Upload
rissa-yuliana-dwijayanti
View
87
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tentang kepulauan seribu
Citation preview
POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DI KEPULAUAN SERIBU TAHAP II
KONSERVASI
Sumber Daya Air
PENDAYAGUNAAN
Sumber Daya Air
PENGENDALIAN
Daya Rusak Air
SISTEM INFORMASI
Sumber Daya Air
PEMBERDAYAAN
Masyarakat
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI
CILIWUNG CISADANE
PENDAHULUAN
Amanat UU SDA No.7/2004 setiap Wilayah Sungai diwajibkan
memiliki Pola Pengelolaan Sumber Daya Air (Pola PSDA)
Pola PSDA: kerangka dasar (skenario, strategi dan kebijakan
operasional) dalam merencanakan, melaksanakan, memantau,
dan mengevaluasi kegiatan konservasi sumber daya air,
pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak
air.
Pola PSDA: disusun berdasarkan Wilayah Sungai (WS) dgn
prinsip keterpaduan antara air permukaan dan air tanah serta
dalam penyusunannya melibatkan peran masyarakat dan dunia
usaha seluasnya dalam forum pertemuan konsultasi publik
(PKM)
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
UU SDA No.7/2004, ps 14: Pemerintah Pusat mempunyai wewenang
dan tanggung jawab menetapkan Pola Pengelolaan SDA pada wilayah
sungai lintas provinsi, dalam hal ini ditetapkan oleh Kementerian PU
PP PSDA No.42/2008 mengamanatkan Unit Pelaksana Teknis yg
membidangi sumber daya air, dlm hal ini Balai Besar Wilayah Sungai
Ciliwung Cisadane bertugas membantu wadah koordinasi dalam
penyusunan rancangan Pola PSDA.
Pada th anggaran 2012, Satuan Kerja Balai Besar Wilayah Sungai
Ciliwung Cisadane, melanjutkan pekerjaan Pola Pengelolaan Sumber
Daya Air di Kepulauan Seribu Tahap II dengan menunjukan konsultan
Dalam PP PSDA No.42/2008: WS ditetapkan oleh Presiden.
Dalam Keputusan Presiden No.12/2012 Ttg Penetapan WS:
WS Kepulauan Seribu (kode: 02.04.A2)
termasuk wilayah sungai lintas provinsi.
MAKSUD, TUJUAN , SASARAN & LOKASI
Tujuan : terwujudnya rancangan Pola PSDA WS Kep. Seribu yg siap
untuk diajukan dalam proses penetapan oleh Menteri
Pekerjaan Umum
Maksud : menyusun Rancangan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
WS Kep. Seribu sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
nomor 22/PRT/M/2009, Ttg Pedoman Teknis dan Tatacara
Penyusunan Pola PSDA
Sasaran: Pola PSDA yg telah ditetapkan dapat digunakan sebagai
landasan strategis bagi seluruh pemilik kepentingan dalam
pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai Kep.
Seribu
Lokasi : Lokasi pekerjaan penyusunan Rancangan Pola PSDA WS
Kep. Seribu Tahap II berada di sebagian besar wilayah
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu.
POLA PENGELOAAN SDA
Rancangan Pola PSDA memuat:
1. Tujuan pengelolaan sumber daya air
2. Dasar pertimbangan yg digunakan dlm melakukan pengelolaan
SDA, mencakup analisis kondisi yg ada, asumsi, standar dan
kriteria,
3. Skenario kondisi wilayah sungai, merupakan asumsi kondisi yg
akan datang, yaitu kondisi ekonomi, perubahan iklim atau
perubahan politik,
4. Alternatif pilihan strategi yg merupakan rangkaian upaya atau
kegiatan pengelolaan SDA,
5. Kebijakan operasional berupa arahan pokok yg dituangkan
dalam subtansi peraturan perundangan
Rancangan Pola PSDA disusun untuk jangka waktu 20 (dua puluh)
tahun paling singkat 5 (lima) tahun dapat ditinjau dan dievaluasi
POLA PSDA
Tahapan
penyusunan Pola
PSDA, PerMen PU
No. 22/PRT/M/2009
Ttg Pedoman Teknis
dan Tatacara
Penyusunan Pola
PSDA.
POLA PSDA
PP PSDA No. 42/2008 mengatur proses penetapan Pola
Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai sbb:
GAMBARAN UMUM WILAYAH
UU SDA No.7/2004: Wilayah sungai adalah kesatuan wilayah
pengelolaan sumber daya air dalam satu atau lebih daerah aliran
sungai dan/atau pulau pulau kecil yang luasnya kurang dari atau
sama dengan 2.000 km2.
UU SDA No.7/2004: Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah
daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-
anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan
mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut
secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan
batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih
terpengaruh aktivitas daratan.
Dari uraian di atas Pulau diidentikan dengan DAS, karena memiliki
satu kesatuan sistim hidrologi
GAMBARAN UMUM PEKERJAAN
WS KEP,SERIBU BERDASAR KEPPRES 12/12
GEOGRAFI Uraian 2010
Luas Daratan (km²) 8,76
Jumlah Pulau 110
Jumlah Pulau Pemukiman 11
Desa Pesisir (kelurahan) 6
Letak Astronomi 2010
Sebelah Utara
05°10’00’’ LS s/d 05°10’00‖ LS
dan 106°19’30‖ BT s/d
106°44’50‖ BT
Laut Jawa/Selat Sunda
Sebelah Timur05°10’00‖ LS dan 106°19’30‖
BT
Laut Jawa/Selat Sunda
Sebelah Selatan
05°10’00‖ LS s/d 05°57’00‖ LS
dan 106°44’50‖BT s/d
106°44’50‖ BT
Kota Administrasi Jakarta
Utara, Kota Administrasi
Jakarta Barat dan
Kabupaten Tangerang
Sebelah Barat05°10’00‖ LS dan 106°44’50‖
BTLaut Jawa/Selat Sunda
KONDISI LOKASI PEKERJAAN
KLIMATOLOGI & HIDROLOGI
• Tipe iklim: adalah tropika panas dengan suhu maks
31.9oC, suhu min 25.3 oC dan suhu rata-rata 27,9 oC,
serta kelembaban udara maks sebesar 84% dan
kelembaban udara min sebesar 67%.
• Cuaca & Curah Hujan: sekitar bulan Maret-Mei. Curah
hujan cukup tinggi dimana bulan terbasah yaitu pada
Januari. Curah hujan 2008 tercatat mencapai 1.779,1
mm. Sedang pada bulan-bulan kering yaitu bulan Juni-
September,
• Curah hujan dominan di wilayah Kepulauan Seribu pada
musim barat (musim angin barat disertai hujan lebat)
dan musim timur (musim angin timur serta kering).
