Ots

Embed Size (px)

DESCRIPTION

vv

Citation preview

BAB IIILAPORAN KASUS3.1 Identitas Penderita Nama : GAYS Umur : 14 tahun Jenis kelamin : Perempuan Pekerjaan : Pelajar Pendidikan : SMP Suku Bangsa : Bali Alamat : Banjar Teges, Gianyar. Tanggal Pemeriksaan : 8 September 2014

3.2 Anamnesis

Keluhan Utama : Nyeri pada telinga kanan.

Riwayat Penyakit Sekarang Penderita datang bersama ayahnya ke poliklinik THT, dengan keluhan nyeri pada telinga kanannya sejak 2 minggu yang lalu. Sebelumnya pasien merasa gatal dan mengkorek telinga kanan menggunakan lidi. 3 hari setelah di korek pasien merasa liang telinganya bengkak dan terasa sakit. Sakit dirasakan sepanjang hari hingga mengganggu konsentrasi. Sakit makin terasa saat telinganya dipegang dan saat mengunyah. Seminggu yang lalu pasien juga mengeluhkan keluarnya cairan dari telinga kanan. Cairan dikatakan berwarna kekuningan. Pasien juga mengatakan sedikit mengalami penurunan pendengaran pada telinga kanan namun tidak terlalu mengganggu. Tidak ada keluhan batuk, pilek, panas badan maupun nyeri menelan pada pasien. Riwayat atopi disangkal, riwayat alergi pada obat tertentu disangkal.

Riwayat Penyakit Sebelumnya dan Riwayat Pengobatan Penderita tidak pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya. Riwayat asma disangkal. Riwayat dermatitis disangkal. Riwayat sakit telinga, keluar sekret dan gangguan pendengaran sebelumnya disangkal. Riwayat sakit tenggorokan, nyeri menelan juga disangkal. Riwayat mengkonsumsi obat-obatan tertentu sebelumnya dikatakan tidak ada. Penderita tidak sempat mengobati keluhannya sebelum berkunjung ke poli THT RSUP Sanjiwani.

Riwayat Penyakit dalam Keluarga Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan yang sama seperti penderita. Riwayat alergi dan asma dikatakan tidak ada.

Riwayat Sosial Penderita merupakan pelajar SMP kelas 3, tidak ada teman sekolah maupun teman bermainnya yang diketahui mengalami keluhan serupa.

3.3 Pemeriksaan Fisik

Status Present

Kesadaran : Komposmentis Nadi : 84 x/menit Respirasi : 20 x/menit BB : 45 Kg

Status General

Kepala : Normocephali, kelainan (-) Mata : anemia -/-, ikterus -/-, reflek pupil +/+ isokor THT : sesuai status lokalis Leher : kaku kuduk (-), pembesaran kelenjar (-) Thorax Co : S1S2, Tunggal Reguler Murmur (-) Po : Vesikuler +/+, Wheezing -/-, Rhonki -/- Abdomen : distensi (-), BU (+) Normal, Hepar/Lien tidak teraba Ekstremitas : Akral hangat

3.4 Status LokalisTELINGAKanan Kiri

Daun telinga: N NLiang telinga : Sempit & Hiperemi LapangDischarge : (-) (-)Nyeri Tarik Aurikula : (-) (-)Nyeri Tekan Tragus : (+) (-)Membran timpani : Sulit di Evaluasi IntakTumor : (-) (-)Mastoid : N NTes PendengaranWeber : Tidak dievaluasiRinne : Tidak dievaluasiScwabach : Tidak dievaluasi

HIDUNG Kanan KiriHidung luar: N NCavum nasi : lapang lapangSeptum na: Deviasi tidak adaDischarge : (-) (-)Mukosa : merah muda merah mudaTumor : (-) (-)Konka : dekongesti dekongestiSinus : N N

TENGGOROKDyspneu : (-)Sianosis : (-)Mukosa : Merah mudaStridor : (-)Suara : NormalTonsil : T1/T1, tenang, Detritus (-), kripte melebar (-)Laring : Tidak dievaluasi

3.5 Resume Penderita perempuan, 14 tahun, Bali, Hindu, Pelajar datang bersama ayahnya ke poliklinik THT pada tanggal 8 September 2014, dengan keluhan nyeri pada telinga kanan sejak 2 minggu yang lalu. Sebelumnya pasien merasa gatal dan mengkorek telinga kanan menggunakan lidi. 3 hari setelah di korek pasien merasa liang telinganya bengkak dan terasa sakit. Sakit dirasakan sepanjang hari hingga mengganggu konsentrasi. Sakit makin terasa saat telinganya dipegang dan saat mengunyah. Seminggu yang lalu pasien juga mengeluhkan keluarnya cairan dari telinga kanan. Cairan dikatakan berwarna kekuningan. Pasien juga mengatakan sedikit mengalami penurunan pendengaran pada telinga kanan namun tidak terlalu mengganggu. Tidak ada keluhan batuk, pilek, panas badan maupun nyeri menelan pada pasien.. Riwayat keluhan yang sama sebelumnya dikatakan tidak ada. Riwayat asama dan dermatitis alergi disangkal. Riwayat keluhan yang sama dalam keluarga dikatakan tidak ada. Riwayat asma dan alergi dalam keluarga disangkal.

