Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
OPTIMASI PROSES PEMBUATAN GEL NANOPARTIKEL PERAK
DENGAN EKSTRAK TEMPE SEBAGAI BIOREDUKTOR
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Magister Farmasi (M.Farm.)
Program Studi Magister Farmasi
Oleh :
Felicia Satya Christania, S. Farm., Apt
NIM : 178122008
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
HALAMAN PENGESAHAN TESIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Sebab itu janganlah kamu khawatir akan hari besok, karena hari besok
akan mempunyai kesusahannya sendiri.
Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”
(Matius 6 : 34)
Karya ini saya persembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Suamiku Michael Deni Yudistira
Papa, Mama, Bapak, Ibu, dan Dek Tika, Mbak Monic, Dek Nia
Semua sahabat-sahabatku
Serta Almamater, Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji dan syukur senantiasa penulis haturkan pada Tuhan Yesus Kristus karena
hanya dengan anugerah, berkat, bimbingan, kasih, dan pertolonganNya penulis
dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis berjudul “Optimasi Proses
Pembuatan Gel Nanopartikel Perak dengan Ekstrak Tempe sebagai
Bioreduktor” sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister Farmasi (M.Farm)
di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penelitian untuk tesis ini merupakan bagian dari sebuah penelitian payung
dengan ketua peneliti Dr. Rini Dwiastuti, Apt. Penelitian payung tersebut
terselenggara dengan dukungan pendanaan dari Kemenristek DIKTI Skim Hibah
Penelitian Tesis Magistes pendanaan tahun 2019.
Penulis menyampaikan ungkapan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada banyak pihak yang mendukung penulis dalam melaksanakan penelitian dan
menyusun naskah skripsi ini. Ungkapan terimakasih ini penulis sampaikan kepada:
1. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma.
2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Ketua Program Studi S2
Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
3. Ibu Dr. Rini Dwiastuti, Apt. selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing dan memberi saran dari awal hingga terselesaikan penelitian
ini.
4. Bapak F.A. Ottok yang selalu mendampingi dan membantu kami semua
mahasiswa produ S2 Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
5. Tim panelis tesis Prodi S2 Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan banyak masukan berharga pada saat
paparan proposal tesis dan paparan laporan kemajuan tesis.
6. Seluruh Dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikan ilmu pengetahuian kepada penulis selama proses perkuliahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
7. Beasiswa penuh dari Universitas Sanata Dharma yang dapat penulis terima
hingga dapat menyelesaikan tesis ini
8. Suamiku Michael Deni Yudistira, papa, mama, bapak, ibu, adek-adek, dan
kakak yang selalu memberikan doa, kasih sayang, perhatian, semangat, dan
dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini
9. Teman-teman seperjuangan dalam penelitian Yola, Yosua, Ike, Anas, Mia,
Dimas, Pipin, Yessi, Dea, dan Dipta.
10. Sahabat penulis Mbak Ira dan Rina, serta teman-teman seperjuangan S2
Farmasi yaitu Pak Adi, Pak Barry, dan Roy
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam proses
perkuliahan dan penyusunan tesis ini
Yogyakarta, Januari 2020
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN TESIS ........................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................................ vi
PRAKATA .................................................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ ix
I. Intisari ....................................................................................................................... xi
I. Abstract .................................................................................................................... xii
II. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
Urgensi Penelitian ................................................................................................ 1
Tujuan Penelitian ................................................................................................. 2
Luaran Penelitian ................................................................................................. 3
III. Tinjauan Pustaka .................................................................................................... 4
Nanopartikel 4
Pembuatan Nanopartikel ...................................................................................... 4
Sintesis Nanopartikel Perak.................................................................................. 5
Pemanfaatan Nanopartikel Perak .......................................................................... 6
Landasan Teori .................................................................................................... 6
Hipotesis…………………………………………………………………………...7
State of the Art ..................................................................................................... 8
IV. Metode ................................................................................................................... 10
Desain Penelitian ............................................................................................... 10
Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................ 10
Bahan Penelitian ................................................................................................ 10
Variabel Penelitian ............................................................................................. 11
Definisi Operasional Variabel ............................................................................ 11
Instrumen Penelitian .......................................................................................... 11
Bagan Alur Penelitian ........................................................................................ 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
Pembuatan Ekstrak Tempe ................................................................................. 12
Pembuatan Nanopartikel Perak dengan Bioreduktor Ekstrak Tempe .................. 12
V. Hasil dan Pembahasan ........................................................................................... 16
Pembuatan Nanopartikel Perak dengan Bioreduktor Ekstrak Tempe dan
Orientasi ........................................................................................ 16
Uji Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Nanopartikel Perak Bioreduktor Ekstrak
Tempe ........................................................................................... 17
Efek yang Ditimbulkan oleh Kedua Faktor dan Interaksinya Terhadap Respon
Sifat Fisik Nanopartikel Perak Bioreduktor Ekstrak Tempe ........... 20
Penentuan Area Optimum Sediaan Nanopartikel Perak dengan Ekstrak Tempe
sebagai Bioreduktor ....................................................................... 24
Pembuatan Sediaan Gel Nanopartikel Perak Bioreduktor Ekstrak Tempe ........... 24
Uji Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Gel Nanopartikel Perak Bioreduktor Ekstrak
Tempe ........................................................................................... 25
Uji Antibakteri Sediaan Nanopartikel Perak Bioreduktor Ekstrak Tempe ........... 27
VI. Kesimpulan dan Saran ......................................................................................... 30
Kesimpulan ……………………………………………………………………...30
Saran……………………………………………………………………………...30
VII. Referensi .............................................................................................................. 31
VIII. LAMPIRAN ....................................................................................................... 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
I. Intisari
Nanopartikel mempunyai sifat unik yaitu : 1) mampu menembus membran;
2) menghantarkan obat tepat pada sasaran yang dituju; dan 3) efek samping
minimal. Nanopartikel dapat dibuat dengan berbagai macam metode. Salah satu
metode yang dapat dilakukan adalah metode reduksi kimia untuk menghasilkan
nanopartikel perak.
Penelitian ini bertujuan untuk : 1) mengetahui pengaruh antara faktor suhu
pembuatan dan waktu pembuatan, maupun interaksinya terhadadap respon sifat
fisik dan stabilitas sediaan nanopartikel perak dan gel nanopartikel perak dengan
ekstrak tempe sebagai bioreduktor; serta 2) mengetahui area optimum pengaruh
faktor suhu dan waktu pembuatan, maupun interaksinya terhadap respon sifat fisis
dan stabilitas sediaan nanopartikel perak.
Ekstrak tempe digunakan dalam penelitian ini karena memiliki aktivitas
antioksidan yang diharapkan dapat mereduksi perak. Senyawa yang memiliki
aktivitas antioksidan akan mengalami reduksi dan membuat senyawa lain melepas
elektron sehingga disebut sebagai oksidator. Sediaan nanopartikel perak yang
terbentuk kemudian dibuat menjadi sediaan gel. Pembuatan sediaan gel bertujuan
untuk meningkatkan stabilitas sediaan nanopartikel perak dan mempermudah
aplikasi sediaan.
Analisis data menggunakan Design Expert 12 trial. Hasil penelitian ini
adalah: 1) faktor suhu pembuatan dan waktu pembuatan maupun interaksi dua
faktor tidak berpengaruh signifikan terhadap respon ukuran partikel dan panjang
gelombang maksimum; serta 2) tidak ditemukan area optimum pengaruh faktor
suhu pembuatan dan waktu pembuatan maupun interaksi dua faktor terhadap respon
ukuran partikel dan panjang gelombang maksimum.
Kata kunci : anti bakteri, bioreduktor, nanopartikel perak, suhu pembuatan, waktu
pembuatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
I. Abstract
Nanoparticles have unique properties: 1) able to penetrate the membrane;
2) delivering the drug right to the intended target; and 3) minimal side effects.
Nanoparticles can be made by various methods. One method that can be done is a
chemical reduction method to produce silver nanoparticles.
This study aims to: 1) determine the effect of the temperature factors of
manufacture and time of manufacture, as well as their interactions with the response
of physical properties and stability of silver nanoparticle and silver nanoparticle gel
preparations with tempe extract as a bioreductor; and 2) determine the optimum
area of influence of temperature factors and time of manufacture, as well as their
interactions on the response of physical properties and stability of silver
nanoparticle preparations.
Tempeh extract was used in this study because it has antioxidant activity
which is expected to reduce silver. Compounds that have antioxidant activity will
experience a reduction and make other compounds release electrons so it is called
an oxidizer. Silver nanoparticle preparations that are formed are then made into gel
preparations. The preparation of gel preparations aims to increase the stability of
silver nanoparticle preparations and facilitate the application of preparations.
