8
 PAR / 30 / 2012 PROPOSAL PROGRAM BANTUAN DANA PENELITIAN PAR TIC IPATOR Y ACTION RES EAR CH (PAR) PENGUATAN MADRASAH DALAM MENGE LOLA KERAGAMAN SISWA (DIVERSE STUDENTS) MELALUI PENGEMBANGAN KOMPETENSI MULTIKULTURAL GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 CIAMIS JAWA BARAT Oleh : 1. Dr. Husni, M.Pd. (Ketua) 2. Ki swa nda , M. Pd. (Anggota) 3. Soni Samsu Ri jal, M. Pd.I. (Anggota) INS TIT UT AGA MA ISL AM DAR USS ALAM Jl. K.H. Ahma d Fadlil No. 8, Kot ak Pos 2 Ciamis Jawa Barat 46271  Tlp. 0265-774377; Fax. 0265-774376; E-mail: [email protected]; URL: http://www.iaid.ac .id 2012

Participatory Action Research 2012

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Participatory Action Research 2012

5/14/2018 Participatory Action Research 2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/participatory-action-research-2012 1/8

 

PAR / 30 / 2012

PROPOSALPROGRAM BANTUAN DANA PENELITIAN

PARTICIPATORY ACTION RESEARCH (PAR)

PENGUATAN MADRASAH DALAM MENGELOLA KERAGAMAN

SISWA (DIVERSE STUDENTS) MELALUI PENGEMBANGANKOMPETENSI MULTIKULTURAL GURU DI MADRASAH ALIYAH

NEGERI 2 CIAMIS JAWA BARAT

Oleh :

1. Dr. Husni, M.Pd. (Ketua)

2. Kiswanda, M.Pd. (Anggota)

3. Soni Samsu Rijal, M.Pd.I. (Anggota)

INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAMJl. K.H. Ahmad Fadlil No. 8, Kotak Pos 2 Ciamis Jawa Barat 46271

 Tlp. 0265-774377; Fax. 0265-774376; E-mail: [email protected]; URL: http://www.iaid.ac.id

2012

Page 2: Participatory Action Research 2012

5/14/2018 Participatory Action Research 2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/participatory-action-research-2012 2/8

 

PAR / 30 / 2012

CONCEPTNOTE 

PROGRAM BANTUAN PENELITIAN

PARTICIPATORY ACTION RESEARCH (PAR)

PENGUATAN MADRASAH DALAM MENGELOLA KERAGAMAN

SISWA (DIVERSE STUDENTS) MELALUI PENGEMBANGAN

KOMPETENSI MULTIKULTURAL GURU DI MADRASAH ALIYAH

NEGERI 2 CIAMIS JAWA BARAT

Page 3: Participatory Action Research 2012

5/14/2018 Participatory Action Research 2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/participatory-action-research-2012 3/8

 

1

A. Isu dan Fokus Pemberdayaan

1. Isu Pemberdayaan

Keragaman siswa atau pembelajar (diverse students / learners) telah menjadi isu

sentral pendidikan sejak beberapa tahun terakhir.1

Isu itu terkait dengan fakta bahwa peserta

didik suatu lembaga pendidikan adalah kumpulan anak-anak yang berbeda secara intelektual,

minat, bakat, gaya belajar, tradisi keagamaan, serta latar belakang sosial dan ekonomi.

Pengelolaan yang baik oleh lembaga pendidikan terhadap keragaman siswa itu akan

menyebabkan kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang bermakna serta berimplikasi pada

keberhasilan belajar siswa. Sebaliknya, pengabaian terhadap keragaman siswa dapat

berdampak pada kegagalan siswa untuk mengoptimalkan potensi dirinya, bakat, dan

minatnya.

