dengan persen kontribusi sebesar 60,82% untuk
menurunkan viskositas sediaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Gambar 3. Contour Plot Respons Viskositas
Pada gambar 1 dan gambar 2 menunjukkan efek penambahan asam
stearat dan TEA terhadap respons viskositas. Garis hitam menunjukkan level
rendah dan garis merah menunjukkan level tinggi. Berdasarkan gambar 1,
penambahan asam stearat pada TEA level rendah maupun level tinggi akan
meningkatkan viskositas, sedangkan pada gambar 2, penambahan TEA pada asam
stearat level rendah maupun tinggi akan menurunkan viskositas. Pada gambar 3,
penambahan faktor yang memberikan respons semakin tinggi akan ditandai
Gambar 2. Interaksi TEA
terhadap Asam Stearat pada
Respons Viskositas
Gambar 1. Interaksi Asam
Stearat terhadap TEA pada
Respons Viskositas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
dengan warna semakin merah, sedangkan penambahan faktor yang memberikan
respons semakin rendah ditandai dengan warna semakin biru. Pada gambar 6 dapat
dilihat bahwa semakin banyak penambahan asam stearat maka viskositas akan
semakin tinggi, sedangkan semakin banyak penambahan TEA maka viskositas
akan semakin rendah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Saryanti et al. (2019)
dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa peningkatan viskositas krim
dipengaruhi oleh asam lemak dari asam stearat. Semakin banyak jumlah asam
lemak yang digunakan, maka krim yang dihasilkan akan semakin kental. Asam
stearat sebagai emulgator pada sediaan topikal akan membentuk basis yang kental
dan tingkat kekentalannya ditentukan oleh jumlah TEA yang digunakan.
2. Respons Daya Sebar
Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk mengetahui respons daya
sebar dan interaksi yang dihasilkan dari asam stearat dan TEA menggunakan
software Design Expert 13 (free trial). Persamaan desain faktorial terhadap
respons viskositas adalah sebagai berikut:
Y = 4,40000 – 0,046667(X1) + 1,06833(X2) – 0,033667(X1 )(X2)………….….(3)
Komponen pada persamaan tersebut memiliki arti. Y merupakan respons
daya sebar yang dihasilkan, X1 merupakan jumlah asam stearat yang digunakan,
X2 merupakan jumlah TEA yang digunakan, dan X1 X2 merupakan interaksi yang
terjadi oleh asam stearat dan TEA (lampiran 12). Model pada persamaan di atas
signifikan dengan nilai 0,0022 (<0,05), sehingga dapat digunakan untuk
menghitung nilai daya sebar berdasarkan jumlah asam stearat dan TEA yang
digunakan, serta mengetahui nilai prediksi daya sebar pada overlay plots. Efek,
kontribusi, dan p-value dari asam stearat, TEA, dan interaksinya terhadap daya
sebar (lampiran 12) dapat dilihat pada tabel XI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Tabel X. Nilai Efek Asam Stearat, TEA, dan Interaksinya terhadap Daya Sebar
Faktor Efek % Kontribusi p-value p-value Model
Asam Stearat -0,74 21,75 0,0118 0,0022
(Signifikan) TEA 1,30 66,90 0,0008
Interaksi -0,17 1,13 0,4465
Nilai efek yang negatif berarti faktor tersebut memberikan efek
penurunan, sedangkan jika nilai efek positif artinya faktor tersebut memberikan
efek peningkatan. Berdasarkan tabel XI dapat diketahui bahwa asam stearat dan
interaksi kedua faktor memberikan efek penurunan terhadap daya sebar,
sedangkan TEA memberikan efek peningkatan. Pada tabel XI juga dapat diketahui
bahwa TEA memberikan efek paling besar terhadap respons daya sebar dengan
kontribusi sebesar 66,90%. Pada perhitungan ANOVA, asam stearat dan TEA
memiliki efek yang signifikan terhadap respons daya sebar sediaan dengan nilai p-
value <0,05.
