Upload
trikurniati27
View
10
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
.
Citation preview
Pada trauma akustik terjadi paparan bising tunggal yang sangat tinggi dalam
durasi pendek dapat menyebabkan gangguan pendengaran permanen. Suara
secara mekanik merusak organ Corti, merobek membrane, memecah sel-sel
dan memungkinkan perilimfe dan endolimfe bercampur. Trauma akustik dapat
menyebabkan cedera yang berat daripada gangguan pendengaran akibat bising
yang kronik, terutama apada frekuensi rendah. Pada keadaan yang ekstrim
seperti ledakan, terjadi cedera pada membrane timpani atau osikel sehingga
menyebabkan tuli konduktif atau campur.
Gangguan pendengaran akibat bising kronik melibatkan organ corti,
khususnya sel-sel rambut yang lebih mudah mengalami kerusakan. Hilangnya
stereosilia dan sel-sel rambut terjadi perlahan-lahan, didahului dengan
pergeseran ambang dengar sementara dan dihubungkan dengan proses
metabolic. Stereosilia sel-sel rambut lar menjadi sedikit kaku sehingga
responnya terhadap stimulasi menjadi buruk. Stereosilia tersebut dapat
memulihkan daya mekaniknya sendiri sehingga fungsinya kembali normal.
Jumlah dan tipe kerusakan langsung sel-sel rambut bergantung pada intensitas
bunyi. Pajanan bising pada level subtraumatik menimbulkan pergeseran
ambang dengar sementara pada pendengaran yang sensitive yang kembali
normal seiring waktu jauh dari pajanan bising yang berbahaya. Di atas
frekuensi dan intensitas minimum, sel-sel rambut luar menunjukan tanda
kelelahan metabolic dengan stereosilia yang rusak. Ini korelasidengan
fenomena umum pergeseran ambang dengar sementara yang mengalami
pemulihan dalam beberapa jam.
Level suara yang tinggi merusak stereosilia sel-sel rambut luar lebih lanjut,
termasuk destruksi jembatan intersilia dan mengalami pemulihan lebih lama.
Bahkan level bunyi lebih tinggi menyebabkan kolaps stereosilia dan sel
rambut terfagositosis. Sel-sel rambut mengamplifikasi gerakan membrane
basilaris koklea dengan kontraksi bila terstimulasi bunyi. Hal ini
meningkatkan stimulus ke sel-sel rambut dalam yang mentransduksi gerakan
mekanik untuk mencetuskan impuls saraf pada saraf aferen auditorik. Jika sel-
sel rambut luar tidak berfungsi dibutuhkan stimulasi yang lebih besar untuk
menginisiasi impuls saraf sehingga sensitivitas ambang dengar sel-sel rambut
dalam naik yang dipersepsikan sebagai gangguan pendengaran. Sel-sel rambut
pada basal koklea yang paling sensitive mengalami kerusakan akibat bising.
Sel-sel rambut ini bertanggung jawab untuk mentransduksi frekuensi yang
lebih tinggi dan dipertimbangkan gangguan pendengaran nada berfrekuensi
tinggi. Sekali kerusakan terjadi, sel-sel sensorik auditori tidak dapat
memperbaiki diri sendiri bahkan prosedur medic pun tidak dapat
mengembalikan fungsi kembali normal.
Bunyi merusak telinga pertama pada frekuensi 4 kHz (takik 4kHz) dan
alasannya untuk hal ini adalah karakteristik resonansi akustik telinga luar.
Amplifikasi energy akustik pada frekuensi lebih tinggi sekitar 10dB. Variasi
individual dalam karakteristik transfer akustik telinga merupakan factor
kerentanan seseorang terhadap bising. Transduksi vibrasi bunyi menjadi
impuls saraf terjadi dalam koklea. Sel-sel rambut pada orga Corti dapat
merusak secara langsung maupun tidak langsung oleh level bunyi sangat
tinggi yang kontinu yang menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah stria
vaskularis yang menyplai koklea. Sel-sel rambut relative anoksik dan
kerusakan secara sekunder. Banyak peneliti juga ingin mengetahui apakah ada
komponen vascular yang terlibat pada gangguan pendengaran akibat bising.
Aliran darah koklea meningkat atau menurun selama terpajan bising, belum
jelas apakah penyakit vascular meningkatkan kerentanan terhadap gangguan
pendengaran akibat bising.