Data analysis using Design Expert 12 trial. The results of this study are:
1) the temperature factor of manufacture and the time of manufacture as well as the
interaction of two factors do not significantly influence the response of particle size
and maximum wavelength; and 2) not found the optimum area of influence of
manufacturing temperature factors and time of manufacture as well as the
interaction of two factors on the response of particle size and maximum wavelength
Keywords: anti-bacterial, bioreductor, silver nanoparticles, manufacturing
temperature, manufacturing time.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
II. Latar Belakang
Pengembangan teknologi sistem penghantaran obat bertujuan untuk
meningkatkan kualitas penghantaran senyawa obat1. Pembuatan nanopartikel
menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan kualitas penghantaran obat2.
Nanopartikel memiliki kelebihan mampu menembus ruang-ruang antar sel yang
hanya dapat ditembus oleh ukuran partikel tertentu3.
Pembuatan nanopartikel dapat dilakukan dengan metode top down (fisika) dan
bottom up (kimia)4. Salah satu nanopartikel yang dapat dibuat dengan metode kimia
yaitu metode reduksi kimia adalah nanopartikel perak5. Salah satu kegunaan perak
adalah sebagai agen antibakteri, sehingga nanopartikel perak yang dihasilkan dapat
diaplikasikan sebagai antibakteri pada sediaan penyembuh luka.
Sintesis nanopartikel perak dipengaruhi oleh suhu pembuatan dan waktu
pembuatan5. Suhu reaksi yang meningkat akan meningkatkan kecepatan reaksi
sintesis nanopartikel6, sedangkan variasi waktu pembuatan perlu dilakukan untuk
mengetahui waktu reaksi optimum. Reduktor pada nanopartikel perak seringkali
menggunakan bahan kimia yang tidak ramah lingkungan7, sehingga terdapat
kebutuhan untuk reduktor yang berasal dari bahan alam atau disebut bioreduktor8.
Bioreduktor dapat diperoleh dari bahan alam yang mengandung senyawa
antioksidan sehingga dapat menjadi reduktor misalnya, senyawa metabolit
sekunder yaitu flavonoid yang memiliki sifat sebagai UV protector9.
Tempe diketahui memiliki sifat antioksidan karena kandungan isoflavon yang
merupakan turunan dari senyawa metabolit sekunder flavonoid10. Sifat antioksidan
tempe diketahui memiliki manfaat sebagai wound healing yang dapat mempercepat
proses penyembuhan luka11. Dengan demikian, tempe diharapkan dapat bersinergi
dengan nanopartikel perak menjadi sebuah sediaan penyembuh luka dan
antibakteri.
Urgensi Penelitian
Membuat sediaan penyembuh luka dan antibakteri menggunakan
nanoteknologi berupa nanopartikel perak dengan ekstrak tempe sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
bioreduktor. Reaksi biokimia antara perak nitrat (AgNO3) dengan ekstrak tanaman
akan membentuk AgNPs dengan gambaran reaksi sbb :
Ag+NO3- + plant extract Ag0NPs + by products …….(1)
Suhu pembuatan dan waktu pembuatan mempengaruhi kecepatan reaksi
sintesis nanopartikel perak dan akan menentukan keberhasilan sintesis nanopartikel
perak. Ekstrak tempe memiliki kandungan utama isoflavon. Isoflavon memiliki
senyawa turunan genistein. Genistein diketahui memiliki fungsi sebagai
penyembuh luka sehingga diharapkan mampu bersinergi dengan perak yang
memiliki sifat anti bakteri.
Dengan demikian kebaruan dalam penelitian ini adalah :
1. Optimasi proses pembuatan pada faktor suhu pembuatan dan waktu
pembuatan nanopartikel perak dengan bioreduktor ekstrak tempe
2. Pembuatan sediaan gel nanopartikel perak yang diharapkan mampu
menjaga stabilitas nanopartikel perak dan mempermudah aplikasi sediaan.
Urgensi penelitian digambarkan pada gambar 1.
Gambar 1. Urgensi Penelitian
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui pengaruh faktor suhu pembuatan dan waktu pembuatan,
maupun interaksinya terhadadap respon sifat fisis dan stabilitas sediaan
nanopartikel perak dan gel nanopartikel perak dengan ekstrak tempe sebagai
bioreduktor.
TEORI
Sintesis nanopartikel perak dengan bioreduktor
(Jain et al, 2009; Prasetiowati, 2018)
Sintesis nanopartikel perak dipengaruhi oleh : temperatur
pemanasan, konsentrasi garam, agen pereduksi, dan waktu
reaksi (Ariyanta, 2014)
Nanopartikel perak memiliki sifat
antibakteri (Latarissa, 2017)
AKTUAL PENELITIAN
Syarat bioreduktor
adalah memiliki sifat
antioksidan (Muliadi,
2015)
Sintesis nanosilver dilakukan dengan konsentrasi perak nitrat
1mM (Ariyanta, 2014) (Jain, 2009); 0,5 mM (Prasetiowati,
2018)
Sintesis nanosilver dilakukan dengan temperatur larutan 700C
(Ariyanta, 2014) atau 250C (Jain, 2009) atau 600C
(Septyarin, 2017)
Aplikasi nanopartikel perak dalam produk dapat dilakukan
untuk menjaga stabilitas nanopartikel (Ariyanta, 2014)
GAP PENELITIAN
YANG AKAN DILAKUKAN
1. Optimasi suhu pembuatan dan waktu
pembuatan
2. Penggunaan ekstrak tempe yang diduga mengandung isoflavon
sebagai bioreduktor
3. Pembuatan sediaan gel nanopartikel perak untuk mempertahankan
stabilitas dan mempermudah aplikasi
sebagai sediaan antibakteri penyembuh luka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
2. Mengetahui area optimum pengaruh faktor suhu dan waktu pembuatan,
maupun interaksinya terhadap respon sifat fisis dan stabilitas sediaan
nanopartikel perak.
Luaran Penelitian
Luaran wajib dalam penelitian ini adalah naskah teknis yang harus
diselesaikan dalah kurun waktu satu semester, dan luaran tambahan dalam
penelitian ini adalah adanya publikasi artikel ilmiah pada jurnal terindeks sinta 2
DOAJ green tick.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
III. Tinjauan Pustaka
Nanopartikel
Nanoteknologi adalah teknologi perancangan, pembuatan, dan aplikasi
struktur material yang berdimensi nanometer5. Nanoteknologi juga dapat dipahami
sebagai rekayasa material melalui proses kimia untuk menghasilkan suatu bahan
yang akan mengubah sifat fisika kimia7.
Nanopartikel adalah partikel yang memiliki dimensi ukuran kurang dari 100
nanometer7. Nanopartikel yang diaplikasikan pada sediaan tertentu diharapkan
memiliki sistem penghantaran obat yang lebih baik karena ukuran partikel yang
kecil serta mengurangi efek samping12. Perubahan partikel menjadi berukuran
nanometer dapat membuat sifat fisika kimia partikel tertentu menjadi lebih spesifik
misalnya, morfologi dan distribusi ukuran partikel8.
Nanopartikel dapat dibuat dengan berbagai metode kimia maupun fisika13.
Perbedaan-perbedaan metode tersebut menghasilkan berbagai macam nanopartikel,
antara lain :
1. Solid Lipid Nanoparticle
2. Nanostucture Lipid Carriers
3. Nanopartikel perak
4. Nanokristal
5. Nanogold12.
Pembuatan Nanopartikel
Pembuatan nanopartikel logam dilakukan dengan metode top down (fisika)
dan bottom up (kimia)14. Nanopartikel perak adalah nanopartikel yang dibuat
menggunakan metode kimia4. Metode pembuatan nanopartikel perak antara lain
adalah: metode reduksi kimia, metode foto kimia, metode radiasi ultrasonik, dan
metode sistem solvotermal5.
Metode reduksi kimia menjadi pilihan utama karena langkah kerja mudah,
cepat, dan murah5. Persiapan metode ini mudah namun membutuhkan ketelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
pada titik-titik kritis, supaya dapat dihasilkan nanopartikel yang sesuai dengan
persyaratan sifat fisik14. Prinsip metode reduksi kimia adalah ion logam direduksi
oleh agen pereduksi dengan penambahan agen protektif untuk menyetabilkan
nanopartikel, sehingga ion logam menjadi logam yang tidak bermuatan.
Pembentukan nanopartikel perak dengan metode reduksi kimia dipengaruhi
oleh beberapa faktor antara lain: konsentrasi reduktor yang digunakan5, suhu
pembuatan, dan waktu pembuatan15.
Ekstrak bahan alam diyakini dapat menjadi reduktor dan agen penyetabil
dalam sintesis nanopartikel perak7. Sintesis nanopartikel perak dengan ekstrak
bahan alam dilakukan dengan mencampur ekstrak tanaman dan larutan garam
logam16. Salah satu indikator terbentuknya nanopartikel perak adalah adanya
perubahan warna dari kekuningan menjadi coklat kemerahan seiring berjalannya
waktu6. Warna nanopartikel perak yang dihasilkan tergantung dari bentuk dan
ukuran nanopartikel, serta kepolaran larutan di sekitarnya6.
