7
1) Paratransit Paratransit merupakan moda alternatif yang fleksibel bagi penumpangnya dan tidak mengikuti rute dan jadwal yang tetap. Menurut Tahir (2012), paratransit adalah kendaraan yang dioperasikan dengan tidak ada jadwal dan rute yang pasti dan dapat berhenti (menaikkan dan menurunkan penumpang) di sepanjang rutenya. Berdasarkan Vuchic (2007), paratransit adalah pelayanan angkutan perkotaan di jalan umum dengan arus lalu lintas yang bercampur dan disediakan oleh operator umum atau swasta untuk digunakan kelompok pengguna tertentu atau publik secara umum. Paratransit didefinisikan sebagai semua jenis angkutan perkotaan yang terletak diantara angkutan yang dimiliki dan dioperasikan oleh pribadi dan angkutan umum konvensional dengan rute dan jadwal yang tetap. Moda paratransit dapat diklasifikasikan kedalam beberapa karakteristik, yaitu : 1. Tipe pemakaian Pelayanan moda paratrasit disediakan untuk kelompok yang berbeda- beda, dibagi kedalam tiga kelompok dasar : a. Angkutan pribadi yang dimodifikasi Angkutan tersedia hanya untuk pemilik kendaraan. Oleh karena itu, moda tipe ini tidak menggambarkan angkutan publik atau paratransit pada definisinya. Contoh : mobil pribadi yang disewakan. b. Paratransit semipublik Pelayanan pada kelompok ini biasanya tersedia untuk semua orang dari sebuah organisasi, sekolah, pabrik, atau lingkungan tempat tinggal tetapi bukan untuk digunakan oleh masyarakat umum. Pengguna utama moda ini adalah pulang-pergi pegawai, mengantarkan anak-anak dari atau ke sekolah, atau melayani permintaan kelompok pribadi untuk menyewa satu atau banyak kendaraan dengan operator/sopir sementara. c. Paratransit publik (reguler)

Para Transit

Embed Size (px)

DESCRIPTION

paratransit

Citation preview

Page 1: Para Transit

1) Paratransit

Paratransit merupakan moda alternatif yang fleksibel bagi penumpangnya dan tidak mengikuti rute

dan jadwal yang tetap. Menurut Tahir (2012), paratransit adalah kendaraan yang dioperasikan dengan

tidak ada jadwal dan rute yang pasti dan dapat berhenti (menaikkan dan menurunkan penumpang) di

sepanjang rutenya. Berdasarkan Vuchic (2007), paratransit adalah pelayanan angkutan perkotaan di

jalan umum dengan arus lalu lintas yang bercampur dan disediakan oleh operator umum atau swasta

untuk digunakan kelompok pengguna tertentu atau publik secara umum. Paratransit didefinisikan

sebagai semua jenis angkutan perkotaan yang terletak diantara angkutan yang dimiliki dan

dioperasikan oleh pribadi dan angkutan umum konvensional dengan rute dan jadwal yang tetap. Moda

paratransit dapat diklasifikasikan kedalam beberapa karakteristik, yaitu :

1. Tipe pemakaian

Pelayanan moda paratrasit disediakan untuk kelompok yang berbeda-beda, dibagi kedalam tiga

kelompok dasar :

a. Angkutan pribadi yang dimodifikasi

Angkutan tersedia hanya untuk pemilik kendaraan. Oleh karena itu, moda tipe ini tidak

menggambarkan angkutan publik atau paratransit pada definisinya.

Contoh : mobil pribadi yang disewakan.

b. Paratransit semipublik

Pelayanan pada kelompok ini biasanya tersedia untuk semua orang dari sebuah organisasi,

sekolah, pabrik, atau lingkungan tempat tinggal tetapi bukan untuk digunakan oleh masyarakat

umum. Pengguna utama moda ini adalah pulang-pergi pegawai, mengantarkan anak-anak dari

atau ke sekolah, atau melayani permintaan kelompok pribadi untuk menyewa satu atau banyak

kendaraan dengan operator/sopir sementara.

c. Paratransit publik (reguler)

Angkutan ini tersedia pada kapan saja dan disediakan untuk siapa saja yang membayar, tarif

biasanya diatur secara publik.

2. Tipe kepemilikan kendaraan atau sistem

Kendaraan paratransit dapat dimiliki dan disediakan pelayanannya oleh :

a. sebuah organisasi yang tidak berhubungan dengan transportasi (seperti pabrik atau sekolah)

b. perseorangan yang juga mengoperasikan kendaraannya (seperti taksi atau jitney)

c. sebuah agen transportasi (seperti perusahaan taksi atau agen angkutan umum)

3. Tipe pelayanan berdasarkan rute

a. Pelayanan door-to-door (pintu-ke-pintu) kepada pengguna perseorangan

b. Pelayanannya disesuaikan sebagian dengan perjalanan pengguna

c. Pelayanan yang memiliki rute tetap sehingga mengharuskan berjalan kaki atau menggunakan

moda lain untuk memperoleh kendaraan paratransit tersebut

4. Metode mendapatkan pelayanan

Page 2: Para Transit

a. pelayanan paratransit yang tersedia dengan jadwal tetap

b. perjalanan yang telah diatur sebelumnya, seperti bus langganan

c. mencegat kendaraan paratransit di jalan

d. memanggil kendaraan paratransit dengan telepon

2) Standar Pelayanan Demand-Responsive Transit (Transit Capacity and Quality of Service

Manual)

Dalam pengukuran kualitas pelayanan angkutan umum tipe fixed-route transit, digunakan level of

service atau tingkat pelayanan untuk menggambarkan kinerja pelayanan angkutan umum pada suatu

daerah. Level of service adalah rentang nilai yang dirancang untuk mengukur pelayanan berdasarkan

persepsi penumpang angkutan pada aspek-aspek tertentu. Pada LOS digunakan nilai 1 (sebagai nilai

tertinggi) hingga nilai 8 (sebagai nilai terendah). Standar untuk atribut yang digunakan adalah sebagai

berikut :

1. Panjang waktu pelayanan

Standar tingkat pelayanan untuk panjang waktu pelayanan dapat dilihat pada Tabel II.4.

Tabel II.1 Panjang Waktu Pelayanan

Jumlah Jam Per Hari

Jumlah Hari Per Minggu6-7 5 3-4 2 1 0.5* <0.5

≥16.0 LOS 1 LOS 2 LOS4 LOS 5 LOS 6 LOS 7 LOS 812.0-15.9 LOS 2 LOS 3 LOS 4 LOS 5 LOS 6 LOS 7 LOS 89.0-11.9 LOS 3 LOS 4 LOS 4 LOS 6 LOS 6 LOS 7 LOS 84.0-8.9 LOS 5 LOS 5 LOS 5 LOS 6 LOS 7 LOS 7 LOS 8

<4.0 LOS 6 LOS 6 LOS 6 LOS 7 LOS8 LOS 8 LOS 8

3) Metode Survey Data Primer

Data Kuantitatif

Atribut yang digunakan adalah :

- Faktor muat

- Frekuensi

- Kecepatan perjalanan

- Waktu perjalanan

- Waktu tunggu penumpang

- Waktu pelayanan

- Tingkat operasi kendaraan

- Jarak berjalan kaki ke tempat pemberhentian

Page 3: Para Transit

Dalam pengambilan data kuantitatif dilakukan 2 jenis survey, yaitu :

1. Survey dinamis

Survey dinamis ini dilakukan dengan mengikuti 1 angkot dengan menggunakan sepeda motor.

Data yang diambil pada survey dinamis ini adalah :

a. Faktor muat

Pengambilan data dilakukan dengan cara mencatat jumlah penumpang yang naik dan turun

di sepanjang rute angkutan. Dari data tersebut akan diperoleh faktor muat di setiap ruas

jalan dan faktor muat keseluruhan sepanjang rute dengan merata-ratakan faktor muat dari

setiap ruas jalan.

b. Waktu Perjalanan

Surveyor mencatat waktu tempuh perjalanan dari mulai keluar terminal hingga sampai

diujung rute. Waktu tempuh setiap ruas jalan juga dicatat sebagai data untuk mencari

kecepatan tempuh angkutan. Dalam perjalanan ini, dicatat juga waktu-waktu berhenti saat

menaikkan dan menurunkan penumpang, dan lainnya kecuali tundaan lalu lintas.

c. Kecepatan Perjalanan

Telah dijelaskan pada poin diatas.

Menurut Paduan Pengumpulan Data Angkutan Umum Perkotaan yang dikeluarkan Dirjen

Perhubungan Darat, survey dinamis ini dilakukan sekurang-kurangnya 6 perjalanan pulang-

pergi pada waktu sibuk pagi, 6 perjalanan pulang-pergi pada waktu tidak sibuk, dan 6

perjalanan pulang-pergi pada waktu sibuk sore.

Kemudian dilakukan juga surey didalam angkot dengan melakukan penyebaran kuesioner

untuk mendapatkan data kualitatif dan data waktu tunggu penumpang dan jarak berjalan kaki

penumpang ke tempat mendapatkan angkutan.

2. Survey statis

Survey statis dilakukan dengan metode plat matching, yaitu dengan cara menempatkan

surveyor di terminal awal dan akhir. Surveyor tersebut mencatat plat nomor angkot di awal

terminal dan akhir terminal. Survey ini dilakukan untuk mendapatkan waktu tempuh angkot

dan meninjau apabila ada penyimpangan pada dan di 1 titik pada ruas jalan. Survey ini

dilakukan untuk mendapatkan frekuensi kendaraan tiap jam dan meninjau apabila ada

penyimpangan operasi kendaraan.

Data Kualitatif

Pengambilan data kualitatif dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner. Atribut-atribut yang

digunakan dalam kuesioner adalah sebagai berikut.

Page 4: Para Transit

Sasaran kuesioner ini adalah untuk penumpang yang sering melakukan perjalanan menggunakan

angkot ini dan dengan jarak tempuh yang panjang. Oleh karena itu, pada lembar awal kuesioner

dicantumkan pertanyaan frekuensi penggunaan angkot serta asal dan tujuan penumpang agar

dapat dikelompokan berdasarkan frekuensi dan jarak tempuh.

Dalam penentuan jumlah sampel untuk responden kuesioner, digunakan sampel berdasarkan

jumlah penumpang angkot. Dikarenakan jumlah total penumpang angkot tidak diketahui, maka

populasinya termasuk populasi infinit. Jumlah sampel ditentukan dengan rumus berikut :

n=Z

1−α2

2 ×σ 2

e2

Keterangan : n = besar sampel

Z1−α

2= nilai distribusi normal baku dengan α tertentu

Dimensi Atribut

TANGIBLE (Berwujud)

Fasilitas di dalam angkutan :1. Kebersihan2. Faktor muat3. Aksesoris tambahan (seperti radio, hiasan,

dan lainnya)4. Kenyamanan pada saat berada di dalam

angkutan (seperti sirkulasi udara, gangguan dari cuaca, kehalusan mesin saat dikendarai supir)

RELIABILITY (Keandalan)

1. Kesesuaian tarif2. Waktu pelayanan3. Kemudahan mencapai tempat

pemberhentian angkutan (jarak berjalan kaki ke tempat pemberhentian)

RESPONSIVENESS (Kesigapan)1. Waktu tempuh total kendaraan2. Waktu tunggu penumpang3. Informasi

ASSURANCE (Jaminan)

1. Keamanan(di dalam angkutan maupun di tempat pemberhentian)

2. Keselamatan

EMPATHY (Empati)

1. Keramahan/kesopanan sopir MPU2. Peraturan untuk tidak mengganggu

kenyamanan penumpang lain(seperti merokok dan membuang sampah sembarangan)

Page 5: Para Transit

e = kesalahan sampel yang dapat diterima

σ 2 = harga varians di populasi

Pada survey awal penyebaran kuesioner yang telah dilakukan, diperoleh standar deviasi tertingi

dari setiap atribut pertanyaan adalah sebesar 1,197. Dengan tingkat kepercayaan 90% maka

diperoleh nilai Z1−α2 sebesar 1,65. Dengan error yang diambil sebesar 10%, maka diperoleh :

n=1,652×1,1972

0,12 =389,86 ≈390 responden