Gambar 5. Interaksi TEA
terhadap Asam Stearat pada
Respons Daya Sebar
Gambar 4. Interaksi Asam
Stearat terhadap TEA pada
Respons Daya Sebar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Gambar 6. Contour Plot Respons Daya Sebar
Gambar 4 dan gambar 5 menunjukkan interaksi asam stearat dan TEA
terhadap respons daya sebar sediaan. Pada gambar 4, penambahan asam stearat
pada TEA level rendah (garis hitam) maupun level tinggi (garis merah) akan
menurunkan daya sebar, sedangkan pada gambar 5 menunjukkan bahwa
penambahan TEA pada asam stearat level rendah (garis hitam) maupun level
tinggi (garis merah) akan meningkatkan daya sebar. Gambar 6 juga menunjukkan
efek penambahan jumlah asam stearat dan TEA terhadap respons daya sebar. Hasil
dari software Design Expert menunjukkan bahwa dengan bertambahnya asam
stearat akan menyebabkan daya sebar menurun sedangkan bertambahnya TEA
menyebabkan daya sebar meningkat. Hal ini ditandai dengan perbedaan warna
pada contour plot, yaitu warna akan menjadi semakin merah jika penambahan
faktor menghasilkan respons semakin tinggi, sebaliknya warna akan menjadi
semakin biru jika penambahan faktor menghasilkan respons semakin rendah. Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian Dina et al. (2017) yang menyatakan bahwa
asam stearat berkontribusi dalam penurunan daya sebar sediaan. Viskositas dan
daya sebar berbanding terbalik, apabila viskositas krim menurun dan tahanan
cairan untuk mengalir semakin berkurang, maka daya sebar krim akan semakin
meningkat (Dina et al., 2017).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
3. Respons Pergeseran Viskositas
Pengujian untuk mengetahui respons pergeseran viskositas dan interaksi
yang dihasilkan dari asam stearat dan TEA dilakukan menggunakan software
Design Expert 13 (free trial). Pada design expert tersebut diperoleh persamaan
desain faktorial terhadap respons pergeseran viskositas sebagai berikut:
Y = 5,40000 – 0,326000(X1) – 0,935000(X2) + 0,006000(X1 )(X2)………….….(4)
Berdasarkan persamaan di atas, masing-masing variabel memiliki arti. Y
merupakan respons pergeseran viskositas yang dihasilkan, X1 merupakan jumlah
asam stearat yang digunakan, X2 merupakan jumlah TEA yang digunakan, dan X1
X2 merupakan interaksi yang terjadi oleh asam stearat dan TEA (lampiran 13).
Model yang dihasilkan dari persamaan di atas signifikan dengan nilai 0,0402
(<0,05), sehingga dapat digunakan untuk menghitung nilai pergeseran viskositas
berdasarkan jumlah asam stearat dan TEA yang digunakan, serta mengetahui nilai
prediksi pergeseran viskositas pada overlay plots. Efek, kontribusi, dan p-value
dari asam stearat, TEA, dan interaksinya terhadap pergeseran viskositas (lampiran
13) dapat dilihat pada tabel XII.
Tabel XI. Nilai Efek Asam Stearat, TEA, dan Interaksinya terhadap Pergeseran
Viskositas
Faktor Efek % Kontribusi p-value p-value Model
Asam Stearat -1,54 32,28 0,0377 0,0402
(Signifikan) TEA -1,72 40,27 0,0250
Interaksi 0,03 0,01 0,9604
Pada tabel XII efek asam stearat dan TEA bernilai negatif artinya kedua
faktor tersebut memberikan efek penurunan pergeseran viskositas, sedangkan efek
interaksi antara asam stearat dan TEA bernilai positif artinya interkasi antara
kedua faktor tersebut memberikan efek peningkatan pergeseran viskositas. TEA
berkontribusi paling besar dalam memberikan efek terhadap respons pergeseran
viskositas, yaitu sebesar 40,27% menurunkan pergeseran viskositas. Berdasarkan
perhitungan ANOVA, asam stearat dan TEA memiliki efek yang signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
terhadap respons pergeseran daya sebar sediaan dengan nilai p-value <0,05,
sedangkan interaksi antara kedua faktor tidak memberikan efek yang signifikan.
