Peb Pada Multi Gravid A Hamil Prematur,Bdp

Embed Size (px)

Citation preview

Presentasi Kasus PEB PADA MULTIGRAVIDA HAMIL PREMATUR BELUM DALAM PERSALINAN

Disusun Oleh : Arsita Eko P. Muthmainah Nurul Akbar G0001057 G0002010 G0002116

Pembimbing : dr. A. Laqif , Sp OG

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

2007

2

ABSTRAK Preeklampsia adalah kelainan multisystem spesifik pada kehamilan yang ditandai oleh timbulnya hipertensi dan proteinuria setelah umur kehamilan 20 minggu1. Persalinan preterm adalah persalinan yang terjadi sebelum usia 37 minggu. WHO menambahkan bahwa sekarang criteria usia hamil untuk bayi premature adalah yang lahir sebelum 37 minggu dengan berat lahir dibawah 2500 gram2. Wanita dengan preeklampsia dan kehamilan preterm bila diobservasi dengan pengawasan kondisi kesejahteraan ibu dan janin secara ketat1. Pada kehamilan preterm tanpa disertai tanda-tanda impending eklampsia dengan keadaan janin baik dilakukan penanganan konservatif. Sebuah kasus Seorang G5P4A0, 39 tahun dengan keluhan pusing. Pasien merasa hamil 7 bulan, kenceng-kenceng belum dirasakan, air kawah belum dirasakan keluar, gerak janin (+) masih dirasakan, lendir darah (-). Riwayat fertilitas baik, riwayat baik, teraba janin tunggal, intra uterin, his (-), DJJ (+) reguler dengan PEB. Adanya PEB pada ibu merupakan ancaman terjadinya hipoksia pada janin, dengan umur kehamilan yang premature (< 35 minggu) bukan merupakan indikasi untuk dilakukannya terminasi kehamilan, sehingga penatalaksanaan konservatif (stabilisasi hemodinamik) merupakan pilihan yang tepat. _____________________________________________________________________ Kata kunci : PEB, premature, konservatif

3

BAB I PENDAHULUAN Preeklampsia adalah kelainan multisystem spesifik pada kehamilan yang ditandai oleh timbulnya hipertensi dan proteinuria setelah umur kehamilan 20 minggu1. Faktor Risiko Pre-eklampsia meliputi kondisi-kondisi medis yang berpotensi menyebabkan penyakit mikrovaskuler (missal, Diabetes Melitus, Hipertensi kronik, kelainan vaskuler dan jaringan ikat), antifosfolipid antibody syndrome, dan nefropati.4 Faktor-faktor resiko lain dihubungkan dengan kehamilan itu sendiri atau lebih spesifik terhadap ibu dan ayah janin. 1 Kehamilan preterm adalah suatu kehamilan yang terjadi pada seorang wanita dengan usia kehamilan < 37 minggu, sedangkan persalinan preterm atau kurang bulan didefinisikan sebagai persalinan yang terjadi sebelum genap 37 minggu.2 Penyebab dari persalinan preterm, antara lain : 1. Komplikasi medis maupun obstetrik. 1/3 dari kejadian persalinan preterm disebabkan oleh hal-hal yang berkaitan dengan komplikasi medis maupun obstetrik tertentu misalnya pada kasus-kasus perdarahan antepartum ataupun hipertensi pada kehamilan. 2/3 dari kejadian perslinan preterm tidak diketahui secara jelas factor-faktor penyebabnya (idiopatik). 2. Factor gaya hidup. Kebiasaan merokok, kenaikan berat badan ibu selama hamil yang kurang serta penyalahgunaan obat (kokain) dan alcohol, kehamilan pada usia muda, social ekonomi rendah, ibu yang pendek, stress kejiwaan. 3. Infeksi air ketuban. ]persalian preterm diperkiraan diawali dengan produk sebagai hasil dari aktivasi monosit, interleukin-1 (IL-1), Tumor Necrosis Faktor (TNF), Interleukin-6 (IL-6), dan sitokin-sitokin yang diekspresikan tubuh. 2 Penyebab preterm pada kasus ini adalah adanya komplikasi medis maupun obstetric yaitu preeclampsia (hipertensi pada kehamilan).

