17
PASTA GIGI Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Kimia Umum

Pasta Gigi 5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pasta gigi

Citation preview

Page 1: Pasta Gigi 5

PASTA GIGI

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Kimia Umum

Page 2: Pasta Gigi 5

Disusun oleh :

Estu Rahadian P

0800020

Kimia C 2008

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA

DAN

ILMU PENGETAHUAN ALAM

Page 3: Pasta Gigi 5

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penulisan

Perkembangan ilmu pengetahuan telah menjadikan hidup kita lebih mudah. Banyak ilmu pengetahuan yang telah berkembang pesat demi memudahkan kehidupan manusia. Salah satu contoh dari ilmu pengetahuan adalah Kimia (Chemistry). Kimia adalah salah satu ilmu pengetahuan yang berkembang pesat saat ini. Tidak dapat dipungkiri bahwa segala macam bentuk barang pasti bersangkut paut dengan kimia. Contoh kecil saja dalam skala rumah tangga lebih dari 50 barang yang bersangkut paut dengan kimia. Misalnya, pasta gigi, sabun, sikat gigi, belum lagi dalam hal lainnya seperti memasak, dan hal lainnya.

Untuk itu, makalah ini disusun untuk menjelaskan salah satu dari barang-barang yang kita pakai sehari-hari dalam ruang lingkup keluarga yang berkaitan dengan kimia. Dalam hal ini penulis akan menjelaskan tentang “Pasta Gigi” yang sering dipakai untuk membersihkan gigi dari sisa makanan dan plak yang melekat pada gigi.

Page 4: Pasta Gigi 5

Tujuan Penulisan

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan penulis khususnya dan pembaca pada umumnya tentang apa saja yang terkait dengan judul makalah ini yaitu tentang pasta gigi.

Metode Penelitian

Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, penulis menggunakan metode-metode sebagai berikut :

Pengamatan Langsung (Observasi)

Melalui metode ini penulis melakukan penelitian secara langsung tentang pasta gigi. Yaitu mengamati bentuk yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Pencarian data dari Internet (Searching from internet)

Dengan metode ini penulis dapat mengumpulkan bahan lebih banyak mengenai pasta gigi. Baik dari segi komposisi pasta gigi pada umumnya, bahan tambahan, dll.

BAB II

Page 5: Pasta Gigi 5

PEMBAHASAN

Sejarah Pasta Gigi

Pasta gigi adalah sejenis pasta yang digunakan untuk membersihkan gigi, biasanya dengan sikat gigi. Di Indonesia, pasta gigi sering juga disebut Odol, yaitu salah satu merek pasta gigi. Walaupun merek ini sudah berpuluh-puluh tahun tidak lagi dijual di Indonesia, nama Odol telah menjadi nama generik. Odol pertama kali diproduksi di Jerman oleh Dresden chemical laboratory Lingner, yang sekarang dikenal sebagai Lingner Werke AG pada tahun 1892 sebagai cairan pencuci mulut/mouthwash. Odol moutwash pada tahun 1900 an adalah merk ternama dan yang paling luas penggunaannya di hampir seluruh daratan Eropa.

Adalah Karl August Lingner yang pertama menciptakan Odol moutwash dan dia adalah orang yang giat mengkampanyekan Hidup Higienis. Dia juga dikenal sebagai orang pertama yang mengadakan International Hygiene Exhibition pada tahun 1911. Dia mendirikan musium The German Hygyene Museum di Dresden.

Dasar Pembuatan Pasta Gigi

Page 6: Pasta Gigi 5

Pasta yang baik haruslah bersifat :

1. Ketika digunakan untuk sikat gigi, dapat menghilangkan partikel-partikel asing, substansi makanan, plak dan membersihkan gigi.

2. Haruslah tidak bersifat toksik, memiliki rasa yang menyenangkan dan meninggalkan mulut dalam keadaan segar setelah penggunaannya.

Sebuah pasta gigi pada umumnya tersusun atas :

1. Agen Polishing (penggosok).

Merupakan salah satu bahan terpenting pasta gigi yang berfungsi untuk menghilangkan partikel makanan yang menempel pada gigi dan juga membantu menghilangkan diskolorisasi pada gigi. Pada umumnya, hampir separuh dari total berat pasta gigi adalah agen ini. Agen yang sering digunakan adalah : kapur presipitasi, trikalsium fosfat, alumunium fosfat, magnesium trisilikat, dll.

2. Agen Moistener (pelembab).

Biasanya ditambahkan ke dalam pasta gigi untuk menghindarkan terjadinya pengeringan dan pengerasan pasta. Yang sering digunakan adalah : gliserin, sorbitol, propilen glikol, dll.

3. Agen deterjen dan foaming (pembuat busa).

Berfungsi untuk membantu aksi agen polishing dengan membasahi gigi dan partikel makanan yang tertinggal di gigi juga berfungsi untuk mengemulsikan mukus (lendir). Jumlah deterjen yang digunakan bervariasi antara 1.5 – 5 % dari total berat pasta gigi. Bahan deterjen yang paling sering digunakan adalah : sodium lauril sulfat dan magnesium lauril sulfat.

Berfungsi untuk membantu aksi agen dengan membasahi gigi dan partikel makanan yang tertinggal di gigi juga berfungsi untuk mengemulsikan mukus (lendir). Jumlah deterjen yang digunakan bervariasi antara 1.5 – 5 % dari total berat pasta gigi. Bahan deterjen yang paling sering digunakan adalah : sodium lauril sulfat dan magnesium lauril sulfat.

4. Agen pengikat.

Agen ini sangat esensial untuk mencegah terjadinya pemisahan bahan pasta. Yang lazim digunakan adalah :

- Pati (Starch).

- Gum tragacanth.

- Sodium alginat (Manucol SA).

Page 7: Pasta Gigi 5

- Modified Irish Moss (Sangat bagus dan menjadikan pasta sangat stabil).

- Sintetik seperti : Propilen glukol.

5. Pemanis.

Untuk memberikan rasa manis pada pasta. Yang sering digunakan adalah sakarin dengan konsentrasi antara 0.1 – 1.3 %. Gula juga dapat digunakan namun sayangnya cenderung mengkristal.

6. Flavour (Pemberi rasa).

Untuk memberikan aroma atau rasa pada pasta dan menghindarkan terjadinya rasa eneg atau mual. Selain itu juga untuk menambah kesegaran pasta. Yang sering digunakan adalah minyak peppermint.

7. Pengawet.

Bahan pengawet haruslah bersifat non toksik dan berfungsi untuk menjaga struktur fisik, kimiawi dan biologi pasta. Misalnya adalah sodium benzoat atau sodium hidroxibenzoat.

Metode umum pembuatan pasta :

Agen pengikat didispersikan ke dalam moistener.

Deterjen dimasukkan ke dalamnya secara perlahan-lahan untuk menghindari kesulitan akibat berlimpahnya busa.

Air dan pengawet dimasukkan ke dalam campuran.

Page 8: Pasta Gigi 5

Pemanis dan agen polishing dicampurkan ke dalamnya dan diaduk dengan segera sampai pasta menjadi lembut.

Flavour dimasukkan ke dalamnya.

Keanekaragaman Pasta Gigi

kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan gigi membuat produsen pasta gigi hampir setiap tahun mengeluarkan jenis pasta gigi baru. lihat saja, pasta gigi yang ada di pasaran tidak lagi seperti pasta gigi dengan rasa segar, tetapi sudah sangat beragam macamnya.

rasa yang tersedia, dari rasa mint segar, buah-buahan, hingga herbal seperti daun sirih dan siwak. belum lagi kandungan tambahan seperti baking soda dan pemutih, yang membuat rasa pasta gigi terasa berbeda.

tidak hanya rasa yang bermacam-macam, penampilan pasta gigi itu juga sangat beragam. ada yang warnanya merah-putih, biru, hijau, ungu, bahkan bening.

semua pasta gigi memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. menurut drg christine m budiman sport, sebaiknya masyarakat tidak memakai satu macam pasta gigi saja. "jarang ada pasta gigi mengandung bahan-bahan yang kita butuhkan secara lengkap. misalnya, ada pasta gigi yang khusus untuk menimbulkan rasa kesat, ada yang untuk gusi berdarah, dan sebagainya. jika dia sering mengganti pasta giginya, maka akan semakin baik. dia akan mendapatkan kelebihan yang dikandung dari tiap-tiap pasta gigi itu.

Page 9: Pasta Gigi 5

Dampak Detergen dalam Pasta Gigi

Mulut dan gigi mutlak bersih dan segar. Selain menjadikannya sehat dan kuat, penampilan pun semakinpede.

Menggosok gigi teratur merupakan kebiasaan yang harus dijalani untuk menjaga kebersihan gigi. Para dokter gigi menyarankan melakukannya minimal dua kali sehari, sesudah sarapan pagi dan sebelum tidur malam.

Salah satu syarat gosok gigi efektif, tentu dengan menggunakan pasta gigi. Namun, tidak sembarang pasta gigi dapat dipakai. Di pasaran banyak ditemukan pasta gigi beragam merek, mulai produksi dalam negeri maupun impor.

Ternyata, sebagian besar merek pasta gigi yang ada menggunakan deterjen dalam formula mereka. Kandungan deterjen inilah yang menghasilkan efek banyak busa.

Beberapa hasil penelitian yang dilakukan para ahli menemukan, pemakaian deterjen lebih banyak memiliki efek negatif. Penelitian yang dilakukan Bente Brokstad Herlofson dan Barkvoll dari Department of Oral Surgery and Oral Medicine, Dental Faculty, University of Oslo, Norwegia, membandingkan efek penggunaan pasta gigi dengan deterjen dan bebas deterjen.

Tujuan penelitian klinis tersebut untuk meneliti efek dari jenis pasta gigi yang menggunakan deterjen dengan kandungan sodium lauryl sulfate( SLS) dan cocoamidopropylbetaine (CAPB) dibandingkan dengan pasta gigi bebas deterjen pada 30 pasien yang mengalami recurrent aphthous mouth ulcers(RAU) atau luka seperti bisul yang terus-menerus.

Penelitian tersebut selama enam minggu. Pada periode tersebut, pasien diminta untuk menggosok gigi dua kali sehari dengan dua jenis pasta gigi berbeda. Dari hasil penelitian tersebut dapat dinilai lokasi dan jumlah dari luka bisul yang terlihat.

Page 10: Pasta Gigi 5

Frekuensi yang lebih tinggi secara signifikan dari penampakan luka pada mulut ditunjukkan ketika pasien menggosok gigi dengan pasta gigi yang mengandung sodium sulfate lauryl sulfate (SLS), dibandingkan dengan pasta gigi yang mengandung cocoamidopropyl betaine (CAPB) atau pasta gigi bebas deterjen.

Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa efek dari SDS yang membuat lapisan musin dalam mulut tidak berfungsi secara alami yaitu dengan membuka lapisan dasar epitelium, ternyata memengaruhi timbulnya peningkatan RAU.

"Pasta gigi yang bebas kandungan SLS bisa direkomendasikan dengan pasien yang mengalami luka bisul di mulut secara terusmenerus," kata Herlofson.

Penelitian lainnya mengenai efek dari SLS dilakukan oleh Chahine L, Sempson N, dan Wagoner C dalam laporan bertajuk "The effect of sodium lauryl sulfate on recurrent aphthous ulcers: a clinical study".

Berkurangnya angka dari kemunculan RAU secara statistik diobservasi selama 2 bulan. Mereka mengamati penggunaan pasta gigi yang bebas SLS dan pasta gigi dengan kandungan SLS.

"Hasil penelitian ini mendukung penelitian independen sebelumnya yang menyarankan penggunaan pasta gigi tanpa SLS untuk orang-orang yang mengalami RAU," tegas Chachine dalam laporannya.

Drg MD Vela Momang dari PT Enzym Bioteknologi Internusa mengungkapkan, sebenarnya penggunaan deterjen pada pasta gigi dimulai ketika penggunaan batu apung dan fluoride sebagai bahan pasta gigi tidak saling mengikat.

"Salah satu versi menyebutkan, awalnya menyikat gigi dimulai dari para bangsawan Mesir dengan menggunakan sejenis rumput-rumputan," kata Vela.

Penelitian tersebut kemudian berkembang dengan penggunaan serbuk batu apung. Lalu pada saat Perang Dunia I di Prancis ditemukan masyarakat suatu desa yang giginya bagus.

"Ternyata, air yang mereka gunakan mengandung fluor. Disatukanlah pemakaian serbuk batu apung dan fluor," papar Vela.

Namun, kedua bahan tersebut ternyata tidak bisa berfungsi secara optimal. Kemudian, mulailah digunakan bahan deterjen dan fluoride. Fungsi deterjen untuk mengangkat lemak, sementara itu fungsi fluoride untuk memperkuat gigi.

"Ternyata dari penggunaan deterjen, ada efek samping yaitu berupa perubahan indra perasa. Bisa dibuktikan, jika seseorang menggosok gigi dengan pasta gigi yang mengandung deterjen kemudian makan atau minum, rasanya akan berubah. Meskipun hanya sementara," sebutnya.

Page 11: Pasta Gigi 5

Bahaya Flour dalam Pasta Gigi Anak

Penambahan fluorida dalam pasta gigi yang beredar di Indonesia dimulai pada tahun 1979 oleh salah satu pioneeer produsen pasta gigi indonesia, saat ini seluruh pasta gigi yang diproduksi oleh produsen yang tergabung dalam Asosiasi Industri Pasta Gigi Indonesia (AIPI) seluruhnya meiliki kandungan fluorida.

Menurut Standar Nasional Indonesia kadar fluor yang dipersyaratkan dalam pasta gigi untuk orang dewasa adalah 800-1500 ppm (SNI 12-3524-1995) sedangkan bagi pasta gigi anak adalah 500-1000 ppm (SNI 16-4767-1998). Berdasarkan Pera-turan Menteri Kesehatan No. 445/Menkes/Per/V/1998 Lampiran 1#34 disebutkan bahwa batas maksimum garam fluorida dan turunannya dalam sediaan higiene mulut adalah 0,15 % (setara dengan 1500 ppm), jumlah ini sesuai dengan aturan Asean Cosmetic Directive 76/768/EEC Annex III Bagian 1, aturan FDA Amerika Serikat, serta ISO 11609.

Penelitian yang dilakukan oleh Public Interest Research and Advocacy Center Lembaga Konsumen Jakarta (KKJ PIRAC) pada 9 merek pasta gigi anak menunjukan bahwa hanya 1 merek yang kandungan fluor-nya dibawah atau sama dengan SNI (maksimal 1000 ppm), sisanya diatas standar. Oleh karena itu disimpulkan bahwa kadar fluor dalam pasta gigi untuk anak di Indonesia membahayakan karena di atas standar, lembaga ini menyarankan agar SNI menurun-kan syarat kandungan fluor dalam pasta gigi anak menjadi 250-500 ppm.

Kondisi ini akan lebih berba-haya bila penelitian Prof. Dirk Vanden Berghe dari Universitas Antwerpen Swedia terbukti juga di Indonesia yaitu bahwa 30-40 % pasta gigi ditelan oleh anak-anak pada saat menyikat gigi, ini terjadi terutama pada pasta gigi yang diberi rasa buah.

Untuk mengatasi efek negatif fluor pada konsumen anak agaknya pengawasan penerapan SNI pada produk pasta gigi anak perlu diawasi karena ternyata ada perbedaan antara nilai yang dicantumkan dengan nilai yang sebenarnya terkandung didalam pasta gigi.

Page 12: Pasta Gigi 5

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pasta gigi atau sering kita sebut odol adalah sejenis pasta yang digunakan untuk membersihkan gigi. Pasta gigi dibuat pertama kali di Jerman oleh Karl August Lingner. Dan diberi nama odol iang sampai hari ini menjadi ama generic untk pasta gigi. Pasta gigi yang baik adalah pasta gigi yang tidak mengandung detergen. Berbagai macam pasta gigi dan berbagai rasanya telah dibuat untuk menarik perhatian konsumen agar memilih pasta gigi itu. Menurut anjuran salah satu dokter yaitu drg christine m budiman sport, bahwa masyarakat dianjurkan untuk memakai berbagai macam pasta gigi agar dapat mengambil manfaat dari bahan aktifnya.

Page 13: Pasta Gigi 5

3.2. Saran

Dari semua data diatas telah dijelaskan bahwa kita periu berlaku hidup sehat salah satunya dengan perawatan gigi dan mulut. Tapi kita harus pandai memilih pasta gigi untuk kesehatan gigi kita. Contoh pasta gigi yang baik adalah pasta gigi tanpa detergen dan tidak terlalu banyak mengandung fluoride. Karena selain detergen dapat menghilangkan rasa sesaat, detergen juga dapat menimbulkan bisul-bisul kecil pada mulut. Oleh sebab itu, tentukanlah pasta gigi yang baik bagi hidip anda.

DAFTAR PUSTAKA

Page 14: Pasta Gigi 5

http://www.google.com/pasta gigi/ pasta gigi

http://en.wikipedia.org/wiki/Toothpaste#Striped_toothpaste

http://www.witoelar.com/aree/pop/Multicolored Toothpaste.pdf

15