Pediatric Emergency

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Evaluasi Pediatric Assesment Triangle AppearanceUsaha napasSirkulasi

Citation preview

  • Pediatric emergency*

  • Evaluasi Pediatric Assesment Triangle AppearanceUsaha napasSirkulasi

    *

  • *

  • APPEAREANCE Perhatikan :GerakannyaReaksi terhadap lingkungan /sekitarBisa ditenangkan/tidakKontak mataTangisannya : lemah/serak/tak jelasRash : purpura, ptekiae

    *

  • Pada penampilan abnormal, segera perbaiki oksigenasiventilasi perfusi

    *

  • Menilai usaha bernapas:Retraksi dadaNasal flaring ( napas cuping hidung)Suara napas tambahan ( wheezing, stridor, merintih)RonkiSuara napas ( konsolidasi, efusi pleura, pneumotorak)

    *

  • Resp. rate ( meningkat pada demam, gelisah,kesakitan, cemas) ( menurun pada bayi yang kelelahan)

    RR/ HR/Tensi --- berbeda beda, sesuai usia anak

    *

  • Kombinasi penampilan + usaha napas:Penampilan normal + peningkatan usaha napas ----respirasi insufisiensi diniPenampilan abnormal + peningkatan usaha napas ---- respirasi insufisiensi lanjut

    *

  • MENILAI SIRKULASI PERIFER( pastikan bayi tidak kedinginan)Tujuan : menentukan cardiac output dan perfusi organ vitalPucatMottlingSianosisCapillary refill time ( < 3 detik)Kualitas nadi

    *

  • Tanda tanda emergency meliputi :Sumbatan jalan napasDistress respirasi beratSianosis sentralTanda tanda syok : (ekstremitas dingin, cappilary refill > 3 sec, nadi lemah dan cepat)Coma / penurunan kesadaranKejangTanda tanda dehidrasi berat pada anak dengan diare ( turgor turun, mata cekung)*

  • Bila tak ada tanda tanda emergency, tentukan apakah anak perlu diprioritaskan:Bayi kecil < 2 bulanDemam tinggiTraumaPucat sekaliKeracunanKesakitan hebatDistress pernapasanGelisah, letargisRujukan dari tempat lainOedemaLuka bakar luas

    *

  • Anak dengan gangguan pernapasan berat:Pneumonia: - batuk , takipneu, demam - berlangsung beberapa hari, memburuk - ronki pada auskultasiAsthma : - riwayat mengi berulang - ekspirasi memanjang - terdengar mengi - menunjukkan respon dengan bronkodilator*

  • Aspirasi benda asing : - riwayat tersedak - stridor/ resp.distress mendadak - kadang terdengar mengiAbses retofaringeal :Sakit sudah beberapa hari, memburukTak bisa menelanDemam tinggiLaringitis : - barking cough - serak - berhubungan dengan ISPA atas *

  • Difteri :Bull neck appearanceFaring hiperemisMembran kelabu di faringTak pernah imunisasi DPT*

  • Anak dengan syok :Perdarahan : - riwayat trauma - ada lokasi perdarahan2. DSS: - riwayat demam, muntah,nyeri abdomen - adanya ptekiae / riwayat epistaksis / muntah kehitaman/ melena - tinggal di lingkungan dengan banyak kasus DBCardiac syok : - riwayat penyakit jantung - dilatasi vena vena leher, hepatomegali*

  • 4. Syok karena dehidrasi :Riwayat diare profuseDiketahui ada outbreak kolera

    *

  • Anak dengan kesadaran menurun/ tak sadar/kejang:Meningitis : - sangat gelisah - kaku kuduk, ubun ubun menonjol - rash ptekiae (pada meningococcus meningitis )2. Kejang demam : - riwayat kejang demam sebelumnya - usia 6 bulan 5 thn3. Hipoglikemia : respon baik dengan glucose*

  • 4. Trauma kepala5. Keracunan : riwayat menelan bahan toksik / overdosis obat6. Syok :( dapat menyebabkan penurunan kesadaran, tapi jarang menyebabkan kejang) - perfusi buruk - nadi cepat, lemah, akral dingin lembab7. Glomerulonefritis akut dengan encephalopati: - hipertensi - oedem, wajah sembab - hematuri, oliguri/anuri*

