Upload
risna-hariani-jehambur
View
11
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kasus
Citation preview
A. Prinsip Produksi
Produksi adalah semua operasi yang termasuk ke dalam persiapan produk
farmasetika, mulai dari penerimaan material atau bahan awal, proses pengolahan,
pengemasan, pelabelan, sampai proses akhir untuk melengkapi produk jadi (WHO, 2011).
Produksi dilaksanakan dengan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan dan
memenuhi ketentuan yang menjamin senantiasa menghasilkan produk yang memenuhi
persyaratan mutu serta memenuhi ketentuan izin pembuatan dan izin edar (Badan
Pengawas Obat dan Makanan, 2012).
B. Validasi Proses
Dalam rangka menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu, tiap industri
farmasi perlu melakukan identifikasi terhadap kualifikasi dan validasi apa yang
diperlukan untuk membuktikan bahwa aspek kritikal yang dibutuhkan dalam produksi
terkontrol (WHO, 2011). Perubahan signifikan terhadap proses pembuatan termasuk
perubahan peralatan atau bahan yang memengaruhi mutu produk dan atau reprodusibilitas
proses harus divalidasi (Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2012).
Validasi perlu juga dilakukan untuk formula pembuatan atau metode preparasi baru
guna membuktikan prosedur tersebut cocok untuk pelaksanaan produksi rutin dan bahwa
proses yang telah ditetapkan dengan menggunakan bahan dan peralatan yang telah
ditentukan akan menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu. Selain formula
atau metode baru, validasi perlu dilakukan pula terhadap prosedur tetap (revalidasi)
secara periodik untuk memastikan bahwa proses dan prosedur tersebut masih mampu
mencapai hasil yang diinginkan (Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2012).
C. Bangunan dan Fasilitas Area Produksi
Tata letak ruang produksi sebaiknya dirancang untuk:
1. Memungkinkan kegiatan produksi dilakukan di area yang saling berhubungan antara
satu ruangan dengan ruang yang lain mengikuti urutan tahap produksi dan menurut
kelas kebersihan yang dipersyaratkan
2. Mencegah kesesakan dan keteraturan
3. Memungkinkan komunikasi dan pengawasan yang efektif terlaksana
1
Pada area produksi, harus disediakan sarana khusus dan self-contained untuk
produksi obat tertentu seperti produk yang dapat menimbulkan sensitisasi tinggi (misal
golongan penisilin) atau preparat biologis (misal organisme hidup). Produk lain seperti
antibiotika tertentu, hormon tertentu (misal hormon seks), sitotoksika tertentu, produk
mengandung bahan aktif tertentu berpotensi tinggi, dan produk nonobat diproduksi di
bangunan yang terpisah. Dalam kasus pengecualian, prinsip memproduksi bets produk
secara “campaign” di dalam fasilitas yang sama dapat dibenarkan asal telah mengambil
tindakan penceahan yang spesifik dan validasi yang diperlukan telah dilakukan (Badan
Pengawas Obat dan Makanan, 2012).
Luas area kerja dan area penyimpanan bahan baku atau produk yang sedang dalam
proses seharusnya memadai dan memungkinkan penempatan peralatan dan bahan secara
teratur dan sesuai dengan alur sehingga memperkecil terjadinya resiko kesalahan;
permukaan dinding, lantai dan langit-langit bebas retak dan sambungan terbuka, tidak
melepaskan partikulat, dan mudah dibersihkan; konstruksi lantai di area pengolahan
terbuat dari bahan kedap air, permukaan rata tidak membentuk sudut dan mudah
dibersihkan; instalasi sarana penunjang area produksi lain seperti pipa, lampu, venilasi,
saluran pembuangan air ditata sedemikian rupa agar area produksi mendapat penerangan
yang memadai, mudah dibersihkan dan mencegah pencemaran apapun terhadap produk.
