9
BAYI BARU LAHIR NORMAL Definisi Bayi Baru Lahir 1. Menurut Saifuddin, (2002) Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama kelahiran. 2. Menurut Donna L. Wong, (2003) Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu. 3. Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram. 4. Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan. Klasifikasi Bayi Baru Lahir 1. Berdasarkan Usia Kehamilan Bayi kurang bulan (preterm) adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu. Bayi cukup bulan (aterm) adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu. Bayi lewat bulan (posterm) adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan lebih dari 42 minggu. 2. Berdasarkan Berat Lahir BBLR atau Berat Badan Lahir Rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir < 2500 gr. Bayi dengan berat lahir normal yaitu bayi dengan berat lahir 2500-4000 gr. Makrosomia adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir > 4000 gr. 3. Berdasarkan Berat Lahir dan Usia Kehamilan Kecil Masa Kehamilan (KMK) Sesuai Masa Kehamilan (SMK) Besar Masa Kehamilan (BMK) Ciri- Ciri Bayi Baru Lahir Normal:

PBL kebidanan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kesehatan

Citation preview

Page 1: PBL kebidanan

BAYI BARU LAHIR NORMAL

Definisi Bayi Baru Lahir1. Menurut Saifuddin, (2002) Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam

pertama kelahiran.2. Menurut Donna L. Wong, (2003) Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4

minggu. Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu.3. Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan

umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.

4. Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan.

Klasifikasi Bayi Baru Lahir1. Berdasarkan Usia Kehamilan

Bayi kurang bulan (preterm) adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu.

Bayi cukup bulan (aterm) adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu. Bayi lewat bulan (posterm) adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan lebih dari 42

minggu.2. Berdasarkan Berat Lahir

BBLR atau Berat Badan Lahir Rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir < 2500 gr.

Bayi dengan berat lahir normal yaitu bayi dengan berat lahir 2500-4000 gr. Makrosomia adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir > 4000 gr.

3. Berdasarkan Berat Lahir dan Usia Kehamilan Kecil Masa Kehamilan (KMK) Sesuai Masa Kehamilan (SMK) Besar Masa Kehamilan (BMK)

Ciri- Ciri Bayi Baru Lahir Normal: Bayi baru lahir segera menangis, bernapas spontan, warna kulit kemerahan, gerakan aktif Bayi bisa mengisap dengan baik dan kuat Berat badan lahir normal (2500-4000 gr) Bayi cukup bulan (37- 42 minggu) Secara fisik anggota badan lebgkap dan tidak ada kecacatan Denyut jantung bayi 120-140x/ menit Pernapasan 30-60 x/menit Suhu bayi 36,5- 37,50C

Asuhan Segera Bayi Baru LahirAsuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi selama jam pertama setelah kelahiran. Aspek penting dari asuhan segera bayi baru lahir adalah:

Page 2: PBL kebidanan

Jagalah agar bayi tetap hangat dan kering Usahakan adanya kontak antara kulit bayi dengan kulit ibu sesegera mungkinSegera setelah bayi lahir: Sambil secara cepat menilai pernapasannya, letakkan bayi dengan handuk diatas perut

ibu Dengan kain bersih dan kering atau kasa lap darah atau lendir dari wajah bayi untuk

mencegah terhalangnya jalan udara. Periksa ulang pernapasan bayi Klem dan potong tali pusat Jagalah bayi agar tetap hangat

o Pastikan bayi tetap hangat dan terjadi kontak kulit antara bayi dan ibu

o Gantilah handuk/ kain yang basah dan bungkus bayi dengan selimut dan pastikan

bahwa kepala bayi telah terlindungi dengan baik untuk mencegah keluarnya panas tubuh

o Pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak bayi tiap 15 menit

Kontak kulit dengan ibu untuk kehangatan, ikatan batin, dan pemberian ASI secara dini. Memberi vitamin K secara IM 1 mg untuk mencegah kejadian perdarahan akibat

defisiensi vitamin K. Memberi obat tetes/ salep mata untuk mencegah penyakit mata. Yang lazim dipakai

adalah larutan Perak Nitrat atau Neosporin. Memberi imunisasi Hepatitis B 0,5 ml IM di paha kanan anterolateral, dan diberikan

kira- kira 1-2 jam setelah pemberian vitamin K.