  • 8. Diabetic ketoasidosis : - gula darah sewaktu tinggi - riwayat polidipsi, poliuri, polifagi, berat badan turun - asidosis ( napas Kussmaul)

    *

  • Gagal napas akut pada anak*

  • Gagal napas adalah keadaan dimana sistem pernapasan tidak mampu memenuhi fungsinya dalam memenuhi kebutuhan metabolisme sehingga terjadi hipoksia dan hiperkarbia.Gagal napas akut --- masalah utama kegawatan pediatri2/3 kasus gagal napas pada anak < 1 tahun*

  • Penyebab gagal napas sangat banyak:Tersering : > 63% penyakit paru paru bronkopneumonia, bronkiolitisGangguan neurologis ( 12% ):trauma kepala, infeksi SSPPenyakit jantungPenyakit neuromuskuler: Guillan Barre,Duchene*

  • Gejala gagal napas akut paling banyak :Perubahan pola dan dalam dangkalnya pernapasanRetraksiPernapasan cuping hidungTakipnea, takikardiaGelisah dan sianosisWheezing

    *

  • Gejala klinis gagal napas akut tidak selalu harus didahului oleh tanda distres pernapasan ---mis. penderita gangguan SSP, penyakit neuromuskulerDiagnosa gagal napas : Klinis + pemeriksaan analisa gas darah ( atau pengukuran pulse oxymetri)

    *

  • Tanda tanda Klinis : Umum : kelelahan , berkeringatSistim pernapasan : wheezing,merintih,suara napas menurun/negatif, pernapasan cuping hidung,retraksi, takipnea, bradipnea, apneaSistim kardiovaskuler: takikardi/bradikardi,hipertensi/hipotensi, cardiac arrestSSP : gelisah,sakit kepala,perubahan mental, kejang,koma*

  • Analisa gas darah :PaCO2 > 50 mmHgPa O2 < 50 mmHgSaturasi oksigen < 90%Pa O2 / Fi O2 < 300*

  • Penatalaksaan umum:Bebaskan jalan napas: pengaturan posisi (sniffing position), pembersihan jalan napas, pemasangan pipia endotracheal,tracheostomi2. Pemberian O2 :Melalui masker 6-10 L/mtKanula hidung 2-4L/mt Head box , tenda oksigen*

  • 3. Kontrol sekresi:Pengaturan posisi kepalaPengisapan lendirHumidifikasi udara pernapasanNebuliserFisioterapi dadaMukolitikCairan/hidrasi yang cukup4. Pengobatan penyakit dasar*

  • 5. Bantuan pernapasan :CPAP (Continous Positive Airway Pressure)Ventilasi mekanik

    Keberhasilan pengobatan sangat tergantung dari:Penyakit primerBerat ringannya penyakitUmurTersedianya sarana alat bantu napas*

  • Tata laksana serangan asma:Beratnya derajat serangan menentukan terapi yang akan diberikanPenilaian derajat serangan asma : lihat tabel Pasien dengan serangan berat ---langsung diberikan nebulasi agonis + antikolinergik satu kali, lalu langsung rawat untuk terapi IV *

  • Tata laksana di ruang perawatan:Oksigen diteruskanBeri cairan IV, koreksi asidosisnyaBeri steroid IV, bolus tiap 6-8 jamNebulasi agonis + antikolinergik dan oksigen dilanjutkan tiap 1-2 jam, jika dalam 4-6 kali pemberian mulai terjadi perbaikan klinis, interval pemberian tiap 4-6 jam

    *

  • Aminofilin IV:Bila belum dapat aminofilin sebelumnya beri dosis awal (initial) 6-8 mg/kgBB dilarutkan dalam dextrose atau NaCl 0,9% sebanyak 20 ml, diberikan dalam 20 -30 menitJika pasien telah mendapat aminofilin < 8 jam, dosis diberikan separuhnyaSebaiknya kadar aminofilin diukur, dipertahankan 10-20 mcg/mlDosis aminofilin rumatan 0,5 1mg/kgbb/jam*

  • Bila telah terjadi perbaikan klinis, nebulisasi diteruskan tiap 6 jam, hingga 24 jam.Steroid dan aminofilin diganti pemberian peroral.Jika dalam 24 jam kondisi stabilpulang dengan agonis,yang diberikan tiap 4-6 jam selama 24-48 jam. Steroid oral dilanjutkan.

