4
DAMPAK GLOBALISASI DAN KONVERGENSI MEDIA PADA SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untiik memperoleh tanggapan guru dan peserta didik dalam menghadapi era globalisasi dan konvergensi media dalam sistem pendidikan, se/la tanggapan terhadap sekolah gang memiliki label Rintisan Sekolah Bertstandar Internasional (RSBI) dan Sekolah Berstandar International (SBI). Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, dan pengumpulan data dilakukan dengan wawaneara mendalam, selanjutnija dianalisis dengan menggunakan analisis kategori-kategori (filling system). Hasil penelitian menunjukkan bahwa di era globalisasi dan konvergensi media dituntut adanya profesionalitas, serta beberapa kata kunci dunia pendidikan yaitu, kompetisi, transparansi, efisiensi, dan kualitas tinggi. Kata kunci: globalisasi, konvergensi media, pendidikan, profesionalitas Eko Hartanto Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Gunadarma PENDAHULUAN Teknologi komunikasi clan informasi mempengaruhi segenap bidang kehidupan termasuk bidang pendidikan. Dalam pendidikan terdapat beberapa kecen- derungan, yaitu (a) bergesernya pendi- dikan dari sistem yang berorientasi pada guru/dosen/lembaga ke orientasi pada siswa/mahasiswa/peserta didik, (b) meningkatnya pendidikan terbuka/jarak jauh. (c) tersedianya banyak pilihan sumber belajar, (d) adanya standar kualitas global dalam rangka persaingan global dan (e) pendidikan sepanjang hayat (life long learning). Menyongsong persaingan global, penyelenggaraan pendidikan di Indonesia harus memperhatikan perbedaan kecerdasan, kecakapan, bakat dan minat peserta didik. Jadi peserta didik harus diberi perlakuan secara maksimal untuk mengaktualkan potensi intelektual, emosional dan spiritualnya. Di samping itu pendidikan harus relevan dengan kebutuhan individu, keluarga, maupun kebutuhan berbagai sektor dan sub-sub sektornya, baik lokal, nasional, maupun internasional. Pendidikan terdiri dari empat pilar yaitu learning to know, learning to do, learning to live together, and learning to be. Yang artinya bahwa pembelajaran tidak sekedar memperkenalkan nilai-nilai (learning to know), tetapi juga harus bisa membangkitkan penghayatan dan mendorong menerapkan nilai-nilai tsb (learning to do) yang dilakukan secara kolaboratif (learning to live together) dan menjadikan peserta didik percava diri dan menghargai dirinya (learning to be). Dalam rangka itu pemerintah menvelenggarakan S15I (Sekolah Bertaraf Internasional). Undang-undang Nomor 2oTahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN 20/2003) pasal 50 ayat 3 menyatakan bahwa "Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menye- lenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan bertaraf internasional " . Aman at tersebut termuat dalam cetak Biru Pendidikan Nasional 2006 - 2025) dan secara eksplisit dalam rencana strategi Departemen Pendidikan Nasional 2005 - 2009. Untuk memenuhi amanat UUSPN 20/2003 tersebut SBI mulai dirintis tahun 2006. Perintisan SBI merupakan keniscayaan karena selain untuk memenuhi UUSPN 2003 era globalisasi juga menuntut kemampuan daya saing kuat dalam SDM, teknologi dan manajemen. Penyelenggaraan SBI sangat memerlukan dukungan baik SDM, teknologi dan manajemen (input, proses, output). Ketiganya sangat menentukan keberhasilan SBI. Teknologi Informasi seakan telah mengambilalih fungsi buku, guru dan sistem pengajaran konvensional. Pembelajaran dengan multimedia selain menyenangkan juga sangat membantu siswa, yang memiliki kemampuan berbeda dalam menangkap materi sehingga mempengaruhi prestasi siswa. Syarat mutlak SBI adalah prestasi yang baik. Hal ini perlu disadari oleh para pendiri dan pengelola sekolah bertaraf internasional. Memenuhi standar SBI tidak begitu mudah, karena ada banyak kendala yang menghadang. Penelitian ini bertujuan memperoleh tanggapan dan pendapat guru dan peserta didik terhadap perkembangan teknologi media di era globalisasi dan tanggapan terhadap sekolah berlabel Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) atau Sekolah Berstandar Internasional (SBI). METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-konstruktivis. Pengumpulan data dilakukan lewat kepustakaan (library research). Selain itu dilakukan wawaneara mendalam terkait topik penelitian ini. Sampel penelitian ini adalah guru dan peserta didik (pelajar). Metode pengambilan sampel dilakukan secara convinience sampling, artinya dipilih sampel yang memang bersedia untuk diwawancara. Analisis data didahului oleh upaya mengungkap trustworthiness dari subjek penelitian, dengan menguji jawaban- jawaban atas pertanyaan berkaitan dengan pengalaman dan pengetahuan mereka yang khas. Selanjutnva dilakukan triangulation analysis, dengan meneliti autentisitas jawaban berdasar data empiris yang ada. Peneliti menjadi fasilitator untuk menguji keabsahan setiap jawaban berdasarkan dokumen atau data lain, serta reasoning yang logis. Tahapan berikut adalah melakukan intersubjectivity analysis, yakni mendialogkan semua data dari subjek penelitian dengan data dari subjek lain. Hasil dari wawaneara ini kemudian dianalisis dan diinterpretasi dengan menggunakan analisis kategori-kategori (filling system) yang telah ditentukan. IIASIL DAN PEMBAIIASAN Menurut Naisbit (1995) ada 10 kecenderungan besar dalam bidang pendidikan di era globalisasi yaitu (1) dari masyarakat industri ke masyarakat informasi; (2) dari teknologi yang dipaksakan ke teknologi tinggi; (3) dari ekonomi nasional ke ekonomi dunia; (4) dari perencanaan jangka pendek ke perencanaan jangka panjang; (5) dari sentralisasi ke desentralisasi; (6) dari bantuan institusional ke bantuan diri; (7) dari demokrasi perwakilan ke demokrasi partisipatoris, dari hierarki-hierarki ke penjaringan; (9) dari utara ke selatan, dan (10) dari pilihan biner ke pilihan majemuk. Kecenderungan-kecenderungan itu berdampak terhadap kurikulum, mana- jemen pendidikan, tenaga kependidikan, strategi dan metode pendidikan. Naisbitt juga mengemukakan ada 8 kecenderungan besar di Asia yang ikut mempengaruhi dunia yaitu (1) dari negara bangsa ke jaringan; (2) dari tuntutan ekspor ke tuntutan konsumen; (3) dari pengaruh Barat ke cara Asia; (4) dari kontrol pemerintah ke tuntutan pasar; (5) dari desa ke metropolitan; (6) dari padat karya ke teknologi canggih; (7) dari dominasi kaum pria ke munculnya kaum wanita; dan (8) dari Barat ke Timur. Kedelapan kecenderungan itu akan mempengaruhi tata nilai dalam berbagai aspek, pola dan gaya hidup masyarakat baik di desa maupun di kota, dan pada gilirannya mempengaruhi pola-pola pendidikan yang lebih disukai dengan tuntutan kecenderungan tersebut. Pendidikan ditantang untuk menyiapkan UG Jurnal Vol. 7 No. 09 Tahun 2013 11

