Upload
ry-nov
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/24/2019 p.4 Sepsis
1/15
SEPSIS
Pembimbing : dr. Pelsi Sulaini, SpOG(K)
OLEH
Asri Noi!an"i #$%&''%&&
Li"a Nara"iloa #$%&''%%
*i!an +ebriani #$%&''%&
POGA- PASA SA/ANA KE0I1ANAN
+AK2L*AS KE1OK*EAN
2NI3ESI*AS AN1ALAS
*AH2N %
1
7/24/2019 p.4 Sepsis
2/15
1A+*A ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................
1.1 .....................................................................................................Latar Belakan......................................................................................................... ..................
1.2Tujuan Penulisan.................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAA..........................................................................................
2.1 Pengertian.........................................................................................................
2.2 Derajat Se!sis....................................................................................................
2." Eti#l#gi...............................................................................................................
2.$ Fakt#r Resik#.....................................................................................................
2.% Pat#genesis......................................................................................................2.&Fisi#l#gis Perta'anan Tu(u'................................................................................
2.) Da*!ak +an ,ejala...........................................................................................
2.- Penatalaksanaan...............................................................................................
BAB III ESIPULAN.................................................................................................
2
7/24/2019 p.4 Sepsis
3/15
0A0 I
PEN1AH2L2AN
#.# La"ar 0ela5ang
Sepsis merupakan respon sistemik terhadap infeksi dimana pathogen atau toksin
dilepaskan ke dalam sirkulasi darah sehingga terjadi proses aktivitas proses inflamasi. Sepsis
merupakan penyebab kematian tersering pada penderita trauma dan perawatan klinis pada
semua usia dan jenis kelamin.
Infeksi pasca trauma sangat bergantung pada usia penderita, waktu antara trauma dan
penanggulangannya , kontaminasi luka, jenis dan sifat luka, kerusakan jaringan, syok, jenis
tindakan, dan pemberian antibiotik. Makin lama tertunda penanggulangannya, makin besar
kemungkinan infeksi. Meskipun telah mengalami kemajuan teknologi penanganan dalam
neonatologi dan perawatan kritis pediatrik dan meluasnya penggunaan spektrum luas agen
antimikroba, infeksi masih menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada bayi dan
anak-anak. Infeksi mikroba biasanya terjadi akibat kegagalan mekanisme pertahanan tubuh
yang intrinsik untuk memerangi faktor virulensi mikroorganisme. Bayi dan anak-anak
immunocompromised, bersama dengan bayi prematur dan bayi lahir lebih bulan, yang
memiliki gangguan dalam sistem pertahanan tubuh mereka, yang rentan terhadap infeksi
bakteri. Infeksi tersebut awalnya mendapatkan respon inflamasi lokal yang bertujuan untuk
menghancurkan bakteri. egagalan untuk mengendalikan baik infeksi itu sendiri atau respon
inflamasi terhadap infeksi dapat membangkitkan gejala klinis yang bervariasi didefinisikan
sebagai sindrom sepsis.
#.% *u6uan Penulisan
!dapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut "
/ #ntuk mengetahui pengertian sepsis- #ntuk mengetahui derajat sepsis
- #ntuk mengetahui etiologi sepsis
- #ntuk mengetahuifaktor resiko sepsis
- #ntuk mengetahui patogenesis sepsis
- #ntuk mengetahui dampak dan gejala sepsis
- #ntuk mengetahui penatalaksanaan sepsis
1
7/24/2019 p.4 Sepsis
4/15
0A0 II
*IN/A2AN P2S*AKA
%.# Penger"ian
Sepsis adalah respon inflamasi sistemik terhadap infeksi. Sistem pertahanan tubuh
penjamu terhadap invasi bakteri merupakan suatu proses yang rumit yang bertujuan untuk
melokalisasi dan mengontrol infeksi dan menginisiasi perbaikan jaringan yang rusak.
Sepsis adalah suatu sindrom klinik yang terjadi oleh karena adanya respon tubuh yang
berlebihan terhadap rangsangan produk mikroorganisme.
