Upload
andisitihardiyanti
View
26
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
musculoskeletal
Citation preview
GOUT ARTHRITIS
Yogi Rinaldi (10 2011 213)
Melisa (10 2011 340)
Shirley Patricia (10 2012 013)
Angelina Maria Alfionita Makin (10 2012 051)
Valenchia Jeandry (10 2012 221)
Melisa (10 2012 226)
Raena Sepryana (10 2012 309)
I Gede Karyasa (10 2012 437)
Puti Khairina (10 2012 465)
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacan
1
PENDAHULUAN
Gout adalah penyakit dimana terjadi penumpukan asam urat dalam tubuh secara
berlebihan, baik akibat produksi yang meningkat, pembuangannya melalui ginjal yang
menurun, atau akibat peningkatan asupan makanan kaya purin. Setiap orang memiliki asam
urat di dalam tubuh, karena pada setiap metabolisme normal dihasilkan asam urat.
Normalnya, asam urat ini akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui feses (kotoran) dan urin,
tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat yang ada menyebabkan kadarnya
meningkat dalam tubuh. Hal lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat adalah kita
terlalu banyak mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak purin. Asam urat
yang berlebih selanjutnya akan terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri
atau bengkak. Beberapa jenis makanan dan minuman yang diketahui bisa meningkatkan
kadar asam urat adalah alkohol, ikan hearing, telur, dan jeroan. Ikan hearing atau sejenisnya
(sarden), dan jeroan merupakan sumber senyawa sangat potensia
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Fisik:
- Artritis monoartikular
- Sendi yang terkena berwarna kemerahan
- Pembengkakan dan sakit pada sendi MTP I
- Serangan pada sendi MTP 1 unilateral
- Serangan pada sendi tarsal unilateral
- Dugaan tofus
Pemeriksaan penunjang:
- LED, CRP.Analisis cairan sendi.
- Asam urat darah dan urin 24 jam.
- Ureum, kreatinin, CCT.
- Radiologi sendi.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah
(>6 mg%). Kadar asam urat normal dalam serum pada pria 8 mg% dan pada wanita 7 mg%.
pemerisaan kadar asam urat ini akan lebih tepat lagi bila dilakukan dengan cara enzimatik.
Kadang – kadang didapatkan leukositosis ringan dengan LED meninggi sedikit. Kadar asam
urat dalam urin juga sering tinggi (500 mg%/liter per 24 jam).2
2
Arthrocentesis adalah prosedur tetap yang umum dilakukan di bawah anestesi lokal.
Dengan menggunakan teknik steril, cairan ditarik (disedot) dari sendi yang meradang
menggunakan jarum suntik. Cairan sendi ini kemudian dianalisis untuk kristal asam urat dan
untuk infeksi. Mengkilap, kristal asam urat seperti jarum, yang terbaik bisa dilihat dengan
mikroskop polarisasi khusus. Diagnosis gout juga dapat ditegakkan dengan menemukan
Kristal asam urat ini dari bahan yang diambil dari nodul tophi dan cairan bursitis.3
Disamping pemeriksaan tersebut, pemeriksaan cairan tofi juga penting untuk
menegakkan diagnosis. Diagnosis dapat dipastikan bila ditemukan gambaran Kristal asam
urat (berbentuk lidi) pada sediaan mikroskopik.2
Anamnesis
- Pasien akan datang dengan keluhan sendi kemerahan disertai nyeri akut,
seringkali pada ibu jari.
- Berjalan mungkin sulit karena nyeri atau bahkan jika seprai menyentuh kaki.
- Biasanya hal ini berlangsung mulai dari beberapa hari hingga beberapa minggu.
- Adakah gejala sistemik (misalnya demam)? Jika menggigil harus segera
dipertimbangakan dengan arthritis septic.
- Gout lebih banyak mengenai pria dibanding wanita dan paling sering pada usia
setengah baya.
- Onset dini menandakan adanya penyakit ginjal adan atau gangguan enzimatik.1
GEJALA KLINIS
Perjalanan arthritis gout terdiri dari beberapa stadium :
1. Hiperuresemia asimtomatis
Normal asam urat serum pada laki – laki aadalah 5,1 ± 1,0mg/dl dan pada
perempuan adalah 4,0 ± 1,0mg/dl. Nilai – nilai ini meningkat sampai 9-10mg/dl pada
seseorang dengan gout. Dalam tahap ini pasien tidak menunjukkan gejala – gejala
selain dari peningkatan asam urat serum. Hanya sebagian kecil dari pasien
hiperuresemia asimtomatik yang berlanjut menjadi serangan gout akut.
2. Artritis gout akut
Pada tahap ini terjadi onset mendadak pembengkakan dan nyeri yang luar
biasa, biasanya di sendi ibu jari kaki. Serangan gout akut biasanya pulih tanpa
pengobatan, tetapi dapat memakan waktu 10-14 hari.
3
Perkembangan dari serangan akut gout umumnya mengikuti serangkaian peristiwa
berikut. Mula – mula terjadi hipersaturasi dari urat plasma dan cairan tubuh.
Selanjutnya diikuti oleh penimbunan di dalam dan sekeliling sendi – sendi.
Mekanisme terjadinya kristalisasi urat setelah keluar dari serum masih belum jelas
dimengerti. Serangan gout seringkali terjadi sesudah trauma local atau tofi, yang
mengakibatkan peningkatan cepat konsentrasi asam urat local. Tubuh mungkin tidak
dapat mengatasi peningkatan ini dengan baik, sehingga terjadi pengendapan asam urat
di luar serum. Kristalisasi dan penimbunan asam urat akan memicu serangan gout.
Kristal – Kristal asam urat memicu respon fagositik oleh leukosit, sehingga leukosit
memakan Kristal – Kristal urat dan memicu mekanisme peradangan lainnya. Respons
peradangan ini dapat dipengaruhi lokasi dan banyaknya timbunan Kristal asam urat.
3. Interkritis
Tidak terdapat gejala – gejala pada masa ini, yang dapat berlangsung dari
beberapa bulan sampai beberapa tahun. Kebanyakan orang mengalami serangan gout
berulang dalam waktu kurang dari 1 tahun jika tidak diobati.
4. Gout kronik
Dengan timbunan asam urat yang terus bertambah dalam beberapa tahun jika
pengobatan tidak dimulai. Peradangan kronik akibat Kristal – Kristal asam urat
mengakibatkan rasa nyeri, sakit dan kaku, juga pembesaran dan penonjolan sendi
yang bengkak. Onset dan ukuran tofi secara proporsional mungkin berkaitan dengan
kadar asam urat dalam serum.
Gout dapat merusak ginjal, sehingga ekskresi asam urat akan bertambah buruk.
Kristal Kristal asam urat dapat terbentuk dalam interstitium medulla, papilla dan pyramid,
sehingga timbul proteinuria dan hipertensi ringan. Batu ginjal urat juga dapat terbentuk
sebagai akibat sekunder dari gout.8
ETIOLOGI
Gejala arthritis akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan
kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu, dilihat dari penyebabnya ini termasuk
dalam golongan kelainan metabolik. Kelainan ini berhubungan dengan gangguan kinetik
asam urat yaitu hiperurisemia. Hiperurisemia pada penyakit ini terjadi karena :
1. Pembentukan asam urat yang berlebihan
a. Gout primer metabolik, disebabkan sintesis langsung yang bertambah
4
b. Gout sekunder metabolik, disebabkan pembentukan asam urat yang berlebihan
karena penyakit lain seperti leukima, terutama bila diobati dengan sitostatika,
psoariasis dan sebagainya.
2. Kurangnya pengeluaran asam urat melalui ginjal
a. Gout primer renal, terjadi karena gangguan eksresi asam urat di tubuli distal
ginjal yang sehat. Penyebabnya tidak diketahui.
b. Gout sekunder renal, disebabkan oleh karena kerusakan ginjal, misalnya pada
glomerulonefritis kronik atau gagal ginjal kronik.2
EPIDEMIOLOGI
Gout merupakan penyakit dominana pada pria dewasa. Sebagaimana yang
disampaikan Hippocrates bahwa gout jarang pada pria sebelum masa remaja sedangkan pada
perempuan jarang sebelum masa menopause. Pada tahun 1986 dilaporkan prevalensi gout di
amerika serikat adalah 13.6/1000 pria dan 6.4/1000 perempuan. Prevalensi gout bertambah
dengan meeningkatnya taraf hidup. Prevalensi antara wanita dan pria African amerika lebih
tinggi dibandingkaan dengan kelompok pria di Caucasian.5
Kadar asam urat darah antara pria dan wanita berbeda , dan juga anak – anak dan
orang dewasa. Dengan spektrofontometer diperoleh kadar asam urat darah pada pria 5,1 ± 1,0
mg/dl dan pada wanita 4,0 ± 1,0 mg/dl. Disebut hiperurisemia apabila kadara asam urat darah
mencapai 8,0 mg/100ml. tidak selalu hiperurisemia diikuti gout, namun secara umum
dikatakan bahwa resiko terjadinya gout bertambah, dengan bertambahnya konsentrasi asam
urat darah.6
Di Asia tenggara dan Pasifik, hiperurisemia dan penyakit pirai lebih sering
ditemukan. Insidens paling tinggi ditemukan pada pria bangsa Maori di New Zealand, yaitu
10 penderita tiap 100 orang. Epidemiologi penyakit pirai di Indonesia masih belum diketahui
dengan pasti, tetapi ada beberapa bukti bahwa penyakit pirai sering dijumpai, misalnya di
Sulawesi dan jawa.6
DIAGNOSIS
Kriteria ACR (1977) :
A. Didapatkan kristal monosodium urat di dalam cairan sendi atau
B. Didapatkan kristal monosodium urat di dalam tofus atau
5
C. Didapatkan 6 dari 12 kriteria berikut :
Inflamasi maksimal pada hari pertama
Serangan artritis akut lebih dari satu kali
Artritis monoartikular
Sendi yang terkena berwarna kemerahan
Pembengkakan dan sakit pada sendi MTP I
Serangan pada sendi MTP unilateral
Serangan pada sendi tarsal unilateral
Tofus
Hiperurisemia
PATOFISIOLOGI
Peningkatan kadar asam urat serum dapat disebabkan oleh pembentukan berlebihan
atau penurunan eksresi asam urat, ataupun keduanya. Asam urat adalah produk akhir
metabolisme purin. Secara normal, metabolisme purin menjadi asam urat dapat diterangkan
sebagai berikut:
Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur penghematan (salvage
pathway).
6
1. Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat melalui prekursor
nonpurin. Substrat awalnya adalah ribosa-5-fosfat, yang diubah melalui serangkaian
zat antara menjadi nukleotida purin (asam inosinat, asam guanilat, asam adenilat).
Jalur ini dikendalikan oleh serangkaian mekanisme yang kompleks, dan terdapat
beberapa enzim yang mempercepat reaksi yaitu: 5-fosforibosilpirofosfat (PRPP)
sintetase dan amidofosforibosiltransferase (amido-PRT). Terdapat suatu mekanisme
inhibisi umpan balik oleh nukleotida purin yang terbentuk, yang fungsinya untuk
mencegah pembentukan yang berlebihan.
2. Jalur penghematan adalah jalur pembentukan nukleotida purin melalui basa purin
bebasnya, pemecahan asam nukleat, atau asupan makanan. Jalur ini tidak melalui zat-
zat perantara seperti pada jalur de novo. Basa purin bebas (adenin, guanin,
hipoxantin) berkondensasi dengan PRPP untuk membentuk prekursor nukleotida
purin dari asam urat. Reaksi ini dikatalisis oleh dua enzim: hipoxantin guanin
fosforibosiltransferase (HGPRT) dan adenin fosforibosiltransferase (APRT).
Asam urat yang terbentuk dari hasil metabolisme purin akan difiltrasi secara bebas oleh
glomerulus dan diresorpsi di tubulus proksimal ginjal. Sebagian kecil asam urat yang
diresorpsi kemudian diekskresikan di nefron distal dan dikeluarkan melalui urin.7
Pada penyakit gout-arthritis, terdapat gangguan kesetimbangan metabolisme (pembentukan
dan ekskresi) dari asam urat tersebut, meliputi:
1. Penurunan ekskresi asam urat secara idiopatik
2. Penurunan eksreksi asam urat sekunder, misalnya karena gagal ginjal
3. Peningkatan produksi asam urat, misalnya disebabkan oleh tumor (yang
meningkatkan cellular turnover) atau peningkatan sintesis purin (karena defek enzim-
enzim atau mekanisme umpan balik inhibisi yang berperan)
4. Peningkatan asupan makanan yang mengandung purin
Peningkatan produksi atau hambatan ekskresi akan meningkatkan kadar asam urat dalam
tubuh. Asam urat ini merupakan suatu zat yang kelarutannya sangat rendah sehingga
cenderung membentuk kristal. Penimbunan asam urat paling banyak terdapat di sendi dalam
bentuk kristal mononatrium urat. Mekanismenya hingga saat ini masih belum diketahui.
7
Adanya kristal mononatrium urat ini akan menyebabkan inflamasi melalui beberapa cara:
1. Kristal bersifat mengaktifkan sistem komplemen terutama C3a dan C5a. Komplemen
ini bersifat kemotaktik dan akan merekrut neutrofil ke jaringan (sendi dan membran
sinovium). Fagositosis terhadap kristal memicu pengeluaran radikal bebas toksik dan
leukotrien, terutama leukotrien B. Kematian neutrofil menyebabkan keluarnya enzim
lisosom yang destruktif.
2. Makrofag yang juga terekrut pada pengendapan kristal urat dalam sendi akan
melakukan aktivitas fagositosis, dan juga mengeluarkan berbagai mediator
proinflamasi seperti IL-1, IL-6, IL-8, dan TNF. Mediator-mediator ini akan
memperkuat respons peradangan, di samping itu mengaktifkan sel sinovium dan sel
tulang rawan untuk menghasilkan protease. Protease ini akan menyebabkan cedera
jaringan.
Penimbunan kristal urat dan serangan yang berulang akan menyebabkan terbentuknya
endapan seperti kapur putih yang disebut tofi/tofus (tophus) di tulang rawan dan kapsul sendi.
Di tempat tersebut endapan akan memicu reaksi peradangan granulomatosa, yang ditandai
dengan massa urat amorf (kristal) dikelilingi oleh makrofag, limfosit, fibroblas, dan sel
raksasa benda asing. Peradangan kronis yang persisten dapat menyebabkan fibrosis sinovium,
8
erosi tulang rawan, dan dapat diikuti oleh fusi sendi (ankilosis). Tofus dapat terbentuk di
tempat lain (misalnya tendon, bursa, jaringan lunak). Pengendapan kristal asam urat dalam
tubulus ginjal dapat mengakibatkan penyumbatan dan nefropati gout.3,4
DIAGNOSIS BANDING
1. Osteoarthritis
Etiopathogenesis
Osteoarthritis merupakan penyakit sendi degeneratif yag berkaitan dengan
kerusakan kartilago sendi. Vertebra, panggul, lutut dan pergerlangan kaki paling
sering terkena OA. Para pakar yang meneliti penyakit ini sekarang berpendapat bahwa
OA ternyata merupakan penyakit gangguan homeostatis dari metabolisme kartilago
dengan kerusakan struktur proteoglikan kartilago yang penyebab jejasnya belum
diketahui. Jejas mekanis dan kimiawi paada sinovia sendi yang terjadi multifaktorial
antara lain karena faktor umur, stress mekanis atau penggunaan sendi yang
berlebihan, defek anatomik, obesitas, genetik, humoral dan faktor kebudayaan. Jejas
mekanis dan kimiawi ini diduga merupakan faktor penting yang merangsang
terbentuknya molekul abnormal dan produk degradasi kartilago didalam cairan
synovial sendi yang mengakibatkan terjadi inflamasi sendi, kerusakan khondrosit dan
nyeri. Osteoarthritis ditandai dengan fase hipertrofi kartilago yang berhubungan
dengan suatu peningkatan terbatas dari sintesismatriks makromolekul oleh khondrosit
sebagai kompensasi perbaikan.5
Gejala klinis
a. Nyeri sendi
Keluhan ini merupakan keluhan utama yang seringkali membawa pasien ke
dokter. Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan
istirahat. Nyeri pada OA juga dapat berupa peenjalaran, misalnya OA pada
servikal dan lumbal. OA lumbal yang menimbulkan keluhan nyeri di betis.
b. Hambatan gerakan sendi
Gangguan ini biasanya semakin berat dengan pelan – pelan sejalan dengan
bertambahnya rasa nyeri.
c. Kaku pagi
Pada beberapa pasien, nyeri atau kaku sendi dapat timbul setelah imobilitas,
seperti duduk di kursi atau di mobil dalam waktu yang cukup lama.
9
d. Krepitasi
Rasa gemeretak (kadang – kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit.
e. Pembesaran sendi
Pasien mungkin memnunjukkan salah satu sendinya (lutut atau tangan) secara
pelan – pelan membesar.
f. Perubahan gaya berjalan
Hampir semua pasien dengan OA akan berjalan pincang.5
2. Arthritis rheumatoid
Arthritis rheumatoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan
manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ.2
Gejala klinis
a. Kaku pada pagi hari
b. Arthritis pada 3 daerah. Terjadi pembengkakan jaringan lunak atau persendian
atau lebih efusi, bukan pembesaran tulang. Terjadi sekurang – kurangnya 3 sendi
secara bersamaan.
c. Arthritis pada persendian tangan. Sekurang – kurangnya terjadi pembengkakan
satu persendian tangan.
d. Arthritis simetris. Maksudnya keterlibatan sendi yang sama.
e. Nodul rheumatoid, yaitu nodul subkutan pada penonjolan tulang atau permukaan
ekstensor.
f. Faktor rheumatoid serum positif. Terdapat titer abnormal faktor rheumatoid serum
yang diperiksa dengan cara yang memberikan hasil positif kurang dari 5%
kelompok control.
g. Terdapat perubahan gambaran yang khas pada pemeriksaan rontgen pergelangan
tangan yang menunjukkan adanya suatu erosi atau dekalsifikasi tulang yang
berdekatan dengan sendi.2
3. Pseudogout
Pseudogout adalah suatu bentuk artritis yang terjadi ketika kristal kalsium
pirofosfat menumpuk dalam sendi. Meskipun kadang-kadang disebut sebagai
penyakit pengendapan kalsium pirofosfat dihidrat CPDD penyakit ini disebut
pseudogout karena fakta bahwa gejala dan membangun kristal mirip dengan asam
urat.
10
Seperti gout pseudogout ekstrim menyebabkan serangan tiba-tiba rasa sakit
dan pembengkakan sendi tertentu yang dapat berlangsung selama berhari-hari atau
berminggu-minggu. Namun tidak seperti asam urat yang biasanya menyerang kaki
besar pertama pseudogout biasanya hadir di lutut tetapi dapat juga mempengaruhi
bahu siku pergelangan tangan tangan atau pergelangan kaki. Selanjutnya pseudogout
dapat menjadi rematik kronis kondisi yang terasa lebih seperti osteoarthritis atau
rheumatoid arthritis.
Tidak seperti gout pseudogout tidak harus gender spesifik atau diet terkait dan
biasanya mempengaruhi dari orang di tahun enam puluhan dan sekitar dari mereka
yang berusia sembilan puluhan.5
PENATALAKSANAAN
Medika mentosa
A. Penatalaksanaan serangan akut
Ada beberapa yang harus diperhatikan dalam penatalaksanaan pasien dengan
serangan akut arthritis gout. Yang pertama bahwa pengobatan serangan akut dengan atau
tanpa hiperuresemia tidak berbeda. Obat yang diberikan pada serangan akut antara lain :
1. Kolkisin
Merupakan obat pilihan utama dalam pengobatan serangan arthritis gout
maupun pencegahannya dengan dosis lebih rendah. Efek samping yang sering
ditemui biasanya adalah sakit perut, diare, mual atau muntah – muntah. Kolkisisn
bekerja pada peradangan terhadap Kristal urat dengan menghambat kemotaksis sel
radang. Dosis oral 0,5-0,6 mg per jam sampai nyeri, mual atau diare hilang.
Kemudian obat dihentikan biasanya pada dosis 4-6 mg, maksimal 8 mg. dapat
diberikan intravena pada pasien yang tidak dapat menelan dengan dosis 2-3
mg/hari, maksimal 4 mg.dosis profilaksis 0,5-1 mg/hari. Hasil dari obat ini baik,
bila diberikan sebelum serangan.
2. OAINS
11
Semua jenis OAINS dapat diberikan, yang paling sering digunakan adalah
indometasin. Dosis awal indometasin 25-50 mg setiap 8 jam, diteruskan sampai
gejala menghilang (5-10 hari). Kontraindikasinya jika memiliki riwayat alergi
terhadap OAINS.
Kolkisin dan OAINS tidak dapat mencegah akumulasi asam urat, sehingga
tofi, batu ginjal dan arthritis gout menahun yang destruktif dapat terjadi setelah
beberapa tahun.
3. Kortikosteroid
Untuk pasien yang tidak dapat memakai OAINS oral, jika sendi yang
terserang monoartikuler, pemeberian intraartikuler sangat efektif, contohnya
triamsinolon 10-40 mg intraartikular. Untuk gout poliartikular, dapat diberikan
secara intravena (metal prednisolon 40mg/hari) atau oral (prednisone 40-60
mg/hari). Sebelum diberikan kortikosteroid, harus dilakukan dahulu sediaan apus
Gram dari cairan sendi, untuk membedakan gout dengan arthritis septic.
4. Analgesic
Diberikan bila rasa nyeri sangat berat. Jangan diberikan aspirin karena dalam
dosis rendah dapat menghamabat ekskresi asam urat dari ginjal dan memperberat
hiperuresemia.
B. Penatalaksanaan periode antara
Bertujuan mengurangi endapan asam urat dalam jaringan dan emnurunkan frekuensi
serta keparahan serangan.
1. Kolkisin secara teratur, diindikasikan untuk :
a. Mencegah serangan gout yang akan dating. Obat ini tidak memepengaruhi
tingginya kadar asam urat namun menurunkan frekuensi terjadinya
serangan.
b. Menekan serangan akut yang dapat terjadi akibat perubahan mendadak
dari kadar asam urat serum dalam pemakaian obat urikosurik atau
alopurinol.
2. Penurunan kadar asam urat serum
Diindikasikan pada arthritis akut yang sering dan tidak terkontrol kolkisin,
terdapat endapan tofi, atau kerusakan ginjal. Tujuannya untuk mempertahankan
kadar asam urat agar tetap dibawah 6 mg/dl, agar tidak terbentuk kristalisasi urat.
Ada 2 jenis obat yang dapat digunakan, yaitu kelompok urikosurik dan
inhibitor xantin oksidase seperti alupurinol. Pemilihannya tergantung dari hasil
12
urin 24 jam. Kadar dibawah 1000 mg/hari menandakan sekresi asam urat yang
rendah, sehingga harus diberikan obat urikosurik. Sedangkan untuk pasien yang
kadar asam uratnya diatas 1000 mg/hari diberikan alopurinol, karena terjadi
produksi asam urat yang berlebihan.
a. Obat urikosurik, bekerja menghambat reabsorbsi tubulus terhadap asam
urat yang telah difiltrasi dan mengurangi penyimpanannya, mencegah
pembentukan tofi yang baru dan mengurangi ukuran yang telah terbentuk.
Bila diberikan bersama kolkisin dapat mengurangi frekuensi serangan.
Indikasinya adalah peningkatan frekuensi serangan atau keparahannya.
Macam obat urikosurik : Probenesid (dosis awal 0,5 g/hari ditingkatkan
secara bertahap menjadi 1-2 g/hari. Obat ini berkompetensi menghambat
reabsorbsi urat oleh ginjal. Efek samping yang mungkin terjadi
diantaranya mual, muntah dan hipersensitif). Sulfinpirazon (dosis awal 100
mg/hari, peningkatan bertahap menjadi 200-400 mg/hari. Dapat pula
mengurangi agregasi dan memperpanjang masa hidup trombosit. Efek
samping mual dan muntah).
b. Inhibitor xantin oksidase atau alopurinol, bekerja menurunkan produksi
asam urat dan meningktakan pemebentukan xantin serta hipoxantin dengan
cara menghambat enzim xantin oksidase. Inidkasinya adalah pasien yang
produksi asam uratnya berlebihan, baik primer maupun sekunder, batu
urat, tofi gout dan pasien yang tidak responsive dengan pengobatan
urikosurik. Efek samping paling sering adalah serangan gout akut.
Alopurinol diberikan dengan dosis awal 100 mg/hari selama 1 minggu.
Dosis dinaikkan bila asam urat tetap tinggi. Biasanya diperlukan dosis per
hari 200-300 mg/hari. Terkadang dapat diberikan bersamaan dengan obat
urikosurik. Alopurinol akan meningkatkan waktu paruh probenesid,
sementara probenesid meningkatkan ekskresi alopurinol. Oleh karena itu,
alopurinol harus diberikan dalam dosis sedikit lebih tinggi sedangkan
dosis probinesid lebih rendah.2
Non medika mentosa
1. Edukasi
2. Diet, dianjurkan menurunkan berat badan pada pasien yang gemuk, serta diet rendah
purin (tidak usah terlalu ketat). Hindari alkohol dan makanan tinggi purin (hati, ginjal,
13
ikan sarden, daging kambing, dsb), termasuk roti manis. Perbanyak minum.
Pengeluaran urin 2 liter/hari atau lebih akan membantu pengeluaran asam urat dan
mengurangi pembentukan endapan di saluran kemih.
3. Tirah baring, merupakan suatu keharusan dan diteruskan sampai 24 jam setelah
serangan menghilang. Arthritis gout dapat kambuh bila terlalu cepat bergerak.2,5
PROGNOSIS
Prognosis penyakit pirai merupakaan prognosis penyakit yang menyertainya. Jarang
arthritis gout sendiri menyebabkan kematian.Dan angka kematian arthritis gout adalah tidak
berbeda dengan angka kematian populasi pada umumnya. Sebaliknya, gout sering
dihubungkan dengan beberapa penyakit berbahaya dengan mortilitas cukup tinggi. Sebagai
contoh misalnya hipertensi, penyakit ginjal dan kegemukan.6
PREVENTIF
Pasien dengan Gout akan memiliki resiko untuk terkena serangan berulang. Untuk
mengurangi resiko serangan maka penderita harus mulai mengatur pola hidup dan pola
makan. Penderita harus memodifikasi semua faktor resiko yang ada. Berikut faktor risiko
yang dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat.
1. Obesitas atau kegemukan
2. Konsumsi alkohol
3. Penggunaan obat-obatan seperti Aspirin dosis rendah, Niasin, Cyclosporin,
Pirazinamide, Etambutol.
4. Dehidrasi atau kekurangan cairan
5. Gangguan di sistem darah seperti leukimia, limfoma dan gangguan hemoglobin
6. Konsumsi makanan yang mengandung purin tinggi seperti
a. Daging merah yang berasal dari sapi, domba.
b. Daging jeroan atau dalaman seperti otak, ginjal, hati, atau jantung.
c. Kerang-kerangan, tiram, kepiting, remis dan juga telur binatang laut.
d. Kacang-kacangan
e. Sayuran seperti bayam, brokoli, kangkung, tauge
f. Roti tawar dan biskuit
g. Makanan kaleng seperti, sarden, kornet
h. Buah-buahan seperti durian, alpokat dan es kelapa
14
i. Minuman bersoda dan beralkohol
j.
KOMPLIKASI
Tofus
Deformitas sendi
Nefropati gout, gagal ginjal, batu saluran kencing.
KESIMPULAN:
Penyakit gout sering menyebabkan pembengkakan pada sendi akibat deposit kristal
asam urat terutama pada metatarsophalangeas 1 yang kemudian menyebabkan timbulnya rasa
nyeri dan panas. Penyakit ini dapat menjadi kronis bila tidak diobati segera dan dapat
menyebabkan gangguan aktivitas hidup si penderita.
DAFTAR PUSTAKA
1. Gleadle, jonathan. At a glance, Anamnesis dan Pemeriksaan. Penerbit : EMS.
Semarang. 2005.
2. Mansjoer, arif. Kapita selekta kedokteran edisi ketiga jilid 1. Penerbit Fk UI. Jakarta.
2005.
3. Underwood JCE. General and Systemic Pathology. 4th ed. USA: Elsevier; 2004. P.
729-30.
4. Kumar V, Cotran R, Robbins S. Buku Ajar Patologi. 7th ed. Jakarta: EGC; 2006. p.
864-8.
5. Widodo,djoko. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Penerbit : Fk UI. Jakarta.
2007.
6. Kainama, Hendrik. Penyakit Pirai. Penerbit : UKRIDA. Jakarta. 1993
15
7. Robbins,Cotran. Buku Ajar Patologi edisi 7. Penerbit : EGC. Jakarta. 2007.
8. Priace, Sylvia. Patofisiologi konsep proses – proses penyakit edisi keenam vol.2.
Penerbit: EGC. Jakarta. 2006
16