Upload
savitri-siskayani
View
380
Download
31
Embed Size (px)
Citation preview
POIKILOSITOSIS
Sel darah merah atau yang juga disebut sebagai eritrosit berasal dari Bahasa
Yunani, yaitu erythros berarti merah dan kytos yang berarti selubung/sel. (Kirana,2012)
Eritrosit merupakan sel darah yang tidak berinti, tidak punya organel seperti sel –
sel lain, serta tidak dapat bergerak. Sel ini tidak dapat melakukan mitosis, fosforilasi
oksidatif sel, atau pembentukan protein. Eritrosit seolah – olah merupakan kantung
hemoglobin (Hb). Hb adalah protein eritrosit yang berfungsi dalam transport O2.
(Kirana,2012)
Kepingan eritrosit manusia secara normal memiliki ukuran sekitar 7,5µm,
berbentuk cakram bikonkaf atau cakram pipih dengan bagian pusat lebih tipis dan lebih
terang dari bagian tepinya. Bentuk ini menguntungkan karena permukaannya menjadi
lebih luas untuk proses difusi gas (dibandingkan bentuk bola atau kubus) dan
memungkinkan gerakan oksigen masuk dan keluar sel secara cepat dengan jarak yang
pendek antara membran. (Kirana, 2012)
Terdapat beberapa kelainan dalam proses pembentuk eritrosit yaitu kelainan
eritrosit berdasarkan warna, ukuran dan bentuk. Salah satu kelainan berdasarkan bentuk
disebut dengan poikilositosis.
a. Pengertian Poikilositosis
Poikilositosis adalah keadaan dimana populasi eritrosit tampil dengan
bentuk yang bervariasi. Biasanya polkilositosis biasanya bersamaan dengan
anisositosis. Meningkatnya poikilositosis sering menunjukkan adanya kelainan
eritropoiesis yang disebabkan oleh defek sumsum tulang atau kelainan destruksi
eritrosit dimana biasanya dapat terjadi pada penderita anemia
megaloblastik,leukemia, mielosklerosis, anemia hemolitik dll.
Dalam situasi normal, suatu poikilosit merupakan penuaan eritrosit yang
sejalan dengan kekuatannya.sebagian kecil dari membrannya terkelupas.
b. Jenis –Jenis Poikilositosis
Kelainan eritrosit berupa bentuk-bentuk sel darah merah,yaitu :
1. Akantosit
Akantosit adalah eritrosit yang pada dindingnya mempunyai
tonjolan –tonjolan yang berbentuk duri (runcing). Terdapat duri-duri di
permukaan membrane yang ukurannya bervariasi , tidak merata dengan
jumlah 5-10 buah dan menyebabkan sensitif terhadap pengaruh dari dalam
maupun luar sel. Terjadi pada sirosis hati yang disertai anemia hemolitik,
hemangioma hati, hepatitis pada neonatal.
GAMBAR SECARA MIKROSKOPIS AKANTOSIT
2. Sperositosit
Sel ini adalah eritrosit yang tidak lagi berbentuk bikonkaf tetapi
bentuknya bulat (sferik) dengan diameter kurang dari 6 um.
Pada sediaan apus sel ini tampak tidak memiliki akromia sentral dan
warna lebih atau sangat gelap dari warna normalnya,disebut mikrosperofit
hiper kromik. Kelainan bentuk sel ini terjadi karena terganggunya fungsi
membran sel .Terdapat pada sferositosis herediter, anemia iso dan auto-
immunohemolitik. (Ranggani,1989)
GAMBAR SECARA MIKROSKOPIS SPEROSITOSIT
3. Stomatosit
Keadaan eritrosit pada bagian tengah sel mengalami pemucatan dan tidak
berbentuk lingkaran tapi memanjang seperti celah bibir mulut. Ditemukan
pada stomatositosis herediter, penyakit keganasan, anemia hemolitik,
thalasemia, dan keracunan timah.(Ranggani,1989) Distribusi dalam darah
tepi < 5% dari eritrosit normal.
GAMBAR SECARA MIKROSKOPIS STOMATOSIT
4. Eliptocytes/ovalosit
Mempunyai bentuk yang sangat bervariasi yaitu oval, pensil, dan cerutu
dengan konsentrasi Hb tidak hipokromik tapi berkumpul di kedua kutub sel.
Ciri khas dari sel ini adalah bentuk silinder dan tengahnya pucat. Ditemukan
pada Elliptositosis herediter ( lebih dari 95 % eritrosit berbentuk elliptosit ),
anemia defisiensi besi, B12, asam folat, sickle cell anemia, thalasemia,
hemolitik desease.(Ranggani,1989)
GAMBAR SECARA MIKROSKOPIS OVALOSIT
5. Sickle cells.
Sickle cell" adalah eritrosit yang bentuknya seperti bulan sabit atau clurit
dengan Tepi sel yang tajam. Sel ini dapat dijumpai pada "sickle cell disease",
atau hemoglobinopati lainnya. Ditemukan pada penyakit homozygote Hb S,
penyakit Hb SC, penyakit Hb S thalasemia sindrom, penyakit Hb I.
(Ranggani,1989)
GAMBAR SECARA MIKROSKOPIS SICLE CELLS
6. Target cell
Keadaan dimana eritrosit dengan permukaan luas, bundar, tengahnya
menonjol sehingga tampak lebih gelap dikelilingi daerah pucat, tepi sel
terjadi penumpukan dan warna Hb seperti topi Meksiko. Dapat ditemukan
pada thalasemia, penyakit hati, lecithin cholesterol acyl transferase
defisiensi. (Ranggani,1989)
GAMBAR SECARA MIKROSKOPIS TARGET CELLS
7. Burr cells/Echinocyte
Burr cells adalah eritrosit yang kelihatan dengan dinding "bergerigi"
karena adanya tonjolan-tonjolan sitoplasma dan tersebar merata
dipermukaan sel. Sel dengan tonjolan duri ( 10 – 30 buah ) karena pecahnya
membran sel. Ditemukan pada anemia hemolitik, hepatitis, chirchosis
hepatis, Pyruvate kinase deficiency, Ca gaster, Bleeding peptic ulcer, dan
penyakit ginjal menahun.(Ranggani,1989)
GAMBAR SECARA MIKROSKOPIS BURR CELLS
8. Tear drop
Teardrop cell adalah eritrosit yang bentuknya seperti tetesan air mata
atau kelihatan seperti buah "pear", dapat dijumpai pada
thalasemia,mielofibrosis,dll. Memiliki ukuran lebih kecil dari eritrosit
normal, hipokromik karena distorsi fragmen eritrosit.
GAMBAR SECARA MIKROSKOPIS TEAR DROP