21
PAPER JURNAL ONLINE Strategi Komunikasi Earth Hour dalam Kampanye Gaya Hidup Ramah Lingkungan (Studi Deskriptif Kualitatif tentang Strategi Komunikasi Earth Hour dalam Kampanye Gaya Hidup Ramah Lingkungan di Kota Solo Tahun 2013) Disusun Oleh : Wahyu Yuliastuti Widorini D0209083 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

PAPER JURNAL ONLINE Strategi Komunikasi Earth Hour …jurnalkommas.com/docs/Paper Jurnal Wahyu Yuliastuti W.pdfberbagai kerusakan di bumi dan lingkungan, seperti timbulnya efek rumah

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PAPER JURNAL ONLINE Strategi Komunikasi Earth Hour …jurnalkommas.com/docs/Paper Jurnal Wahyu Yuliastuti W.pdfberbagai kerusakan di bumi dan lingkungan, seperti timbulnya efek rumah

PAPER JURNAL ONLINE

Strategi Komunikasi Earth Hour dalam Kampanye

Gaya Hidup Ramah Lingkungan

(Studi Deskriptif Kualitatif tentang Strategi Komunikasi Earth Hour dalam

Kampanye Gaya Hidup Ramah Lingkungan di Kota Solo Tahun 2013)

Disusun Oleh :

Wahyu Yuliastuti Widorini

D0209083

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2014

Page 2: PAPER JURNAL ONLINE Strategi Komunikasi Earth Hour …jurnalkommas.com/docs/Paper Jurnal Wahyu Yuliastuti W.pdfberbagai kerusakan di bumi dan lingkungan, seperti timbulnya efek rumah

1

Strategi Komunikasi Earth Hour dalam Kampanye

Gaya Hidup Ramah Lingkungan

(Studi Deskriptif Kualitatif tentang Strategi Komunikasi Earth Hour dalam

Kampanye Gaya Hidup Ramah Lingkungan di Kota Solo Tahun 2013)

Wahyu Yuliastuti Widorini

Tanti Hermawati

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstract

Nowadays, environmental issues have become a global issue; a variety of

damage that occurs on earth has become a serious concern by many. There are many

emerging organizations, communities and also mass movements that are concerned

with environmental issues; one of them is the Earth Hour movement. Earth Hour is a

global movement that initially campaigned energy savings with their peak event by

turning off the electricity in 60 minutes at the end of March every year. Earth Hour

movement spread over 153 countries around the world and 28 cities in Indonesia.

This research was conducted in Earth Hour Solo; to determine the Earth

Hour Solo’s communication strategy in the campaign of green behavior in the

community. The strategic communication theory which was used in this research is

Hafied Changara’s theory, those are determine the communicator, determine the

target, arrange the messages, and choose the media. This type of research is a

qualitative study using a descriptive study. The sampling research method is by using

purposive sampling. Researcher obtained data by conducting in-depth interviews and

documentary studies. Data analysis techniques include data reduction, data display

and conclusion.

The conclusion of this study is in Earth Hour Solo’s communication strategy

campaign. They were placing their volunteers as the communicators of the green

behavior campaign. The targets of their campaign are government, corporate, and

media with the society as their ultimate goal. By establishing message, Earth Hour

Solo adapts to target campaigns and the media they use. In their campaign, Earth

Hour Solo is using three important medium: mass media, online media, and

merchandise.

Keywords: communication strategy, green behavior, campaign

Page 3: PAPER JURNAL ONLINE Strategi Komunikasi Earth Hour …jurnalkommas.com/docs/Paper Jurnal Wahyu Yuliastuti W.pdfberbagai kerusakan di bumi dan lingkungan, seperti timbulnya efek rumah

2

Pendahuluan

Isu lingkungan hidup kini bukan hanya menjadi isu lokal maupun nasional

lagi, melainkan sudah menjadi tugas bagi seluruh negara di dunia untuk memperbaiki

dan melestarikan lingkungan hidup. Penggunaan bahan bakar fosil, pemborosan

energi, penebangan hutan, berbagai polusi merupakan sebagian hal yang

menyebabkan bumi menjadi tidak sehat lagi keadaannya. Hal ini menyebabkan

berbagai kerusakan di bumi dan lingkungan, seperti timbulnya efek rumah kaca,

pemanasan global, perubahan iklim, hujan asam, dan lain sebagainya.

Perilaku mengenai ramah lingkungan juga mulai banyak didukung oleh kaum

muda. Para peneliti menemukan bahwa, dalam populasi pada usia 12-24 tahun

perilaku ramah lingkungan dimotivasi oleh rasa bahwa masyarakat sekitar

bertanggung jawab untuk merawat lingkungan. Perilaku pro lingkungan juga

dikaitkan dengan kekhawatiran dan pengetahuan tentang masalah-masalah

lingkungan. Diperlukan strategi yang potensial untuk memotivasi kaum muda dalam

memberikan kontribusi pada gerakan ramah lingkungan dan meningkatkan fokus

pada membangun kesadaran atas lingkungan.1

Banyak pihak yang telah berkomitmen dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Mulai dari organisasi-organisasi baik internasional maupun nasional seperti World

Wide Found for Nature (WWF), Greenpeace, dan Wahana Lingkungan Hidup

(WALHI). Selain organisasi, banyak pula gerakan berbasis komunitas yang corcern

pada isu lingkungan seperti Indonesia Berkebun, Gerakan Indonesia Diet Kantong

Plastik, serta Earth Hour.

