pai ilmu

Embed Size (px)

Citation preview

lmu Pembersih Hati Tausyiah Aa GymUncategorized category Ilmu Pembersih Hati K.H. Abdullah Gymnastiar Ada sebait doa yang pernah diajarkan Rasulullah SAW dan disunnahkan utk dipanjatkan kepada Allah Azza wa Jalla sebelum seseorang hendak belajar. doa tersebut berbunyi : Allaahummanfanii bimaa allamtanii waallimnii maa yanfauni wa zidnii ilman maa yanfaunii. Dengan doa ini seorang hamba berharap dikaruniai oleh-Nya ilmu yg bermamfaat. Apakah hakikat ilmu yang bermanfaat itu? Secara syariat suatu ilmu disebut bermanfaat apabila mengandung mashlahat - memiliki nilai-nilai kebaikan bagi sesama manusia ataupun alam. Akan tetapi manfaat tersebut menjadi kecil arti bila ternyata tak membuat pemilik semakin merasakan kedekatan kepada Dzat Maha Pemberi Ilmu Allah Azza wa Jalla. Dengan ilmu ia mungkin meningkat derajat kemuliaan di mata manusia tetapi belum tentu meningkat pula di hadapan-Nya. Oleh krn itu dalam kacamata marifat gambaran ilmu yg bermanfaat itu sebagaimana yg pernah diungkapkan oleh seorang ahli hikmah. Ilmu yg berguna ungkap ialah yg meluas di dalam dada sinar cahaya dan membuka penutup hati. seakan memperjelas ungkapan ahli hikmah tersebut Imam Malik bin Anas r.a. berkata Yang bernama ilmu itu bukanlah kepandaian atau banyak meriwayatkan melainkan hanyalah nuur yg diturunkan Allah ke dalam hati manusia. Adapun berguna ilmu itu adl utk mendekatkan manusia kepada Allah dan menjauhkan dari kesombongan diri. Ilmu itu hakikat adalah kalimat-kalimat Allah Azza wa Jalla. Terhadap ilmu sungguh tak akan pernah ada satu pun makhluk di jagat raya ini yg bisa mengukur Kemahaluasan-Nya. sesuai dgn firmanNya Katakanlah : Kalau sekira lautan menjadi tinta utk kalimat-kalimat Tuhanku sungguh habislah lautan itu sebelum habis kalimat-kalimat Tuhanku meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu . {QS. Al Kahfi (18) : 109}. Adapun ilmu yg dititipkan kepada manusia mungkin tak lbh dari setitik air di tengah samudera luas. Kendatipun demikian barangsiapa yg dikaruniai ilmu oleh Allah yang dgn ilmu tersebut semakin bertambah dekat dan kian takutlah ia kepada-Nya niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yg beriman di antaramu dan orang-orang yg diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. . Sungguh janji Allah itu tak akan pernah meleset sedikit pun! Akan tetapi walaupun hanya setetes ilmu Allah yg dititipkan kepada mnusia namun sangat banyak ragamnya. ilmu itu baik kita kaji sepanjang membuat kita semakin takut kepada Allah. Inilah ilmu yg paling berkah yg harus kita cari. sepanjang kita menuntut ilmu itu jelas niat maupun cara niscaya kita akan mendapatkan manfaat darinya. Hal lain yg hendak kita kaji dgn seksama adl bagaimana cara agar kita dapat memperoleh ilmu yg sinar cahaya dapat meluas di dalam dada serta dapat membuka penutup hati? Imam Syafii ketika masih menuntut ilmu pernah mengeluh kepada gurunya. Wahai Guru. Mengapa ilmu yg sedang kukaji ini susah sekali memahami dan bahkan cepat