TATAGUNA LAHAN
• Klasifikasi Tutupan Lahan (USGS 1972)
No. TutupanLahan
1 Kota dan daerah Permukiman
2 Lahan pertanian kering/tegalan/lading.
3 Hutan lahan kering
4 Hutan lahan basah
5 Lahan vegetasi/tumbuhan
6 Lahan pertanian basah/Sawah
7 Perkebunan
• Berdasarkan klasifikasi tersebut di atas, WS Kep.Seribu dapat
dikelompokan menjadi 2 (dua):
1. Pulau-pulau permukiman (berpenghuni), hampir seluruh lahan
adalah kota dan daerah permukiman,
2. Pulau-pulau non permukiman, hampir seluruh lahan berupa
vegetasi/tumbuhan dan hutan lahan kering.
.
TATAGUNA LAHAN
• Pulau Karya (kiri atas) sebagian besar masih memiliki tutupan lahan
yang cukup baik berupa vegertasi/tumbuhan sedangkan untuk
Pulau Panggang (kiri bawah) dan Pulau Pramuka (kanan) hampir
sebagian besar didominasi oleh daerah permukiman yang padat
• Kependudukan dan Tenaga Kerja
No. Kecamatan/
Kelurahan
Luas
(km2)
Uraian Th 2008 Th 2009 Th 2010
1 Kep. Seribu Selatan 3,05
1. P. Tidung 1,07Jumlah Pria (jiwa)
Jumlah Wanita (jiwa)
2.051
2.097
1. P. Pari 0,95Jumlah Pria (jiwa)
Jumlah Wanita (jiwa)
1.283
1.175
1. P.U Jawa 1,03Jumlah Pria (jiwa)
Jumlah Wanita (jiwa)
868
858
Total Penduduk Kec.(jiwa) 8.332
2 Kep.Seribu Utara 5,65
1. Panggang 0,62Jumlah Pria (jiwa)
Jumlah Wanita (jiwa)
2.613
2.510
1. Kelapa 2,58Jumlah Pria (jiwa)
Jumlah Wanita (jiwa)
2.822
2.735
1. Harapan 2,45Jumlah Pria (jiwa)
Jumlah Wanita (jiwa)
1.074
996
Total Penduduk Kec. (jiwa) 12.750
Total Pria (jiwa)
Total Wanita (jiwa)
9.234
10.099
9.384
10.203
10.711
10.371
Total Penduduk (jiwa( 19.333 19.587 21.082
Pertumbuhan Penduduk(%) 1 1
Kepadatan Penduduk (jiwa/Km²) 9 2.251 2.423
DEMOGRAFI
SOSIAL EKONOMI
• Di tahun 2010, sektor yg sangat besar peranannya thp struktur
perekonomian: sektor pertambangan, sektor perdagangan-hotel-
restoran, sektor pertanian/perikanan
No. Lapangan Usaha Nilai (juta rupiah) Rangking 3 besar Sektor
UnggulanTh 2009 Th 2010
1 Pertanian&Perikanan 92,76 104,69 32 Pertambangan & Penggalian 3.155,76 3.704,28 13 Industri Pengolahan 10,79 12,704 Listrik, gas, & air bersih 1,52 1,715 Konstruksi 32,51 36,716 Perdagangan, hotel & restoran 122,57 138,96 2
7 Pengangkutan dan komunikasi 6,00 6,36
8 Keuangan, persewaan & jasa perusahaan
12,26 12,80
9 Jasa-jasa 40,66 45,6910 PDRB 3.474,82 4.063,9111 PDRB Tanpa Migas 319,06 359,63
INVENTARISAI DATA & IDENTIFIKASI Peraturan Perundangan
• Undang – Undang Dasar 1945
• Undang – Undang No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistemnya
• Undang – Undang No. 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air
• Undang – Undang No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan
• Undang – Undang No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
• Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah
• Undang – Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pusat dan Daerah
• Undang – Undang No. 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
• Undang – Undang No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
• Undang – Undang No. 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Pulau - pulau Kecil
• Undang – Undang No. 29 Tahun 2007 Tentang Pemerintahan Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Negara Republik Indonesia Jakarta
INVENTARISAI DATA & IDENTIFIKASI
• Undang – Undang No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 68 Tahun 1998 Tentang
Kawasan Suaka Alam dan Pelestarian Alam (Lembaran Negara Th. 1998
No. 8132, Tambahan Lembaran Negara No.3776)
• Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1999 Tentang Pengendalian
Pencemaran dan atau Perusakan Laut (Lembaran Negara Th. 1999 No.
155, Tambahan Lembaran Negara No. 3816)
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 1999 Tentang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 55 Tahun 2001 Tentang
Pembentukan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta
• Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 45 Tahun 2004 Tentang
Perlindungan Hutan
• Peraturan Pemerintah Repubik Indonesia No. 16 Tahun 2005 Tentang
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
INVENTARISAI DATA & IDENTIFIKASI
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 26 Tahun 2008 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 42 Tahun 2008 Tentang
Pengelolaan Sumber Daya Air
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 43 Tahun 2008 Tentang Air
Tanah
• Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 2011 Tentang Sungai
• Peraturan Presiden nomor 33 Tahun 2011 Tentang Kebijakan Nasional
Sumber Daya Air.
• Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang Pengelolaan Kawasan
Lindung
• Keputusan Presiden No. 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi
Pengelolaan Sumber Daya Air
• Keputusan Presiden nomor 12 tahun 2012 tentang Penetapan Wilayah
Sungai.
• Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No. 01 Tahun 2012 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah 2030.
• Peraturan Gubernur No. 171 Tahun 2009 Tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu.
Visi
Visi Pembangunan 2007-2012 adalah : “KEPULAUAN SERIBU SEBAGAI
LADANG DAN TAMAN KEHIDUPAN BAHARI YANG BERKELANJUTAN” lebih
lanjut dijelaskan sebagai berikut :
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu mengasumsikan wilayahnya
sebagai penghasil sumber bahan pangan kelautan yang dipadu serasikan
dengan wisata kehidupan bahari kelautan bagi kota Jakarta.
Lingkungan alam bahari ini akan terus dijaga kelestariannya, dengan prinsip
ramah lingkungan secara berkesinambungan.
Misi
Membangun SARANA dan PRASARANA kepariwisataan yang menjamin
kenyamanan, dengan memperhatikan prinsip pembangunan berkelanjutan,
bermakna menjamin kenyamanan berwisata dengan menjaga ekosistem laut
dan kepulauan
INVENTARISAI DATA & IDENTIFIKASI
VISI DAN MISI
KEBIJAKAN SDA
• Kebijakan nasional pengelolaan sumber daya air telah ditetapkan
Peraturan Presiden nomor 33 Tahun 2011 Tentang Kebijakan
Nasional Sumber Daya Air.
• Kebijakan daerah terkait pengelolaan sumber daya air terdapat
pada RPJMD 2007-2012 Bab Program Pembangunan Daerah,
disebutkan bahwa prinsip pembangunan yang berkelanjutan adalah
dengan mensinergikan antara pembangunan fisik dengan
peningkatan kualitas lingkungan hidup.
INVENTARISAI DATA & IDENTIFIKASI
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
• Rencana tata ruang wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan
Seribu, menjadi kesatuan penataan ruang dengan Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2030 yang telah
ditetapkan menjadi Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta nomor
01 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah 2030.