Sintesis Nanopartikel Perak
Sintesis nanopartikel perak dilakukan dengan berbagai macam metode
antara lain: kimia, elektrokimia, radiasi, fotokimia, laser ablasi, dll. Salah satu
metode yang popular adalah metode kimia dengan reaksi reduksi garam perak
menggunakan natrium borohida atau natrium sitrat. Mekanisme reaksi yang
diharapkan dapat terjadi pada sintesis nanopartikel perak adalah 14
4Ag+ + C6H5O7Na3 + 2H2O → 4Ag0 + C6H5O7H3 + 3Na+ + H+ + O2↑ ….. (2)
Pada penelitian sebelumnya oleh Ayu (2015), suhu reaksi sintesis
nanopartikel diamati pada suhu 700C, 800C, dan 900C15. Semakin tinggi suhu reaksi
maka pembentukan nanopartikel perak akan semakin cepat. Suhu reaksi dapat
mempengaruhi laju pembentukan, bentuk, ukuran dan distribusi ukuran
nanopartikel yang dihasilkan. Menurut penelitian Ayu (2015), model kinetika
pembentukan nanopartikel mengikuri ordo nol dengan suhu pembuatan 900C15.
Hubungan suhu terhadap pembentukan nanopartikel berdasarkan model Arrhenius
adalah15:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
(a) k = ko exp (-Ea/RT) ……………………. (ordo 0) ….(3)
(b) ln k = ln ko – Ea/(RT) …………………..(ordo 1) …...(4)
Dimana k adalah konstanta laju reaksi, R adalah konstanta gas, T adalah suhu
mutlak, K dan ko adalah konstanta yang tidak bergantung pada suhu, Ea adalah
energy aktivasi (J/mol).
Pemanfaatan Nanopartikel Perak
Nanopartikel perak memiliki sifat antimikroba. Sifat antimikroba tersebut
disebabkan oleh kemampuan nanopartikel perak dalam merusak dinding sel bakteri
melalui interaksi antara perak dengan makromolekul di dalam sel bakteri seperti
protein dan DNA sehingga menyebabkan metabolisme sel terhambat17. Logam
perak diketahui memiliki efek bakteriostatik dan bakterisida yang kuat 18. Efek
bakteriostatik dan bakterisida logam perak disebabkan oleh ion perak yang terikat
pada dinding sel bakteri. Ion perak yang menempel pada dinding sel bakteri
berfungsi untuk mencegah atau meminimalkan infeksi tanpa menyebabkan
kerusakan sel manusia normal19.
Studi toksisitas akut nanopartikel perak pada kulit dengan formulasi gel
yang diujikan pada tikus Sprague Dawley menunjukkan bahwa nanopartikel aman
digunakan sebagai sediaan topikal19. Hal ini menunjukkan bahwa nanopartikel
perak dapat menjadi alternatif aman sebagai agen antimikroba dalam bentuk
sediaan topikal.
Landasan Teori
Sintesis nanopartikel dapat terjadi melalui reaksi antara garam perak nitrat
dengan reduktor tertentu sehingga garam perak nitrat akan mengalami reduksi
sedangkan senyawa reduktor akan mengalami oksidasi.
Sintesis nanopartikel dipengaruhi oleh berbagai macam faktor antara lain
suhu pembuatan dan waktu pembuatan. Semakin tinggi suhu pembuatan akan
mempercepat pembentukan nanopartikel, sedangkan waktu pembuatan diharapkan
semakin lama akan semakin banyak nanopartikel yang dapat terbentuk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Sintesis nanopartikel pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
reduktor ekstrak tempe dengan kandungan utama diduga isoflavon. Isoflavon
memiliki kandungan senyawa genistein . Isoflavon merupakan senyawa turunan
flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan. Dengan demikian ekstrak tempe
diharapkan dapat berperan sebagai reduktor dalam sintesis nanopartikel perak
dengan dugaan reaksi yang ditunjukkan pada gambar 2.
Gambar 2. Dugaan Reaksi Isoflavon (Genistein) dalam Ekstrak Tempe sebagai Senyawa
Utama dengan Perak Nitrat
Genistein diketahui berfungsi sebagai penyembuh luka sehingga dapat
bersinergi dengan perak yang memiliki kandungan sifat antibakteri. Selanjutnya,
nanpartikel perak yang terbentuk akan dibuat menjadi sediaan gel penyembuh
luka infeksi sehingga dapat menjaga stabilitas nanopartikel perak dan
meningkatkan kenyamanan penggunaan.
Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Terdapat pengaruh antara faktor (suhu pembuatan dan waktu pembuatan
atau interaksi suhu pembuatan dan waktu pembuatan) dengan respon yang
dihasilkan oleh sediaan nanopartikel perak dengan ekstrak tempe sebagai
bioreduktor, yang meliputi sifat fisik (ukuran partikel dan panjang
gelombang maksimum) dan stabilitas sediaan nanopartikel perak (panjang
gelombang maksimum).
2. Dapat ditemukan area komposisi optimum suhu pembuatan dan waktu
pembuatan pada sediaan nanopartikel perak dengan bioreduktor ekstrak
tempe.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
State of the Art
Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya perlu diketahui oleh peneliti supaya
dapat menganalisis, menambah pengetahuan peneliti, dan mampu membuat
perbedaan. Dalam penelitian ini disertakan beberapa jurnal penelitian sebelumnya
yang berhubungan dengan pembuatan nanopartikel perak. Jurnal penelitian tersebut
adalah :
1. Penelitian dengan judul “Synthesis of Plant-Mediated Silver Nanoparticles
Using Papaya Fruit Extract and Evaluation of Their Anti Microbial
Activities”. Jurnal ini diambil dari “Digest Journal of Nanomaterials and
Biostructure”, diteliti oleh D.Jain8, dkk pada tahun 2009. Pada penelitian
ini, peneliti membuat nanopartikel perak dengan bioreduktor dari ekstrak
buah pepaya segar dengan konsentrasi larutan AgNO3 1000ppm sedangkan
suhu pembuatan 250C. Pada penelitian ini, ekstrak buah pepaya segar
mampu menjadi bioreduktor pada pembuatan nanopartikel perak dengan
menunjukkan warna kuning kecoklatan pada larutan dan dibuktikan lebih
lanjut dengan spektrofotometer UV-Vis.
2. Penelitian dengan judul “Preparasi Nanopartikel Perak dengan Metode
Reduksi dan Aplikasi sebagai Antibakteri Penyebab Luka Infeksi”. Jurnal
ini diambil dari “Indonesian Journal of Chemical Science”, diteliti oleh
H.A. Ariyanta pada tahun 20145. Pada penelitian ini bertujuan untuk
membuat nanopartikel perak menggunakan natrium sitrat sebagai reduktor
dan stabilisator, dengan konsentrasi larutan AgNO3 1mM, serta suhu
pembuatan 700C. Pada penelitian ini, natrium sitrat dapat berperan sebagai
reduktor dan stabilisator. Selain itu, penelitian dilanjutkan dengan uji anti
bakteri pada nanopartikel perak yang telah dibuat dan hasilnya adalah
nanopartikel perak tersebut mempunyai sifat anti bakteri.
3. Penelitian dengan judul “Uji Aktivitas Antibakteri Nanopartikel Perak
Terhadap Mutu Sediaan Farmasi Krim Jerawat”. Jurnal ini diambil dari
“Journal of Universitas Negeri Surabaya”, diteliti oleh L.P Septyarin20 pada
tahun 2017. Pada penelitian ini bertujuan untuk membuat nanopartikel
perak yang dibuat dengan reduktor Natrium Sitrat, dengan konsentrasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
larutan AgNO3 1000ppm, serta suhu pembuatan 600C. Selanjutnya
nanopartikel perak berfungsi sebagai pengawet dalam sediaan krim jerawat.
4. Penelitian dengan judul “Sintesis Nanopartikel Perak dengan Bioreduktor
Ekstrak Daun Belimbing Wuluh”. Jurnal ini diambil dari “Indonesian
Journal of Chemical Science”, diteliti oleh Prasetiowati 9 pada tahun 2018.
Pada penelitian ini berhasil dilakukan sintesis nanopartikel dengan
menggunakan bioreduktor ekstrak etanol daun belimbing wuluh dengan
penambahan larutan PVA konsentrasi 1% sebanyak 12 mL.
