12
2.2 Definisi Pendekatan Masalah kesehatan merupakan suatu tindakan mendekati sesuatu dengan menggunakan suatu metode untuk menggambarkan suatu keadaan spesifik dari suatu kesehatan. Di awali dengan pengumpulan data, analisis masalah, perumusan langkah-langkah penanggulangan, dan dilaksanakannya program dari masalah kesehatan tersebut. Yang dilihat adalah cara memandang masalah atau hal yang berkaitan dengan kesehatan. 2.1 Macam Pendekatan a. Pendekatan kuratif : 1. Dilakukan terhadap sasaran secara individual. 2. Cenderung bersifat reaktif (menunggu masalah datang, misal dokter menunggu pasien datang di Puskesmas/tempat praktek). 3. Melihat dan menangani klien/pasien lebih kepada sistem biologis manusia/pasien hanya dilihat secara parsial (padahal manusia terdiri dari bio-psiko-sosial yang terlihat antara aspek satu dengan lainnya. b. Pendekatan preventif, 1. Sasaran/pasien adalah masyarakat (bukan perorangan). 2. Menggunakan pendekatan proaktif, artinya tidak menunggu masalah datang, tetapi mencari masalah. Petugas turun di lapangan/masyarakat mencari dan mengidentifikasi masalah dan melakukan tindakan. 3. Melihat klien sebagai makhluk yang utuh, dengan pendekatan holistik. Terjadiya penyakit tidak semata karena terganggunya sistem biologis tapi aspek bio-psiko-sosial. c. Pendekatan Promosi

pdkt

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: pdkt

2.2 Definisi

Pendekatan Masalah kesehatan merupakan suatu tindakan mendekati sesuatu dengan menggunakan

suatu metode untuk menggambarkan suatu keadaan spesifik dari suatu kesehatan. Di awali dengan

pengumpulan data, analisis masalah, perumusan langkah-langkah penanggulangan, dan dilaksanakannya

program dari masalah kesehatan tersebut. Yang dilihat adalah cara memandang masalah atau hal yang

berkaitan dengan kesehatan.

2.1 Macam Pendekatan

a. Pendekatan kuratif :

1. Dilakukan terhadap sasaran secara individual.

2. Cenderung bersifat reaktif (menunggu masalah datang, misal dokter menunggu pasien datang di

Puskesmas/tempat praktek).

3. Melihat dan menangani klien/pasien lebih kepada sistem biologis manusia/pasien hanya dilihat

secara parsial (padahal manusia terdiri dari bio-psiko-sosial yang terlihat antara aspek satu dengan

lainnya.

b. Pendekatan preventif,

1. Sasaran/pasien adalah masyarakat (bukan perorangan).

2. Menggunakan pendekatan proaktif, artinya tidak menunggu masalah datang, tetapi mencari

masalah. Petugas turun di lapangan/masyarakat mencari dan mengidentifikasi masalah dan

melakukan tindakan.

3. Melihat klien sebagai makhluk yang utuh, dengan pendekatan holistik. Terjadiya penyakit tidak

semata karena terganggunya sistem biologis tapi aspek bio-psiko-sosial.

c. Pendekatan Promosi

d. Pendekatan Rehabilitatif

2.1.1 Pendekatan Segitiga Epidemiologi

Model segitiga epidemiologi menggambarkan kejadian suatu penyakit yang ditentukan oleh tiga

faktor utama yaitu host, agent, dan environment.

Host atau pejamu adalah manusia yang mudah terkena atau rentan (susceptible) terhadap suatu bibit

penyakit (virus, bakteri, parasit, jamur, dsb) yang dapat menyebabkan ia sakit.

Contoh : Penyakit cmapak mempunyai kecenderungan untuk menyerang anak-anak, khususnya anak

dibawah umur lima tahun. Kekebalan terhadap campak memang sudah dibawa sejak lahir, tetapi mulai

Page 2: pdkt

menurun sejak usia 9 bulan. Kondisi ini menyababkan bayi sebelum berumur 9 bulan perlu diberikan

imunisasi untuk lebih meningkatkan kekebalan tubuhnya terhadap virus campak.

Agent adalah faktor yang menjadi bibit penyakit yang menjadi penyebab suatu penyakit. Penyebab

penyakit ada yang bersifat biologis, fisik, kimia, dan sosiopsikologis.

Contoh :

Yang bersifat biologis : kuman mikrobakterium tuberkulosa menyebabkan penyakit TBC paru-paru.

HIV menjadi penyebab AIDS.