4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. PRE-EKLAMPSIA BERAT Definisi Preeklampsia adalah kelainan multisystem spesifik pada kehamilan yang ditandai oleh timbulnya hipertensi dan proteinuria setelah umur kehamilan 20 minggu. Kelainan ini dianggap berat jika tekanan darah dan proteinuria meningkat secara bermakna atau terdapat tanda-tanda kerusakan organ (termasuk gangguan pertumbuhan janin) 1. Etiologi Penyebab pasti Preeklampsia masih belum jelas.1 Hipotesa factor-faktor etiologi Preeklampsia bisa diklasifikasikan menjadi 4 kelompok, yaitu : genetic, imunologik, gizi dan infeksi serta infeksi antara factor-faktor tersebut. 4 Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan perkiraan etiologi dari kelainan tersebut sehingga kelainan ini sering dikenal dengan The disease of theory adapun teori-teori tersebut antara lain : 1. Peran prostasiklin dan tromboksan S pada Preeklampsia didapatkan kerusakan pada endotel vaskuler sehingga terjadi penurunan produksi prostasiklin (PGI-2) yang pada kehamilan normal meningkat, aktivasi penggumpalan dan fibrinolisis. Aktivasi trombosit menyebabkan pelepasan tromboksan (TxA2) dan serotonin sehingga terjadi vasospasme dan kerusakan endotel. 2. Peran faktor imunologis Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama, hal ini dihubungkan dengan pembentukan blocking antibodies terhadap antigen plasenta yang tidak sempurna. Beberapa wanita dengan Preeklampsia mempunyai

5

kompleks imun dalam serum. Beberapa study yang mendapati aktivasi komplemen dan system imun humoral pada Preeklampsia. 3. Peran faktor genetik / familial Beberapak bukti yang mendukung factor genetik pada Preeklampsia antara lain: a. Preeklampsia hanya terjadi pada manusia b. Terdapat kecenderungan meningkatnya frekuensi Preeklampsia pada anak-anak dari ibu yang menderita Preeklampsia. c. Kecenderungan meningkatnya frekuensi Preeklampsia pada anakanak cucu ibu hamil dengan riwayat Preeklampsia dan bukan ipar mereka. d. Peran Renin-Angiotensin-Aldosteron-System (RAAS). Faktor Resiko Faktor Risiko Preeklampsia meliputi kondisi-kondisi medis yang berpotensi menyebabkan penyakit mikrovaskuler (missal, Diabetes Melitus, Hipertensi kronik, kelainan vaskuler dan jaringan ikat), antifosfolipid antibody syndrome, dan nefropati.4 Faktor-faktor resiko lain dihubungkan dengan kehamilan itu sendiri atau lebih spesifik terhadap ibu dan ayah janin. 1 Faktor Resiko Preeklampsia Faktor yang berhubungan Faktor yang berhubungan Faktor yang berhubungan dengan kehamilan Abnormalitas kromosom Mola hidatidosa Hidrops fetalis Kehamilan ganda Donor Anomali kongenital oosit inseminasi donor struktur dengan kondisi maternal dengan pasangan Usia > 35 tahun atau Partner lelaki yang 140 mmHg atau diastolic > 90 mmHg setelah kehamilan 20 minggu yang sebelumnya memiliki tekanan darah yang normal. Proteinuria : 0,3 gr atau lebih protein 24 jam Preeklampsia berat Tekanan darah : sistolik > 160 mmHg atau diastolic > 110 mmHg Proteinuria : 5 gr atau lebih protein 24 jam Gejala lain : oliguria ( < 500 ml urin dalam 24 jam), gangguan pandangan, edema paru dan sianosis, nyeri epigastrik kuadran atas, gangguan fungsi liver, trombositopenia, gangguan pertumbuhan janin. Pencegahan Tidak ada alat ukur yang pasti untuk mencegah preeclampsia.1 walaupun demikian, beberapa usaha untuk mencegah preeclampsia telah dilakukan, antara lain : A. Pencegahan non medical 1. Restiksi garam Tidak terbukti dapat mencegah terjadinya preeclampsia 2. Suplementasi diet yang mengandung : a. Minyak ikan yang kaya dengan asam lemak tidak jenuh, misalnya Omega-3 PUFA. b. Antioksidan : vit C, vit E, B karoten, CoQ1o-N-Acethyl cysteine, zinc, magnesium, calcium. 3. Tirah baring tidak terbukti : a. Mencegah terjainya preeclampsia b. Mecegah persalinan preterm Di Indonesia tirah baring masih diperlukan pada mereka yang mempunyai resiko tinggi terjadinya preeclampsia. B. Pencegahan dengan Medikal 1. Diuretik : tidak terbukti mencegah terjadinya preeclampsia bahkan memperberat hipovolemia.