Gambar 9. Contour Plot Respons Pergeseran Viskositas
Gambar 7 dan gambar 8 menunjukkan interaksi asam stearat dan TEA
terhadap respons pergeseran viskositas sediaan. Berdasarkan gambar 7 semakin
banyak penambahan konsentrasi asam stearat pada TEA level rendah (garis hitam)
maupun level tinggi (garis merah) akan mengakibatkan penurunan pergeseran
Gambar 7. Interaksi Asam
Stearat terhadap TEA pada
Respons Pergeseran Viskositas
Gambar 8. Interaksi TEA
terhadap Asam Stearat pada
Respons Pergeseran Viskositas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
viskositas, begitupun pada gambar 8, menginterpretasikan bahwa semakin banyak
penambahan konsentrasi TEA pada asam stearat level rendah (garis hitam)
maupun level tinggi (merah) juga akan mengakibatkan penurunan pergeseran
viskositas. Gambar 9 menunjukkan efek penambahan asam stearat dan TEA. Hasil
yang diperoleh menunjukkan dengan bertambahnya asam stearat dan TEA akan
menyebabkan respons pergeseran viskositas semakin rendah. Hal ini ditunjukkan
dengan warna hijau pada contour plot respons pergeseran viskositas.
4. Penentuan Daerah Optimum
Daerah optimum dapat ditentukan setelah memperoleh persamaan model
yang signifikan dari respons viskositas, daya sebar, dan pergeseran viskositas.
Persamaan tersebut akan menghasilkan contour plots yang jika digabungkan akan
menjadi superimposed contour plot. Daerah optimum pada rentang kriteria
penerimaan yang telah ditetapkan sebelumnya ditunjukkan dalam superimposed
contour plot berwarna kuning.
Gambar 10. Superimposed Contour Plot dari Respons Viskositas, Daya Sebar,
dan Pergeseran Viskositas
Daerah berwarna kuning menunjukkan formula dengan rentang kriteria
penerimaan yang telah ditetapkan sebelumnya, yaitu viskositas 4-40 Pa.s, daya
sebar 5-7 cm, dan pergeseran viskositas <10%, sedangkan daerah abu-abu tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
masuk dalam rentang kriteria tersebut. Selain itu, software Design Expert 13 (free
trial) juga memberikan solusi yaitu rekomendasi formula optimum sebanyak 95
formula (lampiran 14) yang diprediksi masuk dalam rentang kriteria penerimaan
yang ditetapkan. Berdasarkan 95 rekomendasi formula tersebut, peneliti memilih
formula dengan komposisi asam stearat sebanyak 10 g dan TEA sebanyak 2 g
sebagai prediksi formula optimum. Pemilihan tersebut didasarkan pada bagusnya
sifat fisik dan stabilitas fisik yang dihasilkan, serta dibutuhkannya bahan paling
sedikit sehingga penggunaan bahan dapat diefesienkan. Formula tersebut
diprediksi memiliki viskositas sebesar 12,17 Pa.s; daya sebar sebesar 5,40 cm; dan
pergeseran viskositas sebesar 0,39%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
KESIMPULAN
1. Ekstrak etanol kulit buah pisang kepok (Musa paradisiaca L.) mempunyai
aktivitas antioksidan yang tergolong kuat dengan nilai IC50 sebesar 84,25 ppm.
2. Ekstrak etanol kulit buah pisang kepok (Musa paradisiaca L.) dapat
diformulasikan dalam sediaan krim.
3. Formula optimal sediaan krim diperoleh menggunakan software Design Expert 13
(free trial) dengan kombinasi asam stearat sebanyak 10 gram dan TEA sebanyak 2
gram.
SARAN
1. Perlu dilakukan validasi pada formula optimal yang dipilih berdasarkan saran dari
desain faktorial software Design Expert.
2. Perlu dilakukan pengujian aktivitas antioksidan pada sediaan krim dengan formula
optimal yang telah dipilih dan divalidasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
DAFTAR PUSTAKA
Annu, A., Baskar, R., Sivasankari, C., 2015. Optimization of Flavonoid Extraction
from the peel of Poovan variety Banana (Musa acuminata) using L16
Orthogonal Design. Journal of Chemical and Pharmaceutical Sciences, 8(4),
629–635.