%.% 1era6a" Sepsis
$. Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIS), ditandai dengan %& gejala
sebagai berikut
Hyperthermia/hypothermia '()*,)+ )/,0+1
Tachypneu 'resp (&23menit1
Tachycardia 'pulse ($223menit1
Leukocytosis ($&.2223mm atauLeukopenia 4.2223mm
$25 (cell imature
&. Sepsis
Infeksi disertai SI6S
). Sepsis 0era"
Sepsis yang disertai M78S3M79, hipotensi, oligouri bahkan anuria
4. Sepsis dengan 7ipo"ensi
Sepsis dengan hipotensi 'tekanan sistolik :2 mm;g atau penurunan tekanan sistolik
(42 mm;g1.
/. S!o5 sep"i5
Syok septik adalah subset dari sepsis berat, yang didefinisikan sebagai hipotensi yang
diinduksi sepsis dan menetap kendati telah mendapat resusitasi cairan, dan disertai
hipoperfusi jaringan.
etidakseimbangan" 87& (oxygen delivery) dan asien mendapatkan obat vasoaktif = syok septik jika mengalami hipoperfusi
jaringan.
2
7/24/2019 p.4 Sepsis
5/15
%.' E"iologi
Mayoritas sepsis terjadi disesbakan oleh infeksi bakteri gram negatif '-1, beberapa
disebabkan oleh infeksi jamur, dan sangat dan sangat jarang disebabkan oleh penyebab lain
dari infeksi atau agen yang menyebabkan SI6S.
Sepsis bisa disebabkan oleh mikroorganisme yang sangat bervariasi, meliputi bakteri
aerobik, anaerobik, gram positif, jamur dan virus '?inda 8.#, &2201
Bakteri gram negatif yang sering menyebabkan sspsis adalah @.oli, lebsiella Sp,
>seudomonas Sp, Bakteriodes Sp, dan >roteus Sp.
Bakteri gram negatif mengandung ?iposakarida pada dinding selnya yang disebut
endotoksin. !pabila dilepaskan masuk kedalam aliran darah, endotoksin dapat menyebabkan
berbagai perubahan biokimia yang merugikan da mengaktifasi imun dan mediator biologis
lainnya yang menunjang timbulnya syok sepsis.
7rganisme gram poitif yang sering menyebabkan sepis adalah Staphiloocus,
Streptoccous dan >neumococcus. 7rganisme gram positif melepaskan ensotoksin yang
berkemampuan menggerakkan mediator imun dengan cara yang sama dengan endotoksi
%.$ +a5"or esi5o
$. >embedahan di bagian tubuh yang terinfeksi atau di bagian tubuh dimana secara
normal tumbuh bakteri 'misalnya usus1
&. Memasukkan benda asing ke dalam tubuh, misalnya kateter intravena, kateter air
kemih atau selang drainase
). >enyalahgunaan obat terlarang yang disuntikkan
4. >enderita gangguan sistem kekebalan 'misalnya akibat terapi anti kanker1.
%.4 Pa"ogenesis
Bakteri gram negatif memiliki struktur dinding sel luar yang khas terdiri dari
lipopolisakarida yang dikenal sebagai endotoksin karena dapat memacu respons toksin.Aoksin akan direspons oleh sitokin yang akan mengaktivasi respons immun. >ada fase awal
tumor necrosis factor'A91 C , I?-$, I?-0, I?-* danplatelet agregating factor'>!91
berperan dalam proses terjadinya respons immun sistemik yang terjadi pada jam ke &. Sitokin
ini juga menyebabkan depresi miokard, menghambat oksigen radikal spesies pada sel endotel
dan menyebabkan dilatasi otot polos vaskuler. Interleukin D0 dangranulosite colony
stimulating factor'E-S91 mulai berperan dalam memproduksi immunoglobulin sel B aktif,
differensisis sel A, sintesis protein fase akut '6>1. E-S9 berperan dalam peningkatan
aktivasi neutrofil, memperlambat apoptosis neutrofil dan meningkatkan produksinya dari
"
7/24/2019 p.4 Sepsis
6/15
sumsum tulang. Fuga terjadi peningkatan degranulasi neutrofil, perlekatan pada endotel dan
daya oksidasi neutrofil. Aerjadi aktivasi kaskade koagulasi dan sistem komplemen. >roses
metabolisme asam arakhidonat menghasilkan leukotrien, tromboksan !&, dan prostaglandin
'>E@& dan >EI&1. I?-$ dan I?-0 akan mengaktivasi sel A untuk menghasilkan interferon G,
I?-&, I?-4 dan EM-S9. Interaksi tersebut akan meningkatkan respons inang terhadap
infeksi. Interferon gamma dan A9 akan meningkatkan aktivitas fagosit neutrofil.
