6
INTISARI Nata berasal dari bahasa spanyol yang berarti adalah “natare” atau jika dalam bahasa Indonesia disebut terapung-apung. Nata merupakan salah satu produk yang dihasilkan dari cara fermentasi dari bakteri Acetobacter Xylinum dengan bahan dasar pembuatan nata adalah sari buah jambu merah dan buavita. Tujuan dalam praktikum nata adalah mengkaji proses pembuatan nata dengan bahan dasar sari jambu merah dan buavita serta mengkaji hasil pembuatan nata dengan perbedaan medium, pH, nutrisi dan jenis penutup yang digunakan. Dalam praktikum nata bahan yang digunakan adalah sari buah jambu dan buavita, MgSO4, glukosa, Urea, Acetobacter xylinum, NaOH & CH 3 COOH. Dalam pembuatan nata hal yang harus dilakukan adalah saring sari buah jambu dan buavita yang kemudian dididihkan lalu di berikan nutrisi sesuai variabel yang sudah ditentukan.setelah itu diatur pH nya sampai 4,5 kemudian masukkan dalam beaker glass dan diambil Acetobacter Xylinum sesuai variabel yang sudah ditentukan lalu di fermentasikan selama 5 hari dalam kondisi suhu kamar setelah itu di ambil natanya di bersihkan dan ditimbang. Kemudian dilakukan analisa glukosa meliputi pembuatan glukosa standart, standarisasi kadar glukosa dan menghitung kadar dari sari buah jambu biji merah dan buavita jambu. Dalam praktikum, Perbandingan penggunaan bahan baku sari jambu merah dengan buavita menghasilkan %S yang lebih besar dibandingkan buavita. Berdasarkan hasil percobaan perbedaan penggunaan bahan baku pada variabel 1 dan 6, variabel 1 lah yang mengalami penurunan substrat lebih besar dari variabel 6, hal ini ditinjau dari penurunan %S, dimana

p6 nata

Embed Size (px)

DESCRIPTION

nata

Citation preview

Page 1: p6 nata

INTISARI

Nata berasal dari bahasa spanyol yang berarti adalah “natare” atau jika dalam bahasa

Indonesia disebut terapung-apung. Nata merupakan salah satu produk yang dihasilkan dari

cara fermentasi dari bakteri Acetobacter Xylinum dengan bahan dasar pembuatan nata adalah

sari buah jambu merah dan buavita. Tujuan dalam praktikum nata adalah mengkaji proses

pembuatan nata dengan bahan dasar sari jambu merah dan buavita serta mengkaji hasil

pembuatan nata dengan perbedaan medium, pH, nutrisi dan jenis penutup yang digunakan.

Dalam praktikum nata bahan yang digunakan adalah sari buah jambu dan buavita,

MgSO4, glukosa, Urea, Acetobacter xylinum, NaOH & CH3COOH. Dalam pembuatan nata

hal yang harus dilakukan adalah saring sari buah jambu dan buavita yang kemudian

dididihkan lalu di berikan nutrisi sesuai variabel yang sudah ditentukan.setelah itu diatur pH

nya sampai 4,5 kemudian masukkan dalam beaker glass dan diambil Acetobacter Xylinum

sesuai variabel yang sudah ditentukan lalu di fermentasikan selama 5 hari dalam kondisi suhu

kamar setelah itu di ambil natanya di bersihkan dan ditimbang. Kemudian dilakukan analisa

glukosa meliputi pembuatan glukosa standart, standarisasi kadar glukosa dan menghitung

kadar dari sari buah jambu biji merah dan buavita jambu.

Dalam praktikum, Perbandingan penggunaan bahan baku sari jambu merah dengan buavita menghasilkan %S yang lebih besar dibandingkan buavita. Berdasarkan hasil percobaan perbedaan penggunaan bahan baku pada variabel 1 dan 6, variabel 1 lah yang mengalami penurunan substrat lebih besar dari variabel 6, hal ini ditinjau dari penurunan %S, dimana semakin besar penurunan %S semakin banyak pula glukosa yang digunakan oleh Acetobacter xylinum sebagai sumber karbon yang penting untuk pertumbuhan bakteri. menunjukkan bahwa variabel yang menggunakan plastik lebih sedikit mempolimerasikan glukosa dibandingkan dibandingkan dengan variabel yang menggunakan penutup daun pisang. Kadar glukosa yang semakin sedikit menyebabkan %S juga semakin sedikit. Sebagai saran sterilkan alat sebelum digunakan, melakukan fermentasi ditempat yang gelap, hindari goncangan terhadap Acetobacter Xylinum agar tidak mengalami stres.

Page 2: p6 nata

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa:

1. variabel 1,2,3,4,5 maupun variabel 6 mengalami penurunan drastis pada hari terakhir.

Hal ini telah sesuai dengan yang teori, dimana terjadi penurunan kadar glukosa pada

hari terakhir fermentasi yaitu hari ke-5.

2. Perubahan densitas awal dan akhir. Pada semua variabel densitas awal sampai akhir

mengalami kenaikan. Hal ini dikarenakan sebelum proses fermentasi, sari buah

jambu dan buavita jambu telah ditambahkan bermacam-macam nutrien seperti yeast

extract, magnesium sulfat, glukosa anhidris, dan gula jawa.