Berdasarkan penelitian yang sudah ada di atas dengan berbagai macam
paremeter yang digunakan pada proses pembuatan nanopartikel perak, maka
diperlukan penelitian untuk melakukan optimasi faktor-faktor yang mempengaruhi
proses pembuatan nanopartikel perak. Selanjutnya untuk kebaruan penelitian ini
dilakukan pembuatan sediaan gel nanopartikel perak dan penggunaan ekstrak tempe
sebagai bioreduktor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
IV. Metode
Desain Penelitian
Pembuatan sediaan nanopartikel perak pada studi yang dilakukan,
merupakan jenis penelitian desain faktorial, menggunakan dua faktor, yaitu suhu
pembuatan dan waktu pembuatan, dengan dua level yaitu tinggi dan rendah.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2018 – Agustus 2019 di berbagai
tempat sebagai berikut yaitu:
1. Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta:
a. Laboratorium Formulasi dan Teknologi Sediaan Farmasi
Laboratorium yang digunakan dalam pembuatan sediaan nanopartikel
perak dan sediaan gel nanopartikel.
b. Laboratorium Kimia Analisis Instrumen
Laboratorium yang digunakan untuk pengukuran panjang gelombang
maksimum menggunakan spektrofotometer UV-Vis.
2. Fakultas Farmasi, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta:
Laboratorium pengujian obat, makanan, dan kosmetik digunakan dalam
pengujian ukuran nanopartikel perak yang terbentuk.
3. Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Dinas Kesehatan Daerah
Istimewa Yogyakarta:
Laboratorium pengujian sifat antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus
aureus.
Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: tempe “Muchlar”
dengan waktu fermentasi tiga hari, perak nitrat, aquabidest, carbopol, propylene
glycol, glycerin, dan triethanolamin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel bebas meliputi suhu pembuatan dan waktu pembuatan pada
sintesis nanopartikel perak.
2. Variabel tergantung meliputi sifat fisik nanopartikel perak yaitu panjang
gelombang maksimum pada hasil pengukuran spektrofotometer UV-Vis
dan ukuran partikel nanopartikel perak.
3. Variabel terkendali meliputi bahan-bahan yang digunakan berasal dari
sumber yang jelas, serta menggunakan grade yang sesuai, seperti
pharmaceutical grade untuk pembuatan sediaan.
Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini, definisi operasional yang digunakan adalah:
1. Suhu pembuatan dengan variasi 700C dan 900C
Merupakan suhu dalam satuan 0C yang dikondisikan pada saat pencampuran
di dalam bekker glass.
2. Waktu pembuatan dengan variasi 15 menit dan 30 menit
Merupakan durasi/lama proses pengadukan sediaan nanopartikel perak di
dalam bekker glass menggunakan magnetic stirrer, terhitung mulai dari saat
tercapai suhu pembuatan yang diinginkank
3. Ukuran partikel
Merupakan ukuran partikel yang terbentuk dalam satuan nanometer (nm).
4. Panjang gelombang maksimum
Merupakan hasil pengukuran panjang gelombang maksimum sediaan
nanopartikel menggunakan spektrofotometer UV-Vis
Instrumen Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas (pyrex);
Blender (Waring); Hot plate dan magnetic stirrer; Particle Size Analyzer (Horiba
SZ-100); Spektrofotometer UV-Visibel (Shimadzu).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Bagan Alur Penelitian
Alur penelitian ditunjukkan pada gambar 3.
Gambar 3. Bagan Alur Penelitian
Pembuatan Ekstrak Tempe
Tempe merk “Muchlar” dengan waktu fermentasi tiga hari dipotong dengan
panjang 5 cm dan lebar 6,5 cm serta ketebalan 1 cm. Ekstrak tempe dibuat dengan
perbandingan temped an aquadest yaitu 1:2. Campuran tersebut kemudian
dipanaskan hingga suhu 900C lalu dijaga supaya suhu tetap 900C selama lima belas
menit. Setelah lima belas menit kemudian tunggu hingga suhu menjadi 300C lalu
saring dengan kertas saring.
Pembuatan Nanopartikel Perak dengan Bioreduktor Ekstrak Tempe
Pada pembuatan nanopartikel perak, desain optimasi terdapat pada tabel I.
Empat larutan dibuat dengan magnetic stirrer.
Tabel I. Rancangan Desain Optimasi Pembuatan Nanopartikel
Variabel Optimasi 1 a b ab
Konsentrasi larutan AgNO3
AgNO3
Aquabidestilata
Ekstrak tempe
1mM
0,034gram
200mL
80mL
1mM
0,034gram
200mL
80mL
1mM
0,034gram
200mL
80mL
1mM
0,034gram
200mL
80mL
Temperatur pembuatan
Waktu pembuatan
700C
15 menit
900C
15 menit
700C
30 menit
900C
30 menit
Pembuatan Ekstrak Tempe
Sintesis Nanopartikel Perak
Evaluasi Sifat Fisik Nanopartikel Perak
Pembuatan Sediaan Gel Nanopartikel Perak
Panjanggelombang
maks
UjiPSA
Uji antibakteri
Uji stabilitas sifat fisis panjang
gelombang maks
Penyimpanan sediaan
nanopartikel 24 jam
Penyimpanan sediaan
nanopartikel 72 jam
Penyimpanan sediaan
nanopartikal 14 hari
Penyimpanan sediaan
nanopartikal 30 hari
Uji sifat fisis
sediaan gel
Uji stabilitas sediaan gel
Uji pH
Uji viskositas
Uji daya sebar
Uji pH setelah penyimpanan 30
hari
Uji viskositas setelah
penyimpanan 30 hari
Uji daya sebar setelah
penyimpanan 30 hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Pengujian Anti Bakteri Nanopartikel Perak dengan Bioreduktor
Esktrak Tempe
Pengujian anti bakteri dalam sediaan nanopartikel dilakukan di Balai
Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Propinsi DIY dengan menggunakan bakteri
Staphylococcus aureus lalu diamati dan diukur zona hambat yang terbentuk.
Pengujian anti bakteri ini menggunakan metode difusi.
Evaluasi Sifat Fisis & Stabilitas Nanopartikel Perak dengan
Bioreduktor Ekstrak Tempe
Evaluasi sifat fisis nanopartikel perak dilakukan dengan mengukur panjang
gelombang maksimum dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan ukuran
partikel dengan Tes PSA. Pengukuran UV-Vis spektrofotometer dilakukan pada
rentang panjang gelombang 200 – 800 nm. Tes PSA dilakukan di laboratorium obat
dan makanan Fakultas MIPA Universitas Islam Indonesia.
Evaluasi stabilitas sifat fisis sediaan nanopartikel perak dilakukan dengan
melakukan pengukuran panjang gelombang maksimum dengan menggunakan
spektrofotometer UV-Vis pada rentang panjang gelombang 200 – 800 nm setelah
penyimpanan 72 jam, 14 hari, dan 30 hari.
Pembuatan Gel Nanopartikel Perak
Tabel II. Formula Gel yang Digunakan
Ingredients Formula (gram)
R/ Carbopol 3% b/v (gram) 50
Propyleneglycol (gram) 30
Glycerin (gram) 60
Triethanolamin (TEA) (gram) 2,4
Pembuatan formula pada tabel II diawali dengan mengembangkan carbopol.
Pengembangan carbopol dibuat dalam 100 mL nanopartikel perak dengan
ditambahkan carbopol sebanyak 3 gram lalu didiamkan selama 24 jam. Setelah 24
jam dilakukan penimbangan carbopol 3% sebanyak 50 gram dan ditambahkan TEA
ke dalam mortir lalu aduk hingga homogen selama kurang lebih lima menit.
Selanjutnya, masukkan campuran carbopol dan TEA ke dalam blender dan
ditambahkan dengan propilenglikol dan gliserin lalu dilakukan pencampuran
dengan blender selama tiga menit dengan kecepatan low.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Evaluasi Sifat Fisis & Stabilitas Gel Nanopartikel Perak
Evaluasi sifat fisis sediaan gel nanopartikel perak dengan bioreduktor
ekstrak tempe dilakukan terhadap : kemampuan daya sebar, nilai viskositas, dan
nilai pH. Evaluasi sifat fisis tersebut dilakukan sesaat setelah pembuatan gel selesai.
Evaluasi stabilitas sediaan gel nanopartikel perak dengan bioreduktor
ekstrak tempe dilakukan dengan melakukan evaluasi sifat fisis setelah penyimpanan
selama 48 jam dan 30 hari.
Evaluasi sifat fisis yang akan diamati dilakukan dengan metode sbb :
1. Uji Daya Sebar
Uji daya sebar dilakukan dengan menimbang gel seberat satu gram dan
diletakkan di tengah kaca bulat berskala. Di atas gel diletakkan kaca bulat
yang lain dan pemberat dengan berat total 125 gram kemudian didiamkan
selama satu menit dan di catat diameter penyebaran.
2. Uji Viskositas
Uji viskositas dilakukan dengan viskosimeter Rheosys model Merlin VR.
3. Uji pH
Uji pH dilakukan dengan pH-meter. Uji pH diawali dengan menimbang gel
sebanyak satu gram kemudian dilarutkan dalam 10 mL aquadest.
