Upload
deffylettyzia
View
368
Download
53
Embed Size (px)
DESCRIPTION
panduan komunikasi efektif
Citation preview
PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF
RSIA PUTRI SURABAYA
BAB I. DEFINISI
Komunikasi merupakan proses bicara dalam bahasa inggris di akronimkan sebagai
TALK. TALK merupakan akronim dari T ( talk to each other ) yakni berbicara satu orang
dengan orang lainnya, A ( act together to car for our residents, patients and families) secara
bersama memberikan pelayanan antar petugas, residen, pasien dan keluarganya, L ( listen to
each other ) yakni satu dengan lainnya saling dengarkan dan K ( know and understand each
other ) yakni tau dan mengerti satu dengan lainnya.
Komunikasi melibatkan pembicara ( orang yang member informasi ), proses
penyampaian informasi, isi informasi dan pendengar ( orang yang menerima informasi ).
Menurut Carl I. Hovland, komunikasi adalah suatu proses dimana seorang individu,
menyampaikan pemikiran – pemikiran atau informasi ( verbal atau non verbal )untuk
mengubah tingkah laku orang lain / individu lain. Untuk itu harus ada kesepahaman arti dalam
proses penyampaian arti tersebut agar tercapai komunikasiyang efektif.
Berdasarkan definisi diatas, kita simpulkan bahwa komunikasi adalah proses
penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan untuk mengubah tingkah laku orang
lain / individu lain. Tujuan yang diharapkan dalam proses komunikasi yaitu perubahan berupa
penambahan pengetahuan, merubah pendapat, memperkuat pendapat, merubah sikap dan
perilaku komunikan atau dengan kata lain dikenal sebagai tiga tingkatan perubahan yaitu
kognitif, afektif dan behavioral.
Menurut Devito ( 1989 ), komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu
orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai
dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera ( Effendy, 2003 ).
Bentuk komunikasi interpersonal di rumah sakit biasanya antara dokter, perawat,
ataupun paramedik dengan pasien dan keluarganya. Bentuk komunikasi interpersonal seperti
ini juga dikenal dengan komunikasi terapeutik. Komunikasi semacam ini biasanya berfokus
pada pertukaran informasi mengenai kondisi kesehatan pasien.
[Type text] Page 1
Sedangkan komunikasi dalam hal penyampaian informasi dan edukasi mengenai
fasilitas pelayanan rumah sakit dan kesehatan kepada pasien dan keluarga biasanya di
jembatani melalui customer serviceataupun kegiatan-kegiatan seperti penyuluhan ( edukasi ).
Komunikasi interpersonal ini juga diperlukan antara direksi dengan unit kerja serta antar tiap
unit kerja di RSIA PUTRI agar kegiatan manajemen rumah sakit berjalan lancar.
Selain komunikasi interpersonal, penyampaian informasi mengenai fasilitas pelayanan
rumah sakit dan kesehatan juga dapt diberikan melaui media. Bentuk komunikasi semacam ini
dikenal dengan komunikasi massa.
Menurut Jalaluddin Rakhmat, Komunikasi Massa adalah jenis komunikasi yang
ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak
atau elektronik sehingga pesan yang samadapat diterima secara serentakdan sesaat. Beberapa
media massa yang di gunakan oelh RSIA PUTRI dalam berkomunikasi dengan masyarakat
ataupun pasien dan keluarga adalah buku, leaflet, poster, banner, spanduk, majalah, radio dan
website. Sebagai seorang pembicara, harus memperhatikan beberapa faktor untuk memberi
kesempatan kepada pendengar untuk mendengar dan memahami isi komunikasi.
Tibodean ( 2003 ) menyampaikan beberapa hal untuk meningkatkan komunikasi
efektif, yakni :
1. Pesan disampaikan tepat waktu, pesan berubah secara konstan dan bila terjadi
keterlambatan dalam menyampaikan pesan menyebabkan informasi ketinggalan
jaman ( kuno ).
2. Pesan hendaknya disampaikan dengan lengkap sehingga pendengar dapat mengerti
informasi yang ingin disampaikan
3. Informasi disampaiakn dengan jelas
4. Informasi harus akurat dan sesuai dengan inti permasalahan, tidak membingungkan
penerima ( pendengar )
5. Pesan di verifikasi oleh penyampai berita
Menurut Zumrun ( 2006 ), untuk menjadi seorang pendengar yang baik menganjurkan :
1. Jangan memotong pembicaraan
Tunggu hingga pembicara menyelesaikan pembicaraan sebelum pendengar
menyampaian umpan balik atau menyampaikan pendapatnya. Pendengar pada
umumnya kurang sabar menunggu komunikasi selesai,hal ini menyebabkan rusaknya
komunikasi.
Panduan Komunikasi Efektif KPRS 2
2. Jangan lompat langsung ke kesimpulan.
Sebagai pendengar jangan memotong pembicaraan dengan langsung mengambil
kesimpulan seakan – akan tahu apa yang dibicarakan walaupun proses komunikasi
belum selesai.
3. Jangan mengadili pembicara.
Sebagai pendengar jangan membuat opini yang dapat mengganggu pesan yang
diterimanya. Logat bicara, kecepatan penyampaian,penampilan, umur dan beberapa
faktor lainnya dapat membiaskan pesan yang diterima. Sebagai pendengar yang efektif
fokuskan kepada isi komunikasi,supaya menerima pesan dengan benar.
4. Catat informasi yang menarik bagi pendengar. Hal ini membantu konsentrasi dan
ketertarikan sebagai pendengar.
5. Ajukan pertanyaan dengan kata yang baik, hal ini untuk memperjelas atau menilai
keberhasilan komunikasi dan umpan balik. Pendengar yang baik berperan aktif dalam
proses komunikasi.
Hambatan dalam berkomunikasi, antara lain :
1. Hambatan fisik, komunikasi melintasi ruangan dengan cara berteriak – teriak, atau
komunikasi dengan beda lokasi antara pembicara dengan pendengar.
2. Hambatan persepsi, beda dalam menggunakan istilah kata.
3. Hambatan emosi, perasaan tidak senang dalam berkomunikasi.
4. Hambatan budaya, budaya dapat menghambat komunikasi.
5. Hambatan bahasa,kata yang dipergunakan dalam komunikasi mengandung bahasa
yang kurang di mengerti oleh pendengar.
Dampak salah dalam berkomunikasi :
1. Menimbulkan kejadian yang tidak diharapkan, hal ini disebabkan karena salah
dalam mengambil tindakan sebagai contoh pemberian KCL secara IV bolus
padahal penyampai berita yang dimaksud pemberian KCL secara drip.
2. Menimbulkan konflik antara penyampai berita dengan penerima berita. Hal ini
dapat mempengaruhi mutu pelayanan medik yang dilaksanakan di Rumah sakit.
3. Komunikasi antar petugas/ pemberi pelayanan di dalam ( internal ) dan keluar (
eksternal ) rumah sakit.
Panduan Komunikasi Efektif KPRS 3
Untuk komunikasi internal ini terdapat dua bentuk yakni vertikal dan horizontal.
Komunikasi vertikal , yaitu komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas.
Komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan.
Dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-
petunjuk, informasi-informasi kepada bawahannya. Sedangkan bawahan
memberikan laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan kepada pimpinan.
Komunikasi horizontal atau lateral, yaitu kominikasi antara sesamaseperti dari
karyawan kepada karyawan, manajer kepada manajer. Pesan dalam komunikasi ini
bisa mengalir di bagian yang sama di dalam organisasi atau mengalir antar bagian.
Komunikasi lateral ini memperlancar penukaran pengetahuan, pengalaman, metode,
dan masalah. Hal ini membantu organisasi untuk menghindaribeberapa masalah dan
memecahkan yang lainnya,serta membangun semangat kerja dan kepuasan kerja.
Sedangkan komunikasi eksternal rumah sakit dilakukan dengan rumah sakit
lain, mitra kerja ( stakeholder ).
Bentuk komunikasi ini dapat dilakukan melalui telepon, interpersonal ( face to
face ), maupun ceramah saat rapat.
Panduan Komunikasi Efektif KPRS 4
BAB II RUANG LINGKUP
BAB II.1. DASAR HUKUM
Dasar hukum yang berhubungan dengan pelaksanaan dan implementasi
Manajemen Komunikasi dan Informasi meliputi :
1. Undang undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit.
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 4 Th 2012 Tentang Petunjuk Teknis
Promosi Kesehatan RS.
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No269/MenKes/Per/III/2008 Tentang Rekam
Medis
BAB II.2. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup komunikasi efektif RSIA PUTRI Surabaya adalah sebagai beriku :
1. Komunikasi dengan masyarakat
2. Komunikasi dengan pasien dan keluarga
3. Komunikasi interen rumah sakit
4. Komunikasi eksteren rumah sakit
BAB II.3. SASARAN
1. Masyarakat
2. Pasien ,Keluarga dan Pengunjung
3. Dokter, Tenaga Kesehatan lain, Perawat, Bidan, Tenaga non Medis, Tenaga non
Keperawatan
4. Institusi Pemerintah dan Swasta
Panduan Komunikasi Efektif KPRS 5
BAB III. TATA LAKSANA
III.1. TATA LAKSANA IDENTIFIKASI KOMUNIKASI DAN POPULASI
1. RSIA PUTRI melakukan identifikasi komunikasi dan populasi internal dan
eksternal yang menjadi pusat perhatian dalam pemberian informasi melalui
analisa data demografi kunjungan kunjungan Rawat Jalan maupun Rawat Inap.
2. Pengolahan data dan penentuan sasaran/target harus memberikan gambaran
dalam pemberian informasi yang tepat dan cepat.
3. Proses identifikasi terhadap komunitas dan populasi dilakukan oleh bagian
Humas dan Marketing RSIA PUTRI.
III.2. KOMUNIKASI DENGAN MASYARAKAT
III.2.1 Identifikasi komunitas dan populasi berdasar data demografi seluruh pengunjung
RS yang telah dianalisi tentang : penyakit, jenis kelamin, umur, ras/etnis, agama
dan bahasa yg digunakan,tempat domisili dll yg terkait untuk :
a. Komunikasi lanjutan tentang informasi pelayanan, jam pelayanan dan proses
mendapatkan pelayanan;
b. Informasi tentang kualitas pelayanan, yang diberikan kepada publik dan
kepada sumber rujukan.
c. Bentuk dan Strategi komunikasi :
PKRS = Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit melalui individu maupun
kelompok pada :
1. Penyuluhan tentang Ante Natal Care, menghadapi persalinan,
perkembangan janin dll dilakukan di senam hamil.
2. Penyuluhan perawatan tali pusat, memandikan bayi di Ruang Bayi
3. Penyuluhan Gizi
4. Senam Nifas dan Massage Payudara
Panduan Komunikasi Efektif KPRS 6
5. Pijat Bayi
Seminar seminar seputar masalah kehamilan, menyusui , perawatan bayi
baru lahir dan masalah penyakit kandungan.
Melalui leaflet, brosur, spanduk, poster, majalah, Koran, radio
Website, email
III.2.2. Komunikasi dengan masyarakat menggunakan perantara media :
a. Buku dan CD Profile RSIA PUTRI Surabaya
b. Hotline ke Informasi 031-5999987 Humas : 031-5999987 ext 122, atau
08130000822
c. Nomor Faximile : 031-5997215
d. Website, email [email protected] 2. [email protected]
e. Media leaflet, banner, spanduk, poster oleh Unit PKRS dan Humas
f. Koran, majalah, radio
III.3. KOMUNIKASI DENGAN PASIEN DAN KELUARGA
Tata cara berkomunikasi efektif dengan pasien dan keluarga :
1. Humas & Marketing dengan menghubungi 031-5999987 ext 122
2. Hotline ke Informasi 031-5999987 Humas 031-5999987 ext 122, 08130000822
3. Nomor faximile : 031-5997215
4. Email : 1. [email protected] 2. [email protected]
5. Kotak saran /komplain
6. Pemberian informasi kepada pasien dan keluarga tentang edukasi kesehatan
7. Media leflet, banner, spanduk, poster, Koran, majalah radio oleh PKRS & Humas
Komunikasi efektif memuat :
1. Pasien dan keluarga diberi informasi tentang asuhan dan pelayanan melalui brosur,
leaflet, spanduk, biner atau melalui media masa seperti koran, majalah, radio dan
melalui perantara media website dan diberi informasi bagaimana mengakses
pelayamam di RSIA PUTRI.
2. Pasien dan keluarga diberi informasi bahwa RSIA PUTRI memberikan asuhan
dan pelayanan rawat jalan meliputi ruang lingkup Obstetri & Ginekologi,
Pediatari , IGD , Penunjang Medis antara lain USG 4D, Fisio Terapi ( Senam
Panduan Komunikasi Efektif KPRS 7
Nifas, Breast care, Massage Baby, Tumbuh Kembang dll), Radiologi,
Laboratorium dan Senam Hamil
3. Pasien dan keluarga diberi informasi bahwa RSIA PUTRI hanya memberikan
asuhan dan pelayanan rawat inap meliputi ruang lingkup Obstetri & Ginekologi,
perawatan bayi lahir (Perinatologi ) dan NICU 3.
4. Apabila asuhan pasien didapatkan kasus diluar kasus Obstetri, Ginekologi,
Perinatologi dan NICU level 3 misalnya kasus Bedah, kasus Pediatri, kasus
Internis dll maka pasien dan keluarga diberikan informasi tentang sumber
alternative ( dirujuk ) ke rumah sakit yang lebih tinggi.
5. Menggunakan informasi dengan bahasa Indonesia yang benar dan apabila pasien
dan keluarga menggunakan bahasa yang tidak dimengerti maka RSIA PUTRI
meminta bantuan anggota keluarga sebagai penterjemah apabila terpaksa dan
sebagai upaya akhir maka anak bisa dijadikan penterjemah.
III.4. KOMUNIKASI INTEREN RUMAH SAKIT
III.4.1. TATA LAKSANA KOMUNIKASI EFEKTIF INTERNAL RSIA PUTRI
1. Komunikasikan visi, misi dan Rencana Strategi RSIA PUTRI Surabaya
2. Sosialisasikan Rencana Strategi dan program RSIA PUTRI
3. Komunikasi melalui telepon antar petugas (dokter, perawat/bidan, petugas
lainnya)
4. Rapat rutin yang diadakan di lingkungan RSIA PUTRI seperti :
Rapat Komisaris
Rapat Umum Pemegang Saham
Rapat Struktural
Rapat Komite Komite
Rapat masing masing Pokja
Rapat masing masing unit
Pertemuan Keperawatan
5. Buat jadwal rapat umum seluruh RSIA PUTRI
6. Undangan, Absensi dan Notulen
7. Laporan laporan
8. Lembar edukasi yang berisikan tanggal, Materi, tanda tangan
Panduan Komunikasi Efektif KPRS 8
9. Komunikasi efektif harus tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, mudah
dipahami oleh penerima sehingga dapat mengurangi kesalahpahaman.
III.4.2 PRINSIP KOMUNIKASI EFEKTIF :
1. Write back, read back, verifikasi pemberi pesan dan klarifikasi ulang bagi
penerima pesan.
2. Komunikasi lewat telepon dengan prinsip Write Back, Read Back.
Setiap pesan yang dilaksanakan melalui telelepon, perlu di baca ulang
( readback ) ringkasan informasi oleh penerima berita ( receiver ) untuk
mengecek akurasi berita dan kejelasan isi informasi tersebut. Hal ini
diperlukan untuk menyakinkan bahwa penerima informasi mengerti dan
jelas tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan informasi yang
diterimanya. Setiap informasi yang diterima, harus ditulis dalam catatan
medic ( Rekam Medik ).
RECORDING SBAR
Komunikasi efektif harus dicatat dengan akurat pada rekam medis atau catatan
pasien. Catatan tersebut harus dapat dibaca ( Legible ), ditanda tangani ( signed ),
diberi tanggal ( dated ), dituliskan waktu serta ditulis dengan menggunakan tinta
warna hitam.
III.4.3 BENTUK STRUKTUR KOMUNIKASI :
Komunikasi efektif dapat terjadi dengan menggunakan suatu format baku agar
komunikasi terstandar dan berlangsung secara efektif dan efisien. Salah satu
format baku yang di pergunakan oleh JAHCO adalah format SBAR
DEFINISI SBAR
Komunikasi verbal atau komunikasi tulis yang kurang adekuat
merupakan sumber kesalahan yang serius pada pusat pelayanan kesehatan.
Analisis akar masalah ditemukan sebagai sumber kesalahan yang terjadi secara
umum di sebabkan dari kedua macam komunikasi ini. Terdapat beberapa
hambatan dalam komunikasi antar petugas pemberi pelayanan karena factor
hirarki,gender, suku, perbedaan gaya komunikasi antar disiplin ilmu dan gaya
komunikasi individual.
Panduan Komunikasi Efektif KPRS 9
SBAR merupakan kerangka komunikasi yang mempermudah mengatasi
hambatan dala komunikasi. SBAR merupakan bentuk struktur mendasari
komunikasi antara pemberi informasi dengan penerima informasi. SBAR mudah
diingat yang praktis untuk komunikasi atau percakapan. SBAR tersusun sebagai
berikut :
S = Situation
B = Background
A = Assessment
R = Recommendation
Tujuan dan keuntungan menggunakan SBAR ( Byred et al, 2009 ) ,yaitu :
a) Meningkatkan keamanan keselamatan pasien ( patient safety ).
b) Memberikan standar untuk penyebaran atau berbagi informasi.
c) Meningkatkan kekuatan atau penjelasan dari para pemberi pelayanan
kesehatan dalam mengajukan permintaan perubahan perawatan pasien atau
untuk menyelesaikan informasi dalam keadaan kritis dengan benar dan
akurat.
d) Meningkatkan efektivitas kerja tim.
e) Dapat dipergunakan pada daerah spesifik COPD.
SBAR TERSUSUN ATAS :
S = Situation
Tanyakan kondisi pasien (Situation)
Identitas pasien, diagnose medis dan masalah yang belum maupun sudah
teratasi.
Mengawali suatu komunikasi di perlukan pengenalan antara penyampai
berita dan penerima berita. Dalam hal ini identitas saudara ( petugas ) dan
unit pelayanan kesehatan diinformasikan. Selain itu juga perlu
disampaikan kepada siapa ( penerima ) informasi yang petugas
ajak berkomunikasi
Dalam situasi ini perlu petugas menjelaskan permasalahan yang
dihadapinya
Misalnya pasien serta kekhawatiran bila tidak di lakukan tindakan. Dalam
hal menginformasikan pasien disebutkan identitas pasien.
B = Background
Panduan Komunikasi Efektif KPRS 10
Tanyakan latar belakang pasien (Background)
Keluhan utama, intervensi yang telah dilakukan, respon pasien
diagnose keperawatan, riwayat alergi, riwayat pembedahan, pemasangan
alat infasif dan obat atau infuse
Berilah informasi riwayat medis pasien,atau informasi yang berkaitan
dengan permasalahan yang ditemukan.untuk pasien perlu dijelaskan
riwayat medisnya, perlu dijelaskan atau digaris bawahi riwayat medis
yang bermakna. Bila permasalahan di bidang lain misalnya sampel darah
atau permasalahan obat maka poin penting dari permasalahan tersebut
ditonjolkan
A = Assessment
Pengkajian kondisi pasien terkini (Assesment)
Sebutkan tanda vital, pain score, GCS, status restrain, Resiko jatuh, Status
nutrisi, eliminasi hal yang kritis dan lain lain.
Hasil pemerikasaan penunjang yang abnormal
Informasi lain yang mendukung
Penilaian terhadap masalah yang di temukan terkait dengan apa yang
menjadi masalah pada pasien. Berilah kesan pasien secara klinis serta hal
yang terkait dengan hal tersebut. Jelaskan pula tindakan apa yang sudah di
berikan kepada pasien untuk mengatasi permasalahan tersebut sambil
menunggu rekomendasi yang diterima petugas
R = Recommendation
Usulan pemeriksaan atau tindakan atas kondisi pasien saat ini.
Tindakan apa yang direkomendasikan untuk memperbaiki masalah
Apa yang dibutuhkan untuk memperbaiki kondisi pasien
Kapan waktu yang di harapkan tindakan ini terjadi
Jelaskan kepada petugas rekomendasi yang diberikan untuk mengatasi
permasalahan tersebut. Saran disampaikan dengan jelas, bagaimana cara
melaksanakan saran serta tentukan waktu pelaksanaannya serta tindak
lanjutnya. Terakhir, rekomendasi yang diberikan, apakah sudah sesuai
dengan harapan pada akhir pembicaraan dengan klinisi atau petugas
tersebut.
Panduan Komunikasi Efektif KPRS 11
PENGGUNAAN SBAR
SBAR dipergunakan sebagai landasan menyusun komunikasi verbal, tertulis
lewat menyusun surat , dari berbagai keadaan perawatan pasien antara lain :
1. Pasien rawat jalan dan pasien rawat inap.
2. Komunikasi pada kasus urgent dan non urgent.
3. Komunikasi dengan pasien, perorangan atau lewat telepon
4. Keadaan khusus antara dokter dan perawat.
5. Membantu konsultasi antara dokter dengan dokter.
6. Mendiskusikan dengan konsultan professional lain misal terapi respirasi,
fisioterapi.
7. Komunikai dengan mitra bestari.
8. Komunikasi pada saat perubahan shift jaga.
9. Meningkatkan perhatian
10. Serah terima dari petugas ambulans kepada staf rumah sakit.
III.5. KOMUNIKASI EKSTEREN RUMAH SAKIT
1. RSIA PUTRI menerapkan strategi komunikasi eksternal melalui media dan layana
publik
2. Melalui kesepakatan dalam bentuk kerjasama.
3. Pencapaian strategi di titik beratkan pada informasi dalam bentuk promosi yang
berfokus pada ketersediaan pelayanan kesehatan.
Tata cara komunikasi eksternal yang diterapkan di RSIA PUTRI Surabaya :
1. Penerimaan tamu secara langsung
2. Bekerja sama dengan pihak ketiga dengan cara membuat Kesepakatan Kerjasama
( MoU )
3. Melakukan surat menyurat
4. Brosur, leaflet, spanduk, poster, standing banner, majalah, radio, surat kabar.
Panduan Komunikasi Efektif KPRS 12
BAB IV. DOKUMENTASI
1. Komunikasi dengan Masyarakat
Buku dan CD Profil RSIA PUTRI Surabaya
Kotak saran
Website, email 1. [email protected] 2. [email protected]
Media leaflet, standing banner, spanduk, poster, surat kabar, majalah oleh
PKRS & Humas
2. Komunikasi dengan Pasien dan Keluarga
Humas : Buku pencatatan pertanyaan pasien, Laporan telepon keluar dan
masuk.
Laporan komplain dan hotline
Rekam medik untuk pemberian informasi
Laporan edukasi kesehatan
Media leaflet, banner, spanduk, poster oleh PKRS & Humas
3. Komunikasi dengan Internal Rumah Sakit
Daftar hadir rapat
Notulen rapat
Rekam medis pasien
4. Komunikasi eksternal :
DokumenTamu
Dokumen MoU yang telah ditanda tangani
Panduan Komunikasi Efektif KPRS 13
Dokumen surat keluar dan masuk
Mengetahui: Surabaya, 01 Agustus 2015
Direktur Utama RSIA ”PUTRI” Ketua KPRS
dr.Herminiati HB,MARS dr.Azami Denas,SpOG
tidak terpakai
CONTOH SBAR PESIEN DALAM KEADAAN KRITIS
S Saya nama :…………………………………….
Saya menelpon tentang < nama pasien, lokasi >
Yang dituju :……………………………………
Masalah pasien tentang :………………………..
B Saya telah melakukan pemeriksaan pasien dan terjadi perubahan status
pasien < sebutkan perubahan yang terjadi >
Kesadaran menurun,suhu semula 37C meningkat menjadi 38C,
pernafasan semula 24x/mnt menjadi 34x/mnt.obat yang telah
diberikan……………….
A Masalah yang ditemukan pada pasien dikaitkan dengan apa yang menjadi
masalah pada pasien :
Problem kemungkinan karena :…………………………………
Sudah di lakukan tindakan apa…………………………………
R Saya menganjurkan < apa rekomendasi …………….>
Kirim ke ruang intensif
Panduan Komunikasi Efektif KPRS 14
Observasi ketat
Informasikan kepada family tentang keadaan pasien
Informasikan kepada konsultan yang terkait
Test lain yang diperlukan :
Thorax photo
Laboratorium
Analisis blood gaas
Ubah terapi :
Beri obat……..,cek tanda vital setiap………menit
Bila pasien tidak ada perubahan dalam waktu…….menit,
laporkan lagi.
Konfirmasi
Petugas < saya sudah jelaskan tindakan kepada pasien adalah….,
akan saya laporkan lagi dalam waktu ………….>
PPDS melaporkan keadaan pasien kepada DPJP
Situation : ny.K , dirawat diruang Anggrek semalam suhu tubuh meningkat dan
saat ini menggigil.
Background : ny.K, dipasang indwelling catheter dan ada riwayat infeksi
kandung kemih. Urine keruh dan berbau busuk. Suhu tampak sudah tinggi sejak
MRS dan saat ini suhu 38,5C. kateter diganti 3 minggu yang lalu. Ia telah
mendapatkan Tylenol setiap 4 jam sejak tadi malam. Kesadaran tampak menurun.
Assessment : saya fikir ia menderita UTI.
Recommendation :order untuk pemeriksaan urine kultur dan sensitivitas tes, dan
kemudian mendiskusikan antibiotik yang diperlukan. Anjurkan ny. K untuk
minum air putih lebih banyak.
Laporan Petugas Ruang Asoka Kepada Kepala Ruangan
Situation : telah terjadi 2 kali kejadian pasien jatuh dari kursi saat dimandikan.
Background : kursi kamar mandi yang digunakan untuk memandikan pasien rusak
Panduan Komunikasi Efektif KPRS 15
sehingga pada saat pasien disabuni, meningkatkan resiko tergelincir atau jatuh.
Assessment : kursi kamar mandi tidak didesain untuk dipergunakan memandikan
pasien, Karena desainnya tidak tepat bentuknya. Petugas menggunakan kursi
tersebut untuk memandikan sebelum makan pagi.
Recommendation : saya merekomendasikan untuk memasang pengaman pada kursi
tersebut serta ingatkan pada petugas yang lain.
Laporan Petugas Laboratorium Ke Perawat Ruang Dahlia
Situation : assalamu’alaikum, saya Ahad dari Instalasi Patologi Klinik. Specimen darah
pasien Ny.A , RKM no : 77890 beku.
Background : permintaan laboratorium dari Dokter Ahmat atas pasien Ny, A adalah
pemeriksaan darah lengkap. Specimen diterima dalam keadaan beku. Sehingga pemeriksaan
laboratorium tidak dapat dilakukan.
Assessment : specimen darah dimasukkan dalam tabung bertutup merah, tidak
berantikoagulan K3EDTA. Hal ini menyebabkan darah beku.
Recommendation : ( Petugas Instalasi Patologi Klinik ) Minta specimen darah ulang.
Gunakan tabung bertutup ungu, isi 3 ml,kocok 8 kali, kirim dengan pneumatic tube.
Laporan Petugas Apotik Ke Dokter
Situation : assalamu’alaikum, Saya Ramadani dari Apotik Barokah. Perlu konfirmasi kepada
dr. Lailatul Qodr tentang penulisan obat.
Background : Saya menerima resep dari dr. Lailatul Qodr, tiga R/ salah satunya tidak bisa
dibaca dengan jelas.
Assessment : obat yang ditulis tidak jelas, bisa bermacam-macam nama obat,bila tidak tepat
dapat membahayakan pasien.
Recommendation : (dr. Lailatul Qodr ) Obat yang saya maksudkan adalah chloramphenicol
tetes telinga, berikan tiga kali sehari, masing – masing satu tetes telinga kiri dan kanan
Panduan Komunikasi Efektif KPRS 16