Dari sekian banyak gerakan mengenai lingkungan, salah satunya adalah Earth

Hour. Earth Hour adalah sebuah kegiatan global untuk melakukan penghematan

energi dengan mematikan listrik selama 60 menit dibawah naungan WWF bidang

perubahan iklim dan diadakan pada Sabtu terakhir bulan Maret setiap tahunnya.

Kegiatan tahunan ini meminta rumah-rumah dan perkantoran untuk memadamkan

1 Fielding, K. S., & Head, B. W. Environtmental Education Research Issue 3: 5, 2012

Page 4: PAPER JURNAL ONLINE Strategi Komunikasi Earth Hour …jurnalkommas.com/docs/Paper Jurnal Wahyu Yuliastuti W.pdfberbagai kerusakan di bumi dan lingkungan, seperti timbulnya efek rumah

3

lampu dan peralatan listrik yang tidak perlu selama satu jam untuk meningkatkan

kesadaran atas perlunya tindakan terhadap perubahan iklim. Earth Hour sendiri

merupakan sebuah gerakan yang berbasis volunteer.

Banyak perkembangan setelah gerakan Earth Hour berjalan selama empat

tahun di Indonesia. Hingga tahun 2013 ini sudah ada 33 kota di Indonesia yang turut

berpartisipasi dalam Earth Hour. Seperti Banda Aceh, Medan, Pekan Baru,

Jabodetabek, Bandung, Cimahi, Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Malang, dan

sebagainya. Kelompok masyarakat, komunitas, media massa, korporasi, dan

pemerintahan kota pun turut mendukung Earth Hour. Pertumbuhan Earth Hour yang

luas di Indonesia juga didukung oleh adanya sosial media seperti twitter, blog,

youtube, dan sebagainya. Selain itu, Earth Hour tak hanya concern pada kegiatan-

kegiatan penghematan energi saja melainkan juga mengajak masyarakat untuk

melakukan gaya hidup ramah lingkungan.

Untuk penelitian ini, peneliti mengambil studi kasus pada Earth Hour Solo.

Earth Hour di kota Solo sendiri sudah mulai berkembang di tahun 2012 yang ditandai

dengan event 60+ mematikan lampu selama 60 menit pada tanggal 31 Maret 2012.

Event 60+ ini dipusatkan di daerah Ngarsopuro. Acara inti dari kegiatan ini yakni

mematikan lampu penerangan jalan, gedung, serta reklame di sepanjang Jl Slamet

Riyadi serta Koridor Ngarsopuro pada pukul 20.30 – 21.30.

Event 60+ tahun kedua di kota Solo bahkan disambut dengan pemadaman

lampu di 100 titik selama satu jam mulai pukul 20.30 – 21.30 pada tanggal 23 Maret

2013. Berbagai elemen seperti Pemerintah Kota Solo, kantor-kantor BUMN dan

swasta, serta masyarakat turut berpartisipasi untuk mematikan lampu dan ini

memenuhi target dari Earth Hour Solo itu sendiri

Setelah dua tahun Earth Hour berjalan di kota Solo, setidaknya sudah ada

300an volunteer yang mendaftarkan diri untuk turut mengkampanyekan gaya hidup

ramah lingkungan. Selain melancarkan aksi kampanye melalui para volunteer dan

acara 60+nya, Earth Hour Solo juga terus mengkampanyekan gaya hidup ramah

Page 5: PAPER JURNAL ONLINE Strategi Komunikasi Earth Hour …jurnalkommas.com/docs/Paper Jurnal Wahyu Yuliastuti W.pdfberbagai kerusakan di bumi dan lingkungan, seperti timbulnya efek rumah

4

lingkungan melalui berbagai media dan cara. Seperti mengadakan talkshow yang

bertemakan lingkungan dan pesan penghematan energi, kunjungan ke sekolah, mal,

dan berbagai corporate, serta pembuatan merchandise dengan tema lingkungan.

Selain berkampanye melalui kegiatan offline seperti yang disebutkan di atas,

Earth Hour Solo juga melancarkan aksinya melalui berbagai media online. Seperti

twitter, facebook, tmbler, bahkan Earth Hour Solo merupakan satu-satunya Earth

Hour cabang kota di Indonesia yang memiliki website pribadi dengan alamat

www.earthhoursolo.org. Pada tahun 2013, Earth Hour Solo merupakan salah satu

Earth Hour cabang kota yang aksi-aksi kampanyenya banyak diliput oleh media, baik

itu media cetak maupun media televisi lokal dan nasional.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat ditarik rumusan masalah sebagai

berikut:

Bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan oleh Earth Hour dalam

kampanye gaya hidup ramah lingkungan di Kota Solo?

Telaah Pustaka

a. Komunikasi

Komunikasi berasal dari kata latin communis yang berarti “sama”,

communico, communication, atau communicare yang berarti “membuat sama”.2

Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut

secara sama. Sedangkan Houland menyatakan bahwa komunikasi adalah perubahan

perilaku orang lain.3

2 Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005). Hal 41

3 Onong Uchjana Effendi. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2003). Hal 10

Page 6: PAPER JURNAL ONLINE Strategi Komunikasi Earth Hour …jurnalkommas.com/docs/Paper Jurnal Wahyu Yuliastuti W.pdfberbagai kerusakan di bumi dan lingkungan, seperti timbulnya efek rumah

5

Adapun menurut Katz dan Khan mengemukakan komunikasi adalah

pertukaran informasi dan penyampaian makna merupakan hal utama dari suatu

sistem sosial atau organisasi. Jadi komunikasi sebagai “ proses penyampaian

informasi dan pengertian dari satu orang lain ke orang lain dan satu – satunya cara

mengolah aktivitas dalam suatu organisasi adalah melalui proses komunikasi”.4

Harold Lasswell mengungkapkan, cara yang baik untuk menggambarkan

komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut) Who Says

What in Which Channel To Whom With What Effect?” Atau siapa mengatakan apa,

dengan saluran apa, kepada siapa, dengan pengaruh bagaimana?5

Siapa atau sumber atau komunikator merupakan orang atau pihak yang

berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Dalam menyampaikan

hal yang ingin disampaikan, sumber harus menyampaikannya melalui seperangkat

simbol verbal maupun nonverbal, proses ini disebut dengan penyandian atau

encoding.

Pesan adalah apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan

berupa seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai,

gagasan, atau maksud dari sumber. Pesan memiliki tiga komponen, yaitu makna,

simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi

pesan.

Saluran atau media yaitu alat atau sarana yang dipakai oleh sumber untuk

menyampaikan pesannya kepada penerima pesan. Pada dasarnya komunikasi manusia

menggunakan dua saluran, yakni cahaya dan suara. Saluran juga merujuk pada cara

penyajian pesan, apakah secara langsung (tatap muka), lewat media cetak (koran,

majalah), menggunakan media elektronik (tv, radio, internet), surat pribadi, telepon,

proyektor, atau sound sistem.

4 Rosady Ruslan. Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi. (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2003). Hal 83 5 Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005). Hal 69

Page 7: PAPER JURNAL ONLINE Strategi Komunikasi Earth Hour …jurnalkommas.com/docs/Paper Jurnal Wahyu Yuliastuti W.pdfberbagai kerusakan di bumi dan lingkungan, seperti timbulnya efek rumah

6

Penerima merupakan orang yang menerima pesan dari sumber. Penerima

pesan melakukan proses menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat simbol verbal

dan atau nonverbal yang diterima dari sumber pesan. Hal ini disebut pula dengan

decoding atau penyandian balik. Sedangkan yang kelima adalah efek, yaitu apa yang

terjadi pada penerima setelah menerima pesan.

Efek komunikasi merupakan hasil akhir dari proses komunikasi, yakni sikap

dan tingkah laku komunikan atau objek dari proses komunikasi tersebut sesuai atau

tidak dengan apa yang diharapkan oleh komunikator. Apabila efek atau dampak dari

proses komunikasi tersebut sesuai dengan harapan dari komunikator, maka dapat

dikatakan proses komunikasi tersebut telah berhasil.

b. Strategi Komunikasi

Harold Koontz menjelaskan kata “strategi” berasal dari Bahasa Yunani

“strategos” memiliki makna cara yang berbeda untuk digunakan. Selanjutnya Harold

Koontz menjelaskan strategi adalah menganalisa situasi yang terjadi pada saat

sekarang ini untuk menetapkan sasaran.

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen

(management) untuk mencapai tujuan tertentu dalam praktik operasionalnya.

Komunikasi secara efektif adalah bagaimana mengubah sikap (how to change the

attitude), mengubah opini (to change the opinion), dan mengubah perilaku (to change

behaviour).6

Untuk strategi komunikasi, Rogers (1982) memberi batasan pengertian

strategi komunikasi sebagai suatu rancangan yang dibuat untuk mengubah tingkah

laku manusia dalam skala yang lebih besar melalui transfer ide-ide baru. Middelton

(1980) membuat definisi strategi komunikasi sebagai kombinasi yang terbaik dari

6 Rosady Ruslan. Kiat dan Strategi Kampenye Public Relation. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2007). Hal 37.

Page 8: PAPER JURNAL ONLINE Strategi Komunikasi Earth Hour …jurnalkommas.com/docs/Paper Jurnal Wahyu Yuliastuti W.pdfberbagai kerusakan di bumi dan lingkungan, seperti timbulnya efek rumah

7

semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran (media), penerima,

sampai pengaruh (efek) yang dirancang untuk mencapai tujuan yang optimal.7

Strategi komunikasi merupakan panduan perencanaan komunikasi

(communication planning), dengan manajemen komunikasi (communication

management) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.8 Jadi, strategi komunikasi

harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis bisa dilakukan.

Dalam penerapan strategi komunikasi perlu diketahui tujuan sentral strategi

komunikasi seperti yang dikemukakan oleh R.Wayne Pace, Brent D. Petersondan,

dan M.Dallas Burnet dalam bukunya Technique for Effective Communication bahwa

tujuan sentral komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama yaitu :

a. To Secure Understanding

Untuk memastikan bahwa terjadi suatu pengertian dalam berkomunikasi

b. To Establish Acceptance

Bagaimana cara penerimaan itu terus dibina dengan baik

c. To Motivate Action

Penggiatan untuk memotivasinya

d. The Goals which the communicator sought to achieve

Bagaimana mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh pihak komunikator

dari proses komunikasi tersebut.9

Hafied Cangara memiliki dalam menyusun strategi komunikasi

mengembalikan kembali kepada elemen komunikasi, yakni who says what, to whom

through what channels, and what effects.10

Karena itu, strategi komunikasi yang

dijalankan diawali dengan langkah-langkah:

7 Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2003). Hal 32 8 Ibid

9 Rosady . Op.Cit. Hal 37.

10 Hafied Cangara. Perencanaan dan Strategi Komunikasi. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013). Hal

108

Page 9: PAPER JURNAL ONLINE Strategi Komunikasi Earth Hour …jurnalkommas.com/docs/Paper Jurnal Wahyu Yuliastuti W.pdfberbagai kerusakan di bumi dan lingkungan, seperti timbulnya efek rumah

8

1. Menetapkan komunikator

Dalam berbagai kajian komunikasi, komunikator menjadi sumber dan

kendali semua aktivitas komunikasi. Sebagai pelaku utama dalam aktivitas

komunikasi, komunikator memegang peranan yang sangat penting. Ada tiga

syarat yang harus dipenuhi sebagai seorang komunikator, yakni (1) tingkat

kepercayaan orang pada dirinya (kredibilitas), (2) daya tarik (attractive), dan

(3) kekuatan (power).

2. Menetapkan target sasaran dan analisis kebutuhan khalayak

Memahami masyarakat, terutama yang akan menjadi target sasaran

program komunikasi merupakan hal yang sangat penting, sebab semua

aktivitas komunikasi diarahkan kepada mereka (komunikan). Komunikanlah

yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu program. Untuk mengetahui

dan memahami segmentasi masyarakat, peneliti sering kali memulai dengan

cara memetakan (scanning) karakteristik masyarakat.

3. Menyusun pesan

Setelah mengenal khalayak dan situasinya, maka langkah selanjutnya

dalam perumusan strategi, ialah menyusun pesan. Pesan adalah segala sesuatu

yang disampaikan oleh seseorang dalam bentuk simbol yang dipersepsi dan

diterima oleh khalayak dengan serangkaian makna.

Pesan akan sangat bergantung dengan program yang akan disampaikan.

Jika program tersebut bersifat komersial untuk mengajak orang agar membeli,

maka pesannya bersifat persuasif dan provokatif. Sedangkan jika berbentuk

program penyuluhan untuk penyadaran masyarakat maka sifat pesannya harus

persuasif dan edukatif. Namun jika program yang ingin disampaikan sifatnya

hanya sekedar diketahui masyarakat, maka pesannya harus bersifat informatif.

4. Memilih media dan saluran komunikasi

Memilih media komunikasi harus mempertimbangkan karakteristik isi

pesan dan tujuan pesan yang ingin disampaikan, dan jenis media yang dimiliki

Page 10: PAPER JURNAL ONLINE Strategi Komunikasi Earth Hour …jurnalkommas.com/docs/Paper Jurnal Wahyu Yuliastuti W.pdfberbagai kerusakan di bumi dan lingkungan, seperti timbulnya efek rumah

9

oleh khalayak. Untuk masyarakat luas, pesan sebaiknya disalurkan melalui

media massa seperti koran dan televisi, dan untuk komunitas tertentu dapat

menggunakan saluran komunikasi kelompok. Pengetahuan tentang pemilikan

media di masyarakat harus diketahui lebih dahulu berdasarkan riset agar tak

terjadi pemborosan waktu, tenaga, dan biaya. 11

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif

karena peneliti hanya ingin memaparkan situasi dan peristiwa yang ada secara rinci.

Penelitian deskriptif bertujuan untuk melakukan pengukuran secara cermat terhadap

fenomena-fenomena masyarakat (sosial) tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti

mengembangkan konsep dan menghimpun fakta, tapi tidak melakukan pengujian

hipotesis.12

Fokus dalam penelitian ini adalah mengenai strategi komunikasi yang

dilakukan oleh Earth Hour Solo dalam mengkampanyekan gaya hidup ramah

lingkungan, dengan indikator:

a. Pemilihan komunikator

b. Menentukan target sasaran kampanye

c. Isi pesan kampanye

d. Pemilihan media.

Sumber data diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data primer yakni

data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti dari objeknya. Untuk data

primer, peneliti mendapatkan dengan wawancara mendalam kepada objek penelitian,

yakni para koordinator Earth Hour Solo dan para volunteernya.

11

Ibid Hal 115 12 Hasan, M. Iqbal Hasan. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. (Jakarta:

Ghalia Indonesia, 2002) hal 13

Page 11: PAPER JURNAL ONLINE Strategi Komunikasi Earth Hour …jurnalkommas.com/docs/Paper Jurnal Wahyu Yuliastuti W.pdfberbagai kerusakan di bumi dan lingkungan, seperti timbulnya efek rumah

10

Selain itu, peneliti juga menggunakan data sekunder yang merupakan data-

data yang didapat dari dokumen, surat, arsip, website dan sebagainya. Peneliti

menggunakan data sekunder untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi

yang telah terkumpul melalui wawancara.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode

purposive sampling yakni sampel yang diambil dengan tujuan tertentu. Sumber data

yang diambil di sini tidak sebagai mewakili populasinya tetapi cenderung mewakili

informasinya. Untuk menggali informasi mengenai strategi komunikasi Earth Hour

Solo dalam mengkampanyekan gaya hidup ramah lingkungan, peneliti menggunakan

teknik purposive sampling dengan mewawancarai para koordinator dan juga

volunteer Earth Hour Solo 2013.

Dalam penelitian ini, teknik validitas data yang digunakan adalah teknik

triangulasi sumber. Triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek ulang

derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda.13

Pada tahap analisis data pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik

analisis data interaktif (interactive model of analysis). Metode ini terdiri dari tiga

komponen yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pada

metode ini, analisis diawali dengan pengumpulan data, kemudian melakukan reduksi

dari data yang telah didapat, lalu membuat sajian data, dan terakhir melakukan

penarikan kesimpulan (Sutopo, 2006: 113).

Sajian dan Analisis Data

a. Pemilihan Komunikator

Earth Hour Solo menempatkan seluruh volunteernya menjadi tonggak

komunikator dalam mengkampanyekan gaya hidup ramah lingkungan kepada

masyarakat. Volunteers dikoordinir oleh seorang koordinator dalam sebuah bidang.

13 Rachmad Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi. (Jakarta: Kencana Prenada, 2008). Hal 70

Page 12: PAPER JURNAL ONLINE Strategi Komunikasi Earth Hour …jurnalkommas.com/docs/Paper Jurnal Wahyu Yuliastuti W.pdfberbagai kerusakan di bumi dan lingkungan, seperti timbulnya efek rumah

11

Jadi, koordinator bidang membawahi beberapa volunteer dan para koordinator ini

sebelumnya telah mendapatkan pelatihan dari Earth Hour Indonesia yang bernama

KUMBANG (Kumpul Belajar Bareng) yang pada akhir tahun 2012 diselenggarakan

di Bogor, Jawa Barat. Pemilihan koordinator sendiri dipilih berdasarkan keaktifan,

kontribusi, dan lamanya volunteer tersebut bergabung di Earth Hour Solo.

“Para volunteer yang diberangkatkan pada pelatihan Kumbang di Bogor

adalah volunteer terpilih yang dilihat dari keaktifan, kontribusi, dan lama

menjadi volunteer di Earth Hour Solo. Nantinya para volunteer yang ikut

menjadi peserta Kumbang ini akan dijadikan koordinator volunteer.”(Budi

Prajitno, Koordinator Kota Earth Hour Solo, wawancara pada 9 Januari

2014).

Menurut James McCroskey (1966) kredibilitas seorang komunikator dapat

diperoleh melalui kompetensi, sikap, tujuan, kepribadian, dan dinamika. Kompetensi

ialah penguasaan yang dimiliki komuikator pada masalah yang dibahasnya. Pada

kasus ini, volunteer Earth Hour Solo dapat dikatakan memiliki kompetensi yang

cukup untuk menjadi komunikator kampanye dikarenakan sebelum melakukan aksi

kampanye, mereka telah mendapatkan berbagai pelatihan dan diskusi mengenai

gerakan Earth Hour, pesan ramah lingkungan, dan juga kemampuan public speaking.

Sikap yang ditunjukkan oleh para volunteer juga sejalan dengan tujuan

kampanye mereka yakni gaya hidup ramah lingkungan. Dalam kesehariannya para

volunteer senantiasa melakukan kegiatan-kegiatan yang ramah lingkungan seperti

mematikan listrik yang tidak terpakai, mengurangi sampah plastik, dan juga mendaur

ulang barang-barang bekas. Kepribadian menunjukkan apakan pembicara memiliki

pribadi yang hangat atau bersahabat, sedangkan dinamika menunjukkan materi yang

disampaikan menarik atau membosankan. Dalam dinamikanya, Earth Hour Solo

menyampaikan pesan-pesan ramah lingkungan dengan cara yang menarik seperti

kampanye eling sampah di Car Free Day yang mana menarik perhatian masyarakat

sekitar.

Page 13: PAPER JURNAL ONLINE Strategi Komunikasi Earth Hour …jurnalkommas.com/docs/Paper Jurnal Wahyu Yuliastuti W.pdfberbagai kerusakan di bumi dan lingkungan, seperti timbulnya efek rumah

12

b. Menentukan Target Sasaran dan Analisis Kebutuhan Khalayak

Menentukan sasaran komunikasi sudah barang tentu bergantung pada tujuan

komunikasi, apakah agar komunikan hanya sekedar mengetahui atau agar komunikan

melakukan tindakan tertentu.14

Budi Prajitno, Koordinator kota dari Earth Hour Solo menyebutkan bahwa

target sasaran kampanye Earth Hour Solo berdasarkan turunan dari Earth Hour

Indonesia ada tiga yakni pemerintahan, korporasi, dan media. Pemerintahan dituju

karena diharapkan pemerintah dapat membuat kebijakan-kebijakan yang pro

lingkungan, korporasi dituju karena pemborosan energi banyak terjadi di sana dan

media dituju agar pesan-pesan kampanye Earth Hour dapat tersebar lebih luas.

“Target sasaran Earth Hour adalah pemerintah, korporasi, dan media.

Pemerintah dituju menjadi salah satu target audience kampanye hemat energi

karena pemerintah memiliki wewenang untuk membuat kebijakan sehingga

apabila pemerintah mengerti dan paham mengenai program penghematan

energi diharapkan pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan yang pro dengan

kegiatan hemat energi. Korporasi dituju karena korporasi adalah sebagai

pelaku dalam pemborosan energi dan perusak lingkungan. Seperti banyaknya

penggunaan kertas, listrik, ataupun limbah hasil usaha. Melalui media

diharapkan pesan penghematan energi dapat tersampaikan dengan lebih luas

ke masyarakat.” (Budi Prajitno, Koordinator Kota Earth Hour Solo,

wawancara pada 6 Juni 2013).

Pendekatan dengan pemerintah dilakukan dengan dialog-dialog, namun

meskipun pemerintah mendukung aksi Earth Hour ini, Pemerintah Kota Solo belum

bisa mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang mengarah kepada gaya hidup ramah

lingkungan. Pendekatan kepada korporasi dilakukan dengan pengajuan proposal

kerjasama untuk turut mendukung aksi Earth Hour. Tim Earth Hour Solo juga selalu

mengirimkan press release ke media-media untuk kegiatan-kegiatan yang dilakukan

14 Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2003). Hal 34

Page 14: PAPER JURNAL ONLINE Strategi Komunikasi Earth Hour …jurnalkommas.com/docs/Paper Jurnal Wahyu Yuliastuti W.pdfberbagai kerusakan di bumi dan lingkungan, seperti timbulnya efek rumah

13

oleh Earth Hour Solo dengan harapan media meliput dan pemberitaan tersebut dapat

menyebar luas ke masyarakat.

c. Menyusun Pesan

Garis besar isi pesan kampanye gaya hidup ramah lingkungan dari Earth Hour

Solo pada tahun 2013 adalah mengenai penghematan energi, sampah, 3R (reduce,

reuse, recycle), dan menanam. Pesan mengenai penghematan energi banyak

disampaikan kepada pihak pemerintahan, korporasi, saat sosialisasi di sekolah, dan

juga aksi puncak Earth Hour yakni mematikan listrik selama 60 menit pada tangal 23

Maret 2013. Isu mengenai sampah dikemas melalui kampanye eling sampah yang

dilakukan oleh para volunteer Earth Hour Solo pada car free day, kampanye

mengenai pesan 3R banyak dilakukan melalui akun-akun media online milik Earth

Hour Solo seperti website, twitter, dan facebook, dan pesan mengenai menanam

dikemas melalui sosialisasi kepada siswa-siswa di SD Plesungan dan juga event

tanam bersama di UNS yang diselenggarakan bersama komunitas Solo Berkebun.

Aksi-aksi kampanye ini lebih banyak dilakukan mendekati hari event puncak Earth

Hour yang jatuh pada 23 Maret 2013.

“Aksi kampanye banyak dilakukan saat mendekati acara puncak (23 Maret

2013). Dan diharapkan setelah acara puncak orang bisa melakukannya sendiri

sebagai gaya hidup. Beberapa bulan sebelum acara puncak diwajibkan untuk

kampanye dan melakukan aksi, agar orang-orang juga tahu.” (Naoval

Haitami, Koordinator Aksi Kampanye Earth Hour Solo, wawancara pada 26

Agustus 2013).

Menurut Hafied Cangara terdapat tiga teori penggunaan bahasa dalam

penyusunan pesan, yakni over power’em theory, teori ini menunjukkan bahwa bila

pesan sering kali diulang, panjang, dan cukup keras, maka pesan itu akan berlalu dari

khalayak. Glamour theory, suatu pesan (ide) yang dikemas dengan cantik, kemudian

ditawarkan dengan daya persuasi, maka khalayak akan tertarik untuk memiliki ide

itu. Don’t tel’em theory, bila suatu ide tidak disampaikan kepada orang lain, maka

Page 15: PAPER JURNAL ONLINE Strategi Komunikasi Earth Hour …jurnalkommas.com/docs/Paper Jurnal Wahyu Yuliastuti W.pdfberbagai kerusakan di bumi dan lingkungan, seperti timbulnya efek rumah

14

mereka tidak akan memegangnya dan menanyakannya. Oleh karena itu, mereka tidak

akan membuat pendapat tentang ide itu.15

Aksi kampanye dan juga event puncak Earth Hour mematikan lampu selama

satu jam ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Hafied Cangara dalam

menyusun pesan yakni glamour theory dengan mengenalkan ide baru yang dikemas

secara cantik. Ide awal Earth Hour untuk mengkampanyekan hemat energi dengan

cara simbolik mematikan lampu selama 60 menit pada akhir bulan Maret setiap

bulannya ternyata mendapat dukungan dan juga diikuti oleh ratusan negara di dunia.

Demikian pula saat melakukan aksi kampanye mendekati event puncak, kampanye

yang mengangkat tema tertentu tersebut dapat dikatakan unik. Pun demikian dengan

Earth Hour Solo, dengan mengusung tema eling sampah, para volunteer Earth Hour

Solo mengajak masyarakat untuk menempatkan sampah pada tempatnya.

Hafied Cangara dalam buku Perencanaan dan Strategi Komunikasi

menyebutkan ada tiga jenis sifat pesan, yakni pesan yang bersifat informatif,

persuasif, dan edukatif. Pesan yang bersifat informatif berisikan informasi-informasi

mengenai hal-hal tertentu. Sifat informasi dibedakan atas dua macam, yakni

informasi yang bersifat aktual dan bersifat umum. Kedua, pesan yang bersifat

persuasif. Penyusunan pesan yang bersifat persuasi memiliki sebuah proposisi, yakni

adanya hasil yang diperoleh sumber dari penerima atas pesan yang disampaikannya.

Artinya setiap pesan diharapkan akan menghasilkan perubahan. Ketiga, pesan yang

bersifat edukatif. Pesan yang bersifat edukatif memiliki tekanan pada unsur kognitif,

afektif, dan psikomotorik. Pesan mendidik harus memiliki tendensi ke arah perubahan

bukan hanya dari tidak tahu menjadi tahu, tapi juga melaksanakan apa yang

diketahuinya.16

15 Hafied Cangara. Perencanaan dan Strategi Komunikasi. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013). Hal

115

16

Ibid Hal 116-120

Page 16: PAPER JURNAL ONLINE Strategi Komunikasi Earth Hour …jurnalkommas.com/docs/Paper Jurnal Wahyu Yuliastuti W.pdfberbagai kerusakan di bumi dan lingkungan, seperti timbulnya efek rumah

15

Berdasarkan aksi-aksi kampanye yang dilakukan oleh Earth Hour Solo,

pesan-pesan yang mereka sampaikan sudah mencakup ketiga sifat pesan yang

disampaikan oleh Hafied Cangara yakni informatif, persuasif, dan juga edukatif.

Earth Hour Solo tidak hanya ingin masyarakat sekedar mengetahui apa itu gaya

hidup ramah lingkungan, melainkan juga bisa melakukannya sebagai gaya hidup

sehari-hari.

d. Pemilihan Media

Onong Uchjana Efendy dalam buku Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek

menyebutkan bahwa untuk mencapai sasaran komunikasi dapat memilih salah satu

maupun gabungan penggunaan media, bergantung pada tujuan yang akan dicapai,

pesan yang disampaikan, dan teknik yang dipergunakan.

Earth Hour Solo memanfaatkan berbagai media yang ada untuk melakukan

kampanye ramah lingkungan kepada masyarakat, baik itu media massa, media online,

maupun melalui merchandise. Hafied Cangara menyebutkan bahwa untuk sasaran

masyarakat yang luas, pesan sebaiknya disampaikan melalui media massa seperti

koran ataupun televisi.

“Saya membuat press release ke media-media, membuat jadwal untuk

press conference, memberikan penjelasan pada pers soal acara yang akan

dilaksanakan oleh Earth Hour. Untuk event pra event puncak kita hanya

menggunakan press release, kalau yang acara puncak kita menggunakan

press conference.”(Wulansari, Koordinator Jejaring Media Earth Hour

Solo 2013, wawancara pada 2 September 2013).

Media internet dewasa ini juga benar-benar dimaksimalkan penggunaannya

untuk berbagai kepentingan. Earth Hour Solo juga memanfaatkan internet sebagai

sarana untuk berkampanya melalui berberapa media sosial, website, dan juga

youtube. McQuail berpendapat bahwa media baru memiliki ciri yakni (1) digitalisasi

dan konvergensi pada semua aspek media, (2) interaktif dan konektivitas yang tinggi,

(3) mobilitas pengiriman dan penerimaan yang cepat, (4) adaptasi publik dan peran

baru khalayak, (5) menjadi gateway untuk bisa mengakses informasi di web, (6)

Page 17: PAPER JURNAL ONLINE Strategi Komunikasi Earth Hour …jurnalkommas.com/docs/Paper Jurnal Wahyu Yuliastuti W.pdfberbagai kerusakan di bumi dan lingkungan, seperti timbulnya efek rumah

16

kaburnya institusi media yang selama ini dikembangkan media massa. Media internet

juga memiliki kelebihan yakni (1) kemampuan untuk menembus batas wilayah dan

waktu, (2) memperluas akses memperoleh informasi global, (3) meningkatkan

kemampuan untuk berserikat secara bebas, (4) mengancam tatanan yang telah mapan,

(5) memiliki kecepatan perkembangan dan penyebaran yang sulit diatasi.17

Media internet yang memiliki berbagai kelebihan ini juga dimanfaatkan oleh

Earth Hour Solo. Seperti melakukan kampanye ramah lingkungan, kultwit jalannya

aksi kampanye, penyebaran dokumentasi aksi, bahkan menjaring volunteer melalui

twitter. Di twitter Earth Hour Solo sendiri terdapat kenaikan jumlah followers

sebanyak 500 followers dana total 753 mention selama masa kampanye Earth Hour.

Di media lain seperti facebook Earth Hour Solo mengunggah dokumentasi-

dokumentasi aksi, kemudian link artikel, atau foto, atau video. Website Earth Hour

Solo di www.earthhoursolo.org berisi tentang ajakan atau testimony ajakan untuk

melakukan gaya hidup ramah lingkungan, seperti mematikan lampu, menanam

tanaman, dokumentasi tentang sebelum, saat, dan sesudah event, dan juga liputan-

liputan dari media. Earth Hour Solo juga mempunyai channel di youtube, namun

disayangkan penggunaanya belum maksimal karena masih berisi tiga video

kampanye.

“Yang membedakan antara kampanye offline dan online, kalau kampanye

offline itu akan berhenti saat itu juga, akan beda ceritanya kalau diliput media.

Nah, disitulah peran dari dokumentasi dan dapat diunggah ke media online

dalam proses kampanye online bukan hanya sekedar upload. Nah fungsi

youtube disitu, proses dokumentasi dari aksi-aksi diunggah ke youtube. Di

website juga begitu, ditambah informasi artikel-artikel tentang Earth Hour

baik yang ada di Indonesia maupun yang ada di luar. Selain itu juga ada tips-

tips dan artikel-artikel mengenai gaya hidup yang ramah lingkungan. Di

twitter juga begitu, jadi kita buat kalender dengan tema-tema tetentu, kita

sudah kompak dengna Earth Hour yang lain. Ada tanggal tertentu yang kita

bareng-bareng ngetwit. Jadi kekuatan Earth Hour di Indonesia itu di media

onlinenya.”(Sadrah Sumariyarso, koordinator media sosial Earth Hour Solo

2013, wawancara pada 1 Oktober 2013).

17

Ibid Hal 127

Page 18: PAPER JURNAL ONLINE Strategi Komunikasi Earth Hour …jurnalkommas.com/docs/Paper Jurnal Wahyu Yuliastuti W.pdfberbagai kerusakan di bumi dan lingkungan, seperti timbulnya efek rumah

17

Selain berkampanye melalui media massa dan media internet, Earth Hour

Solo juga memanfaatkan media merchandise seperti kaos, stiker, pin, dan tas ramah

lingkungan sebagai media berkampanye. Dalam merchandise yang dijual oleh Earth

Hour Solo terdapat selipan ajakan-ajakan untuk melakukan aksi ramah lingkungan.

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti atas strategi komunikasi Earth

Hour Solo dalam mengkampanyekan gaya hidup ramah lingkungan, maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dalam strategi komunikasinya, Earth Hour Solo menggunkan volunteer mereka

sebagai komunikator penyampai pesan kampanye dan juga sebagai pemberi

contoh kampanye gaya hidup ramah lingkungan. Dengan jumlah volunteer yang

banyak diharapkan semakin banyak juga masyarakat yang terpengaruh untuk

menerapkan gaya hidup ramah lingkungan di kesehariannya.

2. Target sasaran kampanye dari Earth Hour Solo adalah pemerintahan, korporasi,

media massa, dan masyarakat luas. Mereka dituju menjadi sasaran kampanye

dengan tujuan masing-masing. Pemerintahan dipilih dengan harapan pemerintah

bisa mengeluarkan kebijakan pro lingkungan. Korporasi dituju karena korporasi

banyak menggunakan energi, dan media dituju dengan harapan melalui media

yang meliput pesan kampanye Earth Hour Solo dapat tersebar lebih luas di

masyarakat. Masyarakat luas juga disasar adalah dengan tujuan semakin banyak

lagi orang yang menerapkan gaya hidup ramah lingkungan di keseharianya.

3. Garis besar isi pesan kampanye gaya hidup ramah lingkungan Earth Hour pada

tahun 2013 lalu adalah mengenai penghematan energi, 3R (reduce, reuse,

recycle), sampah, dan menanam. Pesan penghematan energi salah satunya

diaplikasikan melalui event puncak Earth Hour pada tanggal 23 Maret 2013

dengan mematikan listrik selama 60 menit.

Page 19: PAPER JURNAL ONLINE Strategi Komunikasi Earth Hour …jurnalkommas.com/docs/Paper Jurnal Wahyu Yuliastuti W.pdfberbagai kerusakan di bumi dan lingkungan, seperti timbulnya efek rumah

18

4. Earth Hour Solo memanfaatkan berbagai media sebagai sarana dalam

mengkampanyekan gaya hidup ramah lingkungan. Mereka menggunakan media

massa, media online, juga merchandise. Setiap melakukan aksi kampanye Earth

Hour Solo selalu mengirimkan press release ke berbagai media sehingga aksi

kampanye tersebut diliput media dan pesan kampanyenya dapat tersebar luas ke

masyarakat. Media online juga sangat dimanfaatkan sebagai media untuk

melakukan kampanye. Mereka melakukan kampanye melalui akun twitter,

facebook, youtube, dan juga website milik Earth Hour Solo. Bahkan kekuatan

Earth Hour di Indonesia terletak pada kampanye media onlinenya. Merchandise

juga dipilih sebagai media untuk berkampanye, melalui kaos, stiker, pin, dan tas

ramah lingkungan yang mereka jual, Earth Hour Solo menyelipkan pesan-pesan

kampanye ramah lingkungan di dalamnya.

Saran

1. Berdasarkan hasil penelitian peneliti mengenai strategi komunikasi Earth

Hour Solo dalam mengkampanyekan gaya hidup ramah lingkungan,

hendaknya dalam melakukan kampanye gaya hidup ramah lingkungan kepada

masyarakat, Earth Hour Solo tidak hanya melakukannya saat mendekati

event puncak Earth Hour pada bulan Maret saja melainkan bisa dilakukan

menjadi aksi rutin agar awareness masyarakat akan lingkungan atau bumi

juga meningkat. Mengingat kampanye terhadap lingkungan merupakan

kampanye yang harusnya dilakukan secara berkelanjutan bukan hanya

seremonial saja.

2. Dalam melakukan kampanye kepada pihak pemerintahan maupun korporasi

hendaknya tidak hanya mengkampanyekan mengenai hemat energi saja

karena masih ada pesan-pesan ramah lingkungan lain yang perlu disampaikan

seperti mengenai sampah dan pesan 3R (reduce, reuse, recycle).

Page 20: PAPER JURNAL ONLINE Strategi Komunikasi Earth Hour …jurnalkommas.com/docs/Paper Jurnal Wahyu Yuliastuti W.pdfberbagai kerusakan di bumi dan lingkungan, seperti timbulnya efek rumah

19

3. Earth Hour Solo telah memiliki akun-akun media online pribadi sebagai

media kampanye, hendaknya akun-akun media online ini dapat digunakan

lebih maksimal lagi seperti berkampanye melalui video-video mengenai

kampanye yang dilakukan oleh Earth Hour Solo dan diupload ke youtube

karena selama ini media youtube belum digunakan secara maksimal.

4. Dalam melakukan penelitian, peneliti hanya meneliti mengenai strategi

komunikasi yang dilakukan oleh Earth Hour Solo dalam mengkampanyekan

gaya hidup ramah lingkungan di masyarakat. Di sisi lain, masih banyak

aspek-aspek eksternal yang dapat diteliti oleh peneliti lain, sehingga peneliti

lain dapat juga meneliti mengenai efektivitas dari kampanye yang dilakukan

oleh Earth Hour di masyarakat.

Daftar Pustaka

Cangara, Hafied. 2013. Perencanaan dan Strategi Komunikasi. Jakarta: Raja

Grafindo Persada

Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung:

Remaja Rosdakarya

. 1999. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.

Jakarta: Ghalia Indonesia

Kriyantono, Rachmad. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana

Prenada

Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta : Lkis.

Ruslan, Rosady. 2003. Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada

Ruslan, Rosady. 2007. Kiat dan Strategi Kampenye Public Relation. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada

Science for Environment Policy, Future Brief: Green Behaviour, Issue 4, 2012

Fielding, K. S., & Head, B. W. Environtmental Education Research Issue 3: 5, 2012

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan

Sampah

http://www.earthhour.org/index.html (diakses tanggal 23 Maret 2013)

http://earthhour.wwf.or.id/tentang.php (diakses tanggal 23 Maret 2013)

Page 21: PAPER JURNAL ONLINE Strategi Komunikasi Earth Hour …jurnalkommas.com/docs/Paper Jurnal Wahyu Yuliastuti W.pdfberbagai kerusakan di bumi dan lingkungan, seperti timbulnya efek rumah

20

http://earthhour.wwf.or.id/sejarah_eh.php#.UvQ9dWKSxlo (diakses tanggal 23

Maret 2013)