lupa? Sang guru menjawab Ilmu itu ibarat cahaya. Ia hanya dapat menerangi gelas yg bening dan bersih. Arti ilmu itu tak akan menerangi hati yg keruh dan banyak maksiatnya. Karena jangan heran kalau kita dapati ada orang yg rajin mendatangi majelis-majelis talim dan pengajian tetapi akhlak dan perilaku tetap buruk. Mengapa demikian? itu dikarenakan hati tak dapat terterangi oleh ilmu. Laksana air kopi yg kental dalam gelas yg kotor. Kendati diterangi dgn cahaya sekuat apapun sinar tak akan bisa menembus dan menerangi isi gelas. Begitulah kalau kita sudah tamak dan rakus kepada dunia serta gemar maksiat maka sang ilmu tak akan pernah menerangi hati. Padahal kalau hati kita bersih ia ibarat gelas yg bersih diisi dgn air yg bening. Setitik cahaya pun akan mampu menerangi seisi gelas. Walhasil bila kita menginginkan ilmu yg bisa menjadi ladang amal shalih maka usahakanlah ketika menimba hati kita selalu dalam keadaan bersih. hati yg bersih adl hati yg terbebas dari ketamakan terhadap urusan dunia dan tak pernah digunakan utk menzhalimi sesama. Semakin hati bersih kita akan semakin dipekakan oleh Allah untuk bisa mendapatkan ilmu yg bermamfaat. darimana pun ilmu itu datangnya. Disamping itu kita pun akan diberi kesanggupan utk menolak segala sesuatu yang akan membawa mudharat. Sebaik-baik ilmu adalah yg bisa membuat hati kita bercahaya. Karena kita wajib menuntut ilmu sekuat-kuat yg membuat hati kita menjadi bersih sehingga ilmu-ilmu yang lain menjadi bermamfaat. Bila mendapat air yang kita timba dari sumur tampak keruh kita akan mencari tawas utk menjernihkannya. Demikian pun dalam mencari ilmu. Kita harus mencari ilmu yg bisa menjadi tawas- supaya kalau hati sudah bening ilmu-ilmu lain yg kita kaji bisa diserap seraya membawa mamfaat. Mengapa demikian? Sebab dalam mengkaji ilmu apapun kalau kita sebagai penampung dalam keadaan kotor dan keruh maka tak bisa tak ilmu yg didapatkan hanya akan menjadi alat pemuas nafsu belaka. Sibuk mengkaji ilmu fikih hanya akan membuat kita ingin menang sendiri gemar menyalahkan pendapat orang lain sekaligus aniaya dan suka menyakiti hati sesama. Demikian juga bila mendalami ilmu marifat. Sekira dalam keadan hati busuk jangan heran kalau hanya membuat diri kita takabur merasa diri paling shalih dan menganggap orang lain sesat. Oleh krn itu tampak menjadi fardhu ain hukum utk mengkaji ilmu kesucian hati dalam rangka marifat mengenal Allah. Datangilah majelis pengajian yg di dalam kita dibimbing utk riyadhah berlatih mengenal dan berdekat-dekat dgn Allah Azza wa Jalla. Kita selalu dibimbing utk banyak berdzikir mengingat Allah dan mengenal kebesaranNya sehingga sadar betapa teramat kecil kita ini di hadapan-Nya. Kita lahir ke dunia tak membawa apa-apa dan bila datang saat ajal pun pastilah tak membawa apa-apa. Mengapa harus ujub riya takabur dan sumah. Merasa diri besar sedangkan yg lain kecil. Merasa diri lbh pintar sedangkan yg lain bodoh. Itu semua hanya