11

2. Anti hipertensi tidak terbukti mencegah terjadinya preekalmpsia 3. Kalsium : 1500-2000 mg/ hari, dapat dipakai sebagai suplemen pada resiko tinggi terjadinya preeclampsia, meskipun belum terbuktibermanfaat untuk mencegah preeclampsia. 4. Zinc : 200 mg / hari 5. Magnesium 365 mg / hari 6. Obat anti hrombotic : a. Aspirin dosis rendah : rata-rata dib awah 100 mg / hari, tidak terbukti mencegah terjadinya preeclampsia. b. Dipyridamol 7. Abat-obatan antioksidan : vit C, vit E, B karoten, CoQ1o-N-Acethyl cysteine, asam lipoik-6. Walaupun preeklampsia tidak dapat dicegah, banyak kematian akibat kelainan ini dapat dicegah. Deteksi awal, monitoring ketat dan terapi preeclampsia sangat penting dalam mencegah mortalitas akibat kelainan ini.1,7 Komplikasi HELLP syndrom Perdarahan otak Gagal ginjal Hipoalbuminemia Ablatio retina Edema paru Solusio plasenta Hipofibrinogenemia Hemolisis Prematuritas, dismaturitas dan kematian janin intrauterin

Penatalaksanaan Pre-eklampsia Berat 3 1. Perawatan Aktif

12

Sedapat mungkin sebelum perawatan aktif pada setiap penderita dilakukan pemeriksaan fetal assesment (NST & USG). 1. Indikasi (salah satu atau lebih) a. Ibu - Usia kehamilan 37 minggu atau lebih - Adanya tanda-tanda atau gejala impending eklampsia, kegagalan terapi konservatif yaitu setelah 6 jam pengobatan meditasi terjadi kenaikan desakan darah atau setelah 24 jam perawatan medisinal, ada gejala-gejala status quo (tidak ada perbaikan). b. Janin - Hasil fetal assesment jelek (NST & USG) - Adanya tanda IUGR c. Laboratorium - Adanya "HELLP syndrome" (hemolisis dan peningkatan fungsi hepar, trombositopenia). Pengobatan Medisinal Pengobatan medisinal pasien pre eklampsia berat yaitu : 1. Segera masuk rumah sakit 2. Tirah baring miring ke satu sisi. Tanda vital diperiksa setiap 30 menit, refleks patella setiap jam. 3. Infus dextrose 5% dimana setiap 1 liter diselingi dengan infus RL (60-125 cc/jam) 500 cc. 4. Antasida 5. Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam. 6. Pemberian obat anti kejang : magnesium sulfat 7. Diuretikum tidak diberikan kecuali bila ada tanda-tanda edema paru, payah jantung kongestif atau edema anasarka. Diberikan furosemid injeksi

13

40mg/im. 8. Antihipertensi diberikan bila : a. Desakan darah sistolis lebih 180 mmHg, diastolis lebih 110 mmHg atau MAP lebih 125 mmHg. Sasaran pengobatan adalah tekanan diastolis kurang 105 mmHg (bukan kurang 90 mmHg) karena akan menurunkan perfusi plasenta. b. Dosis antihipertensi sama dengan dosis antihipertensi pada umumnya. c. Bila dibutuhkan penurunan tekanan darah secepatnya, dapat diberikan obat-obat antihipertensi parenteral (tetesan kontinyu), catapres injeksi. Dosis yang biasa dipakai 5 ampul dalam 500 cc cairan infus atau press disesuaikan dengan tekanan darah. d. Bila tidak tersedia antihipertensi parenteral dapat diberikan tablet antihipertensi secara sublingual diulang selang 1 jam, maksimal 4-5 kali. Bersama dengan awal pemberian sublingual maka obat yang sama mulai diberikan secara oral. 9. Kardiotonika Indikasinya bila ada tanda-tanda menjurus payah jantung, diberikan digitalisasi cepat dengan cedilanid D. 10. Lain-lain : - Konsul bagian penyakit dalam / jantung, mata. - Obat-obat antipiretik diberikan bila suhu rektal lebih 38,5 derajat celcius dapat dibantu dengan pemberian kompres dingin atau alkohol atau xylomidon 2 cc IM. - Antibiotik diberikan atas indikasi.(4) Diberikan ampicillin 1 gr/6 jam/IV/hari. - Anti nyeri bila penderita kesakitan atau gelisah karena kontraksi uterus. Dapat diberikan petidin HCL 50-75 mg sekali saja, selambat-lambatnya 2 jam sebelum janin lahir. Pemberian Magnesium Sulfat

14

Cara pemberian magnesium sulfat : 1. Dosis awal sekitar 4 gram MgSO4 IV (20 % dalam 20 cc) selama 1 gr/menit kemasan 20% dalam 25 cc larutan MgSO4 (dalam 3-5 menit). Diikuti segera 4 gr di bokong kiri dan 4 gram di bokong kanan (40 % dalam 10 cc) dengan jarum no 21 panjang 3,7 cm. Untuk mengurangi nyeri dapat diberikan 1 cc xylocain 2% yang tidak mengandung adrenalin pada suntikan IM.(6) 2. Dosis ulangan : diberikan 4 gram intramuskuler 40% setelah 6 jam pemberian dosis awal lalu dosis ulangan diberikan 4 gram IM setiap 6 jam dimana pemberianMgSO4 tidak melebihi 2-3 hari.(3) 3. Syarat-syarat pemberian MgSO4 :(4,7) - Tersedia antidotum MgSO4 yaitu calcium gluconas 10%, 1 gram (10% dalam 10 cc) diberikan intravenous dalam 3 menit. - Refleks patella positif kuat - Frekuensi pernapasan lebih 16 kali per menit. - Produksi urin lebih 100 cc dalam 4 jam sebelumnya (0,5 cc/kgBB/jam). 4. MgSO4 dihentikan bila : a. Ada tanda-tanda keracunan yaitu kelemahan otot, hipotensi, refleks fisiologis menurun, fungsi jantung terganggu, depresi SSP, kelumpuhan dan selanjutnya dapat menyebabkan kematian karena kelumpuhan otot-otot pernapasan karena ada serum 10 U magnesium pada dosis adekuat adalah 47 mEq/liter. Refleks fisiologis menghilang pada kadar 8-10 mEq/liter. Kadar 12-15 mEq terjadi kelumpuhan otot-otot pernapasan dan lebih 15 mEq/liter terjadi kematian jantung. b. Bila timbul tanda-tanda keracunan magnesium sulfat : - Hentikan pemberian magnesium sulfat - Berikan calcium gluconase 10% 1 gram (10% dalam 10 cc) secara IV dalam waktu 3 menit. - Berikan oksigen.

15

- Lakukan pernapasan buatan. c. Magnesium sulfat dihentikan juga bila setelah 4 jam pasca persalinan sudah terjadi perbaikan (normotensif). Penanganan konservatif 1. Indikasi : Bila kehamilan preterm kurang 37 minggu tanpa disertai tandatanda inpending eklampsia dengan keadaan janin baik. 2. Pengobatan medisinal : Sama dengan perawatan medisinal pada pengelolaan aktif. Hanya loading dose MgSO4 tidak diberikan intravenous, cukup intramuskuler saja dimana 4 gram pada bokong kiri dan 4 gram pada bokong kanan. 3. Pengobatan obstetri : a. Selama perawatan konservatif : observasi dan evaluasi sama seperti perawatan aktif hanya disini tidak dilakukan terminasi. b. MgSO4 dihentikan bila ibu sudah mempunyai tanda-tanda pre eklampsia ringan, selambat-lambatnya dalam 24 jam. c. Bila setelah 24 jam tidak ada perbaikan maka dianggap pengobatan medisinal gagal dan harus diterminasi. d. Bila sebelum 24 jam hendak dilakukan tindakan maka diberi lebih dahulu MgSO4 20% 2 gram intravenous. 4. Penderita dipulangkan bila : a. Penderita kembali ke gejala-gejala / tanda-tanda pre eklampsia ringan dan telah dirawat selama 3 hari. b. Bila selama 3 hari tetap berada dalam keadaan pre eklampsia ringan : penderita dapat dipulangkan dan dirawat sebagai pre eklampsia ringan (diperkirakan lama perawatan 1-2 minggu).

B. KEHAMILAN PRETERM Definisi

16

Kehamilan preterm adalah suatu kehamilan yang terjadi pada seorang wanita dengan usia kehamilan antara 20 minggu sampai 37 minggu, sedangkan persalinan preterm atau kurang bulan didefinisikan sebagai masa kehamilan yang terjadi sesudah 20 minggu dan sebelum genap 37 minggu. Persalinan yang terjadi di antara usia gestasi ini didefinisikan sebagai persalinan kurang bulan. Dalam literature yang digunakan adalah kriteria yang didasarkan pada berat badan kelahiran kurang bulan yakni bobot lahirnya kurang dari 2500 gram. Keuntungan dari parameter ini adalah kita mudah menentukan usia kehamilan, tetapi cara ini kurang tepat, dimana berat badan lahir denagn berat badan rendah dengan umur gestasi aterm. Etiologi Penyebab untuk kelahiran kurang bulan biasanya tidak diketahui. Di bawah ini tercantum sebagian kejadian yang menjadi predisposisi untuk persalinan preterm : 1. Ruptura spontan selaput ketuban Persalinan spontan yang jauh sebelum aterm umumnya didahului oleh ruptura spontan selaput ketuban. Penyebab ruptura selaput ketuban ini jarang diketahui, tetapi infeksi setempat semakin sering terlibat dalam tahun-tahun belakangan ini. 2. Infeksi cairan ketuban Meskipun insiden yang tepat bagi terjadinya persalinan preterm tidak diketahui, terdapat semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa kemungkinan sepertiga darikasus-kasus persalinan preterm berkaitan infeksi membran koriamnion. Kasus-kasus ini mempunyai hubungan dengan ruptura preterm selaput ketuban di samping dengan persalinan idiopatik. 3. Anomali hasil pembuahan

