47
OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK MENINGKATKAN LAJU KECERNAAN, PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) SUMARNI 10594095015 PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2019

OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK MENINGKATKAN LAJU KECERNAAN,

PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

SUMARNI 10594095015

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2019

Page 2: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK MENINGKATKAN LAJU KECERNAAN,

PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

SUMARNI

10594095015 Skripsi

Diajukan Sebagai Salah satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan Pada Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2019

Page 3: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK
Page 4: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

ii HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penelitian : Optimasi Pemamfaatan Serbuk Getah Pepaya

meningkatkan Laju Kecernaan, Pertumbuhan dan

Kelulushidupan Ikan Nila (Orechromis niloticus)

Nama Mahasiswa : Sumarni

Nomor Stambuk : 10594095015

Program Sttudi : Budidaya Perairan

Fakultas : Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar

SUSUNAN KOMISI PENGUJI

Nama Tanda Tangan

1. Dr. Ir. Darmawati.,M.Si (………………………….)

Ketua Sidang

2. Nur Insana Salam S.Pi., M.Si. (………………………….)

Sekertaris

3. Dr. Ir. Hj. Andi Kaheriyah, M.Pd. (………………………….)

Anggota

4. Dr. Murni, S.Pi., M.Si. (………………………….) Anggota

Tanggal Lulus : 30 September 2019

Page 5: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

iii PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Optimasi

Pemamfaatan Serbuk Getah Pepaya untuk meningkatkan Laju Kecernaan,

Pertumbuhan dan Kelulushidupan Ikan Nila (Orechromis niloticus) adalah

benar hasil karya saya yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada

perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau

dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir

skripsi ini.

Makassar, Agustus 2019

Sumarni 10594095015

Page 6: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

iv HALAMAN HAK CIPTA

@ Hak Cipta milik Unismuh Makassar, tahun 2019

Hak Cipta dilindungi undang-undang

1. Dilarang mengutip sebahagian atau seluruh karya tulis ini tampa mencantumkan atau menyebutkan sumber

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan, karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Universitas Muhammadiyah Makassar

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebahagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk laporan apapun tampa izin Unismuh Makassar.

Page 7: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

v ABSTRAK

Sumarni 10594095015, Optimasi Pemamfaatan Serbuk Getah Pepaya untuk

Meningkatkan Laju Kecernaan, Pertumbuhan dan Kelulushidupan Ikan

Nila (Oreochromis niloticus). Dibimbing oleh Darmawati dan Nur Insana Salam.

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dan Mengetahui pengaruh pemberian serbuk getah pepaya melalui pencampuran pakan komersil terhadap kinerja pertumbuhan benih ikan nila. Rancangan percobaan yang digunakan dalam Metode Penelitian dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Pada masing-masing perlakuan diberi pakan berupa pakan komersil PF1000. Yang diperkaya serbuk getah pepaya dengan dosis 2%, 4%, 6%, dan kontrol. Ikan uji dipelihara dalam baskom, berisi air payau sebanyak 20 L dengan kepadatan 15 ekor L-2. Ikan uji diberi pakan perlakuan selama 30 hari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan pemberian serbuk getah pepaya pada pakan menghasilkan laju pertumbuhan harian (SGR), pertumbuhan berat mutlak, laju kecernaan dan sintasan lebih baik dibandingkan kontrol, dengan hasil terbaik diperoleh dengan konsentrasi 4% pada pakan.

Kata kunci : Oreochromis niloticus, Serbuk Getah Pepaya, Kinerja Pertumbuhan

Page 8: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

vi KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Alhamduliilah rabbil alamin, segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan

semesta alam. Hanya kepada-Nya penulis menyerahkan diri dan menumpahkan

harapan, semoga segala aktivitas dan praduktivitas penulis mendapatkan limpahan

rahmat dari Allah SWT. Rasa syukur juga dipanjatkan oleh penulis atas berkat

Rahmat, Hidayah serta Kasih Sayang Allah jualah telah memberi banyak nikmat,

kesehatan, dan petunjuk serta kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi dengan Judul Optimasi Pemamfaatan Serbuk Getah Pepaya

untuk Meningkatkan Laju Kecernaan, Pertumbuhan dan Kelulushidupan

Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat

dalam memperoleh gelar sarjana perikanan pada Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tampa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Kepada Ibunda Mardiana dan Ayahanda Muhammad Zainuddin atas

pengorbanannya menyekolahkan penulis mulai sekolah dasar hingga program

strata satu semoga Allah senantiasa melimpahkan kesehatan, kekuatan dan

kebahagiaan dunia wal akhirat, Aamiin.

Page 9: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

vii 2. Dr. Ir. Darmawati.,M.Si. selaku pembimbing I dan Nur Insana Salam, S.Pi.,

M.Si. selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya

membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

3. Bapak H. Burhanuddin, S.Pi., M.P. selaku dekan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ibu Dr, Ir. Hj. Andi Khaeriyah Bakri, M.Pd. selaku Prodi Budidaya Perairan

Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Bapak Balai Benih Ikan Limbung (BBI) Gowa yang telah memfasilitasi dan

memberikan izin melaksanakan penelitian sehingga penelitian ini dapat

terlaksana dengan baik lancar.

6. Bapak Kamaruddin., S.Pi Selaku Pembimbing Lapangan yang selalu

memberikan kami arahan-arahan saat pelaksanaan penelitian ini.

7. Ucapan terimah kasih juga Penulis Sampaikan kepada teman-teman BDP

Angkatan 015. Terkhusus kepada Saudari Dian Zulita, Nur Sami Rahayu Andi

Andika Padilla, Angreni, Andi Nuralfiah Rais, Herman dan teman-teman yang

lain atas bantuan dan kerja samanya.

Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang

terkait dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat

memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Makassar, Agustus 2019

Sumarni

Page 10: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

viii DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xi

DAFTAR LAMPIRAN xii

I. PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 2

II. TINJAUAN PUSTAKA 3

2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Nila 3

2.2 Pakan dan Kebiasaan Makan Ikan Nila 3

2.3 Klasifikasi Buah Pepaya 6

2.4 Enzim Papain 7

2.5 Serbuk Getah Pepaya pada Ikan 8

2.6 Parameter Kualitas Air 9

2.6.1 Suhu 9

2.6.2 pH 10

2.6.3 Amonia 10

2.6.4 Oksigen Terlarut 11

III. METODE PENELITIAN 12

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 12

3.2 Alat dan Bahan 12

3.3 Wadah Penelitian 12

3.4 Penyiapan Enzim Papain 13

3.5 Penyiapan Hewan Uji 13

3.6 Penyiapan Pakan Ikan 13

3.7 Pemeliharaan Hewan Uji dan Pemberian Pakan 14

3.8 Rancangan Percobaan 14

Page 11: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

ix 3.9 Peubah yang diamati 15

3.9.1 Kecernaan Pakan Laju Pertumbuhan Harian (SGR) 15

3.9.2 Laju Pertumbuhan Harian (SGR) 15

3.9.3 Kelangsungan Hidup 15

3.9.4. Pengukuran Kualitas Air 16

3.10 Analisis Data 16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 17

4.1 Laju Pertumbuhan Harian (SGR) 17

4.2 Kelangsungan Hidup 18

4.3 Laju Kecernaan 20

4.4 Kualitas Air 22

V. PENUTUP 23

5.1 Kesimpulan 23

5.2 Saran 23

DAFTAR PUSTAKA 24

LAMPIRAN 25

RIWAYAT HIDUP 33

Page 12: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

x DAFTAR TABEL

NO. Teks Halaman

1. Tabel Kualitas Air 21

Page 13: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

xi DAFTAR GAMBAR

NO. Teks Halaman

1. Ikan Nila (Oreochromis niloticus) 4

2. Buah Pepaya (Carica papaya L) 6

3. Denah Rancangan Acak Lengkap 15

4. Kecernaan Protein Benih Ikan Nila 17

5. Laju Pertumbuhan Harian (SGR) Benih Ikan Nila 18

6. Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila 20

Page 14: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

xii DAFTAR LAMPIRAN

NO. Teks Halaman

1. Tabel Pertumbuhan Setiap Wadah Benih Ikan Nila 26

2. Tabel Laju Pertumbuhan Harian Benih Ikan Nila (SGR) 26

3. Tabel Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila 26

4. Hasil Uji Enzim Getah Pepaya 26

5. Hasil Analisis Uji Protein dan Cromium 27 6. Analisis Statistik Laju Pertumbuhan Harian (SGR) 27

7. Analisis Statistik Kelangsungan Hidup 28

8. Analisis statistik laju Kecernaan Protein dan Cromium 28

9. Dokumentasi 30

Page 15: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

1 I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Ikan nila merupakan komoditas ikan air tawar ekonomis penting. Ikan nila relatif mudah dibudidayakan, laju pertumbuhannya cepat, memiliki toleransi tinggi terhadap lingkungan, dan tahan terhadap penyakit. Permintaan ekspor ikan nila sangat tinggi, untuk memenuhi permintaan pasar luar negeri yang terus meningkat dilakukan peningkatan produksi budidaya ikan nila. Khusus di Jawa Tengah target produksi ikan nila pada tahun 2012 sebesar 46.732 ton dan benih 175.245.000 ekor (Basuki, 2010). Pemanfaatan protein dalam pakan merupakan salah satu masalah dalam kegiatan budidaya ikan nila yang sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan karena ukuran lambung ikan nila yang kecil, dimana pencernaan secara enzimatis terjadi, dan pemberian pakan buatan, dibutuhkan ekstra enzim yang ditambahkan pada pakan untuk membantu memecah polimer sehingga dapat memperlancar absorbsi nutrisi pakan pada proses pencernaan. Hal ini yang melatar belakangi Penambahan enzim papain pada pakan dilakukan untuk dapat memanfaatkan protein secara maksimal dan lebih optimal pada kultivan. Papain merupakan enzim protease yang mampu menghidrolisis protein menjadi unsur-unsur yang lebih sederhana yaitu peptida hingga asam amino, sehingga meningkatkan pemanfaatan protein pakan oleh tubuh (Watanabe, 1988). Penambahan papain sebagai enzim eksogen ke dalam pakan mampu meningkatkan hidrolisis protein pakan. Ini akan berakibat pada tingkat penyerapan protein pakan yang semakin meningkat. Enzim Papain bekerja lebih

Page 16: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

2 aktif pada protein nabati dan relatif tahan terhadap suhu yang tinggi dibandingkan dengan enzim bromelin atau lisin. Dari Penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penambahan enzim papain dalam pakan buatan serta penambahan dosis enzim papain yang optimal terhadap pertumbuhan ikan nila (O. niloticus). Hasil penelitian diharapkan mampu dijadikan sebagai salah satu solusi dalam upaya peningkatan produksi benih ikan nila. 1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian Penelitiaan ini bertujuan untuk menentukan optimasi serbuk getah papaya terhadap laju kecernaan, pertumbuhan dan kelulushidupan ikan nila (Oreochromis

niloticus). Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi penggunaan serbuk getah pepaya pada pakan ikan nila

Page 17: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

3 II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Nila Menurut Suyanto (2015), klasifikasi ikan nila (Oreochromis niloticus) adalah seperti disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1 : Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Osteichtes Ordo : Percomorphii Famili : Cichlidae Genus : Oreochromis Spesies : Oreochromis niloticus Secara morfologi ikan nila Oreochromis niloticus memiliki bentuk tubuh pipih, sisik besar dan kasar, kepala relatif kecil, mata tampak menonjol dan besar, tepi mata berwarna putih dan garis linea lateralis terputus dan terbagi dua. Ikan nila memiliki lima buah sirip yaitu sirip punggung (dorsal fin), sirip dada

