33
BAB III Pancasila dalam kontek sejarah perjuangan bangsa indonesia Pancasila merupakan dasar republik indonesia sebelum d sahkan pada tanggal 18 agustus 1945 oleh PPKI,nila-nilai telah pada bangsa indonesia mendirikan negara,yang berupa nilai-nilai religius.pancasila berupa nilai-nila tersebut tidak lain adalah dari bangsa indonesia sendiri,sehingga bangsa indonesia sebagai kausa materialis pancasila.proses perumusuan materi pancasila secara formal tersebut dilakukan dalam sidang BPUPKI pertama, sidang panitia “9”,sidang BPUPKI kedua,serta akhirnya disyahkan secara yuridis sebagai dasar filsafat negara republik indonesia. Berdasarkan kenyataan tersebut maka untuk memahami pancasila secara lengkap dan utuh terutama dalam kaitannya dengan jati diri bangsa indonesia,mutak diperlukan pemahaman sejarah perjuangan bngsa indonesia untuk membentuk suatu negara yang berdasarkan suatu asas hidup bersama demi kesejahtaraan hidup bersama,yaitu negara yang berdasarkan pancasila.selain itu secara epistemologis sekaligus sebagai pertanggung jawaban ilmiah,bahwa pancasila selain sebagai dasar negara indonesia juga sebagai pandangan hidup bangsa,jiwa dan kepribadian bangsa indonesia pada waktu mendirikan negara. Nilai-nilai essensial yang terkandung dalam pancasila yaitu: ketuhanan , kemanusian ,persatuan ,kerakyatan serta keadilan ,secara objektif telah dimiliki oleh bangsa indonesia sejak jaman dahulu kala sebelum mendirikan negara.proses terbentuknya negara dan bangsa indonesia melalui suatu proses sejarah yang cukup pajang yaitu sejak jaman batu kemudian timbul

Pancasila Dalam Kontek Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pancasila Dalam Kontek Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

BAB III

Pancasila dalam kontek sejarah perjuangan bangsa indonesia

Pancasila merupakan dasar republik indonesia sebelum d sahkan pada tanggal

18 agustus 1945 oleh PPKI,nila-nilai telah pada bangsa indonesia mendirikan

negara,yang berupa nilai-nilai religius.pancasila berupa nilai-nila tersebut tidak lain

adalah dari bangsa indonesia sendiri,sehingga bangsa indonesia sebagai kausa

materialis pancasila.proses perumusuan materi pancasila secara formal tersebut

dilakukan dalam sidang BPUPKI pertama, sidang panitia “9”,sidang BPUPKI kedua,serta

akhirnya disyahkan secara yuridis sebagai dasar filsafat negara republik indonesia.

Berdasarkan kenyataan tersebut maka untuk memahami pancasila secara

lengkap dan utuh terutama dalam kaitannya dengan jati diri bangsa indonesia,mutak

diperlukan pemahaman sejarah perjuangan bngsa indonesia untuk membentuk suatu

negara yang berdasarkan suatu asas hidup bersama demi kesejahtaraan hidup

bersama,yaitu negara yang berdasarkan pancasila.selain itu secara epistemologis

sekaligus sebagai pertanggung jawaban ilmiah,bahwa pancasila selain sebagai dasar

negara indonesia juga sebagai pandangan hidup bangsa,jiwa dan kepribadian bangsa

indonesia pada waktu mendirikan negara.

Nilai-nilai essensial yang terkandung dalam pancasila yaitu: ketuhanan ,

kemanusian ,persatuan ,kerakyatan serta keadilan ,secara objektif telah dimiliki oleh

bangsa indonesia sejak jaman dahulu kala sebelum mendirikan negara.proses

terbentuknya negara dan bangsa indonesia melalui suatu proses sejarah yang cukup

pajang yaitu sejak jaman batu kemudian timbul kerajaan-kerajaan pada abad ke IV,ke V

kemudian dasar-dasar kebangsaan indonesia telah mulai nampak pada abad ke VII,

yaitu ketika timbulnya kerajaan sriwijaya di bawah bangsa Syailendra di palembang,

kemudian kerajan Airlangga dan majapahit jawa timur serta kerajaan lainnya.

Dasar-dasar pembentukan Nasionalisme modern dirintis oleh para pejuang

kemerdekaan bangsa, antara lain rintisan yang di lakukan oleh para tokoh pejuang

kenagkitan nasional pada tahun 1908, kemudian dicetuskan pada sumpah pemuda pada

tahun 1928.Akhirnya titik kulminasi sejarah perjuangan bangsa indonesia dalam

mendirikan negara tercapainya dengan diproklamasikannya bangsa indonesia pada

tanggal 17 Agustus 1945.

Page 2: Pancasila Dalam Kontek Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

Zaman kerajaan kutai

Pada tahun 400 M,dengan ditemukan prasasti yang berupa 7 yupa (tiang

batu).berdasarkan prasasti dapat diketahui bahwa Raja Maulawarman keturuan dari raja

Aswarman keturunan dari kudungga. Raja maulawarman menurut prasasti tersebut

mengadakan kenduri dan memberikan sedekah kepada Brahmana, dan brahmana

membangun yupa itu sebagai tanda terimakasih raja dermawan .

Bentuk kerajaan agama sebagai tali pengikat kewibawaan raja tampak dalam

kerajaan-kerajaan yang muncul kemudian di jawa dan sumetra.dalam zaman kuno (400

– 1500) terdapat dua kerajaan yang brhasil mencapai integritas dengan wilayah yang

meliputi hampir separuhnya indonesia dan seluruh wilayah indonesia sekarang yaitu

kerajaan sriwijaya disumatra dan majapahit yang berpusat di jawa.

Zaman sriwijaya

Menurut M.yamin bahwa berdirinya negara bangsa indonesia tidak dapat

dipisahkan dengan kerajaan-kerajaan lama yang merupakan warisan nenek moyang

bangsa indonesia.bangsa indonesia terbentuk tiga tahap yaitu:

1).zaman sriwijaya di bawah bangsa syailendra (600 – 1400) yang bercirikan

kedaulatan.

2).zaman majapahit (600 – 1400 ) yang bercirikan keprabaun(kerajaan).

3).kebangasaan modern yaitu negara indonesia merdeka(proklamasi 17 agustus

1945).

Agama dan kebudayaan dikembangkan dengan mendirikan suatu universitas

agama budha ,yang sangat terkenal di negara lain di asia.banyak musyafir dari negara

lain misalnya dari cina belajar terlebih dahulu universitas tersebut terutama tentang

agama budha dan bahasa sansekerta sebelum melanjutkan studiny ke india.malahan

banyak guru - guru besar tamu dari india yang mengajar di sriwijaya misalnya

Dharmakitri.cita-cita tentang kesejahteraan bersama dalam suatu negara telah

tercerminkan pada kerajaan sriwijaya tersebut yaitu berbunyi ‘marvuat vanua criwijaya

siddhayatra subhiksa’ (suatu cita-cita negara yang adil dan makmur).

Page 3: Pancasila Dalam Kontek Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

Kebangkitan Nasional

Pada abad XX di panggung politik internasional terjadilah pergolakan kebangkitan

Dunia timur dengan suatu kesadaran akan kekuatannya sendiri.Republik philipina

(1898),yang dipelopori joez Rizal,kemenangan jepang atas rusia di tsunia

(1905),gerakan sun yat sen dengan republik cinanya(1911).

Budi Utomo yang didirikan pada tanggal 20 mei 1908 inilah yang merupakan

pelopor pergerakan nasional,sehingga segera setelah itu muncul organisasi-organisasi

pergerakan lainny : sarekat dagang islam (SDI)(1909),yang kemudian dengan cepat

mengubah bentukny menjadi gerakan politik mengganti namany menjadi sarekat

islam(SI) tahun(1911) di bawah H.O.S. cokroaminoto.

Muculah Indische Parrtij(1913), yang dipimpin oleh tiga serangkai yaitu: Douwes

Dekker, Ciptomangunkusumo, suwardi suryaningrat (Ki Hajar Dewantara).dalam situasi

yang menggoncang itulah muncul Partai Nasional(PNI) yang di pelopori oleh soekarno,

ciptomangunkusumo, sartono, dan toko lainny.perjuangan titikberatkan pada kesatuan

nasional dengan tujuan yang jelas yaitu indonesia merdeka.tokoh-tokoh antarlain:

M.yamin, Wongsonegoro, Kuncoro purbonoto.perjungan rintisan nasional kemudian

diikutin dengan sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 1928, yang isinya satu bahasa, satu

bangsa dan satu tanah air.lagu indonesia saat ini sebagai pengerak kebangkitan

kesadaran berbangsa.

Zaman jepang

Jepang masuk ke indonesia dengan propaganda "Jepang pemimpin Asia,Jepang

saudara tua indonesia”.Akan tetapi dalam perang melawan sekutu barat yaitu(Amerikat,

Inggris, Rusia, Perancis, Belanda dan negara-negara sekutu lainnya).supaya mendapat

dukungan dari bangsa indonesia, pemerintahan Jepang menjajikan indonesia merdeka

kelak kemudian hari.

Pada tanggal 29 april 1945 bersamaan dengan hari ulang tahun kaisar jepang

beliu memberikan hadiah ‘ulang tahun’ kepada bangsa indonesia yaitu janji kedua

pemerintahan jepang berupa ‘kemerdekaan tanpa syarat’.janji itu disampaikan bangsa

indonesia seminggu sebelum jepang menyerah, dengan Maklumat Gunseikan

(pembesar tinggi sipil dan militer jepang di seluruh jawa dan madura).

Untuk mendapatkan simpati dan dukungan dari bangsa indonesia sebagai

Realisasi janji tersebut maka di bentuklah suatu badan yang bertugas untuk menyelediki

usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau dokur itu zyunbi tioosakai .

sususan Badan penyilidik adlah sebagai berikut :

Ketua (kaicoo) : Dr.K.R.T Radjiman Wediodimimgrat

Page 4: Pancasila Dalam Kontek Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

Ketu Muda : Itibanse (seorang anggota dari luar)

Ketua Muda : R.P.Soeraso(merangkap kepala)

Sidang BPUPKI pertama

Sidang pertama kali di laksanakan selama 4 hari berturut-berturut yang tampil

untuk berpidato menyampaikan usulan adalah sebagai berikut :

1) M.yamin pada tanggal 29 mei 1945, adapun M.yamin rumusuan ny adlah :

1).perikebangsaan, 2).perikemanusiaan, 3).periketuhanan, 4).

Perikerakyataan, 5).kesejahteraan Rakyat.

2) Prof.soepomo tanggal 31 mei 1945

3) Ir.soekarno , adapun Ir.soekarno rumusanny adalah : 1).Nasionalisme,

2).internasionalisme, 3).Mufakat(demokrasi), 4).kesahterahan sosial,

5).ketuhanan yang maha esa

Lima perinsip sebagai dasar negara tersebut kemudian oleh soekarno di usulkan

menjadi nama “pancasia”. Soekarno juga mengusulkan pancasila sebagai dasar filsafat

negara dan pandangan hidup bangsa indonesia atau ‘philosophische grondslag’ juga

pandangan dunia yang setingkat dengan aliran-aliran besar dunia atau sebagai ‘weltan

scahuung’ dan dasar itulah kita dirikan negara bangsa indonesia.

Sidang BPUPKI Kedua

Sidang BPUPKI kedua di laksanakan pada tangal 10 – 16 Juli 1945,ketua

penambahan 6 anggota baru badan penyidik yaitu :

1). Abdul fatah

2). Asikin natanegara,

3). Soerjo Hamidjojo,

4). Muhammad Noor,

5). Abdul Kaffar

Mereka membentuk panitia kecil yang terdiri atas 9 orang dan populer disebut “panitia

sembilan” yang anggotanya adlah : 1). IR.soekarno, 2).Wachim Hasim, 3).M.Yamin,

4).Maramis, 5).Drs.Moh.Hatta, 6).Soebardjo, 7).Kyai abdul Kahar Moezakir,

8).Abikoesno Tjokrosoejoso, 9).Haji Agus salim

Page 5: Pancasila Dalam Kontek Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

Proklamasi Kemerdekaan dan sidang PPKI

Tanggal 17 agustus 1945(Kan Poo No.72/2605 k.11) pada pertengahan agustus

1945 di bentu panitia persiapan kemerdekaan indonesia.pada tanggal 8 agustus 1945

Ir.soekarno, Drs.Moh.Hatta , dan Dr.Radjidman di berangkatkan kesaigonpanggilan

jendral Terauchi.menurut soekarno, jenderal Terauchi pada tanggal 9 agustus

memberikan kepadanya 3 cap yaitu:

1).soekarno di angkat menjadi Ketua panitia persiapan kemerdekaan,

Moh.Hatta sebagai wakil ketua, Radjiman sebagai anggota.

2).Panitia persiapan boleh mulai bekerja pada tanggal 9 agustus itu.

3).Cepat atau tidaknya pekerjaan Panitia diserahkan sepenuhnya kepada panitia.

Panitia persiapan kemerdekaan terdiri atas 2 orang,termasuk ketua dan wakil ketua.pada

tanggal 14 agustus 1945 Ir.soekarno mengumumkan orang banyak d kemayoran bahwa

bangsa indonesia akan merdeka sebelum jagung berbunga(secepat mungkin).panitia

persiapan kemerdekaan itu berubah menjadi badan pendahuluan komite

Nasional.berdasarkan fakta sejarah tersebut ternyata bahwa panitia persiapan

kemerdekaan indonesia yg semula adalah merupakan badan bentukan pemerintahan

jepang, kemudian jepang jatuh dan kemudian di tambah anggota baru atas tanggungan

sendiri maka berubahan sifatny dari badan jepang menjadi badan nasional sebagai

badan pendahuluan bagi komite nasional.adapun 6 anggota tambahan baru tersebut

adalah : 1).Wiranatakusuma, 2).Ki Hajar Dewantara, 3).Kasman singodimejo, 4).Sajuti

Melik, 5).Iwa Kusuma Sumantri, dan ,6).Achmad soebardjo.

Sidang PPKI

Sidang PPKI di laksanakan setelah keesoakanny hari pada tanggal 18 agustus 1945.

Sidang pertama(I)

di hadiri 27 orang dan menghasilkan keputusan sebagai brikut:

a).mengesahkan undang-undang dasar 1945 meliputi :

1).setelah melakukan beberapa perubahan pada piagam jakarta yang

kemudian berfungsi sebagai pembukaan undang-undang dasar 1945.

2).menetapkan rancangan Hukum dasar yang telah di terima dari badan

penyelidikan pada tanggal 17 juli 1945, setelah mengalami berbagai

perubahan karena berkaitan dengan perubahan piagam jakarta, kemudian

berfungsi sebagai undang-undang dasar 1945.

b).Memilih presiden dan Wakil presiden yang pertama.

c).Menetapkan berdirinya badan komite Nasional Indonesia pusat sabagai

badan musyawarah darurat.

Page 6: Pancasila Dalam Kontek Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

Sidang PPKI kedeua(II)

D laksanakan pada tanggal 19 agustus 1945

Sidang kedua menentukan ketetapan berikut :

1).tentang daerah Propinsi, dengan pembagian sebagai berikut:

a).jawa barat, e).borneo,

b).jawa tengah, f).maluku,

c).jawa timur, g).sulawesi,

d).Sumatra, h).sunda kecil

hasil sidang yg ketiga dalam sidang tersebut adala dibentuknya kementrian,atau Departemen.

Sidang PPKI ketiga (III)

Dilaksanakan tanggal 20 agustus 1945.

Sidang ketiga pembahasan pembentukan ‘Badan Keamanan Rakyat’(BKR).

Sidang PPKI keempat (IV)

Membahas tentang Komite Nasional Partai Nasional indonesia.

Pembentukan Negara Republik Indonesia(RIS)

Konfresi meja bundar(KMB) maka di tanda tangani suatu persetujuan (mantelresolusi) oleh Ratu Belanda Yuliana dan Wakil pemerintahan RI di kota Den Haag pada tanggal 27 Desember 1949 hasil persetujuan hasil konfresi meja buntar adalah:

1).Konstitusi RIS menentukan bentuk negara serikat(federasi) Yaitu 16 Negara bagian(pasal 1 dan 2).

2).Konstitusi RIS menentukan sifat pemerintahan berdasarkan asas demokrasi liberal dimana menteri-menteri bertanggung jawab atas seluruh kebijakan pemerintah kepada parlemen(Pasal 118ayat 2).

3).Mukadimah konstitusi RIS telah menghapus sama sekali jiwa dan semangat maupun isi pembukaan UUD’45, proklamasi Kemerdekaan sebagai naskah proklamasi yang terinci.

Persetujuan tanggal 27 desember 1945 tersebut bukanny penyerahan kedaulatan melainkan ‘pemulihan kedaulatan’ atau ‘pengakuan kedaulatan’.

Page 7: Pancasila Dalam Kontek Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1950

Berdirinya negara RIS dalam sejarah ketatanegaran Indonesia adlah sebagai suatu titik secara politis untuk tetap konsisten terhadap deklarasi proklamasi yang terkandung dalam pembukaan UUD’45 yaitu persatuan dan kesatuan sebagaimana termuat dalam alinea IV, bahwa pemerintahan Negara....’ yang melindungi segenap bangsa indonesia dan selurah tumpah darah negara indonesia .........’ yang berdasarkan UUD’45 dan Pancasila.negara bagian dalam RIS tinggal 3 buah negara bagian saja yaitu:

1).Negara bagian RI Proklamasi

2).Negara bagian Indonesia timur (NIT)

3).Negara Sumatera Timur(NST)

Berdasarka persetujuan RIS dengan negara RI tanggal 19 mei 1950, maka seluruh negara bersatu dalam kesatuan, dengan konstitusi sementara yang berlaku sejak 17 agustus 1950.

Walaupun UUDS 1950 merupakan tongak proklamasi, Pancasila dan UUD’45, namun kenyataan masih berorientasi kepada pemerintahan yang berasas demokrasi liberal sehingga isi maupun jiwanya merupakan penyimpangan terhadap Pancasila.hal ini di sebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :

1).sistem multi partai dan kabinet parlementer berakibat silih bergantinyakabinet yang rata-rata hanya berumur 6 atau 8 bulan.ini berakibat tidak mampu menyalurkan dinamika masyarakat ke arah pembangunan, bahkan menimbulkan pertentangan – pertentangan, gangguan-gangguan keamanan serta penyelewengan dalam masyarakat.

2).secara ideologi Mukadimah Konstitusi Sementara 1950, tidak berhasil mendekati perumusuan otentik Pembukaan UUD’45, yang dikenal sebagai Declaration of independence bangsa indonesia.demikian pula perumusan pancasila dasar negara juga terjadi penyimpangan.Namun bagaimanapun juga UUDS 1950, adalah merupakan suatu strategi ke arah negara Ri yang berdasarkan pancasila dan UUD’45 dari negara Republik indonesia Serikat.

Page 8: Pancasila Dalam Kontek Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

Dekrit presiden 5 juli 1945

Pemilu tahun 1955 tidak dapat memenuhi harapan dan keinginan masyarakat, bahkan mengakibatkan ketidakstabilan pada bidang politik, ekonomi, sosial, maupun hankam.keadaan seperti itu disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :

a).Makin berkuasanya modal – modal raksasa terhadap perekonomian Indonesia.

b).Akibat silih bergantinya kabinet, maka Pemerintahan tidak mampu menyalurkan dinamiaka masyarakat kearah pembangunan terutama pembangunan ekonomi.

c).Sistem liberal yang berdasarkan UUDS 1950 mengakibatkan kabinet jatuh bangun, sehingga pemerintahan tidak stabil.

d).pemilu 1955 ternyata tidak mampu mencerminkan dalam DPR suatu perimbangan kekuasaan politik yang sebenarnya hidup dalam masyarakat.

Atas dasar inilah maka presiden akhirnya mengeluarkan Dekrit atau pernyataan pada tanggal 5 juli 1955,yang isinya :

1).Membubarkan konstituante

2).Menetapkan berlakunya kembali UUD’45 tidak berlakunya kembali UUDS 1950.

3).Dibentuknya MPRS dan DPAS dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Dekrit : suatu putusan dari organ tertinggi(kepala negara atau orang lain) yang merupakan penjelmaan kehendak yang sifatnya sepihak.landasan dekrit adlah : hukum darurat yang dibedakan atas dua macam yaitu:

1).hukum tatanegara darurat subjektif :

suatu keadaan hukum yang memberi wewenang kepada organ tertinggi untuk bila perlu untuk mengambil tindakan-tindakan hukum bahkan kalau perlu melanggar undang-undang hak-hak asasi rakyat, bahkan kalau perlu Undang-undang dasar.

2).Hukum tatanegara Darurat Objektif :

Suatu keadaan hukum yang memberikan wewenang kepada organ tertingggi negara untuk mengambil tindakan – tindakan hukum, namun tetap berlandasakan pada konstitusi yang berlaku, contoh adalah SP 11 maret 1966.

Ideologi pancasila saat itu dirancang oleh PKI, yaitu digantinya dengan ideologi Manipol Usdek serta konsep nasakom.peristiwa yang dicoba oleh komunis untuk mengganti ideologi pancasila.peristiwa – peristiwa itu antara lain dibangkitkannya bangsa indonesia untuk berkonfrontasi dengan malaysia, peristiwa Kanigoro,Boyolali, bandar betsy dan sebagainya. puncak peristiwa yaitu meletusnya pemberontakan Gestapu PKI atau dikenal dengan G 30S PKI pada tanggal 30 september 1965 untuk merebut kekuasaan yang sah negara RI yang diproklamasikan tanggal 17 agustus 1945, disertai pembunuhan yang keji dari para jendral yang tidak berdosa.atas peristiwa tersebut maka tanggal 1 oktober 1965 diperingati bangsa indonesia sebagai ‘Hari Kesaktian Pancasila’.

Page 9: Pancasila Dalam Kontek Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

Masa orde baru

Meletusnya gerakan 30S PKI dalam sejarah indonesia disebut sebagai ‘ orde lama’ . setelah meletusnya G 30S PKI sampai saat ini disebut sebagai ‘orde baru’.gelombang aksi rakyat muncul di mana – mana dengan tuntutan yang terkenal “TRITURA”(tiga tuntutan Hati nurani rakyat). Adpun isi TRITURA tersebut adalah sebagai berikut:

1).Pembubaran PKI dan ormas – ormasnya,

2).Pembersihan Kabinet dari unsur – unsur G 30S PKI,

3).Penurunan Harga

Orde lama tidak lagi mampu menguasai pimpinan negara, maka presidan/panglima tertinggi memberikan kekuasaan penuh kepada panglima angkatan darat Letnan suharto, yaitu dalam bentuk (supersemar) “surat perintah 11 maret 1966”.tugas pemegang super semar cukup berat, yaitu memulihkan keamanan dengan menindak pengacau keamanan yang dilakukan oleh PKI beserta Ormas – ormasny, membubarkan PKI dan ormas – ormasnya serta mengamankan 15 menteri yang memiliki indikasi terlibat G 30S PKI dan lain – lainya.

Sidang MPRS IV/1966, menerima dan memperkuat Super Semar dengan dituangkan dalam Tap no.IX/MPRS/1966.pemerintahan orde baru kemudian melaksanakan pemilu pada tahun 1973 dan terbentuk nya MPR tahun 1973.adapun misi yang harus diemban berdasarkan Tap no.X/MPR/1973 meliputi :

1).melanjutkan pembangunan lima tahun dan menyusul serta melaksanakan rencana lima tahunII dalam rangka GBHN.

2).membina kehidupan masyarkat agar sesuai dengan demokrasi pancasila,

3).melaksanakan politik luar negeri yang bebas dan aktif dengan orentasi pada kepentingan nasional.

Demikian orde baru berangsur – angsur melaksanakan program – program dalam upaya untuk merelasikan pembangunan nasional sebagai perwujudan pelaksanan pancasila dan UUD’45 secara murni dan konsekuen.

Page 10: Pancasila Dalam Kontek Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

BAB IV

Pancasila sebagai etika politik

A.pengantar Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu nilai

sehingga sumber dari segala penjabaran norma Hukum, norma Moral, maupun norma kenegaraan.dalam filsafat pancasila terkandung di dalam suatu pemikiran – pemikiran yang bersifat kritis, mendasar, rasional, sistematis dan komperhensif(menyeluruh) dan sistem pemikiran ini merupakan suatu nilai.suatu pemikiran filsafat tidak secara langsung menyajikan norma – norma yang merupakan pedoman suatu tindakan atau aspek praksis melainkan suatu nilai – nilai yang bersifat mendasar.

Pancasila memberikan dasar – dasar yang bersifat fundamental dan universal bagi manusia baik dalam hidup bermasyarakat berbangsa dan bernegara.nilai – nilai tersebut akan dijabarkan dalam kehidupan yang bersifat praksis atau kehidupan yang nyata dalam masyarakat, berbangsa, maupun negara maka nilai – nila tersebut akan dijabarkan dalam suatu norma – norma yang jelas sehingga suatu pedoman.norma – norma tersebut meliputi:1).norma moral: yang berkaitan dengan tingkah laku manusia yang dapat diukur dari sudut baik mupun buruk.sopan ataupun tidak sopan, susila atau tidak susila.nilai – nilai pancasila telah terjabarkan dalam norma – norma moralitass atau norma – norma etika sehingga pancasila merupakan sistem etika bermasyarakat,berbangsa dan bernegara.2).norma hukum: suatu sistem peraturan perundang – undangan yang berlaku di indonesia.pacasila berkedudukan sebagai sumber dari segala sumber hukum di negara indonesia.sumber hukum nilai – nila pancasila yang sejak dahulu telah merupakan suatu cita – cita moral yang luhur terwujud dalam kehidupan sehari – hari bangsa indonesia sebelum membentuk negara.

Pancasila pada hakikatnya bukanlah merupakan suatu pedoman yang langsung bersifat normatif ataupun praksis melainkan merupakan suatu sistem nilai – nilai etika yang merupakan sumber norma baik meliputi norma moral maupun norma hukum yang pada giliran harus dijabarkan lebih lanjut dalam norma – norma etika, moral maupun norma hukum dalam kehidupan kenegaraan maupun kebangsaan.

Page 11: Pancasila Dalam Kontek Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

Pengertian etika

Filsafat di bagi menjadi beberapa cabang menurut lingkungan bahasanya masing – masing.cabang – cabang itu di bagi menjadi 2 kelompok bahasa pokok yaitu filsafat teoritis dan filsafat praktis.kelompok pertama mempertanyakan segala sesuatu yang ada, sedangkan kelompok kedua membahas bagaimana manusia bersikap terhadap apa yang ada tersebut.filsafat teoritis mempertanyakan dan berusaha mencari jawabannya tentang segala sesuatu, misalnya hakikat manusia, alam, hakikat realitas sebagai keseluruhan, tentang pengetahuan, tentang apa yang kita ketahui, tentang yang transenden dan lain sebagainya.

Etika termasuk kelompok filsafat praktis dan dibagi menjadi dua kelompok yaitu etika umum dan etika khusus.etika adlah suatu ilmu tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral. Etika umum mempertanyakan prinsip – prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia. Etika khusus membahas prinsip – prinsip itu dalam hubungan dengan berbagai aspek kehidupan manusia. Etika khusus dibagi menjadi etika individual yang membahas tentang kewajiban manusia terhadap manusia lain dalam hidup masyarakat , yang merupakan suatu bagian terbesar dari etika khusus.

Etika bekaitan dengan berbagai masalah nilai karena etika pada pokoknya membicarakan maslah – masalah yang brkaitan dengan predikat nilai “susila” dan “tdaik susila”,”baik” dan “buruk”. Sebenarnya etika lebih banyak bersangkutan dengan prinsip – prinsip dasr pembenaran hubungan dengan tingkah laku manusia(Kattsof, 1986).etika berkaitan dengan dasar – dasar filosofis dalam hubungan dengan tingkah laku manusia.

Page 12: Pancasila Dalam Kontek Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

B.pengertian,nilai, norma dan moral

1.pengertian nilai

Nilai atau “Value”(bahasa inggris)termasuk bidang kajian filsafat.persoalan – persoalan tentang nilai dibahas dan dipelajari salah satu cabang filsafat yaitu filsafat(Axiology, Theory of Value) .filsafat sebagai ilmu tentang nilai – nilai.istilah nilai di dalam bidang filsafat dipakai untuk menunjuk kata benda abstrak yang artinya “keberhargaan”(Worth) atau ‘kebaikan (goodnes), dan kata kerja yang artinya suatu tindakan kejiwaan tertentu dalam menilai atau melakukan penilaian, (Frankena,229).

Dictionary of sosciologi and Related Sciences dikemukakan bahwa nilai adalah kemampuan yang dpercayai yang ada pada suatu benda untuk memuaskan manusia.sifat dari suatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau kelompok,(The believed capacity of any object to statisfy a human desire).

Menilai berarti menimbang, suatu kegiatan manusia untuk menghubungkan sesuatu yang lain, kemudian untuk selanjutnya diambil keputusan.Keputusan itu merupakan keputusan nilai yang dapat menyatakan berguna,atau tidak berguna, benar atu tidak benar, baik atau tidak baik, indah atau tidak indah.keputusan nilai yang dilakukan oleh subjek penilai, yaitu unsur – unsur jasmani, akal, rasa, karsa (kehendak)dan kepercayaan.sesuatu itu dikatakan bernilai apabila sesuatu itu dikatakan bernilai apabila sesuatu itu dikatakan bernilai apabila sesuatu itu berharga, berguna, bener, indah, baik, dan lain sebagainya.

Berbicara tentang nilai berarti berbicara tentang das Sollen, bukan das sein.kita masuk kedunia ideal bukan dunia real.diantara keduanya, antara dunia ideal dan dunia real itu saling berkaitan secara erat.das sollen itu harus menjelma menjadi das Sein, yang ideal harus menjadi real, yang bermakna normatif harus direlasasikan dalam perbuatan sehari – sehari yang merupakan fakta.

2.Hierarkhi nilai

Max Sceler mengemukakan bahwa nilai – nilai yang ada, tidak sama luhurnya dan sama tingginya.menurut tinggi rendahnya, nilai – nilai dapat dikelompokkan dalam 4 tingkatan sebagai berikut :

1).Nilai – nilai kenikmatan: dalam tingkatan ini terdapat deretan nilai – nilai yang mengenakkan dan tidak mengenakkan (die Wertreihe des Angenehmen und Unangehmen), yang menyebabkan orang lain senang atau menderita tidak enak

2).Nilai- nilai kehidupan:dalam tingkatan ini terdapat deretan nilai – nilai yang penting bagi kehidupan (Werte des vitalen Fuhlens) misalnya kesehatan, kesegaran jasmani, kesejahteraan umum.

3).Nilai – nilai kejiwaan: dalam tingkat ini terdapat nilai – nilai kejiwaan(geistieg were) yang sama sekali tidak tergantung dari keadaan jasmani maupun lingkungan.Nilai – nilai

Page 13: Pancasila Dalam Kontek Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

semacam inilah keindahan, kebenaran, dan pengetahuan murni yang dicapai dalam filsafat.

4).Nilai –Nilai kerohanian: dalam tingkatan ini terdapat modalitas nilai dari yang suci dan tidak suci(wermodalitat des heiligen ung unheligen).Nilai – nilai semacam ini terdiri dari nilai – nilai pribadi.

Walter G.Evert menggolongkan Nilai – Nilai manusiawi dalam 8 kelompok yaitu:

1).Nilai ekonomis(ditunjukan oleh harga pasar dan meliputin semua benda yang dapat dibeli).

2).Nilai –nilai kejasmanian (membantu pada kesehatan, efesiensi dan keindahan dari kehidupan badan).

3).Nilai – nilai hiburan (nilai – nilai permainan dan waktu senggang yang dapat menyumbangkan pada pengayaan kehidupan).

4).Nilai – nilai sosial (berasal dari keutuhan kepribadian dan sosial yang di inginkan).

5).Nilai – nilai watak (keselurauhan dari keutuhan kepribadian dan sosial yang diinginkan).

6).Nilai – nilai estetis (nilai – nilai keindahan dalam alam dan karya seni).

7).Nilai – nilai intelektual (nilai – nilai pengetahuan dan pengajaran kebenaran).

8).Nilai – nilai keagamaan

Notonagoro membagi Nilai menjadi 3 yaitu:

1).Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia, atau kebutuhan material ragawi manusia.

2).Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia, atau kebutuhan material ragawi manusia.

3).Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia nilai kerohanian ini dapat dibedakan atas 4 macam:

1).Nilai kebenaran, yang bersumber pada akal (ratio, budi, cipta)

2).Nilai keindahan atau nilai estetis,yang bersumber pada unsur perasaan

(esthetis,gevoel,rasa) manusia.

3).Nilai kebaikan atau nilai moral,yang bersumber pada unsur kehendak(will, Wollen, karsa)Manusia.

4).Nilai Religius, yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak.Nilai religius ini bersumber kepada kepercayaan atau keyakinan manusia.

Page 14: Pancasila Dalam Kontek Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

Cara pengelompokan nilai, seprti yang dilakukan N.Rescher, yaitu pembagian nilai berdasarkan pembawahan nilai (trager), hakikat keuntungan yang diperoleh, dan hubungan antar pendukung nilai dan keuntungan yang diperoleh.pengelompokan nilai menjadi nilai intristik dan ekstrintik, nilai objektif dan nilai subjektif, nilai positif dan nilai negatif(disvalue), dan sebagainya.

Macam – macam nilai diatas, dapat dikemukakan pula bahwa yang mengandung nilai itu bukan hanya sesuatu yang berwujud material saja, akan tetapi juga segala sesuatu yang berwujud non – material atau imaterial.immetarial itu dapat mengandung nilai yang sangat tinggi dan mutlak bagi manusia.Nilai – nilai material relatif lebih mudah diukur, yaitu dengan menggunakan alat indra maupun alat pengukur seperti berat, panjang, luas,dan sebagainya.nilai kerohanian/spiritual lebih sulit mengukurnya.menilai hal – hal kerohanian/spiritual, yang menjadi alat ukurnya adalah hati nurani manusia yang di bantu oleh alat indra, cipta, rasa, karsa, dan keyakinan manusia.

Notonagoro berpendapat bahwa nilai – nilai pancasila tergolong nilai – nilai kerohanian, tetapi nilai – nilai kerohanian yang mengakui adanya nilai material dan nilai vital.nilai – nilai lain secara lengkap dan harmonis, baik nilai material, nilai vital, nilai kebenaran, nilai keindahan atau nilai estetis, nilai kebaikan atau nilai moral, maupun nilai kesucian yang sistematik – hirarkhis, yang dimulai dari sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia sebagai tujuan.

Nilai – nilai yang dikemukan oleh para tokoh aksiologi tersebut menyangkut tentang wujud macamnya, nilai – nilai tersebut juga berkaitan dengan tingkatan – tingkatannya.secara objektif karena nilai – nilai tersebut menyangkut segala aspek kehidupan manusia.ada sekelompok nilai yang memiliki kedudukan atau hierarkhi yang lebih tinggi di bandingkan dengan nilai – nilai lainnya ada yang lebih rendah bahkan ada tingkatan nilai yang bersifat mutlak.bagi bangsa indonesia nilai religius tersebut merupakan suatu nilai yang tertinggi dan mutlak, artinya nilai religius tersebut heirarkhirnya di atas segala nilai yang ada dan tidak dapat di jastifikasi bedasarkan akal manusia karena pada tingkatan tertentu nilai tersebut bersifat di atas dan di luar kemampuan jangkauan akal pikir manusia.

Nilai Dasar, Nilai instrumental dan Nilai Praktis

Nilai – nilai dapat di kelompokan menjadi 3 yaitu: Nilai dasar,nilai instrumental dan nilai praksis.

(a). Nilai Dasar

nilai memiliki sifat abstrak artinya tidak dapat di amati melalui indra manusia, namun dalam realisasi nya nilai berkaitan dengan tingkah laku atau segala aspek kehidupan manusia yang bersifat nyata(praksis) namun demikian setiap nilai memiliki nilai dasar (dalam bahasa ilmiahnya disebut dasar onotologis), yaitu merupakan hakikat hakikat, esiensi, intisari atau makna yang terdalam dari nilai – nilai tersebut.nilai dasar bersifat universal karena menyangkut hakikat kenyatan objektif segala sesuatu misalnya hakikat tuhan, manusia atau segala sesuatu lainnya. Nilai dasr itu berkaitan dengan Tuhan, maka nilai tersebut bersifat mutlak karena hakikat Tuahn adalah kuasa prima,sehingga segala sesuatu diciptakan (berasal) dari Tuhan.nilai – nilai bersumber pada hakikatnya kodrat manusia, sehingga jikalau nilai – nilai dasar dasar kemanusian

Page 15: Pancasila Dalam Kontek Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

itu dijabarkan dalam norma hukum maka istilahnya hak dasar(hak asasi).hakikat nilai dasar itu dapat berlandaskan pada hakikat sesuatu benda, kuantitas, kualitas, aksi, relasi, ruang maupun waktu.

(b) Nilai Instrumental

Nilai instrumental suatu pedoman yang dapat diukur dan dapat diarahkan.nilai instrumental tersebut berkaitan dengan tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari–hari maka hal itu akan merupakan suatu norma moral.Nilai Insrumental berkaitan dengan suatu organisasi ataupun negara,nilai instrumental itu merupakan suatu arahan, kebijaksanan atau strategi yang bersumber pada nilai dasar.

(c) Nilai praksis

Nilai praksis merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai instrumental dalam suatu kehidupan yang nyata.artinya nilai dasar, nilai instrumental, nilai praksis merupakan suatu sistem perwujudan tidak boleh menyimpang dari sistem tersebut.

3.Hubungan Nilai, Norma dan moral

Nilai adalah kualitas dari suatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik lahir, maupun batin.kehidupan manusia nilai dijadikan landasan, alasan, atau motivasi dalam bersikap dan tingkah laku baik d sadari maupun tidak.

Nilai berbeda dengan fakta di mana fakta dapat diobservasi melalui suatu verifikasi empiris, sedangkan nilai bersifat abstrak yang hanya dapat dipahami, dipikirkan, dimengerti dan dihayati oleh manusia.nilai berkaitan juga dengan harapan, cita–cita, keinginan dan segala bentuk pertimbangan internal (batiniah) manusia.Nilai tidak bersifat kongkrit yaitu tidak dapat ditangkap dengan indra manusia, dan nilai dapat bersifat subjektif maupun objektif.bersifat subjektif manakala nilai tersebut diberikan oleh subjek (dalam hal ini manusia sebagai pendukung pokok nilai) dan bersifat objektif jika nilai tersebut telah melekat pada sesuatu terlepas dari penilaian manusia.

Wujud dari yang lebih kongkrit dari nilai tersebut adalah merupakan suatu norma.terdapat barbagai macam norma, dan dari berbagai macam norma tersebut norma hukumlah yang paling kuat keberlakuan, karena dapat dipaksakan oleh suatu kekuasan eksternal misalnya penguasa atau penegak hukum.

Hubungan antara moral dengan etika memang sangat erat sekali dan kadangkala kedua hal tersebut disamakan begitu saja.moral yaitu suatu ajaran–ajaran ataupun wewenang–wewenang, patokan–patokan, kumpulan peraturan,baik lisan maupun tertulis tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak agar menjadi manusia yang baik.Etika yaitu ajaran–ajaran dan pandangan–pandangan moral tersebut.dikemukan oleh De Vos(1987), etika dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang kesusilaan.kesusilaan adalah identik dengan pengertian moral,etika pada hakikatnya adlah sebagai ilmu pengetahuan yang membahas tentang prinsip–prinsip moralitas.etika tidak berwenangan menentukan apa yang boleh atau tidak dilakukan oleh seseorang.hubungan yang sistematik antara nilai,

norma dan moral yang pada giliriannya 3 aspek tersebut terwujud dalam suatu tingkah laku praksis dalam kehidupan manusia.

Page 16: Pancasila Dalam Kontek Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

(c)Etika politik

Filsafat dibagi menjadi beberapa cabang,terutama dalam hubungan dengan bidang yang dibahas.filsafat dibedakan atas filsafat teoritis sesuatu, antara manusia, alam, benda fisik, pengetahuan bahkan juga tentang hakikatnya yang transender.filsafat teoritis pun pada akhirnya sebagai pengembangan hal–hal yang bersifat praksis termasuk ilmu pengetahuan dan tehnologi.filsafat praksis sebagai bidang kedua,membahas dan mempertanyakan aspek praksis dalam kehidupan manusia, yaitu etika yang mempertahankan dan membahas tanggung jawab dan kewajiban manusia dalam hubungannya dengan sesama manusia,masyarakat,bangsa dan bernegara,lingkungan alam serta terhadap Tuhan.

Etika bisa dibedakan atas etika umum dan etika khusus.etika khusus membahas prinsip–prinsip itu dalam hubungannya dengan kewajiban manusia sebagai lingkup kehidupannya.etika khusus dibagi menjadi 2, yang pertama: etika individual, yang membahas tentang kewajiban manusia sebagai individu terhadap dirinya sendiri,serta melalui suara hati terhadap Tuhannya, yang kedua: etika sosial membahas kewajiaban seta norma–norma moral yang seharusnya dipatuhi dalam hubungan dengan sesama manusia, masyarakat, bangsa dan negara.

Substatif pengertian etika politik tidak dapat dipisahkan dengan subjek sebagai pelaku etika yaitu manusia.etika politik berkaitan erat dengan bidang pembahasan moral.kewajiban moral dibedakan dengan pengertian kewajiban–kewajiban lainnya,karena yang di maksud adalah kewajiban manusia sebagai manusia.suatu negara yang dikuasai oleh penguasa atau rezim yang ottorier,yang memaksakan kehendak kepada manusia tanpa memperhitungkan dan mendasarkan kepada hak–hak dasar kemanusiaan.aktualisasi etika politik harus senantiasa mendasarkan kepada ukuran harkat dan martabat manusia sebagai manusia.

1.pengertian Politik

Politik berasal dari kata ’politic’ yang memiliki makna bermacam–macam kegiatan dalam suatu sistem politik atau ‘negara’, yang menyangkut proses penentuan tujuan–tujuan dari sistem itu dan diikuti dengan pelaksanaan tujuan–tujuan itu. ‘pengambilan keputusan’ atau ‘decisionmaking’ tujuan dari sistem politik itu menyakut seleksi antara beberapa alternatif dan penyusunan skala prioritas dari tujuan–tujuan yang telah dipilih itu.

Tujuan–tujuan itu perlu ditentukan kebijaksanaan–kebijaksanaan umum atau public policie,yang menyangkut pengaturan dan pembagian atau distributions dari sumber–sumber yang ada.suatu kekuasaan(power),dan kewengan(authority), yang akan dipakai baik untuk menyelesaikan konflik yang mungkin timbul dalam proses ini.cara–cara yang dipakai dapat bersifat persuasi, dan jika perlu dilakukan suatu pemaksaan (coercion).tanpa adanya suatu paksaan kebijaksaan ini merupakan perumusan keingian belaka (statement of intent) yang tidak akan terwujud.

Politik selalu menyangkut tujuan–tujuan dari seluruh masyarakat (public goals),dan bukan tujuan pribadi seseorang (privta goals).selain itu politik menyangkut kegiatan berbagai kelompok termasuk partai politik,lembaga masyarakat maupun perseorangan.

Page 17: Pancasila Dalam Kontek Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

Pengertian–pengertian pokok tentang politik maka secara operasional bidang politik menyangkut konsep–konsep pokok yang berkaitan dengan negara (state), kekuasaan (power) , pengambilan keputusan (decisionmaking), kebijaksaan (policy) , pembagian (distribution), serta alokasi (allocotion).

Bidang politik lebih banyak berkaitan dengan para pelaksana pemerintahan negara, lembaga–lembaga tinggi negara, kalangan aktivis politik seta para pejabat serta birokrat dalam pelaksanaan dan penyelengaran negara.hubungan dengan etika politik pengertian politik tersebut harus dipahami dalam pengertian yang luas yaitu menyangkut seluruh unsur yang membentuk suatu persekutuan hidup yang disebut masyarakat negara.

2.Dimensi politis Manusia

A.Manusia sebagai Mahluk Individu-sosial

Manusia adalah bebas sejauh ia sendiri mampu mengembangkan pikirannya dalam hubungan dengan tujuan–tujuan dan sarana–sarana kehidupan dan sejauh ia dapat mencoba untuk bertindak sesuai dengannya.

Manusia sebagai mahluk yang berbudaya, kebebasan sebagai individu dan segala aktivitas dan kreativitas dalam hidupnya senantiasa tergantung kepada orang lain,hal ini dikarenakan manusia sebagai warga masyarakat atau sebagai makhluk sosial.

Dasar filosofis sebagaimana terkandung dalam pancasila yang nilainya terdapat dalam budaya bangsa, senantiasa mendasarkan hakikat sifat kodrat manusia adalah bersifat ‘monodualis’,yaitu sebagai makhluk individu dan sekaligus sebagai mahluk sosial.maka sifat serta ciri khas kebangsaan dan kenegaraan indonesia bukanlah totalitas individulistis atapun sosialistis,melainkan monodualistis.moralitas negara bukan hanya demi tujuan kepentingan individu–individu belaka dan juga bukan demi tujuan kolektivitas saja melainkan tujuan bersama baik meliputi kepentingan dan kesejahteraan individu maupun masyarakat secara bersama.basis moralitas bagi pelaksanaan dan penyelengaran negara, sehingga konsekuesinya segala keputusan, kebijaksaan serta arah dari tujuan negara indonesia harus dapat dikembalikan secara moral kepada dasar–dasar tersebut.

B.Dimensi Politis Kehidupan Manusia

Hubungan dengan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu mahluk sosial, dimensi, politis manusia senantiasa berkaitan dengan kehidupan negara dan hukum, sehingga senantiasa berkaitan dengan kehidupan masyarakat secara keseluruhan. Pendekatan etika politik senantiasa berkaitan dengan sikap–sikap moral dalam hubungannya masyarakat secara keseluruhan.keputusan bersifat politis manakala diambil dengan memperhatikan kepentingan masyarakat sebagai suatu keseluruhan. Dimensi politis manusia dapat ditentukan sebagai suatu kesadaran manusia akan dirinya sendiri sebagai ditentukan kembali oleh kerangka kehidupannya serta ditentukan kembali oleh tindakan–tindakannya.

Page 18: Pancasila Dalam Kontek Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

Dimensi politis manusia memiliki dua segi fundamental,yaitu pengertian dan kehendak untuk bertindak, sehingga dua segi fundamental itu dapat diamati dalam sikap aspek kehidupan manusia.dua aspek ini yang akan senantiasa berhadapan dengan tindakan moral manusia.

Lembaga penata normatif masyarakat adalah Hukum.kehidupan masyarakat hukumlah yang memberitahukan kepada semua anggota masyarakat bagaimana mereka harus bertindak.Hukum terdiri dari atas norma–norma kelakuan yang betul dan salah dalam masyarakat.Hukum hanya bersifat normatif, dan tidak secara efektif dan otomatis mampu menjamin agar setiap anggota masyarakat taat kepada norma–normanya.secara efektif dapat menntukan kelakuan masyarakat hanyalah lembaga yang mempunyai kekuasaan untuk memaksakan kehendaknya,dan lembaga itu adalah negara.penataan efektif masyarakat adalah penataan yang de fakto, penataan yang berdasarkan kenyataan menentukan kelakuan masyarakat.perlu dipahami bahwa negara yang memiliki kekuasaan itu adalah sebagai perwujudan sifat kodrat manusia sebagai individu dan mahluk sosial, jadi lembaga negara yang memiliki kekuasaan adalah lembaga negara sebagai kehendak untuk hidup bersama.

Hukum dan kekuasaan negara merupakan aspek yang berkaitan dengan etika politik.Hukum sebagai penataan masyarakat secara normatif, serta kekuasaan negara sebagai lembaga penataan masyarakat yang efektif pada hakikatnya sesuai dengan struktur sifat kodrat manusia sebagai individu dan mahluk sosial.Hukum tanpa kekuasaan negara akan merupakan aturan normatif yang kosong,sedangkan negara tanpa hukum akan merosot menjadi kehidupan yang berada di bawah sifat manusiawi karena akan berkembang menjadi ambisi kebinatangan, karena tanpa tatanan normatif. Negara berbuat tanpa tatanan hukum akan sama halnya dengan kekuasaan tanpa pembatasan, sehingga akan terjadi penindasan manusia, yang lazimnya disebut negara otoriterianisme.

Hukum harus mampu menunjukkan bahwa tatanan adalah dari masyarakat bersama dan demi kesejahteraan bersama, dan bukannya berasal dari kekuasaan. Negara yang memiliki kekuasaan harus mendasarkan pada tatanan normatif sebagai kehendak bersama semua warga, sehingga demikian negara pada hakikatnya mendapatkan legismasi dari masyarakat yang menentukan tatanan hukum tersebut.

Etika politik berkaitan dengan objek forma etika, yaitu tinjauan berdasarkan prinsip–prinsip dasar etika, terhadap objek materia politik yang meliputi legitimasi negara, hukum, kekuasaan serta penilaian kritis terhadap legitimasi–legitimasi tersebut.

3.Nilai–nilai Pancasila sebagai sumber etika politik

Filsafat negara Pancasila tidak hanya merupakan sumber derivasi peraturan perundangan–undangan, melainkan juga merupakan sumber moralitas terutama dalam hubungannya dengan legitimasi kekuasaan,hukum serta berbagai kebijakan dalam pelaksanakan dan penyelenggara negara.sila pertama ‘ketuhanan yang maha esa’ serta sila kedua ‘kemanusiaan yang adil dan beradab’ adalah merupakan sumber nilai–nilai moral bagi kehidupan kebangsaan dan kenegaraan.

Page 19: Pancasila Dalam Kontek Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

Negara indonesia berdasarkan sila I ‘ketuhanan yang maha esa’ bukan negara ‘toleransi’ yang berdasarkan kekuasaan negara dan penyelenggara negara pada legistimasi religius.asas sila ‘ketuhanan yang maha esa’ lebih berkaitan dengan legitimasi moral.yang membedakan negara yang berketuhanan yang maha esa dengan negara tokrasi.

Selain sila I, sila II ‘kemanusiaan yang adil dan beradab’ juga merupakan sumber nilai–nilai moralitas dalam kehidupan yang negara.negara pada prinsipnya adalah merupakan persekutuan hidup manusia sebagai mahluk tuhan yang maha esa.manusia adalah merupakan dasar kehidupan serta pelaksanaan dan penyelengaraan negara.asas–asas kemanusiaan adalah bersifat mutlak dalam kehidupan negara dan hukum.kehidupan negara kemanusiaan harus mendapatkan jaminan hukum, diistilahkan dengan jaminan atas hak–hak dasar(asasi) manusia.

Etika politik menuntut agar kekuasaan dalam negara dijalankan sesuai dengan (1) asas legalitas (legitimasi hukum) , yaitu dijalankan sesuai dengan hukum berlaku, (2) disahkan dan dijalankan secara demokratis (legitimasi demokratis),dan (3) dilaksanakan berdasarkan prinsip–prinsip moral atau tidak bertentangan dengannya (legitimasi moral). Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki tiga dasar tersebut.pelaksaan dan penyelengaraan negara, baik menyangkut kekuasaan, kebijaksanaan yang menyangkut publik, pembagian serta kewenangan harus berdasarkan legitimasi moral religius (sila I) srta moral kemanusiaan (sila II).ditegaska Hatta takala mendirikan negara , bahwa negara harus berdasarkan moral ketuhanan dan moral kemanusiaan agar tidak terjerumus kedalam machtsstaats, atau negara kekuasaan .

Pelaksaan dan penyelenggaran negara harus berdasarkan legitimasi hukum yaitu prinsip ‘legalitas’. Negara indonesia adalah negara hukum, ‘keadilan’ dalam hidup bersama (keadilan sosial) terkandung sila V, adalah merupakan tujuan dalam kehidupan negara.pelaksanaan dan penyelengaraan negara, segala kebijakan, kekuasaan, kewenagan serta pembagian senantiasa harus berdasarkan atas hukum yang berlaku.

Negara adalah berasal dari rakyat dan segala kebijaksanaan dan kekuasaan yang dilakukan senantiasa untuk rakyat (sila IV).rakyat adalah merupakan asal mula kekuasaan negara.pelaksanaan dan penyelengaraan negara segala kebijaksanan, kekuasaan, serta kewenangan harus dikembalikan kepada rakyat sebagai pendukung pokok negara.pelaksanaan politik praktis hal–hal yang menyangkut kekuasaan eksekutif, legislatif, serta yudikatif, konsep pengambilan keputusan,pengawasan serta partisipasi harus berdasarkan legitimasi dari rakyat, atau dengan lain perkataan harus memiliki ‘legitimasi demokratis’.

Prinsip–prinsip dasar etika dalam realisasi praksis dalam kehidupan kenegaraan senantiasa dilaksanakan secara korelatif diantara ketiganya.keputusan yang diambil dalam pelaksanaan kenegaraan baik menyangkut politik dalam negeri maupun luar negeri, ekonomi baik nasional maupun global, yang menyangkut rakyat, dan lainnya selain berdasarkan hukum yang berlaku (legitimasi hukum), harus mendapatkan legitimasi rakyat (legitimasi demokratis) dan juga harus berdasarkan prinsip–prinsip moralitas (legitimasi moral).

Page 20: Pancasila Dalam Kontek Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

1.Abdulgani Ruslan, 1998, Pancasila dan Reformasi. Makalah seminar nasional KAGAMA, 8

juli 1998 di yogyakarta.

2.Bambang sumadio, dalam sartono Kartodirdjo, 1977, sejarah nasional indonesia III dan IV,

Departemen Pendidikan dan kebudayaan,Jakarta.

3.Baut Pau. S. & Beny Hartman, 1988, kompilasi deklarasi hak–hak Asasi manusi, yayasan

lembaga bantuan hukum indonesia, jakarta

4.Besar Abdulkadir, 1995, dalam citra Negara persatuan indonesia, BP-7 Pusat, jakarta.

4.Bp-7, 1988, ketetapan MPR Republik indonesia, jakarta

5......., 1994, Bahan Penataran P-4, Pancasila/P-4, jakarta.

6........, 1994, Bahan Penataran P-4, Undang–Undang Dasar 1945 jakarta.

7.Budiardjo Miriam, 1981, Dasar-Dasar ilmu politik, Gramedia, Jakarta.

8.Cooley Charles Horton, D., 1992, sociologi Theory and social Research. Dalam K.J.Veeger,

Realitas Sosial,Gramedia,Jakarta

9.Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan Dewan pertahanan dan

Keamanan Nasional, 1993, konsep Bangsa Indonesia tentang Hak-Hak Asasi Manusia

berdasarkan nilai Pancasila, yogyakarta.

10.Galtung Johan, 19180, The True Worlds:A Transnational Perspective, The Free Press, New

York.

11.Hardowirogo Marbangun, 1977, Hak-Hak Asasi Manusia Dalam Mekanisme

perintis,Nasional, Regional, patma, Bandung.

12.Hatta Mohammad, panitia Lima,1984 Uraian Pancasila, mutiara,Jakarta.

13.Kaelan, 1983, Proses Perumusan Pancasila dan UUD 1945, Liberty,Yogyakarta.

14.Kaelan, 1996, Filsafat Pancasila, Paradigma, Yogyakarta

Page 21: Pancasila Dalam Kontek Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

15.Kaelan, 1995, “Hakikat sila-sila Pancasila”,Dalam Ensiklopedi Pancasila pariata

Westra(Ed), Penerbit BPA, Yogyakarta.