PDTK D-4

  • Upload
    galsnp

  • View
    373

  • Download
    15

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    1/49

    LAPORAN SEMINAR

    PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA

    Height Equivalent of a Theoritical Plate

    (HETP)

    D-4

    DISUSUN OLEH :

    Galuh Nur Prasidhilaskmi (121130330)

    Kadek Dwi Mahayasa (121130351)

    LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA

    PRODI TEKNIK KIMIA

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN

    YOGYAKARTA

    2015

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    2/49

    LEMBAR PENGESAHAN

    LAPORAN SEMINAR

    Height Equivalent of a Theoritical Plate

    (HETP)

    D-4

    Disusun Oleh :

    Galuh Nur Prasidhilaskmi (121130330)

    Kadek Dwi Mahayasa (121130351)

    Yogyakarta, Juni 2015

    Disetujui oleh

    Asisten Pembimbing

    Hardin Kurnia Utami S.T.

    ii

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    3/49

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur atas kehadirat Tuhan YME, karena atas karunia-Nya

    makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Makalah

    Praktikum Dasar Teknik Kimia ini disusun guna memenuhi kurikulum

    pendidikan pada Jurusan Teknik Kimia, UPN Veteran

    Yogyakarta.

    Pokok bahasan makalah ini adalah Height Equivalent of a Theoritical

    Plate (HETP) yang merupakan salah satu dari beberapa acara Praktikum DasarTeknik Kimia. Tujuan dari makalah ini adalah untuk memberikan gambaran yang

    nyata dari teori yang telah ada. Pada kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan

    terima kasih kepada :

    1. Orang Tua yang telah mendukung pembuatan makalah ini

    2.

    Ir. Danang Jaya M.T., selaku kepala Laboratorium Dasar Teknik

    Kimia

    3.

    Hardin Kurnia Utami S.T., selaku asisten pembimbing4. Staf laboran Laboraturium Dasar Teknik Kimia

    5. Rekan rekan dalam satu plug

    Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya rekan

    rekan mahasiswa Teknik Kimia UPN Veteran Yogyakarta. Segala kritik dan

    saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya

    makalah ini.

    Yogyakarta, Juni 2015

    Penyusun

    iii

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    4/49

    DAFTAR ISI

    BAB I PENDAHULUAN

    I.1 Latar Belakang ... 1

    I.2 Tujuan Percobaan ... 1

    I.3 Tinjauan Pustaka 1

    I.4 Hipotesis . 8

    BAB II PELAKSANAAN PERCOBAAN

    II.1 Bahan .. 9II.2 Alat . 9

    II.3 Gambar Alat ... 10

    II.4 Cara Kerja .. 10

    II.5 Daigram Alir .. 12

    II.6 Analisis Perhitungan .. 13

    II.6.1 Mencari Densitas Alkohol . 13

    II.6.2 Mencari Kadar Alkohol (Sampel) . 13

    II.6.3 Membuat Grafik Standar 13

    II.6.4 Mencari Fraksi Mol Distilat dan Residu Sampel ... 14

    II.6.5 Mencari Sifat Penguapan Rata-rata (ab) .. 14

    II.6.6 Menentukan Hetp ... 15

    BAB III HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

    III.1 Hasil Percobaan .. 16

    III.2 Pembahasan 17

    BAB IV KESIMPULAN

    IV.1 Kesimpulan 21

    IV.2 Kritik dan Saran . 22

    DAFTAR PUSTAKA 23

    LAMPIRAN

    iv

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    5/49

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Massa Larutan Standar .............................................................. 16

    Tabel 2. Massa Larutan Distilat dan Residu ............................................ 16

    Tabel 3. Menentukan Harga Fraksi Mol Alkohol ................................... 17

    Tabel 4. Fraksi Mol Distilat dan Residu Masing-masing Sampel ............ 18

    Tabel 5. Hubungan Nmin dengan HETP .................................................. 20

    v

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    6/49

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Rangkaian Alat HETP ............................................................... 11

    Gambar 2. Hubungan Fraksi Mol Alkohol Dengan Densitas ........................ 17

    Gambar 3. Kurva Kesetimbangan Etanol Air dan Fraksi Mol Uap Etanol

    Pada Sampel 1 .............................................................................18

    Gambar 4. Kurva Kesetimbangan Etanol Air dan Fraksi Mol Uap Etanol

    Pada Sampel 2 .............................................................................19

    Gambar 5. Kurva Kesetimbangan Etanol Air dan Fraksi Mol Uap Etanol

    Pada Sampel 3 .............................................................................19

    vi

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    7/49

    DAFTAR LAMBANG

    T = suhu, oC

    = densitas, gr/ml

    x = kadar alkohol, %

    BM = berat molekul, g/mol

    P = tekanan uap larutan, psia

    TD = suhu distilat,oC

    TR = suhu residu,

    o

    CR = sifat penguapan residu

    D = sifat penguapan distilat

    ab = sifat penguapan rata-rata

    Nmin = jumlah plate minimum

    HETP = tinggi bahan isian yang ekuivalen dengan satu plate teoritis, cm

    vii

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    8/49

    INTISARI

    HETP (High Equivalent of Theoritical Plate) digunakan untuk

    menghitung tinggi kolom bahan isian dengan terlebih dahulu menentukan

    jumlah plate teoritisnya. Percobaan HETP dimaksudkan untuk menentukan

    perbandingan tinggi kolom bahan isian yang ekuivalent dengan satu plate

    teoritisnya.

    Dalam percobaan ini, bahan yang digunakan sebagai umpan adalah alkohol dan

    aquadest, sedangkan alat yang digunakan adalah kolom bahan isian dilengkapi

    dengan labu leher tiga, pemanas dan pendingin.

    Mula-mula campuran alkohol-aquadest dalam labu leher tiga

    dipanaskan. Setelah suhu konstan, destilat dan residu diambil untuk diamati indeks

    biasnya. Berdasarkan indeks bias dari grafik indeks bias vs fraksi mol maka molfraksi destilat dan residu dapat diketahui. Dimana mol fraksi destilat (Xd) dan mol

    fraksi residu (Xw) tersebut digunakan untuk menghitung jumlah plate sehingga

    diperoleh HETP.