Selanjutnya pH-meter dimasukkan dalam aquadest terlebih dahulu
kemudian dilakukan pencatatan nilai pH, kemudian pH-meter dimasukkan
ke dalam gel yang sudah dilarutkan dalam aquadest untuk kita lakukan
pencatatan nilai pH.
Analisis Data
Data hasil uji sifat fisis sediaan nanopartikel perak berupa panjang
gelombang maksimum dan ukuran partikel dianalisis menggunakan Design Expert
version 12 sehingga diperoleh persamaan yang dapat menggambarkan interaksi dari
faktor suhu pembuatan dan waktu pembuatan pada level rendah dan level tinggi
untuk masing-masing respon. Setelah data dimasukkan maka respon-respon yang
diteliti akan memiliki contour plot dan dilakukan analisis superimposed contour
plot.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Analisis data hasil uji sifat fisis dan hasil uji stabilitas sifat fisis dilakukan
dengan program statistika komputasional R.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
V. Hasil dan Pembahasan
Pembuatan Nanopartikel Perak dengan Bioreduktor Ekstrak Tempe dan
Orientasi
Pembuatan nanopartikel perak dengan bioreduktor ekstrak tempe diawali
dengan melakukan orientasi cara pembuatan ekstrak tempe masa fermentasi 1, 2,
dan 3 hari. Penentuan konsentrasi larutan AgNO3 sebesar 1mM, suhu pembuatan
700C, waktu pembuatan 15 menit, dan ekstrak sebanyak 40 mL pada larutan
AgNO3 sebanyak 100 mL, berdasarkan pada penelitian Ariyanta pada tahun 2014.
Hasil orientasi penggunaan masa fermentasi tempe menunjukkan tempe pada masa
fermentasi 3 hari dapat membentuk nanopartikel perak, hal ini sejalan dengan
peneltian Aji 21 yang menyatakan bahwa tempe pada masa fermentasi hari ke-tiga
memiliki aktivitas antioksidan isoflavon yang lebih besar dibandingkan tempe pada
masa fermentasi hari pertama dan kedua.
Orientasi selanjutnya adalah orientasi untuk menentukan level kedua faktor
penelitian sehingga dapat ditentukan level rendah dan tinggi dari kedua faktor
tersebut. Level rendah dan tinggi ditentukan dengan melihat respon terbentuknya
nanopartikel perak ditandai dengan perubahan larutan bening berwarna coklat
kemerahan. Pada orientasi ini digunakan beberapa suhu pembuatan dan waktu
pembuatan dari beberapa penelitian yang dijadikan sebagai acuan antara lain yaitu
suhu 250C, 600C, 700C, dan 900C sedangkan untuk waktu digunakan 15, 30, dan 60
menit.
Berdasarkan hasil orientasi kemudian faktor suhu pembuatan dengan level
tinggi adalah 900C dan level rendah 600C, sedangkan faktor waktu pembuatan
dengan level tinggi adalah 30 menit dan level rendah adalah 15 menit. Rancangan
desain optimasi desain faktorial pada penelitian ini ditunjukkan pada tabel I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Uji Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Nanopartikel Perak Bioreduktor Ekstrak
Tempe
Uji sifat fisik bertujuan untuk melihat kualitas suatu sediaan dan menjamin
bahwa sediaan tersebut memiliki karakteristik sesuai dengan karakteristik yang
telah ditentukan.
1. Organoleptis
Aspek yang diamati dalam uji organoleptis pada sediaan nanopartikel perak
adalah warna, bau, dan endapan yang terbentuk. Uji organoleptis sediaan gel
dilakukan dengan pengamatan langsung tanpa menggunakan alat bantu. Hasil
uji organoleptis tersebut terbentuk nanopartikel perak ditandai perubahan warna
larutan bening menjadi larutan bening coklat kemerahan. Pada keempat formula
tersebut nampak warna kecoklatan merah lebih ditunjukkan pada formula a dan
ab dengan suhu pembuatan 900C sedangkan pada suhu pembuatan 700C nampak
warna kecoklatan kekuningan. Tabel III menunjukkan hasil uji organoleptis
setelah penyimpanan 24 jam sedangkan gambar 4 menunjukkan nanopartikel
perak dengan bioreduktor ekstrak tempe.
Gambar 4. Nanopartikel Perak dengan Bioreduktor Ekstrak Tempe
Tabel III. Hasil Uji Organoleptis setelah Penyimpanan 24 Jam
Formula Warna Bau Endapan
F1 Larutan Bening Coklat
Kekuningan
Khas tempe Tidak ada endapan
Fa Larutan Bening Coklat
Kemerahan
Khas tempe Tidak ada endapan
Fb Larutan Bening Coklat
Kekuningan
Khas Tempe Tidak ada endapan
Fab Larutan Bening Coklat
Kemerahan
Khas Tempe Tidak ada endapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
2. Uji Ukuran Partikel
Uji ukuran partikel bertujuan untuk mengetahui ukuran partikel setiap
formula yang dibuat. Uji ukuran partikel sediaan nanopartikel dilalukan dengan
uji PSA (Particle Size Analyzer) setelah 24 jam penyimpanan. Ukuran partikel
sediaan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah kurang dari 100 nm
sehingga dapat dinyatakan sebagai sediaan nanopartikel. Tabel IV
menunjukkan hasil uji ukuran partikel setelah penyimpanan 24 jam.
Tabel IV. Hasil Uji Ukuran Partikel Nanopartikel Perak Bioreduktor Ekstrak Tempe
Setelah Penyimpanan 24 Jam
Tabel IV menunjukkan bahwa semua formula memenuhi kriteria pada rata-
rata ukuran partikel yang dikehendaki dalam penelitian ini kecuali rata-rata
ukuran partikel pada Fa dan Fab yang memiliki rata-rata ukuran partikel lebih
besar dibandingkan dengan F1 dan Fb. Hal ini dapat disebabkan karena
penggunaan suhu pada Fa yaitu 900C yang meningkatkan kecepatan reaksi
sintesis nanopartikel perak, namun jumlah dan kecepatan terbentuknya Ag0
membuat tumbukan yang terjadi antar partikel menjadi lebih hebat sehingga
terjadi aglomerasi. Dengan demikian, nanopartikel perak yang mengalami
aglomerasi lebih cepat cenderung memiliki ukuran partikel yang lebih besar 5.
Data pada tabel IV menunjukkan simpangan deviasi yang besar, hal ini
menunjukkan kondisi-kondisi yang tidak dikendalikan pada saat pembuatan
sediaan. Kondisi tersebut salah satu contoh adalah tidak tersedia penangas air
sebagai buffer, sehingga membuat suhu pembuatan sulit dikendalikan karena
hanya mengandalkan hot plate magnetic stirrer saja. Data uji ukuran partikel
tersebut kemudian dianalisis dengan program statistika komputasional R.
Analisis data ukuran partikel nanopartikel perak dengan bioreduktor ekstrak
tempe penyimpanan 24 jam menunjukkan data terdistribusi normal dan
homogen sehingga dapat dilakukan pengujian statistik secara one way ANAVA.
Replikasi F1 Fa Fb Fab
Replikasi 1 52,9 114 90,3 128,1
Replikasi 2 66,4 139,5 124,2 87
Replikasi 3 40,4 57,1 41,8 69,2
Rata-rata 53±13 103±42 85±41 94±30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Pada taraf kepercayaan 95% dengan nilai P = 0,35, rata-rata ukuran partikel
keempat formula yang diuji memiliki hasil yang sama (tidak berbeda
signifikan). Dengan demikian perbedaan waktu dan suhu pembuatan tidak
berpengaruh pada rata-rata ukuran partikel nanopartikel perak dengan
bioreduktor ekstrak tempe penyimpanan 24 jam.
3. Panjang Gelombang Maksimum
Panjang gelombang maksimum suatu sediaan nanopartikel perak yang
diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Pengukuran panjang
gelombang maksimum dengan spektrofotometer ini menjadi salah satu metode
karakterisasi nanopartikel perak. Panjang gelombang maksimum yang
diharapkan dalam penelitian ini adalah 400 – 450 nm. Dalam rentang panjang
gelombang tersebut maka dapat dinyatakan bahwa terbentuk sediaan
nanopartikel perak. Tabel V menunjukkan hasil pengukuran rata-rata panjang
gelombang maksimum sediaan nanopartikel perak dengan bioreduktor ekstrak
tempe pada waktu pengukuran yang berbeda-beda. Waktu pengukuran yang
berbeda-beda tersebut dilakukan untuk mengetahui karakteristik sifat fisik serta
kestabilan sifat fisik dari sediaan nanopartikel yang dihasilkan.