Fasilitas pengemasan produk obat didesain spesifik dan ditata untuk mencegah
pencemaran silang (Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2012).
D. Peralatan
Guna menjamin keberlangsungan produksi yang menghasilkan produk berkualitas,
peralatan perlu dirawat sesuai jadwal untuk mencegah malfungsi atau pencemaran yang
dapat memengaruhi identitas, mutu atau kemurnian produk (Badan Pengawas Obat dan
Makanan, 2012). Peralatan dan alat bantu dibersihkan, disimpan, dan bila perlu disanitasi
dan disterilisasi untuk mencegah kontaminasi atau sisa bahan dari proses sebelumnya
yang akan memengaruhi mutu produk termasuk produk antara di luar spesifikasi resmi
atau spesifikasi lain yang telah ditentukan (Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2012).
2
PEMBAHASAN
A. Tugas dan Tanggung Jawab Personil
Produksi industri farmasi dikelola oleh kepala bagian produksi. Kepala bagian
produksi merupakan salah satu personel kunci dalam industri farmasi yang memiliki
kewenangan dan tanggung jawab penuh dalam produksi obat, yaitu:
a) memastikan bahwa obat diproduksi dan disimpan sesuai prosedur agar memenuhi
persyaratan mutu yang ditetapkan
b) memberikan persetujuan petunjuk kerja yang terkait dengan produksi dan memastikan
bahwa petunjuk kerja diterapkan secara tepat
c) memastikan bahwa catatan produksi telah dievaluasi dan ditandatangani oleh kepala
bagian Produksi sebe-lum diserahkan kepada kepala bagian manajemen mutu
(pemastian mutu)
d) memeriksa pemeliharaan bangunan dan fasilitas serta peralatan di bagian produksi
e) memastikan bahwa validasi yang sesuai telah dilaksanakan
f) memastikan bahwa pelatihan awal dan berkesinambungan bagi personil di
departemennya dilaksanakan dan diterapkan sesuai kebutuhan (Badan Pengawas Obat
dan Makanan, 2012).
Kepala bagian produksi bersama dengan kepala bagian pengawasan mutu dan
penanggung jawab teknik memiliki tanggung jawab bersama terhadap aspek yang
berkaitan dengan mutu (Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2012).
B. Kasus
Kasus 1:
Pada tanggal 9 September 2015 PT XXX baru mendatangkan bahan baku tambahan
berupa Vivacel 101 karena bahan baku sebelumnya yaitu Avicel PH 101 stoknya sudah
habis dari pemasok dan barang impor belum sampai. Avicel PH 101 biasanya digunakan
sebagai bahan tambahan untuk tablet Amoksisilin 500mg. Tablet Amoksisilin 500mg
merupakan produk unggulan dari PT XXX yang ditunggu pasar dan produksi harus cepat.
Oleh karena itu dilakukan subtitusi dari Avicel PH 101 dangan Vivacel 101 pada
formulanya. Pada saat proses produksi No. Bets T09 04 065 menggunakan bahan Vivacel
101 tersebut, ditemukan kegagalan cetak. IPC menemukan pada menit ke 5 pencetakan
3
berlangsung, tablet yang diperoleh mengalami capping. Kekerasan yang diperoleh juga
rendah.
Pembahasan Kasus :
Tanggal 5 September 2015 pemasok Avicel PH 101 tidak bisa mengadakan barang,
dengan persetujuan PPIC dan RnD PT XXX. Oleh karena itu, dilakukan penggantian
dengan Vivacel 101.
