Upload
-dooublleaiienn-itouehh-iin
View
222
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
PAPER 2
Citation preview
PAPER
MANAJEMEN DAN PROSES PELAYANAN KESEHATAN
DI RUMAH SAKIT ISLAM
Di susun oleh
Indriana Sari
20151030026
FAKULTAS PASCA SARJANA
MANAJEMEN MAGISTER RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2015
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Rumah sakit sebagai lembaga sosial bisa juga dijadikan sebagai
sarana dakwah yang bergarak dalam bidang sosial kemasyarakatan. Tapi seiring
dengan perkembangan zaman rumah sakit yang semula hanya bergerak
dibidang sosial mengalami perubahan, selain sebagai lembaga yang
bernuansa sosial juga dijadikan sebagai sebuah lembaga yang bertujuan untuk
bisnis (ekonomi). Dengan ilmu manajemen diharapkan rumah sakit bisa
bertahan dan bersaing dengan rumah sakit-rumah sakit yang ada saat ini.
Menurut Soejitno, Alkatiri dan Ibrahim, orientasi sistem pelayanan
kesehatan di Indonesia mulai dari tingkat nasional sampai dengan
tingkat kabupaten/ kota sudah berada pada arah yang negatif, yaitu
kemunduran, dan ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Keadaan yang negatif tersebut diperberat dengan krisis yang telah
mengguncang seluruh persendian bangsa dan negara sehingga mengakibatkan
krisis kesehatan yang terus terpuruk.
Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan yang berkualitas
bukan merupakan hal baru. Masyarakat mengharapkan dalam mengerus
kepentingan mereka pada unit- unit pelayanan publik terutama pelayanan
kesehatan di rawat inap akan memperoleh pelayanan yang mudah, sederhana,
lancar, cepat, tidak berbelit-belit, ramah, manusiawi, kejelasan prosedur
pelayanan, biaya yang masuk akal, kenyamanan dan keterbukaan.
Pelayanan kesehatan yang Islami sampai saat ini terus saja bergulir.
Hal ini disebabkan ratusan rumah sakit telah didirikan oleh organisasi-organisasi
kemasyarakatan Islam. Sampai saat ini belum ada formulasi yang sempurna
tentang pelayanan kesehatan yang Islami di rumahsakit-rumah sakit Islam
tersebut. Apalagi sekarang ini Rumah Sakit Islam sangat dibutuhkan oleh
masyarakat. Untuk bisa bersaing dengan rumah sakit yang semakin
menjamur, maka daripada itu dibutuhkan suatu pengelolaan rumah sakit
yang handal. Sesuai dengan tujuan yang akan dicapai yaitu penegakan amar
ma’ruf nahi munkar, sebuah disiplin ilmu (alatnya) untuk mencapainya sangat
diperlukan, sehingga rumah sakit tersebut bisa berjalan dengan baik, teratur
dan sistematis sesuai yang kita harapkan.
1.2 Rumusan masalah
a. Bagaimana pelayanan kesehatan yang Islami tersebut dalam proses
pelayanan kesehatan di rumah sakit Islam?
b. Bagaimana organisasi manajemen rumah sakit yang Islami itu?
1.3 Manfaat
a. Untuk mengetahui proses pelayanan kesehatan di rumah sakit islam.
b. Untuk mengetahui organisasi manajemen rumah sakit islam.
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Profil RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
2.1.1 Sejarah RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
RS PKU Muhammadiyah awalnya didirikan berupa klinik sederhana
pada tanggal 15 Februari 1923 di kampung Jagang Notoprajan Yogyakarta.
Awalnya bernama PKO (Penolong Kesengsaraan Oemoem) dengan maksud
menyediakan pelayanan kesehatan bagi kaum dhuafa’. Didirikan atas inisiatif
H.M. Sudjak yang didukung sepenuhnya oleh K.H. Ahmad Dahlan. Seiring
dengan perkembangan jaman, pada sekitar era tahun 1980-an nama PKO
berubah menjadi PKU (Pembina Kesejahteraan Umat).
Pada tahun 1928 perkembangan klinik semakin bertambah besar dan
berkembang menjadi poliklinik PKO Muhammadiyah. Lokasi juga harus lebih
luas dan perlu dipindahkan ke tempat yang lebih memadai dengan menyewa
sebuah bangunan di Jalan Ngabean No.12 B Yogyakarta (sekarang Jalan K.H.
Ahmad Dahlan).
Delapan tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1936 poliklinik PKO
Muhammadiyah pindah lokasi lagi ke Jalan K.H. Ahmad Dahlan No. 20
Yogyakarta hingga saat ini. Dan Pada tahun 1970-an status klinik dan poliklinik
berubah menjadi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta hingga saat ini.
2.1.2 Struktur Manajemen RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dikelola berdasarkan manajemen
entrepreneural yang bertumpu pada nilai-nilai yang bersumber dari Al Qur’an
yaitu : Amanah, Sidiq, Fathonah, Tabligh, Inovatif
Direktur Utama : H. Joko Murdiyanto, Sp.An
Direktur Bid. Al Islam & Kemuhammadiyahan : H.M. Isnawan, SE
Direktur Bid. Kepegawaian & Keuangan : drg Hj Pipiet Setyaningsih Sp Irth MPH
Direktur Operasional RS PKU Yogya Unit II : dr H Ahmad Faesol Sp Rad MKes.
Direktur Bid. Pelayanan Medik : dr H Muhammad Komarudin Sp A
Direktur Bid. Penunjang Medik : dr H Adnan Abdullah Sp THT KLM
Direktur Bid. Pendidikan dan Penelitian : dr Ekorini Listyowati Cholid Santoso MMR.
2.1.3 Visi dan Misi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Visi
Menjadi rumah sakit Islam yang berdasar pada Al Qur’an dan Sunnah
Rasulullah SAW, dan sebagai rujukan terpercaya di Daerah Istimewa
Yogyakarta dan Jawa Tengah dengan kualitas pelayanan kesehatan yang Islami,
profesional, cepat, nyaman dan bermutu, setara dengan kualitas pelayanan
rumah sakit - rumah sakit terkemuka di Indonesia dan Asia
Misi
Mewujudkan derajad kesehatan yang optimal bagi semua lapisan masyarakat
melalui pendekatan pemeliharaan, pencegahan, pengobatan, pemulihan
kesehatan secara menyeluruh sesuai dengan peraturan/ketentuan perundang-
undangan.
Mewujudkan peningkatan mutu bagi tenaga kesehatan melalui sarana pelatihan
dan pendidikan yang diselenggarakan secara profesional dan sesuai tuntunan
ajaran Islam
Mewujudkan da’wah Islam, amar ma’ruf nahi munkar di bidang kesehatan
dengan senantiasa menjaga tali silaturrahim, sebagai bagian dari da’wah
Muhammadiyah.
2.2 Pengertian Manajemen
2.2.1 Pengertian manajemen
Istilah manajemen berasal dari kata kerja “to manage” berarti
“control” dan dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai berikut:
mengendalikan, mengenai atau mengolah. Selanjutnya kata benda
“manajemen” atau “management” dapat mempunyai berbagai arti.
Pertama sebagai pengolahan, pengendalian atau penanganan
(“managing”). Kedua berupa perlakuan secara terampil untuk
menangani sesuatu berupa “skill full treatment”. Ketiga merupakan
gabungan dari dua pengertian tersebut ialah yang berhubungan dengan
pengolahan suatu perusahaan, rumah tangga atau suatu bentuk kerja sama
dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Tiga pengertian tersebut
mendukung kesepakatan bahwa manajemen dapat dipandang sebagai ilmu
dan seni.
Selain itu juga, manajemen dapat didefinisikan sebagai “proses
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian dari
berbagai sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan
efisien”. Definisi manajemen tersebut dapat dijelaskan lebih lanjut sebagai
berikut:
1. Manajemen merupakan sebuah proses. Artinya, seluruh kegiatan
manajemen yang dijabarkan ke dalam empat fungsi manajemen
dilakukan secara berkesinambungan dan semuanya perusahaan
bermuara kepada pencapaian tujuan
2. Pencapaian tujuan dilakukan secara efektif dan efesien. Efektifitas
menunjukkan tercapainya tujuan yang diinginkan melalui serangkaian
tindakan yang dilakukan oleh perusahaan. Sedangkan efisiensi
menunjukkan pencapaian tujuan secara optimal dengan menggunakan
sumber daya yang paling minimal.
2.2.2 Fungsi Manajemen
Sebagaimana yang dikatakan oleh Louis A. Allen di dalam
bukunya “The Profession of Management” menyatakan bahwa manajemen
itu adalah suatu jenis pekerjaan khusus yang menghendaki usaha mental dan
fisik yang diperlukan untuk memimpin, merencanakan, menyusun,
mengawasi, serta meneliti.
Menurut Allen pekerjaan manajer itu mencakup empat fungsi yaitu:
a. Memimpin (Leading)
Memimpin adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer agar
orang lain bertindak. Fungsi Leading ini terdiri dari beberapa kegiatan
yaitu sebagai berikut;
1. Mengambil keputusan (decision making)
2. Mengadakan komunikasi (communicating)
3. Memberikan motivasi (motivating)
4. Memilih orang-orang (selecting people)
5. Mengembangkan orang-orang (developing people)
b. Merencanakan (Planning)
Meliputi beberapa kegiatan yaitu:
1. Meramalkan (forecasting) adalah pekerjaan seorang manajer dalam
memperkirakan waktu yang akan datang.
2. Menetapkan maksud dan tujuan (establishing objective) yaitu
pekerjaan manajer dalam menentukan tujuan atau sasaran.
3. Mengacarakan (programming) menetapkan urutan kegiatan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan.
4. Mengatur waktu (scheduling) menetapkan urutan yang tepat, hal ini
sangat penting agar semua tindakan dapat berhasil dengan baik.
5. Menyusun anggaran belanja (budgeting) mengalokasikan sumber daya
yang ada.
c. Menyusun (Organizing)
Pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer dalam mengatur
dan menghubungkan pekerjaan yang akan dilakukan sehingga dapat
dilaksanakan dengan efektif. Fungsi manajemen organizing ini meliputi:
1. Merencanakan struktur organisasi
2. Mendelegasikan tanggung jawab dan wewenang
3. Menetapkan hubungan-hubungan
d. Mengawasi dan meneliti (Controlling)
Pekerjaan seorang manajer dalam menilai dan mengatur pekerjaan
yang diselenggarakan dan yang telah selesai. Cara-cara pengawasan dalam
manajemen diperoleh melalui:
1. Perkembangan derajat pekarjaan
2. Pengukuran hasil pekerjaan
3. Penilaian hasil pekerjaan
4. Pengambilan tindakan perbaikan
Sehubungan dengan ini menurut Terry perlu memahami konsep PIRO
singkatan dari Manusia (people) merupakan sumber daya manajemen yang
paling penting tersedia bagi manajer. Gagasan (Ideas) merupakan milik
yang paling berharga dari manajer berupa pemahaman mengenai sesuatu
beberapa konsep-konsep pemikiran yang diperlukan. Resources adalah
berupa sumber daya lain selain manusia juga merupakan faktor penting
untuk keberhasilan manajer dalam mengkoordinasikan berbagai fasilitas
serta mengkaitkannya satu dengan yang lainnya secara serasi. Objectives
merupakan tujuan-tujuan yang memberi makna bagi penggunaan manusia,
gagasan dan sumber daya. Harold Koontz dan Cyril O’Donel menyebutkan
bahwa terdapat lima fungsi pokok dalam manajemen yaitu planning, organizing,
staffing, directing and leading dan controlling.
BAB III
Pembahasan
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta merupakan salah satu rumah sakit
yang berbasis kaidah islam dan dibawah organisasi muhammadiyah. Pelayanan
kesehatan yang Islami yang diberikan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
adalah segala bentuk kegiatan asuhan medik dan asuhan keperawatan yang
dibingkai dengan kaidah-kaidah Islam. Islam telah mengajarkan praktek hubungan
sosial dan kepedulian terhadap sesama dalam suatu ajaran khusus, yakni akhlaq,
yang diamalkan/dipraktekkan harus mengandung unsur aqidah dan syari’ah.
Praktek pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan bagian kecil dari pelajaran
dan pengalaman akhlaq. Karena asuhan medik dan asuhan keperawatan
merupakan bagian dari akhlaq, maka seorang muslim yang menjalankan fungsi
khalifah harus mampu berjalan seiring dengan fungsi manusia sebagai hamba
Allah sehingga dengan demikian melaksanakan pelayanan kesehatan adalah
bagian dari ibadah. Profesi dokter dan keperawatan bagi umat Islam diyakini
suatu profesi yang bernilai ibadah, mengabdi kepada manusia dan kemanusiaan
(humanistik), mendahulukan kepentingan kesehatan dari individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat di atas kepentingan sendiri dengan menggunakan
pendekatan holistik.
Kegiatan medis dan keperawatan dalam Islam merupakan manifestasi dari
fungsi manusia sebagai khalifah dan hamba Allah dalam melaksanakan
kemanusiaannya, menolong manusia lain yang mempunyai masalah kesehatan dan
memenuhi kebutuhan dasarnya baik aktual maupun potensial. Permasalahan klien
(pasien) dengan segala keunikannya tersebut harus dihadapi dengan pendekatan
silaturrahmi (interpersonal) dengan sebaik-baiknya didasari dengan iman, ilmu
dan amal. Untuk dapat memberikan asuhan medik dan asuhan keperawatan
kepada pasien, dokter dan perawat dituntut memiliki ketrampilan intelektual,
interpersonal, tehnikal serta memiliki kemampuan berdakwah amar ma’ruf nahi
mungkar.
Dokter dan perawat muslim harus menyadari dan menginsyafi bahwa
mengobati orang sakit karena Allah, adalah suatu amal yang amat tinggi nilainya.
Dengan demikian, mereka telah melaksanakan dakwah Islam, bahwa Allah-lah
yang telah menurunkan penyakit dan Dia pulalah yang menurunkan obatnya.
Dokter dan perawat hanya dapat mengenali jenis penyakit dan mengobati dan
merawat pasien, namun hanya Allah jualah yang menyembuhkan. Dokter dan
perawat muslim harus menghilangkan angggapan bahwa dialah yang
menyembuhkan pasiennya. Dengan demikian para dokter dan perawat muslim
harus menyadari mereka adalah khalifah Allah dalam pelayanan kesehatan.
Secara umum organisasi manajemen rumahsakit yang Islami mencakup
kegiatan sebagai berikut: (1) menerapkan teori manajemen dan kepemimpinan
berdasarkan kaidah-kaidah Islam, (2) melakukan fungsi manajemen (perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan) dengan berpedoman kepada
syariah Islam serta menerapkan akhlakul karimah, (3) pimpinan rumahsakit
bertindak sebagai ulama dan umara untuk meningkatkan motivasi dan kinerja
pelayanan kesehatan, (4) pimpinan rumahsakit menjadi contoh yang baik
(uswatun hasanah) dalam berperan sebagai tenaga medis dan perawat profesional
Islam.
Lingkungan yang Islami di rumahsakit Islam tentu akan terlihat adanya
suasana keagamaan (ada mesjid, shalat jama'ah, hiasan-hiasan dinding yang ada
kaitannya kesehatan dan Islam), kenyamanan, kebersihan, ketenangan, kesejukan,
ketertiban, disiplin, mudah mendapatkan informasi, cepat mendapatkan pelayanan
dan keramah-tamahan seluruh karyawan yang bekerja di rumah sakit.
Daftar Pustaka
Solihin, Ismail. 2009. Pengantar Manajemen. Erlangga : Jakarta
http://www.rspkujogja.com/profile