Pemeriksaan Fisik

Status Present : Dalam batas normalStatus General : Dalam batas normalStatus Lokalis

Telinga :Kanan KiriDaun telinga : N NLiang telinga : Sempit & Hiperemi LapangDischarge : (-) (-)Nyeri Tekan Aurikula : (-) (-)Nyeri Tekan Tragus : (+) (-)Membran timpani : Sulit di Evaluasi IntakTumor : (-) (-)Mastoid : N N

Tes PendengaranWeber : Tidak dievaluasiRinne : Tidak dievaluasiScwabach : Tidak dievaluasiHidung : Dalam batas normalTenggorok : Dalam batas normal

3.6 Usulan Pemeriksaan PenunjangDapat diusulkan pemeriksaan biakan dan sensitivitas sekret pada pasien ini

Diagnosis BandingOtitis Eksterna SirkumskriptaOtitis Eksterna DifusOtomikosis

8 Diagnosis Kerja Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang diatas dapat ditegakkan diagnosa kerja yaitu Otitis Externa Sirkumskripta Auricula Dextra.

9 PenatalaksanaanTerapi medikamentosaPemasangan tampon burowi yang ditetesi setiap 3 jam.Dapat dipertimbangkan pemberian antibiotik sistemik seperti Amoksisilin dengan dosis 3 x 500 mg sehari selama 7 hari.Pemberian golongan kortikosteroid untuk menekan proses inflamasi dan mengurangi keluhan alergi berupa gatal pada telinga. Pasien dapat diberikan metilprednisolon dengan dosis 3 x 4 mg sehari.Pemberian analgetik seperti asam mefenamat dengan dosis 3 x 500mg sehari.KIE kepada Pasien untuk :Pasien sebaiknya menjaga kebersihan telinga untuk mencegah terjadinya kekambuhan.Pasien diberitahu untuk tidak mengulangi kebiasaannya yang sering mengorek telinga.Antibiotik harus diminum sampai habis selama 7 hari.10 PrognosisDubious ad bonam

BAB IVPEMBAHASAN Dari kasus didapatkan penderita perempuan usia 14 tahun datang dengan keluhan utama nyeri pada telinga kanan. Dari hasil anamnesa diketahui bahwa pasien mengeluh nyeri pada telinga kanan sejak 2 minggu yang lalu dan disertai keluar cairan dari telinga kanan sejak 1 minggu yang lalu. Sebelumnya pasien memiliki riwayat mengorek telinga menggunakan lidi karena telinganya terasa gatal. Pasien mengeluh sakitnya makin terasa saat telinganya dipegang dan saat mengunyah. Pasien juga mengeluh telinganya sedikit mengalami penurunan pendengaran pada telinga kanan namun tidak terlalu mengganggu. Hasil anamnesis dari kasus diatas sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa otitis eksterna sirkumskripta merupakan infeksi bakteri pada kanal yang disebabkan oleh hilangnya serumen sebagai proteksi karena peningkatan kelembapan dan temperatur. Otitis eksterna akut dapat dikaitkan dengan paparan air (kegiatan rekreasi air, mandi, dan berkeringat berlebihan), trauma lokal, keadaan yang hangat dan lingkungan lemba. Pasien dengan otitis eksterna sirkumskripta memiliki gejala utama berupa nyeri yang hebat tidak sesuai dengan besar bisul. Hal ini disebabkan karena kulit liang telinga tidak mengandung jaringan longgar dibawahnya, sehingga rasa nyeri timbul pada penekanan perikondrium. Nyeri dapat juga timbul spontan pada saat membuka mulut (sendi temporomandibula). Selain itu terdapat juga gangguan pendengaran, bila furunkel besar dan menyumbat liang telinga. Gejala timbul secara mendadak (selama 48 jam) dalam kurun waktu 3 minggu. Pasien juga biasanya mengeluhkan cairan yang awalnya jelas dan tidak berbau, akan berubah menjadi eksudat seropurulen. Sekret ini tidak mengandung lendir seperti sekret yang keluar dari kavum timpani pada otitis media.1,5,8,9Dari kasus didapatkan pada pemeriksaan fisik telinga kanan didapatkan nyeri tekan tragus (+) dan nyeri tarik aurikula (-). Pada pemeriksaan fisik telinga kanan juga didapatkan adanya hiperemis dan edema pada meatus akustikus eksternus sehingga terjadi penyempitan MAE. Hasil pemeriksaan fisik dari kasus diatas sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa pada otitis eksterna sirkumskripta ditemukan tanda-tanda berupa edema, liang telinga menyempit dan nyeri tekan tragus. Gejala inflamasi pada kanal juga dapat dikeluhkan oleh pasien seperti otalgia, gatal atau rasa penuh (fullness) dengan atau tanpa gangguan pendengaran atau nyeri rahang. Tanda inflamasi yang juga dikeluhkan antara lain nyeri tragus, edema yang menyebar, eritema dengan atau tanpa otorrhea, eritema membran timpani.4,5,8,9 Terapi yang diberikan pada kasus ini berupa terapi medikamentosa yaitu pemasangan tampon burowi yang ditetesi setiap 3 jam, antibiotik sistemik berupa Amoksisilin 3 x 500 mg sehari selama 7 hari, golongan kortikosteroid berupa metilprednisolon dengan dosis 3 x 4 mg sehari, dan analgetik asam mefenamat dengan dosis 3 x 500 mg sehari. Pemberian terapi pada kasus diatas sesuai dengan teori yang mengatakan otitis eksterna sirkumskripta harus diterapi sejak dini untuk mengurangi edema yang menutupi lumen kanal dengan cara memasukkan kapas yang berisi obat (tampon burowi). Pasien diinstruksikan untuk mengaplikasikan obat cair menggunakan kapas sekali atau dua kali sehari. Selama 48 jam tampon diletakkan di kanal untuk melebarkan ukuran lumen. Pemberian antibiotik sistemik bertujuan untuk eradikasi kuman penyebab dan pemberian kortikosteroid bertujuan untuk menekan proses inflamasi dan mengurangi keluhan alergi berupa gatal pada telinga, dan analgetik untuk mengurangi keluhan nyeri pada telinga.