Tabel V. Rata-rata λMaks Nanopartikel Perak Bioreduktor Ekstrak Tempe
Pada tabel V respon panjang gelombang maksimum pada F1 di waktu
pengukuran 24 jam belum memasuki rentang nilai yang diharapkan, namun
setelah memasuki waktu pengukuran 14 dan 28 hari maka sediaan nanopartikel
perak memiliki respon panjang gelombang maksimum pada rentang nilai 400 –
450 nm. Hal ini juga terjadi pada Fa dan Fb. Pada Fab terjadi respon panjang
gelombang maksimum yang diharapkan sebesar 400 – 450 nm sejak setelah
penyimpanan 24 jam dan tetap stabil pada hari ke-14 dan hari ke-28 yang
ditunjukkan dengan panjang gelombang maksimum masih berada dalam
rentang 400 – 450 nm.
Formula 24 jam (nm) 14 hari (nm) 28 hari (nm)
F1 197 411 421
Fa 297 408 448
Fb 194 405 403
Fab 402 414 414
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Selanjutnya, untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan panjang
gelombang maksimum pada setiap formula maka, dilakukan analisis dengan
program statistika komputasional R. Tabel VI menunjukkan hasil analisis
dengan uji statistika komputasional R. Pada Uji normalitas nampak bahwa
keempat formula tersebut memiliki distribusi data yang tidak normal dan tidak
homogen sehingga dilanjutkan dengan uji statistik menggunakan Kruskal-
Wallis untuk mengetahui signifikansi perbedaan dari setiap data. Hasil dari
analisis data tersebut adalah perbedaan waktu dan suhu pembuatan tidak
mempengaruhi respon panjang gelombang maksimum sediaan nanopartikel
perak dengan ekstrak tempe sebagai bioreduktor.
Tabel VI. Hasil Analisis dengan Uji Statistika Komputasional R
Formula
Uji Normalitas Shapiro
Test
Uji Homogenitas
Levene Test
Uji Statistik
Kruskal-Wallis
P-Value Hasil P-Value Hasil P-Value Hasil
F1 0,07549 normal
0,0327
varians
tidak
homogen
0,5763 tidak
berbeda
Fa 0,4937 normal
Fb 0,01575 tidak normal
Fab 2.2x10-6 tidak normal
Efek yang Ditimbulkan oleh Kedua Faktor dan Interaksinya Terhadap
Respon Sifat Fisik Nanopartikel Perak Bioreduktor Ekstrak Tempe
Untuk mengetahui faktor antara waktu pembuatan dan suhu pembuatan,
maupun interaksi keduanya terhadap sifat fisik nanopartikel perak pada penelitian
ini digunakan software Design Expert 12 Trial.
Tabel XV menunjukkan hasil pengujian faktor yang berpengaruh pada panjang
gelombang dengan menggunakan software. Hasil menunjukkan bahwa p-value dari
waktu pembuatan, suhu pembuatan maupun interaksinya lebih besar dari 0,05
sehingga pada penelitian ini tidak ditemukan faktor yang bena-benar signifikan
dalam mempengaruhi panjang gelombang.
1. Uji Signifikansi dan Efek Kedua Faktor Beserta Interaksinya
Terhadap Respon Ukuran Partikel
Tabel VII dan gambar 5 menunjukkan hasil pengujian faktor yang
berpengaruh pada ukuran partikel dengan menggunakan software. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
software ini dapat langsung diketahui %kontribusi dari faktor yang ingin
diteliti beserta interaksinya terhadap uji partikel yang dihasilkan. Hasil
menunjukkan bahwa p-value dari waktu pembuatan, suhu pembuatan
maupun interaksinya lebih besar dari 0,05 sehingga pada penelitian ini tidak
ditemukan faktor yang benar-benar signifikan dalam mempengaruhi ukuran
partikel.
Tabel VII. Efek Kedua Faktor dan Interaksinya Terhadap Ukuran Partikel Sediaan
Nanopartikel Perak Bioreduktor Ekstrak Tempe
Gambar 5. Efek yang Diberikan Waktu Pembuatan terhadap Ukuran Partikel
Angka negatif menunjukkan bahwa interaksi dapat menurunkan
respon ukuran partikel, sedangkan angka positif menunjukkan bahwa waktu
pembuatan dan suhu pembuatan dapat meningkatkan respon ukuran
partikel. Faktor suhu pembuatan dinyatakan memiliki persen kontribusi
paling besar dalam menaikkan respon ukuran partikel dan memiliki efek
yang paling besar dalam menaikkan respon ukuran partikel. Namun p-value
Faktor Efek %Kontribusi P-Value
Waktu Pembuatan 11,6667 3,01227 0,567
Suhu Pembuatan 30 19,9179 0,1633
Interaksi -20,667 9,45238 0,3212
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
suhu pembuatan lebih besar sama dengan 0,05 maka dapat dikatakan bahwa
faktor suhu pembuatan tidak mempengaruhi ukuran partikel sediaan
nanopartikel perak dengan bioreduktor ekstrak tempe.
2. Uji Signifikansi dan Efek Kedua Faktor Beserta Interaksinya
Terhadap Respon Panjang Gelombang Maksimum
Tabel VIII menunjukkan hasil pengujian faktor yang berpengaruh
pada panjang gelombang dengan menggunakan software. Hasil
menunjukkan bahwa p-value dari waktu pembuatan, suhu pembuatan
maupun interaksinya lebih besar dari 0,05 sehingga pada penelitian ini tidak
ditemukan faktor yang benar-benar signifikan dalam mempengaruhi
panjang gelombang.
Angka positif menunjukkan bahwa waktu pembuatan, suhu
pembuatan, dan interaksi dapat meningkatkan respon panjang gelombang
maksimum pada penyimpanan 24 jam, serta suhu pembuatan dapat
meningkatkan respon panjang gelombang maksimum pada penyimpanan 30
hari. Sedangkan angka negatif pada waktu pembuatan dan interaksi dapat
menurunkan respon panjang gelombang maksimum pada penyimpanan 30
hari. Faktor suhu pembuatan dinyatakan memiliki persen kontribusi paling
besar dalam menaikkan respon panjang gelombang maksimum
penyimpanan 24 jam dan 30 hari, serta memiliki efek yang paling besar
dalam menaikkan respon panjang gelombang maksimum penyimpanan 24
jam dan 30 hari. P-value suhu pembuatan lebih besar sama dengan 0,05
maka dapat dikatakan bahwa faktor suhu pembuatan tidak mempengaruhi
respon panjang gelombang maksimum penyimpanan 24 jam dan 30 hari
pada sediaan nanopartikel perak dengan bioreduktor ekstrak tempe.
Tabel VIII. Efek Kedua Faktor dan Interaksinya Terhadap Panjang Gelombang
Maksimum Pengukuran 24 Jam
Faktor Efek %Kontribusi P-Value
Waktu Pembuatan 2,5 0,00709531 0,9791
Suhu Pembuatan 140,5 22,4101 0,1668
Interaksi 7,16667 0,0583077 0,9401
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Tabel IX. Efek Kedua Faktor dan Interaksinya Terhadap Panjang Gelombang
Maksimum Pengukuran 30 Hari
Gambar 6. Efek Waktu Pembuatan terhadap Panjang Gelombang Maksimum Penyimpanan
24 Jam
Gambar 7. Efek Waktu Pembuatan terhadap Panjang Gelombang Maksimum Penyimpanan
30 Hari
Faktor Efek %Kontribusi P-Value
Waktu Pembuatan -28,83333333 0,850668691 0,7988
Suhu Pembuatan 29,5 0,890460738 0,7943
Interaksi -16,5 0,27857275 0,8839
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Penentuan Area Optimum Sediaan Nanopartikel Perak dengan Ekstrak
Tempe sebagai Bioreduktor
Penentuan area optimum pada penelitian ini dilakukan guna memastikan
apakah semua formula masuk ke dalam area optimum yang diharapkan. Penentuan
area optimum dilakukan dengan menggunakan aplikasi Design Expert versi 12 trial
dengan cara memplotkan contour plot respon ukuran partikel dan panjang
gelombang maksimum yang diperoleh sehingga ditemukan overlay plot yang
merupakan area optimum dalam penelitian ini.
Area optimum yang dihasilkan dalam penelitian ini tidak dapat digunakan
sebagai acuan karena p-value yang dihasilkan tidak signifikan. Rincian persamaan
dan p-value terdapat pada tabel X.
Tabel X. Persamaan Desain Faktorial
Pembuatan Sediaan Gel Nanopartikel Perak Bioreduktor Ekstrak Tempe
Bentuk sediaan yang dibuat dalam penelitian ini adalah gel. Gel dipilih
karena memiliki keistimewaan yaitu bening dan segera mencair jika berkontak
dengan kulit sehingga diharapkan memiliki kemampuan berpenetrasi lebih jauh dari
krim 22. Pembuatan gel nanopartikel perak ini menggunakan Carbopol sebagai
gelling agent. Bahan lain dalam formula gel ini adalah gliserin dan propilen glikol
sebagai humektan untuk menjaga kelembapan sediaan serta kelembapan kulit saat
diaplikasikan. Dalam penelitian ini digunakan pula TEA, TEA adalah basa lemah
yang berfungsi untuk menetralisasi larutan carbopol dan menambah konsistensi
larutan carbopol. Pada pembuatan gel ini tidak digunakan tambahan aquadest
sebagai pelarut. Formula gel pada penelitian ini mengacu pada penelitian
Maheswara tahun 2010.