Yang bersifat fisik : sinar ultra violet dapat meningkatkan resiko host terkena tumor kulit.

Yang bersifat kimia : nikotin dalam rokok menyebabkan kanker paru-paru.

Yang bersifat sosio-psikologis : suasana kerja sehari-hari yang selalu menegangkan akan

berpengaruh pada kesehatan jiwa karyawan.

Environment atau lingkungan adalah situasi atau kondisi di luar host atau agent yang memudahkan

interkasi antara keduanya. Faktor ini juga dapat menjadi resiko timbulnya gangguan penyakit pada host

karena lingkungan memberikan peluang agent untuk berkembang (breeding). Lingkungan dapat dibedakan

menjadi lingkungan biologis, fisik, kimia, dan sosialekonomi.

Contoh :

Lingkungan biologi : di suatu wilayah (lagoon) akan memudahkan nyamuk anopheles berkembang.

Lingkungan seperti ini akan memudahkan terjadinya penularan penyalit malaria.

Lingkungan kimia : lysol yang dipakai membersihkan kotoran penderita Cholera akan melemahkan

kuman vibrio cholera sehingga penularannya dapat dibatasi.

Lingkungan sosial : situasi rumah yang padat hunian (banyak anggota keluarga) akan memudahkan

penularan penyakit scabies di antara penghuninya

Lingkungan fisik : sinar ultra violet akan memudahkan timbulnya kanker kulit.

Untuk menggambarkan interaksi antara faktor-faktor egen, pejamu dan lingkungan, John Gordon

menganalogikan sebagai timbangan pengumpil (pengungkit) dengan lingkungan sebagai titik tumpunya.

Pada dasarnya selalu terjadi hubungan dan pengaruh timbal balik antara faktor-faktor pejamu, agen

dan lingkungan, yang berusaha mencapai suatu keadaan keseimbangan. Perubahan dari keseimbangan dapat

dilihat dari contoh-contoh berikut ini.

Page 3: pdkt

Gambar segitiga epidemologi :

1.

Keterangan :

A: Agent

H: Host

E: Environment

Timbangan tersebut menggambarkan tercapainya keseimbangan, sehingga baik agent maupun host

tidak ada yang dirugikan dan pada keadaan ini tedapat suasana hidup berdampingan secara damai antara

agent dan host.

2.

Keadaan tersebut menggambarkan peningkatan dari kemampuan agent untuk menginfeksi serta

menimbulkan penyakit pada manusia.

3.

Keadaan tersebut menggambarkan peningkatan peningkatan proporsi kerentanan dari populasi

manusia, misalnya karena menurunnya imunitas dari host itu sendiri. Misalnnya pada saat musim

pancaroba, seringkali imunitas manusia itu menurun sehingga lebih rentan terserang berbagai penyakit.

E

A H

E

H

A

E

A

H

Page 4: pdkt

Sehingga walaupun jumlah agent normal namun dapat pula terjadi penyakit bila imunitas host sendiri

mengalami penurunan.

4.

Perubahan lingkungan dapat pula menyebabkan pergeseran titik tumpu ke arah host sehingga

menggambarkan bahwa perubahan lingkungan tersebut merangsang penyebaran agen yang

menyebabkan peningkatan kemampuan agen untuk menginfeksi. Misalnya pada suatu desa tertentu

pada awalnya memiliki sumber air yang bersih, tetapi kemudian terjadi banjir yang membawa berbagai

macam mikroorganisme penyebab penyakit sehingga mengkontaminasi air minum di desa tersebut,

maka terjangkitlah wabah penyakit pada desa tersebut oleh karena air minum yang sudah

terkontaminasi.

5.

Disamping itu, perubahan lingkungan dapat pula menyebabkan perubahan kerentanan pejamu

(host), sehingga terjadi pergeseran titik tumpu ke arah agent. Keadaan ini terjadi misalnya pada

perkembangan daerah industri yang pesat menyebabkan konsentrasi zat-zat pencemar di udara

meningkatkan kerentanan (memudahkan terserang penyakit) pada manusia, terutama infeksi saluran

pernafasan.

2.1.2 Pendekatan Jaring- jaring sebab akibat

E

H

A

E

A

H

Page 5: pdkt

Merupakan salah satu dari 3 konsep dasar epidemiologi (segitiga epidemiologi, jaring-jaring sebab

akibat, roda) yang memberikan gambaran tentang hubungan sebab akibat yang berperan dalam terjadinya

penyakit dan masalah kesehatan lainnya.