Tanggal 9 September 2015 Vivacel 101 sampai di pabrik. Vivacel diterima dan siap
digunakan setelah dilakukan pengecekan oleh QC. Hal ini dikarenakan produksi
Amoksisilin harus terus berlangsung dan persediaan Avicel PH 101 digudang sudah
menipis maka Vivacel digunakan. Tanggal 10 September 2015 Vivacel 101 digunakan
pertama kali pada produksi Amoksisilin 500 mg. Pada saat proses produksi No. Bets T09
04 065 ditemukan kegagalan cetak oleh IPC. IPC menemukan pada menit ke 5
pencetakan berlangsung, tablet mengalami capping dan kekerasan tablet yang diperoleh
rendah. Proses pencetakan ini dihentikan dan supervisor melaporkan ke Manager
Produksi yang kemudian dilaporkan ke bagian QA.
Avicel PH 101 dan Vivacel 101 memiliki spesifikasi yang sama setelah dilakukan
verifikasi bahan awal. QC menerima Vivacel 101 karena lolos verifikasi. RnD pernah
memformulasi tablet Amoksisilin 500 mg dengan Vivacel 101 dan Avicel PH 101 dalam
skala lab. Kedua formula masuk dalam range hasil tablet yang diinginkan, dengan
indikator fisik yang diinginkan.
Kasus 2 :
Perusahaan XYZ pada tanggal 20 Agustus 2015 baru saja mengalami masalah saat proses
filling syrup obat batuk. Syrup yang sedang dimasukkan ke dalam botol kaca meluap dari
dalam botol sehingga menyebabkan kerusakan mesin filling. Pada saat proses filling,
operator yang bertugas untuk mengawasi proses produksi sedang berada di ruangan yang
berbeda dan tidak ada operator lain yang membantu di ruangan filling tersebut.
Pembahasan kasus :
Perusahaan XYZ sedang memproduksi syrup obat batuk pada tanggal 20 Agustus
2015, kemudian pada saat proses filling syrup ke dalam kemasan primer, syrup tersebut
meluap keluar dari dalam kemasan primernya sehingga mengenai mesin di sekitarnya dan
menyebabkan kerusakan mesin filling. Setelah ditelusuri, diketahui bahwa pada saat
kejadian, operator yang seharusnya bertugas di ruangan filling sedang tidak berada di
tempat saat kejadian meluapnya syrup tersebut karena operator sedang berada di ruangan
4
lain untuk mengambil alat tulis. Pada saat syrup meluap, sensor peringatan yang
seharusnya menyala tidak berfungsi sebagaimana mestinya sehingga operator tidak segera
kembali ke ruangan filling dan menyebabkan luapan syrup merusak mesin filling.
C. Diagram Fish Bone
Kasus 1
Kasus 2
5
QA tidak melakukan validasi kembali
Measurement
Tidak dilakukan reformulasi
Tidak menghitung ulang
Human
RnD tidak melakukan pilot scale
Materials
Tablet capping dan kekerasan tablet rendah
RnD salah dalam perhitungan scale up
Substitusi Avicel PH 101 menjadi Vivacel 101
Machine
Tidak dilakukan penyesuaian ulang
Setting mesin pengempa
PPIC tidak memperhitungkan stok buffer bahan baku di gudang
Kerusakan mesin filling
Pengecekan berkala tidak dilakukan
Kalibrasi alat untuk bulan tersesbut belum dilakukan
Kelalaian operator
Kurang persiapan saat bekerja
Human
Sensor mesin rusak
Sistem peringatan tidak menyala
Alat sudah agak tua
Machines
SOP mengenai jumlah personil di dalam sebuah ruangan kurang jelas
ProcessMeasurement
No. Temuan Klasifikasi masalah
Persyaratan Root Cause Analysis
CAPA Status Batas waktu penyelesaian
Penanggung Jawab
1 Tanggal 10 September 2015 IPC menemukan kegagalan cetak. Pada menit ke 5 pencetekan berlangsung, tablet mengalami capping, kekerasan yang diperoleh rendah sekitar 5 kP.
Kritis Perubahan signifikan terhadap proses pembuatan termasuk perubahan peralatan atau bahan yang dapat memengaruhi mutu produk dan atau reprodusibilitas proses hendaklah divalidasi (CPOB,2012).