krn sepersekian dari setetes ilmu yg kita miliki? Padahal bukankah ilmu yg kita miliki pada hakikat adl titipan Allah jua yg sama sekali tak sulit bagi-Nya utk mengambil kembali dari kita? Subhanallaah! Mudah-mudahan kita dimudahkan oleh-Nya utk mendapatkan ilmu yg bisa menjadi penerang dalam kegelapan dan menjadi jalan utk dapat lbh bertaqarub kepada-Nya.* http://blog.re.or.id/ilmu-pembersih-hati-tausyiah-aa-gym.htm pengetahuan beberapa derajat. (al-Mujadilah : 11) Islam mengajarkan menuntut ilmu berlangsung seumur hidup. Tidak dikenal batasan waktu dalam mencarinya. Rasulullah saw mengajarkan, Menuntut ilmu hukumnya wajib bagi setiap muslim (HR. Thabrani). Dalam hadits dengan perawi lain ditekankan pula Tuntutlah ilmu dari masa buaian sampai menjelang masuk liang kubur." Wahyu Rasulullah saw sendiri merupakan uswah pertama dalam menuntut ilmu. Wahyu pertama yang beliau terima adalah perintah untuk menjadi orang berilmu melalui membaca (Qs. al-Alaq : 1-5). Di dalam ayat ini Allah memerintahkan kita untuk membaca dan belajar. Allah mengajarkan kita dengan qalam yang sering kita artikan dengan pena. Kata qalam juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat dipergunakan untuk mentransfer ilmu kepada orang lain. Kata Qalam tidak diletakkan dalam pengertian yang sempit. Sehingga pada setiap zaman kata qalam dapat memiliki arti yang lebih banyak. Seperti pada zaman sekarang, komputer dan segala perangkatnya termasuk internet bisa diartikan sebagai penafsiran kata qalam. Menuntut ilmu juga tidak dibatasi oleh tempat. Dalam sebuah hadits riwayat Ibnu Uda, terlepas dari sanadnya yang lemah untuk mengambil pelajaran dari sisi matannya, Rasulullah saw memerintahkan untuk menuntut ilmu sampai ke negeri Cina. Ini merupakan indikasi nyata bahwa Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan. Belajar sampai ke negeri Cina tentu bukan harus tafsir di sana, sebab bukan tempatnya. Begitu juga di Cina bukan tempat untuk belajar shalat ataupun menunaikan zakat. Cina pada zaman Nabi Muhammad saw, 14 abad silam adalah negara yang maju dalam ilmu pengetahuan, teknologi, industri dan perdagangan. Sehingga, Rasulullah saw menyuruh ummatnya untuk belajar teknologi, perdagangan dan industri. Begitu istimewanya orang yang menuntut ilmu sampai diperbolehkan oleh Rasulullah saw untuk iri kepada mereka. Tentu saja iri tatkala ilmunya bermanfaat bagi orang lain. Rasulullah saw bersabda, Tidak boleh hasud (dengki) kepada orang lain kecuali kepada orang yang diberi kekayaan oleh Allah, kemudian ia menggunakannya untuk membela kebenaran dan kepada orang yang diberi ilmu tatkala ilmunya diama Oleh karenanya, kedudukan orang yang mencari ilmu sangat luhur sampai Allah menjanjikan posisi yang amat tinggi bagi mereka. Allah mengangkat derajat orangorang yang beriman dan orang yang berilmu beberapa derajat (Qs. al-Mujadillah : 11). Demikian pula usaha untuk mencari dan menggali ilmu diganjar oleh Allah dengan pahala seumpama orang yang sedang berjuang di jalan Allah. Siapa yang keluar rumah untuk menuntut ilmu maka ia berjuang fisabilillah hingga ia kembali ke rumahnya. (At

Tirmidzi) Menuntut ilmu adalah jalan yang lurus untuk dapat membedakan antara yang haq dan batil, tauhid dan syirik, sunnah dan bidah, yang maruf dan yang munkar dan antara yang bermanfaat dan yang membahayakan. Dengan menuntut ilmu akan mendapat hidayah serta membawa kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Seorang muslim tidaklah cukup hanya dengan menyatakan keislamannya tanpa berusaha untuk memahami islam dan mengamalkannya. Pernyataannya harus dibuktikan dengan melaksanakan konsekuensi dari Islam. Karena itulah menuntut ilmu merupakan jalan menuju kebahagiaan yang abadi. 1) Menuntut Ilmu Syari Wajib Bagi Setiap Muslim dan Muslimah Dalam hadits sebelumnya yaitu, Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim. Imam al Qurthubi rahimahullah menjelaskan bahwa hukum menuntut ilmu terbagi dua: Pertama, hukumnya wajib; seperti menuntut ilmu tentang shalat, zakat dan puasa. Inilah yang dimaksudkan dalam riwayat yang menyatakan bahwa menuntut ilmu itu hukumnya wajib. Kedua, hukumnya fardhu kifayah; seperti menuntut ilmu tentang pembagian berbagai hak, tentang pelaksanaan hukum qishas, cambuk, potong tangan dan lainnya, cara mendamaikan orang yang bersengketa dan semisalnya. Ketauhilah, menuntut ilmu adalah suatu kemuliaan yang sangat besar dan menempati kedudukan tinggi yang tidak sebanding dengan amal apa pun. 2) Menuntut Ilmu Syari Memudahkan Jalan Menuju Surga Setiap Muslim dan Muslimah ingin masuk surga. Maka, jalan untuk masuk Surga adalah dengan menuntut ilmu syari. Sebab Rasulullah saw bersabda, Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang mukmin, maka Allah melapangkan darinya satu kesusahan di hari kiamat. Barangsiapa memudahkan (urusan) atas orang yang kesulitan (dalam masalah hutang), maka Allah memudahkan atasnya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi (aib) seorang muslim, maka Allah menutupi (aib)nya di dunia dan akhirat. Allah senantiasa menolong hamba selama hamba tersebut senantiasa menolong saudaranya. Barangsiapa yang meniti suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan untuknya jalan menuju Surga. Di dalam hadits ini terdapat janji Allah swt bahwa bagi orang-orang yang berjalan dalam rangka menuntut ilmu syari maka Allah akan memudahkan jalan baginya menuju surga. Berjalan menuntut ilmu mempunyai dua makna, yaitu pertama menempuh jalan dengan artian yang sebenarnya yaitu berjalan kaki menuju majelis-majelis para ulama dan kedua, menempuh jalan yang mengantarkan seseorang untuk mendapatkan ilmu seperti menghafal, belajar (sungguh-sungguh), membaca, menelaah kitab ulama, menulis dan berusaha untuk memahami apa yang dipelajari, dll. Allah akan memudahkan jalannya menuju surga mempunyai dua makna. Pertama, Allah akan memudahkan memasuki surga bagi orang yang menuntut ilmu yang tujuannya mencari ridho Allah. Kedua, memudahkan baginya jalan ke surga pada hari kiamat ketika melewati shirath dan dimudahkan dari berbagai ketakutan yang ada sebelum dan sesudahnya. Wallahualam.

