26
SOSIOLOGI KESEHATAN Bencana Alam Gempa Bumi di Indonesia PAPER ( Diajukan guna melengkapi tugas Sosiologi Kesehatan ) Kelompok 4 1. Prisanti Ayu N. (132110101003) 2. Tri Bakti Yuniar P. (132110101018) 3. Nova Noviatus S. (132110101029) 4. Yesika Rahma K. (132110101040) 5. Ayu Pramudita W. (132110101055) 6. Margaretta Kurnia B. (132110101079) 7. Shevi Ayu A. (132110101086) 8. Titis Sfabrila K. (132110101118) 9. Ainil Islach (132110101141) 10. Zaiq Fahmi A. (132110101143) 11. Laeli Nur F. (132110101157)

paper 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

paper sosiologi kesehatan

Citation preview

SOSIOLOGI KESEHATANBencana Alam Gempa Bumi di Indonesia

PAPER( Diajukan guna melengkapi tugas Sosiologi Kesehatan )

Kelompok 4

1. Prisanti Ayu N.(132110101003)2. Tri Bakti Yuniar P.(132110101018)3. Nova Noviatus S.(132110101029)4. Yesika RahmaK.(132110101040)5. Ayu Pramudita W.(132110101055)6. Margaretta Kurnia B.(132110101079)7. Shevi Ayu A.(132110101086)8. Titis Sfabrila K.(132110101118)9. Ainil Islach(132110101141)10. Zaiq Fahmi A.(132110101143)11. Laeli Nur F.(132110101157)

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS JEMBER2014

Contoh Kasus :

Gempa Bumi Pacitan 16 Maret 2014

Gempabumi&Tsunami / 17 March 2014 Bersama ini kami sampaikan laporan tanggapan terjadinya gempa bumi di Barat Daya Pacitan, Jawa Timur berdasarkan informasi yang diperoleh dari BMKG, USGS, dan GFZ, sebagai berikut:1. Gempa bumi utama terjadi pada hari Minggu, 16 Maret 2014 pukul 21:53:53 WIB. Berdasarkan informasi dari BMKG pusat gempa bumi berada pada koordinat 8.91oLS dan 110.93oBT, dengan magnitudo 5.2 SR pada kedalaman 12 km, berjarak 93 km Barat Daya Pacitan, Jawa Timur. Sedangkan menurut USGS pusat gempa bumi berada pada koordinat 8.722LS dan 110.984BT dengan magnitudo 4.9Mw pada kedalaman 76 km dan menurut GFZ pusat gempa bumi berada pada koordinat 8.80LS dan 111.00BT dengan magnitudo 5.0 Mw pada kedalaman 76 km.2. Kondisi Daerah Terkena GempaGoncangan gempabumi melanda wilayah selatan pantai Jawa Timur, Yogyakarta, dan Jawa Tengah. Wilayah tersebut pada umumnya disusun oleh batuan berumur Tersier berupa batuan sedimen, batuan gunungapi, dan endapan berumur Kuarter (endapan aluvial pantai, endapan aluvial sungai, dan batuan gunungapi muda). Batuan sedimen dan batuan gunungapi berumur Tersier sebagian telah mengalami pelapukan. Batuan yang telah mengalami pelapukan dan endapan berumur Kuarter tersebut bersifat urai, lepas, belum kompak, sehingga bersifat memperkuat efek guncangan gempa.3. Penyebab Gempa bumiBerdasarkan posisi dan kedalaman pusat gempabumi, kejadian gempabumi tersebut disebabkan oleh aktivitas zona subduksi yang terbentuk akibat tumbukan antara Lempeng Benua Eurasia dan Lempeng Samudera Indo - Australia.