Lembaga-lembaga pendidikan formal, termasuk Madrasah Aliyah Negeri 2 (MAN 2)

Ciamis, sejauh ini kurang memberikan perhatian yang semestinya terhadap realitas siswa

yang beragam itu. Kalau pun sejumlah lembaga pendidikan menerapkan kebi akan akselerasi

dan pengayaan sebagai ikhtiar menghadapi keragaman siswa, kebijakan itu terlalu

menekankan pada keragaman siswa secara intelektual, sementara keragaman dan perbedaan

gaya belajar, tradisi keagamaan, latar belakanag kultural, sosial, dan ekonomi kurang

mendapat perhatian, baik pada level kebijakan madrasah maupun dalam lingkup

pembelajaran oleh guru.

2. Fokus Pemberdayaan

Penguatan terhadap madrasah dalam mengelola isu keragaman siswa—khususnya

yang berkenaan dengan perbedaan gaya belajar, tradisi keagamaan, latar belakanag kultural,

sosial, dan ekonomi—dilakukan dengan memberdayakan para guru melalui pengembangan

kompetensi multikultural mereka. Kompetensi multikultural yang dimaksud di sini adalah

1 Amy J. Mazur & Patricia Rice Doran, Teaching Diverse Learners: Principles for Best Practice

(London: Sage Ltd., 2010), h. 6 – 15. Lihat juga, Donna Walker Tileston, What Every Teacher Should Know

 About Diverse Learners (California: Corwin A Sage Company, 2010), h. 26. Catherine Collier, RTI for Diverse

 Learners: More than 200 Instructional Interventions (California: Corwin A Sage Company, 2010), h. 55;

Page 4: Participatory Action Research 2012

5/14/2018 Participatory Action Research 2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/participatory-action-research-2012 4/8

 

2

pengetahuan, kesadaran, dan keterampilan yang diperlukan guru untuk bekerja secara efektif 

dalam berbagai kelompok yang beragam serta bekerja dengan diversitas isu yang kompleks2.

Dengan mengadaptasi gagasan Farid Elashmawi, Philip P. Harris, dan James A.

Bank 3, kompetensi multikultural yang hendak dikembangkan di kalangan para guru meliputi:

(a) keterbukaan dan fleksibilitas dalam mengelola keragaman siswa, (b) kemampuan

memahami perbedaan gaya belajar siswa; (c) kesiapan dalam menerima perbedaan disiplin

ilmu, latar belakang, ras, dan gender; (d) penghormatan terhadap siswa dari kalangan

minoritas, (e) kesediaan untuk bekerja sama dengan berbagai pihak; (f) berorientasi pada

program dan masa depan; (g) sensitif terhadap perilaku etnik para siswa, dan (h) sensitif 

terhadap kemungkinan adanya kontroversi tentang materi ajar.

Kompetensi multikultural guru itulah yang akan dikembangkan sebagai upaya untuk 

memberdayakan dan memperkuat madrasah dalam mengelola keragaman siswa di Madrasah

Aliyah Negeri 2 (MAN 2) Ciamis Jawa Barat.

B. Alasan Memilih Subyek Dampingan

Pemilihan MAN 2 Ciamis sebagai subyek dampingan penelitian ini didasarkan pada

sejumlah pertimbangan, baik dari aspek siswa dan guru, maupun dari aspek kelembagaan.

Pertimbangan dari aspek siswa adalah: (1) Siswa madrasah ini berasal dari berbagai latar

belakang ekonomi, sosial, budaya, dan tradisi keagamaan. (2) Para siswa yang berasal dari

berbagai desa di Kabupaten Ciamis sebagian besar tinggal di sejumlah pondok pesantren di

sekitar madrasah, di mana antara satu pondok pesantren dengan pondok pesantren lainnya

memiliki karakteristik yang tidak sama.

Dari aspek guru, pemilihan MAN 2 Ciamis sebagai subyek dampingan didasarkan

pada pertimbangan keragaman kualifikasi, latar belakang pendidikan, dan keahlian guru

belum didukung oleh kompetensi multikultural yang memadai yang memungkinkan guru

2Dafina Lazarus Stewart, Multicultural Student Services on Campus: Building Bridges, Re-Visioning

Community (Virginia: Stylus Publishing, 2011), h. 270.3

Farid Elashmawi & Philip R. Harris, Multicultural Management: New Skills for Global Success.

(Malaysia: S. Abdul Majeed & Co., 1994), h. 6-7; James A. Banks, Multicultural Education: Issues and 

Perspectives. (Boston-London: Allyn and Bacon Press, 1989), h. 104-105.

Page 5: Participatory Action Research 2012

5/14/2018 Participatory Action Research 2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/participatory-action-research-2012 5/8

 

3

menyelenggarakan proses pembelajaran yang variatif, beragam, serta menghargai perbedaan

siswa secara intelektual, gaya belajar, tradisi keagamaan, latar belakanag kultural, sosial, dan

ekonomi. Sementara itu, pertimbangan dari aspek kelembagaan adalah karena MAN 2

Ciamis terletak di pusat kota kabupaten dan berada di tengah komunitas yang majemuk dari

segi agama, etnis, ekonomi, dan sosial.

C. Kondisi Subyek Dampingan Saat Ini

Hasil riset pendahuluan (  preliminary research) menghasilkan beberapa informasi

yang menggambarkan kondisi MAN 2 Ciamis saat ini. Dari aspek fisik, madrasah ini

didukung oleh sarana dan prasarana pendidikan yang cukup lengkap dan memadai. Ruang

kelas yang tersedia di madrasah ini sebanyak 21 ruangan. Madrasah ini juga didukung oleh

fasilitas laboratorium IPA, laboratorium bahasa, laboratorium komputer, laboratorium

editing audio-video, bengkel tata busana, bengkel radio dan televisi, serta pertukangan.

Akan tetapi, kelengkapan sarana dan prasarana itu belum dimanfaatkan secara

optimal untuk menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran yang menghargai keragaman

siswa (diverse students / diverse learners). Kebijakan madrasah lebih ditekankan pada upaya

mencapai prestasi setinggi-tingginya di bidang sains dengan memberikan prioritas kepada

kelas atau program IPA. Sementara itu, program keagamaan dan IPS seakan-akandiperlakukan sebagai kelas kedua dan bukan menjadi prioritas pengembangan. Pada level

kelas, proses pembelajaran pada sejumlah mata pelajaran, khususnya mata pelajaran rumpun

Pendidikan Agama Islam, juga kurang memberikan penghargaan terhadap keragaman latar

belakang dan tradisi keagamaan siswa. Padahal, latar belakang dan tradisi keagamaan siswa

di madrasah ini tidak homogen. Mereka mewakili kultur dan tradisi keagamaan umat Islam

di Tanah Air.

D. Kondisi Dampingan yang Diharapkan

Keragaman siswa pada sebuah lembaga pendidikan seharusnya dipandang sebagai

rahmat atau anugerah. Karena, keragaman siswa adalah kekayaan atau khazanah lembaga

pendidikan. Kondisi yang diharapkan dari penelitian tindakan partisipatif ini adalah

terpenuhinya hak setiap siswa untuk mengembangkan potensi dirinya secara optimal sesuai

Page 6: Participatory Action Research 2012

5/14/2018 Participatory Action Research 2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/participatory-action-research-2012 6/8

 

4

dengan kapasitas intelektual, minat, bakat, serta akar-akar tradisi keagamaan, ekonomi, dan

budaya mereka.

Kebijakan madrasah diharapkan memihak kepada semua siswa tanpa memandang

perbedaan kecerdasan, intelektualitas, minat, bakat, tradisi keagamaan, latar belakang

ekonomi, sosial, dan budaya. Madrasah tidak lagi mengistimewakan siswa yang memiliki

kelebihan pada mata pelajaran IPA tetapi kurang memperhatikan para siswa yang berminat

pada pengembangan bidang keagamaan.

Melalui penelitian ini diharapkan para guru di madrasah ini memiliki kecakapan dan

kompetensi untuk (a) terbuka dan fleksibel dalam mengelola keragaman siswa, (b) paham

dan menghargai perbedaan gaya belajar siswa; (c) siap menerima perbedaan disiplin ilmu,

latar belakang, ras, dan gender; (d) respek terhadap siswa dari kalangan minoritas, (e)

bersedia bekerja sama dengan berbagai pihak; (f) berorientasi pada program dan masa

depan; (g) sensitif terhadap perilaku etnik para siswa, dan (h) sensitif terhadap kemungkinan

adanya kontroversi tentang materi ajar.

E. Strategi yang Dilakukan

Fokus pemberdayaan dalam penelitian tindakan partisipatif ini adalah pengembangan

kompetensi multikultural guru. Terdapat sejumlah strategi yang dapat dilakukan untuk 

mengembangkan kompetensi itu. Dalam penelitian tindakan partisipatif ini strategi yang

digunakan ada tiga, yaitu stratgei Model ABC ( ABC’s Model) dari Hong Xu4, strategi the

Cultural Immersion Project  dari Lynda R. Wiest5, dan stragi Issues Exchange Activity dari

Patricia L. Marshall6 yang telah dimodifikasi.

Strategi pertama, yaitu model ABC didasarkan pada premis bahwa seseorang harus

memahami latar belakang budayanya sendiri dan nilai-nilai yang eksis di dalamnya sebelum

memahami latar belakang kultural orang lain. Belajar tentang pengalaman hidup orang lain

Hong Xu, Preservice Teachers Integrate Understandings of Diversity Into Literacy Intruction: An

 Adaptation of the ABC’s Model (Journal of Teacher Education, 2000, 51 [2]), h. 135-148.5

Lynda R. Wiest, Using Immersion Experiences to Shake Up Preservice Tachers’ Views About Cultural

 Diffrerences (Journal of Teacher Education, 1998, 49 [5]), h. 358-3656

Patricia L. Marshall, Toward Developmental Multicultural Education: Case Study of the Issues

 Exchange Activity (Journal of Teacher Education, 1998, 49 [1]), h. 57-65

Page 7: Participatory Action Research 2012

5/14/2018 Participatory Action Research 2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/participatory-action-research-2012 7/8

 

5

akan membawa seseorang kepada kultur orang tersebut, dan analisis lintas budaya tentang

budaya sendiri dan kultur orang lain, dapat meningkatkan kesadaran akan kesamaan dan

perbedaan di antara berbagai budaya. Pengembangan kompetensi multikultural dengan

model ABC ini dilakukan dengan menggunakan empat komponen, yaitu: (1) Penulisan

otobiografi, di mana para guru diminta menulis otobiografi dengan memasukkan nilai-nilai

budaya, pengalaman hidup, serta pengalaman belajar mereka. (2) Penulisan biografi, yaitu

meminta guru untuk menulis biografi seorang siswa yang memuat tentang latar belakang

keluarga dan budaya, dan pengalaman belajar di rumah dan di madrasah. (3) Analisis lintas

budaya, yaitu guru diminta mengidentifikasi persamaan dan perbedaan antara otobiografi

dengan biografi yang telah dibuatnya dengan menggunakan bagan (chart ). (4) Analisis

perbedaan budaya, yaitu mendiskusikan hasil analisis lintas budaya.

Strategi kedua yaitu the Cultural Immersion Project  bertujuan membantu guru

mendapatkan pemahaman mengenai budaya lain dan merasakan bagaimana menjadi anggota

kelompok minoritas, suatu status yang kerap kali subordinat di masyarakat. Model ini tidak 

akan diterapkan sebagaimana aslinya ketika digunakan oleh Lynda R. Wiest. Model ini

disesuaikan dengan konteks MAN 2 Ciamis dan kondisi para guru di madrasah itu. Melalui

model ini, kepada para guru akan diperlihatkan sejumlah video tentang kehidupan kaum

minoritas serta perlakuan yang kerap mereka terima dari kelompok mayoritas untuk 

kemudian para guru diminta mendiskusikannya. Dari model ini, diharapkan para guru

merasakan empati, respek, dan menghargai kelompok yang berbeda.

Adapun strategi ketiga, yaitu issues exchange activity yang telah dimodifikasi adalah

serangkaian dialog atau diskusi tentang suatu topik yang berhubungan dengan diversitas

budaya, baik di dalam sekolah maupun di masyarakat. Strategi ini terutama digunakan untuk 

meningkatkan pemahaman dan penghargaan para guru terhadap keragaman gaya belajar

siswa dan perbedaan tradisi keagamaan mereka.

F. Pihak-pihak yang Terlibat (Stakeholders) dan Bentuk Keterlibatannya

Pihak-pihak yang dilibatkan dalam penelitian tindakan partisipatif ini adalah para

peneliti, pimpinan madrasah, guru, dan siswa. Pertama, para peneliti berperan utama dalam

Page 8: Participatory Action Research 2012

5/14/2018 Participatory Action Research 2012 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/participatory-action-research-2012 8/8

 

6

proses perencanaan, pelaksanaan, refleksi, dan evaluasi. Kedua, para guru MAN 2 Ciamis

terlibat dalam proses peleksanaan kegiatan dan dalam kadar yang terbatas juga dilibatkan

dalam proses refleksi dan evaluasi. Sebagai fokus utama pendampingan, keterlibatan para

guru lebih banyak dibandingkan dengan stakeholders yang lain. Khusus dalam implementasi

strategi Issues Exchange Activity, beberapa guru bahkan diminta untuk presentasi tentang

keragaman gaya belajar siswa dan perbedaan tradisi keagamaan mereka.

Ketiga, penelitian ini juga melibatkan siswa khususnya pada tahap riset pendahuluan

(  preliminary research). Pada tahap pelaksanaan kegiatan, siswa dilibatkan dalam proses

refleksi dan evaluasi kegiatan pembelajaran yang dibimbing para guru. Keempat ,

keterlibatan kepala madrasah dalam penelitian partisipatif ini terbatas pada pra dan

pascapenelitian. Dalam proses penelitian, keterlibatan stakeholders ini tidak banyak.

Daftar Pustaka

Banks, James A. (1989) Multicultural Education: Issues and Perspectives. Boston-London:

Allyn and Bacon Press.

Catherine Collier (2010) RTI for Diverse Learners: More than 200 Instructional

 Interventions. California: Corwin A Sage Company

Elashmawi, Farid & Philip R. Harris (1994) Multicultural Management: New Skills for 

Global Success. Malaysia: S. Abdul Majeed & Co.

Marshall, Patricia L. (1998) Toward Developmental Multicultural Education: Case Study of 

the Issues Exchange Activity. Journal of Teacher Education, 49 (1), 57-65

Mazur, Amy J. & Patricia Rice Doran (2010) Teaching Diverse Learners: Principles for 

 Best Practice. London: Sage Ltd.

Stewart, Dafina Lazarus (2011) Multicultural Student Services on Campus: Building

 Bridges, Re-Visioning Community. Virginia: Stylus Publishing.

Tileston, Donna Walker (2010) What Every Teacher Should Know About Diverse Learners.

California: Corwin A Sage Company

Wiest, Lynda R. (1998) Using Immersion Experiences to Shake Up Preservice Tachers’Views About Cultural Diffrerences. Journal of Teacher Education, 49 (5), 358-365

Xu, Hong (2000) Preservice Teachers Integrate Understandings of Diversity Into Literacy

Intruction: An Adaptation of the ABC’s Model. Journal of Teacher Education, 51

(2), 135-148.