3. Pada praktikum ini, digunakan dua jenis bahan baku yang berbeda; yaitu sari jambu

merah dan buavita. Dari perbedaan perlakuan tersebut, didapatkan %S akhir variabel

6 yaitu 1,772sedangkan %S akhir variabel 1 sebesar 1,204.

4. Pada variabel 4 penutup yang digunakan saat pembuatan nata adalah daun

pisang,sedangkan pada variabel 2 yang digunakan ada plastik berwarna hitam.Pada

variabel 4 jumlah glukosa menurun lebih banyak di bandingkan variabel ke-2 akibat

glukosa digunakan untuk nutrisi Acetobacter xylinum.

5. Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dengan penambahan Acetobacter

xylinum sebanyak 20%V (40 ml) pada variabel 6 dan 15%V (30ml) pada variabel 4

didapatkan %S akhir pada variabel 4 dan 6 adalah 1,19 dan 1,76.

6. Pada variabel 5 sumber karbon yang digunakan adalah sukrosa sedangkan variabel 6

sumber karbon yang digunakan adalah gula merah.

5.2 Saran

1. Melakukan fermentasi pada tempat yang gelap

2. Menghindari goncangan pada Acetobacter xylinum agar bakteri tidak stress

3. Menutup medium fermentasi dengan rapat, agar proses fermentasi berjalan

maksimal.

Page 3: p6 nata

DAFTAR PUSTAKA

Aminatul, Dewi. 2010. Pemanfaatan Nata de Banana Skin Menjadi Minuman Aneka Rasa

sebagai Upaya Cerdas untuk Menambah Nilai Ekonomis Kulit Pisang pada

Masyarakat di Jalan Jombang 1 Malang.

https://www.scribd.com/doc/120056329/Pemanfaatan-nata-de-banana-skin-menjadi-

minuman-aneka-rasasebagai-upaya-cerdas-untuk-menambah-nilai-ekonomis-kulit-

pisang-pada-masyarakat-di-jalan-jombang-1-malang . Diakses pada 8 Oktober 2015.

Dreecold and Cumn. Industrial Mikrobiology 2nd ed Mc. Graw Hill book Inc, New York.

Hamad, Alwani. 2011. Pengaruh Penambahan Sumber Karbon Terhadap Kondisi Fisik Nata

de Coco. https://www.scribd.com/doc/86972704/Pengaruh-Penambahan-Sumber-

Karbon-Terhadap-Kondisi-Fisik-Nata-de-Coco . Diakses pada 8 Oktober 2015.

Haryanti, S. 2010. Jumlah dan Distribusi Stomata pada Daun Beberapa Spesies

Tanaman Dikotil dan Monokotil. Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol

XVIII, No. 2.

Holmstad, R., Antoine, C., Silvy, J., Costa, A.P., dan Antoine, J. 2012. Modelling

The Paper Sheet Structure According To The Equivalent Pore Concept.

Norwegian Pulp and Paper Research Institute, PFI, Norway.

Lapuz, M. M., Gollardo E.G., & Palo M.A. 1967. The Organism and

CultureRequirements, Characteristics and Identity. The Philippine J.

Science.98:191 –109.

Nurfiningsih. 2009. Pembuatan Nata de Corn Dengan Acetobacter xylinum.

https://www.academia.edu/8509584/Pembuatan_Nata_de_Corn_dengan_Acetobacter_

Xylinum_Nurfiningsih_L2C605166 . Diakses pada 8 Oktober 2015.

Nurminah,Mimi. 2002. PENELITIAN SIFAT BERBAGAI BAHAN KEMASAN PLASTIK DAN

KERTAS SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BAHAN YANG DIKEMAS.

http://academia.edu /624352_Penelitian_Sifat_Berbagai_Bahan_Kemasan . Diakses pada

30 Oktober 2015.

Putri, Indah. 2010. Pembuatan Nata de Cassava.

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jhptunimus-gdl-indahputri-6442-2-babi.pdf.

Diakses pada tanggal 8 Oktober 2015 pada pukul 10.00 WIB.

Sridjajati. 2010. Pembuatan Nata de Mango,

http://eprints.upnjatim.ac.id/1235/1/Sridjajati.pdf. Diakses pada 8 oktober 2015)

Sulistiyo,dkk. 2007. Pembuatan Nata dari Limbah Cair Tahu Dengan Menggunakan

Page 4: p6 nata

Molases Sebagai Sumber Karbon Acetobacter xylinum. http://eprints.undip.ac.id/3468/

. Diakses pada 30 Oktober 2015.

Sunartono. 2015. Kasus Nata de Coco Berbahan Pupuk ZA Menimbulkan Gangguan

Kesehatan. http://jogja.solopos.com/baca/2015/04/03/kasus-nata-de-coco-berbahan-

pupuk-za-bbpom-kesulitan-buat-analisa-ini-alasannya-590833. Diakses pada 8 Oktober

2015.

Swissa, M., Aloni, Y., Weinhouse, H. &Benziman, M. 1980. Intermediary step in

Acetobacterxylinum Cellulose Synthesis”Preparation of the Wild Type and A

Celluloses Mutant. J.Bacteriol. 143: 1142 –1150.

Ulfa.2010. Enzim Acetobacter xylinum.

sinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/31041029/.../intro.pdf. Diakses pada 8

Oktober 2015.