Page 18: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

4 (pectoral fin), sirip perut (ventral fin), sirip anus (anal fin) dan sirip ekor (caudal fin). Ikan nila dikenal sebagai ikan yang memiliki toleransi sangat tinggi, baik toleransi terhadap salinitas, suhu, pH, dan kadar oksigen. Ikan nila termasuk sebagai ikan pemakan segalanya (omnivora), pemakan plankton, sampai pemakan aneka tumbuhan sehingga ikan ini diperkirakan dapat dimanfaatkan sebagai pengendali gulma air. Ikan ini termasuk kedalam kelas Osteichthyes (Armen, 2015). 2.2 Pakan dan Kebiasaan Makan Ikan Nila Ikan nila Oreochomis niloticus merupakan ikan yang mempunyai keunggulan antara lain : laju pertumbuhan cepat,toleransi tinggi, tahan terhadap penyakit, nilai ekonomi yang tinggi. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan nila adalah pakan. Adanya plankton dalam perairan bermanfaat sebagai pakan alami bagi nila. Fitoplankton dapat menyerap senyawa yang berbahaya bagi nila antara lain : NH3, NO2- mengakibatkan kualitas air menjadi baik (Satia, 2014). Ikan nila memakan makanan alami berupa plankton, perifiton dan tumbuh-tumbuhan lunak seperti hydrilla, ganggang sutera dan klekap. Oleh karena itu, ikan nila digolongkan ke dalam omnivora (pemakan segala). Untuk budidaya, ikan nila tumbuh lebih cepat hanya dengan pakan yang mengandung protein sebanyak 20 - 25%. Dari penelitian lebih lanjut kebiasaan makan ikan nila berbeda sesuai tingkat usianya. Benih-benih ikan nila ternyata lebih suka mengkomsumsi zooplankton, seperti rototaria, copepoda dan cladocera. Ikan nila ternyata tidak hanya mengkonsumsi jenis makanan alami tetapi ikan nila juga

Page 19: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

5 memakan jenis makanan tambahan yang biasa diberikan, seperti dedak halus, tepung bungkil kacang, ampas kelapa dan sebagainya. Ikan nila aktif mencari makan pada siang hari. Pakan yang disukai oleh ikan nila adalah pakan ikan yang banyak mengandung protein terutama dari pakan buatan yang berupa pelet. Ikan Nila Oreochromis niloticus, termasuk kedalam golongan ikan pemakan segala atau (omnivora), sehingga ikan ini dapat mengkonsumsi makanan berupa hewan atau tumbuhan. Lebih lanjut dinyatakan bahwa ikan Nila Oreochromis niloticus, yang masih berukuran benih menyukai makanan alami berupa zooplankton misalnya Rotifera sp, Moina sp, dan Daphnia sp, juga fitoplankton. Selain itu, ikan Nila Oreochromis niloticus juga suka memangsa alga atau lumut yang menempel pada substrat di habitat hidupnya, siput, jentik-jentik serangga, kelekap, hydrilla, sisa-sisa dapur dan buah-buahan, serta daun - daun lunak yang jatuh ke dalam air. Jika telah mencapai ukuran dewasa, ikan Nila Oreochromis niloticus, bisa diberi makanan tambahan berupa pellet (Agusanto, 2012).

Page 20: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

6 2.3 Klasifikasi Buah Pepaya Klasifikasikan tumbuhan papaya sebagai berikut:

Gambar 2 : Buah Pepaya (Carica papaya L) Kingdom : plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Violales Famili : Caricaceae Genus : Carica Spesies : Carica papaya L Pepaya yang memiliki nama latin Carica papaya merupakan tumbuhan tropis yang berbatang tegak dan basah menyerupai palma, bunganya berwarna putih dan buahnya yang masak berwarna kuning kemerahan, rasanya seperti buah melon. Apabila dibandingkan antara getah batang, daun, dan buah, getah yang berasal dari buah merupakan paling berkualitas. Pepaya kaya dengan kandungan anti-oksidan, vitamin B, folat, asam pantotenat, mineral-mineral, kalium, magnesium dan serat. Kesemua nutrisi ini berperan penting dalam sistem

Page 21: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

7 kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah) dan juga mencegah terjadinya kanker usus besar. Pepaya juga mengandung enzim yang dinamai papain. Papain berfungsi membantu pencernaan protein. Sifatnya mirip seperti enzim alami tubuh, yaitu pepsin yang juga berperan dalam pencernaan protein. Bedanya, efektivitas kerja pepsin sangat dipengaruhi oleh keadaan asam basa lambung. Kandungan protein yang tinggi pada suatu bahan makanan tidak menjamin banyaknya protein yang dapat diserap oleh tubuh. Papain yang merupakan enzim proteolitik memiliki kemampuan mencerna secara optimal sehingga dapat memecah protein menjadi asam-asam amino yang dapat diserap oleh usus. Selain itu sifat papain yang tetap aktif dalam kisaran pH yang luas dapat membantu seseorang yang tidak cukup memproduksi asam lambung untuk mencerna protein sehingga dapat diserap. 2.4 Enzim Papain Papain adalah enzim yang tergolong dalam protease sistein yang ditemukan dalam getah pepaya. Papain dikatakan sebagai enzim proteolitik dengan spektrum luas karena memiliki aktivitas endopeptidase, amidase, dan esterase. Enzim ini memiliki manfaat dan peran dalam berbagai bidang. Dalam industri makanan papain digunakan sebagai pengempuk daging dan konsentrat protein, dalam industri pembuatan keju papain berfungsi sebagai penggumpal susu, di dalam detergen papain berfungsi menghilangkan sisa-sisa serat pada kain, dan dalam industri farmasi dan kosmetika papain digunakan untuk menurunkan viskositas bahan, berperan sebagai bahan aktif dalam pembuatan krim pembersih

Page 22: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

8 kulit, mencegah deformasi luka pada kornea mata dan pembersih lensa mata (Muhidin,1999 dan Purbasari 2008). Papain memiliki potensi pasar yang besar karena digunakan oleh hampir semua industri. Hal tersebut dikarenakan papain memiliki efektifitas yang lebih tinggi dibandingkan protease-protease lainnya seperti bromelin ataupun pepsin (Ha et.al., 2012 ; Kharpade & Singhal, 2001). Papain memiliki sifat antibakteri dan antijamur. Hal-hal inilah yang mendorong terus dilakukannya pengembangan enzim ini dan eksplorasi sumber-sumber papain yang baru demi memperoleh papain dengan karakter yang lebih baik lagi. Meskipun masuk dalam 5 besar negara penghasil pepaya terbanyak di dunia namun produksi enzim papain di Indonesia masih sangat terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan dalam berbagai industri, Indonesia masih banyak mengimpor papain dari Amerika Serikat, Eropa, Sri Lanka, Meksiko dan Brasil (Sani, 2008 ; Andarias dan Pratiwi, 2015). dimanfaatkan sebagai sumber enzim papain. 2.5 Serbuk Getah Pepaya Pada Pakan Ikan Papain efisienkan pemanfaatan pakan ikan, getah pepaya merupakan salah satu sumber enzim proteolitik alami. Hanya saja, aktivitas papain dari getah pepaya lebih tinggi dan cara aplikasinya pun lebih mudah. Papain memiliki kemampuan mengurai protein dengan cepat. Enzim protease yang terkandung di dalamnya mampu menghidrolisis protein menjadi unsur-unsur yang lebih sederhana. Dengan begitu, pakan yang telah ditambahkan enzim papain dapat dicerna dan diserap dengan optimal oleh tubuh ikan. Sebagai asupan dari luar tubuh ikan, papain termasuk dalam enzim eksogenous (Winda, 2013).