Eambar. $ Skema patogenesis sepsis 'dikutip dari Sharma, &2241
;ipotensi terjadi akibat aktivasi faktor HII, prekalikrein, kalikrein, kininogen, bradikinin
yang bersifat vasodilator kuat. >roses selanjutnya akan terjadi penurunan deformitas eritrosit
yang menyebebkan gangguan homeostasis mikrosirkulasi. >eningkatan permeabilitas
mikrovaskuler pada sistem vaskuler sistemik dan paru menyebabkan edema jaringan
terutama di paru, ginjal, kulit, otot, jantung dan otak.Pooling intravasculerdapat terjadi di
intestinal akibat relaksasi arteriolae dan konstriksi venulae. 8arah yang terperangkap ini
menyebabkan volume kapiler menurun, aliran balik vena dan curah jantung menurun.
$
7/24/2019 p.4 Sepsis
7/15
ongesti darah dapat terjadi di paru dan kelenjar adrenal yang bisa berlanjut menjadi
perdarahan. 6espons adrenergik dalam mikrosirkulasi akan dipengaruhi oleh endotoksin dan
terjadi gangguan sensitivitas terhadap noradrenalin. >eningkatan viskositas darah dan
resistensi post kapiler. 6edistribusi aliran darah organ, terbukanya arteriovenous shunt, reaksi
multiple endotelium 4.
%.8+isiologis Per"a7anan *ubu7
Sistem pertahanan tubuh kita dimulai dari yang tampak atau dari yang berukuran
makro saperti kulit,asam lambung, pergerakan cilia 'pada epitel pernapasan1, flora normal,
imunoglobulin, sekresi mukus, dan lapisan mukosa. amun awal sepsis dimulai jika infeksi
dapat menembus lapisan mukosa sehingga faktor tersebut dapat lolos sampai ke aliran darah
'sistemik1. !dapun pejamu juga mensekresikan protein yang secara tak langsung
menghambat perlengketan bakteri seperti fibronektin, laminin, kolagen, dan vitronekti.
>rotein-protein tersebut berada pada matriks ekstraselular dan berfungsi untuk mencegah
perlekataan bakteri terhadap sel target sehingga mencegah bakteri dapat melakukan
perlengketan dan menembus lapisan sel untuk menuju pembuluh darah.
Aidak hanya sampai disitu, sekalipun bakteri berhasil lolos menuju pembuluh darah,
tetap ada pertahanan spesifik tubuh yaitu sel-sel imun seperti neutrofil, monosit-makrofag,
limfosit 'B dan A1, imunoglobulin, sistem komplemen dan sitokin.
eutrofil adalah sel efektor yang berdiferensiasi yang merupakan garis pertahanan
pertama akan terjadinya infeksi, perlukaan jaringan atau kejadian lain yang dapat merangsang
peningkatan mediator peradangan seperti sitokin. ormalnya,setelah dikeluarkan ke
pembuluh darah, neutrofil akan tetap ada selama 0 sampai jam. ;ampir /25 dari sirkulasi
neutrofil melekat pada dinding endotelial pembuluh darah setelah dihasilkan oleh sumsum
tulang
Monocytes-Macrophages merepresentasikan sebuah kelompok yang heterogen dari
sel yang terkait secara penotifikal yang timbul dari sel cabang yang sama sebagai granulosit.