(3) Majelis-majelis Ilmu Adalah Taman-Taman Surga Nabi saw bersabda, Apabila kalian berjalan melewati taman-taman surga, perbanyaklah berdzikir. Para Sahabat bertanya wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud taman-taman surga itu? Beliau menjawab, Yaitu halaqah-halaqah dzikir (majelis ilmu). Semoga kita senantiasa makin diberikan semangat dalam menuntut ilmu. Mudahmudahan dengan kita menuntut ilmu syari dan mengamalkannya, Allah Azza wa Jalla akan memudahkan jalan kita untuk memasuki surga-Nya. Aamiin. Semoga shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Rasulullah saw, keluarga dan para sahabat beliau serta orang-orang yang mengikuti jejak mereka dengan kebaikan hingga hari kiamat. http://dtjakarta.or.id/artikel-islami/189-menebar-ilmu-menuaiamal

Ilmu dalam IslamWednesday, February 10, 2010 4:36:42 AM 1. Apakah Ilmu itu ? Ilmu merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab, masdar dari alima yalamu yang berarti tahu atau mengetahui. Dalam bahasa Inggeris Ilmu biasanya dipadankan dengan kata science, sedang pengetahuan dengan knowledge. Dalam bahasa Indonesia kata science umumnya diartikan Ilmu tapi sering juga diartikan dengan Ilmu Pengetahuan, meskipun secara konseptual mengacu paada makna yang sama. Untuk lebih memahami pengertian Ilmu (science) di bawah ini akan dikemukakan beberapa pengertian : Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan) itu (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Science is knowledge arranged in a system, especially obtained by observation and testing of fact (And English readers dictionary) Science is a systematized knowledge obtained by study, observation, experiment (Websters super New School and Office Dictionary) dari pengertian di atas nampak bahwa Ilmu memang mengandung arti pengetahuan, tapi pengetahuan dengan ciri-ciri khusus yaitu yang tersusun secara sistematis atau menurut Moh Hatta (1954 : 5) Pengetahuan yang didapat dengan jalan keterangan disebut Ilmu. 2. Kedudukan Ilmu Menurut Islam Ilmu menempati kedudukan yang sangat penting dalam ajaran islam , hal ini terlihat dari banyaknya ayat AL quran yang memandang orang berilmu dalam posisi yang tinggi dan