4. Dampak Gempa bumiMenurut informasi dari BMKG gempa bumi ini dirasakan di Yogyakarta dengan intensitas II - III MMI (Modified Mercalli Intensity), Klaten (II - III MMI), Karangkates (II MMI), dan Nganjuk (II - III MMI). Sampai laporan ini dibuat tidak ada laporan mengenai adanya korban jiwa dan kerusakan bangunan akibat goncangan gempa bumi ini.5. Rekomendasia. Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan dan informasi dari pemerintah daerah setempat, serta tidak terpancing isu yang tidak bertanggung jawab tentang gempa bumi dan tsunami.b. Masyarakat agar tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan yang diperkirakan berkekuatan lebih kecilc. Gempa bumi ini tidak menimbulkan tsunami, karena karena meskipun lokasinya berada di laut, namun tidak terjadi deformasi dasar laut yang dapat membangkitkan tsunami.

http://www.vsi.esdm.go.id/index.php/gempabumi-a-tsunami/kejadian-gempabumi-a-tsunami/383-tanggapan-gempa-bumi-pacitan-16-maret-2014

Analisis Data :

1. Definisi Bencana Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa Bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitude. kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid. gempa 3 magnitude atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besar nya 7 lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa. Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9, meskipun tidak ada batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9,0 magnitudo gempa di Jepang pada tahun 2011 (per Maret 2011), dan itu adalah gempa Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasi Skala Mercalli.

2. Klasifikasi Bencana a. Penyebab Terjadinya Gempa BumiKebanyakan gempa Bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang disebabkan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa Bumi akan terjadi.Gempa Bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut. Gempa Bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa Bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.Beberapa gempa Bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa Bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa Bumi juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam Bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas Bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa Bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.Dalam khasus diatas bencana alam gempa bumi yang terjadi di Pacitan tersebut di sebabkan karena Berdasarkan posisi dan kedalaman pusat gempabumi, kejadian gempabumi tersebut disebabkan oleh aktivitas zona subduksi yang terbentuk akibat tumbukan antara Lempeng Benua Eurasia dan Lempeng Samudera Indo - ACustralia.b. Jenis Gempa BumiJenis gempa bumi dapat dibedakan berdasarkan:Berdasarkan PenyebabGempa bumi yang terjadi di Pacitan tersebut termasuk gempa bumi tektonik, karena gempa bumi yang di sebabkan karena aktivitas zona subduksi yang terbentuk akibat tumbukan antara Lempeng Benua Eurasia dan Lempeng Samudera Indo - ACustralia.1) Gempa bumi tektonikGempa Bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng-lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempa bumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di Bumi, getaran gempa Bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian Bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh pelepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba.2) Gempa bumi tumbukanGempa Bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke Bumi, jenis gempa Bumi ini jarang terjadi.3) Gempa bumi runtuhanGempa Bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.4) Gempa bumi buatanGempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.5) Gempa bumi vulkanik (gunung api)Gempa Bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempa bumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.c. Berdasarkan KedalamanGempa bumi yang terjadi di Pacitan tersebut termasuk gempa bumi menengah karena Berdasarkan informasi dari BMKG pusat gempa bumi berada pada koordinat 8.91oLS dan 110.93oBT, dengan magnitudo 5.2 SR pada kedalaman 12 km, berjarak 93 km Barat Daya Pacitan, Jawa Timur. Sedangkan menurut USGS pusat gempa bumi berada pada koordinat 8.722LS dan 110.984BT dengan magnitudo 4.9Mw pada kedalaman 76 km dan menurut GFZ pusat gempa bumi berada pada koordinat 8.80LS dan 111.00BT dengan magnitudo 5.0 Mw pada kedalaman 76 km.

1) Gempa bumi dalamGempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi (di dalam kerak bumi). Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya.2) Gempa bumi menengahGempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km sampai 300 km di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.3) Gempa bumi dangkalGempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.d. Berdasarkan Gelombang/Getaran Gempa1) Gelombang PrimerGelombang primer (gelombang lungitudinal) adalah gelombang atau getaran yang merambat di tubuh bumi dengan kecepatan antara 7-14 km/detik. Getaran ini berasal dari hiposentrum.2) Gelombang SekunderGelombang sekunder (gelombang transversal) adalah gelombang atau getaran yang merambat, seperti gelombang primer dengan kecepatan yang sudah berkurang,yakni 4-7 km/detik. Gelombang sekunder tidak dapat merambat melalui lapisan cair.

3. Potensi BencanaSecara geografis Indonesia terletak di daerah katulistiwa dengan morfologi yang beragam dari daratan sampai pegunungan tinggi. Keragaman morfologi ini banyak dipengaruhi oleh faktor geologi terutama dengan adanya aktivitas pergerakan lempeng tektonik aktif di sekitar perairan Indonesia diantaranya adalah lempeng Eurasia, Australia dan lempeng Dasar Samudera Pasifik. Pergerakan lempeng-lempeng tektonik tersebut menyebabkan terbentuknya jalur gempa bumi, rangkaian gunung api aktif serta patahan-patahan geologi yang merupakan zona rawan bencana gempa bumi dan tanah longsor. Menurut BAKORNAS PBP dalam "Arahan Kebijakan Mitigasi Bencana Perkotaan di Indonesia", dilihat dari potensi bencana yang ada Indonesia merupakan negara dengan potensi bencana (hazard potency) yang sangat tinggi. Beberapa potensi bencana yang ada antara lain adalah bencana alam seperti gempa bumi, gunung meletus, banjir, tanah longsor, dan lain-lain. Potensi bencana yang ada di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok utama, yaitu potensi bahaya utama (main hazard) dan potensi bahaya ikutan (collateral hazard). Potensi bahaya utama (main hazard potency) ini dapat dilihat antara lain pada peta potensi bencana gempa di Indonesia yang menunjukkan bahwa Indonesia adalah wilayah dengan zona-zona gempa yang rawan, peta potensi bencana tanah longsor, peta potensi bencana letusan gunung api, peta potensi bencana tsunami, peta potensi bencana banjir, dan lain-lain.Pada gempa bumi di Pacitan potensi bencana dapat dilihat dari letak geografis letak bencana yaitu Gempa bumi utama terjadi pada hari Minggu, 16 Maret 2014 pukul 21:53:53 WIB. Berdasarkan informasi dari BMKG pusat gempa bumi berada pada koordinat 8.91oLS dan 110.93oBT, dengan magnitudo 5.2 SR pada kedalaman 12 km, berjarak 93 km Barat Daya Pacitan, Jawa Timur. Sedangkan menurut USGS pusat gempa bumi berada pada koordinat 8.722LS dan 110.984BT dengan magnitudo 4.9Mw pada kedalaman 76 km dan menurut GFZ pusat gempa bumi berada pada koordinat 8.80LS dan 111.00BT dengan magnitudo 5.0 Mw pada kedalaman 76 km. Dari indikator-indikator diatas dapat disimpulkan bahwa Indonesia memiliki potensi bahaya utama (main hazard potency) yang tinggi. Hal ini tentunya sangat tidak menguntungkan bagi negara Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan pada saat sebelum terjadinya bencana adalah pencegahan dan mitigasi, yang merupakan upaya untuk mengurangi atau memperkecil dampak kerugian atau kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh bencana.

4. Dampak bencana a. Dampak Gempa Bumi Jangka Pendek Bangunan roboh Kebakaran Jatuhnya korban jiwa Hilangnya kebutuhan sandang dan papan Terganggunya jaringan komunikasi Kerusakan fasilitas umum Banyaknya pengangguran karena lapangan kerjanya hancurb. Dampak Gempa Bumi Jangka Panjang Permukaan tanah menjadi merekat dan jalan menjadi putus Tanah longsor akibat guncangan Banjir akibat rusaknya tanggul Gempa di dasar laut yang menyebabkan tsunami Kekurangan air bersih Berkuraangnya SDA dan SDMc. Dampak Positif Menciptakan alat-alat teknologi pendeteksi gempa Menjadikan kita peduli pada sesama Menjadi tempat pariwisata Menjadi sumber berita Mengurangi kepadatan penduduk

Dampak gempa bumi yang pada khasus yang terdapat di wilayah Pacitan yaitu Menurut informasi dari BMKG gempa bumi ini dirasakan di Yogyakarta dengan intensitas II - III MMI (Modified Mercalli Intensity), Klaten (II - III MMI), Karangkates (II MMI), dan Nganjuk (II - III MMI). Sampai laporan ini dibuat tidak ada laporan mengenai adanya korban jiwa dan kerusakan bangunan akibat goncangan gempa bumi ini.

5. Prinsip Pokok Manajemen BencanaBeri pertolongan: Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan datang ke tempat kejadian maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang berada di sekitar.Evakuasi: Tempat-tempat pengungsian biasanya telah diatur oleh pemerintah daerah. Pengungsian perlu dilakukan jika kebakaran meluas akibat gempa bumi. Pada prinsipnya, evakuasi dilakukan dengan berjalan kaki dibawah kawalan petugas polisi atau instansi pemerintah. Bawalah barang-barang secukupnya.Dengarkan informasi: Saat gempa bumi terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk mencegah kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah sesuai dengan informasi yang benar. Anda dapat memperoleh informasi yang benar dari pihak berwenang, polisi, atau petugas PMK. Jangan bertindak karena informasi yang tidak jelas.

6. Siklus dan Fase Manajemen Bencanaa. Penanganan atau Manajemen Bencana (Disaster Management)Manjemen Bencana adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mengendalikan bencana dan keadaan daruat, sekaligus memberikan kerangka kerja untuk menolong masyarakt dalam keadaan beresiko tinggi agar dapt menghindari ataupun pulih dari dampak bencana.Tujuan dari Manajemen bencana diantaranya:1) Mengurangi atau menghindari kerugian secara fisik, ekonomi maupun jiwa yang dialami oleh perorangan, masyarakt negara.2) Mengurangi penderitaan korban bencana3) Mempercepat pemulihan4) Memberikan perlindunagan kepada pengungsi atau masyarakat yang kehilangan tempat ketika kehidupannya terancam.b. Siklus Manajemen BencanaUntuk tujuan diatas diperlukan beberapa tahap dalam upaya untuk menangani suatu bencana1) Penanganan Darurat; yaitu upaya untuk menyelamatkan jiwa dan melindungi harta serta menangani gangguan kerusakan dan dampak lain suatu bencana. Sedangkan keadaan darurat yaitu kondisi yang diakibatkan oleh kejadian luar biasa yang berada di luar kemampuan masyarakat untuk menghadapnya dengan sumber daya atau kapasitas yang ada sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok dan terjadi penurunan drastic terhadap kualitas hidup, kesehatan atau ancaman secara langsung terhadap keamanan banyak orang di dalam suatu kominitas atau lokasi.2) Pemulihan (recovery); adalah suatu proses yang dilalui agar kebutuhan pokok terpenuhi. Proses recovery terdiri dari:a) Rehabilitasi : perbaikan yang dibutuhkan secara langsung yang sifatnya sementara atau berjangka pendek.b) Rekonstruksi : perbaikan yang sifatnya permanen 3) Pencegahan (prevension); upaya untuk menghilangkan atau mengurangi kemungkinan timbulnya suatu ancaman. Misalnya : pembuatan bendungan untuk menghindari terjadinya banjir, biopori, penanaman tanaman keras di lereng bukit untuk menghindari banjir dsb. Namun perlu disadari bahwa pencegahan tidak bisa 100% efektif terhadap sebagian besar bencana.4) Mitigasi (mitigation); yaitu upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak buruk dari suatu ancaman. Misalnya : penataan kembali lahan desa agar terjadinya banjir tidak menimbulkan kerugian besar.5) Kesiap-siagaan (preparedness); yaitu persiapan rencana untuk bertindak ketika terjadi(atau kemungkinan akan terjadi) bencana. Perencanaan terdiri dari perkiraan terhadap kebutuhan-kebutuhan dalam keadaan darurat danidentifikasi atas sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Perencanaan ini dapat mengurangi dampak buruk dari suatu ancaman. Beberapa prinsip kesiap-siagaan antara lain1. Pengembangan jaringan informasi dan system jaringan Sistem Peringatan Dini (Early Warning System/EWS)2. Perencanaan evakuasi dan persiapan stok kebutuhan pokok (suplai pangan, obat-obatan dll)3. Perbaikan terhadap infrastruktur yang dapat digunakan dalam keadaan darurat, seperti fasilitas komunikasi, jalan, kendaraan, gedung-gedung sebagai tempat penampungan dll.

Lebih dari tiga juta jiwa penduduk di Indonesia yang hidup dalam ancaman bencana, karena negeri ini berada di zona gempa bumi dan tsunami. Untuk itu masyarakat perlu dibekali dengan pemahaman dalam menghadapi bahkan Perilaku Hidup Sehat (PHBS) dalam kedaruratan masyarakat selalu diingatkan untuk menjaga dan melindungi dirinya tetap sehat meskipun dalam kondisi darurat. PHBS merupakan semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran sendiri untuk menolong diri sendiri, keluarga dan masyarakat untuk menjaga, melindungi dan meningkatkan kesehatan. 10 indikator PHBS yaitu :1. Persalinan ditolong tenaga kesehatanSetiap kehamilan adalah istimewa. Meskipun dalam keadaan darurat (gempa bumi/ tsunami), ibu hamil harus mendapatkan pelayanan dan pertolongan petugas kesehatan.Untuk menjamin kehamilan yang sehat dan aman semua ibu hamil di pengungsian harus memeriksakan kehamilannya paling sedikit empat kali imunisasi tetanus tetap harus diberikan walaupun dalam situasi darurat.2. Memberi ASI eksklusifPada keadaan darurat seperti gempa bumi ibu yang menyusui cenderung tidak mau menyusui dikarenakan banyak sekali anggapan anggapan yang keliru tentang menyusui ketika dalam keadaan darurat. Seperti anggapan ketika dalam keadaan darurat (gempa bumi) mengalami stress dan stress ini yang menyebabkan ASI menjadi kering, anggapan lain saat kita berada pada penampungan bencana gizi yang di dapatkan oleh masing masing individu sehingga ada anggapan ibu dengan gizi kurang tidak mampu menyusui, serta saat dalam pengungsian banyak sekali penyakit yang akan di timbulkan dari bencana salah satunya diare pada bayi hal ini membuat anggapan bahwa bayi yang diare tidak harus di beri susu tetapi di beri air atau teh. Semua hal tersebut merupakan anggapan yang keliru, sehingga ketika ada bantuan dari pemerintah atau relawan yang memberikan bantuan berupa pemberian susu formula mereka terima dengan begitu saja. Padahal berdasarkan pengalaman pada kondisi darurat (gempa bumi). Bayi yang diberikan susu formula mengalami diare lebih dari 2 kali di bandingkan dengan bayi yang tidak menerima bantuan susu formula.3. Menimbang bayi dan balita.Walaupun dalam kondisi kedaruratan (gempa bumi/ tsunami) kita juga harus tetap memantau pertumbuhan dari bayi atau balita kita. Serta kesehatan dari bayi atau balita uga harus tetap di jaga. Sehingga perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan pada bayi atau balita seperti demam, batuk, pilek, lika, dan penyakit kulit. Sehingga bayi perlu diberikan vitamin dan imunisasi4. Penggunaan dan ketersediaan air bersihAir adalah keebutuhan dasar yang dipergunakan sehari hari untuk minum, memasak, mandi berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat alat dapur, mencucui pakaian, agar terhindar dari penyakit. Dalam kondisi kedaruratan (gempa bumi/ tsunami) kurangnya air bersih, sanitasi lingkungan dan kebersihan perorangan dapat menimbulkan penyakit yang kemudian menjadi wabah. Penyakit kolera dapat terjadi karena buruknya sanitasi dan padatnya manusia saat terjadi bencana. Dengan kondisi tempat pengungsian yang padat dengan korban bencana.

5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabunDalam situasi darurat (gempa bumi/ tsunami), air yang tersedia tidak di jamin kebersihannya dan mungkin mengandung kuman penyebab penyakit. Bila digunakan kuman akan berpindah ke tangan.Pada saat makan kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit. Tangan kadang terlihat bersih secara kasat mata namun tetap mengandung kuman. Dan merontokkan kuman. Tanpa sabun, kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan. Sabun dapat membersihkan kotoran 6. Menggunakan jamban sehatPada saat suatu bencana (gempa bumi/ tsunami) terjadi, fasilitas fasilitas umum maupun tempat fasilitas yang ada di rumah salah satunya seperi jamban banyak yang rusak. Terkadang di pengungsian juga belum tersedia jamban sehaat yang memadai.Alasan kenapa harus buang air besar di jamban : Menjaga lingkungan pengungsi bersih, sehat dan tidak berbau Tidak mencemari sumber air yang ada di sekitarnya Tidak mengundang datangnya lalat, kecoa, tikus yang dapat menjadi penularan penyakit diare, kolera, disentri, thypus dan cacingan7. Memberantas jentik di rumahKetika bencana terjadi seperti tsunami, maka akan menyisakan genangan air yang dapat memicu nyamuk untuk bersarang dan bertelur di genangan tersebut. Sehingga akan banyak sekali jentik dan nyamuk yang akan menimbulkan penyakit. Seperti nyamuk Aides aegypti.8. Makan buah dan sayur setiap hariKurang gizi lebih sering terjadi dalam kedaruratan (gempa bumi / tsunami) karena keterbatasan pangan. Mengkonsumsi buah dan sayuran dapat memberikan dampak sehat pada pengungsi. Bantuan makan yang seperti inilah yang sebenarnya di butuhkan oleh pengungsi untuk tetap menjaga kesehatannya.

9. Melakukan aktivitas fisik setiap hariDalam kondisi kedaruratan (gempa bumi/ tsunami) banyak aktivitas fifik yang dilakukan oleh individu terhambat. Salah satu contohnya seperti aktivitas seorang anak dalam pendidikan. seorang anak berhak mendapat pendidikan meskipun dalam keadaan kedaruratan. berada dalam sekolah atau tempat lain dengan suasana yang aman dan ramah akan dapat membantu anak memberi rasa normal dalam proses pemuliahan dan mengurangi rasa stres mereka.10. Tidak merokok di dalam rumahPengungsian merupakan tempat berkumpulnya masyarakat yang sedang mengalami musibah seperti gempa bumi dan tsunami, suasananya biasanya padat, udaranya lembab dan panas.Di pengungsian juga berkumpul anak anak, ibu hamil, ibu menyusui, dan para lansia dalam kondisi lemah sehingga rentan menderita penyakit terutama batuk, pilek, apalagi jika terpapar asap rokok. Dalam sebatang rokong terkandung 4000 bahan kimia dan yang paling berbahaya adalah Nikotin, Tat dan Carbon Monoksiad (CO).Merokok selain berbahaya untuk kesehatan, merokok dalam pengungsian dapat menyebabkan kebakaran, karena banyak barang barang di pengungsian yang mudah terbakar. Misalnya, tenda, tikar, rumput kering pada musim kemarau, pakaian, dll.

DAFTAR PUSTAKAFarida, Nur, 2009, Seri Kid's Health : Bad & Good Habit, Jakarta : GrasindoPancawati, Heni, 2006, Manajemen Bencana (Disaster Mangement), Purwokerto : KOMPLEET (materi seminar)Toha, M, 2007, Berkawan Dengan Ancaman: Strategi dan Adaptasi Mengurangi Resiko Bencana, Jakarta : Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Sudarma, Momon. 2008. Sosologi untuk Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.www.unicef.org/indonesia/PHSDalamKedaruratan.pdfhttp://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumihttp://www.hpli.org/bencana.php