67
Putusan Nomor : Put.54374/PP/M.XA/15/2014 Jenis Pajak : PPh Badan Tahun Pajak : 2014 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam banding ini adalah koreksi Penghasilan Neto Tahun Pajak 2005 sebesar Rp 75.273.414.855,00 (menurut Terbanding sebesar Rp.344.366.089.320,00 sedangkan menurut Pemohon Banding sebesar Rp.269.092.674.465,00) yang tidak disetujui oleh Pemohon Banding yang terdiri dari: 1. Koreksi Penjualan sebesar Rp 34.523.663.600,00 terdiri dari : a. Koreksi Penjualan ekspor Kijang Innova sebesar Rp 2.678.124.104,00 b. Koreksi Penjualan ekspor Avanza sebesar Rp31.845.539.496,00 2. Koreksi Harga Pokok Penjualan sebesar Rp40.749.751.255,00 a. Koreksi penjualan ekspor Kijang Innova sebesar Rp2.678.124.104,00 Menurut Terbanding bahwa atas banding Pemohon Banding atas koreksi penjualan ekspor kijang Innova sebesar Rp 2.678.124.104,00 dapat disampaikan hal-hal sebagai berikut: a. Berdasarkan data yang disampaikan oleh Pemohon Banding (antara lain data total amount MV ), diketahui hal-hal sebagai berikut: 1). Spesifikasi produk Innova yang diekspor mempunyai kualitas/spesifikasi yang lebih bagus dibandingkan dengan produk Innova yang berkualitas standar Indonesia yang dijual dipasar domestic (yang dijual oleh PT. TMMIN ke PT. TAM selaku distributor utama). Perbandingan rata-rata cost per unit antara Innova domestic dengan Innova ekspor adalah sebagai berikut: Cost Per Unit Innova TR-Gasoline 2000 cc Domestik Rp 94.570.932,00 Innova TR-Gasoline 2000 cc Ekspor Rp 124.176.408,00 Innova KD-Diesel 2500 cc Domestik Rp 111.423.561,00 Innova KD-Diesel 2000 cc Ekspor Rp 117.692.701,00 Innova TR-Gasoline 2700 cc Domestik Rp 128.229.187,00 Innova TR-Gasoline 2700 cc Ekspor Rp 127.099.950,00 bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, dapat diketahui bahwa biaya produksi produk eksport (kecuali Innova gasoline 2700 cc) lebih tinggi dibandingkan dengan produk lokal. Dalam praktek usaha pada umumnya, produk yang biaya produksinya tinggi (kualitas bagus) akan berkorelasin positif dengan harga jualnya; 2). Total penjualan ekspor PT. TMMIN April 2005 sampai dengan Maret 2006 rugi sebesar 2%; 3). Ekspor Innova berdasarkan data pembayaran/netting dan sampel dokumen PEB, ekspor seluruhnya kepada TMAP (pihak yang mempunyai hubungan istimewa); PENGADILAN PAJAK

PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

Putusan Nomor : Put.54374/PP/M.XA/15/2014

Jenis Pajak : PPh Badan

Tahun Pajak : 2014

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam banding ini adalahkoreksi Penghasilan Neto Tahun Pajak 2005 sebesar Rp75.273.414.855,00 (menurut Terbanding sebesarRp.344.366.089.320,00 sedangkan menurut Pemohon BandingsebesarRp.269.092.674.465,00) yang tidak disetujui oleh Pemohon Bandingyang terdiri dari:

1. Koreksi Penjualan sebesar Rp 34.523.663.600,00 terdiri dari :a. Koreksi Penjualan ekspor Kijang Innova sebesar Rp

2.678.124.104,00b. Koreksi Penjualan ekspor Avanza sebesar

Rp31.845.539.496,002. Koreksi Harga Pokok Penjualan sebesar

Rp40.749.751.255,00

a. Koreksi penjualan ekspor Kijang Innova sebesar Rp2.678.124.104,00

Menurut Terbanding

bahwa atas banding Pemohon Banding atas koreksi penjualan ekspor kijang Innovasebesar Rp 2.678.124.104,00 dapat disampaikan hal-hal sebagai berikut:

a. Berdasarkan data yang disampaikan oleh Pemohon Banding (antara lain datatotal amount MV ), diketahui hal-hal sebagai berikut:

1). Spesifikasi produk Innova yang diekspor mempunyai kualitas/spesifikasi yanglebih bagus dibandingkan dengan produk Innova yang berkualitas standarIndonesia yang dijual dipasar domestic (yang dijual oleh PT. TMMIN kePT. TAM selaku distributor utama). Perbandingan rata-rata cost per unitantara Innova domestic dengan Innova ekspor adalah sebagai berikut:

Cost Per Unit

Innova TR-Gasoline 2000 cc Domestik Rp 94.570.932,00Innova TR-Gasoline 2000 cc Ekspor Rp 124.176.408,00

Innova KD-Diesel 2500 cc Domestik Rp 111.423.561,00Innova KD-Diesel 2000 cc Ekspor Rp 117.692.701,00

Innova TR-Gasoline 2700 cc Domestik Rp 128.229.187,00Innova TR-Gasoline 2700 cc Ekspor Rp 127.099.950,00

bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, dapat diketahui bahwa biayaproduksi produk eksport (kecuali Innova gasoline 2700 cc) lebih tinggidibandingkan dengan produk lokal. Dalam praktek usaha pada umumnya,produk yang biaya produksinya tinggi (kualitas bagus) akan berkorelasinpositif dengan harga jualnya;

2). Total penjualan ekspor PT. TMMIN April 2005 sampai dengan Maret 2006 rugisebesar 2%;

3). Ekspor Innova berdasarkan data pembayaran/netting dan sampel dokumenPEB, ekspor seluruhnya kepada TMAP (pihak yang mempunyai hubunganistimewa);

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 2: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

4). Sesuai pernyataan Pemohon Banding dalam Surat Pemberitahuan, harga jualekspor kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa menggunakanmetode harga pokok plus (cost plus), namun pada prakteknya produk Innovayang di ekspor (dengan spesifikasi kualitas yang lebih bagus dari Innova yangdijual diIndonesia/domestic) dijual lebih murah;

b. Berdasarkan alasan Pemohon Banding dalam permohonan keberatannyamengenai produk Kijang Innova masih dalam masa penetrasi pasar sehinggawajar bila perusahaan menerapkan harga jual yang lebih murah untuk menarikkonsumen calon pembeli, Terbanding meminta data pendukung mengenaipenentuan harga jual ekspor dimana didalamnya termasuk data pembuktianpenjelasan tentang alasan pemohon banding mengenai hubungan harga jualekspor dengan penetrasi pasar yang diungkapkan oleh Pemohon Banding dalamsurat permohonan keberatannya tersebut, namun demikian Pemohon Bandingtidak dapat memberikan data/dokumen yang dapatmenjelaskan/mendukung/meyakinkan alasan Pemohon Banding dimaksud;

c. bahwa Terbanding sesuai ketentuan berwenang untuk menentukan kembalimengenai harga jual wajar produk yang dihasilkannya kepada pihak-pihak yangmempunyai hubungan istimewa (related parties);

d. Dasar koreksi penjualan ekspor Innova adalah persebtase Gross Profit innovadomestic, Terbanding anggap wajar, karena:

1). Penjualan domestik Pemohon Banding berdasarkan penjelasan PemohonBanding dan Laporan Keuangan seluruhnya ke PT. TAM selaku distributorutama, sehingga PT. TMMIN tidak melakukan antara lain fungsi pemasaran,fungsi purna jual, sehingga tidak ada nilai tambahan harga lain selain hargapokok ditambah Profit;

2). Harga jual ekspor berdasarkan data PEB adalah harga free On Board (FOBJakarta), dengan kata lain dapat disimpulakan bahwa PT. TMMIN tidakmelakukan antara lain fungsi pemasaran, fungsi purna jual (keseluruhanfungsi tersebut dilakukan oleh TMAP di Singapura selaku pembeli) sehinggatidak ada nilai tambahan harga lain selain harga pokok ditambah profit;

e. Berdasarkan uraian di atas, Terbanding mengusulkan agar koreksi Pemeriksaatas penjualan ekspor Innova tetap dipertahankan;

Menurut Pemohon Banding

bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan pendapat Terbanding yangmenyimpulkan bahwa nilai penjualan ekspor Kijang Innova adalah tidak wajarsehingga melakukan koreksi atas harga jual ekspor tersebut. Menurut PemohonBanding, koreksi Terbanding tersebut tidak didasarkan pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku yang lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut:

1. bahwa Pemeriksa Telah Menggunakan Transaksi dengan Pihak yang MempunyaiHubungan Istimewa sebagai Benchmark dalam Melakukan Koreksi atas HargaJual

bahwa dalam melakukan koreksi atas harga jual ekspor, Terbanding telahmenggunakan harga jual lokal kepada PT. Toyota Astra Motor (“TAM”) yangmerupakan pihak yang juga mempunyai hubungan istimewa sebagai harga acuanuntuk menghitung kembali harga ekspor;

bahwa Pasal 18 ayat (3) Undang-undang Pajak Penghasilan Nomor 17 Tahun 2000menyebutkan bahwa Terbanding berwenang untuk menentukan kembali besarnya

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 3: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

penghasilan dan pengurangan serta menentukan utang sebagai modal untukmenghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi wajib pajak yang mempunyaihubungan istimewa dengan wajib pajak lainnya sesuai dengan kewajaran dankelaziman usaha yang tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa;

bahwa jelas berdasarkan ketentuan Pasal 18 ayat (3) yang harus dijadikanperbandingan (comparables) dalam hal ini adalah transaksi dengan pihak yang tidakmempunyai hubungan istimewa;

bahwa selanjutnya, berhubung yang dikoreksi oleh Terbanding adalah transaksipenjualan dengan Toyota Motor Asia Pacific (“TMAP”) yang merupakan PemohonBanding Singapura, maka seyogyanya Terbanding memperhatikan ketentuan dalamPerjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) antara Indonesia dan Singapura;

bahwa dalam Pasal 9 dari P3B tersebut disebutkan bahwa:

Article 9Associated Enterprises Where: (a)  an enterprise of a Contracting State participates directly or indirectly in themanagement, control or capital of an enterprise of the other Contracting State; or (b)  the same persons participate directly or indirectly in the management, control orcapital of an enterprise of a Contracting State and an enterprise of the otherContracting State; and in either case conditions are made or imposed between the two enterprises intheir commercial or financial relations which differ from those which would be madebetween independent enterprises, any profits which would, but for those conditions,have accrued to one of the enterprises, but, by reason of those conditions, have notso accrued, may be included in the profits of that enterprise and taxed accordingly.

bahwa berdasarkan ketentuan dalam P3B diatas, seharusnya yang dijadikanpembanding adalah transaksi dengan pihak yang independent (yang tidakmempunyai hubungan istimewa);

bahwa Terbanding seharusnya membuktikan bahwa telah ada suatu kondisi yangberbeda antara penjualan ke pihak yang mempunyai hubungan istimewa (relatedparty) dan transaksi dengan pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa(independent party) yang menyebabkan Terbanding berkesimpulan bahwa harga jualekspor tidak wajar;

bahwa selanjutnya berdasarkan Chapter I C(i.a.) paragraf 1.15 dari OECD TransferPricing Guidelines for Multinational Enterprises and Tax Administrations mengenaiArm’s Length Principle (“ALP”) disebutkan bahwa “application of ALP is generallybased on a comparison of the conditions in a controlled transaction with theconditions in transactions between independent enterprises”;

bahwa dengan demikian jelas bahwa koreksi Pemeriksa yang didasarkan pada hargajual kepada pihak lain yang juga merupakan pihak yang mempunyai hubunganistimewa dengan Pemohon Banding adalah tidak sesuai dengan ketentuanperpajakan manapun, baik ketentuan pajak domestik maupun internasional;

2. bahwa Kesimpulan Terbanding bahwa Harga Jual Lokal kepada Pihak yangMempunyai Hubungan Istimewa Dianggap Wajar Hanya Karena MelakukanFungsi Yang Sama Adalah Tidak Sesuai dengan Ketentuan yang Berlaku;

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 4: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

bahwa dalam Chapter 1 C(i.b.) dari OECD Transfer Pricing Guidelines forMultinational Enterprises and Tax Administrations disebutkan bahwa terdapatbeberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan perbandingan atastransaksi yaitu:- karakteristik dari barang atau jasa (characteristic of property or services);- analisa fungsional (functional analysis);- syarat-syarat kontrak (contractual terms);- kondisi ekonomi (economic circumstances);dan- strategi bisnis (business startegies)

bahwa Terbanding telah mengambil kesimpulan bahwa harga jual lokal kepadaPT. TAM dianggap wajar hanya semata-mata karena fungsi Pemohon Banding dalampenjualan lokal maupun ekspor adalah sama yaitu tidak melakukan fungsipemasaran dan purna jual;

bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan kesimpulan yang diambil olehTerbanding karena berdasarkan ketentuan dalam OECD Transfer Pricing Guidelinesfor Multinational Enterprises and Tax Administrations untuk menentukan apakahsuatu transaksi dapat dikatakan comparables dengan yang lain, harus diperhatikanfaktor-faktor penentu seperti yang diuraikan diatas;

bahwa sepengetahuan Pemohon Banding, Terbanding hanya melakukan analisaterbatas atas kerakteristik produk dan fungsi dan mengambil kesimpulanberdasarkan analisa terbatas tersebut;

bahwa menurut Pemohon Banding seharusnya untuk menentukan perbandinganharga wajar atas nilai penjualan ekspor Pemohon Banding, seharusnya pihakTerbanding melakukan analisa lebih jauh apakah nilai penjualan ekspor PemohonBanding termasuk wajar atau tidak jika dibandingkan dengan perusahaan lain yangtidak mempunyai hubungan istimewa dengan memperhatikan semua faktor-faktorpenentu comparables tersebut diatas;

bahwa oleh sebab itu, Pemohon Banding meminta agar Terbanding dapatmenyampaikan analisa comparability yang telah dijadikan dasar oleh Terbandinguntuk mengambil kesimpulan bahwa harga ekspor Pemohon Banding tidak wajar danoleh karenanya diperlukan koreksi;

3. Perbedaan Fungsi Belum Diperhitungkan Terbanding

bahwa untuk produk Avanza, perlu diketahui bahwa produksi dilakukan oleh pihakADM (Astra Daihatsu Motor). Dalam hal ini, untuk produk lokal, Pemohon Bandingmembelinya dari pihak ADM dimana packaging dilakukan oleh pihak ADM. Namundemikian, jika itu pembelian barang sehubungan dengan produk ekspor makaPemohon Banding akan menanggung packagingnya;

4. Terbanding Tidak Memperhatikan Unsur Penentu Harga Lokal dan Ekspor

bahwa perlu kiranya Pemohon Banding jelaskan bahwa terdapat sedikit perbedaanstruktur penjualan lokal dibandingkan dengan ekspor;

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 5: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

bahwa dalam melakukan penjualan lokal, Pemohon Banding menjual seluruhproduknya kepada PT. TAM. Kemudian PT. TAM yang akan menjualnya ke dealer-dealer yang selanjutnya akan menjual produk tersebut ke konsumen akhir.Berhubung penjualan tersebut terjadi di wilayah Indonesia, Pemohon Banding dapatberperan aktif dengan terus menerus berdiskusi dengan PT. TAM dan memantauperkembangan pasar domestik. TMAP hanya berfungsi mengawasi PemohonBanding dan PT. TAM agar kesepakatan diantara keduanya dapat tercapai dansesuai dengan rencana bisnis Toyota Grup secara global;

bahwa sedangkan untuk penjualan ekspor, Pemohon Banding menjual produknyakepada TMAP yang kemudian akan menjualnya lagi kepada pihak importir di negaramasing-masing (Thailand and Brunei). Pihak Importir kemudian akan menjual lagikepada dealer di negara masing-masing yang selanjutnya akan menjual produktersebut ke konsumen akhir. Berhubung area penjualan tersebut adalah diluarIndonesia, Pemohon Banding tidak memiliki resources untuk memantau langsungperkembangan pasar international. Seluruh fungsi market survey dan pemasarandilakukan oleh TMAP. Dalam hal ini peranan TMAP sangat besar sedangkanPemohon Banding hanya bersifat pasif menerima pesanan dari TMAP;

bahwa dalam hal penentuan harga jual baik untuk penjualan lokal ke PT TAMmaupun ekspor ke TMAP, dihitung dengan cara perhitungan mundur dari retail salesprice yang telah disetujui oleh beberapa pihak. Retail sales price adalah harga jualakhir ke konsumen dengan memperhatikan kondisi pasar di masing-masing negaraserta harga pokok produksi;

bahwa dari harga retail sales tersebut, untuk menentukan harga jual per unit,dilakukan perhitungan mundur sebagai berikut :

Untuk penjualan lokal ke PT. TAM:

Harga jual per unit kepada PT. TAM = harga jual retail ke pembeli akhir dikurangidengan margin keuntungan untuk dealer dikurangi dengan margin yang diterimaoleh PT. TAM dikurangi dengan PPnBM dikurangi dengan biaya tambahanasesoris yang ditambahkan oleh PT. TAM.

bahwa adapun untuk penjualan ekspor, Pemohon Banding berhubungan denganpihak TMAP. Penentuan harga jual ekspor dilakukan antara TMAP dan lokaldistributor di negara tujuan ekspor. Dengan mempertimbangkan harga produksiPemohon Banding dan harga jual pasar di luar negeri, TMAP dan Pemohon Bandingmenetapkan harga jual per unit oleh Pemohon Banding kepada TMAP;

bahwa dasar perhitungan harga jual per unit untuk ekspor kurang lebihmenggunakan perhitungan sebagai berikut :

Harga jual per unit kepada TMAP = harga jual retail ke pembeli akhir dikurangidengan margin dealer dikurangi dengan margin importir/distributor di masing-masing negara tujuan ekspor dikurangi dengan biaya-biaya impor di masing-masing negara tujuan ekspor (inland cost, bea masuk, handling, asuransi, dll)dikurangi dengan handling documents/freight kapal yang dikeluarkan oleh TMAPdikurangi dengan margin TMAP.

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 6: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

bahwa sebagai tambahan, perlu kiranya Pemohon Banding jelaskan bahwaberdasarkan Pasal 6 Perjanjian antara TMAP dengan Pemohon Banding, dinyatakanbahwa harga produk yang dijual ke TMAP (terkait dengan ekspor) telah ditentukankedua belah pihak dengan analisa seperti diatas. Pada dasarnya, TMAP membuatpenawaran harga dengan mempertimbangkan analisa pasar terkait dan biayaproduksi Pemohon Banding, dari harga tersebut maka pihak Pemohon Banding danTMAP berdiskusi untuk menentukan harga jual per unit dari Pemohon Banding keTMAP;

5. Perbedaan Spesifikasi Produk Telah Diperhitungkan dalam Harga Jual per Unit

bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan pendapat Terbanding bahwa hargajual kepada TMAP tidak wajar dikarenakan harga pokok produksi untuk produkekspor lebih mahal namun harga jual ekspor lebih kecil;

bahwa seperti yang telah Pemohon Banding jelaskan diatas, bahwa dalammenentukan harga jual kepada PT. TAM maupun TMAP, Pemohon Banding besertaTAM dan TMAP mengacu kepada harga jual retail kepada konsumen akhir;

bahwa lebih lanjut perlu dijelaskan bahwa, spesifikasi produk antara produk lokal danproduk ekspor adalah berbeda. Perbedaan spesifikasi tersebut disesuaikan denganpermintaan pasar yang telah dilakukan studi oleh TMAP. Spesifikasi untuk produkeksport memang lebih bervariasi sehingga biaya yang dikeluarkan pun lebih tinggidibandingkan dengan biaya produksi untuk Innova lokal, namun demikian dalammemperhitungkan harga jual, hal tersebut tetap diperhatikan oleh Pemohon Banding,karena pada dasarnya penentuan harga jual ekspor maupun lokal menggunakanmetode yang sama, hanya unsur-unsur yang termasuk dalam penentuan harga jualyang berbeda dikarenakan kondisi masing-masing negara. Banyak hal lain yangmempengaruhi margin yang diperoleh dari penjualan ekspor dan lokal, bukan hanyadari spesifikasi produk saja;

6. bahwa penentuan harga jual kepada TAM dan TMAP dengan menggunakanmetode tarik mundur seperti diatas dilakukan sebelum terjadi penjualan sehinggaunsur-unsur penentu harga jual dilakukan dengan menggunakan angka perkiraan(proyeksi) yang pada pelaksanaanya di kemudian hari terjadi hal-hal diluarkontrol pihak Pemohon Banding. Misalnya untuk harga jual ke TAM dilakukandalam Rupiah namun untuk harga jual ke TMAP dilakukan dalam mata uangasing. Sehingga pada saat kurs mata uang asing terhadap rupiah menurun, akanmempengaruhi keuntungan yang didapat dari penjualan ekspor namun tidakberpengaruh terhadap penjualan lokal;

7. bahwa pada saat penentuan harga jual dengan TMAP, Pemohon Bandingmempertimbangkan kondisi pasar di luar negeri. Adalah merupakan salah satustrategi bisnis untuk memperoleh pangsa pasar di luar negeri. Kijang Innova telahmendapat pangsa pasar di Indonesia, namun tidak demikian halnya dengan luarnegeri. Ketatnya persaingan serta pajak-pajak impor negara lain yang melindungiproduk dalam negerinya telah membuat Pemohon Banding harus menekankeuntungannya sekecil mungkin demi untuk penetrasi pasar dimana harga jualditentukan oleh kondisi pasar yang dampaknya terhadap keuntungan PemohonBanding bisa negatif maupun positif sesuai dengan kondisi pasar tersebut. TMAPtelah melakukan survey untuk hal ini, namun berhubung data-data hasil surveytersebut adalah milik TMAP dan bukan milik Pemohon Banding, sulit bagi

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 7: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

Pemohon Banding untuk mendapatkan data survey yang lebih jelas untuk pasarKijang Innova diluar negeri. Yang Pemohon Banding ketahui, hanyalah faktabahwa pada tahun 2005 Kijang Innova masih terhitung baru untuk pasaranekspor sehingga perlu dipromosikan dan segala upaya diperlukan untukpenetrasi pasar. Perlu diketahui, Kijang Innova adalah produk baru yangditawarkan di negara tujuan ekspor seperti Thailand dan Brunei. Untukmemasuki pasar, TMAP telah melakukan studi pasar dimana dikarenakan produkKijang Innova adalah produk baru maka harga penjualannya dimulai denganharga yang rendah untuk menarik pangsa pasar ekspor. Akan tetapi, seiringnyawaktu, TMAP menyebutkan bahwa harga akan disesuaikan pangsa pasar;

8. bahwa sebagai tambahan, perlu kiranya Pemohon Banding jelaskan, bahwadalam hal produksi Avanza yang dilakukan oleh pihak ADM, ditentukan bahwaimport bahan baku untuk menunjang proses produksi Avanza tersebut dilakukanoleh Pemohon Banding. Dalam hal ini Pemohon Banding membayar bea masukdan mengajukan restitusi atas bea masuk yang dibayarkan. Ketika bahan bakuimpor tersebut telah tersedia maka Pemohon Banding akan menjualnya ke pihakADM tanpa memasukkan unsur bea masuk dengan asumsi bea masuk dapatdirestitusi. Ketika bea masuk tersebut ternyata tidak dapat direstitusi, jumlahtersebut dicatat sebagai biaya oleh Pemohon Banding. Proses pembelian bahanbaku import ini oleh ADM adalah transaksi yang berbeda dengan pembeliankendaraan dari ADM oleh Pemohon Banding. Pembayaran dua transaksi ini pundilakukan berbeda. Sehingga bea masuk yang diperhitungkan oleh pihakPemeriksa itu tidak terkait dengan penentuan harga jual per unit untuk eksporkarena harga jual ekspor tersebut murni ditentukan dari pembelian ADM dimanaADM telah memperhitungkan semua biaya produksinya termasuk biaya produksiuntuk pembelian bahan baku impor;

bahwa dengan memperhitungkan biaya produksi yang tinggi dengan harga jual yangditekan serendah mungkin akibat business strategi Pemohon Banding dalammelakukan penetrasi pasar, serta gejolak kurs mata uang asing yang tidak dapatdiprediksi maka mengakibatkan margin Pemohon Banding menjadi rugi;Menurut Majelis

bahwa menurut Terbanding atas banding Pemohon Banding atas koreksi penjualanekspor kijang Innova sebesar Rp 2.678.124.104,00 dapat disampaikan hal-halsebagai berikut:

a. Berdasarkan data yang disampaikan oleh Pemohon Banding (antara lain datatotal amount MV ), diketahui hal-hal sebagai berikut:

1). Spesifikasi produk Innova yang diekspor mempunyai kualitas/spesifikasi yanglebih bagus dibandingkan dengan produk Innova yang berkualitas standarIndonesia yang dijual dipasar domestic (yang dijual oleh PT. TMMIN ke PT.TAM selaku distributor utama). Perbandingan rata-rata cost per unit antaraInnova domestic dengan Innova ekspor adalah sebagai berikut:

Cost Per UnitInnova TR-Gasoline 2000 cc Domestik Rp 94.570.932,00Innova TR-Gasoline 2000 cc Ekspor Rp 124.176.408,00

Innova KD-Diesel 2500 cc Domestik Rp 111.423.561,00Innova KD-Diesel 2000 cc Ekspor Rp 117.692.701,00

Innova TR-Gasoline 2700 cc Domestik Rp 128.229.187,00Innova TR-Gasoline 2700 cc Ekspor Rp 127.099.950,00

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 8: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, dapat diketahui bahwa biayaproduksi produk eksport (kecuali Innova gasoline 2700 cc) lebih tinggidibandingkan dengan produk lokal. Dalam praktek usaha pada umumnya,produk yang biaya produksinya tinggi (kualitas bagus) akan berkorelasinpositif dengan harga jualnya;

2). Total penjualan ekspor PT. TMMIN April 2005 sampai dengan Maret 2006 rugisebesar 2%;

3). Ekspor Innova berdasarkan data pembayaran/netting dan sampel dokumenPEB, ekspor seluruhnya kepada TMAP (pihak yang mempunyai hubunganistimewa);

4). Sesuai pernyataan Pemohon Banding dalam Surat Pemberitahuan, harga jualekspor kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa menggunakanmetode harga pokok plus (cost plus), namun pada prakteknya produk Innovayang di ekspor (dengan spesifikasi kualitas yang lebih bagus dari Innova yangdijual diIndonesia/domestic) dijual lebih murah;

b. Berdasarkan alasan Pemohon Banding dalam permohonan keberatannyamengenai produk Kijang Innova masih dalam masa penetrasi pasar sehinggawajar bila perusahaan menerapkan harga jual yang lebih murah untuk menarikkonsumen calon pembeli, Terbanding meminta data pendukung mengenaipenentuan harga jual ekspor dimana didalamnya termasuk data pembuktianpenjelasan tentang alasan pemohon banding mengenai hubungan harga jualekspor dengan penetrasi pasar yang diungkapkan oleh Pemohon Banding dalamsurat permohonan keberatannya tersebut, namun demikian Pemohon Bandingtidak dapat memberikan data/dokumen yang dapatmenjelaskan/mendukung/meyakinkan alasan Pemohon Banding dimaksud;

c. bahwa Terbanding sesuai ketentuan berwenang untuk menentukan kembalimengenai harga jual wajar produk yang dihasilkannya kepada pihak-pihak yangmempunyai hubungan istimewa (related parties);

d. Dasar koreksi penjualan ekspor Innova adalah persebtase Gross Profit innovadomestic, Terbanding anggap wajar, karena:

1). Penjualan domestik Pemohon Banding berdasarkan penjelasan PemohonBanding dan Laporan Keuangan seluruhnya ke PT. TAM selaku distributorutama, sehingga PT. TMMIN tidak melakukan antara lain fungsi pemasaran,fungsi purna jual, sehingga tidak ada nilai tambahan harga lain selain hargapokok ditambah Profit;

2). Harga jual ekspor berdasarkan data PEB adalah harga free On Board (FOBJakarta), dengan kata lain dapat disimpulakan bahwa PT. TMMIN tidakmelakukan antara lain fungsi pemasaran, fungsi purna jual (keseluruhanfungsi tersebut dilakukan oleh TMAP di Singapura selaku pembeli) sehinggatidak ada nilai tambahan harga lain selain harga pokok ditambah profit;

e. Berdasarkan uraian di atas, Terbanding mengusulkan agar koreksi Pemeriksa ataspenjualan ekspor Innova tetap dipertahankan;

bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan pendapat Terbanding yangmenyimpulkan bahwa nilai penjualan ekspor Kijang Innova adalah tidak wajarsehingga melakukan koreksi atas harga jual ekspor tersebut. Menurut PemohonBanding, koreksi Terbanding tersebut tidak didasarkan pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku yang lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut:

1. bahwa Pemeriksa Telah Menggunakan Transaksi dengan Pihak yang MempunyaiHubungan Istimewa sebagai Benchmark dalam Melakukan Koreksi atas Harga

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 9: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

Jual

bahwa dalam melakukan koreksi atas harga jual ekspor, Terbanding telahmenggunakan harga jual lokal kepada PT. Toyota Astra Motor (“TAM”) yangmerupakan pihak yang juga mempunyai hubungan istimewa sebagai harga acuanuntuk menghitung kembali harga ekspor;

bahwa Pasal 18 ayat (3) Undang-undang Pajak Penghasilan Nomor 17 Tahun 2000menyebutkan bahwa Terbanding berwenang untuk menentukan kembali besarnyapenghasilan dan pengurangan serta menentukan utang sebagai modal untukmenghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi wajib pajak yang mempunyaihubungan istimewa dengan wajib pajak lainnya sesuai dengan kewajaran dankelaziman usaha yang tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa;

bahwa jelas berdasarkan ketentuan Pasal 18 ayat (3) yang harus dijadikanperbandingan (comparables) dalam hal ini adalah transaksi dengan pihak yang tidakmempunyai hubungan istimewa;

bahwa selanjutnya, berhubung yang dikoreksi oleh Terbanding adalah transaksipenjualan dengan Toyota Motor Asia Pacific (“TMAP”) yang merupakan PemohonBanding Singapura, maka seyogyanya Terbanding memperhatikan ketentuan dalamPerjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) antara Indonesia dan Singapura;

bahwa dalam Pasal 9 dari P3B tersebut disebutkan bahwa:

Article 9Associated Enterprises Where: (a)  an enterprise of a Contracting State participates directly or indirectly in themanagement, control or capital of an enterprise of the other Contracting State; or (b)  the same persons participate directly or indirectly in the management, control orcapital of an enterprise of a Contracting State and an enterprise of the otherContracting State; and in either case conditions are made or imposed between the two enterprises intheir commercial or financial relations which differ from those which would be madebetween independent enterprises, any profits which would, but for those conditions,have accrued to one of the enterprises, but, by reason of those conditions, have notso accrued, may be included in the profits of that enterprise and taxed accordingly.

bahwa berdasarkan ketentuan dalam P3B diatas, seharusnya yang dijadikanpembanding adalah transaksi dengan pihak yang independent (yang tidakmempunyai hubungan istimewa);

bahwa Terbanding seharusnya membuktikan bahwa telah ada suatu kondisi yangberbeda antara penjualan ke pihak yang mempunyai hubungan istimewa (relatedparty) dan transaksi dengan pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa(independent party) yang menyebabkan Terbanding berkesimpulan bahwa harga jualekspor tidak wajar;

bahwa selanjutnya berdasarkan Chapter I C(i.a.) paragraf 1.15 dari OECD TransferPricing Guidelines for Multinational Enterprises and Tax Administrations mengenaiArm’s Length Principle (“ALP”) disebutkan bahwa “application of ALP is generallybased on a comparison of the conditions in a controlled transaction with the

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 10: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

conditions in transactions between independent enterprises”;

bahwa dengan demikian jelas bahwa koreksi Pemeriksa yang didasarkan pada hargajual kepada pihak lain yang juga merupakan pihak yang mempunyai hubunganistimewa dengan Pemohon Banding adalah tidak sesuai dengan ketentuanperpajakan manapun, baik ketentuan pajak domestik maupun internasional;

2. bahwa Kesimpulan Terbanding bahwa Harga Jual Lokal kepada Pihak yangMempunyai Hubungan Istimewa Dianggap Wajar Hanya Karena MelakukanFungsi Yang Sama Adalah Tidak Sesuai dengan Ketentuan yang Berlaku;

bahwa dalam Chapter 1 C(i.b.) dari OECD Transfer Pricing Guidelines forMultinational Enterprises and Tax Administrations disebutkan bahwa terdapatbeberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan perbandingan atastransaksi yaitu:- karakteristik dari barang atau jasa (characteristic of property or services);- analisa fungsional (functional analysis);- syarat-syarat kontrak (contractual terms);- kondisi ekonomi (economic circumstances);dan- strategi bisnis (business startegies)

bahwa menurut Pemohon Banding, Terbanding telah mengambil kesimpulan bahwaharga jual lokal kepada PT. TAM dianggap wajar hanya semata-mata karena fungsiPemohon Banding dalam penjualan lokal maupun ekspor adalah sama yaitu tidakmelakukan fungsi pemasaran dan purna jual;

bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan kesimpulan yang diambil olehTerbanding karena berdasarkan ketentuan dalam OECD Transfer Pricing Guidelinesfor Multinational Enterprises and Tax Administrations untuk menentukan apakahsuatu transaksi dapat dikatakan comparables dengan yang lain, harus diperhatikanfaktor-faktor penentu seperti yang diuraikan diatas;

bahwa sepengetahuan Pemohon Banding, Terbanding hanya melakukan analisaterbatas atas kerakteristik produk dan fungsi dan mengambil kesimpulanberdasarkan analisa terbatas tersebut;

bahwa menurut Pemohon Banding seharusnya untuk menentukan perbandinganharga wajar atas nilai penjualan ekspor Pemohon Banding, seharusnya pihakTerbanding melakukan analisa lebih jauh apakah nilai penjualan ekspor PemohonBanding termasuk wajar atau tidak jika dibandingkan dengan perusahaan lain yangtidak mempunyai hubungan istimewa dengan memperhatikan semua faktor-faktorpenentu comparables tersebut diatas;

bahwa oleh sebab itu, Pemohon Banding meminta agar Terbanding dapatmenyampaikan analisa comparability yang telah dijadikan dasar oleh Terbandinguntuk mengambil kesimpulan bahwa harga ekspor Pemohon Banding tidak wajar danoleh karenanya diperlukan koreksi;

3. Perbedaan Fungsi Belum Diperhitungkan Terbanding

bahwa untuk produk Avanza, perlu diketahui bahwa produksi dilakukan oleh pihak

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 11: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

ADM (Astra Daihatsu Motor). Dalam hal ini, untuk produk lokal, Pemohon Bandingmembelinya dari pihak ADM dimana packaging dilakukan oleh pihak ADM. Namundemikian, jika itu pembelian barang sehubungan dengan produk ekspor makaPemohon Banding akan menanggung packagingnya;

4. Terbanding Tidak Memperhatikan Unsur Penentu Harga Lokal dan Ekspor

bahwa perlu kiranya Pemohon Banding jelaskan bahwa terdapat sedikit perbedaanstruktur penjualan lokal dibandingkan dengan ekspor;

bahwa dalam melakukan penjualan lokal, Pemohon Banding menjual seluruhproduknya kepada PT. TAM. Kemudian PT. TAM yang akan menjualnya ke dealer-dealer yang selanjutnya akan menjual produk tersebut ke konsumen akhir.Berhubung penjualan tersebut terjadi di wilayah Indonesia, Pemohon Banding dapatberperan aktif dengan terus menerus berdiskusi dengan PT. TAM dan memantauperkembangan pasar domestik. TMAP hanya berfungsi mengawasi PemohonBanding dan PT. TAM agar kesepakatan diantara keduanya dapat tercapai dansesuai dengan rencana bisnis Toyota Grup secara global;

bahwa sedangkan untuk penjualan ekspor, Pemohon Banding menjual produknyakepada TMAP yang kemudian akan menjualnya lagi kepada pihak importir di negaramasing-masing (Thailand and Brunei). Pihak Importir kemudian akan menjual lagikepada dealer di negara masing-masing yang selanjutnya akan menjual produktersebut ke konsumen akhir. Berhubung area penjualan tersebut adalah diluarIndonesia, Pemohon Banding tidak memiliki resources untuk memantau langsungperkembangan pasar international. Seluruh fungsi market survey dan pemasarandilakukan oleh TMAP. Dalam hal ini peranan TMAP sangat besar sedangkanPemohon Banding hanya bersifat pasif menerima pesanan dari TMAP;

bahwa dalam hal penentuan harga jual baik untuk penjualan lokal ke PT TAMmaupun ekspor ke TMAP, dihitung dengan cara perhitungan mundur dari retail salesprice yang telah disetujui oleh beberapa pihak. Retail sales price adalah harga jualakhir ke konsumen dengan memperhatikan kondisi pasar di masing-masing negaraserta harga pokok produksi;

bahwa dari harga retail sales tersebut, untuk menentukan harga jual per unit,dilakukan perhitungan mundur sebagai berikut :

Untuk penjualan lokal ke PT. TAM:

Harga jual per unit kepada PT. TAM = harga jual retail ke pembeli akhir dikurangidengan margin keuntungan untuk dealer dikurangi dengan margin yang diterimaoleh PT. TAM dikurangi dengan PPnBM dikurangi dengan biaya tambahanasesoris yang ditambahkan oleh PT. TAM.

bahwa adapun untuk penjualan ekspor, Pemohon Banding berhubungan denganpihak TMAP. Penentuan harga jual ekspor dilakukan antara TMAP dan lokaldistributor di negara tujuan ekspor. Dengan mempertimbangkan harga produksiPemohon Banding dan harga jual pasar di luar negeri, TMAP dan Pemohon Bandingmenetapkan harga jual per unit oleh Pemohon Banding kepada TMAP;

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 12: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

bahwa dasar perhitungan harga jual per unit untuk ekspor kurang lebihmenggunakan perhitungan sebagai berikut :

Harga jual per unit kepada TMAP = harga jual retail ke pembeli akhir dikurangidengan margin dealer dikurangi dengan margin importir/distributor di masing-masing negara tujuan ekspor dikurangi dengan biaya-biaya impor di masing-masing negara tujuan ekspor (inland cost, bea masuk, handling, asuransi, dll)dikurangi dengan handling documents/freight kapal yang dikeluarkan oleh TMAPdikurangi dengan margin TMAP.

bahwa sebagai tambahan, perlu kiranya Pemohon Banding jelaskan bahwaberdasarkan Pasal 6 Perjanjian antara TMAP dengan Pemohon Banding, dinyatakanbahwa harga produk yang dijual ke TMAP (terkait dengan ekspor) telah ditentukankedua belah pihak dengan analisa seperti diatas. Pada dasarnya, TMAP membuatpenawaran harga dengan mempertimbangkan analisa pasar terkait dan biayaproduksi Pemohon Banding, dari harga tersebut maka pihak Pemohon Banding danTMAP berdiskusi untuk menentukan harga jual per unit dari Pemohon Banding keTMAP;

5. Perbedaan Spesifikasi Produk Telah Diperhitungkan dalam Harga Jual per Unit

bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan pendapat Terbanding bahwa hargajual kepada TMAP tidak wajar dikarenakan harga pokok produksi untuk produkekspor lebih mahal namun harga jual ekspor lebih kecil;

bahwa seperti yang telah Pemohon Banding jelaskan diatas, bahwa dalammenentukan harga jual kepada PT. TAM maupun TMAP, Pemohon Banding besertaTAM dan TMAP mengacu kepada harga jual retail kepada konsumen akhir;

bahwa lebih lanjut perlu dijelaskan bahwa, spesifikasi produk antara produk lokal danproduk ekspor adalah berbeda. Perbedaan spesifikasi tersebut disesuaikan denganpermintaan pasar yang telah dilakukan studi oleh TMAP. Spesifikasi untuk produkeksport memang lebih bervariasi sehingga biaya yang dikeluarkan pun lebih tinggidibandingkan dengan biaya produksi untuk Innova lokal, namun demikian dalammemperhitungkan harga jual, hal tersebut tetap diperhatikan oleh Pemohon Banding,karena pada dasarnya penentuan harga jual ekspor maupun lokal menggunakanmetode yang sama, hanya unsur-unsur yang termasuk dalam penentuan harga jualyang berbeda dikarenakan kondisi masing-masing negara. Banyak hal lain yangmempengaruhi margin yang diperoleh dari penjualan ekspor dan lokal, bukan hanyadari spesifikasi produk saja;

1. bahwa penentuan harga jual kepada TAM dan TMAP dengan menggunakanmetode tarik mundur seperti diatas dilakukan sebelum terjadi penjualan sehinggaunsur-unsur penentu harga jual dilakukan dengan menggunakan angka perkiraan(proyeksi) yang pada pelaksanaanya di kemudian hari terjadi hal-hal diluarkontrol pihak Pemohon Banding. Misalnya untuk harga jual ke TAM dilakukandalam Rupiah namun untuk harga jual ke TMAP dilakukan dalam mata uangasing. Sehingga pada saat kurs mata uang asing terhadap rupiah menurun, akanmempengaruhi keuntungan yang didapat dari penjualan ekspor namun tidakberpengaruh terhadap penjualan lokal;

2. bahwa pada saat penentuan harga jual dengan TMAP, Pemohon Banding

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 13: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

mempertimbangkan kondisi pasar di luar negeri. Adalah merupakan salah satustrategi bisnis untuk memperoleh pangsa pasar di luar negeri. Kijang Innova telahmendapat pangsa pasar di Indonesia, namun tidak demikian halnya dengan luarnegeri. Ketatnya persaingan serta pajak-pajak impor negara lain yang melindungiproduk dalam negerinya telah membuat Pemohon Banding harus menekankeuntungannya sekecil mungkin demi untuk penetrasi pasar dimana harga jualditentukan oleh kondisi pasar yang dampaknya terhadap keuntungan PemohonBanding bisa negatif maupun positif sesuai dengan kondisi pasar tersebut. TMAPtelah melakukan survey untuk hal ini, namun berhubung data-data hasil surveytersebut adalah milik TMAP dan bukan milik Pemohon Banding, sulit bagiPemohon Banding untuk mendapatkan data survey yang lebih jelas untuk pasarKijang Innova diluar negeri. Yang Pemohon Banding ketahui, hanyalah faktabahwa pada tahun 2005 Kijang Innova masih terhitung baru untuk pasaranekspor sehingga perlu dipromosikan dan segala upaya diperlukan untukpenetrasi pasar. Perlu diketahui, Kijang Innova adalah produk baru yangditawarkan di negara tujuan ekspor seperti Thailand dan Brunei. Untukmemasuki pasar, TMAP telah melakukan studi pasar dimana dikarenakan produkKijang Innova adalah produk baru maka harga penjualannya dimulai denganharga yang rendah untuk menarik pangsa pasar ekspor. Akan tetapi, seiringnyawaktu, TMAP menyebutkan bahwa harga akan disesuaikan pangsa pasar;

3. bahwa sebagai tambahan, perlu kiranya Pemohon Banding jelaskan, bahwadalam hal produksi Avanza yang dilakukan oleh pihak ADM, ditentukan bahwaimport bahan baku untuk menunjang proses produksi Avanza tersebut dilakukanoleh Pemohon Banding. Dalam hal ini Pemohon Banding membayar bea masukdan mengajukan restitusi atas bea masuk yang dibayarkan. Ketika bahan bakuimpor tersebut telah tersedia maka Pemohon Banding akan menjualnya ke pihakADM tanpa memasukkan unsur bea masuk dengan asumsi bea masuk dapatdirestitusi. Ketika bea masuk tersebut ternyata tidak dapat direstitusi, jumlahtersebut dicatat sebagai biaya oleh Pemohon Banding. Proses pembelian bahanbaku import ini oleh ADM adalah transaksi yang berbeda dengan pembeliankendaraan dari ADM oleh Pemohon Banding. Pembayaran dua transaksi ini pundilakukan berbeda. Sehingga bea masuk yang diperhitungkan oleh pihakPemeriksa itu tidak terkait dengan penentuan harga jual per unit untuk eksporkarena harga jual ekspor tersebut murni ditentukan dari pembelian ADM dimanaADM telah memperhitungkan semua biaya produksinya termasuk biaya produksiuntuk pembelian bahan baku impor;

bahwa dengan memperhitungkan biaya produksi yang tinggi dengan harga jual yangditekan serendah mungkin akibat business strategi Pemohon Banding dalammelakukan penetrasi pasar, serta gejolak kurs mata uang asing yang tidak dapatdiprediksi maka mengakibatkan margin Pemohon Banding menjadi rugi;

bahwa dalam persidangan Terbanding menyatakan koreksi peredaran usaha sebesarRp.34.523.663.600,00 berasal dari penjualan ekspor atas penjualan Kijang Innovadan Avanza, dengan perincian sebagai berikut:

Penjualan Ekspor Kijang Innova Rp. 2.678.124.104,00Penjualan Ekspor Avanza Rp. 31.845.539.496,00Jumlah Rp. 34.523.663.600,00bahwa Terbanding berpendapat koreksi yang dilakukan karena spesifikasi kendaraanyang dijual ekspor lebih baik daripada yang dijual lokal, namun harga jual eksporlebih murah daripada harga jual lokal, sehingga menurut Terbanding harga jualekspor adalah tidak wajar;

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 14: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

bahwa dalam persidangan Pemohon Banding menyampaikan penjelasan tertulisNomor : FDE/TAX.AP/063/2009 tanggal 16 Oktober 2009 yang menyatakan hal-halsebagai berikut :

1. Perbandingan Penjualan lokal dan ekspor untuk Avanza dan Innova

MODEL Penjualan (dalam unit)Domestik Ekspor

Avanza 55.361 1.921Kijang Innova KD-diesel 2500 cc 7.273 766Kijang Innova TR-gasoline 2000 cc 68.108 171Kijang Innova TR-gasoline 2700 cc 207 2.990

GRAND TOTAL AVANZADAN INNOVA

130.949 5.848

Untuk masa pajak April 2005 sampai dengan Maret 2006, jumlah penjualan Avanza adalah55.361 unit untuk penjualan lokal dan 1.921 unit untuk penjualan ekspor.Sedangkan untuk penjualan Innova adalah 75.588 unit untuk penjualan lokaldan 3.927 unit untuk penjualan ekspor;

Seperti telah diketahui, pihak Terbanding telah melakukan perbandinganprofit margin antara penjualan domestik dengan penjualan ekspor untukproduk Avanza dan Innova karena menganggap penjualan domestic danekspor merupakan transaksi yang sebanding tanpa memperhatikan faktor-faktor lainnya. Adapun faktor-faktor tersebut adalah:

a. Volume Penjualan Domestik sangat berbeda dengan Penjualan EksporBerdasarkan label diatas, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan mencolokantara unit penjualan domestik dan ekspor baik Avanza maupun Innova.Sehingga metode pemeriksa yang hanya berdasarkan perbandinganprofit margin adalah tidak tepat karena kedua transaksi tersebut tidaksebanding. Dari unit penjualan saja penjualan domestik dan eksporterdapat perbedaan yang jauh. Hal ini juga secara tidak langsung dapatdisimpulkan bahwa pangsa pasar untuk domestik dan ekspor adalahsangat berbeda. Baik produk Innova dan Avanza telah lebih dikenal dipasar domestik sehingga unit penjualannya lebih tinggi dibandingkanpasar ekspor;

b. Strategi BisnisAvanza dan Innova telah dikenal dan diminati oleh pelanggan diIndonesia serta merupakan market leader di Indonesia. Sedangkan untukpasaran ekspor, Avanza dan Innova masih dalam tahap penetrasi pasaryang harus bersaing ketat dengan produk merek lain di negara tujuan.Karena itu harga jual yang kompetitif sangat berperan untuk penetrasipasar;

c. Dalam ketentuan pasal 18 UU PPh, seharusnya transaksi yang dibandingkan adalahtransaksi dengan pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa. Terbanding telahmembandingkan dua transaksi yang sama-sama dilakukan dengan pihak yangmempunyai hubungan istimewa. Pemohon Banding tidak menemukan dasar hukum darikoreksi Terbanding;

Dengan demikian, tidaklah tepat jika profit margin domestik dijadikan bahan pembandinguntuk profit margin ekspor;

2. Penentuan Harga Ekspor

a. Metode "Cost Plus" di SPT PPh Badan 2005

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 15: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

Perlu diketahui bahwa SPT PPh Badan tahun 2005 adalah tahun pertama kalidimana perusahaan hams melampirkan Lampiran tersendiri untuk Transaksidengan Hubungan Istimewa. Ditambah pula belum ada peraturan perpajakanyang mengatur lebih lanjut menyangkut transaksi hubungan istimewa. Didalam buku petunjuk pengisian SPT PPh Badan tahun 2005 hanyamenyebutkan bahwa jika perusahaan mempunyai transaksi denganperusahaan lain yang mempunyai hubungan istimewa, transaksi tersebut harusdiungkapkan dalam SPT PPh Badan terkait. Dalam buku petunjukpengisian, juga hanya memberikan pilihan apakah transaksi tersebutbersifat penjualan/pembelian barang, penyerahan/penggunaan jasa,persewaan harta berwujud, penggunaan harta tak berwujud dan lain-lain.Selanjutnya, di dalam petunjuk pengisian tersebut, hanya dinyatakan bahwametode penentuan harga diisi berdasarkan metode yang digunakan dimanapilihan dapat berupa harga pasar, cost plus, resale price atau lain-lain. Namun penjelasan rinci untuk masing-masingmetode tidak tersedia;

Dengan ketidaktersediaan penjelasan yang rind mengenai metode yang ada, TMMINmengasumsikan bahwa harga jual seharusnya ditentukan dengan cara biaya-biaya terkaitditambah dengan untung yang dihasilkan dikarenakan hal itu ada prinsip umum dalam bisnis;

Dalam memutuskan harga transaksi, TMMIN berpatokan pada hal tersebut yaitumempertimbangkan berapa biaya produksi dan berapa keuntungan yang akan diterima TMMIN,namun ini bukan semata-mata pertimbangan untuk melakukan transaksi dengan TMAP. Hallain yang tidak kalah panting adalah harga jual ke pasaran untuk produksi TMMIN serta kapasitasproduksi TMMIN sendiri;

b. Penentuan Harga Ekspor

Pada persidangan sebelumnya, pihak Terbanding telah menyatakan bahwa berdasarkanSPT PPh Badan tahun 2005, TMMIN telah mencantumkan metode Cost Plus method sebagaimetode dalam menentukan harga jual ke pihak yang mempunyai hubungan istimewa yaitu pihakTMAP (Toyota Motor Asia Pacific). Jika menggunakan metode Cost Plus, maka TMMINseharusnya tidak pernah mempunyai negatif profit margin. Akan tetapi penjualan ekspor Avanzadan Innova mempunyai negative profit margin sehingga pihak Terbanding melakukan koreksidengan membandingkan profit marginekspordengandomestic;

Pada dasarnya tidak ada perbedaan antara penentuan harga ekspor untuk produk AvanzamaupunInnova;

Seperti telah Pemohon Banding jelaskan dalam surat Bantahan Pemohon Banding, bahwapenentuan harga ekspor Pemohon Banding tidak serta merta menggunakan metode Cost Plustapi melalui beberapa proses dan mekanisme tertentu adalah sebagai berikut :

§ Dalam hal penentuan harga jual ekspor ke TMAP, berdasarkan harga jual pasar yangditentukan oleh konsumen di masing-masing negara serta kondisi pasar di masing-masingNegara, setelah itu TMAP memberikan penawaran harga kepada TMMIN lalu terjadinegosiasi antara TMMIN dengan TMAP. Hal ini untuk menentukan harga jual eksporFOB TMMIN ke TMAP;

§ Perlu diketahui, dalam menentukan harga jual FOB tersebut, pihak TMMIN tidak mengetahuisecara detail kondisi pasar di masing-masing negara tersebut. Pihak TMAP adalah pihakyang mengetahui kondisi pasar di masing-masing Negara;

§ Setelah pihak TMMIN menerima penawaran harga dari TMAP, dimana harga FOB tersebutberdasarkan kondisi pasar di masing-masing negara tersebut, pihak TMMIN akanmembandingkan dengan kapasitas produksi TMMIN dan biaya produksi variabel yangakan dikeluarkan TMMIN jika menerima order dari TMAP. Jika penawaran harga tersebutsudah dapat memperhitungkan biaya-biaya yang dikeluarkanTMMINuntukprosesproduksidanTMMIN masih mempunyai kapasitas produksi, maka TMMIN akan menerima harga penawarantersebut;

§ Jika penawaran tersebut tidak dapat diterima oleh TMMIN, maka TMMIN danTMAP akan melakukan negosiasi kembali. Baik pihak TMMIN dan TMAPberusaha melakukan penyesuaian harga melalui proses negosiasi denganmemperhitungkan berbagai hal seperti analisa pasar TMAP, biaya produksiTMMIN dan lain-lain;

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 16: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

§ Apabila telah tercapai kesepakatan harga FOB antara TMMIN dan TMAP,maka pihak TMMIN akan mengirimkan Notifikasi Harga / PriceConfirmation ke pihak TMAP. Jika pihak TMAP menyetujuinya maka TMAPakan menandatangani Price Confirmation tersebut;

§ Harga FOB yang disepakati telah termasuk spesifikasi yang berbeda yangdiminta oleh pihak TMAP sesuai dengan kebutuhan pasar di masing-masingnegara sesuai dengan peraturan lalu lintas (peraturanpemerintah),sehingga membutuhkan spesifikasi yang lebih tinggidibandingkan spesifikasi yang ada di domestik. Hal ini juga mengakibatkanbiaya produksi yang lebih tinggi untuk produk ekspor dengan produkdomestic;

Perlu kiranya Pemohon Banding jelaskan bahwa pada awalnya PemohonBanding melakukan penetrasi pasar ke Thailand dan Brunei dikarenakanberdasarkan analisi pasar, diketahui bahwa terdapat pangsa pasar untukmenjual produk MPV di kedua negara tersebut. Berdasarkan analisis yangdilakukan melalui proposal, disimpulkan bahwa pangsa pasar MPV di keduanegara tersebut sangat berkembang, sehingga pihak Toyota inginmeningkatkan pangsa pasar di MPV. Sehingga diputuskanlah pihak Toyotaakan mengekspor MPV yaitu untuk produk Innova dan Avanza ke negaratersebut;

Pada saat awal penetrasi dan negosiasi harga dengan TMAP, pihak TMMINmenyetujui proposal tersebut dikarenakan berdasarkan perhitungan TMMINmasih dalam posisi mendapatkan keuntungan dan prospek pasar yangmeningkatkan juga akan menguntungan bagi TMMIN. Pada saat itu,kapasitas produksi TMMIN juga masih dibawah kapasitas produksi yangmaksimum. Terlampir perhitungan harga jual ke TMAP dan potensikeuntungan bagi TMMIN;

Berdasarkan analisa planning yang memperhitungkan potensi keuntunganTMMIN dan perhitungan harga jual TMAP, di awal tahun 2005, TMMINmelakukan ekspor Innova dan Avanza ke Thailand dan Brunei. Awal tahun2005 tersebut, harga jual yang telah disepakati oleh TMMIN dan TMAP masihmenggunakan proyeksi awal. Akan tetapi, berdasarkan analisis pasar kuartalpertama tahun 2005, diketahui bahwa produk Innova dan Avanza tidak terlaluditerima di pasar ekspor Thailand dan Brunai;

Setelah order TMAP diterima dan penjualan mulai berjalan, ternyata terdapatperbedaan antara perhitungan semula dengan realisasi harga pada kuartal,yang disebabkan adanya kenaikan biaya-biaya variabel seperti raw material,biaya import dan lain-lain (seperti terlampir dalam dokumen Indonesia Q1Price Revision (Proposal)). Dengan adanya perubahan biaya variabel yanglebih tinggi maka profit margin penjualan ekspor akan semakin rendah hingganegatif;

Berbagai unsur biaya variabel yang berbeda antara perhitungan semuladengan realisasi diantaranya kurs mata uang asing yang dipergunakanpada masa planning awal berbeda dengan saat aktual transaksi terjadidimana kurs aktual mata uang asing lebih tinggi daripada saat planning,sehingga biaya impor terkait juga berubah mengikuti kurs mata uang asingtersebut. Seiain itu juga adanya import duty untuk bahan baku yang seharusnya dapatdikembalikan namun ternyata dalam realisasinya tidak bisa dikembalikan serta kegagalanmemperoleh pengembalian bea masuk sehingga hal tersebut menambah kerugianPemohon Banding;

Dengan memperhitungkan harga biaya produksi yang naik dan harga jual yang ditekan karenastrategi bisnis penetrasi pasar, ditambah pula perubahan kurs mata uang asing yangberbeda antara masa planning dan actual, maka mengakibatkan margin PemohonBanding menjadi rugi;

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 17: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

bahwa atas pendapat Pemohon Banding, Terbanding menjelaskan hal-hal sebagaiberikut:

- bahwa spesifikasi produk Innova yang diekspor mempunyai kualitas/spesifikasiyang lebih bagus dibandingkan dengan produk Innova yang dijual di Indonesia,namun dijual lebih murah oleh Pemohon Banding;

- bahwa penjualan domestik berdasarkan penjelasan Pemohon Banding seluruhnyake PT. Toyota Astra Motor (TAM) selaku distributor utama, dan Pemohon Bandingtidak melakukan fungsi pemasaran dan fungsi purna jual, sehingga tidak adatambahan harga lain selain harga pokok ditambah margin laba;

- bahwa harga jual ekspor berdasarkan data PEB adalah harga free On Board (FOBJakarta), dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa Pemohon Banding tidakmelakukan fungsi pemasaran dan fungsi purna jual (keseluruhan fungsi tersebutdilakukan oleh Toyota Motor Asia Pasifik di Singapura selaku pembeli) sehinggatidak ada tambahan harga lain selain harga pokok ditambah margin laba;

- bahwa oleh karena fungsi Pemohon Banding ke TMAP sama dengan fungsiPemohon Banding ke PT. TAM, dan spesifikasi barang yang dijual ke TMAP (luarnegeri) lebih bagus daripada yang dijual ke PT. TAM (dalam negeri) maka sudahseharusnya harga jual ke luar negeri (TMAP) lebih tinggi;

bahwa atas pendapat Terbanding, Pemohon Banding menjelaskan bahwa produkKijang Innova dan Avanza yang dijual ke luar negeri masih dalam masa penetrasipasar sehingga wajar bila perusahaan menerapkan harga jual yang lebih murahuntuk menarik konsumen calon pembeli,

bahwa Pemohon Banding menyampaikan penjelasan tertulis Nomor :FDE/TAX.AP/073/XI/2009 tanggal 13 Nopember 2009 yang menyatakan hal-halsebagai berikut :

Kesimpulan Terbanding bahwa Harga Jual Lokal kepada Pihakyang Mempunyai Hubungan Istimewa Dianggap Wajar Hanya KarenaMelakukan Fungsi Yang Sama Adalah Tidak Sesuai dengan Ketentuanyang Berlaku.

Untuk menghasilkan tingkat kesebandingan yang aktual dan membuat penyesuaiansehingga tercipta kondisi arm's length, kits harus membandingkan atribut transaksiyang menciptakan kondisi arm's length tersebut.

Dalam Chapter 1 C(i.b.) dari OECD Transfer Pricing Guidelines for MultinationalEnterprises and Tax Administrations disebutkan bahwa terdapat beberapa faktoryang harus diperhatikan dalam menentukan perbandingan atas transaksi yaitu:

a) Karakteristik dari barang atau jasa (Characteristic of Property orServices)

Hal ini diantaranya menyangkut volume transaksi dan spesifikasi produk. Seperti yangsudah kits ketahui, penjualan Innova dan Avanza di pasar domestik dimulai padaawal tahun 2004, sedangkan penjualan Innova dan Avanza di pasarmancanegara baru dimulai di bulan November 2004. Berikut adalah totalpenjualan domestik dan ekspor untuk Innova dan Avanza selama masa pajak April2005 sampai dengan Maret 2006:

MODELPenjualan (dalam unit)Domestik Ekspor

Avanza 55.361 1.921Kijang Innova KD-diesel 2500 cc 7.273 766Kijang Innova TR-gasoline 2000 cc 68.108 171

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 18: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

Kijang Innova TR-gasoline 2700 cc 207 2.990GRAND TOTAL AVANZA DAN INNOVA 130.949 5.848

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan menonjol antara unit penjualandomestik dan ekspor baik Avanza maupun Innova. Untuk masa pajak April 2005 sampai denganMaret 2006, jumlah penjualan Avanza adalah 55.361 unit untuk penjualan lokal dan 1.921 unit untukpenjualan ekspor. Sedangkan untuk penjualan Innova adalah 75.588 unit untuk penjualan lokal dan 3.927unit untuk penjualan ekspor;

Seperti telah Pemohon Banding jelaskan sebelumnya, spesifikasi untuk produk ekspor dibuat sesuaidengan kebutuhan pasar di masing-masing negara tujuan ekspor sesuai dengan peraturan lalu lintasnegara tersebut. Perbedaan spesifikasi tersebut juga ditujukan untuk menarik pangsa pasar yangmenyesuaikan mobil dengan kebutuhan konsumen di negara tujuan ekspor yang berbeda denganpermintaan domestik. Dengan demikian tampak bahwa spesifikasi produk ekspor akan berbedadengan spesifikasi produk domestik Pemohon Banding baik lnnova ataupun Avanza. Perbedaan tersebutdapat dilihat pada tipe mesin, radiator, transmission, ban dan sebagainya;

Dengan adanya perbedaan spesifikasi antara produk ekspor dan produk domestik, serta perbedaanyang signifikan dalam hal volume penjualan, maka kedua transaksi tersebut tidak dapatdibandingkan;

b) Analisa fungsional (Functional Analysis)

Sehubungan dengan penjualan lokal, TMMIN menjual produknya kepada PT. Toyota Astra Motor("TAM") untuk selanjutnya dijual ke dealer dimana TAM yang akan melakukan survey pasar.Sedangkan untuk penjualan ekspor, TMMIN berinteraksi dengan TMAP yang akan mengaturpenjualan ke berbagai negara termasuk melakukan survey pasar. Berikut adalah jalur distribusi TMMINuntuk penjualan lokal dan ekspor:

Untuk barang sampai kepada konsumen akhir, terdapat satu mata rantai yang ada pada transaksipenjualan ekspor namun tidak ada pada penjualan lokal yaitu adanya peran importir di masing-masingnegara tujuan;

Biaya-biaya yang berkaitan dengan barang sampai di negara tujuan juga berbeda untuk penjualan ekspordibandingkan lokal diantaranya biaya angkut, pajak, bea masuk impor, dan keuntungan importir. Di lainpihak, sudah ada produk yang beredar di pasar mancanegara sebagai pesaing produk TMMIN. Olehsebab itu, harga yang ditawarkan TMMIN haruslah kompetitif. Akibatnya, harga jual TMMIN kepadaTMAP juga mengalami penyesuaian dengan kondisi-kondisi tersebut di atas. Secara tidak langsung,walaupun TMMIN tidak mengalami biaya-biaya penjualan ekspor tersebut di atas dan dikarenakanharga jual eksport ditentukan oleh harga pasar dimasing-masing negara, maka TMMIN menyanggupiuntuk menjual mobil dengan keuntungan minimal;

Analisa fungsional dari pihak-pihak yang terkait dengan Penentuan Harga Jual (Price Determination)dalam penjualan lokal dan penjualan ekspor adalah sebagai berikut :

a. Penjualan Lokal

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 19: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

Untuk penjualan lokal, penentuan harga dilakukan berdasarkan pembicaraan antara TAM dan TMMIN.Dalam pembicaraan ini, TAM akan menjelaskan kondisi pasar termasuk level harga yang dapat diterimakonsumen, sedangkan TMMIN akan menjelaskan pergerakan biaya produksi. Sesuai dengan skema jalusdistribusi, hanya margin TAM dan dealer saja yang diperhitungkan.

b. Penjualan Ekspor

Sedangkan untuk penjualan produk ekspor, penentuan harga dilakukan oleh TMMINdan TMAP. Dalam penjualan ekspor, TMAP mewakili pasar negara importir dalampembicaraan harga jual dengan TMMIN. TMAP akan menjelaskan kondisipasar untuk setiap negara importir. Dalam hal ini, mengingat panjangnya jalurdistribusi harga penawaran TMAP juga memperhitungkan margin TMAP, marginimportir, margin dealer, biaya-biaya import den handling di negara tujuan yang akhirnyasangat mempengaruhi perhitungan mundur penentuan harga jualnya. Sehingga untukproduk ekspor hal-hal yang mempengaruhi harga sangat banyak dan bervariabel;

Oleh sebab itu, perbandingan margin antara produk ekspor dan local tidak dapatdilakukan;

c) Syarat-syarat kontrak (Contractual Terms)

Berikut ini adalah persyaratan dalam kontrak tertulis untuk penjualan ekspor danlokal:

No Fungsi Ekspor Lokal1. Metode Pengiriman Shipping Point Destination Point

2. Pihak yang bertanggungjawab atas biayapengiriman

TMMIN hanya sampaipelabuhan. Daripelabuhan sampainegara tujuanditanggung oleh TMAP

TMMIN sampai gudangTAM

3 Pihak yang bertanggungjawab atas biaya

TMMIN TMMIN

Dengan adanya persyaratan kontrak yang berbeda antara penjualan ekspor dan penjualan domestik, berartikondisi yangmelatarbelakangi transaksi adalah tidak sebanding;

1. Kondisi ekonomi (Economic Circumstances)

Harga yang wajar akan berbeda pada kondisi pasar yang berbeda walaupun transaksi-transaksitersebut melibatkan produk yang sama. Oleh sebab itu, sangatlah panting untuk mengidentifikasikeadaan pasar diantara transaksi lokal dan ekspor yang meliputi keberadaan produk-produksubstitusi, lokasi pasar, ukuran pasar, tingkat persaingan, posisi pembeli dan penjual, ketersediaan barangpengganti, tingkat supply dan demand, dan sebagainya;

Kondisi Ekonomi Ekspor Lokal

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 20: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

Lokasi Pasar Pasar mancanegara,salah satunya diThailand

Indonesia

Ukuran Pasar Masih dalam tahap awal Sudah menjadi marketleader

Produk Substitusi Zafira, Stream, Wish,Altis

Xenia, Serena

Tingkat Persaingan Tinggi karena barumemasuki tahap awal

Kecil karena sudahmenjadi market leaderdi Indonesia

Tingkat Supply danDemand

Demand masih kecilkarena pasar belummengenal produk TMMIN

Demand sudah tinggikarena pasar sudahsangat mengenal produkTMMIN

2. Strategi bisnis (Business Strategies)

Strategi bisnis juga perlu dipertimbangkan dalam penentuan faktor pembanding untuk harga wajartermasuk di dalamnya Inovasi, pengembangan produk baru, dan sebagainya;

Pada tahun 2005 di pasar mancanegara, ada peraturan-peraturan kualifikasi automotif yang harusPemohon Banding patuhi. Kualifikasi produk automotif untuk dijual di mancanegara lebih ketatdibandingkan dengan kualifikasi produk automotif di Indonesia sehingga Pemohon Banding tidak bisamenjual Innova dan Avanza dengan spesifikasi yang sama dengan di Indonesia untuk dijual dimancanegara;

Pada kuartal pertama tahun 2005 Pemohon Banding melakukan penjualanInnova ke mancanegara yaitu Thailand. Dengan berbekal proyeksi bahwasegment nonsedan adalah segment yang potensial karena meningkat 100% dari tahun 2001 ke2002, dan stabil di 2003, maka produk Innova dapat masuk ke dalam segment non-sedan di Thailand. Selain itu, produk MPV sejenis Innova yang beredar di pasarThailand adalah Toyota Wish, GM Zafira, dan Honda Stream. Mengingat hargapasar yang dapat diterima di negara ini cukup murah maka harga Innova haruslahlebih murah dibandingkan dengan GM Zafira, dan Honda Stream dan tidakmengambil pasar ToyotaWish;

Karena produk Innova dan Avanza di pasar Indonesia sudah sangat diminati danmenjadi market leader di Indonesia, sehingga harga jual di Indonesia dapatmengakomodasikan beban biaya yang terkait, dan menghasilkan profit margin yangmemadai. Akan tetapi, untuk produk ekspor, harga jual yang ditetapkan harusmengakomodasikan kondisi pasar dan beban biaya yang tinggi (dikarenakanspesifikasi yang lebih kompleks), sehingga mengakibatkan profit margin yangkurang memadai. Perlu diingat bahwa, harga jual Pemohon Banding untukpenjualan ekspor mengikuti harga pasar di masing-masing negara dikarenakanproduk Innova dan Avanza merupakan market follower. Perbedaan inilah yangmengakibatkan perbedaan dalam menentukan harga jual dan akhirnya jugamempengaruhi margin Pemohon Banding. Dengan kondisi ekonomi dan pasar yangberbeda antara mancanegara dan domestik, sangatlah tidak tepat bila profitmargin domestik dijadikan bahan pem banding untuk profit margin ekspor;

bahwa atas penjelasan tertulis Pemohon Banding, Terbanding menyatakan bahwapenghitungan transfer pricing dengan menggunakan komponen biaya yang dijuallokal ke PT. Toyota Astra Motor (TAM) karena data yang tersedia adalah datakomponen biaya penjualan lokal;

bahwa Terbanding juga menjelaskan bahwa fungsi-fungsi yang dilakukan olehPemohon Banding dalam melakukan penjualan ke luar negeri, yaitu Toyota AstraMotor Asia Pasifik (TMAP) sama dengan fungsi-fungsi yang dilakukan dalam

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 21: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

penjualan lokal ke PT. Toyota Astra Motor (TAM), sehingga metode penjualannyapunseharusnya sama;

bahwa atas pernyataan Terbanding, Pemohon Banding menyatakan bahwaTerbanding tidak memperhitungkan analisis kesebandingan dan terdapat analisisyang tidak dilakukan oleh Terbanding;

bahwa Pemohon Banding menjelaskan penjualan ekspor yang dilakukan olehPemohon Banding tidak sama dengan penjualan local, karena dua pasar yangdibandingkan oleh Terbanding tidak identik sehingga tidak dapat dibandingkan;

bahwa atas kesempatan yang diberikan oleh Majelis, Terbanding mengemukakanpendapat sebagai berikut:

- bahwa sampai saat ini Terbanding belum mengetahui dokumen perhitunganPemohon Banding dalam penentuan harga;

- bahwa dalam SPT, Pemohon Banding menyebutkan menggunakan metode CostPlus atas penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa;

- bahwa dalam persidangan Pemohon Banding menyebutkan metode cost plushanya dalam hal penjualan spare partnya saja;

- bahwa Terbanding masih mempertanyakan metode transfer pricing apa yangdigunakan oleh Pemohon Banding;

- bahwa Terbanding belum mengetahui kontrak antara Pemohon Banding denganTMAP dan Pemohon Banding dengan TAM;

bahwa atas pernyataan Terbanding, Pemohon Banding menjelaskan komponenpenjualan ke TMAP tidak semata-mata komponen biaya produksi saja;

bahwa Majelis menanyakan kepada Pemohon Banding mengenai metode transferpricing yang digunakan oleh Pemohon Banding berkaitan dengan penjualan keTMAP seperti yang masih dipertanyakan oleh Terbanding;

bahwa atas pertanyaan Majelis, Pemohon Banding menjelaskan bahwa dalammelakukan penjualan ke TMAP selain menggunakan komponen biaya produksi,Pemohon Banding juga mempertimbangkan harga pasarnya;

bahwa lebih lanjut dalam persidangan Pemohon Banding menjelaskan bahwamasalah metode yang digunakan oleh Pemohon Banding adalah tidak penting,karena yang penting adalah perhitungannya, dimana menurut Pemohon Bandingperhitungan tersebut telah jelas;

bahwa menurut Pemohon Banding, penjualan ekspor ke TMAP yang menentukanharga adalah TMAP, dimana Pemohon Banding hanya ditawarkan harga jualberdasarkan perhitungan yang ditawarkan TMAP;

bahwa atas pernyataan Pemohon Banding, Terbanding menjelaskan bahwaPemohon Banding sendiri telah mengatakan bahwa Pemohon Banding tidak bisamenentukan harga, yang menentukan harga adalah TMAP, padahal di kesempatanlain Pemohon Banding menjelaskan bahwa negoisasi antara Pemohon Bandingdengan TMAP berlanjut apabila Pemohon Banding tidak setuju dengan harga yangditawarkan;

bahwa selanjutnya Terbanding menjelaskan bahwa pada saat pemeriksaan PemohonBanding tidak bisa menunjukkan metode perhitungannya, selain itu dalam SPTPemohon Banding menunjukkan menggunakan metode cost plus, dimana apabilamenggunakan metode cost plus maka seharusnya Pemohon Banding tidakmengalami kerugian, sehingga Terbanding berpendapat bahwa cara menghitungPemohon Banding di dalam SPT dengan faktualnya berbeda;

bahwa Pemohon Banding menjelaskan kepada Majelis bahwa mengenai metodeyang digunakan yang harus disebutkan dalam SPT, baru mulai tahun 2006;

bahwa selanjutnya Terbanding menjelaskan bahwa data yang ada pada saatpemeriksaan hanya berupa Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB), dimana atas data

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 22: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

yang disampaikan tersebut hanya sampel;

bahwa Majelis menanyakan kepada Pemohon Banding apakah harga jual diPemberitahuan Ekspor Barang (PEB) sama dengan harga jual ke TMAP;

bahwa atas pertanyaan Majelis, Pemohon Banding menjawab benar bahwa hargajual ke TMAP sesuai dengan yang tercantum dalam Pemberitahuan Ekspor Barang;

bahwa Majelis menanyakan kepada Pemohon Banding apakah Pemohon Bandingpernah meralat metode yang disebutkan dalam SPT;

bahwa atas pertanyaan Majelis, Pemohon Banding menjawab belum pernahmeralatnya;

bahwa dalam persidangan Pemohon Banding menyampaikan penjelasan tertulisNomor : FDE-TAX.AP/001/I/2010 tanggal 7 Januari 2010 yang menyatakan hal-halsebagai berikut :

Dalam spreadsheet price schedule penawaran TMAP, diketahui bahwaTMAP melakukan perhitungan mundur dari retail sales price yakni Thai Bhat1,079,000 dengan memperhitungkan komponen VAT di negara tujuan(Thailand sebesar 7%), dealer margin sebesar 10%,distributor/salesdivision di negara tujuan sebesar 3.5%, import duty (5%), TMAP (sebagaiimportir) margin sebesar kurang lebih USD 100. Dengan memperhitungkankomponen diatas, TMAP melakukan penawaran harga (dalam analisisnya)kepada TMMIN untuk menyetujui harga FOB jual TMMIN ke TMAP sebesarUSD 12,704.36;

Sebelum TMMIN menyetujui harga FOB yang ditawarkan TMAP ke TMMIN tersebutsebesar USD 12,704.36, pihak TMMIN melakukan analisis keuangan untukmemperhitungkan keuntungan TMMIN atas perencanaan/analisis planning TMAPtersebut;

Dalam spreadsheet analisis planning TMMIN tersebut, secara rata-rata diketahuipada dasarnya TMMIN telah memperhitungkan Local cost sebesar Rp. 60,418,840,00(dimana terdiri dari local cost inhouse, local cost outhouse dan imported cost), warrantyclaim sebesarRp. 286,364,00 dan royalty (6%) sebesar Rp 3,528,455.00. Dengan memperhitungkankomponen diatas, TMMIN akan menghasilkan margin profit sebesar Rp. 983,787,00secara rata-rata;

Jika dibandingkan antara margin profit yang diterima TMMIN yaitu sebesar Rp.983,787,00 dan profit yang diterima TMAP kurang lebih sebesar USD 100. Makajelaslah terlihat bahwa margin antara TMMIN dan TMAP tidaklah jauh berbeda danmasih dalam batas kewajaran. Sehingga dapat terlihat bahwa pada awal planninganalisis pasar, TMMIN setuju untuk melakukan proses penjualan ekspor dikarenakanprediksi awal atas analisis pasar, TMMIN dapatmenghasilkanprofit;

bahwa atas penjelasan tertulis Pemohon Banding, Terbanding mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:- bahwa Terbanding masih memerlukan waktu untuk mempelajari Penjelasan

Tertulis Pemohon Banding;- bahwa Terbanding mengkonfirmasikan kepada Pemohon Banding melalui Majelis

mengenai metode yang digunakan oleh Pemohon Banding, karena terdapatpernyataan dari Pemohon Banding bahwa metode yang digunakan atas penjualankepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah metode resale,sedangkan pada SPT Pemohon Banding menyatakan metode yang digunakanadalah cost plus;

- bahwa Terbanding mempermasalahkan margin laba distributor di luar negeriapakah wajar atau tidak karena terdapat hubungan istimewa dengan PemohonBanding;

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 23: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

bahwa atas pendapat Terbanding, Pemohon Banding menyampaikan pendapatsebagai berikut:- bahwa metode yang digunakan oleh Pemohon Banding terjadi perubahan karena

ketidaktahuan Pemohon Banding saat membuat SPT;- bahwa Pemohon Banding tidak mempunyai akses ke TMAP Singapura untuk

meneliti lebih lanjut mengenai data-data yang dimiliki oleh TMAP Singapura,sehingga data yang diperoleh Pemohon Banding adalah data-data sekunder yangdibuat oleh TMAP;

- bahwa pengambilan keputusan Pemohon Banding atas penawaran TMAP adalahsepanjang penjualan tersebut dapat memperoleh profit Rp.500.000,00/unit;

bahwa berdasarkan Uji Kebenaran Bukti Materiil Data yang dilakukan PemohonBanding dan Terbanding adalah sebagai berikut;

bahwa bukti yang disampaikan Pemohon Banding dalam uji kebenaran bukti materiadalah sebagai berikut :- Penjelasan tertulis Nomor : FDE/TAX.AP/001/1/2010 tanggal 7 Januari 2010 dan

lampiran empat lembar yaitu :1. TMT Price Schedule (satu lembar);2. Q4-04 TMMIN IMV5 to TMT CAL ( satu lembar);3. Thailand 1MV5 (from Indonesia) Introductioning Price Proposal (dua lembar);

bahwa atas data yang disampaikan Pemohon Banding, Terbanding menyatakan hal-hal sebagai berikut :- Atas lampiran surat FDE/TAX.AP/001/1/2010 tanggal 7 Januari 2010 dengan judul lampiran

yaitu TMT Price Schedule (satu lembar), Terbanding meminta data/dokumen pendukungyang menunjukkan validitas angka-angka dan perhitungan pada lampiran tersebut;

- Atas lampiran 04-04 TMMIN IMV 5 to TMT CAL (satu lembar), Terbanding memintapenjelasan tentang perhitungan persentase margin profit dan gross profit,termasuk basisyang digunakan (yaitu WSP) dan dasar perhitungan warranty claim.

- Terbanding juga meminta spreadsheet planning untuk innova 2.7 L dan avanza;

bahwa atas pendapat Terbanding, Pemohon Banding menyatakan hal-hal sebagaiberikut :- Untuk data yang berhubungan dengan TMAP, Pemohon Banding tidak dapat memberikan

penjelasan dikarenakan TMAP dan TMMIN adalah 2 entitas yang berbeda.- Pemohon Banding mohon waktu untuk menyediakan data-data yang diminta oleh Terbanding.- Pemohon Banding mohon waktu untuk menyediakan data-data (spreadsheet) yang diminta

oleh Terbanding;

bahwa Terbanding menyampaikan penjelasan tertulis Nomor : S-1280/PJ.07/2010tanggal 15 Februari 2010 yang menyatakan hal-hal sebagai berikut :

1. Fakta yang Ada Menurut Catatan Terbanding

a. Pada lampiran khusus/lampiran 3A SPT PPh Badan PT TMMI (PemohonBanding) Tahun Pajak 2005 (April 2005 s.d. Maret 2006) tentanq PernyataanTransaksi Dalam Hubungan Istimewa, dapat diketahui bahwa Pemohon Bandingdalam melakukan transaksi penjualan baranq kepada pihak TMAP memakaimetode Cost Plus (harga pokok plus);

b. Terbanding melakukan koreksi penjualan ekspor karena pada prosespemeriksaan diketahui bahwa transaksi penjualan barang dari PemohonBanding kepada pihak TMAP tidak memakai metode Cost Plus,sebagaimana dinyatakan sendiri oleh Pemohon Banding di SPT PPhBadan-nya untuk Tahun Pajak 2005 (April 2005 s.d. Maret 2006);

c. Pada halaman 7 dan 8, surat Ref.No.: FDE/TGR/021N1/2009 tanggal 5 Juni 2009perihal Bantahan atas SUB, Pemohon Banding menyatakan bahwa " Adapun untukpenjualan ekspor, Pemohon Banding berhubungan dengan pihak TMAP. Penentuan hargafuel ekspor dilakukan antara TMAP dan lokal distributor di negara tujuan ekspor. Denganmempertimbangkan harga produksi Pemohon Banding dan harga fuel pasar di luar negeri,TMAP dan Pemohon Banding menetapkan harga fuel per unit oleh Pemohon Bandingkepada TMAP. Dasar perhitunqan harga jual per unit untuk ekspor kurang lebihmenqqunakan perhitungan sebagai berikut :

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 24: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

Harga jual per unit kepada TMAP=harga jual retail ke pembeli akhir dikurangi denganmargin dealer dikurangi dengan margin importir/distributor di masingmasing negara tujuanekspor dikurangi dengan biaya-biaya impor di masing-masing negara tujuan ekspor (inlandcost, bea masuk, handling, asuransi, dll) dikurangi dengan handling documents/freight kapalyang dikeluarkan oleh TMAP dikurangi dengan margin TMAP";

d. Pada sidang Hari Senin, 11 Januari 2010, Pemohon Bandingmenyerahkan surat No.FDE/TAX.AP/001/1/2010 tanggal 7 Januari 2010beserta lampirannya. Pemohon Banding belum membawadata/dokumen pendukung yang menunjukkan validitas angka-angka danperhitungan pada surat No.FDETTAX.AP/001/1/2010 tanggal 7 Januari2010 beserta lampirannya pada sidang ini;

e. Hasil Berita Acara Uji Kebenaran Materil Data antara Pemohon Bandingdengan Terbanding pada Hari Selasa, 26 Januari 2010, terkait suratPemohon Banding No.FDE/TAX.AP/001/1/2010 tgl. 7 Januari 2010beserta lampirannya (yang disaksikan pembantu panitera penggantiMajelis Hakim X) adalah sebagai berikut :

Terbanding menyatakan :Atas lampiran surat FDE/TAX.AP/001/1/2010 tanggal 7 Januari 2010 dengan judullampiran yaitu TMT Price Schedule (satu lembar), Terbanding meminta data/dokumenpendukung yang menunjukkan validitas angka-angka dan perhitungan pada lampirantersebut;

Pemohon Banding menyatakan :Untuk data yang berhubungan dengan TMAP, Pemohon Banding tidak dapat memberikanpenjelasan dikarenakan TMAP dan TMMIN adalah 2 entitas yang berbeda.

Terbanding menyatakan :Atas lampiran 04-04 TMMIN IMV 5 to TMT CAL (satu lembar), Terbanding memintapenjelasan tentang perhitungan persentase margin profit dan gross profit,termasuk basisyang digunakan (yaitu WSP) dan dasar perhitungan warranty claim.

Pemohon Banding menyatakan :Pemohon Banding mohon waktu untuk menyediakan data-data yang diminta oleh Terbanding.

Terbanding menyatakan :Terbanding juga meminta spreadsheet planning untuk innova 2.7 L dan avanza.

Pemohon Banding menyatakan :Pemohon Banding mohon waktu untuk menyediakan data-data (spreadsheet) yang dimintaoleh Terbanding;

bahwa pada persidangan tanggal 1 Februari 2010, Terbanding dan Pemohon Bandingmenjelaskan hasil uji bukti pada tanggal 26 Januari 2010. Pada sidang ini,permintaan Terbanding yang tercantum pada Berita Acara Uji Kebenaran Materil Datatanggal 26 Januari 2010, tidak dipenuhi oleh Pemohon Banding. Pada sidang ini,Terbanding juga memberikan penjelasan secara lisan di persidangan mengenai hal-halsebagai berikut :

1) Pada surat Pemohon Banding No.FDE/TAX.AP/001/1/2010 tanggal7 Januari 2010, Pemohon Banding menyatakan hal sebagai berikut :

"Dalam spreadsheet price schedule penawaran TMAP, diketahui bahwa TMAP melakukanperhitungan mundur dari retail sales price yakni Thai Baht 1,079,000 denganmemperhitungkan komponen VAT di negara tujuan (Thailand sebesar 7%), dealer marginsebesar 10%, distributor/sales division di negara tujuan sebesar 3,5%, impor duty (5%),TMAP (sebagai importir) margin sebesar kurang lebih USD 100. Dengan memperhitungkankomponen di atas, TMAP melakukan penawaran harga (dalam analisisnya) kepada TMMINuntuk menyetujui harga FOB jual TMMIN ke TMAP sebesar USD 12,704.36."

Atas pernyataan Pemohon Banding di atas, Terbanding menyatakan hal-hal sebagai berikut :

a. Terbanding meminta Pemohon Banding untuk mengklarifikasi metodepenetapan harga transaksi afiliasi yang digunakan pada saat transaksi penjualan keTMAP dilakukan. Hal ini penting karena :

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 25: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

· Berdasarkan SPT Tahunan PPh Badan Tahun Pajak 2005 (April2005-Maret 2006) yang terakhir dilaporkan Pemohon Banding ( sebelumtindakan pemeriksaan pajak dimulai), yaitu pada LampiranKhusus/Lampiran 3A tentang Pernyataan Transaksi DalamHubungan Istimewa, Pemohon Banding menyatakan bahwa dalammelakukan transaksi penjualan baranq kepada pihak TMAP, memakaimetode cost plus/harga pokok plus (pada faktanya tidak memakaimetode cost plus/harga pokok plus);

· Memperhatikan pernyataan Pemohon Banding di atas, maka mekanismeperhitungan tersebut merefleksikan penerapan metode resale price,meskipun tidak sepenuhnya sesuai dengan ketentuan angka 3.2.2pada Bab III Keputusan Dirjen Pajak Nomor Kep-01/PJ.7/1993 tanggal9 Maret 1993 dan angka (ii) pada Bab II OECD Transfer PricingGuidelines, karena Pemohon Banding tidak menjelaskan apakah marginTMAP yang bernilai kurang dari USD 100 adalah margin yang wajar;

c. Untuk memperoleh keyakinan atas kebenaran dan kewajaran angka-angka padapernyataan Pemohon Banding di atas, maka Terbanding memandang perlu untuk:· Meminta bukti berupa dokumen penjualan ke konsumen akhir yang

menunjukkan besarnya retail price adalah Baht 1,079,000;· Meminta bukti pendukung bahwa pihak yang membeli dengan harga

Baht 1,079,000 adalah pihak independen;· Meminta dokumen (peraturan perundang-undangan) yang dapat

menunjukkan besarnya VAT (7%) dan impor duty (5%) yang berlakudi Thailand;

· Meminta kertas kerja atau dokumen lain yang dapat menunjukkanbesarnya distributor/sales division di negara tujuan (3.5%);Meminta kertas kerja atau dokumen lain yang dapat menunjukkan kewajarannilai margin yang diperoleh TMAP;

2) Pada surat Pemohon Banding No.FDETTAX.AP/001/1/2010 tanggal 7 Januari 2010,Pemohon Banding menyatakan hal sebagai berikut:

"Jika dibandingkan antara margin profit yang diterima TMMIN yaitu sebesar Rp.983,787 danprofit yang diterima TMAP kurang lebih sebesar USD 100. Maka jelaslah terlihat bahwa marginantara TMMIN dan TMAP tidaklah jauh berbeda dan masih dalam batas kewajaran.Sehingga dapat terlihat bahwa pada awal planning analisis pasar, TMMIN setuju untukmelakukan proses penjualan ekspor dikarenakan prediksi awal atas analisis pasar, TMMINdapat menghasilkan profit."

Atas pernyataan Pemohon Banding di atas, Terbanding menyatakan hal-hal sebagai berikut :

a. Bab III Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-01/PJ.7/1993 dan Pasal 9 P3B Indonesia-Singapura mengindikasikan bahwa nilai suatu transaksi afiliasi disebut wajar :(i) Apabila dinilai dengan harga dan memiliki profit yang sama dengan

harga dan profit transaksi independen, dalam hal kondisi dan keadaantransaksinya sama dengan kondisi dan keadaan transaksi antar pihakindependen; atau

(ii) Apabila kondisi dan syarat transaksi afiliasi berbeda dengan kondisi dansyarat transaksi antar pihak yang independen, maka keduanyaseharusnya dinilai dengan harga dan menghasilkan laba transaksi yangberbeda pula;

b. Berdasarkan hal tersebut (huruf a), maka untuk memperoleh keyakinan bahwamargin yang diperoleh TMMIN dan TMAP adalah wajar, diperlukan kertas kerja ataudokumen yang dapat dijadikan dasar untuk menunjukkan bahwa kesimpulan PemohonBanding mengenai harga wajar transaksi afiliasi telah sesuai dengan ketentuan yangberlaku. Dalam hal ini perlu ditegaskan bahwa sesuai ketentuan yang berlaku, nilaiwajar laba yang diperoleh suatu entitas tidak ditentukan oleh rerbandingan nilai absolutlaba entitas tersebut dengan laba ent i tas lainnya, melainkan harusberdasarkan atau mempertimbangkan fungsi yang dilakukan, aset yang dimiliki dandigunakan, serta risiko yang ditanggung oleh entitas tersebut. Oleh karena itu, agar

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 26: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

kesamaan margin TMMIN dan TMAP dapat disebut wajar, maka kepada PemohonBanding diminta untuk dapat menunjukkan bahwa fungsi, aset dan resiko (FAR) TMMINadalah sama dengan FAR dari TMAP;

1) Pada penjelasan lisan Pemohon Banding di sidang tanggal 11 Januari 2010 terkaitlampiran surat Pemohon Banding No.FDE/TAX.AP/001/1/2010 tanggal 7 Januari2010, Pemohon Banding menyatakan hal sebagai berikut :"TMMIN akan melakukan penjualan ekspor ke TMAP sepanjang laba sebesar minimalRp.500.000 dapat diperoleh."

Atas pernvataan Pemohon Banding di atas, Terbanding menyatakan hal-hal sebagai berikuta. Pemohon Banding ingin menyatakan bahwa dalam menentukan

harga transaksi afiliasi (ke TMAP), Pemohon Banding menggunakanmetode harga jual minus (resale price);

b. Angka 3.2.2 pada Bab III Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-01/PJ.7/1993 menyatakan bahwa penentuan harga pasar wajar denganmetode harga jual minus dilakukan dengan menqurangkan suatu mark upwajar dari harga jual barang yang sama pada mata rantai berikutnya.Mark up wajar diperoleh dengan membandingkannya dengan transaksiyang tidak ada hubungan istimewa;

c. Berdasarkan hal tersebut, apabila TMMIN menggunakan metode hargajual minus dalam menentukan harga transaksi afiliasi, maka yang menjadidasar penentuan kewajaran harga transaksi afiliasi bukanlah margin yangdiperoleh TMMIN, melainkan margin wajar yang diperoleh TMAP;

bahwa sampai saat sidang dicukupkan pada tanggal 1 Februari 2010, Pemohon Bandingtidak pernah menyerahkan Transfer Pricing Document karena Pemohon Banding tidakpernah membuatnya;bahwa berdasarkan Uraian di Atas, Terbanding Menyampaikan Pernyataan SebagaiBerikut :a. Tidak jelas metode penetapan harga transaksi afiliasi yang digunakan Pemohon

Banding pada saat transaksi penjualan ke TMAP dilakukan.b. Transaksi penjualan barang dari Pemohon Banding kepada pihak TMAP

tidak memakai metode cost plus/harga pokok plus, sebagaimana dinyatakansendiri oleh Pemohon Banding di SPT PPh Badan-nya untuk Tahun Pajak2005 (April 2005 s.d. Maret 2006).

c. Perhitungan harga jual per unit kepada TMAP sebagaimana tercantumpada halaman 7 dan 8, surat Pemohon Banding yaitu Ref.No.:DETTGR/021/VI/2009 tanggal 5 Juni 2009 perihal Bantahan atas SUB,tidak pernah ada sebelumnya (baik pada surat keberatan maupun padasurat banding).

d. Permintaan Terbanding yang tercantum pada Berita Acara Uji KebenaranMateril Data tanggal 26 Januari 2010 dan yang diucapkan padapersidangan Hari Senin tanggal 1 Februari 2010, tidak dipenuhi olehPemohon Banding.

e. Berdasarkan keseluruhan uraian Terbanding di atas, Terbandingmengusulkan kepada Majelis Hakim yang Terhormat untuk tetapmempertahankan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor :KEP-456/WPJ.19/BD.05/2008 tanggal 21 Oktober 2008.

bahwa berdasarkan pemeriksaan atas bukti-bukti, penjelasan Pemohon Banding danTerbanding yang terungkap dalam persidangan, serta penelitian terhadap berkasbanding, dapat diketahui hal-hal sebagai berikut :

· bahwa koreksi Terbanding dilakukan berdasarkan Pasal 18 ayat (3) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000 Tentang Pajak Penghasilan dimana harga jual ataspenjualan ekspor Kijang Innova dihitung kembali berdasarkan gross profitpenjualan Motor Vehicle (MV) domestic sebesar 2.38%, sehingga diperoleh nilaiPenjualan ekspor Kijang Innova sebesar Rp.503.111.023.857,00;

· Penjualan ekspor Kijang Innova menurut Terbanding Rp.503.111.023.857,00Penjualan ekspor Kijang Innova menurut Pemohon Rp.500.432.899.753,00

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 27: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

Koreksi penjualan ekspor Kijang Innova Rp. 2.678.124.104,00

· bahwa menurut Pemohon Banding, berhubung yang dikoreksi oleh Terbandingadalah transaksi penjualan dengan Toyota Motor Asia Pacific (TMAP) yangmerupakan Wajib Pajak Singapura, maka seyogyanya Terbanding memperhatikanketentuan dalam Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) antara Indonesiadan Singapura;

· bahwa dalam Pasal 9 dari P3B tersebut dijelaskan, bahwa seharusnya yangdijadikan pembanding adalah transaksi dengan pihak yang independen (yangtidak mempunyai hubungan istimewa);

· bahwa koreksi Pemeriksa yang didasarkan pada harga jual kepada pihak lainyang juga merupakan pihak yang mempunyai hubungan istimewa denganPemohon Banding adalah tidak sesuai dengan ketentuan perpajakan manapun,baik ketentuan pajak domestik maupun internasional;

· bahwa sesuai SPT Tahunan harga jual ekspor kepada pihak yang mempunyaihubungan istimewa menggunakan metode harga pokok plus (Cost Plus), namunsampai sidang selesai perhitungan dengan menggunakan metode Cost Plus tidakpernah ada ;

· bahwa menurut Pemohon Banding dalam persidangan menyatakan penggunaanmetode sesuai SPT Tahunan, yaitu metode Cost Plus adalah karenaketidaktahuannya, sedangkan yang lebih tepat adalah menggunakan methodResale Price, namun perhitungan dengan menggunakan metode Resale Pricetidak dapat dilakukan karena tidak tersedianya data ;

· bahwa Penentuan harga jual kepada TMAP dengan menggunakan metodemundur juga tidak dapat dilakukan, karena data-data hasil survey mengenai hargatersebut adalah milik TMAP dan bukan milik Pemohon Banding, sulit bagiPemohon Banding untuk mendapatkan data survey yang lebih jelas untuk pasarVehicle diluar negeri.

· bahwa Pemohon Banding dan Terbanding diberikesempatan untuk dudukbersama untuk mencari data pembanding yang independen sebagaimanadimaksud dalam Pasal 18 (3) UU PPh dan Pasal 9 P3B Indonesia Singapura,namun Pemohon Banding tidak bersedia karena mencari data pembandingindependen seharusnya dilakukan pada proses pemeriksaan bukan dalam prosespersidangan;

· bahwa Pasal 18 ayat (3) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang PajakPenghasilan sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 17Tahun 2000 menyebutkan bahwa :Direktur Jendral Pajak berwenang untuk menentukan kembali besarnyapenghasilan dan pengurangan serta menentukan utang sebagai modal untukmenghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi wajib pajak yang mempunyaihubungan istimewa dengan wajib pajak lainnya sesuai dengan kewajaran dankelaziman usaha yang tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa;

Penjelasan Pasal 18 ayat yat (3)Maksud diadakannya ketentuan ini adalah untuk mencegah terjadinyapenghindaran pajak, yang dapat terjadi karena adanya hubungan istimewa.Apabila terdapat hubungan istimewa, kemungkinan dapat terjadi penghasilandilaporkan kurang dari semestinya ataupun pembebanan biaya melebihi dari yangseharusnya. Dalam hal demikian Direktur Jenderal Pajak berwenang untukmenentukan kembali besarnya penghasilan dan atau biaya sesuai dengankeadaan seandainya di antara para Wajib Pajak tersebut tidak terdapat hubunganistimewa.

Dalam menentukan kembali jumlah penghasilan dan atau biaya tersebut dapatdipakai beberapa pendekatan, misalnya data pembanding, alokasi laba berdasarfungsi atau peran serta dari Wajib Pajak yang mempunyai hubungan istimewa dan

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 28: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

indikasi serta data lainnya.

· bahwa Pasal 9 Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia danPemerintah Republik Singapura tentang Penghindaran Pajak Berganda danPencegahan Pengelakan Pajak atas Penghasilan menyatakan :Perusahaan-perusahaan yang mempunyai Hubungan Istimewa, Apabila :a) suatu perusahaan dari suatu Negara pihak pada Persetujuan baik secara

langsung maupun tidak langsung turut serta dalam manajemen, pengawasanatau modal suatu perusahaan di Negara pihak lainnya pada Persetujuan, atau

b) orang atau badan yang sama baik secara langsung maupun tidak langsungturut serta dalam manajemen, pengawasan atau modal suatu perusahaandari Negara pihak pada Persetujuan dan suatu perusahaan dari Negara pihaklainnya pada Persetujuan;

dan dalam kedua hal itu antara kedua perusahaan dimaksud dalam hubungandagangnya atau hubungan keuangannya diadakan atau diterapkan syarat-syaratyang menyimpang dari lazimnya berlaku antara perusahaan-perusahaan yangsama sekali bebas satu sama lain, maka setiap laba yang seharusnya diterimaoleh salah satu perusahaan jika syarat-syarat itu tidak ada, namun tidakditerimanya karena adanya syarat-syarat tersebut, dapat ditambahkan pada labaperusahaan itu dan dikenakan pajak;

· bahwa kedua ketentuan tersebut diatas untuk menentukan harga wajar (arm’slength price) atas transaksi-transaksi yang dilakukan dengan pihak yangmempunyai hubungan istimewa mensyaratkan data pembanding antara kondisitransaksi pihak yang mempunyai afiliasi dengan kondisi transaksi antar pihak-pihak yang tidak dipengaruhi hubungan istimewa;

· bahwa dalam proses pemeriksaan Terbanding seharusnya menentukan harga jualyang wajar atas transaksi dilakukan dengan pihak yang mempunyai hubunganistimewa;

· bahwa sehubungan dengan penerapan kewajaran dan kelaziman usaha yangyang tidak dipengaruhi hubungan istimewa, Terbanding telah menerbitkanKeputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor Kep-01/Pj.7/1993 tanggal 9 Maret 1993tentang Pedoman Pemeriksaan Pajak terhadap Wajib Pajak yang mempunyaihubungan istimewa.

· bahwa dalam Laporan Pemeriksaan Pajak Nomor : Lap-232/WPJ.19/KP.0205/2007 tanggal 11 Oktober 2007, Majelis tidak melihat bahwaTerbanding telah melakukan pemeriksaan sesuai Pedoman Pemeriksaan Pajakterhadap Wajib Pajak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana diaturdalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor Kep-01/Pj.7/1993 tanggal 9Maret 1993.

· bahwa dalam persidangan, Pemohon Banding menyampaikan penjelasan tertulisNomor : FDE-TAX.AP/001/I/2010 tanggal 7 Januari 2010, antara lain disebutkan:- "Dalam spreadsheet price schedule penawaran TMAP, diketahui bahwa TMAP

melakukan perhitungan mundur dari retail sales price yakni Thai Baht 1,079,000 denganmemperhitungkan komponen VAT di negara tujuan (Thailand sebesar 7%), dealermargin sebesar 10%, distributor/sales division di negara tujuan sebesar 3,5%, impor duty(5%), TMAP (sebagai importir) margin sebesar kurang lebih USD 100. Denganmemperhitungkan komponen di atas, TMAP melakukan penawaran harga (dalamanalisisnya) kepada TMMIN untuk menyetujui harga FOB jual TMMIN ke TMAPsebesar USD 12,704.36."

- bahwa jika dibandingkan antara margin profit yang diterima TMMIN yaitu sebesarRp. 983,787,00 dan profit yang diterima TMAP kurang lebih sebesar USD100, maka jelaslah terlihat bahwa margin antara TMMIN dan TMAP tidaklahjauh berbeda dan masih dalam batas kewajaran, sehingga dapat terlihatbahwa pada awal planning analisis pasar, TMMIN setuju untuk melakukanproses penjualan ekspor dikarenakan prediksi awal atas analisis pasar, TMMINdapatmenghasilkanprofit;

· bahwa pada penjelasan Pemohon Banding di sidang tanggal 11 Januari 2010

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 29: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

terkait lampiran surat Pemohon Banding nomor : FDE/TAX.AP/001/I/2010 tanggal7 Januari 2010, Pemohon Banding menyatakan bahwa “ TMMIN akan melakukanPenjualan Ekspor ke TMAP sepanjang laba minimal sebesar Rp.500.000,00 dapatdiperoleh “ ;

· bahwa koreksi penjualan Kijang Innova Ekspor oleh Terbanding denganmenggunakan gross profit penjualan vehicle domestic (kepada PT. Toyota AstraMotor sebagai distributor tunggal) sebagai pembanding tidak sesuai denganketentuan yang berlaku;

· bahwa sesuai pernyataan dalam Lampiran Khusus SPT Pajak Penghasilan BadanTahun 2005, harga jual ekspor kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewamenggunakan metode Harga Pokok Plus (Cost Plus), namun kenyataannyapenjualan Motor Vehicle Export menyatakan negatif (rugi);

· bahwa berdasarkan hal-hal di atas, Majelis berpendapat bahwa harga jual untukKijang Innova ekspor adalah dihitung dengan menambahkan Profit sebesarRp.983.787,00 per unit atas Harga Pokok Penjualan, sehingga perhitungannyamenjadi, sebagai berikut :

    Menurut Terbanding Penjualan dengan Profit Rp.983.787/unit     Koreksi

      Harga Harga Pen     Penjualan Terbanding

No

KijangInnova

Harga Pokok Jual Penjualan jualan Profit Profit Penjualan Menurut Penjualan Tidak dapat

  Penjualan Ekspor Ekspor dalam per Unit Total Total Pemohon Menurut Dipertahankan

    % % Rp (Unit) (Rp) (Rp) Rp Banding Majelis (Rp)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) =(6) X (7) (9) = (3) + (8) (10) (11) (12) = (5) - (9)

                 

1 KD Diesel2500 CC

21,234,165,808 102.38

21,739,538,954 766

983.787

753.580.842

21.987.746.650

21,623,803,456

21,739,538,954 0

2 TR-Gasoline2000 CC

90,152,508,698 102.38

92,298,138,405 171 983.787

168.227.577

90.320.736.275

91,806,767,772

91.806.767.772491,370,633

3TR

Gasoline2700 CC

380,028,963,388 102.38

389,073,652,717 2,990

983.787

2.941.523.130

382.970.486.518

387,002,328,525

387,002,328,525

2,071,324,192

  Jumlah 491,415,637,894 102.38

503,111,330,076 3,927

  3.863.331.549

500.432.899.753

500,432,899,753

500.548.635.251

2,562.694.825

bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Majelis berkesimpulan untukmengabulkan sebagian permohonan banding Pemohon Banding atas koreksipenjualan ekspor Innova sebesar Rp.2.678.124.104,00, dimana sebesarRp2.562.694.825,00 tidak dapat dipertahankan, sedangkan sisanya sebesarRp115.429.279,00 tetap dipertahankan;

b. Koreksi atas Penjualan ekspor Avanza sebesar Rp 31.845.539.496,00;

Menurut Terbanding

bahwa atas banding Pemohon Banding atas koreksi penjualan ekspor Avanzasebesar Rp 31.845.539.496,00 dapat disampaikan hal-hal sebagai berikut:

a. Berdasarkan data yang disampaikan oleh Pemohon Banding (antara lain datatotal amount MV ), diketahui hal-hal sebagai berikut:

1) Spesifikasi produk Avanza yang diekspor mempunyai kualitas/spesifikasiyang lebih bagus dibandingkan dengan produk Avanza yang berkualitasstandar Indonesia yang dijual di pasar domestic (yang dijual oleh PT. TMMINkePT. TAM selaku distributor utama). Perbandingan rata-rata cost per unitantara Avanza domestic dengan Avanza ekspor adalah sebagai berikut:

Cost per unit (Rp)Avanza Domestik Rp. 68.630.999,00Avanza Ekspor Rp. 87.184.807,00

bahwa sehingga alasan Pemohon Banding bahwa spesifikasi produk Avanzaekspor dan domestic berbeda tidak mendukung keberatan yang diajukanPemohon Banding karena produk Avanza ekspor lebih bagus dibandingkan

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 30: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

dengan produk Avanza domestic yang seharusnya harganya pun akan lebihtinggi produk Avanza untuk ekspor dibandingkan dengan harga produkAvanza yang dijual di pasar domestik;

2) Ekspor Avanza April 2005 sampai dengan Maret 2006 rugi sebesar 15% dantotal penjualan ekspor MV PT. TMMIN rugi sebesar 2%;

3) Ekspor Avanza berdasarkan data pembayaran/netting dan sampel dokumenPEB, ekspor seluruhnya kepada TMAP (pihak yang mempunyai hubunganistimewa);

4) Sesuai pernyataan Pemohon Banding dalam Surat Pemberitahuan, harga jualekspor kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa menggunakanmetode harga pokok plus (cost plus), namun prakteknya produk Avanza yangdiekspor (dengan spesifikasi kualitas yang lebih bagus dari Avanza yangdijual di Indonesia/domestic) dijual rugi rata-rata 15% dari harga pokok;

b. bahwa berdasarkan alasan Pemohon Banding dalam permohonan keberatannyamengenai produk Avanza masih dalam masa penetrasi pasar sehingga wajarbila perusahaan menerapkan harga jual yang lebih murah untuk menarikkonsumen calon pembeli dan seterusnya, Terbanding meminta data pendukungmengenai penentuan harga jual ekspor dimana didalamnya termasuk datapembuktian penjelasan tentang alasan Pemohon Banding mengenai hubunganharga jual ekspor dengan penetrasi tentang alasan Pemohon Banding mengenaihubungan harga jual ekspor dengan penetrasi pasar yang diungkapkan olehPemohon Banding dalam surat permohonan keberatannya tersebut, namundemikian oleh Pemohon Banding tidak dapat memberikan data/dokumen yangdapat menjelaskan/mendukung/ meyakinkan alasan Pemohon Bandingdimaksud;

c. bahwa Terbanding sesuai ketentuan berwenang untuk menentukan kembalimengenai harga jual wajar produk yang dihasilkannya kepada pihak-pihak yangmempunyai hubungan istimewa (related parties);

d. bahwa dasar koreksi penjualan ekspor Avanza adalah persentase Gross ProfitAvanza domestic Pemohon Banding anggap wajar, karena:

1) Penjualan domestik Pemohon Banding berdasarkan penjelasan PemohonBanding dan laporan keuangan seluruhnya ke PT. TAM selaku distributorutama, sehingga PT. TMMIN tidak melakukan fungsi pemasaran, fungsi purnajual, sehingga tidak ada nilai tambahan harga lain selain Harga Pokokditambah Profit;

2) Harga Jual ekspor berdasarkan data PEB adalah harga Free On BoardJakarta, dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa PT. TMMIN tidakmelakukan fungsi pemasaran, fungsi purna jual sehingga tidak ada nilaitambahan harga lain selain Harga Pokok ditambah Profit;

3) Selain itu, harga jual ekspor tidak memperhitungkan bea masuk untuk bulanApril 2005, padahal bea masuk merupakan unsur yang harus diperhitungkandalam harga jual ekspor Avanza, sehingga dilakukan koreksi dengan nilai beamasuk yang diambil dari data surat Pemohon Banding kepada MenteriKeuangan RI Nomor: 025/CP/E/VI/2005 tanggal 6 Juni 2005 perihalPermohonan Pengembalian Bea Masuk sebagaimana terlampir. dengandemikian alasan yang ketiga sebagaimana diuraikan diatas, bahwa PemohonBanding tidak dapat merubah lagi harga jual karena telah disepakati di depandengan konsumen luar negeri tidak tepat, karena sebagai pelaku usahaPemohon Banding sudah seharusnya memperhitungkan biaya tersebut dalamHarga Pokok Penjualannya;

e. bahwa berdasarkan uraian diatas, Terbanding mengusulkan agar koreksiPemeriksa atas penjualan ekspor Avanza tetap dipertahankan;

Menurut Pemohon Banding

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 31: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan pendapat Terbanding yangmenyimpulkan bahwa nilai penjualan ekspor Toyota Avanza adalah tidak wajarsehingga melakukan koreksi atas harga jual ekspor tersebut. Menurut PemohonBanding, koreksi Terbanding tersebut tidak didasarkan pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku yang lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut:

bahwa Pemeriksa telah menggunakan Transaksi dengan Pihak yang MempunyaiHubungan Istimewa sebagai Benchmark dalam Melakukan Koreksi atas Harga Jual;

bahwa dalam melakukan koreksi atas harga jual ekspor, Terbanding telahmenggunakan harga jual lokal kepada PT. Toyota Astra Motor (“TAM”) yangmerupakan pihak yang juga mempunyai hubungan istimewa sebagai harga acuanuntuk menghitung kembali harga ekspor;

bahwa Pasal 18 ayat (3) Undang-undang Pajak Penghasilan Nomor 17 Tahun 2000menyebutkan bahwa Direktur Jendral Pajak berwenang untuk menentukan kembalibesarnya penghasilan dan pengurangan serta menentukan utang sebagai modaluntuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi wajib pajak yangmempunyai hubungan istimewa dengan wajib pajak lainnya sesuai dengankewajaran dan kelaziman usaha yang tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa;

bahwa jelas berdasarkan ketentuan Pasal 18 ayat (3) yang harus dijadikanperbandingan (comparables) dalam hal ini adalah transaksi dengan pihak yangmempunyai hubungan istimewa;

bahwa selanjutnya, berhubung yang dikoreksi oleh Terbanding adalah transaksipenjualan dengan Toyota Motor Asia Pacific (“TMAP”) yang merupakan PemohonBanding Singapura, maka seyogyanya Terbanding memperhatikan ketentuan dalamPerjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) antara Indonesia dan Singapura;

Dalam Pasal 9 dari P3B tersebut disebutkan bahwa:

Article 9Associated Enterprises Where:(a)  an enterprise of a Contracting State participates directly or indirectly in themanagement, control or capital of an enterprise of the other Contracting State; or (b)  the same persons participate directly or indirectly in the management, control orcapital of an enterprise of a Contracting State and an enterprise of the otherContracting State;

and in either case conditions are made or imposed between the two enterprises intheir commercial or financial relations which differ from those which would be madebetween independent enterprises, any profits which would, but for those conditions,have accrued to one of the enterprises, but, by reason of those conditions, have notso accrued, may be included in the profits of that enterprise and taxed accordingly.

bahwa berdasarkan ketentuan dalam P3B diatas, seharusnya yang dijadikanpembanding adalah transaksi dengan pihak yang independent (yang tidak

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 32: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

mempunyai hubungan istimewa);

bahwa Terbanding seharusnya membuktikan bahwa telah ada suatu kondisi yangberbeda antara penjualan ke pihak yang mempunyai hubungan istimewa (relatedparty) dan transaksi dengan pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa(independent party) yang menyebabkan Terbanding berkesimpulan bahwa harga jualekspor tidak wajar;

bahwa selanjutnya berdasarkan Chapter I C(i.a.) paragraf 1.15 dari OECD TransferPricing Guidelines for Multinational Enterprises and Tax Administrations mengenaiArm’s Length Principle (“ALP”) disebutkan bahwa “application of ALP is generallybased on a comparison of the conditions in a controlled transaction with theconditions in transactions between independent enterprises”;

bahwa dengan demikian jelas koreksi pemeriksa yang didasarkan pada harga jualkepada pihak lain yang juga merupakan pihak yang mempunyai hubungan istimewadengan Pemohon Banding adalah tidak sesuai dengan ketentuan perpajakanmanapun, baik ketentuan pajak domestik maupun internasional;bahwa kesimpulan Terbanding bahwa Harga Jual Lokal kepada Pihak yangMempunyai Hubungan Istimewa Dianggap Wajar Hanya Karena Melakukan FungsiYang Sama Adalah Tidak Sesuai dengan Ketentuan yang Berlaku;

bahwa dalam Chapter 1 C(i.b.) dari OECD Transfer Pricing Guidelines forMultinational Enterprises and Tax Administrations disebutkan bahwa terdapatbeberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan perbandingan atastransaksi yaitu:- karakteristik dari barang atau jasa (characteristic of property or services);- analisa fungsional (functional analysis);- syarat-syarat kontrak (contractual terms);- kondisi ekonomi (economic circumstances);dan- strategi bisnis (business startegies)

bahwa Terbanding telah mengambil kesimpulan bahwa harga jual lokal kepadaPT TAM dianggap wajar hanya semata-mata karena fungsi Pemohon Banding dalampenjualan lokal maupun ekspor adalah sama yaitu tidak melakukan fungsipemasaran dan purna jual;

bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan kesimpulan yang diambil olehTerbanding karena berdasarkan ketentuan dalam OECD Transfer Pricing Guidelinesfor Multinational Enterprises and Tax Administrations untuk menentukan apakahsuatu transaksi dapat dikatakan comparables dengan yang lain, harus diperhatikanfaktor-faktor penentu seperti yang diuraikan diatas;

bahwa sepengetahuan Pemohon Banding, Terbanding hanya melakukan analisaterbatas atas kerakteristik produk dan fungsi dan mengambil kesimpulanberdasarkan analisa terbatas tersebut;

bahwa menurut Pemohon Banding seharusnya untuk menentukan perbandinganharga wajar atas nilai penjualan ekspor Pemohon Banding, seharusnya pihakTerbanding melakukan analisa lebih jauh apakah nilai penjualan ekspor PemohonBanding termasuk wajar atau tidak jika dibandingkan dengan perusahaan lain yangtidak mempunyai hubungan istimewa dengan memperhatikan semua faktor-faktorpenentu comparables tersebut diatas;

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 33: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

bahwa oleh sebab itu, Pemohon Banding meminta agar Terbanding dapatmenyampaikan analisa comparability yang telah dijadikan dasar oleh Terbandinguntuk mengambil kesimpulan bahwa harga ekspor Pemohon Banding tidak wajar danoleh karenanya diperlukan koreksi;

Perbedaan Fungsi Belum Diperhitungkan Terbanding

bahwa untuk produk Avanza, perlu diketahui bahwa produksi dilakukan oleh pihakADM (Astra Daihatsu Motor). Dalam hal ini, untuk produk lokal, Pemohon Bandingmembelinya dari pihak ADM dimana packaging dilakukan oleh pihak ADM. Namundemikian, jika itu pembelian barang sehubungan dengan produk ekspor makaPemohon Banding akan menanggung packagingnya;

Terbanding Tidak Memperhatikan Unsur Penentu Harga Lokal dan Ekspor

bahwa perlu kiranya Pemohon Banding jelaskan bahwa terdapat sedikit perbedaanstruktur penjualan lokal dibandingkan dengan ekspor;

bahwa dalam melakukan penjualan lokal, Pemohon Banding menjual seluruhproduknya kepada PT. TAM. Kemudian PT. TAM yang akan menjualnya ke dealer-dealer yang selanjutnya akan menjual produk tersebut ke konsumen akhir.Berhubung penjualan tersebut terjadi di wilayah Indonesia, Pemohon Banding dapatberperan aktif dengan terus menerus berdiskusi dengan PT. TAM dan memantauperkembangan pasar domestik. TMAP hanya berfungsi mengawasi PemohonBanding dan PT. TAM agar kesepakatan diantara keduanya dapat tercapai dansesuai dengan rencana bisnis Toyota Grup secara global;

bahwa sedangkan untuk penjualan ekspor, Pemohon Banding menjual produknyakepada TMAP yang kemudian akan menjualnya lagi kepada pihak importir di negaramasing-masing (Thailand and Brunei). Pihak Importir kemudian akan menjual lagikepada dealer di negara masing-masing yang selanjutnya akan menjual produktersebut ke konsumen akhir. Berhubung area penjualan tersebut adalah diluarIndonesia, Pemohon Banding tidak memiliki resources untuk memantau langsungperkembangan pasar international. Seluruh fungsi market survey dan pemasarandilakukan oleh TMAP. Dalam hal ini peranan TMAP sangat besar sedangkanPemohon Banding hanya bersifat pasif menerima pesanan dari TMAP;

bahwa dalam hal penentuan harga jual baik untuk penjualan lokal ke PT TAMmaupun ekspor ke TMAP, dihitung dengan cara perhitungan mundur dari retail salesprice yang telah disetujui oleh beberapa pihak. Retail sales price adalah harga jualakhir ke konsumen dengan memperhatikan kondisi pasar di masing-masing negaraserta harga pembelian produk dari ADM;

bahwa dari harga retail sales tersebut, untuk menentukan harga jual per unit,dilakukan perhitungan mundur sebagai berikut :

Harga jual per unit ke PT. TAM = harga jual retail ke pembeli akhir dikurangi denganmargin yang diperoleh dealer dikurangi dengan margin yang diterima oleh PT TAMdikurangi dengan PPnBM dan biaya asesoris yang dikeluarkan olehPT TAM

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 34: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

bahwa dikarenakan ini merupakan pembelian dari ADM dan pihak Pemohon Bandingtidak melakukan modifikasi apapun, maka harga jual per unit tersebut merupakanharga pembelian dari ADM ditambah dengan margin untuk Pemohon Banding;

bahwa adapun untuk penjualan ekspor, Pemohon Banding berhubungan denganpihak TMAP. Penentuan harga jual ekspor dilakukan antara TMAP dan lokaldistributor di negara tujuan ekspor. Dengan mempertimbangkan harga pembelianproduk dari ADM dan harga jual pasar di luar negeri, TMAP dan Pemohon Bandingmenetapkan harga jual per unit yang dijual Pemohon Banding ke TMAP. Dasarperhitungan aktual penentuan harga unit cost (dimana sudah meliputi hargapembelian dari ADM dan margin TMMIN) kurang lebih menggunakan perhitungansebagai berikut :

Harga Jual per unit ke TMAP = harga jual retail ke konsumen akhir dikurangidengan margin dealer dikurangi dengan margin importir/distributor di masing-masing negara tujuan ekspor dikurangi dengan biaya – biaya impor di masing-masing negara tujuan ekspor (inland cost, bea masuk, handling, asuransi dll)dikurangi dengan handling documents/freight kapal/asuransi yang dikeluarkan olehTMAP dikurangi dengan margin TMAP

bahwa sebagai tambahan, perlu kiranya Pemohon Banding jelaskan bahwaberdasarkan Pasal 6 Perjanjian antara TMAP dengan Pemohon Banding dinyatakanbahwa harga produk yang dijual ke TMAP (terkait dengan ekspor Pemohon Banding)telah ditentukan kedua belah pihak. Maka seperti telah dijelaskan diatas, harga jualper unit untuk penjualan ekspor tersebut telah ditentukan antara pihak PemohonBanding dan TMAP. Pada dasarnya, TMAP membuat penawaran harga denganmempertimbangkan analisa pasar terkait dan biaya produksi Pemohon Banding, dariharga tersebut maka Pemohon Banding dan TMAP berdiskusi untuk menentukanharga jual per unit yang akan Pemohon Banding jual ke TMAP;

Perbedaan Spesifikasi Produk Telah Diperhitungkan dalam Harga Jual per Unit

bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan pendapat Terbanding bahwa hargajual kepada TMAP tidak wajar dikarenakan harga pokok produksi untuk produkekspor lebih mahal namun harga jual ekspor lebih kecil;

bahwa seperti yang telah Pemohon Banding jelaskan diatas, bahwa dalammenentukan harga jual kepada PT. TAM maupun TMAP, Pemohon Banding besertaTAM dan TMAP mengacu kepada harga jual retail kepada konsumen akhir;

bahwa lebih lanjut perlu dijelaskan bahwa, spesifikasi produk antara produk lokal danproduk ekspor adalah berbeda. Perbedaan spesifikasi tersebut disesuaikan denganpermintaan pasar yang telah dilakukan studi oleh TMAP. Spesifikasi untuk produkeksport memang lebih bervariasi sehingga biaya yang dikeluarkan pun lebih tinggidibandingkan dengan biaya produksi untuk Avanza lokal, namun demikian dalammemperhitungkan harga jual, hal tersebut tetap diperhatikan oleh Pemohon Banding,karena pada dasarnya penentuan harga jual ekspor maupun lokal menggunakanmetode yang sama, hanya unsur-unsur yang termasuk dalam penentuan harga jualyang berbeda dikarenakan kondisi masing-masing negara. Banyak hal lain yangmempengaruhi margin yang diperoleh dari penjualan ekspor dan lokal, bukan hanyadari spesifikasi produk saja;

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 35: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

bahwa penentuan harga jual kepada TAM dan TMAP dengan menggunakan metodetarik mundur seperti diatas dilakukan sebelum terjadi penjualan sehingga unsur-unsur penentu harga jual dilakukan dengan menggunakan angka perkiraan(proyeksi) yang pada pelaksanaanya di kemudian hari terjadi hal-hal diluar kontrolpihak Pemohon Banding. Misalnya untuk harga jual ke TAM dilakukan dalam Rupiahnamun untuk harga jual ke TMAP dilakukan dalam mata uang asing. Sehingga padasaat kurs mata uang asing terhadap rupiah menurun, akan mempengaruhikeuntungan yang didapat dari penjualan ekspor namun tidak berpengaruh terhadappenjualan lokal;

bahwa pada saat penentuan harga jual dengan TMAP, Pemohon Bandingmempertimbangkan kondisi pasar di luar negeri. Adalah merupakan salah satustrategi bisnis untuk memperoleh pangsa pasar di luar negeri. Avanza telahmendapat pangsa pasar di Indonesia, namun tidak demikian halnya dengan luarnegeri. Ketatnya persaingan serta pajak-pajak impor negara lain yang melindungiproduk dalam negerinya telah membuat Pemohon Banding harus menekankeuntungannya sekecil mungkin demi untuk penetrasi pasar dimana harga jualditentukan oleh kondisi pasar yang dampaknya terhadap keuntungan PemohonBanding bisa negatif maupun positif sesuai dengan kondisi pasar tersebut. TMAPtelah melakukan survey untuk hal ini, namun berhubung data-data hasil surveytersebut adalah milik TMAP dan bukan milik Pemohon Banding, sulit bagi PemohonBanding untuk mendapatkan data survey yang lebih jelas untuk pasar Avanza diluarnegeri. Yang Pemohon Banding ketahui, hanyalah fakta bahwa pada tahun 2005Avanza masih terhitung baru untuk pasaran ekspor sehingga perlu dipromosikan dansegala upaya diperlukan untuk penetrasi pasar. Perlu diketahui, Avanza adalahproduk baru yang ditawarkan di negara tujuan ekspor seperti Thailand dan Brunei.Untuk memasuki pasar, TMAP telah melakukan studi pasar dimana dikarenakanproduk Avanza adalah produk baru maka harga penjualannya dimulai dengan hargayang rendah untuk menarik pangsa pasar ekspor. Akan tetapi, seiringnya waktu,TMAP menyebutkan bahwa harga akan disesuaikan pangsa pasar;

bahwa dengan memperhitungkan biaya produksi yang tinggi dengan harga jual yangditekan serendah mungkin akibat business strategi Pemohon Banding dalammelakukan penetrasi pasar, serta gejolak kurs mata uang asing yang tidak dapatdiprediksi maka mengakibatkan margin Pemohon Banding menjadi rugi;

bahwa sebagai tambahan, perlu kiranya Pemohon Banding jelaskan, bahwa dalamhal produksi Avanza yang dilakukan oleh pihak ADM, ditentukan bahwa import bahanbaku untuk menunjang proses produksi Avanza tersebut dilakukan oleh PemohonBanding. Dalam hal ini Pemohon Banding membayar bea masuk dan mengajukanrestitusi atas bea masuk yang dibayarkan. Ketika bahan baku impor tersebut telahtersedia maka Pemohon Banding akan menjualnya ke pihak ADM tanpamemasukkan unsur bea masuk dengan asumsi bea masuk dapat direstitusi. Ketikabea masuk tersebut ternyata tidak dapat direstitusi, jumlah tersebut dicatat sebagaibiaya oleh Pemohon Banding. Proses pembelian bahan baku import ini oleh ADMadalah transaksi yang berbeda dengan pembelian kendaraan dari ADM olehPemohon Banding. Pembayaran dua transaksi ini pun dilakukan berbeda. Sehinggabea masuk yang diperhitungkan oleh pihak Pemeriksa itu tidak terkait denganpenentuan harga jual per unit untuk ekspor karena harga jual ekspor tersebut murniditentukan dari pembelian ADM dimana ADM telah memperhitungkan semua biayaproduksinya termasuk biaya produksi untuk pembelian bahan baku impor;

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 36: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

Menurut Majelis

bahwa atas banding Pemohon Banding atas koreksi penjualan ekspor Avanzasebesar Rp 31.845.539.496,00, menurut Terbanding dapat disampaikan hal-halsebagai berikut:

a. Berdasarkan data yang disampaikan oleh Pemohon Banding (antara lain datatotal amount MV ), diketahui hal-hal sebagai berikut:

1) Spesifikasi produk Avanza yang diekspor mempunyai kualitas/spesifikasiyang lebih bagus dibandingkan dengan produk Avanza yang berkualitasstandar Indonesia yang dijual di pasar domestic (yang dijual oleh PT. TMMINke PT. TAM selaku distributor utama). Perbandingan rata-rata cost per unitantara Avanza domestic dengan Avanza ekspor adalah sebagai berikut:

Cost per unit (Rp)Avanza Domestik Rp. 68.630.999,00Avanza Ekspor Rp. 87.184.807,00

bahwa sehingga alasan Pemohon Banding bahwa spesifikasi produk Avanzaekspor dan domestic berbeda tidak mendukung keberatan yang diajukanPemohon Banding karena produk Avanza ekspor lebih bagus dibandingkandengan produk Avanza domestic yang seharusnya harganya pun akan lebihtinggi produk Avanza untuk ekspor dibandingkan dengan harga produkAvanza yang dijual di pasar domestik;

2) Ekspor Avanza April 2005 sampai dengan Maret 2006 rugi sebesar 15% dantotal penjualan ekspor MV PT. TMMIN rugi sebesar 2%;

3) Ekspor Avanza berdasarkan data pembayaran/netting dan sampel dokumenPEB, ekspor seluruhnya kepada TMAP (pihak yang mempunyai hubunganistimewa);

4) Sesuai pernyataan Pemohon Banding dalam Surat Pemberitahuan, harga jualekspor kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa menggunakanmetode harga pokok plus (cost plus), namun prakteknya produk Avanza yangdiekspor (dengan spesifikasi kualitas yang lebih bagus dari Avanza yangdijual di Indonesia/domestic) dijual rugi rata-rata 15% dari harga pokok;

b. bahwa berdasarkan alasan Pemohon Banding dalam permohonan keberatannyamengenai produk Avanza masih dalam masa penetrasi pasar sehingga wajarbila perusahaan menerapkan harga jual yang lebih murah untuk menarikkonsumen calon pembeli dan seterusnya, Terbanding meminta data pendukungmengenai penentuan harga jual ekspor dimana didalamnya termasuk datapembuktian penjelasan tentang alasan Pemohon Banding mengenai hubunganharga jual ekspor dengan penetrasi tentang alasan Pemohon Banding mengenaihubungan harga jual ekspor dengan penetrasi pasar yang diungkapkan olehPemohon Banding dalam surat permohonan keberatannya tersebut, namundemikian oleh Pemohon Banding tidak dapat memberikan data/dokumen yangdapat menjelaskan/mendukung/ meyakinkan alasan Pemohon Bandingdimaksud;

c. bahwa Terbanding sesuai ketentuan berwenang untuk menentukan kembalimengenai harga jual wajar produk yang dihasilkannya kepada pihak-pihak yangmempunyai hubungan istimewa (related parties);

d. bahwa dasar koreksi penjualan ekspor Avanza adalah persentase Gross ProfitAvanza domestic Pemohon Banding anggap wajar, karena:

1) Penjualan domestik Pemohon Banding berdasarkan penjelasan PemohonBanding dan laporan keuangan seluruhnya ke PT. TAM selaku distributorutama, sehingga PT. TMMIN tidak melakukan fungsi pemasaran, fungsi purnajual, sehingga tidak ada nilai tambahan harga lain selain Harga Pokok

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 37: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

ditambah Profit;

2) Harga Jual ekspor berdasarkan data PEB adalah harga Free On BoardJakarta, dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa PT. TMMIN tidakmelakukan fungsi pemasaran, fungsi purna jual sehingga tidak ada nilaitambahan harga lain selain Harga Pokok ditambah Profit;

3) Selain itu, harga jual ekspor tidak memperhitungkan bea masuk untuk bulanApril 2005, padahal bea masuk merupakan unsur yang harus diperhitungkandalam harga jual ekspor Avanza, sehingga dilakukan koreksi dengan nilai beamasuk yang diambil dari data surat Pemohon Banding kepada MenteriKeuangan RI Nomor: 025/CP/E/VI/2005 tanggal 6 Juni 2005 perihalPermohonan Pengembalian Bea Masuk sebagaimana terlampir. dengandemikian alasan yang ketiga sebagaimana diuraikan diatas, bahwa PemohonBanding tidak dapat merubah lagi harga jual karena telah disepakati di depandengan konsumen luar negeri tidak tepat, karena sebagai pelaku usahaPemohon Banding sudah seharusnya memperhitungkan biaya tersebut dalamHarga Pokok Penjualannya;

bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan pendapat Terbanding yangmenyimpulkan bahwa nilai penjualan ekspor Toyota Avanza adalah tidak wajarsehingga melakukan koreksi atas harga jual ekspor tersebut. Menurut PemohonBanding, koreksi Terbanding tersebut tidak didasarkan pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku yang lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut:

bahwa menurut Pemohon Banding, Pemeriksa telah menggunakan Transaksidengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa sebagai Benchmark dalamMelakukan Koreksi atas Harga Jual;

bahwa menurut Pemohon Banding, dalam melakukan koreksi atas harga jual ekspor,Terbanding telah menggunakan harga jual lokal kepada PT. Toyota Astra Motor(“TAM”) yang merupakan pihak yang juga mempunyai hubungan istimewa sebagaiharga acuan untuk menghitung kembali harga ekspor;

bahwa Pasal 18 ayat (3) Undang-undang Pajak Penghasilan Nomor 17 Tahun 2000menyebutkan bahwa Direktur Jendral Pajak berwenang untuk menentukan kembalibesarnya penghasilan dan pengurangan serta menentukan utang sebagai modaluntuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi wajib pajak yangmempunyai hubungan istimewa dengan wajib pajak lainnya sesuai dengankewajaran dan kelaziman usaha yang tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa;

bahwa jelas berdasarkan ketentuan Pasal 18 ayat (3) yang harus dijadikanperbandingan (comparables) dalam hal ini adalah transaksi dengan pihak yangmempunyai hubungan istimewa;

bahwa selanjutnya, berhubung yang dikoreksi oleh Terbanding adalah transaksipenjualan dengan Toyota Motor Asia Pacific (“TMAP”) yang merupakan PemohonBanding Singapura, maka seyogyanya Terbanding memperhatikan ketentuan dalamPerjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) antara Indonesia dan Singapura;

Dalam Pasal 9 dari P3B tersebut disebutkan bahwa:

Article 9Associated Enterprises Where:

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 38: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

(a)  an enterprise of a Contracting State participates directly or indirectly in themanagement, control or capital of an enterprise of the other Contracting State; or (b)  the same persons participate directly or indirectly in the management, control orcapital of an enterprise of a Contracting State and an enterprise of the otherContracting State;

and in either case conditions are made or imposed between the two enterprises intheir commercial or financial relations which differ from those which would be madebetween independent enterprises, any profits which would, but for those conditions,have accrued to one of the enterprises, but, by reason of those conditions, have notso accrued, may be included in the profits of that enterprise and taxed accordingly.

bahwa menurut Pemohon Banding, berdasarkan ketentuan dalam P3B diatas,seharusnya yang dijadikan pembanding adalah transaksi dengan pihak yangindependent (yang tidak mempunyai hubungan istimewa);

bahwa menurut Pemohon Banding, Terbanding seharusnya membuktikan bahwatelah ada suatu kondisi yang berbeda antara penjualan ke pihak yang mempunyaihubungan istimewa (related party) dan transaksi dengan pihak yang tidakmempunyai hubungan istimewa (independent party) yang menyebabkan Terbandingberkesimpulan bahwa harga jual ekspor tidak wajar;

bahwa selanjutnya berdasarkan Chapter I C(i.a.) paragraf 1.15 dari OECD TransferPricing Guidelines for Multinational Enterprises and Tax Administrations mengenaiArm’s Length Principle (“ALP”) disebutkan bahwa “application of ALP is generallybased on a comparison of the conditions in a controlled transaction with theconditions in transactions between independent enterprises”;

bahwa menurut Pemohon Banding, dengan demikian jelas koreksi pemeriksa yangdidasarkan pada harga jual kepada pihak lain yang juga merupakan pihak yangmempunyai hubungan istimewa dengan Pemohon Banding adalah tidak sesuaidengan ketentuan perpajakan manapun, baik ketentuan pajak domestik maupuninternasional;bahwa menurut Pemohon Banding, kesimpulan Terbanding bahwa Harga Jual Lokalkepada Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Dianggap Wajar Hanya KarenaMelakukan Fungsi Yang Sama Adalah Tidak Sesuai dengan Ketentuan yangBerlaku;

bahwa dalam Chapter 1 C(i.b.) dari OECD Transfer Pricing Guidelines forMultinational Enterprises and Tax Administrations disebutkan bahwa terdapatbeberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan perbandingan atastransaksi yaitu:- karakteristik dari barang atau jasa (characteristic of property or services);- analisa fungsional (functional analysis);- syarat-syarat kontrak (contractual terms);- kondisi ekonomi (economic circumstances);dan- strategi bisnis (business startegies)

bahwa menurut Pemohon Banding, Terbanding telah mengambil kesimpulan bahwaharga jual lokal kepada PT TAM dianggap wajar hanya semata-mata karena fungsiPemohon Banding dalam penjualan lokal maupun ekspor adalah sama yaitu tidakmelakukan fungsi pemasaran dan purna jual;

bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan kesimpulan yang diambil oleh

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 39: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

Terbanding karena berdasarkan ketentuan dalam OECD Transfer Pricing Guidelinesfor Multinational Enterprises and Tax Administrations untuk menentukan apakahsuatu transaksi dapat dikatakan comparables dengan yang lain, harus diperhatikanfaktor-faktor penentu seperti yang diuraikan diatas;

bahwa sepengetahuan Pemohon Banding, Terbanding hanya melakukan analisaterbatas atas kerakteristik produk dan fungsi dan mengambil kesimpulanberdasarkan analisa terbatas tersebut;

bahwa menurut Pemohon Banding seharusnya untuk menentukan perbandinganharga wajar atas nilai penjualan ekspor Pemohon Banding, seharusnya pihakTerbanding melakukan analisa lebih jauh apakah nilai penjualan ekspor PemohonBanding termasuk wajar atau tidak jika dibandingkan dengan perusahaan lain yangtidak mempunyai hubungan istimewa dengan memperhatikan semua faktor-faktorpenentu comparables tersebut diatas;

bahwa oleh sebab itu, Pemohon Banding meminta agar Terbanding dapatmenyampaikan analisa comparability yang telah dijadikan dasar oleh Terbandinguntuk mengambil kesimpulan bahwa harga ekspor Pemohon Banding tidak wajar danoleh karenanya diperlukan koreksi;

Perbedaan Fungsi Belum Diperhitungkan Terbanding

bahwa untuk produk Avanza, perlu diketahui bahwa produksi dilakukan oleh pihakADM (Astra Daihatsu Motor). Dalam hal ini, untuk produk lokal, Pemohon Bandingmembelinya dari pihak ADM dimana packaging dilakukan oleh pihak ADM. Namundemikian, jika itu pembelian barang sehubungan dengan produk ekspor makaPemohon Banding akan menanggung packagingnya;

Terbanding Tidak Memperhatikan Unsur Penentu Harga Lokal dan Ekspor

bahwa perlu kiranya Pemohon Banding jelaskan bahwa terdapat sedikit perbedaanstruktur penjualan lokal dibandingkan dengan ekspor;

bahwa dalam melakukan penjualan lokal, Pemohon Banding menjual seluruhproduknya kepada PT. TAM. Kemudian PT. TAM yang akan menjualnya ke dealer-dealer yang selanjutnya akan menjual produk tersebut ke konsumen akhir.Berhubung penjualan tersebut terjadi di wilayah Indonesia, Pemohon Banding dapatberperan aktif dengan terus menerus berdiskusi dengan PT. TAM dan memantauperkembangan pasar domestik. TMAP hanya berfungsi mengawasi PemohonBanding dan PT. TAM agar kesepakatan diantara keduanya dapat tercapai dansesuai dengan rencana bisnis Toyota Grup secara global;

bahwa sedangkan untuk penjualan ekspor, Pemohon Banding menjual produknyakepada TMAP yang kemudian akan menjualnya lagi kepada pihak importir di negaramasing-masing (Thailand and Brunei). Pihak Importir kemudian akan menjual lagikepada dealer di negara masing-masing yang selanjutnya akan menjual produktersebut ke konsumen akhir. Berhubung area penjualan tersebut adalah diluarIndonesia, Pemohon Banding tidak memiliki resources untuk memantau langsungperkembangan pasar international. Seluruh fungsi market survey dan pemasaran

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 40: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

dilakukan oleh TMAP. Dalam hal ini peranan TMAP sangat besar sedangkanPemohon Banding hanya bersifat pasif menerima pesanan dari TMAP;

bahwa dalam hal penentuan harga jual baik untuk penjualan lokal ke PT TAMmaupun ekspor ke TMAP, dihitung dengan cara perhitungan mundur dari retail salesprice yang telah disetujui oleh beberapa pihak. Retail sales price adalah harga jualakhir ke konsumen dengan memperhatikan kondisi pasar di masing-masing negaraserta harga pembelian produk dari ADM;

bahwa dari harga retail sales tersebut, untuk menentukan harga jual per unit,dilakukan perhitungan mundur sebagai berikut :

Harga jual per unit ke PT. TAM = harga jual retail ke pembeli akhir dikurangi denganmargin yang diperoleh dealer dikurangi dengan margin yang diterima oleh PT TAMdikurangi dengan PPnBM dan biaya asesoris yang dikeluarkan olehPT TAM

bahwa dikarenakan ini merupakan pembelian dari ADM dan pihak Pemohon Bandingtidak melakukan modifikasi apapun, maka harga jual per unit tersebut merupakanharga pembelian dari ADM ditambah dengan margin untuk Pemohon Banding;

bahwa adapun untuk penjualan ekspor, Pemohon Banding berhubungan denganpihak TMAP. Penentuan harga jual ekspor dilakukan antara TMAP dan lokaldistributor di negara tujuan ekspor. Dengan mempertimbangkan harga pembelianproduk dari ADM dan harga jual pasar di luar negeri, TMAP dan Pemohon Bandingmenetapkan harga jual per unit yang dijual Pemohon Banding ke TMAP. Dasarperhitungan aktual penentuan harga unit cost (dimana sudah meliputi hargapembelian dari ADM dan margin TMMIN) kurang lebih menggunakan perhitungansebagai berikut :

Harga Jual per unit ke TMAP = harga jual retail ke konsumen akhir dikurangidengan margin dealer dikurangi dengan margin importir/distributor di masing-masing negara tujuan ekspor dikurangi dengan biaya – biaya impor di masing-masing negara tujuan ekspor (inland cost, bea masuk, handling, asuransi dll)dikurangi dengan handling documents/freight kapal/asuransi yang dikeluarkan olehTMAP dikurangi dengan margin TMAP

bahwa sebagai tambahan, perlu kiranya Pemohon Banding jelaskan bahwaberdasarkan Pasal 6 Perjanjian antara TMAP dengan Pemohon Banding dinyatakanbahwa harga produk yang dijual ke TMAP (terkait dengan ekspor Pemohon Banding)telah ditentukan kedua belah pihak. Maka seperti telah dijelaskan diatas, harga jualper unit untuk penjualan ekspor tersebut telah ditentukan antara pihak PemohonBanding dan TMAP. Pada dasarnya, TMAP membuat penawaran harga denganmempertimbangkan analisa pasar terkait dan biaya produksi Pemohon Banding, dariharga tersebut maka Pemohon Banding dan TMAP berdiskusi untuk menentukanharga jual per unit yang akan Pemohon Banding jual ke TMAP;

Perbedaan Spesifikasi Produk Telah Diperhitungkan dalam Harga Jual per Unit

bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan pendapat Terbanding bahwa hargajual kepada TMAP tidak wajar dikarenakan harga pokok produksi untuk produk

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 41: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

ekspor lebih mahal namun harga jual ekspor lebih kecil;

bahwa seperti yang telah Pemohon Banding jelaskan diatas, bahwa dalammenentukan harga jual kepada PT. TAM maupun TMAP, Pemohon Banding besertaTAM dan TMAP mengacu kepada harga jual retail kepada konsumen akhir;

bahwa lebih lanjut perlu dijelaskan bahwa, spesifikasi produk antara produk lokal danproduk ekspor adalah berbeda. Perbedaan spesifikasi tersebut disesuaikan denganpermintaan pasar yang telah dilakukan studi oleh TMAP. Spesifikasi untuk produkeksport memang lebih bervariasi sehingga biaya yang dikeluarkan pun lebih tinggidibandingkan dengan biaya produksi untuk Avanza lokal, namun demikian dalammemperhitungkan harga jual, hal tersebut tetap diperhatikan oleh Pemohon Banding,karena pada dasarnya penentuan harga jual ekspor maupun lokal menggunakanmetode yang sama, hanya unsur-unsur yang termasuk dalam penentuan harga jualyang berbeda dikarenakan kondisi masing-masing negara. Banyak hal lain yangmempengaruhi margin yang diperoleh dari penjualan ekspor dan lokal, bukan hanyadari spesifikasi produk saja;

bahwa penentuan harga jual kepada TAM dan TMAP dengan menggunakan metodetarik mundur seperti diatas dilakukan sebelum terjadi penjualan sehingga unsur-unsur penentu harga jual dilakukan dengan menggunakan angka perkiraan(proyeksi) yang pada pelaksanaanya di kemudian hari terjadi hal-hal diluar kontrolpihak Pemohon Banding. Misalnya untuk harga jual ke TAM dilakukan dalam Rupiahnamun untuk harga jual ke TMAP dilakukan dalam mata uang asing. Sehingga padasaat kurs mata uang asing terhadap rupiah menurun, akan mempengaruhikeuntungan yang didapat dari penjualan ekspor namun tidak berpengaruh terhadappenjualan lokal;

bahwa pada saat penentuan harga jual dengan TMAP, Pemohon Bandingmempertimbangkan kondisi pasar di luar negeri. Adalah merupakan salah satustrategi bisnis untuk memperoleh pangsa pasar di luar negeri. Avanza telahmendapat pangsa pasar di Indonesia, namun tidak demikian halnya dengan luarnegeri. Ketatnya persaingan serta pajak-pajak impor negara lain yang melindungiproduk dalam negerinya telah membuat Pemohon Banding harus menekankeuntungannya sekecil mungkin demi untuk penetrasi pasar dimana harga jualditentukan oleh kondisi pasar yang dampaknya terhadap keuntungan PemohonBanding bisa negatif maupun positif sesuai dengan kondisi pasar tersebut. TMAPtelah melakukan survey untuk hal ini, namun berhubung data-data hasil surveytersebut adalah milik TMAP dan bukan milik Pemohon Banding, sulit bagi PemohonBanding untuk mendapatkan data survey yang lebih jelas untuk pasar Avanza diluarnegeri. Yang Pemohon Banding ketahui, hanyalah fakta bahwa pada tahun 2005Avanza masih terhitung baru untuk pasaran ekspor sehingga perlu dipromosikan dansegala upaya diperlukan untuk penetrasi pasar. Perlu diketahui, Avanza adalahproduk baru yang ditawarkan di negara tujuan ekspor seperti Thailand dan Brunei.Untuk memasuki pasar, TMAP telah melakukan studi pasar dimana dikarenakanproduk Avanza adalah produk baru maka harga penjualannya dimulai dengan hargayang rendah untuk menarik pangsa pasar ekspor. Akan tetapi, seiringnya waktu,TMAP menyebutkan bahwa harga akan disesuaikan pangsa pasar;

bahwa dengan memperhitungkan biaya produksi yang tinggi dengan harga jual yangditekan serendah mungkin akibat business strategi Pemohon Banding dalammelakukan penetrasi pasar, serta gejolak kurs mata uang asing yang tidak dapat

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 42: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

diprediksi maka mengakibatkan margin Pemohon Banding menjadi rugi;

bahwa sebagai tambahan, perlu kiranya Pemohon Banding jelaskan, bahwa dalamhal produksi Avanza yang dilakukan oleh pihak ADM, ditentukan bahwa import bahanbaku untuk menunjang proses produksi Avanza tersebut dilakukan oleh PemohonBanding. Dalam hal ini Pemohon Banding membayar bea masuk dan mengajukanrestitusi atas bea masuk yang dibayarkan. Ketika bahan baku impor tersebut telahtersedia maka Pemohon Banding akan menjualnya ke pihak ADM tanpamemasukkan unsur bea masuk dengan asumsi bea masuk dapat direstitusi. Ketikabea masuk tersebut ternyata tidak dapat direstitusi, jumlah tersebut dicatat sebagaibiaya oleh Pemohon Banding. Proses pembelian bahan baku import ini oleh ADMadalah transaksi yang berbeda dengan pembelian kendaraan dari ADM olehPemohon Banding. Pembayaran dua transaksi ini pun dilakukan berbeda. Sehinggabea masuk yang diperhitungkan oleh pihak Pemeriksa itu tidak terkait denganpenentuan harga jual per unit untuk ekspor karena harga jual ekspor tersebut murniditentukan dari pembelian ADM dimana ADM telah memperhitungkan semua biayaproduksinya termasuk biaya produksi untuk pembelian bahan baku impor;

bahwa dalam persidangan Terbanding menyatakan koreksi peredaran usaha sebesarRp.34.523.663.600,00 berasal dari penjualan ekspor atas penjualan Kijang Innovadan Avanza, dengan perincian sebagai berikut:

Penjualan Ekspor Kijang Innova Rp. 2.678.124.104,00Penjualan Ekspor Avanza Rp. 31.845.539.496,00Jumlah Rp. 34.523.663.600,00

bahwa Terbanding berpendapat koreksi yang dilakukan karena spesifikasi kendaraanyang dijual ekspor lebih baik daripada yang dijual lokal, namun harga jual eksporlebih murah daripada harga jual lokal, sehingga menurut Terbanding harga jualekspor adalah tidak wajar;

bahwa dalam persidangan Pemohon Banding menyampaikan penjelasan tertulisNomor : FDE/TAX.AP/063/2009 tanggal 16 Oktober 2009 yang menyatakan hal-halsebagai berikut :

1. Perbandingan Penjualan lokal dan ekspor untuk Avanza dan Innova

MODELPenjualan (dalam unit)Domestik Ekspor

Avanza 55.361 1.921Kijang Innova KD-diesel 2500 cc 7.273 766Kijang Innova TR-gasoline 2000 cc 68.108 171Kijang Innova TR-gasoline 2700 cc 207 2.990

GRAND TOTAL AVANZA DAN INNOVA 130.949 5.848

Untuk masa pajak April 2005 sampai dengan Maret 2006, jumlah penjualan Avanza adalah55.361 unit untuk penjualan lokal dan 1.921 unit untuk penjualan ekspor.Sedangkan untuk penjualan Innova adalah 75.588 unit untuk penjualan lokaldan 3.927 unit untuk penjualan ekspor;

Seperti telah diketahui, pihak Terbanding telah melakukan perbandinganprofit margin antara penjualan domestik dengan penjualan ekspor untukproduk Avanza dan Innova karena menganggap penjualan domestic danekspor merupakan transaksi yang sebanding tanpa memperhatikan faktor-faktor lainnya. Adapun faktor-faktor tersebut adalah:

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 43: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

a. Volume Penjualan Domestik sangat berbeda dengan Penjualan EksporBerdasarkan label diatas, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan mencolokantara unit penjualan domestik dan ekspor baik Avanza maupun Innova.Sehingga metode pemeriksa yang hanya berdasarkan perbandinganprofit margin adalah tidak tepat karena kedua transaksi tersebut tidaksebanding. Dari unit penjualan saja penjualan domestik dan eksporterdapat perbedaan yang jauh. Hal ini juga secara tidak langsung dapatdisimpulkan bahwa pangsa pasar untuk domestik dan ekspor adalahsangat berbeda. Baik produk Innova dan Avanza telah lebih dikenal dipasar domestik sehingga unit penjualannya lebih tinggi dibandingkanpasar ekspor;

b. Strategi BisnisAvanza dan Innova telah dikenal dan diminati oleh pelanggan diIndonesia serta merupakan market leader di Indonesia. Sedangkan untukpasaran ekspor, Avanza dan Innova masih dalam tahap penetrasi pasaryang harus bersaing ketat dengan produk merek lain di negara tujuan.Karena itu harga jual yang kompetitif sangat berperan untuk penetrasipasar;

c. Dalam ketentuan pasal 18 UU PPh, seharusnya transaksi yang dibandingkan adalahtransaksi dengan pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa. Terbanding telahmembandingkan dua transaksi yang sama-sama dilakukan dengan pihak yangmempunyai hubungan istimewa. Pemohon Banding tidak menemukan dasar hukum darikoreksi Terbanding;

Dengan demikian, tidaklah tepat jika profit margin domestik dijadikan bahan pembandinguntuk profit margin ekspor;

2. Penentuan Harga Ekspor

a. Metode "Cost Plus" di SPT PPh Badan 2005

Perlu diketahui bahwa SPT PPh Badan tahun 2005 adalah tahun pertama kalidimana perusahaan hams melampirkan Lampiran tersendiri untuk Transaksidengan Hubungan Istimewa. Ditambah pula belum ada peraturan perpajakanyang mengatur lebih lanjut menyangkut transaksi hubungan istimewa. Didalam buku petunjuk pengisian SPT PPh Badan tahun 2005 hanyamenyebutkan bahwa jika perusahaan mempunyai transaksi denganperusahaan lain yang mempunyai hubungan istimewa, transaksi tersebut harusdiungkapkan dalam SPT PPh Badan terkait. Dalam buku petunjukpengisian, juga hanya memberikan pilihan apakah transaksi tersebutbersifat penjualan/pembelian barang, penyerahan/penggunaan jasa,persewaan harta berwujud, penggunaan harta tak berwujud dan lain-lain.Selanjutnya, di dalam petunjuk pengisian tersebut, hanya dinyatakan bahwametode penentuan harga diisi berdasarkan metode yang digunakan dimanapilihan dapat berupa harga pasar, cost plus, resale price atau lain-lain. Namun penjelasan rinci untuk masing-masingmetode tidak tersedia;

Dengan ketidaktersediaan penjelasan yang rind mengenai metode yang ada, TMMINmengasumsikan bahwa harga jual seharusnya ditentukan dengan cara biaya-biaya terkaitditambah dengan untung yang dihasilkan dikarenakan hal itu ada prinsip umum dalam bisnis;

Dalam memutuskan harga transaksi, TMMIN berpatokan pada hal tersebut yaitumempertimbangkan berapa biaya produksi dan berapa keuntungan yang akan diterima TMMIN,namun ini bukan semata-mata pertimbangan untuk melakukan transaksi dengan TMAP. Hallain yang tidak kalah panting adalah harga jual ke pasaran untuk produksi TMMIN serta kapasitasproduksi TMMIN sendiri;

a. Penentuan Harga Ekspor

Pada persidangan sebelumnya, pihak Terbanding telah menyatakan bahwa berdasarkan

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 44: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

SPT PPh Badan tahun 2005, TMMIN telah mencantumkan metode Cost Plus method sebagaimetode dalam menentukan harga jual ke pihak yang mempunyai hubungan istimewa yaitu pihakTMAP (Toyota Motor Asia Pacific). Jika menggunakan metode Cost Plus, maka TMMINseharusnya tidak pernah mempunyai negatif profit margin. Akan tetapi penjualan ekspor Avanzadan Innova mempunyai negative profit margin sehingga pihak Terbanding melakukan koreksidengan membandingkan profit marginekspordengandomestic;

Pada dasarnya tidak ada perbedaan antara penentuan harga ekspor untuk produk AvanzamaupunInnova;

Seperti telah Pemohon Banding jelaskan dalam surat Bantahan Pemohon Banding, bahwapenentuan harga ekspor Pemohon Banding tidak serta merta menggunakan metode Cost Plustapi melalui beberapa proses dan mekanisme tertentu adalah sebagai berikut :

§ Dalam hal penentuan harga jual ekspor ke TMAP, berdasarkan harga jual pasar yangditentukan oleh konsumen di masing-masing negara serta kondisi pasar di masing-masingNegara, setelah itu TMAP memberikan penawaran harga kepada TMMIN lalu terjadinegosiasi antara TMMIN dengan TMAP. Hal ini untuk menentukan harga jual eksporFOB TMMIN ke TMAP;

§ Perlu diketahui, dalam menentukan harga jual FOB tersebut, pihak TMMIN tidak mengetahuisecara detail kondisi pasar di masing-masing negara tersebut. Pihak TMAP adalah pihakyang mengetahui kondisi pasar di masing-masing Negara;

§ Setelah pihak TMMIN menerima penawaran harga dari TMAP, dimana harga FOB tersebutberdasarkan kondisi pasar di masing-masing negara tersebut, pihak TMMIN akanmembandingkan dengan kapasitas produksi TMMIN dan biaya produksi variabel yangakan dikeluarkan TMMIN jika menerima order dari TMAP. Jika penawaran harga tersebutsudah dapat memperhitungkan biaya-biaya yang dikeluarkanTMMINuntukprosesproduksidanTMMIN masih mempunyai kapasitas produksi, maka TMMIN akan menerima harga penawarantersebut;

§ Jika penawaran tersebut tidak dapat diterima oleh TMMIN, maka TMMIN danTMAP akan melakukan negosiasi kembali. Baik pihak TMMIN dan TMAPberusaha melakukan penyesuaian harga melalui proses negosiasi denganmemperhitungkan berbagai hal seperti analisa pasar TMAP, biaya produksiTMMIN dan lain-lain;

§ Apabila telah tercapai kesepakatan harga FOB antara TMMIN dan TMAP,maka pihak TMMIN akan mengirimkan Notifikasi Harga / PriceConfirmation ke pihak TMAP. Jika pihak TMAP menyetujuinya maka TMAPakan menandatangani Price Confirmation tersebut;

§ Harga FOB yang disepakati telah termasuk spesifikasi yang berbeda yangdiminta oleh pihak TMAP sesuai dengan kebutuhan pasar di masing-masingnegara sesuai dengan peraturan lalu lintas (peraturanpemerintah),sehingga membutuhkan spesifikasi yang lebih tinggidibandingkan spesifikasi yang ada di domestik. Hal ini juga mengakibatkanbiaya produksi yang lebih tinggi untuk produk ekspor dengan produkdomestic;

Perlu kiranya Pemohon Banding jelaskan bahwa pada awalnya PemohonBanding melakukan penetrasi pasar ke Thailand dan Brunei dikarenakanberdasarkan analisi pasar, diketahui bahwa terdapat pangsa pasar untukmenjual produk MPV di kedua negara tersebut. Berdasarkan analisisyang dilakukan melalui proposal, disimpulkan bahwa pangsa pasar MPVdi kedua negara tersebut sangat berkembang, sehingga pihak Toyota inginmeningkatkan pangsa pasar di MPV. Sehingga diputuskanlah pihak Toyotaakan mengekspor MPV yaitu untuk produk Innova dan Avanza ke negaratersebut;

Pada saat awal penetrasi dan negosiasi harga dengan TMAP, pihak TMMINmenyetujui proposal tersebut dikarenakan berdasarkan perhitungan TMMINmasih dalam posisi mendapatkan keuntungan dan prospek pasar yangmeningkatkan juga akan menguntungan bagi TMMIN. Pada saat itu,kapasitas produksi TMMIN juga masih dibawah kapasitas produksi yangmaksimum. Terlampir perhitungan harga jual ke TMAP dan potensi

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 45: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

keuntungan bagi TMMIN;

Berdasarkan analisa planning yang memperhitungkan potensi keuntunganTMMIN dan perhitungan harga jual TMAP, di awal tahun 2005, TMMINmelakukan ekspor Innova dan Avanza ke Thailand dan Brunei. Awal tahun2005 tersebut, harga jual yang telah disepakati oleh TMMIN dan TMAPmasih menggunakan proyeksi awal. Akan tetapi, berdasarkan analisispasar kuartal pertama tahun 2005, diketahui bahwa produk Innova danAvanza tidak terlalu diterima di pasar ekspor Thailand dan Brunai;

Setelah order TMAP diterima dan penjualan mulai berjalan, ternyata terdapatperbedaan antara perhitungan semula dengan realisasi harga padakuartal, yang disebabkan adanya kenaikan biaya-biaya variabel seperti rawmaterial, biaya import dan lain-lain (seperti terlampir dalam dokumenIndonesia Q1 Price Revision (Proposal)). Dengan adanya perubahan biayavariabel yang lebih tinggi maka profit margin penjualan ekspor akan semakinrendah hingga negatif;

Berbagai unsur biaya variabel yang berbeda antara perhitungan semuladengan realisasi diantaranya kurs mata uang asing yang dipergunakanpada masa planning awal berbeda dengan saat aktual transaksi terjadidimana kurs aktual mata uang asing lebih tinggi daripada saat planning,sehingga biaya impor terkait juga berubah mengikuti kurs mata uang asingtersebut. Seiain itu juga adanya import duty untuk bahan baku yang seharusnya dapatdikembalikan namun ternyata dalam realisasinya tidak bisa dikembalikan sertakegagalan memperoleh pengembalian bea masuk sehingga hal tersebut menambahkerugian Pemohon Banding;

Dengan memperhitungkan harga biaya produksi yang naik dan harga jual yang ditekan karenastrategi bisnis penetrasi pasar, ditambah pula perubahan kurs mata uang asing yangberbeda antara masa planning dan actual, maka mengakibatkan margin PemohonBanding menjadi rugi;

bahwa atas pendapat Pemohon Banding, Terbanding menjelaskan hal-hal sebagaiberikut:

- bahwa spesifikasi produk Innova yang diekspor mempunyai kualitas/spesifikasiyang lebih bagus dibandingkan dengan produk Innova yang dijual di Indonesia,namun dijual lebih murah oleh Pemohon Banding;

- bahwa penjualan domestik berdasarkan penjelasan Pemohon Banding seluruhnyake PT. Toyota Astra Motor (TAM) selaku distributor utama, dan Pemohon Bandingtidak melakukan fungsi pemasaran dan fungsi purna jual, sehingga tidak adatambahan harga lain selain harga pokok ditambah margin laba;

- bahwa harga jual ekspor berdasarkan data PEB adalah harga free On Board (FOBJakarta), dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa Pemohon Banding tidakmelakukan fungsi pemasaran dan fungsi purna jual (keseluruhan fungsi tersebutdilakukan oleh Toyota Motor Asia Pasifik di Singapura selaku pembeli) sehinggatidak ada tambahan harga lain selain harga pokok ditambah margin laba;

- bahwa oleh karena fungsi Pemohon Banding ke TMAP sama dengan fungsiPemohon Banding ke PT. TAM, dan spesifikasi barang yang dijual ke TMAP (luarnegeri) lebih bagus daripada yang dijual ke PT. TAM (dalam negeri) maka sudahseharusnya harga jual ke luar negeri (TMAP) lebih tinggi;

bahwa atas pendapat Terbanding, Pemohon Banding menjelaskan bahwa produkKijang Innova dan Avanza yang dijual ke luar negeri masih dalam masa penetrasipasar sehingga wajar bila perusahaan menerapkan harga jual yang lebih murahuntuk menarik konsumen calon pembeli,

bahwa Pemohon Banding menyampaikan penjelasan tertulis Nomor :

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 46: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

FDE/TAX.AP/073/XI/2009 tanggal 13 Nopember 2009 yang menyatakan hal-halsebagai berikut :

Kesimpulan Terbanding bahwa Harga Jual Lokal kepada Pihakyang Mempunyai Hubungan Istimewa Dianggap Wajar Hanya KarenaMelakukan Fungsi Yang Sama Adalah Tidak Sesuai dengan Ketentuanyang Berlaku.

Untuk menghasilkan tingkat kesebandingan yang aktual dan membuat penyesuaiansehingga tercipta kondisi arm's length, kita harus membandingkan atribut transaksiyang menciptakan kondisi arm's length tersebut.

Dalam Chapter 1 C(i.b.) dari OECD Transfer Pricing Guidelines for MultinationalEnterprises and Tax Administrations disebutkan bahwa terdapat beberapa faktoryang harus diperhatikan dalam menentukan perbandingan atas transaksi yaitu:

a) Karakteristik dari barang atau jasa (Characteristic of Property orServices)

Hal ini diantaranya menyangkut volume transaksi dan spesifikasi produk. Seperti yangsudah kits ketahui, penjualan Innova dan Avanza di pasar domestik dimulai padaawal tahun 2004, sedangkan penjualan Innova dan Avanza di pasarmancanegara baru dimulai di bulan November 2004. Berikut adalah totalpenjualan domestik dan ekspor untuk Innova dan Avanza selama masa pajak April2005 sampai dengan Maret 2006:

MODEL Penjualan (dalamunit)

Domestik EksporAvanza 55.361 1.921KijangInnovaKD-diesel2500cc 7.273 766KijanglnnovaTR-gasoline2000cc 68.108 171KijangInnovaTR-gasoline2700cc 207 2.990

GRAND TOTAL AVANZA DAN INNOVA 130.949 5.848

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan menonjol antara unit penjualandomestik dan ekspor baik Avanza maupun Innova. Untuk masa pajak April 2005 sampai denganMaret 2006, jumlah penjualan Avanza adalah 55.361 unit untuk penjualan lokal dan 1.921 unit untukpenjualan ekspor. Sedangkan untuk penjualan Innova adalah 75.588 unit untuk penjualan lokal dan 3.927unit untuk penjualan ekspor;

Seperti telah Pemohon Banding jelaskan sebelumnya, spesifikasi untuk produk ekspor dibuat sesuaidengan kebutuhan pasar di masing-masing negara tujuan ekspor sesuai dengan peraturan lalu lintasnegara tersebut. Perbedaan spesifikasi tersebut juga ditujukan untuk menarik pangsa pasar yangmenyesuaikan mobil dengan kebutuhan konsumen di negara tujuan ekspor yang berbeda denganpermintaan domestik. Dengan demikian tampak bahwa spesifikasi produk ekspor akan berbedadengan spesifikasi produk domestik Pemohon Banding baik lnnova ataupun Avanza. Perbedaan tersebutdapat dilihat pada tipe mesin, radiator, transmission, ban dan sebagainya;

Dengan adanya perbedaan spesifikasi antara produk ekspor dan produk domestik, serta perbedaanyang signifikan dalam hal volume penjualan, maka kedua transaksi tersebut tidak dapatdibandingkan;

b) Analisa fungsional (Functional Analysis)

Sehubungan dengan penjualan lokal, TMMIN menjual produknya kepada PT. Toyota Astra Motor("TAM") untuk selanjutnya dijual ke dealer dimana TAM yang akan melakukan survey pasar.Sedangkan untuk penjualan ekspor, TMMIN berinteraksi dengan TMAP yang akan mengaturpenjualan ke berbagai negara termasuk melakukan survey pasar. Berikut adalah jalur distribusi TMMINuntuk penjualan lokal dan ekspor:

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 47: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

Untuk barang sampai kepada konsumen akhir, terdapat satu mata rantai yang ada pada transaksipenjualan ekspor namun tidak ada pada penjualan lokal yaitu adanya peran importir di masing-masingnegara tujuan;

Biaya-biaya yang berkaitan dengan barang sampai di negara tujuan juga berbeda untuk penjualan ekspordibandingkan lokal diantaranya biaya angkut, pajak, bea masuk impor, dan keuntungan importir. Di lainpihak, sudah ada produk yang beredar di pasar mancanegara sebagai pesaing produk TMMIN. Olehsebab itu, harga yang ditawarkan TMMIN haruslah kompetitif. Akibatnya, harga jual TMMIN kepadaTMAP juga mengalami penyesuaian dengan kondisi-kondisi tersebut di atas. Secara tidak langsung,walaupun TMMIN tidak mengalami biaya-biaya penjualan ekspor tersebut di atas dan dikarenakanharga jual eksport ditentukan oleh harga pasar dimasing-masing negara, maka TMMIN menyanggupiuntuk menjual mobil dengan keuntungan minimal;

Analisa fungsional dari pihak-pihak yang terkait dengan Penentuan Harga Jual (Price Determination)dalam penjualan lokal dan penjualan ekspor adalah sebagai berikut :

a. Penjualan Lokal

Untuk penjualan lokal, penentuan harga dilakukan berdasarkan pembicaraan antara TAM dan TMMIN.Dalam pembicaraan ini, TAM akan menjelaskan kondisi pasar termasuk level harga yang dapat diterimakonsumen, sedangkan TMMIN akan menjelaskan pergerakan biaya produksi. Sesuai dengan skema jalusdistribusi, hanya margin TAM dan dealer saja yang diperhitungkan.

b. Penjualan Ekspor

Sedangkan untuk penjualan produk ekspor, penentuan harga dilakukan oleh TMMINdan TMAP. Dalam penjualan ekspor, TMAP mewakili pasar negara importir dalampembicaraan harga jual dengan TMMIN. TMAP akan menjelaskan kondisipasar untuk setiap negara importir. Dalam hal ini, mengingat panjangnya jalurdistribusi harga penawaran TMAP juga memperhitungkan margin TMAP, marginimportir, margin dealer, biaya-biaya import den handling di negara tujuan yang akhirnyasangat mempengaruhi perhitungan mundur penentuan harga jualnya. Sehingga untukproduk ekspor hal-hal yang mempengaruhi harga sangat banyak dan bervariabel;

Oleh sebab itu, perbandingan margin antara produk ekspor dan lokal tidak dapatdilakukan;

c) Syarat-syarat kontrak (Contractual Terms)

Berikut ini adalah persyaratan dalam kontrak tertulis untuk penjualan ekspor danlokal:

No Fungsi Ekspor Lokal

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 48: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

1. Metode Pengiriman Shipping Point Destination Point

2. Pihak yang bertanggungjawab atas biayapengiriman

TMMIN hanya sampaipelabuhan. Daripelabuhan sampainegara tujuanditanggung oleh TMAP

TMMIN sampai gudangTAM

3 Pihak yang bertanggungjawab atas biaya

TMMIN TMMIN

Dengan adanya persyaratan kontrak yang berbeda antara penjualan ekspor dan penjualan domestik, berartikondisi yangmelatarbelakangi transaksi adalah tidak sebanding;

3. Kondisi ekonomi (Economic Circumstances)

Harga yang wajar akan berbeda pada kondisi pasar yang berbeda walaupun transaksi-transaksitersebut melibatkan produk yang sama. Oleh sebab itu, sangatlah panting untuk mengidentifikasikeadaan pasar diantara transaksi lokal dan ekspor yang meliputi keberadaan produk-produksubstitusi, lokasi pasar, ukuran pasar, tingkat persaingan, posisi pembeli dan penjual, ketersediaan barangpengganti, tingkat supply dan demand, dan sebagainya;

Kondisi Ekonomi Ekspor Lokal

Lokasi Pasar Pasar mancanegara,salah satunya diThailand

Indonesia

Ukuran Pasar Masih dalam tahap awal Sudah menjadi marketleader

Produk Substitusi Zafira, Stream, Wish,Altis

Xenia, Serena

Tingkat Persaingan Tinggi karena barumemasuki tahap awal

Kecil karena sudahmenjadi market leaderdi Indonesia

Tingkat Supply danDemand

Demand masih kecilkarena pasar belummengenal produk TMMIN

Demand sudah tinggikarena pasar sudahsangat mengenal produkTMMIN

4. Strategi bisnis (Business Strategies)

Strategi bisnis juga perlu dipertimbangkan dalam penentuan faktor pembanding untuk harga wajartermasuk di dalamnya Inovasi, pengembangan produk baru, dan sebagainya;

Pada tahun 2005 di pasar mancanegara, ada peraturan-peraturan kualifikasi automotif yang harusPemohon Banding patuhi. Kualifikasi produk automotif untuk dijual di mancanegara lebih ketatdibandingkan dengan kualifikasi produk automotif di Indonesia sehingga Pemohon Banding tidak bisamenjual Innova dan Avanza dengan spesifikasi yang sama dengan di Indonesia untuk dijual dimancanegara;

Pada kuartal pertama tahun 2005 Pemohon Banding melakukan penjualanInnova ke mancanegara yaitu Thailand. Dengan berbekal proyeksi bahwasegment nonsedan adalah segment yang potensial karena meningkat 100% dari tahun 2001 ke2002, dan stabil di 2003, maka produk Innova dapat masuk ke dalam segment non-sedan di Thailand. Selain itu, produk MPV sejenis Innova yang beredar di pasarThailand adalah Toyota Wish, GM Zafira, dan Honda Stream. Mengingat hargapasar yang dapat diterima di negara ini cukup murah maka harga Innova haruslah

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 49: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

lebih murah dibandingkan dengan GM Zafira, dan Honda Stream dan tidakmengambil pasar ToyotaWish;

Karena produk Innova dan Avanza di pasar Indonesia sudah sangat diminati danmenjadi market leader di Indonesia, sehingga harga jual di Indonesia dapatmengakomodasikan beban biaya yang terkait, dan menghasilkan profit margin yangmemadai. Akan tetapi, untuk produk ekspor, harga jual yang ditetapkan harusmengakomodasikan kondisi pasar dan beban biaya yang tinggi (dikarenakanspesifikasi yang lebih kompleks), sehingga mengakibatkan profit margin yangkurang memadai. Perlu diingat bahwa, harga jual Pemohon Banding untukpenjualan ekspor mengikuti harga pasar di masing-masing negara dikarenakanproduk Innova dan Avanza merupakan market follower. Perbedaan inilah yangmengakibatkan perbedaan dalam menentukan harga jual dan akhirnya jugamempengaruhi margin Pemohon Banding. Dengan kondisi ekonomi dan pasar yangberbeda antara mancanegara dan domestik, sangatlah tidak tepat bila profitmargin domestik dijadikan bahan pem banding untuk profit margin ekspor;

bahwa atas penjelasan tertulis Pemohon Banding, Terbanding menyatakan bahwapenghitungan transfer pricing dengan menggunakan komponen biaya yang dijuallokal ke PT. Toyota Astra Motor (TAM) karena data yang tersedia adalah datakomponen biaya penjualan lokal;

bahwa Terbanding juga menjelaskan bahwa fungsi-fungsi yang dilakukan olehPemohon Banding dalam melakukan penjualan ke luar negeri, yaitu Toyota AstraMotor Asia Pasifik (TMAP) sama dengan fungsi-fungsi yang dilakukan dalampenjualan lokal ke PT. Toyota Astra Motor (TAM), sehingga metode penjualannyapunseharusnya sama;

bahwa atas pernyataan Terbanding, Pemohon Banding menyatakan bahwaTerbanding tidak memperhitungkan analisis kesebandingan dan terdapat analisisyang tidak dilakukan oleh Terbanding;

bahwa Pemohon Banding menjelaskan penjualan ekspor yang dilakukan olehPemohon Banding tidak sama dengan penjualan local, karena dua pasar yangdibandingkan oleh Terbanding tidak identik sehingga tidak dapat dibandingkan;

bahwa atas kesempatan yang diberikan oleh Majelis, Terbanding mengemukakanpendapat sebagai berikut:- bahwa sampai saat ini Terbanding belum mengetahui dokumen perhitungan

Pemohon Banding dalam penentuan harga;- bahwa dalam SPT, Pemohon Banding menyebutkan menggunakan metode Cost

Plus atas penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa;- bahwa dalam persidangan Pemohon Banding menyebutkan metode cost plus

hanya dalam hal penjualan spare partnya saja;- bahwa Terbanding masih mempertanyakan metode transfer pricing apa yang

digunakan oleh Pemohon Banding;- bahwa Terbanding belum mengetahui kontrak antara Pemohon Banding dengan

TMAP dan Pemohon Banding dengan TAM;

bahwa atas pernyataan Terbanding, Pemohon Banding menjelaskan komponenpenjualan ke TMAP tidak semata-mata komponen biaya produksi saja;

bahwa Majelis menanyakan kepada Pemohon Banding mengenai metode transferpricing yang digunakan oleh Pemohon Banding berkaitan dengan penjualan keTMAP seperti yang masih dipertanyakan oleh Terbanding;

bahwa atas pertanyaan Majelis, Pemohon Banding menjelaskan bahwa dalammelakukan penjualan ke TMAP selain menggunakan komponen biaya produksi,Pemohon Banding juga mempertimbangkan harga pasarnya;

bahwa lebih lanjut dalam persidangan Pemohon Banding menjelaskan bahwamasalah metode yang digunakan oleh Pemohon Banding adalah tidak penting,

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 50: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

karena yang penting adalah perhitungannya, dimana menurut Pemohon Bandingperhitungan tersebut telah jelas;bahwa menurut Pemohon Banding, penjualan ekspor ke TMAP yang menentukanharga adalah TMAP, dimana Pemohon Banding hanya ditawarkan harga jualberdasarkan perhitungan yang ditawarkan TMAP;

bahwa atas pernyataan Pemohon Banding, Terbanding menjelaskan bahwaPemohon Banding sendiri telah mengatakan bahwa Pemohon Banding tidak bisamenentukan harga, yang menentukan harga adalah TMAP, padahal di kesempatanlain Pemohon Banding menjelaskan bahwa negoisasi antara Pemohon Bandingdengan TMAP berlanjut apabila Pemohon Banding tidak setuju dengan harga yangditawarkan;

bahwa selanjutnya Terbanding menjelaskan bahwa pada saat pemeriksaan PemohonBanding tidak bisa menunjukkan metode perhitungannya, selain itu dalam SPTPemohon Banding menunjukkan menggunakan metode cost plus, dimana apabilamenggunakan metode cost plus maka seharusnya Pemohon Banding tidakmengalami kerugian, sehingga Terbanding berpendapat bahwa cara menghitungPemohon Banding di dalam SPT dengan faktualnya berbeda;

bahwa Pemohon Banding menjelaskan kepada Majelis bahwa mengenai metodeyang digunakan yang harus disebutkan dalam SPT, baru mulai tahun 2006;

bahwa selanjutnya Terbanding menjelaskan bahwa data yang ada pada saatpemeriksaan hanya berupa Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB), dimana atas datayang disampaikan tersebut hanya sampel;

bahwa Majelis menanyakan kepada Pemohon Banding apakah harga jual diPemberitahuan Ekspor Barang (PEB) sama dengan harga jual ke TMAP;

bahwa atas pertanyaan Majelis, Pemohon Banding menjawab benar bahwa hargajual ke TMAP sesuai dengan yang tercantum dalam Pemberitahuan Ekspor Barang;

bahwa Majelis menanyakan kepada Pemohon Banding apakah Pemohon Bandingpernah meralat metode yang disebutkan dalam SPT;

bahwa atas pertanyaan Majelis, Pemohon Banding menjawab belum pernahmeralatnya;

bahwa dalam persidangan Pemohon Banding menyampaikan penjelasan tertulisNomor : FDE-TAX.AP/001/I/2010 tanggal 7 Januari 2010 yang menyatakan hal-halsebagai berikut :

Dalam spreadsheet price schedule penawaran TMAP, diketahui bahwaTMAP melakukan perhitungan mundur dari retail sales price yakni Thai Bhat1,079,000 dengan memperhitungkan komponen VAT di negara tujuan(Thailand sebesar 7%), dealer margin sebesar 10%,distributor/salesdivision di negara tujuan sebesar 3.5%, import duty (5%), TMAP (sebagaiimportir) margin sebesar kurang lebih USD 100. Dengan memperhitungkankomponen diatas, TMAP melakukan penawaran harga (dalam analisisnya)kepada TMMIN untuk menyetujui harga FOB jual TMMIN ke TMAP sebesarUSD 12,704.36;

Sebelum TMMIN menyetujui harga FOB yang ditawarkan TMAP ke TMMIN tersebutsebesar USD 12,704.36, pihak TMMIN melakukan analisis keuangan untukmemperhitungkan keuntungan TMMIN atas perencanaan/analisis planning TMAPtersebut;

Dalam spreadsheet analisis planning TMMIN tersebut, secara rata-rata diketahuipada dasarnya TMMIN telah memperhitungkan Local cost sebesar Rp. 60,418,840,00(dimana terdiri dari local cost inhouse, local cost outhouse dan imported cost), warrantyclaim sebesar Rp. 286,364,00 dan royalty (6%) sebesar Rp 3,528,455.00 Dengan

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 51: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

memperhitungkan komponen diatas, TMMIN akan menghasilkan margin profit sebesarRp. 983,787,00 secara rata-rata;

Jika dibandingkan antara margin profit yang diterima TMMIN yaitu sebesar Rp.983,787,00 dan profit yang diterima TMAP kurang lebih sebesar USD 100. Makajelaslah terlihat bahwa margin antara TMMIN dan TMAP tidaklah jauh berbeda danmasih dalam batas kewajaran. Sehingga dapat terlihat bahwa pada awal planninganalisis pasar, TMMIN setuju untuk melakukan proses penjualan ekspor dikarenakanprediksi awal atas analisis pasar, TMMIN dapatmenghasilkanprofit;

bahwa atas penjelasan tertulis Pemohon Banding, Terbanding mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:- bahwa Terbanding masih memerlukan waktu untuk mempelajari Penjelasan

Tertulis Pemohon Banding;- bahwa Terbanding mengkonfirmasikan kepada Pemohon Banding melalui Majelis

mengenai metode yang digunakan oleh Pemohon Banding, karena terdapatpernyataan dari Pemohon Banding bahwa metode yang digunakan atas penjualankepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah metode resale,sedangkan pada SPT Pemohon Banding menyatakan metode yang digunakanadalah cost plus;

- bahwa Terbanding mempermasalahkan margin laba distributor di luar negeriapakah wajar atau tidak karena terdapat hubungan istimewa dengan PemohonBanding;

bahwa atas pendapat Terbanding, Pemohon Banding menyampaikan pendapatsebagai berikut:- bahwa metode yang digunakan oleh Pemohon Banding terjadi perubahan karena

ketidaktahuan Pemohon Banding saat membuat SPT;- bahwa Pemohon Banding tidak mempunyai akses ke TMAP Singapura untuk

meneliti lebih lanjut mengenai data-data yang dimiliki oleh TMAP Singapura,sehingga data yang diperoleh Pemohon Banding adalah data-data sekunder yangdibuat oleh TMAP;

- bahwa pengambilan keputusan Pemohon Banding atas penawaran TMAP adalahsepanjang penjualan tersebut dapat memperoleh profit Rp.500.000,00/unit;

bahwa berdasarkan Uji Kebenaran Bukti Materiil Data yang dilakukan PemohonBanding dan Terbanding adalah sebagai berikut;

bahwa bukti yang disampaikan Pemohon Banding dalam uji kebenaran bukti materiadalah sebagai berikut :- Penjelasan tertulis Nomor : FDE/TAX.AP/001/1/2010 tanggal 7 Januari 2010 dan

lampiran empat lembar yaitu :1. TMT Price Schedule (satu lembar);2. Q4-04 TMMIN IMV5 to TMT CAL ( satu lembar);3. Thailand 1MV5 (from Indonesia) Introductioning Price Proposal (dua lembar);

bahwa atas data yang disampaikan Pemohon Banding, Terbanding menyatakan hal-hal sebagai berikut :- Atas lampiran surat FDE/TAX.AP/001/1/2010 tanggal 7 Januari 2010 dengan judul lampiran

yaitu TMT Price Schedule (satu lembar), Terbanding meminta data/dokumen pendukungyang menunjukkan validitas angka-angka dan perhitungan pada lampiran tersebut;

- Atas lampiran 04-04 TMMIN IMV 5 to TMT CAL (satu lembar), Terbanding memintapenjelasan tentang perhitungan persentase margin profit dan gross profit,termasuk basisyang digunakan (yaitu WSP) dan dasar perhitungan warranty claim.

- Terbanding juga meminta spreadsheet planning untuk innova 2.7 L dan avanza;

bahwa atas pendapat Terbanding, Pemohon Banding menyatakan hal-hal sebagaiberikut :- Untuk data yang berhubungan dengan TMAP, Pemohon Banding tidak dapat memberikan

penjelasan dikarenakan TMAP dan TMMIN adalah 2 entitas yang berbeda.- Pemohon Banding mohon waktu untuk menyediakan data-data yang diminta oleh Terbanding.- Pemohon Banding mohon waktu untuk menyediakan data-data (spreadsheet) yang diminta

oleh Terbanding;

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 52: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

bahwa Terbanding menyampaikan penjelasan tertulis Nomor : S-1280/PJ.07/2010tanggal 15 Februari 2010 yang menyatakan hal-hal sebagai berikut :

1. Fakta yang Ada Menurut Catatan Terbanding

a. Pada lampiran khusus/lampiran 3A SPT PPh Badan PT TMMI (PemohonBanding) Tahun Pajak 2005 (April 2005 s.d. Maret 2006) tentanq PernyataanTransaksi Dalam Hubungan Istimewa, dapat diketahui bahwa Pemohon Bandingdalam melakukan transaksi penjualan baranq kepada pihak TMAP memakaimetode Cost Plus (harga pokok plus);

b. Terbanding melakukan koreksi penjualan ekspor karena pada prosespemeriksaan diketahui bahwa transaksi penjualan barang dari PemohonBanding kepada pihak TMAP tidak memakai metode Cost Plus,sebagaimana dinyatakan sendiri oleh Pemohon Banding di SPT PPhBadan-nya untuk Tahun Pajak 2005 (April 2005 s.d. Maret 2006);

c. Pada halaman 7 dan 8, surat Ref.No.: FDE/TGR/021N1/2009 tanggal 5 Juni 2009perihal Bantahan atas SUB, Pemohon Banding menyatakan bahwa " Adapun untukpenjualan ekspor, Pemohon Banding berhubungan dengan pihak TMAP. Penentuan hargafuel ekspor dilakuken antara TMAP dan lokal distributor di negara tujuan ekspor. Denganmempertimbangkan harga produksi Pemohon Banding dan harga fuel pasar di luar negeri,TMAP dan Pemohon Banding menetapkan harga fuel per unit oleh Pemohon Bandingkepada TMAP. Dasar perhitunqan harga jual per unit untuk ekspor kurang lebihmenqqunakan perhitungan sebagai berikut :

Harga jual per unit kepada TMAP=harga jual retail ke pembeli akhir dikurangi denganmargin dealer dikurangi dengan margin importir/distributor di masingmasing negara tujuanekspor dikurangi dengan biaya-biaya impor di masing-masing negara tujuan ekspor (inlandcost, bea masuk, handling, asuransi, dll) dikurangi dengan handling documents/freight kapalyang dikeluarkan oleh TMAP dikurangi dengan margin TMAP";

d. Pada sidang Hari Senin, 11 Januari 2010, Pemohon Bandingmenyerahkan surat No.FDE/TAX.AP/001/1/2010 tanggal 7 Januari 2010beserta lampirannya. Pemohon Banding belum membawadata/dokumen pendukung yang menunjukkan validitas angka-angka danperhitungan pada surat No.FDETTAX.AP/001/1/2010 tanggal 7 Januari2010 beserta lampirannya pada sidang ini;

e. Hasil Berita Acara Uji Kebenaran Materil Data antara Pemohon Bandingdengan Terbanding pada Hari Selasa, 26 Januari 2010, terkait suratPemohon Banding No.FDE/TAX.AP/001/1/2010 tgl. 7 Januari 2010beserta lampirannya (yang disaksikan pembantu panitera penggantiMajelis Hakim X) adalah sebagai berikut :

Terbanding menyatakan :Atas lampiran surat FDE/TAX.AP/001/1/2010 tanggal 7 Januari 2010 dengan judullampiran yaitu TMT Price Schedule (satu lembar), Terbanding meminta data/dokumenpendukung yang menunjukkan validitas angka-angka dan perhitungan pada lampirantersebut;

Pemohon Banding menyatakan :Untuk data yang berhubungan dengan TMAP, Pemohon Banding tidak dapat memberikanpenjelasan dikarenakan TMAP dan TMMIN adalah 2 entitas yang berbeda.

Terbanding menyatakan :Atas lampiran 04-04 TMMIN IMV 5 to TMT CAL (satu lembar), Terbanding memintapenjelasan tentang perhitungan persentase margin profit dan gross profit,termasuk basisyang digunakan (yaitu WSP) dan dasar perhitungan warranty claim.

Pemohon Banding menyatakan :Pemohon Banding mohon waktu untuk menyediakan data-data yang diminta oleh Terbanding.

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 53: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

Terbanding menyatakan :Terbanding juga meminta spreadsheet planning untuk innova 2.7 L dan avanza.

Pemohon Banding menyatakan :Pemohon Banding mohon waktu untuk menyediakan data-data (spreadsheet) yang dimintaoleh Terbanding;

bahwa pada persidangan tanggal 1 Februari 2010, Terbanding dan Pemohon Bandingmenjelaskan hasil uji bukti pada tanggal 26 Januari 2010. Pada sidang ini,permintaan Terbanding yang tercantum pada Berita Acara Uji Kebenaran Materil Datatanggal 26 Januari 2010, tidak dipenuhi oleh Pemohon Banding. Pada sidang ini,Terbanding juga memberikan penjelasan secara lisan di persidangan mengenai hal-halsebagai berikut :

1) Pada surat Pemohon Banding No.FDE/TAX.AP/001/1/2010 tanggal7 Januari 2010, Pemohon Banding menyatakan hal sebagai berikut :

"Dalam spreadsheet price schedule penawaran TMAP, diketahui bahwa TMAP melakukanperhitungan mundur dari retail sales price yakni Thai Baht 1,079,000 denganmemperhitungkan komponen VAT di negara tujuan (Thailand sebesar 7%), dealer marginsebesar 10%, distributor/sales division di negara tujuan sebesar 3,5%, impor duty (5%),TMAP (sebagai importir) margin sebesar kurang lebih USD 100. Dengan memperhitungkankomponen di atas, TMAP melakukan penawaran harga (dalam analisisnya) kepada TMMINuntuk menyetujui harga FOB jual TMMIN ke TMAP sebesar USD 12,704.36."

Atas pernyataan Pemohon Banding di atas, Terbanding menyatakan hal-hal sebagai berikut :

a. Terbanding meminta Pemohon Banding untuk mengklarifikasi metodepenetapan harga transaksi afiliasi yang digunakan pada saat transaksi penjualan keTMAP dilakukan. Hal ini penting karena :· Berdasarkan SPT Tahunan PPh Badan Tahun Pajak 2005 (April

2005-Maret 2006) yang terakhir dilaporkan Pemohon Banding (sebelumtindakan pemeriksaan pajak dimulai), yaitu pada LampiranKhusus/Lampiran 3A tentang Pernyataan Transaksi DalamHubungan Istimewa, Pemohon Banding menyatakan bahwa dalammelakukan transaksi penjualan baranq kepada pihak TMAP, memakaimetode cost plus/harga pokok plus (pada faktanya tidak memakaimetode cost plus/harga pokok plus);

· Memperhatikan pernyataan Pemohon Banding di atas, maka mekanismeperhitungan tersebut merefleksikan penerapan metode resale price,meskipun tidak sepenuhnya sesuai dengan ketentuan angka 3.2.2pada Bab III Keputusan Dirjen Pajak Nomor Kep-01/PJ.7/1993 tanggal9 Maret 1993 dan angka (ii) pada Bab II OECD Transfer PricingGuidelines, karena Pemohon Banding tidak menjelaskan apakah marginTMAP yang bernilai kurang dari USD 100 adalah margin yang wajar;

b. Untuk memperoleh keyakinan atas kebenaran dan kewajaran angka-angka padapernyataan Pemohon Banding di atas, maka Terbanding memandang perlu untuk:· Meminta bukti berupa dokumen penjualan ke konsumen akhir yang

menunjukkan besarnya retail price adalah Baht 1,079,000;· Meminta bukti pendukung bahwa pihak yang membeli dengan harga

Baht 1,079,000 adalah pihak independen;· Meminta dokumen (peraturan perundang-undangan) yang dapat

menunjukkan besarnya VAT (7%) dan impor duty (5%) yang berlakudi Thailand;

· Meminta kertas kerja atau dokumen lain yang dapat menunjukkanbesarnya distributor/sales division di negara tujuan (3.5%);Meminta kertas kerja atau dokumen lain yang dapat menunjukkan kewajarannilai margin yang diperoleh TMAP;

2) Pada surat Pemohon Banding Nomor : FDETTAX.AP/001/1/2010 tanggal7 Januari 2010, Pemohon Banding menyatakan hal sebagai berikut:"Jika dibandingkan antara margin profit yang diterima TMMIN yaitu sebesar Rp.983,787 danprofit yang diterima TMAP kurang lebih sebesar USD 100. Maka jelaslah terlihat bahwa marginantara TMMIN dan TMAP tidaklah jauh berbeda dan masih dalam batas kewajaran. Sehingga

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 54: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

dapat terlihat bahwa pada awal planning analisis pasar, TMMIN setuju untuk melakukan prosespenjualan ekspor dikarenakan prediksi awal atas analisis pasar, TMMIN dapatmenghasilkan profit."

Atas pernyataan Pemohon Banding di atas, Terbanding menyatakan hal-hal sebagaiberikut :a. Bab III Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-01/PJ.7/1993 dan Pasal 9 P3B

Indonesia-Singapura mengindikasikan bahwa nilai suatu transaksi afiliasi disebutwajar :(i) Apabila dinilai dengan harga dan memiliki profit yang sama

dengan harga dan profit transaksi independen, dalam hal kondisidan keadaan transaksinya sama dengan kondisi dan keadaantransaksi antar pihak independen; atau

(ii) Apabila kondisi dan syarat transaksi afiliasi berbeda dengan kondisidan syarat transaksi antar pihak yang independen, makakeduanya seharusnya dinilai dengan harga dan menghasilkan labatransaksi yang berbeda pula;

b. Berdasarkan hal tersebut (huruf a), maka untuk memperoleh keyakinan bahwamargin yang diperoleh TMMIN dan TMAP adalah wajar, diperlukan kertas kerja ataudokumen yang dapat dijadikan dasar untuk menunjukkan bahwa kesimpulan PemohonBanding mengenai harga wajar transaksi afiliasi telah sesuai dengan ketentuan yangberlaku. Dalam hal ini perlu ditegaskan bahwa sesuai ketentuan yang berlaku, nilai wajarlaba yang diperoleh suatu entitas tidak ditentukan oleh rerbandingan nilai absolut labaentitas tersebut dengan laba ent i tas lainnya, melainkan harus berdasarkanatau mempertimbangkan fungsi yang dilakukan, aset yang dimiliki dan diqunakan,serta risiko yang ditanggung oleh entitas tersebut. Oleh karena itu, agar kesamaanmargin TMMIN dan TMAP dapat disebut wajar, maka kepada Pemohon Bandingdiminta untuk dapat menunjukkan bahwa fungsi, aset dan resiko (FAR) TMMIN adalahsama dengan FAR dari TMAP;

3) Pada penjelasan lisan Pemohon Banding di sidang tanggal 11 Januari 2010 terkaitlampiran surat Pemohon Banding No.FDE/TAX.AP/001/1/2010 tanggal 7 Januari2010, Pemohon Banding menyatakan hal sebagai berikut :"TMMIN akan melakukan penjualan ekspor ke TMAP sepanjang laba sebesar minimalRp.500.000 dapat diperoleh."

Atas pernvataan Pemohon Banding di atas, Terbanding menyatakan hal-hal sebagai berikut :a. Pemohon Banding ingin menyatakan bahwa dalam menentukan harga

transaksi afiliasi (ke TMAP), Pemohon Banding menggunakan metodeharga jual minus (resale price);

b. Angka 3.2.2 pada Bab III Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-01/PJ.7/1993menyatakan bahwa penentuan harga pasar wajar dengan metode hargajual minus dilakukan dengan menqurangkan suatu mark up wajar dari hargajual barang yang sama pada mata rantai berikutnya. Mark up wajardiperoleh dengan membandingkannya dengan transaksi yang tidak adahubungan istimewa;

c. Berdasarkan hal tersebut, apabila TMMIN menggunakan metode hargajual minus dalam menentukan harga transaksi afiliasi, maka yang menjadidasar penentuan kewajaran harga transaksi afiliasi bukanlah margin yangdiperoleh TMMIN, melainkan margin wajar yang diperoleh TMAP;

bahwa sampai saat sidang dicukupkan pada tanggal 1 Februari 2010, Pemohon Bandingtidak pernah menyerahkan Transfer Pricing Document karena Pemohon Banding tidakpernah membuatnya;

2. bahwa berdasarkan Uraian di Atas, Terbanding Menyampaikan PernyataanSebagai Berikut :

a. Tidak jelas metode penetapan harga transaksi afiliasi yang digunakan Pemohon Bandingpada saat transaksi penjualan ke TMAP dilakukan.

b. Transaksi penjualan barang dari Pemohon Banding kepada pihak TMAPtidak memakai metode cost plus/harga pokok plus, sebagaimana dinyatakansendiri oleh Pemohon Banding di SPT PPh Badan-nya untuk Tahun Pajak2005 (April 2005 s.d. Maret 2006).

c. Perhitungan harga jual per unit kepada TMAP sebagaimana tercantum

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 55: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

pada halaman 7 dan 8, surat Pemohon Banding yaitu Ref.No.:FDETTGR/021/VI/2009 tanggal 5 Juni 2009 perihal Bantahan atas SUB,tidak pernah ada sebelumnya (baik pada surat keberatan maupun padasurat banding).

d. Permintaan Terbanding yang tercantum pada Berita Acara Uji KebenaranMateril Data tanggal 26 Januari 2010 dan yang diucapkan padapersidangan Hari Senin tanggal 1 Februari 2010, tidak dipenuhi olehPemohon Banding.

e. Berdasarkan keseluruhan uraian Terbanding di atas, Terbandingmengusulkan kepada Majelis Hakim yang Terhormat untuk tetapmempertahankan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor :KEP-456/WPJ.19/BD.05/2008 tanggal 21 Oktober 2008.

bahwa berdasarkan pemeriksaan atas bukti-bukti, penjelasan Pemohon Banding danTerbanding yang terungkap dalam persidangan, serta penelitian terhadap berkasbanding, maka dapat diketahui hal-hal sebagai berikut :

· bahwa koreksi Terbanding dilakukan berdasarkan Pasal 18 ayat (3) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000 Tentang Pajak Penghasilan dimana harga jual ataspenjualan ekspor Avanza dihitung kembali berdasarkan gross profit penjualanMotor Vehicle (MV) domestic sebesar 2.902%, sehingga diperoleh nilai Penjualanekspor Avanza sebesar Rp.176.910.333.831,00;

· Penjualan ekspor Avanza menurut Terbanding Rp.176.910.333.831,00Penjualan ekspor Avanza menurut Pemohon Rp.145.064.794.335,00Koreksi penjualan ekspor Avanza Rp. 31.845.539.496,00

· bahwa menurut Pemohon Banding, berhubung yang dikoreksi oleh Terbandingadalah transaksi penjualan dengan Toyota Motor Asia Pacific (TMAP) yangmerupakan Wajib Pajak Singapura, maka seyogyanya Terbanding memperhatikanketentuan dalam Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) antara Indonesiadan Singapura;

· bahwa dalam Pasal 9 dari P3B tersebut dijelaskan, bahwa seharusnya yangdijadikan pembanding adalah transaksi dengan pihak yang independen (yangtidak mempunyai hubungan istimewa);

· bahwa koreksi Pemeriksa yang didasarkan pada harga jual kepada pihak lainyang juga merupakan pihak yang mempunyai hubungan istimewa denganPemohon Banding adalah tidak sesuai dengan ketentuan perpajakan manapun,baik ketentuan pajak domestik maupun internasional;

· bahwa sesuai SPT Tahunan harga jual ekspor kepada pihak yang mempunyaihubungan istimewa menggunakan metode harga pokok plus (Cost Plus), namunsampai sidang selesai perhitungan dengan menggunakan metode Cost Plus tidakpernah ada ;

· bahwa menurut Pemohon Banding dalam persidangan menyatakan penggunaanmetode sesuai SPT Tahunan, yaitu metode Cost Plus adalah karenaketidaktahuannya, sedangkan yang lebih tepat adalah menggunakan methodResale Price, namun perhitungan dengan menggunakan metode Resale Pricetidak dapat dilakukan karena tidak tersedianya data ;

· bahwa Penentuan harga jual kepada TMAP dengan menggunakan metodemundur juga tidak dapat dilakukan, karena data-data hasil survey mengenai hargatersebut adalah milik TMAP dan bukan milik Pemohon Banding, sulit bagiPemohon Banding untuk mendapatkan data survey yang lebih jelas untuk pasarVehicle diluar negeri.

· bahwa Pemohon Banding dan Terbanding diberikesempatan untuk dudukbersama untuk mencari data pembanding yang independen sebagaimanadimaksud dalam Pasal 18 (3) UU PPh dan Pasal 9 P3B Indonesia Singapura,

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 56: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

namun Pemohon Banding tidak bersedia karena mencari data pembandingindependen seharusnya dilakukan pada proses pemeriksaan bukan dalam prosespersidangan;

· bahwa Pasal 18 ayat (3) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang PajakPenghasilan sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 17Tahun 2000 menyebutkan bahwa :Direktur Jendral Pajak berwenang untuk menentukan kembali besarnyapenghasilan dan pengurangan serta menentukan utang sebagai modal untukmenghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi wajib pajak yang mempunyaihubungan istimewa dengan wajib pajak lainnya sesuai dengan kewajaran dankelaziman usaha yang tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa;Penjelasan Pasal 18 ayat yat (3)Maksud diadakannya ketentuan ini adalah untuk mencegah terjadinyapenghindaran pajak, yang dapat terjadi karena adanya hubungan istimewa.Apabila terdapat hubungan istimewa, kemungkinan dapat terjadi penghasilandilaporkan kurang dari semestinya ataupun pembebanan biaya melebihi dari yangseharusnya. Dalam hal demikian Direktur Jenderal Pajak berwenang untukmenentukan kembali besarnya penghasilan dan atau biaya sesuai dengankeadaan seandainya di antara para Wajib Pajak tersebut tidak terdapat hubunganistimewa.Dalam menentukan kembali jumlah penghasilan dan atau biaya tersebut dapatdipakai beberapa pendekatan, misalnya data pembanding, alokasi laba berdasarfungsi atau peran serta dari Wajib Pajak yang mempunyai hubungan istimewa danindikasi serta data lainnya.

· bahwa Pasal 9 Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia danPemerintah Republik Singapura tentang Penghindaran Pajak Berganda danPencegahan Pengelakan Pajak atas Penghasilan menyatakan :Perusahaan-perusahaan yang mempunyai Hubungan Istimewa, Apabila :a) suatu perusahaan dari suatu Negara pihak pada Persetujuan baik secara

langsung maupun tidak langsung turut serta dalam manajemen, pengawasanatau modal suatu perusahaan di Negara pihak lainnya pada Persetujuan, atau

b) orang atau badan yang sama baik secara langsung maupun tidak langsungturut serta dalam manajemen, pengawasan atau modal suatu perusahaandari Negara pihak pada Persetujuan dan suatu perusahaan dari Negara pihaklainnya pada Persetujuan;

dan dalam kedua hal itu antara kedua perusahaan dimaksud dalam hubungandagangnya atau hubungan keuangannya diadakan atau diterapkan syarat-syaratyang menyimpang dari lazimnya berlaku antara perusahaan-perusahaan yangsama sekali bebas satu sama lain, maka setiap laba yang seharusnya diterimaoleh salah satu perusahaan jika syarat-syarat itu tidak ada, namun tidakditerimanya karena adanya syarat-syarat tersebut, dapat ditambahkan pada labaperusahaan itu dan dikenakan pajak;

· bahwa kedua ketentuan tersebut diatas untuk menentukan harga wajar (arm’slength price) atas transaksi-transaksi yang dilakukan dengan pihak yangmempunyai hubungan istimewa mensyaratkan data pembanding antara kondisitransaksi pihak yang mempunyai afiliasi dengan kondisi transaksi antar pihak-pihak yang tidak dipengaruhi hubungan istimewa;

· bahwa dalam proses pemeriksaan Terbanding seharusnya menentukan harga jualyang wajar atas transaksi dilakukan dengan pihak yang mempunyai hubunganistimewa;

· bahwa sehubungan dengan penerapan kewajaran dan kelaziman usaha yangyang tidak dipengaruhi hubungan istimewa, Terbanding telah menerbitkanKeputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor Kep-01/Pj.7/1993 tanggal 9 Maret 1993tentang Pedoman Pemeriksaan Pajak terhadap Wajib Pajak yang mempunyaihubungan istimewa.

· bahwa dalam Laporan Pemeriksaan Pajak Nomor : Lap-232/WPJ.19/KP.0205/2007 tanggal 11 Oktober 2007, Majelis tidak melihat bahwa

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 57: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

Terbanding telah melakukan pemeriksaan sesuai Pedoman Pemeriksaan Pajakterhadap Wajib Pajak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana diaturdalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor Kep-01/Pj.7/1993 tanggal 9Maret 1993.

· bahwa dalam persidangan, Pemohon Banding menyampaikan penjelasan tertulisNomor : FDE-TAX.AP/001/I/2010 tanggal 7 Januari 2010, antara lain disebutkan:- "Dalam spreadsheet price schedule penawaran TMAP, diketahui bahwa TMAP

melakukan perhitungan mundur dari retail sales price yakni Thai Baht 1,079,000 denganmemperhitungkan komponen VAT di negara tujuan (Thailand sebesar 7%), dealermargin sebesar 10%, distributor/sales division di negara tujuan sebesar 3,5%, impor duty(5%), TMAP (sebagai importir) margin sebesar kurang lebih USD 100. Denganmemperhitungkan komponen di atas, TMAP melakukan penawaran harga (dalamanalisisnya) kepada TMMIN untuk menyetujui harga FOB jual TMMIN ke TMAPsebesar USD 12,704.36."

- bahwa jika dibandingkan antara margin profit yang diterima TMMIN yaitu sebesarRp. 983,787,00 dan profit yang diterima TMAP kurang lebih sebesar USD100, maka jelaslah terlihat bahwa margin antara TMMIN dan TMAP tidaklahjauh berbeda dan masih dalam batas kewajaran, sehingga dapat terlihatbahwa pada awal planning analisis pasar, TMMIN setuju untuk melakukanproses penjualan ekspor dikarenakan prediksi awal atas analisis pasar, TMMINdapatmenghasilkanprofit;

· bahwa pada penjelasan Pmohon Banding di sidang tanggal 11 Januari 2010terkait lampiran surat Pemohon Banding nomor : FDE/TAX.AP/001/I/2010 tanggal7 Januari 2010, Pemohon Banding menyatakan bahwa “ TMMIN akan melakukanPenjualan Ekspor ke TMAP sepanjang laba minimal sebesar Rp.500.000,00 dapatdiperoleh “ ;

· bahwa koreksi penjualan Avanza Ekspor oleh Terbanding dengan menggunakangross profit penjualan vehicle domestic (kepada PT. Toyota Astra Motor sebagaidistributor tunggal) sebagai pembanding tidak sesuai dengan ketentuan yangberlaku;

· bahwa sesuai persyaratan dalam Lampiran Khusus SPT Pajak PenghasilanBadan Tahun 2005, harga jual ekspor kepada pihak yang mempunyai hubunganistimewa menggunakan metode Harga Pokok Plus (Cost Plus), namunkenyataannya penjualan Motor Vehicle Export menyatakan negatif (rugi);

bahwa berdasarkan hal-hal di atas, Majelis berpendapat bahwa harga penjualanuntuk Avanza ekspor adalah dihitung dengan menambahkan profit sebesarRp.983.787,00 per unit atas Harga Pokok Penjualan, sehingga perhitungannyamenjadi, sebagai berikut :

        Menurut Terbanding Menurut Majelis

          Harga Harga       KoreksiTerbanding

No

Uraian Harga Pokok Import Duty GrosProfit

Penjualan Penjualan Pen Profit Profit Penjualan Tidak dapat

    Penjualan   Domestik Ekspor Ekspor jualan

per Unit Total Total Dipertahankan

        % % Rp (Unit) (Rp) (Rp) Rp (Rp)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) =(8) x (9) (11) = (3) + (10) (12) = (7) - (11)

1 Avanza 167,482,014,487 4,439,166,667 2.902% 102.902% 176,910,333,831 1,921 983,787 1,889,854,827 169,371,869,314 7,538,464,517

bahwa Majelis berkesimpulan untuk mengabulkan sebagian permohonan bandingPemohon Banding atas koreksi penjualan ekspor Avanza sebesarRp.31.845.539.496,00, dimana sebesar Rp7.538.464.517,00 tidak dapatdipertahankan, sedangkan sisanya sebesar Rp24.307.074.979,00 tetapdipertahankan;

c. Koreksi Harga Pokok Penjualan Sebesar Rp. 40.749.751.255,00

Menurut Terbanding

a. Pembelian lokal dari ADM dikoreksi karena terdapat selisih jumlah antara akun-

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 58: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

akun pembentuk pembelian menurut Pemohon Banding dengan menurutTerbanding berdasarkan pengujian arus hutang yang perhitungannya sebagaiberikut:

Saldo Akhir 31 Maret 2008 Rp 177.897.000.000,00Pembayaran ke ADM Rp5.874.654.258.691,00Total Rp6.052.548.258.691,00Dikurangi Saldo awal 30 April 2005 Rp 177.658.000.000,00Penambahan utang pada ADM menurut Pemeriksa Rp5.874.890.258.691,00Penambahan utang pada ADM menurut Pemohon Banding Rp5.915.640.009.964,00Koreksi pembelian Rp 40.749.751.255,00

b. Peraturan perpajakan yang relevan:

bahwa berdasarkan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang PajakPenghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor17 Tahun 1983, antara lain diatur bahwa:Pasal 6 ayat (1): Besarnya Penghasilan Kena Pajak Wajib Pajak dalam negeridan bentuk usaha tetap, ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi:

a. biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan, termasukbiaya pembelian baha, biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasatermasuk upah, gaji, honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yangdiberikan dalam bentuk uang, bunga, sewa royalty, biaya perjalanan, biayapengolahan limbah, premi asuransi, biaya administrasi, dan pajak kecualipajak penghasilan;

c. Berdasarkan data yang disampaikan oleh Pemohon Banding berupa GL utangpada ADM (Pemohon Banding menyampaikan data yang berbeda dengan datayang diberikan pada saat pemeriksaan dan data Laporan Keuangan/Audit ReportPemohon Banding sendiri), Pemohon Banding menyatakan bahwa:

1. bahwa Saldo akhir 31 Maret 2006 Rp 76.763.861.148,00 (bukanRp.177.897.000.000,00) terdapat selisih sebesar Rp 101.133.138.852,00;

2. bahwa saldo awal 30 April 2005 Rp 35.772.771.130,00 (bukanRp.177.658.000.000,00) terdapat selisih sebesar Rp 141.885.228.870,00

3. bahwa terdapat kesalahan rekon atas transaksi pembelian MV Avanza padatanggal 20 April 2005 termasuk pembelian pain protector (komponen) senilaiRp.94.391.370.645,00 yang tercatat di rekon pembelian ADM komponensebesar Rp. 94.391.370.645,00 dan tercatat di rekon pembelian ADM MotorVehicle sebesar Rp. 94.391.370.645,00 (tercatat dua kali), seharusnya nilaiyang tercata di rekon pembelian komponen adalah sebesar Rp437.216.642,00 dan pembelian MV sebesar Rp 93.954.154.003;

d. Berdasarkan data Laporan Keuangan yang diaudit diketahui bahwa saldo awalhutang pada ADM sebesar Rp 177.658.000.000,00 dan saldo akhir utang padaADM sebesar Rp 177.897.000.000,00;

e. Berdasarkan uraian diatas, Terbanding menggunakan data yang diberikan padasaat pemeriksaan dan data yang sesuai dengan Laporan Keuangan/audit reportPemohon Banding sehingga perhitungan pengujian arus hutang pembelian localdari ADM adalah sebagai berikut:

Saldo Akhir 31 Maret 2008 Rp 177.897.000.000,00Pembayaran ke ADM Rp5.874.654.258.691,00Total Rp6.052.548.258.691,00Dikurangi Saldo awal 30 April 2005 Rp 177.658.000.000,00Penambahan utang pada ADM menurut Pemeriksa Rp5.874.890.258.691,00Penambahan utang pada ADM menurut Pemohon Banding Rp5.915.640.009.964,00Koreksi pembelian Rp 40.749.751.255,00

f. Dengan demikian, koreksi harga pokok penjualan sebesar Rp. 40.749.751.255,00berdasarkan uji arus utang, menurut Terbanding sudah benar sehingga tetapdipertahankan;

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 59: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

Menurut Pemohon Banding

bahwa arus hutang yang dilakukan oleh Terbanding sifatnya merupakan bentukpengujian kewajaran atas penambahan utang (pembelian). Sedangkan dalamlaporan keuangan Pemohon Banding tidak menyajikan perhitungan arus hutangtersebut, maka tentunya Pemohon Banding harus menganalisa apakah penyajianarus hutang tersebut sudah benar berdasarkan fakta transaksi yang ada di dalampencatatan laporan keuangan Pemohon Banding, terlebih adanya selisih sebesar Rp40.749.751.255,00 selisih tersebut menurut Pemohon Banding seharusnya tidak ada.Rekonsiliasi yang seharusnya menurut Pemohon Banding adalah sebagai berikut :

bahwa berdasarkan laporan keuangan yang belum di audit (diberikan pada saatproses keberatan)

Saldo akhir 31 Maret 2006 Rp. 76.763.861.148,00Pembayaran ke ADM Rp. 5.874.651.258.691,00Total Rp. 5.951.415.119.839,00Dikurangi saldo awal 30 April 2005 Rp. 35.772.771.130,00Penambahan utang pada ADM menurut pemeriksa Rp. 5.915.642.348.709,00Penambahan utang pada ADM menurut WP Rp. 5.915.640.009.946,00Koreksi pembelian Rp. 2.338.763,00

bahwa berdasarkan laporan keuangan yang telah di audit (diberikan pada saatproses pemeriksaan)

Saldo akhir 31 Maret 2006 Rp. 177.892.933.075,00Pembayaran ke ADM Rp. 5.957.853.656.765,00Total Rp. 6.135.746.589.840,00Dikurangi saldo awal 30 April 2005 Rp. 177.657.859.479,00Penambahan utang pada ADM menurut pemeriksa Rp. 5.958.088.730.361,00Penambahan utang pada ADM menurut WP Rp. 5.958.086.391.598,00Koreksi pembelian Rp. 2.338.763,00

bahwa adapun perbedaan saldo hutang awal dan akhir yang diberikan kepadapemeriksa dan peneliti keberatan hanya disebabkan karena saldo hutang yangdiberikan pemeriksa adalah saldo sesuai dengan hasil audit oleh auditor independen(PwC), sedangkan saldo hutang dan pembayaran yang diberikan kepada penelitikeberatan adalah saldo hutang dan pembayaran sesuai dengan General Ledger(angka sebelum audit);

bahwa terlihat bahwa terdapat perbedaan pelunasan dalam analisa menurut auditreport (angka 2 ) dan angka sebelum audit (angka 1) yang Pemohon Bandingperkirakan karena auditor telah memperhitungkan subsequent event (kejadiansetelah tanggal laporan keuangan yang berdampak pada periode laporan) ataspelunasan yang berakibat pada pembelian (penambahan hutang) juga pada periodelaporan;

bahwa dengan demikian sudah sewajarnya Terbanding, menganalisa lebih lanjutletak kesalahan dalam pengujian arus hutang tersebut dan memperbaikinyasehingga benar-benar telah mencerminkan keadaan yang sebenarnya berdasarkandata dan fakta yang ada. Sebagaimana terlihat di atas bahwa penyajian pengujian

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 60: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

melalui arus hutang antara laporan keuangan yang telah diaudit maupun yang belumdiaudit hanya menimbulkan selisih yang sama yaitu hanya sebesar Rp 2.338.763,00dan selisih tersebut adalah sangat wajar dalam suatu bentuk pengujian arus hutang;

Menurut Majelis

bahwa menurut Terbanding :

a. Pembelian lokal dari ADM dikoreksi karena terdapat selisih jumlah antara akun-akun pembentuk pembelian menurut Pemohon Banding dengan menurutTerbanding berdasarkan pengujian arus hutang yang perhitungannya sebagaiberikut:

Saldo Akhir 31 Maret 2008 Rp 177.897.000.000,00Pembayaran ke ADM Rp5.874.654.258.691,00Total Rp6.052.548.258.691,00Dikurangi Saldo awal 30 April 2005 Rp 177.658.000.000,00Penambahan utang pada ADM menurut Pemeriksa Rp5.874.890.258.691,00Penambahan utang pada ADM menurut Pemohon Banding Rp5.915.640.009.964,00Koreksi pembelian Rp 40.749.751.255,00

b. Peraturan perpajakan yang relevan:

bahwa berdasarkan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang PajakPenghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor17 Tahun 1983, antara lain diatur bahwa:Pasal 6 ayat (1): Besarnya Penghasilan Kena Pajak Wajib Pajak dalam negeridan bentuk usaha tetap, ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi:

a. biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan, termasukbiaya pembelian baha, biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasatermasuk upah, gaji, honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yangdiberikan dalam bentuk uang, bunga, sewa royalty, biaya perjalanan, biayapengolahan limbah, premi asuransi, biaya administrasi, dan pajak kecualipajak penghasilan;

c. Berdasarkan data yang disampaikan oleh Pemohon Banding berupa GL utangpada ADM (Pemohon Banding menyampaikan data yang berbeda dengan datayang diberikan pada saat pemeriksaan dan data Laporan Keuangan/Audit ReportPemohon Banding sendiri), Pemohon Banding menyatakan bahwa:

1. bahwa Saldo akhir 31 Maret 2006 Rp 76.763.861.148,00 (bukanRp.177.897.000.000,00) terdapat selisih sebesar Rp 101.133.138.852,00;

2. bahwa saldo awal 30 April 2005 Rp 35.772.771.130,00 (bukanRp.177.658.000.000,00) terdapat selisih sebesar Rp 141.885.228.870,00

3. bahwa terdapat kesalahan rekon atas transaksi pembelian MV Avanza padatanggal 20 April 2005 termasuk pembelian pain protector (komponen) senilaiRp.94.391.370.645,00 yang tercatat di rekon pembelian ADM komponensebesar Rp. 94.391.370.645,00 dan tercatat di rekon pembelian ADM MotorVehicle sebesar Rp. 94.391.370.645,00 (tercatat dua kali), seharusnya nilaiyang tercata di rekon pembelian komponen adalah sebesar Rp437.216.642,00 dan pembelian MV sebesar Rp 93.954.154.003;

d. Berdasarkan data Laporan Keuangan yang diaudit diketahui bahwa saldo awalhutang pada ADM sebesar Rp 177.658.000.000,00 dan saldo akhir utang padaADM sebesar Rp 177.897.000.000,00;

e. Berdasarkan uraian diatas, Terbanding menggunakan data yang diberikan padasaat pemeriksaan dan data yang sesuai dengan Laporan Keuangan/audit reportPemohon Banding sehingga perhitungan pengujian arus hutang pembelian local

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 61: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

dari ADM adalah sebagai berikut:

Saldo Akhir 31 Maret 2008 Rp 177.897.000.000,00Pembayaran ke ADM Rp5.874.654.258.691,00Total Rp6.052.548.258.691,00Dikurangi Saldo awal 30 April 2005 Rp 177.658.000.000,00Penambahan utang pada ADM menurut Pemeriksa Rp5.874.890.258.691,00Penambahan utang pada ADM menurut Pemohon Banding Rp5.915.640.009.964,00Koreksi pembelian Rp 40.749.751.255,00

f. Dengan demikian, koreksi harga pokok penjualan sebesar Rp. 40.749.751.255,00berdasarkan uji arus utang, menurut Terbanding sudah benar sehingga tetapdipertahankan;

bahwa menurut Pemohon Banding, arus hutang yang dilakukan oleh Terbandingsifatnya merupakan bentuk pengujian kewajaran atas penambahan utang(pembelian). Sedangkan dalam laporan keuangan Pemohon Banding tidakmenyajikan perhitungan arus hutang tersebut, maka tentunya Pemohon Bandingharus menganalisa apakah penyajian arus hutang tersebut sudah benar berdasarkanfakta transaksi yang ada di dalam pencatatan laporan keuangan Pemohon Banding,terlebih adanya selisih sebesar Rp 40.749.751.255,00 selisih tersebut menurutPemohon Banding seharusnya tidak ada. Rekonsiliasi yang seharusnya menurutPemohon Banding adalah sebagai berikut :

bahwa berdasarkan laporan keuangan yang belum di audit (diberikan pada saatproses keberatan)

Saldo akhir 31 Maret 2006 Rp. 76.763.861.148,00Pembayaran ke ADM Rp. 5.874.651.258.691,00Total Rp. 5.951.415.119.839,00Dikurangi saldo awal 30 April 2005 Rp. 35.772.771.130,00Penambahan utang pada ADM menurut pemeriksa Rp. 5.915.642.348.709,00Penambahan utang pada ADM menurut WP Rp. 5.915.640.009.946,00Koreksi pembelian Rp. 2.338.763,00

bahwa berdasarkan laporan keuangan yang telah di audit (diberikan pada saatproses pemeriksaan)

Saldo akhir 31 Maret 2006 Rp. 177.892.933.075,00Pembayaran ke ADM Rp. 5.957.853.656.765,00Total Rp. 6.135.746.589.840,00Dikurangi saldo awal 30 April 2005 Rp. 177.657.859.479,00Penambahan utang pada ADM menurut pemeriksa Rp. 5.958.088.730.361,00Penambahan utang pada ADM menurut WP Rp. 5.958.086.391.598,00Koreksi pembelian Rp. 2.338.763,00

bahwa adapun perbedaan saldo hutang awal dan akhir yang diberikan kepadapemeriksa dan peneliti keberatan hanya disebabkan karena saldo hutang yangdiberikan pemeriksa adalah saldo sesuai dengan hasil audit oleh auditor independen(PwC), sedangkan saldo hutang dan pembayaran yang diberikan kepada penelitikeberatan adalah saldo hutang dan pembayaran sesuai dengan General Ledger(angka sebelum audit);

bahwa terlihat bahwa terdapat perbedaan pelunasan dalam analisa menurut auditreport (angka 2 ) dan angka sebelum audit (angka 1) yang Pemohon Banding

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 62: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

perkirakan karena auditor telah memperhitungkan subsequent event (kejadiansetelah tanggal laporan keuangan yang berdampak pada periode laporan) ataspelunasan yang berakibat pada pembelian (penambahan hutang) juga pada periodelaporan;

bahwa dengan demikian sudah sewajarnya Terbanding, menganalisa lebih lanjutletak kesalahan dalam pengujian arus hutang tersebut dan memperbaikinyasehingga benar-benar telah mencerminkan keadaan yang sebenarnya berdasarkandata dan fakta yang ada. Sebagaimana terlihat di atas bahwa penyajian pengujianmelalui arus hutang antara laporan keuangan yang telah diaudit maupun yang belumdiaudit hanya menimbulkan selisih yang sama yaitu hanya sebesar Rp 2.338.763,00dan selisih tersebut adalah sangat wajar dalam suatu bentuk pengujian arus hutang;

bahwa dalam persidangan Pemohon Banding menyampaikan penjelasan tertulisNomor : FDE/TAX.AP/063/2009 tanggal 16 Oktober 2009 yang antara lainmenyatakan hal-hal sebagai berikut :

Harga Pokok Penjualan

1. Pembelian dan Pembayaran ke ADM

Terlampir adalah surat pernyataan dari Akuntan Publik atas ketidakakuratantransaksi pembelian yang tercatat di laporan audit (Surat KAP HaryantoSahari & Rekan tanggal 16 September 2009). Dalam surat pernyataan dariAkuntan Publik disebutkan bahwa terdapat kesalahan dalam menghitungjumlah pembelian dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa.Sehingga pengungkapan dalam laporan keuangan bahwa pembelian daripihak yang mempunyai hubungan istimewa menjadi tidak benar. Namundemikian, kesalahan tersebut hanya bersifat "disclosure" saja tapi tidakmempengaruh jumlah HPP maupun hutang usaha serta persediaan dilaporan keuangan.

2. Daftar Sanding untuk Rekonsiliasi HPP Pembelian

Berdasarkan surat pernyataan tersebut di atas, Akuntan Publik telahmengklarifikasi adanya kesalahan jumlah pembelian dan pembayaran keADM dikarenakan adanya transaksi pembayaran sebesar Rp83,202,398,074 yang telah dihitung dua kali dalam melakukan perhitunganpembelian ke ADM, dengan perincian sebagai berikut :

Saldo Akhir 31.03.06 177,892,933,075

Pembayaran ke ADM 5,874,651,258,691Saldo Awal 01.04.05 (177,657,859,479)Pembelian dari ADM 5,874,886,332,287

Sehingga nilai pembelian yang tercatat dalam note. 23 (schedule 5/25)sebesar Rp 5,958,093 (dalam jutaan rupiah) seharusnya menjadi Rp5,874,886 (dalam jutaan rupiah). Pembelian ke ADM tersebut merupakanpembelian Kendaraan dan Komponen. Sebagaimana disebutkan diatas,perubahan jumlah pembelian dan pembayaran ke ADM tersebut samasekali tidak berpengaruh terhadap saldo audit atas COGS, AccountPayables, dan Inventory di dalam audit report, karena saldo audit atasCOGS, Account Payables, dan Inventory tidak dihasilkan dari perhitungantersebut di atas. Untuk lebih jelasnya, terlampir matriks perhitunganpembelian ke ADM.

Hubungan antara TMMIN dan ADM (Astra Daihatsu Motor)

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 63: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

Untuk menjelaskan hubungan antara TMMIN dengan ADM, berikut kamilampirkan struktur kepemilikan TMMIN dan ADM :

Berdasarkan bagan diatas, dapat disimpulkan bahwa TMMIN dan ADMmempunyai hubungan secara tidak langsung karena pemegang saham yang samamemiliki saham di TMMIN maupun ADM lebih dari 25% secara tidak langsung.Toyota Motor Corporation (TMC) memiliki TMMIN dengan kepemilikan langsung sebesar95%, sedangkan kepemilikan tidak langsung di ADM sebesar 31,70% (melaluikepemilikan TMC di DMC sebesar 51.30% dan kepemilikan DMC di ADM sebesar61.80%).

Berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan No. 17 tahun 2000 Pasal 18 ayat (4) (a)disebutkan bahwa "Hubungan istimewa dianggap ada apabila: (a) Wajib Pajakmempunyai penyertaan modal langsung atau tidak langsung paling rendah 25% pada wajibpajak lain; hubungan antara Wajib Pajak dengan penyertaan paling rendah 25% pada duaWajib Pajak atau lebih; atau hubungan di antara dua Wajib Pajak atau lebih yang disebutterakhir."

Sehingga berdasarkan UU PPh diatas, dapat disimpulkan bahwa TMMIN dan ADMmempunyai hubungan istimewa karena berhubungan secara langsung dan tidaklangsung melalui kesamaan pemegang saham atas keduanya.

bahwa Majelis memberikan kesempatan kepada Pemohon Banding dan Terbandinguntuk melakukan Uji Kebenaran Bukti Materiil Data;

bahwa berdasarkan Uji Kebenaran Bukti Materiil Data yang dilakukan PemohonBanding dan Terbanding adalah sebagai berikut;

bahwa bukti yang disampaikan Pemohon Banding dalam uji kebenaran bukti materiadalah sebagai berikut :- Rekonsilasi berdasarkan konfirmasi PWC;- Surat konfirmasi PWC;- Rekonsilasi berdasarkan audit report (sebelum konfirmasi PWC) yang

menunjukkan adanya double payment;- Rekap perhitungan versi Pemohon Banding;

bahwa atas bukti yang disampaikan Pemohon Banding, Terbanding menyatakan hal-hal sebagai berikut :

bahwa rincian perhitungan koreksi Terbanding terdapat pada laporan penelitiankeberatan halaman enambelas (SUB pada halaman enam dan tujuh);

bahwa atas uji bukti hari ini, Terbanding masih memerlukan data berupa :1. Laporan Arus Kas Audit yang terperinci (rincian laporan arus kas);2. Rincian pembelian bahan / barang dagangan, sebesar yang tercantum di SPT

Pajak Penghasilan Badan yaitu Rp 18.200.882.718.310,00;

bahwa atas pendapat Terbanding, Pemohon Banding menyatakan hal-hal sebagaiberikut :- Rincian perhitungan Pemohon Banding sesuai dengan rekonsilasi yang

berdasarkan konfirmasi dari PWC, dimana masih terdapat perbedaan Rp2.338.763,00;

- Pemohon Banding sudah mempersiapkan bukti pembayaran dari rekening Korandan dokumen invoice atau voucher pembelian ADM untuk membuktikan angka

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 64: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

pembelian ADM dan pembayaran ADM;

bahwa dalam uji bukti selanjutnya Pemohon Banding menyampaikan Rekapperhitungan versi Pemohon Banding;

bahwa atas bukti yang disampaikan Pemohon Banding, Terbanding menyatakan hal-hal sebagai berikut :

1. Berdasarkan pernyataan akuntan public yang ditandatangani oleh Dwi WahyuDaryoto, Ak., BAP. tertanggal 22 Mei 2006 dapat diketahui bahwa :- Auditor telah melakukan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap bukti-

bukti pendukung dan catatan-catatan atas laporan keuangan, dan hasilauditnya menyatakan bahwa auditor telah mempunyai dasar yang memadaiuntuk memberikan opini;

- Auditor telah menyatakan fairly sehingga bebas dari kesalahan (hasilauditnya);

2. Surat dari KAP Haryanto Sahari & Rekan tertanggal 16 September 2009 adalahsurat yang tidak benar (menurut Terbanding) karena dibuat setelah sidangpengadilan pajak dimulai yaitu tanggal 24 Agustus 2009 (waktu pemeriksaan danproses keberatan, serta disurat banding, surat KAP tersebut tidak ada);

3. Data yang Terbanding minta pada uji bukti tanggal 7 Januari 2010, tidakdiserahkan oleh Pemohon Banding pada uji bukti hari ini;

4. Kesimpulan Terbanding berdasarkan uraian Terbanding di atas adalah tetapmempertahankan seluruh koreksi;

bahwa atas pendapat Terbanding, Pemohon Banding menyampaikan hal-hal sebagaiberikut :

bahwa pada persidangan tanggal 11 Januari 2010, Majelis Hakim telah menyetujuiuntuk membahas hal yang disengketakan dan dokumen yang ada pada PemohonBanding. Oleh sebab itu, berdasarkan data Pemohon Banding, Pemohon Bandingtelah membandingkan sebagai berikut :- Saldo akhir Maret 2006 Rp

177.897.000.000,00- Pembayaran ke ADM Rp 5.874.651.258.691,00- Total Rp 6.052.548.258.691,00- Dikurangi saldo awal 1 April 2005 Rp 177.657.859.479,00- Penambahan hutang pada ADM menurut Pemeriksa Rp 5.874.890.258.691,00- Penambahan hutang pada ADM menurut WP Rp 5.915.640.009.946,00- Koreksi pembelian Rp 40.749.751.255,00

Menurut Pemohon Banding :- Saldo akhir Maret 2006 sebesar Rp 177.897.000.000,00 merupakan angka

pembulatan dari audit report;- Saldo awal April 2005 sebesar Rp 177.658.000.000,00 merupakan angka

pembulatan dari audit report;- Terbanding tidak memperhitungkan saldo awal dan saldo akhir dalam rekonsilasi

tersebut untuk menentukan hutang pada ADM;- Selanjutnya, penambahan hutang pada ADM menurut Pemeriksa sebesar

Rp 5.915.640.009.946,00 merupakan penambahan utang berdasarkan angkahome statement (unaudited) yang mana belum memperhitungkan subsequentevent seprti di audit report sebesar Rp 5.874.890.258.691,00. Oleh karena itu,berdasarkan audit report Saldo akhir 31 Maret 2006 sebesar Rp177.657.859.479,00

- Pembayaran ke ADM sebesar Rp 5.957.853.656.765,00- Total sebesar Rp 6.135.746.589.840,00- Dikurangi saldo awal 1 April 2005 Rp 177.657.859.479,00- Penambahan hutang pada ADM Rp 5.958.088.730.361,00- Penambahan hutang per audit Rp 5.958.086.391.598,00- Selisih Rp 2.338.763,00

bahwa berdasarkan angka tersebut (Rp 5.958.086.391.598,00 per audit report)sudah memperhitungkan subsequent event yang mana pemebelian ADMmengeluarkan sebagian pembelian di bulan April 2005 karena merupakan pembelian

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 65: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

di bulan Maret 2005 yang masuk tahun buku sebelumnya. Dari subsequent eventtersebut didapat angka saldo awal April 2005 sebesar Rp 177.657.859.479,00;

bahwa selanjutnya angka pembelian itu (Rp 5.958.086.391.598,00 per audit) jugatelah memasukkan angka subsequent event yaitu pembelian di bulan April 2006 yangseharusnya masuk dalam pembelian Maret 2006, dan dari subsequent event tersebutdidapat saldo akhir sebesar Rp 177.892.933.075,00;

bahwa pada tanggal 16 September 2009, PWC telah merevisi pembelian audit reportdari jumlah Rp 5.958.086.391.598,00 menjadi Rp 5.874.886.332.287,00. Di dalamsurat tersebut terjadi pembayaran dua kali sebesar Rp 83.202.398.074,00 yangakhirnya saldo pembayaran ke ADM seharusnya menjadi :

Revisi dari PWC,- saldo akhir 31 Maret 2006 sebesar Rp 177.892.933.075,00- Pembayaran ke ADM Rp 5.874.651.258.691,00- Total Rp 6.052.544.191.766,00- Dikurangi saldo awal 1 April 2005 Rp 177.657.859.479,00- Penambahan hutang pada ADM menurut Pemeriksa Rp 5.874.886.332.287,00- Penambahan hutang pada ADM menurut WP Rp 5.874.883.993.524,00- Selisih Rp 2.338.763,00

bahwa oleh karena itu pemeriksa salah dalam melakukan koreksi sebesarRp 40.479.751.255,00 karena pembelian dari ADM adalah angka unaudit dan tidakmemperhitungkan subsequent event yang terjadi;bahwa berdasarkan pemeriksaan atas bukti-bukti, penjelasan Pemohon Banding danTerbanding yang terungkap dalam persidangan, hasil uji bukti serta penelitianterhadap berkas banding, maka Majelis menyatakan hal-hal sebagai berikut :

§ Bahwa berdasarkan pernyataan Kantor Akuntant Publik Haryanto Sahari & Rekanpada Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Maret 2006 dan 2005,yang ditandatangani oleh Dwi Wahyu Daryoto, Ak, BAP. tertanggal 22 Mei 2006dapat diketahui bahwa:- Auditor telah melakukan Pemeriksaan secara menyeluruh terhadap bukti-bukti

pendukung dan catatan-catatan atas Laporan Keuangan, dan hasil auditnyamenyatakan bahwa auditor telah mempunyai dasar yang memadai untukmemberikan opini ;

- Auditor telah menyatakan fairly sehingga bebas dari kesalahan;

§ Bahwa Surat dari KAP Haryanto Sahari & Rekan tertanggal 16 September 2009tidak dapat dipertimbangkan karena :- Dibuat setelah sidang Pengadilan Pajak dimulai, yaitu tanggal 24 Agustus

2009;- Waktu proses Pemeriksaan dan proses keberatan serta di Surat Banding,

Surat dari KAP Haryanto Sahari & Rekan tertanggal 16 September 2009tersebut tidak ada;

bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Majelis berkesimpulan tidak terdapatcukup bukti untuk mengabulkan permohonan banding Pemohon Banding ataskoreksi pembelian sebesar Rp.40.749.751.273,00, sehingga koreksi tetapdipertahankan;

Menimbang

bahwa oleh karena itu kesimpulan hasil pemeriksaan Majelis atas jebis-jenis sengketa terbuktiadalah sebagai berikut :

Tabel pemilahan nilai sengketa objek pajak(dalam Rp)

No. Jenis sengketa atasObjek Pajak terbukti

Total nilai sengketaterbukti

Dibatalkan/ditambaholeh Majelis

Dipertahankanoleh Majelis

1 2 3 4 5 (3-4)a.b.

Penjualan Ekspor KijangInnova

2.678.124.10431.845.539.496

2.562.694.8257.538.464.517

115.429.27924.307.074.979

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 66: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

c. Penjualan Ekspor AvanzaPembelian Impor

40.749.751.255 0 40.749.751.255

Total Nilai Sengketa terbukti 75.273.414.855 10.101.159.342 65.172.255.513

Menimbang

bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai Tarif;

Menimbang

bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai Kredit Pajak;

Menimbang

bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai SanksiAdministrasi, kecuali bahwa besarnya sanksi administrasi tergantung pada penyelesaiansengketa lainnya;

bahwa dari uraian hasil pembahasan pokok sengketa pajak di atas dan berdasarkanhasil pemeriksaan terhadap bukti-bukti dan dokumen pendukung serta penjelasandalam persidangan dari para pihak yang bersengketa, maka Majelis berkesimpulanterdapat cukup bukti dan alasan yang meyakinkan Majelis untuk mengabulkansebagian permohonan banding Pemohon Banding, sehingga Penghasilan NetoPajak Penghasilan Badan Tahun Pajak 2005 (1 April 2005 s.d. 31 Maret 2006)dihitung kembali menjadi sebagai berikut:

Penghasilan Neto Menurut Terbanding Rp.344.366.089.320,00Koreksi yang tidak dapat dipertahankan Rp. 10.101.159.342,00Penghasilan Neto Menurut Majelis Rp.334.264.929.978,00

Memperhatikan

Surat Banding, Surat Uraian Banding, Surat Bantahan, hasil pemeriksaan danpembuktian dalam persidangan;

Mengingat

1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak,

2. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata CaraPerpajakan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor16 Tahun 2000,

3. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimanatelah diubah dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000;

Memutuskan

Mengabulkan sebagian permohonan banding Pemohon Banding terhadapkeputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-456/WPJ.19/BD.05/2008, tanggal21 Oktober 2008, mengenai keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Lebih BayarPajak Penghasilan Badan Tahun Pajak 2005 Nomor : 00060/406/05/092/07 tanggal11 Oktober 2007, atas nama :PT. TMMI, sehingga perhitungan Pajak Penghasilan Badan Tahun 2005 menjadisebagai berikut;

PENG

ADIL

ANPA

JAK

Page 67: PAJAK PENGADILAN - setpp.kemenkeu.go.id

No. Uraian Jumlah (Rp) 1 Penghasilan Neto 334.264.929.978,00 2 Kompensasi Kerugian - 3 Penghasilan Kena Pajak 334.264.929.978,00 4 Pajak Terutang 100.261.978.700,00 5 Kredit Pajak 197.353.742.462,00 6 Pajak yang kurang/(lebih) dibayar (97.091.763.762,00)

Demikian diputus di Jakarta pada hari Senin tanggal 1 Pebruari 2010 berdasarkanmusyawarah Majelis X Pengadilan Pajak yang ditunjuk dengan Surat PenetapanKetua Pengadilan Pajak Nomor: Pen.05824A/PP/PM/VIII/2009 tanggal 20 Agustus2009 dengan susunan Majelis Hakim dan Panitera Pengganti sebagai berikut:

Drs. Hari Utomo, Ak., MM sebagai Hakim Ketua,Drs. Muharsono sebagai Hakim Anggota,Drs. Seno S.B. Hendra, MM sebagai Hakim Anggota,Rosmawati, SH, MM sebagai Panitera Pengganti,

Putusan Nomor : Put.54374/PP/M.XA/15/2014 diucapkan dalam sidang terbukauntuk umum pada hari Senin tanggal 18 Agustus 2014 oleh Hakim Ketuaberdasarkan Surat Penetapan Ketua Pengadilan Pajak Nomor :Pen.05824A/PP/PM/VIII/2009 tanggal20 Agustus 2009 jis. Keputusan Ketua Pengadilan Pajak Nomor: KEP-008/PP/2012tanggal 4 Juli 2012, Keputusan Ketua Pengadilan Pajak Nomor : KEP-012/PP/2013tanggal 24 Desember 2013, dengan susunan Majelis Hakim dan Panitera Penggantisebagai berikut :

Drs. Sukma Alam, Ak., M.Sc. sebagai Hakim Ketua,Drs. Krosbin Siahaan, M.Sc. sebagai Hakim Anggota,Naseri, S.E., M.Si. sebagai Hakim Anggota,Antiek Trikoryani, S.H., M.M. sebagai Panitera Pengganti,

dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota, Panitera Pengganti dan dihadiri olehPemohon Banding, namun tidak dihadiri oleh Terbanding.

PENG

ADIL

ANPA

JAK