PADA SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PADA SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA

DAMPAK GLOBALISASI

DAN KONVERGENSI MEDIA

PADA SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untiik memperoleh tanggapan guru dan peserta didikdalam menghadapi era globalisasi dan konvergensi media dalam sistem pendidikan,se/la tanggapan terhadap sekolah gang memiliki label Rintisan Sekolah BertstandarInternasional (RSBI) dan Sekolah Berstandar International (SBI). Penelitianmenggunakan pendekatan kualitatif, dan pengumpulan data dilakukan denganwawaneara mendalam, selanjutnija dianalisis dengan menggunakan analisiskategori-kategori (filling system). Hasil penelitian menunjukkan bahwa di eraglobalisasi dan konvergensi media dituntut adanya profesionalitas, serta beberapakata kunci dunia pendidikan yaitu, kompetisi, transparansi, efisiensi, dan kualitastinggi.

Kata kunci: globalisasi, konvergensi media, pendidikan, profesionalitas

Eko Hartanto

Fakultas Ilmu KomunikasiUniversitas Gunadarma

PENDAHULUAN

Teknologi komunikasi clan informasimempengaruhi segenap bidang kehidupantermasuk bidang pendidikan. Dalampendidikan terdapat beberapa kecen-derungan, yaitu (a) bergesernya pendi-dikan dari sistem yang berorientasi padaguru/dosen/lembaga ke orientasi padasiswa/mahasiswa/peserta didik, (b)meningkatnya pendidikan terbuka/jarakjauh. (c) tersedianya banyak pilihansumber belajar, (d) adanya standar kualitasglobal dalam rangka persaingan global dan(e) pendidikan sepanjang hayat (life longlearning).

Menyongsong persaingan global,penyelenggaraan pendidikan di Indonesiaharus memperhatikan perbedaankecerdasan, kecakapan, bakat dan minatpeserta didik. Jadi peserta didik harusdiberi perlakuan secara maksimal untukmengaktualkan potensi intelektual,emosional dan spiritualnya. Di sampingitu pendidikan harus relevan dengankebutuhan individu, keluarga, maupunkebutuhan berbagai sektor dan sub-subsektornya, baik lokal, nasional, maupuninternasional.

Pendidikan terdiri dari empat pilaryaitu learning to know, learning to do,learning to live together, and learning tobe. Yang artinya bahwa pembelajaran tidaksekedar memperkenalkan nilai-nilai(learning to know), tetapi juga harus bisamembangkitkan penghayatan danmendorong menerapkan nilai-nilai tsb(learning to do) yang dilakukan secarakolaboratif (learning to live together) danmenjadikan peserta didik percava diri danmenghargai dirinya (learning to be).