Page 23: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

9 Sementara enzim proteolitik seperti protease yang dihasilkan sendiri oleh tubuh ikan merupakan enzim endogenous. Tentu saja, kehadiran enzim eksogen ini akan membantu penguraian atau hidrolisis protein pakan dalam tubuh ikan. Penambahan eksogen papain pada pakan ikan meningkatkan aktivitas perombakan protein dalam usus sehingga penyerapan asam amino lebih sempurna. Hal ini berakibat pada bertambahnya tingkat kecernaan pakan, yang selanjutnya dimanfaatkan tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan. Penambahan enzim papain pada pakan dilakukan untuk dapat memanfaatkan protein secara maksimal dan lebih optimal pada kultivan. Papain merupakan enzim protease yang mampu menghidrolisis protein menjadi unsur-unsur yang lebih sederhana yaitu peptida hingga asam amino, sehingga meningkatkan pemanfaatan protein pakan oleh tubuh. 2.6 Parameter Kualitas Air Ikan Nila Air memiliki peranan yang sangat penting sebagai media dalam pertumbuhan ikan. Sebagai kunci keberhasilan dalam budidaya ikan, maka perlumemperhatikan kualitas dan kuantitas air yang memenuhi syarat. Oleh sebab itu, kualitas dan kuantitas air merupakan salah satu hal yang dijadikan sebagai ukuran untuk dapat menilai layak tidaknya suatu perairan atau sumber air untuk digunakan dalam budidaya ikan dengan menggunakan wadah tertentu (Kordi, 2004). Parameter yang digunakan untuk mengukur kualitas air diantaranya adalah 2.6.1 Suhu Suhu air ini memegang peranan yang penting karena akan mempengaruhi metabolisme dan pertumbuhan organisme dan juga berpengaruh pada jumlah

Page 24: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

10 pakan yang dikonsumsi organisme atau biota perairan. Suhu ini juga akan berpengaruh terhadap kadar oksigen terlarut dalam air. Untuk hidup ikan nila biasanya suhu yang optimal adalah antara 14-38°C. Pada masa pemijahan, ikan nila secara alami memijah pada suhu 22-37°C, namun suhu yang baik untuk perkembang biakannya adalah pada angka 25-30°C. 2.6.2 pH Kadar pH ini merupakan indikator dari tingkat keasaman pada air kolam. Kadar pH ini sangat dipengaruhi dari berbagai hal diantaranya adalah aktivitas fotosintesis, suhu, dan terdapatnya anion dan kation dalam air kolam. Kadar pH yang cocok untuk pertumbuhan ikan nila adalah berkisar antara 5 hingga 11, sedangkan untuk pertumbuhan dan perkembangannya yang lebih optimal kadar pH yang paling baik adalah antara pH 7–8. Anda dapat mengukur kadar pH air kolam ini menggunakan alat yaitu pH meter. 2.6.3 Amonia Amonia ini merupakan indikator dari ekskresi nitrogen dari organisme akuatik. Amonia (NH3) merupakan hasil dari bahan organik dalam bentuk sisa pakan yang membusuk di perairan, selain itu juga dapat berasal dari kotoran ikan ataupun organisme plankton dari bahan organik yang tersuspensi. Bahan – bahan organik yang banyak mengandung protein yang mengalami pembusukan akan menghasilkan ammonium (NH4+) dan NH3. Apabila proses pembusukan (nitrifikasi) tidak berjalan dengan lancar maka akan menghasilkan penumpukan NH3 yang apabila terlalu banyak juga akan membahayakan bagi ikan.

Page 25: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

11 2.6.4 Oksigen Terlarut Kandungan oksigen terlarut ini memegang peranan penting dalam proses respirasi, proses pembakaran makanan, aktivitas berenang, pertumbuhan, reproduksi dan lain sebagainya. Oksigen terlarut ini secara alami dapat dihasilkan dari difusi oksigen yang ada pada atmosfer sekitar 35% dan juga dari aktivitas fotosintesis yang dilakukan tumbuhan air dan fitoplankton. Untuk hidup ikan nila kadar oksien terlarut yang optimal adalah lebih dari 5 mg/l.

Page 26: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

12 III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Juli sampai Agustus 2019 bertempat Di Balai Benih Ikan (BBI) Limbung. Kelurahan Kalebajeng, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan. 3.2. Alat dan Bahan Alat yang di gunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut waskom plastik bervolume 20 liter di gunakan sebagai wadah ikan, peralatan aerasi (batu aerasi, kran aerasi, selang aerasi dan timah pemberat), penggaris untuk mengukur panjang, timbangan digital untuk mengukur berat, DO meter untuk mengukur oksigen terlarut, thermometer untuk mengukur suhu dan pH meter untuk mengukur pH. Lakban digunakan untuk memberi label pada wadah dan seser. Bahan yang di gunakan pada penelitian ini yaitu ikan nila, enzim papain dan air tawar. 3.3. Wadah Penelitian Wadah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu waskom plastik dengan volume 20 liter berjumlah 12 buah termasuk kontrol. Waskom tersebut dicuci terlebih dahulu dengan deterjen dan dibilas dengan menggunakan air tawar hingga bersih dan dikeringkan. Air tawar yang digunakan adalah air tawar yang telah di sterilisasi di BBI Limbung. Setiap wadah penelitian di isi dengan air sebanyak 15 liter dan diberi satu selang aerasi untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut dalam media pemeliharaan.