mulya disamping hadis-hadis nabi yang banyak memberi dorongan bagi umatnya untuk terus menuntut ilmu. Didalam Al quran , kata ilmu dan kata-kata jadianya di gunakan lebih dari 780 kali , ini bermakna bahwa ajaran Islam sebagaimana tercermin dari AL quran sangat kental dengan nuansa nuansa yang berkaitan dengan ilmu, sehingga dapat menjadi ciri penting dariagama Islam sebagamana dikemukakan oleh Dr Mahadi Ghulsyani9(1995;; 39) sebagai berikut ; Salah satu ciri yang membedakan Islam dengan yang lainnya adalah penekanannya terhadap masalah ilmu (sains), Al quran dan Al sunah mengajak kaum muslim untuk mencari dan mendapatkan Ilmu dan kearifan ,serta menempatkan orang-orang yang berpengetahuan pada derajat tinggi ALLah s.w.t berfirman dalam AL qur;an surat AL Mujadalah ayat 11 yang artinya: ALLah meninggikan baeberapa derajat (tingkatan) orang-orang yang berirman diantara kamu dan orang-orang yang berilmu (diberi ilmupengetahuan).dan ALLAH maha mengetahui apa yang kamu kerjakan ayat di atas dengan jelas menunjukan bahwa orang yang beriman dan berilmu akan menjadi memperoleh kedudukan yang tinggi. Keimanan yang dimiliki seseorang akan menjadi pendorong untuk menuntut ILmu ,dan Ilmu yang dimiliki seseorang akan membuat dia sadar betapa kecilnya manusia dihadapan ALLah ,sehingga akan tumbuh rasakepada ALLah bila melakukan hal-hal yang dilarangnya, hal inisejalan dengan fuirman ALLah: sesungguhnya yang takut kepada allah diantara hamba hambanya hanyaklah ulama (orang berilmu) ; (surat faatir:28) Disamping ayat ayat Quran yang memposisikan Ilmu dan orang berilmu sangat istimewa, AL quran juga mendorong umat islam untuk berdoa agar ditambahi ilmu, seprti tercantum dalam AL quran sursat Thaha ayayt 114 yang artinya dan katakanlah, tuhanku ,tambahkanlah kepadaku ilmu penggetahuan . dalam hubungan inilah konsep membaca, sebagai salah satu wahana menambah ilmu ,menjadi sangat penting,dan islam telah sejak awal menekeankan pentingnya membaca , sebagaimana terlihat dari firman ALLah yang pertama diturunkan yaitu surat Al Alaq ayat 1sampai dengan ayat 5 yang artuinya: bacalah dengan meyebut nama tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan Kamu dari segummpal darah . Bacalah,dan tuhanmulah yang paling pemurah. Yang mengajar (manusia ) dengan perantara kala .

Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahui. Ayat ayat trersebut , jelas merupakan sumber motivasi bagi umat islam untuk tidak pernah berhenti menuntut ilmu,untuk terus membaca ,sehingga posisi yang tinggi dihadapan ALLah akan tetap terjaga, yang berearti juga rasa takut kepeada ALLah akan menjiwai seluruh aktivitas kehidupan manusia untuk melakukan amal shaleh , dengan demikian nampak bahwa keimanan yang dibarengi denga ilmu akan membuahkan amal ,sehingga Nurcholis Madjd (1992: 130) meyebutkan bahwa keimanan dan amal perbuatan membentuk segi tiga pola hidup yang kukuh ini seolah menengahi antara iman dan amal . Di samping ayat ayat AL quran, banyak nyajuga hadisyang memberikan dorongan kuat untukmenuntut Ilmu antara lain hadis berikut yang dikutip dari kitab jaamiu Ashogir (Jalaludin-Asuyuti, t. t :44 ) : Carilah ilmu walai sampai ke negri Cina ,karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagisetuap muslim(hadis riwayat Baihaqi). Carilah ilmu walau sampai ke negeri cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim . sesungguhnya Malaikat akan meletakan sayapnya bagi penuntut ilmu karena rela atas apa yang dia tuntut (hadist riwayat Ibnu Abdil Bar). Dari hadist tersebut di atas , semakin jelas komitmen ajaran Islam pada ilmu ,dimana menuntut ilmu menduduki posisi fardhu (wajib) bagi umat islam tanpa mengenal batas wilayah, 3. Klarsfikasi Ilmu menurut ulama islam. Dengan melihat uraian sebelumnya ,nampak jelas bagaimana kedudukan ilmu dalam ajaran islam . AL quran telah mengajarkan bahwa ilmu dan para ulama menempati kedudukan yang sangat terhormat, sementara hadis nabimenunjukan bahwa menuntut ilmu merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslim. Dari sini timbul permasalahan apakah segala macam Ilmu yang harus dituntut oleh setiap muslim dengan hukum wajib (fardu), atau hanya Ilmu tertentu saja ?. Hal ini mengemuka mengingat sangat luasnya spsifikasi ilmu dewasa ini . Pertanyaan tersebut di atas nampaknya telah mendorong para ulama untuk melakukan pengelompokan (klasifikasi) ilmu menurut sudut pandang masing-masing, meskipun prinsip dasarnya sama ,bahwa menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim. Syech Zarnuji dalam kitab Taliimu AL Mutaalim (t. t. :4) ketika menjelaskan hadis bahwa menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim menyatakan : Ketahuilah bahwa sesungguhya tidak wajib bagi setiap muslim dan muslimah menuntutsegsls ilmu ,tetapi yang diwajibkan adalah menuntut ilmu perbuatan (ilmu AL hal) sebagaimana diungkapkan ,sebaik-baik ilmu adalah Ilmu perbuaytan dan sebagus