17

Malformasi janin atau plasenta bukan hanya merupakan faktor predisposisi terjadinya retardasi pertumbuhan janin, tetapi juga meningkatkan kemungkinan persalinan preterm. 4. Persalinan preterm sebelumnya atau abortus lanjut Wanita yang pernah melahirkan jauh sebelum aterm, lebih besar kemungkinan untuk mengalami hal yang sama sekalipun tidak ditemukan faktor predisposisi lainnya. 5. Uterus yang overdistensi Hidramnion, khususnya kalau bersifat akut atau mencolok, atau keberadaan dua janin atau lebih, akan meningkatkan resiko persalinan preterm yang mungkin disebabkan oleh overdistensi uteri. 6. Kematian janin Kematian janin yang terjadi sebelum aterm umumnya, tapi tidak selalu diikuti oleh persalinan preterm spontan. 7. Inkompetensi serviks Pada wanita dalam presentasi kecil dengan kehamilan yang jauh dari aterm, serviks yang inlompeten dapat menipis dan berdilatasi bukan sebagai akibat dari peningkatan aktivitas uterus, melainkan akibat dari kelemahan intrinsik serviks. 8. Anomali uterus Sangat jarang terjadi, anomali uterus ditemukan pada kasus-kasus persalinan preterm. 9. Plasentasi yang salah Solusio plasenta dan plasenta previa besar kemungkinan berkaitan dengan persalinan preterm. 10. Retensio IUD Kemungkinan persalinan preterm meningkat secara nyata kalau kehamilan terjadi sementara pasien menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD). 11. preterm. Kelainan maternal yang serius Penyakit sistemik pada ibu kalau berat dapat menyebabkan persalinan

18

12.

Induksi persalinan elektif

Perkiraan usia gestasional yang keliru dapat menyebabkan kekhawatiran yang tidak semestinya mengenai kemungkinan kehamilan posterm, atau menimbulkan desakan yang cukup besar dari pasien agar melakukan tindakan. Induksi persalinan pada sebagian kasus terutama dilakukan demi kenyamanan ibu namun menggunakan oksitosin khusus. 13. kategori ini. Diagnosis Diagnosis persalian kurang bulan harus didasarkan pada adanya kontraksi rahim teratur pada kehamilan kurang bulan yang berkaitan dengan perubahan serviks akibat dilatasi atau pembukaan. Pada umumnya seperti Inggris, Amerika juga Indonesia tidaklah lazim untuk memeriksakan serviks pada kunjungan antenatal. Beberapa peneliti melaporkan manfaat pemeriksaan tersebut untuk meramalkan kemungkinan persalinan preterm. Papiernik menemukan untuk bahwa indikator yang paling sensitive ialah servik yang pendek < 2 cm dan pembukaan (tanda servik yang matang) mempunyai resiko relatif persalinan preterm mencapai 3-4x. Meskipun masih terdapat kendala, yakni kuantifikasi penilaian dan perbedaan antar pemeriksa. Pencegahan Persalinan Preterm 1. Pendidikan masyarakat melalui media yang ada tentang bahaya dan kerugian kelahiran preterm atau berat lahir rendah. Masyarakat diharapkan untuk menghindari faktor resiko diantaranya ialah dengan menjarangkan kelahiran menjadi lebih dari 3 tahun, menunda usia hamil sampai 22-23 tahun. 2. Menggunakan kesempatan periksa hamil dan memperoleh pelayanan antenatal yang baik. Sebab-sebab yang tidak diketahui Sayangnya terlalu banyak penyebab yang harus digolongkan ke dalam

19

3. 4. kerja.

Mengusahakan makanan lebih baik pada masa hamil agar Menghindarkan kerja berat selam hamil. Dalam hal ini diperlukan

menghindarkan kekurangan gizi dan anemia. peraturan yang melindungi wanita hamil dari sangsi pemutusan hubungan Kriteria persalinan premature antara lain : kontraksi yang teratur dengan jarak 7-8 menit atau kurang dan adanya pengeluaran lendir kemerahan cairan pervaginam diikuti salah satu berikut ini periksa dalam : pendataran 50-80% atau lebih pembukaan 2 cm atau lebih mengukur panjang servik dengan vaginal probe USG panjang servik kurang dari 2 cm pasti terjadi persalinan premature Penanganan Tujuan utama adalah bagaimana mengetahui dan menghalangi terjadinya persalinan premature. Ketika mendiagnosis persalinan kurang bulan, beberapa keputusan penanganan perlu dilakukan tentang : - umur kehamilan, karena lebih bisa dipercaya untuk penentuan prognosis dari berat janin - pemeriksaan dalam penilaian ini dilakukan bila tidak ada kontraindikasi seperti plasenta previa. Penilaian awal harus dilakukan untuk memastikan panjang dan dilatasi servikal serta kedudukan dan sifat dan bagian yang berpresentasi. - apakah ada demam atau tidak - kondisi janin (jumlahnya, letaknya, presentasi, taksiran berat badan janin, hidup/gawat janin/mati, kelainan kongenital dan sebagainya dari USG). - letak plasenta perlu diketahui untuk antisipasi seksio seksaria

20

- fasilitas dan petugas yang mampu menangani calon bayi terutama adanya seorang neonatologi - pada pasien ini juga diperiksa untuk mencari ada tidaknya setiap masalah yang mendasari yang dapat dikoreksi, misalnya infeksi saluran kencing. Pasien harus ditempatkan pada posisi lateral dekubitus dipantau untuk mendeteksi adanya frekwensi aktifitas rahim, dan diperiksa ulang untuk mencari ada tidaknya perubahan servik setelah selang waktu yang tepat. Selama periode observasi hidrasi oral dan parental harus dilakukan.

BAB III STATUS PENDERITA

A.

ANAMNESIS Tanggal 12 Agustus 2007 jam 16.00 WIB 1. Nama Identitas Penderita : Ny. Supinah

21

Umur Jenis Kelamin Pekerjaan Agama Alamat Status Perkawinan HPMT HPL UK Tanggal Masuk No.CM Berat badan Tinggi Badan 2.

: 39 tahun : Perempuan : Ibu rumah tangga : Islam : Karangpuring Rt.2/Rw.9, Kismoyoso Ngemplak, Boyolali : Kawin 1 kali dengan suami 15 tahun : 9 Maret 2007 : 16 Desember 2007 : 28+5 minggu : 26 Agustus 2007 : 859730 : 67 Kg : 158 cm

Keluhan Utama

Kepala pusing dan kaki bengkak 3. Riwayat Penyakit Sekarang Seorang G5P4A0, 39 tahun dengan keluhan kaki bengkak. Pasien merasa hamil 7 bulan, kenceng-kenceng belum dirasakan, air kawah belum dirasakan keluar, gerak janin (+) masih dirasakan, lendir darah (-). Pasien tidak merasakan sakit kepala yang terpusat di dahi, tidak merasakan pandangan kabur, tidak merasakan nyeri pada ulu hati. 4. Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat sesak nafas Riwayat Hipertensi Riwayat Penyakit Jantung Riwayat DM Riwayat Asma : Disangkal : Disangkal : Disangkal : Disangkal : Disangkal

22

Riwayat Alergi Obat/makanan

: Disangkal

Riwayat Minum Obat Selama Hamil : Disangkal 5. Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat Mondok Riwayat Hipertensi Riwayat Penyakit Jantung Riwayat DM Riwayat Asma Riwayat Alergi Obat/makanan 6. Baik 7. I Riwayat Obstetri : perempuan, 13 thn, lahir spontan dgn BB 3000 gr Riwayat Fertilitas : Disangkal : Disangkal : Disangkal : Disangkal : Disangkal : Disangkal

II : laki-laki, bulan ( meninggal ), lahir spontan dgn BB 2900 gr III : laki-laki, 8 tahun, lahir spontan dgn BB 3200 gr IV : perempuan, 5 tahun, lahir spontan dgn BB 3400 gr V : sekarang 8. Riwayat Ante Natal Care (ANC)

Teratur, pertama kali periksa ke Puskesmas pada usia kehamilan 1 bulan. 9. 10. Riwayat Perkawinan Riwayat Haid Menarche Lama menstruasi Siklus menstruasi : 14 tahun : 7 hari : 28 hari

23

Menikah 1 kali ( umur 24 tahun ) 11. (-) B. PEMERIKSAAN FISIK 1. Status Interna : : 180/110 mmHg : 88 x / menit : 36,6 0C : Mesocephal : Conjuctiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-) : Tonsil tidak membesar, Pharinx hiperemis (-) : Pembesaran kelenjar tiroid (-) : Normochest, retraksi (-) : Ictus Cordis tidak tampak : Ictus Cordis tidak kuat angkat : Batas jantung kesan tidak melebar Keadaan Umum : Baik, CM, Gizi cukup Tanda Vital Tensi Nadi Suhu Kepala Mata THT Leher Thorax Cor : Inspeksi Palpasi Perkusi Pulmo : Inspeksi Palpasi Perkusi Abdomen: Inspeksi : Dinding perut > dinding dada Stria gravidarum (+) : Pengembangan dada kanan = kiri : Fremitus raba dada kanan = kiri : Sonor/Sonor Riwayat Keluarga Berencana

Respiratory Rate : 22 x/menit

Auskultasi : Bunyi jantung I-II intensitas normal, reguler, bising (-)

Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), Ronki basah kasar (-/-)

24

Palpasi Perkusi

: Supel, NT (-), hepar lien tidak membesar : Tympani pada bawah processus xiphoideus, redup pada daerah uterus

Auskultasi : Peristaltik (+) normal Genital : Lendir darah (-), air ketuban (-) Oedema + + Ekstremitas :

Akral dingin 2. Status Obstetri Kepala Mata Wajah Thorax Abdomen : Mesocephal : Conjungtiva Anemis (-/-), sclera ikterik (-/-) : Kloasma gravidarum (+) : Glandula mammae hipertrofi (+), aerola mammae hiperpigmentasi (+) : Inspeksi : Dinding perut > dinding dada, stria gravidarum (+) Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), terapa janin tunggal, intra uterin (kepala di bawah, punggung di atas). TFU TBJ HIS (-) Pemeriksaan Leopold I II : TFU setinggi 20 cm, Teraba bagian lunak memanjang, Kesan perut janin tunggal : Di sebelah kiri teraba bagian keras, rata, memanjang, kesan punggung : 20 cm : 1085 gram -

Inspeksi

25

III IV

: teraba bagian keras dan bulat, kesan kepala : Kepala janin belum masuk panggul. Perkusi : Tympani pada bawah processus xipoideus, redup pada daerah uterus Auskultasi : DJJ (+) 11-12-12/12-12-12/11-11-12/reguler

Genital eksterna Ekstremitas :

: Vulva/uretra tidak ada kelainan, lendir darah (-), peradangan (-), tumor (-) Oedema + +

akral dingin Pemeriksaan Dalam : VT : vulva / uretra tenang, dinding vagina dalam batas normal, portio lunak, mencucu = -cm, kulit ketuban (+), teraba kepala terbawah, janin belum masuk panggul, sakrum di jam 8, air ketuban (-), STLD (-) UPD : promontorium tidak teraba linea terminalis teraba , 1/3 bagian spina ischiadica tidak menonjol arcus pubis > 90 kesan : panggul normal C. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Laboratorium Darah tanggal 26 Agustus 2007 : Hemoglobin Hematokrit Antal Eritrosit Antal Leukosit Antal Trombosit Golongan Darah : 10,9 gr/dl : 31,4 % : 3,69 x 103/uL : 11,0 x 103/uL : 306 x 103/uL :A -

26

GDS Ureum Creatinin Na+ K+ Ion klorida SGOT SGPT Albumin LDH PT APTT HbS Ag Nitrazin Test Protein Urin 2. : 18 u/l

: 75 mg/dL : 18 mg/dL : 0,8 mg/dL : 140 mmol/L : 4,4 mmol/L : 107 mmol/L : 14 u/l : 3,4 g/dl : 200 U/L : 15,8 : 30,0 : negatif : (-) negatif : (+++) / positif 3

Ultrasonografi (USG) tanggal 26 Agustus 2007 : Tampak janin tunggal, intrauterin, preskep, DJJ (+), dengan biometri : I. BPD FL AC EFBW : 62 : 58 : 231 : 1100

Plasenta berinsersi di fundus Grade I-II Air ketuban kesan cukup Tak tampak kelainan kongenital mayor Kesimpulan : saat ini janin dalam keadaan baik D. KESIMPULAN Seorang G5P4A0, 39 tahun, UK 28+5 minggu, riwayat fertilitas baik, riwayat obstetri baik, teraba janin tunggal, intra uterin, his (-), DJJ (+) reguler, TBJ : 1085 gram, STLD (-).

27

E.

DIAGNOSA AWAL PEB pada multigravida hamil prematur belum dalam persalinan

F.