Respon Persamaan P-Value
Ukuran Partikel Y = 253,150 + 3,658(X1) + 12,912(X2) - 0,1366(X1X2) 0,3502
Panjang Gelombang Maksimum
Penyimpanan 24 JamY = 196,167 - 0,950(X1) + 5,544(X2) - 0,047(X1X2) 0,5409
Panjang Gelombang Maksimum
Penyimpanan 30 HariY = 297,000 + 1,033(X1) + 10,767(X2) - 0,110(X1X2) 0,9818
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Carbopol sebagai gelling agent dikembangkan terlebih dahulu di dalam air,
namun pada penelitian ini carbopol dikembangkan dalam sediaan nanopartikel
perak dengan konsentrasi 3%b/v selama 24 jam. Hal ini bertujuan untuk
memaksimalkan hidrasi, mencapai viskositas dan kejernihan gel yang maksimum.
Carbopol membutuhkan netralisasi atau peningkatan pH untuk membentuk gel.
Oleh karena itu dalam formula ditambahkan TEA sebagai agen peningkat pH. Pada
penelitian ini pH yang dikehendaki ada pada rentang nilai 6-8 untuk menyesuaikan
pH kulit manusia yaitu 5,5 – 6,5 untuk menghindari iritasi kulit apabila pH terlalu
asam atau basa. Pada pH 7, carbopol memiliki viskositas dan kejernihan yang
optimum sehingga range pH 6-8 dapat digunakan 23. Rentang viskositas yang
diharapkan dalam formula ini adalah 5 – 8,5 Pa.s dengan daya sebar 3 – 5 cm 24.
Uji Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Gel Nanopartikel Perak Bioreduktor
Ekstrak Tempe
Uji sifat fisik bertujuan untuk melihat kualitas suatu sediaan dan menjamin
bahwa sediaan tersebut memiliki karakteristik sesuai dengan yang diharapkan.
1. Organoleptik
Aspek yang diamati dalam uji organoleptis pada sediaan gel nanopartikel
perak adalah warna, bau dan homogenitas. Tabel XI menunjukkan hasil uji
organoleptis setelah penyimpanan 48 jam sedangkan gambar 8 menunjukkan
gel nanopartikel perak dari 4 formula.
Gambar 8. Gel Nanopartikel Perak Bioreduktor Ekstrak Tempe
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Tabel XI. Hasil Uji Organoleptis Gel Nanopartikel Perak
Setelah Penyimpanan 48 Jam
Formula Warna Bau Homogenitas
F1 Bening kekuningan (tergantung
warna sediaan nanopartikel perak)
Khas
tempe
Homogen
Fa Bening kecoklatan (tergantung
warna sediaan nanopartikel perak)
Khas
tempe
Tidak
homogen
Fb Bening kecoklatan (tergantung
warna sediaan nanopartikel perak)
Khas
Tempe
Tidak
homogen
Fab Benong kekuningan (tergantung
warna sediaan nanopartikel perak)
Khas
Tempe
Homogen
2. pH
Uji pH bertujuan untuk mengetahui pH setiap formula yang dibuat. Uji
dilakukan dengan menggunakan pH-meter. Hasil uji pH gel nanopartikel perak
setelah penyimpanan 48 jam dan 30 hari ditunjukkan pada tabel VIII. Pada hasil
uji pH tersebut, nilai pH yang dikehendaki dengan rentang nilai 6-8 terpenuhi
pada keseluruhan formula dan kedua waktu penyimpanan. Carbopol sebagai
gelling agent akan memiliki viskositas optimum pada rentang pH 6-8. Nilai pH
kulit manusia adalah 6-6,5, dengan demikian nilai pH yang diharapkan pada
sediaan ini adalah 6 karena masih memenuhi viskositas carbopol dan sesuai
dengan pH kulit manusia.
Hasil yang ditunjukkan pada tabel XII, gel nanopartikel perak dengan
ekstrak tempe sebagai bioreduktor memenuhi kriteria untuk mendapatkan
viskositas terbaik dari gelling agent carbopol, namun nilai pH yang dihasilkan
memiliki kemungkinan untuk mengiritasi kulit dengan nilai pH lebih dari 6,5.
Tabel XII. Rata-rata Hasil Pengukuran pH Gel Nanopartikel Perak
dengan Ekstrak Tempe sebagai Bioreduktor
Formula Penyimpanan 48 Jam Penyimpanan 30 hari
F1 7 8
Fa 7 8
Fb 7 8
Fab 7 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
3. Viskositas dan Daya Sebar
Viskositas sebuah sediaan tidak boleh terlalu tinggi dan tidak boleh terlalu
rendah. Hal ini karena jika terlalu tinggi maka gel akan sulit untuk dikeluarkan
dari kemasan, sedangkan jika terlalu rendah maka akan menurunan kemampuan
penyerapan di kulit. Tabel XIII menunjukkan rata-rata hasil pengukuran
viskositas dan daya sebar gel nanopartikel perak dengan bioreduktor ekstrak
tempe. Pada tabel XIII nampak hasil viskositas belum memenuhi kriteria
rentang nilai yang diharapkan yaitu 5 – 8,5 Pa.s 24 sedangkan untuk stabilitas
sifat fisik dari gel ini dinyatakan sudah baik dengan besar pergeseran viskositas
adalah kurang dari atau sama dengan 5% untuk semua formula.
Pergeseran nilai viskositas pada penyimpanan 30 hari dapat disebabkan oleh
adanya peningkatan pH sediaan sehingga membuat viskositas menjadi lebih
rendah dari 48 jam penyimpanan.
Uji daya sebar digunakan untuk mengetahui kemudahan pengaplikasian
suatu sediaan pada kulit. Daya sebar berbanding terbalik dengan viskositas yaitu
semakin tinggi viskositas maka semakin rendah daya sebar yang dihasilkan.
Daya sebar yang diharapkan dan penelitian ini adalah 3 – 5 cm 24.
Tabel XIII. Rata-rata Hasil Pengukuran Viskositas Gel Nanopartikel Perak
Uji Antibakteri Sediaan Nanopartikel Perak Bioreduktor Ekstrak Tempe
Pada uji antibakteri akan diukur respons pertumbuhan populasi
mikroorganisme terhadap agen mikroba dalam hal ini adalah nanopartikel perak
bioreduktor ekstrak tempe. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode difusi.
Pada metode ini, penentuan aktivitas didasarkan pada kemampuan difusi zat
antibakteri dengan hasil pengamatan yang akan diperoleh berupa ada atau tidaknya
FormulaDaya Sebar 48 Jam
(cm)
Viskositas 48 Jam
(Pa.S)
Viskositas 30 Hari
(Pa.S)Pergeseran Viskositas
F1 3,90±0,22 4,39±0,56 4,18±0,76 5%
Fa 3,87±0,27 4,38±0,56 4,16±0,20 5%
Fb 3,92±0,31 4,19±0,17 4,00±0,20 5%
Fab 3,90±0,23 4,22±0,27 4,11±0,34 3%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
zona hambat yang akan terbentuk di sekeliling zat antimikroba dalam hal ini adalah
nanopartikel perak bioreduktor ekstrak tempe setelah penyimpanan 24 jam, pada
masa inkubasi 24 jam. Menurut penelitian Greenwood di tahun 1995 efektivitas
suatu zat antibakteri dapat diklasifikasikan menjadi klasifikasi respon hambat yaitu
jika diameter zona terang kurang dari 10 mm maka dikatakan tidak ada respon
hambat, jika diameter zona terang 10-15 mm maka dikatakan respon hambatan
lemah, jika diameter zona terang 16-20 mm dikatakan sedang, dan jika lebih dari
20 mm maka dikatakan kuat. Tabel XIII menunjukkan zona hambat sediaan
nanopartikel perak dengan ekstrak tempe sebagai bioreduktor terhadap bakteri
S.aureus. Pada tabel tersebut nampak bahwa rata-rata zona hambat F1 dan Fa
memiliki respon antibakteri lemah, Fb respon antibakteri sedang, dan Fab memiliki
respon antibakteri kuat. Respon bakteri kuat yang dimiliki Fab diduga menunjukkan
bahwa nanopartikel dengan suhu pembuatan 900C dan waktu pembuatan 30 menit
menghasilkan efektivitas sediaan nanopartikel perak yang paling baik ditunjukkan
dengan hasil ukuran partikel yang kurang dari 100 nm dan memiliki panjang
gelombang maksimum yang stabil mulai dari 24 jam sampai dengan 30 hari.