Pada model “jaring-jaring sebab akibat” terdapat berbagai macam sebab; sesuatu penyakit tidak

bergantung pada satu sebab yang berdiri sendiri melainkan sebagai akibat dari serangkaian proses “sebab”

dan ”akibat”.

Menurut model ini perubahan dari salah satu faktor akan mengubah keseimbangan antara mereka,

yang berakibat bertambah atau berkurangnya penyakit yang bersangkutan. Dengan demikian timbulnya

penyakit dapat dicegah atau dihentikan dengan cara memotong rantai pada berbagai titik.

-Kekurangan dari model ini, peneliti tidak dapat mengidentifikasi / sulit menentukan penyebab utama.

Namun dapat dilakukan pencegahan dari berbagai arah.

-Kelebihan dari model ini, peneliti dapat mengetahui dan mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang

berperan dalam timbulnya suatu penyakit / masalah kesehatan lainnya.

2.1.3 Pendekatan Wheel 

Seperti halnya model jaring-jaring sebab akibat, model roda memerlukan identiflkasi berbagai faktor

yang berperan dalam timbulnnya penyakit dengan Hak menekankan pentingnya agens. Di sini dipentingkan

hubungan antara manusia dan lingkungan hidupnya. Besarnya peranan tiap-tiap lingkungan bergantung pada

KEMISKINAN

PENDIDIKAN

RENDAH

PRODUKSI BAHAN MAKANAN RENDAH

DAYA BELI RENDAH

FASILITAS KES.KURANG

PENGETAHUAN GIZI RENDAH

KONSUMSI MAKANAN TDK MEMADAI

KESEHATAN KURANG

PENYAKIT KURANG GIZI

DAYA TAHAN TUBUH & PENYERAPAN GIZI TERGANGGU

Page 6: pdkt

penyakit yang diderita. Sebagai contoh, peranan lingkungan sosial lebih besar dari pada yang lainnya pada

"sorbun". Peranan lingkungan biologis lebih besar dari pada yang lain pada

Sebagai contoh peranan lingkungan sosial lebih besar dari yang lainnya pada stress mental, peranan

lingkungan fisik lebih besar dari lainnya pada sunburn, peranan lingkungan biologis lebih besar dari lainnya

pada penyakit yang penularannya melalui vektor (vektor borne disease) dan peranan inti genetik lebih besar

dari lainnya pada penyakit keturunan.

Dengan model-model tersebut diatas hendaknya ditunjukkan bahwa pengetahuan yang lengkap

mengenai mekanisme-mekanisme terjadinya penyakit tidaklah diperuntukkan bagi usaha-usaha

pemberantasan yang efektif.

Oleh karena banyaknya interaksi-interaksi ekologis maka seringkali kita dapat mengubah penyebaran

penyakit dengan mengubah aspek-aspek tertentu dari interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya tanpa

intervensi langsung pada penyebab penyakit.

Manusia

Struktur genetik

Lingkungan

2.1.4 Pendekatan Bloom

Paradigma hidup sehat H. L Bloom menjelaskan 4 faktor utama yang dapat mempengaruhi derajat

kesehatan individu /masyarakat. Keempat factor tersebut merupakan factor determinan (penentu) timbulnya

masalah kesehatan pada seorang individu atau kelompok masyarakat.

Keempat factor tersebut terdiri dari factor perilaku individu atau kelompok masyarakat, factor

lingkungan (social ekonomi, politik, fisik), factor pelayanan kesehatan (jenis, cakupan dan kualitasnya) dan

factor genetic (keturunan). Keempat factor tersebut berinterakis secara dinamis yang mempengaruhi

kesehatan perorangan dan derajat kesehatan kelompok masyarakat. Diantara keempat factor tersebut, factor

Genetik

LingkunganMasalah kesehatan Perilaku

Masyarakat

Pelayanan Kesehatan

Page 7: pdkt

perilaku manusia merupakan factor determinan yang paling besar dan paling sukar ditanggulangi, disusul

dengan factor lingkungan.

Faktor genetic.