Page 27: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

13 3.4. Penyiapan Getah Pepaya Getah pepaya diperoleh dari penyadapan buah papaya pada umur 2-3 bulan. Buah disadap pada pangkal hingga ujung buah sebanyak lima goresan dengan jarak 1-2 cm. Penyadapan yang baik adalah selang waktu 4 hari sekali dilakukan pada pagi hari pukul 06.30- 08.00 WITA. Getah Pepaya kemudian dikumpulkan ke dalam wadah plastik. Setelah getah papaya terkumpu, kemudian di jemur hingga kering, kemudian getah papaya digiling sampai menjadi halus untuk mendapatkan getah yang menyerupai serbuk halus. Enzim papain yang digunakan yaitu enzim papain dalam bentuk bubuk yang mengandung enzim proteolitik yang dapat memecah protein menjadi asam asam amino yang dapat diserap oleh ikan. 3.5. Penyiapan Hewan Uji Ikan nila yang digunakan adalah benih ikan nila yang berasal dari Balai Benih Ikan (BBI) Limbung dengan ukuran panjang awal 4-5 cm. ikan diaklimatisasi dalam baskom dengan tidak diberi pakan selama 2 hari. 3.6. Penyiapan Pakan Ikan Aplikasi papain dalam pakan komersial jenis PF1000 kandungannya 39-41%S, dengan cara membasahi pakan terlebih dulu dengan menyemprotkan air ke pakan menggunakan sprayer. Setelah basah, taburkan bubuk kering papaya sesuai dosis yang dibutuhkan, kemudian aduk hingga mereta. Setelah tercampur rata, diamkan pakan selama beberapa menit untuk proses mengeringan. Selanjutnya, pakan diberikan pada ikan nila (Armando R, 2012).

Page 28: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

14 3.7. Pemeliharaan Hewan Uji dan Pemberian Pakan Pada setiap wadah pemeliharaan diisi dengan ikan nila dengan padat tebar 30 ekor/wadah (2 ekor/L). sebelum ditebar ke Media pemeliharaan dan diberi perlakuan diambil sampel ikan nila untuk di ukur panjang dan berat sebagai data awal. Selama masa pemeliharaan ikan nila di beri pakan sebanyak 3% dari total biomassa (Arafat Yusir, dkk. 2015) dengan frekuensi pemberian pakan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore. Pergantian air selama pemeliharaan dilakukan setiap dua hari sekali dengan cara penyiponan dari dasar wadah sebanyak 10-20%. 3.8. Rancangan Percobaan Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan menggunakan 4 perlakuan yang masing masing mendapatkan ulangan sebanyak 3 kali. Penentuan dosis penggunaan enzim papain mengacu pada modifikasi dosis Isnawati, dkk. 2015 yaitu: K : Pakan tanpa Enzim P1 : Pakan yang ditambahkan enzim papain dengan dosis 2%/kg pakan P2 : Pakan yang ditambahkan enzim papain dengan dosis 4%/kg pakan P3 : Pakan yang ditambahkan enzim papain dengan dosis 6%/kg pakan Penempatan unit-unit tersebut dilakukan secara acak menurut pola rancangan acak lengkap (RAL). Denah penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Page 29: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

15 Gambar 3. Denah Rancangan Acak Penelitian K1.1 P1.2 P2.3 P3.3 P3.2 P2.2 P1.3 K1.2 P2.1 P3.1 K1.3 P1.1 3.9. Peubah yang Diamati Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah 3.9.1 Kecernaan Pakan Kecernaan protein kasar dihitung dengan rumus dari NRC(1983) sebagai berikut: KPK = 100 − 100 ��� × ��� Keterangan : KPK : Kecernaan Protein kasar (%) Dcr : % Cr2O3 dalam pakan Fcr : % Cr2O3 dalam feses F : % protein dalam feses D : % protein dalam pakan 3.9.2 Laju Pertumbuhan Harian atau Specific Grow Rate (SGR)

Penghitungan laju pertumbuhan harian digunakan rumus yang dikemukankan oleh Hariati (1989), sebagai berikut: SGR = Wt −Wot �100%

Page 30: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

16 Keterangan : SGR : Laju Pertumbuhan Harian (%) Wt : Bobot rata-rata ikan di akhir pemeliharaan (ekor) Wo : Bobot rata-rata ikan di awal pemeliharaan (ekor) t : Lama waktu pemeliharaan (hari) 3.9.3. Kelangsungan Hidup Kelangsungan hidup dihitung pada akhir perlakuan dengan menggunakan rumus: �� = NtNo �100% Keterangan: SR : Survival Rate/Kelangsungan Hidup Nt : Jumlah ikan pada akhir pemeliharaan No : Jumlah ikan pada Awal Penebaran 3.9.4. Pengukuran Kualitas Air Parameter kualitas air yang diukur adalah suhu, kandungan oksigen terlarut (dissolved oxygen / DO), pH. Parameter suhu DO dan pH. media pemeliharaan diukur setiap hari yaitu pada pagi dan sore hari. 3.10. Analisis Data Data dianilisis dengan menggunakan ANOVA (analysis of varience) sidik ragam untuk mengetahui perbedaan yang signifikan antar masing-masing perlakuan. Selanjutnya dilakukan uji lanjut Duncan pada selang kepercayaan 95% menggunakan aplikasi Microsoft exel dan SPSS Versi 21.

Page 31: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

17 01234 Kontrol P1 (2%) P2 (4%) P3 (6%)2.44 2.56 2.71 3.74Perlakuan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kecernaan Pakan

Hasil pengamatan nilai kecernaan protein pakan benih ikan nila yang digunakan dalam percobaan ini disajikan pada gambar berikut: Gambar 5. Kecernaan Pakan Benih Ikan Nila Hasil Analisis statistik menunjukkan bahwa nilai kecernaan nutrient pakan tersebut berbeda nyata (P>0,05) untuk peubah yang diamati. Hal ini menunjukkan bahwa persentase enzim papain dari total jumlah pakan yang dikonsumsi oleh benih ikan nila relatif. Pada pakan yang mengandung protein sekitar 39-41%, maka setiap 1000 gr pakan yang dikonsumsi oleh benih ikan nila akan menghasilkan limbah padatan protein berturut-turut 2.44 gr dan 2.56 gr dan 2.71 gr dan 3.74 gr. Dalam benih ikan nila yang diberi pakan 3% dari biomassa tersebut cukup optimal untuk pertumbuhan. Nilai kecernaan pakan menunjukkan komposisi nutrient yang dapat diserap dan dapat digunakan untuk pertumbuhan serta hasil metabolisme yang