bagus amal adalah menjaga perbuatan. Kewajiban manusia adalah beribadah kepeda ALLah, maka wajib bagi manusia(Muslim ,Muslimah) untuk menuntut ilmu yang terkaitkan dengan tata cara tersebut ,seprti kewajiban shalat, puasa, zakat, dan haji ,mengakibatkan wajibnya menuntut ilmu tentang hal-hal tersebut . Demikianlah nampaknya semangat pernyataan Syech Zarnuji ,akan tetapi sangat di sayangkan bahwa beliau tidak menjelaskan tentang ilmu-ilmu selain Ilmu Hal tersebut lebih jauh di dalam kitabnya. Sementara itu Al Ghazali di dalam Kitabnya Ihya Ulumudin mengklasifikasikan Ilmu dalam dua kelompok yaitu 1). Ilmu Fardu ain, dan 2). Ilmu Fardu Kifayah, kemudian beliau menyatakan pengertian Ilmu-ilmu tersebut sebagai berikut : Ilmu fardu ain . Ilmu tentang cara amal perbuatan yang wajib, Maka orang yang mengetahui ilmu yang wajib dan waktu wajibnya, berartilah dia sudah mengetahui ilmu fardu ain (1979 : 82) Ilmu fardu kifayah. Ialah tiap-tiap ilmu yang tidak dapat dikesampingkan dalam menegakan urusan duniawi (1979 : 84) Lebih jauh Al Ghazali menjelaskan bahwa yang termasuk ilmu fardu ain ialah ilmu agama dengan segala cabangnya, seperti yang tercakup dalam rukun Islam, sementara itu yang termasuk dalam ilmu (yang menuntutnya) fardhu kifayah antara lain ilmu kedokteran, ilmu berhitung untuk jual beli, ilmu pertanian, ilmu politik, bahkan ilmu menjahit, yang pada dasarnya ilmu-ilmu yang dapat membantu dan penting bagi usaha untuk menegakan urusan dunia. Klasifikasi Ilmu yang lain dikemukakan oleh Ibnu Khaldun yang membagi kelompok ilmu ke dalam dua kelompok yaitu : 1. Ilmu yang merupakan suatu yang alami pada manusia, yang ia bisa menemukannya karena kegiatan berpikir. 2. Ilmu yang bersifat tradisional (naqli). bila kita lihat pengelompokan di atas , barangkali bisa disederhanakan menjadi 1). Ilmu aqliyah , dan 2). Ilmu naqliyah. Dalam penjelasan selanjutnya Ibnu Khaldun menyatakan : Kelompok pertama itu adalah ilmu-ilmu hikmmah dan falsafah. Yaituilmu pengetahuan yang bisa diperdapat manusia karena alam berpikirnya, yang dengan indraindra kemanusiaannya ia dapat sampai kepada objek-objeknya, persoalannya, segi-segi demonstrasinya dan aspek-aspek pengajarannya, sehingga penelitian dan penyelidikannya itu menyampaikan kepada mana yang benar dan yang salah, sesuai dengan kedudukannya sebagai manusia berpikir. Kedua, ilmu-ilmu tradisional (naqli dan wadli. Ilmu itu secara