Atun, S., Arianingrum, R., Handayani, S., Rudyansah, R., Garson, M., 2007.
Identification and Antioxidant Activity Test of Some Compounds from
Methanol Extract Peel of Banana (Musa paradisiaca Linn.). Indonesian Journal
of Chemistry, 7(1), 83–87.
Baskar, R., Shrisakthi, S., Sathyapriya, B., Shyampriya, R., Nithya, R., Poongodi, P.,
2011. Antioxidant Potential of Peel Extracts of Banana Varieties (Musa
sapientum). Food and Nutrition Sciences, 02(10), 1128–1133.
Bolton, S., Bon, C., 2010. Pharmaceutical Statistic Practical and Clinical
Applications, 5th ed. Informa Healthcare, New York.
Cahyati, A.N., Ekowati, D., Harjanti, R., 2015. Optimasi Kombinasi Asam Stearat
dan Trietanolamin dalam Formula Krim Ekstrak Daun Legetan (Spilanthes
acmella L .) sebagai Antioksidan secara Simplex Lattice Design. Jurnal Farmasi
Indonesia, 12(1), 60–69.
Dina, A., Pramono, S., Sugihartini, N., 2017. Optimasi Komposisi Emulgator dalam
Formulasi Krim Fraksi Etil Asetat Ekstrak Kulit Batang Nangka (Artocarpus
heterophyllus Lamk). Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, 15(2), 134–139.
Elcistia, R., Zulkarnain, A.K., 2019. Optimasi Formula Sediaan Krim o/w Kombinasi
Oksibenzon dan Titanium Dioksida Serta Uji Aktivitas Tabir Suryanya Secara In
Vivo. Majalah Farmaseutik, 14(2), 63–78.
Engelina, N., 2013. Optimasi Krim Sarang Burung Walet Putih (Aerodramus
fuciphagus) Tipe M/A dengan Variasi Emulgator sebagai Pencerah Kulit
menggunakan Simplex Lattice Design. Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas
Kedokteran UNTAN, 1(1), 1–8.
Genatrika, E., Nurkhikmah, I., Hapsari, I., 2016. Formulasi Sediaan Krim Minyak
Jintan Hitam (Nigella sativa L.) sebagai Antijerawat terhadap Bakteri
Propionibacterium acnes. Pharmacy, 147(March), 11–40.
Handayani, V., Ahmad, A.R., Sudir, M., 2014. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak
Metanol Bunga dan Daun Patikala ( Etlingera elatior ( Jack ) R . M . Sm )
Menggunakan Metode DPPH. Pharm Sci Res, 1(2), 86–93.
Hasanah, U., Yusriadi, Khumaidi, A., 2017. Formulasi Gel Ekstrak Etanol Daun
Kelor (Moringa oleifera Lam) Sebagai Antioksidan. Natural Science: Journal of
Science and Technology, 6(1), 46–57.
Hasma, H., Winda, W., 2019. Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak
Etanol Kulit Buah Pisang Kepok (Musa paradisiaca L) dengan Metode KLT.
Jurnal Kesehatan Manarang, 5(2), 125.
Ikalinus, R., Widyastuti, S., Eka Setiasih, N., 2015. Skrining Fitokimia Ekstrak
Etanol Kulit Batang Kelor (Moringa oleifera). Indonesia Medicus Veterinus,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
4(1), 71–79.
Ikhsanudin, A., Ningsih, L., 2017. Formulasi Krim Ekstrak Tomat
(Solanumlycopersicum) dan Uji Aktivitas Antibakterinya terhadap
Staphylococcus aureus ATCC 25923. Borneo Journal of Pharmascientech, 1(2),
1–7.
Imam, M.Z., Akter, S., 2011. Musa paradisiaca L. and Musa sapientum L. : A
Pytochemical and Pharmacological Review. Journal of Applied Pharmaceutical
Science, 1(5), 14–20.
Irmawati, 2015. Keajaiban Antioksidan, Padi. Jakarta.
Jami’ah, S.R., Ifaya, M., Pusmarani, J., Nurhikma, E., 2018. Uji Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit Pisang Raja (Musa paradisiaca sapientum)
dengan Metode DPPH (2,2-Difenil-1-Pikrilhidrazil). Jurnal Mandala
Pharmacon Indonesia, 4(1), 361–367.
Katrin, Bendra, A., 2015. Aktivitas Antioksidan Ekstrak, Fraksi dan Golongan
Senyawa Kimia Daun Premna oblongata Miq. Pharmaceutical Sciences and
Research, 2(1), 21–31.
Kementerian Kesehatan RI, 2017. Farmakope Herbal Indonesia Edisi II, 2nd ed.
Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI, 2020. Farmakope Indonesia Edisi VI, 6th ed, Kemenkes
RI. Jakarta.
Lumentut, N., Jaya, H., Melindah, E., 2020. Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik
Sediaan Krim Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang Goroho (Musa acuminafe L .)
Konsentrasi 12 . 5 % Sebagai Tabir Surya 9(2), 42–46.
Magdalena, B.A., Bardi, S., Indriyanti, W., Maelaningsih, F.S., 2016. Formulation of
Antihyperpigmentation Cream from Pomegranate Extract (Punica granatum L.).
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology, 3(1), 17–25.
Mahyuna, N.D., Kurniaty, R., 2020. Pembuatan Lulur Krim dari Limbah Kulit
Bawang Merah (Allium Cepa L) dan Cangkang Telur Ayam dengan Emulgator
Span-Tween 80 3(2), 344–353.
Molyneux, P., 2004. The Use of The Stable Free Radical Diphenylpicryl-Hydrazyl
(DPPH) for Estimating Aanti-Oxidant Activity. Songklanakarin Journal of
Science and Technology, 26(2), 211–219.
Mukhriani, 2014. Ekstraksi, Pemisahan Senyawa, dan Identifikasi Senyawa Aktif.
Jurnal Kesehatan, 7(2), 361–367.
Nafisah, U., 2019. Formulasi Krim Ekstrak Kulit Pisang Raja dengan Variasi
Konsentrasi Basis Krim. Jurnal SAINSTECH Politeknik Indonusa Surakarta,
6(1), 25–29.
Naibaho, O.H., Yamlean, P.V.Y., Wiyono, W., 2013. Pengaruh Basis Salep Terhadap
Formulasi Sediaan Salep Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum L.) Pada
Kulit Punggung Kelinci yang Dibuat Infeksi Staphylococcus aureus. Jurnal
Ilmiah Farmasi-UNSRAT, 2(02), 27–34.
Nonci, F.Y., Tahar, N., Aini, Q., 2016. Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Krim Susu
Kuda Sumbawa dengan Emulgator Nonionik dan Anionik. Jurnal Farmasi UIN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Alauddin Makassar, 4(4), 169–178.
Nurdianti, L., Rosiana, D., Aji, N., 2018. Evaluasi Sediaan Emulgel Anti Jerawat Tea
Tree (Melaleuca alternifolia) Oil dengan Menggunakan HPMC sebagai Gelling
Agent. Journal of Pharmacopolium, 1(1), 23–31.
Putri, A.A.., Hidajati, N., 2015. Uji Aktivitas Antioksidan Senyawa Fenolik Ekstrak
Metanol Kulit Batang Tumbuhan Nyiri Batu (Xylocarpus moluccensis). Unesa
Journal of Chemistry, 4(1), 37–42.
Puspita, G., Sugihartini, N., Wahyuningsih, I., 2020. Formulasi Sediaan Krim A/M
Dengan Variasi Konsentrasi Ekstrak Etanol Daging Buah Pepaya (Carica
Papaya) Menggunakan Emulgator Tween 80 Dan Span 80. Media Farmasi,
16(1), 33.
Rahmi, H., 2017. Review: Aktivitas Antioksidan dari Berbagai Sumber Buah-buahan
di Indonesia. Jurnal Agrotek Indonesia, 2(1), 34–38.