ASFIKSIA NEONATORUM

Definisi Asfiksia NeonatorumAsfiksia neonatorum adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernapas spontan dan teratur sehingga dapat menurunkan O2 dan makin meningkatkan CO2. (Manuaba, 2002)Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernafas spontan dan teratur segera setelah lahir.Asfiksia neonatorum adalah kegagalan napas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir yang ditandai dengan hipoksemia, hiperkarbia, dan asidosis (IDAI, 2004)

Patofisiologi AsfiksiaKondisi patologis yang menyebabkan asfiksia meliputi kurangnya oksigenasi sel,

retensi karbondioksida berlebihan, dan asidosis metabolik. Kombinasi peristiwa ini menyebabkan kerusakan sel dan lingkungan biokimia yang tidak cocok dengan tubuh.

Proses kelahiran selalu menimbulkan asfiksi ringan yang bersifat sementara (asfiksia transien). Segera setelah lahir frekuensi jantung dan tekanan darah awalnya meningkat dan bayi mulai melakukan upaya megap- megap (gasping). Bayi kemudian masuk ke periode apnea primer. Bayi yang menerima stimulasi adekuat selama apnea primer akan melakukan usaha untuk bernapas dan pernapasannya menjadi teratur. Stimulasi dapat berupa rangsangan taktil (mengeringkan bayi) dan stimulasi termal.

Page 3: PBL kebidanan

Bayi yang mengalami proses asfiksi lebih jauh usaha bernapas tidak ada dan bayi berada dalam tahap apnea sekunder. Apnea sekunder cepat menyebabkan kematian jika bayi tidak benar- benar didukung oleh pernapasan buatan dan bila diperlukan dilakukan kompresi jantung. Selama apnea sekunder, frekuensi jantung, tekanan darah, dan kadar oksigen dalam darah menurun. Warna bayi berubah dari dari biru menjadi putih karena bayi baru lahir menutup sirkulasi perifer sebagai upaya memaksimalkan aliran darah ke organ- organ seperti jantung, ginjal, dan adrenal.

Urutan perkembangan apnea, termasuk apnea primer dan apnea sekunder dapat dimulai intrauterin dan berlanjut setelah bayi lahir. Dengan demikian bayi mungkin dilahirkan pada kondisi apnea primer atau apnea sekunder. Dalam kenyataannya, sangat sulit untuk membedakan apnea primer atau apnea sekunder.

Etiologi Gangguan pertukaran gas atau pengangkutan oksigen dari ibu ke janin. Fetal distres Hipoksia janin Usia Kehamilan (prematur atau posterm) Partus lama atau partus macet Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)

Faktor Risiko1. Faktor Ibu

Hipoksia yang terjadi pada ibu yang akan menimbulkan hipoksia pada janin Gangguan his seperti tetania uteri, hipertoni Turunnya tekanan darah secara mendadak (hipotensi mendadak) Vasokonstriksi arterial yaitu hipertensi pada kehamilan, pre-eklampsi eklampsia

2. Faktor Plasenta Terjadi solusio plasenta yang menyebabkan gangguan pertukaran nutrisi/ O2.

3. Keadaan Tali PusatKompresi umbilikus akan mengakibatkan terganggunya aliran darah pada pembuluh darah tali pusat dan menghambat pertukaran gas antara ibu dan janin. Hal ini dapat ditemukan pada keadaan tali pusat menumbung, lilitan tali pusat, tekanan pada tali pusat.

4. Faktor Bayi Bayi prematur Pemakaian anestesi yang berlebihan pada ibu secara langsung dapat mengakibatkan

depresi pusat pernapasan janin. Trauma saat persalinan Kelainan kongenital pada bayi seperti atresia/ stenosis saluran pernapasan,

hiplopasia paru.

Ciri- Ciri Bayi Asfiksia Bayi tidak bernapas dan menangis segera setelah lahir Denyut jantung bayi menurun sampai < 100 kali per menit Tonus otot menurun.

Page 4: PBL kebidanan

Warna kulit pucat atau kebiruan (sianosis) Cairan ketuban bercampur mekonium

Pencegahan dan Penanganan AsfiksiaPencegahan: Melakukan antenatal care dengan adekuat, sehingga kehamilan dengan risiko tinggi

segera dapat dilakukan rujukan medis Melakukan pertolongan persalinan dengan memanfaatkan partograf WHO Melakukan perawatan ibu dan bayi baru lahir

PenangananResusitasiPerlunya resusitasi harus ditentukan sebelum akhir menit pertama kehidupan, indikator terpenting diperlukan resusitasi adalah kegagalan napas setelah bayi lahir.a. Membuka jalan napas

Posisi bayi telentang, kepala lurus, dan sedikit ekstensi, bayi di beri selimut kecuali bagian dada dan muka.

Bersihkan jalan napas dengan mengisap mulut lalu hidung. Jika terdapat darah atau mekonium di mulut atau hidung, isap segera untuk menghindari aspirasi.

Tetap jaga kehangatan tubuh bayi. Nilai kembali keadaan bayi:

o Jika bayi mulai menangis atau bernapas lanjutkan dengan asuhan awal bayi baru

lahir.o Jika bayi tetap tidak bernapas lanjutkan dengan ventilasi.

b. VentilasiVentilasi adalah tahapan tindakan resusitasi untuk memasukkan sejumlah volume udara ke dalam paru- paru dengan tekanan positif untuk membuka alveoli paru agar bayi dapat bernapas spontan dan teratur. Pasang sungkup di wajah menutupi pipi, mulut, dan hidung, rapatkan pelekatan

sungkup dengan wajah, remas balon dengan dua jari atau seluruh tangan. Lakukan ventilasi 2 kali dan amati pengembangan dada.

Ventilasi bayi jika pelekatan baik dan terjadi pengembangan dada. Pertahankan frekuensi (40x/menit) dan tekanan (amati dada mudah naik dan turun).o Jika dada naik maka kemungkinan tekanan adekuat

o Jika dada tidak naik cek kembali dan koreksi posisi bayi, reposisi sungkup

untuk pelekatan lebih baik, remas balon lebih kuat untuk meningkatkan tekanan, isap ulang mulut dan hidung

Pertimbangkan pemberian nalokson (setelah tanda vital baik) jika ibu mendapat petidin atau morfin sebelum melahirkan.

Lakukan ventilasi selama 1 menit, berhenti, dan nilai apakah terjadi napas spontan.o Jika pernapasan normal (30-60x/ menit), tidak ada tarikan dinding dada dan

suara merintih dalam 1 menit, resusitasi tidak diperlukan. Lanjutkan dengan asuhan awal bayi baru lahir.

Page 5: PBL kebidanan

o Jika bayi belum bernapas atau napas lemah lanjutkan ventilasi sampai napas

spontan terjadi. Jika bayi mulai menangis, hentikan ventilasi dan amati napas selama 5 menit setelah

tengis berhenti: Jika pernapasan normal (30-60x/ menit), tidak ada tarikan dinding dada dan

suara merintih dalam 1 menit, resusitasi tidak diperlukan. Lanjutkan dengan asuhan awal bayi baru lahir.

o Jika frekuensi <30 x/menit, lanjutkan ventilasi.

o Jika terjadi tarikan dinding dada yang kuat, ventilasi dengan oksigen jika

tersedia. Rujuk ke kamar bayi atau tempat pelayanan yang memiliki fasilitas lebih lengkap.

Jika napas belum teratur setelah 20 menit ventilasio Rujuk ke kamar bayi atau ke tempat pelayanan yang memiliki fasilitas lebih

lengkap.o Selama dirujuk jaga bayi tetap hangat dan berikan ventilasi jika diperlukan.

Jika tidak ada usaha bernapas, megap- megap atau tidak ada napas setelah 20 menit ventilasi, hentikan ventilasi; bayi lahir mati.

Komplikasi Asfiksia NeonatorumSelama apnea penurunan Oksigen menyebabkan pembuluh darah di paru- paru

mengalami konstriksi. Vasokonstriksi ini menyebabkan paru- paru resistan terhadap ekspansi sehingga mempersulit kerja resusitasi. Salah satu efek hipoksia pada sirkulasi dalam jantung adalah sirkulasi janin yang persisten. Foramen ovale terus membuat pirau darah dari atrium kanan ke atrium kiri dan duktus arteriosus terus membuat pirau darah ke aorta, melewati paru- paru yang kontriksi. Bayi baru lahir dalam keadaan asfiksia tetap memiliki gambaran sirkulasi janin.

Selama hipoksia, perubahan biokimia yang serius menyebabkan penimbunan sampah metabolit akibat metabolisme anaerob. Akibat ketidakadekuatan ventilasi, bayi baru lehir cepat menimbun karbondioksida. Hiperkarbia ini mengakibatkan asidosis respiratorik yang akan menekan upaya napas.

Dalam waktu singkat, kurang oksigen menyebabkan metabolisme pada bayi baru lahir berubah menjadi metabolisme anaerob, terutama karena kurangnya glukosa yang dibutuhkan untuk sumber energi. Hal ini mengakibatkan penimbunan asam laktat dan asidosis metabolik. Asidosis metabolik hanya akan hilang setelah periode waktu yang signifikan dan merupakan masalah sisa bahkan setelah frekuensi napas dan frekuensi jantung adekuat.

Pada hipoksi awal, aliran darah ke otak meningkat, sebagai bagian mekanisme kompensasi. Kondisi itu hanya dapat memberi sebagian penyesuaian dan dalam menghadapi hipoksia yang berlanjut, tidak terjadi penyesuaian. Diantara banyak efek hipoksia pada sel- sel otak, beberapa efek hipoksia yang paling berat muncul akibat tidak ada zat penyedia energi, seperti ion ATP; berhentinya kerja pompa ion- ion transeluler; akumulasi air, natrium, dan kalsium; dan kerusakan akibat radikal bebas oksigen. Sejalan dengan penurunan aliran darah yang teroksigenasi, asam amino yang meningkatkan pembengkakan jaringan otak dilepas. Proses ini dapat mengakibatkan kerusakan neurologis yang mencolok atau samar-

Page 6: PBL kebidanan

samar. Kejang dapat muncul 24 jam pertama setelah bayi lahir. Awitan kejang selama periode ini adalah tanda yang mengkhawatirkan dan merupakan isyarat peningkatan kemungkinan terjadinya kerusakan otak yang permanen.

DAFTAR PUSTAKA

JNPK-KR.2008.Asuhan Persalinan Normal Asuhan Esensial, Pencegahan dan Penanggulangan Segera Komplikasi Persalinan dan Bayi Baru Lahir.JakartaManuaba, Ida Bagus Gde Prof.dr, SpOG(K).2002.Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB untuk Pendidikan Bidan.Jakarta:EGCSaifudin Abdul Bari, dkk.2010.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono PrawirohardjoVarney Hellen, Jan M.Kriebs, Gegor Carolyn R.2004.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 2.Jakarta:EGCWahidiyat Iskandar.1985.Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedoteran Universitas Indonesia.Jakarta:Infomedika Jakarta

Rakhmalia Imeldawati105070600111015