keseluruhannya disandarkan kepada berita dari pembuat konvensi syara (Nurcholis Madjid, 1984 : 310) dengan demikian bila melihat pengertian ilmu untuk kelompok pertama nampaknya mencakup ilmu-ilmu dalam spektrum luas sepanjang hal itu diperoleh melalui kegiatan berpikir. Adapun untuk kelompok ilmu yang kedua Ibnu Khaldun merujuk pada ilmu yang sumber keseluruhannya ialah ajaran-ajaran syariat dari al quran dan sunnah Rasul. Ulama lain yang membuat klasifikasi Ilmu adalah Syah Waliyullah, beliau adalah ulama kelahiran India tahun 1703 M. Menurut pendapatnya ilmu dapat dibagi ke dalam tiga kelompok menurut pendapatnya ilmu dapat dibagi kedalam tiga kelompok yaitu : 1). Al manqulat, 2). Al maqulat, dan 3). Al maksyufat. Adapun pengertiannya sebagaimana dikutif oleh A Ghafar Khan dalam tulisannya yang berjudul Sifat, Sumber, Definisi dan Klasifikasi Ilmu Pengetahuan menurut Syah Waliyullah (Al Hikmah, No. 11, 1993), adalah sebagai berikut : 1). Al manqulat adalah semua Ilmu-ilmu Agama yang disimpulkan dari atau mengacu kepada tafsir, ushul al tafsir, hadis dan al hadis. 2). Al maqulat adalah semua ilmu dimana akal pikiran memegang peranan penting. 3). Al maksyufat adalah ilmu yang diterima langsung dari sumber Ilahi tanpa keterlibatan indra, maupun pikiran spekulatif Selain itu, Syah Waliyullah juga membagi ilmu pengetahuan ke dalam dua kelompok yaitu : 1). Ilmu al husuli, yaitu ilmu pengetahuan yang bersifat indrawi, empiris, konseptual, formatif aposteriori dan 2). Ilmu al huduri, yaitu ilmu pengetahuan yang suci dan abstrak yang muncul dari esensi jiwa yang rasional akibat adanya kontak langsung dengan realitas ilahi . Meskipun demikian dua macam pembagian tersebut tidak bersifat kontradiktif melainkan lebih bersifat melingkupi, sebagaimana dikemukakan A.Ghafar Khan bahwa al manqulat dan al maqulat dapat tercakup ke dalam ilmu al husuli 4. Apakah filsafat itu ? Secara etimologis filsafat berasal dari bahasa Yunani dari kata philo berarti cinta dan sophia yang berarti kebenaran, sementara itu menurut I.R. Pudjawijatna (1963 : 1) Filo artinya cinta dalam arti yang seluas-luasnya, yaitu ingin dan karena ingin lalu berusaha mencapai yang diinginkannya itu . Sofia artinya kebijaksanaan , bijaksana artinya pandai, mengerti dengan mendalam, jadi menurut namanya saja Filsafat boleh dimaknakan ingin mengerti dengan mendalam atau cinta dengan kebijaksanaan. Ilmu mengkaji hal-hal yang bersifat empiris dan dapat dibuktikan, filsafat mencoba mencari jawaban terhadap masalah-masalah yang tidak bisa dijawab oleh Ilmu dan jawabannya bersifat spekulatif, sedangkan Agama merupakan jawaban terhadap masalah-

masalah yang tidak bisa dijawab oleh filsafat dan jawabannya bersifat mutlak. Menurut Sidi Gazlba (1976 : 25) Pengetahuan ilmu lapangannya segala sesuatu yang dapat diteliti (riset dan/atau eksperimen) ; batasnya sampai kepada yang tidak atau belum dapat dilakukan penelitian. Pengetahuan filsafat : segala sesuatu yang dapat dipikirkan oleh budi (rasio) manusia yang alami (bersifat alam) dan nisbi; batasnya ialah batas alam namun demikian ia juga mencoba memikirkan sesuatuyang diluar alam, yang disebut oleh agama Tuhan. Sementara itu Oemar Amin Hoesin (1964 : 7) mengatakan bahwa ilmu memberikan kepada kita pengetahuan, dan filsafat memberikan hikmat 5. Apakah Filsafat Ilmu itu ? filsat ilmu pada dasarnya merupakan upaya untuk menyoroti dan mengkaji ilmu, dia berkaitan dengan pengkajian tentang obyek ilmu, bagaimana memperolehnya serta bagaimana dampai etisnya bagi kehidupan masyarakat. Secara umum kajian filsafat ilmu mencakup : 1) Aspek ontologis 2) Aspek epistemologis 3) Axiologis Aspek ontologis berkaiatan dengan obyek ilmu, aspek epistemologis berkaiatan dengan metode, dan aspek axiologis berkaitan dengan pemanfatan ilmu. Dari sudut ini folosuf muslim telah berusaha mengkajinya dalam suatu kesatuan dengan prinsip dasar nilai-nilai keislamanyang bersumebr pada Al Quran dan Sunnah Rasul.1. Apakah ilmu itu ? http://my.opera.com/Muthoharoh/blog/2010/02/10/ilmu-dalam-islam