Page 32: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

18 dibuang. Pada P3 (6%) menunjukkan nilai kecernaan tinggi namun tidak berbanding lurus dengan laju pertumbuhan harian dan kelangsungan hidup. Hal ini diduga kurangnya nafsu makan pada ikan, sehingga jumlah protein pakan meningkat. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi kandungan protein pakan benih ikan nila, maka jumlah protein kasar dalam feses juga meningkat. Berbeda dengan P2 (4%) dimana laju pertumbuhan berbanding lurus dengan laju pertumbuhan harian (SGR) dan Kelangsungan Hidup benih ikan nila (SR). 4.2 Laju Pertumbuhan Harian (SGR)

Hasil pengukuran pertumbuhan berat mutlak benih ikan nila yang diberi pakan dengan penambahan enzim papain disajikan pada gambar berikut: Gambar 6. Laju Pertumbuhan Harian (SGR) Pemberian pakan dengan enzim papain pada benih ikan nila memberikan pengaruh nyata P>0.05 terhadap pertumbuhan mutlak. Pertumbuhan mutlak benih ikan nila tertinggi didapatkan pada pakan dengan penambahan enzim papain dengan dosis 4%, dibandingkan dengan pemberian enzim papain dalam pakan 0123456 minggu 0 minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4Laju Pertumbuhan Harian (SGR) KontrolP1 (2%)P2 (4%)P3 (6%)

Page 33: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

19 dosis 2%(P1) dan 6%(P3) dan tanpa pemberian enzim papain (K). Namun tidak berbeda nyata pemberian enzim papain dengan perlakuan 2% dan perlakuan 6%. Rendanya pertumbuhan Kontrol dan P3 (6%) berbanding lurus dengan tingginya laju kecernaan, yang mana protein tidak tercerna dengan baik yang menyebabkan rendanya pertumbuhan harian. Pemberian enzim papain yang diformulasikan dengan pakan pada benih ikan nila mampu meningkatkan pertumbuhan mutlak benih ikan nila, hal tersebut dapat dilihat pada tingginya pertumbuhan mutlak dengan diberi enzim papain dengan peningkatan tertinggi peroleh sebesar 0.778 perhari. Peningkatan ini diduga karena enzim papain merupakan enzim protease dimana enzim protease adalah enzim yang berperan dalam mengurai bahan makanan dari saluran pencernaan dari senyawa yang kompleks menjadi senyawa sederhana sehingga mudah diserap oleh pencernaan dan mudah digunakan untuk pertumbuhan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Syahputra S, dkk. 2015 dimana pengaruh penggunaan enzim papain pada pakan terhadap tingkat kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih lele dumbo (Clarias gariepinus) dengan dosis terbaik 2.5%. Dan didukung oleh Indri Nuraeni, dkk. 2018 yaitu pengaruh kombinasi ekstrak enzim papain kasar terhadap pemamfaatan pakan dan pertumbuhan ikan patin siam (Pangasius hypopthalmus) dengan dosis terbaik yaitu 1.25%. 4.2 Kelangsungan Hidup Tingkat kelangsungan hidup benih ikan nila dari total 30 ekor tiap perlakuan yang dipelihara selama 30 hari menunjukkan nilai tertinggi dicapai

Page 34: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

20 8687888990919293 Kontrol P1 (2%) P2 (4%) P3 (6%)88.66 92 93 89.66Perlakuan pada perlakuan P2 sebesar 93% dan terendah diperoleh pada perlakuan Kontrol sebesar 88,66%, sedangkan pada perlakuan P1 sebesar 92% dan P3 sebesar 89,66%. Data hasil penelitian menunjukkan tidak adanya pengaruh nyata pemberian enzim papain pada pakan terhadap kelangsungan hidup benih ikan nila, disajikan pada gambar berikut Gambar 7. Kelangsungan Hidup benih ikan nila (SR) Dari data kelangsungan hidup benih ikan diketahui terjadi kematian pada ikan. Kematian ikan pada perlakuan dan kontrol terjadi pada saat akhir pemeliharaan. Hal ini diduga karena faktor lingkungan yang kurang optimal dimana ikan mengalami penurunan nafsu makan sehingga berdampak pada kualitas air yang mengakibatkan kematian pada perlakuan P2 (6%) dan Kontrol. Dan tidak banyak mempengaruhi kelangsungan hidup ikan. Bahan organik dan anorganik pada pemeliharaan ikan terutama berasal dari sisa pakan yang tidak termakan dan sisa metabolisme ikan. Akumulasi bahan-

Page 35: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

21 bahan organik dan anorganik tersebut menyebabkan terbentuknya senyawa-senyawa beracun bagi ikan (Wijaya,2003). Menurut Mulyani dkk., (2014) menyatakan bahwa tingkat kelangsungan hidup/ Survival Rate (SR) > 50% tergolong baik, kelangsungan hidup 30-50% sedang dan kurang dari 30% tidak baik. 4.4 Kualitas Air

Parameter fisika dan kimia air yang diukur selama penelitian meliputi suhu, pH, DO dan amoniak. Kisaran nilai parameter kualitas air selama penelitian disajikan pada tabel berikut. Tabel 1. Kualitas Air Benih Ikan Nila Perlakuan Data Parameter Kualitas Air Suhu ℃ DO (mg/I) Ph Amoniak (mg/l Kontrol 24-33 5,02-5,32 6,1-7,4 0,002-0,060 P1 (2%) 24-33 5,02-5,26 6,1-7,3 0,002-0,036 P2 (4%) 24-33 5,02-5,13 6,1-7,6 0,002-0,056 P3 (6%) 24-33 5,02-5,34 6,1-7,5 0,002-0,060 Suhu selama penelitian berkisar 24-33 oC. Kisaran tersebut masih dalam kondisi layak bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila. Menurut Kordi (2009), Menyatakan bahwa kisaran suhu yang optimum untuk pertumbuhan ikan nila yaitu 25-30 oC. Oksigen terlarut yang di peroleh pada saat penelitian berkisar antara Kontrol (5,02-5,32 mg/l), P1 (5,02-5,26 mg/l), P2 (5,02-5,13 mg/l) dan P3 (5,02-5,34 mg/l). Pada kisaran tersebut ikan nila masih dapat tumbuh, untuk pemeliharaan benih ikan nila. Bahwa oksigen terlarut yang optimun untuk ikan nila berkisar antara 5 mg/l.