Roosevelt, A., Lau, S.H.A., Syawal, H., 2019. Formulasi dan Uji Stabilitas Krim
Kstrak Methanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dari Kota Benteng
Kabupaten Kepulauan Selayar Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Farmasi Sandi
Karsa, 5(1), 19–25.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Quinn, M.E., 2009. Handbook of Pharmaceutical
Excipients, 6th ed. Pharmaceutical Press, London.
Saputri, A.P., Augustina, I., Fatmaria, 2020. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Air
Kulit Pisang Kepok (Musa acuminate x Musa balbisiana (ABB cv)) dengan
Metode ABTS (2, 2 azinobis (3-etilbenzotiazolin) -6-asam sulfonat) pada
Berbagai Tingkat Kematangan. Jurnal Kedokteran, 8(1), 973–980.
Sari, R., Riyanta, A.B., Wibawa, A.S., 2017. Formulasi dan Evaluasi Sabun Padat
Antioksidan Ektrak Maserasi Kulit Buah Pisang Kepok (Musa normalis L).
Jurnal Para Pemikir, 6(2), 151–155.
Saryanti, D., Setiawan, I., Safitri, R.A., 2019. Optimasi Formula Sediaan Krim M/A
Dari Ekstrak Kulit Pisang Kepok (Musa acuminata L.). Jurnal Riset
Kefarmasian indoneisandoneisa, 1(3), 225–237.
Sopianti, D.S., Susello, T., 2021. Formulasi Lulur Krim dari Ekstrak Agarosa
gelidium sp dan Uji dengan Metode DPPH sebagai Kandidat Senyawa
Antioksidan. Jurnal Ilmiah Pharmacy, 8(1), 54–65.
Susanty, Bachmid, F., 2016. Perbandingan Metode Ekstraksi Maserasi dan Refluks
terhadap Kadar Fenolik dari Ekstrak Tongkol Jagung (Zea mays L.). Jurnal
Konversi, 5(2), 88–92.
Syakri, S., 2019. Uji Farmakologi Sediaan Plester Patch Dari Limbah Kulit Pisang
Kepok (Musa acuminata) Untuk Penyembuhan Luka Bakar. Jurnal Kesehatan,
12(1), 58–62.
Tranggono, R.I., Latifah, F. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Waehama, A., 2016. Formulasi Sediaan Krim Ekstrak Etanol Daun Cocor Bebek
(Kalanchoe pinnata L.) sebagai Penyembuh Luka Bakar pada Kelinci. Isu-Isu
Kontemporer Sains, Lingkungan, dan Inovasi Pembelajaranya, 182–188.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Warnida, H., Juliannor, A., Sukawaty, Y., 2016. Formulasi Pasta Gigi Gel Ekstrak
Etanol Bawang Dayak (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb.). Jurnal Sains Farmasi
& Klinis, 3(1), 42.
Wibowo, S.A., Budiman, A., Hartanti, D., 2017. Formulasi dan Aktivitas Anti Jamur
Sediaan Krim M/A Ekstrak Etanol Buah Takokak (Solanum torvum Swartz)
Terhadap Candida albicans. Jurnal Riset Sains dan Teknologi, 1(1), 15–21.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Determinasi Pisang Kepok (Musa paradisiaca L.)