Dalam rangka itu pemerintahmenvelenggarakan S15I (Sekolah BertarafInternasional). Undang-undang Nomor2oTahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional (UUSPN 20/2003) pasal 50 ayat3 menyatakan bahwa "Pemerintahdan/atau pemerintah daerah menye-lenggarakan sekurang-kurangnya satusatuan pendidikan pada semua jenjangpendidikan untuk dikembangkan menjadisatuan pendidikan bertaraf internasional

"

.

Am an at tersebut termuat dalam cetakBiru Pendidikan Nasional 2006 - 2025)dan secara eksplisit dalam rencana strategi

Departemen Pendidikan Nasional2005 - 2009. Untuk memenuhi amanatUUSPN 20/2003 tersebut SBI mulaidirintis tahun 2006. Perintisan SBI

merupakan keniscayaan karena selainuntuk memenuhi UUSPN 2003 eraglobalisasi juga menuntut kemampuandaya saing kuat dalam SDM, teknologi danmanajemen. Penyelenggaraan SBI sangatmemerlukan dukungan baik SDM,teknologi dan manajemen (input, proses,output). Ketiganya sangat menentukankeberhasilan SBI.

Teknologi Informasi seakan telahmengambilalih fungsi buku, guru dansistem pengajaran konvensional.Pembelajaran dengan multimedia selainmenyenangkan juga sangat membantusiswa, yang memiliki kemampuan berbedadalam menangkap materi sehinggamempengaruhi prestasi siswa. Syaratmutlak SBI adalah prestasi yang baik. Halini perlu disadari oleh para pendiri danpengelola sekolah bertaraf internasional.Memenuhi standar SBI tidak begitumudah, karena ada banyak kendala yangmenghadang.

Penelitian ini bertujuan memperolehtanggapan dan pendapat guru dan pesertadidik terhadap perkembangan teknologimedia di era globalisasi dan tanggapanterhadap sekolah berlabel Rintisan SekolahBerstandar Internasional (RSBI) atauSekolah Berstandar Internasional (SBI).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatankualitatif-konstruktivis. Pengumpulan datadilakukan lewat kepustakaan (libraryresearch). Selain itu dilakukan wawanearamendalam terkait topik penelitian ini.Sampel penelitian ini adalah guru danpeserta didik (pelajar). Metodepengambilan sampel dilakukan secaraconvinience sampling, artinya dipilihsampel yang memang bersedia untukdiwawancara.

Analisis data didahului oleh upayamengungkap trustworthiness dari subjekpenelitian, dengan menguji jawaban-jawaban atas pertanyaan berkaitan denganpengalaman dan pengetahuan merekayang khas. Selanjutnva dilakukantriangulation analysis, dengan meneliti

autentisitas jawaban berdasar data empirisyang ada. Peneliti menjadi fasilitator untukmenguji keabsahan setiap jawabanberdasarkan dokumen atau data lain, sertareasoning yang logis.

Tahapan berikut adalah melakukanintersubjectivity analysis, yaknimendialogkan semua data dari subjekpenelitian dengan data dari subjek lain.Hasil dari wawaneara ini kemudian

dianalisis dan diinterpretasi denganmenggunakan analisis kategori-kategori(filling system) yang telah ditentukan.

IIASIL DAN PEMBAIIASAN

Menurut Naisbit (1995) ada 10kecenderungan besar dalam bidangpendidikan di era globalisasi yaitu (1) darimasyarakat industri ke masyarakatinformasi; (2) dari teknologi yangdipaksakan ke teknologi tinggi; (3) dariekonomi nasional ke ekonomi dunia; (4)dari perencanaan jangka pendek keperencanaan jangka panjang; (5) darisentralisasi ke desentralisasi; (6) daribantuan institusional ke bantuan diri; (7)dari demokrasi perwakilan ke demokrasipartisipatoris, dari hierarki-hierarki kepenjaringan; (9) dari utara ke selatan, dan(10) dari pilihan biner ke pilihan majemuk.Kecenderungan-kecenderungan ituberdampak terhadap kurikulum, mana-jemen pendidikan, tenaga kependidikan,strategi dan metode pendidikan.

Naisbitt juga mengemukakan ada 8kecenderungan besar di Asia yang ikutmempengaruhi dunia yaitu (1) dari negarabangsa ke jaringan; (2) dari tuntutanekspor ke tuntutan konsumen; (3) daripengaruh Barat ke cara Asia; (4) darikontrol pemerintah ke tuntutan pasar; (5)dari desa ke metropolitan; (6) dari padatkarya ke teknologi canggih; (7) daridominasi kaum pria ke munculnya kaumwanita; dan (8) dari Barat ke Timur.

Kedelapan kecenderungan itu akanmempengaruhi tata nilai dalam berbagaiaspek, pola dan gaya hidup masyarakatbaik di desa maupun di kota, dan padagilirannya mempengaruhi pola-polapendidikan yang lebih disukai dengantuntutan kecenderungan tersebut.Pendidikan ditantang untuk menyiapkan

UG Jurnal Vol. 7 No. 09 Tahun 2013 11

Page 2: PADA SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA
Page 3: PADA SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA
Page 4: PADA SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA