Upload
galsnp
View
373
Download
15
Embed Size (px)
Citation preview
7/25/2019 PDTK D-4
1/49
LAPORAN SEMINAR
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA
Height Equivalent of a Theoritical Plate
(HETP)
D-4
DISUSUN OLEH :
Galuh Nur Prasidhilaskmi (121130330)
Kadek Dwi Mahayasa (121130351)
LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA
PRODI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2015
7/25/2019 PDTK D-4
2/49
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN SEMINAR
Height Equivalent of a Theoritical Plate
(HETP)
D-4
Disusun Oleh :
Galuh Nur Prasidhilaskmi (121130330)
Kadek Dwi Mahayasa (121130351)
Yogyakarta, Juni 2015
Disetujui oleh
Asisten Pembimbing
Hardin Kurnia Utami S.T.
ii
7/25/2019 PDTK D-4
3/49
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan YME, karena atas karunia-Nya
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Makalah
Praktikum Dasar Teknik Kimia ini disusun guna memenuhi kurikulum
pendidikan pada Jurusan Teknik Kimia, UPN Veteran
Yogyakarta.
Pokok bahasan makalah ini adalah Height Equivalent of a Theoritical
Plate (HETP) yang merupakan salah satu dari beberapa acara Praktikum DasarTeknik Kimia. Tujuan dari makalah ini adalah untuk memberikan gambaran yang
nyata dari teori yang telah ada. Pada kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Orang Tua yang telah mendukung pembuatan makalah ini
2.
Ir. Danang Jaya M.T., selaku kepala Laboratorium Dasar Teknik
Kimia
3.
Hardin Kurnia Utami S.T., selaku asisten pembimbing4. Staf laboran Laboraturium Dasar Teknik Kimia
5. Rekan rekan dalam satu plug
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya rekan
rekan mahasiswa Teknik Kimia UPN Veteran Yogyakarta. Segala kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya
makalah ini.
Yogyakarta, Juni 2015
Penyusun
iii
7/25/2019 PDTK D-4
4/49
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang ... 1
I.2 Tujuan Percobaan ... 1
I.3 Tinjauan Pustaka 1
I.4 Hipotesis . 8
BAB II PELAKSANAAN PERCOBAAN
II.1 Bahan .. 9II.2 Alat . 9
II.3 Gambar Alat ... 10
II.4 Cara Kerja .. 10
II.5 Daigram Alir .. 12
II.6 Analisis Perhitungan .. 13
II.6.1 Mencari Densitas Alkohol . 13
II.6.2 Mencari Kadar Alkohol (Sampel) . 13
II.6.3 Membuat Grafik Standar 13
II.6.4 Mencari Fraksi Mol Distilat dan Residu Sampel ... 14
II.6.5 Mencari Sifat Penguapan Rata-rata (ab) .. 14
II.6.6 Menentukan Hetp ... 15
BAB III HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
III.1 Hasil Percobaan .. 16
III.2 Pembahasan 17
BAB IV KESIMPULAN
IV.1 Kesimpulan 21
IV.2 Kritik dan Saran . 22
DAFTAR PUSTAKA 23
LAMPIRAN
iv
7/25/2019 PDTK D-4
5/49
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Massa Larutan Standar .............................................................. 16
Tabel 2. Massa Larutan Distilat dan Residu ............................................ 16
Tabel 3. Menentukan Harga Fraksi Mol Alkohol ................................... 17
Tabel 4. Fraksi Mol Distilat dan Residu Masing-masing Sampel ............ 18
Tabel 5. Hubungan Nmin dengan HETP .................................................. 20
v
7/25/2019 PDTK D-4
6/49
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Rangkaian Alat HETP ............................................................... 11
Gambar 2. Hubungan Fraksi Mol Alkohol Dengan Densitas ........................ 17
Gambar 3. Kurva Kesetimbangan Etanol Air dan Fraksi Mol Uap Etanol
Pada Sampel 1 .............................................................................18
Gambar 4. Kurva Kesetimbangan Etanol Air dan Fraksi Mol Uap Etanol
Pada Sampel 2 .............................................................................19
Gambar 5. Kurva Kesetimbangan Etanol Air dan Fraksi Mol Uap Etanol
Pada Sampel 3 .............................................................................19
vi
7/25/2019 PDTK D-4
7/49
DAFTAR LAMBANG
T = suhu, oC
= densitas, gr/ml
x = kadar alkohol, %
BM = berat molekul, g/mol
P = tekanan uap larutan, psia
TD = suhu distilat,oC
TR = suhu residu,
o
CR = sifat penguapan residu
D = sifat penguapan distilat
ab = sifat penguapan rata-rata
Nmin = jumlah plate minimum
HETP = tinggi bahan isian yang ekuivalen dengan satu plate teoritis, cm
vii
7/25/2019 PDTK D-4
8/49
INTISARI
HETP (High Equivalent of Theoritical Plate) digunakan untuk
menghitung tinggi kolom bahan isian dengan terlebih dahulu menentukan
jumlah plate teoritisnya. Percobaan HETP dimaksudkan untuk menentukan
perbandingan tinggi kolom bahan isian yang ekuivalent dengan satu plate
teoritisnya.
Dalam percobaan ini, bahan yang digunakan sebagai umpan adalah alkohol dan
aquadest, sedangkan alat yang digunakan adalah kolom bahan isian dilengkapi
dengan labu leher tiga, pemanas dan pendingin.
Mula-mula campuran alkohol-aquadest dalam labu leher tiga
dipanaskan. Setelah suhu konstan, destilat dan residu diambil untuk diamati indeks
biasnya. Berdasarkan indeks bias dari grafik indeks bias vs fraksi mol maka molfraksi destilat dan residu dapat diketahui. Dimana mol fraksi destilat (Xd) dan mol
fraksi residu (Xw) tersebut digunakan untuk menghitung jumlah plate sehingga
diperoleh HETP.
Dari percobaan yang dilakukan didapatkan hasil HETP (cm/plate) pada
Metode Mc Cabe Thile dengan perbandingan umpan alkohol dengan aquadest
sebanyak 50 ml dan 100 ml sebesar 7,6596, sebanyak 75 ml dan 75 ml sebesar 10,
sebanyak 50 ml dan 75 ml sebesar 12,4138. Pada Metode Franske Underwood
didapatkan hasil dengan perbandingan umpan alkohol dengan aquades sebanyak
50 ml dan 100 ml sebanyak 8,0761, sebanyak 75 ml dan 75 ml sebesar 10,0372,
sebanyak 50 ml dan 75 ml sebesar 12,8331.
viii
7/25/2019 PDTK D-4
9/49
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Dalam industri sering dibutuhkan bahan bahan yang relatif murni
terhadap bahan bahan lainnya, di dalam proses industri maupun hasil
industri. Untuk itu diperlukan metode untuk memisahkannya. Cara
pemisahan yang digunaka untuk memisahkan suatu bahan dari campurannya
ada beberapa jenis, diantaranya adalah filtrasi, ekstraksi, kristalisasi,
destilasi, dan sebagainya.
Untuk bahan yang terdiri dari cairan cairan, metode destilasi lebih
sering digunakan yaitu dengan menggunakan menara pemisah. Baik
menggunakan menara dengan bahan isian ataupun menara dengan plate.
Konsep HETP dalam destilasi pada dasarnya digunakan untuk
mencari tinggi kolom bahan isian yang equivalentdengan membandingkan
suatu efisiensi menara isian terhadap menara plate, kecepatan dan sifatfluida, keadaan operasi pada umumnya oleh variasi keadaan dispersi cairan
di permukaan bahan isian.
I.2. Tujuan Percobaan
Menentukan perbandingan tinggi kolom bahan isian yang equivalent
terhadap suatu plate teoritis pada destilat alkohol aquadest pada sistem
batch.
I.3. Tinjauan Pustaka
HETP dalam penggunaannya sering digunakan dalam perhitungan
menara destilasi dengan bahan isian. Destilasi merupakan suatu cara
pemisahan komponen komponen dari suatu larutan, tergantung dari
distribusi bahan - bahan antara fase cair dan fase gas. Berdasarkan
konstruksi, menara destilasi digolongkan:
1
7/25/2019 PDTK D-4
10/49
1) Menggunakan plate dengan bubble cupatauperforated
2) Menggunakanpackingdengan menara bahan isian
Adapun jenis bahan isian antara lain :
1) Bahan yang tersusun teratur (regular packing) , diantarannya
double spiral ring, wood grid.
2) Bahan isian yang tersusun secara acak (random packing),
diantaranya rashing ring, ring packing.
3) Pseudo plate column, kontak fase terjadi pada plate seperti
misalnya hitted trays, triple trays.
( Treybal, R.E., 1986)
Sifat sifat bahan yang harus dimiliki bahan isian adalah :
1.
Perbandingan luas permukaan bidang basah (bidang kontak)
bahan isian per satuan volume bahan isian cukup besar.
2. Susunan bahan isian dalam kolom cukup memberikan rongga
kosong, shingga memudahkan aliran fluida, sedangkan
penurunan tekanan aliran tidak terlalu besar.
3. Permukaan bahan isian mudah menjadi basah.
4. Tahan terhadap suhu dan perubahannya, dan tidak mudah
berkarat.
5. Bulk Densitycukup rendah.
6. Cukup kuat, tidak mudah pecah.
Didalam distilasi ada beberapa cara untuk menentukan jumlah plate
teoritis sebagai plate minimum, yaitu dengan cara :
1.
Metode Mc Cabe Thile
Rumus diatas didapat dari :
Xa.1)-ab(1
Xa.abYa
a
a
+=
2
7/25/2019 PDTK D-4
11/49
Rumus tersebut didapat dari:
XbYb
XaYa
ab=a
=
Xb
Ybab
Xa
Yaa
XaXb
YbabYa
=a
( )Xa
Xa-1
Ya-1.abYa
a
=
Syarat syarat metode Mc Cabe Thile :
a.
Apabila sistem campuran yang disuling menghasilkan
diagram komposisi uap jenuh dan cair jenuh adalah
lurus dan sejajar atau garis operasi mendekati garis
lurus atau sejajar.
Syarat ini jarang dijumpai bila besaran besarannyadalam satuan massa atau jika komposisi dalam satuan
fraksi massa dan enthalpi dalam Btu , tetapi lebih
mendekati bila satuan dalam mol. Lbm
b. Jika persyaratan (a) dapat dipenuhi, maka Ln/Vn+1pada
seksi rektifikasi dan Lm/Vm+1 pada seksi striping
bernilai tetap. Keadaan semacam ini dikenal sebagai
Constant molal ever flow and Vaporation.
c. Tekanan di seluruh menara dianggap tetap.
d.
Panas pencampuran ( Hs ) dapat diabaikan.
e. Panas latent penguapan ( ) rata rata tetap.
Bila ditinjau dari seksi enriching/ rektifikasi :
Neraca bahan : Vn+1 = Ln + D
3
7/25/2019 PDTK D-4
12/49
Neraca komponen : dnn1n1n XDXLYV +=++
dnn YV XDXL nn11 +=++
d
1n
n
1n
n1n
XV
DX
V
LY
++
+ +=
n10 LLL ==
1n21 VVV +==
XdV
DXn
V
LY 1n +=+ ..(1)
DLV 01 +=
DLV +=
XdDL
DXn
DL
LY 1n
++
+=+ ..(2)
1D
L
XdXn
1D
LD
L
Y1n
++
+=+
1R
XdXn1R
RY 1n +++=+ ..(3)
Persamaan (1), (2) dan (3) disebut persamaan garis operasi
atas (GOA) dengan
Slope:1R
R
DL
L
V
L
+=
+=
Intercept:1R
X
DL
XD
V
XD ddd
+=
+=
Bila dilihat dari seksi striping:
BVL 1mm += +
BLV m1m =+
bmm1m1m X.BX.LY.V =++
b
1m
m
1m
m1m X
V
BX
V
LY
++
+ =
bm
XV
BX
V
LY = (4)
4
7/25/2019 PDTK D-4
13/49
Persamaan (4) disebut persamaan garis operasi bawah
(GOB) dengan
Slope:V
L
Intercept:V
X.B b
Pada refluks total dimana seluruh uap yang terembunkan
dalam kondensor dikembalikan kedalam kolom sebagai refluks
maka tidak ada hasil distilat ( D=0).
Perbandingan refluks ( Lo/D ) adalah tak terhingga.
2. Metode Fenske Underwood
o
o
dPb
Pa=a , pada suhu puncak (td)
o
o
Pb
Paw=a , pada suhu bawah (tw)
Dimana : Pa = tekanan uap murni komponen aPb = tekann uap murni komponen b
Untuk campuran ideal, metode ini didasarkan atas
volatilitas relatif ab antar komponen, dengan terlebih dahulu
menetapkan d dan w.
( )( )Ya-1Xa
Xa1Yaab
=a
Dimana : Y = mol fraksi uap
X = mol fraksi cairan
Campuran ideal mematuhi hukum Roult dan volatilitas
relatifnya ialah tekanan uap komponennya.
Pa = Pa . Xa ; Pa = tekanan parsial a
Pb = Pb .Xb ; Pb = tekanan parsial b
Pt
PaYa= ; Pt = tekanan total
5
7/25/2019 PDTK D-4
14/49
Pt
PbYb=
( )
( )Xb
Xb.Pb
XaXa.Pa
XbPb
XaPa
XbYb
XaYa
abo
o
===a
o
o
Pb
Paab=a
Untuk sistem biner
Yb
Yadan
Xb
Xadapat diganti dengan :
Ya1
Ya
dan
Xa1
Xa
sehingga :Xb
Xa.
Yb
Ya
XbYb
XaYa
ab ==a
Xa-1
Xa.
Ya1
Yaab
=a
Xa1Xaab
Ya1Ya
a=
untuk plate n + 1
1n
1n
1n
1n
X1
Xab
Y1
Y
+
+
+
+
a=
Oleh karena itu refluks total distilat (D) = 0 dan L = 1, Y n+1 = Xn
Sehingga :1n
1n
n
n
X1Xab
X1X
+
+
a=
Pada puncak kolom, bila kondensor total Y1= Xd
1
1
d
d
X1
Xab
X1
X
a=
..(1)
untuk n plate berurutan menghasilkan :
2
2
1
1
X1
Xab
X1
X
a=
..(2)
6
7/25/2019 PDTK D-4
15/49
jika persamaan (1) dan (2) dikalikan satu sama lain dan
suku suku tengah saling menghapuskan, maka :
( )Xn1
Xnab
Xd1
Xd n
a=
Untuk sampai ke hasil bawah yang keluar dari kolom
diperlukan N min plate ditambah satu reboiler.
( )Xb1
Xbab
Xd1
Xd 1minN
a=
+
Untuk mendapatkan N min dengan logaritma menghasilkan
:
1ablog
Xb
Xb-1.
Xd1
Xdlog
minN a
=
( Treybal R.E., 1986 )
Jika perubahan nilai ab dari dasar kolom tidak terlalumenyolok, maka untuk ab digunakan rata ratanya.
aquadestP
alkoholPd
o
o
=a , pada suhu puncak (td)
aquadestP
alkoholPw
o
o
=a , pada suhu bawah (tw)
3.
Metode Ponchon Savorit (Dengan menggunakan diagram
entalpi komposisi)HETP penggunaannya sering untuk perhitungan menara
distilasi dengan memakai bahan isian. Dengan menggunakan
metode diatas, jumlah plate minimum dapat diketahui, maka harga
HETP dapat dihitung :
HETP = Tinggi packing kolom bahan isian
Jumlah plate minimum
7
7/25/2019 PDTK D-4
16/49
Manfaat dari HETP adalah untuk menghitung tinggi kolom
bahan isian dengan terlebih dahulu menentukan jumlah plate
teoritis.
I.4. Hipotesis
Diperkirakan bahwa semakin besar perbandingan antara volume aquadest
dengan volume alkohol, maka tinggi kolom bahan isian yang equivalentterhadap
suatu plate teoritis semakin kecil.
1.
Semakin besar densitas larutan campuran semakin kecil normalitas
alkohol.
2. Semakin besar fraksi mol alkohol semakin kecil densitas larutan
campuran.
3. Semakin besar indeks bias semakin kecil densitas larutan campuran.
4.
Semakin tinggi fraksi mol alkohol maka semakin kecil Nmin dan
HETP .
8
7/25/2019 PDTK D-4
17/49
BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN
II.1. Bahan
1. Alkohol
2.
Aquadest
II.2. Alat
1.
Piknometer2. Erlenmeyer
3.
Pipet
4. Corong
5. Gelas ukur
6. Refraktometer
7. Tabung reaksi
9
7/25/2019 PDTK D-4
18/49
II.3. Gambar Alat
6
2 5
3 Keterangan
1. Labu leher tiga
2. Termometer
3.
Kolom bahan isian
4. Pemanas listrik
5. Kran pengatur
6. Pendingin balik
7. Erlenmeyer
1 7
4
Gambar 1. Rangkaian alat HETP
II.4. Cara Kerja
1. Membuat larutan alkohol aquadest untuk membuat grafik
standart dari fraksi mol vs indeks bias.
2.
Memeriksa terlebih dahulu rangkaian alat percobaan.
3. Membuat larutan umpan, yaitu campuran alkohol dan aquadest
dengan perbandingan volume tertentu.
4. Memasukkan umpan ke dalam labu leher tiga, diusahakan jangan
sampai tumpah.
5.
Menghidupkan pendingin balik dan pemanasnya. Mengatur kran
pada posisi refluks total.
6. Mencatat secara periodik perubahan suhu residu dan destilat,
sehingga dapat diketahui berapa lama dicapai suhu keduanya tetap.
10
7/25/2019 PDTK D-4
19/49
7. Setelah suhu destilat dan residu konstan, mengambil distilat
dengan memutar kran refluks, kemudian mengamati indeks
biasnya. Setelah cukup, kran dikembalikan ke posisi refluks total.
8.
Mematikan pemanas, mengambil residu dan menampungnya
seperti pengambilan destilat. Mengamati indeks biasnya.
9. Menghidupkan pemanas seperti semula.
10.Mengamati indeks bias destilat dan indeks bias residu dengan
refraktomer.
11.
Mengulangi percobaan mulai dari langkah ke-3.
11
7/25/2019 PDTK D-4
20/49
II.5. Diagram Alir
a. Pembuatan Diagram Standar
b. Percobaan
Siapkan alat dan bahan
Membuat 3 macam larutan alkohol-aquades sebagai larutan umpan
Memasukan larutan umpan dalam labu leher 3
Menghidupkan pendingin balik
Mengambil destilat dan residu setelah suhu destilat dan residu konstan,
kemudian mengukur indek biasnya dengan refraktometer
Ulangi langkah memanaskan larutan umpan dengan perbandingan
volume umpan yang berbeda
Mencatat hasil indeks bias dari masing perbandingan larutan campuran
Siapkan alat dan bahan
Membuat 9 macam larutan alkohol-aquades pada tabung reaksi dengan
perbandingan volume tertentu, kemudian mengukur indeks biasnya
den an refraktometer
Memanaskan larutan um an hin a dica ai kesetimban an
12
7/25/2019 PDTK D-4
21/49
II.6. Analisa Perhitungan
1. Mencari densitas alkohol.
Menera piknometer sebagai berikut :
Berat piknometer kosong : A gram
Berat piknometer + aquadest : B gram
Berat aquadest : ( B A ) : C
gram
Dari tabel 3-28, p3-75 Perry, didapat harga densitas aquadest (
aquadest) pada suhu t tersebut adalah C = V ml
aquadest
Menentukan densitas alkohol :
Berat piknometer + alkohol : D gram
Berat alkohol : ( D A ) : E
gram
Dengan menganggap volume piknometer = volume alkohol, pada
suhu yang sama t, maka :
Densitas alkohol : E gram = alkohol gram
V ml ml
2. Mencari kadar alkohol (sampel)
Dengan mengetahui densitas alkohol pada suhu t, maka dari
Perrys Chemical Engineers Handbook tabel 3-110, p3-89 akan
didapat kadar alkohol : K %.
3. Membuat grafik standart
Untuk membuat grafik standart antara fraksi mol dengan indeks
bias diperlukan beberapa campuran dengan berbagai
perbandingan untuk menghitung fraksi mol dengan data-data :
Kadar alkohol : K %
Alkohol : L ml
13
7/25/2019 PDTK D-4
22/49
Aquadest : M ml
Densitas alkohol : alkohol
Densitas aquadest : aquadest
Maka :
Alkohol =
alkohol x L x K % = S gmol.
BM alkohol
Aquadest =
( aquadest x M) + alkohol x L (100% - K%) = R
gmol
BM aquadest
Sehingga fraksi alkohol : X = S = Q mol
S + R
Sehingga dari harga fraksi mol alkohol tersebut dan indeks bias
dapat dibuat grafik standart.
4. Mencari fraksi mol destilat dan residu sampel
Dengan mengetahui indeks bias sampel dan dengan
menggunakan grafik standart didapat fraksi mol destilat dan
residu.
5. Mencari sifat penguapan rata rata (ab)
Harga d dan w dicari dengan menggunakan rumus :
d = P alkohol ; P pada suhu td
P aquadest
w = P alkohol ; P pada suhu tw
P aquadest
ab = (d . w)
14
7/25/2019 PDTK D-4
23/49
P alkohol dan aquadest dapat dilihat pada fig. 543, p. 583, G.G.
Brown, Unit Operation.
6.
Menentukan HETP
Sebelumnya menghitung jumlah plate minimum (Np min).
Jumlah Np min pada percobaan ini diasumsikan sebagai kondisi
kondensor dan reboiler total, dengan cara :
1. Metode Mc Cabe Thiele
Metode ini menggunakan grafik antara fraksi mol
uap (Y) vs fraksi mol cairan (X). dalam
penggambaran kurvanya digunakan diagram
kesetimbangan etanol aquadest yang terdapat pada
G.G. Brown, Unit Operation, p.582.
2. Metode Fenske Underwood
Dengan rumus :
Np min = log [Xd/(1 Xd)] . [(1 Xb)/Xb]
Log ab
Maka harga HETP :
HETP = Tinggi kolom bahan isian
Nmin
15
7/25/2019 PDTK D-4
24/49
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
III.1 Hasil Percobaan
Suhu aquadest : 28 C
Berat labu ukur kosong : 11,4805 gram
Berat labu ukur + aquadest : 21,3185 gram
Berat aquadest : 9,8380 gram
Berat labu ukur + alkohol : 19,3975 gramBerat alkohol : 7,9170 gram
Densitas aquadest : 0,996233 g/ml
Volume labu ukur : 9,8752 ml
Densitas alkohol : 0,8017 g/ml
Kadar alkohol : 96%
Tinggi Bahan Isian : 72 cm
BM alkohol (C2H5OH) : 46
Tabel 1. Massa larutan standar
No.Alkohol
(ml)
Aquadest
(ml)
Massa Larutan + Labu Ukur
(gram)
1. 15 2 19.7697
2. 14 3 19.8883
3. 13 4 20.0465
4. 12 5 20.1708
5. 11 6 20.3322
6. 10 7 20.4268
7. 9 8 20.5321
8. 8 9 20.6609
9. 7 10 20.7301
10. 6 11 21.3052
Tabel 2. Massa larutan distilat dan residu
No.Umpan (ml) Massa Larutan + Labu Ukur
TrC Td
C
Alkohol Aquadest Distilat Residu
1. 50 100 19,2634 21,2442 90 63,5
2. 75 75 19,2515 20,9435 85 63,5
3. 50 75 19,3612 21,0543 84 63
16
7/25/2019 PDTK D-4
25/49
III.2 Pembahasan
Tabel 3. Menentukan Harga Fraksi Mol Alkohol
No.Alkohol
(ml)
Aquadest
(ml)
Mol
AlkoholMol Aquadest
Fraksi Mol
Alkohol
1 15 2 0,2442 0,1547 0,6123
2 14 3 0,2279 0,2071 0,5240
3 13 4 0,2117 0,2595 0,4492
4 12 5 0,1954 0,3119 0,3851
5 11 6 0,1791 0,3643 0,3296
6 10 7 0,1628 0,4167 0,2809
7 9 8 0,1465 0,4692 0,2380
8 8 9 0,1303 0,5216 0,1998
9 7 10 0,1140 0,5740 0,1657
10 6 11 0,0977 0,6264 0,1349
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan pada acara HETP (Height
Equivalent of Theoritical Plate), didapat grafik standar hubungan antara fraksi
mol alkohol dengan densitas.
Gambar 2. Hubungan fraksi mol alkohol dengan densitas.
y = -0.2716x + 0.992
R = 0.8824
0.8000
0.8200
0.8400
0.8600
0.8800
0.9000
0.9200
0.9400
0.9600
0.9800
1.0000
0.0000 0.2000 0.4000 0.6000 0.8000
Densitas(gr/ml)
Fraksi Mol Alkohol
ydata
yhitung
17
7/25/2019 PDTK D-4
26/49
Grafik tersebut menunjukkan semakin besar perbandingan antara volume
aquadest dengan volume alkohol, maka densitasnya semakin besar, sehingga
fraksi mol alkohol dalam campuran alkohol aquadest akan semakin besar.
Tabel 4. Fraksi Mol Distilat dan Residu Masing-masing Sampel
NoUmpan Fraksi mol alkohol (X)
Alkohol Aquadest Distilat Residu
1 50 100 0,9540 0,0237
2 75 75 0,9637 0,1118
3 50 75 0,8757 0,0736
Semakin banyak volume aquadest dan semakin sedikit volume alkohol
dalam larutan umpan menyebabkan suhu residu (Tr) semakin tinggi dan suhu
distilat semakin rendah. Hal ini disebabkan karena titik didih aquadest lebih tinggi
daripada alkohol, maka pada residu, komposisi aquadest yang lebih banyak akan
meningkatkan suhu titik didihnya. Namun, hal ini tidak sesuai dengan hasil
percobaan yang telah dilakukan. Berdasarkan percobaan ketiga, pada saat volume
aquadest tetap dan volume alkohol dikurangi, suhu distilat (Td) justru turun.
Adanya ketidaksesuaian ini dikarenakan kran refluks yang tidak sepenuhnya
menutup.
Gambar 3. Kurva kesetimbangan etanol-air dan fraksi mol uap etanol pada
sampel 1
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
FraksiMolUap(Y)
Fraksi Mol Cair (x)
18
7/25/2019 PDTK D-4
27/49
Gambar 4. Kurva kesetimbangan etanol-air dan fraksi mol uap etanol pada
sampel 2
Gambar 5. Kurva kesetimbangan etanol-air dan fraksi mol uap etanol pada
sampel 3
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
FraksiMolUap(Y)
Fraksi Mol Cair (X)
Xd
Xr
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
FraksiMolUap(Y)
Fraksi Mol Cair (X)
Xd
Xr
19
7/25/2019 PDTK D-4
28/49
Tabel 5. Hubungan Nmin dengan HETP
No. N min HETP
Fenske Underwood Mc.Cabe Thiele Fenske Underwood Mc.Cabe Thiele
1. 8,9151 9,4 8,0761 7,6596
2. 7,1733 7,2 10,0372 10
3. 5,6105 5,8 12,8331 12,4138
Perhitungan jumlah plate minimum dilakukan dengan menggunakan dua
metode, yaitu metode Fenske Underwood dan metode McCabe Thiele. Pada
perhitungan dengan kedua metode ini didapatkan hasil yang berbeda. Adanya
ketidaksamaan jumlah plate minimum ini dikarenakan pada metode Fenske
Underwood, ketelitian pada saat pembacaan grafik untuk mencari Po alkohol dan
Po aquadest sangat mempengaruhi perhitungan pada aab dan Nmin. Sedangkan
pada metode Mc Cabe Thiele, ketelitian pada saat menggambar plate sangat
mempengaruhi Nmin.
20
7/25/2019 PDTK D-4
29/49
BAB IV
KESIMPULAN
IV.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut.
a.
Dari grafik standar fraksi mol alkohol dengan densitas, semakin besar
fraksi mol alkohol, maka semakin kecil densitasnya.
b. Umpan 1 (50 ml alkohol + 100 ml aquadest)
Fenske UnderwoodNmin = 8,9151
HETP = 8,0761 cm
Mc Cabe Thiele
Nmin = 9,4
HETP = 7,6596 cm
Umpan 2 (75 ml alkohol + 75 ml aquadest)
Fenske UnderwoodNmin = 7,1733
HETP = 10,0372 cm
Mc Cabe Thiele
Nmin = 7,2
HETP = 10 cm
Umpan 3 ( 50 ml alkohol + 75 ml aquadest)
Fenske Underwood
Nmin = 5,6105
HETP = 12,8331 cm
Mc Cabe Thiele
Nmin = 5,8
HETP = 12,4138 cm
21
7/25/2019 PDTK D-4
30/49
IV.2 Kritik dan Saran
Kritik
Rangkaian alat yang tidak terawat
Praktikum yang tidak dimulai tepat waktu karena laboratorium
yang belum dibuka oleh laboran
Saran
Rangkaian alat dibersihkan secara berkala
Laboran membuka laboratorium tepat pada waktunya
22
7/25/2019 PDTK D-4
31/49
DAFTAR PUSTAKA
Brown, G.G, 1978, Unit Operation,14th , John Willey&Sons, New York.
Perry, R.H, 1999, Chemical Engineering Handbook, 7th. ed, Mc Graw-Hill Inc,
New York.
Treyball,R.E.,1986, Mass Transfer Operation ,2nd edition,Mc Graw Hill, New
York
Tutik Muji, Setyoningrum, 2015, Operasi Teknik Kimia II, Program Studi
Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, UPN Veteran Yogyakarta
23
7/25/2019 PDTK D-4
32/49
LAMPIRAN
JURNAL HETP
Suhu aquadest : 28 C
Berat labu ukur kosong : 11,4805 gram
Berat labu ukur + aquadest : 21,3185 gram
Berat aquadest : 9,8380 gram
Berat labu ukur + alkohol : 19,3975 gram
Berat alkohol : 7,9170 gram
Densitas aquadest : 0,996233 g/ml
Volume labu ukur : 9,8752 ml
Densitas alkohol : 0,8017 g/mlKadar alkohol : 96%
Tinggi Bahan Isian : 72 cm
BM alkohol (C2H5OH) : 46
Tabel 6. Massa Larutan Standar
No.Alkohol
(ml)
Aquadest
(ml)
Massa Larutan + Labu Ukur
(gram)
1. 15 2 19.7697
2. 14 3 19.8883
3. 13 4 20.0465
4. 12 5 20.1708
5. 11 6 20.33226. 10 7 20.4268
7. 9 8 20.5321
8. 8 9 20.6609
9. 7 10 20.7301
10. 6 11 21.3052
Tabel 7. Massa Larutan Distilat dan Residu
No.Umpan (ml) Massa Larutan + Labu Ukur
TrC Td
C
Alkohol Aquadest Distilat Residu
1. 50 100 19,2634 21,2442 90 63,5
2. 75 75 19,2515 20,9435 85 63,5
3. 50 75 19,3612 21,0543 84 63
Yogyakarta, Mei 2015
Praktikan 1 Praktikan 2 Asisten Pembimbing
Galuh Nur P. Kadek Dwi M. Hardin Kurnia Utami S.T.
7/25/2019 PDTK D-4
33/49
LAMPIRAN
PERHITUNGAN
1.
Mencari densitas alkohol
a. Menera labu ukur :
Suhu aquadest : 28C
Berat labu ukur kosong : 11,4805 gr
Berat labu ukur + aquadest : 21,3185 gr
Berat aquadest : 9,8380 gr
Densitas aquadest pada suhu 28C dapat dilihat pada table 2-28
Perrys Chemical Engineers Handbook, yaitu 0,996233 gr/ml
Volume labu ukur = berataquadestdensitasaquadest
=9,838gr
,996233gr/ml
= 9,8752 ml
b.
Menentukan densitas alkohol
Berat labu ukur + alkohol : 19,3975 gr
Berat alkohol : 7,9170 gr
Volume labu ukur : 9,8752 ml
Densitas alkohol =beratalkohol
volumelabuukur
=7,97gr9,8752ml
= 0,8017 gr/ml
2. Mencari kadar alkohol
Dengan mengetahui densitas alkohol pada suhu T dari Perry table 2-110
a. Dengan kadar = 94%, pada T = 28oC
25
28
30
0,8027 0,7984
7/25/2019 PDTK D-4
34/49
253283 =
,827,7984,7984
= 0,8001 gr/ml
b. Dengan kadar = 93%, pada T = 28oC
253283 =
,855,8,8
= 0,8029 gr/ml
Dari data yang diperoleh dari hasil interpolasi:
Pada k = 94%, = 0,8001 gr/ml
Pada k = 93%, = 0,8029 gr/ml
Sehingga pada = 0,8017 gr/ml akan diperoleh kadar dengan cara
interpolasi
949393 =
,8,829,87,829
x = 93,4185 %
Jadi, kadar alkohol pada T = 28oC adalah 93,4185%
25
28
30
0,8055 0,8011
94
x
93
0,8001 0,8017 0,8029
7/25/2019 PDTK D-4
35/49
3. Menentukan fraksi mol alkohol
Kadar alkohol : 93,4185%
Densitas alkohol : 0,8017 gr/ml
Densitas aquadest : 0,996233 gr/ml
Data sampel 1
mol alkohol =alkoholvolumealkoholk%
BMalkohol
=,875ml,93485
46
= 0,2442 gmol
mol aquadest =(aqVaq)+(alVal(%k%))
BMaq
=(,9962332)+(,875(93,485))
8
= 0,1547 mol
fraksi mol alkohol = molalkoholmolalkohol+molaquadest
=,2442
,2442+,547
= 0,6123
7/25/2019 PDTK D-4
36/49
Analog dengan perhitungan yang sama, maka didapat data berikutnya pada
tabel berikut.
Tabel 5. Menentukan Harga Fraksi Mol Alkohol
No.Alkohol
(ml)
Aquadest
(ml)
Mol
AlkoholMol Aquadest
Fraksi Mol
Alkohol
1 15 2 0,2442 0,1547 0,6123
2 14 3 0,2279 0,2071 0,5240
3 13 4 0,2117 0,2595 0,4492
4 12 5 0,1954 0,3119 0,3851
5 11 6 0,1791 0,3643 0,3296
6 10 7 0,1628 0,4167 0,2809
7 9 8 0,1465 0,4692 0,2380
8 8 9 0,1303 0,5216 0,1998
9 7 10 0,1140 0,5740 0,1657
10 6 11 0,0977 0,6264 0,1349
Dari data diatas, dibuat persamaan regresi linier antara fraksi mol alkohol
dengan densitas.
y = ax + b
dimana: y = densitas; x = fraksi mol alkohol; a,b = konstanta
Dengan metodeLeast Square, yaitu:
y = ax + n.b
xy = ax2+ bx
7/25/2019 PDTK D-4
37/49
Tabel 6. Menentukan Persen Kesalahan
No. X Y X2 XY
1. 0,6123 0,8394 0,3749 0,5139
2. 0,5240 0,8514 0,2746 0,4461
3. 0,4492 0,8674 0,2018 0,3897
4. 0,3851 0,8800 0,1483 0,3389
5. 0,3296 0,8964 0,1086 0,2954
6. 0,2809 0,9059 0,0789 0,2545
7. 0,2380 0,9166 0,0566 0,2181
8. 0,1998 0,9269 0,0399 0,1858
9. 0,1657 0,9366 0,0174 0,1552
10. 0,1349 0,9949 0,0182 0,1342
3,3195 9,0183 1,3293 2,9139
= Y X n XYX X n X^2
b =X XY Y X^2X X n X^2
a = -0,2716
b = 0,9920
Sehingga diperoleh persamaan garisnya:
y = ax + b
y = -0,2716x + 0,9920
Pada data 1, x = 0,6123
yhitung = -0,2716 (0,6123) + 0,9920
= 0,8257
% kesalahan = ydatayhitungydata x100%
= ,8394,8257,8394 100%
= 1,6320
7/25/2019 PDTK D-4
38/49
Analog dengan perhitungan yang sama, sehingga diperoleh hasil berikut.
Tabel 7. Hubungan antara Ydata dan Yhitung serta Persen Kesalahan
No. Fraksi Mol Alkohol (X) Densitas (Y) Y Hitung % Kesalahan
1. 0,6123 0,8394 0,8257 1,6320
2. 0,5240 0,8514 0,8497 0,2032
3. 0,4492 0,8674 0,8700 0,2940
4. 0,3851 0,8800 0,8874 0,8377
5. 0,3296 0,8964 0,9025 0,6829
6. 0,2809 0,9059 0,9157 1,0765
7. 0,2380 0,9166 0,9273 1,1728
8. 0,1998 0,9269 0,9377 0,8686
9. 0,1657 0,9366 0,9470 1,1046
10. 0,1349 0,9949 0,9553 3,9741
dengan persen kesalahan rata-rata sebesar 1,1846 %
Dari data tersebut, dibuat grafik seperti berikut:
Gambar 3. Hubungan antara densitas dengan fraksi mol
y = -0.2716x + 0.992
R = 0.8824
0.8000
0.8200
0.8400
0.8600
0.8800
0.9000
0.9200
0.9400
0.9600
0.9800
1.0000
0.0000 0.2000 0.4000 0.6000 0.8000
Densitas(gr/ml)
Fraksi Mol Alkohol
ydata
yhitung
7/25/2019 PDTK D-4
39/49
4. Mencari fraksi mol distilat dan residu sampel
a. Mencari densitas distilat
Untuk data pertama
Berat labu ukur+distilat = 19,2634 gram
Berat labu ukur kosong = 11,4805 gram
Berat distilat = 7,7829 gram
Densitas distilat =beratdistilat
volumelabuukur
=7,7829gram
9,8752ml
= 0,7881 gr/ml
b. Mencari kadar distilat
Dengan kadar = 99%, pada T = 28oC
253283 =
,788,7838,7838
= 0,7855 gr/ml
Dengan kadar = 98%, pada T = 28oC
253283 =
,792,7868,7868
= 0,7886 gr/ml
25
28
30
0,7881 0,7838
25
28
30
0,7912 0,7868
7/25/2019 PDTK D-4
40/49
Dari data yang diperoleh dari hasil interpolasi:
Pada k = 99%, = 0,7855 gr/ml
Pada k = 98%, = 0,7886 gr/ml
Sehingga pada = 0,7881 gr/ml akan diperoleh kadar dengan cara
interpolasi
999898 =
,7855,7886,788,7886
x = 98,1475 %
Jadi, kadar alkohol pada T = 28oC adalah 98,1475% dan kadar
aquadest adalah 1,8525%.
c. Menghitung fraksi mol distilat (Xd)
Mol alkohol =distilatvolumelabuukurkadaralkohol
BMalkohol
=,7889,8752ml,985
46g/mol
= 0,1661 mol
Mol aquadest =distilatvolumelabuukurkadaraquadest
BMaquadest
=,7889,8752ml,85
8g/mol
= 0,0080 mol
Fraksi mol distilat =molalkohol
molalkohol+molaquadest
=,66mol
(,66+,8)mol
= 0,9540
99
x
98
0,7855 0,7881 0,7886
7/25/2019 PDTK D-4
41/49
d. Mencari densitas residu
Untuk data pertama
Berat labu ukur+residu = 21,2442 gram
Berat labu ukur kosong = 11,4805 gram
Berat residu = 9,7637 gram
Densitas residu =beratresidu
volumelabuukur
=9,7637gram
9,8752ml
= 0,9887 gr/ml
e.
Mencari kadar residu
Dengan kadar = 6%, pada T = 28oC
253283 =,9898,9884,9884
= 0,9890 gr/ml
Dengan kadar = 5%, pada T = 28oC
253283 =
,9882,9867,9867
= 0,9873 gr/ml
25
28
30
0,9898 0,9884
25
28
30
0,9882 0,9867
7/25/2019 PDTK D-4
42/49
Dari data yang diperoleh dari hasil interpolasi:
Pada k = 6%, = 0,9890 gr/ml
Pada k = 5%, = 0,9873 gr/ml
Sehingga pada = 0,9887 gr/ml akan diperoleh kadar dengan cara
interpolasi
999898 =
,989,9873,9887,9873
x = 5,8449 %
Jadi, kadar alkohol pada T = 28oC adalah 5,8449% dan kadar aquadest
adalah 94,1551%.
f. Menghitung fraksi mol residu (Xr)
Mol alkohol =residuvolumelabuukurkadaralkohol
BMalkohol
=,98879,8752ml,985
46g/mol
= 0,0124 mol
Mol aquadest =residuvolumelabuukurkadaraquadest
BMaquadest
=,98879,8752ml,85
8g/mol
= 0,5107 mol
Fraksi mol distilat =molalkohol
molalkohol+molaquadest
=,24mol
(,24+,57)mol
= 0,0237
6
x
5
0,9890 0,9887 0,9873
7/25/2019 PDTK D-4
43/49
Analog dengan perhitungan diatas, maka diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 8. Fraksi Mol Distilat dan Residu Masing-masing Sampel
No.Umpan Fraksi Mol Alkohol (X)
Alkohol Aquadest Distilat Residu
1. 50 100 0,9540 0,0237
2. 75 75 0,9637 0,1118
3. 50 75 0,8757 0,0736
5. Mencari sifat penguapan rata-rata (ab)
Dari Fig. 543 ( Brown G.G, p.583)
Tabel 9. Menentukan P Alkohol dan P Aquadest
NoSuhu (C) P Alkohol (psia) P Aquadest
TD TR TD TR TD TR
1 63,5 90 7 25 3,5 11
2 63,5 85 7 20 3,5 9
3 63 84 6,9 19,5 3,2 8,5
Data 1
R =Palkohol
P
aquadest
, pada suhu TR
=25
= 2,2727
D =Palkohol
Paquadest, pada suhu TD
=7
3,5
= 2
ab = (R . D)0,5
= (2,2727 . 2)0,5
= 2,1320
7/25/2019 PDTK D-4
44/49
Analog dengan perhitungan yang sama, maka diperoleh hasil seperti table
berikut:
Tabel 10. Sifat Penguapan
NoSuhu (C) Sifat Penguapan
TD TR R D ab
1 63,5 90 2,2727 2 2,1320
2 63,5 85 2,2222 2 2,1082
3 63 84 2,2941 2,1875 2,2402
6.
Menentukan Nmindan HETP
a. Metode Fenske Underwood
Data 1
Nmin =logD(R)R(D)
log ab
=log(,(,),(,))
log2,32
= 8,9151 plate
HETP =
=72
8,95
= 8,0761 cm
Analog dengan perhitungan yang sama, maka diperoleh hasil pada
table berikut:
Tabel 11. Nmindan HETP
No
Umpan (ml) Fraksi mol Alkohol
Nmin HETPAlkohol Aquadest XD XR
1 50 100 0,9540 0,0237 8,9151 8,0761
2 75 75 0,9637 0,1118 7,1733 10,0372
3 50 75 0,8757 0,0736 5,5604 12,9486
b. Metode Mc Cabe Thiele
Pada fraksi mol uap cairan didapat dengan rumus:
y =ab.
+(ab)
7/25/2019 PDTK D-4
45/49
Data 1
ab
= 2,1320
x = 0,1
y =2,32. ,
+(2,32),
= 0,1915
Analog dengan perhitungan yang sama, sehingga diperoleh data:
Umpan 1, ab= 2,1320
Xd= 0,9540
Xr= 0,0237
Tabel 12. Nilai Fraksi Mol Uap Cairan Umpan 1
x 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
y 0 0.1915 0.3477 0.4775 0.5870 0.6807 0.7618 0.8326 0.8950 0.9505 1
Gambar 4. Kurva kesetimbangan etanol-air dan fraksi mol uap
etanol pada sampel 1
Nmin = 9,4
HETP =72
9,4 = 7,6596 cm
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
FraksiMolUap(Y)
Fraksi Mol Cair (x)
7/25/2019 PDTK D-4
46/49
Data 2
ab
= 2,0917
x = 0,1
y =2,97 . ,
+(2,97),
= 0,1866
Analog dengan perhitungan yang sama, sehingga diperoleh data:
Umpan 2, ab= 2,0917
Xd= 0,9637
Xr= 0,1118
Tabel 13. Nilai Fraksi Mol Uap Cairan Umpan 2
x 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
y 0 0.1886 0.3434 0.4727 0.5824 0.6765 0.7583 0.8299 0.8932 0.9496 1
Gambar 5. Kurva kesetimbangan etanol air dan fraksi mol uap
etanol pada sampel 2
Nmin = 7,2
HETP =727,2
= 10 cm
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
FraksiMolUap(Y)
Fraksi Mol Cair (X)
Xd
Xr
7/25/2019 PDTK D-4
47/49
Data 3
ab
= 2,1129
x = 0,1
y =2,29 . ,
+(2,29),
= 0,1901
Analog dengan perhitungan yang sama, sehingga diperoleh data:
Umpan 3, ab= 2,1129
Xd= 0,8757
Xr= 0,0736
Tabel 14. Nilai Fraksi Mol Uap Cairan Umpan 3
x 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
y 0 0.1901 0.3456 0.4752 0.5848 0.6788 0.7602 0.8314 0.8942 0.9500 1
Gambar 6. Kurva kesetimbangan etanol air dan fraksi mol uap
etanol pada sampel 3
Nmin = 5,8
HETP =725,8
= 12,4138 cm
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
FraksiMolUap(Y)
Fraksi Mol Cair (X)
Xd
Xr
7/25/2019 PDTK D-4
48/49
LAMPIRAN
PERTANYAAN DAN JAWABAN SEMINAR
1.
Pada praktikum HETP digunakan refluks. Apa fungsi refluks dan
bagaimana jika tidak ada refluks?
Fungsi refluks yaitu mengembalikan hasil kondensasi ke dalam
menara distilasi. Jika tidak ada refluks, maka tidak terjadi
kesetimbangan antara cair dan gas, sehingga didapat distilat yang
tidak begitu murni
(Previa Widodo / 121130286)
2.
Mengapa berat distilat lebih kecil daripada berat residu?
Titik didih alkohol lebih kecil daripada titik didih aquadest,
sehingga alkohol akan lebih dulu menguap. Hal ini menyebabkan
pada distilat (hasil bagian atas) lebih banyak terdapat alkohol,
dimana berat alkohol lebih kecil dibanding dengan berat aquadest.
(Martin Bima Wicaksana / 121130190)
3.
Apa itu distilasi secara batch?
Distilasi secara batch merupakan proses pemisahan campuran cair-
cair berdasarkan titik didihnya yang dilakukan dengan satu kali
proses, yaitu memasukkan umpan, menjalankan proses distilasinya,
kemudian mengambil hasilnya.
(Aswin Arif Fauzan /121130178)
PERTANYAAN DARI PENGUJI
1.
Apakah pada praktikum kadar alkoholnya diencerkan?
Pada saat pembuatan campuran etanol-air untuk grafik standar,
alkohol yang digunakan tidak diencerkan. Namun untuk larutan
umpan alkoholnya diencerkan, dimana pada sampel pertama
digunakan alkohol sebanyak 50 ml dan ditambahkan aquadest
sebanyak 100 ml.
7/25/2019 PDTK D-4
49/49
2. Bagaimana GOA dan GOB pada HETP?
Pada HETP, letak umpan berada dibawah dan umpan yang masuk
merupakan uap jenuh (saturated vapor), sehingga q=0. Untuk nilai
q=0, garis umpannya horizontal, sehingga tidak bisa ditentukan
daerah operasi atas dan daerah operasi bawah.