18
PARASITOLOGI 2

PARASITOLOGI 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

farmasi

Citation preview

Page 1: PARASITOLOGI 2

PARASITOLOGI 2

Page 2: PARASITOLOGI 2

• FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN HOSPES DENGAN PARASIT

• 1. FAKTOR YANG BERASAL DARI HOSPES• 2. FAKTOR YANG BERASAL DARI PARASIT• 3. PENGARUH PARASITISME PADA HOST

Page 3: PARASITOLOGI 2

• 1. FAKTOR YANG BERASAL DARI HOSPES• a. Usia• b. Jenis kelamin• c. Genetik• d. Nutrisi• e. Hormon• f. Stress dan emosi• g. Pemakaian obat

Page 4: PARASITOLOGI 2

• 1.a. Usia• Anak2 dan orang usia lanjut ; lebih sering terinfeksi dengan jumlah

parasit yang lebih banyak dari pada orang dewasa atau remaja• Hal tersebut disebabkan karena beberapa faktor , antara lain ;• - daya tahan tubuh (immune respons) pada anak2 belum sempurna ,

sedangkan untuk orang di atas 40 tahun sudah mengalami penurunan

• - diet protein ; protein merupakan bahan dasar utama pembentukan antibodi , khususnya imunoglobulin

• - hygiene pada anak kurang baik• -keseimbangan hormon belum sempurna , misal ; hormon

glukokortikoid yang mempengaruhi pembentukan sel limfosit T dan B dalam mengatasi reaksi inflamasi dan infeksi belum sempurna

Page 5: PARASITOLOGI 2

• 1.b. Jenis kelamin• Laki2 lebih rentan terhadap infeksi dibandingkan dengan

perempuan , karena perempuan memiliki hormon estrogen yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh terhadap infeksi , kecuali pada saat hamil/menyusui , perempuan lebih rentan karena memproduksi hormon prolaktin

• 1.c. Genetik• Manusia mempunyai “immune respons gen” (Ir gene)

yang mengatur reaksi spesifik dari immune respons terhadap suatu antigen yang memasuki tubuh

Page 6: PARASITOLOGI 2

• 1.d. Nutrisi• Orang yang mengalami malnutrisi , tidak mampu membentuk

antibodi secara optimal sehingga akan rentan terhadap infeksi• kasus khusus ; malnutrisi ternyata memberi perlindungan

terhadap infeksi malaria• 1.e. Hormon• Hormon kortikosteroid dapat memberikan perlindungan tubuh

terhadap infeksi , tetapi bila berlebihan dapat menurunkan kekebalan tubuh

• Hormon prolaktin dapat menurunkan daya tahan tubuh• Hormon estrogen dapat mempertinggi daya imunitas pada

perempuan

Page 7: PARASITOLOGI 2

• 1.f. Stress dan emosi• Stress kronis dapat menurunkan fungsi kelenjar thymus dalam

menghasilkan antibodi• Stress , memacu kelenjar anak ginjal (kelenjar adrenal) menghasilkan

hormon kortikosteroid lebih banyak sehingga akan berpengaruh pada penurunan daya tahan tubuh

• 1.g. Pemakaian obat • Obat dapat mempengaruhi kekebalan hospes terhadap infeksi secara

tidak langsung.• Contoh : Niclosamide (nama dagang Nicloside) , obat untuk penyakit

cacing pita (taeniasis) hanya membunuh cacing dewasa , tidak membunuh larva.

• Obat yang tidak tepat dosis , misal pemakaian chloroquin yang tidak tepat dosis akan menyebabkan parasit malaria (Plasmodium sp) akan resisten

Page 8: PARASITOLOGI 2

• 2. Faktor yang berasal dari parasit :• a. Virulensi (keganasan)• b. Migrasi• c. Cara makan parasit• d. Target organ• e. Umur dan faktor reproduksi parasit• f. Jumlah kontak dengan hospes• g. Ratio sex

Page 9: PARASITOLOGI 2

• 2.a. Virulensi (keganasan)• Virulensi parasit menentukan penderitaan hospes yang

terinfeksi , makin virulen makin besar penderitaan hospes

• Virulensi dipengaruhi oleh genetik parasit , racun yang di sekresi atau di ekskresi oleh parasit

• Hospes memberikan reaksi terhadap sekret/ekskret parasit , makin lama parasit tinggal dalam hospes , makin sering terjadi penyesuaian sehingga bisa mengakibatkan parasit yang patogen menjadi tidak patogen

Page 10: PARASITOLOGI 2

• 2.b. Migrasi• Kemampuan parasit untuk bergerak di dalam

tubuh hospes , sehingga memungkinkan untuk berpindah tempat bila keadaan tidak menguntungkan.

• Contoh ; cacing Ascaris lumbricoides bila kekurangan makanan akan bermigrasi dari usus ke lambung ; akan menyebabkan rasa nyeri di lambung.

Page 11: PARASITOLOGI 2

• 2.c. Cara makan parasit • dapat mengganggu hospes dan memperparah penyakit• 2.c.1. “chyme digesters” ; parasit menghisap sari makanan hospes (tidak terlalu

mengganggu hospes)• contoh ; infeksi cacing Taenia solium• 2.c.2. “brausers” ; parasit melukai usus untuk menghisap sari makanan• contoh ; infeksi cacing tambang (Ankylostoma duodenale)• 2.c.3. “liquifiers” ; dimiliki oleh parasit yang hidup di dalam jaringan tubuh , parasit

memiliki kelenjar yang menghasilkan zat yang dapat me”lisis”kan jaringan dan merusak sel. Jaringan yang telah mencair menjadi makanan bagi parasit , bila sel rusak akan menimbulkan peradangan

• 2 .c.4. “absorbers” ; makanan diserap melalui tubuh parasit , parasit biasanya hidup di tempat cair , seperti darah atau cairan tubuh , cara makan ini tidak menimbulkan kerusakan jaringan tetapi dapat menimbulkan penyumbatan di saluran tubuh.

• contoh ; cacing Filaria (Wuchereria bancrofti)

Page 12: PARASITOLOGI 2

• 2.d. Target organ• Organ tubuh yang biasa menjadi tempat tinggal parasit

menentukan berat ringannya penyakit yang ditimbulkan.• contoh ; parasit yang hidup di otak menimbulkan penyakit

yang lebih berat dari pada parasit yang hidup di kulit• 2.e. Umur dan faktor reproduksi parasit• Parasit yang mampu hidup lama mengakibatkan

penderitaan yang lama karena parasit nya terus berkembang biak

• contoh ; cacing Schistosoma sp , semakin lama hidup akan semakin besar kerusakan jaringan

Page 13: PARASITOLOGI 2

• 2.f. Jumlah kontak dengan hospes• Parasit yang transmisi langsung dari orang ke orang tanpa hospes

perantara• contoh ; cacing Ascaris lumbricoides dan cacing Enterobius vermicularis

(cacing kremi)• Parasit yang transmisinya melalui hospes perantara• Contoh ; cacing Taenia solium (cacing pita babi), cacing Schistosoma

mansoni• 2.g. Ratio seks• Anemia yang ditimbulkan oleh infeksi 50% cacing tambang jantan dan

50% cacing tambang betina lebih berat daripada bila di infeksi oleh 70% betina dan 30% jantan , hal ini karena parasit cenderung bermigrasi ke tempat lain bila ratio seks diantara mereka tidak sama

Page 14: PARASITOLOGI 2

• 3. Pengaruh parasitisme pada hospes• 3.1. Pengaruh yang merugikan• 3.2. Pengaruh yang menguntungkan• 3.1. Pengaruh yang merugikan• a. Malnutrisi• b. Sindrom malabsorpsi• c. Anemia• d. Destruksi mekanis dan kimia• e. Proses alergi• f. Pertumbuhan abnormal• g. Predisposisi infeksi lain

Page 15: PARASITOLOGI 2

• 3.1.a. Malnutrisi• Hubungan parasitisme dengan malnutrisi• -parasit mengambil makanan dari hospes , hospes akan mengalami malnutrisi• -parasit bisa menyebabkan mual , diare , demam , hospes akan mengalami

anorexia , anorexia kronis berakibat hospes mengalami malnutrisi• 3.1.b. Sindrom malnutrisi• Jenis malabsorpsi : -malabsorpsi primer• -malabsorpsi sekunder• malabsorpsi primer ; hospes tidak mampu memecah makanan menjadi substansi

yang mudah diserap• malabsorpsi sekunder ; hospes dapat memecahkan makanan menjadi substansi

yang mudah diserap , tetapi transportasi makanan tidak berlangsung dengan baik• contoh ; protozoa Giardia lamblia melekat pada dinding usus sehingga

menghalangi absorpsi makanan oleh dinding usus.• cacing Trichinella spiralis menghuni bagian submukosa usus sehingga

melukai usus

Page 16: PARASITOLOGI 2

• 3.1.c. Anemia• Endoparasit dan ektoparasit dapat menimbulkan anemia• Ada anemia primer dan anemia sekunder• Anemia primer ; bilamana sumsum tulang tidak mampu membentuk eritrosit• Anemia sekunder ; bilamana banyak darah yang sudah terbentuk hilang dari tubuh• Anemia primer terjadi karena faktor nutrisi , obat dan parasit• Cacing tambang (Ankylostoma duodenale) dapat menimbulkan anemia primer dan

sekunder , anemia sekunder terjadi lebih dahulu kemudian anemia primer• cacing Diphyllobothrium latum synonim Dibothriocephalus latus dapat menimbulkan

anemia primer• 3.1.d. Destruksi mekanis dan kimia• Parasit yang bermigrasi dapat merusak jaringan sehingga dapat menimbulkan inflamasi

jaringan atau neoplasma (pertumbuhan jaringan baru yang tidak normal)• 3.1.e. Proses allergi• contoh : cacing Schistosoma sp dapat menyebabkan gatal2 di kulit• cacing Ascaris lumbricoides bila masuk paru2 akan mengakibatkan batuk

Page 17: PARASITOLOGI 2

• 3.1.f. Pertumbuhan abnormal• Contoh :• Hipertrofi ; pertumbuhan abnormal dimana ukuran sel membesar , tidak

diikuti oleh bertambahnya jumlah sel• Hiperplasia ; bila terjadi pertambahan jumlah sel , bukan ukuran sel• Metaplasia ; terjadi perubahan tipe sel• Neoplasma ; pertumbuhan jaringan baru yang tidak normal• 3.1.g. Predisposisi infeksi lain• Infeksi parasit dapat menjadi predisposisi terjadinya infeksi oleh parasit lain• Contoh : cacing tambang sewaktu menembus kulit menyebabkan gatal oleh

host digaruk akan timbul luka sehingga mengundang infeksi dengan “kuman” lainnya

• cacing kremi meletakkan telur di dubur , timbul gatal , digaruk oleh host bisa menyebabkan luka di dubur dan mengundang infeksi “kuman” lain

Page 18: PARASITOLOGI 2

• 3.2. Pengaruh yang menguntungkan • Keuntungannya bisa terjadi pada individu atau pada masyarakat• Pada individu• “trickle infection” ; individu secara berulang ulang terkena infeksi mengakibatkan

terjadi kenaikan kekebalan tubuh• Ibu yang pernah terinfeksi parasit dan telah membentuk antibodi imunoglobulin-

G (Ig-G) terhadap parasit tersebut dapat melindungi bayinya terhadap infeksi yang sama , karena IgG dapat melalui plasenta dan masuk ke dalam peredaran darah bayi

• Pada masyarakat• Masyarakat yang terinfeksi dengan suatu parasit suatu saat populasinya akan

kebal terhadap infeksi tersebut. Kekebalan yang terjadi pada masyarakat dinamakan “herd immunity”

• Contoh : vaksinasi cacar variola yang sangat intensif di seluruh dunia mengakibatkan dunia bebas cacar variola