• Kebijakan Pengelolaan SDA Daerah
• Mengacu pada RPJMD 2007-2012 Bab Program Pembangunan
Daerah
• Program pembangunan dan pengembangan Ruang Terbuka
Hijau, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hutan dan taman kota
berupa embebasan lahan; Pembangunan taman interaktif
Kelurahan, taman kota dan hutan kota.
• Program pengelolaan sampah dengan pembangunan
Intermediate Treatment Facility (ITF), merupakan sebuah
teknologi pengelolaan sampah yang dapat menghasilkan listrik,
kompos atau pupuk cair dengan kapasitas pemusnahan sampah
sebanyak 1.000 ton per hari.
• Program penerapan sistem 3 R (Reduce, Reuse dan Recycle) di
tingkat RW, diharapkan kegiatan ini akan mengurangi timbulan
sampah di sumber.
• Program peningkatan pengelolaan air limbah domestik,
INVENTARISASI DATA
• program pada URUSAN PEKERJAAN UMUM yang mengacu
kepada RENSTRA PemKab. Kepulauan Seribu:
• Program penyediaan dan pengelolaan air bersih: tersedianya air
bersih pada Daerah Rawan Air Bersih di Pulau Seribu Jakarta
Utara; terjaganya kualitas air baku sebagai sumber air bersih untuk
warga; beroperasinya IPAB (Instalasi Pengolahan Air Bersih) di
kawasan permukiman; menurunnya penggunaan air tanah sebagai
sumber air bersih; dan menurunnya pencemaran pada saluran
• Program peningkatan kinerja pengelolaan air limbah:
terselenggarasnya pembangunan sarana dan prasarana IPAL;
meningkatnya partisipasi warga dalam pembangunan dan
pengelolaan IPAL rumah tangga; berfungsinya regulasi mengenai
pengelolaan air limbah yang sesuai dengan perkembangan
kebutuhan;
INVENTARISASI DATA
• Program peningkatan kinerja pengelolaan persampahan:
meningkatnya pelayanan kebersihan sesuai standar minimal
pelayanan pengelolaan sampah/kebersihan kota; mengoptimalkan
dan meningkatnya kinerja TPA, TPS Indoor, SPA dan ITF dan
kerjasama dengan swasta dan wilayah regional dan terkelolanya
sampah yang ada di sungai, laut.
• Program pengendalian air bawah tanah, terkendalinya pemanfaatan
air bawah tanah maupun dewatering; meningkatnya cadangan air
bawah tanah melalui penghematan air tanah (5R = Reduce, Reuse,
Recycle, Recharge, Recovery); pengembangan sumur resapan;
injection well; dan meningkatnya kemitraan dan peran serta
masyarakat dalam pengelolaan dan penghematan air bawah tanah
DINAMIKA KEBUTUHAN AIR
• Kebutuhan air untuk keperluan mandi dan cuci digunakan sumber
air tanah/sumur;
• Kebutuhan air untuk minum dan masak yang diperoleh dgn membeli
air produksi “Reverse Osmosis” atau RO, yaitu instalasi pengolahan
air bersih yang sumbernya berasal dari air tanah dalam. Instalasi
tersebut dibangun atas bantuan Kementerian/Dinas ESDM dan
Kemeterian dan Dinas PU yang pengelolaannya diserahkan kepada
Pemerintah Desa setempat.
INVENTARISAI DATA & IDENTIFIKASI DATA SUMBER DAYA AIR
• Data Klimatologi stasiun Jakarta/Tanjung Priok periode 1974 s/d
2009 dari BMKG,
• Data Curah Hujan stasiun Tangerang dan stasiun Jakarta/Tanjung
Priok periode 1974 s/d 2009 dari BMKG,
• Data penyeledikan geolistrik di Kepulauan Seribu.
• Kualitas Air Sumber di Kepulauan Seribu
• DAS/Pulau Berdasarkan Status Pemanfaatannya
No.
(a)
Nama
Pulau/DAS
(b)
Desa/Kecamatan
/Kabupaten
(c)
Luas (Ha)
(d)
Status Kepemilikan Pulau, Status
Pemanfatan/Penggunaan Pulau
Serta Peruntukan Pulau
(e)
Keterangan
(f)
1 DAS Dua Barat Kab. Tangerang 7,93 Pulau tidak berpenghuni
2 DAS Dua Timur Kab. Tangerang 18,48 Pulau tidak berpenghuni
3 DAS Mayang
4 DAS Rengit Kel. Pulau Harapan,
Kec. Kep. Seribu Utara
9,78 Pulau tidak berpenghuni
5 DAS Sebaru
Besar
Kel. Pulau Harapan,
Kec. Kep. Seribu Utara
37,70 Swasta (PT. Pulau Seribu
Paradise), karya industry pariwisata
6 DAS
Nyamplung
Kel. Pulau Harapan,
Kec. Kep. Seribu Utara
6,58 Pulau tidak berpenghuni
7 DAS Sebaru
Kecil
Kel. Pulau Kelapa, Kec.
Kep. Seribu Utara
16,60 Swasta (PT. Asriland Bimantara),
karya industry pariwisata
8 DAS Lipan Kel. Pulau Kelapa, Kec.
Kep. Seribu Utara
6,26 Pulau tidak berpenghuni
9 DAS Kapas Kel. Pulau Kelapa, Kec.
Kep. Seribu Utara
0,00 Pulau tidak berpenghuni
10 DAS Hantu Kel. Pulau Kelapa, Kec.
Kep. Seribu Utara
Barat:19,95;
Timur:10,56
Swasta (PT. Pantara Wisata Jaya),
Karya industri Pariwisata
INVENTARISAI DATA & IDENTIFIKASI
• DAS/Pulau di Kepulauan Seribu Sesuai Keppres 12/2012
No.
(a)
Nama Pulau/DAS
(b)
Desa/Kecamatan
/Kabupaten
(c)
Luas (Ha)
(d)
Status Kepemilikan Pulau, Status
Pemanfatan/Penggunaan Pulau Serta
Peruntukan Pulau
(e)
Keterangan
(f)
11 DAS Kelor Kel. Pulau Untung Jawa,
Kec. Kep. Seribu Selatan
2,00 Pulau tidak berpenghuni
12 DAS Satu Kel. Pulau Kelapa, Kec.
Kep.Seribu Utara
16,07 Swasta (PT. Wisata Ekatama Perkasa),
Karya industry pariwisata
13 DAS Cina Kel. Pulau Kelapa, Kec.
Kep.Seribu Utara
3,14 Pulau tidak berpenghuni
14 DAS Panjang Kel. Pulau Kelapa, Kec.
Kep. Seribu Utara
9,00 Pulau tidak berpenghuni
15 DAS Semu Kel. Pulau Harapan, Kec.
Kep. Seribu Utara
0,70 Pulau tidak berpenghuni
16 DAS Sepa Kel. Pulau Harapan, Kec.
Kep. Seribu Utara
Barat: 5,68;
Timur: 3,50
Swasta (PT. Pulau Sepa Permai), Karya
industry pariwisata
Sepa besar
(barat), Sepa
kecil (timur)
17 DAS Petondan Kel. Pulau Harapan, Kec.
Kep. Seribu Utara
Barat:11,82;
Timur: 7,38
Pulau tidak berpenghuni
18 DAS Putri Kel. Pulau Kelapa, Kec.
Kep. Seribu Utara
Besar: 8,29;
Timur: 6,93
Swasta (PT. Buana Bintang Samudra),
Karya industry pariwisata
Pulau putri besar
dan pulau putri
timur
19 DAS Macan Kel. Pulau Kelapa, Kec.
Kep. Seribu Utara
Kecil: 0,82;
Besar: 6,13
Swasta (PT. Matahari Impian Indah),
Karya industri pariwisata
Pulau macan
kecil dan macan
besar
20 DAS Genteng Kel. Pulau Kelapa, Kec.
Kep. Seribu Utara
Besar:24,76;
Kecil: 5,58
Pribadi (adam malik), Karya industry
pariwisata
Genteng besar
dan genteng
kecil
INVENTARISAI DATA & IDENTIFIKASI
• DAS/Pulau di Kepulauan Seribu Sesuai Keppres 12/2012No.
(a)
Nama
Pulau/DAS
(b)
Desa/Kecamatan
/Kabupaten
(c)
Luas (Ha)
(d)
Status Kepemilikan Pulau, Status
Pemanfatan/Penggunaan Pulau
Serta Peruntukan Pulau
(e)
Keterangan
(f)
21 DAS Biru Kel. Pulau Harapan, Kec.
Kep. Seribu Utara
Besar:29,13;
Kecil: 7,30
Pulau Pemukiman Bira besar dan
bira kecil
22 DAS Belanda Kel. Pulau Harapan, Kec.
Kep. Seribu Utara
0,46 Pulau tidak berpenghuni
23 DAS Bulat Kel. Pulau Harapan, Kec.
Kep. Seribu Utara
1,28 Swasta (PT Wono Madu), Karya
Industri pariwisata
24 DAS Pamagaran Kel. Pulau Harapan, Kec.
Kep. Seribu Utara
15,56 Pulau tidak berpenghuni
25 DAS Kelapa Kel. Pulau Kelapa, Kec.
Kep. Seribu Utara
13,09 Pulau Pemukiman
26 DAS Kaliage Kel. Pulau Kelapa, Kec.
Kep. Seribu Utara
Besar: 6,46;
Kecil: 1,05
Yayasan Arfan Sejati, karya industry
pariwisata
Kaliage besar
dan kecil
27 DAS Kotok Kel. Pulau Panggang
Kec. Kep Seribu Utara
Besar:20,75;
Kecil: 1,30
Pulau tidak berpenghuni Kotok besar
dan kecil
28 DAS Bongkok Kel. Pulau Panggang
Kec. Kep Seribu Utara
0,50 Pulau tidak berpenghuni
29 DAS Pandan Kel. Pulau Panggang
Kec. Kep Seribu Utara
0,00 Pulau tidak berpenghuni
30 DAS Karya Kel. Pulau Panggang
Kec. Kep Seribu Utara
6,00 Sudin, kuburan warga, pulau tidak
berpenghuni
INVENTARISAI DATA & IDENTIFIKASI
• DAS/Pulau di Kepulauan Seribu Sesuai Keppres 12/2012
No.(a)
NamaPulau/DAS
(b)
Desa/Kecamatan/Kabupaten
(c)
Luas (Ha)(d)
Status Kepemilikan Pulau, Status Pemanfatan/Penggunaan Pulau
Serta Peruntukan Pulau(e)
Keterangan(f)
31 DAS Panggang Kel. Pulau PanggangKec. Kep Seribu Utara
9,00 Pulau Pemukiman
32 DAS Pramuka Kel. Pulau Panggang Kec. Kep Seribu Utara
16,00 Pulau Pemukiman
33 DAS Ayer (Air) Kel. Pulau Kelapa, Kec.Kep. Seribu Utara
2,90 Swasta (PT. Global Ekabuana), karya industry pariwisata
34 DAS Karang Beras
Kel. Pulau Tidung, Kec. Kep. Seribu Selatan
3,60 Swasta (PT. Bineka Utama), karyaindusti pariwisata
35 DAS Tidung Besar
Kel. Pulau Tidung, Kec. Kep. Seribu Selatan
50,13 Pulau Pemukiman
36 DAS Tidung Kecil
Kel. Pulau Tidung, Kec. Kep. Seribu Selatan
17,40 Pulau tidak berpenghuni
37 DAS Payung Kel. Pulau Tidung, Kec. Kep. Seribu Selatan
Besar: 0,86; Kecil: 0,46
Pulau Pemukiman
38 DAS Burung Kel. Pulau Pari, Kec. Kep.Seribu Selatan
3,26 Pulau tidak berpenghuni
39 DAS Kongsi Kel. Pulau Pari, Kec. Kep.Seribu Selatan
1,63 Pulau tidak berpenghuni
40 DAS Pari Kel. Pulau Pari, Kec. Kep.Seribu Selatan
41,32 Lembaga Clenologi NAS, karyaindustry pariwisata, Pulaupemukiman
INVENTARISAI DATA & IDENTIFIKASI
• Pengembangan Pariwisata
Selain keberadaan Taman Nasional Kepulauan Seribu yang menjadi
daya tarik wisatawan, juga dapat mendatangi pulau wisata umum (45
pulau), pulau bersejarah (4 pulau), pulau cagar alam (2 pulau) dan
pulau resort (5 pulau). Seluruh pulau ini memiliki keindahan pantai
dan perairan yang eksotik.
Berdasarkan produk domestik regional bruto (PDRB) di Kabupaten
Administrasi Kepulauan Seribu, terlihat bahwa lapangan usaha
perdagangan, hotel dan restoran mengalami kenaikan dalam dalam 5
tahun terakhir, sehingga menempati posisi ke 2 setelah lapangan
usaha pertambangan dan penggalian, hal tersebut menunjukan
bahwa sektor pariwisata memiliki potensi penting dalam peningkatan
ekonomi masyarakat di Kepulauan Seribu
Potensi pariwisata ini membawa konsekuensi penyediaan sumber-
sumber air yang cukup tinggi.
INVENTARISAI DATA & IDENTIFIKASI
IDENTIFIKASI POTENSI
ISUE STRATEGIS NASIONAL • MDG
Dalam Millenium Development Goals (MDG) 2015, target 80 % penduduk dapat
terlayani kebutuhan air bersihnya. Di WS Kepulauan Seribu, pelayanan air bersih
masih sangat terbatas
• Ketahanan Pangan
Pemerintah telah mencanangkan terwujudnya swasembada pangan secara
nasional . Dengan mengingat keterbatasan lahan di Kabupaten Administrasi
Kepulauan Seribu saat ini tidak akan dapat memenuhi swasembada pangan di
wilayahnya sendiri.