Sebagaimana disebutkan, monosit-makrofag memperlihatkan beberapa kesamaan dengan
neutrofil dalam mempertahankan kelompok besar terhadap mikroba. Jang membedakan
monosit-makrofag dengan neutrofil adalah karena makrofag dapat bergerak menuju tempat
yang cidera atau meradang dengan pasien yang kekurangan K& integrin. Makrofag dapat
berpindah melalui kemotaksis lain seperti komplemen pelengkap '/a1, peptida bakteri,
antigen asing, dan sitokin seperti I?-$, A9-C, dan M>-$.
%
7/24/2019 p.4 Sepsis
8/15
?imfosit timbul dari sebuah sel cabang hematopoietik pada sumsum tulang. ?ebih
dini dalam jalur perbedaan, sel limfoid progenitor yang mengalami pematangan dalam satu
dari dua kompartemen yang terbatas, dimana ia membutuhkan karakteristik fungsional dan
phenotypic. Sel yang jelas meninggalkan sumsum tulang belakang untuk menjalani sebuah
proses Lpendidikan atau pematangan dalam thymus. Sel A yang matang melakukan migrasi
dari thymus yang menempati dalam pinggiran berbagai organ lymphoid seperti limpa,
kelenjar getah bening, potongan intestinal >eyer. Sel progenitor getah bening lainnya yang
melakukan pematangan baik pada sumsum tulang belakang ataupun liver fetal, dimana ia
dikomitmenkan pada sintesis kekebalan globulin 'Sel B1.
9aktor humoral memegang peranan penting sebagai mediator sel imun yaitu untuk
menuntun sel-sel penghancur mikroba menuju lokasi invasi. Berbagai respon selular adalah
sebuah fenomena kompleks yang tinggi yang sering diawali dan dioptimiskan dengan
berbagai faktor humoral yang luas termasuk kekebalan globulin, aktivasi komplemen, dan
sitokin. Imunoglobulin atau antibodi dihasilkan oleh ?imfosit B yang sudah matang.
%.9 1ampa5 dan Ge6ala
Bukan suatu hal yang tak laNim bahwa temuan klinis pertama adalah kegagalan organ.
Aidak ada system organ satupun yang kebal terhadap dampak sepsis. Sistem sirkulasi akan
terganggu, keseimbangan antara hantaran oksigen ke jaringan akan menurun akibat pelepasan
berbagai mediator vasoaktif yang menyebabkan peningkatan permeabilitas. 7 dan
prostasiklin diproduksi oleh sel-selendothelial. 7 diperkirakan sebagai pemain utama
vasodilatasi yang dapat menyebabkan syok sepsis.
;ipotensi adalah ekspresi yang terberat dari kegagalan sirkulasi pada sepsis. ;al ini di
akibatkan karena cairan intravaskular keluar dari pembuluh sehingga tonus arterial menurun
sehinga meningkatakn tekanan kapiler dan meningkatnya permeabilitas kapiler, kejadian
yang lain antara lain adalah dilatasivena. etika hipotensi ini terjadi maka perfusi ke jaringanakan semakin menurun sehingga kerusakan akan semakin berat.
8i paru-paru terjadi kerusakan endotel pada pembuluh darah paru yang mengacu pada
gangguan aliran kapiler dan peningkatan permeabilitas sehingga terjadi edema aveolar dan
interstitial, edema paru adalah konsekuensi klinisnya. !kan terjadi ketidakseimbangan
ventilasi perfusi dan hipoksia arteri. !cuterespiratory distress syndrome adalah manifestasi
klinis apa yangterjadi di paru-paru.
Sistem gastrointestinal adalah target sistem organ yang penting karena gangguan dan
kerusakan pada sistem ini dapat mengakibatkan umpan balik positif terhadap kerusakan yang
&
7/24/2019 p.4 Sepsis
9/15
lebih berat selanjutnya. Biasanya pasien dengan sepsi diintubasi dan tidak mampu makan,
bakteri dapat bertumbuh tidak terkendali disaluran cerna bagian atas kemudian teraspirasi ke
paru-paru menyebabkan penumonia nosokomial.