Lampiran 2. Kulit Buah Pisang Kepok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Perhitungan Selisih Berat Simplisia dan Serbuk Kulit Buah Pisang
Bobot simplisia kulit buah pisang 509,74 gram
Bobot serbuk kulit buah pisang 500,50 gram
Selisih bobot
x 100% = 1,81 %
Lampiran 3. Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang Kepok
Tanggal / Jam Cawan 1
Tanggal / Jam Cawan 2
Bobot Selisih Bobot Selisih
23 / 13.00 150,2765 1 / 13.00 108,1837
24 / 12.00 138,2148 12,0617 2 / 13.00 107,3323 0,8514
25 / 12.30 116,9569 21,2579 3 / 12.00 93,9904 13,3419
26 / 12.00 111,0025 5,9544 6 / 14.00 89,1715 4,8189
29 / 13.00 104,9672 6,0353 8 / 10.00 87,0326 2,1389
30 / 13.00 98,2928 6,6744 8 / 11.00 86,7964 0,2362
31 / 13.00 94,6055 3,6873 8 / 12.00 86,6712 0,1252
31 / 14.00 94,4870 0,1185 8 / 13.00 86,5354 0,1358
31 / 15.00 94,3766 0,1104 Bobot tetap
31 / 16.00 94,3385 0,0381
Bobot tetap
Bobot ekstrak kental yang diperoleh
Cawan 1 (gram) Cawan 2 (gram)
Cawan Kosong 67,4822 73,1140
Cawan + isi 94,3385 86,5354
Isi 26,8563 13,4214
Total ekstrak 40,2777 ≈ 40,28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Perhitungan Rendemen Ekstrak
Bobot serbuk 150,14 gram
Bobot ekstrak 40,28 gram
% Rendemen
x 100% = 26,83 %
Lampiran 4. Sedian Krim Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang Kepok
Lampiran 5. Uji Homogenitas
R I F1
R II
R
FA FB FAB
F1
F1
FA
FA
FB
FB
FAB
FAB
F1
FA
FB
FAB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Lampiran 6. Uji Tipe Krim Pengenceran dan Dispersi Zat Warna
Lampiran 7. Uji pH Lampiran 8. Uji Daya Sebar
Lampiran 10. Uji Sentrifugsi Lampiran 9. Uji Viskositas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Lampiran 11. Faktor terhadap Respons Viskositas berdasarkan Design Expert
Lampiran 12. Faktor terhadap Respons Daya Sebar berdasarkan Design Expert
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Lampiran 13. Faktor terhadap Respons Pergeseran Viskositas berdasarkan
Design Expert
Lampiran 14. Rekomendasi berdasarkan Design Expert terhadap Titik Daerah
Optimum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi berjudul “Optimasi Asam Stearat dan
Triethanolamine pada Formula Krim Antioksidan
Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang Kepok (Musa
paradisiaca L.) : Aplikasi Desain Faktorial” memiliki
nama lengkap Gabriella Sharen Allolinggi. Penulis lahir
dari pasangan Gerzon Allolinggi dan Flora Like Ondang di
Sorong pada tanggal 5 Oktober 1999. Penulis dengan
sapaan Sharen merupakan anak kedua dari dua bersaudara
dan memiliki saudara perempuan bernama Florencia Selvy
Allolinggi. Pendidikan formal ditempuh penulis dari TK
Frater Bakti Luhur Makassar (2004-2005), SD Frater Bakti
Luhur Makassar (2005-2007), SD Kristus Raja I Sorong (2007-2010), SDN Inpres
Kotaraja Jayapura (2010-2011), SMP Frater Thamrin Makassar (2011-2014), dan
SMAN 17 Makassar (2014-2017). Penulis kemudian melanjutkan pendidikan sarjana
di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tahun 2017. Selama masa
perkuliahan, penulis aktif terlibat dalam kegiatan kepanitiaan, organisasi, lomba, dan
asisten praktikum. Penulis menjadi pengurus BEMF Farmasi Kabinet Solidaritas pada
periode 2018/2019 sebagai koordinator divisi Penelitian dan Pengembangan. Penulis
juga aktif dalam kegiatan kemahasiswaan seperti menjadi anggota divisi acara
Pharmacy Performance (2017), anggota divisi acara dan menjadi koordinator divisi
acara Tiga Hari Temu Akrab Farmasi (TITRASI 2018-2019), anggota divisi acara
puncak Future Pharmacy in Action (FACTION#3 2018), dan koordinator divisi
publikasi, dokumentasi, dekorasi Latihan Kepemimpinan (2018). Penulis pernah
menjadi delegasi kampus untuk mengikuti latihan kepemimpinan tingkat regional
ISMAFARSI di Semarang (2018). Selain itu, penulis juga aktif mengikuti
perlombaan di luar kampus dan meraih juara 1 pada perlombaan poster tingkat
nasional yang diselenggarakan oleh Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin
(2019). Penulis juga pernah menjadi asisten dosen Anatomi Fisiologi Manusia
(2018), Farmasetika Dasar (2019), dan Formulasi Teknologi Sediaan Farmasi (2020).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI