Upload
rudy-hartonos
View
187
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
PANDUAN PENGADAAN TANAMAN BUAH DAN TANAMAN KAYU ( PLKSDA-BM )
Citation preview
1
PPAANNDDUUAANN PPEENNYYEEDDIIAAAANN BBIIBBIITT
TTAANNAAMMAANN PPOOKKOOKK
Program Penanganan Lahan Kritis
dan Sumber Daya Air Berbasis Masyarakat
DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
TAHUN ANGGARAN
2013
1
PPAANNDDUUAANN PPEENNYYEEDDIIAAAANN BBIIBBIITT
TTAANNAAMMAANN PPOOKKOOKK
Program Penanganan Lahan Kritis
dan Sumber Daya Air Berbasis Masyarakat
DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
TAHUN ANGGARAN
2013
1
PPAANNDDUUAANN PPEENNYYEEDDIIAAAANN BBIIBBIITT
TTAANNAAMMAANN PPOOKKOOKK
Program Penanganan Lahan Kritis
dan Sumber Daya Air Berbasis Masyarakat
DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
TAHUN ANGGARAN
2013
2
KATA PENGANTAR
Disusun dan Ditanda Tangan Oleh Pemerintah Kabupaten/ Kota
.......................,................ 2013
Kepala Bappeda Kabupaten/ Kota.......................
(....................................)
3
DDAAFFTTAARR IISSII
Kata Pengantar ...................................................................................... 2
Daftar Isi ............................................................................................... 3
II.. PENDAHULUAN............................................................................. 4
11..11.. Latar Belakang......................................................................... 4
11..22.. Maksud dan Tujuan.................................................................. 5
11..33.. Sasaran................................................................................... 5
11..44.. Ruang Lingkup......................................................................... 6
IIII.. PENYEDIAAN BIBIT TANAMAN POKOK......................................... 6
22..11.. Waktu Penyediaan.................................................................... 6
22..22.. Jenis Bibit Tanaman dan Jumlah................................................ 7
22..33.. Spesifikasi Bibit Tanaman.......................................................... 7
22..44.. Pengiriman Bibit....................................................................... 9
IIIIII.. CONTOH FORMAT BERITA ACARA PENYERAHAN BIBIT
TANAMAN ..................................................................................... 9
4
PPAANNDDUUAANN PPEENNYYEEDDIIAAAANN BBIIBBIITT TTAANNAAMMAANN PPOOKKOOKK
1. PENDAHULUAN.
11..11.. LLaattaarr BBeellaakkaanngg
Produktivitas lahan dapat ditingkatkan melalui Program PLKSDA-BM yang
dilakukan antara lain dengan mengembangkan sistem tumpangsari yang
menggabungkan jenis-jenis tanaman pokok dengan tanaman sela. Tanaman
pokok berupa tanaman pohon-pohonan penghasil buah-buahan, perkebunan
dan kayu untuk tujuan peningkatan pendapatan, konservasi lahan dan
pelestarian mata air. Sedangkan tanaman sela merupakan tanaman
tumpangsari untuk produksi jangka pendek dalam rangka memenuhi kebutuhan
sehari-hari peserta program.
Dengan sistem tumpangsari diharapkan akan tercipta vegetasi tanaman yang
multilayer (berlapis-lapis) sehingga dapat meningkatkan daya serap air ke dalam
tanah dan mengurangi intensitas erosi tanah, sekaligus meningkatkan
produktivitas lahan, peningkatan pendapatan masyarakat, dan pendapatan asli
daerah.
Untuk menciptakan keanekaragaman vegetasi tanaman tersebut perlu dilakukan
pemilihan jenis tanaman yang tepat, baik bibit tanaman pokok maupun tanaman
sela Tanaman pokok yang dikembangkan dalam program ini berupa tanaman
buah-buahan seperti : Durian, Mangga, Rambutan, Pisang, Jambu, Jeruk,
Klengkeng; Tanaman perkebunan seperti : Karet, Kopi dan lain-lain; .dan
tanaman jenis kayu-kayuan seperti Jati, Sengon, Eucalyptus, Jabon, Mahoni.
Sedangkan yang dimaksud dengan tanaman sela seperti : Jagung, Kacang
Tanah, Jahe, Kunyit, Kapulaga, dan lain-lain.
Untuk meningkatkan pendapatan masyarakat peserta Program PLKSDA-BM,
maka jenis tanaman pokok yang diusahakan dipilih bibit tanaman yang baik,
memiliki nilai ekonomis tinggi, dengan spesifikasi yang tinggi pula.
5
Selain itu, pemahaman para pengelola kegiatan dalam menyusun jadwal waktu
pengadaan bibit tanaman belum optimal.
Mengingat pentingnya pengadaan benih yang baik, tepat waktu, dengan jenis
dan spesifikasi yang tinggi, maka dipandang perlu untuk menyusun Panduan
Pengadaan Bibit Tanaman Pokok yang akan menjadi acuan bagi pelaksana
pengadaan bibit di tingkat kabupaten/ kota.
11..22.. MMaakkssuudd ddaann TTuujjuuaann
Panduan ini dimaksudkan untuk membantu Pemerintah Daerah
(Kabupaten/Kota) dan pengelola program dalam Penyediaan bibit tanaman
pokok yang terdiri dari tanaman buah-buahan, perkebunan dan kayu
Sedangkan tujuan penyusunan Panduan Pengadaan Bibit Tanaman Pokok
adalah sebagai berikut :
a. Membantu pemerintah kabupaten/ kota dalam merumuskan aspek-aspek
penyediaan bibit tanaman pokok untuk pelaksanaan Program PLKSDA-BM,
terutama dalam penentuan spesifikasi bibit tanaman yang berkualitas tinggi.
b. Memberikan pemahaman praktis pelaksanaan penyediaan bibit tanaman
dengan jadwal dan tata waktu yang tepat sesuai dengan kebutuhan lapangan.
c. Membantu mengenali kendala dalam penyediaan bibit tanaman pokok serta
mampu memberikan rekomendasi solusi untuk perbaikan ke depannya.
11..33.. SSaassaarraann
Sasaran yang ingin dicapai dengan penyusunan Panduan Pengadaan
Bibit Tanaman Pokok adalah sebagai berikut :
a. Terumuskannya aspek-aspek penyediaan bibit tanaman pokok, terutama
spesifikasi bibit tanaman yang berkualitas tinggi.
b. Diperolehnya pemahaman praktis pelaksanaan penyediaan bibit tanaman
dengan jadwal dan tata waktu yang tepat sesuai dengan kebutuhan lapangan.
c. Dikenalinya kendala dalam penyediaan bibit tanaman pokok serta
diperolehnya rekomendasi solusi untuk perbaikan ke depan.
6
11..44.. RRuuaanngg LLiinnggkkuupp
Ruang lingkup panduan pengadaan bibit tanaman pokok Program
PLKSDA-BM adalah sebagai berikut :
a. Pertimbangan waktu penyediaan bibit tanaman pokok;
b. Jenis bibit tanaman dan kebutuhan bibit;
c. Spesifikasi bibit tanaman;
d. Pengiriman/ droping bibit tanaman;
e. Format berita acara serah terima bibit tanaman;
2. PENYEDIAAN BIBIT TANAMAN POKOK.
Dalam proses penyediaan bibit tanaman pokok harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
2.1. Waktu Penyediaan harus memperhitungkan:
Musim tanam tanaman pokok
Musim tanam tanaman pokok akan sangat ditentukan oleh datangnya
musim penghujan. Biasanya terjadi setelah bulan September setiap
tahunnya. Tetapi mengingat musim penghujan saat ini sering tidak tepat
waktu sebagaimana diatas, maka disesuaikan dengan kebiasaan petani
yang menanam tanaman setelah kedatangan hujan kedua atau ketika
hujan diperkirakan sudah lebih sering datang.
Kesiapan lahan
Penyediaan bibit harus sinkron dengan tahapan penyiapan lahan, mulai
dari pembersihan lahan, pengukuran lahan dengan GPS, penentuan jalur
tanaman, pembuatan lubang tanam, dan seterusnya.
Pengiriman benih ke lokasi
Benih dikirim/ di droping ke lokasi setelah mendekati musim tanam.
Droping bibit harus sepengetahuan petani dan perwakilan TPM/KTPM,
kemudian dibuatkan berita acara serah terima bibit. Pada kesempatan ini
perlu ditekankan kepada petani bahwa petani berhak menolak droping
7
bibit yang dirasa tidak memenuhi spesifikasi bibit yang telah ditentukan,
misalnya tingginya kurang dari 100 – 120 cm.
Waktu aklimatisasi bibit terhadap lokasi iklim setempat
Kegiatan ini diperlukan untuk memberikan kesempatan tanaman
beradaptasi dengan iklim mikro setempat, sehingga akan mengurangi
resiko stres bibit tanaman yang berpotensi menyebabkan kematian bibit
tanaman.
2.2. Jenis Bibit Tanaman dan Jumlah:
Jenis bibit tanaman pokok sesuai dengan permintaan kelompok dan tim
teknis kabupaten
Jumlah bibit yang akan ditanam diperhitungkan berdasar luasan lahan,
dan jarak tanam untuk setiap jenis tanaman. Jumlah bibit tanaman
diperhitungkan dengan membagi luas lahan de ngan jarak tanam yang
ada.
Bibit yang disediakan meliputi :
a) bibit tanaman pokok buah-buahan seperti : durian, klengkeng, jambu,
mangga, rambutan, alpokat, jeruk dan lain lain
b) tanaman perkebunan seperti : karet, cengkeh, kopi, dan lain-lain
c) tanaman kayu antara lain : mahoni, sengon laut, jati mas/
jabon,eucalyptus, pinus merkusi, suren,damar dan lain-lain.
2.3. Spesifikasi Bibit Tanaman ;a) Tanaman Pokok Buah
Jenis / varietas unggul ( cepat berbuah, produksi tinggi, rasa enak)
Jenis bibit hasil okulasi/sambungan dari jenis pohon buah terpilih.
Ketinggian bibit berukuran 100 - 120 Cm diukur dari permukaan
tanah dalam polybag.
Bibit tanaman berada di dalam polybag.
Bibit dalam kondisi sehat.
Posisi batang kokoh dan tegak tumbuh keatas secara proporsional.
Ada sertifikasi kualitas bibit dari lembaga formal yang berwewenang,
misalnya oleh BPSP jika tanaman hortikultur.
8
b) Tanaman Perkebunan
Jenis / varietas unggul ( cepat pertumbuhan, produksi tinggi, kualitas
kayu baik), yang dicirikan dengan adanya label sertifikasi dari
lembaga yang berwenang.
Jenis bibit dari jenis pohon perkebunan terpilih.
Ketinggian bibit 100 cm dari permukaan tanah dalam polybag
Tanaman bibit dalam polybag
Bibit dalam kondisi sehat.
Posisi batang kokoh dan tegak tumbuh keatas secara proporsional.
Ada sertifikasi kualitas bibit dari lembaga formal yang berwewenang.
c) Tanaman Kayu
Jenis / varietas unggul (cepat pertumbuhan, produksi tinggi, kualitas
kayu baik), ditandai dengan adanya label/ sertifikasi dari lembaga
yang berwenang, misalnya BPTH (Balai Perbenihan Tanaman
Hutan), jika merupakan tanaman hutan.
Jenis bibit dari jenis pohon kayu terpilih.
Ketinggian bibit 80 Cm dari permukaan tanah dalam polybag
Tanaman bibit dalam polybag
Bibit dalam kondisi sehat.
Posisi batang kokoh dan tegak tumbuh keatas secara proporsional.
2.4. Pengiriman Bibit
Sebelum bibit dikirim dilakukan pemeriksaan kualitas bibit oleh Panitia
Pemeriksa Barang, Tim Teknis serta Bantek Regional. Pemeriksaan
meliputi Jenis bibit, jumlah bibit, kesesuaian dengan spesifikasi
pengadaan bibit.
Pengiriman dilakukan setelah disetujui oleh tim pemeriksa barang dan
dibuatkan berita acaranya.
Pengiriman dilakukan sampai ke lokasi/lahan, agar dapat dilakukan
proses penyesuaian bibit dengan iklim lokasi setempat sedikitnya
selama 15 hari.
9
Penyerahan bibit disertai dengan Berita Acara Penerimaan oleh Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA) dan Kelompok Tani, serta disaksikan oleh
Aparat Desa dan Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM).
Kelompok tani dapat menolak terhadap bibit yang tidak sesuai dengan
spesifikasi teknis dan untuk selanjutnya dilaporkan kepada panitia
penerima barang. Penolakan dilakukan dalam sebuah berita acara serah
terima yang tidak ditandatangani perwakilan kelompok tani.
Kerusakan dan kekurangan bibit pada saat pengiriman dan masa
aklimatisasi bibit menjadi tanggung jawab penyedia barang.
3. CONTOH FORMAT BERITA ACARA PENYERAHAN BIBIT TANAMANPOKOK.
BERITA ACARA PENYERAHAN BIBIT TANAMAN POKOK DAN TANAMANSELA PROGRAM PLKSDA-BM
Pada hari ini , tanggal , bulan tahun dua ribu
dua belas, yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : ............................................
Alamat : ............................................
Jabatan : Kuasa Pengguna Anggaran Program PLKSDA-BM, dalam hal inI
disebut PIHAK PERTAMA.
Nama : ............................................
Alamat : ............................................
Jabatan : ketua kelompok ............................................
Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
Masing – masing pihak sepakat untuk melaksanakan perjanjian dengan ketentuan
sebagai berikut :
Pasal 1
10
PIHAK PERTAMA menyerahkan bibit sebanyak ..... batang kepada PIHAK
KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima bibit untuk ditanam pada lahan program
PLKSDA-BM, dengan rincian :
a. Bibit tanaman Buah :
Bibit Durian : ..... batang
Bibit Mangga : ..... batang
Bibit Klengkeng ....... batang
Bibit Rambutan ........batang
Dan lain lain.
b. Bibit tanaman Kayu ( untuk Konservasi dan pagar kebun )
Bibit Jati / Jabon ..........batang
Bibit Sengon ..........batang
Bibit Mahoni .........batang
Bibit Eucalyptus .......batang
Dan lain lain.
c. Bibit tanaman Perkebunan.
Bibit Karet .........batang.
Bibit Kopi ........batang
Bibit Coklat .......batang.
Dan lain lain
PIHAK KEDUA menerima bibit dari PIHAK PERTAMA sebanyak tersebut pada ayat
(1) diatas untuk kegiatan seperti tersebut diatas.
Pasal 2
PIHAK PERTAMA berkewajiban :
11
1) Menyerahkan bantuan bibit sesuai ketentuan yang berlaku dan kesepakatan
PIHAK PERTAMA.
2) Memberikan pelayanan pendampingan, penyuluhan, dan bimbingan kepada
PIHAK KEDUA.
3) Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan budidaya tanaman oleh
PIHAK KEDUA.
PIHAK KEDUA berkewajiban :
1) Bertanggung jawab atas bibit yang diterima sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
2) Sanggup untuk membagi bibit kepada anggota kelompok sesuai dengan
kegiatan yang direncanakan.
3) Sanggup menanam dan merawat bibit tanaman agar berfungsi sesuai tujuan
pelaksanaan program PLKSDA-BM.
4) Memberikan laporan pelaksanaan pembagian dan penanaman bibit .
Demikian surat perjanjian ini dibuat dengan sadar tanpa ada pihak yang memaksa.
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
(................................) (................................)
Saksi-saksi
KEPALA DESA PENDAMPING MASYARAKAT
(................................) (................................)
Masukan pada Panduan ini “sama persis” dengan Panduan Pengadaan
Benih, jadi tolong di-refer saja yah (kami tidak perlu menulis ulang khan?
Hehehe);