Page 36: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

22 Kisaran pH selama penelitian di peroleh Kontrol(6,1-7,4) dan P1 (6,1-7,3), P2 (6,1-7,6) dan P3 (6,1-7,5), masih berada batas toleransi organisme terhadap derajat keasaman berfariasi. Derajat keasaman (pH) adalah suatu ukuran dari konsentrasi ion hydrogen dan menunjukan sifat air tersebut, apakah bereaksi basah atau asam. Menurut Kordi (2009), kisaran pH optimal untuk pertumbuhan benih ikan nila adalah 6-8,5 dan nilai pH yang masih ditoleransi ikan nila adalah 5-11. Kadar Amoniak selama penelitian di peroleh Kontrol(0,002-0,060 mg.L-1), P1(0,002-0,036 mg.L-1) dan P2(0,002-056 mg.L-1) dan P3(0,002-0,060 mg.L-1). Hingga pemeliharaan 30 hari. Nilai amoniak terus mengalami peningkatan hingga hari ke 30 yang berada diluar batas toleransi yang dianjurkan BSNI (2009) sebesar <0,02 mg.L-1. Namun demikian, meskipun nilai ammonia lebih tinggi dari batas toleransi BSNI tersebut kelangsungan hidup ikan nila masih tinggi yaitu 75-85%. Hasil penelitian diperoleh benih ikan semakin hari semakin baik, hal ini diduga karena benih ikan nila telah beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan media pemeliharaan, dan kualitas air yang menunjukkan bahwa kualitas air berada pada kisaran yang optimum untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan nila. Mulyani (2014) menyatakan bahwa kelangsungan hidup ikan sangat tergantung kepada daya adaptasi ikan terhadap makanan dan lingkungan, padat tebar, kesehatan ikan dan kualitas air yang mendukung kehidupan benih ikan nila.

Page 37: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

23 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian pakan komersil dengan penambahan enzim papain mampu meningkatkan kinerja pertumbuhan benih ikan nila dengan dosis terbaik 4% . 5.2 Saran

Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai enzim papain pada pembesaran ikan nila.

Page 38: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

24 DAFTAR PUSTAKA Agusanto. 2012. Inventaris Jenis Ikan dan Karakteristik Kualitas Perairan Danau Teratai Desa Pontolo Kecamatan Mananggu Kabupaten Boalemo. Artikel Jurnal Fpik Ung. Andarias S.H. dan Pratiwi R. 2015. Characterization and Immobilization of Papain in Latex from Mountain Papaya (Carica pubescens Lanne & Koch) Fruit. Draf Publikasi. Laboratorium Biokimia, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada Arafat y, M, dkk. 2015. Pengaruh Penambahan Enzim pada Pakan Ikan terhadap Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Armen. 2015. Budidaya Ikan Nila Pilihan Untuk Mengatasi Ketergantungan Penduduk Terhadap Sumber Daya Hayati Taman Nasional Kerinci Seblat Di Nagari Limau Gadang Lumpo. Universitas Negeri Padang, Barat. Basuki, Sulistyo. 2010. Metode Penelitian. Jakarta : BSNI. 2009. SNI No.7550:2009Produksi Ikan Nila (Oreochromis niloticus Bleeker) Kelas Pembesaran di Kolam Air Tenang. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta. Cahyono, B. 2000. Budidaya Ikan Air Tawar: Ikan Gurami, Ikan Nila, Ikan Mas. Yogyakarta: Penerbit Kanasius Deshmukh, H.A. et al. (2012) Genome-wide association study of genetic determinants of LDL-c response to atorvastatin therapy: importance of Lp(a). Journal of Lipid Research, 53. Pp. 1000-1011. ISSN 0022-2275 Effendi, M.I 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta Hariati, A. M. 1989. Makanan Ikan. UNIBRAW/ LUW/ Fishries Product Universitas Heemstra, P.C. and J.E. Randall. 1993. Groupers of The World. FAO Species Cataloque. Food and Agriculture. Isnawati N, dkk. 2015. Potensi Serbuk Daun Pepaya untuk Meningkatkan Efesiensi Pemamfaatan Pakan, Rasio Efesiensi dan Laju Pertumbuhan Relatif pada Budidaya Ikan Nila(Oreochromis niloticus). Khaparde S.S. dan Singhal. R.S. 2001. Chemically modified papain for applications in detergents formulations. Bioresource Technology 78 (1):1-4. Kordi, K.M.G.H. 2004. Kualitas Air. PT. Perca. Jakarta

Page 39: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

25 Kordi K. 2009. Budi Daya Perairan. PT Citra Aditya Bakti. Bandung Muhidin, R.A.1995. Ilmu Daging ed V. Universitas Indonesia. Jakarta Mulyani, Y. S. 2014. Pertumbuhan dan Efisiensi Pakan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) yang Dipuasakan Secara Periodik. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia. Fakultas Pertanian UNSRI. Volume 2(1). 01-12 hal. Nuraeni I, dkk. 2018. Pengaruh Kombinasi Ekstrak Enzim Kasar Papain dan Bromelin Terhadap Pemamfaatan Pakan dan Pertumbuhan Ikan Patin Siam (Pangasius hypothalamus) pada Stadia Pendederan. Purbasari, D. 2008. Produksi dan karakterisasi hidrolisat protein dari kerang mas ngur (Atactodea striata). Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Rukmana, R. 1997. Ikan Nila Budidayanya dan Prospek Agrobisnis., Cetakan I. Penerbit Kanisius Yogyakarta. Hal 11-15;20-30 Sani. 2008. Penambahan Natrium Bisulfit pada Kualitas Enzim Papain dari Getah Pepaya secara MCU. Unesa University Press. Syahputra S, dkk. 2015. Pengaruh Pemberian Enzim Papain Pada Pakan Terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Benih Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)

Suyanto, S.R. 2005. Nila. Penerbit Swadaya, Bogor Watanabe T. 1988. Fish Nutrition Mariculture Jica Texbook The General Aquaculture Course. Departement of Aquatic Biosiences. Tokyo University of Fisheries. Japan Wijaya K. Pengaruh aplikasi Konsorsium mikroba penitrifikasi terhadap Konsentrasi amonia (NH3) pada air Tambak. Jurnal Teknik Lingkungan P3TL-BPPT.4(2):62-67. Winda et al. 2013. The Use of Papain Enzyme to Increase The Digestibility of Dietary Protein and the Growth of Juveniles of Tilapia Larasati (Oreochromis niloticus Var)