Kamis, 13 Januari 2011CONTOH PIDATO MENUNTUT ILMU14:56 Tongkrongan Bersama Assalamu alaikum Wr. Wb. Bismillahirrohmanirrohiim . : Yang saya hormati Dewan Juri ! Yang saya hormati Rekan-rekan peserta lomba ! Serta hadirin dan hadirat yang berbahagia ! Pada kesempatan kali ini, saya akan menyampaikan pidato tentang menuntut ilmu.

Menuntut ilmu adalah wajib bagi umat islam. Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW, menyuruh umatnya untuk menuntut ilmu. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW : Artinya : Mencari ilmu itu wajib atas setiap orang islam, laki-laki atau perempuan. Sejak kapan kita menuntut ilmu ? Dalam ajaran Islam, seseorang dituntut untuk mencari ilmu sejak dalam buaian hingga masuk liang lahad. Nabi Muhammad SAW bersabda : Artinya : Tuntutlah ilmu itu sejak dalam buaian, hingga masuk liang lahad. Ajaran islam dalam menuntut ilmu sesuai dengan program yang dikembangkan sekarang tentang kewajiban belajar, yaitu long life education maksudnya menuntut ilmu seumur hidup. Tetapi dalam islam, seseorang disamping menuntut ilmu dan teknologi ( iptek ) harus diiringi dengan iman dan taqwa ( imtaq ). Sebab dengan hanya ilmu pengetahuan saja, seseorang dapat menjadi bebas hingga membuat dia sesat, namun ilmu pengetahuan yang diiringi dengan iman dan taqwa, insya Allah akan bermanfaat baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat. Mengapa kita harus menuntut ilmu ? Apa gunanya menuntut ilmu ? Pertama : Kita menuntut ilmu agar pandai, agar tak bisa ditipu orang, agar dapat memimpin bangsa dan negara ini dengan baik. Ilmu adalah kekuatan, yang dengan kekuatan itu kita dapat menguasai dunia. Lihatlah negara-negara yang telah memiliki teknologi tinggi, seperti : Amerika, Jepang, Jerman, dan lain-lain. Dengan sebab mereka menguasai ilmu dan teknologi, mereka dapat menguasai dunia. Hal ini seperti kata orang Barat, Knowledge is a power , artinya Ilmu pengetahuan adalah kekuatan. Sejarah telah memberi pelajaran yang berharga kepada kita, yaitu sebab kebodohan kita; kita telah dijajah oleh Belanda selama 3 abad dan oleh Jepang 3 tahun. Kedua : Dengan ilmu, kita akan dapat hidup di dunia ini dengan selamat. Karena ilmu itu adalah cahaya yang akan menunjuki dan menerangi jalan kita. Seperti kata pepatah Arab : Artinya : Ilmu itu cahaya dan bodoh itu kegelapan . Ketiga : Dengan perkembangan ilmu dan teknologi dapat membantu pekerjaan kita. Seperti dengan ditemukannya komputer, mesin foto copi, dan lain-lain dapat membantu kita membuat surat. Keempat : Menuntut ilmu merupakan ibadah. Orang yang menuntut ilmu mendapat pahala dari Allah SWT dan perbuatannya termasuk berjuang di jalan Allah, jikalau mati, maka matinya syahid. Rosulullah bersabda :

Artinya : Siapa yang keluar menuntut ilmu, berarti ia berjuang di jalan Allah SWT sampai dia pulang ke rumahnya. Kelima : orang yang menuntut ilmu akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT. Sebagaimana firman Allah dalam Al Quran surat Al Mujadalah ayat 11 : Artinya : Allah akan mengangkat derajat orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat. Demikian pidato saya tentang menuntut ilmu, semoga bermanfaat bagi saya khususnya, dan bagi kita semua pada umumnya. Mohon maap jikalau ada kesalahan baik sengaja atau tidak, semua saya serahkan kepada Allah, yang benar datangnya hanya dari Allah SWT serta yang salah dari diri pribadi saya yang dhoif. Wabillahit taufiq wal hidayah, wassalamu alai