Validasi ulang mungkin diperlukan pada kondisi sebagai berikut:perubahan sintesis bahan aktif obat;perubahan komposisi produk jadi; danperubahan prosedur analisis (CPOB,2012).
1. Tidak dilakukan reformulasi dan setting alat produksi terhadap perubahan bahan dari avicel 101 menjadi vivacel 101
CA :a) Penghentian
sementara proses produksi
Dilaksanakan 10 September 2015
Manager Produksi
b) Melakukan reformulasi tablet menggunakan vivacel
Sedang Berlangsung
10 September 2015
Manager RnD
c) Dilakukan pilot scale Sedang Berlangsung
12 September 2015
Manager RnD
d) Dilakukan setting ulang mesin produksi
Menunggu Reformulasi Selesai
12 September 2015
Manager Produksi dan RnD
PA :a) Melakukan evaluasi
pelaksanaan SOP terhadap persetujuan bahan awal produksi dan proses produksi
Sedang Berlangsung
10 September 2015
Manager QA, RnD, dan Produksi
b) Melakukan training SOP terhadap personil RnD, Produksi
Dilaksanakan Secepatnya
1 Oktober 2015
Manager QA, RnD, dan Produksi
c) Pemberian sanksi terhadap pelanggaran SOP
Sedang Berlangsung
11 September 2015
Manager Personalia
6
2. Tidak dilakukan revalidasi terhadap proses produksi tablet dengan perubahan bahan dari avicel 101 menjadi vivacel 101
CA :a) Dilakukan validasi
kembali sesuai dengan hasil reformulasi
Menunggu Reformulasi Selesai
12 September 2015
Manager QC dan QA
PA :a) Melakukan training
SOP validasi terhadap personil QA, QC
Dilaksanakan Secepatnya
31 Oktober 2015
Manager QA
b) Diberikan sanksi kepada personil yang melakukan pelanggaran
Sedang Berlangsung
11 September 2015
Manager Personalia
3. Perhitungan PPIC buffer bahan baku di gudang untuk keberlangsungan produksi sampai bahan awal kurang tepat
CA:a) Melakukan
pengecekan SOP pembelian bahan baku
Sedang Berlangsung
10 September 2015
Manager PPIC dan Business Development
PA:
a) Melakukan perhitungan ulang terhadap buffer stock.
Sedang Berlangsung
10 September 2015
Manager PPIC dan Business Development
b) Menambah vendor bahan baku
Sedang Berlangsung
30 September 2015
Manager Purchasing
7
No. Temuan Klasifikasi masalah
Persyaratan Root Cause Analysis
CAPA Status Batas waktu penyelesaian
Penanggung Jawab
2 Tanggal 20 Agustus 2015 Syrup yang sedang dimasukkan ke dalam botol kaca meluap dari dalam botol sehingga menyebabkan kerusakan mesin filling
Kritis Seluruh bangunan dan fasilitas termasuk area produksi, laboratorium, area penyimpanan, koridor dan lingkungan sekeliling bangunan hendaklah dirawat dalam kondisi bersih dan rapi (CPOB,2012).
Peralatan untuk mengukur, menimbang, mencatat dan mengendalikan hendaklah dikalibrasi dan diperiksa pada interval waktu tertentu dengan metode yang ditetapkan (CPOB, 2012).
Memeriksa pemeliharaan bangunan dan fasilitas serta peralatan di bagian produksi (CPOB,2012)