Page 40: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

26 Lampiran 1. Tabel Pertumbuhan Setiap wadah Benih Ikan Nila Penebaran Awal Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Kontrol 1.3 1.39 1.48 1.57 1.66 1.3 1.4 1.52 1.61 1.69 1.3 1.36 1.47 1.55 1.64 P1 (2%) 1.3 1.42 1.54 1.66 1.78 1.3 1.45 1.57 1.69 1.81 1.3 1.4 1.52 1.64 1.76 P2 (4%) 1.3 1.45 1.58 1.71 1.82 1.3 1.46 1.59 1.72 1.83 1.3 1.43 1.56 1.69 1.8 P3 (6%) 1.3 1.41 1.53 1.65 1.76 1.3 1.47 1.59 1.71 1.83 1.3 1.38 1.49 1.6 1.72 Lampiran 2. Tabel Laju pertumbuhan harian benih ikan nila yang diberi enzim papain dengan dosis yang berbeda pada pakan komersil Kode Sampel Ulangan Jumlah (%) Rata-Rata SGR 1 2 3 Kontrol 1.20 1.30 1.13 3.63 1.21 P1 (2%) 1.60 1.70 1.53 4.83 1.61 P2 (4%) 1.73 1.76 1.66 5.15 1.71 P3 (6%) 1.53 1.76 1.67 4.96 1.65 Lampiran 3. Tabel Tingkat kelangsungan hidup benih ikan nila yang di beri enzim papain dengan dosis yang berbeda pada pakan komersil Kode Sampel Ulangan Jumlah (%) Rata-Rata SR 1 2 3 Kontrol 83 93 90 266 88 P1 (2%) 90 93 93 276 82 P2 (4%) 90 96 93 279 93 P3 (6%) 93 96 80 269 89 Lampiran 4. Hasil Uji Enzim Getah Pepaya Kode Enzim (µ/mL/ menit Protese Amilase Lipase Getah pepaya 0,913 0,046 0,031

Page 41: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

27 Lampiran 5. Hasil Analisis Uji Protein dan Cromium Kode Sampel Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Kontrol 2,66 2,43 2,24 P1 (2%) 2,75 2,90 2,03 P2 (4%) 2,97 2,71 2,45 P3 (6%) 4,36 3,43 3,44 Lampiran 6. Analisis statistik laju pertumbuhan harian (SGR) benih ikan nila yang diberi enzim papain dengan dosis yang berbeda melalui pakan komersil ANOVA Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups ,473 3 ,158 20,561 ,000 Within Groups ,061 8 ,008 Total ,534 11

Uji Duncana Perlakuan N Subset for alpha = 0.05 1 2 Perlakuan 0 % 3 1,2100 Perlakuan 2% 3 1,6100 Perlakuan 6% 3 1,6533 Perlakuan 4% 3 1,7167 Sig. 1,000 ,190

Page 42: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

28 Lampiran 7. Analisis statistik laju kelangsungan hidup benih ikan nila yang diberi enzim papain dengan dosis yang berbeda melalui pakan komersil ANOVA Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 36,333 3 12,111 ,438 ,732 Within Groups 221,333 8 27,667 Total 257,667 11

Uji Duncana Perlakuan N Subset for alpha = 0.05 1 Perlakuan 0 % 3 88,6667 Perlakuan 6% 3 89,6667 Perlakuan 2% 3 92,0000 Perlakuan 4% 3 93,0000 Sig. ,369 Lampiran 8. Analisis statistik laju Kecernaan Protein dan Cromium benih ikan nila yang diberi enzim papain dengan dosis yang berbeda melalui pakan komersil

ANOVA Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups 3,199 3 1,066 6,954 ,013 Within Groups 1,227 8 ,153 Total 4,426 11

Page 43: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

29 Uji Duncana Perlakuan N Subset for alpha = 0.05 1 2 Perlakuan Kontrol 3 2,4433 Perlakuan 6% 3 2,5600 Perlakuan 2% 3 2,7100 Perlakuan 4% 3 3,7433 Sig. ,447 1,000

Page 44: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

30 Lampiran 9. Dokumentasi Persiapan Wadah Pakan Komersil Prima Feed Penyadapan Getah Pepaya Serbuk Getah pepaya Cromium oksida Timbangan Digital

Page 45: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

31 Alat Ukur pH Termometer Pencampuran Pakan Dengan Enzim Pakan di beri enzim papain Sampling Awal Benih Ikan Padat Penebaran Benih Ikan

Page 46: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

32 Penimbangan Pakan Pemberian Pakan Pengambilan sampel Uji Sampling Benih Ikan

Page 47: OPTIMASI PEMAMFAATAN SERBUK GETAH PEPAYA UNTUK

33 RIWAYAT HIDUP PENULIS Penulis bernama lengkap Sumarni, Dilahirkan di Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan, tepatnya di Lingkungan Turungan Beru, Kelurahan Bontokamase, Kecamatan Herlang, pada tanggal 7 Februari 1997. Anak kedua dari empat bersaudara pasangan dari Muhammad Zainuddin dan Mardiana. Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar di SDN 128 Turungan Beru pada tahun 2009. Penulis melanjutkan pendidikan di SMPN 4 Herlang tamat tahun 2012, kemudian melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMAN 6 Bulukumba dan selesai tahun 2015. Pada tahun 2015 penulis melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi swasta, tepatnya di Universitas Muhammadiyah Makassar, Fakultas Pertanian pada Program Studi Budidaya Perairan (BDP). Penulis melaksanakan Magang/PKL di Balai Besar KIPM Makassar, Jl. Andi Djemma No.7, Banta-Bantaeng, kecamatan Rappocini, Kota Makassar, Penulis melaksanakan penelitian di Balai Benih Ikan Limbung (BBI), Kelurahan Kalebajeng, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, pada bulan Juli sampai Agustus dengan judul “Optimasi Pemamfaatan Serbuk

Getah Pepaya untuk Meningkatkan Laju Kecernaan, Pertumbuhan dan

Kelulushidupan Ikan Nila (Oreochromis niloticus)”. Dibawa bimbingan Dr. Ir. Darmawati., M.Si dan Nur Insana Salam, S.Pi.,M.Si.