    Bila ada ancaman henti napas --- segera rawat di unit rawat intensif*

  • ShockTanda tanda shock :Kesadaran menurunNadi lembut/tidak terabaUjung ekstremitas dingin, kulit dingin dan lembabTekanan nadi < 20 mmHgDistress pernapasan / sianosis

    *

  • ShockPenatalaksanaan shock/renjatan :OksigenasiPenggantian volume plasma segera: dengan cairan kristaloid isotonis ( RL/RA/ NaCl 0,9%) ---20 ml/kgBB secepatnya ( < 30 mt) Resusitasi cairan awal ini dapat diulang beberapa kali sampai 60 ml/kgBB. Pada shock septik dengan tekanan nadi sempit,koloid lebih efektif dari kristaloid.*

  • 3. Bila shock berlanjut dapat ditambahkan pemberian koloid/plasma : (dextran, HES, albumin, FFP ) 10-20 ml/kgBB ( max 30 ml/kgBB) secepatnya.4. Bila masih shock berikan vasopresor : Dopamin, epinefrin, norepinefrin Dobutamin diberikan bila curah jantung rendah.5. Koreksi asidosis*

  • KejangHal yang harus dikerjakan saat terjadi kejang:Tetap tenang dan tidak panikKendorkan pakaian yang ketat, terutama sekitar leherBila anak tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala miring. Bersihkan muntahan atau lendir di mulut dan hidung. Walaupun kemungkinan lidah tergigit, jangan memasukkan sesuatu kedalam mulut.*

  • Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk kejangTetap bersama pasien selama kejangBerikan diazepam rektal, dan jangan berikan bila kejang sudah berhenti.*

  • KejangPenatalaksanaan kejang :A B CDiazepam ( paling cepat menghentikan kejang), diberikan secara IV/rectal Diazepam rectal : 5 mg utk BB< 10 kg 10 mg utk BB > 10 kg diazepam IV : 0,3 -0,5 mg/kgBB , kecepatan pemberian 1-2 mg/mt atau dalam waktu 3-5 mt. Dosis max. 20 mg*

  • Pemberian diazepam dapat diulang dengan dosis dan cara yang sama sebanyak 2 kali dengan interval waktu 5-10 menit.3. Bila kejang berlanjut--- fenitoin IV dosis awal 10-20 mg/kgBB/kali dengan kecepatan 1 mg/kg/menit atau kurang dari 50 mg/menit. Bila kejang berhenti, dosis rumatan fenitoin 4-8 mg/kgBB/hari, dimulai 12 jam setelah dosis awal.4. Bila dengan fenitoin kejang berlanjut --- ICU*

  • Aspirasi benda asingBayi :Letakkan bayi tengkurap dilengan atau dipangkuan dengan posisi kepala lebih rendahBeri 5 pukulan dengan pangkal tapak tangan pada punggung bayi ,diantara scapulaBila sumbatan berlanjut, balikkan bayi dan berikan 5 kali dorongan kuat dengan 2 jari ( lokasi : 1 jari dibawah garis papila mamae, di midline )

    *

  • Periksa mulut bayi dan lihat apakah terlihat benda asing yang dapat dikeluarkanBila perlu, ulangi tindakan diatas dengan pukulan pada punggung .*

  • *

  • Aspirasi benda asing pada anak > 1 tahunPosisikan anak tengkurap pada pangkuanBeri 5 pukulan pada punggung, diantara scapula dengan pangkal tapak tanganBila sumbatan menetap : peluk anak dari belakang. Letakkan satu kepalan tangan dibawah sternum. Letakkan tangan yang lain diatas kepalan dan dorong ke atas ke abdomen. Ulangi tindakan Heimlich manoeuvre ini 5 kali.Periksa mulut anak apakah terlihat benda asing yang bisa dikeluarkan secara manualBila perlu ulangi tindakan ini , mulai dari pukulan punggung lagi*

  • *

    *********************************************