1. Kerusakan sensor mesin yang disebabkan mesin tergolong sudah tua dan tidak dilakukan pengecekan secara berkala.
1. Kerusakan sensorCA : a) Membersihkan area
filling dari tumpahan syrup
b) Lapor ke manager produksi
c) Berkoordinasi dengan bagian teknisi untuk mengecek mesin yang rusak
d) Pemindahan syrup ke mesin filling lain
e) Menghubungi bagian purchasing untuk pembelian sparepart baru
f) Perbaikan mesin filling oleh teknisi
PA :a) Pembuatan jadwal
perawatan peralatan
b) Perawatan mesin secara berkala
c) Kalibrasi alat dilakukan secara berkala
d) Perencanaan dan pengadaan mesin filling baru
Sedang berlangsung
CA:a) 20 Agustus
2015
b) 20 Agustus 2015
c) 20 Agustus 2015
d) 20 Agustus 2015
e) 21 Agustus 2015
f) 21 Agustus – 5 Agustus 2015
PA :a) 22 Agustus
2015b) Setiap 3
bulanc) Setiap 6
buland) Februari
2015
CA :a) Operator
produksi
b) Supervisor produksi
c) Supervisor produksi
d) Supervisor produksi dan kepala QC
e) Kepala PPIC
f) Teknisi dan Manager Produksi
PA : a) Kepala
produksib) Kepala
produksi dan teknisi
c) Kepala QA d) PPIC,
Purchasing, dan kepala Produksi
8
Kesalahan pada sistem dan siklus hendaklah terdeteksi dan/atau tercatat oleh sistem dan diamati oleh operator (CPOB,2012).
2. Operator sedang tidak berada di ruangan filling pada saat proses filling sedang berlangsung dan tidak ada penggantinya di ruangan tersebut.
2. Kelalaian operatorCA :a) Menegur dan
memberikan surat peringatan kepada operator yang lalai
b) Mereview kembali dan merevisi SOP mengenai jumlah personil yang harus berada di dalam setiap ruangan produksi
PA :a) Training SOP yang
telah diperbaharuib) Mengganti sistem
dokumentasi dengan menggunakan sistem komputer
Sedang berlangsung
CA :a) 20 Agustus
2015
b) 20 Agustus 2015
PA :a) 22 Agustus
2015b) September
2015
CA :a) Kepala
Produksi
b) Kepala QA dan Kepala Produksi
PA :a) Kepala QAb) Produksi,
Teknisi, PPIC dan Purchasing
9
D. Ringkasan
Kasus 1
Short action:
1. Melakukan reformulasi tablet menggunakan vivacel
2. Dilakukan setting ulang mesin produksi
3. Dilakukan validasi kembali sesuai dengan hasil reformulasi
4. Melakukan pengecekan SOP pembelian bahan baku
Long action:
1. Melakukan evaluasi pelaksanaan SOP terhadap persetujuan bahan awal produksi dan proses
produksi
2. Melakukan training SOP dan pemberian sanksi terhadap pelanggaran SOP
3. Melakukan perhitungan ulang terhadap buffer stock dan menambah vendor bahan baku
Kasus 2
Short action:
1. Berkoordinasi dengan bagian teknisi untuk mengecek kerusakan mesin
2. Menghubungi bagian purchasing untuk membeli sparepart baru
3. Melakukan perbaikan mesin oleh bagian teknisi
4. Mereview dan merevisi SOP mengenai jumlah personil yang harus ada di ruang
produksi
Long action:
1. Perawatan mesin dan kalibrasi alat secara berkala
2. Perencanaan dan pengadaan mesin filling baru
3. Training SOP yang telah diperbaharui dan mengganti sistem dokumentasi
KESIMPULAN
1. Kasus 1
Perubahan terhadap bahan atau peralatan yang mempengaruhi kualitas sediaan yang
dihasilkan memerlukan adanya proses validasi.
2. Kasus 2
Operator bertanggungjawab untuk melakukan pengawasan selama proses produksi
berlangsung
Pengecekan dan perawatan dilakukan secara berkala terhadap peralatan yang
digunakan untuk proses produksi.
10
DAFTAR PUSTAKA
BPOM RI, 2012, Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik, Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta
WHO, 2011, Annex 2: WHO Good Manufacturing Practices for Pharmaceutical Products: Main Principles, WHO, USA
11