• Perubahan Iklim
Isu adanya perubahan iklim global telah menjadi isu nasional yang harus
mendapatkan perhatian semua pihak terkait dengan pengelolaan sumber daya
air. Perubahan iklim global belum memiliki pengaruh berarti terhadap perubahan
ekosistem keairan di WS Kepulauan Seribu, namun perlu dilakukan langkah-
langkah antisipasi.
• Ketersediaan Energi
Ketersediaan energi nasional akan mempengaruhi stabilitas ekonomi daerah.
Dengan mengingat kondisi geografis kepulauan maka ketersediaan energi di
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu saat ini berasal dari jaringan distribusi
listrik bawah laut dari Jakarta dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).
INVENTARISAI DATA & IDENTIFIKASI
ISUE STRATEGIS LOKAL
• Pelayanan Kebutuhan Air Bersih
Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi manusia terutama
untuk minum. Akses terhadap air minum bersih masih menjadi
masalah yang cukup penting di Kepulauan Seribu.
• Peningkatan Budidaya Laut
Di wilayah kabupaten ini terdapat pula sebuah zona konservasi
berupa taman nasional laut bernama Taman Nasional Laut
Kepulauan Seribu (TNKS). Sebagai daerah yang sebagian besar
wilayahnya merupakan perairan dan di dalamnya juga terdapat zona
konservasi, maka pengembangan wilayah lebih ditekankan pada
pengembangan budidaya laut: rumput laut jenis Euchema cottonii
• Pemanfatan Sumber Daya Perikanan
Sebagai wilayah kepulauan dengan luas laut sebesar 11,8 kilometer
persegi menyimpan kekayaan sumberdaya alam laut yang sangat
besar namun belum dimanfaatkan secara optimal.
INVENTARISAI DATA & IDENTIFIKASI
• Terdapat beberapa pulau yang hampir seluruh wilayahnya adalah
daerah permukiman padat (tidak terdapat tutupan lahan berupa
hutan atau vegertasi/tumbuhan) yang berfungsi sebagai daerah
“recharge” air (daerah tangkapan dan resapan air) untuk menjamin
berlangsungnya ekosistem keairan berupa siklus hidrologi.
• Terdapat pula beberapa pulau yang hampir seluruh wilayahnya
tertutup hutan atau vegertasi/tumbuhan.
• UU no. 26/2007 tentang Penataan Ruang, ps 17 ayat 5, yang
menyatakan bahwa Dalam rangka pelestarian lingkungan dalam
rencana tata ruang wilayah ditetapkan kawasan hutan paling sedikit
30 (tiga puluh) persen dari luas daerah aliran sungai (DAS).
• UU SDA no.7/2004, ps 1 no.10: DAS dan/atau pulaupulau kecil
yang luasnya kurang dari atau sama dengan 2.000 km2.
Tataguna Lahan Kepulauan
INVENTARISAI DATA & IDENTIFIKASI ASPEK KONSERVASI SUMBER DAYA AIR
• Kepulauan Seribu ditetapkan menjadi Taman Nasional Laut dengan
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 162/Kpts-II/1995 dan No.
6310/Kpts-II/2002 yang dikelola oleh Balai Taman Nasional Laut
Kepulauan Seribu, Departemen Kehutanan. Luas wilayah 107.489
hektare dengan sekitar 44 buah pulau termasuk ke dalam taman
nasional.
• Di wilayah kepulauan Seribu, terdapat pulau yang penduduknya
padat dan sebagian besar wilayahnya berupa perumahan
permukiman yang memiliki potensi buangan air limbah rumah
tangganya sangat tinggi.
• Apabila air limbah rumah tangga ini tidak dikelola dengan baik
dengan membuang langsung ke laut, maka laut akan mengalami
pencemaran dan terjadi kerusakan taman laut.
Prasarana dan Sarana Sanitasi
INVENTARISAI DATA & IDENTIFIKASI ASPEK KONSERVASI SUMBER DAYA AIR
ASPEK PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA AIR
• Sejak dua tahun terakhi ini produksi RO menurun, kondisi RO tidak lagi
maksimal karena ada sebagian komponen instalasi yang harus diganti. Hal
tersebut belum dapat terlaksana dikarenakan biaya penggantian komponen
instalasi sangat tinggi.
• Kondisi sumber air dari sumur/air tanah yang dimiliki warga mulai berasa
payau, sehingga hanya digunakan untuk keperluan mandi dan cuci saja.
INVENTARISAI DATA & IDENTIFIKASI
No.Nama DAS/Pulau
Keterangan
1 Pulau Pramuka
Bantuan Dinas ESDM
2 Pulau Panggang
3 Pulau Kelapa
4 Pulau Harapan
5 Pulau Tidung
6 Pulau Pari
• Pemenuhan kebutuhan air rumah tangga sehari-hari di pulau-pulau tersebut
di atas masih dibawah 45 persen dari seluruh penduduk di Kepulauan
Seribu, yaitu tahun 2009 (44,02 persen) dan tahun 2010 (35,33 persen)..
• Daftar RO:
ASPEK PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR
• Sesuai dengan wilayah sungai kepulauan, maka Kepualauan Seribu
memiliki pantai yang cukup panjang dan memiliki panorama yang
indah. Adanya musim barat dengan gelombang yang tinggi memiliki
potensi terjadinya kerusakan pantai berupa abrasi dan sedimentasi
di bebeberapa pantai.
• Berdasarkan hasil inventarisasi di lapangan, khususnya pada pulau-
pulau permukiman (berpenghuni), seperti Pramuka, Panggang,
Kelapa dan Harapan, Tidung, Payung dan Pari, terdapat pantai-
pantai yang mengalami kerusakan,
• Pemerintah Daerah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu telah
melaksanakan pembangunan tembok laut mengelilingi pulau,
seperti di Pulau Pramuka, Pulau Panggang, Pulau Kelapa dan
Harapan, namun kegiatan tersebut belum dapat diselesaikan
seluruhnya.
INVENTARISAI DATA & IDENTIFIKASI
ASPEK SISTIM INFORMASI SUMBER DAYA AIR
• Ketersediaan data klimatologi, data hujan, tinggi muka air laut, data
kualitas air sungai belum lengkap dan panjang.
• Keberadaan stasiun klimatologi, stasiun hujan dan stasiun otomatis
pengukur tinggi muka air laut, belum mencukupi untuk kepentingan
analisis terkait pengelolaan sumber daya air.
• O&P Stasiun Hujan, AWLR kurang optimal khusunya untuk
pemeliharaannya serta penghargaan terhadap petugas
pengamat/pencatat kurang memadai.
• Keterpaduan data antar instansi pengelola belum terjalin.
INVENTARISAI DATA & IDENTIFIKASI
ASPEK PEMBERDAYAAN DAN PENINGKATAN PERAN MASYARAKAT
• Masyarakat pengguna air belum terorganisir dalam suatu wadah
koordinasi penge-lolaan sumber daya air wilayah sungai.
• Keterlibatan masyarakat belum optimal dalam setiap tahap
pengelolaan sumber da-ya air, yaitu mulai dari penyusunan
kebijakan sumber daya air, penyusunan pola pengelolaan sumber
daya air, penyusunan rencana pengelolaan sumber daya air,
penyusunan studi kelayakan, penyusunan program dan rencana
kegiatan, penyu-sunan rencana detail, pelaksanaan konstruksi dan
operasi dan pemeliharaan infra-struktur sumber daya air.
• Rendahnya pendidikan, pelatihan pengelolaan sumber daya air baik
bagi pengelola maupun stakeholder..
INVENTARISAI DATA & IDENTIFIKASI
ANALISIS
No. Sub Aspek
1 Perlindungan dan
pelestarian SDA
Pemeliharaan kelangsungan fungsi resapan air dan daerah
tangkapan air;
Pengendalian pemanfaatan sumber air.
Pengisian air pada sumber air;
Pengaturan prasarana dan sarana sanitasi;
Perlindungan sumber air
Pengendalian pengolahan tanah di daerah hulu;
Pengaturan daerah sempadan sumber air;
Rehabilitasi hutan dan lahan dan pelestarian hutan lindung,
kawasan suaka alam, dan kawasan pelestarian alam
2 Pengawetan air Menyimpan Air
Menghemat air
Mengendalikan penggunaan air tanah.
3 Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air
ASPEK KONSERVASI SUMBER DAYA AIR
ANALISIS ASPEK PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA AIR
No. Sub Aspek
1 Penatagunaan SDA utk menetapkan zona pemanfaatan SDA
2 Penyediaan sumber daya air
3 Penggunaan sumber daya air
4 Pengembangan sumber daya air
5 Pengusahaan sumber daya air
No. Sub Aspek
1 Pencegahan Pencegahan dilakukan baik melalui kegiatan fisik dan/atau nonfisik
maupun melalui penyeimbangan hulu dan hilir wilayah sungai.
2 Penanggulangan Meningkatkan upaya mitigasi bencana yang dilakukan secara
terpadu oleh instansi terkait dan masyarakat melalui suatu badan
koordinasi penanggulangan bencana pada tingkat nasional,
provinsi, dan kabupaten/kota.
3 Pemulihan Memulihkan kembali fungsi lingkungan hidup dan sistem prasarana
sumber daya air, melalui kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi
untuk memulihkan kondisi lingkungan, fasillitas umum, fasilitas
sosial, serta prasarana sungai.
ASPEK PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR
ANALISIS ASPEK SISTIM INFORMASI SUMBER DAYA AIR
ASPEK PEMBERDAYAAN DAN PENINGKATAN PERAN MASYARAKAT
No. Sub Aspek
1 Peningkatan peran Pemerintah & Pemda.
2 Menyediakan Informasi yang akurat, benar dan tepat waktu serta dapat di akses oleh
berbagai pihak.
No. Sub Aspek
1 Upaya Pemerintah dan pemda
dalam pemberdayaan para
pemilik kepentingan dan
kelembagaan sumber daya air utk
meningkatkan kinerja PSDA:
a. Melibatkan peran masy dalam kegiatan
perencanaan, pelaksanaan konstruksi,
pengawasan dan O&P SDA.
b. Pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengem-
bangan serta pendampingan.
2 Peningkatan kemampuan swadaya masyarakat pengguna air atas prakarsa sendiri
ANALISIS
ASPEK KONSERVASI SUMBER DAYA AIR
• Siklus hidrologi dan geohidrologi pada pulau-pulau dengan litologi
tebal, homogen, bersifat porous, jenis pulau alluvium, pulau koral
atau pulau atol, dimodelkan sebagai “lensa air tawar”
ANALISIS
ASPEK KONSERVASI SUMBER DAYA AIR
• Pengambilan air tanah dengan jumlah besar akan menyebabkan
volume air tawar berkuran dan air payau akan naik. Oleh karenanya
untuk menjaga keseimbangan siklus air pada pulau diperlukan
upaya pengisian (imbuhan) air semaksimal mungkin.
• Keseimbangan “lensa air” ini menjadi landasan dalam melakukan
konservasi sumber daya air pada pulau-pulau yang berpenguni.
• Pengisian air dapat terjadi apabila fungsi resapan air dan daerah
tangkapan air pada pulau dapat berjalan baik, hal ini dimungkinkan
apabila tutupan lahan pada pulau berupa lahan vegetasi/tumbuhan
atau hutan.
ANALISIS
ASPEK KONSERVASI SUMBER DAYA AIR
Rekomendasi yang perlu dikembangkan terkait hal di atas, diuraikan
sebagai berikut:
• Mengupayakan air limpasan hujan meresap ke dalam tanah
semaksimal mungkin,
• Perlu ada pemisahan drainasi air hujan dengan air limbah rumah
tangga, saluran drainasi lingkungan hanya menampung air hujan
saja,
• Buangan air limbah rumah tangga dibuatkan sumur resapan
tersendiri individual atau secara komunal.
ANALISIS ASPEK PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA AIR
Tabel Neraca Air Tahunan di Pulau/DAS Pramuka
No. Uraian Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des
1
Ketersediaan
(1000m3) 846 1,883 1,381 842 913 407 160 302 297 551 882 1,006
2
Kebutuhan
(1000m3) 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13
3
Realisasi Keterse-
diaan (1000m3) 0.756 0.756 0.756 0.756 0.756 0.756 0.756 0.756 0.756 0.756 0.756 0.756
ANALISIS ASPEK PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA AIR
Dari tabel dan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa:
• Ketersediaan air (hujan) sangat mencukupi kebutuhan air yang
diperlukan baik pada saat musim kemarau.
• Air yang dapat dilayani/disuplai melalui produksi “RO” masih sangat
jauh untuk memenuhi kebutuhan air rumah tangga, perkotaan, dan
lainnya.
Rekomendasi
• Dalam jangka pendek mengupayakan peningkatan kapasitas/jumlah
RO untuk air masak dan minum dan air sumur untuk mandi dan
cuci,
• Mengupayakan penampungan air hujan individual (masing2 rumah)
• Dalam jangka panjang mengupayakan penampungan air hujan
komunal, berupa kolam raksasa di daerah pantai, pelabuhan.
ANALISIS
ASPEK PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA AIR
Dapat diusulkan untuk
pengembangan kolam
tampungan air hujan
ANALISIS ASPEK PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR
• Adanya musim barat dengan gelombang yang tinggi memiliki
potensi terjadinya kerusakan pantai berupa abrasi di beberapa
pantai kepulauan,
• Prioritas pencegahan, penanggulangan dan pemulihan dilakukan
pada pulau-pulau permukiman, yaitu Pulau Pramuka, Panggang,
Kelapa, Harapan, Tidung, Payung dan Pari.
Rekomendasi di arahkan pada pengamanan abrasi pantai, yaitu:
• Penanaman mangrove disepanjang pantai-pantai yang pada
awalnya merupakan hutan mangrove,
• Pembangunan tembok laut pada pantai-pantai yang mengalami
abrasi,
• Monitoring dan pemeliharaan pantai sangat diperlukan dalam
mengendalikan daya rusaknya.
ASPEK KONSERVASI SUMBER DAYA AIR
No.
Sub Aspek Hasil Analisis Sasaran/Target Yang Akan Dicapai
1 Perlindungan dan pelestarian SDAPemeliharaan kelangsungan fungsiresapan air dan daerah tangkapan air;
-kawasan resapan air terbatas dan tidakterdapat kawasan tangkapan air
- Mengupayakan RTH semaksimal mungkin- Mengupayakan air limpasan hujan meresap ke dalam tanah
semaksimal mungkin.Pengendalian pemanfaatan sumber air. - Belum ada upaya pengendalian
pemanfatan sumber air (air tanah)Pengaturan pemenuhan kebutuhan air:- Air masak&minum dari RO dengan meningkatkan
kapasitas/jml RO.- Air mandi&cuci dari sumur
Pengisian air pada sumber air; - Upaya pengisian sumber air khususnyaair tanah
- Mengupayakan air limpasan hujan meresap ke dalam tanahsemaksimal mungkin.
Pengaturan prasarana dan sarana sanitasi;
- Saluran drainasi air hujan terbatas- Tidak beroperasinya incinerator
- Fasilitas septic tank dan resapan pada setiap rumah- Saluran limbah rumah tangga terpisah dengan saluran air
hujan- Pengopersaian incinerator.
Perlindungan sumber air - Perlindungan sumber air, khusunya air tanah.
- Mempertahankan dan menambah kelangsungan RTH- Menghindari pencemaran limbah
Pengaturan daerah sempadan sumber air;
- Konsentrasi pada sempadan pantai - Mengatur pemanfatan sempadan pantai
Rehabilitasi hutan dan lahan dan pelestarian hutan lindung, kawasan suaka alam, dan kawasan pelestarian alam
- Konsentrasi pada sempadan pantai- Konsentrasi pada kawasan hutan
mangrove
- RHL pada kawasan hutan lindung, suaka alam, pelestarianalam.
- Peningkatan pemeliharaan kawasan tsb diatas. - RHL pada kawasan sempadan pantai, hutan mangrove
2 Pengawetan airMenyimpan Air Sudah dilakukan secara individual
(menampung air hujan)- Mengembangkan tampungan air hujan individual (masing2
rumah) opsional,- Mengembangkan tampungan air hujan komunal (besar) utk
kebutuhan 1 pulauMenghemat air Sudah hemat air karena keberadaan yg
terbatasPengembangan teknik2 penghematan penggunaan air, recycling
Mengendalikan penggunaan air tanah. Untuk jangka panjang penggunaan RO dibatasi
Konservasi keberadaan air tanah, dgn mengembang sistimpenyediaan air dari tampungan air pulau dan hujan buatan
3 Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air
Masih terdapat limbah dan sampah yang dibuang ke laut.
- Mengembangkan sistem persampahan terpadu,- Mengembangkan sistim pengolahan air limbah individual &
komunal
ASPEK PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA AIR
No. Sub Aspek Hasil Analisis Sasaran/Target Yang Akan Dicapai
1 Penatagunaan SDA
utk menetapkan zona
pemanfaatan SDA
- Semua lahan pulau dapat
diotimalkan sbg zona
resapan air.
- Mengembangkan gerakan 1 rumah memiliki 1 pohon
sbg area resapan,
- Mebudidayakan pohon produktif/pohon buah berakar
kuat pada RTH,
- Menjadikan wilayah sempadan pantai sebagai
kawasan hijau
2 Penyediaan sumber
daya air
- Prioritas utama penyediaan
utk kebutuhan rumah
tangga, pariwisata,
pengolahan ikan laut
- Mengupayakan gerakan menampung air hujan
individual pada masing2 rumah
- Mengupayakan tampungan air hujan komunal
raksasa,
- Mengupayakan sistim distribusi air bersih antar
pulau.
3 Penggunaan sumber
daya air
- Kondisi air sumur/air tanah
dangkal semakin payau,
- Pemboran air tanah dalam
membawa dampak
lingkungan penurunan pulau
- Mengupayakan keutamaan penggunaan air
permukaan dan mengurangi penggunaan air tanah
4 Pengembangan
sumber daya air
- Prospek air alternatif - Penggunaan air permukaan sebagai air baku, air
recycling, air hujan buatan,
- Penyulingan air laut.
5 Pengusahaan
sumber daya air
- Penggunaan air permukaan
sebagai air baku
- Mengusahakan proses “desalinasi” yakni
penetralan air payau menjadi air tawar
ASPEK PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR No. Sub Aspek Hasil Analisis Sasaran/Target Yang Akan
Dicapai
1 Pencegahan - Reklamasi pantai
disertai penanaman
mangrove
- Pengaman abrasi pantai
dan penahan intrusi air laut
2 Penanggulangan
Meningkatkan upaya mitigasi
bencana yang dilakukan secara
terpadu oleh instansi terkait dan
masyarakat melalui suatu badan
koordinasi penanggulangan
bencana pada tingkat nasional,
provinsi, dan kabupaten/kota.
- Kewaspadaan dari
bencana alam
seperti gempa,
tsunami,
badai/puting beliung,
rob, abrasi, intrusi air
laut
- Penataan ulang kawasan,
penerapan teknologi dan
rekayasa teknik
- Penyediaan fasilitas
pengungsian
- Jalur evakuasi
- Peringatan dini tsunami
3 Pemulihan
Memulihkan kembali fungsi
lingkungan hidup dan sistem
prasarana sumber daya air, melalui
kegiatan rehabilitasi dan
rekonstruksi untuk memulihkan
kondisi lingkungan, fasillitas umum,
fasilitas sosial, serta prasarana
sungai.
- Kerusakan karena
bencana alam
- Upaya rehabilitasi dan
rekonstruksi kerusakan
fasilitas umum dan
lingkungan seperti
pelabuhan, sekolah,
incinerator, RO
ASPEK SISTIM INFORMASI DAYA RUSAK AIR
No. Sub Aspek Hasil Analisis Sasaran/Target Yang Akan Dicapai
1 Peningkatan peran
Pemerintah & Pemda.
- Belum ada fasilitas
pengelolaan data dan
informasi SDA, stasiun hujan,
tinggi muka air laut,
pemantauan pencemaran
- Menyiapkan lembaga
pengelola data dan
informasi terkait
pengelolaan SDA
kerjasama pemerintah
pusat dan daerah
2 Menyediakan Informasi yang
akurat, benar dan tepat
waktu serta dapat di akses
oleh berbagai pihak.
- Ketersediaan data dan
kelengkapannya yang
terbatas
- Penyiapan fasilitas
data dan informasi
terkait pengelolaan
SDA,
- Kemudahan akses
media cetak, media
elektronik dan forum
pertemuan
ASPEK PEMBERDAYAAN DAN PENINGKATAN PERAN MASYARAKATNo. Sub Aspek Hasil Analisis Sasaran/Target Yang Akan Dicapai
1 Upaya Pemerintah dan pemda dalam
pemberdayaan para pemilik ke-
pentingan dan kelembagaan sumber
daya air utk meningkatkan kinerja
PSDA:
a. Melibatkan peran masy
dalam kegiatan
perencanaan, pelaksa-
naan konstruksi,
pengawasan dan O&P
SDA.
- Lembag
a
sebagai
public
service,
melalui :
Diskusi, bimbingan,
pendidikan dan pelatihan
- Tercapainya hak dan
kewajiban
- Peran pemanfaatan sesuai
perundang-undangan
- Peran pengendalian secara
lisan dan tulisan
a. Pendidikan, pelatihan,
penelitian dan
pengembangan serta
pendam-pingan.
- Instansi
yang
berwena
ng
- Menumbuhkan dan
mengembangkan kesadaran
- Meningkatkan rasa tanggung
jawab
2 Peningkatan kemampuan swadaya
masyarakat pengguna air atas
prakarsa sendiri
- Bantuan teknik dan
pelatihan
- Bantuan hukum
- Memberikan apresiasi berupa
penggantian layak
Skenario Kondisi Wilayah Sungai
• Skenario kondisi wilayah sungai merupakan asumsi tentang kondisi
pada masa yang akan datang dalam kurun waktu 20 tahun ke
depan yang mungkin terjadi, misalnya, kondisi perekonomian,
perubahan iklim, atau perubahan politik. (PPRI, No.42 Th 2008 Ttg
Pengelolaan SDA, pasal 16, ayat b)
• Untuk menentukan asumsi kondisi perekonomian rendah, sedang
dan tinggi pada masa yang akan datang (20 tahun) dapat digunakan
beberapa pendekatan dengan meninjau pertumbuhan ekonomi
pada daerah provinsi, kabupaten/kota yang berada pada wilayah
sungai dengan pertumbuhan ekonomi nasional rata-rata (Th 2010:
6,3%)
SKENARIO, STRATEGI DANKEBIJAKAN OPERASIONAL
Penentuan kondisi perekonomian :
• Skenario ekonomi rendah: pertumbuhan ekonomi daerah jauh lebih
rendah dari rata-rata pertumbuhah ekonomi nasional yaitu < 6,3%.
Padan kondisi ini kemampuan pengeloaan SDA rendah, target
sasaran strategi pengelolaan SDA tidak akan tercapai.
• Skenario ekonomi sedang: perumbuhan ekonomi yang mendekati
rata-rata pertumbuhah ekonomi nasional yaitu 6,3%. Pada kondisi
ini kemampuan pengelolaan SDA sedang, target sasaran strategi
pengeloaan SDA tidak akan tercapai.
• Skenario ekonomi tinggi: pertumbuhan ekonomi yang berada di atas
rata-rata pertumbuhah ekonomi nasional yaitu > 6,3%. Pada kondisi
ini kemampuan pengelolaan SDA sedang, target sasaran strategi
pengeloaan SDA akan tercapai.
SKENARIO, STRATEGI DAN KEBIJAKAN OPERASIONAL
• Pertumbuhan ekonomi Kepulauan Seribu selama 5 tahun terakhir
cenderung terus naik, dan pada tahun 2010 tumbuh hingga
mencapai 5,44 persen
No. Lapangan Usaha Nilai (juta rupiah) Laju Pertum-buhan (%)Th 2009 Th 2010
1 Pertanian & Perikanan 33.13 34.561 4,322 Pertambangan & Penggalian 936.029 950.016 1,493 Industri Pengolahan 5.319 5.623 5,724 Listrik, gas, & air bersih 632 676 7,105 Konstruksi 16.2 17.123 5,706 Perdagangan, hotel & restoran 70.727 74.839 5,81
7 Pengangkutan dan komunikasi 4.373 4.563 4,34
8 Keuangan, persewaan & jasa perusahaan
7.149 7.222 1,03
9 Jasa-jasa 22.355 23.966 7,2110 PDRB 1.059.445 1.118.591 2,0711 PDRB Tanpa Migas 159.884 168.575 5,44
SKENARIO, STRATEGI DAN KEBIJAKAN OPERASIONAL
Konservasi SDA pada Kondisi ekonomi : rendah/sedang/tinggi
No. Sub
Aspek
Hasil
Analisis
Sasaran
/Target Yang
Akan
Dicapai
Strategi Kebijakan
Operasional
Instasi
/LembagaJangka
Pendek
(5 tahun)
Jangka
Menengah
(10 tahun)
Jangka
Panjang
(20 tahun)
1 Perlindungan dan
pelestarian SDA
2 Pengawetan air
3 Pengelolaan kualitas
air dan
pengendalian
pencemaran air
SKENARIO, STRATEGI DAN KEBIJAKAN OPERASIONAL
ALTERNARIF STRATEGI DAN KEBIJAKAN OPERASIONAL
Pengendalian Daya Rusak Air pada Kondisi ekonomi : rendah/sedang/tinggi
No. Sub
Aspek
Hasil
Analisis
Sasaran
/Target
Yang Akan
Dicapai
Strategi Kebijakan
Operasional
Instasi
/LembagaJangka
Pendek
(5 tahun)
Jangka
Menengah
(10 tahun)
Jangka
Panjang
(20 thn)
1 Pencegahan
2 Penanggula
ngan
3 Pemulihan
SKENARIO, STRATEGI DAN KEBIJAKAN OPERASIONAL
SISDA pada Kondisi ekonomi : rendah/sedang/tinggi
No. Sub
Aspek
Hasil
Analisis
Sasaran
/Target
Yang
Akan
Dicapai
Strategi Kebijakan
Opera-
sional
Instasi
/LembagaJangka
Pendek
(5 tahun)
Jangka
Menengah
(10 tahun)
Jangka
Panjang
(20 tahun)
1 Peningkatan
peran
Pemerintah &
Pemda.
2 Penyediakan
Informasi
yang akurat,
benar dan
tepat waktu
serta dapat di
akses oleh
berbagai
pihak.
SKENARIO, STRATEGI DAN KEBIJAKAN OPERASIONAL
Pemberdayaan & Peningkatan Peran Masyarakat pada Kondisi ekonomi : rendah/sedang/tinggi
No. SubAspek
HasilAnalisis
Sasaran /Target
Yang Akan
Dicapai
Strategi Kebijakan Operasional
Instasi/LembagaJangka
Pendek (5 tahun)
Jangka Menengah (10 tahun)
JangkaPanjang(20 thn)
1 Melibatkan peranmasy dalamkegiatan
perencanaan,pelaksanaankonstruksi,
pengawasan danO&P SDA.
2 Pendidikan,pelatihan, pe-nelitian dan
pengembangansertapendampingan.
3 Peningkatankemampuanswadaya
masyarakatpengguna air atasprakarsa sendiri
SKENARIO, STRATEGI DAN KEBIJAKAN OPERASIONAL
TERIMA KASIH