PROGNOSA baik

G. TERAPI Terapi konservatif : Tirah baring Diet preeklamsi (TKTP rendah garam) Pertahankan kehamilan Awasi tanda tanda eklampsi Observasi 10 DC Balance cairan Cek darah lengkap cito CST Mg SO4 40% (4 mg boka, 4 mg boki), dilanjutkan 4 mg/6jam jika syarat terpenuhi Nifedipin sublingual jika TD 180/110 mmHg Injeksi Dexametason Konsul Neurologi Konsul Anestesi Konsul Jantung Follow up tanggal 26 Agustus 2007 Kel KU VS :: baik, CM, gizi kesan cukup : T: 150/100 mmHg N: 100 x/ menit Mata : CA (-/-), SI (-/-) Thorax : cor/pulmo dbn Rr: 20 x/ menit t: 36,50C

28

Abdomen

: supel, nyeri tekan (-), teraba janin tunggal, intra uterin, memanjang, puki, preskep, kepala belum masuk panggul, TFU : 20 cm ~ TBJ 1085 gram. His (-), DJJ (+) : 12 - 12 - 12 reguler. Osborn test (-)

Genital Tx.:

: Lendir darah (-), air ketuban (-)

Dx.: PEB pada multigravida hamil prematur belum dalam persalinan

Follow up tanggal 27 Agustus 2007 Kel KU VS :: baik, CM, gizi kesan cukup : T: 140/90 mmHg N: 80 x/ menit Mata : CA (-/-), SI (-/-) Thorax Abdomen : cor/pulmo dbn : supel, nyeri tekan (-), teraba janin tunggal, intra uterin, memanjang, puki, preskep, kepala belum masuk panggul, TFU : 20 cm ~ TBJ 1085 gram. His (-), DJJ (+) : 12 - 12 - 12 reguler. Osborn test (-) Genital Tx.: Awasi KU/VS & Balance cairan Infus D5% : RL = 2 : 1 16 tpm : Lendir darah (-), air ketuban (-) Dx.: PEB pada multigravida hamil prematur belum dalam persalinan Rr: 20 x/ menit t: 36,70C

Follow up tanggal 28 Agustus 2007 Kel KU VS :: baik, CM, gizi kesan cukup : T: 140/90 mmHg N: 80 x/ menit Rr: 20 x/ menit t: 36,50C

29

Mata : CA (-/-), SI (-/-) Thorax Abdomen : cor/pulmo dbn :supel, nyeri tekan (-), teraba janin tunggal, intra uterin, memanjang, puki, preskep, kepala belum masuk panggul, TFU : 20 cm ~ TBJ 1085 gram. His (-), DJJ (+) : 12 - 11 - 12 reguler. Osborn test (-) Genital Tx.: Follow up tanggal 29 Agustus 2007 Kel KU VS :: baik, CM, gizi kesan cukup : T : 150/90 mmHg N : 88 x/ menit Mata : CA (-/-), SI (-/-) Thorax Abdomen : cor/pulmo dbn : supel, nyeri tekan (-), teraba janin tunggal, intra uterin, memanjang, puki, preskep, kepala belum masuk panggul, TFU : 20 cm ~ TBJ 1085 gram. His (-), DJJ (+) : 12 - 12 - 12 reguler. Osborn test (-) Genital : Lendir darah (-), air ketuban (-) BAB IV ANALISA KASUS Dx.: PEB pada multigravida hamil prematur belum dalam persalinan Rr : 20x/ menit t : 36,60C : Lendir darah (-), air ketuban (-) Dx.: PEB pada multigravida hamil prematur belum dalam persalinan

A.

Analisa Status

1. Pre-eklampsia Berat Kriteria diagnostik untuk preeklampsia : Preeclampsia Tekanan darah : sistolik > 140 mmHg atau diastolic > 90 mmHg setelah kehamilan 20 minggu yang sebelumnya memiliki tekanan darah yang normal. Proteinuria : 0,3 gr atau lebih protein 24 jam

30

Preeklampsia berat Tekanan darah : sistolik > 160 mmHg atau diastolic > 110 mmHg Proteinuria : 5 gr atau lebih protein 24 jam Gejala lain : oliguria ( < 500 ml urin dalam 24 jam), gangguan pandangan, edema paru dan sianosis, nyeri epigastrik kuadran atas, gangguan fungsi liver, trombositopenia, gangguan pertumbuhan janin. Pada kasus ini kriteria yang mendukung ke arah pre-eklampsia berat (PEB ) yaitu : a) b) Pemeriksaan fisik, vital sign Tensi : 180/110 mmHg Pemeriksaan laboratorium proteinuria ( Ewitz ) +3

Faktor Risiko Pre-eklampsia 1,2 Faktor yang berhubungan dengan kehamilan Abnormalitas kromosom Mola hidatidosa Hidrops fetalis Kehamilan ganda Donor Anomali kongenital ISK oosit inseminasi donor struktur Faktor Resiko Preeklampsia Faktor yang berhubungan Faktor yang berhubungan dengan kondisi maternal dengan pasangan Usia > 35 tahun atau Partner lelaki yang