Hasil uji antibakteri di tabel XIV menunjukkan bahwa larutan nanopartikel
perak dengan ekstrak tempe sebagai bioreduktor memiliki respon hambat lemah
sampai dengan kuat. Pada tabel XV menunjukkan data blangko larutan perak nitrat
dan larutan ekstrak tempe. Namun, data pada tabel XV tidak dapat dijadikan acuan
karena hanya terdiri dari dua replikasi saja sehingga menjadi salah satu kelemahan
dari uji antibakteri pada penelitian ini.
Tabel XIV. Zona Hambat Nanopartikel Perak Bioreduktor Ekstrak Tempe
terhadap Bakteri S. aureus
Macam ReplikasiF1
(mm)
Fa
(mm)
Fb
(mm)
Fab
(mm)
Replikasi 1 16 11 14 14
Replikasi 2 12 15 16 20
Replikasi 3 18 18 18 20
Rata-rata ± SD 15±3 15±3 16±2 18±3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Tabel XV. Zona Hambat Larutan Perak Nitrat & Ekstrak Tempe
terhadap Bakteri S. aureus
Gambar 9. Gambar Zona Hambat dan Formula Pengamatan Sesaat Setelah Pembuatan
Gambar 10. Gambar Zona Hambat Blangko dan Formula Pengamatan Setelah Inkubasi 24
Jam
Macam BlangkoReplikasi 1
(mm)
Replikasi 2
(mm)
Larutan Perak Nitrat (mm) 14,5 30
Ekstrak Tempe (mm) 0 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
VI. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
1. Faktor suhu pembuatan, waktu pembuatan, dan interaksi dua faktor, tidak
berpengaruh signifikan terhadap respon ukuran partikel dan panjang
gelombang maksimum sediaan nanopartikel perak bioreduktor ekstrak
tempe.
2. Tidak dapat ditemukan area optimum pada overlay contour plot karena p-
value lebih dari 0,05.
Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut penetapan kadar flavonoid yang
diduga menjadi zat aktif pada bioreduktor ekstrak tempe.
2. Perlu dilakukan penetapan variable penelitian uji bakteri dengan metode
difusi sehingga didapatkan hasil yang tidak bias. Variabel penelitian yang
harus ditetapkan antara lain : 1) konsentrasi S.aureus; 2) diameter lubang
difusi; dan 3) replikasi sampel dan pelarut / blangko minimal sebanyak tiga
kali.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai uji antibakteri pada sediaan
gel nanopartikel perak bioreduktor ekstrak tempe.
4. Perlu diperhatikan untuk beberapa tahapan kritis pada penelitian ini antara
lain: 1) ketersediaan penangas air pada saat pembuatan nanopartikel perak;
2) masa fermentasi tempe yang digunakan untuk membuat ekstrak; 3)
bentuk simplisia tempe yang akan digunakan pada saat membuat ekstrak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
VII. Referensi
1. Duchêne D, Gref R. Small is beautiful: Surprising nanoparticles. Int J
Pharm. 2016;502(1-2):219-231. doi:10.1016/j.ijpharm.2016.02.016
2. Mandal AK. Silver Nanoparticles as Drug Delivery Vehicle against
Infections. Glob J Nanomedicine. 2017;3(2):1-4.
3. Martien R, Adhyatmika, Irianto IDK, Farida V, Sari DP. Perkembangan
Teknologi Nanopartikel sebagai Sistem Penghantaran Obat. Farm Univ
Gadjah Mada. 2012;8(1):133-144.
4. Fernandez BR. Sintesis Nanopartikel.; 2011.
5. Ariyanta HA. Preparasi Nanopartikel Perak dengan Metode Reduksi dan
Aplikasinya sebagai Antibakteri Penyebab Luka Infeksi. Indones J Chem
Sci. 2014;10(1):36-42.
6. Ayu H. Kinetika Sintesis Nanopartikel Perak dari Larutan AgNO3 dengan
Menggunakan Ekstrak Bungkil Biji Jarak Pagar sebagai Reduktor. Sekol
Pascasarj Inst Pertan Bogor. 2015.
7. Muliadi, Arief A, Khadijah. Biosintensis Nanopartikel Logam Menggunakan
Media Ekstrak Tanaman. J Farm Fak Kedokt dan Ilmu Kesehat UIN
Alauddin. 2015;3(2):64-72.
8. Jain D, Daima HK, Kachhwaha S, Kothari SL. Synthesis of Plant-Mediated
Silver Nanoparticles Using Papaya Fruit Extract and Evaluation of Their
Anti Microbial Activities. Dig J Nanomater Biostructures. 2009;4(3):557-
563.
9. Prasetiowati AL, Prasetya AT, Wardani S, et al. Sintesis Nanopartikel Perak
dengan Bioreduktor Ekstrak Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.)
sebagai Antibakteri. Indones J Chem Sci. 2018;7(2).
10. Rode Sukma L, Hartati S, Silvia A. Dinamika Konsentrasi Genistein dalam
Proses Pembusukan Tempe Kedelai. In: Seminar Nasional Kimiia Dan
Pendidikan Kimia VII. ; 2015:1-6.
11. Tie L, An Y, Han J, et al. Genistein accelerates refractory wound healing by
suppressing superoxide and FoxO1/iNOS pathway in type 1 diabetes. J Nutr
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Biochem. 2013;24(1):88-96. doi:10.1016/j.jnutbio.2012.02.011
12. Latarissa IR. Review Artikel: Aplikasi Teknologi Nanopartikel pada Sediaan
Kosmetik. Farmaka. 2017;4(November 2017):1-15.
13. Ober CA, Gupta RB. Nanoparticle Technology for Drug Delivery. Vol 159.;
2006. doi:10.1201/9780849374555
14. Sileikaite A, Prosycevas I, Puiso J, Juraitis A, Guobiene A. Analysis of Silver
Nanoparticles Produced by Chemical Reduction of Silver Salt Solution.
Mater Sci. 2006;12(4):287-291. doi:10.1002/jid
15. Ayu H. Kinetika Sintesis Nanopartikel Perak dari Larutan AgNO 3 dengan
Menggunakan Ekstrak Bungkil Biji Jarak Pagar ( Jatropha curcas L. )
sebagai Reduktor. 2015.
16. Venkatesham M, Ayodhya D, Madhusudhan A, Veerabhadram G. Synthesis
of stable silver nanoparticles using gum acacia as reducing and stabilizing
agent and study of its microbial properties: A novel green approach. Int J
Green Nanotechnol Biomed. 2012;4(3):199-206.
doi:10.1080/19430892.2012.705999
17. Haryono A. Sintesa Nanopartikel Perak dan Potensi APlikasinya. J Ris Ind.
2008;3(2):156-163.
18. Singh K, Panghal M, Kadyan S, Chaudhary U, Yadav JP. Antibacterial
Activity of Synthesized Silver Nanoparticles from Tinospora cordifolia
against Multi Drug Resistant Strains of Pseudomonas aeruginosa Isolated
from Burn Patients Nanomedicine & Nanotechnology. J Nanomedicine
Nanotechnol. 2014;5(2):1-6. doi:10.4172/2157-7439.1000192
19. Jain J, Arora S, Rajwade JM, Omray P, Khandelwal S, Paknikar KM. Silver
nanoparticles in therapeutics: Development of an antimicrobial gel
formulation for topical use. Mol Pharm. 2009;6(5):1388-1401.
doi:10.1021/mp900056g
20. Septyarin IP. Uji Aktivitas Antibakteri Nanopartikel Perak Terhadap Mutu
Sediaan Farmasi Krim Jerawat. J Chem Univ Negeri Surabaya.
2017;6(1):59-63.
21. Aji P. Pengaruh Partikel Simplisia Terhadap Kadar Genistein Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Ekstraksi Tempe.; 2018.
22. Yanhendri, Yenny SY. Berbagai Bentuk Sediaan Topikal dalam
Dermatologi. Cermin Dunia Kedokt. 2012;39(6):423-430.
23. Maheswara L. Optimasi Formula Gel Anti-Ageing Ekstrak Etil Asetat
Isoflavon Tempe Dengan Carbopol 940 Sebagai Gelling Agent Dan
Propilenglikol Sebagai Humectant : Aplikasi Desain Faktorial.; 2008.
24. Yogesthinaga YW. Optimasi Gelling Agent Carbopol Dan Humektan
Propilen Glikol Dalam Formulasi Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun
Binahong. Vol 0. Yogyakarta; 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
VIII. LAMPIRAN
Lampiran 1. Publikasi Ilmiah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Lampiran 2. Pembuatan Ekstrak Tempe
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Lampiran 3. Sertifikat Pengujian PSA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Lampiran 4. Laporan Hasil Uji Antibakteri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI