29
PANCASILA SISTEM FILSAFAT NEGARA INDONESIA. I. Pengertian Filsafat Negara dan Pemikiran Filsafati. II. Pancasila Filsafat Negara Republik Indonesia. III. Dasar Dasar Filsafat Pancasila. IV. Hakekat Sila Sila Pancasila.

Pancasila Sistem Filsafat Negara Indonesia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pancasila Sistem Filsafat Negara Indonesia

PANCASILA SISTEM FILSAFAT NEGARA INDONESIA.

I. Pengertian Filsafat Negara dan Pemikiran Filsafati.

II. Pancasila Filsafat Negara Republik Indonesia.

III. Dasar Dasar Filsafat Pancasila.

IV. Hakekat Sila Sila Pancasila.

Page 2: Pancasila Sistem Filsafat Negara Indonesia

I. PENGERTIAN FILSAFAT & PEMIKIRAN FILSAFATI.

a. Pengertian Filsafat Negara. Louis O Kattsoft, filsafat : aktifitas ‘berfikir

cermat’/ serius. Etimologi, filsafat – ‘Philien’ : cinta/ senang;

‘Shopia’ : kebijaksanaan/ hikmah. Filsafat : cinta suatu kebijaksanaan. Kebijaksanaan/ bijaksana : sikap, tindakan/

perbuatan, di dorong kehendak “baik”, berdasar putusan akal yang “benar”, menurut “hati nurani” kemanusiaan.

Page 3: Pancasila Sistem Filsafat Negara Indonesia

Kehendak ‘Kehendak ‘baik’baik’ : ukuran moral : ukuran moral / akhlak./ akhlak.

Akal Akal ‘benar’‘benar’ : ukuran rasio / : ukuran rasio / logika.logika.

‘‘hati nurani’hati nurani’ : ukuran rasa, cita : ukuran rasa, cita rasa/ kualita harkat martabat.rasa/ kualita harkat martabat.

Filsafat : IlmuFilsafat : Ilmu, pemikiran kritis untuk , pemikiran kritis untuk dapatkan dapatkan ‘kebenaran mendasar’‘kebenaran mendasar’ menurut menurut “harkat martabat” manusia.“harkat martabat” manusia.

Ilmu,Ilmu, ciri ciri : ciri ciri :

1.1. LogisLogis

2.2. KritisKritis

Page 4: Pancasila Sistem Filsafat Negara Indonesia

3.Sistematis.

4.Objektif.

5.Universal.

b. Pemikiran Filsafati. Kaelan, berfikir filsafati bukan berfikir asal dan

spikulatif. Berfikir hal hal berkaitan ‘manusia’, ‘aktual dan hakiki’, libatkan seluruh kemampuan ‘akal budi’ hingga temukan ‘hakekatnya’.

Berfikir filsafati, kreteria :

1. Kritis; terus pertanyakan setiap hal yang dihadapi manusia secara ‘dinamis dan fundamental’.

Page 5: Pancasila Sistem Filsafat Negara Indonesia

2.2. Mendalam;Mendalam; tak hanya sampai fakta fakta empiris, tapi tak hanya sampai fakta fakta empiris, tapi sampai sampai ‘inti subsansi universal’,‘inti subsansi universal’, - > berfikir - > berfikir “radikal”“radikal” sampai akar persoalanya. Tak hanya yang dilihat secara sampai akar persoalanya. Tak hanya yang dilihat secara empiris tapi sampai kemungkinan dibalik fakta.empiris tapi sampai kemungkinan dibalik fakta.

3.3. Konseptual;Konseptual; pemikiran tak hanya pemikiran tak hanya ‘persepsi’‘persepsi’ berdasar fakta berdasar fakta empiris & kuantitatif, sampai pengertian empiris & kuantitatif, sampai pengertian ‘konseptual’.‘konseptual’. Berfikir filsafati berusaha menyusun Berfikir filsafati berusaha menyusun “bagan konseptual”“bagan konseptual” hasil hasil ‘generalisasi & abstraksi’‘generalisasi & abstraksi’ pengalaman kusus (sehari pengalaman kusus (sehari hari) dan individual.hari) dan individual.

4.4. Kohern (runtut); Kohern (runtut); pemikiran tidak pemikiran tidak ‘acak, kacau dan ‘acak, kacau dan frakmentaris’;frakmentaris’; disusun bagan yang konseptual disusun bagan yang konseptual “runtut, “runtut, konsisten & tidak saling bertentangan”.konsisten & tidak saling bertentangan”.

5.5. Rasional; Rasional; tidak hanya tidak hanya ‘bagan konseptual runtut’,‘bagan konseptual runtut’, tapi juga tapi juga “rasional”.“rasional”. Bagian bagian yang berhubungan dalam bagan, Bagian bagian yang berhubungan dalam bagan, konsep yang runtut harus berhubungan secara konsep yang runtut harus berhubungan secara “logis”.“logis”.

Page 6: Pancasila Sistem Filsafat Negara Indonesia

6.6. Komprehensif / menyeluruh;Komprehensif / menyeluruh; kesimpulan kesimpulan pemikiran filsafat tak hanya berdasar fakta emperis pemikiran filsafat tak hanya berdasar fakta emperis & kuantitatif atas pengalaman kusus dan individual, & kuantitatif atas pengalaman kusus dan individual, tapi sampai tapi sampai “kesimpulan paling umum”,“kesimpulan paling umum”, tidak ada tidak ada sesuatupun di luar jangkauanya.sesuatupun di luar jangkauanya.

7.7. Universal; Universal; kesimpulan harus bersifat kesimpulan harus bersifat “umum “umum bagi seluruh manusia dimanapun, kapanpun bagi seluruh manusia dimanapun, kapanpun dalam keadaan apapun”,dalam keadaan apapun”, ( tak terikat ruang, ( tak terikat ruang, waktu situasi dan kondisi).waktu situasi dan kondisi).

8.8. Sistematis; Sistematis; bagan konseptual, runtut, rasional, bagan konseptual, runtut, rasional, menyeluruh dan umum; harus berupa sesuatu menyeluruh dan umum; harus berupa sesuatu “keseluruhan sistem”.“keseluruhan sistem”. Pemikiran filsafat terdiri Pemikiran filsafat terdiri ‘bagian bagian saling berhubungan kerjasama & ‘bagian bagian saling berhubungan kerjasama & bergantung’ (organis).bergantung’ (organis).

Page 7: Pancasila Sistem Filsafat Negara Indonesia

II.II. PANCASILA : FILSAFAT NEGARA PANCASILA : FILSAFAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA.REPUBLIK INDONESIA.

Sidang BPUPKI 29 mei – 1 juni 1945 (sejarah NKRI), dr. KRT. Sidang BPUPKI 29 mei – 1 juni 1945 (sejarah NKRI), dr. KRT. Radjiman Widiodiningrat : Radjiman Widiodiningrat : ‘membahas Rancangan Dasar Negara’‘membahas Rancangan Dasar Negara’ - > - > ‘Pancasila’.‘Pancasila’. 3 tokoh pembicara : Mr. Moh. Yamin, Prof. Dr. Soepomo 3 tokoh pembicara : Mr. Moh. Yamin, Prof. Dr. Soepomo dan Ir. Soekarno. Jelas dan Ir. Soekarno. Jelas “Pancasila”“Pancasila” dirancang : dirancang : “Dasar Negara / “Dasar Negara / Filsafat Negara”.Filsafat Negara”. Konstisusi negara (UUD ’45) pembukaan alinea 4 menyatakan, Konstisusi negara (UUD ’45) pembukaan alinea 4 menyatakan,

“Pancasila : Dasar negara / dasar filsafat negara Republik “Pancasila : Dasar negara / dasar filsafat negara Republik Indonesia”Indonesia” (Philosopiche gronslag). Yuridis formal tak dapat (Philosopiche gronslag). Yuridis formal tak dapat dibantah.dibantah.

Dasar negara / Falsafah negara : Dasar negara / Falsafah negara : “basic, landasan, azas “basic, landasan, azas penyelenggaraan pemerintahan negara, pusat – daerah”. penyelenggaraan pemerintahan negara, pusat – daerah”. Semua Semua aspek kehidupan negara --aspek kehidupan negara --

Page 8: Pancasila Sistem Filsafat Negara Indonesia

(peraturan perundang undangan, moral, kekuasaan, (peraturan perundang undangan, moral, kekuasaan, rakyat/ warga negara/ penduduk, pejabat/ pemerintah, rakyat/ warga negara/ penduduk, pejabat/ pemerintah, ilmuwan, ekonom, industriawan dsb); ‘ilmuwan, ekonom, industriawan dsb); ‘tidak boleh tidak boleh bertentangan’bertentangan’ – – nilai dasar falsafah negara; Pancasila. nilai dasar falsafah negara; Pancasila. ‘Konsekuensi dasar falsafah negara’‘Konsekuensi dasar falsafah negara’ terhadap negara terhadap negara berikut unsur dan semua aspek di dalamnya : berikut unsur dan semua aspek di dalamnya : “ti“tiddak ak boleh bertentangan dengan nilai dasar filosofinya”.boleh bertentangan dengan nilai dasar filosofinya”.

Dasar falsafah negara Republik IndonesiaDasar falsafah negara Republik Indonesia : : hasil hasil pemikiranpemikiran ‘kritis & mendalam, kohern, sistematis, ‘kritis & mendalam, kohern, sistematis, logis, komprehensif dan universal’logis, komprehensif dan universal’ parapara “Faunding “Faunding Fathers”. Fathers”. Substansi isinya, susunan dan Substansi isinya, susunan dan korelasinya, korelasinya, ‘suatu kesatuan sistem filsafat’,‘suatu kesatuan sistem filsafat’, bersifat : bersifat : ‘organis, herarki piramida, saling ‘organis, herarki piramida, saling mengisi dan mengkualifikasi’.mengisi dan mengkualifikasi’.

Page 9: Pancasila Sistem Filsafat Negara Indonesia

Susunan Pancasila bersifat Susunan Pancasila bersifat ‘organis’: ‘organis’: setiap sila pancasila bersifat setiap sila pancasila bersifat ‘mutlak’,‘mutlak’, saling berhubungan, bekerjasama & saling berhubungan, bekerjasama & bergantung, bergantung, tidak berdiri sendiri.tidak berdiri sendiri.

Bersifat Bersifat ‘herarki berbentuk piramida’ ‘herarki berbentuk piramida’ : : susunan pancasila sifat mutlak, susunan pancasila sifat mutlak, ‘tak dapat ‘tak dapat di bolak balik / di acak’.di bolak balik / di acak’. Sila pertama Sila pertama mendasari sila kedua dan seterusnya. Herarki mendasari sila kedua dan seterusnya. Herarki bentuk piramid – hubungan bentuk piramid – hubungan “kualitas & “kualitas & kuantitas”kuantitas” urutan sila. urutan sila.

BersifatBersifat ‘saling mengisi & mengkualifikasi’ : ‘saling mengisi & mengkualifikasi’ : sila sila pancasila, sila sila pancasila, ‘saling menjiwai & di jiwai, ‘saling menjiwai & di jiwai, mengisi & di isi, memancar & merefleksi’.mengisi & di isi, memancar & merefleksi’.

Page 10: Pancasila Sistem Filsafat Negara Indonesia

Noto nagoro,Noto nagoro, asal mula filsafat pancasila, penuhi asal mula filsafat pancasila, penuhi sarat (kualita), empat (4) sebabsarat (kualita), empat (4) sebab menurut menurut Aristotels :Aristotels :

1.1. Causa Material Causa Material (asal mula material) – (asal mula material) – azas kerokhanian & kebudayaan sendiri.azas kerokhanian & kebudayaan sendiri.

2.2. Causa formalis Causa formalis (asal mula bentuk) – dalam (asal mula bentuk) – dalam sidang BPUPKI – PPKI.sidang BPUPKI – PPKI.

3.3. Causa effisien Causa effisien (asal mula karya) – hasil kreasi (asal mula karya) – hasil kreasi seluruh warga bangsa melalui “Faunding seluruh warga bangsa melalui “Faunding Fathers”, prosesnya – perdebatan & diskusi.Fathers”, prosesnya – perdebatan & diskusi.

4.4. Causa finalis Causa finalis (asal mula tujuan) – sejak awal (asal mula tujuan) – sejak awal perdebatan hingga di sahkan 18 agustus 1945, perdebatan hingga di sahkan 18 agustus 1945, tujuan pancasila : ‘Dasar negara/ falsafah negara.tujuan pancasila : ‘Dasar negara/ falsafah negara.

Page 11: Pancasila Sistem Filsafat Negara Indonesia

III.III. DASAR DASAR FILSAFAT PANCASILA.DASAR DASAR FILSAFAT PANCASILA.

Pancasila sistem filsafat, tak hanya persoalkan kesatuan Pancasila sistem filsafat, tak hanya persoalkan kesatuan ke lima (5) sila silanya; juga kesatuan ke lima (5) sila silanya; juga kesatuan “dasar”“dasar” masing masing masing sila sebagai suatu kesatuan filsafat. Dasar masing sila sebagai suatu kesatuan filsafat. Dasar kesatuan sistem filsafat Pancasiala :kesatuan sistem filsafat Pancasiala :

1.1. Dasar ontologi,Dasar ontologi,

2.2. Dasar epistemologi,Dasar epistemologi,

3.3. Dasar aksiologi.Dasar aksiologi.

1.1. Dasar Ontologi Pancasila.Dasar Ontologi Pancasila. OntologiOntologi – Yunani – Yunani ‘onta’‘onta’ : sungguh sungguh ada/ : sungguh sungguh ada/

kenyataan sesungguhnya; kenyataan sesungguhnya; ‘logos’‘logos’ : teori/ ilmu. : teori/ ilmu.

Page 12: Pancasila Sistem Filsafat Negara Indonesia

– Ontologi : pelajari kebenaran/ kenyataan sesungguhnya, Ontologi : pelajari kebenaran/ kenyataan sesungguhnya, hingga bentuknya yang hingga bentuknya yang ‘abstrak’,‘abstrak’, kebenaran dibalik kebenaran dibalik fakta.fakta.

• Pancasial, 5 sila merupakan satu kesatuan dasar Pancasial, 5 sila merupakan satu kesatuan dasar ‘ontologi’,‘ontologi’, - hakekat manusia makhluk - hakekat manusia makhluk “majemuk tunggal & dwi “majemuk tunggal & dwi tunggal”.tunggal”. Dasar ontologi pancasila – dasar Dasar ontologi pancasila – dasar ‘antropologi’.‘antropologi’.

Subjek & pendukung inti pancasila : Subjek & pendukung inti pancasila : ‘manusia’.‘manusia’. Yang Yang berketuhanan, berkemanusiaan, berpersatuan, kerakyatan berketuhanan, berkemanusiaan, berpersatuan, kerakyatan dan berkeadilan : dan berkeadilan : ‘manusia’.‘manusia’. Dalam filsafat negara, Dalam filsafat negara, ‘subjek pendukung pokok negara’‘subjek pendukung pokok negara’ : : “rakyat”,“rakyat”, - manusia. - manusia. Hakekat dasar ontologi/ antropologi sila sila pancasila : Hakekat dasar ontologi/ antropologi sila sila pancasila : “manusia”“manusia” Indonesia. Indonesia.

Page 13: Pancasila Sistem Filsafat Negara Indonesia

Subjek pendukung inti sila sila pancasila : manusia, ada hal hal mutlak : ‘susunan kodrat’ – jasmani & rochani, ‘sifat kodrat’ – individu & sosial, ‘kedudukan kodrat’ – pribadi mandiri & ciptaan Tuhan. berdasar ‘kedudukan kodrat’, sila Ketuhanan menjadi dasar sila sila lainya.

2. Dasar Epistemologi Pancasila.

Epistemologi – yunani ‘eptsteme’ : pengetahuan/ kebenaran; ‘logos’ : teori/ ilmu. Epistemologi

: mempelajari keabsahan/ kebenaran pancasila sebagai ‘ilmu’ yang dapat dipertanggung jawabkan secara ‘objektif ilmiah’.

Page 14: Pancasila Sistem Filsafat Negara Indonesia

Sitem filsafat : sistem pengetahuan / ilmu. Pancasila (hidup seharian), ‘pedoman, dasar’ dalam pandang ‘realita’ alam, realita manusia, masyarakat, bangsa & negara; dan ‘atasi’ problem hidup serta cari ‘makna hidup’. Pancasila sudah jadi “sistem cita cita, kepercayaan” (belief system) dalam hal praksis. Jadi landasan ‘cara hidup’ manusia/ masyarakat, di berbagai bidang kehidupan. Filsafat pancasila ‘menjilma’ jadi “idiologi”. Ada 3 unsur pemikat & perekat pendukung idiologi :

1) Logos : harus rasional/ nalar.2) Patos : harus bisa dihayati/ rasa.

Page 15: Pancasila Sistem Filsafat Negara Indonesia

3)3) Etos : harus jadi kebiasaan / dibiasakan ada pada Etos : harus jadi kebiasaan / dibiasakan ada pada pendukungnya. (R. Abdulgani : 1986)pendukungnya. (R. Abdulgani : 1986)

Sistem filsafat pancasila, harus Sistem filsafat pancasila, harus ‘rasional’‘rasional’ sebagai sebagai suatu suatu ‘sistem ilmu pengetahuan’, ‘sistem ilmu pengetahuan’, penuhi ciri ciripenuhi ciri ciri “ilmu”.“ilmu”.

Dasar Dasar ‘epistemologi’‘epistemologi’ pancasila, tak dapat bedakan dari pancasila, tak dapat bedakan dari dasar dasar ‘ontologi’nya‘ontologi’nya : : manusiamanusia hakekatnya makhluk hakekatnya makhluk “majemuk tunggal”“majemuk tunggal” dan dan “dwi Tunggal”.“dwi Tunggal”. Jika Jika ‘manusia’‘manusia’ : : basic ontologi pancasila, implikasinya juga demikian basic ontologi pancasila, implikasinya juga demikian dalam bangunan epistemologinya. Kebenaran dalam bangunan epistemologinya. Kebenaran ‘ilmu’‘ilmu’ pengetahuan : kebenaran pengetahuan : kebenaran ‘rasio’‘rasio’ manusia. manusia.

Ada 3 problem epistemologi pancasila :Ada 3 problem epistemologi pancasila :1)1) Sumber pengetahuan manusia ; Sumber pengetahuan manusia ; ‘nilai nilai’‘nilai nilai’ lama lama

ada di masyarakat sendiri – ada di masyarakat sendiri – azas kerochanian & azas kerochanian & azas kebudayaan.azas kebudayaan.

Page 16: Pancasila Sistem Filsafat Negara Indonesia

2)2) Teori kebenaran pengetahuan manusia ; pancasila Teori kebenaran pengetahuan manusia ; pancasila akui kebenaran rasional bersumber – akui kebenaran rasional bersumber – ‘akal ‘akal manusia’manusia’ berdasarkan berdasarkan ‘empiri’.‘empiri’. Tapi juga akui Tapi juga akui kebenaran kebenaran “intuisi”.“intuisi”.

3)3) Watak pengetahuan manusia; pancasila akui Watak pengetahuan manusia; pancasila akui ‘ilmu ‘ilmu pengetahuan’pengetahuan’ : “ : “tidaktidak bebas value”.bebas value”.

3.3. Dasar Aksiologi Pancasila.Dasar Aksiologi Pancasila. Aksiologi Aksiologi – yunani – yunani ‘ axios’‘ axios’ : nilai; : nilai; ‘logos’‘logos’ : teori/ : teori/

ilmu. Aksiologi : cabang ilmu filsafat pelajari ilmu. Aksiologi : cabang ilmu filsafat pelajari “nilai”.“nilai”. Prof. DR. Lasio, nilai : kata benda Prof. DR. Lasio, nilai : kata benda abstrakabstrak – – ‘kebaikan’‘kebaikan’ (goodness),(goodness), ‘keberhargaan’‘keberhargaan’ (worth).(worth). Sila sila pancasilaSila sila pancasila : suatu kesatuan dasar aksiologi,: suatu kesatuan dasar aksiologi,

Page 17: Pancasila Sistem Filsafat Negara Indonesia

Nilai nilai itu satu Nilai nilai itu satu ‘kesatuan sistem’,‘kesatuan sistem’, tidak berdiri tidak berdiri sendiri sendiri.sendiri sendiri.

Segala sesuatu realita : bernilai. Seperti apa nilaiya, Segala sesuatu realita : bernilai. Seperti apa nilaiya, bagaimana hubunganya dengan manusia, di tentukan bagaimana hubunganya dengan manusia, di tentukan ‘titik tolak/ perspektif’‘titik tolak/ perspektif’ masing masing. Nilai tidak masing masing. Nilai tidak ‘relatif & subjektif’;‘relatif & subjektif’; tapi tapi ‘mutlak’/‘mutlak’/ benar benar ada benar benar ada & & ‘objektif’.‘objektif’.

Bermacam macam telaah & penggolongan nilai :Bermacam macam telaah & penggolongan nilai :a)a) Max Scheler,Max Scheler, tinggi rendahnya nilai : tinggi rendahnya nilai :

1.1. Nilai kenikmatan, (indrawi – enak/ tidak).Nilai kenikmatan, (indrawi – enak/ tidak).2.2. Nilai kehidupan, (penting bagi hidup).Nilai kehidupan, (penting bagi hidup).

3.3. Nilai kejiwaan, (tak tergantung jasmani & ling-Nilai kejiwaan, (tak tergantung jasmani & ling-

Page 18: Pancasila Sistem Filsafat Negara Indonesia

• kungan: n. Keindahan, n. Kebenaran & n. Pengetahuan murni).

4. Nilai kerochanian (modal suci, n. Pribadi).

b) Notonagoro, nilai digolongkan jadi 3 :

1) Nilai material (berguna jasmani).

2) Nilai vital (untuk aktivitas/ kegiatan).

3) Nilai kerokhanian (berguna rokhani : nilai kebenaran, keindahan, kebaikan, religi).

c) Plato, membagi nilai jadi 4 :

1. Nilai religi,

2. Nilai estetik,

3. Nilai moral,

4. Nilai intelektual.

Page 19: Pancasila Sistem Filsafat Negara Indonesia

Notonagoro,Notonagoro, nilai pancasila : nilai nilai pancasila : nilai ‘kerokhanian’,‘kerokhanian’, akui akui vital,vital, dan nilai dan nilai materialmaterial. Nilai pancasila : nilai . Nilai pancasila : nilai kerokhanian,kerokhanian, mengandung nilai nilai lain secara mengandung nilai nilai lain secara ‘lengkap & harmonis’,‘lengkap & harmonis’, meliputi nilai meliputi nilai ‘material, vital, ‘material, vital, kebenaran, kebaikan, keindahan dan nilai religius’;kebenaran, kebaikan, keindahan dan nilai religius’; sebagai kesatuan sistem dan herarkhi.sebagai kesatuan sistem dan herarkhi.

IV.IV. Hakekat Sila Sila Pancasila.Hakekat Sila Sila Pancasila. Sila sila dasar filsafat pancasila : suatu kesatuan Sila sila dasar filsafat pancasila : suatu kesatuan

‘sistem nilai’.‘sistem nilai’. Setiap sila mengandung nilai berbeda Setiap sila mengandung nilai berbeda dengan lainya, tapi merupan suatu kesatuan sistematis. dengan lainya, tapi merupan suatu kesatuan sistematis. Nilai yang terkandung di masing masing sila sbb.Nilai yang terkandung di masing masing sila sbb.

Page 20: Pancasila Sistem Filsafat Negara Indonesia

1. Ketuhanan Yang Maha Esa. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa memiliki makna/

nilai :

a. Negara : perwujutan ‘tujuan manusia’ sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Pelaksanaan & penyelenggaraan pemerintahan negara di seluruh aspeknya, harus sesuai & di jiwai ‘nilai nilai’ Pancasila.

b. Negara : jamin “kebebasan & kemerdekaan” setiap warga negara u/ memeluk agama, kepercayaan, jalankan ibadah sesuai keyakinan dan kepercayaanya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pelaksanaan hak dasar ini,

Page 21: Pancasila Sistem Filsafat Negara Indonesia

harus landasi ‘sikap moral’ saling “hormati, hargai & toleransi” a/ umat beragama – hakekat kedudukan manusia makhluk Tuhan Yang Maha Esa (dimensi vertikal). Indonesia : ‘Monoteis’.

c. Negara : jamin “hak azasi manusia” Indonesia, setiap warga negara Indonesia – wujut kebebasan & demokrasi. Implementasinya hurus di dasari ‘sikap moral’ saling “ hormati & hargai hak hak orang lain, penuh rasa tanggung jawab”. Kebebasan & demokrasi di dasarkan kedudukan manusia makhluk Tuhan YME.

Page 22: Pancasila Sistem Filsafat Negara Indonesia

d. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa : “nilai tertinggi & mutlak” bagi warga negara, bangsa dan negara Indonesia. Tuhan menurut bangsa dan negara Republik Indonesia : “kausa Prima”. Kebebasan & demokrasi harus di letakkan dalam kontek kedudukan manusia makhluk tuhan YME, di negara Indonesia tak ada tempat bagi faham “ateisme”.

e. Kebebasan rasio / akal manusia Indonesia harus didasarka ‘nilai ketuhanan’ (kausa Prima). Tidak ada ‘ruang/ celah’ u/ “kritik” atas dasar logika/ rasio/ akal terhadap ‘nilai Ketuhanan Yang Maha Esa’. Tidak ada “ruang” bagi pemikiran bersifat “sekuler” di Indonesia.

Page 23: Pancasila Sistem Filsafat Negara Indonesia

• Kemanusiaan yang adil dan beradab.

Nilai/ makna sila kemanusiaan antara lain :

1) Bersumber filosofi ‘antropologis’; hakekat kodrat manusia : ‘susunan kodrat’ – jasmani & rokhani, ‘sifat kodrat’ – individu & sosial, ‘kedudukan kodrat’ – pribadi mandiri & makhluk Tuhan.

2) Negara junjung tinggi ‘harkat martabat’ manusia – ‘makhluk beradab’. Kehidupan negara (seluruh aspek) harus di tujukan u/ mempertinggi, hargai & hormati ‘harkat martabat & budi pekerti’ kemanusiaan. Manusia beradab: bermartabat & berbudaya

Page 24: Pancasila Sistem Filsafat Negara Indonesia

3. Manusia beradab, hakekatnya : manusia yang ‘adail’. Sila ke dua, manusia harus ‘adil’ dalam hubunganya dengan ‘diri sendiri, orang lain, masyarakat, bangsa, negara, pekerjaan/ profesi, keyakinan, hak hak dasar’ dll. (dimensi horisotal).

3. Persatuan Indonesia. Makna/ nilai terkandung sila ke tiga :

a. Negara : persekutuan hidup bersama dari berbagai suku, ras, golongan, agama, budaya dll. Negara : pengejawantahan ‘sifat kodrat’ manusia “dwi tunggal” – makhluk individu & sosial. Perbedaan : ‘bawaan kodrat manusia & ciri khas bangsa Indonesia’ – Bhineka.

Page 25: Pancasila Sistem Filsafat Negara Indonesia

Perbedaan jangan jadikan “penyebab konfli/ permusuhan”, merupakan “sintesa persatuan dan kesatuan” hidup bersama u/ wujutkan tujuan bangsa “Tunggal Ika”.

b. Negara ‘atasi’ paham golongan, suku, ras dsb; beri ‘ruang/ wahana’ bagi tercapinya ‘harkat martabat’ bangsa dan seluruh warga negara. Beri “kebebasan” tiap golongan, ras, suku dsb; untuk aktualisasikan ‘potensi & ciri khasnya’ sesuai sifat kodrat makhluk Tuhan YME. Implementasinya harus dilandasi “kesejajaran & kesederajadan”, hindari ‘dominasi & diskriminasi’.

Page 26: Pancasila Sistem Filsafat Negara Indonesia

c. Sila Persatuan Indonesia, miliki nilai “nasionalisme/ kebangsaan Indonesia”, yang bersifat “religius & humanis”. Bermoral Ketuhanan dan Kemanusiaan, menjunjung tinggi “harkat martabat” sesuai kodrat manusia makhluk Tuhan. Nasionalisme Indonesia jauh dari ‘chuvinisme’, dan sifat ‘primordialisme’.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan.

Sila ke empat mengandung nilai :

Page 27: Pancasila Sistem Filsafat Negara Indonesia

1.1. Negara :Negara : perwujudan perwujudan ‘kehendak ‘kehendak rakyat’.rakyat’. Rakyat : sekelompok manusia Rakyat : sekelompok manusia makhluk Tuhan Yang Maha Esa, bersatu makhluk Tuhan Yang Maha Esa, bersatu u/ realisasikan tujuan hidup bersama u/ realisasikan tujuan hidup bersama dalam suatu negara. Rakyat : dalam suatu negara. Rakyat : “subjek”“subjek” pokok negara & pokok negara & “asal mula”“asal mula” kekuasaan kekuasaan negara; harus jalankan negara; harus jalankan “demokrasi”“demokrasi” untuk kepentingan bersama. (demos : untuk kepentingan bersama. (demos : rakyat, kratos : kekuasaan)rakyat, kratos : kekuasaan)

2.2. Demokrasi,Demokrasi, sila ke empat : sila ke empat : a)a) Ada kebebasan, bertanggung jawab – rakyat & Ada kebebasan, bertanggung jawab – rakyat &

Tuhan Yang Maha Esa.Tuhan Yang Maha Esa.

b)b) Hormati & hargai harkat martabat Hormati & hargai harkat martabat rakyat/ manusia.rakyat/ manusia.

c)c) Jamin persatuan & kesatuan rakyat.Jamin persatuan & kesatuan rakyat.d)d) Hargai perbedaan, utamakan Hargai perbedaan, utamakan

kesejajaran & kesederajadan.kesejajaran & kesederajadan.e)e) Depankan Depankan ‘musyawarah’‘musyawarah’ untuk untuk ‘mufakat’.‘mufakat’.

f)f) Dasarkan Dasarkan keadilankeadilan dlm hidup bersama dlm hidup bersama rakyat.rakyat.

Page 28: Pancasila Sistem Filsafat Negara Indonesia

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Nilai sila ke lima :1) Keadilan harus terwujut dalam kehidupan seluruh

rakyat Indonesia. Keadilan dilaksanan sesuai hakekat kodrat manusia ‘majemuk tunggal & dwi tunggal’. Adil dalam hubungan manusia dengan diri sendiri, sesama manusia, bangsa, negara dan Tuhan.

2) Keadilan harus terealisasi dalam kehidupan rakyat seluruhnya :

A. keadilan distributif ; keadilan dalam hungan negara – warga negara. Negara harus penuhi keadilan dlm distribusikan kesejahteraan, bantuan, subsidi, kesempatan, peluang,fasilitas – hak kewajiban.

Page 29: Pancasila Sistem Filsafat Negara Indonesia

B. Keadilan legal / keadilan bertaat; keadilan dalam hubungan ‘warga negara terhadap negara’. Warga negara ‘wajib penuhi’ keadilan, taati peraturan perundang - undangan yang berlaku dalam negara.

C. Keadilan komutatif; keadilan dalam hubungan antara ‘warga negara – sesama warga negara’ secara timbal balik, hormati dan hargai hak hak orang lain sesama warga negara.

Jo Wo.