37
PERSATUAN AHLI BEDAH UMUM INDONESIA PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI PANDEMI COVID – 19 DI INDONESIA Penyusun: Bidang Ilmiah PP PABI DR. Dr. Sahudi,SpB(K)KL, FINACS DR. Dr. I Wayan Sudarsa, SpB(K)Onk, FINACS

PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI PANDEMI …

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI PANDEMI …

~ 1 ~

PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI

PANDEMI COVID – 19 DI INDONESIA PABI

(PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA)

PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA

PERSATUAN AHLI BEDAH

UMUM INDONESIA

PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM

MENGHADAPI PANDEMI COVID – 19

DI INDONESIA

Penyusun:

Bidang Ilmiah PP PABI

DR. Dr. Sahudi,SpB(K)KL, FINACS

DR. Dr. I Wayan Sudarsa, SpB(K)Onk, FINACS

Page 2: PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI PANDEMI …

~ 1 ~

PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI

PANDEMI COVID – 19 DI INDONESIA PABI

(PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA)

PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ ala atas limpahan berkat dan karunia-

Nya sehingga rekomendasi kesiapsiagaan untuk Dokter Spesialis Bedah Umum dalam

menghadapi COVID-19 ini berhasil diselesaikan.

Rekomendasi ini sangat penting dibuat pada saat kasus COVID-19 telah dinyatakan

sebagai pandemik dunia oleh WHO. Rekomendasi dibuat dengan tujuan meminimalisir

terjangkitnya teman sejawat Dokter Spesialis Bedah Umum serta kesiapannya dalam

menghadapi COVID-19. Kami harapkan teman sejawat Dokter Spesialis Bedah Umum dapat

meningkatkan ilmu dan teknologi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan

tetap menjaga kesehatan dan keamanan diri sendiri.

Rekomendasi ini meliputi bagaimana seorang Dokter Spesialis Bedah Umum

melakukan pemeriksaan sehari-hari di poliklinik, pemeriksaan pasien Bedah Umum di ruang

rawat inap, pelaksanaan tindakan operasi emergensi, protokol Dokter Spesialis Bedah Umum.

bila mendapatkan kecurigaan COVID-19, dan protokol pengambilan swab nasofaring dan

orofaring pada pasien dengan kecurigaan COVID-19. Rekomendasi ini merupakan pedoman

internal yang dapat berubah sewaktu-waktu karena perkembangan dan bukti-bukti keilmuan

yang terus bertambah mengenai COVID-19 yang ditujukan khusus untuk anggota PABI.

Sebagai bagian dari upaya kesiapsiagaan dalam upaya menghadapi hal tersebut.

Kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam rekomendasi ini sehingga saran dan

masukkan dari seluruh anggota PABI kami harapkan untuk menyempurnakannya. Semoga

dengan diterbitkannya rekomendasi ini dapat bermanfaat bagi seluruh Dokter Spesialis Bedah

Umum di seluruh tingkat pelayanan.

Jakarta, 16 April 2020

Ketua Umum PP-PABI

Dr. Djoni Darmadjaja, SpB, MARS, FINACS

Page 3: PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI PANDEMI …

~ 2 ~

PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI

PANDEMI COVID – 19 DI INDONESIA PABI

(PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA)

PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA

BAB I

PENDAHULUAN

Coronavirus Disease-19 (COVID-19) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Severe

Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) Virus ini termasuk famili

coronaviridae dengan struktur mencakup materi genetik, mantel pelindung (capsid) yang

terbuat dari protein, dan mantel tambahan yang mengelilingi capsid yang disebut envelope yang

tersusun dari lemak. Struktur virus SARS-CoV-2 mirip virus lain dalam hal tidak punya mesin

replikasi, sehingga untuk memperbanyak dirinya harus menempel dan menembus sel inang,

untuk selanjutnya memanfaatkan mesin sel inang untuk mereplikasi materi genetiknya sendiri.

Konteks ini yang kemudian dipahami sebagai kaskade virus SARS-CoV-2 dalam menginfeksi

struktur sel manusia, dimulai dari lengkapnya mutasi evolusi yang memungkinkan virus mampu

menempel ke reseptor tertentu pada sel manusia sebagai inangnya.1-3

Di Dunia, kasus pertama Covid-19 terjadi pada Desember 2019 di Wuhan, provinsi Hubei,

China. Pada tanggal 12 Maret 2020 WHO telah mengumumkan bahwa COVID-19 sebagai

kasus pandemik, dan sampai tanggal 13 April 2020, penyakit ini telah tersebar ke lebih dari

200 negara/wilayah/daerah dengan total jumlah kasus 1.922.195 dan total kematian 119.560

(Case Fatality Rate–CFR 6,22 %).

Di Indonesia, kasus COVID-19 pertama kali dilaporkan tanggal 2 Maret 2020 dengan jumlah

dua kasus yang kemudian terus berkembang hingga data 13 April 2020 menunjukkan kasus

terkonfirmasi berjumlah 4.557 dengan total kasus kematian 399 (CFR 8.7%). Dan Indonesia

sendiri telah menetapkan penyakit COVID-19 sebagai Bencana Nasional sejak 14 maret 2020.3

Fakta diatas cukup untuk menggambarkan tingkat keparahan dan kompleksitas wabah.

Prediksi awal penyebaran virus COVID-19 adalah dari hewan ke manusia, tetapi saat ini

diyakini terjadi penyebaran partikel virus dari orang ke orang, terutama melalui percikan atau

tetesan [droplet] penderita yang batuk atau bersin pada jarak 1-2 meter. Sangat mungkin juga

seseorang tertular virus COVID-19 setelah menyentuh permukaan suatu objek yang

terkontaminasi partikel virus.1-3

Page 4: PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI PANDEMI …

~ 3 ~

PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI

PANDEMI COVID – 19 DI INDONESIA PABI

(PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA)

PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA

Saat seseorang terinfeksi virus COVID-19 terdapat beberapa kemungkinan yang bisa

terjadi, mulai dari tidak bergejala (situasi ini cukup riskan mengingat tanpa disadari seseorang

dapat menjadi sumber penularan bagi orang di dekatnya), atau muncul gejala mirip flu seperti

pilek, batuk, dan demam, atau beberapa hari kemudian gejala memberat yang ditandai dengan

sesak napas akibat infeksi pada paru (pneumonia). Biasanya, seseorang dianggap paling

menular saat mereka paling bergejala (paling sakit), namun telah ada laporan penyebaran virus

COVID-19 dari pasien yang terinfeksi tanpa gejala.

Pasien dengan penyakit COVID-19 dengan atau tanpa gejala, bisa jadi datang ke tempat

pelayanan Ahli Bedah, baik di IGD dalam kasus gawat darurat, poliklinik rawat jalan, ruang

perawatan, atau di Kamar Operasi. Banyak prosedur pemeriksaan untuk diagnostik, maupun

tindakan yang dilakukan seorang Ahli Bedah, yang bersifat kontak langsung atau berhubungan

dengan jarak dekat dengan pasien. Hal ini menyebabkan seorang Dokter Spesialis Bedah

menjadi tenaga medis yang mempunyai risiko tinggi tertular COVID-19.

Mengingat sampai saat ini pengobatan untuk COVID-19 belum ditemukan, maka langkah

pencegahan menjadi sangat penting, baik untuk tujuan agar tidak tertular ataupun mencegah

transmisi virus lebih lanjut dari satu orang ke orang lain.

Mengingat semua hal diatas, maka dirasa sangat perlu untuk membuat Panduan Pelayanan

untuk para Ahli Bedah dalam menghadapi Pandemi Covid-19.

Page 5: PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI PANDEMI …

~ 4 ~

PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI

PANDEMI COVID – 19 DI INDONESIA PABI

(PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA)

PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA

BAB II

DEFINISI OPERASIONAL

2.1 Orang Tanpa Gejala (OTG) 5

a. Orang yang tidak bergejala dan memiliki risiko tertular dari orang positif COVID-19.

b. Orang tanpa gejala merupakan kontak erat dengan kasus positif COVID-19.

Gambar 2.1 Alur Tata Kelola Kasus OTG

Dikutip dari : GTTP 5

2.2 Orang Dalam Pemantauan (ODP) 5

a. Orang yang mengalami demam (≥38°C) atau riwayat demam; atau gejala gangguan

sistem pernapasan seperti pilek/sakit tenggorok/batuk DAN pada 14 hari terakhir

Orang Tanpa

Gejala (OTG)

Rapid Test

Antibodi ke I

Bila Ditemukan

Positif COVID-19

Rapid Test Antibodi

ke 2 (hr ke 10)

Rapid Test PCR 2

Kali dalam 2 hari

Berturut-Turut

Isolasi Mandiri

dan Physical

Distancing

Rapid Test PCR 2x

dalam 2 hari

Berturut-Turut

Bila Ditemukan

Positif COVID-19

Bila Ditemukan

Negative COVID-19

Isolasi Mandiri

dan Physical

Distancing

Page 6: PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI PANDEMI …

~ 5 ~

PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI

PANDEMI COVID – 19 DI INDONESIA PABI

(PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA)

PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA

sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah yang

melaporkan transmisi lokal.

b. Orang yang mengalami gejala gangguan sistem pernapasan seperti pilek/sakit

tenggorok/batuk DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat

kontak dengan kasus konfirmasi atau probabel COVID-19.

Gambar 2.2 Alur Tata Kelola Kasus ODP Dikutip dari: GTTP 5

2.3 Pasien Dalam Pengawasan (PDP) 5

a. Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yaitu demam (≥38°C) atau

riwayat demam; disertai salah satu gejala/tanda penyakit pernapasan seperti:

batuk/sesak nafas/sakit tenggorok/pilek/pneumonia ringan hingga berat DAN pada 14

hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di

negara/wilayah yang melaporkan transmisi lokal;

b. Orang dengan demam (≥38°C) atau riwayat demam atau ISPA DAN pada 14 hari

terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi atau

probabel COVID-19;

c. Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat*** yang membutuhkan perawatan di rumah

sakit DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.

Page 7: PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI PANDEMI …

~ 6 ~

PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI

PANDEMI COVID – 19 DI INDONESIA PABI

(PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA)

PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA

Gambar 2.3 Alur Tata Kelola Kasus PDP Dikutip dari: GTPP5

Hasil

Test

Positif

(+)

Hasil

Test

Negatif

(-)

Hasil

Test

Positif

(+)

PDP

(Pasien

Dalam

Pengawasan)

Rapid

Test

Antibodi

Lakukan Rapid Test PCR

selama 2 hari berturut-

turut

Gejala Sedang

Gejala Ringan

Gejala Berat

Lakukan isolasi mandiri dan physical

distancing

Pasien diisolasi di RS Rujukan

Pasien diisolasi di RS Darurat

Lakukan isolasi

mandiri dan

physical distancing

Lakukan Rapid

Test Antibodi

pada hari ke-10

Lakukan Rapid

Test PCR

selama 2 hari

berturut-turut

Page 8: PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI PANDEMI …

~ 7 ~

PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI

PANDEMI COVID – 19 DI INDONESIA PABI

(PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA)

PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA

Tabel 2.1 Penjelasan Gejala Infeksi COVID-19 Dikutip dari: GTPP5

Dapat dipertimbangkan gejala anosmia/hiposmia pada penderita COVID-19.6

Gambar 6.1. Tata Kelola Karantina berdasarkan Klasifikasi

Page 9: PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI PANDEMI …

~ 8 ~

PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI

PANDEMI COVID – 19 DI INDONESIA PABI

(PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA)

PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA

Tabel 2.2 Negara yang Melaporkan Transmisi Lokal (per 24 Maret 2020) Dikutip dari: WHO7

No Negara Jumlah

1 China 81.416

2 Italia 59.138

3 Amerika 31.573

4 Spanyol 28.572

5 Jerman 24.774

6 Iran 23.049

7 Perancis 15.821

8 Korea 8.961

9 Switzerland 6.971

10 Inggris 5.687

11 Belanda 4.204

12 Austria 3.631

13 Belgia 3.401

14 Norwegia 2.132

15 Swedia 1.906

16 Australia 1.709

17 Portugis 1.600

18 Denmark 1.395

19 Kanada 1.384

20 Malaysia 1.306

21 Turki 1.236

22 Czechia 1.165

23 Jepang 1.089

24 Israel 1.071

25 Irlandia 906

26 Luxemburg 798

27 Pakistan 784

28 Thailand 721

29 Conveyance 712

30 Poland 634

31 Chile 632

32 Finlandia 626

33 Brazil 621

34 Indonesia 579

35 Iceland 568

36 Saudi Arabia 562

37 Ecuador 532

38 Greence 495

39 Qatar 494

40 Singapura 455

41 Rusia 438

42 India 434

43 Romania 433

44 Slovenia 414

45 Filipina 396

46 Bahrain 329

47 Egypt 327

48 Estonia 326

49 Peru 318

50 Afrika 274

No Negara Jumlah

51 Libanon 267

52 Irak 266

53 Meksiko 251

54 Panama 245

55 Kroasia 235

56 Argentina 225

57 Serbia 219

58 Algeria 210

59 UAE 198

60 Kolombia 196

61 Armenia 190

62 Kuwait 189

63 Slovakia 185

64 Bulgaria 185

65 Hungaria 167

66 San Marino 151

67 Lithuania 143

68 Latvia 139

69 Uruguay 135

70 Morocco 134

71 Vietnam 118

72 Costa Rica 117

73 Foroe Islands 115

74 North Maced 114

75 Andorra 113

76 Jordan 112

77 New Zealand 102

78 Cyprus 95

79 Srilangka 94

80 Moldova 94

81 Malta 90

82 Albania 89

83 Tunisia 89

84 Brunei 88

85 Kamboja 86

86 Belarus 76

87 Burkina faso 75

88 Dominican R 72

89 Venezuela 70

90 Senegal 67

91 Oman 66

92 Azerbaijan 65

93 Reunion 64

94 Kazakhstan 60

95 Palestina 59

96 Guadeloupe 56

97 Georgia 54

98 Ukraine 47

99 Liechtenstein 46

100 Uzbekistan 45

Page 10: PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI PANDEMI …

~ 9 ~

PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI

PANDEMI COVID – 19 DI INDONESIA PABI

(PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA)

PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA

Tabel 2.2 Lanjutan. Negara yang Melaporkan Transmisi Lokal (per 24 Maret 2020) Dikutip dari: WHO7

No Negara Jumlah

101 Bosnia 44

102 Martinique 37

103 Cameroon 40

104 Trinidad 50

105 Afganistan 40

106 Republic Con 30

107 Bangladesh 27

108 Guam 27

109 Honduras 26

110 Cote d'lvoire 25

111 Ghana 24

112 Bolivia 24

113 Puerto Rico 23

114 Monaco 23

115 Nigeria 22

116 Paraguay 22

117 Montenegro 21

118 Jamaica 19

119 French Guian 18

120 Guatemala 18

121 French Polyn 18

122 Rwanda 17

123 Guernsey 17

124 Cuba 16

125 Togo 16

126 Jersey 15

127 Gibraltar 15

128 Kenya 15

129 Kyrgystan 14

130 Mayotte 14

131 Maldives 13

132 Madagascar 13

133 Mauritius 12

134 Tanzania 12

135 Ethiopia 11

136 Mongolia 10

137 Aruba 8

138 Seychelles 7

139 New Caledon 7

140 Equatorial G 6

141 Virgin 6

142 Gabon 6

143 Barbados 5

144 Guyana 5

145 Saint Martin 5

146 Bahamas 4

147 Sentral Afrik 4

148 Congo 4

149 Eswatini 4

150 Cayman Islan 3

No Negara Jumlah

151 Curacao 3

152 Saint Barthelemy 3

153 Cabo Verde 3

154 Liberia 3

155 Namibia 3

156 Fiji 3

157 Zambia 3

158 Djibouti 3

159 Greenland 2

160 Bhutan 2

161 Sudan 2

162 Bermuda 2

163 Haiti 2

164 Saint Lucia 2

165 Suriname 2

166 Angola 2

167 Benin 2

168 Guinea 2

169 Mauitania 2

170 Niger 2

171 Isle of Man 2

172 Nicaragua 2

173 Zimbabwe 2

174 Gambia 1

175 Papua New Guinea 1

176 Holly See 1

177 Nepal 1

178 Timor Leste 1

179 Antigua 1

180 El Salvador 1

181 Montserrat 1

182 Saint Vincent 1

183 Sint Marrten 1

184 Chad 1

185 Somalia 1

186 Syrian Arab Rep 1

187 Grenada 1

188 Eritrea 1

189 Mozambique 1

190 Uganda 1

Page 11: PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI PANDEMI …

~ 10 ~

PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI

PANDEMI COVID – 19 DI INDONESIA PABI

(PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA)

PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA

Tabel 2.3 Provinsi di Indonesia yang Melaporkan Transmisi Lokal Dikutip dari: Kemenkes8

Klaster Jumlah (orang)

DKI Jakarta 463

Jawa Barat 73

Banten 67

Jawa Timur 51

Jawa Tengah 38

Yogyakarta 17

Sulawesi Selatan 13

Kalimantan Timur 11

Bali 9

Sumatera Utara 7

Kepulauan Riau 5

Sulawesi Tenggara 3

Kalimantan Tengah 3

Papua 3

Kalimantan Barat 3

NTB 2

Sulawesi Utara 2

Kalimantan Selatan 2

Riau 2

Jambi 1

Maluku 1

Sumatera Selatan 1

Lampung 1

Maluku Utara 1

Ket.: Data diambil per 25 Maret 2020; Data dapat berubah sewaktu-waktu

2.4 Konfirmasi 5

Pasien yang terinfeksi COVID-19 dengan hasil pemeriksaan tes positif melalui

pemeriksaan PCR.

2.5 Komorbiditas 5

Penyakit penyerta (komorbid) yang menggambarkan kondisi bahwa ada penyakit

lain yang dialami selain dari penyakit utamanya (misalnya, penyakit diabetes,

hipertensi, keganasan).

Page 12: PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI PANDEMI …

~ 11 ~

PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI

PANDEMI COVID – 19 DI INDONESIA PABI

(PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA)

PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA

2.6 Probabel9

Pasien dalam pengawasan yang diperiksa untuk COVID-19 tetapi inkonklusif (tidak

dapat disimpulkan).

2.7 Kontak Erat9

Seseorang yang melakukan kontak fisik atau berada dalam ruangan atau berkunjung

(dalam radius 1 meter dengan kasus pasien dalam pengawasan, probabel, atau

konfirmasi) dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari setelah

kasus timbul gejala. Kontak erat dikategorikan menjadi 2, yaitu:

a. Kontak erat risiko rendah

Bila kontak dengan kasus pasien dalam pengawasan.

b. Kontak erat risiko tinggi

Bila kontak dengan kasus konfirmasi atau probabel.

2.8 Yang dilakukan pada saat isolasi diri adalah :

1. Tinggal di rumah, dan jangan pergi atau bekerja, serta ke ruang publik.

2. Gunakan kamar terpisah di rumah dari anggota keluarga lainnya. Jaga jarak setidaknya 1

meter dari anggota keluarga lain

3. Gunakan selalu masker selama masa isolasi diri.

4. Lakukan pengukuran suhu harian dan observasi gejala klinis seperti batuk atau kesulitan

bernapas.

5. Hindari pemakaian bersama peralatan makan (piring, sendok, garpu, gelas), dan

perlengkapan mandi (handuk, sikat gigi, gayung), serta linen/seprai.

6. Terapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan mengonsumsi makanan bergizi,

melakukan kebersihan tangan rutin, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta

keringkan, lakukan etika batuk/bersin.

7. Berada di ruang terbuka dan berjemur di bawah sinar matahari setiap pagi.

8. Jaga kebersihan rumah dengan cairan disinfektan.

9. Hubungi segera fasilitas pelayanan kesehatan jika sakit memburuk (seperti sesak napas)

untuk dirawat lebih lanjut.

Page 13: PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI PANDEMI …

~ 12 ~

PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI

PANDEMI COVID – 19 DI INDONESIA PABI

(PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA)

PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA

Tabel 2.4 Klasifikasi Kasus COVID-19 untuk Petugas Medis Dikutip dari: GTPP5

Page 14: PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI PANDEMI …

~ 13 ~

PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI

PANDEMI COVID – 19 DI INDONESIA PABI

(PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA)

PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA

BAB III

ALAT PERLINDUNGAN DIRI

Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat alat yang dirancang sebagai penghalang

terhadap penetrasi zat, partikel padat, cair, atau udara untuk melindungi pemakainya dari

cedera atau penyebaran infeksi atau penyakit. Apabila digunakan dengan benar, APD

bertindak sebagai penghalang antara bahan infeksius (misalnya virus dan bakteri) dan kulit,

mulut, hidung, atau mata (selaput lendir) tenaga kesehatan dan pasien. Penghalang memiliki

potensi untuk memblokir penularan kontaminan dari darah, cairan tubuh, atau sekresi

pernapasan. Selain itu praktik pengendalian infeksi lainnya seperti mencuci tangan,

menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol, dan menutupi hidung dan mulut saat batuk

dan bersin dengan lengan atas bagian dalam atau tisu, dapat meminimalkan penyebaran infeksi

dari satu orang ke orang lain. Penggunaan APD yang efektif mencakup pemindahan dan atau

pembuangan APD yang terkontaminasi dengan benar untuk mencegah terpaparnya pemakai

dan orang lain terhadap bahan infeksius.

Pada pemilihan APD yang tepat, perlu mengidentifikasi potensial paparan penularan yang

ditimbulkan serta memahami dasar kerja setiap jenis APD yang akan digunakan di tempat

kerja dimana potensial bahaya tersebut mengancam pada petugas kesehatan di Rumah Sakit,

dan semua APD yang digunakan harus mengikuti standar konsensus yang berlaku.

3.1 TOPI BEDAH

Gambar 3.1 Topi Bedah

Page 15: PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI PANDEMI …

~ 14 ~

PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI

PANDEMI COVID – 19 DI INDONESIA PABI

(PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA)

PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA

3.2 PELINDUNG WAJAH

Tabel 3.1 Jenis dan Kegunaan Pelindung Wajah Dikutip dari: Merced11

Jenis

Pelindung

Wajah

Safety Glasses/spectacles googles

Full face shield

Full face shield respirator

Deskripsi

Melindungi mata, rongga mata dan area wajah yang mengelilingi mata

dari bahaya seperti benda-benda dan atau partikel yang berterbangan

Full face shield ini

memberikan perlindungan dari

aerosol maupun cairan tubuh

dan biasanya di gunakan sebagai alternatif kacamata

karena mem- berikan

perlindungan pada area wajah

yang lebih luas

• Face shield ini memberikan

perlindungan yang lebih baik daripada

full face maupun short face shield dan

memberikan perlindungan pada mata.

• Dalam kondisi panas menyebabkan beberapa

kesulitan. Ketidaknyamanan

pengunaan face shield ini dikaitkan

dengan peningkatan suhu wajah.

Indikasi

Bahan kimia kering * berbahaya

dan sejumlah kecil bahan kimia

cair berbahaya

Digunakan saat membutuhkan

perlindungan dari percikan- percikan

darah, sekret yang biasa digunakan

di laboratorium

Pengunaan alat respiratoir

sangat di butuhkan

(misal,N95) saat menggu-

nakan full face shield ini.

Page 16: PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI PANDEMI …

~ 15 ~

PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI

PANDEMI COVID – 19 DI INDONESIA PABI

(PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA)

PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA

3.3 MASKER

Tabel 3.2 Jenis dan Kegunaan Masker Dikutip dari: 3M12

N95 Respirator 3M Model

8210

Surgical N95 Respirator

3M Model 1860

Surgical N95 Respirator

3M Model 1870+

Surgical Mask

Designed to help protect the

wearer from exposure to

airborne particles (e.g. Dust,

mist, fumes, fibers, and

bioaerosols, such viruses and

bacteria)

Designed to fit tightly to the

face and create a seal

between the user’s face and

the respirator

Meets NIOSH 42 CFR 84 N95

requirements for a minimum

95% filtration efficiency

against solid and liquid

aerosols that do not contain

oil

Cleared for sale by the U.S.

FDA as a surgical mask

Fluid Resistant - Meets ASTM

Test Method F1862

“Resistance of Medical Face

Masks to Penetration by

Synthetic Blood” which

determines the mask’s

resistance to synthetic blood

directed at it under varying

high pressures.

120 mm Hg

160 mm Hg

Page 17: PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI PANDEMI …

~ 16 ~

PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI

PANDEMI COVID – 19 DI INDONESIA PABI

(PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA)

PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA

3.4 GAUN

Tabel 3.3 Jenis dan Kegunaan Gaun Dikutip dari: Medpurest13

Gaun yang dapat digunakan kembali (Kain)

Gaun non

bedah

Gaun bedah disposable

Gaun isolasi disposable

Gaun proteksi

disposable

Hazmat

Gaun steril yang

digunakan untuk

menutupi pakaian

kerja bersih (baju

dan celana) saat

melakukan kegiatan

Gaun non-bedah

adalah perangkat

Kelas I (dikecualikan

dari tinjauan pasar

awal) untuk

melindungi pemakai

dari transfer

mikroorganisme dan

Gaun bedah memainkan peran

perlindungan dua arah selama operasi.

Pertama, gaun bedah membentuk

penghalang antara pasien dan staf

medis untuk mengurangi kemungkinan

personil medis terpapar darah pasien

atau cairan tubuh lainnya selama

prosedur bedah. Kedua, gaun bedah

dapat menghalangi kolonisasi / adhesi

pelindung yang

digunakan oleh tenaga

medis untuk

menghindari paparan

darah, cairan tubuh,

dan bahan infeksi lain,

atau untuk melindungi

pasien dari infeksi.

Gaun itu merupakan

peralatan pelindung

sekali pakai yang

dikenakan oleh staf klinis

ketika terpapar dengan

pasien penyakit menular

Kelas A. Pakaian

juga dikenal sebagai

pakaian

dekontaminasi,

pelindung pribadi

yang terdiri dari

pakaian sel tidak

tembus pandang

yang dikenakan

sebag

terhadap bahan

berbahaya. Pakaian

Page 18: PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI PANDEMI …

~ 17 ~

PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI

PANDEMI COVID – 19 DI INDONESIA PABI

(PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA)

PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA

medis atau bedah

aseptik

cairan tubuh dalam

situasi isolasi pasien

risiko rendah atau

minimal1

kulit atau pakaian staf medis. Berbagai

bakteri di permukaan ditransmisikan

ke pasien bedah, secara efektif

menghindari infeksi silang bakteri

seperti Staphylococcus aureus (MRSA)

yang resistan terhadap multi-obat

methicillin dan enterococci yang

resisten terhadap vankomisin. Oleh

karena itu, fungsi penghalang gaun

bedah dianggap sebagai kunci untuk

mengurangi risiko infeksi selama

operasi. 1

isolasi dua arah yang

mencegah kedua

personel medis dari

infeksi atau

kontaminasi dan

mencegah pasien dari

infeksi. 1

pelindung untuk

mencegah personil medis

dari infeksi dan isolasi

tunggal. 1

seper

dikombinasikan

dengan alat bantu

pernapasa

memastikan pasokan

udara sehingga bisa

bern digunakan oleh

petugas pemadam

kebakaran, instalasi

gawat darurat,

paramedis, peneliti,

menanggapi

tumpahan racun,

spesialis membe yang terkontaminasi, dan pekerja di lingku

[4]

Mencegah

penetrasi cairan

Gaun non-bedah tidak

dikenakan selama

prosedur bedah,

prosedur invasif, atau

ketika ada risiko

kontaminasi sedang

hingga tinggi.

digunakan dalam sterilisasi steril yang

ketat dan perawatan

invasif pasien di ruang

operasi khusus. 1

1. Pasien yang

terpapar penyakit

menular melalui

kontak seperti

bakteri yang resistan

terhadap

beberapa obat. 2.

ketika pasien

dilindungi di tempat

isolasi, seperti pasien

luka bakar luas, pasien

cangkok tulang

dengan diagnosis dan

perawatan. 3.Terpapar

1. Saat terpapar ke kelas

A atau pasien yang

terkena oleh penyakit

menular Kelas A. 2. Ikuti

pedoman pengendalian

infeksi terbaru ketika

menghubungi pasien

yang diduga atau

dikonfirmasi SARS,

Ebola, MERS, H7N9 flu

burung.

1

The United States

Department of

Homela

mendefinisikan

pakaian hazmat

sebagai " yan

melindungi orang

dari bahan atau zat

berbahay kimia,

agen biologi, atau

bahan radi

Page 19: PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI PANDEMI …

~ 18 ~

PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI

PANDEMI COVID – 19 DI INDONESIA PABI

(PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA)

PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA

oleh darah pasien,

cairan tubuh, sekresi,

debit percikan. 4. Jika

ingin memasuki

departemen utama

seperti ICU, NICU,

bangsal pelindung,

dll.1

Page 20: PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI PANDEMI …

~ 19 ~

PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI

PANDEMI COVID – 19 DI INDONESIA PABI

(PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA)

PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA

Page 21: PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI PANDEMI …

~ 20 ~

PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI

PANDEMI COVID – 19 DI INDONESIA PABI

(PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA)

PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA

3.5 SARUNG TANGAN

Sarung tangan lateks Sarung tangan nitrile (bagi yang alergi lateks)

Gambar 3.2 Sarung Tangan

3.6 SHOE COVER

Gambar 3.3 Jenis Shoe Cover

Page 22: PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI PANDEMI …

~ 21 ~

PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI

PANDEMI COVID – 19 DI INDONESIA PABI

(PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA)

PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA

Keterangan:13

Beberapa Kelas Penyakit Infeksi:

Kelas A: wabah penyakit menular.

Kelas B: Dikenal sebagai penyakit menular yang dikelola secara ketat, 26 penyakit menular

diklasifikasikan sebagai penyakit menular Kelas B, termasuk Severe Acute Respiratory Syndrome

(SARS), Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), virus hepatitis, polio, poliomielitis, flu

burung yang sangat patogenik, campak, demam berdarah epidemi, rabies, ensefalitis epidemi B,

antraks, disentri basiler dan amuba.

Kelas C: Penyakit menular Kelas C merujuk pada penyakit menular yang sedang diawasi. 11

penyakit infeksi Kelas C termasuk influenza, epidemi parotitis, rubella, konjungtivitis hemoragik

akut, kusta, epidemi dan tipus endemik, kala-azar, echinococcosis, filariasis, diare infeksi lain

(tidak termasuk kolera, basiler dan disentri amuba, dan typhoid dan paratyphoid), dan penyakit

tangan, kaki, dan mulut. Selain itu, penyakit menular lain yang tidak terdaftar dalam penyakit

menular yang sah dapat ditambahkan ke dalam penyakit menular Kelas B atau C berdasarkan

wabah, prevalensi, dan kerugiannya. Namun, keputusan akhir tentang akses mereka ke dalam

daftar hukum harus dibuat dan diumumkan oleh departemen administrasi kesehatan dewan negara.

Kategori Level:

Level 1: Risiko minimal, untuk digunakan, misalnya, selama perawatan dasar, isolasi standar,

gaun pelindung untuk pengunjung, atau di unit medis standar.

Level 2: Risiko rendah, untuk digunakan, misalnya, selama pengambilan darah, penjahitan, di Unit

Perawatan Intensif (ICU), atau laboratorium patologi.

Level 3: Risiko sedang, untuk digunakan, misalnya, selama pengambilan darah arteri,

memasukkan garis Intravena (IV), di Ruang Gawat Darurat, atau untuk kasus trauma.

Level 4: Risiko tinggi, untuk digunakan, misalnya, selama prosedur yang intensif cairan, operasi,

ketika resistensi patogen diperlukan atau diduga penyakit menular (tidak menular melalui udara).

Page 23: PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI PANDEMI …

~ 22 ~

PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI

PANDEMI COVID – 19 DI INDONESIA PABI

(PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA)

PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA

BAB IV

PEMERIKSAAN PASIEN

Pedoman pemeriksaan pasien atas rekomendasi PP PABI Indonesia:

a. Dalam rangka upaya mengurangi penyebaran penyakit COVID-19 pada masyarakat serta

mencegah penularan penyakit pada tenaga medis, maka perlu dilakukan pembatasan

kegiatan di bidang Bedah Umum untuk mengurangi kontak.

b. Fokus pelayanan Bedah Umum hendaknya diarahkan pada pelayanan darurat dengan

mengurangi atau bahkan menghentikan pelayanan elektif, untuk menyediakan tenaga medis

yang cukup bagi pelayanan pasien COVID-19.

c. Mengenai jenis pelayanan elektif yang dapat ditunda baik pelayanan rawat jalan, rawat inap,

dan operasi, hendaknya dibahas bersama dengan Komite Medis dan Manajemen Rumah

Sakit dengan mengacu pada status Siaga Bencana COVID-19 yang ditetapkan di rumah

sakit masing-masing.

d. Melakukan pembagian shift di poliklinik dengan staf lain.

e. Pembatasan kegiatan ini sampai dengan permasalahan COVID-19 mereda.

4.1 PEMERIKSAN PASIEN DI POLIKLINIK

4.1.a. Pasien :

1. Kasus kegawatdaruratan Bedah Umum dapat langsung datang ke Instalasi Gawat

Darurat (IGD) dan tetap mendapatkan pelayanan sebagai kasus emergensi.

2. Seluruh pasien memakai masker bedah karena kita tidak tahu apakah seseorang

sudah terinfeksi atau dalam masa inkubasi atau sudah terjangkit COVID-19.

Dengan memakai masker, maka droplet akan tertahan dan diserap oleh masker

sehingga petugas kesehatan yang berada di sekitarnya relatif aman.

3. Menjaga jarak aman antar pasien kurang lebih 1 (satu) meter pada saat menunggu.

4. Pasien yang berusia lebih dari 65 tahun atau mempunyai penyakit penyerta seperti

penyakit jantung, kencing manis, hipertensi, imunodefisiensi, dan lain-lain

dipisahkan dengan pasien lainnya.

5. Pasien Poliklinik Bedah Umum dengan penggunaan obat rutin seperti kemoterapi,

Page 24: PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI PANDEMI …

~ 23 ~

PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI

PANDEMI COVID – 19 DI INDONESIA PABI

(PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA)

PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA

kontrol sesuai jadwal yang telah ditentukan.

6. Pasien Poliklinik Bedah Umum dengan gejala: demam, batuk, pilek, sesak napas

harap menyampaikan keluhan/gejalanya ke petugas saat masuk ke rumah sakit.

7. Mencuci tangan sesuai prosedur WHO dengan sabun dan air mengalir atau

menggunakan hand sanitizer berbasis alkohol sebelum dan setelah dilakukan

pemeriksaan.

8. Pendamping pasien hanya 1 (satu) orang di dalam ruang konsultasi atau poliklinik.

9. Selesai pemeriksaan dan konsultasi, pasien menunggu resep di luar ruangan.

10. Tunda/hindari kunjungan ke Poliklinik Bedah Umum, kecuali terdapat kondisi di

bawah ini:

a. Nyeri perut yang sangat berat

b. Benjolan pada area perut atau selangkangan yang disertai nyeri, tidak bisa buang

air besar/ kentut dan muntah

c. Tidak bisa buang air besar dan kentut

d. Tidak bisa buang air kecil

e. Buang air besar berdarah

f. Benda asing di dalam tubuh

g. Luka yang mengalami perdarahan yang hebat

h. Benjolan yang disertai nyeri dan kemerahan

Page 25: PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI PANDEMI …

~ 24 ~

PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI

PANDEMI COVID – 19 DI INDONESIA PABI

(PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA)

PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA

Gambar 4.1 Penundaan Berobat ke Dokter Spesialis Bedah Umum

Page 26: PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI PANDEMI …

~ 25 ~

PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI

PANDEMI COVID – 19 DI INDONESIA PABI

(PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA)

PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA

4.1.b Perawat

a. Dilengkapi dengan APD: masker bedah, sarung tangan, pelindung mata, dan gaun

level 1.

b. Mencuci tangan sesuai standar WHO sebelum dan setelah melayani pasien.

c. Mengukur suhu tubuh pasien dengan menggunakan termometer tembak (infra

merah), yang dilakukan di pintu masuk Gedung.

d. Jarak dengan pasien lebih dari 1-2 meter.

e. Mengisi formulir anamnesis mengenai gejala-gejala COVID-19.

f. Bila didapatkan ODP ataupun PDP, rujuk ke tim COVID-19.

g. Membawa baju ganti dan mengganti baju sebelum pulang ke rumah.

4.1.c Dokter Spesialis Bedah Umum

a. Mencuci tangan sesuai standar WHO sebelum dan setelah melayani pasien.

b. Memakai pakaian dengan lengan di atas siku (lengan pendek), bila memakai

pakaian lengan panjang harap dilipat ke atas.

c. Tidak menggunakan jas sneli/jas dokter.

d. Memakai sarung tangan non steril, yang dicuci dengan menggunakan alkohol bila

akan memeriksa pasien selanjutnya.

e. Bila didapatkan pasien suspek COVID-19; masker dan sarung tangan diganti

kemudian melakukan cuci tangan kembali.

f. Tidak memakai perhiasan ataupun jam tangan.

g. Mengikat rambut bagi yang berambut panjang.

h. Identitas nama (Name tag) tidak memakai tali yang panjang.

i. Tidak melakukan kontak fisik dengan pasien seperti bersalaman.

j. Pada saat anamnesis dokter dan pasien berjarak 1-2 meter.

k. Peralatan medis harus dibersihkan setiap selesai digunakan dari satu pasien ke pasien

lain (seperti stetoskop, otoskop, spekulum hidung, dan lain-lain) dengan

menggunakan alkohol 70% atau direndam dalam cairan yang mengandung klorin).

l. Peralatan non medis (seperti pulpen, meja, komputer, dan lain-lain) harus

dibersihkan setiap selesai visit dengan menggunakan alkohol 70% ataupun

disinfektan lain.

m. Memakai masker bedah, pelindung mata (kacamata atau google), penutup kepala

Page 27: PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI PANDEMI …

~ 26 ~

PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI

PANDEMI COVID – 19 DI INDONESIA PABI

(PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA)

PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA

(nurse cap), gaun level 1 atau 2, dan sarung tangan yang tidak dilepas sampai

pemeriksaan pasien terakhir.

n. Tidak melakukan pemeriksaan di daerah hidung, mulut, dan orofaring (bila tidak

diperlukan). Memakai masker N95, pelindung wajah, dan shoe cover apabila akan

melakukan pemeriksaan di daerah tersebut.

o. Tidak melakukan pemeriksaan endoskopi, apabila harus dilakukan pemeriksaan:

• Untuk meminimalisir terjadinya batuk, spray anestesi lokal diganti dengan

anestesi berbentuk gel.

• Disarankan memakai endoskopi dengan diameter yang lebih kecil.

• Memakai APD lengkap:

o Penutup kepala/nurse cap.

o Google atau pelindung wajah.

o Masker N95.

o Gaun level 2 atau 3.

o Sarung tangan.

o Shoe Cover.

p. Membawa baju ganti dan mengganti baju sebelum pulang ke rumah.

Gambar 4.2 Alat Perlindungan diri di Poliklinik Bedah Umum Dikutip dari: Komite PPI RSUP Persahabatan14

Page 28: PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI PANDEMI …

~ 27 ~

PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI

PANDEMI COVID – 19 DI INDONESIA PABI

(PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA)

PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA

4.2 PEMERIKSAAN DI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)

a. Mencuci tangan sesuai standar WHO sebelum dan setelah melayani pasien.

b. Memakai masker bedah, pelindung mata (kacamata atau google), penutup kepala (nurse

cap), dan sarung tangan.

c. Memakai pakaian dengan lengan di atas siku (lengan pendek), bila memakai pakaian

lengan panjang harap dilipat ke atas. Direkomendasikan memakai gaun level 1 atau 2.

d. Tidak menggunakan jas sneli/jas dokter.

e. Bila didapatkan pasien suspek COVID-19; masker dan sarung tangan diganti kemudian

melakukan cuci tangan kembali.

f. Tidak memakai perhiasan ataupun jam tangan.

g. Mengikat rambut bagi yang berambut panjang.

h. Identitas nama (Name tag) tidak memakai tali yang panjang.

i. Tidak melakukan kontak fisik dengan pasien seperti bersalaman.

j. Pada saat anamnesis dokter dan pasien berjarak 1-2 meter.

k. Tidak melakukan pemeriksaan di daerah hidung, mulut, dan orofaring (bila tidak

diperlukan). Memakai masker N95, pelindung wajah, dan shoe cover apabila diperlukan

pemeriksaan daerah tersebut.

l. Peralatan medis harus dibersihkan setiap selesai digunakan dari satu pasien ke pasien lain

(seperti stetoskop, otoskop, spekulum hidung, dan lain-lain) dengan menggunakan

alkohol 70% atau direndam dalam cairan yang mengandung klorin).

m. Peralatan non medis harus dibersihkan setiap selesai pemeriksaan dengan menggunakan

alkohol 70% seperti pulpen dan lain-lain.

n. Membawa baju ganti dan mengganti baju sebelum pulang ke rumah.

4.3 PEMERIKSAAN DI RUANG RAWAT INAP

a. Lakukan edukasi etika batuk dan cara mencuci tangan pada seluruh pasien.

b. Antisipasi keluhan ke arah COVID-19 setiap kali visit kepada pasien dan penunggu

pasien.

c. Menangguhkan perawatan pasien yang tidak bersifat emergensi.

d. Seluruh pasien dan penunggunya diberikan masker bedah saat dokter visit atau perawat

melakukan pemeriksaan tanda vital.

e. Penunggu pasien hanya dibolehkan berjumlah 1 (satu) orang.

f. Mencuci tangan sesuai standar WHO sebelum dan setelah memeriksa pasien.

g. Seluruh pasien dilakukan pengukuran suhu badan dengan menggunakan termometer

tembak (infra merah) sebanyak 2 (dua) kali sehari.

h. Tanda- tanda vital dimonitor setiap 4 (empat) jam.

i. Buku status rawat/rekam medik tidak dibawa ke dalam ruang perawatan.

j. Tidak menggunakan jas sneli/jas dokter.

Page 29: PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI PANDEMI …

~ 28 ~

PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI

PANDEMI COVID – 19 DI INDONESIA PABI

(PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA)

PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA

k. Memakai APD: masker bedah, kacamata, nurse cap, gaun level 1, dan sarung tangan.

l. Peralatan medis harus dibersihkan setiap selesai digunakan dari satu pasien ke pasien lain

(seperti stetoskop, otoskop, spekulum hidung, dan lain-lain) dengan menggunakan

alkohol 70% atau direndam dalam cairan yang mengandung klorin).

m. Peralatan non medis harus dibersihkan setiap selesai visit dengan menggunakan alkohol

70% seperti pulpen dan lain-lain.

n. Diharapkan membawa baju ganti dan mengganti baju sebelum pulang ke rumah.

4.4. PROSEDUR MELAKUKAN TINDAKAN

a. Menunda tindakan elektif, kecuali tindakan yang tidak dapat ditunda.

b. Daftar tindakan Bedah Umum yang tidak dapat ditunda untuk dijadikan acuan, misalnya :

• Abses di Bidang Bedah Umum

• Obstruksi Saluran Cerna dan Saluran Nafas

• Fraktur Maksilofasial

• Perdarahan Yang Sangat Hebat

• Trauma Abdomen dan Thorax

• Peradangan Organ Abdomen

• Nyeri Perut Hebat

• Kebocoran Organ Abdomen

c. Dalam melaksanakan tindakan yang tidak dapat ditunda, baik di dalam maupun di luar

kamar operasi, WAJIB memakai APD.

d. Alat Perlindungan Diri:

• Penutup kepala/nurse cap.

• Masker N95.

• Google.

• Pelindung wajah.

• Gaun level 2 atau level 3

• Sarung tangan ganda.

• Shoe cover.

e. Dalam hal ketiadaan APD, maka dokter spesialis Bedah Umum dapat

membatalkan tindakan yang akan dilakukan.

f. Tindakan hanya dikerjakan oleh 1 (satu) orang dokter dan 1 (satu) tenaga medis.

Page 30: PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI PANDEMI …

~ 29 ~

PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI

PANDEMI COVID – 19 DI INDONESIA PABI

(PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA)

PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA

g. Sebelum melakukan tindakan, harap diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

• Alur satu pintu (pintu yang sama antara petugas medis dengan pasien).

• Pasien masuk OK dengan memakai masker N95.

• Tindakan dilakukan di ruangan isolasi atau ruangan khusus pada suspek dan

konfirmasi COVID-19.

• Pada pasien biasa, ruangan berventilasi cukup yaitu sarana yang dilengkapi ventilasi

mekanik, minimal terjadi 6 sampai 12 kali pertukaran udara setiap jam dan

setidaknya 160 liter/detik/pasien di sarana dengan ventilasi alamiah.

• Lakukan anamnesis skrining COVID-19 bila positif lakukan sesuai prosedur yang

berlaku.

h. Gunakan closed suction.

i. Membatasi jumlah orang yang berada di ruang operasi sesuai jumlah minimum yang

diperlukan untuk memberikan perawatan pasien.

j. Sebelum masuk ke ruang operasi, pastikan instrumen operasi telah tersedia dan lengkap.

k. Gunakan penutup sekali pakai untuk melindungi peralatan lain yang ada di ruang operasi

untuk mencegah kontaminasi droplet.

l. Semua peralatan operasi yang telah digunakan harus menjalani prosedur dekontaminasi

dan desinfeksi sesuai prosedur yang berlaku

m. Setelah tindakan selesai, lepaskan lapisan terluar sarung tangan untuk mencegah

kontaminasi ke tempat lain.

n. Lakukan pelepasan APD sesuai prosedur (hingga mandi) dengan sangat teliti dan hati-

hati.

o. Setelah melepas APD, cuci tangan kembali sebelum menyentuh bagian tubuh lainnya.

p. Terdapat satu ruangan khusus untuk ganti baju dan mandi sebelum keluar area operasi.

Page 31: PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI PANDEMI …

~ 30 ~

PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI

PANDEMI COVID – 19 DI INDONESIA PABI

(PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA)

PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA

Gambar 4.3 Alat Perlindungan Diri Bila Melakukan Tindakan Dikutip dari: Komite PPI RSUP Persahabatan14

Page 32: PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI PANDEMI …

~ 31 ~

PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI

PANDEMI COVID – 19 DI INDONESIA PABI

(PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA)

PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA

Panduan CDC untuk penggunaan Masker pada personel yang memelihara kumis & janggut

Page 33: PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI PANDEMI …

~ 32 ~

PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI

PANDEMI COVID – 19 DI INDONESIA PABI

(PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA)

PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA

BAB V

PROTOKOL SPESIALIS BEDAH UMUM

MENGHADAPI KECURIGAAN COVID-19

V.1 Anamnesis

Dilakukan skrining sesuai dengan formulir skrining COVID-19.

V.2 Pemeriksaan

a. Lakukan pemeriksaan laboratorium darah lengkap dan rontgen toraks PA.

b. Bila kedua hasilnya pemeriksaan normal, pasien diberikan simtomatik dan beristirahat di

rumah.

c. Bila hasil positif limfositopenia atau leukopenia tetapi rontgen toraks normal, dapat dicurigai

viral dan dimasukkan dalam kategori ODP:

• Prosedur sesuai dengan tata kelola kasus ODP (gambar 2).

• Edukasi pasien untuk melakukan isolasi mandiri dan physical distancing

selama 14 hari di rumah (wajib).

• Konsul ke Dokter Spesialis Paru/Anak.

• Lapor kepada tim COVID-19 yang ada di Rumah Sakit untuk pencatatan data.

• Dipantau secara berkala untuk mengevaluasi adanya perburukan gejala selama

14 hari.

d. Bila hasil laboratorium menunjukkan limfositopenia atau leukopenia dan rontgen positif

pneumonia, masuk dalam kategori PDP:

i. Prosedur sesuai dengan tata kelola kasus (gambar 3).

ii. Pasien dipindahkan ke ruang isolasi.

iii. Segera lapor kepada tim COVID-19 di Rumah Sakit untuk dilakukan

pencatatan data.

iv. Dilakukan pengambilan spesimen dan CT Scan paru.

v. Terapi sesuai tim COVID-19.

vi. Rujuk ke Rumah Sakit rujukan nasional untuk tatalaksana lebih lanjut

dengan menggunakan ambulans yang berisi 2 orang petugas (sopir dan

Page 34: PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI PANDEMI …

~ 33 ~

PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI

PANDEMI COVID – 19 DI INDONESIA PABI

(PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA)

PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA

perawat) dengan menggunakan APD l engkap.

e. Bila laboratorium menunjukkan leukositosis:

i. Lakukan pemberian terapi dengan antibiotika selama 5 (lima) hari.

ii. Bila setelah terapi gejala tidak membaik atau menjadi bertambah berat dengan

disertai sesak napas berat, dilakukan pemeriksaan laboratorium rutin dan

rontgen toraks PA ulang.

iii. Bila hasil leukosit menunjukkan penurunan tetapi didapatkan hasil pemeriksaan

rontgen pneumonia, maka dilakukan pengambilan spesimen dan CT Scan paru.

iv. Segera lapor kepada tim COVID-19 di Rumah Sakit untuk dilakukan pencatatan

data.

v. Terapi sesuai dengan tim COVID-19.

vi. Rujuk ke Rumah Sakit rujukan nasional untuk tatalaksana lebih lanjut dengan

menggunakan ambulans yang berisi 2 orang petugas (sopir dan perawat) dengan

menggunakan APD lengkap.

Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan positif COVID-19 selain positif pada

pemeriksaan spesimen:

a. Limfositopenia, berhubungan dengan derajat keparahan penyakit (< 1500),

b. Trombositopenia,

c. Leukopenia.

Page 35: PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI PANDEMI …

~ 34 ~

PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI

PANDEMI COVID – 19 DI INDONESIA PABI

(PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA)

PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA

Gambar 5.1 Alur Penanganan COVID-19 untuk Tenaga Medis Dikutip dari: GTPP5

Page 36: PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI PANDEMI …

~ 35 ~

PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI

PANDEMI COVID – 19 DI INDONESIA PABI

(PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA)

PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA

V.3 RAPID TEST ANTIBODY METODE IMUNOKROMATOGRAFI

Rapid test antibody direkomendasikan untuk:17

1. OTG, terutama mempunyai riwayat setelah kontak minimal 7 hari, yaitu orang tanpa

gejala merupakan kontak erat dengan kasus positif COVID-19 atau memiliki risiko tertular

dari orang positif COVID-19.

2. ODP

3. PDP

Definisi sesuai dengan Pedoman Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat

COVID-19 di Indonesia, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Maret 2020.

Pengerjaan rapid test antibody harus disupervisi dan diinterpretasi oleh Dokter

Spesialis Patologi Klinik. Pengambilan darah menggunakan tabung vakum dengan prinsip

closed system, bila tidak memungkinkan menggunakan jarum suntik dengan kewaspadaan

dan kehati-hatian. 17

Spesimen yang digunakan: 17

1. Disarankan menggunakan spesimen whole blood. Dapat digunakan anti koagulan EDTA,

heparin, atau sitrat. Spesimen langsung diperiksa.

2. Spesimen serum atau plasma.

3. Spesimen darah kapiler, dapat menggunakan lancet.

Page 37: PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI PANDEMI …

~ 36 ~

PANDUAN PELAYANAN BEDAH UMUM MENGHADAPI

PANDEMI COVID – 19 DI INDONESIA PABI

(PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA)

PERSATUAN AHLI BEDAH INDONESIA

REFERENSI

1. Wrapp D, Wang N, Corbett KS, Goldsmith JA, Hsieh C-L, Abiona O, et al. Cryo-EM structure of

the 2019-nCoV spike in the prefusion conformation. Science. 2020;367(6483):1260-3.

2. Gorbalenya AE, Baker SC, Baric RS, de Groot RJ, Drosten C, Gulyaeva AA, et al. The species

Severe acute respiratory syndrome-related coronavirus: classifying 2019-nCoV and naming it

SARS-CoV-2. Nature Microbiology. 2020;5(4):536-44.

3. Wu D, Wu T, Liu Q, Yang Z. The SARS-CoV-2 outbreak: what we know. International Journal

of Infectious Diseases.

4. Van Doremalen N, Bushmaker T, Morris DH, Holbrook MG, Gamble A, Williamson BN, et al.

Aerosol and Surface Stability of SARS-CoV-2 as Compared with SARS-CoV-1. New England

Journal of Medicine. 2020.

5. COVID-19 GTPP. Pedoman Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat COVID-19 di

Indonesia. 1 ed. Setiawan AH, Rachmayanti S, Kiasatina T, Laksmi IAKRP, Santoso B, Huda N, et

al., editors. Jakarta: Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID- 19; 2020 23 Maret 2020.

6. Hopkins C, Kumar N. Loss of Sense of Smell as Marker of COVID-19 Infection. 2020.

7. Novel Coronavirus (COVID-19) Situation [Internet]. 2020 [cited March, 22 2020]. Available

from:

https://experience.arcgis.com/experience/685d0ace521648f8a5beeeee1b9125cd.

8. Kasus COVID-19 per Provinsi [Internet]. Kemenkes. 2020 [cited 24 Maret 2020]. Available

from: http://covid-monitoring.kemkes.go.id/.

9. RI KK. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19). 3 ed.

Jakarta: Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Infeksi; 2020.

10. RI MK. Protokol Isolasi Diri Sendiri Dalam Penanganan Coronavirus Disease (COVID- 19). In:

Kesehatan M, editor. Jakarta2020.

11. California Uo. Types of PPE2020 [cited 2020 25 Maret].

Available from: https://ehs.ucmerced.edu/researchers-labs/ppe/selection.

12. 3M. Infection Prevention Solution, Fave Mask adn Respirators. In: Care MH, editor. USA.

13. Medpurest. What Is The Difference Between Isolation Gown, Protective Gown And Surgical

Gown?2019 [cited 2020 25 Maret]. Available from:

https://www.medpurest.com/industrial-news/difference-between-isolation-gown- protective-

gown-surgical-gown.html.

14. Persahabatan KPR. APD RSUP Persahabatan Tanggap COVID-19. In: Persahabatan KPR, editor.

Jakarta: RSUP Persahabatan; 2020.

15. Standar Operasional Prosedur Teknik Pemeriksaan Swab Nasofaring, (2020).

16. NEJM. NEJM Procedure: Collection of Nasopharyngeal Specimens with the Swab

Technique2009.

17. Indonesia PP. Panduan Tatalaksana Pemeriksaan Rapid Test Antibody SARS-CoV-2 Metode

Imunokromatografi. In: Indonesia PP, editor. Jakarta: PDS PatKLIn Indonesia; 2020.