Selanjutnya gangguan sirkulasi yang lanjut menyebabkan penurunan pertahanan usus
sehingga dapat terjadi translokasi bakteria dan endotoksin dari sirkulasi sistemik.
Studi pada binatang menemukan bahwa peningkatan pembuluh darah intestinal mendahului
M78S. ;ati berperan sebagai pertahanan tubuh dan menjalankan fungsi sintesis. Eanguan
fungsi hati dapat terjadi pada tahap awal atau lanjut. ;ati seharusnya dapat menjadi organ
pertahanan tubuh awal untuk dapat membersihkan bakteri dan produk-produknya.
Selanjutnya kegagalan hati dalam menawarkan produk produk bakteri akan menimbulkan
respon lokal dan memungkinkan produk-produk berbahaya ini lolos dan menyebar secara
sistemik.
Sepsis sering diikuti dengan gagal ginjal akut akibat nekrosistubular akut. Bagaimana
mekanisme sepsis dan endotoOicemiadapat menyebabkan gagal ginjal belum sepenuhnya
diketahui. Berbagai mekanisme seperti hipotensi sistemik, vasokonstriksi ginjal secara
langsung, pelepasan sitokin seperti A9 dan aktivasineutrofil oleh endotoksin dan oleh
9M?>, asam amino tiga gugus 'fMet-?eu->he1 yang merupakan peptida kemotaktik yang
berasal dari dinding sel bakteri, mungkin berperanan dalam menyebabkan kerusakan ginjal.
emungkinan kematian meningkat pada pasien yang terjadi gagal ginjal. Salah satu faktor
yang berperan adalah pelepasan mediator proinflamantori sebagai akibat dari interaksilekosit
dengan membran dialisis saat dilakukan hemodialisis. >enggunaan membran biocompatibel
dapat mencegah inteaksi inidan meningkatkan keberhasilan dan perbaikan fungsi ginjal.
Secara klinis keterlibtan sistem saraf pusat dapat bermanifestasi sebagai gangguan kesadaran
akibat ensefalopati dan europati perifer. >atogenesis ensefalopati masih banyak yang belum
diketahui, walaupun banyak dikatakan bahwa terjadi microabses dan penyebaran lewat darah
namun hal ini masih dipertanyakan mengingat keragaman patologis sepsis.
%. Pena"ala5sanaan
>enatalaksanaan sepsis yang optimal mencakup eliminasi patogen penyebab infeksi,
mengontrol sumber infeksi dengan tindakan drainase atau bedah bila diperlukan, terapi
antimikroba yang sesuai, resusitasi bila terjadi kegagalan organ atau renjatan.
7/24/2019 p.4 Sepsis
10/15
Mencakup tindakan airay (!)" #reathing ($)" circulation (%)dengan oksigenasi, terapi
cairan 'kristaloid dan3atau koloid1, vasopresor3inotropik, dan transfusi bila diperlukan.
Aujuan resusitasi pasien dengan sepsis berat atau yang mengalami hipoperfusi dalam 0
jam pertama adalah *-$& mm;g, M!> (0/ mm;g, urine (2./ ml3kg3jam dan
saturasi oksigen (25. Bila dalam 0 jam resusitasi, saturasi oksigen tidak mencapai 25
dengan resusitasi cairan dengan *-$& mm;g, maka dilakukan transfusi >6 untuk
mencapai hematokrit ()25 dan3atau pemberian dobutamin 'sampai maksimal &2
Pg3kg3menit1.
&. @liminasi sumber infeksi
Aujuan" menghilangkan patogen penyebab, oleh karena antibiotik pada umumnya tidak
mencapai sumber infeksi seperti abses, viskus yang mengalami obstruksi dan implan
prostesis yang terinfeksi. Aindakan ini dilakukan secepat mungkin mengikuti resusitasi
yang adekuat.