    Dari percobaan yang dilakukan didapatkan hasil HETP (cm/plate) pada

    Metode Mc Cabe Thile dengan perbandingan umpan alkohol dengan aquadest

    sebanyak 50 ml dan 100 ml sebesar 7,6596, sebanyak 75 ml dan 75 ml sebesar 10,

    sebanyak 50 ml dan 75 ml sebesar 12,4138. Pada Metode Franske Underwood

    didapatkan hasil dengan perbandingan umpan alkohol dengan aquades sebanyak

    50 ml dan 100 ml sebanyak 8,0761, sebanyak 75 ml dan 75 ml sebesar 10,0372,

    sebanyak 50 ml dan 75 ml sebesar 12,8331.

    viii

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    9/49

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1. Latar Belakang

    Dalam industri sering dibutuhkan bahan bahan yang relatif murni

    terhadap bahan bahan lainnya, di dalam proses industri maupun hasil

    industri. Untuk itu diperlukan metode untuk memisahkannya. Cara

    pemisahan yang digunaka untuk memisahkan suatu bahan dari campurannya

    ada beberapa jenis, diantaranya adalah filtrasi, ekstraksi, kristalisasi,

    destilasi, dan sebagainya.

    Untuk bahan yang terdiri dari cairan cairan, metode destilasi lebih

    sering digunakan yaitu dengan menggunakan menara pemisah. Baik

    menggunakan menara dengan bahan isian ataupun menara dengan plate.

    Konsep HETP dalam destilasi pada dasarnya digunakan untuk

    mencari tinggi kolom bahan isian yang equivalentdengan membandingkan

    suatu efisiensi menara isian terhadap menara plate, kecepatan dan sifatfluida, keadaan operasi pada umumnya oleh variasi keadaan dispersi cairan

    di permukaan bahan isian.

    I.2. Tujuan Percobaan

    Menentukan perbandingan tinggi kolom bahan isian yang equivalent

    terhadap suatu plate teoritis pada destilat alkohol aquadest pada sistem

    batch.

    I.3. Tinjauan Pustaka

    HETP dalam penggunaannya sering digunakan dalam perhitungan

    menara destilasi dengan bahan isian. Destilasi merupakan suatu cara

    pemisahan komponen komponen dari suatu larutan, tergantung dari

    distribusi bahan - bahan antara fase cair dan fase gas. Berdasarkan

    konstruksi, menara destilasi digolongkan:

    1

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    10/49

    1) Menggunakan plate dengan bubble cupatauperforated

    2) Menggunakanpackingdengan menara bahan isian

    Adapun jenis bahan isian antara lain :

    1) Bahan yang tersusun teratur (regular packing) , diantarannya

    double spiral ring, wood grid.

    2) Bahan isian yang tersusun secara acak (random packing),

    diantaranya rashing ring, ring packing.

    3) Pseudo plate column, kontak fase terjadi pada plate seperti

    misalnya hitted trays, triple trays.

    ( Treybal, R.E., 1986)

    Sifat sifat bahan yang harus dimiliki bahan isian adalah :

    1.

    Perbandingan luas permukaan bidang basah (bidang kontak)

    bahan isian per satuan volume bahan isian cukup besar.

    2. Susunan bahan isian dalam kolom cukup memberikan rongga

    kosong, shingga memudahkan aliran fluida, sedangkan

    penurunan tekanan aliran tidak terlalu besar.

    3. Permukaan bahan isian mudah menjadi basah.

    4. Tahan terhadap suhu dan perubahannya, dan tidak mudah

    berkarat.

    5. Bulk Densitycukup rendah.

    6. Cukup kuat, tidak mudah pecah.

    Didalam distilasi ada beberapa cara untuk menentukan jumlah plate

    teoritis sebagai plate minimum, yaitu dengan cara :

    1.

    Metode Mc Cabe Thile

    Rumus diatas didapat dari :

    Xa.1)-ab(1

    Xa.abYa

    a

    a

    +=

    2

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    11/49

    Rumus tersebut didapat dari:

    XbYb

    XaYa

    ab=a

    =

    Xb

    Ybab

    Xa

    Yaa

    XaXb

    YbabYa

    =a

    ( )Xa

    Xa-1

    Ya-1.abYa

    a

    =

    Syarat syarat metode Mc Cabe Thile :

    a.

    Apabila sistem campuran yang disuling menghasilkan

    diagram komposisi uap jenuh dan cair jenuh adalah

    lurus dan sejajar atau garis operasi mendekati garis

    lurus atau sejajar.

    Syarat ini jarang dijumpai bila besaran besarannyadalam satuan massa atau jika komposisi dalam satuan

    fraksi massa dan enthalpi dalam Btu , tetapi lebih

    mendekati bila satuan dalam mol. Lbm

    b. Jika persyaratan (a) dapat dipenuhi, maka Ln/Vn+1pada

    seksi rektifikasi dan Lm/Vm+1 pada seksi striping

    bernilai tetap. Keadaan semacam ini dikenal sebagai

    Constant molal ever flow and Vaporation.

    c. Tekanan di seluruh menara dianggap tetap.

    d.

    Panas pencampuran ( Hs ) dapat diabaikan.

    e. Panas latent penguapan ( ) rata rata tetap.

    Bila ditinjau dari seksi enriching/ rektifikasi :

    Neraca bahan : Vn+1 = Ln + D

    3

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    12/49

    Neraca komponen : dnn1n1n XDXLYV +=++

    dnn YV XDXL nn11 +=++

    d

    1n

    n

    1n

    n1n

    XV

    DX

    V

    LY

    ++

    + +=

    n10 LLL ==

    1n21 VVV +==

    XdV

    DXn

    V

    LY 1n +=+ ..(1)

    DLV 01 +=

    DLV +=

    XdDL

    DXn

    DL

    LY 1n

    ++

    +=+ ..(2)

    1D

    L

    XdXn

    1D

    LD

    L

    Y1n

    ++

    +=+

    1R

    XdXn1R

    RY 1n +++=+ ..(3)

    Persamaan (1), (2) dan (3) disebut persamaan garis operasi

    atas (GOA) dengan

    Slope:1R

    R

    DL

    L

    V

    L

    +=

    +=

    Intercept:1R

    X

    DL

    XD

    V

    XD ddd

    +=

    +=

    Bila dilihat dari seksi striping:

    BVL 1mm += +

    BLV m1m =+

    bmm1m1m X.BX.LY.V =++

    b

    1m

    m

    1m

    m1m X

    V

    BX

    V

    LY

    ++

    + =

    bm

    XV

    BX

    V

    LY = (4)

    4

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    13/49

    Persamaan (4) disebut persamaan garis operasi bawah

    (GOB) dengan

    Slope:V

    L

    Intercept:V

    X.B b

    Pada refluks total dimana seluruh uap yang terembunkan

    dalam kondensor dikembalikan kedalam kolom sebagai refluks

    maka tidak ada hasil distilat ( D=0).

    Perbandingan refluks ( Lo/D ) adalah tak terhingga.

    2. Metode Fenske Underwood

    o

    o

    dPb

    Pa=a , pada suhu puncak (td)

    o

    o

    Pb

    Paw=a , pada suhu bawah (tw)

    Dimana : Pa = tekanan uap murni komponen aPb = tekann uap murni komponen b

    Untuk campuran ideal, metode ini didasarkan atas

    volatilitas relatif ab antar komponen, dengan terlebih dahulu

    menetapkan d dan w.

    ( )( )Ya-1Xa

    Xa1Yaab

    =a

    Dimana : Y = mol fraksi uap

    X = mol fraksi cairan

    Campuran ideal mematuhi hukum Roult dan volatilitas

    relatifnya ialah tekanan uap komponennya.

    Pa = Pa . Xa ; Pa = tekanan parsial a

    Pb = Pb .Xb ; Pb = tekanan parsial b

    Pt

    PaYa= ; Pt = tekanan total

    5

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    14/49

    Pt

    PbYb=

    ( )

    ( )Xb

    Xb.Pb

    XaXa.Pa

    XbPb

    XaPa

    XbYb

    XaYa

    abo

    o

    ===a

    o

    o

    Pb

    Paab=a

    Untuk sistem biner

    Yb

    Yadan

    Xb

    Xadapat diganti dengan :

    Ya1

    Ya

    dan

    Xa1

    Xa

    sehingga :Xb

    Xa.

    Yb

    Ya

    XbYb

    XaYa

    ab ==a

    Xa-1

    Xa.

    Ya1

    Yaab

    =a

    Xa1Xaab

    Ya1Ya

    a=

    untuk plate n + 1

    1n

    1n

    1n

    1n

    X1

    Xab

    Y1

    Y

    +

    +

    +

    +

    a=

    Oleh karena itu refluks total distilat (D) = 0 dan L = 1, Y n+1 = Xn

    Sehingga :1n

    1n

    n

    n

    X1Xab

    X1X

    +

    +

    a=

    Pada puncak kolom, bila kondensor total Y1= Xd

    1

    1

    d

    d

    X1

    Xab

    X1

    X

    a=

    ..(1)

    untuk n plate berurutan menghasilkan :

    2

    2

    1

    1

    X1

    Xab

    X1

    X

    a=

    ..(2)

    6

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    15/49

    jika persamaan (1) dan (2) dikalikan satu sama lain dan

    suku suku tengah saling menghapuskan, maka :

    ( )Xn1

    Xnab

    Xd1

    Xd n

    a=

    Untuk sampai ke hasil bawah yang keluar dari kolom

    diperlukan N min plate ditambah satu reboiler.

    ( )Xb1

    Xbab

    Xd1

    Xd 1minN

    a=

    +

    Untuk mendapatkan N min dengan logaritma menghasilkan

    :

    1ablog

    Xb

    Xb-1.

    Xd1

    Xdlog

    minN a

    =

    ( Treybal R.E., 1986 )

    Jika perubahan nilai ab dari dasar kolom tidak terlalumenyolok, maka untuk ab digunakan rata ratanya.

    aquadestP

    alkoholPd

    o

    o

    =a , pada suhu puncak (td)

    aquadestP

    alkoholPw

    o

    o

    =a , pada suhu bawah (tw)

    3.

    Metode Ponchon Savorit (Dengan menggunakan diagram

    entalpi komposisi)HETP penggunaannya sering untuk perhitungan menara

    distilasi dengan memakai bahan isian. Dengan menggunakan

    metode diatas, jumlah plate minimum dapat diketahui, maka harga

    HETP dapat dihitung :

    HETP = Tinggi packing kolom bahan isian

    Jumlah plate minimum

    7

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    16/49

    Manfaat dari HETP adalah untuk menghitung tinggi kolom

    bahan isian dengan terlebih dahulu menentukan jumlah plate

    teoritis.

    I.4. Hipotesis

    Diperkirakan bahwa semakin besar perbandingan antara volume aquadest

    dengan volume alkohol, maka tinggi kolom bahan isian yang equivalentterhadap

    suatu plate teoritis semakin kecil.

    1.

    Semakin besar densitas larutan campuran semakin kecil normalitas

    alkohol.

    2. Semakin besar fraksi mol alkohol semakin kecil densitas larutan

    campuran.

    3. Semakin besar indeks bias semakin kecil densitas larutan campuran.

    4.

    Semakin tinggi fraksi mol alkohol maka semakin kecil Nmin dan

    HETP .

    8

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    17/49

    BAB II

    PELAKSANAAN PERCOBAAN

    II.1. Bahan

    1. Alkohol

    2.

    Aquadest

    II.2. Alat

    1.

    Piknometer2. Erlenmeyer

    3.

    Pipet

    4. Corong

    5. Gelas ukur

    6. Refraktometer

    7. Tabung reaksi

    9

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    18/49

    II.3. Gambar Alat

    6

    2 5

    3 Keterangan

    1. Labu leher tiga

    2. Termometer

    3.

    Kolom bahan isian

    4. Pemanas listrik

    5. Kran pengatur

    6. Pendingin balik

    7. Erlenmeyer

    1 7

    4

    Gambar 1. Rangkaian alat HETP

    II.4. Cara Kerja

    1. Membuat larutan alkohol aquadest untuk membuat grafik

    standart dari fraksi mol vs indeks bias.

    2.

    Memeriksa terlebih dahulu rangkaian alat percobaan.

    3. Membuat larutan umpan, yaitu campuran alkohol dan aquadest

    dengan perbandingan volume tertentu.

    4. Memasukkan umpan ke dalam labu leher tiga, diusahakan jangan

    sampai tumpah.

    5.

    Menghidupkan pendingin balik dan pemanasnya. Mengatur kran

    pada posisi refluks total.

    6. Mencatat secara periodik perubahan suhu residu dan destilat,

    sehingga dapat diketahui berapa lama dicapai suhu keduanya tetap.

    10

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    19/49

    7. Setelah suhu destilat dan residu konstan, mengambil distilat

    dengan memutar kran refluks, kemudian mengamati indeks

    biasnya. Setelah cukup, kran dikembalikan ke posisi refluks total.

    8.

    Mematikan pemanas, mengambil residu dan menampungnya

    seperti pengambilan destilat. Mengamati indeks biasnya.

    9. Menghidupkan pemanas seperti semula.

    10.Mengamati indeks bias destilat dan indeks bias residu dengan

    refraktomer.

    11.

    Mengulangi percobaan mulai dari langkah ke-3.

    11

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    20/49

    II.5. Diagram Alir

    a. Pembuatan Diagram Standar

    b. Percobaan

    Siapkan alat dan bahan

    Membuat 3 macam larutan alkohol-aquades sebagai larutan umpan

    Memasukan larutan umpan dalam labu leher 3

    Menghidupkan pendingin balik

    Mengambil destilat dan residu setelah suhu destilat dan residu konstan,

    kemudian mengukur indek biasnya dengan refraktometer

    Ulangi langkah memanaskan larutan umpan dengan perbandingan

    volume umpan yang berbeda

    Mencatat hasil indeks bias dari masing perbandingan larutan campuran

    Siapkan alat dan bahan

    Membuat 9 macam larutan alkohol-aquades pada tabung reaksi dengan

    perbandingan volume tertentu, kemudian mengukur indeks biasnya

    den an refraktometer

    Memanaskan larutan um an hin a dica ai kesetimban an

    12

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    21/49

    II.6. Analisa Perhitungan

    1. Mencari densitas alkohol.

    Menera piknometer sebagai berikut :

    Berat piknometer kosong : A gram

    Berat piknometer + aquadest : B gram

    Berat aquadest : ( B A ) : C

    gram

    Dari tabel 3-28, p3-75 Perry, didapat harga densitas aquadest (

    aquadest) pada suhu t tersebut adalah C = V ml

    aquadest

    Menentukan densitas alkohol :

    Berat piknometer + alkohol : D gram

    Berat alkohol : ( D A ) : E

    gram

    Dengan menganggap volume piknometer = volume alkohol, pada

    suhu yang sama t, maka :

    Densitas alkohol : E gram = alkohol gram

    V ml ml

    2. Mencari kadar alkohol (sampel)

    Dengan mengetahui densitas alkohol pada suhu t, maka dari

    Perrys Chemical Engineers Handbook tabel 3-110, p3-89 akan

    didapat kadar alkohol : K %.

    3. Membuat grafik standart

    Untuk membuat grafik standart antara fraksi mol dengan indeks

    bias diperlukan beberapa campuran dengan berbagai

    perbandingan untuk menghitung fraksi mol dengan data-data :

    Kadar alkohol : K %

    Alkohol : L ml

    13

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    22/49

    Aquadest : M ml

    Densitas alkohol : alkohol

    Densitas aquadest : aquadest

    Maka :

    Alkohol =

    alkohol x L x K % = S gmol.

    BM alkohol

    Aquadest =

    ( aquadest x M) + alkohol x L (100% - K%) = R

    gmol

    BM aquadest

    Sehingga fraksi alkohol : X = S = Q mol

    S + R

    Sehingga dari harga fraksi mol alkohol tersebut dan indeks bias

    dapat dibuat grafik standart.

    4. Mencari fraksi mol destilat dan residu sampel

    Dengan mengetahui indeks bias sampel dan dengan

    menggunakan grafik standart didapat fraksi mol destilat dan

    residu.

    5. Mencari sifat penguapan rata rata (ab)

    Harga d dan w dicari dengan menggunakan rumus :

    d = P alkohol ; P pada suhu td

    P aquadest

    w = P alkohol ; P pada suhu tw

    P aquadest

    ab = (d . w)

    14

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    23/49

    P alkohol dan aquadest dapat dilihat pada fig. 543, p. 583, G.G.

    Brown, Unit Operation.

    6.

    Menentukan HETP

    Sebelumnya menghitung jumlah plate minimum (Np min).

    Jumlah Np min pada percobaan ini diasumsikan sebagai kondisi

    kondensor dan reboiler total, dengan cara :

    1. Metode Mc Cabe Thiele

    Metode ini menggunakan grafik antara fraksi mol

    uap (Y) vs fraksi mol cairan (X). dalam

    penggambaran kurvanya digunakan diagram

    kesetimbangan etanol aquadest yang terdapat pada

    G.G. Brown, Unit Operation, p.582.

    2. Metode Fenske Underwood

    Dengan rumus :

    Np min = log [Xd/(1 Xd)] . [(1 Xb)/Xb]

    Log ab

    Maka harga HETP :

    HETP = Tinggi kolom bahan isian

    Nmin

    15

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    24/49

    BAB III

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    III.1 Hasil Percobaan

    Suhu aquadest : 28 C

    Berat labu ukur kosong : 11,4805 gram

    Berat labu ukur + aquadest : 21,3185 gram

    Berat aquadest : 9,8380 gram

    Berat labu ukur + alkohol : 19,3975 gramBerat alkohol : 7,9170 gram

    Densitas aquadest : 0,996233 g/ml

    Volume labu ukur : 9,8752 ml

    Densitas alkohol : 0,8017 g/ml

    Kadar alkohol : 96%

    Tinggi Bahan Isian : 72 cm

    BM alkohol (C2H5OH) : 46

    Tabel 1. Massa larutan standar

    No.Alkohol

    (ml)

    Aquadest

    (ml)

    Massa Larutan + Labu Ukur

    (gram)

    1. 15 2 19.7697

    2. 14 3 19.8883

    3. 13 4 20.0465

    4. 12 5 20.1708

    5. 11 6 20.3322

    6. 10 7 20.4268

    7. 9 8 20.5321

    8. 8 9 20.6609

    9. 7 10 20.7301

    10. 6 11 21.3052

    Tabel 2. Massa larutan distilat dan residu

    No.Umpan (ml) Massa Larutan + Labu Ukur

    TrC Td

    C

    Alkohol Aquadest Distilat Residu

    1. 50 100 19,2634 21,2442 90 63,5

    2. 75 75 19,2515 20,9435 85 63,5

    3. 50 75 19,3612 21,0543 84 63

    16

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    25/49

    III.2 Pembahasan

    Tabel 3. Menentukan Harga Fraksi Mol Alkohol

    No.Alkohol

    (ml)

    Aquadest

    (ml)

    Mol

    AlkoholMol Aquadest

    Fraksi Mol

    Alkohol

    1 15 2 0,2442 0,1547 0,6123

    2 14 3 0,2279 0,2071 0,5240

    3 13 4 0,2117 0,2595 0,4492

    4 12 5 0,1954 0,3119 0,3851

    5 11 6 0,1791 0,3643 0,3296

    6 10 7 0,1628 0,4167 0,2809

    7 9 8 0,1465 0,4692 0,2380

    8 8 9 0,1303 0,5216 0,1998

    9 7 10 0,1140 0,5740 0,1657

    10 6 11 0,0977 0,6264 0,1349

    Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan pada acara HETP (Height

    Equivalent of Theoritical Plate), didapat grafik standar hubungan antara fraksi

    mol alkohol dengan densitas.

    Gambar 2. Hubungan fraksi mol alkohol dengan densitas.

    y = -0.2716x + 0.992

    R = 0.8824

    0.8000

    0.8200

    0.8400

    0.8600

    0.8800

    0.9000

    0.9200

    0.9400

    0.9600

    0.9800

    1.0000

    0.0000 0.2000 0.4000 0.6000 0.8000

    Densitas(gr/ml)

    Fraksi Mol Alkohol

    ydata

    yhitung

    17

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    26/49

    Grafik tersebut menunjukkan semakin besar perbandingan antara volume

    aquadest dengan volume alkohol, maka densitasnya semakin besar, sehingga

    fraksi mol alkohol dalam campuran alkohol aquadest akan semakin besar.

    Tabel 4. Fraksi Mol Distilat dan Residu Masing-masing Sampel

    NoUmpan Fraksi mol alkohol (X)

    Alkohol Aquadest Distilat Residu

    1 50 100 0,9540 0,0237

    2 75 75 0,9637 0,1118

    3 50 75 0,8757 0,0736

    Semakin banyak volume aquadest dan semakin sedikit volume alkohol

    dalam larutan umpan menyebabkan suhu residu (Tr) semakin tinggi dan suhu

    distilat semakin rendah. Hal ini disebabkan karena titik didih aquadest lebih tinggi

    daripada alkohol, maka pada residu, komposisi aquadest yang lebih banyak akan

    meningkatkan suhu titik didihnya. Namun, hal ini tidak sesuai dengan hasil

    percobaan yang telah dilakukan. Berdasarkan percobaan ketiga, pada saat volume

    aquadest tetap dan volume alkohol dikurangi, suhu distilat (Td) justru turun.

    Adanya ketidaksesuaian ini dikarenakan kran refluks yang tidak sepenuhnya

    menutup.

    Gambar 3. Kurva kesetimbangan etanol-air dan fraksi mol uap etanol pada

    sampel 1

    0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1

    1.2

    0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

    FraksiMolUap(Y)

    Fraksi Mol Cair (x)

    18

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    27/49

    Gambar 4. Kurva kesetimbangan etanol-air dan fraksi mol uap etanol pada

    sampel 2

    Gambar 5. Kurva kesetimbangan etanol-air dan fraksi mol uap etanol pada

    sampel 3

    0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1

    1.2

    0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

    FraksiMolUap(Y)

    Fraksi Mol Cair (X)

    Xd

    Xr

    0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1

    1.2

    0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

    FraksiMolUap(Y)

    Fraksi Mol Cair (X)

    Xd

    Xr

    19

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    28/49

    Tabel 5. Hubungan Nmin dengan HETP

    No. N min HETP

    Fenske Underwood Mc.Cabe Thiele Fenske Underwood Mc.Cabe Thiele

    1. 8,9151 9,4 8,0761 7,6596

    2. 7,1733 7,2 10,0372 10

    3. 5,6105 5,8 12,8331 12,4138

    Perhitungan jumlah plate minimum dilakukan dengan menggunakan dua

    metode, yaitu metode Fenske Underwood dan metode McCabe Thiele. Pada

    perhitungan dengan kedua metode ini didapatkan hasil yang berbeda. Adanya

    ketidaksamaan jumlah plate minimum ini dikarenakan pada metode Fenske

    Underwood, ketelitian pada saat pembacaan grafik untuk mencari Po alkohol dan

    Po aquadest sangat mempengaruhi perhitungan pada aab dan Nmin. Sedangkan

    pada metode Mc Cabe Thiele, ketelitian pada saat menggambar plate sangat

    mempengaruhi Nmin.

    20

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    29/49

    BAB IV

    KESIMPULAN

    IV.1 Kesimpulan

    Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut.

    a.

    Dari grafik standar fraksi mol alkohol dengan densitas, semakin besar

    fraksi mol alkohol, maka semakin kecil densitasnya.

    b. Umpan 1 (50 ml alkohol + 100 ml aquadest)

    Fenske UnderwoodNmin = 8,9151

    HETP = 8,0761 cm

    Mc Cabe Thiele

    Nmin = 9,4

    HETP = 7,6596 cm

    Umpan 2 (75 ml alkohol + 75 ml aquadest)

    Fenske UnderwoodNmin = 7,1733

    HETP = 10,0372 cm

    Mc Cabe Thiele

    Nmin = 7,2

    HETP = 10 cm

    Umpan 3 ( 50 ml alkohol + 75 ml aquadest)

    Fenske Underwood

    Nmin = 5,6105

    HETP = 12,8331 cm

    Mc Cabe Thiele

    Nmin = 5,8

    HETP = 12,4138 cm

    21

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    30/49

    IV.2 Kritik dan Saran

    Kritik

    Rangkaian alat yang tidak terawat

    Praktikum yang tidak dimulai tepat waktu karena laboratorium

    yang belum dibuka oleh laboran

    Saran

    Rangkaian alat dibersihkan secara berkala

    Laboran membuka laboratorium tepat pada waktunya

    22

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    31/49

    DAFTAR PUSTAKA

    Brown, G.G, 1978, Unit Operation,14th , John Willey&Sons, New York.

    Perry, R.H, 1999, Chemical Engineering Handbook, 7th. ed, Mc Graw-Hill Inc,

    New York.

    Treyball,R.E.,1986, Mass Transfer Operation ,2nd edition,Mc Graw Hill, New

    York

    Tutik Muji, Setyoningrum, 2015, Operasi Teknik Kimia II, Program Studi

    Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, UPN Veteran Yogyakarta

    23

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    32/49

    LAMPIRAN

    JURNAL HETP

    Suhu aquadest : 28 C

    Berat labu ukur kosong : 11,4805 gram

    Berat labu ukur + aquadest : 21,3185 gram

    Berat aquadest : 9,8380 gram

    Berat labu ukur + alkohol : 19,3975 gram

    Berat alkohol : 7,9170 gram

    Densitas aquadest : 0,996233 g/ml

    Volume labu ukur : 9,8752 ml

    Densitas alkohol : 0,8017 g/mlKadar alkohol : 96%

    Tinggi Bahan Isian : 72 cm

    BM alkohol (C2H5OH) : 46

    Tabel 6. Massa Larutan Standar

    No.Alkohol

    (ml)

    Aquadest

    (ml)

    Massa Larutan + Labu Ukur

    (gram)

    1. 15 2 19.7697

    2. 14 3 19.8883

    3. 13 4 20.0465

    4. 12 5 20.1708

    5. 11 6 20.33226. 10 7 20.4268

    7. 9 8 20.5321

    8. 8 9 20.6609

    9. 7 10 20.7301

    10. 6 11 21.3052

    Tabel 7. Massa Larutan Distilat dan Residu

    No.Umpan (ml) Massa Larutan + Labu Ukur

    TrC Td

    C

    Alkohol Aquadest Distilat Residu

    1. 50 100 19,2634 21,2442 90 63,5

    2. 75 75 19,2515 20,9435 85 63,5

    3. 50 75 19,3612 21,0543 84 63

    Yogyakarta, Mei 2015

    Praktikan 1 Praktikan 2 Asisten Pembimbing

    Galuh Nur P. Kadek Dwi M. Hardin Kurnia Utami S.T.

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    33/49

    LAMPIRAN

    PERHITUNGAN

    1.

    Mencari densitas alkohol

    a. Menera labu ukur :

    Suhu aquadest : 28C

    Berat labu ukur kosong : 11,4805 gr

    Berat labu ukur + aquadest : 21,3185 gr

    Berat aquadest : 9,8380 gr

    Densitas aquadest pada suhu 28C dapat dilihat pada table 2-28

    Perrys Chemical Engineers Handbook, yaitu 0,996233 gr/ml

    Volume labu ukur = berataquadestdensitasaquadest

    =9,838gr

    ,996233gr/ml

    = 9,8752 ml

    b.

    Menentukan densitas alkohol

    Berat labu ukur + alkohol : 19,3975 gr

    Berat alkohol : 7,9170 gr

    Volume labu ukur : 9,8752 ml

    Densitas alkohol =beratalkohol

    volumelabuukur

    =7,97gr9,8752ml

    = 0,8017 gr/ml

    2. Mencari kadar alkohol

    Dengan mengetahui densitas alkohol pada suhu T dari Perry table 2-110

    a. Dengan kadar = 94%, pada T = 28oC

    25

    28

    30

    0,8027 0,7984

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    34/49

    253283 =

    ,827,7984,7984

    = 0,8001 gr/ml

    b. Dengan kadar = 93%, pada T = 28oC

    253283 =

    ,855,8,8

    = 0,8029 gr/ml

    Dari data yang diperoleh dari hasil interpolasi:

    Pada k = 94%, = 0,8001 gr/ml

    Pada k = 93%, = 0,8029 gr/ml

    Sehingga pada = 0,8017 gr/ml akan diperoleh kadar dengan cara

    interpolasi

    949393 =

    ,8,829,87,829

    x = 93,4185 %

    Jadi, kadar alkohol pada T = 28oC adalah 93,4185%

    25

    28

    30

    0,8055 0,8011

    94

    x

    93

    0,8001 0,8017 0,8029

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    35/49

    3. Menentukan fraksi mol alkohol

    Kadar alkohol : 93,4185%

    Densitas alkohol : 0,8017 gr/ml

    Densitas aquadest : 0,996233 gr/ml

    Data sampel 1

    mol alkohol =alkoholvolumealkoholk%

    BMalkohol

    =,875ml,93485

    46

    = 0,2442 gmol

    mol aquadest =(aqVaq)+(alVal(%k%))

    BMaq

    =(,9962332)+(,875(93,485))

    8

    = 0,1547 mol

    fraksi mol alkohol = molalkoholmolalkohol+molaquadest

    =,2442

    ,2442+,547

    = 0,6123

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    36/49

    Analog dengan perhitungan yang sama, maka didapat data berikutnya pada

    tabel berikut.

    Tabel 5. Menentukan Harga Fraksi Mol Alkohol

    No.Alkohol

    (ml)

    Aquadest

    (ml)

    Mol

    AlkoholMol Aquadest

    Fraksi Mol

    Alkohol

    1 15 2 0,2442 0,1547 0,6123

    2 14 3 0,2279 0,2071 0,5240

    3 13 4 0,2117 0,2595 0,4492

    4 12 5 0,1954 0,3119 0,3851

    5 11 6 0,1791 0,3643 0,3296

    6 10 7 0,1628 0,4167 0,2809

    7 9 8 0,1465 0,4692 0,2380

    8 8 9 0,1303 0,5216 0,1998

    9 7 10 0,1140 0,5740 0,1657

    10 6 11 0,0977 0,6264 0,1349

    Dari data diatas, dibuat persamaan regresi linier antara fraksi mol alkohol

    dengan densitas.

    y = ax + b

    dimana: y = densitas; x = fraksi mol alkohol; a,b = konstanta

    Dengan metodeLeast Square, yaitu:

    y = ax + n.b

    xy = ax2+ bx

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    37/49

    Tabel 6. Menentukan Persen Kesalahan

    No. X Y X2 XY

    1. 0,6123 0,8394 0,3749 0,5139

    2. 0,5240 0,8514 0,2746 0,4461

    3. 0,4492 0,8674 0,2018 0,3897

    4. 0,3851 0,8800 0,1483 0,3389

    5. 0,3296 0,8964 0,1086 0,2954

    6. 0,2809 0,9059 0,0789 0,2545

    7. 0,2380 0,9166 0,0566 0,2181

    8. 0,1998 0,9269 0,0399 0,1858

    9. 0,1657 0,9366 0,0174 0,1552

    10. 0,1349 0,9949 0,0182 0,1342

    3,3195 9,0183 1,3293 2,9139

    = Y X n XYX X n X^2

    b =X XY Y X^2X X n X^2

    a = -0,2716

    b = 0,9920

    Sehingga diperoleh persamaan garisnya:

    y = ax + b

    y = -0,2716x + 0,9920

    Pada data 1, x = 0,6123

    yhitung = -0,2716 (0,6123) + 0,9920

    = 0,8257

    % kesalahan = ydatayhitungydata x100%

    = ,8394,8257,8394 100%

    = 1,6320

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    38/49

    Analog dengan perhitungan yang sama, sehingga diperoleh hasil berikut.

    Tabel 7. Hubungan antara Ydata dan Yhitung serta Persen Kesalahan

    No. Fraksi Mol Alkohol (X) Densitas (Y) Y Hitung % Kesalahan

    1. 0,6123 0,8394 0,8257 1,6320

    2. 0,5240 0,8514 0,8497 0,2032

    3. 0,4492 0,8674 0,8700 0,2940

    4. 0,3851 0,8800 0,8874 0,8377

    5. 0,3296 0,8964 0,9025 0,6829

    6. 0,2809 0,9059 0,9157 1,0765

    7. 0,2380 0,9166 0,9273 1,1728

    8. 0,1998 0,9269 0,9377 0,8686

    9. 0,1657 0,9366 0,9470 1,1046

    10. 0,1349 0,9949 0,9553 3,9741

    dengan persen kesalahan rata-rata sebesar 1,1846 %

    Dari data tersebut, dibuat grafik seperti berikut:

    Gambar 3. Hubungan antara densitas dengan fraksi mol

    y = -0.2716x + 0.992

    R = 0.8824

    0.8000

    0.8200

    0.8400

    0.8600

    0.8800

    0.9000

    0.9200

    0.9400

    0.9600

    0.9800

    1.0000

    0.0000 0.2000 0.4000 0.6000 0.8000

    Densitas(gr/ml)

    Fraksi Mol Alkohol

    ydata

    yhitung

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    39/49

    4. Mencari fraksi mol distilat dan residu sampel

    a. Mencari densitas distilat

    Untuk data pertama

    Berat labu ukur+distilat = 19,2634 gram

    Berat labu ukur kosong = 11,4805 gram

    Berat distilat = 7,7829 gram

    Densitas distilat =beratdistilat

    volumelabuukur

    =7,7829gram

    9,8752ml

    = 0,7881 gr/ml

    b. Mencari kadar distilat

    Dengan kadar = 99%, pada T = 28oC

    253283 =

    ,788,7838,7838

    = 0,7855 gr/ml

    Dengan kadar = 98%, pada T = 28oC

    253283 =

    ,792,7868,7868

    = 0,7886 gr/ml

    25

    28

    30

    0,7881 0,7838

    25

    28

    30

    0,7912 0,7868

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    40/49

    Dari data yang diperoleh dari hasil interpolasi:

    Pada k = 99%, = 0,7855 gr/ml

    Pada k = 98%, = 0,7886 gr/ml

    Sehingga pada = 0,7881 gr/ml akan diperoleh kadar dengan cara

    interpolasi

    999898 =

    ,7855,7886,788,7886

    x = 98,1475 %

    Jadi, kadar alkohol pada T = 28oC adalah 98,1475% dan kadar

    aquadest adalah 1,8525%.

    c. Menghitung fraksi mol distilat (Xd)

    Mol alkohol =distilatvolumelabuukurkadaralkohol

    BMalkohol

    =,7889,8752ml,985

    46g/mol

    = 0,1661 mol

    Mol aquadest =distilatvolumelabuukurkadaraquadest

    BMaquadest

    =,7889,8752ml,85

    8g/mol

    = 0,0080 mol

    Fraksi mol distilat =molalkohol

    molalkohol+molaquadest

    =,66mol

    (,66+,8)mol

    = 0,9540

    99

    x

    98

    0,7855 0,7881 0,7886

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    41/49

    d. Mencari densitas residu

    Untuk data pertama

    Berat labu ukur+residu = 21,2442 gram

    Berat labu ukur kosong = 11,4805 gram

    Berat residu = 9,7637 gram

    Densitas residu =beratresidu

    volumelabuukur

    =9,7637gram

    9,8752ml

    = 0,9887 gr/ml

    e.

    Mencari kadar residu

    Dengan kadar = 6%, pada T = 28oC

    253283 =,9898,9884,9884

    = 0,9890 gr/ml

    Dengan kadar = 5%, pada T = 28oC

    253283 =

    ,9882,9867,9867

    = 0,9873 gr/ml

    25

    28

    30

    0,9898 0,9884

    25

    28

    30

    0,9882 0,9867

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    42/49

    Dari data yang diperoleh dari hasil interpolasi:

    Pada k = 6%, = 0,9890 gr/ml

    Pada k = 5%, = 0,9873 gr/ml

    Sehingga pada = 0,9887 gr/ml akan diperoleh kadar dengan cara

    interpolasi

    999898 =

    ,989,9873,9887,9873

    x = 5,8449 %

    Jadi, kadar alkohol pada T = 28oC adalah 5,8449% dan kadar aquadest

    adalah 94,1551%.

    f. Menghitung fraksi mol residu (Xr)

    Mol alkohol =residuvolumelabuukurkadaralkohol

    BMalkohol

    =,98879,8752ml,985

    46g/mol

    = 0,0124 mol

    Mol aquadest =residuvolumelabuukurkadaraquadest

    BMaquadest

    =,98879,8752ml,85

    8g/mol

    = 0,5107 mol

    Fraksi mol distilat =molalkohol

    molalkohol+molaquadest

    =,24mol

    (,24+,57)mol

    = 0,0237

    6

    x

    5

    0,9890 0,9887 0,9873

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    43/49

    Analog dengan perhitungan diatas, maka diperoleh data sebagai berikut.

    Tabel 8. Fraksi Mol Distilat dan Residu Masing-masing Sampel

    No.Umpan Fraksi Mol Alkohol (X)

    Alkohol Aquadest Distilat Residu

    1. 50 100 0,9540 0,0237

    2. 75 75 0,9637 0,1118

    3. 50 75 0,8757 0,0736

    5. Mencari sifat penguapan rata-rata (ab)

    Dari Fig. 543 ( Brown G.G, p.583)

    Tabel 9. Menentukan P Alkohol dan P Aquadest

    NoSuhu (C) P Alkohol (psia) P Aquadest

    TD TR TD TR TD TR

    1 63,5 90 7 25 3,5 11

    2 63,5 85 7 20 3,5 9

    3 63 84 6,9 19,5 3,2 8,5

    Data 1

    R =Palkohol

    P

    aquadest

    , pada suhu TR

    =25

    = 2,2727

    D =Palkohol

    Paquadest, pada suhu TD

    =7

    3,5

    = 2

    ab = (R . D)0,5

    = (2,2727 . 2)0,5

    = 2,1320

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    44/49

    Analog dengan perhitungan yang sama, maka diperoleh hasil seperti table

    berikut:

    Tabel 10. Sifat Penguapan

    NoSuhu (C) Sifat Penguapan

    TD TR R D ab

    1 63,5 90 2,2727 2 2,1320

    2 63,5 85 2,2222 2 2,1082

    3 63 84 2,2941 2,1875 2,2402

    6.

    Menentukan Nmindan HETP

    a. Metode Fenske Underwood

    Data 1

    Nmin =logD(R)R(D)

    log ab

    =log(,(,),(,))

    log2,32

    = 8,9151 plate

    HETP =

    =72

    8,95

    = 8,0761 cm

    Analog dengan perhitungan yang sama, maka diperoleh hasil pada

    table berikut:

    Tabel 11. Nmindan HETP

    No

    Umpan (ml) Fraksi mol Alkohol

    Nmin HETPAlkohol Aquadest XD XR

    1 50 100 0,9540 0,0237 8,9151 8,0761

    2 75 75 0,9637 0,1118 7,1733 10,0372

    3 50 75 0,8757 0,0736 5,5604 12,9486

    b. Metode Mc Cabe Thiele

    Pada fraksi mol uap cairan didapat dengan rumus:

    y =ab.

    +(ab)

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    45/49

    Data 1

    ab

    = 2,1320

    x = 0,1

    y =2,32. ,

    +(2,32),

    = 0,1915

    Analog dengan perhitungan yang sama, sehingga diperoleh data:

    Umpan 1, ab= 2,1320

    Xd= 0,9540

    Xr= 0,0237

    Tabel 12. Nilai Fraksi Mol Uap Cairan Umpan 1

    x 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1

    y 0 0.1915 0.3477 0.4775 0.5870 0.6807 0.7618 0.8326 0.8950 0.9505 1

    Gambar 4. Kurva kesetimbangan etanol-air dan fraksi mol uap

    etanol pada sampel 1

    Nmin = 9,4

    HETP =72

    9,4 = 7,6596 cm

    0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1

    1.2

    0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

    FraksiMolUap(Y)

    Fraksi Mol Cair (x)

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    46/49

    Data 2

    ab

    = 2,0917

    x = 0,1

    y =2,97 . ,

    +(2,97),

    = 0,1866

    Analog dengan perhitungan yang sama, sehingga diperoleh data:

    Umpan 2, ab= 2,0917

    Xd= 0,9637

    Xr= 0,1118

    Tabel 13. Nilai Fraksi Mol Uap Cairan Umpan 2

    x 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1

    y 0 0.1886 0.3434 0.4727 0.5824 0.6765 0.7583 0.8299 0.8932 0.9496 1

    Gambar 5. Kurva kesetimbangan etanol air dan fraksi mol uap

    etanol pada sampel 2

    Nmin = 7,2

    HETP =727,2

    = 10 cm

    0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1

    1.2

    0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

    FraksiMolUap(Y)

    Fraksi Mol Cair (X)

    Xd

    Xr

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    47/49

    Data 3

    ab

    = 2,1129

    x = 0,1

    y =2,29 . ,

    +(2,29),

    = 0,1901

    Analog dengan perhitungan yang sama, sehingga diperoleh data:

    Umpan 3, ab= 2,1129

    Xd= 0,8757

    Xr= 0,0736

    Tabel 14. Nilai Fraksi Mol Uap Cairan Umpan 3

    x 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1

    y 0 0.1901 0.3456 0.4752 0.5848 0.6788 0.7602 0.8314 0.8942 0.9500 1

    Gambar 6. Kurva kesetimbangan etanol air dan fraksi mol uap

    etanol pada sampel 3

    Nmin = 5,8

    HETP =725,8

    = 12,4138 cm

    0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1

    1.2

    0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

    FraksiMolUap(Y)

    Fraksi Mol Cair (X)

    Xd

    Xr

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    48/49

    LAMPIRAN

    PERTANYAAN DAN JAWABAN SEMINAR

    1.

    Pada praktikum HETP digunakan refluks. Apa fungsi refluks dan

    bagaimana jika tidak ada refluks?

    Fungsi refluks yaitu mengembalikan hasil kondensasi ke dalam

    menara distilasi. Jika tidak ada refluks, maka tidak terjadi

    kesetimbangan antara cair dan gas, sehingga didapat distilat yang

    tidak begitu murni

    (Previa Widodo / 121130286)

    2.

    Mengapa berat distilat lebih kecil daripada berat residu?

    Titik didih alkohol lebih kecil daripada titik didih aquadest,

    sehingga alkohol akan lebih dulu menguap. Hal ini menyebabkan

    pada distilat (hasil bagian atas) lebih banyak terdapat alkohol,

    dimana berat alkohol lebih kecil dibanding dengan berat aquadest.

    (Martin Bima Wicaksana / 121130190)

    3.

    Apa itu distilasi secara batch?

    Distilasi secara batch merupakan proses pemisahan campuran cair-

    cair berdasarkan titik didihnya yang dilakukan dengan satu kali

    proses, yaitu memasukkan umpan, menjalankan proses distilasinya,

    kemudian mengambil hasilnya.

    (Aswin Arif Fauzan /121130178)

    PERTANYAAN DARI PENGUJI

    1.

    Apakah pada praktikum kadar alkoholnya diencerkan?

    Pada saat pembuatan campuran etanol-air untuk grafik standar,

    alkohol yang digunakan tidak diencerkan. Namun untuk larutan

    umpan alkoholnya diencerkan, dimana pada sampel pertama

    digunakan alkohol sebanyak 50 ml dan ditambahkan aquadest

    sebanyak 100 ml.

  • 7/25/2019 PDTK D-4

    49/49

    2. Bagaimana GOA dan GOB pada HETP?

    Pada HETP, letak umpan berada dibawah dan umpan yang masuk

    merupakan uap jenuh (saturated vapor), sehingga q=0. Untuk nilai

    q=0, garis umpannya horizontal, sehingga tidak bisa ditentukan

    daerah operasi atas dan daerah operasi bawah.