Faktor ini paling kecil pengaruhnya terhadap kesehatan perorangan atau masyarakat . Pengaruhnya pada

status kesehatan perorangan terjadi secara evolutif dan paling sukar dideteksi. Faktor genetic perlu mendapat

perhatian di bidang pencegahan penyakit. Misalnya : seorang anak lahir dari orang tua penderita DM akan

mempunyai resiko lebih tinggi dibandingkan anak yang lahir bukan dari penderita DM. Untuk upaya

pencegahan , anak yang lahir dari penderita DM harus diberi tahu dan selalu mewaspadai factor genetic

yang diturunkan dari orangtuanya. Oleh karenanya ia harus selalu mengatur dietnya, teratur berolah raga dan

upaya pencegahan lainnya sehingga tidak ada peluang factor genetiknya berkembang menjadi factor resiko

terjadinya DM pada dirinya.Jadi dapat diumpamakan , genetic adalah peluru (bullet) tubuh manusia adalah

pistol (senjata), dan lingkungan/perilaku manusia adalah pelatuknya (trigger)

Faktor pelayanan kesehatan.

Ketersediaannya sarana pelayanan, tenaga kesehatan, dn pelayanan kesehatan yang berkualitas akan

berpengaruh pada derajat kesehatan masyarakat. Pengetahuan dan ketrampilan petugas kesehatan yang

diimbangi dengan kelengkapn saran dan prasarana serta dana akan menjamin kualitas pelayanan kesehatan.

Pelayanan seperti ini akan mampu mengurangi atau mengatasi masalah kesehatan yang berkembang di suatu

wilayah atau kelompok masyarakat.

Faktor perilaku masyarakat.

Faktor ini terutama di Negara berkembang paling besar pengaruhnya terhadap munulnya gangguan

kesehatan atau masalah kesehatan di masyarakat. Tersedianya jasa pelayanan kesehatan (health service)

tanpa disertai perubahan perilaku (peran serta) masyarakat akan mengakibatkan masalah kesehatan tetap

potensial berkembang di masyarakat.

Faktor lingkungan.

Lingkungan yang terkendali, akibat sikap hidup dan perilaku masyarakat yang baik akan dapat menekan

berkembangnya masalah kesehatan.

Untuk menganalisis program kesehatan di lapangan H.L Blum dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi

dan mengelompokkan masalah sesuai dengan factor-faktor yang berpengaruh pada status kesehatan

masyarakat.

3.3 Pendekatan yang cocok untuk skenario

Pendekatan yang cocok untuk skenario adalah pendekatan H.L.Blum.Dikemukakan ada 4 faktor yang

berperan, seperti halnya dengan konsep kedua, tetapi disini lebih diperjelas besarnya peranan masing-masing

faktor.Secara berurut, makin besar, keempat faktor itu adalah :

Page 8: pdkt

1. Faktor hereditas

2. Faktor pelayanan kesehatan

3. Gaya hidup

4. Faktor lingkungan

Di dalam skenario terdapat adanya 4 faktor yang berperan tersebut, antara lain :

1. Faktor hereditas

Ditemukan pasien dengan tingkat karies yang tinggi, hal ini menunjukkan adanya faktor hereditas yang

berperan, yaitu gigi yang rentan.

2. Faktor pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan telah memadai, namun mungkin kurang adanya promosi dari pihak puskesmas serta

tidak adanya waktu dari masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan tersebut, ditambah lagi

dengan tingkat kesadaran masyarakat yang rendah terhadap pentingnya menjaga kesehatan terutama

kesehatan gigi dan mulut.

3. Gaya hidup

Ditemukan gaya hidup masyarakat yang cenderung menyukai makanan yang siap saji, yang banyak

mengandung karbohidrat.Dan hal inilah juga yang menjadi faktor pemicu timbulnya karies.

4. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan yang berperan disini adalah lingkungan sosial ekonomi, ditemukan bahwa tingkat

ekonomi masyarakat tergolong menengah ke atas, hal ini menjadi faktor pendukung dari kebiasaan

mengkonsumsi makanan cepat saji yang dilakukan oleh masyarakat.

Konsep Blum inilah yang banyak dipakai dewasa ini bahkan sangat mempengaruhi kebijaksanaan

pemerintah dimana kegiatan perbaikan lingkungan menjadi prioritas utama pembangunan bidang

kesehatan.Hanya saja Pelita VI terjadi sedikit pergeseran dengan isu SDM ( Sumber Daya Manusia )

sehingga faktor gizi banyak yang berhubungan dengan kualitas kesehatan dan peranan gaya hidup

masyarakat dengan bertambahnya penyakit tidak menular mulai mendapat perhatian.

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2, Mei. Jakarta :

Rineka Cipta. 2003.

Kusnoputranto, Haryono. 1986. Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Indonesia.

(http://sitipurwanti.blogspot.com/2009/11/perubahan-perilaku-dan-metode-setelah.html)

Page 9: pdkt