). Aerapi antimikroba
Merupakan modalitas yang sangat penting dalam pengobatan sepsis. Aerapi antibiotik
intravena sebaiknya dimulai dalam jam pertama sejak diketahui sepsis berat, setelah
kultur diambil. Aerapi inisial berupa satu atau lebih obat yang memiliki aktivitas melawan
patogen bakteri atau jamur dan dapat penetrasi ke tempat yang diduga sumber sepsis.
7leh karena pada sepsis umumnya disebabkan oleh gram negatif, penggunaan antibiotik
yang dapat mencegah pelepasan endotoksin seperti karbapenem memiliki keuntungan,
terutama pada keadaan dimana terjadi proses inflamasi yang hebat akibat pelepasan
endotoksin, misalnya pada sepsis berat dan gagal multi organ
>emberian antimikrobial dinilai kembali setelah 4*-& jam berdasarkan data mikrobiologi
dan klinis. Sekali patogen penyebab teridentifikasi, tidak ada bukti bahwa terapi
kombinasi lebih baik daripada monoterapi.
4. Aerapi suportif- 7ksigenasi
>ada keadaan hipoksemia berat dan gagal napas bila disertai dengan penurunan
kesadaran atau kerja ventilasi yang berat, ventilasi mekanik segera dilakukan.
- Aerapi cairan
;ipovolemia harus segera diatasi dengan cairan kristaloid 'al 2.:5 atau ringer
laktat1 maupun koloid.
- >ada keadaan albumin rendah '& g3d?1 disertai tekanan hidrostatik melebihi tekanan
onkotik plasma, koreksi albumin perlu diberikan.
-
7/24/2019 p.4 Sepsis
11/15
- Aransfusi >6 diperlukan pada keadaan perdarahan aktif atau bila kadar ;b rendah
pada kondisi tertentu, seperti pada iskemia miokard dan renjatan septik. adar ;b
yang akan dicapai pada sepsis masih kontroversi antara *-$2 g3d?.
- ada sepsis, kecukupan nutrisi"
kalori 'asam amino1, asam lemak, vitamin dan mineral perlu diberikan sedini
mungkin
- ontrol gula darahAerdapat penelitian pada pasien I#, menunjukkan terdapat penurunan mortalitas
sebesar $2.0-&2.&5 pada kelompok pasien yang diberikan insulin untuk mencapai
kadar gula darah antara *2-$$2 mg3d? dibandingkan pada kelompok dimana insulin
baru diberikan bila kadar gula darah ($$/ mg3d?. amun apakah pengontrolan gula
darah tersebut dapat diaplikasikan dalam praktek I#, masih perlu dievaluasi, karena
ada risiko hipoglikemia.
- Eangguan koagulasi
>roses inflamasi pada sepsis menyebabkan terjadinya gangguan koagulasi dan 8I
'konsumsi faktor pembekuan dan pembentukan mikrotrombus di sirkulasi1. >ada
0
7/24/2019 p.4 Sepsis
12/15
sepsis berat dan renjatan, terjadi penurunan aktivitas antikoagulan dan supresi proses
fibrinolisis sehingga mikrotrombus menumpuk di sirkulasi mengakibatkan kegagalan
organ. Aerapi antikoagulan, berupa heparin, antitrombin dan substitusi faktor
pembekuan bila diperlukan dapat diberikan, tetapi tidak terbukti menurunkan
mortalitas.
- ortikosteroid
;anya diberikan dengan indikasi insufisiensi adrenal. ;idrokortison dengan dosis /2
mg bolus I< 4O3hari selama hari pada pasien dengan renjatan septik menunjukkan
penurunan mortalitas dibandingkan kontrol. eadaan tanpa syok, kortikosteroid
sebaiknya tidak diberikan dalam terapi sepsis.
/. Modifikasi respons inflamasi
!nti endotoksin 'imunoglobulin poliklonal dan monoklonal, analog lipopolisakarida1
antimediator spesifik 'anti-A9, antikoagulan-antitrombin, !>, A9>I antagonis >!9
metabolit asam arakidonat '>E@$1, antagonis bradikinin, antioksidan '-asetilsistein,
selenium1, inhibitor sintesis 7 '?-MM!1 imunostimulator 'imunoglobulin, I9-G, E-
S9, imunonutrisi1 nonspesifik 'kortikosteroid, pentoksifilin, dan hemofiltrasi1.
@ndogenous activated protein memainkan peranan penting dalam sepsis" inflamasi,
koagulasi dan fibrinolisis. 8rotrecogin alfa 'activated1 adalah nama generik dari bentuk
rekombinan dari human activated protein yang diindikasikan untuk menurunkan
mortalitas pada pasien dengan sepsis berat dengan risiko kematian yang tinggi.
#. Air;a!
- Jakinkan kepatenan jalan napas
- Berikan alat bantu napas jika perlu 'guedel atau nasopharyngeal1
- Fika terjadi penurunan fungsi pernapasan segera kontak ahli anestesi dan bawa segera
mungkin ke I#
%. 0rea"7ing
- aji jumlah pernasan lebih dari &4 kali per menit merupakan gejala yang signifikan- aji saturasi oksigen
- >eriksa gas darah arteri untuk mengkaji status oksigenasi dan kemungkinan asidosis
- Berikan $225 oksigen melalui non re-breath mask
- !uskulasi dada, untuk mengetahui adanya infeksi di dada
- >eriksa foto thorak
'. ir
7/24/2019 p.4 Sepsis
13/15
- >eriksa waktu pengisian kapiler
- >asang infuse dengan menggunakan canul yang besar
- Berikan cairan koloid D gelofusin atau haemaccel
- >asang kateter
- ?akukan pemeriksaan darah lengkap
- Siapkan untuk pemeriksaan kultur
- atat temperature, kemungkinan pasien pyreksia atau temperature kurang dari )0oc
- Siapkan pemeriksaan urin dan sputum
- Berikan antibiotic spectrum luas sesuai kebijakan setempat.
$. 1isabili"!
Bingung merupakan salah satu tanda pertama pada pasien sepsis padahal sebelumnya
tidak ada masalah 'sehat dan baik1. aji tingkat kesadaran dengan menggunakan !#.
4. E=posure
Fika sumber infeksi tidak diketahui, cari adanya cidera, luka dan tempat suntikan dan
tempat sumber infeksi lainnya.
*anda anenurunan fungsi ginjal
- >enurunan fungsi jantung
- ;yposia
- !sidosis
- Eangguan pembekuan
Kompli5asi
$. !68S
&. oagulasi intravaskular diseminata
). !cute 6enal 9ailure 'hronic idney 8isease1
4. >erdarahan usus
/. Eagal hati
0. 8isfungsi sistem saraf pusat
. Eagal jantung
11
7/24/2019 p.4 Sepsis
14/15
0A0 III
KESI-P2LAN
Sepsis merupakan respon sistemik terhadap infeksi dimana pathogen atau toksin
dilepaskan ke dalam sirkulasi darah sehingga terjadi proses aktivitas proses inflamasi. Sepsis
merupakan penyebab kematian tersering pada penderita trauma dan perawatan klinis pada
semua usia dan jenis kelamin.
Mayoritas sepsis terjadi disesbakan oleh infeksi bakteri gram negatif '-1, beberapa
disebabkan oleh infeksi jamur, dan sangat dan sangat jarang disebabkan oleh penyebab lain
dari infeksi atau agen yang menyebabkan SI6S.
Sepsis bisa disebabkan oleh mikroorganisme yang sangat bervariasi, meliputi bakteri
aerobik, anaerobik, gram positif, jamur dan virus.
Sepsis yang berat didefinisikan sebagai sepsis yang menyebabkan kegagalan fungsi
organ. Fika sudah menyembabkan ancaman terhadap kehidupan maka pasien harus dibawa ke
I#
12
7/24/2019 p.4 Sepsis
15/15
1"